TUGAS KELOMPOK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah Kesehatan dan Keselamatan
Kerja
Disusun Oleh :
Fadhillah Yusuf B 2513161046
Devi Amelinda L 2513161066
Fachrull Syarif M 2513171068
Kelas TI-A
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI MANUFAKTUR
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
BANDUNG
2021
Model Teori Kecelakaan Kerja
Keselematan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak
lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja
karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas
keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Pelaksanaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari keselakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki
yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan
kerugian baik korban manusia dan atau harta benda. Berikut ini terdapat beberapa teori
kecelakaan kerja, terdiri atas :
Model Simple Linier
1. Teori Domino Heinrich
Teori ini secara umum dikategorikan sebagai model linier sederhana yang
menyatakan bahwa kecelakaan yang terjadi adalah merupakan “klimaks” dari urutan
kejadian yang saling berurutan. Menurut teori ini Heinrich mengusulkan “5 faktor
Accident Sequence” yang terdiri dari :
Ancestry and social environment (Lingkungan Sosial / asal)
Fault of person (Kesalahan Manusia)
Unsafe act together with mechanical and physical hazard (Perilaku tidak aman,
bahaya mekanik dan fiisik)
Accident (Keselakaan)
Damage / injury (Luka)
Fenomena yang digambarkan oleh Heinrich sebagai domino effects dimana setiap
faktor dapat mendorong atau berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan hal yang sama
bahwa menghilangkan satu faktor tersebut didalam barisan domino akan memutus urutan
tersebut. Berikut ini terdapat contoh kecelakaan kerja pada karyawan di mesin dinamo
pabrik yaitu :
Musibah bermula sebelumnya sekitar pukul 07.40 saat dilakukan penggantian jam
kerja, korban mengambil sampel lateks dibagian produksi. Namun sebelum
mengambil sampel, korban memutar jalan dari tempat yang dituju sehingga
melintas dari bagian mesin yang bukan area lintasan. Saat melewati salah satu
mesin, tiba-tiba ujung jilbab korban yang terjuntai kebawah tersangkut puli dinamo
sehingga tergulung akibat jilbab tergulung akhirnya leher korban tercekik ditempat
kejadian perkara dalam keadaan sepi karena seluruh karyawan bersiap-siap untuk
pulang kerja untuk penggantian jam kerja sekitar pukul 08.00. Akibatnya tidak ada
yang melihat korban sehingga tidak ada yang menolong dan mengakibatkan korban
meninggal dunia.
2. Teori Bird and Germin’s Loss Causation
Representasi domino sekuensial dilanjutkan oleh Bird dan Germain (1985) yang
mengakui bahwa urutan domino Heinrich telah mendukung pemikiran keselamatan
selama lebih dari 30 tahun. Mereka menyadari perlunya manajemen mencegah dan
mengendalikan kecelakaan dalam situasi yang cepat menjadi sangat kompleks karena
kemajuan teknologi. Mereka mengembangkan model domino yang diperbarui yang
dianggap mencerminkan hubungan manajemen langsung dengan sebab dan akibat dari
kecelakaan dan panah yang tergabung untuk menunjukkan interaksi muti linier dari
urutan sebab dan akibat. Berikut ini terdapat contoh kecelakaan kerja pada karyawan di
pabrik gula tewas karena tersiram air panas :
Peristiwa tragis di pabrik gula Rafinasi PT Darma Pala Usaha Sukses ini terjadi
sekitar pukul 10.00 WIB. Musibah bermula saat 5 pekerja tengah membersihkan
bagian dalam tangki gula kristal di pabrik tersebut. Tiba-tiba yang berada di atas
dan mengarah kedalam tangki mengeluarkan air panas yang diperkirakan mencapai
400 derajat celcius. Akibatnya, keempat pekerja yang ada didalamnya tewas
seketika dengan kondisi mengenaskan karena panasnya uap.
Model Kompleks Linier
3. Model Energy - Damage
Dalam Model “Energy Damage”, bahaya adalah sumber energi yang berpotensi
merusak, cedera atau kerusakan dapat diakibatkan oleh hilangnya kontrol energi bila
terjadi kegagalan mekanisme pengendalan bahaya / hazard control mechanisme.
Mekanisme ini dapat mencakup penahanan, penghalang, proses dan prosedur fisik atau
struktural. Batas penerima adalah permukaan yang terbuka dan rentan terhadap energi.
Berikut ini terdapat contoh kecelakaan kerja pada karyawan di pabrik kontraktor yaitu :
Peristiwa tragis di pabrik kontraktor terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Musibah
terjadi saat 1 pekerja tengah melewati tangga darurat di pabrik tersebut. Jika ditinjau
dari faktor penyebab kecelakaan kerja , penyebab dasar kecelekaan kerja adalah
human error. Dalam hal ini, kesalahan terletak pada operator. Menanggapi
kecelakaan yang telah menewaskan 1 orang tersebut, seharusnya operator bersikap
hati-hati serta teliti yaitu dengan benar-benar memastikan bahwa tangga tersebut
aman untuk dilewati karena di area tersebut terdapat display “Do Not Use Scaffold”
jika operator mematuhi maka mungkin kecelakaan kerja tidak akan terjadi.
4. Model Urutan Waktu (Time Sequential Model)
Banner (1975) mengidentifikasi empat isu yang tidak dibahas dalam model tipe domino
dasar.
Kebutuhan untuk menentukan awal dan akhir dari suatu kecelakaan
Kebutuhan untuk mewakili peristiwa yang terjadi pada garis waktu sekuensial
Kebutuhan akan metode terstruktur untuk menemukan faktor-faktor yang terkait,
dan
Kebutuhan untuk menggunakan metode charting untuk mendefinisikan kejadian dan
kondisi.
Berikut ini terdapat contoh kecelakaan kerja di piper alpha jenis pabrik yaitu :
Kejadian mulai saat jam 18.00, waktu dimana setiap ijin kerja harus di close-out
atau diperpanjang. Seorang pekerja (engineer) tidak menjalankan komunikasi
kepada supervisor saat ia menutup ijin kerjanya, padahal pekerjaan tersebut masih
belum selesai dan akan dilanjutkan besok harinya. Tanpa ada yang menyadari,
sebuah permit yang lain dikeluarkan untuk pekerjaan lain, dimana pekerjaan
tersebut seharusnya dilakukan setelah pekerjaan pertama selesai. Pekerjaan kedua
tersebut menyebabkan gas yang bertekanan bocor. Akibatnya ledakan pertama,
dikarenakan pipa gas berukuran 3 kaki yang bertekanan pecah. Berdasarkan desain
dari plarform itu sendiri, posisi control room sangat dekat dengan lokasi kebakaran
dimana CR tersebut seharusnya berfungsi sebagai pusat komando apabila terjadi
emergency.
5. Model Epidemiologikal
Model kecelakaan epidemiologikal dapat dilacak dari studi epidemiologi penyakit dan
penelitian dari faktor penyebab pada perkembangan mereka. Gordon (1949) menyadari
bahwa “Luka, meskipun berbeda dari penyakit, sebenarnya sama-sama rentan dengan
menggunakan pendekatan ini, berarti pengertian kita terhadap kecelakaan dapat
ditingkatkan dengan menganggap bahwa kecelakaan disebabkan oleh kombinasi dari 3
sumber: manusia, agen, dan lingkungan.
Benner (1975) seorang praktisi faktor manusia pada psikologi mengajukan model
penyebab kecelakaan dengan prinsip epidemiologikal. Model ini menyatakan bahwa
kecelakaan merupakan kombinasi dari faktor lingkungan dan agen yang memiliki efek
negative kepada organisme.
berikut ini terdapat contoh kecelakaan kerja karyawan di PT.Frerportterjebak longsor di
lokasi penambangan
Dua karyawan PT.Freeportyang terjebak longsor diareal undeground QMS Biggosan
mill 74,pada selasa (14/5)sekitar pukul 09.00 witkemarin,dinyatakan tewas yakni atas
nama Andranis medas dan Kenny wanggai,dimana 40 karyawan yang tertimbun
longsor,6 orang berhasilditrmukan,namun dua orang dinyatakan tewas,sementara
empat orang lainya selamat dan kini sedang dirawatintensif dirumah sakit setempat.
6. Model Sistemik
Reason yang bekerja di bidang psychological error mechanisms (Reason 1975; 1976; 19
79) penting dalam diskusi tentang kompleksitas penyebab kecelakaan ini. Dengan menga
nalisis slip dan lapses, dia mengembangkan model human error mechanisms. Reason me
neliti dua jenis kesalahan: kesalahan aktif (Active errors) dan kesalahan laten (Laten Erro
rs), kesalahan aktif (Active errors) dapat secara langsung dirasakan dampaknya sedangka
n kesalahan laten (Laten Errors) cenderung tersembunyi didalam sebuah sistem sampai k
emudian bergabung dengan faktor lain untuk menerobos sistem perlindungan.
Tidak seperti Heinrich (1931) dan Bird & Germain (1985), Reason menerima bahwa kece
lakaan tidak semata-mata karena kesalahan operator individual (kesalahan aktif) namun t
erletak pada faktor organisasi sistemik yang lebih luas (kondisi laten) di tingkat atas orga
nisasi. Model Reason ini lalu dikenal dengan Swiss Cheese Model
berikut ini terdapat contoh kecelakaan kerja Crane LRT Palembang jatuh
Peristiwa itu terjadi pada 1 Agustus 2017 sekitar pukul 02.55 WIB. Saat itu operator cr
ane crawler hendak mengangkat tempat rel LRT, dari bawah ke atas. Ketika steel box
sudah di atas, jalan eksisting tiba-tiba amblas dan jalan di sekitar crane retak, sehingga
menyebabkan salah satu crane seberat 70 ton yang diopersikan terjungkal ke depan. Pe
ristiwa itu diikuti pula dengan jatuhnya boom crane seberat 80 ton, yang turut mengan
gkat steel box. Akibatnya, steel box itu kemudian terjatuh dan menimpa dua rumah wa
rga milik keluarga H Syaiful.
Model Komplek Non Linier
7. STAMP (System Theoretic Accident Model and Process)
Model Leveson menganggap sistem sebagai "komponen yang saling terkait yang tersimp
an dalam keadaan keseimbangan dinamis oleh umpan balik informasi dan kontrol umpan
balik" (2004, hal 250). Ini menekankan bahwa sistem manajemen keselamatan diminta un
tuk terus mengendalikan tugas dan menerapkan hambatan untuk memastikan keamanan si
stem. Model investigasi kecelakaan ini berfokus pada mengapa kontrol yang ada gagal m
endeteksi atau mencegah perubahan yang pada akhirnya menyebabkan kecelakaan.
Leveson mengembangkan klasifikasi flaws method untuk membantu mengidentifikasi fak
tor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian tersebut, dan yang menunjuk ke tempatny
a dalam sistem yang dilingkari dan dihubungkan. Model Leveson memperluas hambatan
dan pertahanan mendekati pencegahan kecelakaan dan disesuaikan dengan indikator kine
rja keselamatan proaktif dan terdepan (Hovden, et al., 2009). Namun model ini hanya me
miliki sedikit pengalaman dalam komunitas keselamatan dan tidak diakui secara luas me
miliki dampak besar pada pemodelan kecelakaan atau manajemen keselamatan secara um
um. Roelen, Lin dan Hale (2010, hal.6) mengemukakan bahwa ini mungkin karena model
Leveson "tidak terhubung dengan praktik pengumpulan dan analisis data keselamatan sek
arang" sehingga kurang menguntungkan daripada model rantai acara seperti Reason's
berikut ini terdapat contoh kecelakaan kerja akibat alat berat :
Tonny Mahardika sukses mengembangkan bisnis gitarnya hingga beromzet ratusan jut
a rupiah. Bahkan Tonny sudah memiliki brand gitar sendiri dengan nama RMG. Namu
n perjalanan hidup Tonny penuh lika-liku. Sebelum menjadi pengusaha di bidang gitar,
Tonny pernah bekerja di pabrik. Saat bekerja di pabrik itulah Tonny mengalami kecel
akaan kerja sehingga kehilangan 4 jari di tangan kirinya. Tangannya terjepit alat denga
n tekanan mencapai 75 ton sehingga harus diamputasi.Kejadian ini sempat membuat T
onny shock karena membuat fisiknya terbatas. Tetapi karena tekad Tonny yang keras,
dia berhasil berbisnis di bidang gitar akustik
8. FRAM (Functional Resonance Accident Model)
Erik Holnagel adalah salah satu peneliti berpikiran lebih maju di bidang pemodelan kecel
akaan dan pemahaman faktor penyebab. Sementara karya Hollnagel yang diterbitkan awa
l (Cacciabue & Hollnagel 1995; Hollnagel 1993; 1998) berpusat pada human/cognitive re
liability and human/machine interface, karyanya yang lebih baru Barriers and Accident Pr
evention (2004) menantang pemikiran saat ini tentang pemodelan kecelakaan. Dia memp
erkenalkan konsep cara berpikir tiga dimensi tentang kecelakaan dalam apa yang sekaran
g dikenal sebagai sistem sosio-teknis yang sangat kompleks dan erat di mana orang beker
ja. Dia menggambarkan model sistemik yang digabungkan erat dan tujuan organisasi ber
gerak dari penghalang dan pertahanan untuk berfokus pada sistem yang dapat memantau
dan mengendalikan varians, dan mungkin dengan membiarkan sistem menjadi (manusia)
toleran kesalahan.
Model Kecelakaan Resonansi Fungsional Hollnagel (FRAM) (Gambar 9), adalah usaha p
ertama untuk menempatkan pemodelan kecelakaan dalam gambar tiga dimensi, berbeda d
ari model sekuensial linier, dengan mengakui bahwa "kekuatan (manusia, teknologi, kond
isi tersembunyi, penghalang ) tidak hanya menggabungkan secara linear sehingga mengar
ah pada suatu kejadian atau kecelakaan "(Hollnagel, 2004, hal 171).
berikut ini terdapat contoh kecelakaan kerja di PT MJS karena kelalaian korban :
Penyidik Polres Probolinggo memang masih terus menyelidiki penyebab kecelakaan
kerja yang dialami Hari Lintang Cahyono, 23. Dari hasil penyelidikan sementara,
diduga kuat kecelakaan itu dikarenakan kelalaian korban. Sehingga, warga Desa
Pajurangan, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, itu meninggal dunia.Kasat
Reskrim Polres Probolinggo AKP Riyanto mengaku, masih menyelidiki kasus
kecelakaan kerja di pabrik pengolahan kayu PT Mandiri Jaya Succesindo (MJS).
Sejumlah saksi telah dimintai keterangan. Mulai dari rekan kerja korban sampai pihak
manajemen PT MJS. “Ada beberapa saksi yang sudah kami mintai keterangan untuk
proses penyelidikan,” katanya.Soal hasil penyelidikan sementara penyebab terjadinya
kecelakaan kerja, Riyanto menjelaskan, dalam kegiatan pabrik, masih tahap trail. Para
pekerja masih baru memahami mesin dan cara bekerjanya. Pihak pabrik juga sudah
mengajari prosedur dan cara kerja mesin.