LAPORAN PRAKTIKUM
PENETAPAN TEKSTUR TANAH HUTAN SECARA DISPERSI
OLEH :
Robertus Teke
2123812076
Kelas D / I
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG
JURUSAN KEHUTANAN
PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN
2021
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah hutan adalah benda atau materi alam yang terdiri dari bagian padatan
(mineral dan organik), air, serta udara yang ada di dalam hutan. Secara umum tanah
hutan berfungsi sebagai sumber penyedia air dan hara bagi tumbuhan, penyedia
oksigen serta penahan mekanis.
Mempelajari tanah sangat berkaitan erat dengan pedogenesis, yaitu proses
pembentukan tanah meliputi penambahan material, pengurangan material dan
perubahan material yang menyebabkan terbentuknya lapisan tanah (horizon tanah).
Berdasarkan padatan penyusun tanah, tanah dapat diklasifikasikan menjadi
tanah mineral dan tanah organik. Tanah mineral merupakan tanah dengan horizon
yang didominasi oleh bahan padatan mineral atau anorganik. Sedangkan tanah
organik adalah tanah dengan horizon yang didominasi oleh bahan padatan organik.
Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan organik
dari organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain
itu di tanah juga terdapat pula komponen lain yaitu udara dan air
Tanah merupakan media pertumbuhan tanaman yang sangat kompleks. Agar
tanaman dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi maka tidak hanya
membutuhkan unsur hara yang cukup dan seimbang, tetapi juga memerlukan
lingkungan fisik, kimia dan biologi tanah yang sesuai sehingga akar tanaman dapat
berkembang dengan bebas demikian juga proses fisiologinya. Sifat fisik tanah
menyangkut: berat volume tanah, berat jenis tanah, porisitas tanah, penyebaran pori
dalam tanah, kemantapan agregat tanah, kelembaban tanah dan sebagainya,
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi
sebagai tempat tumbuh berkembangnya perakaran, penopang tegak tumbuhnya
2
tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara (Hanafiah, 2013). Tanah juga
berfungsi sebagai penyedia hara bagi tanaman. Tanah yang baik adalah tanah yang
mengandung udara dan airnya dalam jumlah cukup dan seimbang serta mempunyai
agregat yang mantap. Tekstur tanah sangat mempengaruhi kemampuan tanah dalam
memegang air. Misalnya, tanah bertekstur liat memiliki kemampuan yang lebih besar
dalam memegang air daripada tanah bertekstur pasir hal ini terkait dengan luas
permukaan adsorptifnya. Semakin halus teksturnya akan semakin besar kapasitas
menyimpan airnya.
Tanah berpengaruh penting pada tanaman melalui hubungannya dengan udara
dan air. Kemampuan tanah untuk menyimpan air hujan menentukan pemberian
musiman kelembaban tanah dan biasanya menentukan spesies apa yang tumbuh
dalam sebuah hutan dan kecepatan pertumbuhannya. Selain itu, tanah juga
mempengaruhi pertumbuhan pohon dan sebaliknya keberadaan hutan berpengaruh
terhadap pertumbuhan pohon tersebut. Keberadaan pohon-pohonan yang mengubah
keadaan sinar matahari dan angin, yang mengubah tanah terhadap pertumbuhan
pohon. Oleh karena itu tekstur sangat memegang peran penting. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tekstur tanah antara lain komposisi mineral dan batuan/bahan induk,
sifat, dan cepatnya proses pembentukan tanah lokal serta umur relatif tanah.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui cara menetapkan tekstur tanah hutan secara Dispersi.
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah terdiri dari bahan padat, bahan cair, gas dan jasad renik hidup. Bahan
padat sendiri tersusun atas organik dan anorganik. Bagian tanah yang berukuran lebih
besar dari 2 mm disebut fragmen batuan atau bahan kasar (kerikil sampai batu)
sedangkan bahan-bahan tanah yang lebih halus, berukuran lebih kecil dari 2 mm
disebut fraksi tanah halus dan dapat dibedakan atas pasir (2mm - 50µm), debu (50µm
- 2µm), dan liat (< 2 µm). Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah yang
merupakan perbandingan antara partikel pasir, debu dan liat. Proporsi kandungan dari
partikel-partikel tersebut menentukan kelas tekstur tanah. Menurut USDA (United
State Department of Agriculture), ada 12 kelas tekstur tanah, yaitu 1) pasir, 2) pasir
berlempung, 3) lempung berpasir, 4) lempung, 5) lempung berdebu, 6) debu,
7)lempung berliat, 8) lempung liat berpasir, 9) lempung liat berdebu, 10) liat berpasir,
11) liat berdebu, dan 12) liat.
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Berdasarkan atas
perbandingannya butir-butir pasir, debu, dan liat maka tanah dikelompokkan ke
dalam beberapa macam kelas tekstur, yaitu kasar yang terdiri atas pasir dan pasir
berlempung. Agak kasar tediri atas lempung berpasir dan lempung berpasir halus.
Sedang terdiri atas lempung berpasir. Sangat halus, lempung, lempung berdebu, dan
debu. Agak halus terdiri atas lempung liat, lempung liat berpasir, dan lempung liat
berdebu. Halus yang terdiri atas liat berpasir, liat berdebu, dan liat. Dalam klasifikasi
tanah (Taksonomi tanah) tingkat family, kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam
sebaran besar butir (particle size distribution) yang merupakan penyederhanaan dari
kelas tekstur tanah (Hardjowigeno, 2007., dalam Sudomo. 2006).
Berdasarkan tingkat kasar dan halusnya tanah yang dilihat dari persentase
kandungan pasir, liat, dan debu, maka tekstur pasir, liat, dan debu memiliki
karakteristik masing-masing. Tanah-tanah bertekstur liat ukuran butirannya lebih
halus, maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar,
4
sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah yang
bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar
(Hardjowigeno, 2003). Tanah-tanah bertekstur pasir, karena butiran-butirannya
berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat (misalnya setiap gram) mempunyai
luas permukaan yang lebih kecil, sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur
hara. Telah diketahui bahwa pasir dan debu terutama berasal dari pecahnya butir-butir
mineral tanah yang ukurannya berbeda-beda dari satu jenis tanah dengan jenis tanah
yang lain. Luas permukaan debu jauh lebih besar dari luas permukaan pasir per gram.
Tingkat pelapukan debu dan pembebasan unsur-unsur hara untuk diserap akar lebih
besar daripada pasir (Hakim, 2013).
Tekstur tanah mempengaruhi daya tahan dan laju infiltrasi air. Tanah-tanah
kasar mengizinkan infiltrasi dan perlokasi air yang yang cepat, sehingga tidak ada run
off permukaan sekalipun sehabis hujan lebat. Tanah liat begitu halus teksturnya,
sehingga sedikit air yang menembus tingkatan bawah, terutama sesudah permukaan
liat menjadi basah dan mengembang (Hanafiah, 2013). Sifat-sifat fisik tanah
diketahui sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik
tanah menentukan penetrasi akar di dalam tanah, retensi air, drainase, aerasi, dan
nutrisi tanaman. Tekstur tanah penting untuk kita ketahui karena komposisi ketiga
fraksi butir-butir tanah tersebut (fraksi padat, cair, dan gas) akan menentukan sifat-
sifat fisika, dan kimia tanah.
Alasan lainnya adalah karena tekstur mempunyai hubungan erat dengan
kemampuan tanah menyimpan dan memegang air, aerasi serta permeabilitas,
kapasitas tukar kation dan kesuburan tanah. Data tekstur juga sangat diperlukan untuk
evaluasi tata air, retensi air, konduktivitas hidrolik dan kekuatan tanah, sehingga
tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Tanah dengan
kandungan bahan organik dan liat yang tinggi mempunyai kapasitas penyangga yang
rendah apabila basah.
5
BAB. III METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaa praktikum ilmu tanah hutan dilaksanakan pada tanggal 29 dan 30
Oktober 2021, di Laboratorium Perencanaan Hutan, Politeknik Pertanian Negeri
Kupang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat yang digunakan adalah :
1. Lembar praktikum
2. Oven
3. Cawan petris/porselin
4. Pipet tetes
5. Baki
6. Soil Texture Unit
7. Timbangan digital
8. Tabung Ukur
9. Desikator
10. Gelas Beaker
6
3.2.2 Bahan yang digunakan adalah :
1. Tanah terganggu dari tegakan hutan di arboretum kehutanan Politani Kupang.
2. Larutan KNO3
3. Aquades
3.3 Prosedur Kerja
1. 20 gram sampel tanah terganggu ditimbang dan dimasukkan ke dalam Soil Texture
Unit (tabung A) atau ke dalam gelas beaker 200 ml/100 ml.
2. Sampel tanah tersebut ditetesi dengan larutan KNO3 sebanyak 3 – 4 tetes.
3. Aquades dimasukan ke dalam tabung/gelas beaker tersebut sampai menggenangi
sampel tanah. Tabung/gelas beaker tersebut ditutup rapat dan dikocok selama 15
menit. Setelah dikocok, sampel didiamkan selama 5 menit dan lapisan larutan yang
terbentuk diamati.
4. Larutan bagian atas dipindahkan sampai batas lapisan paling bawah (lapisan pasir),
ke tabung B atau gelas beaker yang kosong.
5. Bagian yang tersisa (lapisan pasir) dipindahkan ke dalam cawan petris/porselen
yang telah ditimbang dan sudah diberi label.
6. Larutan di tabung B/gelas beaker didiamkan selama 5 menit dan lapisan larutan
yang terbentuk diamati. Kemudian lapisan larutan paling atas (lapisan liat) dibuang
sedangkan larutan yang tersisa (lapisan debu) dipindahkan ke cawan petris/porselen
yang sudah ditimbang dan sudah diberi label.
7
7. Cawan petris/porselen yang berisi pasir dan debu dimasukan ke dalam oven selama
24 jam dengan suhu 105˚C.
8. Setelah didinginkan, masing-masing cawan tersebut ditimbang dan berat kering
masing-masing tekstur tanah tersebut dihitung ((berat cawan + sampel tanah kering) –
berat cawan)).
9. Persentase masing-masing tekstur dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
% Liat = 100% - (% Pasir + % Debu)
8
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan tekstur tanah secara Dispersi.
Sampel Berat Berat Berat Berat Berat % % % Tekstur
Cawan Cawan Cawan Pasir Debu Pasir Debu Liat
Petris Petris Petris
+ +
Berat Berat
Pasir Debu
Debu 35,9 — 41,4 — 5,1 — 25,5
Tegakan gram gram gram
18 Lempung
Pasir 50,1 61,4 — 11,3 — 56,5 — Berpasir
Tegakan gram gram gram
4.2 Pembahasan
Tekstur tanah secara tidak langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh kemampuan tekstur tanah dalam
menyimpan dan mengantar air serta menyimpan dan menyediakan hara tanaman. Ciri
tanah bertekstur pasir memiliki kandungan pasir >70%, porositasnya < 40%, sebagian
ruang pori berukuran besar sehingga aerasinya baik, daya hantar air cepat, tetapi
kemampuan menyimpan zat hara rendah dan mudah diolah. Ciri tanah bertekstur liat
yaitu >35% kemampuan menyimpan air dan hara tanah tinggi. Tanah liat juga disebut
dengan tanah berat karena sulit diolah. Ciri tanah berdebu adalah kandungan debu
>25% (Mahi, 2013., dalam Umin, M. 2019).
9
Hasil analisis komposisi tekstur tanah yang dilakukan secara dispersi di
laboratorium disajikan pada Tabel 1. Persentase komposisi fraksi-fraksi tanah
tersebut adalah 56,5 % untuk fraksi pasir, 25,5% untuk debu dan 18 % untuk fraksi
liat.
Berdasarkan data hasil analisis tersebut kemudian praktikan mencari
klasifikasi tekstur tanah dengan menggunakan gambar segitiga tekstur (Gambar 1).
Gambar 1. Segita tekstur.
Pada gambar segitiga tekstur di atas, praktikan telah menentukan klasifikasi
tekstur tanah berdasarkan hasil analisis sampel. Penentuan klasifikasi tersebut berada
pada tiga garis yang saling berpotongan dan bertemu pada subuah titik tengah yang
mana terdapat klasifikasi tekstur tanah tersebut yaitu, lempung berpasir. Salah satu
kelas tekstur tanah adalah lempung yang letaknya di sekitar pertengahan segitiga
tekstur. Lempung mempunyai komposisi yang imbang antara fraksi kasar dan fraksi
10
halus, dan lempung sering dianggap sebagai tekstur yang optimal untuk pertanian.
Hal ini disebabkan oleh kapasitasnya menjerap hara pada umumnya lebih baik
daripada pasir; sementara drainase, aerasi dan kemudahannya diolah lebih baik
daripada liat. Akan tetapi, pendapat ini tidak berlaku umum, karena untuk keadaan
lingkungan dan jenis tanaman tertentu pasir atau liat mungkin lebih baik daripada
lempung. Penentuan tekstur suatu contoh tanah secara kuantitatif dilakukan melalui
proses analisis mekanis. Proses ini terdiri atas pendispersian agregat tanah menjadi
butir-butir tunggal dan kemudian diikuti dengan sedimentasi
(balittanah.litbang.pertanian. 2006).
BAB V. KESIMPULAN
Penetapan tekstur tanah secara dispersi dilakukan dengan cara Penentuan
tekstur suatu contoh tanah secara kuantitatif dilakukan melalui proses analisis
mekanis. Proses ini terdiri atas pendispersian agregat tanah menjadi butir-butir
tunggal dan kemudian diikuti dengan sedimentasi. Kemudian dilakukan analisis
contoh tanah dengan persamaan :
% Liat = 100% - (% Pasir + % Debu)
11
DAFTAR PUSTAKA
Agus, F. Yusrial, dan Sutono. SIFAT FISIK TANAH DAN METODE
ANALISISNYA, (PENETAPAN TEKSTUR TANAH). 2006. BALAI BESAR
LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN.
Hakim, N. Nyakpa M.Y, Lubis A.M, Nugroho S.G, Saul M.R, Diha M.A, Go Ban
Hong dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas
Lampung.
Hanafiah, K. A. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Press
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah.. Jakarta: Akademika Pressindo
Sudomo, A. Pemuliaan Tanaman Hutan. Pengaruh Tanah Pasir Berlempung
Terhadap Pertumbuhan Sengon Dan Nilam Pada Sistem Argoforestri. 2007. Vol 1.
No 2. Hal 63-72.
Umin M dan Anasaga, A.J.P. 2019. AGRICA. KARAKTERISTIK SIFAT FISIK
TANAH PADA LAHAN BUDIDAYA UBI KAYU (Manihot Esculenta Crantz) DI
DESA WOLOGAI TENGAH. Vol. 12 No. 1. Hal 23-33.
12