Jurnal Galih
Jurnal Galih
id
Abstract
Indonesia has a severe impact on the occurrence of disaster. For this time, the
disaster handling is priority on emergency response and post-disaster activities, while
activities pre-disaster, which a step in anticipation of disaster risk reduction is sometimes,
overlooked. Sleman as one of the areas that are prone to disasters, from 2011 to date have
focused on activities pre-disaster. Management pre-disaster being increased in Klaten is not
only involving the subject but also an object with community empowerment and communities
in Klaten. This research purposes to describe pre-disaster management through community
disaster preparedness empowerment with community-based in Klaten District.
This research is qualitative research using the key informant of BPBD Klaten. The
collecting data used interviews and documentation. The technique of determining informant
used purposive and snowball sampling. Beside validity of data used triangulation of sources.
Then, data analysis techniques used interactive analysis techniques.
The results of this study stated that in 2012 the Government of Klaten in cooperation
with concerned community in empowerment activities to train and educating people into
society an be knowledge able disaster anticipation of disaster. Community empowerment in
this study using Five approaches (5P) of Suharto is enable, strengthening, support, defense,
and maintenance. The results showed that the achievenment of the objectives 5P approach
through community development activities in order to form a community disaster
preparedness conducted in Klaten
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Melihat banyaknya bencana yang darurat saat terjadi bencana dan kegiatan
telah terjadi di Indonesia selama ini, sudah pascabencana berupa pemulihan daripada
seharusnya pemerintah dan masyarakat kegiatan prabencana berupa kesiagaan,
siap siaga pada ancaman bencana yang peringatan dini, dan mitigasi bencana.
dapat terjadi kapan saja. Pemerintah sudah Sebagai salah satu daerah rawan
sewajarnya menyiapkan perencanaan bencana di Indonesia, Sleman sekarang
dalam rangka pengurangan risiko bencana ini tengah serius dalam memfokuskan
melalui berbagai upaya penanggulangan kegiatan pada tahap prabencana, karena
bencana. Segala upaya penanggulangan kegiatan tersebut sangat penting sebagai
bencana telah diatur di dalam Undang- perencanaan untuk menghadapi bencana
Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang alam selanjutnya yang masih potensial
Penanggulangan Bencana, dimana dalam terjadi. Sleman telah mempersiapkan
pasal 1 ketentuan umumnya disebutkan prabencana melalui pemberdayaan
bahwa penyelenggaraan penanggulangan masyarakat berbasis komunitas untuk
bencana adalah serangkaian upaya yang membentuk masyarakat siaga bencana.
meliputi penetapan kebijakan Masyarakat siaga bencana sendiri
pembangunan yang berisiko timbulnya merupakan masyarakat yang siap siaga
bencana, kegiatan pencegahan bencana, dan selalu antisipasi terhadap ancaman
tanggap darurat, dan rehabilitasi. Lebih bencana yang terjadi sewaktu-waktu.
lanjut lagi dalam pasal 33 Undang-Undang Rumusan Masalah
Nomor 24 Tahun 2007 dijelaskan bahwa 1. Bagaimana Pemberdayaan Masyarakat
penyelenggaraan penanggulangan bencana Dalam Mitigasi Bencana Alam Di
terdiri atas 3 (tiga) tahap yang meliputi: Kabupaten Klaten ?
a.prabencana; b.saat tanggap darurat; dan 2. Faktor apa saja yang mendorong dan
c.pascabencana. Ketiga tahap tersebut menghambat pemberdayaan masyarakat
merupakan serangkaian tahap manajemen dalam mitigasi bencana alam di
bencana. Tahap prabencana, saat tanggap Kabupaten Klaten?
darurat, dan pascabencana merupakan Tujuan
semua tahapan yang penting dalam Mendeskripsikan tentang bentuk
kegiatan manajemen bencana. Namun, pemberdayaan masyarakat dalam mitigasi
selama ini penanganan bencana lebihcommit to user alam dan mendeskripsikan factor-
bencana
banyak diutamakan pada kegiatan tanggap faktor-faktor penghambat dan pendorong
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mereka sendiri terhadap ancaman bencana masyarakat siaga bencana dalam penelitian
seperti yang dikatakan Nakagawa dan ini, yaitu:
Shaw (2004, vol. 22, no. 1: 5) : 1. Regu peringatan dini: mengkompilasi
“As a recent argument of the data kebencanaan (sejarah bencana,
importance of civil society for
data dari BMG, Pusat Studi Bencana,
community development explains,
safety of a community should be the Kesbanglinmas),bekerjasama dengan
issue, which is discussed and
instansi deteksi dini dan
determined by the community, since
ultimately the community and menginformasikan pada masyarakat
individuals should be responsible
tanda bahaya atau tanda peringatan dini
for their own safet.”
Masyarakat siaga bencana dari instansi lain, dan mengembangkan
merupakan suatu kondisi masyarakat yang peringatan dini berdasarkan
memiliki kewaspadaan terhadap kejadian pengetahuan lokal.
bencana alam, mengetahui jenis bencana 2. Regu Pemetaan: mengumpulkan data
yang berpotensi pada daerah atau wilayah ancaman, demografi untuk digunakan
yang ditempati, serta memiliki dalam penyusunan peta ancaman
pengetahuan yang memadai mengenai bencana, alur evakuasi dan rencana
bencana yang berpotensi tersebut pengungsian.
(Wahyuni, 2012 dalam 3. Regu Pelatihan Kesiapsiagaan:
http://zlywahyuni.blogspot.com/). Dalam melakukan identifikasi pelatihan
Modul Khusus Komunitas dan BKM kesiapsiagaan yang dibutuhkan
(Badan Keswadayaan Masyarakat) masyarakat, sesuai dengan data
Penanggulangan Bencana yang dibuat oleh ancaman bencana setempat.
Departemen Pekerjaan Umum dipaparkan METODE PENELITIAN
mengenai kelompok masyarakat siaga Jenis Penelitian
bencana terdiri dari semua unsur Jenis penelitian yang digunakan
masyarakat, baik perempuan maupun laki- dalam penelitian ini adalah penelitian
laki dan dipilih dalam musyawarah. Tugas deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk
utama kelompok masyarakat adalah memahami dan mendeskripsikan
menyusun perencanaan untuk melakukan fenomena sosial mengenai Pemberdayaan
usaha-usaha pengurangan risiko bencana Masyarakat yang dilakukan melalui bentuk
(prabencana), perencanaan tanggap darurat pemberdayaan dalam mitigasi bencana
dan rehabilitasi, strukturnya. Adapun alam di Kabupaten Klaten dengan lebih
tugas dari kelompok masyarakatcommit to user
mendalam. Penelitian deskriptif itu sendiri
prabencana sebagai kriteria untuk menilai bertujuan mendeskripsikan secara cermat
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
karakteristik dari suatu gejala, Silalahi informan kunci (key informant) dan
(2010: 28). Bagdon dan Taylor (dalam informan pendukung yaitu Ketua dan
Moleong, 2004: 3) mendefinisikan metode Sekertaris Komunitas Diskusi perempuan
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang Pacing serta perwakilan masyarakat Desa
menghasilkan data deskriptif berupa kata Pacing Kecamatan Wedi Kabupaten
tertulis atau lisan dari orang-orang atau Klaten. Sumber data tambahan dalam
perilaku yang diamati. penelitian ini didapatkan dari buku
Lokasi Penelitian referensi, literatur, media massa, internet,
Dalam penelitian ini, telah serta data-data pendukung yang berasal
dilakukan penelitian di Badan dari Bidang Pencegahan dan
Penanggulangan Bencana Daerah Kesiapsiagaan BPBD Klaten.
Kabupaten Klaten sebagai objek Teknik Pengumpulan Data
penelitian, Lokasi untuk mendapatkan Tekhnik pengumpulan data dalam
informan pendukung yaitu di Komunitas penelitian ini menggunakan tekhnik
Diskusi Perempuan Kabupaten Klaten wawancara dan dokumentasi.
sebagai salah satu komunitas peduli Tekhnik Penentuan Informan
bencana di Klaten dan Desa Pacing Penentuan informan dalam
Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten (desa penelitian ini menggunakan teknik
siaga bencana). Adapun pertimbangan purposive sampling dan teknik snowball
yang melandasi dipilihnya lokasi tersebut, sampling. Dalam teknik purposive
yaitu: sampling, sampel ditentukan dengan
Sumber Data memilih informan yang dianggap
Sumber data utama dalam penelitan mengetahui informasi dan masalahnya
kualitatif berupa kata-kata yang diamati, secara mendalam dan dapat dipercaya
wawancara atau tindakan, selebihnya untuk menjadi sumber data yang tepat
adalah sumber data tambahan seperti (Susanto, 2006: 120). Teknik snowball
dokumen, arsip, dan lain-lain. Sumber data sampling digunakan jika informan kunci
utama dalam penelitian ini didapatkan mengidentifikasi informan (sampel) lain
melalui wawancara secara langsung dari sebagai informan yang dianggap dapat
sumber yang dianggap mengetahui memberikan informasi penelitian, karena
informasi mengenai pemberdayaan informasi dari informan sebelumnya
masyarakat Dalam Mitigasi
Bencana dianggap belum lengkap oleh peneliti atau
Alam, yaitu Kepala Bidang Pencegahancommit to user
informan sebelumnya dianggap belum
dan Kesiapsiagaan BPBD Klaten sebagai
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mengetahui informasi yang dibutuhkan Klaten yang tidak terlepas dari bantuan
peneliti. dari lembaga lain. Kegiatan-kegiatan pada
Validitas Data pemberdayaan masyarakat tersebut
Untuk meningkatkan validitas data, merupakan langkah untuk mengantisipasi
maka dalam penelitian ini digunakan bencana dan mengatasi kerentanan
teknik triangulasi. Pengertian teknik bencana yang dialami oleh kelompok
triangulasi menurut Moleong (2004: 330) rentan. Dalam Pemberdayaan Masayarakat
adalah „teknik pemeriksaan keabsahan data dalam mitigasi bencana alam ini akan
yang memanfaatkan sesuatu yang lain terlihat bagaimana perencanaan,
dalam membandingkan hasil wawancara pengorganisasian, pelaksanaan, dan
terhadap objek penelitian‟. Denzin (dalam pengawasan dari kegiatan-kegiatan
Moleong, 2004), membedakan empat sebelum terjadinya bencana di Kabupaten
macam triangulasi diantaranya dengan Klaten. Kegiatan pemberdayaan
memanfaatkan penggunaan sumber data, masyarakat dalam mitigasi bencana alam
metode, penyidik, dan teori. Pada di Kabupaten Klaten dilakukan dengan
penelitian ini, peneliti menggunakan menggunakan pendekatan dari Suharto
teknik triangulasi sumber data. yaitu pendekatan 5P. pendekatan yang
Teknik Analisis Data dilakukan untuk memenuhi tujuan dari
Mengacu pada jenis penelitian kegiatan pemberdayaan masyarakat yang
dalam penelitian ini yang merupakan dilakukan pemerintah Kabupaten Klaten
penelitian kualitatif, maka peneliti meliputi 5 pendekatan yaitu meliputi:
merancang akan menggunakan tekhnik 1. Pemungkinan yaitu
analisis data interaktif menurut Miles dan Berdasarkan penelitian yang telah
Huberman (dalam Silalahi, 2010:339). dilakukan, BPBD Klaten memiliki
Kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kesiapan yang matang dalam pelaksanaan
kegiatan yang terjadi secara bersamaan pemberdayaan masyarakat dalam mitigasi
yaitu reduksi data, penyajian data, dan bencana di Kabupaten Klaten dengan
penarikan kesimpulan/verifikasi. menciptakan suasana atau iklim yang
HASIL DAN PEMBAHASAN memungkinkan potensi masyarakat dari
Kegiatan pemberdayaan sekat-sekat kebudayaan dan sturkturlah
masyarakat dalam mitigasi bencana alam yang menghambat agar masing-masing
ini menjadi bagian tugas dan tanggung individu dalam masyarakat mampu
jawab dari Badan Penanggulangancommit to user
meningkatakan potensi yang dimiliki
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten untuk melaksanakan program
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ini juga terlihat saat peserta mitigasi dilakukan oleh setiap warga dalam
bencana alam atau masyarakat dapat program mitigasi bencana alam di
melakukan pelatihan mitigasi bencana Kabupaten Klaten. Untuk mewujudkan
alam yag didukung dan dibimbing oleh keselarasan dan keseimbangan maka
pemerintah dengan baik dan benar. pemerintah Kabupaten Klaten melakukan
Masyarakat Kabupaten Klaten yang terdiri penyebaran informasi kebencanaan dengan
dari berbagai golongan pendidikan atau sasaran semua warga di Kabupaten Klaten
pekerjaan semua dijadikan rata untuk yang merupakan kelompok rentan bencana
dilatih dalam program mitigasi bencana maupun kelompok non rentan bencana.
alam dengan baik di depan umum. Pencapaian tujuan pemberdayaan
Komunitas Diskusi Perempuan Desa masyarakat dalam mitigasi bencana alam
Pacing sendiri memiliki strategi untuk dapat dilihat dari sepuluh kriteria
meningkatkan kemampuan antisipasi pemberdayaan menurut Bartle (ada pada
bencana dalam kegiatan pemberdayaan tinjauan pustaka dan kerangka pikir). Hasil
masyarakat dalam mitigasi bencana alam. pencapaian pemberdayaan masyarakat
5. Pemeliharaan yaitu yang dinilai dengan menggunakan kriteria
Pemberdayaan dilakukan oleh Pemerintah dari Bartle menunjukkan bahwa
Kabupaten Klaten melalui pemeliharaan pemberdayaan masyarakat dalam mitigasi
yang bertujuan untuk memelihara kondisi bencana alam di Klaten secara tidak
yang konduktif agar tetap terjadi langsung juga telah memenuhi kriteria
keseimbangan distribusi kekuasaan antara prioritas aksi manajemen prabencana,
berbagai kelompok di masyarakat yaitu dengan terlaksananya upaya
kabupaten klaten. Pemeliharaan ini penguatan kelembagaan, penyebarluasan
merupakan pendekatan yang dilakukan sistem peringatan dini, peningkatan
oleh pemerintah Kabupaten Klaten untuk kemampuan dalam pelatihan, dan lain-lain.
memenuhi kriteria pemberdayaan Adapun kegiatan pemberdayaan
masyarakat dalam mitigasi bencana alam. masyarakat dalam mitigasi bencana alam
Pemerintah Kabupaten Klaten mampu yang telah dilakukan antara lain:
menjamin keselarasan dan keseimbangan
1) Kepentingan umum: pembelajaran
yang memungkinkan setiap warga
komunikasi dan kerjasama dalam
Kabupaten Klaten dapat berusaha dalam
pelatihan pengurangan risiko bencana,
menanggulangi resiko ancaman bencana
simulasi/gladi lapang, sosialisasi, dan
alam yang terjadi di Kabupaten Klaten.commit to user
bakti sosial.
Penanggulangan resiko bencana dapat
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
meteorology dan Geofisika dan Pusat regu pemetaan dan regu peringatan dini
Studi Bencana. Masyarakat Kabupaten untuk membentuk masyarakat menjadi
Klaten bekerjasama dengan instansi siap siaga dalam menghadapi resiko
deteksi dini dan menginformasikan kepada bencana yang terjadi.
masyarakat tanda bahaya atau tanda SARAN
peringatan dini dari instansi lain, dan Berdasarkan hasil penelitian yang
mengembangkan peringatan dini telah dilakukan, peneliti memberikan
berdasarkan pengetahuan lokal dari saran-saran untuk meningkatkan
masyarakat Kabupaten Klaten. pelaksanaan manajemen prabencana
2. Masyarakat Kabupaten melalui pemberdayaan masyarakat siaga
Klaten memiliki regu Pemetaan yang bencana berbasis komunitas di Kabupaten
terdiri dari masyarakat kabupaten klaten Klaten:
dengan tujuan untuk mengumpulkan data 1. Belum banyak terlibatnya
ancaman dari potensi terjadinya bencana pihak swasta dalam kegiatan
alam dan mengumpulkan data demografi pemberdayaan seperti yang terdapat dalam
untuk digunakan dalam penyusunan peta prioritas aksi I, disarankan pemerintah
ancaman bencana yang berpotensi terjadi dapat membuat penawaran kerjasama
di Kabupaten Klaten. Selain itu regu pihak swata dalam kegiatan pemberdayaan
pemetaan masyarakat Kabupaten Klaten dengan terlibat dalam jaringan Forum
dapat mengatur alur evakuasi bencana saat Komunikasi Lintas Relawan (Foklar).
terjadi dan menyusun rencana pengungsian 2. Strategi pemanfaatan lahan
masyarakat Kabupaten Klaten saat yang belum optimal dalam pengurangan
bencana terjadi. risiko bencana di Kabupaten Klaten seperti
3. Masyarakat Kabupaten yang terdapat pada hasil penelitian
Klaten memiliki regu Pelatihan prioritas aksi IV, diharapakan BPBD
Kesiapsiagaan yang terdiri dari Klaten mengoptimalkan dengan
masyarakat Kabupaten Klaten, Pemerintah meningkatkan kerjasama dengan Kantor
Kabupaten Klaten, dan instansi terkait Lingkungan Hidup Klaten dan Dinas
dengan tujuan untuk melakukan Pertanian dalam strategi tersebut,
identifikasi pelatihan kesiapsiagaan dalam mengingat dinas-dinas tersebut
menghadapi resiko bencana yang berpengalaman pada bidang pemanfaatan
dibutuhkan masyarakat. Identifikasi lahan.
kesiapsiagaan ini dilakukan sesuai dengancommit to user 3. Menghadapi masalah belum
data ancaman bencana yang diperoleh dari tersedianya website informasi bencana
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15