LAPORAN PRAKTIKUM
PINDAH PANAS
                    ASAS BLACK
                       Oleh:
                    Ade Setiawan
                   NIM A1C016037
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
        UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
               FAKULTAS PERTANIAN
                    PURWOKERTO
                        2017
                            I.   PENDAHULUAN
                             A. Latar Belakang
     Ketika 2 benda yang memiliki perbedaan suhu saling bersentuhan, kalor
akan mengalir dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah.
Kalor adalah energi yang berpindah. Apabila bendabenda yang bersentuhan
berada dalam sistem yang tertutup, maka energi akan berpindah seluruhnya dari
benda yang memiliki suhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Sebaliknya
apabila benda yang bersentuhan tidak berada dalam sistem tertutup, maka tidak
semua energi dari benda bersuhu tinggi berpindah menuju benda yang bersuhu
rendah. Menurut Asas Black, jumlah kalor yang dilepaskan oleh benda yang
bersuhu lebih tinggi kepada benda yang bersuhu lebih rendah sama dengan jumlah
kalor yang diserap oleh benda yang bersuhu lebih rendah.
     Misalnya kita mencampur air panas (suhu tinggi) dengan air dingin (suhu
rendah). Apabila air panas dan air dingin dicampur dalam sebuah wadah terbuka
(misalnya ember), maka tidak semua energi air panas berpindah menuju air
dingin. Demikian juga air dingin tidak menerima semua energi yang
disumbangkan oleh air panas. Sebagian energi air panas pasti berpindah ke udara.
Jika kita ingin agar semua energi air panas dipindahkan ke air dingin maka kita
harus mencampur air panas dan air dingin dalam sistem tertutup. Sistem tertutup
yang dimaksudkan disini adalah suatu sistem yang tidak memungkinkan adanya
pertukaran energi dengan lingkungan.
                                 B. Tujuan
1.   Mengetahui perpindahan panas yang terjadi pada pencampuran fluida.
2.   Dapat menghitung suhu campuran fluida.
                          II. TINJAUAN PUSTAKA
     Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari benda
bersuhu lebih tinggi ke benda bersuhu lebih rendah. kalor merupakan suatu bentuk
energi. Karena kalor merupakan suatu bentuk energi, satuan untuk kalor sama
dengan satuan energi, yaitu J (joule) (Resky, 2014).
     Kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke
benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Suhu adalah
ukuran rata-rata energi kinetik partikel dalam suatu benda. Kalor yang diberikan
dalam sebuah benda dapat digunakan untuk 2 cara, yaitu untuk merubah wujud
benda atau untuk menaikkan suhu benda itu (Saras, 2012).
     Kalor adalah energi yang dipindahkan dari benda yang memiliki temperatur
tinggi ke benda yang memiliki temperatur lebih rendah sehingga pengukuran
kalor selalu berhubungan dengan perpindahan energi. Energi adalah kekal
sehingga benda yang memiliki temperatur lebih tinggi akan melepaskan energi
dan benda yang memiliki temperatur lebih rendah akan menerima energi dengan
besar yang sama (Dede, 2007).
     Kapasitas kalor (heat capacity) adalah banyaknya kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 0C. Jika benda dipanaskan maka benda itu
mendapat tambahan tenaga berbentuk kalor dan menyebabkan sejumlah akibat,
yaitu berubah wujud, berubah dimensi (memuai) atau suhunya bertambah. Kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda bergantung pada beberapa faktor
seperti massa benda, jenis benda, dan kenaikan suhu (Resky, 2014).
     Jumlah kalor yang diberikan besarnya sebanding dengan kenaikkan
(perubahan) suhu benda. Artinya, makin banyak kalor yang diberikan kepada
benda, semakin besar pula kenaikan suhu benda tersebut. Kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu benda sebesar 10 0C senilai dengan kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu 1 0C pada massa dan jenis benda yang sama. Jelaslah pada
peristiwa kenaikan suhu benda karena benda mendapat tambahan kalor, mengenal
tetapan baru yang bergantung pada jenis benda. Tetapan itu disebut kapasitas
kalor jenis (Jati dan Priyambodo, 2008).
     Bila dua zat cair yang berbeda suhunya dicampur, maka zat cair yang
suhunya lebih tinggi memiliki energi yang lebih besar, sedangkan zat cair yang
suhunya rendah memiliki energi yang lebih kecil. Joseph Black mengungkapkan
bahwa bila dua zat dicampur maka kalor yang dimiliki oleh zat yang suhunya
lebih tinggi akan mengalir ke zat yang kalornya lebih rendah sehingga terjadi
keseimbangan energi (Budi, 2006).
     Perpindahan suhu disebut driving force yang memungkinkan panas
berpindah. Panas mengalir dari bahan yang lebih panas ke bahan yang lebih
dingin (Tim Asisten, 2017).
     Dalam sistem yang terisolasi, seperti di dalam termos atau di dalam
kalorimeter, berlaku hukum kekekalan energi. Jika terjadi perpindahan energi
melalui kalor dimana benda bersuhu tinggi melepaskan kalor dan benda bersuhu
rendah menyerap kalor sehingga tercapai kesetimbangan termal, maka besarnya
kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diserap. Pernyataan ini dikenal
dengan Asas Black (Goris, 2010).
     Asas Black merupakan kaidah yang berasal dari hukum kekekalan energi
yang menyatakan bahwa energi bersifat kekal atau tetap (Edi, 2007).
     Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan
oleh Joseph Black. Asas ini menjabarkan sebagai berikut :
     1.   Jika dua buah benda yang berbeda suhunya kemudian dicampur, maka
          benda yang panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu
          akhirnya akan sama (tetap).
     2.   Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang
          dilepas benda panas.
     3.   Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor
          yang diserap bila dipanaskan.
     Kesimpulan dalam percobaan Asas Black yaitu jumlah kalor yang
dilepaskan sama dengan jumlah kalor yang diterima, atau dapat dirumuskan
sebagai berikut :
                                        Qserap = Qlepas
                                 m1 c T1 = m2 c T2
                            m1 c (Tc  T1) = m2 c (T2  Tc)
     Keterangan :
     m = massa air (kg)
     c = kalor jenis air (4200 J/kgK)
     T1 = suhu air dingin (0C)
     T2 = suhu air panas (0C)
                               III. METODOLOGI
                                A. Alat dan Bahan
1.   Termometer
2.   Panci
3.   Kompor
4.   Gelas ukur
5.   Air
6.   Timbangan
7.   Alat tulis
                                B. Prosedur Kerja
1.   Volume air dingin diukur masing-masing 250 ml.
2.   Massa air dihitung menggunkan rumus :
     Massa (Kg) = air (kg/m3) x vair (m3)
3.   Suhu air dingin diukur.
4.   Air dipanaskan hingga mencapai suhu 65C, 75C, dan 85C masing-masing
     sebanyak 250 ml.
5.   Massa air panas dihitung (kg).
6.   Air panas dicampurkan ke dalam air dingin, kemudian diaduk dan diukur
     suhunya.
7.   Suhu campuran dihitung menggunakan persamaan Asas Black.
                             DAFTAR PUSTAKA
Daton, Goris Seran, Stephanus Legiyo, C. Cosma Elsih Lestari, dan Yohanes
     Bambang Suparmono. 2010. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
     Grasindo.
Istiyono Edi, Mundilarto. 2007. Fisika 1 untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Quadra.
Jati, Bambang Murdaka Eka, dan Tri Kuntoro Priyambodo. 2008. Fisika Dasar.
         Bandung : ANDI.
Rustiawan Dede, Saripudin Aip, dan Suganda Adit. 2007. Praktis Belajar Fisika
        untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Visindo.
Saras. 2012. Panas Lebur Es. Jurnal Laboratorium Fisika Universitas
        Muhammadiyah Prof Dr Hamka Vol 1 No.1, 1-15.
Suryatin, Budi. 2006. Sukses Sains Fisika 2. Jakarta: Grasindo.
Tim Asisten. 2017. Modul Praktikum Pindah Panas. Fakultas Pertanian,
    Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Yanti Resky Perdana, Said Muhammad, dan Ihsan. 2014. Studi Penentuan Nilai
        Kalori pada Buah Durian. Jurnal Teknosains Vol 8 No.2, 161-174.
                                 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
                                           A. Hasil
1.       Tabel data praktikum
              Tabel 1. Data hasil praktikum kelompok 4, 5, dan 6
Kel               Massa Air (kg)             Suhu (0C)        Suhu Campuran (0C)
                  Air         Air         Air        Air       Praktik  Rumus
                dingin       Panas       dingin     Panas
     4           0,25         0,25         31         65         44        48
     5           0,25        0,248         31         75         50       52,9
     6           0,25        0,248         31         85         54      57,89
2.       Perhitungan
         a.     Kelompok 4
         1) Massa air dingin
               m = air * Vair
                 = 1000 kg/m3*0,25*10-3 m3
                 = 0,25 kg
         2) Massa air panas
               m = air * Vair
                 = 1000 kg/m3*0,25*10-3 m3
                 = 0,25 kg
         3) Suhu campuran
               Qserap = Qlepas
               m1*c*(Tc  T1) = m2*c*(T2  Tc)
               0,25*(Tc  31) = 0,25*(65  Tc)
               0,25 Tc + 0,25 Tc = 16,25 + 7,75
     0,5 Tc = 24
     Tc = 480C
b.   Kelompok 5
1) Massa air dingin
     m = air * Vair
       = 1000 kg/m3*0,25*10-3 m3
       = 0,25 kg
2) Massa air panas
     m = air * Vair
       = 1000 kg/m3*0,248*10-3 m3
       = 0,248 kg
3) Suhu campuran
     Qserap = Qlepas
     m1*c*(Tc  T1) = m2*c*(T2  Tc)
     0,25*(Tc  31) = 0,248*(75  Tc)
     0,25 Tc + 0,248 Tc = 18,6 + 7,75
     0,498 Tc = 26,35
     Tc = 52,60C
c.   Kelompok 6
1) Massa air dingin
     m = air * Vair
       = 1000 kg/m3*0,25*10-3 m3
       = 0,25 kg
    2) Massa air panas
       m = air * Vair
         = 1000 kg/m3*0,248*10-3 m3
         = 0,248 kg
    3) Suhu campuran
       Qserap = Qlepas
       m1*c*(Tc  T1) = m2*c*(T2  Tc)
       0,25*(Tc  31) = 0,248*(85  Tc)
       0,25 Tc + 0,248 Tc = 21,08 + 7,75
       0,498 Tc = 28,83
       Tc = 57,890C
                               B. Pembahasan
     Istilah perpindahan panas sering disebut dengan kalor. Kalor adalah energi
yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya
lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Suhu adalah ukuran rata-rata energi
kinetik partikel dalam suatu benda. Kalor yang diberikan dalam sebuah benda
dapat digunakan untuk 2 cara, yaitu untuk merubah wujud benda atau untuk
menaikkan suhu benda itu (Saras, 2012).
     Perpindahan panas disebut juga dengan kalor. Kalor adalah energi yang
dipindahkan dari benda yang memiliki temperatur tinggi ke benda yang memiliki
temperatur lebih rendah sehingga pengukuran kalor selalu berhubungan dengan
perpindahan energi. Energi adalah kekal sehingga benda yang memiliki
temperatur lebih tinggi akan melepaskan energi dan benda yang memiliki
temperatur lebih rendah akan menerima energi dengan besar yang sama (Dede,
2007).
     Perpindahan panas yang terjadi pada pencampuran fluida adalah proses
perpindahan kalor dimana kalor akan berpindah dari benda yang memiliki
temperatur/suhu yang tinggi ke benda yang memiliki temperatur/suhu yang lebih
rendah.
     Asas Black merupakan perpindahan energi melalui kalor dimana bila dua
benda yang suhunya berbeda dicampur, maka benda bersuhu tinggi melepaskan
kalor dan benda bersuhu rendah menyerap kalor sehingga tercapai kesetimbangan
termal, maka besarnya kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diserap
(Goris, 2010).
     Teori Asas Black berbunyi bahwa pada pencampuran dua zat yang
temperatur/suhunya berbeda, maka kalor akan berpindah dari zat yang memiliki
temperatur/suhu yang tinggi ke zat yang temperatur/suhunya lebih rendah dan
banyaknya kalor yang dilepaskan sama dengan banyaknya kalor yang diterima.
     Kesimpulan dalam percobaan Asas Black yaitu jumlah kalor yang
dilepaskan sama dengan jumlah kalor yang diterima, atau dapat dirumuskan
sebagai berikut :
                                   Qserap = Qlepas
                               m1 c T1 = m2 c T2
                           m1 c (Tc  T1) = m2 c (T2  Tc)
      Keterangan :
      m = massa air (kg)
      c = kalor jenis air (4200 J/kgK)
      T1 = suhu air dingin (0C)
      T2 = suhu air panas (0C)
      Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari benda
bersuhu lebih tinggi ke benda bersuhu lebih rendah. kalor merupakan suatu bentuk
energi. Karena kalor merupakan suatu bentuk energi, satuan untuk kalor sama
dengan satuan energi, yaitu J (joule) (Resky, 2014).
      Kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke
benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Suhu adalah
ukuran rata-rata energi kinetik partikel dalam suatu benda. Kalor yang diberikan
dalam sebuah benda dapat digunakan untuk 2 cara, yaitu untuk merubah wujud
benda atau untuk menaikkan suhu benda itu (Saras, 2012).
      Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai
kalor :
      1.   Massa benda
            Untuk jenis benda yang sama tetapi massanya berbeda kalor yang
      diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama ternyata besarnya berbeda.
      Artinya, semakin besar massa benda, semakin besar pula kalor yang
      diperlukan untuk menaikkan suhu benda tersebut. Semakin besar massa
      benda maka kalor yang diterima untuk didistribusikan guna menambah
      tenaga gerak molekul atau atom menjadi lebih banyak. Jadi semakin besar
massa benda memerlukan lebih banyak kalor untuk menaikkan suhu bila
dibanding benda bermassa kecil. Hal ini ditandai oleh lebih lambatnya
kenaikan suhu pada benda bermassa besar. Dengan demikian, jumlah kalor
yang diperlukan sebanding dengan massa bendanya.
2.   Jenis benda
      Untuk jenis benda yang berbeda tetapi massanya sama, kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama ternyata besarnya berbeda.
Benda tertentu memiliki massa jenis tertentu sehingga jumlah atom atau
molekul per gramnya juga tertentu. Energi untuk menaikkan suhu 1 oC pada
1 kg air sebesar lima kali dibanding aluminium. Dijelaskan bahwa air
memiliki kapasitas untuk menyerap dan menyimpan kalor lima kali lebih
besar dibanding aluminium. Dengan demikian, jumlah kalor yang
diperlukan bergantung pada jenis bendanya.
3.   Kenaikan suhu
      Jumlah kalor yang diberikan besarnya sebanding dengan kenaikkan
(perubahan) suhu benda. Artinya, makin banyak kalor yang diberikan
kepada benda, semakin besar pula kenaikan suhu benda tersebut. Kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 10 oC senilai dengan kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 oC pada massa dan jenis benda
yang sama. Jelaslah pada peristiwa kenaikan suhu benda karena benda
mendapat tambahan kalor, mengenal tetapan baru yang bergantung pada
jenis benda. Tetapan itu disebut kapasitas kalor jenis.
     Berikut ini adalah penerapan Asas Black dalam bidang keteknikan
pertanian:
     1.      Penentuan nilai pembakaran suatu bahan bakar (LHV/HHV/GHV).
             Nilai kalor bahan bakar adalah suatu besaran yang menunjukan nilai
             energi kalor yang dihasilkan dari suatu proses pembakaran setiap satuan
             massa bahan bakar. Bahan bakar yang banyak digunakan umumnya
             berbentuk senyawa hidrokarbon.
                      Gambar 1. Sistem pembakaran pada motor bakar
     2.      Penentuan kapasitas beban pendinginan mesin (cooling water rate).
             Beban pendinginan merupakan jumlah panas yang dipindahkan oleh
             suatu sistem pengkondisian udara. Beban pendinginan terdiri dari panas
             yang berasal dari ruang pendingin dan tambahan panas dari mesin.
             Tujuan perhitungan beban pendinginan adalah untuk menduga kapasitas
     mesin pendingin yang dibutuhkan untuk dapat mempertahankan
     keadaan optimal yang diinginkan dalam ruang.
            Gambar 2. Sistem pendingin mesin pada motor bakar
3.   Penetapan untuk pemilihan bahan bangunan pertanian, misalnya lantai.
     Dari Asas Black, maka energi dalam bentuk perpindahan panas
     haruslah sama, hanya ada pada konstanta panas jenis.
                          Gambar 3. Green House
Berikut ini adalah penerapan Asas Black dalam kehidupan sehari-hari :
1.   Penggunaan pendingin ruangan (AC). Pendingin ruangan (AC ) akan
     menyerap panas yang berasal dari ruangan tersebut, sehingga udara di
     ruang tersebut lebih dingin dari udara di luar ruangan. Kemudian
     melepaskan panas tersebut di luar ruangan. Dengan demikian
     temperatur udara di dalam ruangan berangsur-angsur turun.
                  Gambar 4. Sistem pendinginan pada AC
2.   Sistem pendinginan pada lemari es. Lemari es akan menyerap panas
     yang berasal dari ruangan tersebut, sehingga udara di ruang tersebut
     lebih dingin dari udara di luar ruangan. Kemudian melepaskan panas
     tersebut di luar ruangan. Dengan demikian temperatur udara di dalam
     ruangan berangsur-angsur turun.
                Gambar 5. Sistem pendingin pada lemari es
    3.   Pada saat kita mencampur air panas dan air dingin. Pada pencampuran
         tersebut suhu air panas yang tinggi lama-lama akan menjadi seimbang
         atau sama dengan suhu air biasa karena air biasa akan menerima kalor
         yang sama dengan kalor yang dilepaskan air panas sehingga terjadi
         kesetimbangan termal.
                     Gambar 6. Pencampuran air panas dan air dingin
    Berikut ini adalah hasil praktikum yang telah dilakukan :
    1.   Tabel data praktikum
    Tabel 1. Data hasil praktikum kelompok 4, 5, dan 6
Kel     Massa Air (kg)             Suhu (0C)        Suhu Campuran (0C)
        Air         Air         Air        Air       Praktik  Rumus
      dingin       Panas       dingin     Panas
 4     0,25         0,25         31         65         44        48
 5     0,25        0,248         31         75         50       52,9
 6     0,25        0,248         31         85         54      57,89
    2.   Perhitungan
    a.   Kelompok 4
    1) Massa air dingin
      m = air * Vair
         = 1000 kg/m3*0,25*10-3 m3
         = 0,25 kg
2) Massa air panas
 m = air * Vair
     = 1000 kg/m3*0,25*10-3 m3
     = 0,25 kg
3) Suhu campuran
 Qserap = Qlepas
 m1*c*(Tc  T1) = m2*c*(T2  Tc)
 0,25*(Tc  31) = 0,25*(65  Tc)
 0,25 Tc + 0,25 Tc = 16,25 + 7,75
 0,5 Tc = 24
 Tc = 480C
b.   Kelompok 5
1) Massa air dingin
 m = air * Vair
     = 1000 kg/m3*0,25*10-3 m3
     = 0,25 kg
2) Massa air panas
 m = air * Vair
     = 1000 kg/m3*0,248*10-3 m3
     = 0,248 kg
3) Suhu campuran
 Qserap = Qlepas
 m1*c*(Tc  T1) = m2*c*(T2  Tc)
       0,25*(Tc  31) = 0,248*(75  Tc)
       0,25 Tc + 0,248 Tc = 18,6 + 7,75
       0,498 Tc = 26,35
       Tc = 52,60C
     c.   Kelompok 6
     1) Massa air dingin
       m = air * Vair
          = 1000 kg/m3*0,25*10-3 m3
          = 0,25 kg
     2) Massa air panas
       m = air * Vair
          = 1000 kg/m3*0,248*10-3 m3
          = 0,248 kg
     3) Suhu campuran
       Qserap = Qlepas
       m1*c*(Tc  T1) = m2*c*(T2  Tc)
       0,25*(Tc  31) = 0,248*(85  Tc)
       0,25 Tc + 0,248 Tc = 21,08 + 7,75
       0,498 Tc = 28,83
       Tc = 57,890C
     Pada hasil praktikum tersebut hasil dari perhitungan suhu campuran antara
menggunakan praktik secara langsung dan menggunakan rumus hasilnya tidak
berbeda jauh.
     Kendala yang terjadi pada praktikum Asas Black yaitu terjadinya perbedaan
pengukuran antara praktikan satu dengan praktikan lain dan kurangnya keakuratan
pengukuran. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan pembagian tugas praktikan
dalam kelompok, dan menempatkan praktikan yang ahli dalam pengukuran
sebagai pengukur data, sehingga keakuratan pengukuran lebih baik lagi. Selain itu
pada pengukuran suhu campuran terjadi perbedaan saat diukur secara langsung
dan menggunakan rumus meskipun perbedaannya tidak terlalu jauh.
                      V. KESIMPULAN DAN SARAN
                                 A. Kesimpulan
     Berdasarkan praktikum Asas Black, praktikan dapat menyimpulkan
beberapa hal :
     1.   Istilah yang cukup sering didengar dalam proses perpindahan panas
          ialah kalor. Kalor mengalir dengan sendirinya dari suhu tinggi ke suhu
          rendah. Akan tetapi gaya dorong untuk aliran ini adalah perbedaan
          suhu. Bila sesuatu benda ingin dipanaskan, maka harus dimiliki suatu
          benda lain yang lebih panas, demikian pula halnya jika ingin
          mendinginkan sesuatu, diperlukan benda lain yang lebih dingin.
     2.   Suhu campuran fluida dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
                                        Qserap = Qlepas
                                 m1 c T1 = m2 c T2
                            m1 c (Tc  T1) = m2 c (T2  Tc)
     Keterangan :
     m = massa air (kg)
     c = kalor jenis air (4200 J/kgK)
     T1 = suhu air dingin (0C)
     T2 = suhu air panas (0C)
                                  B. Saran
     Sebaiknya asisten mengecek terlebih dahulu alat-alat yang akan digunakan.
Sehingga praktikum lancar dan untuk praktikum kedepannya alat lebih
ditingkatkan agar lebih mengefisienkan waktu.