Bilirubin 1
Bilirubin 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Delapan puluh persen dari semua bilirubin yang berasal dari
metabolisme hemoglobin dilepaskan dari sel-sel darah merah makin
uzur. Hemoglobin dilepaskan dari sel darah merah akan diubah ke
unconjugated (juga disebut tidak langsung) bilirubin dalam sistem
reticuloendothelial. Produksi harian unconjugated bilirubin 250-350
mg. Karena ini adalah air bilirubin tidak larut, hal itu harus diangkut ke hati
terikat dengan albumin. Beredar paruh unconjugated bilirubin yang <5
menit. Dalam hati, bilirubin unconjugated ditransfer dari albumin ke
hepatosit mana ia dikonjugasikan dengan asam glucuronic. Conjugated
bilirubin (juga disebut langsung) kemudian dibuang dalam empedu dan
diangkut ke usus. Conjugated bilirubin pada dasarnya tidak ada dari darah
orang yang sehat. Dalam ileum distal dan kolon, bakteri rahasia conjugated
bilirubin untuk stercobilinogen. Sebagian kecil adalah portal diserap ke
sirkulasi dan diekskresikan dalam urin sebagai urobilinogen. Jalur
metabolisme ini account untuk terdeteksi bilirubin dalam plasma yang sehat
individu.
Bilirubin adalah salah satu hasil dari agregasi sel darah merah.
Bilirubin ada dua macam: bilirubin direk dan bilirubin indirek. Metabolisme
bilirubin indirek menjadi bilirubin direk terjadi di hati (hepar). Dengan
melihat hasil laboratorium bilirubin direk dan indirek, kita bisa
memperkirakan di mana letak kelainannya. Bila bilirubin indirek yang
meningkat, maka kelainannya terletak pre hepatal (sebelum masuk dan di
metabolisme di hepar). Kasus ini misalnya pada kelainan darah, yaitu adanya
penghancuran sel-sel darah yang meningkat. Atau karena penyebab intra
hepatal, contohnya pada kasus hepatitis, yaitu peradangan pada jaringan hati
dengan berbagai sebab, misalnya karena virus, bakteri, dan zat kimia. Adanya
peradangan menggangu tugas hati untuk mengubah bilirubin indirek menjadi
bilirubin direk. Bila bilirubin direk yang meningkat maka penyebabnya post
hepatal, yaitu bendungan pada saluran empedu. Saluran empedu ini akan
membuang bilirubin ke dalam usus dan akan dikeluarkan dari tubuh melalui
feses.
Jika jumlah bilirubin yang agak ditinggikan (biasanya <6 mg / dl) dan
kurang dari 20% adalah conjugated (langsung: total rasio <0,2), diagnosis yang
paling mungkin adalah sindrom Gilbert atau hemolisis. Sindrom Gilbert
mempengaruhi ~ 5% dari populasi dan menyebabkan ringan hyperbilirubinemia
karena gangguan UDP-glucuronyltransferase. Kemungkinan lain termasuk tidak
efektif erythropoiesis, resorpsi hematom besar, emboli paru dengan infark,
Crigler-Najjar syndrome, penyakit kuning neonatal, dan shunts. Karena air
unconjugated bilirubin tidak larut dan terikat dengan albumin, pasien tersebut
tidak memiliki bilirubinuria. Pengujian urin untuk bilirubin adalah cara
sederhana untuk menentukan apakah bilirubin tinggi unconjugated atau
conjugated.
Pada orang dewasa, sakit kuning berkembang dalam 70% kasus
hepatitis akut A, 33 - 50% kasus hepatitis B akut dan 20 - 33% kasus hepatitis
akut C. Puncak bilirubin yang biasanya <15 mg / dL viral hepatitis; hanya 10%
dari pasien mengalami bilirubin> 15 mg / dL dan hanya 4% memiliki nilai> 20
mg / dL. Bilirubin peaks a week later than ALT and AST and then gradually
decreases. Puncak bilirubin seminggu kemudian daripada ALT dan AST dan
kemudian secara bertahap berkurang. In adults with viral hepatitis, bilirubin
remains increased for 30 +/- 20 days after peak concentrations are reached.
Pada orang dewasa dengan virus hepatitis, bilirubin tetap meningkat selama
30 + / - 20 hari setelah konsentrasi mencapai puncak. Di sekitar sepertiga dari
orang dewasa dengan infeksi virus hepatitis B, penyakit kuning tetap tinggi
lebih dari 6 minggu. Significantly elevated bilirubin is uncommon in toxic and
ischemic hepatic injury. Bilirubin meningkat secara signifikan lazim dalam
hati iskemik beracun dan cedera.
Bilirubin terdiri dari rantai terbuka empat Pirola-seperti
cincin (tetrapyrrole). Dalam heme, sebaliknya, empat cincin yang terhubung
ke cincin yang lebih besar, yang disebut porfirin cincin. Bilirubin yang sangat
mirip dengan pigmen phycobilin digunakan oleh ganggang tertentu untuk
menangkap energi cahaya, dan pada pigmen Fitokrom digunakan oleh
tanaman untuk merasakan cahaya. Semua ini mengandung rantai terbuka
empat pyrrolic berdering.
Timbunan bilirubin (zat/komponen yang berasal dari pemecahan
hemoglobin dalam sel darah merah) di bawah kulit akan membuat kulit bayi
terlihat kuning. Perlu diketahui, pada saat masih dalam kandungan, janin
membutuhkan sel darah merah yang sangat banyak karena paru-parunya
belum berfungsi. Sel darah merah inilah yang bertugas mengangkut oksigen
dan nutrien dari ibu ke janin melalui plasenta. Nah, sesudah ia lahir, paru-
parunya berfungsi, sehingga sel darah merah ini tidak dibutuhkan lagi dan
dihancurkan.
Bilirubin alias pecahan hemoglobin ini bermacam-macam sifatnya, ada
yang indirect, direct, dan bebas. Yang indirect atau belum diolah adalah
bilirubin yang terikat albumin sebagai zat pengangkutnya. Ia akan dibawa ke
hati untuk diproses menjadi bilirubin direct. Bilirubin direct ini lalu disimpan
di kantong empedu. Namun demikian, kadang tidak semua hasil pemecahan
hemoglobin bisa diikat oleh albumin dan dibawa ke hati. Bagian yang tidak
terangkut inilah yang disebut bilirubin bebas.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan bilirubin?
2. Berapakah kadar biliubin dan nilai normal bilirubin di dalam tubuh?
3. Bagaimana cara pemeriksaan bilirubin?
4. Bagaimana tinjauan klinis dari bilirubin?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud bilirubin.
2. Untuk kadar biliubin dan nilai normal bilirubin di dalam tubuh.
3. Untuk mengetahui cara pemeriksaan bilirubin.
4. Untuk mengetahui tinjauan klinis dari bilirubin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian bilirubin
Bilirubin (sebelumnya disebut sebagai hematoidin) adalah produk
rincian kuning normal heme katabolisme. Heme ditemukan di
hemoglobin, sebuah komponen utama sel darah merah. Bilirubin
diekskresi dalam empedu, dan tingkat meningkat pada penyakit
tertentu. Hal ini bertanggung jawab atas warna kuning memar dan
perubahan warna kuning pada penyakit kuning.
Bilirubin adalah pigmen kuning yang dihasilkan oleh pemecahan
hemoglobin (Hb) di dalam hati (liver). Bilirubin dikeluarkan melalui
empedu dan dibuang melalui feses. Bilirubin dalam darah terdiri dari dua
bentuk, yaitu bilirubin direk dan bilirubin indirek. Bilirubin direk larut
dalam air dan dapat dikeluarkan melalui urin. Sedangkan bilirubin
indirek tidak larut dalam air dan terikat pada albumin.
Bilirubin adalah suatu pigmen yang terdiri dari senyawa tetrapirol
yang larut dalam lemak yang berasal dari pemecahan enzimatik dari
gugus heme dari berbagai hemoprotein yang beresal dari seluruh tubuh
.sumber utama dari bilirubin adalah dari pemecahan hemoglobin dari
pembentukan sel darah merah yang tidak sempurna (inaffective
eryropoesis) dalam sumsum tulang. Bilirubin yang berasal dari
katabolisme hemoglobin terutama diproduksi dalam jaringan RES lain. Di
samping heme yang berasal dari hemoglobin sebagian kecil dari bilirubin
berasal dari pemecahan heme bebas atau sitokrom yang mengandung
heme yang di ubah menjadi bilirubin sel-sel hati
2.2 Macam – macam bilirubin
- Bilirubin total, direct dan indirect.
Pemeriksaan bilirubin direct dan indirect ini digunakan untuk
menentukan lokasi gangguan aliran darah, apa kah berada di lokasi sebelum,
dalam, atau sesudah organ hati)Batas normal bilirubin total: 0,3-1 mg/l. Bila
lebih tinggi dari normal, kemungkinan terjadi penyumbatan atau gangguan
aliran bilirubin.
a. Bilirubin Total
Bilirubin berasal dari perombakan hemoglobin Bilirubin yang masuk
ke hati akan dikonjugasi didalam hati sehingga menjadi bilirubin
berkonjugasi (conjugated Bilirubin) yang disebut sebagai Bilirubin Direk.
Kemudian masuk melalui ginjal sehingga mewarnai urin. Sedangkan
Bilirubin Indirek masuk mellui saluran pencernaan sehingga mewarnai
faeces.
b. Bilirubin Urine
Fisiologi:
Bilirubin terkonjugasi larut dalam air dan dengan demikian dapat
diekskresikan melalui urine, sebagian besar melalui filtrasi oleh glomeruli.
Tetapi jumlah bilirubin yang di ekskresi melalui urine tidak berbanding lurus
dengan bilirubin terkonjugasi dalam darah. Sebagai contoh, pada fase
permulaan dari dari hepatitis virus dapat terjadi bilirubinuria sebelum terjadi
hiperbilirubinemia terkonjugasi. Sebaliknya pada fase penyambuhan
walaupun kadar bilirubin dalam darah masih cukup tinggi tetapi bilirubin
dalam urine mungkin sudah negative.
Hal ini di sebabkan karena pengaruh kadar garam empedu dalam darah.
Garam empedu dapat melepaskan ikatan antara bilirubin terkonjugasi
dengan protein serum sehingga tak terkonjugasi menjadi lebih ultrafiltrable
(lebih mudah masuk urine).
Metoda pemeriksaan :
Yang paling sederhana adalah dengan reaksi dari fouhet yang bersifat
kwalitatif.Tes kwalitatif dari bilirubin urine ini dapat mendeteksi bilirubin
urine dalam kadar serendah 0,05 mg% .
Arti klinik :
Bilirubin dalam urine selalu menunjukan adanya kelainan faal hati karena
urine normal tidak mengadung bilirubin.Bilirubin urine mempunyai artti
penting dalam keadaan-keadaan di bawah ini:
a. Pemeriksaan bilirubin urine dapat dengan cepat memastikan adanya
ikterus pada kasus-kasus di mana di curigai adanya ikterus secara
klinis. Sudah lama diketahui bahwa bilirubinuria dapat di pakai
sebagai diagnose dini dari hepatitis virus karena bilirubunia dapat
mendahului ikterus yang klinis nyata , dan mendahului kenaikan
bilirubin total maupun bilirubin terkonjugasi.
Tidak adanya bilirubinuria pada kasus yang mangalami ikterus
menuunjukan bahwa tidak ada penyakit hati (acholuric jaundice), karena
hanya bilirubin direk yang masukke dalam urine . tetapi kadang-kadang
ddidapatkan juga keadaan di mana pada suatu bilirubinemia tak
terkonjugasi (misalnya karena hemolisis )terjadi bbilirubinuria.
2.3 Sumber bilirubin
Menurut penyelidikan pada orang normal sumber dari bilirubin adalah:
- 70% dari eritrosit (80-120 hari setelah sintesa heme).
- 10% dari ineffective erythropoesis (yang di sebut sebagai “shunt
pathway” karena terbentuk lebih dini yaitu beberapa jam sampai 5 hari
setelah sintesa heme).
Bilirubin yang tak terkonjungsi tidak larut dalam air tetapi larut
dalam lemak, dank arena itu mempunyai afinitas yang kuat dengan
jaringan yang banyak mengandung lemak misalnya jaringan otak . Karena
itu hyperbilirubinemia tak terkonjungsi yang hebat dapat menimbulkan
Kern icterus terutama pada anak.
Nilai normal:
- Bilirubin terkonjugasi : sampai 0,4 mg %
- Bilirubin terkonjugasi : sampai 0,7 mg %
- Bilirubin total : sampai 1,1 mg %
- Indeks ikterus 4 – 6 u.
2.6 Beberapa kadar Kadar bilirubin yaitu :
2.8 PATOFISIOLOGI
Kurang lebih 80 - 85 % bilirubin berasal dari penghancuran eritrosit
tua. Sisanya 15 - 20 % bilirubin berasal dari penghancuran eritrosit muda
karena proses eritropoesis yang inefektif di sumsum tulang, hasil metabolisme
proein yang mengandung heme lain seperti sitokrom P-450 hepatik, katalase,
peroksidase, mioglobin otot dan enzim yang mengandung heme dengan
distribusi luas.
A. Metabolisme
Eritrosit dalam darah dihancurkan dalam sistem Retikulo Endotelial
menghasilkan molekul Haem yang mengandung besi. Kerangkan Haem akan
diubah menjadi bilirubin. Setelah terbentuk, bilirubin akan terikat pada
albumin dalam bentuk yang tidak larut dalam air, disebut Bilirubin
Indirect (Unconjugated Bilirubin). Bilirubin Indirect dikonjugasikan dalam hati
dan terbentuklah bilirubin yang larut dalam air, disebut Bilirubin
Direct (Conjugated Bilirubin) dan diekskresikan di dalam usus melalui saluran
empedu.
Di sana flora usus mengubahnya menjadi urobilinogen yang tak
berwarna dan larut dalam air. Urobilinogen mudah dioksidasi menjadi
urobilin yang berwarna. Bagian terbesar dari urobilinogen ke luar tubuh
bersama tinja, tetapi sebagian kecil diserap kembali dan oleh darah vena
portae dikembalikan ke hati. Urobilinogen yang demikian mengalami daur
ulang, keluar lagi melalui empedu tetapi ada sebagian kecil yang masuk
sirkulasi sistemik dan kemudian urobilinogen itu diantar ke ginjal dan
ekskresi bersama urine.
B. Pemeriksaan Bilirubin Direk
Tes bilirubin direk termasuk sebagai salah satu tes fungsi hati. Tes ini
bertujuan untuk mengetahui adanya gangguan ekskresi fungsi hati dan
membantu dalam mendiferensial diagnose obstruksi bilier (bilirubin direk).
1. Pra Analitik
Pra analitik adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
persiapan pasien, persiapan sampel, prinsip serta alat dan bahan yang akan
digunakan dalam pemeriksaan.
a. Persiapan Pasien
Spesimen puasa lebih disukai, tetapi puasa yang terlalu lama dapat
meningkatkan kadar bilirubin serum 1,3 kali setelah puasa 24 jam dan
2,2 kali setelah puasa 48 jam.
b. Persiapan Sampel
Serum atau plasma heparin boleh dgunakan. Hindari sampel yang
hemolisis dan sinar matahari langsung. Sinar matahari langsung dapat
menyebabkan penurunan kadar bilirubin serum sampai 50 % dalam satu
jam. Karena itu, serum hendaknya disimpan di tempat yang gelap, dan
pengukuran hendaknya dikerjakan dalam waktu 2 hingga 3 jam setelah
pengumpulan darah.
c. Metode
Jendrasik/Grof
d. Prinsip
Bilirubin bereaksi dengan 4-Sulfobenzenediazonium Chloride
membentuk senyawa berwarna merah (azobilirubin). Intensitas warna
yang terjadi sesuai dengan konsentrasi bilirubin yang diukur dengan
photometer.
Nilai Rujukan
Bilirubin direk : 0,05 – 0,3 mg/Dl
C. Tinjauan Klinis
Bilirubin direk yang meningkat menyebabkan hiperbilirubinemia.
Adanya peningkatan kadar bilirubin direk menunjukkan adanya penyakit
pada hati (liver) atau saluran empedu. Bilirubin direk meninggi menunjukkan
obstruksi bilier, hepatitis, cirrhosis. Bila obstruksi menerus maka kedua
bilirubin meninggi. Pada kerusakan hati kronis, bilirubin direk kembali
mendekati normal atau normal.
Faktor yang berpengaruh :
1. Bilirubin direk meninggi disebabkan karena steroid, sulfa dan obat
hepatotoksik.
2. Bilirubin direk menurun disebabkan karena sinar matahari atau ultra
violet.
Peninggian bilirubin direk dijumpai pada :
Gangguan transport bilirubin : Sindroma Dubin Johnson, Sindroma Rotor,
Kolestasis pasca bedah.
Kerusakan hepatoselluler : hepatitis virus, obat-obatan, alcohol, sirosis
hati, neoplasma.
Obstruksi bilier ekstrahepatik : batu kandung empedu, pancreatitis,
kolangitis sklerosis, striktur bilier, neoplasma.
Obstruksi bilier intahepatic : obat-obatan, alcohol, sirosis hati, kolestasis
pasca bedah, sirosis hati bilier primer, atresia bilier, parasit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bilirubin adalah suatu pigmen yang terdiri dari senyawa tetrapirol
yang larut dalam lemak yang berasal dari pemecahan enzimatik dari gugus
heme dari berbagai hemoprotein yang beresal dari seluruh tubuh .
Bilirubin direk merupakan pigmen empedu yang telah diambil oleh
hati dan dikonjugasikan menjadi bilirubin diglukoronid yang larut dalam air.
Pemeriksaan bilirubin direct dan indirect ini digunakan untuk
menentukan lokasi gangguan aliran darah, apa kah berada di lokasi sebelum,
dalam, atau sesudah organ hati)Batas normal bilirubin total: 0,3-1 mg/l. Bila
lebih tinggi dari normal, kemungkinan terjadi penyumbatan atau gangguan
aliran bilirubin.
Sumber bilirubin
Menurut penyelidikan pada orang normal sumber dari bilirubin adalah:
- 70% dari eritrosit (80-120 hari setelah sintesa heme).
- 10% dari ineffective erythropoesis (yang di sebut sebagai “shunt
pathway” karena terbentuk lebih dini yaitu beberapa jam sampai 5 hari
setelah sintesa heme).
B. Saran
Saran yang ingin diajukan pada penulisan makalah ini adalah agar kita
selalu menjaga pola hidup yang sehat sehingga kita terhindar dari berbagai
penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Hardjoeno, H. dkk. 2006. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik.
Universitas Hasanuddin Press. Makassar.
Soemohardjo soewignjo dr, dkk. 1983. Tes faal hati. Edisi I. penerbit. Bandung.