PPK Neurologi4
PPK Neurologi4
                       Radiologi
                           1. Computed Tomography (CT) Scan kepala dengan
                           kontras
                           2. Magnetic Resonance Imaging kepala (MRI)
                           3. Magnetic Resonance Spectroscopy (MRS) :
                           merupakan pilihan utama untuk epilepsi
                           4. Functional Magnetic Resonance Imaging
TATA LAKSANA :            Medikamentosa
Tindakan Operatif         Pemilihan obat anti epilepsi (OAE) sangat tergantung
Tindakan Konservatif      pada bentuk bangkitan dan sindroma
Lama Perawatan            epilepsi, selain itu juga perlu dipikirkan kemudahan
                          pemakaiannya. Penggunaan terapi tunggal
                          dan dosis tunggal menjadi pilihan utama. Kepatuhan
                          pasien juga ditentukan oleh harga dan efek
                          samping OAE yang timbul
                          Antikonvulsan Utama
                          1. Fenobarbital : dosis 2-4 mg/kgBB/hari
                          2. Phenitoin : 5-8 mg/kgBB/hari
                          3. Karbamasepin : 20 mg/kgBB/hari
                          4. Valproate : 30-80 mg/kgBB/hari
STROKE
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING          1. Ensefalopati toksik atau metabolik
                           2. Kelainan non neurologist / fungsional (contoh :
                               kelainan jiwa)
                           3. Bangkitan epilepsi yang disertai paresis Todd’s
                           4. Migren hemiplegik.
                           5. Lesi struktural intrakranial (hematoma subdural, tumor
                               otak, AVM).
                           6. Infeksi ensefalitis, abses otak.
                           7. Trauma kepala.
                           8. Ensefalopati hipertensif.
                          9. Sklerosis multiple
PEMERIKSAAN            Tergantung gejala dan tanda, usia, kondisi pre dan paska
PENUNJANG              stroke, resiko pemeriksaan, biaya, kenyamanan pemeriksaan
                       penunjang.
                       Tujuan : Membantu menentukan diagnosa, diagnosa banding,
                       faktor risiko, komplikasi, prognosa dan pengobatan.
TATA LAKSANA :         Penatalaksanaan Umum
Tindakan Operatif         1. Umum
Tindakan Konservatif        Ditujukan terhadap fungsi vital: paru-paru, jantung,
Lama Perawatan              ginjal, keseimbangan elektrolit dan cairan,gizi, higiene.
                          2. Khusus
                            Pencegahan dan pengobatan komplikasi Rehabilitasi
                            Pencegahan stroke : tindakan promotif, primer dan
                            sekunder
                       Penatalaksanaan Khusus
                          1. Stroke iskemik / infark :
                             - Anti agregasi platelet : Aspirin, tiklopidin, klopidogrel,
                             dipiridamol, cilostazol
                             - Trombolitik : rt-PA (harus memenuhi kriteria inklusi)
                             - Antikoagulan : heparin, LMWH, heparinoid (untuk
                             stroke emboli)
                             (Guidelines stroke 2004)
                             - Neuroprotektan
                          2. Perdarahan subarakhnoid :
                             - Antivasospasme : Nimodipin
   - Neuroprotektan
3. Perdarahan intraserebral :
   Konservatif:
   - Memperbaiki faal hemostasis (bila ada gangguan faal
   hemostasis)
   - Mencegah / mengatasi vasospasme otak akibat
   perdarahan : Nimodipine
   - Neuroprotektan
   Operatif : Dilakukan pada kasus yang
   indikatif/memungkinkan:
   - Volume perdarahan lebih dari 30 cc atau diameter > 3
   cm pada fossa posterior.
   - Letak lobar dan kortikal dengan tanda-tanda
   peninggian TIK akut dan ancaman herniasi
   otak
   - Perdarahan serebellum
   - Hidrosefalus akibat perdarahan intraventrikel atau
   serebellum
   - GCS > 7
Terapi Komplikasi
  - Antiedema : larutan Manitol 20%
  - Antibiotika, Antidepresan, Antikonvulsan : atas indikasi
  - Anti trombosis vena dalam dan emboli paru.
Terapi Nonfarmaka
  - Operatif
  - Phlebotomi
  - Neurorestorasi (dalam fase akut) dan Rehabilitasi
  medik
  Infark berdarah
  Hidrosefalus
  - Non Neurologis :
  Hipertensi / hiperglikemia reaktif
  Edema paru
  Gangguan jantung
  Infeksi
  Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
  Fase lanjut :
  - Neurologis : gangguan fungsi luhur
                                  - Non Neurologis :
                                  Kontraktur
                                  Dekubitus
                                  Infeksi
                                  Depresi
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                       1. Ad vitam
                                    Tergantung berat stroke dan komplikasi yang timbul.
                                2. Ad Functionam
                                    Penilaian dengan parameter :
                                    - Activity Daily Living (Barthel Index)
                                    - NIH Stroke Scale (NIHSS)
                                Risiko kecacatan dan ketergantungan fisik/kognitif setelah
                                1 tahun : 20-30%
TINGKAT EVIDENS                  I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI              A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
KRITERIA DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING            1. Meningoensefalitis karena virus
                             2. Meningitis bakterial yang pengobatannya tidak
                                sempurna
                             3. Meningitis oleh karena infeksi jamur/parasit
                                (Cryptococcus neoformans atau Toxoplasmagondii),
                                Sarkoid meningitis.
                             4. Tekanan selaput yang difus oleh sel ganas, termasuk
                                karsinoma, limfoma, leukemia, glioma,melanoma, dan
                                meduloblastoma.
PEMERIKSAAN                  1. Pemeriksaan Laboratorium : pemeriksaan LCS (bila
PENUNJANG                       tidak ada tanda tanda peninggian tekanan intrakranial),
                                pemeriksaan darah rutin kimia, elektrolit.
                                   Pemeriksaan sputum BTA (+)
                                2. Pemeriksan Radiologik
                                - Foto polos paru
                                - CT-Scan kepala atau MRI dibuat sebelum dilakukan
                                    pungsi lumbi bila dijumpai peninggian tekanan
                                    intrakranial.
                                3. Pemeriksaan penunjang lain:
                                - IgG anti TB (Untuk mendapatkan antigen bakteri
                                    diperiks
                                    counterimmunoelectrophoresis,radioimmunoassay
                                    atau teknik ELISA).
                                - PCR
TATA LAKSANA :                  1. Umum
Tindakan Operatif               2. Terapi kausal : Kombinasi Obat Anti Tuberkulosa
Tindakan Konservatif               (OAT).
Lama Perawatan                     • INH
                                   • Pyrazinamida
                                   • Rifampisin
                                   • Etambutol
                                3. Kortikosteroid
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                       1. Meningitis tuberkulosis sembuh lambat dan umumnya
                                    meninggalkan sekuele neurologis.
                                2. Bervariasi dari sembuh sempurna, sembuh dengan
                                    cacat, meninggal
TINGKAT EVIDENS                 I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI             A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                              PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                  TATA LAKSANA KASUS
                                 RSUD KELAS B MAJALAYA
PENGERTIAN ( Definisi )   Rabies adalah penyakit peradangan akut SSP oleh virus
                          rabies, bermanifestasi sebagai kelainan
                          neurologi yang umumnya berakhir dengan kematian.
KRITERIA DIAGNOSIS        Anamnesis
                          Penderita mempunyai riwayat tergigit, tercakar dengan anjing,
                          kucing atau binatang lainnya yang :
                          • Positif rabies (hasil pemeriksaan otak hewan tersangka)
                          • Mati dalam waktu 10 hari sejak menggigit (bukan dibunuh)
                          • Tak dapat diobservasi setelah menggigit (dibunuh, lari,
                          sebagainya)
                          • Tersangka rabies (hewan berubah sifat, malas makan dll).
                          Gambaran Klinik
                             1. Stadium prodromal (2-10 hari)
                          Sakit dan rasa kesemutan di sekitar luka gigitan (tanda awal
                          rabies), sakit kepala, lemah,
                          anoreksia, demam, rasa takut, cemas, agitasi.
                             2. Stadium kelainan neurologis (2-7 hari)
                                  • Bentuk spastik : Peka terhadap rangsangan ringan,
                                      kontraksi otot farings dan esofagus,kejang,
                                      aerofobia, hidrofobia, kaku kuduk, delirium,
                                      semikoma, meninggal setelah 3-5 hari.
                                  • Bentuk demensia
                                  • Kepekaan terhadap rangsangan bertambah, gila
                                      mendadak, dapat melakukan tindakan kekerasan,
                                      koma, mati.
                                  • Bentuk paralitik (7-10 hari)
                                      Gejala tidak khas, penderita meninggal sebelum
                             diagnosis tegak, terdapat monoplegi atau paraplegi
                             flaksid, gejala bulbar, kematian karena kelumpuhan otot
                             napas.
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING            1.   Intoksikasi obat-obatan
                             2.    Ensefalitis
                             3.   Tetanus
                             4.   Histerikal pseudorabies
                                    5. Poliomielitis
PEMERIKSAAN                         1. Pemeriksaan laboratorium: Lekosit, hematokrit, Hb,
PENUNJANG                               Albumin urine, dan Lekosit urine, Likuor Serebrospinal
                                        bila perlu.
                                    2. Pemeriksaan radiologik : Dapat dilakukan pemeriksaan
                                        CT Scan kepala untuk menyingkirkan kausa lain.
                                    3. Pemeriksaan penunjang lain: tidak ada
TATA LAKSANA :                  KRITERIA TERSANGKA RABIES SEBAGAI BERIKUT :
Tindakan Operatif               1. Anjing/hewan yang menggigit terbukti secara laboratorium
Tindakan Konservatif               adalah positif rabies.
Lama Perawatan                  2. Anjing atau hewan yang menggigit mati datam waktu 5 - 10
                                   hari
                                3. Anjing atau hewan yang menggigit menghilang atau
                                   terbunuh
                                4. Anjing atau hewan yang menggigit dengan gejala rabies.
                                Catatan :
                                1. Penyuntikan dilakukan secara lengkap bila :
                                      a. hewan atau anjing yang menggigit positif rabies.
                                      b. hewan atau anjing liar atau gila yang tidak dapat
                                         diobservasi   atau hewan tersebut dibunuh.
                                2. Penyuntikan VAR tidak dilanjutkan apabila hewan atau
                                   anjing     yang menggigit penderita tetap sehat selama
                                   observasi sampai dengan 10 hari.
                                3. Petugas (tenaga medis atau Perawat) harus memakai
                                   sarung tangan, pakaian dan masker.
                                4. Dokter/ Perawat harus terlebih dahulu memberikan
                                   penjelasan secukupnya tentang jumlah kali pemberian
                                   vaksin anti rabies (VAR) / serum anti rabies (SAR),
                                   termasuk manfaat maupun efek samping yang mungkin
                                   timbul.
                                5. Sebelum dilakukan vaksinasi dengan VAR/ pemberian
                                   serum anti rabies (SAR) terhadap penderita terlebih dahulu
                                   dimintai persetujuan dari penderita ataupun keluarga
                                   terdekat penderita atas pemberian vaksinasi/ serum
                                   tersebut. Dalam hal ini penderita atau keluarga terdekat
                                   penderita harus menandatangani surat persetujuan
                                   (informed consent) disaksikan oleh dua orang saksi
                                   termasuk dokter/ Perawat.
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                           Infaust/ meninggal dunia
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                                 PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                     TATA LAKSANA KASUS
                                    RSUD KELAS B MAJALAYA
PENGERTIAN ( Definisi )
KRITERIA DIAGNOSIS                  Merupakan komplikasi dari malaria. Paling sering
                                    disebabkan oleh P. falciparum. Diagnosis ditegakkan
                                    pada penderita malaria (terbukti dari pemeriksaan apus
                                    darah) yang mengalami penurunan kesadaran (GCS < 7)
                                    disertai gejala lain gangguan serebral (ensefalopati)
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING               Penurunan kesadaran sebab lain :
                                Hipoglikemi, asidosis berat, syok karena hipotensi.
PEMERIKSAAN                     Pemeriksaan apus darah tebal : ditemukan parasit malaria
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                  Antimalaria : Kinin dihidroklorida lV
Tindakan Operatif               Terapi suportif : antikonvulsan
Tindakan Konservatif                              antipirektika
Lama Perawatan                                    penanganan hipoglikemia
                                                 menjaga keseimbangan cairan dan etektrolit
                                Pencegahan : Anti malaria oral sejak dua minggu sebelum
                                perjalanan ke daerah endemis
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                       Sequele jangka panjang : Ataksia, buta kortikal, kejang,
                                hemiparesis
TINGKAT EVIDENS                     I / II / III / IV
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                                    PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                        TATA LAKSANA KASUS
                                       RSUD KELAS B MAJALAYA
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING               Meningitis serosa sebab lain
PROGNOSIS Buruk
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                               PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                   TATA LAKSANA KASUS
                                  RSUD KELAS B MAJALAYA
PENGERTIAN ( Definisi )   Deflnisi WHO untuk AIDS di Asia Tenggara adalah pasien
                          yang memenuhi kriteria A dan B
                          dibawah ini :
                             A. Hasil positif untuk antibodi HIV dari dua kali test yang
                                menggunakan dua antigen yang berbeda.
                             B. Salah satu dari kriteria yang dibawah ini :
                              1. - Berat badan menurun 10% atau lebih yang tidak
                                   diketahui sebabnya.
                                 - Diare kronik selama 2 bulan terus menerus atau
                                   periodik.
                              2. Tuberkulosis milier atau menyebar.
                              3. Kandidiasis esofagus yang dapat didiagnosis dengan
                                 adanya kandidiasis mulut yang disertai disfagia /
                                 odinofagia.
                              4. Gangguan neurologis disertai gangguan aktifitas
                                 sehari-hari, yang tidak diketahui sebabnya.
                              5. Sarkoma kaposi.
PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING             1. Demensia Vaskuler
                              2. Demensia Lewi body
                              3. Demensia lobus frontal
                              4. Pseudodemensia (depresi)
PEMERIKSAAN            Radioimaging :
PENUNJANG              • CT sken : Atrofi serebri terutama daerah temporal dan
                       parietal
                       • MRI          : Atrofi serebri dan atrofi hipokampus
                       • SPECT         : Penurunan serebral blood flow terutama di
                       kedua kortek temporoparietal
                       • PET           : Penurunan tingkat metabolisme kedua kortek
                       temporoparietal
                       Laboratorium :
                       • Urinalisis
                       • Elektrolit serum
                       • Kalsium
                       • BUN
                       • Fungsi hati
                       • Hormon tiroid
                       BAKU EMAS (PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI) :
                              1. • Ditemukan neurofibrillary tangles dan senile
                                   plaque
TATA LAKSANA :         PENATALAKSANAAN
Tindakan Operatif      Farmakotogi
Tindakan Konservatif   • Simptomatik :
Lama Perawatan               Penyekat Asetilkolinesterasa:
                                   Donepezil HCl tablet 5 mg, 1 x 1 tablet / hari
                               Rivastigmin tablet, interval titrasi 1 bulan, mulai dari
                                   2 x 1,5 mg sampai maksimal 2 x 6 mg
                               Galantamin tablet, interval titrasi 1 bulan mulai dari
                                   2 x 4 mg sampai maksimal 2 x 16 mg
                       • Gangguan perilaku :
                             Depresi :
                            Antidepresan golongan SSRI (pilihan utama) :
                              Sertraline tablet 1 x 50 mg, Flouxetine tablet 1 x 20 mg
                            Golongan Monoamine Oxidase (MAO) Inhibitors :
                              Reversible MAO-A inhibitor (RIMA) : Moclobemide
                             Delusi / halusinasi / agitasi
                            Neuroleptik atipikal
                              o Risperidon tablet 1 x 0,5 mg - 2 mg / hari
                              o Olanzapin
                              o Quetiapin tablet : 2 x 25 mg – 100 mg
                            Neuroleptik tipikal
                              o Haloperidol tablet : 1 x 0,5 mg – 2 mg / hari
                       Non Farmakologis
                       Untuk mempertahankan fungsi kognisi
                       Program adaptif dan restoratif yang dirancang individual :
                       • Orientasi realitas
                       • Stimulasi kognisi : memory enhancement program
                       • Reminiscence
                                • Olah raga Gerak Latih Otak
                                Edukasi pengasuh
                                • Training dan konseling
                                Intervensi lingkungan
                                • Keamanan dan keselamatan lingkungan rumah
                                • Fasilitasi aktivitas
                                • Terapi cahaya
                                • Terapi musik
                                • Pet therapy
                                Penanganan gangguan perilaku
                                • Mendorong untuk melakukan aktivitas keluarga (menyanyi,
                                ibadah, rekreasi dll)
                                • Menghindari tugas yang kompleks.
                                    • Bersosialisasi
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                          Ad Vitam :     dubia ad bonam / malam
                                   Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                   Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
TINGKAT EVIDENS                    I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI                A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                              PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                  TATA LAKSANA KASUS
                                 RSUD KELAS B MAJALAYA
PEMERIKSAAN FISIK
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                              PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                  TATA LAKSANA KASUS
                                 RSUD KELAS B MAJALAYA
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS                  Nyeri pada area distribusi ruam setelah menderita herpes
                                    zoster. Timbul tanpa ataupun dengan
                                    interval bebas nyeri (umumnya satu bulan). Rasa nyeri
                                    seperti panas, kesetrum, menyentak, dan
                                    timbul alodinia dan hiperestesi.
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                  Medikamentosa :
Tindakan Operatif               Antidepresan trisiklik : amitriptilin, imipramin
Tindakan Konservatif            Antikonvulsan : gabapentinoid, karbamasepin, fenitoin, Na
Lama Perawatan                  valporat
                                Lain-lain : Meksiletin, klonidin
                                Topikal : Krim kapsaisin, jeli lidoderm, aspirin dalam kloroform
                                Nonmedikamentosa :
                                TENS
                                Ice-pack
                                Terapi behavior
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS              Nyeri Punggung bawah (NPB) adalah nyeri yang dirasakan
                                daerah punggung bawah, dapat
                                merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya.
                                Nyeri ini terasa diantara sudut iga
                                terbawah dan lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau
                                lumbo-sakral dan sering disertai
                                dengan penjalaran nyeri kearah tungkai dan kaki. Nyeri yang
                                berasal dari daerah punggung bawah
                                dapat dirujuk ke daerah lain atau sebaliknya nyeri yang
                                berasal dari daerah lain dirasakan didaerah punggung bawah
                                (referred pain).
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :
Tindakan Operatif
Tindakan Konservatif
Lama Perawatan
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                          Ad Vitam :     dubia ad bonam / malam
                                   Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                   Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
TINGKAT EVIDENS                    I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI                A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                                       PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                           TATA LAKSANA KASUS
                                          RSUD KELAS B MAJALAYA
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS              Nyeri sedang sampai berat di daerah orbita yang episodik disertai
                                dengan paralisis salah satu atau
                                lebih dari N.III, N.IV, dan N.VI serta nyeri di daerah N.V1 dan 2.
                                Dapat sembuh spontan tetapi
                                dapat relaps kembali.
                                Dihubungkan dengan kelainan inflamasi idiopatik.
                                Serangan dapat berlangsung beberapa minggu atau bulan,
                                kontinyu atau intermiten tanpa faktor pemicu.
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING                  -    Lesi vaskuler : aneurisma
                                   -    Lesi desak ruang (SOL) / tumor di fissura orbitalis superior,
                                        area parasela, fossa posterior
                                   -    Migren optalmoplegik
                                   -    Iskemik mononeuropati diabetika kranial
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                     1. Medikamentosa
Tindakan Operatif                  2. Steroid : nyeri mereda setelah 72 jam
Tindakan Konservatif               3. Nonmedikamentosa : -
Lama Perawatan
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                           Ad Vitam :        dubia ad bonam / malam
                                    Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                    Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
TINGKAT EVIDENS                     I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI                 A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                                     PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                         TATA LAKSANA KASUS
                                        RSUD KELAS B MAJALAYA
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS              Nyeri Neuropati Diabetika ditandai dengan rasa terbakar, ditusuk,
                                ditikam, kesetrum, disobek,
                                diikat dan alodinia.
                                Bisa disertai gejala negatif berupa baal, kurang tangkas, sulit
                                mengenal barang dalam kantong,
                                hilang keseimbangan, cedera tanpa nyeri, borok.
                                Diperkirakan > 50 % penderita diabetes lama menderita neuropati
                                diabetika
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING               Neuropati oleh sebab lain selain DM
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                  Kausal
Tindakan Operatif               Pengendalian optimal kadar gula darah. Kadar HbA1c
Tindakan Konservatif            dipertahankan 7%
Lama Perawatan                  Medikamentosa
                                - NSAID : nyeri muskuloskeletal, neuroartropati
                                - Antidepresan trisiklik : amitriptilin, imipramin
                                - Antikonvulsan : karbamasepin, gabapentinoid
                                - Antiaritmik : meksiletin
                                - Topikal : krim kapsaisin
                                - Blok saraf lokal
                                Nonmedikamentosa :
                                Edukasi : perawatan kaki teliti
                                Splint
                                TENS
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                           Ad Vitam :     dubia ad bonam / malam
                                    Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                    Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
TINGKAT EVIDENS                     I / II / III / IV
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS              Nyeri pada sindroma terowongan karpal (STK, carpal tunnel
                                syndrome/ CTS ) berupa kesemutan,
                                rasa terbakar dan baal di jari tangan I, II, III dan setengah bagian
                                lateral jari IV terutama malam
                                atau dini hari akibat jebakan N. Medianus di dalam terowongan
                                karpal. Pada keadaan berat rasa nyeri dapat menjalar kelengan
                                atas dan atrofi otot tenar.
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                     1. Medikamentosa
Tindakan Operatif                     Suntikan lokal (steroid dan anestesi)
Tindakan Konservatif                  Analgetik ajuvan
Lama Perawatan                     2. Nonmedikamentosa
                                      Edukasi : Hindari trauma berupa gerakan berulang
                                      pergelangan tangan Immobilsasi, splint
                                      Bedah : Bila terapi konservatif gagal dalam 6 bulan atau
                                      nyeri membandel STK akut dan berat
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                           Ad Vitam :        dubia ad bonam / malam
                                    Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                    Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
TINGKAT EVIDENS                     I / II / III / IV
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                                     PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                         TATA LAKSANA KASUS
                                        RSUD KELAS B MAJALAYA
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS              Nyeri spontan berupa rasa panas seperti terbakar, diiris, ngilu,
                                tersobek, ditusuk jarum, disestesi
                                dan hiperestesi, bisa disertai baal di area persarafan sensorik lesi
                                susunan saraf pusat seperti
                                pada sklerosis multipel, pasca stroke, siringomieli, mielopati toksik,
                                infeksi SSP kelainan
                                degenerasi. Nyeri sedang sampai berat dan sering diperburuk bila
                                melakukan aktivitas ringan,aktivitas viseral seperti berkemih,
                                perubahan cuaca dan stres emosional.
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING               Sesuai etiologi
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                     1. Medikamentosa
Tindakan Operatif                    Antidepresan trisiklik : amitriptilin, imipramin, nortriptilin
Tindakan Konservatif                 Antikonvulsan : karbamasepin, gabapentin, klonasepam
Lama Perawatan                     2. Nonmedikamentosa
                                     Edukasi : hidup berdampingan dengan nyeri
                                     Terapi behaviour
                                     TENS, stimulasi elektrik lain
                                     Bedah
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                           Ad Vitam :        dubia ad bonam / malam
                                    Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                    Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
TINGKAT EVIDENS                     I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI                 A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                           PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                               TATA LAKSANA KASUS
                              RSUD KELAS B MAJALAYA
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS        1. Klinis
                                - Migren tanpa aura (G43.0) :
                                    a) Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan
                                        nyeri kepala berulang dengan manifestasi
                                    b) serangan berlangsung 4-72 jam, yang
                                        mempunyai. sedikitnya 2 karakteristik
                                        berikut :
                                    c)  unilateral, berdenyut, intensitas sedang
                                        atau berat, bertambah berat dengan
                                        aktivitas fisik.
                                    d) Selama nyeri kepala disertai salah satu
                                        berikut : nausea dan atau muntah,
                                        fotofobia dan
                                    e) fonofobia.
                                    f)  Serangan nyeri kepala tidak berkaitan
                                        dengan kelainan yang lain.
                                - Migren dengan aura (G43.1) :
                                    a) Sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan
                                        nyeri kepala berulang yang didahului
                                        gejala
                                    b) neurologi fokal yang reversibel secara
                                        bertahap 5-20 menit dan berlangsung
                                        kurang dari
                                    c)  60 menit.
                                    d) Terdapat sedikitnya satu aura berikut ini
                                        yang reversibel seperti : gangguan visual,
                                    e) gangguan sensoris, gangguan bicara
                                        disfasia.
                                    f)  Paling sedikit dua dari karakteristik
                                        berikut :
                                       1. gejala visual homonim dan / atau gejala
                                          sensoris unilateral.
                                       2. paling tidak timbul satu macam aura
                                          secara gradual > 5 menit dan / atau jenis
                                          aura
                                    g) yang lainnya > 5 menit.
                                       1. tiap gejala berlangsung > 5 menit dan <
                                                  60 menit
                                            h) Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
                                        - Status Migrenous (G43.2):
                                                 a. Serangan migren dengan intensitas berat
                                                  yang berlangsung > 72 jam (tidak hilang
                                                  dalam
                                                 b) 72 jam).
                                                 a. Tidak berkaitan dengan gangguan lain.
                                2.   Laboratorium : darah rutin, elektrolit, kadar gula
                                     darah, dll (atas indikasi, untuk menyingkirkan
                                     penyebab sekunder).
                                3.   Radiologi : atas indikasi (untuk menyingkirkan
                                     penyebab sekunder).
                                4.   Gold Standard : kriteria diagnostik nyeri kepala
                                     kelompok studi nyeri kepala perdossi 2005 yang
                                     diadaptasi dari IHS (International Headache Society)
                                5.   Patologi Anatomik : -
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING               1. Nyeri kepala penyakit lain : THT, gigi mulut, mata,
                                   hipertensi, infeksi, toksik, gangguan metabolik /
                                   elektrolit, anemia, gagal ginjal, gagal hati.
                                2. SOL (space-occupying lesion) misal : subdural
                                   hematom, neoplasma, dll
                                3. Temporal arteritis
                                4. Medication-related headache
                                5. Trigeminal neuralgia
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                  1. Hindari faktor pencetus
Tindakan Operatif               2. Terapi abortif :
Tindakan Konservatif                  - Nonspesifik : analgetik I NSAIDs, Narkotik
Lama Perawatan                            analgetik, adjunctive therapy (mis :
                                      - metoklopramide)
                                      - Obat spesifik : Triptans, DHE, obat kombinasi
                                          (mis : aspirin dengan asetaminophen
                                      - dan kafein), obat gol.ergotami.
                                      - - Bila tidak respon : Opiat dan analgetik yang
                                          meng
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                       Ad Vitam :        dubia ad bonam / malam
                                Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
TINGKAT EVIDENS                 I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI             A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                                 PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                     TATA LAKSANA KASUS
                                    RSUD KELAS B MAJALAYA
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS        Klinis :
                             a) Sekurang-kurangnya terdapat 10 episode serangan
                                   nyeri kepala
                             b) Nyeri kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari.
                             c) Sedikitnya memiliki 2 karakteristik nyeri kepala berikut :
                                   1. Lokasi bilateral
                                   2. Menekan / mengikat (tidak berdenyut)
                                   3. Intensitas ringan atau sedang
                                   4. Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan
                                      atau naik tangga.
                              d) Tidak dijumpai :
                                   1. Mual atau muntah (bisa anoreksia)
                                   2. Lebih dari satu keluhan: fotofobia atau fonofobia.
                               e) Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
                             • Laboratorium : darah rutin, elektrolit, kadar gula darah,dll
                             (atas indikasi untuk menyingkirkan
                             penyebab sekunder)
                             • Radiologi : atas indikasi (untuk menyingkirkan penyebab
                             sekunder).
                             • Gold Standard : Kriteria diagnostik Nyeri kepala
                             Kelompok studi Nxeri kepala Perdossi 2005
                             yang diadaptasi dari I H S (International Headache
                             Society)
                             • Patologi Anatomik :
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING            1. Nyeri kepala penyakit lain: THT, gigi mulut, mata, hipertensi,
                                infeksi, toksik, gangguan
                             2. metabolik/elektrolit, anemia, gagal ginjal, gagal hati.
                             3. Nyeri kepala servikogenik Psikosomatis
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                   Medikamentosa :
Tindakan Operatif                   1. Analgetik : aspirin, asetaminofen, NSAIDs
Tindakan Konservatif                2. Caffeine 65 mg (analgetik ajuvan).
Lama Perawatan                      3. Kombinasi : 325 aspirin, asetaminofen + 40 mg kafein
                                      4. Antidepressan : amitriptilin
                                      5. Antiansietas : got. Benzodiazepin, butalbutal.
                                   Terapi non-farmakologis :
                                      a. Kontrol-diet
                                      b. Hindari faktor pencetus
                                      c. Hindari pemakaian harian obat analgetik, sedatif dan
                                      ergotamin
                                      d. Behaviour treatment
                                   Terapi fisik
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                       Ad Vitam :     dubia ad bonam / malam
                                Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
TINGKAT EVIDENS                 I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI             A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                              PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                  TATA LAKSANA KASUS
                                 RSUD KELAS B MAJALAYA
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS              KRITERIA DIAGNOSIS
                                • Klinis : Nyeri kepala, tidak khas
                                a. Terdapat trauma kepala, di mana nyeri kepala terjadi
                                dalam 7 hari setelah trauma kepala
                                atau sesudah kesadaran penderita pulih kembali.
                                b. Terdapat satu atau lebih keadaan di bawah ini:
                                1. Nyeri kepala hilang dalam 3 bulan setelah trauma
                                kepala.
                                2. Nyeri kepala menetap, tetapi tidak lebih dari 3 bulan
                                sejak trauma kepala.
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :
Tindakan Operatif
Tindakan Konservatif
Lama Perawatan
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                       Ad Vitam :     dubia ad bonam / malam
                                Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS                  a. Nyeri kepala, tidak khas
                                    b. Terdapat trauma kepala, di mana nyeri kepala
                                       timbul dalam 7 hari sesudah trauma atau
                                    c. sesudah kesadaran penderita pulih kembati
                                    d. Nyeri kepala berlangsung lebih dari 3 bulan
                                       setelah trauma kepala
                                       Laboratorium : darah rutin, kimia darah, LCS
                                         (atas indikasi)
                                       Radiologi : Foto tengkorak, Neuromaging CT
                                         scan/ MRI
                                       Gold Standard : Kriteria diagnostic Nyeri Kepala
                                         Kelompok studi Nyeri kepala Pardossi
                                       2005 yang diadaptasi dari kepala HIS
                                         (International Headache Society)
                                       Patologi Anatomik : -
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING               1. Nyeri kepala penyakit lain : THT, gigi mulut, mata,
                                   hipertensi,       infeksi,       toksis,        gangguan
                                   metabolic/elektrolit, anemia, gagal ginjal, gagal hati.
                                2. Peredaran     Intrakranial    (subdural,     subarahnoid,
                                   intrkranial)
                                3. Psikosomatis
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                      1. Medikamentosa : tergantung jenis/tipe nyeri kepala
Tindakan Operatif                   2. Tindakan : atas indikasi
Tindakan Konservatif
Lama Perawatan
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                       Ad Vitam :     dubia ad bonam / malam
                                Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                            PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                TATA LAKSANA KASUS
                               RSUD KELAS B MAJALAYA
KRITERIA DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING               1.   Migren
                                2.   Nyeri kepala Master
                                3.   Gangguan pada Gigi-mulut
                                4.   4. Nyeri kepala servikogenik
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                  Terapi terhadap neuralgia trigeminal klasik
Tindakan Operatif               Medikamentosa      :   Karbamasepin,       Okskarbasepin,
Tindakan Konservatif            Gabapentin, Fenitoin, Lamotrigin, Baklofen
Lama Perawatan                  Tindakan          : Operasi pada kasus intraktabel
                                 Terapi terhadap Neuralgia trigeminal simptomatik
                                1. Kausal
                                2. Terapi farmaka : sama dengan neuralgia trigeminal
                                   idiopatik
                                3. Terapi bedah : menghilangkan kausal seperti angkat
                                   tumor
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                       Ad Vitam :     dubia ad bonam / malam
                                Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                                     PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                         TATA LAKSANA KASUS
                                        RSUD KELAS B MAJALAYA
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                A. MEDIKAMENTOSA :
Tindakan Operatif                - Remacide dan Coenzyme Q10 600 mg/hari dapat
Tindakan Konservatif             menghambat progresivitas
Lama Perawatan                   - Untuk depresi diberikan Tricyclic antidepresan
                                 (amitriptylin atau imipramine, nortriptylin),
                                 SSRI (fluoxetine atau sertraline)
                                 - Chorea dapat diberikan :
                                       - Haloperidol 0,5 - 5 mglhari,
                                    B. TINDAKAN : Tidak ada
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                       PH adalah penyakit neurodegeneratif yang progresif berakhir fatal,
                                Sebab kematian biasanya aspirasi pneumonia atau trauma
                                sekunder akibat jatuh.
TINGKAT EVIDENS                     I / II / III / IV
   RSUD KELAS B
    MAJALAYA                             TREMOR ESENSIAL
PENGERTIAN
( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
FISIK
KRITERIA                 A. KLINIS :
DIAGNOSIS                • Tremor Essential (TE) berdasarkan Core And Secondary
                         Criteria (Lihat Tabel)
                       B. Tindakan
                       • Bedah : continuos deep brain stimulation with electrode
                       implanted pada ventral
                       intermediate nucleus of the thalamus dan thalamotomy
                       • Physical terapi : speech terapi
EDUKASI
( Hospital Health
Promotion )
PROGNOSIS              Ad Vitam :        dubia ad bonam / malam
                       Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                       Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
TINGKAT EVIDENS        I / II / III / IV
TINGKAT                A/B/C
REKOMENDASI
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                               PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                   TATA LAKSANA KASUS
                                  RSUD KELAS B MAJALAYA
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :
Tindakan Operatif
Tindakan Konservatif
Lama Perawatan
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                       Ad Vitam :     dubia ad bonam / malam
                                Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :         - Terapi kausa
Tindakan Operatif      - Simptomatis : analgetik, antiepileptik
Tindakan Konservatif   - Neurotropik vitamin : B1, B6, B12, asam folat
Lama Perawatan         - Fisioterapi
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                           Ad Vitam :        dubia ad bonam / malam
                                    Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                    Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
TINGKAT EVIDENS                     I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI                 A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                     1. Medikamentosa : - antiinflamasi, analgetik
Tindakan Operatif                  2. Tindakan : - release n. medianus
Tindakan Konservatif                               splint
Lama Perawatan                     3. Terapi kausa
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                           Ad Vitam :     dubia ad bonam / malam
                                    Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                    Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
TINGKAT EVIDENS                     I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI                 A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                                 PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                     TATA LAKSANA KASUS
                                    RSUD KELAS B MAJALAYA
                                Etiologi :
                                - tumor ( gangglion, lipoma dll)
                                - artritis rematoid
                                - tekanan eksternal
                                - gerakan berulang pada pergelangan tangan
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS                 1. Klinis : - gangguan sensoris pada jari 5 & 1/2 lateral jari ke 4
                                      bagian dorsal & palmar
                                               - kelemahan otot intrinsik ulnaris
                                               - claw hand (jari ke-4 & 5)
                                   2. Laboratorium : - Hematologi rutin, gula darah puasa
                                   3. Radiologi : - Rongent pergelangan tangan: artritis, fraktur
                                                    - CT scanning pergelangan tangan: gangglion,
                                                      tumor
                                   4. Gold standard : - ENMG
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING               - Gangguan radik
                                - ALS
                                - Gangguan pleksus brakialis
                                - Syringomyeli
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                      -    Terapi kausa
Tindakan Operatif                   -    Medikamentosa : antiinflamasi, analgetik
Tindakan Konservatif                -    Tindakan pembedahan
Lama Perawatan
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                           Ad Vitam :        dubia ad bonam / malam
                                    Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                    Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
TINGKAT EVIDENS                     I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI                 A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                              PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                  TATA LAKSANA KASUS
                                 RSUD KELAS B MAJALAYA
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS     • Nyeri leher, bahu, dan menjalar ke lengan
                       • Nyeri leher sering didahului spasme otot-otot tengkuk, bahu
                       yang berlangsung sampai
                       beberapa hari dan diperburuk oleh ekstensi yang disertai oleh
                       rotasi lateral leher secara
                       bersamaan (Spurling manuver)
                       • Nyeri leher dapat diperburuk oleh keadaan yang
                       meninggikan tekanan intradiskal seperti batuk,
                       bersin, mengedan, atau manuver valsava.
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING      • HNP
                       • Menginitis TBC Servikal
PEMERIKSAAN            Intermitted test
PENUNJANG              • Foto cervikal AP / lateral dan oblik
                       • EMNG
                       • Myelografi
                       • CT-Myelo
TATA LAKSANA :             Konservatif 3-6 minggu, berupa:
Tindakan Operatif          • Istirahat servikal → Neck Collar bila perlu
Tindakan Konservatif       • NSAID
Lama Perawatan             • Suntikan lokal
                           • Fisioterapi
                                Operatif bila ada penyulit
                                PENYULIT
                                Nyeri neuropatik
                                Kelumpuhan anggota gerak
                                JENIS PELAYANAN
                                Rawat jalan
                                Rawat inap bila nyeri tidak tertahan nyeri kepalaan
                                   (obat tak menolong) bila diduga ada
                           penyebab lain.
                           TENAGA
                           v Dokter Spesialis Saraf, Dokter Spesialis Bedah Saraf /
                           Ortopedi
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                       Umumnya baik, biasanya diperlukan fisioterapi lanjutan
TINGKAT EVIDENS                     I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI                 A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
PENGERTIAN ( Definisi )         Merupakan Nyeri Punggung Bawah (NPB) tanpa penjalaran nyeri
                                ke tungkai, hanya menjalar ke bokong serta paha belakang.
                                Kausa
                                Nyeri timbul akibat peregangan atau trauma pada ligamen, otot-
                                tendon tanpa adanya ruptur atau avulsii pada cedera ringan.
                                Sedangkan pada cedera berat dapat terjadi robekan pada otot.
                                Merupakan 60-70 % penyebab NPB
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PENGERTIAN ( Definisi )   Suatu kelainan yang ditandai oleh abnormalnya fungsi otot
                          (merupakan perubahan patologik
                          primer) tanpa adanya denervasi pada pemeriksaan klinik, histologik
                          atau neurofisiologi.
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS        1. Anamnesis :
                             • Kelelahan, kelemahan, atrofi, dan lembeknya otot skelet
                             • Kedutan otot, kram otot, nyeri, dan pegal pada otot-otot
                             • Dapat disertai gejala sistemik atau gejala lain
                          2. Pemeriksaan Fisik :
                             • Pemeriksaan sistem motoris meliputi bentuk otot, tonus otot,
                             kekuatan otot dan cara berdiri / berjalan
                             • Pemeriksaan refleks tendon
                          3. Pemeriksaan Penunjang :
                             • Pemeriksaan laboratorium : Kadar enzim creatinin kinase (CK),
                             lactic dehydorogenose
                             (LDH), SGOT & SGPT, Kadar kalium plasma
                             • Pemeriksaan EMG
                             • Pemeriksaan biopsi otot
                          A. DISTROFIA MUSKULER TIPE “DUCHENE”
                             • Hampir selalu laki-laki karena diturunkan secara x-linked
                               resesif.
   • Timbulnya gejala pada usia sekitar 2 tahun, anak sering jatuh
     waktu berjalan, usia 5
   tahun tidak pandai berlari, “Gower sign" dan "Wadding gait"
     dapat ditemukan.
   • Kelemahan otot terutama bagian proksimal dan lebih dahulu
     timbul pada otot pinggang
   daripada otot-otot bahu dan terdapat pseudohypertrofi pada otot
     gastroknemius.
   • Kelemahan, atrofi, kontraktor dan deformitas otot skelet terjadi
     dengan cepat sehingga
   umumnya penderita memerlukan kursi roda pada usia 12-13
     tahun.
   • Kenaikan enzim-enzim serum terutama pada waktu penderita
     masih mobile. Di antara
   enzim-enzim tersebut maka CPK terbukti paling mudah
     dikerjakan dan hasilnya tepat
   (70-80 %).
   • Progresifitas penyakit cepat dan biasanya meninggal dalam 15
     tahun sesudah onset.
PENGERTIAN ( Definisi )   Merupakan suatu gangguan fungsi atau struktur dari medulla
                          spinalis oleh adanya lesi komplit atau
                          inkomplit.
                          Etiologi
                          - Vaskuler - Tumor
                          - Obat-obatan - Demielinisasi
                          - Radiasi - Trauma
                          - Infeksi - Tidak diketahui
                          - Degenerasi
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING         Polineuropati
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS              Etiologi idiopatik. Gejala kelumpuhan wajah atas dan bawah
                                unilateral.
                                Terjadinya akut (dalam 48 jam). Sering disertai nyeri aurikuler
                                posterior, penurunan sekresi air Mata, gangguan rasa kecap,
                                hiperakusi.
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING               Parese N. VII perifer simtomatik
PEMERIKSAAN                         1. EMG, Bila curiga parese N. VII simtomatik seperti :
PENUNJANG                           2. Darah Tepi : jumlah lekosit, Kadar gula darah
                                    3. Foto mastoid
TATA LAKSANA :                  Terapi Farmaka : Prednison 1 mg / kgBB (5 hari), diturunkan 2 tab /
Tindakan Operatif               hari sampai 10 hari
Tindakan Konservatif            (stadium akut)
Lama Perawatan                  Mecobalamin 3 dd 500 ug
                                Analgetik bila nyeri Terapi-Non Farmakologi : Fisioterapi setelah
                                hari ke 4 awitan
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                       85 % sembuh dalam 3 minggu. 15 % sembuh dalam 3 – 6 bulan.
                               PERIODIK PARALISIS
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS              Familial periodik paralisis hipokalemi adalah penyakit
                                otosomal dominan. Disebabkan gangguan
                                pada gen yang mengatur saluran ion kalsium ditandai dengan
                                : awitan akut dengan gejala
                                kelumpuhan anggota gerak.
                                Otot respirasi dan otot menelan jarang terkena. Refleks
                                tendon mungkin menurun. Tidak ada
                                gangguan sensoris. Serangan terutama pada pagi hari, dan
                                bila tidak diterapi dapat menetap
                                sampai 36 jam.
                                Faktor presipitasi : makan banyak karbohidrat, terlalu lelah,
                                cuaca dingin.
                                Kadar kalium darah 2-3 mEq. Laboratorium lain dalam batas
                                normal Pria lebih banyak daripada wanita
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING               Hipokalemi karena gastroenteritis, tirotoksikosis atau sebab
                                lain
PEMERIKSAAN                     Laboratorium : kalium darah
PENUNJANG                       EMG : Gambaran lesi miogen
                                EKG
TATA LAKSANA :                  Terapi Farmaka :
Tindakan Operatif               Fase Akut : Pemberian K secara peroral atau parenteral
Tindakan Konservatif            Profilaksis : Diet tinggi Katium, rendah Na, rendah karbohidrat
Lama Perawatan                  Aldakton 100 mg po / hari
                                Tiamin HCl 50 mg / hari
                                Terapi hipertiroidsm
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                       Ad bonam
TINGKAT EVIDENS                     I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI                 A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK               Kelemahan N. cranialis VII, VI, III, V, IX, X
                                Kelemahan ekstremitas bawah, asenden, asimetris upper
                     extremitas, facial
                     Reflex : absen atau hiporefleksi
                     Reflex patologi : -
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PENGERTIAN ( Definisi )   Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari
                          tubuh atau lingkungan sekitarnya
                          dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan
                          otonomik yang disebabkan oteh
                          gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan
                          atau penyakit.
                          Klasifikasi :
                          Vestibulogenik :
                          a. Primer : motion sickness, benign paroxysmal positional
                          vertigo, Meniere disease,
                          neuronitis vestibuler, drug-induced
                          b. Sekunder : migren vertebrobasiler, insufisiensi
                          vertebrobasiler, neuroma akustik.
                          Nonvestibuler : Gangguan serebellar, hiperventilasi,
                          psikogenik, dll.
ANAMNESIS            Bentuk vertigo : melayang, goyang berputar, dsb.
                     • Keadaan yang memprovokasi : perubahan posisi kepala dan
                     tubuh, keletihan, ketegangan.
                     • Profil waktu : Akut, paroksismal, kronik.
                     • Adanya gangguan pendengaran yang menyertai.
                     • Penggunaan obat-obatan misalnya streptomisin, kanamisin,
                     salisilat.
                     • Adanya penyakit sistemik seperti anemia, penyakit jantung,
                     hipertensi, hipotensi, penyakit
                     paru.
                     • Adanya nyeri kepala.
                     • Adanya kelemahan anggota gerak.
PEMERIKSAAN FISIK    Umum : Keadaan umum, anemia, tekanan darah berbaring
                     dan tegak, nadi, jantung, paru,
                     abdomen.
                     Pemeriksaan neurologis umum :
                     • Kesadaran
                     • Saraf-saraf otak : visus, kampus, okulomotor, sensori di
                     muka, otot wajah, pendengaran,
                     dan menelan.
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS              Klinis
                                1. Gejala biasanya mulai dekade ke-2 (umur 20-30 tahun),
                                walaupun kadang terjadi sebelum
                                usia 10 tahun atau sesudah 50 tahun).
                                2. Ada 4 gambaran klasik (Classic tetrad) :
                                a. Hipersomnia : merupakan gejala utama gejala utama yaitu
                                mengantuk berlebihan
                                pada siang hari yang segera membaik dan kembali segar
                                setelah tidur singkat kurang
                                dari 30 menit
                                b. Cataplexy : mendadak kehilangan tonus otot dan
                                berlangsung sebentar yang khas
                                terjadi pada saat sedang emosi kuat, misalnya tertawa
                                terbahak-bahak atau marah
                                yang berlebihan. Kelumpuhan dapat komplit atau parsial dan
                                biasanya singkat (detik
- menit). Terjadi kira-kira 70% penderita narkolepsi.
c. Sleep paralysis (Jawa : tindihen) yaitu ketidakmampuan
untuk bergerak atau bicara
yang terjadi awal (hipnagoqic) atau akhir tidur (hipnopompic).
d. Hipnagogic hallucination yaitu halusinasi penglihatan atau
pendengaran yang muncul
sebagai representasi mimpi dan terjadi segera pada awal
tidur, kadang-kadang
terjadi pada saat bangun pagi (hipnopompic). Halusinasi
dapat berupa bayangan
orang yang mengancam, binatang atau biasanya hantu /
monster disertai rasa takut
yang hebat dengan atau tanpa sleep paralisis.
3. Gejala penyerta :
a. Automatic behaviour dan amnesia : yaitu saat penderita
mengantuk dan berusaha
mengatasinya tiba-tiba muncul aktifitas yang terjadi dibawah
alam sadar. la dapat
melanjutkan tugasnya dengan benar tetapi tidak dapat
menjawab pertanyaan yang
komplek. Kadang keluar kata-kata yang tidak mengandung
arti dan tidak relevan
dengan pembicaraan dan hal ini mengakhiri serangan disertai
amnesia terhadap apa
yang diperbuat tadi.
Serangan berlangsung beberapa detik tetapi kadang sampai
beberapa jam, biasanya
saat mengerjakan aktivitas monoton seperti mengendarai
mobil, sehingga sering
terjadi kecelakaan. Karena itu kalau mengantuk sebaiknya
berhenti dan tidur singkat
(10-30 menit) sudah bisa segar kembali. Dapat terjadi pada
orang normal yang
sangat mengantuk seperti dokter yang praktek sampai jauh
malam.
b. Disrupted sleep yaitu terbangun beberapa kali semalam
c. Sleep apneu : 20% penderita laki-laki.
4. Polisomnografi menunjukkan 1 atau lebih sebab :
1. Sleep latency < 10 menit
2. REM sleep latency < 20 menit
3. MSLT yang menunjukkan rata rata sleep latency < 5 menit
4. Sleep-onset REM period (SOREM) < 15 menit, paling
sedikit pada 2 dari 5
kesempatan tidur kecil selama rekaman Polysomnography.
5. HLA trapto type-DQB1 0602 dan DR2 positif (terdapat
pada 90-100% penderita
narkolepsi tergantung ras-nya)
b. Laboratorium
Polisomnografi (PSG)
• Khas : Pemendekan ‘sleep onset’ dan REM latency
Gangguan kerangka tidur, sering terbangun singkat.
                                Penting untuk menyingkirkan gangguan tidur yang dapat
                                menyebabkan hipersomnia
                                • MSLT : rata-rata sleep latency < 5 menit.
                                Khas : muncul sleep onset REM (SOREM) kurang dari 15
                                menit paling sedikit 2 dari 5
                                kesempatan tidur kecil.
                                Pada orang normal MSLT > 10 menit (8-10 menit) masih
                                dianggap abnormal.
                                Onset tidur adalah jangka waktu antara lampu dimatikan dan
                                munculnya gambaran tidur
                                tahap pertama yaitu NREM.
                                Pergantian NREM dan REM rata-rata antara 60-90 menit.
                                Dianggap normal bila REM
                                terjadi kurang dari 15 menit. Dianggap abnormal bila REM
                                terjadi <15 menit (SOREM).
                                c. Radiologis
                                DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
                                1. DD NARKOLEPSI DG CATAPLEXY
                                - narkolepsi skunder (symptomatic)
                                     - epilepsy
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING               Sindroma Obstructive sleep apnoea-hypopnoea
                                - Kurang tidur pada malam hari
                                - Circadian rhythm sleep disorders
                                - Idiopathic central nervous system (CNS) hypersomnia
                                - Periodic limb movement disorder
                                - Trauma kepala dan gangguan neurologi lainnya
                                - Depresi
                                - Efek samping obat
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :
Tindakan Operatif
Tindakan Konservatif
Lama Perawatan
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                       Penyakit seumur hidup, sulit disembuhkan
                                - Kadang-kadang pada beberapa kasus serangan cataplexia
                                dapat menurun
                                - Dapat disertai gangguan tidur yang lain seperti OSA, PLMS,
                                dan REM Sleep / Behaviour
                                    Disease.
TINGKAT EVIDENS                     I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI                 A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                              PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                  TATA LAKSANA KASUS
                                 RSUD KELAS B MAJALAYA
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS        Klinis
                          1. Hipersomnia dan episode tidur malam yang memanjang,
                          sulit bangun dari tidur.
                          2. Tidur kecil-kecil di siang hari yang tidak membuat segar
                          kembali
                          3. Kesulitan bangun dari tidur
                          4. Tidak ada manifestasi dan fenomena REM abnormal
                          b. Laboratorium
                          • PSG : yang khas menunjukan tidur yang memanjang dan
                          efisiensi tidur yang tinggi
                          dengan proporsi stadium tidur yang normal.
                          • MSLT : pemendekan sleep latency (< 10 menit, tetapi lebih
                          lama dari narkolepsi) tanpa
                          ada periode SOREM
                          • Sulit dibedakan dengan narkolepsi tanpa catap(exy
                                c. Radiologis
                                d. Gold Standard : PSG dan MSLT
                                e. Patologi anatomi : -
                                Differential Diagnosis :
                                    Narkolepsi tanpa cataplexy
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                  Non Medikamentosa
Tindakan Operatif               • Sulit diobati dengan hasil memuaskan
Tindakan Konservatif            • Modifikasi gaya hidup, membatasi pembatasan tidur, dan
Lama Perawatan                  hygiene tidur yang baik
                                • Tidur kecil-kecilan biasanya tidak berhasil (tidak seperti
                                narkolepsi)
                                b. Medikamentosa
                                • Modafinil adalah terapi awal pilihan
                                • Bila perlu dapat ditambah amphetamine dan
                                methylphenidate
                                     • Kombinasi obat long dan short acting sering
                                     memberikan efek terbaik
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                          Tidak bisa sembuh
TINGKAT EVIDENS                    I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI                A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                               PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                   TATA LAKSANA KASUS
                                  RSUD KELAS B MAJALAYA
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                  A. Medikamentosa : Long acting benzodiazepin
Tindakan Operatif               B. Tindakan : -
Tindakan Konservatif
Lama Perawatan
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                       biasanya          membaik   dengan   pengobatan     gangguan
                                psikiatrinya
TINGKAT EVIDENS                     I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI                 A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                                                        GANGGUAN DEPRESI
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS              Anamnesa : Kesulitan tidur terjadi pada awal stadium depresi,
                                terutama pada awal
                                tidur, sering terbangun malam hari, bangun terlalu dini, mimpi
                                buruk,
                                nyenyak berlangsung hampir tiap hari.
                                b. Pemeriksaan fisik : Depresi
                                c. Polysomnografi:
                                - Pada pubertas : Normal
                                - Pada dewasa muda : Abnormal
                                - Pada Usia Lanjut :
                                - TST ↓ 1 & 2 NREM Sleep ↑
                                - Awakening ↑ 3 & 4 N REM Sleep ↓
                                - EWM (+) REM Sleep Latency ↓
                                     - Sleep Latency ↑ REM Sleep ↑, Daytime nap +
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING               Demensia
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                  A. Medikamentosa
Tindakan Operatif               - Anti depressant Trisiklik
Tindakan Konservatif            - SSRIs
Lama Perawatan                  - MAOIs
                                B. Tindakan
                                    - Light therapy
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                           Baik
TINGKAT EVIDENS                     I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI          A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
KRITERIA DIAGNOSIS              a. Anamnesa : Sulit tidur / kurang tidur nyenyak & kelelahan
                                tiap hari yang berlangsung 6 bulan.
                                Lemas, gangguan konsentrasi & memori.
                                b. Pemeriksaan Fisik : nyeri pada seluruh otot-otot
                                c. Polysomnografi :
                                - TST ↓
                                - SL ↑
                                - 1 & 2 REM ?
                                - RM ↑
                                - Alpha intrusion (+)
                                     - Awakening : ?
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING               Diagnosis Banding :
                                1. Psychophysiological insomnia
                                2. Anxiety states
                                3. Fibromyalgia
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                  • Anti depresan & anti ansietas
Tindakan Operatif               • Perbaikan sleep hygiene
Tindakan Konservatif            • Mengurangi cahaya saat tidur
Lama Perawatan                  • Pembatasan gerak
                                    • Cognitive therapy
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                           Kurang baik
TINGKAT EVIDENS                     I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI                 A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS              Klinis
                                - Terutama dari anamnesis
                                - Dysesthesia dan restlesness di tungkai yang membaik
                                dengan gerakan
                                - Gejala timbul dan memburuk di waktu sore dan malam
                                b. Polysomnography
                                Delapan puluh persen mempunyai PLMS yaitu dorsofleksi ibu
                                jari kaki dan kadang-kadang
                                fleksi lutut dan panggul yang ritmik (tiap 15-30 detik).
                                c. Laboratorium
                                     Level ferritin menurun (normal > 40 mg / L)
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                  Dopaminergic agent, merupakan first line therapy dan sangat
Tindakan Operatif               efektif pada RLS dan PLMS
Tindakan Konservatif            - Pramipexol : dosis efektif (0,25 - 1 mg/hari diberikan tiga kali
Lama Perawatan                  sehari) atau
                                - Ropinirole (0,25 - 2 mg) dua jam sebelum onset gejala jam
                                18.00-20.00.
                                - L-dopa atau Carbidopa (25/100 - 100/400 mg) diberikan
                                satu jam sebelum onset atau
                                dapat diberikan tiap 4 - 6 jam.
                                - Sering memerlukan tambahan obat sedativ (seperti
                                Gabapentine, benzodiazepin,
                                Trazodone) bila disertai insomnia.
                                b. Opioid dan Gabapentin (second line agent)
                                     c. Benzodiazepin (third line agent)
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                       a. Kebanyakan kasus adalah kronis dan sulit sembuh
                                b. RLS dan PMS merupakan prediksi mortality pada penderita
                                dengan stadium akhir penyakit
                                    ginjal.
TINGKAT EVIDENS                     I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI                 A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                              PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                  TATA LAKSANA KASUS
                                 RSUD KELAS B MAJALAYA
                     b. Laboratorium :
                        Pada anak : tidak diperlukan karena biasanya jinak dan
                        terbatas waktunya.
                        Pada dewasa : onset baru dan serangan berulang,
                        membutuhkan evaluasi klinis dan
                        Polysomnography
                        Pemeriksaan Polysomnography ditemukan bangun singkat
                        dari stadium 3-4 NREM pada saat
                        terjadinya sleep terror (biasanya pada 1-4 jam awal tidur),
                        tetapi tidak mencatat kejadian
                        parasomnianya, karena itu rekaman video saat kejadian
                        sangat penting.
                     c. Radiologis :
                         Tidak diperlukan
                     d. Gold Standard :
                        Tidak ada
                     e. Patologi Anatomi :
                        Tidak diperlukan
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING               1. Confusional arousal
                                2. Sleep walking
                                3. Sleep talking
                                4. Epilepsi
                                5. Episodic Nocturnal wandering
                                6. REM Sleep behaviour disorder
                                7. Nightmares
                                8. Nocturnal Panic Attacks
                                9. Post Traumatic Stress disorder
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TATA LAKSANA :
Tindakan Operatif
Tindakan Konservatif
Lama Perawatan
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                       1. Pada anak-anak biasanya intermiten, jinak, dan terbatas
                                   waktunya (terbanyak 4 - 12 tahun)
                                2. Kejadian pada dewasa kadang-kadang dapat
                                   menyebabkan tingkah laku seksual dan tindak kekerasan
                                   atau terluka.
TINGKAT EVIDENS                    I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI                A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
PENGERTIAN ( Definisi )
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS        American Association in Mental Deficiency
                          IQ < 70 = retardasi mental sangat ringan
                          IQ 55-69 = retardasi mental ringan
                          IQ 40-54 = retardasi mental sedang
                          IQ 25-39 = retardasi mental berat
                          IQ < 24 = retardasi mental sangat berat
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING         Variasi perkembangan normal
                          CP dengan gangguan motorik dan bicara
                          Epi lepsi
                          Gangguan THT
                          Gangguan mata
                                Depresi
                                Gangguan belajar spesifik
PEMERIKSAAN                     Tes psikometri / Test intelegensi :
PENUNJANG                       - Bayi : Developmental Quotient (DQ)
                                - Anak usia belum sekolah :
                                Stanford Binet Scale
                                Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelfigense
                                (WPPSI)
                                - Anak usia sekolah :
                                Wechsler Intelligence Scale for Children (Revised) (WISC-R)
                                - Anak dengan kemampuan fungsi yang sangat rendah :
                                The Leiter international Performance Scale
                                Foto polos kepala
                                Audiometri
                                EEG
                                CT Scan
                                Darah dan urin : mencari gangguan kimia / metabolik
                                Serologi darah dan titer antibodi TORCH
                                Pemeriksaan kromosom
                                Pemeriksaan hormonal (kelenjar tiroid)
TATA LAKSANA :                  Terapi Farmaka : Antikonvulsan bila kejang
Tindakan Operatif               Metilfenidat bila hiperaktif
Tindakan Konservatif            Hormon tiroid pada gangguan tiroid
Lama Perawatan                  Terapi Non Farmaka : fisioterapi
                                terapi okupasi
                                terapi wicara
                                Sekolah Pendidikan Luar Biasa (SPLB) tipe C
                                KONSULTASI
                                    Anak
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                          Ad Vitam :     dubia ad bonam / malam
                                   Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                   Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                               PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                   TATA LAKSANA KASUS
                                  RSUD KELAS B MAJALAYA
PROGNOSIS Ad bonam
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
PENGERTIAN ( Definisi )
KRITERIA DIAGNOSIS              CP adalah keadaan pada anak dengan kelainan motorik dini
                                yang disebabkan suatu cacat otak
                                atau kerusakan otak non progresif pada usia muda. Ditandai
                                dengan paresis, gerakan involunter atau gangguan
                                koordinasi.
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING               Neuromuskuler :
                                Spinal muscle artrophy
                                Distrofia muskuler
                                Degeneratif :
                                Friedriech's ataxia
                                Penyakit Chorea Huntington masa anak
                                Metabolik :
                                Penyakit Wilson
                                Kelainan Tulang & Sendi :
                                Arthero gryphosis multiplex kongenital
                                Penyakit gangguan gerak involunter :
                                Sindrom Tourette
                                Chorea Sydenham
                                Spasmus nutans
                                Penyakit metabolik
                                Tumor atau AVM medulla spinalis
                                Spinal dystrophia
PEMERIKSAAN                     Tes psikologik : Profil tes psikometrik mencari mental
PENUNJANG                       retardasi, learning disability & ADHD
                                EEG mencari epilepsi
                                CT scan / MRI kepala : mencari lesi
                                Pemeriksaan mata : mencari strabismus, gangguan refraksi,
                                gangguan lapang pandang dan
                                buta sentral
                                Pemeriksaan THT : mencari tuli sentral
                                       1. Pemeriksaan Ortopedi : mencari kontraktur sendi,
                                           skoliosis, small stotur, subluksasi sendi
TATA LAKSANA :
Tindakan Operatif
Tindakan Konservatif
Lama Perawatan
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                       Tipe tetraplegi : ad vitam & ad functionam : ad malam
                                Tipe hemiparesis atau diparesis ringan : ad bonam
                                Bila ada retardasi mental, epilepsi, gangguan lihat / dengar :
                                prognosis kurang baik
TINGKAT EVIDENS                     I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI                 A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                               PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                   TATA LAKSANA KASUS
                                  RSUD KELAS B MAJALAYA
                          Radiologi : -
                          Laboratorium :
                            - Kadar Kreatinin Kinase (CK) sangat tinggi (10.000 - 30
                                  000)
                                  - Elektrodiagnostik : gambaran miogenik
                                  - Biopsi otot
                                Gold Standar :
                                    Gejala klinik, pemeriksaan CK dan EMG
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                  Tidak ada penatalaksanaan khusus, pengobatan hanya
Tindakan Operatif               bersifat simtomatik dan suportif untuk
Tindakan Konservatif            mencegah deformitas yang lebih berat.
Lama Perawatan                  - Keluarga perlu mengetahui mengenai progresifitas penyakit
                                dan perkiraan mengenai umur
                                harapan hidup pasien yang seringkali hanya sampai pada
                                dekade kedua.
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                          Ad Vitam :        dubia ad bonam / malam
                                   Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                   Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
TINGKAT EVIDENS                    I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI                A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                               PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                   TATA LAKSANA KASUS
                                  RSUD KELAS B MAJALAYA
                                Suportif
                                  - Monitoring tanda vital
                                  - Evaluasi status iieurologi setiap hari
                                  - Mengatasi gangguan nafas
                                  - Monitoring intake dan output, elektrolit
                                  - Pengukuran lingkar kepala
                                  - Nutrisi yang baik
                                PENYULIT
                                Oedem otak
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                           Ad Vitam :        dubia ad bonam / malam
                                    Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                    Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
TINGKAT EVIDENS                     I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI                 A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
                              PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )
                                  TATA LAKSANA KASUS
                                 RSUD KELAS B MAJALAYA
                       Tier 1 :
                          - Klonidin → dosis permulaan 0,05 mg, dapat
                               ditingkatkan menjadi 2 x 0.05 mg. Dosis dapat
                               ditingkatkan setiap 5 - 7 hari dan dapat diberikan
                               sampai 0,1 - 0,4 mg / hari.
                          - Guanfasin → dosis permulaan 0,5 mg malam hari dan
                               dapat ditingkatkan secara bertahap sampai 3 mg / hari
                               dibagi dalam dua dosis.
                          - Klonazepam → digunakan sebagai terapi ajuvan pada
                               pasien dengan kecemasan. Efek samping berupa
                               mengantuk, dizziness, fatigue.
                       Tier 2 :
                       Apabila pengobatan pertama dengan Tier 1 tidak berhasil
                       dapat diberikan neuroleptik yang klasik
                       maupun neuroleptik yang atipik. Neurileptik klasik :
                          - Pimozid → 2 - 6 mg / hari, mulai dengan dosis 0,5 - 1
                               mg / hari sebelum tidur, dinaikkan secara bertahap.
                          - Flufenazin → 2 - 4 mg / hari, mulai dengan dosis 1
                               mg / hari sebelum tidur, dinaikkan secara bertahap.
                          - Haloperidol → 1 - 5 mg / hari, mulai dengan dosis 0,5
                               mg / hari, dinaikkan secara bertahap.
PENGERTIAN ( Definisi )
KRITERIA DIAGNOSIS              KRITERIA DIAGNOSIS
                                Gangguan gerakan yang disebabkan karena disfungsi
                                basal ganglia. Gerakan menyentak, cepat,
                                ireguler, tidak dapat diprediksikan dapat terjadi pada satu
                                bagian tubuh yang kemudian dapat
                                mengenai bagian tubuh yang lain, dapat disertai dengan
                                kesulitan untuk makan gangguan gait,
                                clumsiness.
                                Chorea yang banyak terjadi pada anak adalah
                                Sydenham's chorea (SC, rheumatic chorea, chorea
                                minor, St. Vitus’ dance). Penyebabnya dapat bermacam-
                                macam, antara lain : paroxysmal
                                dyskinesias, penyakit imunologi (SC, SLE, antifosfolipid
                                antibodies), gangguan yang diturunkan
                                (ataxia teleangiectasia, benign familial), gangguan
                                metabolic (hipertiroid mitochondrial
                                abnormalities, congenital disorders of glycosylation),
                                infeksi, neoplasma, gangguan vaskuler dan
                                kelainan degeneratif.
                                Laboratorium
                                • Elektrolit termasuk Ca
                                • Pemeriksaan darah lengkap dan apus darah tepi
                                • LED
                                • ASO dan titer DNase B
                                • Antibodi antikardiolipin
                                • Antinuclear antibody
                                • TSH
                                • Ceruloplasmin dan level copper
                                • Skrining toksikologi
                                • MRI kepala
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATA LAKSANA :                  Terapi bila memungkinkan ditujukan pada kelainan yang
Tindakan Operatif               mendasarinya Untuk gejala kliniknya
Tindakan Konservatif            hanya sebagai simtomatik saja. Mekanisme obat yang
Lama Perawatan
                                dipakai bertujuan untuk mengkoreksi
                                gangguan neurotransmiter seperti meningkatkan GABA
                                dan acetylcholine dan atau menurunkan
                                reseptor dopamin
                                • Asam valproat (10 - 20 mg / kgBB / hari )
                                • Clonazepam (1 - 5 mg / kgBB / hari )
                                • Haloperidol (0,5 - 2 mg, 2 x / hari)
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
PROGNOSIS                       Ad Vitam :     dubia ad bonam / malam
                                Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
                                Distonia sekunder :
                                   • Reserpin 20 μg / kg, dinaikkan bertahap sampai 0,25
                                       mg / hari dibagi dalam dua dosis
                                   • Difenhidramin 1-1,25 mg / kgBB IM atau IV (maks 50
                                       mg), kemudian dilanjutkan dengan 1-1,25 mg / kg PO
                                       (maks 50 mg) setiap 6-8 jam selama 1-3 hari .
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
                                    Ad Vitam :        dubia ad bonam / malam
PROGNOSIS                           Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                    Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
TINGKAT EVIDENS                     I / II / III / IV
TINGKAT REKOMENDASI                 A/B/C
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
PENGERTIAN ( Definisi )   Tumor otak pada anak berbeda dengan tumor otak pada
                          orang dewasa dalam tipe set yang
                          terlibat maupun terapinya.
KRITERIA DIAGNOSIS        KRITERIA DIAGNOSIS
                          Klinis : Gejala sering berhubungan dengan adanya tekanan
                          tinggi intrakranial yaitu nyeri kepala, muntah (pagi hari), mual,
                          perubahan kepribadian, iritabel, penurunan kesadaran,
                          penurunan fungsi jantung dan pernafasan.
                          Menurut lokasi :
                             • Tumor serebri : kejang, gangguan visus, disartria,
                               hemiparesis disertai parese saraf otak, TTIK,
                               perubahan kepribadian, penurunan kesadaran.
                            • Tumor di batang otak : kejang, gangguan endokrin,
                               perubahan visus atau penglihatan ganda, nyeri kepala,
                               parese saraf otak dan hemiparese motorik, perubahan
                               pernafasan, TTIK.
                            • Tumor di serebelum : TTIK, muntah (pagi hari tanpa
                               mual), nyeri kepala, gangguan koordinasi, gangguan
                               berjalan (ataksia).
                          Pemeriksaan neurologis
                              Penurunan kesadaran, parese saraf otak, hemiparese
                          motorik, gangguan koordinasi, ataksia, refleks fisiologi
                                meningkat, refleks patologis positif.
                                Radiologi :
                                   CT scan dengan kontras, MRI
                                Laboratorium :
                                   Biopsi tumor
                                Gold Standard :
                                   CT scan kepala dengan kontras, biopsi
                                Patologi Anatomi :
                                   Menentukan jenis tumorw
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING                     1. Abses otak
                                      2. Tuberkuloma di otak
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
                                   PENATALAKSANAAN
                                   • Medikamentosa : steroid untuk edem otak (loading :
                                   deksametason 1-2 mg / kgBB sampai 10
                                   mg, kemudian 1-1,5 mg / kgBB / hari, maksimum 16 mg /
TATA LAKSANA :                     hari dibagi dalam 4 dosis)
Tindakan Operatif                  • Tindakan :
Tindakan Konservatif               Operasi
Lama Perawatan                     VP shunt
                                   Radiasi
                                   PENYULIT
                                   Kejang, hidrosefalus
EDUKASI
( Hospital Health Promotion )
                                   Ad Vitam :        dubia ad bonam / malam
PROGNOSIS                          Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam
                                   Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam
TINGKAT EVIDENS                    I / II / III / IV
                                   A/B/C
TINGKAT REKOMENDASI
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN