[go: up one dir, main page]

0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
194 tayangan51 halaman

Laporan Praktek Lapangan Manajemen Keperawatan (KLP 3)

Tugas manajemen keperawatan di ruang rengasdengklok RSUD Karawang membahas tentang konsep-konsep manajemen keperawatan seperti kepemimpinan, perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan, hand over, manajemen konflik, motivasi, supervisi, pengendalian dan audit, serta metode tim. Dokumen ini juga menganalisis situasi ruang rawat inap, identifikasi masalah, analisis sebab akibat, alternatif penyelesa

Diunggah oleh

Tazqirotul Ula
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
194 tayangan51 halaman

Laporan Praktek Lapangan Manajemen Keperawatan (KLP 3)

Tugas manajemen keperawatan di ruang rengasdengklok RSUD Karawang membahas tentang konsep-konsep manajemen keperawatan seperti kepemimpinan, perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan, hand over, manajemen konflik, motivasi, supervisi, pengendalian dan audit, serta metode tim. Dokumen ini juga menganalisis situasi ruang rawat inap, identifikasi masalah, analisis sebab akibat, alternatif penyelesa

Diunggah oleh

Tazqirotul Ula
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 51

TUGAS MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG RENGASDENGKLOK RSUD KARAWANG

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. Frisca Audry Deviani


2. Intan Dini Adiyanti
3. Tazqirotul Ula
4. Nur Setianingsih
5. Riska Winabah
6. Muhammad alpiyan SH
7. Muhammad Akbar
8. Sifa Badriansyah
9. Ikra Priyatna

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

Jl. Pangkal Perjuangan Km 1 By Pass Karawang 41316


2023
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 3

BAB II Tinjauan Teori

A. Konsep Kepemimpinan 4
B. Konsep Perencanaan 5
C. Konsep Pengorganisasian 8
D. Konsep Ketenagaan 10
E. Konsep Pengarahan 11
F. Konsep Hand Over 13
G. Konsep Manajemen Konflik 16
H. Konsep Motivasi 18
I. Konsep Supervisi 20
J. Konsep Pengendalian dan Audit 21
K. Konsep Metode Tim 22

BAB III Tinjauan Situasi Ruang Rawat

A. Deskripsi ruang rawat inap 26


B. Analisis hasil kajian fungsi kepemimpinan dan manajemen
keperawatan (data hasil wawancara & observasi) 26
C. Analisis SWOT 35
D. Daftar masalah dan rumusan masalah 36
E. Prioritas masalah 37
i
F. Analisis sebab akibat dengan fishbone diagram 38
G. Alternatif penyelesaian masalah 38
H. Prioritas alternatif penyelesaian masalah 39
I. Plan Of Action 40

BAB IV Penutup

A. Kesimpulan 42
B. Saran 42

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan staf, kepemimpinan, dan pengendalian aktivitas-aktivitas upaya
keperawatan dalam rangkameningkatkan mutu,kualitas dan kwantitas pelayanan dibidang
kesehatansecara komprehensif sesuai dengan standard kesehatan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Sering kita lihat bahwa manajemen keperawatan ini diberbagairumah sakit belum
semaksimal diterapkan atau kurang terkoodinir dengan baik dalam menciptakan lingkungan
yang nyaman dan harmonis antara perawat dan pasien untuk melakukan tindakan keperawatan
atau praktikkeperawatan dan asuhan keperawatan (sumber pustaka).Selain itu Manajemen
Keperawatan ini sebagai struktur kegiatanoperasional dalam melakukan pelayanan
keperawatan yang akan mendukung proses penyembuhan dan pemulihan kesehatan pasien
yang dirawat selama 24 jam. Hal ini menunjukkan manajemen keperawatan sangat
penting,karenamembutuhkan waktu yang panjang untuk melayani pasien. Dengan demikian
perawat membutuhkan lingkungan kerja yang baik. Karena lingkungan kerjamerupakan
lingkungan internal dalam sebuah organisasi yang mempengaruhi perilaku perawat dalam
menjalankan tugasnya (Huber,1996). Manajemen Keperawatan harus dapat diaplikasikan
dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman
konsep dan Aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri.Untuk lebih memahami
arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang
dimaksud dengan organisasikeperawatan, bagaimana tugas dan tanggung-jawab dari masing-
masing personil di dalam organisasi yang pada akhirnya akan membawa kita untuk lebih
mengerti bagaimana konsep dasar dari Manajemen Keperawatan itusendiri.
Sesuai dengan misi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Karawang untuk
dapat memberikan pelayanan yang komprehensif dengan mengutamakan mutu dan
keselamatan pasien, untuk itu RSUD Kabupaten Karawang melakukan kegiatan peningkatan
mutu dan keselamatan pasien yang sesuai dengan standar akreditasi KARS versi 2012.
Kegiatan ini di lakukan di setiap unit kerja / instalasi terkait terutama instalasi rawat inap
untuk mengukur

1
2

kinerja pelayanan RS dan sebagai manajemen kontrol untuk mendukung pengambilan


keputusan.
Program peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RSUD Kabupaten Karawang pada
tahun 2016 menetapkan indikator rumah sakit yang sesuai dengan standar Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien (PMKP) dari KARS Versi 2012. Berdasarkan standar PMKP 3, dapat
di klarifikasikannya indikator rumah sakit sebagai berikut : 11 Indikator Area Klinik, 9
indikator Area Manajemen, 6 Indikator Sasaran Keselamatan Pasien, serta analisis trend
kejadian yang tidak diharapkan. Lima indikator klinik merupakan indikator yang dipilih dari
JCI’s Library of Measure, yang dilaporkan hasil pemantauannya dalam 11 Indikator Klinik,
serta Indikator PMKP unit yang diambil dari indikator Standar Pelayanan minimal (SPM)
sesuai dengan PERMENKES 129 tahun 2008 lebih mengerti bagaimana konsep dasar dari
Manajemen Keperawatan itusendiri.
Di ruangan rengasdengklok terdapat 30 tempat tidur kelas 2 terdapat 2 ruangan, total 11
ruangan kelas 3 terdapat 9 ruangan, kelas 2 terdapat 2 tempat tidur kelas 3 terdapat 3 tempat
tidur. Tenaga kerja (Perawat) di ruangan tersebut terdapat : 10 orang dengan tamatan sarjana
(S1) keperawatan dan 8 orang dengan tamatan Diploma (D3) Keperawatan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum Makalah ini di buat Untuk mengetahui, memahami, dan menerapkan
konsep manajemen keperawatan dalam bidang kesehatan, khususnya bidang
keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi manajemen keperawatan
b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami manajemen keperawatan dalam
proses keperawatan
c. Mahaiswa mampu mengetahui dan memahami prinsip- prinsip manajemen
keperawatan
d. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami ruang lingkup manajemen
keperawatan
3

e. Mahasiswa mampu menganalisis perkembangan manajemen keperawatan di masa


datang.
C. Manfaat
Manfaatnya untuk mahasiswa : Agar dapat lebih memahami manajemen keperawatan di
rumah sakit dan agar mahasiswa dapat memahami lebih lagi tentang manajemen di rumah
sakit
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk


pencapaian tujuan. Bentuk pengaruh tersebut dapat secara formal seperti tingkat
manajerial pada suatu organisasi. Karena posisi manajemen terdiri atas tingkatan yang
biasanya menggambarkan otoritas, secara individu bisa mengasumsikan suatu peran
kepemimpinan sebagai akibat dari posisi yang ia pegang pada organisasi tersebut
(Robbin, 2002).

2. Teori Kepemimpinan
Beberapa teori kepemimpinan , antara lain :
1. Teori bakat
Disebutkan bahwa seorang pemimpin dilahirkan, artinya bakat-bakat tertentu
yang diperlukan seseorang untuk menjadi pemimpin diperolehnya sejak lahir.
2. Teori situasi
Dimana seseorang sekalipun bukan keturunan pemimpin ternyata dapat pula
menjadi pemimpin yang baik. Hasil pengamatan tersebut menyimpulkan bahwa orang
biasa yang jadi pemimpin tersebut adalah karena adanya situasi yang menguntungkan
dirinya sehingga ia memiliki kesempatan untuk muncul sebagai pemimpin.
3. Teori ekologi
Yang menyebutkan bahwa seseorang memang dapat dibentuk untuk menjadi
pemimpin, tetapi untuk menjadi pemimpin yang baik memang ada bakat-bakat
tertentu yang terdapat pada diri seseorang yang diperoleh dari alam.
4. Transformasional
Kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang memandang suatu
pernyataan ideal terhadap masa depan kemudian membicarakan pandangan-
pandangan tersebut dengan bawahan dalam gaya yang memungkinkan agar

4
pengikutnya dapat mencapai potensi secara menyeluruh dalam mengejar pandangan
yang ideal.
5. Teori Transaksional

5
6

Kepemimpinan transaksional adalah tipe kepemimpinan yang pragmatis, secara


efektif mengatur program-program dengan menjelaskan tujuan-tujuan yang disusun
kembali, memberikan sumber-sumber kerja yang diberikan, dan mengembangkan
usaha melalui kebijakan-kebijakan
3. Peran Pemimpin
1. Sebagai pioner (pelopor)
2. Role model
3. Change agent
4. Advocate
4. Gaya Kepemimpinan
1. Gaya kepemimpinan diktator
Pada gaya kepemimpinan diktator (dictatorial leadership-style) ini upaya
mencapai tujuan dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta ancaman hukuman.
Tidak ada hubungan dengan bawahan karena mereka dianggap hanya sebagai
pelaksana dan pekerja saja.
2. Gaya kepemimpinan autokratis
Pada gaya kepemimpinan ini (autocratic leadership-style) segala keputusan
berada di tangan pemimpin. Pendapat atau kritik dari bawahan tidak pernah
dibenarkan. Pada dasarnya sifat yang dimiliki sama dengan gaya kepemimpinan
diktator tetapi dalam bobot yang agak kurang.
3. Gaya kepemimpinan demokratis
Pada gaya kepemimpinan demokratis (democratic leadership-style) ditemukan
peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan secara
musyawarah. Hubungan dengan bawahan dibangun dengan baik. Segi positif dari
gaya kepemimpinan ini mendatangkan keuntungan antara lain : keputusan serta
tindakan yang lebih objektif, tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinanya moral
yang tinggi. Sedangkan kelemahannya : keputusan serta tindakan kadang-kadang
lamban, rasa tanggung jawab kurang, serta keputusan yang dibuat terkadang bukan
suatu keputusan yang terbaik.
4. Gaya kepemimpinan santai
7

Pada gaya kepemimpinan santai (laissez-Faire leadership-style) ini peranan


pimpinan hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan kepada bawahan,
jadi setiap anggota organisasi dapat melakukan kegiatan masing-masing sesuai
dengan kehendak masing-masing pula.
B. Konsep Perencanaan
1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
hal-hal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan (Siagian, 1990). Dalam suatu organisasi perencanaan merupakan pola
pikir yang dapat menentukan keberhasilan suatu kegiatan dan titik tolak dari pelaksanaan
kegiatan selanjutnya.
Kegiatan perencanaan dalam praktik keperawatan profesional merupakan upaya
meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan
bukan saja dapat dipertahankan tapi bisa terus meningkat sampai tercapai derajat
kepuasan tertinggi bagi penerima jasa pelayanan keperawatan dan pelaksana pelayanan
itu sendiri. Dengan demikian sangat dibutuhkan perencanaan yang profesional juga.
2. Tujuan Perencanaan
a. Meningkatkan peluang untuk sukses.
b. Menstimulasi berfikir analisis.
c. Mencegah terjadinya krisis manajemen.
d. Memfasilitasi berfikir kritis dan membuat keputusan secara fleksibel.
e. Meningkatkan keterlibatan staff dan komunikasi.
f. Menjamin biaya yang efektif.
3. Manfaat Perencanaan
a. Tujuan yang ingin dicapai dan cara mencapainya.
b. Jenis dan struktur organisasi kesehatan (rumah sakit atau puskesmas) yang
dibutuhkan.
c. Jenis dan jumlah staff yang diinginkan dan uraian tugasnya.
d. Sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan.
e. Bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan.
4. Komponen Perencanaan
8

a. Visi dan misi : Menggambarkan tujuan organisasi di masa depan.


b. Filosofi : Landasan dalam berfikir dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai
keperawatan.
c. Tujuan : Hasil yang diinginkan melalui usaha yang dilakukan secara terarah.
d. Sasaran : Arah bekerja sehingga tujuan dapat tercapai.
e. Kebijakan : Pedoman dalam melaksanakan pekerjaan dan sebagai alat kontrol dalam
bertindak. Kebijakan : Rencana yang dituliskan dalam pernyataan atau instruksi yang
mengarahkan suatu organisasi dalam mengambil keputusan.
f. Prosedur : Tindakan yang dijalankan dengan cara yang sama agar tujuan yang
diinginkan tercapai dengan baik dan terarah. Prosedur : Rencana yang ditulis dalam
bentuk tindakan yang diinginkan.
g. Aturan : Dibuat dan disepakati untuk menjaga kedisiplinan serta menciptakan
suasana yang harmonis. Aturan : Rencana yang membatasi tindakan spesifik atau
sesuatu yang bukan tindakan.
5. Unsur Perencanaan
a. Meramalkan (forecasting).
b. Menetapkan tujuan (estabilishing objective).
c. Menyusun jadwal pelaksanaan (scheduling).
d. Menyusun anggaran (budgeting).
e. Mengembangkan prosedur.
f. Menafsirkan dan menetapkan kebijakan (interpreting and establishing policy).
6. Jenis Perencanaan
a. Perencanaan strategi : Perencanaan strategi merupakan perencanaan yang sifatnya
jangka panjang yang ditetapkan oleh pemimpin dan merupakan arahan umum suatu
organisasi.
b. Perencanaan operasional : Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan
prosedur yang akan digunakan, menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan,
menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas,
menetapkan prosedur, menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja,
dan metode untuk mengevaluasi perawatan pasien.
9

c. Perencanaan reaktif : Terjadi setelah masalah terjadi. Perencanaan dilakukan karena


terjadi ketidakpuasan pada situasi saat ini dan sebagai sebuah upaya untuk
mengembalikan kenyamanan. Perencanaan ini biasanya dilakukan dalam
menanggapi situasi krisis sehingga dapat menyebabkan keputusan yang tergesa-gesa
dan kesalahan.
d. Perencanaan inaktif : Perencanaan yang biasa atau konvensional. Sifat dari
perencanaan ini yaitu mencegah perubahan dan mempertahankan kesesuaian. Ketika
terjadi perubahan hal tersebut biasanya berlangsung perlahan dan bertahan.
e. Perencanaan preaktif : Dilakukan karena merasa tidak puas dengan masa lalu atau
sekarang dan berorientasi ke masa depan. Perencanaan ini tidak menghargai
pengalaman dan percaya bahwa masa depan bersifat baik untuk saat ini.
f. Perencanaan proaktif : Dilakukan dengan mempertimbangkan masa lalu, sekarang,
dan masa depan serta berusaha untuk merencanakan masa depan. Perencanaan ini
dilakukan untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan atau untuk mendorong
pertumbuhan dalam suatu organisasi dan terpenuhinya tujuan.
7. Langkah – Langkah Dalam Perencanaan
a. Pengumpulan data.
b. Analisis lingkungan (SWOT : strength, weakness, opportunity, threat).
c. Pengorganisasian data : Memilih data yang mendukung dan data yang menghambat.
d. Pembuatan rencana : Tentukan objektif, uraian kegiatan, prosedur, target, waktu,
penanggung jawab, sasaran, biaya, peralatan, dan metode yang digunakan.
C. Konsep Pengorganisasian
1. Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kelompok / pengaturan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan organisasi melalui supervisi, komunikasi, dan koordinasi dengan unit kerja lain
secara vertikal / atasan dan horizontal bawahan (Depkes RI,2001).
2. Fungsi Pengorganisasian
Merupakan proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah
dirumuskan dalam perencanaan didesain :
a. Struktur organisasi yang tepat dan tangguh
10

b. Sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif : dapat memastikan semuah pihak
dalam organisasi dalam bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan
organisasi.

3. Unsur Unsur Organisasi


a. Spesialisasi kegiatan
Berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam
organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-
satuan kerja (departmentalisasi).
b. Standarisasi kegiatan
Prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya
kegiatan seperti yang direncanakan.
c. Koordinasi kegiatan
Menunjukkan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-
satuan kerja dalam organisasi.
d. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
Menunjukkan lokasi (letak) kekuasaan pembuatan keputusan.
e. Ukuran satuan kerja
Menunjukkan jumlah pekerja dalam suatu kelompok.
4. Tujuan Pengorganisasian
a. Pencapaian tujuan organisasi
b. Pengorganisasian sumber daya secara efektif dan efisien
c. Melakukan pembagain tugas dan pertanggung jawaban yang efektif antara perorangan
dan kelompok
d. Menentukan jalur komunikasi dan koordinasi yang efektif melalui penyusunan struktur
organisasi yang baik
e. Melakukan pengambilan keputusan secara tepat
f. Melakukan pengawasan kegiatan-kegiatan organisasi secara efektif melalui supervisi
g. Melakukan antisipasi terhadap berbagai perubahan yang mungkin terjadi dengan
melalui penyesuaian-penyesuaian yang penting (Swansburg & Swansburg, 1999)
5. Tipe - Tipe Organisasi
11

a. Organisasi lini
Organisasi ini merupakan bentuk tertua di dunia, organisasi lini mencirikan
bahwa pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang nyata antara satuan
organisasi pimpinan dan satuan organisasi pelaksana.
b. Organisasi staf
Merupakan pengembangan dari organisasi lini. Organsasi staf dicirikan bahwa
dalam organisasi dikembangkan satuan organisasi staf yang berperan sebagai
pembantu pimpinan.
c. Organisasi lini dan staf
Merupakan pengembangan dari organisasi staf. Bentuk organisasi ini staf tidak
hanya diberi job sebagai penasihat, tetapi staf diberikan tanggung jawab untuk
melaksanakan nasihat tersebut.
D. Konsep Ketenagaan
1. Pengertian Ketenagaan
Pengaturan staf dan penjadwalan adalah kompenen utama dalam manajemen
keperawatan. Swanburg (2000) menyatakan bahwa peraturan staf keperawatan
merupakan proses yang teratur, sistematis, dan rasional diterapkan untuk menentukan
jumlah dan jenis personal keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan
keperawatan pada standar yang ditetapkan sebelumnya. Manajer bertanggung jawab
dalam mengatur sistem kepegawaian secara keseluruhan (Gillies, 2000). Ketenagaan
adalah kegiatan manajer keperawatan untuk merekrut kepemimpinan, memberikan
orientasi, dan meningkatakan perkembangan individu untuk mencapai tujuan organisasi
(Marquis dan Huston, 2010) ketenagaan juga memastikan cukup atau tidaknya tenaga
perawatan yang terdiri dari perawat professional, terampil, dan kompeten. Kebutuhan
ketenagaan di masa yang akan datang harus dapat diprediksi dan rencana harus disusun
secara protektif untuk memenuhi kebutuhan.
2. Tujuan Pengelolaan Ketenagaan
Tujuannya adalah menjamin keberlangsungan dan keseimbangan pelayanan keperawatan
yang berkualitas ke pada pasien.
3. Peran Utama Kepala Ruangan / Supervisor Terkait Pengelolaan Ketenagaan
a. Orientasi
12

b. Penugasan
c. Pengembangan staff
d. Memperkecil absensi staff
e. Penurunan perputaran stan
f. Klasifikasi pasien
g. Penempatan kebutuhan staff
4. Metode Pelayanan Keperawatan
a. Metode asuhan keperawatan fungsional
Yaitu pengorganisasian tugas keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas
menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.
b. Metode asuhan keperawatan tim
Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh kelompok perawat kepada
sekelompok klien yang dipimpin oleh perawat teregistrasi dan berpengalaman serta
memiliki pengetahuan dalam bidangnya.
c. Metode asuhan keperawatan alokasi klien
Yaitu pengorganisasian pelayanan / asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa
klien oleh satu perawat pada saat tugas / jaga selama periode watu tertentu sampai
klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian dan menerima
laporan tentang pelayanan keperawatan klien.
d. Metode asuhan keperawatan primer
Yaitu suatu metode pemeberian asuhan keperawatan dimana perawat profesional
bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien
selama 24 jam / hari.
e. Metode asuhan keperawatan moduler
Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keparawatan yang dilakukan oleh
perawat profesional dan non professional (perawat terampil) untuk sekelompok klien
dari mulai masuk RS sampai pulang disebut tangung jawab total atau keseluruhan.
E. Konsep Pengarahan
1. Pengertian Pengarahan
13

Marquis (2013), menyatakan pengarahan merupakan proses penerapan rencana


manajemen untuk menggerakkan anggota kelompok untuk mencapai tujuan melalui
berbagai arahan.
2. Fungsi Pengarahan
Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan perencanaan kegiatan keperawatan di
ruang rawat inap dalam rangka menugaskan perawat untuk melaksanakan mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Kepala ruangan haruslah menunjukkan bahwa ia memiliki
kemampuan bekerja yang harmonis, bersikap objektif dalam menghadapai persoalan
dalam pelayanan keperawatan melalui pengamatan, dan objektif juga dalam menghadapi
tingkah laku stafnya. Kepala ruangan harus peka akan kodrat manusia yang punya
kelebihan dan kekurangan, memerlukan bantuan orang lain, dan mempunyai kebutuhan
yang bersifat pribadi dan sosial (Muninjaya, 2004).
3. Unsur Dalam Pengarahan
Pengarahan atau juga disebut "penggerakan" merupakan upaya memengaruhi bawahan
agar melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guna
mengarahkan atau menggerakkan bawahan, ada beberapa unsur yang perlu dipahami dan
diperhatikan bagi seorang manajer keperawatan.
a. Motivasi
b. Komunikasi efektif
c. Manajemen konflik
d. Kerjasama
e. Negosiasi
f. Delegasi
4. Aktivitas Teknis Asuhan Keperawatan Yang Berhubungan Dengan Pengarahan
Dauglas dalam Swansburg (2000) mengatakan bahwa ada dua belas aktivitas teknis yang
berhubungan dengan pengarahan pada manajemen, yaitu :
a. Merumuskan tujuan perawatan
b. Memberikan prioritas utama
c. Melaksanakan koordinasi
d. Mengidentifikasi tanggung jawab
e. Memberikan perawatan yang berkesinambungan
14

f. Mempertimbangkan kebutuhan terhadap tugas dari perawat pelaksana


g. Memberikan kepemimpinan
h. Mempercayai anggota
i. Menginterprtasikan protokol
j. Menjelaskan prosedur
k. Memberikan laporan
l. Memberikan proses kontrol manajemen
5. Konsep Pengarahan

Menurut Bechtel yang dikutip oleh Sutrisno (2013), pengrahan terdiri dari 4 komponen
yang dilakukan secara berurutan yang terdiri dari :

a. Greeting merupakan saat dimana terdapat kesempatan untuk menyambut satu sama
lain baik melalui salam maupun berjabat tangan.
b. Sharing membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik dan komplek seperti
memfokuskan ide dan mengajukan pertanyaan yang memperluas topik. Selama
kegiatan sharing peserta pengarahan mendengarkan dan kemudian memiliki
kesempatan untuk merespon dengan pertanyaan atau komentar.
c. Group activity merupakan aktivitas kelompok dengan berbagai kegiatan yang
membantu membangun komunitas dan memungkinkan semua orang untuk
berkontribusi pada tingkat mereka sendiri. Beberapa kegiatan group activity seperti
mendengarkan, mengikuti petunjuk dari pimpinan, dan menerapkan penguasaan diri.
d. Newsand announcement merupakan kegiatan yang dilakukan pada akhir pengarahan,
peserta mendapatkan kesempatan untuk melihat pratinjau dari kegiatan selanjutnya
dan mendapatkan beberapa pengumuman dari peserta yang lain.
6. Tujuan Pengarahan
Kegiatan pengarahan ini dilakukan dengan komunikasi melalui media pengarahan yang
dilakukan oleh pimpinan, dalam hal ini kepala ruang perawat yang memimpin jalannya
pengarahan. Arni (2009) menyatakan secara umum komunikasi ke bawah dalam bentuk
pengarahan oleh beberapa organisasi digunakan untuk :
a. Intruksi tugas
b. Rasional pekerjaan
15

c. Ideologi
d. Informasi
e. Balikan atau feedback
F. Konsep Hand Over
1. Pengertian Timbang Terima
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan yang
berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan
sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi
yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.
2. Tujuan Timbang Terima
a. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
b. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan
ke pada klien.
c. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
3. Tahapan Timbang Terima
a. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggung
jawab. Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga
sebelumnya.
b. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang
melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang
berupa pertukaran informasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah
antara perawat yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang datang
c. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab
dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima
operan untuk melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau
pada pasien langsung.
4. Metode Dalam Timbang Terima
1. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) disebutkan
bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
16

a. Dilakukan hanya di meja perawat.

b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan

munculnya pertanyaan atau diskusi.


c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi

secara umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga,
sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status
kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang
sudah menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan
di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien
secara langsung untuk mendapatkan feedback. Secara umum materi yang
disampaikan dalam proses operan jaga baik secara tradisional maupun bedside
handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa
kelebihan diantaranya:
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan

terkait kondisi penyakitnya secara up to date.


b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien

dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi

pasien secara khusus.


Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan
pasien jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi
penyakit atau
persepsi medis yang lain.
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya :
a. Menggunakan Tape recorder
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan
17

kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one
way communication.
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken
Melakukan pertukaran informasi dengan
berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis –written
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja
atau media tertulis lain.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan
bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.
G. Konsep Manajemen Konflik
1. Definisi
Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial diartikan sebagai
suatu proses sosial antara dua orang atau lebih dan bisa juga kelompok dimana salah satu
pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuat
tidak berdaya. Konflik juga dapat diartikan sebagai hubungan antara dua pihak atau lebih
individu atau kelompok yang memiliki tujuan atau kepentingan yang berbeda.
Menurut Howard Ross pengertian manajemen konflik adalah langkah-langkah
yang diambil pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke
arah hasil tertentu yang mungkin/ tidak menghasilkan akhir berupa penyelesaian
konflik, dan mungkin/ tidak menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat
atau agresif.
2. Tipe-tipe Manajemen Konflik
Dalam proses manajemen konflik, organisasi melakukan pengelolahan informasi
dari konflik dan menentukan solusi yang paling tepat. Menurut Dawn M. Baskerville,
ada enam tipe manajemen konflik, yaitu :
1. Avoiding
Individu atau organisasi pada umumnya cenderung menghindari konflik.
Berbagai hal sensitive dan berpotensi menyebabkan konflik sebisa mungkin
18

dihindari. Ini merupakan cara yang paling efektif menjaga lingkungan terhindar
dari konflik terbuka
2. Accommodating
Ini merupakan kegiatan mengumpulkan berbagai pendapat dari banyak
pihak yang terlibat dalam hal konflik. Dengan mengumpulkan pendapat, maka
organisasi dapat mencari jalan jalan keluar dengan tetap mengutamakan
kepentingan salah satu pihak yang berkonflik. Sayangnya cara seperti ini masih
menimbulkan konflik baru dan perlu dilakukan evaluasi secara berkala.

3. Compromising
Berbeda dengan accommodating, cara compromising cenderung
memperhatikan pendapat dan kepentingan semua pihak. Kompromi merupakan
cara penyelesaian konfli yang merupakan cara penyelesaian konflik yang
melakukan negosiasi pada pihak-pihak yang berkonflik dengan mencari jalan
tengah bagi kebaikan bersama.
4. Competin
Ini adalah cara menyelesaikan konflik dengan mengarahkan pihak yang
berkonflik untuk saling bersaing dengan memenangkan kepentingan masing-
masing. Yang pada akhirnya salah satu pihak akan kalah dan mengalah atas
kepentingan pihak lain. Ini merupakan strategi cadangan dan dianggap kurang
efektif bila salah satu pihak lebih kuat dari yang lain.
5. Collaborating
Kolaborasi adalah cara menyelesaikan konflik dengan bekerjasama untuk
memperoleh hasil yang memuaskan karena semua pihak bersenergi dalam
menyelesaikan masalah dengan memperhatikan kepentingan semua pihak.
Dengan kata lain, kepentingan pihak-pihak lain, kepentingan pihak-pihak yang
berkonflik tercapai dan menghasilkan win-win solution.
6. Conglomeration/Mixtured Type
19

Ini merupakan penyelesaian konflik dengan mengkombinasikan


kelima tipe manajemen konflik di atas. Tipe manajemen konflik yang satu ini
membutuhkan waktu dan tenaga yang besar dalam proses penyelesaian konflik.
3. Strategi Manajemen Konflik
Menurut Stevenin, ada lima langkah mendasar dalam memahami manajemen
konflik dengan baik. Dengan memahami kelima langkah dasar ini maka organisasi
akan lebih mudah dalam menentukan strategi terbaik dalam penanganan konflik.
Berikut ini adalah lima langkah manajemen konflik yang paling mendasar:
a) Pengenalan
Ini merupakan langkah awal dalam manajemen konflik, yaitu dengan mengenali
permasalahan yang terjadi, siapa yang terlibat konflik, dan bagaimana keadaan
di sekitar selama terjadinya konflik. Ini merupakan informasi awal yang penting
dalam manajemen konflik.
b) Diagnosis
Melakukan analisis untuk mengetahui penyebeb konflik. Untuk melakuka hal
yang diperlukan metode yang benar dan telah teruji, serta focus terhadap
masalah utama dalam konflik yang terjadi.
c) Menyepakati solusi
Setelah melalui proses diagnosis, selanjutnya organisasi bisa menemukan dan
menentukan solusi apa yang paling tepat untuk menyelesaikan konflik yang
terjadi. Solusi yang ditentukan harus dibicarakan secara bersama dengan pihak
yang berkonflik dengan bantuan pihak penengah. Selanjutnya, maka semua
pihak melakukan pelaksana kesepakatan.
d) pelaksanaan
Setelah menyepakati solusi, selanjutnya adalah proses pelaksanaan kesepakatan
yang dibuat. Semua pihak yang terlibat dalam konflik harus menerima dan
melaksanakan kesepakatan tersebut dengan sebaik-baiknya. Harus diperhatikan
juga bahwa kesepakatan tersebut tidak berpotensi menimbul konflik yang lain.
e) evaluasi
Evaluasi merupakan hal yang penting dilakukan untuk menilai apakah
pelaksanaan kesepakatan tersebut berjalan dengan baik.
20

H. Konsep Motivasi
1. Pengertian
Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-
usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan
sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang di kehendaki (Poerwodarminto,
2006).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
a. Faktor fisik
Motivasi yang ada didalam diri individu yang mendorong untuk bertindak dalam
rangka memenuhi kebutuhan fisik seperti kebutuhan jasmani, raga, materi, benda atau
berkaitan dengan alam. Faktor fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan
kondisi lingkungan dan kondisi seseorang, meliputi : kondisi fisik lingkungan,
keadaan atau kondisi kesehatan, umur dan sebagainya.
b. Faktor Herediter
Motivasi yang didukung oleh lingkungan berdasarkan kematangan atau usia
seseorang.
c. Faktor Intristik seseorang
Motivasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri biasanya timbul dari perilaku yang
dapat memenuhi kebutuhan sehingga puas dengan apa yang sudah dilakukan.
d. Fasilitas (sarana dan prasarana)
Motivasi yang timbul karena adanya kenyamanan dan segala yang memudahkan
dengan tersedianya sarana-sarana yang dibutuhkan untuk hal yang diinginkan.
e. Situasi dan kondisi
Motivasi yang timbul berdasarkan keadaan yang terjadi sehingga mendorong
memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu.
f. Program dan Aktifitas
Motivasi yang timbul atas dorongan dalam diri seseorang atau pihak lain yang didasari
dengan adanya kegiatan (program) rutin dengan tujuan tertentu.
g. Audio fisual (media)
21

Motivasi yang timbul dengan adanya informasi yang di dapat dari perantara sehingga
mendorong atau menggugah hati seseorang untuk melakukan sesuatu.
h. Umur
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
berfikir logis dan bekerja sehingga motivasi seseorang kuat dalam melakukan sesuatu
hal (Rusmi, 2008).
3. Cara meningkatkan motivasi
a. Memotivasi dengan kekerasan (motivating by force,yaitu cara memotivasi dengan
ancaman hukuman atau kekerasan dasar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang
harus dilakukan.
b. Memotivasi dengan bujukan (motivating by enticement,yaitu cara memotivasi
dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu harapan yang
memberikan motivasi.
c. Memotivasi dengan identifikasi (motivating by identification on egoinvoiremen),
yaitu cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran. (Sunaryo, 2006).
I. Konsep Supervisi
1. Pengertian
Swansburg (1999), Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber
yang diperlukan untuk penyelesaian tugas-tugasnya. Thora Kron (1987), Supervisi
adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi,
mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada
setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat
memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara
menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.
2. Prinsip Supervisi
Prinsip-prinsip supervisi dalam keperawatan adalah :
a. Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi
b. Kegiatan yang direncanakan secara matang
c. Bersifat edukatif, supporting dan informal
d. Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksanaan keperawatan
22

e. Membentuk suatu kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf dan
pelaksana keperawatan.
f. Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.
g. Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan masing-
masing
h. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan.
i. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan.
3. Cara Supervisi
a. Langsung
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada supervisi
modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan
pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan pengarahan
yang efektif adalah :
1. Pengarahan harus lengkap
2. Mudah dipahami
3. Menggunakan kata-kata yang tepat
4. Berbicara dengan jelas dan lambat
5. Berikan arahan yang logis
6. Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat
7. Pastikan bahwa arahan dipahami
8. Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut
b. Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,. Supervisor tidak
melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta.
Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
J. Konsep Pengendalian dan Audit
1. Pengertian
Pengendalian adalah pemantauan dan penyesuaian rencana, proses,dan sumber
daya yang secara efektif mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Huber,2006). Selama
fase pengendalian kinerja diukur menggunakan standar yang telah ditentukan dan
23

tindakan diambil untuk mengoreksi ketidakcocokan antara standar dan kinerja


(Marquisdan Huston,2010)
2. Fungsi Pengendalian
Ukuran kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan dengan idikator proses yaitu
nilai dokumentasi keperawatan, indicator out put yaitu tingkat kepuasan klien, tingkat
kepuasan perawat, lama hari rawat. Untuk kegiatan mutu yang dilaksanakan kepala
ruang meliputi :
a. Audit dokumentasi proses keperwatan setiap dua bulan sekali, survei sepuasan klien
setiap kali pulang, survei kepuasan perawat tiap enam bulan, survei kepuasan tenaga
kesehatan lain. Dan perhitungan lama hari rawat klien, serta melakukan langkah –
langkah perbaikan mutu dengan memperhitungkan standar yang ditetapkan
( Swanburg, 2000).
b. Tambahan peran manager dalam pengendalian adalah menentuan seberapa baik sraf
menetukan tugas yang diberikan. Hal ini dilakukan dengan penilaian kinerja. Proses
penilaian kinerja staf dapat digunakan secara efektif dalam mengarahkan perilaku
pegawai untuk mengasilkan kualitas pelayanan yang tinggi (Nursalam, 2012).
Marquis dan Huston (2010) menyatakan bahwa penilaian kinerja membuat staf
mengetahui tingkat kinerja mereka.
c. Dalam melaksanakan penilaian kinerja, manager perlu menetapkan orang yang
bertanggung jawab mengevaluasi setiap staf. Idealnya supervisor mengevaluasi rekan
terdekatnya, dimana satu orang mengevaluasi kerja rekannya secara akurat
(Nursalam. 2012). Staf harus dilibatkan dalam proses penilaian kinerja dan
memandang penilaian ini sebagai hal yang akurat dan adil (Marquis dan Huston,
2010).
d. Peran manager dapat mempengarui factor motivasi dan lingkungan. Tetapi factor lain
yang mungkin pempengaruhi tergantungnya tugas khususnya bagaimana manager
bekerja dalam suatu organisasi. Secara umum peran manager dapat dinilai dari
kemampuannya dalam memotivasi dan meningkatkan kepuasan staf. Kepuasan kerja
staf dapat dilihat dari terpenuhinya melalui peran manager dalam memperlaukukan
stafnya. Hal ini dapat ditanamkan kepada manager agar diciptakan suasana
24

keterbukaan dan memberikan kesempatan kepada staf untuk melaksanakan tugas


dengan sebaik baiknya ( Marquis dan Huston, 2010).
3. Kegiatan-kegiatan dalam fungsi pengendalian
a. Mengevasuasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan
b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penympangan yang mungkin
ditemukan
c. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkalit dengan
pencapaian tujuan dan target bisnis.
K. Konsep Metode Tim
1. Deskripsi
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan tim yang terdiri atas kelompok klien dan perawat. Kelompok ini dipimpin
oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman kerja serta memiliki pengetahuan
dibidangnya (registered nurse). Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh
pimpinan kelompok/ketua tim, kemudian ketua tim bertanggung jawab dalam
mengarahkan anggota tim.
2. Prinsip-prinsip tim keperawatan
a. Suatu model asuhan yang dilaksanakan oleh suatu team terhadap satu atau
sekelompok klien/pasien
b. Team dipimpin oleh seorang perawat yang secara klinis kompeten, mempunyai
kemampuan yang baik dalam komunikasi, mengorganisasi, dan memimpin
c. Dalam model ini, team dapat terdiri dari pelaksana asuhan dengan level kemampuan
yang berbeda tetapi semua aktifitas team harus terkoordinasi secara baik
d. Semua anggota team harus paham terhadap permasalahan klien – intervensi dan
dampaknya – karenanya dibutuhkan case conference secara periodik dan
berkesinambungan
e. Dalam proses asuhan, dibutuhkan kesinambungan antar team untuk setiap shift dinas
(Pagi-Siang-Malam)
f. Dokumentasi akurat, timbang terima berbasis pasien
3. Tanggung jawab perawat
25

Tanggung Jawab Perawat Dalam Model Asuhan Keperawatan Profesional


(MAKP) Tim (Nursalam, 2002) :
1. Tanggung jawab anggota tim:
a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya.
b. Bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
c. Memberikan laporan..
2. Tanggung jawab ketua tim:
a. Membuat perencanaan.
b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.
c. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien.
d. Mengembangkan kemampuan anggota.
e. Menyelenggarakan konferensi.
3. Tanggung jawab kepala ruang:
1) Perencanaan
a. Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing- masing.
b. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan persiapan
pulang bersama ketua tim.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan
kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/ penjadwalan.
e. Merencanakan strategi pelaksanaan.
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologis, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter
tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan
- Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.
- Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan.
- Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
- Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk RS.
h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
26

i. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.


j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit.
2) Pengorganisasian
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
b. Merumuskan tujuan metode penugasan.
c. Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.
d. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan ketua
tim membawahi 2 – 3 perawat.
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain- lain.
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
g. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
h. Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat, kepada ketua tim.
i. Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

3) Pengarahan
a. Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
b. Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik.
c. Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
d. Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
asuhan keperawatan pasien.
e. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
f. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
g. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
4) Pengawasan
a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim
dalam pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
b. Melalui supervisi:
27

- Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui


laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/ mengawasi kelemahannya
yang ada saat itu juga.
- Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim, membaca
dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar
laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas.
- Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.
BAB III

Tinjauan Situasi Ruang Rawat Inap di Ruangan Rengasdengklok RSUD Karawang

A. Deskripsi Ruang Rawat Inap


Rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien yang masuk ke rumah sakit yang
menggunakan tempat tidur untuk keperluan observasi, diagnosis, terapi, rehabilitasi medik
dan penunjang medik lainnya (DEPKES RI, 1987). Ruangan rawat inap berupa bangsal yang
di huni oleh beberapa pasien sekaligus, namun pada beberapa rumah sakit juga menyediakan
kategori kelas untuk ruangan rawat inap. Semakin tinggi kelas tersebut maka ruangan rawat
inap akan memiliki fasilitas dan pelayanan yang melebihi standar fasilitas dan pelayanan
kelas biasa.

B. Analisis Hasil Kajian Fungsi Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan


Wawancara
a. Management Keperawatan di Ruangan Rengasdengklok RSUD Karawang
 Fungsi Perencanaan
Tujuan perencanaan sudah tercapai sebagian namun ada beberapa yang belum
tercapai seperti komunikasi yang kurang efektif antar anggota dikarenakan masih
sering terjadinya miskomunikasi. Manfaat perencanaan sudah tercapai sebagian
namun ada beberapa yang belum tercapai seperti masih kurangnya SDM di ruangan
tersebut. Syarat perencanaan di ruangan sudah terlaksana secara optimal. Komponen
perencanaan sudah di susun dan dilaksanakan dengan baik berdasarkan teori. Unsur
Perencanaan sudah efektif dan tersusun semua seperti:

- Meramalkan (forecasting).
- Menetapkan tujuan (estabilishing objective).
- Menyusun jadwal pelaksanaan (scheduling).
- Menyusun anggaran (budgeting).

28
29

- Mengembangkan prosedur.
- Menafsirkan dan menetapkan kebijakan (interpreting and establishing policy)

Rencana kerja dalam keperawatan seperti perencanaan jangka pendek, menengah


dan jangka panjang, rencana harian bulanan dan tahunan sudah terlaksana secara
optimal. Peran pemimpin dan fungsi manajemen yang berhubungan dengan hierarki
perencanaan sudah terlaksana.

 Fungsi Pengorganisasian

Tipe organisasi yang di ambil pada ruang ini adalah tipe organisasi lini dan staff
yang merupakan pengembagan dari organisasi staff, bentuk organisasi ini staff
tidak hanya diberi job sebagai penasihat tetapi staff di berikan tanggung jawab
untuk melaksanakan nasihat tersebut. Sehingga staff tidak hanya memberikan ide
tetapi juga harus melaksanakannya.

Kegiatan pengorganisasian manajemen keperawatan

Pada ruangan rengas dengklok RSUD karawang ini dalam membagi


pengorganisasiannya yaitu dengan cara :

1. Mengelompokan dan membagi kegiatan yang harus di lakukan oleh staff di


bagi habis sesuai dengan kompetensi dan tanggung jawabnnya

2. Menentukan jalinan hubungan kerja antar tenaga Kesehatan, agar komunikasi


baik dan mendukung kegaitan sehari-hari.

3. Menentukan penugasan yang kondusif, semua tugas dikerjakan secara


sukarela dan optimal tanpa ada rasa curiga antar perawat.

Prinip pengorganisasaian manajemen perawatan

Prinsip yang di gunakan pada ruangan ini yaitu pembagian kerja, pendelegasian,
koordinasi, dan manajemen waktu. Prinsip tersebut sudah terlaksanakan semua.
30

Metode pelayanan keperawatan yang ada pada ruang rengas dengklok ini adalah
menggunakan metode tim, akan tetapi metode tim ini kurang terlaksana secara
optimal dikarenakan SDM yang ada pada ruang ini kurang memdai.

 Fungsi Ketenagaan

Dalam fungsi ketenagaan yang ada diruang rengas dengklok ini berpendidikan S1
ners (perawat professional) sebanyak 10 orang dan D3 keperawatan sebanyak 8
orang serta bagaian administrasi sebanyak 1 orang adalah menggunakan
menggunakan pembagain shift ketenaga kerajaan yaitu dengan metode depkes,
dimana perawat bekerja sesuai dengan perencanaan yang telah di tentukan. Dalam
penegakan diruang ini :

1. Terlaksananya asuhan keperawatan yang profesional dan berkesinambungan


diruang rawat inap.

2. Terciptanya hubungan harmonis antara petugas dan pasien atau sesama


petugas di ruangan

3. Pencegahan infeksi nosokomial, keselamatan, serta kesehatan kerja.

4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan melalui


pelatihan ataupun seminar

5. Melaksanakan program orientasi kepada pasien baru tentang rawat inap serta
lingkungan serta tata tertib yang berlaku.

6. Melaksanakan dan memelihara sistem pencatatan pelayanan keperawatan


sehingga terciptanya suatu sistem informasi rumah sakit yang dapat dipercaya.

 Fungsi Pengarahan

Pelaksanaan supervise dari katim pada ruang ini sudah terlaksanakan sebagaian,
katim dan karu memberikan umpan balik terhadap hasil supervise secara berkala,
katim atau karu senantiasa memberikan bimbingan sebelum melaksanakan asuhan
keperawatan, karu senantiasa memberikan masukan-masukan yang telah di
31

sampaikan, karu senantiasa mengingatkan perawat tentang standar komunikasi


yang benar kepada pasien karu senantiasa terbuka dan efektif, di ruangan
senantiasa mengadakan rapat rutin secara berkala

 Hand Over

Metode yang digunakan dalam hand over di ruang rengas dengklok adalah metode
bad side hand over yaitu hand over yang di lakukan di samping tempat tidur
pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk
mendapatkan feedback

Hal- hal yang di perhatikan dalam hand over di ruangan ini adalah

1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift

2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab shif

3. Informasi yang disampaikan harus akurat singkat,sistematis dan


menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiian pasien

4. Pada saat hand over dikamar pasien menggunakan volume yang cukup
sehingga pasien di sebelahnnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi
pasien

5. Sesuatu mungkin yang membuat pasien terkejut dan syok sebaiknnya di


bicarakan di nurse station

Mekaninsme hand over yang dilaksanakan di ruang ini adalah

1. Kedua kelompok dinas sudah siap dan berkumpul di nurse station

2. Karu mengecek kesiapan hand over

3. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan catatan, perawat pelaksana yang


akan mengoverkan menyiapkan buku hand over

4. Hal hal yang perlu di sampaikan perawat pelaksana pada saat hand over itu
identitas klien, diagnose medis termasuk hari rawat ke berapa atau post OP
32

hari keberapa, masalah keperawatan, data yang mendukung, Tindakan


keperawatan yang sudah atau belum dilaksanakan, rencana umum yang perlu
di lakukan : pemeriksaan penunjang, konsul, prosedur Tindakan tertentu.

5. Hand over dengan metode SBAR pada ruang ini terlaksana secara optial, akan
tetapi komunikasi teurapetik antara perawat dan pasien/ keluarga kurang
optimal.

 Manajemen Konflik

Cara manajemen konflik di ruangan rengasdengklok ini dapat diatasi dengan


langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengenalan, yaitu dengan mengenali permasalahan yang terjadi, siapa yang


terlibat konflik, dan bagaimana keadaan disekitar selama terjadi konflik.

2. Diagnosis, yaitu melakukan analisis untuk mengetahui penyebab konflik.

3. Menyepakati solusi

4. Pelaksanaan kesepakatan yang dibuat

5. Evaluasi, evaluasi ini dapat menilai apakah pelaksanaan kesepakatan tersebut


berjalan dengan baik.

Cara diskusi yang baik yang dapat digunakan adalah dengan memposisikan diri
kita sebagai penengah bukan sebagai pihak yang mengangambil keputusan.
Selain itu, kita harus berlaku adil seperti tidak melihat kawan atau lawan. Hal ini
semata-mata kita lakukan untuk mendapatkan informasi yang relevan dan akurat.

 Motivasi

Peningkatan produktivitas yang dilakukan diruangan ini baik. Peningkatan


motivasi di ruangan ini adalah dengan saling mendukung satu dengan yang
lainnya, dan kerja sama tim yang baik sehingga dapat mempertahankan kestabilan
dalam bekerja.
33

Semua staff di ruangan memiliki uraian tugas (URTAG) sesuai dengan


kewajibannya masing-masing sehingga memiliki motivasi untuk bertanggung
jawab terhadap tugas tersendiri.

Kepuasan dalam bekerja dan peningkatan moral pada ruangan ini sudah
terlaksana.

 Supervisi

Untuk penegakan asuhan keperawatan dalam ruangan rengasdengklok ini cukup


optimal dimana setiap perawat mampu bertanggungjawab dalam keamanan dan
keselamatan pasien. Dalam ruangan ini supervisi selalu memberikan peran
penting dalam tatanan tugas yang diberikan, pengajaran, pengawasan, serta
pembinaanyang mencakup segala masalah keperawatan, tenaga perawat, serta
pengawasaan dalam perawatan untuk penunjang pelayanan keperawatan yang
lebih berkualitas.

1. Ruangan ini selalu membuat laporan harian jumlah pasien baru pasien rawat
inap.

2. Membuat laporan jumlah perawat yang masuk dan tidak masuk.

3. Mengatur dan memobilisasikan perawat dan peralatan antar ruangan.

4. Memberikan arahan dan teguran terhadap perawat-perawat yang tidak


melaksanakan kewajibannya.

5. Melakukan supervisi ke unit-unit keperawatan.

6. Mengatasi masalah-masalah yang terjadi terutama berkaitan dengan


pelayanan.

7. Mengetahui dan mencatat kondisi pasien-pasien bermasalah di setiap ruangan.

8. Membuat laporan secara keseluruh tentang kondisi ruangan dan kegiatan


pelayanan keperawatan kepada kepala seksi keperawatan.

 Fungsi Pengendalian dan Audit


34

Sudah terlaksananya evaluasi pelaksanaan komunikasi terhadap staf, akan tetapi


masih banyak kendala dalam penyampaiannya dalam komunikasi.

Sudah terlaksananya penilaian kinerja perawat pelaksana, karena dalam penilaian


kinerja perawat di RSUD karawang dilihat dari karakter, sikap dan perilaku
mampu bekerja dengan baik. Kepandaian dan keahlian kinerja perawat mampu
bekerjasama dengan tim, semua sasaran atau target individual dicapai dalam
melakukan tugasnya.

Perawat yang ada diruangan rengasdengklok sudah dilakukan penilaian kinerja


oleh kepala ruangan, karena manajer perlu menetapkan orang yang bertanggung
jawab untuk mengevaluasi kinerja setiap staff nya. Dimana mengevaluasi kinerja
perawat secara akurat dan adil.

Evaluasi sering dilakukan oleh kepala ruangan, tetapi saat ini yang harus
ditingkatkan adalah 5M (Menjaga privasi, mencuci tangan, mengobservasi,
mendokumentasi) dan 5S (salam, sapa, senyum, sopan, dan santun).

b. Fungsi Kepemimpinan di Ruangan Rengasdengklok RSUD Karawang

 Teori kepemimpinan

Diruangan Rengasdengklok RSUD Karawang memiliki teori


kepemimpinan berdasarkan kepemimpinan transformasional yang artinya
pemimpin yang memandang suatu pernyataan ideal terhadap masa depan
kemudian membicarakan pandangan-pandangan tersebut dengan bawahan dalam
gaya yang memungkinkan agar pengikutnya dapat mencapai potensi secara
menyeluruh dalam mengejar pandangan yang ideal.

 Peran Kepemimpinan

Peran kepemimpinan pada Ruangan Rengasdengklok RSUD Karawang sudah


sesuai dengan peran dan fungsi yang seharusnya dilaksanakan, seperti: sebagai
pioner (pelopor), role model, change agent, advocate.

 Fungsi dan Tugas Pimpinan


35

Tugas Pokok :

Mengawasi & mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang


rawat yang berada diwilayah tanggung jawabnya.

Uraian Tugas :

j. Melaksanakan fungsi perencanaan :

1) Menyusun rencana kerja kepala ruangan.

2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan


diruang rawat yang bersangkutan.

3) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah


maupun kualifikasi untuk ruang rawat.

k. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan :

1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan diruang


rawat.

2) Menyusun Jadwal / daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain sesuai
dengan kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.

3) Melaksanakan orientasi kepada pasien / keluarganya meliputi :

3.1) Penjelasan tentang peraturan rumah sakit.

3.2) Tata tertib ruang rawat.

3.3) Fasilitas yang ada dan cara penggunaanya serta kegiatan rutin
sehari-hari.

4) Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru / tenaga lain yang


akan bekerja di ruang rawat.

5) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan pelayanan asuhan


keperawatan.
36

6) Mengadakan pertemuan berkala / insidentil dengan staf keperawatan.

7) Memberi kesempatan / ijin kepada staf keperawatan.

8) Pelatihan koordinasi dengan Ka.bidang keperawatan.

9) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat obatan sesuai dengan


kebutuhan berdasarkan ketentuan / kebijakan rumah sakit

l. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian :

1) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah


ditentukan.

2) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada di bawah


tanggung jawabnya.

3) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendaya gunaan tenaga


keperawatan, peralatan dan obat obatan.

4) Mengawasi dan menilai asuhan keperawatan sesuai standart yang berlaku


secara mandiri.

5) Mengawasi dan menilai siswa / mahasiswa keperawatan untuk


memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan program bimbingan
yang telah di tentukan.

 Kualitas Kepemimpinan

Kualitas kepemimpinan yang dimiliki kepala ruangan di ruang


Rengasdengklok sudah memenuhi 21 kualitas kepemimpinan efektif sesuai
dengan teori John C. Maxwell.

 Hubungan Kepemimpinan dengan Fungsi Manajemen

- Sebagai penghubung interpersonal, yaitu merupakan simbul suatu kelompok


dalam melakukan tugas secara hukum dan sosial, mempunyai tanggung jawab
37

dan memotivasi, mengatur tenaga dan mengadakan pengembangan serta


merupakan penghubung jaringan kerja di luar kelompok.
- Sebagai pemberi informasi, yaitu memonitor informasi yang ada di lingkungan
organisasi, menyebarluaskan informasi dari luar kepada bawahan dan
mewakilikelompok sebagai pembicara.
- Memilih suatu strategi utama yang paling efektif, bertindak di saat yang tepat
- Mempertahankan kegiatan

 Tingkatan Manager

Tingkatan manager yang di miliki oleh kepela ruangan diruang


Rengasdengklok manager tingkat menengah yang bertanggung jawab terhadap
aktifitas di departemen yang mereka awasi dan mengawasi beberapa manager
tingkat pertama. Selain itu kepala ruangan juga bertindak sebagai perantara antara
manager tingkat pertama dan manager tingkat atas.

 Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan yang di miliki oleh kepala ruangan adalah gaya


kepemimpinan demokratis. Pada gaya kepemimpinan demokratis (democratic
leadership-style) ditemukan peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan
yang dilakukan secara musyawarah. Hubungan dengan bawahan dibangun dengan
baik.

C. Analisis SWOT

1 Faktor Internal Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)


1. Pendidikan staf diruangan 1. Komunikasi terapeutik perawat
rengasdengklok terdiri dari terhadap pasien kurang optimal
perawat profesional S.kep, Ners
2. Pelaksanaan metode tim pada
10 orang, D3 Kep 8 orang, dan
ruangan rengasdengklok kurang
Administrasi 1 orang
optimal
2. Cukupnya APD yang
3. Sikap perawat kurang optimal
memadai di ruang
mengenai 5S (salam, sopan, sapa,
Rengasdengklok
senyum, santun)
3. Adanya aturan atau tata tertib
38

sesuai dengan SOP untuk staf 4. Kedisiplinan pegawai kurang


dan pasien optimal
4. Alat yang digunakan dalam
pelaksanaan tindakan sudah
sesuai dengan tingkat
kebutuhan pasien
5. Adanya penanggung jawab
disetiap tim yaitu 1 dokter
penanggung jawab dalam
memberikan pelayanan kepada
pasien
2 Faktor Peluang (Opportunity) Tantangan (Threat)
Eksternal
1. RSUD Karawang merupakan 1. Terdapat beberapa rumah sakit
rumah sakit tipe B yang swasta disekitar lingkungan RSUD
bekerjasama dengan beberapa Karawang yang menjadi ancaman
institusi pendidikan sebagai
2. Metode dalam memberikan
rumah sakit pendidik
asuhan keperawatan atau
2. Dengan adanya mahasiswa pengobatan secara modern kurang
keperawatan yang sedang diterapkan di RSUD karawang
melaksanakan praktik dapat
3. Tidak adanya penambahan
membantu meringankan tugas
tenaga kerja
perawat pelaksana
3. Dengan adanya program
BPJS dapat meringankan beban
masyarakat menengah kebawah
dalam memberikan pengobatan

D. Daftar Masalah dan Rumusan Masalah

No Data Analisa

1 Wawancara Komunikasi terapeutik perawat terhadap


pasien kurang optimal
Karu mengatakan perawat yang berada di
ruangan rengasdengklok dalam komunikasi
yang digunakan oleh perawat kepada
39

pasien tidak berjalan dengan efektif dimana


perawat sering lalai saat akan melakukan
tindakan tidak menggunakan komukasi
terapeutik.

2 Wawancara Pelaksanaan metode tim pada ruangan


rengasdengklok kurang optimal
Dalam pelaksaanan metode tim diruangan
ini karu mengatakan sebagian memang
sudah terlaksana akan tetapi sebagiannya
lagi dari metode ini tidak berjalan secara
optimal

3 Wawancara Sikap perawat kurang optimal mengenai


5S (salam, sopan, sapa, senyum, santun)
Karu mengatakan bahwa harus adanya
peningkatan dari sikap perawat mengenai
5S

4 Wawancara Kedisiplinan pegawai kurang optimal

Karu mengatakan masih ada beberapa


pegawai yang kurang disiplin contohnya
masih terdapat beberapa pegawai yang
terlambat

E. Prioritas Masalah

No Masalah Mg S Mn Nc Af Skor Prioritas


1 Komunikasi 3 4 3 4 1 144 IV
terapeutik perawat
terhadap pasien
kurang optimal
40

2 Pelaksanaan metode 5 4 4 5 5 2000 I


tim pada ruangan
rengasdengklok
kurang optimal
3 Sikap perawat kurang 4 4 3 3 2 288 III
optimal mengenai 5S
(salam, sopan, sapa,
senyum, santun)
4 Kedisiplinan pegawai 4 4 3 4 2 384 II
kurang optimal

F. Analisis sebab akibat dengan fishbone diagram

G. Alternatif penyelesaian masalah

No Penyebab Alternatif
1 Kurangnya pemahaman metode tim dan Melakuakan pelatihan tentang metode tim
beerapa SOP kurang di laksanakan secara untuk meningkatkan pemahaman tentang
optimal metode tim dan mengoptimalkan SOP yang
sudah ada.
2 Kedisiplinan perawat di ruangan kurang Peningkatan penerapan aturan atau tata
optimal tertib untuk meningkatkan kedisiplinan
pegawai.
41

3 Kurangnya tenaga kerja diruangan Mengajukan rekrutment tenaga kerja


kepada direktur RSUD dalam peningkatan
ketenaga kerjaan di ruang rengas dengklok.
4 Kurangnya komunikasi antar perawat Pelatihan tentang tips komunikasi
terapeutik untuk meningkatan cara
komunikasi teurapetik pada perawat
ruangan rengas dengklok
5 Kurangnya peralatan yang memadai Mengajukan sarana dan prasarana yang ada
di ruangan
6 Lambatnya persetujuan dari direktur dalam Pembuatan aspirasi staff di ruangan
menyediakan sarana dan prasarana rengasdengklok

H. Prioritas alternatif penyelesaian masalah

No Intervensi C A R L Nilai
1 Melakuakan pelatihan tentang metode tim untuk 5 4 4 4 320
meningkatkan pemahaman tentang metode tim dan
mengoptimalkan SOP yang sudah ada.
2 Peningkatan penerapan aturan atau tata tertib untuk 3 4 4 3 144
meningkatkan kedisiplinan pegawai.
3 Mengajukan rekrutment tenaga kerja kepada direktur 3 2 2 2 24
RSUD dalam peningkatan ketenaga kerjaan di ruang
rengas dengklok.
4 Pelatihan tentang tips komunikasi terapeutik untuk 5 4 4 3 240
meningkatan cara komunikasi teurapetik pada perawat
ruangan rengas dengklok
5 Mengajukan sarana dan prasarana yang ada di 3 2 3 2 36
ruangan
6 Pembuatan aspirasi staff di ruangan rengasdengklok 3 2 2 3 26
42

I. Plan Of Action

N Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Tempat Metode PJ


o
1 Melakukan Untuk Seluruh 03 Di ruang Cerama Perawat
pelatihan meningkatkan perawat di Februar diskusi h Ruang
tentang pemahaman ruangan i 2023 rengas diskusi Rengas
metode tim tentang metode rengasdengklo dengklok dengklok
tim dan k RSUD
Kepala
mengoptimalka Karawan
ruangan
n SOP yang g
sudah ada

2 Pelatihan Untuk Seluruh 04 Di ruang Cerama Friska


tentang tips meningkatkan perawat di Februar diskusi h
Katim
komunikasi cara ruangan i 2023 rengas diskusi
terapeutik komunikasi rengasdengklo dengklok Kepala
terapeutik k RSUD ruangan
Karawan
g Perawat
profession
al
3 Peningkatan Untuk Seluruh 05 Di nurse Diskusi Tazqirotul
penerapan meningkatkan perawat di Februar station
Katim
aturan atau kedisiplinan ruangan i 2023
tata tertib pegawai rengasdengklo Kepala
k ruangan
4 Mengajukan Untuk Kepala 06 Di nurse Diskusi Riska
sarana dan meningkatkan ruangan Februar station
Kepala
prasarana peralatan i 2023
Ruangan
yang ada di sarana dan
ruangan prasarana di
ruangan
5 Pembuatan Untuk Seluruh staff 07 Google Angket Intan
aspirasi staff menyampaikan di ruangan Februar form
Nur
di ruangan pendapat dari rengasdengklo i 2023
rengasdengklo ruangan k Kepala
k rengasdengklo ruanagan
k mengenai
sarana dan Perawat
43

prasarana ruangan
6 Mengajukan Untuk Kepala 08 Di nurse Diskusi Alpiyan
rekrutment menambah ruangan Februar station
Ikra
tenaga kerja tenaga kerja di i 2023
ruangan Akbar
Sifa
Kepala
ruangan
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan
profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat
dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan melihat pentingnya fungsi perencanaan,
dibutuhkan perencanaan yang baik dan profesional.
Fungsi perencanaan manajemen keperawatan di ruang rawat inap yang
dilaksanakan oleh kepala ruangan melibatkan seluruh personil mulai dari perawat
pelaksana, ketua tim, dan kepala ruangan. Sebelum melakukan perencanaan terlebih
dahulu dianalisa dan dikaji sistem, strategi organisasi, sumber-sumber organisasi,
kemampuan yang ada, aktifitas spesifik dan prioritas.
Proses manajemen merupakan proses yang holistic, melibatkan banyak sisi
yang akan saling berinteraksi. Sebagai langkah awal dari proses ini, langkah teknis
yang dapat dipelajari adalah bagaimana keperawatan mampu memetakan masalah
dengan suatu metode analisis tertentu seperti menggunakan analasis SWOT.

B. Saran
Kami menyarankan kepada pembaca agar makalah ini dapat dimengerti dan
dipahami dengan baik, sehingga kita dapat mengetahui tentang menyusun
perencanaan manajemen keperawatan suatu unit ruang rawat. Agar dapat menjadi
pedoman buat kita sebagai perawat.

44
DAFTAR PUSTAKA

Rawat inap. BVK Jaya (2016). Diakses pada tanggal 11 Maret 2022 Pukul 10.06 WIB.
http://e-journal.uajy.ac.id/10900/4/3TF06961.pdf

Hubungan Penerapan Metode Tim Keperawatan Terhadap Kualitas Dokumentasi Asuhan


Keperawatan Di Ruang Asoka Rsud. Ulin Banjarmasin. Norhalimah, dkk (2019).Vol
1.https://akperyarsismd.e-journal.id/BNJ.

Model Tim Keperawatan. Noval. M (2013). Diakses pada tangga 11 Maret 2022 Pukul 15.02
WIB. https://www.academia.edu/10107335/MODEL_TIM_KEPERAWATAN
LAMPIRAN

Instrumen Pertanyaan Wawancara

A. Manajemen Keperawatan

N Pertanyaan
O
Fungsi Perencanaan
1 Selama ini apakah pelayanan yg dilakukan di ruang rengasdengklok sudah sesuai
dengan visi misi yg ada ?
2 Apakah tujuan dalam perencanaan di ruang rengasdengklok sudah tercapai secara
optimal ? Jika belum apa saja tujuan yg belum tercapai, lalu apakah ada cara untuk
mengatasinya ? Jika dirasa ada cara mengatasinya apakah efektif untuk mencapai
tujuan tersebut ? Jika tidak ada cara mengatasinya knp alasannya ?
3 Apakah ruang rengasdengklok mempunyai rencana kerja ? Jika ada apa saja rencana
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang di ruangan tersebut ?
4 Apakah rencana harian, bulanan, dan tahunan dilaksanakan secara optimal ? Jika
tidak apa alasannya atau kendalanya ?
5 Apakah ruang rengasdengklok mempunyai perencanaan proaktif dan reaktif ? Jika
iya seperti apa tolong jelaskan.
Fungsi Pengorganisasian
6 Siapa saja yang menjadi bagian dari struktur organisasi di ruangan rengasdengklok?
7 Apa tipe organisasi yang diambil diruangan tersebut?
8 Kegiatan pengorganisasian, pembagian pengorganisasiannya seperti apa?
9 Prinsip yang digunakan apa saja dalam pengorganisasian dan prinsip tersebut
terlaksana semua atau tidak?
10 Metode pelayanan keperawatan di ruangan rengasdengklok menggunakan metode
apa?
Fungsi ketenagaan
11 Keterkaitan penegakan asuhan keperawatan berjalan dengan baik atau tidak?
12 Apakah ada kesempatan atau tidak dalam pengembangan pengalaman dan
pengetahuan perawat?
13 Apa pendidikan terakhir perawat diruangan rengasdengklok?
Fungsi Pengendalian
14 Apakah tugas yang diberikan manajer kepada staff dilaksanakan dengan efektif atau
tidak?
15 Perilaku staf untuk menghasilkan kualitas pelayanan diruangan rengasdengklok
apakah sudah optimal atau belum?

B. Kepemimpinan

N Pertanyaan
O
1 Gaya kepemimpinan seperti apa yang di laksanakan untuk memimpin ruangan ini?
2 Apakah fungsi dan tugas pimpinan sudah telaksana sesuai dengan fungsi dan
tugasnya? Apabila belum apa yang menjadi faktor penghambat hal itu belum
terlaksana dengan baik?
3 Apakah sebagai pimpinan selalu mendorong staf untuk menambah pengetahuannya
melalui kursus-kursus, pelatihan atau pendidikan keperawatan berkelanjutan?
4 Bagaimana cara pimpinan menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan dalam
ruangan ini?

C. Pengarahan

N Pertanyaan
O
1 Apakah staf dan tim saling memotivasi dalam menjalankan tugas?
2 Komunikasi dalam tim baik atau tidak?
3 Bagaimana kerja sama antar tim?
4 Konsep pengarahan di ruang rengasdengklok seperti apa?

D. Hand Over

N Pertanyaan
O
1 Metode apa yang dilakukan saat hand over? Apakah keliling ruangan atau hanya di
nurse station saja?
2 Apabila saat hand over katim membaca atau hanya menyebutkan?
3 Dalam hand over apa yang harus diperhatikan?
4 Di ruang Rengasdengklok metode SBAR terlaksana dengan baik atau tidak?

E. Manjemen Konflik

N Pertanyaan
O
1 Apakah dampak yang terjadi pada perusahaan yang mengalami suatu konflik yang
amat besar ?
2 Bagaimana cara diskusi yang baik agar tidak menyudutkan salah satu pihak ?
3 Apakah suatu konflik itu perlu dimanage dan jika dalam suatu organisasi terjadi
konflik yang begitu besar apa yang akan terjadi dalam suatu organisasi tersebut?
4 Bagaimana negosisasi yang baik dilakukan dalam hubungan kerja tetapi, masih
menyebabkan konflik ?

F. Motivasi

N Pertanyaan
O
1 Terlaksana atau tidak kepuasan dalam bekerja dan peningkatan moral?
2 Peningkatan produktivitas apakah sudah optimal?
3 Bagaimana cara mempertahankan kestabilan dalam bekerja?
4 Bagaimana cara penanggung jawab tugas masing-masing?

G. Supervisi

N Pertanyaan
O
1 Apakah pernah mengalami terjadi kesalahan pada saat pemberian asuhan
keperawatan lalu apa yg di lakukan oleh perawat tersebut dan apakah ada sangsi
tertentu untuk perawat tersebut?

Anda mungkin juga menyukai