Pemeriksaan Saraf
Otonom
Oleh : Lia Putranti
Pendahuluan
Sistem saraf otonom adalah bagian sistem saraf tepi yang
mengatur fungsi viseral tubuh.
Sistem saraf otonom terutama diaktifkan oleh pusat-pusat
yang terletak di medula spinalis, batang otak, dan
hipotalamus.
Juga, bagian korteks serebri khususnya korteks limbik, dapat
menghantarkan impuls ke pusat-pusat yang lebih rendah
sehingga demikian mempengaruhi pengaturan otonomik.
Sistem saraf otonom terdiri dari dua subsistem yaitu sistem
saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis yang kerjanya
saling berlawanan.
Organ
Efek Perangsangan Simpatis
Efek Perangsangan Parasimpatis
Pupil
Otot siliaris
Dilatasi
relaksasi ringan
Konstriksi
konstriksi
Kelenjar
vasokonstriksi dan sekresi ringan
rangsangan banyak sekali sekresi
Kelenjar keringat
banyak sekali keringat(kolinergik)
berkeringat pada telapak tangan
atau tangan
Kelenjar apokrin
tebal,sekresi yang berbau
tidak ada
Pembuluh darah
seringkali konstriksi
seringkali memberi sedikit efek/
tidak sama sekali
Mata
Nasal
Lakrimalis
Parotis
Submandibula
Lambung
Pankreatik
Organ
Efek Perangsangan Simpatis
Efek Perangsangan Parasimpatis
Jantung
pengurangan kecepatan
peningkatan kecepatan
Otot
peningkatan kekuatan kontraksi
Pembuluh koroner
dilatasi();konstriksi()
Penurunan kekuatan kontraksi
(khususnya atrium)
Dilatasi
Paru
Bronkus
Pembuluh darah
Dilatasi
Konstriksi Sedang
Konstriksi
Dilatasi
Usus
Lumen
Sfingter
Peningkatan Peristaltis Dan Tonus
peningkatan tonus
Penurunan peristaltis dan tonus
Relaksasi
Hati
pelepasan glukosa
sintesa glikogen ringan
Kandung Empedu
Relaksasi
Kontraksi
berkurangnya pengeluaran dan
sekresi renin
tidak ada
Saluran empedu
Ginjal
Organ
Efek Perangsangan Simpatis
Efek Perangsangan Parasimpatis
Kandung kemih
Detrusor
Trigonum
Relaksasi ringan
Kontraksi
Kontraksi
Relaksasi
Penis
Ejakulasi
Ereksi
Arteriol sistemik
Viscera abdominal
Otot
konstriksi
konstriksi (adrenergik)
Tidak adaTidak ada
Kulit
Konstriksi
Tidak ada
Darah
Koagulasi
Glulukosa
Lipid
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Metabolisme Basal
Meningkat sampai 100%
Tidak ada
Sekresi medula adrenal
Meningkat
Tidak ada
Aktivitas mental
Meningkat
Tidak ada
Organ
Efek Perangsangan Simpatis
Efek Perangsangan Parasimpatis
Otot piloerektor
kontraksi
tidak ada
Otot skeletal
peningkatan glikogenolisis
Peningkatan kekuatan
tidak ada
Sel-sel lemak
lipolisis
tidak ada
SKIN
Kekeringan kulit dengan anhidrosis.
Suntikan intradermal pilocarpine dapat
menilai kelenjar keringat yang
menghasilkan triple response (eritem,
bengkak/membesar, wheal).
CARDIOVASKULAR
Ukur tekanan darah dan denyut jantung
saat pasien tidur terlentang dan saat
setelah berdiri selama minimal 3 menit.
Abnormal terjadi hipotensi ortostatik
dengan/tanpa kompensasi takikardi.
DISFUNGSI SFINGTER
Gangguan pada medulla spinalis bagian
bawah (kornu medularis atau kauda equina)
retensi urin. Vesica urinaria dapat teraba
dan sering infeksi.
Gangguan lesi inkomplit pada bagian lebih
tinggi medulla spinalis dinding VU mudah
terangsang sehingga terjadi inkontinensia
urgensi urin.
Pada gastrointestinal, terjadi konstipasi
absolute, dan inkontinensia overflow feses.
DISFUNGSI SEKSUAL, terjadi pada laki laki
berupa impotensi ereksi
PUPIL
Pemeriksaan refleks cahaya (redup dan
terang) terhadap pupil (miosis dan
midriasis) seperti pemeriksaan nervus
cranial III.
KELENJAR LAKRIMAL
Lesi infranuklear pada ganglion geniculate
menyebabkan penurunan produksi air mata.
Tes Schirmer evaluasi sekresi airmata.
Kertas lakmus steril lebar 0,5 cm dipilin dan
ditempatkan pada forniks konjungtiva
dengan posisi mata tertutup lembut.
Setelah 5 menit, ukur panjang kelembapan
kertas lakmus. Normal lebih dari 10 mm.