PRODUK ASURANSI SYARIAH
Mata Kuliah : Hukum Asuransi Syariah
Dosen Pengampu: Hasanudin M.Sy.
Disusun sebagai tugas kelompok oleh :
Robi Mahmud 2017301015
Akbar Dwi Rahman Putra 2017301029
Solikhun 2017301038
Zaidan Naelal Muna 2017301047
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI
PURWOKERTO
2022
PRODUK ASURANSI SYARIAH
I. Pendahuluan
Pada produk asuransi syariah nasabah diharapkan sudah mempelajari jenis dan
produk asuransi syariah sehingga nasabah telah menentukan jenis asuransi sesuai
kebutuhan. Selanjutnya nasabah dapat menghubungi perusahaan/agen asuransi syariah
dan mempersiapkan kelengkapan data dan melampirkan dokumen yang dibutuhkan.
Perusahaan asuransi akan melakukan survei atas permohonan permintaan asuransi
nasabah. Apabila telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka perusahaan akan
menyetujui permohonan asuransi nasabah. Perusahaan kemudian akan mengirimkan
polis kepada nasabah untuk dipelajari dan disepakati. Kemudian nasabah dapat mulai
membayarkan kontribusi (premi) kepada perusahaan asuransi syariah. Perlu diingat,
nasabah mendapatkan hak untuk mempelajari polis yang biasa disebut Cooling Off
Period selama 14 hari. Dalam periode tersebut, nasabah bisa membatalkan polis tanpa
dikenakan denda dan uang premi yang telah dibayar dikembalikan semuanya.
Konsekuensi dari perkembangan asuransi syari'ah dan banyaknya masalah
masyarakat yang ditemui, akan berdampak semakin beragam produk yang ditawarkan
kepada masyarakat. Produk asuransi syari'ah merupakan representasi dari kondisi
permintaan masyarakat akan keberadaan suatu produk. Maka dengan keadaan ini
perlu dukungan dari berbagai elemen masyarakat yang menjadikan posisi asuransi
syari'ah dengan produk-produknya semakin berarti dalam pembangunan. 1
Sehingga dengan demikian, akad-akadnya pun bebas dari segala syarat yang
bertentangan dengan hukum dan prinsip-prinsip syariat Islam. Adanya
perusahaan asuransi syariah didukung dengan besarnya jumlah penduduk dan
berkembangnya produk-produk yang membutuhkan suatu lembaga keuangan islami
sehingga setiap interaksi muamalah yang dilakukannya sesuai dengan syariah.
1
Nurul Ichsan, Pengantar Asuransi Syariah (Jakarta,Sinar Grafika, 2011), hlm.32.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Produk Asuransi Syariah
Produk di definisikan sebagai segala sesuatu yang bisa ditawarkan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Jadi produk bisa mencakup aspek
fisik maupun non fisik. 2 Asuransi syariah (Ta’min, Takaful, Tadhamun) adalah
usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang atau pihak
melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarru’ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melaluui akad (perikatan) yang
sesuai dengan syariah.3
Jadi produk asuransi syariah adalah kebutuhan dan keinginan konsumen yang
ditawarkan untuk usaha saling melindungi diantara sejumlah orang atau pihak
melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarru’ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang
sesuai dengan syariah. Produk asuransi syariah juga bisa menjadi sebuah kebutuhan
jika pada keadaan tertentu membutuhkannya.
Dalam produk asuransi syariah juga memerlukan sebuah manajemen agar
tersusun dan mudah untuk di pahami untuk para konsumen yang membutuhkan
produk asuransi tersebut. Jika konsumen menginginkan jasa produk maka
konsumen diharapkan menghubungi pihak produk asuransi. Lalu kemudian,
perusahaan asuransi akan mengirimkan polis ke konsumen, setelah konsumen
cocok dengan perusahaan asuransi tersebut konsumen akan membayar premi
kepada perusahaan.
Dalam asuransi syariah juga banyak berbagai macam-macam produk yang
berkembang untuk saat ini. Produk itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang
hendak membayar polis terhadap perusahaan asuransi syariah tersebut. Pengelolaan
dana (premi) pada produk asuransi tersebut dengan akad sesuai syariah. Juga dalam
pengelolaan dana, tabarru’ harus sesuai syariat yang telah ada, serta sesuai dengan
fatwa yang telah dikeluarkan. Pengelolaan ini sendiri merupakan suatu proses untuk
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan semua sumber daya yang ada untuk
mencapai berbagai tujuan khusus yang ditetapkan oleh suatu organisasi.
2
Gregorius Chandra dkk, Pemasaran Global: internasionalisasi dan Internetisasi, (Yogyakarta: Andi, 2004), hlm. 293.
3
Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah
Produk Asuransi syariah ini juga merupakan suatu pengaturan pengelolaan
resiko yang memenuhi ketentuan syariah, tolong menolong secara mutual yang
melibatkan konsumen dan perusahaan.4 Oleh karena itu, manajemen produk dalam
asuransi syariah juga sangat penting untuk menjunjung pasar asuransi, yang
melibatkan produk-produk dari berbagau macam perusahaan yang telah
berkembang.
B. Dasar Penentuan Produk Asuransi Syariah
Asuransi syariah di dsarkan pada pondasi dan prinsip yang kokoh, prinsip
utama dalam asuransi syariah adalah ta’awanu’ala al birr wa al-taqwa (tolong-
menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan taqwa) dan al-ta’min (rasa aman).
Yang mana prinsip ini menjadikan para anggota atau para peserta asuransi sebagai
sebuah keluarga besar yang satu dengan yang lainnya saling menjamin dan
menanggung risiko.5
Dengan prinsip dasar tersebut membuat produk dalam asuransi syariah
menjadi suatu perjanjian yang bebas dari unsur gharar, maisyir, dan riba. Hal
tersebut mempengaruh akad di dalam asuransi syarah yang menjadi landasan dasar
dalam penentuan produk asuransi syariah.
Adapun akad akad di dalam asuransi syariah diantaranya akad tijarah dan
akad tabarru. Akad tijarah merupakan akad mudharabah. Sedangkan akad tabarru
merupakan akad hibah. Yang di dalam akad sekurang - kurangnya haus
disebutkan:
a) Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan
b) Cara dan waktu pembayaran premi
c) Jenis akad tijarah dan akad tabarru’ serta syarat-syarat yang disepakati,
sesuai dengan jenis asuransi yang diadakan.
Di dalam akad tijarah dan akad tabarru pihak yang di dalamnya memiliki
kedudukan yang berbeda, akad tijarah (mudharabah) perusahaan bertindak sebagai
mudharib (pengelola) dan peserta bertindak sebagai shahibul maal (pemegang
polisa), sedangkan dalam akad tabarru’ (hibah), peserta membeikan hibah yang
akan digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah. Sedangkan
perusahaan bertindak sebagai pengelola dana hibah.
4
Muhammad Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), hlm. 2.
5
Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah Di Indonesia,
Jakarta, Kencana, 2006, hlm. 146
Akad tjarah dapat diubah menjadi jenis akad tabarru’ bila pihak yang
tertahan haknya dengan rela melepaskan haknya sehingga menggugurkan
kewajiban pihak yang belum menunaikan kewajibannya.sedangkan akad tabarru’
tidak dapat diubah menjadi jenis akad tijarah.6
Tabarru‟ berasal dari kata tabarra‟a-yatabarra‟u-tabarru‟an, artinya
sumbangan, hibah, dana kebajikan, atau derma. Orang yang memberi sumbangan
7
disebut mutabarri‟ (dermawan). Tabarru‟ merupakan pemberian sukarela
seseorang kepada orang lain, tanpa ganti rugi, yang mengakibatkan berpindahnya
kepemilikan harta itu dari pemberi kepada orang yang diberi.8
Produk di dalam akad tabarru’ pada dasarnya berupa jasa yang
memberikan sesuatu (giving something) atau meminjamkan sesuatu (lending
something). Sehingga dengan demikian ada 3 (tiga) jenis akad tabarru‟ yaitu : (a)
Meminjamkan uang (lending), (b) Meminjamkan jasa kita (lending yourself), dan
(c) Memberikan sesuatu (giving something).9
Sedangkan di dalam akad tijarah (mudharabah) di mana akad ini bersifat
komersil yang mana perusahaan asuransi syariah akan memperoleh bagi hasil dari
pengelolaan dana yang terkumpul.10
C. Bentuk Peroduk asuransi syariah
Dalam mendesain produk produk syariah tidak jauh berbeda dengan produk-
produk Asuransi konvensional. Akan tetapi pada sejarah menggunakan sistem
yang sesuai dengan syariah. Adapun produk asuransi syariah adalah sebagai
berikut:
1) Produk asuransi syariah dengan unsur saving
Senbuah perosuk asuransi yang didalamnya menggunakan dua buah
Rekeming dalam sistem pembayaran permi, yaitu rekening untuk dana tabarru
dan rekening untuk dana saving (tabungan) beberapa contoh produk yang
mengandung unsur tabungan adalah: asuransi investasi, asuransi dana siswa,
asuransi dana haji, asuransi dana jabatan, dan asuransi,hasanah :
a) Asuransi dana investasi
6
Dadan Muttaqien, Aspek Legal Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta, Safiria InsaniaPress, 2008, hlm.75.
7
M. Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general) Konsep dan Sistem Operasional, GemaInsani, Jakarta, 2004, hlm.35
8
Nasrun Harun, Fiqih Muamalah, Jakarta, Media Pratama, 2000, hlm.82
9
Adiwarman Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, Edisi Kelima, Jakarta,Raja Grafindo Persada, 2011, hlm. 68
10
Novi puspitasari, Manajemen Asuransi Syariah, (Yogyakarta: UIIPress, 2015), h. 101.
Program takaful dana investasi adalah suatu bentuk perlindungan untuk
perorangan yang menginginkan dan merencanakan pengumpulan dana
dalam mata uang Rupiah dan US dolar sebagai dana infestasi yang
diperuntukkan begi ahli warisnya jika di takdirkan meninggal lebih
awal atau sebagai bekal untuk hari tuanya.
b) Asuransi dana siswa
Program akselerasi dan siswa adalah suatu bentuk perlindungan untuk
perorangan yang termaksud menyediakan dana pendidikan, dan mata
uang Rupiah dan Dolar untuk putra-putrinya sampai sarjana.
c) Asuransi dana haji
Adalah suatu bentuk perlindungan untuk perorangan yang
menginginkan dan merencanakan pengumpulan dana dalam mata uang
Rupiah atau dolar untuk biaya menjalankan ibadah haji.
d) Asuransi dana jabatan
Program asuransi dana jabatan adalah suatu bentuk perlindungan untuk
Direksi atau pejabat beras satu perusahaan yang menginginkan dan
merencanakan pengumpulan dana saham mata uang rupiah atau dolan
sebagai dana santunan yang diperlukan bagi ahli warisnya jika
ditakdirkan meninggal lebih awal atau sebagai dana santunan dana
santunan investasi pada saat aktif lagi di tempat kerja.11
e) Asuransi Hasanah
Suatu bentuk perlindungan untuk perorangan yang menginginkan dan
merencanakan pengumpulan dana sebagai macam usaha atau
diperuntukkan bagi ahli warisnya jika ditakdirkan meninggal lebih
awal.
2) Produk Asuransi Syariah dengan unsur non- saving
Merupakan produk yang sifatnya tidak terdapat unsur tabungan, atau
semuanya bersifat tabarru", adalah beberapa contoh produk non-saving adalah
sebagai berikut: asuransi syariah berjangka, asuransi syariah majelis taklim,
asuransi syariah khariat keluarga, asuransi syariah pembiayaan, asuransi
syariah kecelakaan diri, asuransi syariah wisata kata dan dan perjalanan,
11
Muhammad Syakir Sula. Asuransi Syariah ( life ang general) konsep dan sistem operasional, ( Jakarta: Gema Insani, 2004 )
hal.634-638
asuransi syariah kecelakaan siswa Komah dan asuransi syariah perjalanan haji
dan umroh.
3) Produk asuransi syariah umum
Adalah bentuk asuransi yang memberi perlindungan dalam menghadapi
bencana atau kecelakaan atas harta benda milik peserta, seperti rumah,
kendaraan bermotor dan bangunan pabrik. Adapun jenis asuransinya adalah :
asuransi syariah kebakaran, asuransi syariah kendaraan bermotor, asuransi
syariah resiko pembangunan, asuransi syariah pengangkutan barang asuransi
syariah risiko mesin.
D. Produk Asuransi Syariah Dan Konvensional
1) Produk Asuransi Syariah
a) Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa) adalah bentuk asuransi syariah yang
memberikan perlindungan dalam menghadapi musibah kematian dan
kecelakaan atas diri peserta asuransi takaful. Produk asuransi takaful
keluarga meliputi :12
- Takaful berencana - Takaful kecelakaan siswa
- Takaful pembiayaan - Takaful kecelakaan diri
- Takaful pendidikan - Takaful khairat keluarga
- Takaful dana haji
- Takaful berjangka
b) Asuransi Umum adalah bentuk asuransi syariah yang memberikan
perlindungan finansial kepada peserta takaful dalam menghadapi
bencana atau kecelakaan harta benda milik peserta. Fokus utamanya
memberikan layanan dan bantuan menyangkut asuransi di bidang
kerugian seperti perlindungan dari kebakaran, pengangkutan, niaga,
dan kendaraan bermotor, dengan harapan bisa tercapainya masyarakat
Indonesia yang sejahtera dengan perlindungan asuransi yang sesuai
Muamalah Syariah Islam. Produk-produk Asuransi Takaful umum
adalah :13
12
Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah Di Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2004),
138-139.
13
Hamid Patilima, Metodologi penelitian Kualitatif, Alfabeta, (Bandung, 2007), hlm 2
- Takaful kebakaran - Takaful Penyimpanan Uang
- Takaful kendaran bermotor - Takaful Gabungan
- Takaful pengangkutan - Takaful Aneka
- Takaful Resiko Pembangunan - Takafulrekayasa/Engineering
- Takaful Resiko Pemasangan
2) Produk Asuransi Konvensional
a) Asuransi Kesehatan
Ini merupakan produk asuransi yang memberikan jaminan kepada
tertanggung apabila mengalami sakit atau kecelakaan. Biasanya, asuransi
kesehatan yang ada di pasaran menawarkan beragam manfaat yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan calon pesertanya, mulai dari biaya rawat
inap, perawatan pra & pasca rawat inap, hingga biaya proses melahirkan
(normal maupun Caesar).
Untuk mendapatkan manfaatnya tadi, tertanggung harus
membayar premi secara berkala. Besaran premi yang harus dibayarkan
pun bervariasi tergantung kondisi kesehatan calon tertanggung, tingkat
risiko, hingga manfaat yang dipilih.
b) Asuransi Kendaraan
Sesuai namanya, produk asuransi ini dikhususkan untuk kendaraan
milik peserta asuransi. Berdasarkan jenis perlindungannya asuransi
kendaraan dibagi menjadi dua, yaitu all risk (comprehensive) dan total loss
only (TLO). Keduanya tentu memiliki keunggulannya masing-masing.
Setelah mengetahui pengertian, keuntungan, dan contoh dari
asuransi konvensional, mungkin tak sedikit dari Anda yang tertarik untuk
mengasuransikan diri, keluarga, atau aset berharga dengan asuransi
tersebut. Namun, jangan asal dalam memilih. Pastikan, asuransi yang Anda
pilih memiliki manfaat yang berimbang dengan premi terjangkau.
c) Asuransi Jiwa
Adalah usaha asuransi yang memberikan jasa dalam
penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya
seseorang yang dipertanggungkan. Perusahaan asuari jiwa hanya dapat
menyelenggarakan usaha dalam bidang asuransi jiwa, dan asuransi
kesehatan, asuransi kecelakaan diri, dan usaha anuitas serta menjadi pendiri
dan pengurus dana pensiun sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dana pensiun yang berlaku.
d) Asuransi Umum/Kerugian
Usaha asuransi umum/kerugian memberikan jasa dalam
penanggulanan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak
pasti. Perusahaan asuransi umum hanya dapat menyelenggarakan usaha
dalam bidang asuransi umum, termasuk reasuransi.
e) Asuransi Pengangkutan
Mengenai Asuransi Pengangkutan, dapat dirinci sebagai berikut:
Asuransi Pengangkutan Laut (Marinir Insurance) Mengenai dasar hukum
asuransi pengangkutan laut, diatur dalam Pasal 592 KUHD yang langsung
menyebutkan mengenai ketentuan isi polis. Selanjutnya dalam Pasal 593
KUHD menyebutkan macam-macam risiko yang menjadi pokok
pertanggungan. Adapun cakupan risiko yang dijamin antara lain:
Kebakaran dan peledakan
Kapal atau alat pengangkut mengalami kandas, terdampar,
tenggelam maupun terperangkap dalam karang.
Terbalik
Tabrakan kapal dengan benda-benda lain selain dengan air
Pembongkaran barang di pelabuhan darurat namun demikian,
terdapat pengecualian terhadap penjaminan resiko
f) Asuransi Kebakaran
Risiko yang dijamin dalam asuransi kebakaran menurut standar
kebakaran Indonesia mencakup:
Kebakaran karena api sendiri, tidak berhati-hati, kesalahan atau
kejahatan pembantu sendiri, tetangga, musuh, perampok atau
perintah yang wajib untuk menghindari menjalarnya kebakaran itu.
Petir
Peledakan
kejatuhan pesawat terbang
III. Penutup
A. Kesimpulan
Di dalam asuransi syariah produk asuransi syariah menjadi objek utama yang
mana dalam penetapan produk di dasarkan dengan prinsipdan pondasi yang kokoh,
prinsip utama dalam asuransi syariah adalah ta’awanu’ala al birr wa al-taqwa
(tolong- menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan taqwa) dan al-ta’min (rasa
aman). Dan juga dengan pengawasan DSN, menjadikan produk asuransi syariah
mendapatkan kepercayaan lebih dari masyarakat akan kehalaaln sistem asuransi yang
sesuai syariat islam.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi. 2006. Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah Di
Indonesia. Jakarta: Kencana Perss
Muttaqien Dadan. 2008. Aspek Legal Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta :
Safiria Insania Press.
Sula, M. Syakir. 2004. Asuransi Syariah (life and general) Konsep dan Sistem
Operasional. Jakarta : Gema Insani perss
Harun , Nasrun. 2000, Fiqih Muamalah. Jakarta : Media Pratama Perss
Karim , 2011Adiwarman, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
Puspitasari, Novi. 2015.Manajemen Asuransi Syariah. Yogyakarta: UII Press.