KKC KK KH 260-18 Ima P-Min
KKC KK KH 260-18 Ima P-Min
SKRIPSI
Oleh :
AKHMAD KHOIRUL IMANSYAH
NIM 061311133280
ii
iii
iv
ABSTRACT
vi
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat,
karunia, serta anugerah yang begitu Maha Agung sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Performa Reproduksi Pada Kuda Betina
di Kecamatan Madapangga dan Kecamatan Donggo Kabupaten Bima Nusa
Tenggara Barat”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi
ini, antara lain :
Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Prof. Dr. Pudji
Srianto, drh., M.Kes., atas kesempatan yang diberikan kepada penulis selama
belajar di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya.
Prof. Dr. Imam Mustofa, drh., M.Kes., selaku pembimbing utama
sekaligus dosen pembimbing lapangan dan Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si., selaku
pembimbing kedua yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, koreksi, saran, serta kesabaran kepada penulis mulai dari persiapan
hingga terselesainya skripsi ini.
Prof Mas’ud Hariadi, drh., M.Phil., Ph.D., selaku ketua komisi penguji,
Dr. Abdul Samik, drh., M.Si., serta Dr. Tjuk Imam, drh., M.Si., selaku anggota
penguji atas kesabaran, bimbingan, kritik, serta saran yang sangat bermanfaat dan
banyak membantu penulis untuk menyempurnakan skripsi ini.
Dr. Widya Paramita Lokapirnasari, MP., drh selaku dosen wali yang
selama ini banyak memberikan bimbingan dan dukungan untuk terus dapat
berprestasi.
Seluruh staf dosen pengajar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Airlangga atas wawasan keilmuan selama mengikuti pendidikan di Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
Keluarga Besar bapak Abdul Latif Kabupaten Bima, yang telah membantu
untuk melakukan penelitian serta bimbingan, motivasi dan bantuannya kepada
penulis.
Keluarga tercinta ayahanda Imam Saroyo dan ibunda Siti Muadlomah
yang selalu memberikan kasih sayang bagi penulis dan senantiasa memberikan
motivasi bagi penulis untuk terus bisa bermanfaat bagi sesama.
vii
Keluarga kecilku Drh Dikky, Tomo, Bimo, Mujahid, Ninik, Khalisha dan
teman-teman Warkop 70 terima kasih atas waktu kebersamaan, dukungan dan
motivasi selama ini.
Semua pihak yang tidak disebutkan tetapi sangat membantu dalam proses
pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Penulis juga menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan
pada skripsi ini, untuk itu mohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan semua pihak yang membutuhkan demi kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kedokteran hewan.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ iii
HALAMAN IDENTITAS .................................................................................. iv
ABSTRACT ........................................................................................................ vi
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG ............................................................ xiv
RINGKASAN ..................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 32
LAMPIRAN........................................................................................................ 36
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Tanda-tanda birahi kuda betina kerja di Kabupaten Bima ........ 19
Tabel 4.2 Umur pertama kawin kuda betina di Kabupaten Bima .............. 20
Tabel 4.3 Hasil pergitungan parameter lama siklus birahi, foaling
interval, lama waktu birahi, lama kebuntingan, dan post
partum mating pada sampel kuda betina di Kabupaten Bima
di Kecamatan Donggo dan Kecamatan Madapangga.(hari) .... 20
Tabel 4.4 foaling rate pada kuda betina di Kabupaten Bima.................... 21
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kuda Betina Bima ............................................................ 7
Gambar 2.2 Peta Kabupaten Bima ...................................................... 14
xii
xiii
FI = Foaling Interval
PPM = Post Partum Mating
FR = Foaling Rate
CL = Corpus Luteum
FSH = Folicle Stimulating Hormone
BCS = Body Condition Score
NTB = Nusa Tenggara Barat
BPS = Badan Pusat Statistik
GnRH = Gonadotropin Releasing hormone
LH = Luteinizing Hormone
Kg = Kilo gram
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
Kabupaten Bima telah dikenal sebagai salah satu daerah penghasil ternak
besar seperti kerbau, sapi dan kuda merupakan kegiatan yang menonjol dalam
populasi kuda di Kabupaten Bima masih rendah yakni kuda 10.750 ekor. Bukti
paling awal untuk kuda dikaitkan dengan budaya manusia berasal lukisan gua
yang dibuat di Perancis dan Spanyol sekitar 15.000 tahun yang lalu ketika
(Goodwin, 2007). Kuda betina sudah sejak lama dipelihara dan diperah susunya
sejak ratusan tahun lalu yang merupakan bagian dari budaya masyarakat Asia.
Kuda betina penghasil susu dipelihara secara tradisional yakni dilepas liarkan di
Kuda betina dara yang dipelihara secara liar akan mencapai birahi pertama
tahun dengan masa kebuntingan berkisar 315 – 350 hari. Setelah melahirkan
anaknya, kuda sudah dapat diperah susunya. Susu kuda dikenal oleh masyarakat
dengan sebutan susu kuda liar. Susu kuda mempunyai keistimewaan yaitu daya
estrus pada 5-10 hari setelah beranak. Sama dengan pendapat Jacoeb (1994) birahi
pertama biasanya akan terjadi 5-10 hari setelah melahirkan dan terkadang biasa
lebih lama dari keadaan yang normal. Rata-rata muncul birahi pertama setelah
melahirkan adalah 6-9 hari. Menurut Toelihere (1985) pada kuda involusi uteri
terjadi pada 23-30 hari sesudah partus, karena estrus pertama sesudah partus
terjadi pada waktu 6-9 hari, maka uterus belum cukup berinvolusi sehingga angka
kualitas genetik juga akibat dari sistem pemeliharaan yang masih bersifat
reproduksi meliputi umur pertama kawin, lama siklus birahi dan Foaling Interval
Oleh karena itu penelitian tentang performa reproduksi pada kuda perah di
Kabupaten Bima yang meliputi : umur pertama kawin, lama siklus birahi dan
Foaling Interval (FI), tanda-tanda birahi, lama waktu birahi, lama kebuntingan,
Post Partum Mating (PPM), dan Foaling Rate (FR) sangat penting untuk
Bima yang meliputi umur pertama kawin, lama siklus birahi, Foaling Interval
(FI), tanda-tanda birahi, lama waktu birahi, lama kebuntingan, Post Partum
beberapa stable kuda yang memiliki fokus untuk beternak sangat menjunjung
siklus birahi, Service per Conception, dan Foaling Interval) sangat dibutuhkan
agar diperoleh tingkat keberhasilan reproduksi yang tinggi (Moningka dkk, 2016).
Seekor kuda betina dara akan mencapai pubertas atau dewasa kelamin pada umur
12 sampai 15 bulan. Kuda lebih baik dikawinkan setelah berumur 3 tahun. Kuda
betina berumur 20 tahun atau lebih masih dapat beranak. Kuda betina bila
dikawinkan pada umur yang lebih muda, akan menghasilkan tingkat kebuntingan
yang rendah. Kuda betina dikawinkan pada umur 3 tahun dan dirawat dengan
cenderung tetap pada individu yang sama. Tanda-tanda estrus yang dapat diamati
mengalami kontraksi ritmik (winking) dan cara berdiri semi jongkok (squatting)
(Coleman & Powell 2004). Selama periode estrus, vulva akan sedikit
membengkak, bagian bibirnya akan mengendur dan akan mudah dibuka ketika
Lama estrus pada ternak kuda bervariasi dan terkait dengan waktu
berlangsungnya ovulasi. Kisaran terjadi ovulasi pada kuda adalah 4-6 hari setelah
mulainya estrus atau 1-2 hari sebelum akhir estrus. Periode estrus ditandai dengan
akhir estrus, terjadi ovulasi yang diikuti dengan pembentukan corpus luteum (CL)
Foaling Interval ternak kuda yang ideal berkisar kurang lebih 490,18 hari
(Taveira dan Mota, 2007). Pada siklus birahi pada kuda, kuda mengalami foal
heat atau nine day heat pada hari ke 5 sampai 10 hari setelah melahirkan.
Sehingga rata-rata estrus 9 hari telah dipakai sebagai patokan. Bila birahi ini tidak
dimanfaatkan, maka kuda dapat mengalami keterlambatan 50-60 hari untuk birahi
Bima yang meliputi: umur pertama kawin, lama siklus birahi, Foaling Interval
(FI), tanda-tanda birahi, lama waktu birahi, lama kebuntingan, Post Partum
tentang nilai performa reproduksi pada kuda betina pada Kabupaten Bima.
reproduksi agar peternak mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengawinkan
ternak mereka, oleh karena itu jika perkawinan pada ternak tepat diharapkan
Kuda merupakan salah satu jenis ternak besar yang termasuk hewan
herbivora non-ruminansia (Kilgour dan Dalton, 1984). Blakely dan Bade (1995)
Family : Equidae
Genus : Equus
yaitu kuda Makassar, kuda Gorontalo dan Minahasa, kuda Sumba, kuda
Sumbawa, kuda Bima, kuda Flores, kuda Savoe, kuda Roti, kuda Timor, kuda
Sumatera (kuda Sumatera terdapat 4 jenis antara lain kuda Padang, kuda Batak,
kuda Agam, kuda Gayo), kuda Bali dan Lombok serta kuda Kuningan
(Soehardjono, 1990). Namun, jumlah jenis kuda lokal di Indonesia kini tinggal 11
jenis, yaitu kuda Gayo, kuda Batak, kuda Jawa, kuda Priangan (Persilangan kuda
jawa dengan kuda jantan Persia dan Australia). Kuda Sulawesi, kuda Lombok,
kuda Bali, kuda Sumbawa, kuda Sandel, kuda Timor dan kuda Flores (Sudarjat,
2003).
Kuda Bima sudah dikenal sejak abad ke-14 karena kualitas kuda di
wilayah ini diakui baik untuk kuda pacuan. Jika di Pulau Sumba dikenal dengan
kuda Sandel Wood, maka di Bima dikenal dengan kuda anjing atau jara poro.
Tidak hanya sebagai kuda pacu kuda Bima juga dikenal sebagai penghasil susu
padang penggembalaan. Kuda dibiarkan bebas dan mencari makan sendiri. Hanya
dalam beberapa bulan sekali pemilik kuda memasukkan kuda ke dalam kandang
kuda betina mencapai dewasa kelamin pada umur 12-15 bulan. Kuda tidak bisa
dikawinkan pada umur 3 tahun. Bila kuda betina dikawinkan kurang dari umur 2
tahun maka tingkat kebuntingannya rendah. Namun bila dikawinkan pada umur 3
tahun dan dirawat dengan baik selama hidupnya maka kuda dapat menghasilkan
anak 10-20 ekor, karena meskipun telah mencapai umur 20 tahun kuda betina
Saat dewasa kelamin telah tercapai dan musim kawin telah dimulai, birahi
terjadi pada hewan betina tidak bunting menurut suatu siklus yang khas. Interval
birahi berikutnya, dikenal sebagai suatu siklus birahi (Gündüz et al, 2008).
Beberapa kuda memperlihatkan keinginan kawin yang besar pada awal musim
kawin selama periode estrus yang panjang tetapi tidak terjadi ovulasi. Kuda ini
mungkin tidak akan subur sampai periode estrusnya menjadi lebih pendek dan
lebih teratur. Kuda akan mengalami estrus tenang atau silent heat ketika terjadi
semacam ini akan dapat bunting apabila saat estrus dapat diidentifikasi melalui
palpasi rektal serta diamati perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada vulva,
panjang fase estrus 5-7 hari (Aurich 2011). Sedangkan kuda bangsa Caspian
memiliki siklus estrus, lama estrus, dan diestrus sepanjang 22.1±0.40, 8.3±0.86
dan 13.8± 0.59 hari secara berturut-turut (Shirazi et al. 2005). Panjang siklus
estrus juga dipengaruhi oleh tahap reproduksi, 21,2 ± 1,8 hari dalam keadaan
menyusui dan 22,8 ± 1,4 hari pada-kuda yang tidak menyusui (Heidler et al,
2004).
Durasi estrus bergantung pada jenis spesies dan bervariasi satu sama lain
dalam spesies yang sama, dan terkait dengan waktu pencapaian ovulasi, pada kuda
adalah 4-6 hari setelah mulainya estrus atau 1-2 hari sebelum akhir estrus.(Ginther
et al, 2008). Siklus birahi umumnya dibagi atas 4 fase yaitu proestrus. Estrus,
metestrus, dan diestrus. Lama berbagai periode siklus birahi pada kuda yakni
Proestrus 3 hari, Estrus 4-7 hari, Metestrus 3-5 hari, Diestrus 6-10 hari. Lama
pemacuan pertumbuhan folikel oleh FSH (Ismudiono dkk, 2010). Folikel yang
estrogen yang lebih banyak. Hormon estrogen inilah yang akan mempengaruhi
pembengkakan sel-sel mukosa dan dimulailah sekresi lendir dari saluran serviks
dengan manifestasi birahi secara fisik. Ternak akan sering menguak , tidak tenang,
nafsu makan menurun, vulva semakin bengkak, mukosa vulva berwarna merah
tua dan terlihat jelas pengeluaran lendir. Panjang siklus estrus dan waktu ovulasi
Hafez and Hafez, 2000). Periode metestrus ditandai dengan berhentinya birahi
yang tiba-tiba. Pada periode ini terjadi ovulasi dengan pecahnya folikel secara
berangsur-angsur akan mengecil dan pengluaran lendir dari serviks juga telah
Lamanya birahi jenis hewan dan antar individu dalam satu spesies
observasi birahi. Pada sapi dan domba perbedaan lama birahi dipengaruhi umur,
sedangkan babi dan kuda tidak dipengaruhi umur. Periode birahi yang lebih
pendek terlihat pada kuda selama musim semi sampai pertengahan musim panas
domba, dimana hewan tersebut menunjukkan gejala birahi beberapa kali dalam
satu musim kelamin. Kuda dan domba di daerah kutub dan subtropik seperti
belahan bumi utara pada bulan Juni dan Juli termasuk musim kelamin. Lamanya
misalnya November, Desember dan Januari pada siang hari menjadi pendek hanya
8-10 jam, sedangkan pada bulan Juni, Juli dan Agustus lama siang hari menjadi
betina bukan hanya kebuntingan akan tetapi ada juga faktor lain yang turut serta
setelah beranak dan ketepatan saat mengawinkan (Salisbury and Van Denmark,
1985).
Menurut Blakely dan Blade (1995) jarak beranak antara kelahiran terakhir
dengan kelahiran berikutnya (FI) dipengaruhi oleh besarnya days open atau
periode waktu beranak hingga terjadi konsepsi, sehingga (FI) dapat diperbaiki
dengan perbaikan days open dari ternak tersebut. Pada dasarnya interval kelahiran
subyektif intensitas birahi dibagi menjadi 2 yaitu medium dan lemah sesuai
ras kuda dan antar individu. Pada kuda intensitas birahi mencapai maksimum
oleh faktor-faktor internal foetal, genetis dan lingkungan. Lama kebuntingan pada
kuda relatif lebih lama dari pada ternak yang lainnya, disamping itu variasi lama
kebuntingan dapat disebabkan oleh kondisi nutrisi yang baik, faktor lingkungan,
keseimbangan sistim endokrin dan faktor genetik (Gündüz et al, 2008). Masa
kebuntingan pada kuda betina rata-rata 335 hari (Hendri dkk, 2012).
Kesuburan induk pada periode 3-6 minggu masih sangat rendah dan
kesuburan akan kembali normal setelah 40-60 hari pasca beranak, kira-kira 90%
dari induk akan menunjukkan gejala birahi yang normal pada periode ini.
Perkawinan ternak kuda yang dilakukan pada 40-60 hari pasca melahirkan dapat
Foaling Rate mencapai 69-79% pada kuda betina Thoroughbred pada saat
musim kawin (Allen et al, 2007). Angka kelahiran adalah persentase anak yang
lahir dari hasil perkawinan (Hariadi dkk., 2012). Kuda betina (umur 3-8 tahun)
mempunyai Foaling Rate yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuda betina tua
(umur 14-18 tahun). Kualitas birahi terkait dengan umur, semakin tinggi umur
meningkatkan angka kematian embrio dini (Bracher et al., 1996 ; Ricketts and
Alonso, 1991).
serta perhatian yang serius dari peternak dan petugas (Koibur, 2005). Terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi angka kelahiran salah satunya adalah paritas.
Paritas induk memiliki pengaruh yang besar terhadap angka kelahiran dan jarak
antar kelahiran (Wathes et al, 2005). Pada kuda, kemampuan kontraksi dan
kondisi uterus yang menurun seiring bertambanya usia berperan dalam penurunan
Foaling Rate s, disisi lain penuruan kualitas embrio juga berperan dalam
penurunan Foaling Rate s pada kuda betina berumur tua (Carnevale and Ginther,
1992).
Rendahnya nilai Body Condition Score (BCS) kuda betina pada hari ke 90
al., 2012). Nutrisi juga berpengaruh dalam meningkatkan angka kelahiran dan
Sumbawa Barat, Dompu dan Bima. Kabupaten Bima, yang merupakan bagian dari
provinsi NTB, bersebelahan dengan kota Bima (pecahan dari Kabupaten Bima).
Di sebelah barat, Kabupaten Bima berbatasan dengan wilayah Dompu, Selat Sape
di sebelah timur, Laut Flores di sebelah utara dan di sebelah selatan dengan
Kabupaten Bima adalah daerah pesisir yang berbatasan langsung dengan laut.
sekitar 714,00 m di atas permukaan laut. (Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima,
2017).
Metode survei adalah pengkajian secara rinci terhadap sasaran penelitian, dan
ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan tujuan penelitian.
Bima dengan keadaan fisik normal yang telah dewasa kelamin dengan umur
sekitar dua tahun lebih dan siklus birahi normal, sampel didapat melalui
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuda perah di
Kabupaten Bima yang sudah dewasa kelamin dan sudah pernah beranak.
Variabel tergantung yang di teliti dalam penelitian ini yaitu: umur pertama
kawin, lama siklus birahi dan Foaling Interval (FI) serta didukung oleh data
15
tanda-tanda birahi, lama waktu birahi, lama kebuntingan, Post Partum Mating
birahi dan Foaling Interval (FI), tanda-tanda birahi, lama waktu birahi,
lama kebuntingan, Post Partum Mating (PPM), dan Foaling Rate (FR).
3. Lama siklus birahi adalah lama berlangsungnya siklus birahi pada ternak.
4. Foaling Interval (FI) adalah jarak waktu beranak kuda antara kelahiran
6. Lama waktu birahi adalah lama fase periode birahi mulai awal
kopulasi
9. Foaling Rate (FR) adalah persentase anak yang lahir dari hasil
perkawinan.
Bahan yang dipakai adalah alat tulis untuk pencatatan hasil wawancara
catatan reproduksi induk kuda perah Bima yang didapat dengan wawancara pada
A. Survei lokasi penelitian yakni tahap awal yang dilakukan untuk menentukan
lokasi penelitian.
kuisioner.
• Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait dalam penelitian ini
purposive sampling dimana pemilihan subyek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-
sifat tertentu yang sudah diketahui sebelumnya yakni jumlah induk kuda perah di
Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka yang meliputi data umur
pertama kawin, lama siklus birahi, Foaling Interval (FI), lama waktu birahi, lama
kebuntingan, Post Partum Mating (PPM), dan Foaling Rate (FR). Data kualitatif
yaitu data yang berbentuk kalimat, kata atau tanggapan yang diperoleh dari kajian
dokumen dari instansi meliputi keadaan umum lokasi dan sebagainya. Data yang
reproduksi kuda betina yang meliputi: umur pertama kawin, lama siklus birahi,
Foaling Interval (FI), tanda-tanda birahi, lama waktu birahi, lama kebuntingan,
Post Partum Mating (PPM), dan Foaling Rate (FR) yang dilaksanakan pada
Tenggara Barat. Data penelitian ini merupakan data sekunder yang didapat dari
dan dirata-rata.
Tanda-tanda birahi pada kuda betina Bima tidak memiliki ciri-ciri yang
19
Umur ternak kuda pertama kawin dalam kisaran 24 sampai 72 bulan dengan rata-
Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Parameter Lama Siklus Birahi, Foaling Interval,
Lama waktu birahi, Lama kebuntingan, dan Postpartum mating pada
Sampel Kuda Betina Bima di Kecamatan Donggo dan Kecamatan
Madapangga. (hari)
Parameter Rentangan Rata-rata
Lama siklus birahi 28-41 34,15±3,88
Foaling Interval 360-540 380± 57,64
Lama waktu birahi 1-14 5,78±2,57
Lama kebuntingan 297-330 323,75±7,97
Postpartum mating 124-366 193,81±48,04
Lama siklus birahi pada kuda betina bima yang didapat bervariasi dengan
Foaling Interval pada kuda betina betina bima yakni kisaran 360-540 hari
Lama waktu birahi pada kuda betina bima yang didapat bervariasi dengan
kisaran 1 hari sampai 14 hari dengan rata-rata 5,78±2,57 hari (Tabel 4.3).
193,81±48,04 dengan nilai minimum 124 hari dan nilai maksimum 366 hari
(Tabel 4.3).
Kecamatan Donggo yakni 93 ekor ternak yang baru lahir dari 168 ekor indukan
bunting dan didapatkan Foaling Rate kuda betina di Kabupaten Bima sebesar
BAB 5 PEMBAHASAN
parameter yaitu umur pertama kawin, lama siklus birahi, Foaling Interval (FI),
tanda-tanda birahi, lama waktu birahi, lama kebuntingan, Post Partum Mating
Donggo Kabupaten Bima pada bulan Maret sampai April 2018 sebagai berikut :
3,75±1,42 tahun. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Blakely and Bade (1995),
menyatakan bahwa kuda betina lebih baik dikawinkan setelah mencapai umur tiga
tahun. Panjang siklus estrus dipengaruhi oleh tahap reproduksi, 21,2 ± 1,8 hari
dalam keadaan menyusui dan 22,8 ±1,4 hari pada kuda yang tidak menyusui.
Peternak kuda perah memang mengalami kesulitan dalam hal pengamatan umur
pertama kawin karena sistem pemeliharaan yang dipakai yakni lepas liar di
padang savana atau gunung. Pengamatan yang dilakukan oleh peternak hanya
dilakukan seminggu sekali, jika ditemukan ternak yang bunting atau sakit akan
yang kurang baik diduga memperluas keberagaman data umur pertama kawin
22
Lama siklus birahi pada kuda betina Bima yang didapat bervariasi dengan
kisaran 28-41 hari dengan rata-rata 34,15±3,88 hari. Data tentang lama siklus
birahi yang didapat berbeda jauh dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Aurich (2011) yang memperoleh panjang siklus estrus pada kuda
berlangsung selama 22 hari. Panjang siklus estrus dan waktu ovulasi bervariasi
Hafez, 2000). Salah satu faktor internal yang mempengaruhi yakni umur kuda,
kuda tua memiliki interval siklus estrus dapat lebih lama daripada kuda muda dan
(Ginther et al. 2008). Disisi lain salah satu faktor external yang mempengaruhi
yakni nutrisi pakan yang tidak mencukupi diduga menjadi salah satu penyebab
sebanyak 20-25 kg/ekor/hari dan untuk dedak halus sebanyak 2-6 kg/ekor/hari.
Bima hanya berupa rumput gajah. Pemberian pakan sesuai standart nutrisi yang
dibutuhkan oleh kuda perah hanya diberikan pada kuda bunting yakni hijauan 50
kg tiap harinya dengan tambahan dedak 1 kg yang telah dicampur air sampai kuda
Foaling Interval pada kuda betina Bima yakni kisaran 360-540 hari
dengan rata-rata 380 ± 57,64 hari. Data tentang Foaling Interval yang didapat
berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Blakely dan Blade
(1995) Foaling Interval ternak kuda yang ideal berkisar kurang lebih 15 bulan
atau 450 hari. Pada dasarnya interval kelahiran dapat dipengaruhi adanya sistem
ternak. Nilai Foaling Interval yang tinggi diduga disebabkan oleh pejantan yang
Tanda-tanda birahi pada kuda betina Bima tidak memiliki ciri-ciri yang
sering buang air kecil. Data tersebut didapatkan melalui metode wawancara
dengan setiap peternak dan didukung dengan pengamatan tanda-tanda birahi pada
beberapa sampel penelitian. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Waring (2003) yang menyatakan bahwa pada saat estrus kuda betina akan
kontraksi ritmik (winking) dan cara berdiri semi jongkok (squatting) (Coleman &
Powell 2004).
Lama waktu birahi pada kuda betina Bima yang didapat bervariasi dengan
rata-rata 5,78±2,57 hari. Lama waktu birahi yang didapat sudah sesuai standart.
Menurut Hafez and Hafez (2000), lama waktu estrus bergantung pada jenis
spesies dan bervariasi satu sama lain dalam spesies yang sama, dan terkait dengan
waktu pencapaian ovulasi, pada kuda adalah 4-6 hari setelah mulainya estrus atau
1-2 hari sebelum akhir estrus. Lama estrus merupakan interval waktu antara
timbulnya estrus sampai dengan selesainya masa estrus. Lama estrus dipengaruhi
merangsang produksi hormon lain (FSH, LH). Pada kuda yang sedang estrus
GnRH disekresikan secara terus-menerus setiap dua jam pada diestrus dan dua
kali per jam selama estrus (Mottershead, 2001). Gonadotropin Releasing Hormone
anterior dan mengatur tingkah laku kuda yang sedang estrus (Morel, 2002).
dengan lama kebuntingan nilai minimum 297 hari dan nilai maksimum 330 hari.
Hasil yang didapat pada penelitian ini masih dalam batas normal.Menurut
Subronto (2005) rata-rata masa kebuntingan seekor kuda betina adalah 335 hari.
Kuda betina bila bunting tidak mau didekati oleh pejantan sedangkan bila
tidak bunting, maka dia bersedia untuk dikawini. Tanda-tanda kebuntingan yang
lain pada kuda betina adalah perut membesar, bulu yang mengkilat, jalan yang
lambat, aktivitas menurun tidak seperti biasanya dan gelisah (Blakely and Bade,
1995). Perawatan kuda bunting dilakukan dengan pemberian pakan untuk kuda
bunting tidak boleh lebih atau kurang. Pemberian takaran langsung penting untuk
membantu pertumbuhan anak dan memberikan ketahanan tubuh induk yang lebih
baik. Makanan pokok kuda seperti rumput yang alami ditambah biji – bijian
seperti jagung dan kacang hijau lebih baik. Pemberian vitamin sesuai dengan
193,81±48,04 dengan nilai minimum 124 hari dan nilai maksimum 366 hari. Hasil
penelitian Post Partum Mating didapatkan hasil yang jauh dari normal. Menurut
Kings (2008) menyatakan bahwa, kesuburan induk pada periode 3-6 minggu
masih sangat rendah dan kesuburan akan kembali normal setelah 40-60 hari pasca
beranak. Perkawinan ternak kuda yang dilakukan pada 40-60 hari pasca
Kabupaten Bima diambil paling maksimal oleh peternak dikarenakan susu kuda
terus diperah oleh peternak hingga masa laktasi berakhir dan dijual.
Kecamatan Donggo yakni 93 ekor ternak yang baru lahir dari 168 ekor indukan
yang bunting dan didapatkan Foaling Rate kuda betina di Kabupaten Bima
sebesar 55,35%% . Hal ini jauh dari angka normal. Nilai normal angka kelahiran
yang baik. Lebih jauh lagi peternak tidak akan melepas liarkan kuda betina yang
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
28
harus lengkap dan terarsip dengan baik. Laporan dari peternak dapat
ternak.
RINGKASAN
Tenggara Barat. Penelitian ini dilaksanakan di bawah bimbingan Bapak Prof. Dr.
Imam Mustofa, M.Kes.,drh selaku dosen pembimbing utama, Bapak Prof. Dr.
Kabupaten Bima telah dikenal sebagai salah satu daerah penghasil ternak di
yang menonjol dalam masyarakat Bima. Kabupaten Bima telah dikenal sebagai
salah satu daerah penghasil susu kuda di Indonesia. Birahi pasca beranak pada
hewan terjadi sekitar 2 minggu setelah melahirkan, meskipun anaknya masih aktif
menyusui. Kuda biasanya mengalami estrus pada 5-10 hari setelah beranak. pada
kuda involusi uteri terjadi pada 20-40 hari sesudah partus, karena estrus pertama
sesudah partus terjadi pada waktu 6-13 hari, maka uterus belum cukup berinvolusi
sehingga angka konsepsi akan rendah bila dikawinkan pada saat tersebut.
genetik juga akibat dari sistem pemeliharaan yang masih bersifat tradisional,
30
lama siklus birahi dan Foaling Interval (FI) serta didukung oleh data tanda-tanda
birahi, lama waktu birahi, lama kebuntingan, Post Partum Mating (PPM) dan
Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah pengambilan data catatan
pada Kabupaten Bima didapat 32 sampel dari 10% populasi kuda yang ada.
Peralatan yang disediakan adalah kuesioner dan lembaran yang berisi tentang
pencatatan sistem reproduksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survei. Data yang diambil adalah data primer dan sekunder. Data sekunder
diperoleh dari catatan reproduksi Dinas serta data primer berasal dari pencatatan
(purposive sampling) yaitu data ternak kuda betina yang telah produktif atau
kawin 45±17,08 bulan, lama siklus birahi 34,15±3,88 hari dan Foaling Interval
380± 57,64 hari. Data ini didukung oleh data tambahan yakni tanda-tanda birahi
yakni gelisah, meringkik, agresif, mengeluarkan lendir, dan sering buang air kecil,
Postpartum mating 193,81±48,04 hari dan Foaling Rate 55,35%. Dilihat dari data
berpotensi besar dapat dilakukan. Perlunya penyelarasan dan fisi dari segala
sektor yang ada diperlukan demi terciptanya optimalisasi dalam hal produksi di
periode berikutnya
DAFTAR PUSTAKA
32
identitas peternak :
1. Nama :
2. Umur :
A. Iya
1. Apakah ternak disini milik pribadi ?
B. Tidak
Identitas ternak:
1. Jenis ternak :
2. ID ternak :
3. Jenis kelamin :
4. Umur ternak :
5. Kondisi ternak saat ini :
No Pertanyaan Jawaban
a. Alami
1. Apakah sistem perkawinan ternak ?
b. IB
a. Gelisah
2. Apa tanda-tanda kalau kuda bapak/ibu mengalami
b. Keluar lendir
birahi ? ?
c. Sering urinasi
d. Meringkik
a. Iya
3. Setelah tanda-tanda birahi muncul, kuda langsung
di kawinkan? b. Tidak
pertanyaan apakah ternak ini Berapa jumlah ternak Berapa lama berternak
milik pribadi? yang dipelihara ? (ekor) kuda perah ? (Tahun)
Nihrun 1 iya 30 60 *
Nihrun 2 iya 30 60 *
Nihrun 3 iya 30 60 *
Nihrun 4 iya 30 60 *
Sa'atin 1 iya 2 1,5
Sa'atin 2 iya 2 1,5
Bahrudin 1 iya 4 20
Bahrudin 2 iya 4 20
Bahrudin 3 iya 4 20
Adhar 1 iya 3 15
Adhar 2 iya 3 15
Muhthar 1 iya 3 16
Muhtar 2 iya 3 16
Muhtar 3 iya 3 16
Anas 1 iya 2 7
Anas 2 iya 2 7
Nurhayati 1 iya 2 4
Nurhayati 2 Iya 2 4
Hembiadini 1 Iya 2 18
Hembidiani 2 Iya 2 18
Misnah 1 Iya 1 3,5
Mariyati 1 Iya 1 15
Taufiq 1 Iya 1 3
Sarbini 1 Iya 3 15
Sarbini 2 Iya 3 15
Surwah 1 Iya 2 20
Abdul 1 Iya 1 2
Abah Kar 1 Iya 1 7
Zubaidah 1 Iya 17 30
Zubaidah 2 Iya 17 30
Zubaidah 3 Iya 17 30
Zubaidah 4 Iya 17 30
Nusa Tenggara Barat
*Turun-temurun
Seberapa besar Berapa luas Jenis pakan apa Berapa jumlah pakan
populasi di peternakan lahan yang di berikan yang di habiskan dalam
? (populasi) peternakan ? pada ternak ? sehari ? (kg)
1 padang rumput 50
savana
1 padang rumput 50
savana
1 padang rumput 50
savana
1 padang rumput 50
savana
1 4x3 meter rumput 50
1 4x3 meter rumput 50
1 padang rumput 50
savana
1 padang rumput 50
savana
1 padang rumput 50
savana
1 6x6 meter rumput / jerami 50
1 6x6 meter rumput / jerami 50
1 3x4 meter rumput 50
1 3x4 meter rumput 50
1 3x4 meter rumput 50
1 3x4 meter rumput 50
1 3x4 meter rumput 50
1 padang rumput 50
savana
1 padang rumput 50
savana
1 padang rumput 50
savana
1 padang rumput 50
savana
1 padang rumput 50
savana
1 2x4 meter rumput 50
1 2x4 meter rumput 50
1 padang rumput 50
savana
1 padang rumput 50
savana
1 2x3 meter rumput 50
1 padang rumput 50
savana
1 padang rumput 50
savana
1 2x4 meter rumput 50
1 12x20 meter rumput 50
1 12x20 meter rumput 50
1 12x20 meter rumput 50
1 12x20 meter rumput 50
Apakah ada pakan Berapa tahun Apakah sistem Tanda-tanda apa saja
tambahan yang di untuk satu perkawinan ternak yang dialami kuda
berikan pada ternak kelahiran ? menggunakan metode bapak atau ibu ketika
? (hari) alami atau IB ? birahi ?
dedak dan air alami gelisah dan meringkik
dedak dan air alami gelisah dan meringkik
dedak dan air 540 alami gelisah dan agresif
dedak dan air 360 alami gelisah
dedak dan air 360 alami agresif
dedak dan air 360 alami agresif
dedak dan air 360 alami gelisah dan agresif
dedak dan air 360 alami gelisah dan agresif
dedak dan air 360 alami gelisah
dedak dan air 360 alami gelisah dan sering
buang air kecil
dedak dan air 360 alami gelisah
dedak dan air 360 alami gelisah
dedak dan air 360 alami gelisah
dedak dan air 360 alami meringik, gelisah dan
keluar lendir
dedak dan air 360 alami gelisah dan meringkik
dedak dan air 360 alami gelisah
dedak dan air 360 alami gelisah dan meringkik
dedak dan air 360 alami gelisah
dedak dan air 540 alami gelisah dan meringik
dedak dan air 360 alami gelisah
dedak dan air 540 alami gelisah
dedak dan air 360 alami gelisah
dedak dan air 360 alami gelisah
dedak dan air 360 alami gelisah
dedak dan air 360 alami gelisah
dedak dan air 360 alami gelisah
dedak dan air 360 alami gelisah dan keluar
lendir
dedak dan air 360 alami gelisah
dedak dan air 360 alami gelisah dan meringkik
dedak dan air alami gelisah dan meringik
dedak dan air alami meringik
dedak dan air alami gelisah dan meringik
iya 4 28 326
iya 4 41 326
iya 4 38 328
Pada umur berapa Kapan ternak Berapa jarak kelahiran Apakah ada riwayat
kuda pertama kali dikawinkan pertama sampai penyakit reproduksi
dikawinkan ? kembali setelah kelahiran berikutnya ? pada ternak ?
(bulan) melahirkan? (hari) (hari)
72 187 720 tidak ada
72 188 720 tidak ada
72 233 540 tidak ada
72 241 360 tidak ada
187 360 tidak ada
185 360 tidak ada
24 183 360 tidak ada
24 190 360 tidak ada
36 195 360 tidak ada
48 180 360 tidak ada
48 183 360 tidak ada
36 183 360 tidak ada
36 185 360 tidak ada
36 185 360 tidak ada
48 195 360 tidak ada
48 124 360 tidak ada
24 160 360 tidak ada
36 180 360 tidak ada
60 153 540 tidak ada
60 355 360 tidak ada
36 366 540 tidak ada
60 163 360 tidak ada
36 160 360 tidak ada
72 177 360 tidak ada
72 184 360 tidak ada
48 183 360 tidak ada
24 185 360 tidak ada
48 180 360 tidak ada
36 183 360 tidak ada
36 180 tidak ada
24 181 tidak ada
Lampiran 3. Data Populasi Kuda Betina oleh Dinas Pertanian dan Peternakan 2017
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45
Jumlah kudaLahir
FR = x (100%)
Jumlah indukan yang bunting
93
=
168
= 55,35%
Gambar 2. Kuda yang akan diambil susunya dikandangkan dan diberi pakan
rumput 50kg dan dicampur dengan dedak yanng sudah di campur air.