JURNAL
JURNAL
JURNAL
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh:
ABUL BACHTARI
NPM: 16320043P
Oleh :
Dewi Kusumaningsih 1) Abul Bachtari 2)
1)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Malahayati Bandar Lampung
Email : Dewikusumaningsih@yahoo.com
2)
Perawat RSUD Komunitas Krui Kabupaten Pesisir Barat
Email : abulbachtari74@Gmail.Com
HASIL
Tabel. 4.1
Karakteristik jenis kelamin Perawat di RSUD Komunitas Krui Kabupaten
Pesisir Barat Tahun 2018
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 14 40,00
Perempuan 21 60,00
Jumlah 35 100,00
Pesisir Barat Tahun 2018, sebagian besar
Berdasarkan Tabel 4.1 maka dapat adalah perempuan sebanyak 21 responden
diketahui diketahui bahwa jenis kelamin (60%), sedangkan laki-laki sebanyak 14
Perawat di RSUD Komunitas Krui Kabupaten responden (40%)
Tabel. 4.2
Karakteristik pendidikan Perawat di RSUD Komunitas Krui Kabupaten
Pesisir Barat Tahun 2018
Pendidikan Frekuensi Persentase
D3 21 60,00
S1 12 34,30
S1+Ners 2 5,70
Jumlah 35 100,00
Berdasarkan Tabel 4.1 maka dapat diketahui bahwa sebagian besar pendidikan Perawat di
RSUD Komunitas Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2018, adalah D3 sebanyak 21 responden
(60%), pendidikan S1 sebanyak 12 responden (34,30%) dan pendidikan S1+Ners sebanyak 2
responden (5,7%)
Analisa Univariat
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi supervisi kepala ruangan di RSUD Komunitas Krui Kabupaten Pesisir
Barat Tahun 2018
Supervisi Kepala Ruangan Frekuensi Persentase
Kurang Baik 13 37,1
Baik 22 62,9
Jumlah 35 100,00
Berdasarkan tabel 4.3 maka dapat kategori baik sebanyak 22 responden
diketahui bahwa supervisi kepala ruangan (62,9%), sedangkan kategori kurang baik
di RSUD Komunitas Krui Kabupaten sebanyak 13 responden (37,1%).
Pesisir Barat Tahun 2018, dengan
Tabel 4.4
Distribusi frekuensi kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri
(APD) di RSUD Komunitas Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2018
Kepatuhan Penggunaan (APD) Frekuensi Persentase
Tidak Patuh 19 54,3
Patuh 16 45,7
Jumlah 35 100,00
Berdasarkan tabel 4.4 maka dapat Barat Tahun 2018, dengan kategori tidak
diketahui bahwa kepatuhan perawat patuh sebanyak 19 responden (54,3%),
dalam penggunaan alat pelindung diri di sedangkan dengan kategori patuh
RSUD Komunitas Krui Kabupaten Pesisir sebanyak 16 responden (45,7%).
Analisa Bivariat
Tabel 4.5
Analisa hubungan supervisi kepala ruangan dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan alat
pelindung diri (APD) di RSUD Komunitas Krui
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2018
Kepatuhan
Total OR
Supervisi Tidak Patuh Patuh p-value
(95% CI)
n % n % n %
Kurang Baik 11 84,6 2 15,4 13 100
Baik 8 36,4 14 63,6 22 100 0,016 9,625
19 54,3 16 45,7 35 100 (1,691-54,788)
Total
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari 36 sehingga terdapat hubungan yang bermakna antara
responden dengan kategori pelayanan kurang baik pelayanan dengan kepuasan pasien MTBS di
dan tidak puas terdapat 29 responden (80,6%), dan Puskesmas Karya Tani Kabupaten Lampung Timur
yang puas sebanyak 7 responden (19,4%), Tahun 2018. Hasil analisis diperoleh nilai OR:
sedangkan dari 27 responden dengan kategori 18,229. Artinya responden dengan pelayanan baik
pelayanan baik dan tidak puas sebanyak 5 memiliki peluang sebesar 18,229 kali puas
responden (18,5%) dan yang puas sebanyak 22 terhadap pelayanan MTBS dibandingkan dengan
responden (81,5%). Hasil uji statistik p value = responden dengan pelayanan kurang baik.
0,0001 lebih kecil dari nilai alpha ( α=0 , 05 ) ,
berkesinambungan, terhadap anggota secara
PEMBAHASAN menyeluruh, sesuai dengan kemampuan dan
Univariat keterbatasan yang dimilki anggota (Bakri,
a. Supervisi Kepala Ruangan 2017).
Berdasarkan hasil dari pengolahan Hasil penelitian ini didukung oleh
data maka dapat diketahui bahwa supervisi penelitian yang dilakukan Kasim, Mulyadi &
kepala ruangan di RSUD Komunitas Krui Kallo. (2017). Hubungan Motivasi & Supervisi
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2018, dengan Dengan Kepatuhan Perawat Dalam
kategori baik sebanyak 22 responden (62,9%), Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada
sedangkan kategori kurang baik sebanyak 13 Penanganan Pasien Gangguan
responden (37,1%). Muskuloskeletal Di IGD Rsup Prof Dr. R. D.
Supervisi merupakan upaya untuk Kandou Manado. Hasil penelitian diketahui
membantu pembinaan dan peningkatan sebagian besar supervisi kepala ruangan
kemampuan pihak yang disupervisi agar dengan kategori baik sebanyak (63,7%).
mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan Berdasarkan hal tersebut peneliti
yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. berpendapat bahwa supervisi merupakan
Supervisi keperawatan adalah kegiatan bagian dari pengawasan pengendalian, yang
pengawasan dan pembinaan yang dilakukan merupakan kelanutan pelaksanaan pelayanan
secara berkesinambungan oleh supervisor kesehatan, untuk memastikan apakah
mencakup masalah pelayanan keperawatan, pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam
masalah ketenagaan dan peralatan agar prosesnya telah sesuai dengan instrumen atau
pasien mendapat pelayanan yang bermutu standar pelayanan yang ditetatpakn dan target
setiap saat (Nursalam, 2014). yang diharapkan. Baiknya supervisi yang
Supervisi adalah suatu pengamatan dilakukuan kepala ruangan tersebut adalah
atau pengawasan secara langsung terhadap seperti melakukan pengawasan langsung
pelaksanaan pekerjaan yang bersifat rutin. terhadap perawat dalam penggunaan APD,
Supervisi sebagai kegiatan merencanakan, kepala ruangan menasehati jika tidak
mengarahkan, membimbing, mengajar, menggunakan APD saat bekerja dan kepala
mengobservasi, mendorong, memperbaiki, ruangan memiliki wawasan yang baik tentang
mempercayai dan mengevaluasi secara penggunaan APD.
APD tersebut seperti cuci tangan sebelum
b. Kepatuhan Perawat memakai APD, tidak menggunakan sarung
Berdasarkan hasil dari pengolahan tangan pada saat pasang infuse.
data maka dapat diketahui bahwa kepatuhan Bivariat
perawat dalam penggunaan alat pelindung diri
di RSUD Komunitas Krui Kabupaten Pesisir a. Hubungan supervisi kepala ruangan dengan
Barat Tahun 2018, dengan kategori tidak patuh penggunaan alat pelindung diri (APD)
sebanyak 19 responden (54,3%), sedangkan Hasil uji statistik p value = 0,016 lebih
dengan kategori patuh sebanyak 16 responden kecil dari nilai alpha ( α=0 , 05 ) , sehingga
(45,7%). terdapat hubungan yang bermakna antara
Ketidakpatuhan perawat dalam supervisi kepala ruangan dengan kepatuhan
penggunaan APD diantaranya adalah, perawat perawat dalam penggunaan alat pelindung diri
tidak memakai masker untuk melindungi hidung (APD) di RSUD Komunitas Krui Kabupaten
dan mulut pada saat tindakan, perawat tidak Pesisir Barat Tahun 2018. Hasil analisis
menggunakan sarung tangan pada saat diperoleh nilai OR: 9,625. Artinya supervisi
pasang infus, tidak mengganti APD yang kotor, kepala ruangan yang baik memiliki peluang
dan sarung tangan yang kotor tidak dibuang di sebesar 9,625 kali kepatuhan perawat dalam
tempat limbah infeksius. Sedangkan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri dibandingkan
perawat dalam penggunaan APD diantaranya dengan responden dengan supervisi kepala
perawat cuci tangan sebelum dan sesudah ruangan kurang baik. Dengan 95% confidence
memakai APD, penggunaan masker pada interval: dimana nilai OR:9,625 didapati nilai
tindakan hecting dan pada saat memandikan lower 1,691 dan nilai upper 54,788. Yang
pasien. artinya serendah-rendahnya supervisi kepala
Hal ini sesuai teori Niven (2012), yang ruangan memiliki peluang sebesar 1,691 kali
mengatakan kepatuhan adalah perilaku sesuai kepatuhan perawat dalam penggunaan APD
aturan dan berdisiplin. Kepatuhan dokter dan dan paling besar berpeluang sebesar 54,788
perawat adalah sejauh mana perilaku seorang kali kepatuhan perawat dalam penggunaan
perawat atau dokter sesuai dengan ketentuan APD. Memiliki selisih 27, 394 diartikan bahwa
yang telah diberikan pimpinan perawat ataupun supervisi memiliki peluang relatif rendah.
pihak rumah sakit. Sedangkan menurut Rendahnya peluang tersebut dikarenakan
Notoatmojo (2012), Kepatuhan merupakan beberapa faktor diantaranya sedikitnya sampel
suatu perilaku dalam bentuk respon atau reaksi dan faktor pendidikan responden.
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar Alat pelindung diri adalah alat yang
organisme. Dalam memberikan respon sangat berfungsi sebagai penyekat atau pembatas
bergantung pada karakteristik atau faktor-faktor antara petugas dan penderita. Alat ini dipakai
lain. atau digunakan oleh petugas dengan dua
Hasil penelitian ini memiliki kesemaan fungsi yaitu, untuk kepentingan penderita dan
dengan penelitian yang dilakukan Budiyanti sekaligus untuk kepentingan petugas itu
(2014) tentang hubungan supervisi kepala sendiri. Alat pelindung diri dalam praktik
ruang dengan kepatuhan tenaga keperawatan kesehariannya lebih banyak berfungsi sebagai
dalam penggunaan alat pelindung diri sebagai pelindung penderita. Melindungi penderita dari
upaya pencegahan infeksi nosokomial di RSU invasi mikroba patogen merupakan tugas
dr. H. Koesnadi Bondowoso. Hasil penelitian pokok dari penderita masuk rumah sakit untuk
diketahui bahwa kepatuhan tenaga menjalani prosedur dan tindakan medis serta
keperawatan 60% dalam kategori tidak patuh. asuhan keperawatan sampai keluar dari rumah
Menurut pendapat peneliti bahwa sakit (Darmadi, 2008).
kepatuhan merupakan suatu perubahan Alat pelindung diri adalah pakaian
perilaku dari perilaku yang tidak mentaati khusus atau peralatan yang di pakai petugas
peraturan ke perilaku yang mentaati peraturan. untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia,
Ketidak patuhan perawat dalam penggunaan biologi/bahan infeksius. APD terdiri dari sarung
tangan, masker/Respirator Partikulat, pelindung Hasil tabulasi silang diketahui bahwa
mata (goggle), perisai/pelindung wajah, kap dari 13 responden dengan kategori supervisi
penutup kepala, gaun pelindung/apron, kepala ruangan kurang baik dan yang patuh
sandal/sepatu tertutup (Sepatu Boot). dalam penggunaan alat pelindung diri (APD)
(Kemenkes RI, 2017). Tujuan Pemakaian APD sebanyak 2 responden (15,4%), hal ini
adalah melindungi kulit dan membran mukosa dikarenakan pengetahuan yang dimiliki perawat
dari resiko pajanan darah, cairan tubuh, sekret, tersebut yang berpengaruh terhadap perilaku
ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput kepatuhan serta kesadaran akan pentingnya
lendir dari pasien ke petugas dan sebaliknya. penggunaan alat pelindung diri, selain itu
Indikasi penggunaan APD adalah jika tingginya tuntutan Manajemen Rumah Sakit
melakukan tindakan yang memungkinkan terhadap responden juga mempengaruhi
tubuh atau membran mukosa terkena atau motivasi responden dalam memakai APD.
terpercik darah atau cairan tubuh atau Sedangkan dari 22 responden dengan kategori
kemungkinan pasien terkontaminasi dari supervisi kepala ruangan baik dan tidak patuh
petugas. Melepas APD segera dilakukan jika dalam penggunaan alat pelindung diri (APD)
tindakan sudah selesai dilakukan (Kemenkes sebanyak 8 responden (36,4%). Hal ini
RI, 2017). dikarenakan ketersediaan APD yang tidak
Hasil penelitian ini memiliki kesesuaian lengkap dikarenakan keterlambatan
dengan teori yang menyatakan supervisi dalam pendistribusian APD. Ketidakpatuhan ini juga
penggunaan APD menjadi salah satu faktor disebabkan berbagai faktor seperti pendidikan,
yang mempengaruhi kepatuhan seorang diketahui sebagian besar pendidikan perawat
perawat dalam penggunaan APD. Supervisi dengan pendidikan D3 sebesar (60%), sesuai
merupakan salah satu bentuk pelaksanaan dengan teori (Niven, 2012). yang menyatakan
fungsi manajerial yang mengatur semua bahwa tingginya pendidikan seorang petugas
aktivitas kelompok agar sesuai dengan rencana kesehatan dapat meningkatkan kepatuhan
dan mengukur kemajuan yang sudah dicapai dalam melaksanakan kewajibannya, sepanjang
(Suarli & Bachtiar, 2009). hahwa pendidikan tersebut merupakan
Hasil penelitian ini juga didukung teori pendidikan yang aktif.
Sari (2016), yang menyatakan bahwa supervisi Hal ini juga didukung teori Budiman
kepala ruang merupakan salah satu faktor yang (2013), yang menyatakan bahwa pendidikan
mempengaruhi kepatuhan perawat dalam adalah suatu usaha untuk mengembangkan
penggunaan alat pelindung diri ( handscoon). kepribadian dan kemampuan di dalam dan
Supervisi merupakan tanggung jawab kepala diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
ruang untuk bimbingan dan pembinaan, Pendidikan mempengaruhi proses belajar,
pengarahan, motivasi, dan evaluasi. Supervisi makin tinggi pendidikan seseorang makin
kepala ruang apabila dijalankan sesuai mudah orang tersebut untuk menerima
prosedur maka akan berdampak positif, baik informasi. Dengan pendidikan tinggi maka
dari kinerja bawahan maupun pemberian seseorang akan cenderung untuk
asuhan keperawatan yang dilakukan perawat. mendapatkan informasi, baik dari orang lain
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan maupun dari media massa. Semakin banyak
penelitian yang dilakukan Kasim, Mulyadi & informasi yang masuk semakin banyak pula
Kallo. (2017). Hubungan Motivasi & Supervisi pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Berdasarkan hal tersebut peneliti
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada berpendapat bahwa supervisi merupakan
Penanganan Pasien Gangguan tindak lanjut implementasi kegiatan untuk
Muskuloskeletal Di IGD Rsup Prof Dr. R. D. memastikan agar pelaksanaan tugas sesuai
Kandou Manado. Hasil penelitian dengan dengan rencana. Semakin baiknya supervisi
menggunakan analisis uji chi-square kepala ruangan semakin tinggi kepatuhan
menunjukkan ada hubungan supervisi dengan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri.
kepatuhan perawat (p=0,003). Peyebab perawat telah patuh menggunakan
APD yaitu karena adanya pengawasan dari Keperawatan Profesional. Yogyakarta:
kepala ruangan, kepala bagian keperawatan, Pustaka Baru Press.
dan dari pihak Infection Prevention and Control
Nurse (IPCN), yang rutin melakukan Budiman., Agus Riyanto. (2013). Kapita
pengontrolan terhadap petugas kesehatan Selekta Kuesioner. Jakarta: Salemba
dalam hal ini penggunaan APD. Medika.
KESIMPULAN
Budiyanti. (2014). Hubungan Supervisi Kepala
1. Distribusi frekuensi supervisi kepala
ruangan di RSUD Komunitas Krui
Ruang Dengan Kepatuhan Tenaga
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2018, Keperawatan Dalam Penggunaan Alat
dengan kategori kurang baik (37,1%). Pelindung Diri Sebagai Upaya
2. Distribusi frekuensi kepatuhan perawat Pencegahan Infeksi Nosokomial di
dalam penggunaan (APD) di RSUD RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso .
Komunitas Krui Kabupaten Pesisir Barat Skripsi Program Studi Ilmu
Tahun 2018, dengan kategori tidak patuh Keperawatan Universitas Jember.
(54,3%).
3. Ada hubungan supervisi kepala ruangan Dahlan, MS. (2011). Statistik Untuk Kedokteran
dengan kepatuhan perawat dalam Dan Kesehatan. Jakarta: Salemba
penggunaan (APD) di RSUD Komunitas medika.
Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2018.
Hasil analisis diperoleh (p-value 0,016 < α
Darmadi. (2008). Infeksi Nosokomial. Jakarta:
0,05). nilai OR: 9,625.
Salemba medika.
SARAN
RSUD Komunitas Krui Kasim., Mulyadi., Kallo. (2017). Hubungan
Motivasi & Supervisi Dengan
Disarankan manajemen Rumah Sakit Kepatuhan Perawat Dalam
Komunitas Krui Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
a. Secara rutin melakukan evaluasi penerapan Pada Penanganan Pasien Gangguan
penggunaan APD. Muskuloskeletal Di IGD Rsup Prof Dr.
b. Melakukan pelatihan tentang pencegahan R. D. Kandou Manado. e-journal
infeksi terkait pelayanan kesehatan dan
Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor
penggunaan APD.
1, Februari 2017.
c. Melakukan pengecekan ketersediaan APD.
d. Melakukan pengawasan terhadap perawat
pelaksana dalam melakukan tindakan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
khususnya penggunaan APD sehingga (2017). Pedoman Pencegahan Dan
mampu meningkatkan pengetahuan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
perawat dan selanjutnya dapat merubah Pelayanan Kesehatan. Peraturan
sikap perawat dan meningkatkan kualitas Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Jakarta: Kementerian Kesehatan
terutama dalam hal penggunaan alat Republik Indonesia.
pelindung diri dalam pencegahan infeksi
nosokomial.
DAFTAR PUSTAKA
Bakri, MH. (2017). Manajemen Keperawatan. Niven, Neil. (2012). Psikologi Kesehatan
Konsep dan Aplikasi Dalam Praktik Pengantar Untuk Perawat &
Profesional Kesehatan Lain. Jakarta:
EGC.
Perawat Dalam Penerapan
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kewaspadaan Universal Di Rumah
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Sakit Bhayangkara Bandar Lampung.
Jurnal Kesehatan Holistik Vol 8, No 2,
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan.
April 2014 : 82-88. Diakses pada
Jakarta: Rineka Cipta.
21/01/2018 di
https://sites.google.com/a/malahayati.a
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan:
c.id/holistic-journa l/ arsip-jurnal.
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional, Edisi 4. Jakarta:
Suyanto. (2011). Metodelogi Dan Aplikasi
Salemba Medika.
Penelitian Keperawatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Wijono, D. (2009). Manajemen Mutu Pelayanan
Nuha Medika.
Kesehatan. Surabaya: Airlangga
University Press.
Sakti, Wahyu A.T., Andoko., Setiawati.,
Wandini, R. (2014). Hubungan antara
jumlah angka kuman udara dalam
ruang perawatan dengan jumlah
kejadian infeksi nosokomial pada
pasien rawat inap di ruang perawatan
Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul
Moeloek. Jurnal Kesehatan Holistik.
Vol8, No 1,Januari 2014: 37-40.