Laporan Praktek Lapangan Manajemen Keperawatan (KLP 3)
Laporan Praktek Lapangan Manajemen Keperawatan (KLP 3)
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 3
A. Konsep Kepemimpinan 4
B. Konsep Perencanaan 5
C. Konsep Pengorganisasian 8
D. Konsep Ketenagaan 10
E. Konsep Pengarahan 11
F. Konsep Hand Over 13
G. Konsep Manajemen Konflik 16
H. Konsep Motivasi 18
I. Konsep Supervisi 20
J. Konsep Pengendalian dan Audit 21
K. Konsep Metode Tim 22
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan 42
B. Saran 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan staf, kepemimpinan, dan pengendalian aktivitas-aktivitas upaya
keperawatan dalam rangkameningkatkan mutu,kualitas dan kwantitas pelayanan dibidang
kesehatansecara komprehensif sesuai dengan standard kesehatan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Sering kita lihat bahwa manajemen keperawatan ini diberbagairumah sakit belum
semaksimal diterapkan atau kurang terkoodinir dengan baik dalam menciptakan lingkungan
yang nyaman dan harmonis antara perawat dan pasien untuk melakukan tindakan keperawatan
atau praktikkeperawatan dan asuhan keperawatan (sumber pustaka).Selain itu Manajemen
Keperawatan ini sebagai struktur kegiatanoperasional dalam melakukan pelayanan
keperawatan yang akan mendukung proses penyembuhan dan pemulihan kesehatan pasien
yang dirawat selama 24 jam. Hal ini menunjukkan manajemen keperawatan sangat
penting,karenamembutuhkan waktu yang panjang untuk melayani pasien. Dengan demikian
perawat membutuhkan lingkungan kerja yang baik. Karena lingkungan kerjamerupakan
lingkungan internal dalam sebuah organisasi yang mempengaruhi perilaku perawat dalam
menjalankan tugasnya (Huber,1996). Manajemen Keperawatan harus dapat diaplikasikan
dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman
konsep dan Aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri.Untuk lebih memahami
arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang
dimaksud dengan organisasikeperawatan, bagaimana tugas dan tanggung-jawab dari masing-
masing personil di dalam organisasi yang pada akhirnya akan membawa kita untuk lebih
mengerti bagaimana konsep dasar dari Manajemen Keperawatan itusendiri.
Sesuai dengan misi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Karawang untuk
dapat memberikan pelayanan yang komprehensif dengan mengutamakan mutu dan
keselamatan pasien, untuk itu RSUD Kabupaten Karawang melakukan kegiatan peningkatan
mutu dan keselamatan pasien yang sesuai dengan standar akreditasi KARS versi 2012.
Kegiatan ini di lakukan di setiap unit kerja / instalasi terkait terutama instalasi rawat inap
untuk mengukur
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum Makalah ini di buat Untuk mengetahui, memahami, dan menerapkan
konsep manajemen keperawatan dalam bidang kesehatan, khususnya bidang
keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi manajemen keperawatan
b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami manajemen keperawatan dalam
proses keperawatan
c. Mahaiswa mampu mengetahui dan memahami prinsip- prinsip manajemen
keperawatan
d. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami ruang lingkup manajemen
keperawatan
3
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
2. Teori Kepemimpinan
Beberapa teori kepemimpinan , antara lain :
1. Teori bakat
Disebutkan bahwa seorang pemimpin dilahirkan, artinya bakat-bakat tertentu
yang diperlukan seseorang untuk menjadi pemimpin diperolehnya sejak lahir.
2. Teori situasi
Dimana seseorang sekalipun bukan keturunan pemimpin ternyata dapat pula
menjadi pemimpin yang baik. Hasil pengamatan tersebut menyimpulkan bahwa orang
biasa yang jadi pemimpin tersebut adalah karena adanya situasi yang menguntungkan
dirinya sehingga ia memiliki kesempatan untuk muncul sebagai pemimpin.
3. Teori ekologi
Yang menyebutkan bahwa seseorang memang dapat dibentuk untuk menjadi
pemimpin, tetapi untuk menjadi pemimpin yang baik memang ada bakat-bakat
tertentu yang terdapat pada diri seseorang yang diperoleh dari alam.
4. Transformasional
Kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang memandang suatu
pernyataan ideal terhadap masa depan kemudian membicarakan pandangan-
pandangan tersebut dengan bawahan dalam gaya yang memungkinkan agar
4
pengikutnya dapat mencapai potensi secara menyeluruh dalam mengejar pandangan
yang ideal.
5. Teori Transaksional
5
6
b. Sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif : dapat memastikan semuah pihak
dalam organisasi dalam bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan
organisasi.
a. Organisasi lini
Organisasi ini merupakan bentuk tertua di dunia, organisasi lini mencirikan
bahwa pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang nyata antara satuan
organisasi pimpinan dan satuan organisasi pelaksana.
b. Organisasi staf
Merupakan pengembangan dari organisasi lini. Organsasi staf dicirikan bahwa
dalam organisasi dikembangkan satuan organisasi staf yang berperan sebagai
pembantu pimpinan.
c. Organisasi lini dan staf
Merupakan pengembangan dari organisasi staf. Bentuk organisasi ini staf tidak
hanya diberi job sebagai penasihat, tetapi staf diberikan tanggung jawab untuk
melaksanakan nasihat tersebut.
D. Konsep Ketenagaan
1. Pengertian Ketenagaan
Pengaturan staf dan penjadwalan adalah kompenen utama dalam manajemen
keperawatan. Swanburg (2000) menyatakan bahwa peraturan staf keperawatan
merupakan proses yang teratur, sistematis, dan rasional diterapkan untuk menentukan
jumlah dan jenis personal keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan
keperawatan pada standar yang ditetapkan sebelumnya. Manajer bertanggung jawab
dalam mengatur sistem kepegawaian secara keseluruhan (Gillies, 2000). Ketenagaan
adalah kegiatan manajer keperawatan untuk merekrut kepemimpinan, memberikan
orientasi, dan meningkatakan perkembangan individu untuk mencapai tujuan organisasi
(Marquis dan Huston, 2010) ketenagaan juga memastikan cukup atau tidaknya tenaga
perawatan yang terdiri dari perawat professional, terampil, dan kompeten. Kebutuhan
ketenagaan di masa yang akan datang harus dapat diprediksi dan rencana harus disusun
secara protektif untuk memenuhi kebutuhan.
2. Tujuan Pengelolaan Ketenagaan
Tujuannya adalah menjamin keberlangsungan dan keseimbangan pelayanan keperawatan
yang berkualitas ke pada pasien.
3. Peran Utama Kepala Ruangan / Supervisor Terkait Pengelolaan Ketenagaan
a. Orientasi
12
b. Penugasan
c. Pengembangan staff
d. Memperkecil absensi staff
e. Penurunan perputaran stan
f. Klasifikasi pasien
g. Penempatan kebutuhan staff
4. Metode Pelayanan Keperawatan
a. Metode asuhan keperawatan fungsional
Yaitu pengorganisasian tugas keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas
menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.
b. Metode asuhan keperawatan tim
Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh kelompok perawat kepada
sekelompok klien yang dipimpin oleh perawat teregistrasi dan berpengalaman serta
memiliki pengetahuan dalam bidangnya.
c. Metode asuhan keperawatan alokasi klien
Yaitu pengorganisasian pelayanan / asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa
klien oleh satu perawat pada saat tugas / jaga selama periode watu tertentu sampai
klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian dan menerima
laporan tentang pelayanan keperawatan klien.
d. Metode asuhan keperawatan primer
Yaitu suatu metode pemeberian asuhan keperawatan dimana perawat profesional
bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien
selama 24 jam / hari.
e. Metode asuhan keperawatan moduler
Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keparawatan yang dilakukan oleh
perawat profesional dan non professional (perawat terampil) untuk sekelompok klien
dari mulai masuk RS sampai pulang disebut tangung jawab total atau keseluruhan.
E. Konsep Pengarahan
1. Pengertian Pengarahan
13
Menurut Bechtel yang dikutip oleh Sutrisno (2013), pengrahan terdiri dari 4 komponen
yang dilakukan secara berurutan yang terdiri dari :
a. Greeting merupakan saat dimana terdapat kesempatan untuk menyambut satu sama
lain baik melalui salam maupun berjabat tangan.
b. Sharing membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik dan komplek seperti
memfokuskan ide dan mengajukan pertanyaan yang memperluas topik. Selama
kegiatan sharing peserta pengarahan mendengarkan dan kemudian memiliki
kesempatan untuk merespon dengan pertanyaan atau komentar.
c. Group activity merupakan aktivitas kelompok dengan berbagai kegiatan yang
membantu membangun komunitas dan memungkinkan semua orang untuk
berkontribusi pada tingkat mereka sendiri. Beberapa kegiatan group activity seperti
mendengarkan, mengikuti petunjuk dari pimpinan, dan menerapkan penguasaan diri.
d. Newsand announcement merupakan kegiatan yang dilakukan pada akhir pengarahan,
peserta mendapatkan kesempatan untuk melihat pratinjau dari kegiatan selanjutnya
dan mendapatkan beberapa pengumuman dari peserta yang lain.
6. Tujuan Pengarahan
Kegiatan pengarahan ini dilakukan dengan komunikasi melalui media pengarahan yang
dilakukan oleh pimpinan, dalam hal ini kepala ruang perawat yang memimpin jalannya
pengarahan. Arni (2009) menyatakan secara umum komunikasi ke bawah dalam bentuk
pengarahan oleh beberapa organisasi digunakan untuk :
a. Intruksi tugas
b. Rasional pekerjaan
15
c. Ideologi
d. Informasi
e. Balikan atau feedback
F. Konsep Hand Over
1. Pengertian Timbang Terima
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan yang
berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan
sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi
yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.
2. Tujuan Timbang Terima
a. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
b. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan
ke pada klien.
c. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
3. Tahapan Timbang Terima
a. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggung
jawab. Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga
sebelumnya.
b. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang
melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang
berupa pertukaran informasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah
antara perawat yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang datang
c. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab
dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima
operan untuk melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau
pada pasien langsung.
4. Metode Dalam Timbang Terima
1. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) disebutkan
bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
16
secara umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga,
sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status
kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang
sudah menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan
di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien
secara langsung untuk mendapatkan feedback. Secara umum materi yang
disampaikan dalam proses operan jaga baik secara tradisional maupun bedside
handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa
kelebihan diantaranya:
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan
dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi
kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one
way communication.
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken
Melakukan pertukaran informasi dengan
berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis –written
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja
atau media tertulis lain.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan
bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.
G. Konsep Manajemen Konflik
1. Definisi
Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial diartikan sebagai
suatu proses sosial antara dua orang atau lebih dan bisa juga kelompok dimana salah satu
pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuat
tidak berdaya. Konflik juga dapat diartikan sebagai hubungan antara dua pihak atau lebih
individu atau kelompok yang memiliki tujuan atau kepentingan yang berbeda.
Menurut Howard Ross pengertian manajemen konflik adalah langkah-langkah
yang diambil pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke
arah hasil tertentu yang mungkin/ tidak menghasilkan akhir berupa penyelesaian
konflik, dan mungkin/ tidak menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat
atau agresif.
2. Tipe-tipe Manajemen Konflik
Dalam proses manajemen konflik, organisasi melakukan pengelolahan informasi
dari konflik dan menentukan solusi yang paling tepat. Menurut Dawn M. Baskerville,
ada enam tipe manajemen konflik, yaitu :
1. Avoiding
Individu atau organisasi pada umumnya cenderung menghindari konflik.
Berbagai hal sensitive dan berpotensi menyebabkan konflik sebisa mungkin
18
dihindari. Ini merupakan cara yang paling efektif menjaga lingkungan terhindar
dari konflik terbuka
2. Accommodating
Ini merupakan kegiatan mengumpulkan berbagai pendapat dari banyak
pihak yang terlibat dalam hal konflik. Dengan mengumpulkan pendapat, maka
organisasi dapat mencari jalan jalan keluar dengan tetap mengutamakan
kepentingan salah satu pihak yang berkonflik. Sayangnya cara seperti ini masih
menimbulkan konflik baru dan perlu dilakukan evaluasi secara berkala.
3. Compromising
Berbeda dengan accommodating, cara compromising cenderung
memperhatikan pendapat dan kepentingan semua pihak. Kompromi merupakan
cara penyelesaian konfli yang merupakan cara penyelesaian konflik yang
melakukan negosiasi pada pihak-pihak yang berkonflik dengan mencari jalan
tengah bagi kebaikan bersama.
4. Competin
Ini adalah cara menyelesaikan konflik dengan mengarahkan pihak yang
berkonflik untuk saling bersaing dengan memenangkan kepentingan masing-
masing. Yang pada akhirnya salah satu pihak akan kalah dan mengalah atas
kepentingan pihak lain. Ini merupakan strategi cadangan dan dianggap kurang
efektif bila salah satu pihak lebih kuat dari yang lain.
5. Collaborating
Kolaborasi adalah cara menyelesaikan konflik dengan bekerjasama untuk
memperoleh hasil yang memuaskan karena semua pihak bersenergi dalam
menyelesaikan masalah dengan memperhatikan kepentingan semua pihak.
Dengan kata lain, kepentingan pihak-pihak lain, kepentingan pihak-pihak yang
berkonflik tercapai dan menghasilkan win-win solution.
6. Conglomeration/Mixtured Type
19
H. Konsep Motivasi
1. Pengertian
Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-
usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan
sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang di kehendaki (Poerwodarminto,
2006).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
a. Faktor fisik
Motivasi yang ada didalam diri individu yang mendorong untuk bertindak dalam
rangka memenuhi kebutuhan fisik seperti kebutuhan jasmani, raga, materi, benda atau
berkaitan dengan alam. Faktor fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan
kondisi lingkungan dan kondisi seseorang, meliputi : kondisi fisik lingkungan,
keadaan atau kondisi kesehatan, umur dan sebagainya.
b. Faktor Herediter
Motivasi yang didukung oleh lingkungan berdasarkan kematangan atau usia
seseorang.
c. Faktor Intristik seseorang
Motivasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri biasanya timbul dari perilaku yang
dapat memenuhi kebutuhan sehingga puas dengan apa yang sudah dilakukan.
d. Fasilitas (sarana dan prasarana)
Motivasi yang timbul karena adanya kenyamanan dan segala yang memudahkan
dengan tersedianya sarana-sarana yang dibutuhkan untuk hal yang diinginkan.
e. Situasi dan kondisi
Motivasi yang timbul berdasarkan keadaan yang terjadi sehingga mendorong
memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu.
f. Program dan Aktifitas
Motivasi yang timbul atas dorongan dalam diri seseorang atau pihak lain yang didasari
dengan adanya kegiatan (program) rutin dengan tujuan tertentu.
g. Audio fisual (media)
21
Motivasi yang timbul dengan adanya informasi yang di dapat dari perantara sehingga
mendorong atau menggugah hati seseorang untuk melakukan sesuatu.
h. Umur
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
berfikir logis dan bekerja sehingga motivasi seseorang kuat dalam melakukan sesuatu
hal (Rusmi, 2008).
3. Cara meningkatkan motivasi
a. Memotivasi dengan kekerasan (motivating by force,yaitu cara memotivasi dengan
ancaman hukuman atau kekerasan dasar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang
harus dilakukan.
b. Memotivasi dengan bujukan (motivating by enticement,yaitu cara memotivasi
dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu harapan yang
memberikan motivasi.
c. Memotivasi dengan identifikasi (motivating by identification on egoinvoiremen),
yaitu cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran. (Sunaryo, 2006).
I. Konsep Supervisi
1. Pengertian
Swansburg (1999), Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber
yang diperlukan untuk penyelesaian tugas-tugasnya. Thora Kron (1987), Supervisi
adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi,
mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada
setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat
memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara
menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.
2. Prinsip Supervisi
Prinsip-prinsip supervisi dalam keperawatan adalah :
a. Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi
b. Kegiatan yang direncanakan secara matang
c. Bersifat edukatif, supporting dan informal
d. Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksanaan keperawatan
22
e. Membentuk suatu kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf dan
pelaksana keperawatan.
f. Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.
g. Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan masing-
masing
h. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan.
i. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan.
3. Cara Supervisi
a. Langsung
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada supervisi
modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan
pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan pengarahan
yang efektif adalah :
1. Pengarahan harus lengkap
2. Mudah dipahami
3. Menggunakan kata-kata yang tepat
4. Berbicara dengan jelas dan lambat
5. Berikan arahan yang logis
6. Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat
7. Pastikan bahwa arahan dipahami
8. Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut
b. Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,. Supervisor tidak
melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta.
Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
J. Konsep Pengendalian dan Audit
1. Pengertian
Pengendalian adalah pemantauan dan penyesuaian rencana, proses,dan sumber
daya yang secara efektif mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Huber,2006). Selama
fase pengendalian kinerja diukur menggunakan standar yang telah ditentukan dan
23
3) Pengarahan
a. Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
b. Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik.
c. Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
d. Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
asuhan keperawatan pasien.
e. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
f. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
g. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
4) Pengawasan
a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim
dalam pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
b. Melalui supervisi:
27
- Meramalkan (forecasting).
- Menetapkan tujuan (estabilishing objective).
- Menyusun jadwal pelaksanaan (scheduling).
- Menyusun anggaran (budgeting).
28
29
- Mengembangkan prosedur.
- Menafsirkan dan menetapkan kebijakan (interpreting and establishing policy)
Fungsi Pengorganisasian
Tipe organisasi yang di ambil pada ruang ini adalah tipe organisasi lini dan staff
yang merupakan pengembagan dari organisasi staff, bentuk organisasi ini staff
tidak hanya diberi job sebagai penasihat tetapi staff di berikan tanggung jawab
untuk melaksanakan nasihat tersebut. Sehingga staff tidak hanya memberikan ide
tetapi juga harus melaksanakannya.
Prinsip yang di gunakan pada ruangan ini yaitu pembagian kerja, pendelegasian,
koordinasi, dan manajemen waktu. Prinsip tersebut sudah terlaksanakan semua.
30
Metode pelayanan keperawatan yang ada pada ruang rengas dengklok ini adalah
menggunakan metode tim, akan tetapi metode tim ini kurang terlaksana secara
optimal dikarenakan SDM yang ada pada ruang ini kurang memdai.
Fungsi Ketenagaan
Dalam fungsi ketenagaan yang ada diruang rengas dengklok ini berpendidikan S1
ners (perawat professional) sebanyak 10 orang dan D3 keperawatan sebanyak 8
orang serta bagaian administrasi sebanyak 1 orang adalah menggunakan
menggunakan pembagain shift ketenaga kerajaan yaitu dengan metode depkes,
dimana perawat bekerja sesuai dengan perencanaan yang telah di tentukan. Dalam
penegakan diruang ini :
5. Melaksanakan program orientasi kepada pasien baru tentang rawat inap serta
lingkungan serta tata tertib yang berlaku.
Fungsi Pengarahan
Pelaksanaan supervise dari katim pada ruang ini sudah terlaksanakan sebagaian,
katim dan karu memberikan umpan balik terhadap hasil supervise secara berkala,
katim atau karu senantiasa memberikan bimbingan sebelum melaksanakan asuhan
keperawatan, karu senantiasa memberikan masukan-masukan yang telah di
31
Hand Over
Metode yang digunakan dalam hand over di ruang rengas dengklok adalah metode
bad side hand over yaitu hand over yang di lakukan di samping tempat tidur
pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk
mendapatkan feedback
Hal- hal yang di perhatikan dalam hand over di ruangan ini adalah
4. Pada saat hand over dikamar pasien menggunakan volume yang cukup
sehingga pasien di sebelahnnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi
pasien
4. Hal hal yang perlu di sampaikan perawat pelaksana pada saat hand over itu
identitas klien, diagnose medis termasuk hari rawat ke berapa atau post OP
32
5. Hand over dengan metode SBAR pada ruang ini terlaksana secara optial, akan
tetapi komunikasi teurapetik antara perawat dan pasien/ keluarga kurang
optimal.
Manajemen Konflik
3. Menyepakati solusi
Cara diskusi yang baik yang dapat digunakan adalah dengan memposisikan diri
kita sebagai penengah bukan sebagai pihak yang mengangambil keputusan.
Selain itu, kita harus berlaku adil seperti tidak melihat kawan atau lawan. Hal ini
semata-mata kita lakukan untuk mendapatkan informasi yang relevan dan akurat.
Motivasi
Kepuasan dalam bekerja dan peningkatan moral pada ruangan ini sudah
terlaksana.
Supervisi
1. Ruangan ini selalu membuat laporan harian jumlah pasien baru pasien rawat
inap.
Evaluasi sering dilakukan oleh kepala ruangan, tetapi saat ini yang harus
ditingkatkan adalah 5M (Menjaga privasi, mencuci tangan, mengobservasi,
mendokumentasi) dan 5S (salam, sapa, senyum, sopan, dan santun).
Teori kepemimpinan
Peran Kepemimpinan
Tugas Pokok :
Uraian Tugas :
2) Menyusun Jadwal / daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain sesuai
dengan kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
3.3) Fasilitas yang ada dan cara penggunaanya serta kegiatan rutin
sehari-hari.
Kualitas Kepemimpinan
Tingkatan Manager
Gaya Kepemimpinan
C. Analisis SWOT
No Data Analisa
E. Prioritas Masalah
No Penyebab Alternatif
1 Kurangnya pemahaman metode tim dan Melakuakan pelatihan tentang metode tim
beerapa SOP kurang di laksanakan secara untuk meningkatkan pemahaman tentang
optimal metode tim dan mengoptimalkan SOP yang
sudah ada.
2 Kedisiplinan perawat di ruangan kurang Peningkatan penerapan aturan atau tata
optimal tertib untuk meningkatkan kedisiplinan
pegawai.
41
No Intervensi C A R L Nilai
1 Melakuakan pelatihan tentang metode tim untuk 5 4 4 4 320
meningkatkan pemahaman tentang metode tim dan
mengoptimalkan SOP yang sudah ada.
2 Peningkatan penerapan aturan atau tata tertib untuk 3 4 4 3 144
meningkatkan kedisiplinan pegawai.
3 Mengajukan rekrutment tenaga kerja kepada direktur 3 2 2 2 24
RSUD dalam peningkatan ketenaga kerjaan di ruang
rengas dengklok.
4 Pelatihan tentang tips komunikasi terapeutik untuk 5 4 4 3 240
meningkatan cara komunikasi teurapetik pada perawat
ruangan rengas dengklok
5 Mengajukan sarana dan prasarana yang ada di 3 2 3 2 36
ruangan
6 Pembuatan aspirasi staff di ruangan rengasdengklok 3 2 2 3 26
42
I. Plan Of Action
prasarana ruangan
6 Mengajukan Untuk Kepala 08 Di nurse Diskusi Alpiyan
rekrutment menambah ruangan Februar station
Ikra
tenaga kerja tenaga kerja di i 2023
ruangan Akbar
Sifa
Kepala
ruangan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan
profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat
dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan melihat pentingnya fungsi perencanaan,
dibutuhkan perencanaan yang baik dan profesional.
Fungsi perencanaan manajemen keperawatan di ruang rawat inap yang
dilaksanakan oleh kepala ruangan melibatkan seluruh personil mulai dari perawat
pelaksana, ketua tim, dan kepala ruangan. Sebelum melakukan perencanaan terlebih
dahulu dianalisa dan dikaji sistem, strategi organisasi, sumber-sumber organisasi,
kemampuan yang ada, aktifitas spesifik dan prioritas.
Proses manajemen merupakan proses yang holistic, melibatkan banyak sisi
yang akan saling berinteraksi. Sebagai langkah awal dari proses ini, langkah teknis
yang dapat dipelajari adalah bagaimana keperawatan mampu memetakan masalah
dengan suatu metode analisis tertentu seperti menggunakan analasis SWOT.
B. Saran
Kami menyarankan kepada pembaca agar makalah ini dapat dimengerti dan
dipahami dengan baik, sehingga kita dapat mengetahui tentang menyusun
perencanaan manajemen keperawatan suatu unit ruang rawat. Agar dapat menjadi
pedoman buat kita sebagai perawat.
44
DAFTAR PUSTAKA
Rawat inap. BVK Jaya (2016). Diakses pada tanggal 11 Maret 2022 Pukul 10.06 WIB.
http://e-journal.uajy.ac.id/10900/4/3TF06961.pdf
Model Tim Keperawatan. Noval. M (2013). Diakses pada tangga 11 Maret 2022 Pukul 15.02
WIB. https://www.academia.edu/10107335/MODEL_TIM_KEPERAWATAN
LAMPIRAN
A. Manajemen Keperawatan
N Pertanyaan
O
Fungsi Perencanaan
1 Selama ini apakah pelayanan yg dilakukan di ruang rengasdengklok sudah sesuai
dengan visi misi yg ada ?
2 Apakah tujuan dalam perencanaan di ruang rengasdengklok sudah tercapai secara
optimal ? Jika belum apa saja tujuan yg belum tercapai, lalu apakah ada cara untuk
mengatasinya ? Jika dirasa ada cara mengatasinya apakah efektif untuk mencapai
tujuan tersebut ? Jika tidak ada cara mengatasinya knp alasannya ?
3 Apakah ruang rengasdengklok mempunyai rencana kerja ? Jika ada apa saja rencana
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang di ruangan tersebut ?
4 Apakah rencana harian, bulanan, dan tahunan dilaksanakan secara optimal ? Jika
tidak apa alasannya atau kendalanya ?
5 Apakah ruang rengasdengklok mempunyai perencanaan proaktif dan reaktif ? Jika
iya seperti apa tolong jelaskan.
Fungsi Pengorganisasian
6 Siapa saja yang menjadi bagian dari struktur organisasi di ruangan rengasdengklok?
7 Apa tipe organisasi yang diambil diruangan tersebut?
8 Kegiatan pengorganisasian, pembagian pengorganisasiannya seperti apa?
9 Prinsip yang digunakan apa saja dalam pengorganisasian dan prinsip tersebut
terlaksana semua atau tidak?
10 Metode pelayanan keperawatan di ruangan rengasdengklok menggunakan metode
apa?
Fungsi ketenagaan
11 Keterkaitan penegakan asuhan keperawatan berjalan dengan baik atau tidak?
12 Apakah ada kesempatan atau tidak dalam pengembangan pengalaman dan
pengetahuan perawat?
13 Apa pendidikan terakhir perawat diruangan rengasdengklok?
Fungsi Pengendalian
14 Apakah tugas yang diberikan manajer kepada staff dilaksanakan dengan efektif atau
tidak?
15 Perilaku staf untuk menghasilkan kualitas pelayanan diruangan rengasdengklok
apakah sudah optimal atau belum?
B. Kepemimpinan
N Pertanyaan
O
1 Gaya kepemimpinan seperti apa yang di laksanakan untuk memimpin ruangan ini?
2 Apakah fungsi dan tugas pimpinan sudah telaksana sesuai dengan fungsi dan
tugasnya? Apabila belum apa yang menjadi faktor penghambat hal itu belum
terlaksana dengan baik?
3 Apakah sebagai pimpinan selalu mendorong staf untuk menambah pengetahuannya
melalui kursus-kursus, pelatihan atau pendidikan keperawatan berkelanjutan?
4 Bagaimana cara pimpinan menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan dalam
ruangan ini?
C. Pengarahan
N Pertanyaan
O
1 Apakah staf dan tim saling memotivasi dalam menjalankan tugas?
2 Komunikasi dalam tim baik atau tidak?
3 Bagaimana kerja sama antar tim?
4 Konsep pengarahan di ruang rengasdengklok seperti apa?
D. Hand Over
N Pertanyaan
O
1 Metode apa yang dilakukan saat hand over? Apakah keliling ruangan atau hanya di
nurse station saja?
2 Apabila saat hand over katim membaca atau hanya menyebutkan?
3 Dalam hand over apa yang harus diperhatikan?
4 Di ruang Rengasdengklok metode SBAR terlaksana dengan baik atau tidak?
E. Manjemen Konflik
N Pertanyaan
O
1 Apakah dampak yang terjadi pada perusahaan yang mengalami suatu konflik yang
amat besar ?
2 Bagaimana cara diskusi yang baik agar tidak menyudutkan salah satu pihak ?
3 Apakah suatu konflik itu perlu dimanage dan jika dalam suatu organisasi terjadi
konflik yang begitu besar apa yang akan terjadi dalam suatu organisasi tersebut?
4 Bagaimana negosisasi yang baik dilakukan dalam hubungan kerja tetapi, masih
menyebabkan konflik ?
F. Motivasi
N Pertanyaan
O
1 Terlaksana atau tidak kepuasan dalam bekerja dan peningkatan moral?
2 Peningkatan produktivitas apakah sudah optimal?
3 Bagaimana cara mempertahankan kestabilan dalam bekerja?
4 Bagaimana cara penanggung jawab tugas masing-masing?
G. Supervisi
N Pertanyaan
O
1 Apakah pernah mengalami terjadi kesalahan pada saat pemberian asuhan
keperawatan lalu apa yg di lakukan oleh perawat tersebut dan apakah ada sangsi
tertentu untuk perawat tersebut?