Skip to main content
ABSTRAK Dalam dunia pendidikan anak underachievement merupakan suatu fenomena kesenjangan yang signifikan antara prestasi dengan potensi intelgensi anak yang puncaknya diukur berdasarkan tes inteligensi terstandarisasi. Kesenjangan yang... more
ABSTRAK Dalam dunia pendidikan anak underachievement merupakan suatu fenomena kesenjangan yang signifikan antara prestasi dengan potensi intelgensi anak yang puncaknya diukur berdasarkan tes inteligensi terstandarisasi. Kesenjangan yang terjadi merupakan suatu kegagalan dalam proses adaptasi baik dalam proses belajar maupun dengan lingkungan belajarnya. Anak yang dikategorikan underachievement disebut sebagai underachiever atau gifted underachiever, meskipun nampak sama namun terdapat perbedaan diantara keduanya. Anak underachiever atau gifted underachiever memiliki karakteristik yang berbeda-beda, salah satunya adalah karena potensi keberbakatannya. Dalam dunia pendidikan underachievement merupakan salah satu kesulitan belajar yang dialami anak, oleh karena itu perlu adanya pemahaman tentang karakteristik, dan fatkor-faktor yang mempengaruhi sehingga seorang anak bisa diidentifikasi sebagai underachiever atau gifted underachiever. Kajian ini dilakukan dengan pendekatan kajian pustaka yaitu penelaahan secara mendalam berbagai rujukan yang relevan untuk mengingkatkan pemahaman mengenai topik underachievement. ABSTRACK In the education of children underachievement is a significant gap between achievement phenomenon with the potential of children's intelligence peak measured based on standardized intelligence test. The gap is a failure in the adaptation process both in the learning process and with the learning environment. Children who are categorized underachievement are referred to as underachiever or gifted underachiever, although the same looks but there is a difference between the two. Children underachiever or gifted underachiever have different characteristics, one of them is because of their potential. Underachievement education is one of the learning difficulties experienced by children, therefore the need for an understanding of the characteristics, and influencing factors so that a child can be identified as underachiever or gifted underachiever. This study was conducted with a literature review approach that is an in-depth review of relevant references to improve understanding of the underachievement topic.
ABSTRAK Artikel ini mengkaji penelitian terkait pandangan orang tua terhadap pendidikan seks untuk anak usia dini. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya tindak kejahatan seksual bagi anak. Salah satu faktor yang diasumsikan... more
ABSTRAK Artikel ini mengkaji penelitian terkait pandangan orang tua terhadap pendidikan seks untuk anak usia dini. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya tindak kejahatan seksual bagi anak. Salah satu faktor yang diasumsikan sebagai penyebab adalah kurangnya informasi kepada anak terkait dengan tindakan pencegahan dan pertahanan diri yang dapat diberikan dalam pendidikan seks bagi anak. Pendidikan seks bagi anak sendiri masih dianggap tabu di kalangan masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan melibatkan empat orang responden yang terdiri dari dua orang ibu dan dua orang ayah. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua memiliki pandangan tentang pentingnya pendidikan seks bagi anak, namun masih terbatas pada pengenalan jenis kelamin anak sebagai perempuan atau laki-laki. Adapun rekomendasi yang diberikan yaitu orang tua hendaknya mencari informasi yang akurat dan tepat tentang berbagai cara dan metode pengenalan pendidikan seks bagi anak yang sesuai dengan tahapan perkembangannya. ABSTRACT This paper examines research related to parents' views on sex education for early childhood. This research is motivated by the rise of sexual crimes for children. One of the factors that are assumed to be the cause is the lack of information to the child related to the precautions and self-defense that can be provided in child sex education. Sex education for children is still considered taboo in the community. The method used in this study is a case study involving four respondents consisting of two mothers and two fathers. The results in this study indicate that parents have views about the importance of sex education for children, but are still limited to the introduction of the sex of children as women or men. As for recommendations given that parents should seek accurate and precise information about various ways and methods of introducing sex education for children in accordance with the stages of its development.
ABSTRAK Artikel ini membahas kajian konseptual terkait dengan stimulasi keterampilan gerak dasar manipulatif anak usia 2-4 tahun melalui permainan modifikasi. Terdapat dua pokok bahasan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu terkait... more
ABSTRAK Artikel ini membahas kajian konseptual terkait dengan stimulasi keterampilan gerak dasar manipulatif anak usia 2-4 tahun melalui permainan modifikasi. Terdapat dua pokok bahasan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu terkait dengan konsep gerak dasar manipulatif dan permainan modifikasi bagi anak usia dini. Kesimpulan yang diperoleh dalam artikel ini adalah permainan modifikasi sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran bagi anak yang mampu memberikan kontribusi positif teradap peningkatan kemampuan gerak manipulatif anak meliputi kemampuan melempar, menangkap, menendang, menggelindingkan dan memantulkan bola. Kemampuan gerak dasar manipulatif tersebut pada hakikatnya merupakan salah satu capaian tugas perkembangan anak dalam aspek motorik yang dapat membantu anak menjalani kehidupannya sehari-hari. ABSTRACT This article discusses a conceptual study related to the stimulation of basic manipulative motion skills of 2-4 year olds through game modification. There are two subjects that will be studied in this research that is related to the concept of basic motion manipulative and game modification for early childhood. The conclusions obtained in this article are modification games as an alternative learning activity for children who are able to contribute positively to the improvement of manipulative capability of the child including ability to throw, catch, kick, roll and reflect the ball. Manipulative basic motion ability is essentially one of the achievements of child development tasks in the motor aspects that can help children live their daily lives.
ABSTRAK Anak usia Dini merupakan sosok individu yang selalu aktif, antusias, dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan. Mereka tak pernah berhenti untuk bereksplorasi, belajar dan mudah untuk menyerap informasi. Mereka... more
ABSTRAK Anak usia Dini merupakan sosok individu yang selalu aktif, antusias, dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan. Mereka tak pernah berhenti untuk bereksplorasi, belajar dan mudah untuk menyerap informasi. Mereka memiliki perasaan yang terbentuk karena situasi (senang, sedih, marah, kecewa, dihargai, dan sebagainya). Masa ini merupakan masa dimana mereka membutuhkan teman bermain dengan situasi lingkungan sosial budaya dimana dia berada. Dalam pendidikan anak usia dini harus berhubungan dengan nilai seni, keindahan dan keselarasan yang mengarah pada kebahagiaan dalam kehidupan anak sesuai dengan akar budaya di mana mereka hidup (estetika) serta nilai-nilai agama yang dianutnya. Konsep pembelajarannya: belajar sambil bermain, berbuat, melalui stimulasi, dengan inti pengalaman eksplorasi lingkungan sosial budayanya, yang menghasilkan pengetahuan (mengetahui) dan pemahaman (memahami), dengan cara mengamati, meniru dan bereksperiment. Eksplorasi lingkungan hidup bagi anak usia dini sangat penting karena mereka sebagai penjelajah ulung. Tari kreatif dengan eksplorasi imagery lingkungan hidup dapat memberikan pengalaman estetis, pengalaman belajar, pengalaman bersosialisasi, serta dapat menumbuhkan kreativitas anak mengeksplorasi unsur tari. Kata Kunci : Tari kreatif; Eksplorasi Lingkungan Hidup; Anak Usia Dini. ABSTRACK Early childhood is an individual figure who is always active, enthusiastic, and curious about what is seen, heard, felt. They never stop to explore, learn and easy to absorb information. They have feelings that are formed by the situation (happy, sad, angry, disappointed, appreciated, and so on). This is the time when they need friends to play with the socio-cultural environment where he is. In early childhood education must relate to the value of art, beauty and harmony that leads to happiness in the child's life according to the cultural roots in which they live (aesthetics) as well as the religious values it embraces. The concept of learning: learning while playing, doing, through stimulation, with the core experience of exploring the social environment of culture, which produces knowledge and understanding by observing, imitating and experimenting. Environmental exploration for early childhood is important because they are excellent explorers. Creative dance with the exploration of environmental imagery can provide an aesthetic experience, learning experience, social experience, and can foster children's creativity to explore the elements of dance
ABSTRAK Pengembangan moral, sosial, dan penanaman nilai-nilai agama merupakan salah satu aspek pengembangan anak usia dini yang menjadi tanggung jawab pendidikan. pengembangan program pendidikan seks memiliki kontribusi positif untuk... more
ABSTRAK Pengembangan moral, sosial, dan penanaman nilai-nilai agama merupakan salah satu aspek pengembangan anak usia dini yang menjadi tanggung jawab pendidikan. pengembangan program pendidikan seks memiliki kontribusi positif untuk mencapai tanggungjawab pendidikan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalsis pendidikan seks pada anak usia dini yang dirumuskan melalui kegiatan: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) penilaian; serta (4) masalah dan solusi pembelajaran seks. Untuk merumuskan kerangka konseptual dan menemukan data empiris sebagai landasan pengembangan program pendidikan seks pada anak usia dini, dilakukan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang berlokasi di TK Bina Anaprasa Melati Kwitang Jakarta.Teknik pengambilan data penelitian ini melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi dianalisis dengan cara reduksi data, display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Berdasarkan deskripsi dan analisis data hasil penelitian ditemukan bahwa; (1) perencanaan pembelajaran seks belum sepenuhnya disusun berdasarkan langkah-langkah pembuatan perencanaan; (2) pelaksanaan program pendidikan seks menggunakan pendekatan terpadu yang diorganisasikan melalui tema-tema pembelajaran untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pada anak; (3) penilaian pembelajaran seks dilakukan selama proses berlangsung dan disusun menjadi laporan untuk orang tua dan dokumentasi untuk sekolah; dan (4) masalah dan solusi yang ditemukan pada penelitian ini adalah berkaitan dengan kompetensi guru, keragaman potensi anak, dan kerjasama dengan orang tua serta tokoh agama.Penelitian ini direkomendasikan kepada: (1) guru kelas, agar memperhatikan langkah-langkah pembuatan perencanaan pembelajaran seks secara komprehensif; (2) orang tua, yaitu agar menciptakan lingkungan rumah yang dapat membantu perkembangan seksualitas pada anak sebagai wujud kerjasama dengan pihak sekolah; (3) peneliti selanjutnya, agar dapat melakukan penelitian lanjutan dengan fokus pada salah satu kegiatan pendidikan seks atau mencari metode yang dapat memadukan antara pola asuh orang tua dengan bimbingan guru untuk pengembangan pembelajaran seks pada anak atau meneliti efektifitas media elektronik terhadap perkembangan seksualitas anak usia dini.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran secara utuh dan menyeluruh tentang implementasi kebijakan peningkatan mutu pendidikan berbasis al-Qur " an di TK Darul Qur " an al-Karim Karangtengah Banyumas tahun 2016-2017 serta... more
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran secara utuh dan menyeluruh tentang implementasi kebijakan peningkatan mutu pendidikan berbasis al-Qur " an di TK Darul Qur " an al-Karim Karangtengah Banyumas tahun 2016-2017 serta berbagai aspek kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman atau tantangan terhadap implementasi kebijakan dirumuskan dalam tulisan ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, pengamatan peran, observasi partisipasi serta dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan beberapa tahap yakni : reduksi data, display data, serta conclusion drawing dan verification.Hasil penelitian ini memuat dua poin inti yakni: terungkapnya tujuh jenis kebijakan meliputi: kebijakan berbasis shalat sunnah, kebijakan berbasis tahfidz al-qur " an, kebijakan berbasis jum " at language, kebijakan berbasis kreativitas guru, kebijakan berbasis parenting qur'ani, kebijakan berbasis infak, kebijakan pembiayaan berbasis low cost. Selanjutnya kebijakan tersebut di analisis melalui SWOT untuk mengetahui sisi kekuatan, kelemahan, ancaman serta solusi terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut. ABSTRACT This study aims to determine the overall picture and comprehensive about the implementation of education quality improvement policies based on al quran in TK Darul Qur'an al Karim Karang tengah Banyumas 2016-2017, as well as various aspects of strengths, weaknesses, opportunities, threats or challenges to policy implementation formulated in this paper. This research uses descriptive qualitative approach. Data collection techniques used in-depth interviews, role observation, participatory observation and documentation. Data analisys in this research using several stages namely: data reduction, display data, and conclusion drawing and verification. The results of this study contain two core points namely: the disclosure of seven types of policies include: Sunna-based prayer policy, based tahfidz Al Qur'an, Furthermore, the policy is analyzed through SWOT to know the strength, weakness, threat and solution to the implementation of the policy.
Abstrak Abad industri yang disangga dengan teknologi yang semakin berkembang dan semakin canggih menuntut dukungan budaya semakin berkembang pula, begitu juga dengan budaya membaca tidak kalah penting dengan budaya–budaya lainya. Budaya... more
Abstrak Abad industri yang disangga dengan teknologi yang semakin berkembang dan semakin canggih menuntut dukungan budaya semakin berkembang pula, begitu juga dengan budaya membaca tidak kalah penting dengan budaya–budaya lainya. Budaya baca harus menjadi kebutuhan, kegemaran dan kebiasaan. Untuk menyikapi tuntutan–tuntutan tersebut melahirkan polemik internal yang membolehkan mengajarkan membaca bagi anak usia dini dan yang tidak membolehkan karena hawatir menjadi tekanan atau pemaksaan bagi anak. Penulisan artikel ini bertujuan membuka wawasan bagi para orang tua/pendidik untuk memahami bagaimana mengajar anak membaca sesuai dengan karakteristi dan perkembangannya dimana hal ini tidak menjadi polemik lagi di masyarakat. Dilapangan sudah banyak metode-metode membaca yang menarik bagi anak, dengan demikian ini tugas para pendidik baik orang tua maupun guru untuk memilih atau menciptakan metode yang tepat bagi anak usia dini, tentunya yang tidak membebani. Jadi Pada dasarnya mengajarkan membaca bagi anak usia dini itu boleh-boleh saja asalkan dengan metode yang sesuai dengan perkembangannya dimana anak diperkenalkan dengan berbagai hurup yang menarik sehingga menimbulkan rasa penasaran dan keingin tahuan. Dengan demikiann menanamkan kemampuan membaca itu penting, karena membaca bagian dari perkembangan bahasa bagi anak usia dini. Abstract Industrial century that propped up by increasing and sophisticated technology demands culture support more increasing too, similarly with cultural reading doesn't less important more than another cultures. Reading culture have to be a necessity, a hobby and a habit. To answer that demands appears internal polemic that give permission to teaching reading for young learner and who doesn't because they worry it will be a burden or an exertion for children. This essay aims to open perception for parents and teachers to understand how to teach reading for young learner appropriate with their characteristic and their growing up where this problem not become a polemic again in society. Many interesting reading methods for children found, so it become educators' duty, both parents and teachers to choose or create an appropriate method for young learner, of course which not become a burden for them. Thus, basically teaching reading for young learner is permitted provided that using appropriate method which suitable for their growing up where children intoduced with interesting letters with the result that will be increase their anxious and curiosity. Therefore, implant reading ability is important, because reading ability is part of language improvement for young learner.
Abstrak Kemampuan berfikir abstrak pada Anak Usia Dini (AUD) masih terbatas, dibandingkan dengan kemampuan berfikir konkrit, sehingga kegiatan bermain sambil belajar bagi Anak Usia Dini (AUD) akan efektif apabila anak dibawa pada keadaan... more
Abstrak Kemampuan berfikir abstrak pada Anak Usia Dini (AUD) masih terbatas, dibandingkan dengan kemampuan berfikir konkrit, sehingga kegiatan bermain sambil belajar bagi Anak Usia Dini (AUD) akan efektif apabila anak dibawa pada keadaan dan kondisi yang sebenarnya. Mengenalkan dunia binatang (fauna) yang efektif untuk Anak Usia Dini (AUD) haruslah dibawa pada keadaan dan kondisi kebun binatang yang sebenarnya, tetapi bagi anak yang tinggal jauh dan atau di daerahnya tidak terdapat kebun binatang tentu hal ini menjadi kendala khususnya berkenaan dengan pendanaan, oleh karenanya kemampuan pendidik membuat maket sebagai media pembelajaran sangatlah penting karena hal tersebut dapat terjangkau dan dapat menggunakan bahan-bahan dari limbah industri rumahan yang ada di lingkungan sekitar. Langkah-langkah membuat maket binatang berbasis limbah industri rumahan, adalah sebagai berikut : mengumpulkan bahan-bahan, membuat pola, membuat bentuk, merangkai, mewarnai, serta memberi aksesoris dan binatang mainan. Maket kebun binatang yang sudah jadi dapat dijadikan media pembelajaran yang menyenangkan bagi Anak Usia Dini (AUD) untuk mengenal bentuk, warna, bilangan, sipat dan karakter, dan hal lainnya. ABSTRACT Abstract thinking ability in Early Childhood (AUD) is still limited than concrete thinking ability, so that learning activities for Early Childhood (AUD) will be effective if the child is brought to the real condition. Introducing an animal life for Early Childhood (AUD) effectively is should be brought to the real condition of the zoo, but for children living far away and / or in their areas there is no zoo, this is an obstacle especially deals with funding issues. Therefore the teacher's ability to make a mockup as a learning media is very important because it can be affordable and can use existing materials from home industry wastes in the environment.
Abstrak Menggambar merupakan aktivitas yang disukai oleh anak usia dini. Berbagai perkembangan fisik dan mental terlibat dalam kegiatan menggambar. Sesuai dengan pengalaman jiwanya, anak-anak menggambar sesuatu yang diketahuinya menurut... more
Abstrak Menggambar merupakan aktivitas yang disukai oleh anak usia dini. Berbagai perkembangan fisik dan mental terlibat dalam kegiatan menggambar. Sesuai dengan pengalaman jiwanya, anak-anak menggambar sesuatu yang diketahuinya menurut jalan pikirannya yang berbeda dengan pemikiran orang dewasa. Tahapan gambar anak usia dini dimulai dari gambar coreng moreng tak beraturan, terkendali dan coreng moreng bernama. Gambar atau seni lukis karya anak usia dini menjadi unik, imajinatif, jujur, lugas dan naif, berani, juga menunjukkan spontanitas. Disamping sifat-sifat lain yang khas sebagai ungkapan anak, para pendidik dan pengamat seni harus memahami karakter anak usia dini agar setiap proses pembelajaran tepat guna sesuai sasaran pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Sudah selayaknya menghargai karya anak-anak sesuai dengan fitrahnya dan memberikan peluang sebesar-besarnya untuk mengembangkan potensi dan kreativitas anak dalam berekspresi seni. Proses pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan maka potensi dan kreativitas anak didik akan tergali secara optimal. Abstract Drawing is an activity favored by early childhood. A variety of physical and mental developments are involved in drawing activities. In accordance with the experience of his soul, the children draw something he knows according to his way of thinking that is different from that of adults. Early childhood picture stages begin with irregular, controlled scribbles and streaks named. Picture or painting by early childhood to be unique, imaginative, honest, straightforward and naive, brave, also shows spontaneity. In addition to other distinctive traits as the child's expression, art educators and observers must understand the character of early childhood in order that each learning process is appropriate to target the growth and development of early childhood. Should properly appreciate the work of children in accordance with his nature and provide opportunities as much as possible to develop the potential and creativity of children in art expression. The process of education is carried out in a pleasant atmosphere then the potential and creativity of students will be explored optimally.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan strategi pembelajaran sosiodrama dan presentasi. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan antara strategi pembelajaran sosiodrama dan presentasi. Strategi... more
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan strategi pembelajaran
sosiodrama dan presentasi. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada
perbedaan antara strategi pembelajaran sosiodrama dan presentasi. Strategi
pembelajaran sosiodrama lebih efektif dalam penyerapan informasi pada mahasiswa
daripada pembelajaran presentasi.
Subjek penelitian adalah semua mahasiswa yang ada di kelas psikologi
perkembangan di A dan B. Peneliti memberikan posttest setiap selesai melakukan
presentasi dan sosiodrama di masing-masing kelas, kemudian mereview proses
pembelajaran. Posttest dilakukan dalam 12 kali pertemuan.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen Posttest Only, Equivalent
Control Group Design, yaitu subjek yang diberi perlakuan merupakan keseluruhan
subjek dalam kelompok tersebut. Metode analisis data dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan fasilitas program SPSS versi IBM 22,00 dan analisis data deskriptif dari
hasil observasi. Teknik analisis uji U-Mann Whitney test menunjukkan skor p > 0,05
yang artinya tidak ada perbedaan antara menggunakan strategi pembelajaran sosiodrama
dan presentasi. Namun, dari hasil rata-rata nilai posttest kelas, ditemukan bahwa kelas
yang menggunakan metode sosiodrama memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi
daripada metode presentasi.
Abstrak Artikel ini membahas tentang penelitian terkait penerapan aktivitas berkebun sebagai upaya meningkatkan keterampilan proses sains bagi anak usia dini di TK Lab. UPI. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kondisi awal keterampilan... more
Abstrak Artikel ini membahas tentang penelitian terkait penerapan aktivitas berkebun sebagai upaya meningkatkan keterampilan proses sains bagi anak usia dini di TK Lab. UPI. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kondisi awal keterampilan proses sains anak usia dini sebelum penerapan aktivitas berkebun, gambaran pelaksanaan aktivitas berkebun di TK Lab. UPI, serta peningkatan keterampilan proses sains anak setelah penerapan aktivitas berkebun. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan TK Lab. UPI. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan teknik thematic analysis. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas berkebun mampu memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan keterampilan proses sains di TK Lab. UPI. Berkebun juga memberikan kontribusi terhadap perkembangan fisik-motorik, bahasa, kognitif, sosial-emosi dan juga moral-keagamaan anak, sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan berkebun mampu memberikan hasil positif terhadap berbagai aspek perkembangan anak secara terpadu. Abstract This paper discusses about research related to the implementation of gardening activities as an effort to improve the science process skills for early childhood in TK Lab. UPI. This study aims to examine the initial conditions of early childhood science process skills before the implementation of gardening activities, description of the implementation of gardening activities in TK Lab. UPI, as well as the improvement of children's science process skills after the implementation of gardening activities. This research uses action research method that is implemented in TK Lab. UPI. Data collection is done through observation, interview and documentation. Data analysis used is qualitative data analysis with thematic analysis technique. The results in this study indicate that the activity of gardening is able to contribute positively to the improvement of science process skills in TK Lab. UPI. Gardening also contributes to the physical development, language, cognitive, social-emotional and also moral-religious for children, so it can be concluded that gardening activities can provide positive results on various aspects of child development in an integrated manner.
Abstrak Taman penitipan anak (TPA) merupakan layanan alternatif yang dapat digunakan oleh orang tua yang bekerja sebagai lembaga yang dapat menggantikan sementara waktu selama orangtua bekerja dalam hal pengasuhan, perawatan, perlindungan... more
Abstrak Taman penitipan anak (TPA) merupakan layanan alternatif yang dapat digunakan oleh orang tua yang bekerja sebagai lembaga yang dapat menggantikan sementara waktu selama orangtua bekerja dalam hal pengasuhan, perawatan, perlindungan dan juga pemberiaan bimbingan terhadap anak, terutama anak dengan rentang usia 0-6 tahun. Pada dasarnya, menitipkan anak di TPA akan sangat membantu, tidak hanya untuk orang tua, tetapi juga bagi anak itu sendiri. Dengan menitipkan anak di TPA, orang tua akan lebih memiliki waktu untuk melakukan kegiatan keseharian (bekerja) dengan perasaan yang aman bahwa anak tetap ada yang mengasuh, menjaga, dan merawat, dan bagi anak itu sendiri TPA dijadikan tempat untuk berinteraksi dan melatih kemandirian agar anak tidak selalu bergantung pada orangtua dalam kesehariannya. Melihat kebermanfaatan dari TPA, menjadikan TPA sebagai lembaga favorit yang diminati keberadaannya oleh orangtua yang membutuhkannya. Penelitian ini menjabarkan indikator yang akan menjadi standar kualitas yang harus dimiliki sebuah TPA agar TPA tersebut dapat dikatakan berkualitas dan dijadikan tempat favorit oleh pengguna. Hasilnya terdapat 6 indikator yang menjadi standar kualitas di sebuah TPA ini; rasio anak dan pengasuh, tenaga pengasuh, kurikulum kegiatan, lingkungan dan fasilitas, serta mitra dengan orangtua. Ke-lima indikator ini kemudian dapat dijadikan pengelola TPA sebagai landasan ketika akan mengembangkan TPA agar lembaga dapat terus maju dan berkembang. Selain itu, indikator ini juga dapat dijadikan orangtua sebagai acuan/referensi ketika mereka akan memilih TPA. Abstract Daycare is an alternative service that can be used by parents who work as an institution that can temporarily replace as long as parents work in the care, care, protection and also guidance of children, especially children with age range 0-6 years. Basically, entrusting a child in the daycare will be helpful, not only for the parents, but also for the child himself. By entrusting children in the landfill, parents will have more time to do daily activities (work) with a sense of security that the child is still nurturing, looking after, and caring for, and for the children themselves daycare is a place to interact and train independence for children Not always dependent on the parent in their daily life. Seeing the usefulness of the landfill, making daycare as a favorite institution of interest by parents who need it. This study describes the indicators that will become the quality standard that must be owned by a landfill so that daycare can be said to be qualified and made a favorite place by the user. The result is 6 indicators that become the quality standard in a daycare; Ratio of child and caregiver, caregiver, curriculum of activities, environment and facilities, and partners with parents. These five indicators can then be used as landfill managers as a foundation when
Abstrak Kakawihan barudak yakni salah satunya kawih oray bungka sebgai salah satu media pembelajaran lagu-lagu tradisional Sunda khususnya kini mulai mengalami kemunduran bahkan nyaris dilupakan keberadaannya. Masuknya budaya-budaya barat... more
Abstrak Kakawihan barudak yakni salah satunya kawih oray bungka sebgai salah satu media pembelajaran lagu-lagu tradisional Sunda khususnya kini mulai mengalami kemunduran bahkan nyaris dilupakan keberadaannya. Masuknya budaya-budaya barat yang sifatnya lebih popular disinyalir sebagai salah satu pengaruh terbesar menghilangnya kecintaan atau penghargaan terhadap sebuah karya-karya kawih atau kaulinan barudak. Permasalahan-permasalahan yang timbul menggerakan hati para seniman sunda salah satunya Mang Koko yang akhirnya membuat terobosan dalam lagu-lagu kakawihan barudak yang dikemas secara lebih mendalam. Karya yang dibawakan maupun notasi-notasi yang terkandung di dalam karyanya secara tidak langsung dapat mengolah nilai-nilai pendidikan untuk pembentukan karakter anak sejak usia dini. Abstract Kawih is a Sundanese song that is not bound by special rules. Kakawihan is a Sundanese song used on traditional children's games. Kakawihan barudak one of them is titled oray bungka is one of the learning media of traditional Sundanese songs that began to decline even almost forgotten. The introduction of a popular western culture is the greatest influence of the disappearance of love or respect for the work of kakawihan barudak. A Sundanese artist that is Mang Koko moved to make a new breakthrough in packing the song kakawihan barudak. The work played and the notations contained in it can indirectly cultivate the value of education for the formation of the character of early childhood.