Session 2
tegangan & regangan pada
beban aksial
Mekanika Teknik III
Kesesuaian sebuah struktur atau mesin bisa jadi tergantung pada deformasi-
deformasi pada struktur tersebut serta tegangan-tegangan yang diinduksikan
akibat pemb bebanan. Analisis-analisis statik saja tidak cukup untuk menyelesaikan
hal tersebut.
Dengan menganggap struktur-struktur sebagai benda terdeformasi memungkinkan
penentuan gaya-gaya elemen dan reaksi-reaksi yang berupa statik-tak-tentu
Penentuan distribusi tegangan dalam sebuah elemen juga memerlukan
pertimbangan deformasi dalam elemen tersebut
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
P 2P P P
= = tegangan = = =
A 2A A A
2
= = regangan normal = = =
L L 2L L
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
Uji tegangan-regangan
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
Diagram tegangan-regangan :
bahan bersifat daktil
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
Diagram tegangan-regangan :
bahan bersifat getas
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
Hukum Hooke
Di bawah tegangan luluh :
= E
E = Youngs Modulus or
Modulus of Elasticity
Kekuatannya dipengaruhi oleh pemaduan
logam, perlakuan panas, dan proses
manufakturnya, namun kekakuannya
(modulus elastisitasnya) tidak
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
Perilaku elastik vs plastik
Bila regangan menghilang setelah
tegangan dilepaskan, bahan tersebut
dikatakan berperilaku elastik.
Tegangan terbesar yang menyebabkan
hal tersebut dinamakan batas elastik
(elastic limit)
Bila regangan tidak kembali nol
setelah tegangan dilepaskan, maka
bahan tersebut dikatakan berperilaku
plastik
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
Deformasi akibat beban aksial
P
Berdasarkan hokum Hooke : = E = =
E AE
Berdasarkan definisi regangan : =
L
PL
Menyamakan dan menyelesaikannya : =
AE
Bila terdapat variasi-variasi dalam pembebanan, luasan
penampang dan sifat-sifat bahan :
Pi Li
=
i Ai Ei
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
Contoh 02.1
SOLUSI :
Bagilah batang tersebut menjadi komponen-
komponen pada titik-titik bekerjanya gaya
Lakukan analisis badan-beban (free-body
analysis) pada setiap komponen untuk
E = 29 10 6 psi menentukan gaya dalamnya
D = 1.07 in. d = 0.618 in.
Evaluasilah defleksi total komponen tersebut
Tentukan deformasi batang baja di atas
akibat beban-beban yang bekerja
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
SOLUSI : Lakukan analisis badan-bebas pada setiap
Bagilah batang tersebut menjadi komponen untuk menentukan gaya-gaya dalamnya
tiga komponen P1 = 60 103 lb
P2 = 15 103 lb
P3 = 30 103 lb
Evaluasi defleksi totalnya
Pi Li 1 P1L1 P2 L2 P3 L3
= = + +
A
i i iE E 1A A 2 A 3
=
1 ( ) ( ) ( )
60 103 12 15 103 12 30 103 16
+ +
6
29 10 0 .9 0 . 9 0.3
= 75.9 103 in.
L1 = L2 = 12 in. L3 = 16 in. = 75.9 103 in.
A1 = A2 = 0.9 in 2 A3 = 0.3 in 2
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
Contoh Kasus 2.1
SOLUSI :
Lakukan analisis badan bebas
pada batang BDE untuk
Sebuah batang kaku BDE didukung oleh menemukan gaya-gaya yang
dua buah batang lain, AB dan CD bekerja pada batang AB dan DC.
Evaluasi deformasi yang terjadi
Batang AB terbuat dari aluminum (E=70
pada batang AB dan DC atau
GPa) dan memiliki luasan penampang
displacement di titik B dan D
50 mm2. Batang CD terbuat dari baja
Lakukan analisis geometri untuk
(E=200 GPa), dan memiliki luasan
menemukan defleksi di titik E
penampang 600 mm2.
bila defleksi di titik B dan D
Bila struktur tersebut diberikan gaya 30 diketahui.
kN, tentukan defleksi: a) di titik B, b)
titik D, c) dan titik E.
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
SOLUSI: Displacement of B:
PL
Free body: batang BDE B =
AE
( 60 103 N )(0.3 m )
=
(500 10-6 m2 )(70 109 Pa )
= 514 10 6 m
B = 0.514 mm
MB = 0
Displacement of D:
0 = (30 kN 0.6 m ) + FCD 0.2 m
PL
D =
FCD = +90 kN tension AE
MD = 0 (90 103 N )(0.4 m )
0 = (30 kN 0.4 m ) FAB 0.2 m
=
(600 10-6 m2 )(200 109 Pa )
FAB = 60 kN compression = 300 10 6 m
D = 0.300 mm
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
Displacement of D:
BB BH
=
DD HD
0.514 mm (200 mm ) x
=
0.300 mm x
x = 73.7 mm
EE HE
=
DD HD
E
=
(400 + 73.7 )mm
0.300 mm 73.7 mm
E = 1.928 mm
E = 1.928 mm
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
Ketidak-tentuan Statik
Struktur-struktur yang gaya-gaya dalam dan
reaksi-reaksinya tidak dapat ditentukan dari
analisis statik saja dikatakan sebagai struktur
statik tak-tentu (statically indeterminate).
Sebuah struktur bersifat statik tak-tentu pada
saat struktur tersebut ditahan oleh lebih dari
satu tumpuan yang diperlukan untuk
mempertahankan kesetimbangannya.
Reaksi-reaksi kelebihannya digantikan dengan
beban-beban yang tak diketahui, bersamaan
dengan beban-beban lain harus menghasilkan
deformasi-deformasi yang sesuai.
Deformasi-deformasi akibat beban-beban nyata
dan reaks-reaksi kelebihan ditentukan secara
terpisah dan kemudian ditambahkan kembali
(superposisi)
= L +R = 0
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
Tentukan reaksi-reaksi di titik A dan B untuk
batang baja dan pembebanannya seperti terlihat
di samping.
SOLUSI:
Anggap reaksi di B sebagai kelebihan, lepaskan
batang tersebut dari tumpuan B dan selesaikan
displacement di B akibat beban-beban yang
bekerja
Selesaikan displacement di B akibat reaksi
kelebihan di B.
Displacement akibat pembebanan dan
displacement akibat reaksi kelebihan perlu
disesuaikan (jumlahnya harus nol)
Selesaikan reaksi di A akibat beban-beban dan
reaksi di B
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
SOLUSI:
Selesaikan displacement di B akibat beban-beban yang
bekerja dengan melepaskan tumpuan di B
P1 = 0 P2 = P3 = 600 103 N P4 = 900 103 N
A1 = A2 = 400 10 6 m 2 A3 = A4 = 250 10 6 m 2
L1 = L2 = L3 = L4 = 0.150 m
Pi Li 1.125 109
L = =
A
i i iE E
Selesaikan displacement di B akibat reaksi kelebihan
di B
P1 = P2 = RB
A1 = 400 10 6 m 2 A2 = 250 10 6 m 2
L1 = L2 = 0.300 m
R =
Pi Li
=
(
1.95 103 RB )
A
i i iE E
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
Displacement akibat beban-beban dan akibat reaksi
kelebihan harus bersesuaian
= L +R = 0
=
(
1.125 109 1.95 103 RB)=0
E E
RB = 577 103 N = 577 kN
Tentukan reaksi di A akibat beban dan reaksi di B
Fy = 0 = R A 300 kN 600 kN + 577 kN
R A = 323 kN
R A = 323 kN
RB = 577 kN
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
Nisbah Poisson
Untuk sebuah batang langsing yang menerima
beban aksial :
x
x = y =z = 0
E
Elongasi arah x dibarengi dengan kontraksi di
arah yang lain. Bila diasumsikan bahan
tersebut isotropik :
y = z 0
Nisbah Poisson dinyatakan sebagai :
lateral strain y
= = = z
axial strain x x
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
Untuk sebuah batang yang menerima berbagai
beban aksial, komponen regangan normal yang
dihasilkan dari komponen tegangan dapat
ditentukan dari prinsip superposisi. Dalam hal
ini :
Regangan secara linier berhubungan dengan
tegangan
Deformasinya kecil
Dengan batasan-batasan tersebut :
x y z
x = +
E E E
x y z
y = +
E E E
x y z
z = +
E E E
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
Relatif terhadap kondisi tak tertegang, perubahan
volumenya :
[ ( ) ] [
e = 1 (1 + x ) 1 + y (1 + z ) = 1 1 + x + y + z ]
= x + y +z
1 2
=
E
(
x + y + z )
= dilatation (change in volume per unit volume)
Untuk elemen yang menerima tekanan hidrostatis
merata :
3(1 2 ) p
e = p =
E k
E
k= = bulk modulus
3(1 2 )
Akibat tekanan yang merata, dilatasinya harus
negative, sehingga :
0 < < 12
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
Regangan Geser
Suatu elemen kubikus yang menerima tegangan geser
akan berdeformasi menjadi rhomboid. Regangan
geser yang bersesuaian dihitung dalam bentuk
perubahan sudut di antara kedua sisinya
xy = f ( xy )
Gambaran tegangan geser terhadap regangan geser
mirip dengan gambaran tegangan normal terhadap
regangan normal, kecuali bahwa nilai kekuatannya
kurang lebih hanya setengahnya. Untuk regangan-
regangan kecil :
xy = G xy yz = G yz zx = G zx
Dimana G adalah modulus of rigidity atau modulus
geser
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
SOLUSI :
Tentukan deformasi angular rerata
atau regangan geser pada blok
tersebut
Gunakan hokum Hooke untuk
Suatu balok persegi terbuat dari suatu tegangan dan regangan geser untuk
bahan dengan modulus of rigidity G = menentukan tegangan geser yang
90 ksi terikat olelh dua buah plat bersesuaian
horizontal kaku. Plat bagian bawah Gunakan definisi tegangan geser
terpasang sempurna sedangkan plat untuk menemukan gaya P.
bagian atas menerima gaya horizontal P.
diketahui bahwa plat bagian atas
bergerak 0.04 in akibat aksi gaya
tersebut, tentukan a) regangan geser
rerata pada bahan tersebut, dan b) gaya
yang diterima pada plat tersebut.
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
Tentukan deformasi angular rerata atau
regangan geser blok tersebut
0.04 in.
xy tan xy = xy = 0.020 rad
2 in.
Gunakan hukum Hooke untuk tegangan dan
regangan geser untuk menemukan tegangan
geser yang bersesuaian
( )
xy = G xy = 90 103 psi (0.020 rad ) = 1800 psi
Gunakan definisi tegangan geser untuk
menemukan gaya P.
P = xy A = (1800 psi )(8 in.)(2.5 in.) = 36 103 lb
P = 36.0 kips
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
Hubungan E, v, dan G
Sebuah batang langsing yang dibebani
secara aksial akan memanjang pada arah
aksial dan berkontraksi di arah yang lain.
Sebuah elemen kubikus awal diorientasikan
seperti gambar di atas akan berdeformasi
menjadi rectangular parallelepiped. Gaya
aksial menghasilkan regangan normal.
Bila elemen kubikus diorientasikan seperti
gambar di bawah, maka ia akan
berdeformasi menjadi rhombus. Beban
aksial juga muncul dalam tegangan geser.
Komponen regangan normal dan geser
dihubungkan :
E
= (1 + )
2G
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
Contoh
Sebuah lingkaran dengan diameter d = 9 in
digambarkan dalam sebuah plat aluminum tak-
tertegang dengan ketebalan t = in. Gaya
yang bekerja pada bidang datar plat
menyebabkan tegangan normal x = 12 ksi
dan z = 20 ksi.
bila E = 10x106 psi dan = 1/3, tentukan
perubahan :
a) panjang diameter AB,
b) panjang diameter CD,
c) Ketebalan plat
d) Volume plat
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering
SOLUSI:
Gunakan persamaan umum Hooke Temukan komponen deformasinya
untuk menemukan tiga komponen
regangan normal
B A ( )
= x d = + 0.533 103 in./in. (9 in.)
x y z B A = +4.8 103 in.
x = +
E E E
C D ( )
= z d = + 1.600 103 in./in. (9 in.)
1 1
= (12 ksi ) 0 (20 ksi )
10 106 psi 3 C D = +14.4 103 in.
= +0.533 103 in./in. ( )
t = y t = 1.067 103 in./in. (0.75 in.)
x y z t = 0.800 103 in.
y = +
E E E
= 1.067 103 in./in.
Temukan perubahan volumenya
x y
z = + z e = x + y + z = 1.067 103 in 3/in 3
E E E
= +1.600 103 in./in. V = eV = 1.067 103 (15 15 0.75)in 3
V = +0.187 in 3
The civil and planning engineering education department
State University of Yogyakarta Faculty of Engineering