Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
PENDAHULUAN
                                          1
kelahiran bayi hidup masih terlalu lambat untuk mencapai target tujuan pembangun
milenium (milenium Development Goals/ MDG’s) pada 2015 (Kemenkes, 2015).
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari
pertama kehidupan per 1.000 kelahiran hidup. Tingginya Angka Kematian Bayi ini
dapat menjadi petunjuk bahwa pelayanan maternal dan neonatal kurang baik, untuk
itu dibutuhkan upaya untuk menurunkan angka kematian bayi tersebut
(Saragih,2010).
   Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 Angka Kematian
Bayi (AKB) di dunia 54 per 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2014 menjadi 49 per
kelahiran hidup. Sedangkan berdasarkan data hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2014, Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia
sebesar 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2014). Di Provinsi Sumatera
Selatan sebesar 29 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI,2012). Untuk kota Palembang,
berdasarkan laporan program anak, jumlah kematian bayi di tahun 2014 sebanyak
52 kematian bayi dari 29.235 kelahiran hidup (Profil Seksi Pelayanan Kesehatan
Dasar, 2015). Penyebab kematian antara lain adalah BBLR, down syndrome, infeksi
neonatus, perdarahan intrakranial, sianosis, kelainan jantung, respiratory distress
syndrome, post op hidrosefalus, dan lain sebagainya.
     Kematian bayi lebih dari 50% terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam
bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi barulahir akan
menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup,
bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat
terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia dan
hipoglikemia dan menyebabkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah
perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras, dan keterlambatan
tumbuh kembang (Prawirojardjo, 2010).
     Upaya pemerintah yang sangat erat kaitannya dengan penurunan kematian
anak, terkenal dengan istilah GOBI FFF yaitu Growth Monitoring, Oral
Rehidration, Breast Feeding, Imuzation, Family Planning, FoodSupplemen, dan
Female Education. Ketujuh hal tersebut dilakukan baik dalam kegiatan posyandu,
Pelayanan KIA, maupun di Pusat Kesehatan Masyarakat. Growth monitoring
                                       2
adalah upaya melihat perkembangan berat balita. Berat balita memang dapat
digunakan sebagai petunjuk kondisi kesehatannya. Oral rehidration, atau
pemberian cairan, baik buatan sendiri maupun yang sudah tersedia berupa oralit.
Hal ini untuk mengatasi penyakit diare yang merupakan salah satu penyakit
penyebab kematian bayi dan anak. Imunisasi, dilakukan untuk mencegah balita
terkena penyakit pada masa mendatang. Family Planning penting karena secara
tidak langsung, jumlah anak, jarak melahirkan akan berpengaruh terhadap
perawatan anak (Tri, 2005).
    Bayi sangat rentan terhadap penyakit, maka dari itu peran bidan pada bayi
sehat adalah dengan cara memberikan motivasi kepada ibu untuk memberikan ASI
karena ASI mengandung kekebalan alami. Hal yang normal jika frekuensi BAB
bayi yang mendapat ASI menurun saat kolostrum yang bersifat pencahar, benar-
benar tidak terdapat lagi dalam ASI sekitar usia 6 minggu (Rukiyah dan Yulianti,
2010). Berdasarkan hasil penelitian Kurnia pada tahun 2013 tentang hubungan
pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi dinyatakan bahwa ASI merupakan
makanan yang higienis, murah, mudah diberikan, dan sudah tersedia bagi bayi. ASI
menjadi satu-satunya makanan yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama
hidupnya agar menjadi bayi yang sehat. Komposisinya yang dinamis dan sesuai
dengan kebutuhan bayi menjadikan ASI sebagai asupan gizi yang optimal bagi
bayi. Ibu yang memberikan ASI Eksklusif akan semakin baik status gizi bayinya
daripada ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayi yang berusia
(Kurnia 2013).
    Peran bidan dalam asuhan pada bayi baru lahir selain pemberian ASI eksklusif
adalah perawatan tali pusat. Menurut penelitian Hasbiah (2015), tentang lama lepas
tali pusat berdasarkan metode perawatan tali pusat bayi baru lahir rata-rata lama
lepasnya tali pusat dengan menggunakan kasa steril lebih cepat lepas dibandingkan
dengan menggunakan povidon iodine 10%, dikarenakan pada tali pusat yang
dirawat dengan menggunakan kasa steril lebih cepat mengering dan lepas. Pada
perawatan   dengan    menggunakan     antiseptik   povidon   iodine   10%   dapat
menghilangkan flora disekitar umbilikus dan menurunkan jumlah leukosit yang
akan melepaskan tali pusat sehingga dapat menunda atau memperlama pelepasan
                                      3
    tali pusat pada bayi baru lahir. Pemberian bethadine sebaiknya dikeringkan
    sehingga tidak menyebabkan tali pusat lembab dan basah.
        Dari hasil peninjauan tersebut maka perawatan bayi baru lahir sangatlah
    penting dilakukan karena dengan perawatan yang baik akan mengurangi angka
    kematian bayi. Maka penulis tertarik mengambil judul “asuhan kebidanan pada
    Bayi Baru Lahir By.Ny”A” Usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta”.
1.2 RumusanMasalah
      Berdasarkan latar belakang diatas, makalah kami merumuskan masalah yaitu
   bagaimana asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis yang dilakukan pada
   By.Ny”A” Usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta?
1.3 Tujuan
   Tujuan penulisan makalah ini terdiri dari 2 yaitu :
          a. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada By.Ny”A”
              Usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta”
                                            4
                                       BAB II
                                  PEMBAHASAN
                                           5
             b. Apakah bayi bergerak aktif ?
             c. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah ada
                 sianosis ?
                     Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis kuat,
                 bergerak aktif, dan warna kulit kemerahan. Apabila salah satu penilaian
                 tidak ada pada bayi, bayi tidak dikatakan lahirnormal/fisiologis
                 (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Pada saat diberi makanan hisapan kuat,
                 tidak mengantuk berlebihan, tidak muntah. Tidak terlihat tanda-tanda
                 infeksi pada talipusat seperti, tali pusat merah, bengkak, keluar cairan,
                 bau busuk, berdarah, dapat berkemih selama 24 jam, tinja lembek, hijau
                 tua, tidak ada lendir atau darah pada tinja, bayi tidak menggigil,
                 tangisan kuat, tidak terdapat tanda : lemas, terlalu mengantuk, lunglai,
                 kejang-kejang halus tidak bisa tenang, menangis terus-menerus
                 (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
                                            6
(tonus otot)         ada
                                          7
            Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada
        skrotum dan penis yang berlubang.Pada perempuan kematangan ditandai
        dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta adanya labia minora dan
        mayora. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24
        jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan (Maryanti, 2011).
                                         8
a. Minum Bayi
   Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir (dalam waktu
   30 menit) atau dalam 3 jam setelah masuk rumah sakit, kecuali apabila
   pemberian minum harus ditunda karena masalah tertentu. Bila bayi
   dirawat di rumah sakit, upayakan ibu mendampingi dan tetap
   memberikan ASI.
b. ASI Eksklusif
   Anjurkan ibu untuk memberikan ASI dini (dalam 30 menit 1 jam setelah
   lahir) dan eksklusif. ASI eksklusif mengandung zat gizi yang diperlukan
   untuk tumbuh kembang bayi, mudah dicerna dan efesien, mencegah
   berbagai penyakit infeksi. Berikan ASI sedini mungkin. Jika ASI belum
   keluar, bayi tidak usah diberi apa-apa, biarkan bayi mengisap payudara
   ibu sebagai stimulasi keluarnya ASI. Cadangan nutrisi dalam tubuh bayi
   cukup bulan dapat sampai selama 4 hari pasca persalinan.
   Prosedur pemberian ASI adalah sebagai berikut :
   1) Menganjurkan ibu untuk menyusui tanpa dijadwal siang malam
      (minimal 8 kali dalam 24 jam) setiap bayi menginginkan. Bila bayi
      melepaskan isapan dari satu payudara, berikan payudara lain.
   2) Tidak memaksakan bayi menyusu bila belum mau, tidak melepaskan
      isapan sebelum bayi selesai menyusu, tidak memberikan minuman
      lain selain ASI, tidak menggunakan dot atau empeng.
   3) Menganjurkan ibu hanya memberikan ASI saja pada 4-6 bulan
      pertama.
   4) Memperhatikan posisi dan perlekatan mulut bayi dan payudara ibu
      dengan benar.
   5) Menyusui dimulai apabila bayi sudah siap, yaitu : mulut bayi
      membuka lebar, tampak rooting reflex, bayi melihat sekeliling dan
      bergerak.
   6) Cara memegang bayi : topang seluruh tubuh, kepala dan tubuh lurus
      menghadap payudara, hidung dekat puting susu.
                               9
   7) Cara melekatkan : menyentuhkan putting pada bibir, tunggu mulut
       bayi terbuka lebar, gerakan mulut kearah puting sehingga bibir
       bawah jauh dibelakang areola.
   8) Nilai perlekatan dan refleks menghisap : dagu menyentuh payudara,
       mulut terbuka lebar, bibir bawah melipat keluar, areola di atas mulut
       bayi lebih luas dari pada di bawah mulut bayi, bayi menghisap pelan
       kadang berhenti.
   9) Menganjurkan ibu melanjutkan menyusui eksklusif, apabila minum
       baik.
d. Buang Air Besar (BAB)
       Kotoran yang dikeluarkan oleh bayi baru lahir pada hari-hari pertama
   kehidupannya adalah berupa mekoneum. Mekoneum adalah ekskresi
   gastrointestinal bayi baru lahir yang diakumulasi dalam usus sejak masa
   janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu. Warna mekoneum adalah
   hijau kehitam-hitaman, lembut, terdiri atas mucus sel epitel, cairan
   amnion yang tertelan, asam lemak dan pigmen empedu. Mekoneum ini
   keluar pertama kali dalam waktu 24 jam setelah lahir. Mekoneum
   dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari setelah lahir. Mekoneum yang telah
   keluar 24 jam menandakan anus bayi baru lahir telah berfungsi. Jika
   mekoneum tidak keluar, bidan atau petugas harus mengkaji kemungkinan
   adanya atresia ani dan megakolon. Warna feses bayi berubah menjadi
   kuning pada saat berumur4-5 hari, bayi yang diberi ASI, feses menjadi
   lebih lembut, berwarna kuning terang dan tidak berbau. Bayi yang diberi
   susu formula, feses cenderung berwarna pucat dan agak berbau. Warna
   feses akan menjadi kuning kecoklatan setelah bayi mendapatkan
   makanan. Frekuensi BAB bayi sedikitnya satu kali dalam sehari.
   Pemberian ASI cenderung membuat frekuensi BAB bayi menjadi lebih
   sering. Pada hari ke 4-5 produksi ASI sudah banyak, apabila bayi diberi
   ASI cukup maka bayi akan BAB 5 kali atau lebih dalam sehari.
c. Buang Air Kecil (BAK)
                               10
       Bayi baru lahir harus sudah BAK dalam waktu 24 jam setelah lahir.
   Hari selanjutnya bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali/hari. Pada awalnya
   volume urine bayi sebanyak 20-30 ml/hari, meningkat menjadi 100-200
   ml/hari pada akhir minggu pertama.Warna urine keruh/merah muda dan
   berangsur-angsur jernih karena intake cairan meningkat. Jika dalam 24
   jam bayi tidak BAK, bidan atau petugas kesehatan harus mengkaji jumlah
   intake cairan dan kondisi uretra.
d. Tidur
        Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir menghabiskan
   waktunya untuk tidur. Macam tidur bayi adalah tidur aktif atau tidur
   ringan dan tidur lelap. Pada siang hari hanya 15%waktu digunakan bayi
   dalam keadaan terjaga, yaitu untuk menangis, gerakan motorik, sadar dan
   mengantuk. Sisa waktu yang 85% lainnya digunakan bayi untuk tidur.
e. Kebersihan Kulit
           Kulit bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan terjadinya
   infeksi. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi, keutuhan
   kullit harus senantiasa dijaga. Verniks kaseosa bermanfaat untuk
   melindungi     kulit   bayi,   sehingga   jangan   dibersihkan   pada   saat
   memandikan bayi. Untuk menjaga kebersihan kulit bayi, bidan atau
   petugas kesehatan harus memastikan semua pakaian, handuk, selimut dan
   kain yang digunakan untuk bayi selalu bersih dan kering. Memandikan
   bayi terlalu awal (dalam waktu 24 jam pertama) cenderung meningkatkan
   kejadian hipotermi. Untuk menghindari terjadinya hipotermi, sebaiknya
   memandikan bayi setelah suhu tubuh bayi stabil (setelah 24 jam).
f. Perawatan Tali Pusat
           Tali pusat harus selalu kering dan bersih. Tali pusat merupakan
   tempat koloni bakteri, pintu masuk kuman dan biasa terjadi infeksi lokal.
   Perlu perawatan tali pusat sejak manajemen aktif kala III pada saat
   menolong kelahiran bayi. Sisa tali pusat harus dipertahankan dalam
   keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih secara longgar. Pemakaian
   popok sebaiknya popok dilipat di bawah tali pusat. Jika tali pusat terkena
                                  11
   kotoran/feses, maka tali pusat harus dicuci dengan sabun dan air mengalir,
   kemudian keringkan.
g. Keamanan Bayi
         Bayi merupakan sosok yang masih lemah dan rentan mengalami
   kecelakaan. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau hal-hal yang
   tidak diinginkan pada bayi, sebaiknya tidak membiarkan bayi sendiri
   tanpa ada yang menunggu. Tidak membiarkan bayi sendirian dalam air
   atau tempat tidur, kursi atau meja. Tidak memberikan apapun lewat mulut
   selain ASI karena bayi biasa tersedak. Membaringkan bayi pada alas yang
   cukup keras pada punggung/sisi badannya. Hati-hati menggunakan bantal
   dibelakang kepala dan ditempat tidurnya karena dapat menutupi muka.
h. Pemijatan Bayi
      Tujuan dan manfaat pemijatan bayi diantaranya menguatkan otot bayi,
   membuat bayi lebih sehat, membantu pertumbuhan bayi, meningkatkan
   kesanggupan belajar, dan membuat bayi tenang.
   Adapun cara pemijatan bayi yaitu :
   1) Peregangan
         Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan lututnya
      bersama-sama dan tempelkan lutut sampai perutnya (Peringatan :
      Gerakan ini bisa membuat membuang gas). Selain itu, pegang kedua
      kaki dan lututnya dan putar dengan gerakan melingkar, kekiri dan ke
      kanan,    untuk    melemaskan     pinggulnya.   Ini   juga   membuat
      menyembuhkan sakit perut.
   2) Cara Pijat Kaki Bayi
         Pegang kedua kaki bayi dengan satu tangan dan tepuk tepuk
      sepanjang tungkainya dengan tangan yang lain. Usap turun naik dari
      jari-jari kakinya sampai ke pinggul kemudian kembali. Kemudian,
      pijat telapak kakinya dan tarik setiap jari jemarinya. Gunakan jempol
      Anda untuk mengusap bagian bawah kakinya mulai dari tumit sampai
      ke kaki dan pijat di sekeliling pergelangan kakinya dengan pijatan-
      pijatan kecil melingkar.
                                 12
3) Cara Pijat Perut Bayi
      Gunakan ujung jari tangan Anda, buat pijatan-pijatan kecil
   melingkar. Gunakan pijatan I Love U. Gunakan 2 atau 3 jari yang
   membentuk huruf I-L-U dari arah bayi. Bila dari posisi kita
   membentuk huruf I – L – U terbalik. Berikut tahapan memijat:
    Urut kiri bayi dari bawah iga ke bawah (huruf I)
    Urut melintang dari kanan bayi ke kiri bayi, kemudian turun
       ke bawah ( huruf L)
    Urut dari kanan bawah bayi, naik ke kanan atas bayi, melengkung
      membentuk U dan turun lagi ke kiri bayi. Semua gerakan berakhir
      di perut kiri bayi.
4) Cara Pijat Lengan Bayi
      Pegang pergelangan tangan bayi dengan satu tangan dan tepuk-
   tepuk sepanjang lengannya dengan tangan yang lain. Pijat turun naik
   mulai dari ujung sampai ke pangkal lengan, kemudian pijat telapak
   tangannya dan tekan, lalu tarik setiap jari. Ulangi pada lengan yang
   lain.
5) Cara Pijat Punggung Bayi
      Telungkupkan bayi di atas lantai atai di atas kedua kaki Anda dan
   gerak-gerakan kedua tangan Anda naik turun mulai dari atas
   punggungnya sampai ke pantatnya. Lakukan pijatan dengan
   membentuk lingkaran kecil di sepanjang tulang punggungnya.
   Lengkungkan jari-jemari anda seperti sebuah garfu dan garuk
   punggungnya ke arah bawah.
6) Cara Pijat di Kepala dan Wajah Bayi
      Angkat bagian belakang kepalanya dengan kedua tangan anda dan
   usap-usap kulit kepalanya dengan ujung jari Anda. Kemudian, gosok-
   gosok daun telingannya dan usap-usap alis matanya, kedua kelopak
   matanya yang tertutup, dan mulai daripuncak tulang hidungnnya
   menyebrang ke kedua pipinya. Pijat dagunya dengan membuat
   lingkaran-lingkaran kecil.
                             13
        i. Menjemur Bayi
                Kita tahu bahwa sinar matahari pagi sangatlah baik bagi kesehatan.
            Hal tersebut juga berlaku bagi bayi-bayi. Setelah dilahirkan, fungsi
            hatinya belum sempurna dalam proses pengolahan bilirubin. Dimana
            kadar bilirubin dalam darah si bayi sangat tinggi dan hal inilah yang
            menyebabkan      bayi      mengalami   suatu   proses    fisiologis   yang
            menyebabkannya bayi kuning. Untuk mengatasinya, ada cara alami
            untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan menjemurnya dibawah
            matahari pagi. Sinar matahari pagi telah dipercaya mampu memberikan
            efek kesehatan alami bagi tubuh. Salah satunya adalah untuk
            menurunkan kadar bilirubin yang terlalu tinggi yang menjadi penyebab
            bayi kuning pasca dilahirkan ke dunia. Jadi melakukan penjemuran pada
            bayi yang baru lahir di pagi hari adalah hal yang sangat penting.
           Manfaat menjemur bayi adalah sebagiberikut :
              Dapat menurunkan kadar bilirubin dalam darah
              Membuat tulang bayi menjadi lebih kuat
              Untuk memberi efek kehangatan pada bayi
              Menghindarkan bayi dari stress.
        j. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
              Hal penting dalam menciptakan hubungan saling percaya antara bidan
            dan pasien antara lain :
            1. Hak pasien untuk mengetahui informasi
            2. Kewajiban moral
            3. Menghilangkan cemas dan penderitaan pasien
            4. Meningkatkan kerjasama pasien maupun keluarga
            5. Memenuhi kebutuhan bidan
                                          14
              2) Jaga selalu kehangatan bayi
              3) Komunikasikan kepada orangtua bayi bagaimana caranya merawat
                 tali pusat.
          b. 1 minggu setelah pulang
              1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan dengan berat badan saatini
                 dengan berat badan saat bayi lahir. Catat penurunan dan penambahan
                 ulang BB bayinya.
              2) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
              3) Lihat keadaan suhu tubuh bayi
              4) Kaji keadekuaatan suplai ASI 4 minggu setelah kelahiran
              5) Ukur tinggi dan berat badan bayi dan bandingkan dengan pengukuran
                 pada kelahiran dan pada usia 6 minggu.
              6) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
              7) Perhatikan nutrisi bayi
              8) Perhatikan keadaan penyakit pada bayi (Anggung, 2012).
                                           15
   Penanganan utama untuk bayi baru lahir normal adalah melakukan penilaian,
   menjaga bayi agar tetap hangat, membersihkan saluran nafas (jika perlu),
   mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak tangan), memantau tanda bahaya,
   memotong tali pusat, melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), memberikan
   suntik vitamin K1 secara IM (Intramuskular), dengan dosis tunggal 1 mg pada
   setiap bayi baru lahir, memberikan salep mata antibiotic tetrasiklin 1% pada
   kedua mata, melakukan pemeriksaan fisik memberikan imunisasi Hepatitis B0
   0,5 ml secara IM (intramuskular) di paha kanan anteroleteral, diberi kira-kira 1-2
   jam setelah pemberian vitamin K1 (Sujianti, 2011).
3. Mekanisme kehilangan panas
   Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui :
    a. Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada tubuh bayi sendiri karena
       setelah lahir tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
    b. Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dan permukaan
       yang dingin.
    c. Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin (misalnya
       melalui kipas angina, hembusan udara, atau pendingin ruangan).
    d. Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang
       mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi (walaupun tidak
       bersentuhan secara langsung) (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
4. Pencegahan kehilangan panas
        Mekanisme pengaturan temperature bayi baru lahir belum sempurna. Oleh
    karena itu, jika tidak dilakukan pencegahan kehilangan panas maka bayi akan
    mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermi sangat beresiko mengalami
    kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermi sangat mudah terjadi pada bayi
    yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan
    diselimuti walaupun dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan
    diselimuti walaupun berasa dalam rungan yang sangat hangat.
5. Pencegahan infeksi
       Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan
    pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Pada
                                       16
      saat bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan
      infeksi. Tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut
      :
      a. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak
            dengan bayi.
      b. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
            dimandikan.
      c. Memastikan satung tangan peralatan, termasuk klem gunting, dan benang
            tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola
            karet penghisap, pakai yang bersih dan baru.Jangan pernah menggunakan
            bola kakret penghisap untuk lebih dari satu bayi.
      d. Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang
            digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
      e. Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, thermometer,stetoskop dan
            benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan
            bersih (dekontaminasi dan cuci setiap kali digunakan).
      f. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudara dengan
            mandi setiap hari (putting susu tidak boleh disabun).
      g. Membersihkan muka, pantat, dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih,
            hangat dan sabun setiap hari.
      h. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan
            orang-orang yang memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya
            (Muslihatun, 2010).
                                            17
1. Pelayanan Kesehatan Ibu
2. Pelayanan Kesehatan Anak
3. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan dan Keluarga Berencana
Pasal 11
1. Pelayanan kesehatan anak. Sebagaimana dimaksud pasal 9 huruf b diberikan pada
  bayi baru lahir, bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
2. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagai mana dimaksud pada
  ayat (1) berwenang untuk :
  a. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan
      hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vitamin K1, perawatan bayi baru lahir
      pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat.
  b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera rujuk.
  c. Penanganan kegawat daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
  d. Pemberian Imunisasi rutin sesuai program pemerintah.
  e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
  f. Pemberian konseling dan penyuluhan.
  g. Pemberian surat keterangan kelahiran dan
  h. Pemberian surat keterangan kematian.
                                        18
                                          BAB III
                                          KASUS
I. DATA SUBJEKTIF
  A. Biodata
  Nama Bayi           : By.Ny”A”
  Umur                : 8 Jam
  Tanggal Lahir       : Rabu, 10 oktober 2018
  Jam Lahir           : 05:25 WIB
  Jenis Kelamin       : Perempuan
  BBL                 : 3.200 gram
  PBL                 : 49 cm
  Kelahiran           : Spontan
  Orang Tua
  Nama Ibu            : Ny”A”                  Nama Ayah        : Tn”G”
  Umur                : 31 tahun               Umur             : 31 tahun
  Agama               : Islam                           Agama           : Islam
  Pendidikan          : SMA                    Pendidikan       : SMA
  Pekerjaan           : IRT                    Pekerjaan        : Wiraswasta
  Alamat              : Jl. Radial Rusun       Alamat           : Jl. Radial Rusun
                       Blok 53 lantai 3                          Blok 53 lantai 3
                                              19
      B. Riwayat Kehamilan
         1. ANC                                :6x               di   : BPM
         2. Riwayat Imunisasi TT               : T2
         3. Riwayat Penyakit Kehamilan : Tidak ada
      C. Riwayat Persalinan
         Jenis Persalinan            : Spontan
         Ditolong oleh               : Bidan
         Ketuban Pecah               : Spontan
         Kala I                      : 7 jam
         Kala II                     : 20 menit
         Tindakan Persalinan         : Tidak ada
         Kala III                    : 10 menit
         Plasenta                    : Lengkap
         Tali Pusat                  : Normal
         Kala IV                     : 2 jam
         Komplikasi                  : Tidak ada
                                                      20
    Pembengkakan/benjolan    : Tidak ada
    Fontanel                 : Tidak ada
    Sutura                   : Tidak menyatu
    Caput succedaneum        : Tidak ada
    Cephal hematome          : Tidak ada
    Luka pada kepala         : Tidak ada
   Muka
    Keadaan                  : Normal
    Warna                    : Kemerahan
   Mata
    Keadaan                  : Simetris kiri dan kanan
    Kotoran                  : Tidak ada
    Sklera                   : Tidak Ikterik
    Konjungtiva              : Tidak Anemis
    Tanda-tanda infeksi      : Tidak ada
    Refleks labirin          : Ada
   Hidung
    Keadaan                  : Normal
    Kesimetrisan             : Simetris
    Lubang hidung            : Ada
   Mulut
    Keadaan                  : Normal
    Bibir                    : Normal
    Palatum                  : Ada
    Saliva                   : Ada
    Refleks rooting          : Ada
    Refleks sucking          : Ada
    Refleks swallowing       : Ada
   Telinga
    Keadaan                  : Normal
    Daun telinga             : Ada
                            21
   Leher
    Keadaan                        : Normal
    Pergerakan                     : Aktif
    Benjolan                       : Tidak ada
    Refleks tonic Neck             : Ada
   Dada
    Keadaan                        : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
    Puting susu                    : Ada
    Frekuensi dan bunyi nafas      : Normal
    Frekuensi dan bunyi jantung    : Normal
   Abdomen
    Keadaan                        : Normal
    Bentuk                         : Normal
    Tali pusat                     : Normal
    Perdarahan                     : Tidak ada
   Kulit
    Keadaan                        : Normal
    Warna                          : Kemerahan
    Tanda lahir                    : Tidak ada
   Genitalia
 Laki-laki
    Keadaan                        : Tidak ada
    Kesimetrisan                   : Tidak ada
    Kebersihan                     : Tidak ada
    Skrotum                        : Tidak ada
 Perempuan
    Kebersihan                     : Bersih
    Kesimetrisan                   : Simetris
    Vagina                         : Ada
    Klitoris                       : Ada
    Uretra                         : Ada
                                  22
          Labiya minora                  : Ada
          Labiya mayora                  : Ada
          Pengeluaran                    : Ada
         Punggung dan anus
          Gerakan pada panggul           : Aktif
          Tulang belakang                : Normal
          Anus                           : Ada
         Ekstremitas
   Bahu lengan dan tangan
          Kesimetrisan                   : Simetris
          Gerakan                        : Aktif
          Jumlah jari                    : Lengkap 10 jari
          Refleks grasping               : Ada
   Tungkai dan kaki
          Bentuk                         : Normal
          Pergerakan                     : Aktif
          Jumlah jari                    : Lengkap 10 jari
          Refleks Babinski               : Ada
          Refleks Walking                : Ada
3. Pemeriksaan Khusus
      No Kriteria                0-1 menit   1-5 menit       5-10 menit
      1      Denyut jantung         2               2            2
      2      Usaha bernafas         2               2            2
      3      Tonus otot             1               2            2
      4      Refleks                1               1            1
      5      Warna kulit            2               1            2
             Jumlah                 8               8            9
                                        23
4. Sistem syaraf
    Refleks Moro                             : Ada
5. Pemeriksaan Antropometri
     Lingkar kepala
         Circumferentia suboccipito Bregmatica       : 32,5 cm
         Circumferentia Fronto occipito              : 35 cm
         Circumferentia Mento occipito               : 35 cm
         DMO                                         : 14cm
         DFO                                         : 13cm
     Lila                                           : 12 cm
     Lingkar Dada                                   : 35 cm
6. Eliminasi
        Urine
         Frekuensi             : Belum ada
         Warna                 : Belum ada
        Mekonium
         Warna                 : Belum ada
        Feaces
         Frekuensi             : Belum ada
         Warna                 : Belum ada
         Penyulit              : Belum ada
Sidik Telapak Kaki Kiri Bayi          Sidik Telapak Kaki Kanan Bayi
                                    24
    Sidik Jempol Tangan Kiri
IV. PENATALAKSANAAN
  1. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan bayinya
      KU            : Baik
      Kesadaran :    Composmentis
      PB            : 49 cm
      BB            : 3200 gram
      Lingkar dada : 35 cm
      Lila          :12 cm
      Suhu          : 36,80c
      RR            : 46x/ menit
      Nadi          : 134x/ menit
      ( ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan )
  2. Memberitahu ibu untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah berkontak
      tubuh dengan bayi.
      ( ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau melakukannya )
  3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya
      (ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan )
                                        25
4.   Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya sampai
     dengan usia 6 bulan dan menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering
     mungkin (on demand ).
     (ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan dan mau melakukannya)
5.   Mengajarkan ibu teknik menyusui yang baik dan benar.
     (ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan )
6.   Memberitahu ibu cara perawatan tali pusar.
     ( ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan mau melakukan )
7.   Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti :
     a. hipotermi
     b. asfiksia
     c. ikterus
     d. tali pusat berwarna kemerahan
     e. bayi tidak mau menyusu
     f. bayi tidak BAK dan BAB selama 24 jam pertama
     ( ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan )
8.   Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya dibawah jam 08:00 wib ± selama 15
     menit.
     ( ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau melakukannya)
                                        26
                                      BAB IV
                            HASIL DAN PEMBAHASAN
    Berdasarkan asuhan yang dilakukan pada By.Ny”A” sejak hari Rabu tanggal 10
oktober 2018, maka pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan mengenai
“Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir By.Ny”A” Usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah
Hatta. By.Ny”A” telah dilakukan pemeriksaan sesuai standar yang bertujuan untuk
mendeteksi dini keadaan bayi dan untuk memastikan bahwa By.Ny”A” dalam keadaan
normal.
    Pemeriksaan dilakukan mulai dari pemeriksaan umum yang meliputi keadaan
umum bayi, kesadaran, nadi, pernafasan, suhu, panjang badan, dan berat badan.semua
pemeriksaan sudah dilakukan dengan benar dan hasilnya By.Ny”A” sehat dan tidak
mengalami kelainan apapun.
    Kemudian pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis yaitu pemeriksaan yang
dilakukan secara head to toe yaitu dimulai dari kepala, muka, mata, hidung, mulut,
telinga, leher, dada, abdomen, kulit, genetalia, punggung dan anus. Semua pemeriksaan
yang dilakukan secara sistematis atau head to toe ini sudah dilakukan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dan hasilnya yaitu keadaan By.Ny”A” sehat dan semua
refleks memberi respons dengan sangat baik.
    Selanjutnya pemeriksaan yang dilakukan secara khusus dan pemeriksaan sistem
syaraf yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui denyut jantung, usaha
bernafas, tonus otot, refleks, serta warna kulit. Hal ini penting dilakukan untu
mengetahui perkembangan bayi dan keaktifan dari bayi tersebut dalam pemeriksaan ini
keadaan bayi sangat baik.
    Kemudian pemeriksaan Antropomentri yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui ukuran lingkar kepala bayi, LiLA, dan lingkar dada pemeriksaan ini
dilakukan untuk mengetahui keadaan umum bayi, apabila ukuran antropomentri bayi
tidak sesuai dengan batas normal maka By.Ny”A” beresiko mengalami berbagai
gangguan dalam tumbuh kembangnya.
    Setelah semua pemeriksaan data objektif dilakukan didapatkan By.Ny”A” dalam
keadaan baik. Pada pemeriksaan Bayi Baru Lahir yang dilakukan pada By.Ny”A” KIE
                                         27
yang diberikan yaitu menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya,
menganjurkan ibu untuk meberikan ASI Ekslusif dengan teknik yang benar kepada
bayinya atau secara on demand karena pemberian ASI hingga umur 6 bulan sangat baik
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam hal ini ibu mengerti dan mau
mengikuti anjuran dari bidan.
                                       28
                                         BAB V
                                       PENUTUP
5.1 Kesimpulan
       Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir By.Ny”A”
   usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
   1. Telah dilakukan pengkajian data subjektif secara komprehensif pada By.Ny”A”
       usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta
   2. Telah dilakukan pengkajian data objektif pada By.Ny”A” usia 8 jam di BPM
       Hj.Fauziah Hatta
   3. Telah dilakukan analisa data dan menegakkan diagnosa pada By.Ny”A” usia 8
       jam di BPM Hj.Fauziah Hatta
   4. Telah dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan data yang didapat pada
       By.Ny”A” usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta
   5. Telah dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada By.Ny”A” usia 8
       jam di BPM Hj.Fauziah Hatta
5.2 Saran
               Berdasarkan kesimpulan diatas maka perlu adanya upaya meningkatkan
   pelayanan yang lebih baik, oleh karena itu penulis menyampaikan saran sebagai
   berikut :
   1. Bagi ibu
      Tingkatkan pemberian nutrisi ASI pada ibu, susui bayi setiap saat bayi     ingin
      menyusu atau 2 jam sekali
   2. Bagi Tenaga Kesehatan
          a. Sebaiknya dalam melakukan penanganan untuk kasus bayi gawat darurat
               bidan menggunakan penilaian segera pada bayi seperti yang tertera dalam
               buku Acuan Persalinan Normal (APN), karena jika bidan menggunakan
               penilaian APGAR di khawatirkan bayi tidak akan mendapatkan
               pertolongan sesuai kebutuhan segera.
                                           29
      b. Berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi prematur di rumah dan
         jadwal imunisasi bagi bayi.
3. Bagi Lahan Praktik
  Diharapkan Lahan Praktik dapat menigkatkan pelayanan asuhan kebidanan pada
  bayi baru klahir normal.
4. Bagi Institusi Pendidikan
  Diharapkan institusi pendidikan masih melakukan kerjasama dengan BPM
  Hj.Fauziah Hatta karena banyak kasus yang ditemukan termasuk kasus mengenai
  bayi baru lahir dan dalam pemberian asuhan kebidanan memerlukan berbagai
  sumber kepustakaan untuk menambah pengetahuan dan materi tentang asuhan
  kebidanan pada bayi baru lahir prematur.
5. Bagi Masyarakat
  Ibu hamil dan keluarga sebaiknya membaca dan mengerti isi buku KIA, karena
  dalama buku KIA terdapat informasi penting dalam kehamilan, persalinan, nifas
  dan perawatan bayi baru lahir. Sehingga diharapkan dapat mencegah hal-hal yang
  tidak di inginkan.
                                       30
                            DAFTAR PUSTAKA
31