Demam Dengue
Demam Dengue
A. PENDAHULUAN
Infeksi virus dengue merupakan suatu penyakit demam akut yang
jenis serotype yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4, melalui perantara
nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Spektrum klinis infeksi dengue
dapat dibagi menjadi empat, yaitu (1) gejala klinis paling ringan tanpa gejala
(silent dengue infection), (2) demam dengue, (3) demam berdarah dengue
(DBD), dan (4) demam berdarah dengue disertai syok (sindrom syok
dengue/DSS) (1).
sedang menurun. Saat seorang terinfeksi virus dengue, tubuhnya secara alami
ditemukan pada anak besar, remaja dan dewasa. Setelah melalui masa
inkubasi dengan rata-rata 4-6 hari, timbul gejala berupa demam, myalgia,
subtropis. Hal ini dikarenakan curah hujan yang tinggi dan lingkungan yang
nyamuk Aedes aegypti yang menjadi media utama penularan demam dengue.
1
Demam dengue berbeda dengan demam berdarah dengue. Perbedaan yang
B. DEFINISI
Demam dengue merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus dengue
C. EPIDEMIOLOGI
Infeksi virus dengue merupakan masalah kesehatan global. Dalam tiga
diberbagai Negara yang dapat menimbulkan kematian sekitar kurang dari 1%.
sekitar 2,5 milyar penduduk yang mempunyai risiko untuk terjangkit penyakit
ini. Diperkirakan setiap tahun sekitar 50 juta menusia terinfeksi virus dengue
yang 500.000 di antaranya memerlukan rawat inap, dan hampir 90% dari
pasien rawat inap adalah anak-anak. Asia tenggara dengan jumlah penduduk
Bangladesh, India, Maladewa, Myanmar, Sri Lanka, Thailand dan Tior Leste
2
penyakit dengue merupakan alasan utama rawat inap dan salah satu penyebab
disebabkan oleh beberapa faktor, antar lain status umur penduduk, kepadatan
terbanyak pada anak usia <15 tahun (86-95%) jika sudah bermanifestasi
D. ETIOLOGI
Virus dengue termasuk grup B arthropod borne virus (arboviruses)
antibody seumur hidup terhadap serotype yang bersangkutan tetapi tidak ada
hidupnya (5).
3
E. PATOMEKANISME
serotype, jumlah dan virulensi, faktor pejamu, genetik, usia, status gizi,
Virus Dengue yang masuk kedalam tubuh akan beredar dalam sirkulasi
darah dan akan ditangkap oleh makrofag (Antigen Presenting Cell). Viremia akan
terjadi sejak 2 hari sebelum timbul gejala hingga setelah lima hari terjadinya demam.
Antigen yang menempel pada makrofag akan mengaktifasi sel T- Helper dan
menarik makrofag lainnya untuk menangkap lebih banyak virus. Sedangkan sel T-
Helper akan mengaktifasi sel T Sitotoksik yang akan melisis makrofag. Telah
antibody fiksasi komplemen. Proses ini akan diikuti dengan dilepaskannya mediator-
mediator yang merangsang terjadinya gejala sistemik seperti demam, nyeri sendi,
nyeri otot, dan gejala lainnya. Juga bisa terjadi aggregasi trombosit yang
pada penderita infeksi virus dengue sebagai respon fisiologis terhadap mediator yang
muncul. Sel penjamu yang muncul dan beredar dalam sirkulasi merangsang
terjadinya panas. Faktor panas yang dimunculkan adalah jenis-jenis sitokin yang
memicu panas seperti TNF-a, IL-1, IL-6, dan sebaliknya sitokin yang meredam
panas adalah TGF-, dan IL-10. Beredarnya virus di dalam plasma bisa merupakan
partikel virus yang bebas atau berada dalam sel platelet, limfosit, monosit, tetapi
tidak di dalam eritrosit. Banyaknya partikel virus yang merupakan kompleks imun
4
yang terkait dengan sel ini menyebabkan viremia pada infeksi virus dengue sukar
netralisasi antibodi yang dipelajari dari hasil studi menggunakan stok kulit virus
C6/C36, viro sel nyamuk dan preparat virus yang asli (2).
komponen yang berperan penting di periode sebelum gejala infeksi yaitu antibodi
IgM dan platelet. Antibodi alami IgM dibuat oleh CD5 + B sel, bersifat tidak spesifik
dan memiliki struktur molekul mutimerix. Molekul hexamer IgM berjumlah lebih
sedikit dibandingkan molekul pentamerik IgM namun hexamer IgM lebih efisien
dalam mengaktivasi komplemen. Antigen Dengue dapat dideteksi di lebih dari 50%
dalam dinding darah dibawah kulit atau di bercak merah kulit penderita dengue.
Oleh karenanya dalam penentuan virus dengue level IgM merupakan hal yang
spesifik (2).
Antibodi yang terbentuk pada infeksi dengue terdiri dari IgG yang berfungsi
dan neutralizing antibody. Pada saat ini dikenal 2 jenis tipe antibodi yaitu kelompok
replikasi virus dan antibody yang dapat menetralisasi secara spesifik tanpa disertai
daya memacu replikasi virus. Antibodi non-neutralisasi yang dibentuk pada infeksi
dengan akibat memacu replikasi virus. Teori ini pula yang mendasari bahwa infeksi
sekunder virus dengue oleh serotype dengue yang berbeda cenderung menyebabkan
5
F. MANIFESTASI KLINIS
manifestasi klinis berupa demam sederhana yang tidak khas, yang sulit
dibedakan dengan demam akibat infeksi virus lain. Manifestasi klinis tersebut
dewasa. Masa tunas berkisar antara 3-5 hari (pada umumnya 5-8 hari). Awal
nyeri bagian tengah tubuh, anoreksia, rasa menggigil, dan malaise. Dijumpai
6
trias sindrom yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota badan dan timbulnya
Pada lebih dari separuh pasien, gejala klinis timbul dengan mendadak,
disertai kenaikan suhu, nyeri kepala hebat, nyeri dibelakang bola mata, nyeri
punggung, otot, sendi dan disertai rasa menggigil. Pada beberapa penderita
dapat dilihat bentuk kurva suhu yang menyerupai pelana kuda atau bifasik (5).
biasanya berlangsung antara 2-7 hari. Pada hari ketiga sakit pada umumnya
suhu tubuh menurun, namun masih diatas normal, kemudian suhu tinggi
Pada hari sakit ke-3 atau ke-4 ditemukan ruam makulopapular, atau
rubeliformis, ruam ini segera berkurang sehingga sering luput dari perhatian
orang tua. Pada masa penyembuhan timbul ruam di kaki dan tangan berupa
in the sea of red), dapat disertai rasa gatal yang disebut sebagai ruam
tourniquet yang positif (> 10 petekie dalam area 2,8 x 2,8 cm) atau beberapa
7
G. DIAGNOSIS BANDING
maupun parasit pada fase awal penyakit dapat menyerupai demam dengue.
8
Campak -
Ruam yang khas
-
Batuk, hidung berair, mata merah
-
Luka di mulut
-
Kornea keruh
-
Baru saja terpajan dengan kasus campak
-
Tidak memiliki catatan sudah diimunisasi campak
Rubella -
Ruam yang khas
-
Pembesaran kelenjar getah bening post aurikular,
suboksipital dan colli-posterior
Infeksi virus lain - Gangguan sistemik ringan
seperti Chikungunya - Ruam non spesik
H. DIAGNOSIS
Manifestasi klinis infeksi dengue sangat bervariasi dan sulit dibedakan
dari penyakit infeksi lain terutama pada fase awal perjalanan penyakitnya.
oleh karena itu, diperlukan petunjuk kapan suatu infeksi dengue harus
dicurigai, petunjuk ini berupa tanda dan gejala klinis serta pemeriksaan
petunjuk klinis tersebut dibuat kriteria diagnosis klinis demam dengue, antara
lain:
bifasik
sekolah
9
Leukopenia <4000 /mm3
Trombositopenia <100.000/mm3
lebih tanda dan gejala lain, diagnosis klinis demam dengue dapat ditegakkan
(2)
.
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium untuk infeksi virus dengue adalah dengan
isolasi virus, deteksi asam nukleat virus, deteksi antigen virus, deteksi serum
respon imun/ uji serologi serum imun dan analisis parameter hematologi (10).
1. Isolasi Virus
untuk isolasi virus meliputi: serum pada fase akut, plasma atau washed
buffy coat dari pasien, jaringan otopsi dari kasus yang fatal (terutama
10
hati, limpa, kelenjar getah bening dan thymus), dan nyamuk yang
isolasi virus dapat disimpan pada suhu +4C hingga +8C. Untuk
Jika isolasi dari leukosit adalah untuk dicoba, sampel darah heparin
tes deteksi asam nukleat melibatkan tiga langkah dasar: (i) ekstraksi
asam nukleat dan pemurnian; (Ii) amplifikasi asam nukleat; dan (iii)
deteksi produk diperkuat. Hasil positif palsu dapat terjadi, dan ini dapat
Memberi hasil positif bila sediaan diambil pada enam hari pertama
demam (2).
11
3. Deteksi Antigen Virus Dengue
Deteksi antigen virus dengue yang banyak dilaksanakan pada saat ini
yang diproduksi oleh semua flavivirus yang penting bagi kehidupan dan
replikasi virus. Protein ini dapat di deteksi sejalan dengan viremia yaitu
tinggi pada 1-2 hari demam dan kemudian makin menurun setelahnya
(2,10)
.
test (Uji H), complement fixation test (CFT), neutralization test (Uji
12
didasarkan pada prinsip bahwa pelengkap yang dikonsumsi selama
sama seperti yang untuk tes HI. Tes CF berguna untuk pasien
Tes netralisasi atau NT adalah tes serologi yang paling spesifik dan
memerlukan fasilitas kultur sel. Oleh karena itu, tidak secara rutin
13
Kadar IgG anti dengue bertahan lama dalam serum. Kinetik NS-1
antigen virus dengue dan IgG serta IgM anti dengue, merupakan
5. Parameter Hematologi
dari diagnosis klinis. Pada fase awal demam hitung leukosit dapat normal
leukosit dan neutrophil, yang mencapai titik terendah pada akhir fase
dengan peningkatan limfosit atipik pada akhir fase demam dan saat masuk
fase konvalesens. Perubahan ini juga dapat terlihat pada demam dengue (2).
J. PENATALAKSANAAN
Pasien dengan keadaan demam tinggi, terus-menerus, kurang dari 7 hari
yang disertai nyeri kepala, nyeri retro orbita, myalgia, atralgia, ruam kulit,
leukosit yang rendah (< 4000/mm3) tanpa atau dengan jumlah trombosit yang
14
menurun dan apalagi bila diketahui adanya kasus dengue di lingkungan
sekitar tempat tinggal atau di sekolah, maka harus dicurgai pasien tersebut
10-15 mg/kgBB/dosis yang dapat diulang setiap 4-6 jam bila demam.
seperti kompres hangat. Anak dianjurkan cukup minum, boleh minum air
putih atau teh, namun lebih baik jika diberikan cairan yang mengandung
elektrolit seperti jus buah, oralit atau air tajin. Tanda kecukupan cairan adalah
Pasien diharuskan untuk kembali kontrol berobat seiap hari. Hal ini
mengingat tanda dan gejala DBD pada fase awal sangat menyerupai DD,
tanda dan gejala karakteristik baru timbul setelah beberapa hari kemudian.
Oleh karena itu pada pasien dengan diagnosis klinis DD yang ditegakkan
pada saat masuk, baik yang kemudian diperlakukan sebagai pasien rawat
DBD yang mungkin timbul selama rawat jalan, orang tua diminta untuk
15
memantau kondisi anak, bila ditemukan tanda bahaya harus segera kembali
Cukup minum selain air putih dapat diberikan susu, jus buah, cairan
Pasien harus segera dibawa ke rumah sakit jika ditemukan suatu atau
(buang air besar warna hitam atau muntah hitam), sesak napas, tidak
buang air kecil lebih dari 4-6 jam atau kejang (2,7).
K. KOMPLIKASI
bersifat sementara, meningismus, dan ensefalopati (5). Penyulit lain yang dapat
terjadi yaitu: (1) kelebihan cairan (fluid overload) yang dapat menyebabkan
edema paru atau gagal jantung yang akan menyebabkan gagal napas dan
16
kematian. (2) ensefalopati-ensefalitis dengue yang ditandai dengan adanya
sampai berat. Perdarahan hebat umumnya akibat KID dan gagal multiorgan
seperti disfungsi hati dan ginjal, hipoksia yang berhubungan dengan syok
dengue yang terjadi bersamaan dengan demam tifoid, diare akut, pneumonia,
campak, cacar air, infeksi saluran kemih, leptospirosis dan malaria. (5)
L. PENCEGAHAN
kontrol nyamuk Aeses aegypti, karena tidak ada vaksin yang tersedia untuk
pencegahan infeksi dengue dan tidak ada obat khusus untuk pengobatannya.
tidak dipatuhi, dan sebagian besar negara menemukan biaya yang mahal juga.
17
dan penerimaan non pengobatan larvasida baik karena bau buruk dari
larvasida digunakan atau was-was yang melekat tentang hal itu yang lazim di
DHF sukses adalah penting untuk fokus pada pengurangan sumber larva
Oleh karena itu, perlu untuk mengambil sebuah pendekatan terpadu untuk
(lingkungan, biologi dan kimia) yang aman, hemat biaya dan ramah
18