Artikel 6
Artikel 6
Artikel 6
PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK (PMBA) USIA 6-24 BULAN DI SUKU
SEMENDE KECAMATAN MUARA SAHUNG, KAUR,
BENGKULU, TAHUN 2019
Correlation of Mother's Education and Knowledge with Feeding Pattern for Infants and Children
(PMBA) Ages 6-24 Months in Semende Tribe, Muara Sahung Subdistrict, Kaur, Bengkulu, 2019
Abstract
Background: The prevalence of nutritional problems in children under five in Indonesia is still high. One reason
is poor diet. Semende tribe in Muara Sahung is a Semende group who migrated to Bengkulu region. In Semende
tribe there is still a tabulation of certain feeding in infants.
Objective: The aim of the research Correlation of Mother's Education and Knowledge with Feeding Pattern for
Infants and Children (PMBA) Ages 6-24 Months in Semende Tribe, Muara Sahung Subdistrict, Kaur, Bengkulu.
Method: The research method is descriptive observational with cross sectional research design. The samplein
this study were infants aged 6-24 months in the Semende tribe who were taken Accidentally Sampling. Data
from interviews with maternal education, maternal knowledge questionnaires, and PMBA pattern questionnaires
were analyzed by chi square test with a significance level of α = 0.05.
Result: The proportion of PMBA pattern that is incorrect is 60,0%. Most respondens have low education and
high knowledge.
Conclusion: The result of this study is there is significant relation between Mother's Education with PMBA
pattern with p-value = (0.000) < (0.05), there is significant relation between Mother's Knowledge with PMBA
pattern with p-value = (0.002) < (0.05).
Keywords: Semende, Infant and Young Child Feeding, Feeding Pattern, Tribe
Abstrak
Latar belakang: Prevalensi masalah gizi pada anak balita di Indonesia masih tinggi. Salah satu penyebabnya
adalah pola makan yang kurang baik. Suku Semende di Muara Sahung merupakan kelompok Semende yang
melakukan migran ke wiilayah Bengkulu. Di Suku Semende masih ada pantangan pemberian makanan tertentu
pada bayi.
Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu dengan pola
pemberian makan bayi dan anak (PMBA) usia 6-24 bulan di Suku Semende Kecamatan Muara Sahung, Kaur,
Bengkulu.
Metode: Metode penelitian bersifat descriptive observasional dengan desain penelitian cross sectional. Sampel
dalam penelitian ini adalah bayi yang berusia 6-24 bulan di Suku Semende yang diambil secara Accidental
Sampling. Data hasil wawancara pendidikan ibu, kuesioner pengetahuan ibu, dan kuesioner pola PMBA
dianalisis dengnan uji chi square dengan tingkat kemaknaan α=0,05.
Hasil: Proporsi pola PMBA yang tidak tepat adalah 60,0%. Sebagian besar responden memiliki pendidikan yang
rendah dan memiliki pengetahuan yang tinggi. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan pendidikan ibu
dengan pola PMBA nilai p-value = (0.000) < (0.05), terdapat hubungan pengetahuan ibu dengan pola PMBA
nilai p-value = (0.002) < (0.05).
Kesimpulan: Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan pendidikan ibu dengan pola PMBA nilai p-value
= (0.000) < (0.05), terdapat hubungan pengetahuan ibu dengan pola PMBA nilai p-value = (0.002) < (0.05).
1
Hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu … (Aneke Meta Safitri, Mohammad Furqan, Debby Endayani Safitri )
*
Corresponding author
(Email: anekemetasafitri@gmail.com)
2
Hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu … (Aneke Meta Safitri, Mohammad Furqan, Debby Endayani Safitri )
Praktik pemberian makan bayi dan anak secara Populasi dalam penelitian ini adalah semua
langsung mempengaruhi status gizi anak-anak bayi dan anak usia 6-24 bulan yang tinggal di
di bawah usia dua tahun, dan berdampak pada kecamatan Muara Sahung, Kaur, Bengkulu yang
kelangsungan hidup anak.7 Pemberian makan berjumlah 121 orang.
pada anak dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap
ibu, dukungan keluarga dan lingkungan. Sampel di ambil dengan teknik accidental
Asupan makan yang tepat banyak dipengaruhi sampling. Sampel dihitung menggunakan
oleh keluarga, sehingga dapat mempengaruhi rumus uji hipotesis perbedaan 2 proporsi dengan
asupan makan dan status gizi anak. 8 Pola jumlah proporsi ibu balita yang memliki
pemberian makan bayi dan baduta juga pengetahuan kurang terhadap pola pemberian
dipengaruhi oleh pengalaman ibu, tuntutan MP-ASI yang tidak sesuai pada penelitian
keluarga, keadaan sosial ekonomi serta tradisi terdahulu (P1) sebesar 0,958, proporsi ibu balita
dan budaya.9 Faktor penghambat keberlanjutan yang memliki pengetahuan baik terhadap pola
pemberian ASI adalah pengetahuan dan pemberian MP-ASI yang tidak sesuai pada
keyakinan ibu bahwa bayi tidak akan cukup penelitian terdahulu (P2) sebesar 0,76, tingkat
memperoleh zat gizi jika hanya diberi ASI kepercayaan 95% (Z1-α/2), kekuatan uji 90%
sampai umur 6 bulan.10 Berdasarkan hasil (Z1-β).4 Rumus uji hipotesis perbedaan 2 proporsi
penelitian terhadap hubungan antara pendidikan :
dan pengetahuan ibu balita dengan pola
pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan
di kelurahan Karang Baru Selaparang,
Mataram, Nusa Tenggara Barat menunjukkan
Hasil penghitungan tersebut, diperoleh
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang
besar sampel sebanyak 51 responden, dengan
maka pola pemberian MP-ASI pada anak balita
penambahan untuk antisipasi sampel drop out
akan cenderung semakin baik. Semakin baik
sehingga besar sampel menjadi 55
tingkat pengetahuan seseorang, maka pola
responden.
pemberian MP-ASI pada anak balita
cenderuang akan semakin baik, begitu juga Pemilihan sampel dilakukan dengan memilih
dengan tingkat pengetahuan kurang, maka akan bayi dan anak yang berisia 6-24 bulan terlebih
semakin kurang pula pola pemberian MP-ASI dahulu baru kemudian memilih ibu bayi dan
yang diberikan pada anaknya.4 anak sebagai responden. Pemilihan responden
dilakukan secara accidental sampling
Masalah gangguan tumbuh kembang pada bayi berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Setiap
dan anak merupakan masalah yang perlu responden yang bersedia terlibat dalam
ditanggulangi dengan serius, karena merupakan penelitian ini diminta untuk mengisi lembar
masa yang sangat penting dalam proses tumbuh informed consent. Lembar informed consent
kembang oleh karena itu bayi dan anak umur 6- ditandatangani oleh responden yang
24 bulan harus memperoleh asupan gizi sesuai bersangkutan sebagai bukti keterlibatan sukarela
kebutuhannya. Tujuan artikel ini adalah umtuk dalam kegiatan penelitian. Setelah responden
mengetahui hubungan pendidikan dan menyatakan setuju untuk berpartisipasi dalam
pengetahuan ibu dengan pola pemberian makan penelitian ini, responden diwawancara untuk
bayi dan anak (PMBA) usia 6-24 bulan di suku mengisi kuesioner karakteristik responden, dan
Semende kecamatan Muara Sahung, Kaur, pengetahuan ibu tentang PMBA yang berisi 20
Bengkulu tahun 2019. pertanyaan pengetahuan kemudian dilakukan
wawancara terstruktur menggunakan kuesioner.
METODOLOGI Peneliti juga melakukan observasi pada pola
PMBA dan mengisi from cheklist . Penelitian ini
Penelitian ini bersifat deskriptik observasional telah memperoleh Ethical Appoval (Surat
dengan desain penelitian cross sectional. Lokasi Persetujuan Etik) dari Komisi Etik Nomor
penelitian dilaksanakan di wilayah kerja 0158-19.130/DPKE-KEP/FINAL-EA/UEU/VI/
Puskesmas Muara Sahung, Kecamatan Muara 2019.
Sahung, Kaur. Pengumpulan data dilaksanakan
pada bulan Juni – Juli 2019.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner
dan lembar observasi yaitu form checklist.
3
Hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu … (Aneke Meta Safitri, Mohammad Furqan, Debby Endayani Safitri )
4
Hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu … (Aneke Meta Safitri, Mohammad Furqan, Debby Endayani Safitri )
Data yang terkumpul dianalisis dengan dengan Provinsi Sumatera Selatan. Kecamatan
menggunakan analisis deskriptif menggunakan ini merupakan pemekaran dari Kecamatan Kaur
SPSS 21. Setiap aspek dilihat besar persentase Tengah yang sebelum pemekaran kabupaten
dari total sampel. merupakan kecamatan di wilayah Kabupaten
Bengkulu Selatan. Dari tujuh desa yang terdapat
HASIL di wilayah Kecamatan Muara Sahung, tiga desa
Penduduk Kecamatan Muara Sahung berasal merupakan desa asli (Muara Sahung, Ulak
dari Suku Semende Lembak. Kecamatan Muara Lebar, Ulak Bandung) dan empat desa
Sahung merupakan salah satu kecamatan di transmigrasi (Bukit Makmur, Tri Tunggal Bakti,
Kabupaten Kaur yang berbatasan langsung Sumber Makmur, Cinta Makmur)
5
Hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu … (Aneke Meta Safitri, Mohammad Furqan, Debby Endayani Safitri )
Tabel 2. Persentase Pekerjaan Ibu, Pantangan Makan, Pendidikan Ibu, dan Pengetahuan Ibu yang
Memiliki Bayi dan Anak Usia 6-24 Bulan di Suku Semende Kecamatan Muara Sahung, Kaur,
Bengkulu
Variabel n %
Pekerjaan Ibu
Tidak Bekerja 29 52,7
Bekerja 26 41,3
Pantangan Makan
Tidak Ada 35 63,6
Ada 20 36,4
Pendidikan Ibu
Pendidikan Rendah 32 58,2
Pendidikan Tinggi 23 41,8
Pengetahuan Ibu
Pengetahuan Rendah 15 27,3
Pengetahuan Tinggi 40 72,7
Jumlah 55 100
Tabel 3. Persentase Pola PMBA berdasarkan Frekuensi, Jumlah, Tekstur, Variasi dan Pola
PMBA pada Bayi dan Anak Usia 6-24 Bulan di Suku Semende Kecamatan Muara Sahung, Kaur,
Bengkulu
Variabel n %
Frekuensi
Tidak Tepat 11 20,0
Tepat 44 80,0
Jumlah
Tidak Tepat 20 36,4
Tepat 35 63,6
Tekstur
Tidak Tepat 3 5,5
Tepat 52 94,5
Variasi
Tidak Tepat 32 58,2
Tepat 23 41,8
Pola PMBA
Tidak Tepat 33 60,0
Tepat 22 40,0
Jumlah 55 100
Tabel 4. Persentase Hubungan Pendidikan Ibu dengan Pola PMBA pada Bayi dan Anak Usia 6-24
Bulan di Suku Semende Kecamatan Muara Sahung, Kaur, Bengkulu
Pola PMBA
Total PR
Tidak P
Variabel Tepat (95%
Tepat value
)
n % n % n %
Pendidikan Ibu
Pengetahuan Ibu
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 55 responden, yang susah makan, sehingga frekuensi dan
pola PMBA yang tepat sebagian besar pada ibu jumlah makan yang diberikan berkurang dari
balita yang memiliki pendidikan tinggi , yaitu yang dianjurkan. Responden juga jarang
82,6% dan sebanyak 9.4% pada ibu balita yang memberikan makanan selingan kepada bayi dan
memiliki pendidikan rendah. Sementara untuk anak. Dari hasil wawancara dan observasi juga
pola PMBA tidak tepat, sebagian besar pada ibu ditemukan ada anak yang tidak mau makan
balita yang memiliki pendidikan rendah yaitu makanan yang diberikan jika teksturnya lebih
90,6% dan sebanyak 17,4% pada ibu balita yang keras padahal usia anak sudah mencukupi untuk
memiliki pendidikan tinggi. Hasil dari mengganti tekstur makanan ke tekstur yang
penelitian ini memiliki nilai PR 5,211 yang lebih keras, sehingga ibu memberikan makanan
artinya responden dengan pendidikan rendah yang jumlah makanan yang diberikan
berpeluang 5,2 kali melakukan praktik pola berkurang dari yang dianjurkan. Ibu di suku
PMBA yang tidak tepat dibandingkan dengan Semende rata-rata tidak memberikan variasi
responden yang memiliki pendidikan tinggi. makanan yang tepat karena faktor tingkat
Hasil uji Chi Square menunjukkan terdapat ekonomi masyarakat yang rendah, ibu rata-rata
hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu tidak bekerja dan yang bekerja hanya kepala
dengan pola PMBA dengan p value = 0,000 keluarga, sedangkan ibu hanya sebagai ibu
(p<0,05). rumah tangga saja. Hal inilah yang
mengakibatkan pendapatan keluarga hanya
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 55 bergantung pada kepala keluarga saja.
responden menunjukkan pola PMBA yang tepat Ketersediaan bahan makanan yang sudah dibeli
sebagian besar pada ibu balita yang memiliki tetap tidak memenuhi kecukupan zat gizi
pengetahuan tinggi , yaitu 52,5% dan sebanyak keluarganya, hal ini mengakibatkan variasi
6,7% pada ibu balita yang memiliki pendidikan makanan yang dipilih pun hanya sedikit, dan
rendah. Sementara untuk pola PMBA tidak ada beberapa anak yang hanya mau makan jenis
tepat, sebagian besar pada ibu balita yang makanan tertentu saja. Pola PMBA bedasarkan
memiliki pengetahuan rendah yaitu 93,3% dan variasi yang tidak tepat pada bayi dan anak di
sebanyak 47,5% pada ibu balita yang memiliki Suku Semende juga di pengaruhi oleh adanya
pengetahuan tinggi. Hasil dari penelitian ini pantangan makan pada bayi dan anak.
memiliki nilai PR 1,965 yang artinya responden Pantangan berdasarkan penelitian ini adalah
dengan pengetahuan rendah berpeluang 1,9 kali pantangan keluarga yang sudah menjadi
melakukan praktik pola PMBA yang tidak tepat tradisi turun-temurun di Suku Semende, yaitu
dibandingkan dengan responden yang memiliki tidak memberikan pisang tanduk untuk
pengetahuan tinggi. Hasil uji bivariat dikonsumsi oleh bayi, karena dapat
menggunakna uji Chi Square menunjukkan menyebabkan kematian. Hal ini dikarenakan
terdapat hubungan yang signifikan antara tekstur pisang tanduk yang keras, dan dapat
pengetahuan ibu dengan pola PMBA dengan p menyebabkan bayi tersedak saat memakannya.
value = 0,002 (p<0,05). Dan pantangan makan makanan seperti telur
yang dipercaya dapat menyebabkan bisulan,
ikan laut dan makanan laut lainnya dikarenakan
PEMBAHASAN
alergi. Dari beberapa aspek PMBA banyak
yang tidak tepat tersebut, menyebabkan pola
Penelitian ini secara umum telah menjawab PMBA pada Bayi dan Anak Usia 6-24 Bulan di
tujuan penelitian yaitu mengetahui hubungan Suku Semende Kecamatan Muara Sahung
pendidikan dan pengetahuan ibu dengan pola sebagian besar mendapatkan pola PMBA yang
PMBA usia 6-24 bulan di suku Semende tidak tepat sebanyak 33 0rang (60,0%).
Kecamatan Muara Sahung, Kaur, Bengkulu.
Kebiasaan pemberian makanan bayi yang tidak Pendidikan ibu merupakan salah satu hal yang
tepat, seperti pemberian makanan yang terlalu berpengaruh. Orang yang berpendidikan tinggi
cepat atau terlambat, makanan yang diberikan biasanya mempunyai pengetahuan yang tinggi,
tidak cukup dan frekuensi yang kurang karena orang yang berpendidikan tinggi
berdampak terhadap pertumbuhan bayi (Sakti, biasanya lebih mudah untuk menyerap
dkk.,2013). Berdasarkan hasil wawancara dan informasi. Faktor pendidikan turut menentukan
observasi diketahui bahwa di masyarakat mudah tidaknya seseorang menyerap dan
Semende masih ada beberapa bayi dan anak
Hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu … (Aneke Meta Safitri, Mohammad Furqan, Debby Endayani Safitri )
memahami pengetahuan dalam hal apapun menentukan jumlah dan jenis pangan yang
termasuk gizi (Kusumawardhani, dkk., 2013). dikonsumsi, mengolah dan mendistribusikan
Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu makanan kepada seluruh anggota keluarga. 11
faktor yang memengaruhi persepsi seseorang Semakin tinggi pengetahuan gizi seseorang
untuk lebih mudah menerima ide-ide dan diharapkan akan semakin baik pula keadaan
teknologi yang baru (Notoatmodjo, 2010). gizinya. Hasil penelitian yang dilakukan di
Hasil penelitian yang dilakukan di Suku Suku Semende di Kecamatan Muara Sahung
Semende di Kecamatan Muara Sahung pada ibu pada ibu yang memiliki bayi dan anak usia 6-24
yang memiliki bayi dan anak usia 6-24 bulan bulan memiliki ibu yang rata-rata dengan
sebagian besar ibu memiliki pendidikan yang pengetahuan yang tinggi. Dari hasil wawancara
rendah yaitu 58,2%. Hal ini dikarenakan dengan responden ibu yang memiliki bayi dan
perekonomian keluarga tergolong rendah, anak usia 6-24 bulan berdasarkan pengetahuan
sehingga responden tidak bisa melanjutkan ibu tentang pemberian makan pada bayi dan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. anak, pertanyaan yang paling banyak dijawab
Pendidikan ibu merupakan faktor yang penting salah adalah pertanyaan tentang jumlah,
dalam tumbuh kembang anak, karena dengan frekuensi, tekstur dan variasi makanan yang
pendidikan yang baik maka orang tua dapat diberikan kepada bayi dan anak sesuai
menerima segala informasi dari luar terutama golongan usia. Hal ini mungkin terjadi karena
tentang cara pengurusan anak yang baik. Selain kurangnya edukasi di Posyandu dan belum
itu, pendidikan yang tinggi diharapkan dapat dilakukannya penyuluhan dan pelatihan tentang
meningkatkan pengetahuan ibu akan gizi. pemberian makan pada bayi dan anak. Hasil
Pengetahuan ibu yang luas dapat mengatur dan penelitian menunjukkan sebagian besar ibu
mengetahui kebutuhan tubuh termasuk dengan pendidikan redah memiliki
kebutuhan zat gizi bagi anggota keluarganya pengetahuan yanag rendah. Kurangnya
(Priyanti, 2013). pengetahuan ibu menunjukkan bahwa ibu yang
tidak memiliki wawasan yang luas, sehingga
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa dari ibu kurang memiliki informasi tentang
55 responden menunjukkan pola PMBA yang pemberian makan pada bayi dan anak.
tepat sebagian besar pada ibu balita yang
memiliki pendidikan tinggi. Sementara untuk Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa dari
pola PMBA tidak tepat, sebagian besar pada ibu 55 responden menunjukkan pola PMBA yang
balita yang memiliki pendidikan rendah. Hal ini tepat sebagian besar pada ibu balita yang
menunjukkan, bahwa semakin tinggi memiliki pengetahuan tinggi. Sementara untuk
pendidikan seseorang maka pola pemberian pola PMBA tidak tepat, sebagian besar pada ibu
makan pada bayi dan anak akan cenderung balita yang memiliki pengetahuan rendah. Hal
semakin baik. Hasil uji bivariat menggunakan ini menunjukkan, bahwa semakin baik tingkat
uji Chi Square menunjukkan terdapat pengetahuan ibu maka pola pemberian makan
hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu pda bayi dan anak cenderung semakin baik.
dengan pola PMBA Hasil penelitian di Hasil uji bivariat menggunakna uji Chi Square
kelurahan Karang Baru Selaparang, Mataram, menunjukkan terdapat hubungan yang
Nusa Tenggara Barat menunjukkan ada signifikan antara pengetahuan ibu dengan pola
hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu PMBA. Hasil penelitian di kelurahan Karang
dengan pola pemberian makanan pendamping Baru Selaparang, Mataram, Nusa Tenggara
ASI. Hasil dari penelitian ini menunjukkan Barat menunjukkan adanya hubungan antara
bahwa responden dengan pendidikan rendah pengetahuan ibu balita dengan pola pemberian
berpeluang 5,2 kali melakukan praktik pola makanan pendamping ASI. Hasil dari penelitian
PMBA yang tidak tepat dibandingkan dengan ini menunjukkan bahwa responden dengan
responden yang memiliki pendidikan tinggi. pengetahuan rendah berpeluang 1,9 kali
Tingkat pendidikan yang tinggi maka pola melakukan praktik pola PMBA yang tidak tepat
pemberian MP-ASI akan semakin banyak yang dibandingkan dengan responden yang memiliki
sesuai, sementara dengan tingkat pendidikan pengetahuan tinggi. Agar pemberian
dasar maka pola pemberian MP-ASI akan pendamping ASI berjalan baik, maka
semakin sedikit yang sesuai.4 diperlukan pengetahuan dan perilaku yang baik
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang pula mengenai makanan pendamping ASI, dan
diketahui seorang ibu tentang sikap dan prilaku, salah satu faktor intern yang mempengaruhi
pengetahuan yang dimiliki ibu dapat terbentuknya perilaku manusia adalah
Hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu … (Aneke Meta Safitri, Mohammad Furqan, Debby Endayani Safitri )
Kabupaten Blora. Universitas Negeri 12. Herita, Septi. (2013). Faktor-Faktor yang
Semarang. Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Terhadap
9. Gorstein S, Haq A., & Graham, EA. Status Gizi Bayi Umur 6-24 Bulan di
(2009). Cultural influence on infant Wilayah Kerja Puskesmas Blang Bintang
feeding practices. Ped Rev. 30:11-21. Kabupaten Aceh Besar. Universitas
10. Heryanto, Eko. (2017). Faktor-faktor yang Syahkuala. Banda Aceh
Berhubungan Dengan Pemberian Makanan 13. Evitasari, Desi. (2016). Faktor-Faktor
Pendamping ASI Dini. Aisyah Jurnal Ilmu yang Berhubungan dengan Perilaku
Kesehatan. Vol 2, No Maret 2017. Hal Pemberian MP-ASI Usia > 6 Bulan.
141-152. STIKES YPIB. Yogyakarta
11. Khomsan, A. (2010). Teknik Pengukuran
Status Gizi. Bogor: Fakultas Institut
Pertanian Bogor