Jurnal Dyan Samsara
Jurnal Dyan Samsara
Rat is a rodent animal which is well known as agricultural pests, destroyer of goods and disturber- disgusting
animal at housing and office affairs. Inside of rat body, is found ectoparasites such as fleas, louses, ticks and
mites that very influential to contagion of diseases. In order to prevent the diseases that contagion, brought
and caused by rat and flea, then it is necessary to pay attention of density of rat toward flea and the potential
of diseases contagion in harbor of Tenau, Kupang year of 2018. This research is observational using the
method of survey by approach of cross sectional. Population in this research are all rats and fleas in Harbor
of Tenau. Samples are all rats and fleas that had been trapped. The trapping of rats was done by using life
trap at perimeter area and buffer then the rats were combed out to take fleas. The result of this research shows
that there were 9 species of rats that had been found i.e. Rattus diardii, Rattus Exulans, Rattus Alexandinus,
Rattus Novergicus, Rattus-rattus, Rattus Frugivorus, Mus Musculus Bandicota Indica, Bandicota Banglensis,
and one species of sort that was suncus Murinus, 2 types of fleas i.e. Xenopsylla Cheopis and Pulles Irritans.
The density of rat in harbor of Tenau is 0,83% and the index of flea is 0,184. The analysis uses coefficient
contingency test withal α = 0,05. The density of rat and flea don't have a strong correlation because
Approx.sig=0,361 (ρ value >0,05). Each species of rat and flea that had been found in Harbor of Tenau are
potentially trasnmitt the diseases to human such as hantavirus infectious (Haemaragic fever with syndrome
renal), scrub typhus, murine typhus, spotted fever group rickettsiae (SFG rickettsiae). Pest, leptospirosis,
Salmonellosis and schistosomiasis.
1
JURNAL PENELITIAN
September 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat–UNDANA
2
JURNAL PENELITIAN
September 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat–UNDANA
emerging disease di Indonesia secara serologi telah tingginya kepadatan tikus maka semakin banyak
ditemukan di berbagai spesies tikus di daerah pula tempat bagi pinjal untuk melangsungkan
pelabuhan laut dan daerah pedalaman.dan terbukti kehidupannya.
bersirkulasi pada R. Novergicus dan R. Rattus Dalam rangka mencegah penyakit yang
Diardii. Secara serologis Muryne typhus ditemukan ditularkan, dibawa dan disebabkan oleh tikus dan
pada rodensia dan manusia. Muryne typhus pinjal, maka perlu memperhatikan kepadatan tikus
merupakan penyakit di daerah perkotaan. dan ektoparasitnyanya. Identifikasi penyakit
Sedangkan scrub typhus tersebar luas di daerah bersumber tikus pada populasi tikus di pelabuhan
transmigrasi. juga berperan sebagai peringatan untuk siap
Pelabuhan Laut Tenau Kupang merupakan mengobati kasus pada manusia yang mungkin
salah satu pelabuhan terbesar di Propinsi Nusa terjadi. Hal ini sejalan dengan Internasional Health
Tenggara Timur, dengan lalu lintas kapal yang Regulation (IHR) 1969 revisi 2005 yang
semakin meningkat tiap tahunnya baik kapal-kapal menyatakan bahwa indeks pinjal dan kepadatan
dari dalam maupun luar negeri. Berdasarkan data tikus pada area pelabuhan udara dan pelabuhan laut
arus kunjungan kapal laut di Pelabuhan Laut Tenau terutama pada daerah perimeter harus 0 (Nol).
Kupang pada tahun 2014 jumlah kedatangan kapal Observasi awal yang dilakukan peneliti di
sebanyak 1.286 (BPS NTT, 2014). Berdasarkan hal Pelabuhan Laut Tenau Bulan september Tahun 2017
tersebut maka potensi lalu lintas dan berpindahnya dan survei yang dilakukan peneliti dengan
tikus dari dan ke Pelabuhan Laut Tenau menjadi memasang lima perangkap tikus (life trapp) selama
sangat terbuka. satu hari didapati bahwa ditemukan 2 ekor tikus di
Priyotomo (2015) dalam survey kepadatan pelabuhan tersebut dan lebih banyak lagi tikus-
tikus dan pinjal di area perimeter dan buffer tikus tersebut akan muncul pada malam hari.
Pelabuhan tanjung Intan menemukan bahwa Berdasarkan gambaran masalah di atas,
kepadatan tikus tertinggi berada di area buffer maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
pelabuhan dibandingkan di area perimeter. Selain tentang “Analisis Hubungan Kepadatan Tikus
itu ditemukan berbagai jenis ektoparasit yang dengan Pinjal serta Potensi Penularan Penyakit
menginfeksi tubuh tikus dengan jumlah infestasi Berbasis Tikus dan Pinjal di Pelabuhan Laut Tenau
ektoparasit terbanyak yang mendominasi yaitu jenis Kupang Tahun 2018”
pinjal. Hal ini sekaligus menjelaskan bahwa dengan METODE PENELITIAN
3
JURNAL PENELITIAN
September 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat–UNDANA
dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam 1. Spesies Tikus dan Pinjal
penelitian ini adalah semua tikus dan pinjal yang Hasil penelitian yang dilakukan pada bulan
ada di daerah perimeter dan buffer area. Sampel Mei tahun 2018 di Pelabuhan Laut Tenau Kupang
dalam penelitian ini adalah semua tikus dan pinjal ditemukan 9 (sembilan) spesies tikus dan 1 (satu)
yang tertangkap pada saat penelitian (Accidental jenis celurut. Spesies tikus yang ditemukan yaitu :
Lokasi pemasangan perangkap hidup tikus , Rattus rattus, Mus musculus, Rattus novergicus,
(life trap) di area perimeter dilakukan di gudang Rattus frugivorus, Bandicota Indica, Bandicota
bengkel, gedung terminal dan lapak pedagang. Banglensis dan spesies celurut yaitu Suncus
Sedangkan pada area buffer pemasangan perangkap murinus. 9 (sembilan) ekor spesies tikus ini
dilakukan di perkantoran rumah makan, dan rumah ditemukan pada lokasi bangunan yang berbeda-beda
Tabel IV.1. Distribusi Tikus Berdasarkan Waktu dan
warga. Jumlah perangkap yang dipasang adalah 100
Area Penangkapan di Pelabuhan Laut
perangkap per hari dengan jumlah masing-masing di Tenau Kupang Tahun 2018
4
JURNAL PENELITIAN
September 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat–UNDANA
di area perimeter sebanyak 14 ekor. Sedangkan di Tabel IV.3. Distribusi Spesies Pinjal berdasarkan
Spesies Tikus dan Area Penangkapan
area buffer sebanyak 24 ekor. di Pelabuhan Laut Tenau Kupang
Tabel IV.2.Distribusi Spesies Tikus Berdasarkan Tahun 2018
Waktu dan Area Penangkapan di
Pelabuhan Laut Tenau Kupang Tahun
2018
Berdasarkan tabel IV.2 diketahui spesies area perimeter dari 14 ekor tikus yang disisir
tikus tertangkap di area perimeter paling banyak diperoleh 5 ekor pinjal. Sedangkan pada area buffer
ditemukan pada kios/lapak pedagang yaitu sebanyak dari 24 ekor tikus yang disisir diperoleh 2 ekor
8 ekor dan paling sedikit ditemukan pada gedung pinjal. Adapun spesies pinjal yang paling banyak
terminal penumpang yaitu 2 ekor. Sedangkan pada ditemukan adalah Xenopsylla Cheopis (6 ekor).
area buffer jumlah tikus paling banyak ditemukan Sedangkan spesies pinjal yang paling sedikit
pada rumah warga yaitu 14 ekor dan paling sedikit ditemukan adalah Pullex Iritan (1 ekor).
5
JURNAL PENELITIAN
September 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat–UNDANA
7
JURNAL PENELITIAN
September 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat–UNDANA
8
JURNAL PENELITIAN
September 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat–UNDANA
pagar bekas di gudang bengkel, kamar tidur pekerja bukanlah hewan pengerat seperti tikus melainkan
pelabuhan dan pemilik lapak dagang, serta lemari tergolong kedalam hewan insektivora. Hewan
jualan yang berisikan barang dagangan. Selain itu insektivora adalah hewan yang makanan utamanya
sampah sisa jualan yang sengaja dibuang sangat adalah serangga
mendukung kelangsungan hidup tikus di wilayah b) Spesies Pinjal
itu. Pinjal adalah serangga dari ordo
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan siphonaphtera berukuran kecil (antara 1,5-4mm),
penelitian yang dilakukan Priyotomo (2015) tentang berbentuk pipih di bagian samping (dorsal lateral).
studi kepadatan tikus dan ektoparasit di daerah Kepala-dada-perut terpisah secara jelas. Pinjal
perimeter dan buffer pelabuhan Laut Cilacap yang dewasa bersifat parasitic sedang pradewasanya
menemukan spesies tikus terbanyak di area buffer hidup di sarang tempat berlindung atau tempat-
adalah Rattus Tanezumi dan Rattus Novergicus. tempat yang sering dikunjungi tikus (Depkes RI,
Tikus yang tertangkap dalam penelitian ini 2008).
pada umumnya berjenis kelamin betina. Banyaknya Berdasarkan hasil Penyisiran 38 ekor tubuh
tikus betina yang tertangkap dibandingkan tikus tikus tidak semua pinjal menginfestasi tubuh tikus
jantan disebabkan oleh sifat tikus betina yang lebih yang tertangkap di wilayah Pelabuhan Laut Tenau
aktif mencari makan sedangkan tikus jantan lebih Kupang. Dari 5 spesies yang tertangkap di area
banyak berperan dalam menjaga sarang atau perimeter, hanya 5 ekor spesies yang terinfestasi
wilayah teritorialnya sehinngga tikus betina Pinjal yaitu Rattus Diardii, Rattus Exculans, Mus
cenderung lebih mudah ditangkap. Jumlah tikus Musculus, Rattus Frugivorus. Sedangkan di area
betina yang lebih tinggi ini berpotensi untuk buffer, dari 7 spesies yang tertangkap hanya 2 ekor
bertambahnya populasi tikus di lokasi penelitian spesies tikus yang terinfestasi Pinjal yaitu .Rattus
karena siklus reproduksi yang cepat pada tikus. rattus dan Rattus Alexandrinus. Hasil identifikasi
Dalam penelitian ini ditemukan pula ditemukan 2 jenis pinjal yaitu Xenopsylla Cheopis
binatang selain tikus yakni ditemukan jenis celurut dan Pullex Iritans. Xenopsylla Cheopis merupakan
dari spesies suncus murinus. Morfologi celurut pinjal yang khas ditemukan pada tikus domestik
apabila dilihat sepintas mirip dengan tikus kecil atau yang habitatnya di dalam rumah. Pinjal ini lebih
mencit, tetapi bila diamati lebih detail ada beberapa suka pada tikus rumah dikarenakan kondisi kering
perbedaan yang menunjukkan bahwa celurut pada sarang tikus rumah mendukung
9
JURNAL PENELITIAN
September 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat–UNDANA
perkembangbiakan larva pinjal. larva pinjal tidak Kepadatan tikus merupakan suatu metode
dapat bertahan lama pada kondisi lingkungan yang atau cara yang digunakan untuk mengetahui jumlah
lembab dengan suhu udara yang rendah. populasi tikus yang ada serta dampaknya pada
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian penularan penyakit. Penangkapan dilakukan pada
yang dilakukan Priyotomo (2015) tentang studi tikus untuk diketahui pinjal yang ada dan dapat
kepadatan tikus dan ektoparasit di daerah perimeter digunakan untuk mengetahui tingkat penyebaran
dan buffer pelabuhan laut Cilacap yang menemukan penyakit yang diakibatkan oleh hewan rodent
jenis pinjal yg menginfestasi Tikus di pelabuhan (oktavia et al. 2011).
Cilacap adalah Xenopsylla Cheopisdan Pullex Selama 5 hari pemasangan perangkap
Iritans. dengan total perangkap 500 buah, diperoleh
Pada proses penyisiran tidak hanya kepadatan tikus di Pelabuhan Laut Tenau Kupang
ditemukan ektoparasit jenis pinjal namun ditemukan adalah 7,6%. Hal ini berarti kepadatan tikus di
pula ektoparasit lain seperti caplak, tungau dan wilayah Pelabuhan Laut Tenau Kupang dapat
kutu. Menurut Brotowijoyo dalam Ristiyanto dikategorikan rendah. Berdasarkan PERMENKES
disebutkan bahwa fenomena satu inang (tikus) No 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
ditemukan berbagai jenis ektoparasit pada waktu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan
yang bersamaan dikenal sebagai poliparasitisme. untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit serta
Parasitisme seperti ini biasanya disebabkan karena Pengendaliannya, Kepadatan tikus haruslah < 1%
adanya lingkungan inang yang serasi dengan dan dikatakan tinggi jika >1%. Namun khusus untuk
ektoparasit tersebut. wilayah pelabuhan laut maupun udara, berdasarkan
2. Tingkat Kepadatan Tikus dan Pinjal International Health Regulation revisi 2005,
a) Kepadatan Tikus Kepadatan tikus harus sama dengan 0 (nol).
Tingginya Kepadatan tikus di wilayah
Pelabuhan Laut Tenau Kupang dipengaruhi oleh
keberhasilan penangkapan (Trap succes) selama
proses penangkapan tikus. Populasi tikus sangat
dipengaruhi oleh lingkungan biotik dan abiotik.
Kedua lingkungan tersebut sangat mempengaruhi
struktur komunitas tikus yang terdapat di suatu
10
JURNAL PENELITIAN
September 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat–UNDANA
habitat. Lingkungan biotik adalah segala makhluk kepadatan infestasi rata-rata dari pinjal yang
hidup baik flora maupun fauna yang keberadaan ditemukan dan untuk mengetahui kepadatan jenis
atau ketiadaanya dapat menyebabkan meningkat pinjal tertentu disebut dengan indeks pinjal khusus.
atau menurunnya persebaran populasi tikus Standar International Health Regulation (IHR) 1969
(Rusmini, 2011). Lingkungan biotik tersebut terdiri revisi 2005 menyatakan bahwa indeks pinjal dan
dari vegetasi, predator tikus dan parasit dan patgen kepadatan tikus pada area pelabuhan udara dan
yang menginfeksi tikus. Sedangkan lingkungan pelabuhan laut haruslah 0 (nol).
abiotik merupakan lingkungan fisik dan kimia Berdasarkan hasil penyisiran pada 38 ekor
meliputi suhu, pencahayaan, dan keberadaan sarang tikus yang tertangkap di wilayah Pelabuhan Laut
tikus yang mempengaruhi populasi tikus di Tenau Kupang ditemukan 7 ekor pinjal dengan
lingkungan sekitar (Priyambodo, 2003). rincian 5 ekor di area perimeter dan 2 ekor di area
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti buffer. Indeks pinjal keseluruhan area Pelabuhan
melalui pengamatan faktor lingkungan, tidak Laut Tenau Kupang adalah 0,184. Indeks Pinjal di
terdapat burung hantu dan ular sebagai predator wilayah Pelabuhan Laut Tenau Kupang tergolong
utama tikus di lokasi penelitian. Hal ini tentunya rendah, hal ini disebabkan oleh angka kepadatan
mempengaruhi tingginya kepadatan tikus di lokasi tikus di wilayah Pelabuhan Laut Tenau yang relatif
penelitian. Selain itu trap succes juga dipengaruhi rendah. Semakin banyak sarang tikus maka semakin
oleh beberapa faktor, yaitu Kualitas perangkap yang banyak pula tempat untuk pinjal melangsungkan
baik, umpan yang tepat dan Kepadatan tikus yang hidupnya, sebaliknya jika populasi tikus rendah
relatif tinggi. maka semakin sedikit pula tempat pinjal untuk
Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian mendapatkan inangnya.
yang dilakukan oleh Dharma (2012) di Pelabuhan Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Laut Tenau Kupang tentang Survei Kepadatan yang dilakukan oleh Dharma (2012) di Pelabuhan
Tikus dan Pinjal di Pelabuhan Laut Tenau Kupang Laut Tenau Kupang tentang Survei Kepadatan
yang menyatakan bahwa kepadatan tikus di wilayah Tikus dan Pinjal di Pelabuhan Laut Tenau Kupang
Pelabuhan Laut Tenau Kupang adalah 29,45%. yang menyatakan bahwa Indeks Pinjal di wilayah
b) Indeks Pinjal Pelabuhan Laut Tenau Kupang adalah 0,20.
Kepadatan pinjal pada tikus disebut dengan Indeks Pinjal banyak disebutkan bergantung
indeks umum pinjal, yaitu untuk mengetahui pada hewan inang, faktor-faktor yang
11
JURNAL PENELITIAN
September 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat–UNDANA
mempengaruhi indeks pinjal telah banyak diteliti. pendukung tingginya jumlah pinjal. Karena tikus
Van der Mescht (2016) mengatakan kepadatan merupakan tempat hidup (hospes) bagi pinjal serta
pinjal bergantung pada inangnya. Temperature dan mendapatkan makanan dengan cara menghisap
curah hujan dalam penelitiannya dikatakan lebih darah tikus.
berpengaruh signifikan terhadap kepadatan pinjal. Hasil uji coefisien contingency menunjukkan
Xenopsylla Cheopis merupakan spesies pinjal yang bahwa hubungan kepadatan tikus dengan pinjal
paling sering ditemui pada tikus di daerah tropis, tidak memiliki hubungan yang Kuat. Hal ini dapat
sehingga terdapat curah hujan yang signifikan disebabkan oleh keragaman ektoparasit yang hidup
sepanjang tahun di Kota Kupang. Bahkan di bulan pada permukaan tubuh tikus. Dari hasil penyisiran
terkering Kota Kupang masih memiliki banyak 38 ekor tubuh tikus dan celurut yang ditemukan
curah hujan. Jika mengacu pada penelitian Mescht diperoleh 84 ekor ektoparasit yang meliputi jenis
maka mikro dan curah hujan di Kupang sangat pinjal kutu, caplak dan tungau dimana ektoparasit
sesuai untuk mendukung perkembangan pinjal Caplak menjadi ektoparasit yang paling dominan.
sebab salah satu faktor yang mendukung ekologi Selain itu proses mematikan tikus yang telah
pinjal yaitu suhu dan kelembaban. tertangkap memperoleh jumlah pinjal yang
3. Hubungan Kepadatan Tikus dengan Pinjal diperoleh. Jika tikus yang telah dimatikan tidak
Keberadaan Pinjal banyak disebutkan segera dilakukan penyisiran maka tubuh tikus akan
bergantung pada keberadaan hewan inang, akan dingin sehingga pinjal akan berpindah mencari
tetapi faktor lingkungan juga memiliki pengaruh tempat lain.
besar. Faktor cuaca seperti suhu hangat, Menurut Kosnov (2014) kelimpahan pinjal
kelembababan tinggi sangat mendukung yang cenderung tinggi hanya terjadi pada Inang
pertumbuhan dan perkembangan Pinjal. Pinjal hidup yang secara Filogenetik masih berkerabat dekat.
dengan cara memparasit dan berada hampir Interaksi tikus dan pinjal bersitfat ektoparasit
diseluruh permukaan tubuh hospes (tikus dan obligate. Dalam interaksi ini pinjal dewasa selalu
mencit) yang ditumbuhi rambut. Pinjal dewasa hidup menempel pada permukaan tubuh tikus. tidak
hidup sebagai parasit, yang muda (pra dewasa) seperti kutu yang menghabiskan seluruh hidupnya
hidup ditanah atau daun semak-semak ataupun di dengan menempel di permukaan tubuh tikus.
liang liang menunggu tikus lewat untuk ditumpangi. Interaksi pinjal dan tikus tampaknya berhubungan
Jumlah populasi tikus yang tinggi menjadi faktor dengan faktor lingkungan tikus sebagai inang. Pada
12
JURNAL PENELITIAN
September 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat–UNDANA
umumnya pinjal menyukai mamalia yang hidup di dapat mencapai manusia sebagai pejamu (Marzuki,
dalam sarang, lubang dan gua yang terinfeksi pinjal. 2014). Suatu penyakit menular dikatakan
Hal ini sesuai dengan kebiasaan dan habitat tikus mempunyai potensi untuk menular jika terdapat
yang suka membuat lubang sebagai sarangnya. salah satu faktor penting yaitu faktor penyebab
Beberapa jenis pinjal cenderung mempunyai (agent), sumber penularan dan cara penularan
kesamaan struktur dengan inangnya. Dalam khusus (mode of transmission). Cara penularan
penelitian ini spesies Pinjal Xenopsylla Cheopis khusus (mode of transmission) adalah suatu
Paling banyak ditemukan. Pinjal Xenopsylla mekanisme dimana agent atau penyebab penyakit
Cheopis lebih banyak menginfestasi Rattus diardii, tersebut ditularkan dari orang ke orang lain, atau
Mus Musculus, Rattus Alexandrinus dan Ratus dari reservoir kepada induk semang baru. Penularan
Exulans. Keempat spesies ini merupakan rodent ini melalui berbagai cara yaitu melalui kontak
komensal, paling banyak ditemui pada lingkungan langsung, udara, makanan atau minuman serta
berbagai studi yang mengatakan bahwa sebagian Penyakit zoonotik bersumber mamalia kecil
besar tikus rumah merupakan inang utama liar yang terdiri dari rodensia (tikus dan mencit) dan
Xenopsylla Cheopis. Hal ini sekaligus menunjukkan insektivora (celurut) seperti Infeksi Hantavirus
bahwa semakin tinggi kepadatan tikus maka (demam berdarah dengan sindrom renal), scrub
semakin tinggi pula indeks pinjal sebab pinjal typus, Pes, Leptospirosis atau penyakit lain yang
Hasil peneitian ini sejalan dengan Penelitian vektor seperti kutu, pinjal, caplak dan tungau masih
yang dilakukan Widjaja (2016) yang menyatakan sangat sedikit mendapat perhatian dan dilaporkan di
bahwa Kepadatan Pinjal tidak ditentukan oleh letak Indonesia. Penyakit tersebut dapat digolongkan
geografis (datran tinggi/rendah) melainkan lebih emerging disease yang penting dan perlu untuk
4. Potensi Penularan Penyakit Berbasis Tikus dan global, frekuensi perjalanan dan mudahnya
Pinjal transportasi domestik dan mancanegara.
Potensi penularan penyakit adalah International Health Regulation (IHR) 1969
kemampuan suatu unsur penyebab penyakit untuk revisi 2005 menyatakan bahwa indeks pinjal dan
13
JURNAL PENELITIAN
September 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat–UNDANA
kepadatan tikus pada area pelabuhan udara dan typhus, Pes, Leptospirosis, Salmonellosis.
peabuhan laut, baik buffer maupun perimeter area Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada
harus 0 (nol). Berdasarkan hasil penelitian ini penjelasan dibawah ini :
kepadatan tikus dan indeks pinjal di Pelabuhan Laut a. Infeksi Hantavirus
Tenau Kupang adalah tergolong tinggi sehingga
Infeksi Hantavirus yang menyebabkan
Pelabuhan Laaut Tenau Kupang termasuk daerah
Haemoragic fever with renal syndrom (HFRS)
reseptif atau daerah berpotensi karena telah
sebagai new emergging disease di Indonesia aecara
memenuhi salah satu syarat potensi terjadinya
serologis telah ditemukan pada berbagai spesies
potensi penularan penyakit yaitu tersedia Host dan
tikus di 6 (enam) Pelabuhan Laut dan 2 (dua) daerah
environment namun Agent belum ada. masing-
pedalaman di Indonesia. virus ini telah terbukti
masing spesies tikus yang ditemukan di lokasi
bersirkulasi pada Rattus Novergicus dan Rattus
penelitian merupakan Host dari beberapa penyakit
diardii. Secara genetik strain baru Virus Hantaan
zoonotis bersumber tikus yang pernah dilaporkan di
asal Indonesia (Jakarta) yang didapat dari jaringan
Indonesia, diantaranya Infeksi Hantavirus, Scrub
paru-paru Rattus Novergicus dan Rattus diardii
thypus, murine thypus, Pes, Leptosperosis dan
telah ditemukan.
salmonellosis.
b. Scrub typhus
Hasil Penelitian ini sejalan dengan
Scrub typhus tersebar luas terutama di
penelitian yang dilakukan oleh Dharma (2012) di
daerah transmigrasi, perlu survei tikus dan
Pelabuhan Laut Tenau Kupang tentang Survei
ektoparasitnya di daerah baru terutama bekas hutan
Kepadatan Tikus dan Pinjal di Pelabuhan Laut
dan mengisolasi rickettsiae serta penelitian
Tenau Kupang yang menyatakan bahwa Pelabuhan
epidemiologi di daerah transmigeasi. Secara
laut Tenau Kupang termasuk dalam wilayah yang
serologis murine typhus ditemukan pada hewan dan
berpotensi dalam penularan penyakit yang
manusia. sera positif scrub typhus positif pada
bersumber tikus.
hewan ditemukan pada Rattus Exulans, Rattus
Ristiyanto (2004) menghimpun 6 (enam)
Novergicus Rattus rattus dan Rattus timomatticus
jenis penyakit zoonotis bersumber rodensia yang
(ibrahim et.al., 1999)
pernah dilaporkan di Indonesia diantaranya Infeksi
c. Murine typhus
Hantavirus yang menyebabkan Haemoragic fever
with renal syndrom (HFRS) , Scrub typhus, murine
14
JURNAL PENELITIAN
September 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat–UNDANA
Secara serologis murine typhus dan SFG Leptospira disebabkan oleh bakteri dari
rickettsiae ditemukan pada rodensia dan manusia di genus leptospira, family leptospiraceae. Reservoir
Indoneisa dan merupakan penyakit di daerah dari patogen ini adalah manusia dan hewan. Di
perkotaan. Murine thypus dilaporkan secara indonesia, kasus leptospirosis pertama kali
serologis pada rodensia yang tertangkap di daerah ditemukan di Sumatera pada 1971 (Fresh dkk,
sekitar pelabuhan laut di Jakarta dan daerah 1977). Penyakit ini diketahui menyebar pada tikus
Pegunungan Boyolali dengan Prevalensi 14,7%. komensal. Pada awal tahun 2002 terjadi banjir besar
Antibodi murine typhus ditemukan pada Rattus di jakarta yang diikuti dengan wabah leprospirosis
Novergicus dan Rattus rattus. Prevalensi pada pada manusia. Hasil pemeriksaan sebanyak 142
Rattus Novergicus adalah yang teringgi 38,0% (Ima ekor tikus yang ditangkap setelah kejadia luar biasa
Nurisa et.al., 2002). tersebut terdiri dari Rattus Novergicus, Rattus
d. Pes diardii, Rattus Exulans dan suncus murinus
memperlihatkan 54,9% serologis positif terhadap
Pes merupakan penyakit bersumber tikus
leptospirosis.
yang mendapat perhatian utama daripemerintah
f. Salmonellosis
Departemen R.I. Penyebaran pes melalui pelabuhan
makaperlu surveilans tikus dan pinjal di pelabuhan Salmonellosis disebabkan oleh bakteri genus
oleh petugas, pemerintah dan masyarakat. Siklus Salmonella. Salmonella typhi menyebabkan demam
penularan pes terjadi antara tikus-pinjal-tikus ; tipes. Penularan pada manusia melalui makanan
manusia hanya sebagai inang kebetulan (accidental yang tercemar urin/feses tikus. Salmonellosis
host/dead end). Penelitian dinamika penularan pes tersebar secara luas di alam.
di Jawa Tengah yang pernah dilakukan g. Schistosomiasis
menunjukkan bahwa penyebab pes adalah Yersenia
Schistomiasis disebabkan oleh trematoda
Pestis yang berkembang baik/terpelihara dala tikus
Schistosoma japonicum. Pertama kali dilaporkan di
rumah, Rattus diardii dan Rattus Exulans sebagai
Indonesia pada tahun 1937. Siklus penularan
inang reservoir di Boyolali, Jawa Tengah. Vektor
penyakit ini melalui mamalia (tikus/manusia)-siput-
yang terlibat dalam penularan pes adalah pinjal
mamalia (tikus/manusia). Penelitian Schistosomiasis
Xenopsylla Cheopis.
Telah lengkap. Ada kemungkinan terjadi hibridisasi
e. Leptospirosis
Schistosoma japonicum dan Schistosoma
15
JURNAL PENELITIAN
September 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat–UNDANA
incognitum. Beberapa tikus yang berhubungan syndrom renal), scrub typhus, murine typhus,
dengan penuran penyakit ini adalah Rattus exulans, spottted fever group rickettsiae (SFG rickettsiae),
Rattus marmosurus, Rattus hoffmani, Rattus pes, leptospirosis, salmonellosis dan
chysocomus rallus, Rattus celebensis (Carney dkk, schistosomiasi.
1974).
SIMPULAN SARAN
1. Spesies tikus yang ditemukan di Pelabuhan Laut 1. Bagi kantor Kesehatan Pelabuhan agar dapat
Tenau Kupang sebanyak 9 (sembilan) spesies melakukan survey kepadatan tikus dan Pinjal
yaitu Rattus diardii, Rattus Novergicus, rattus secara rutin sehingga diperoleh data yang akurat
Exulans, Mus musculus, Rattus Alexandrinus, sebagai acuan dalam menentukan sistem
Rattus rattus, rattus Novergicus, Bandicota kewaspadaan dini terhadap potensi penularan
Indica, Bandicota Banglensis, dan spesies pinjal penyakit bersumber tkus dan pinjal di Pelabuhan.
yang ditemukan sebanyak 2 (dua) spesies 2. Bagi Pelindo III sebagai pengelola pelabuhan
Xenopsylla Cheopis dan Pullex iritans. yang memegang peran kunci guna menjamin
2. Kepadatan tikus di Pelabuhan Laut Tenau keberlangsungan dan kelancaran angkutan laut
Kupang Tahun 2018 yaitu 7,6% dan indeks untuk dapat bekerja sama dengan Pihak KKP
pinjal di Pelabuhan Laut Tenau Kupang Tahn Kelas III Kupang dan lintas sektor lain dalam
2018 yaitu 0,184. menekan kepadatan tikus dan pinjal dengan
3. Tidak ada hubungan antara Kepadatan tikus dan melakukan sosialisasi terkait penyakit bersumber
pinjal di Pelabuhan Laut Tenau Kupang (ρ value tikus dan pinjal untuk meningkatkan
= 1,000). Dengan keeratan hubungan negatif pengetahuan dan pemahaman pegawai.
lemah Approx.sig = 0,361 (ρ value > 0,05 ). 3. Bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi
4. Berdasarkan standar indeks pinjal dan angka dengan cara menjaga kebersihan lingkungan
Kepadatan tikus menurut International Health pelabuhan agar tidak menjadi sarang tikus yang
Regulation 1965 revisi 2005 maka Pelabuhan dapat menimbulkan kerugian dalam bidang
Laut Tenau Kupang termasuk dalam wilayah kesehatan dan ekonomi masyarakat.
berpotensi dalam penularan penyakit bersumber 4. Bagi peneliti lain agar dapat mempertimbangkan
tikus dan pinjal kepada manusia, diantaranya variabel lain untuk melakukan penelitian tentang
Infeksi Hantavirus (Haemoragic fever with tikus dan pinjal seperti mengkaji dan
16
JURNAL PENELITIAN
September 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat–UNDANA
17
JURNAL PENELITIAN
September 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat–UNDANA
18