[go: up one dir, main page]

0% found this document useful (0 votes)
157 views17 pages

KTI Skripsi Tentang Senam Lansia

This document discusses elderly motivation for participating in elderly exercise in Bintunan Village, Batiknau District, North Bengkulu Regency, Bengkulu Province. The study found two main motivations: intrinsic motivation including a desire for good health, meeting old friends, and participating in inter-village competitions; and extrinsic motivation such as encouragement from children/grandchildren to get health checks or invitations from friends. Of the 10 elderly participants, 7 actively took part in exercises while 3 did not due to weak legs. The exercises provide health benefits for the elderly.

Uploaded by

Ilham Dani
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
157 views17 pages

KTI Skripsi Tentang Senam Lansia

This document discusses elderly motivation for participating in elderly exercise in Bintunan Village, Batiknau District, North Bengkulu Regency, Bengkulu Province. The study found two main motivations: intrinsic motivation including a desire for good health, meeting old friends, and participating in inter-village competitions; and extrinsic motivation such as encouragement from children/grandchildren to get health checks or invitations from friends. Of the 10 elderly participants, 7 actively took part in exercises while 3 did not due to weak legs. The exercises provide health benefits for the elderly.

Uploaded by

Ilham Dani
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 17

MOTIVASI LANSIA DALAM MENGIKUTI SENAM LANSIA

(Studi kasus Desa Bintunan Kecamatan Batiknau Kabupaten


Bengkulu Utara)

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH:

RIO RIAN SYAHPUTRA

D1A015051

JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BENGKULU

2020

i
MOTIVASI LANSIA DALAM MENGIKUTI SENAM LANSIA
(Studi kasus Desa Bintunan Kecamatan Batiknau Kabupaten
Bengkulu Utara)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu


(S1) Pada Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Bengkulu

OLEH:

RIO RIAN SYAHPUTRA


D1A015051

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr.Muria Herlina, M.Kes Dr. Agus Setiyanto, M.Hum


NIP. 196008111989012001 NIP.195804211987021001

ii
ABSTRACT
ELDERLY MOTIVATION IN FOLLOWING THE ELDERLY EXERCISE
(Case Study of Bintunan Village, Batiknau District, North Bengkulu
Regency)

Rio Rian Syahputra, D1A015051


Department of Social Welfare
Faculty of Social and Political Sciences, Bengkulu University

Gymnastics for the elderly is light exercise, easy to do and not burdensome when
applied to the elderly. This sports activity will help the body to stay in shape and
stay fresh, because it trains bones to stay strong, encourages the heart to work
optimally and helps eliminate free radicals. This study aims to describe the
motivation of the elderly in participating in elderly exercise in Bintunan Village,
Batiknau District, North Bengkulu Regency, Bengkulu Province. The method
used is a qualitative description, with 12 informants, consisting of 10 elderly
people, 1 village midwife and 1 elderly cadre. Informants were selected based on
positive sampling, with the criteria (1) over 60 years of age, (2) female or male,
(3) residing / domiciled in Bintunan Village for at least 10 years, (4) not in a
serious illness and ( 5) Willing to be interviewed. The results showed out of 10
elderly people, it was found that 5 were women and 5 were men. 7 elderly people
actively participate in gymnastics, consisting of 2 boys and 5 girls, the remaining
3 elderly people are not active in gymnastics (attending but not exercising)
because their legs are not strong and hard to stand. Two motivations for
participating in gymnastics were found in the elderly, namely (1) intrinsic
motivation (motivation that comes from within) a. want a healthy body, b. want to
meet old friends (can chat) and c. want to take part in an elderly gymnastics
competition between villages, which aims to be invited to travel to the sub-district
or district level. (2) Extrinsic motivation (motivation that comes from outside or
the environment) is encouraged by the children and their grandchildren so that
they can have a health check and are invited by friends or fellow elderly
neighbors.
Keywords: Elderly, Elderly Gymnastics, Motivation
ABSTRAK
Senam lansia adalah olahraga ringan, mudah dilakukan dan tidak memberatkan
jika diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap
bugar dan tetap segar, karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung
bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan motivasi lansia dalam mengikuti senam lansia di
Desa Bintunan, Kecamatan Batiknau, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi
Bengkulu. Metode yang digunakan adalah diskriftis kualitatif, dengan informan

1
sebayak 12 orang, yang terdiri dari 10 orang lansia, 1 orang bidan desa dan 1
orang kader lansia. Informan dipilih berdasarkan porposif sampling, dengan
kriteria (1) Berusia 60 tahun keatas, (2) berjenis kelamin perempuan atau laki-laki,
(3) menetap/ berdomisili di Desa Bintunan minimal 10 tahun, (4) Tidak dalam
keadaan sakit parah dan (5) Bersedia diwawancarai. Hasil penelitian menunjukan
dari 10 orang lansia, ditemukan 5 orang wanita dan 5 orang laki-laki. 7 orang
lansia aktif mengikuti senam yang terdiri dari 2 orang laki-laki dan 5 orang
perempuan sisanya 3 orang lansia tidak aktif senam (hadir tetapi tidak ikut senam)
dengan alasan kaki tidak kuat dan susah untuk berdiri. Ditemukan dua motivasi
mengikuti senam lansia yaitu (1) Motivasi intrinsik (motivasi yang muncul dari
dalam dirinya sendiri) a. ingin badan sehat, b. ingin bertemu teman-teman lama
(bisa ngobrol) dan c. ingin mengikuti perlombaan senam lansia antar desa yaitu
bertujuan bisa diajak jalan-jalan sampai tingkat kecamatan atau kabupaten. (2)
Motivasi ekstrinsik (motivasi yang muncul dorongan dari luar atau lingkungan
sekitar) didorong oleh anak, cucunya agar dapat cek kesehatan dan diajak oleh
teman atau tetangga sesama lansia.

Kata Kunci : Kesehatan Lansia, Motivasi, Senam Lansia

PENDAHULUAN
Lanjut usia atau biasa disingkat Lansia adalah bagian dari proses tumbuh
kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi,
anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Perkembangan ini normal, dengan
perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan, yang terjadi pada semua
orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu.
Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha
Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan
masa hidup manusia yang terakhir. Dimasa ini seseorang mengalami kemunduran
fisik, mental dan sosial secara bertahap (Azizah, 2011).
Seseorang yang sudah masuk pada masa menua atau menjadi tua, maka
akan muncul permasalahan yang akan dihadapinya. masalah yang dihadapi lanjut
usia ialah (a) Masalah Ekonomi, usia lanjut ditandai dengan menurunnya
produktivitas kerja, memasuki masa pensiun atau berhentinya pekerjaan utama (b)
Masalah Sosial, memasuki masa tua ditandai dengan berkurangnya kontak sosial,
baik dengan anggota keluarga, anggota masyarakat maupun teman kerja sebagai
akibat terputusnya hubungan kerja karena pensiun. (c) Masalah Kesehatan, pada
usia lanjut terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan yang berakibat pada

2
kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam penyakit
terutama penyakit degeneratif. (d) Masalah Psikologis, masalah psikologis yang
dihadapi usia lanjut pada umumnya meliputi: kesepian, terasing dari lingkungan,
ketidakberdayaan, perasaan tidak berguna, kurang percaya diri, ketergantungan,
keterlantaran terutama bagi usia lanjut yang miskin, post power syndrome dan
sebagainya Suardiman (2011). Lansia yang mengalami permasalahan-
permasalahan diatas akan mengganggu kesejahteraan sosial pada lansia itu
sendiri. Kesejahteraan sosial merupakan suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan
hidup yang layak bagi masyarakat, sehingga mampu mengembangkan diri dan
dapat melaksanakan fungsi sosialnya (UU No 11 Tahun 2009 pasal 1 dan 2).

Salah satu indikator utama tingkat kesehatan manusia adalah meningkatnya


usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin
banyak penduduk lanjut usia (lansia). Mereka yang nantinya akan menjadi lansia
tersebut harus diantisipasi mulai dari sekarang, sehingga tidak menjadi beban bagi
masyarakat. Antisipasi tersebut salah satunya dengan membuat para lanjut usia
tetap sehat, mandiri serta produktif bagi masyarakat. Untuk mencapai menua yang
sehat tersebut di perlukan upaya peningkatan (promotion) kesehatan, pencegahan
penyakit (prevention), pengobatan penyakit (curative), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitation), sehingga keadaan patologik pun dicoba untuk disembuhkan guna
untuk mempertahankan menua yang sehat, oleh karena proses patologik akan
mempercepat jalannya proses penuaan, upaya pencegahan harus diutamakan
(Darmojo, 2009).
Di Indonesia pada tahun 2012, presentase populasi lansia adalah sekitar
7,56% dari total populasi. Jumlah itu diproyeksikan akan meningkat hingga
21,4% dari total populasi pada tahun 2050 yang kira-kira mencapai 50 juta jiwa.
Peningkatan jumlah lansia secara langsung maupun tidak, akan memberikan
pengaruh terhadap aspek sosial, ekonomi, politik, hukum, keamanan, dan
kesehatan karena seiring bertambahnya usia seseorang akan terjadi pula
proses penuaan. Dengan terjadinya proses penuaan tersebut pada orang yang

3
telah lanjut usia akan mengalami kemunduran fungsi fisiologis yang akan
menimbulkan berbagai keluhan. (Nurdianningrum,2016).
Jumlah lansia di Indonesia yang terus meningkat juga diikuti oleh
meningkatnya jumlah lansia di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satu
wilayahnya yaitu di provinsi Bengkulu yang juga dapat dilihat dari Kabupaten
yang ada di Provinsi Bengkulu. Sehingga dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.1
Jumlah lansia di Provinsi Bengkulu Tahun 2016
No Nama-nama Kabupaten Tahun 2016
1 Bengkulu Utara 19.644
2 Bengkulu Tengah 6.505
3 Rejang Lebong 16.434
4 Lebong 7.916
5 Kepahiang 8.945
6 Mukomuko 9.653
7 Seluma 12.930
8 Kota Bengkulu 14.484
9 Bengkulu Selatan 12.362
10 Kaur 15.367
Total: 123.871
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. 2016
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa peneliti mengambil lokasi penelitian
di Kabupaten Bengkulu Utara karena jumlah penduduk lansianya terbanyak
dibandingkan jumlah penduduk lansia dikabupaten lainnya. Peneliti mengambil
penelitian di salah satu Kecamatan di Bengkulu Utara yaitu Kecamatan Batiknau
Desa Bintunan desa Bintunan.
Jumlah penduduk usia lanjut yang terus meningkat ini seharusnya mendapat
perhatian yang meningkat pula, baik dari keluarga maupun pemerintah. Dampak
sosio-ekonomis dari pergeseran rasio penduduk berarti menuntut peningkatan
sarana dan biaya kesehatan sehingga menuntut perubahan pengelolaan pelayanan
kesejahteraan dan kesehatan bagi usia lanjut (Suardiman, 2011).
Kondisi tersebut perlu menjadi perhatian dalam membangun kelompok
tersebut menjadi penduduk yang produktif. Mengingat masa lanjut usia (lansia)
adalah dimana lansia mengalami suatu kehilangan, misalnya berkurangnya fungsi
pendengaran, penglihatan, kekuatan fisik dan kesehatan, menatap kembali

4
kehidupan, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran sosial yang baru. Pada
masa perkembangan manusia memiliki tahapan atau tugas perkembangannya
tersendiri dan sesuai dengan fase pertumbuhannya, demikian halnya dengan
lansia, ketika seseorang memasuki fase lansia, seseorang tersebut memiliki tugas
perkembangan yang berbeda dengan sebelumnya (Papalia & Olds, 2001). Solusi
yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan keseimbangan tubuh
dengan cara melakukan senam lansia.
Senam lansia adalah olahraga yang mudah dilakukan, bersifat low impact,
dan sesuai dengan fisik pada lansia. Senam lansia merupakan gabungan
gerakan otot dan teknik pernapasan. Teknik pernapasan dilakukan secara
sadar dan memungkinkan dada terangkat penuh. Teknik tersebut dapat
memperlancar aliran darah dan meningkatkan aliran darah ke otak. Sekresi
melatonin menjadi optimal sehingga dapat membantu peningkatan kualitas tidur
pada lansia. (Cahyono KH, 2014) Beberapa jenis senam lansia yang sering
dilakukan di Indonesia adalah senam lansia Menpora, senam lansia Tera,
SKJ Lansia, dan senam Osteoporosis. Sebagian besar masyarakat melakukan
tidak hanya 1 (satu) jenis senam lansia secara rutin dan berulang tetapi
menggabungkan beberapa jenis senam lansia yang mempunyai fungsi yang
berbeda-beda agar tidak jenuh bila dilakukan secara rutin dan dalam jangka
waktu yang panjang. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai
tempat seperti di panti wredha, posyandu, klinik kesehatan, dan puskesmas.
Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi.
Motivasi seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan
mencapai sasaran kepuasan. Motivasi adalah daya yang timbul dalam diri
seseorang yang dapat mendorong seseorang itu untuk mampu berbuat sesuatu
dalam usaha memenuhi keinginan untuk mencapai tujuan salah satunya kebugaran
jasmani. ada terdapat dua jenis motivasi yang dapat mendorong lansia untuk
mengikuti senam lansia yaitu, motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik. Motivasi Intrinsik
adalah motif-motif yang aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu,

5
sedangkan Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar (Sardiman, 2014).
Hasil penelitian (Wahyu, 2015) yang berjudul Pengaruh Senam Lansia
Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Posyandu Lansia
Dusun Banaran 8 Playen Gunungkidul bahwa senam lansia berpengaruh terhadap
tekanan darah sistolik (atas) maupun tekanan darah diastolik (bawah). hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah yang terjadi pada lansia juga pada
tekanan darah yang tinggi. sehingga dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
perlakuan senam lansia dapat menurunkan tekanan darah sistolik maupun
diastolik pada lansia penderita hipertensi. Sementara itu, hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh (Wibowo, 2018) yang berjudul Hubungan Keaktifan
Mengikuti Senam Lansia Dengan Keseimbangan Tubuh Pada Lansia Di Posyandu
Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang menunjukkan
bahwa adanya hubungan keaktifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan
tubuh pada lansia. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah
yang terjadi pada lansia juga pada keseimbangan tubuh pada lansia yang
menyebabkan lansia sering sekali jatuh dan menyebabkan kematian.Sehingga
ditemukan bahwa lansia yang aktif mengikuti senam lansia dapat meningkatkan
keseimbangan tubuh pada lansia dan juga dapat mengurangi terjadinya jatuh pada
lansia
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti hampir sama dengan penelitian
yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya yang tertera di atas. Persamaan
dalam penelitian ini adalah pentingnya lansia mengikuti senam lansia demi
terpenuhnya harapan semua orang sekitar lansia ataupun pemerintah yang telah
berjuang untuk kesejahteraan sosial pada lansia. Namun perbedaan penelitian
yang ingin diangkat peneliti berdasarkan permasalahan lansia yang jumlahnya
terus meningkat dengan diikuti permasalahan kesehatan, sosial, psikologi dan
ekonomi. keikutsertaan lansia dalam mengikuti senam lansia masih kurang, serta
kurangnya pengetahuan lansia bahwa pentingnya senam lansia. Lansia dalam
mengikuti senam ini memiliki motivasi berbeda-beda dan alasan tidak mempunyai
motivasi mengikuti senam yang juga berbeda. Motivasi lansia mengikuti senam

6
lansia bisa berasal dari dalam diri lansia dan bisa saja dari luar diri lansia tersebut.
Maka dari hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian yang
berkenaan dengan “Motivasi lansia dalam mengikuti senam lansia di Desa
Bintunan Kecamatan Batiknau Kabupaten Bengkulu Utara”
Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang dikemukakan, tujuan dari penelitian ini untuk
mendeskripsikan apa saja motivasi lansia dalam mengikuti senam lansia.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yang digolongkan dalam
tipe penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2009)
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Pada penelitian deskriptif kualitatif, data yang dikumpulkan umumnya
berbentuk kata-kata, gambar, dan kebanyakan bukan berbentuk angka. Data
dimaksud meliputi transkip wawancara, catatan dilapangan, foto-foto, dan
dokumen pribadi. Termasuk di dalamnya deskripsi mengenai situasi wilayah
penelitian. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana motivasi lansia
dalam mencapai kesehatan biologis maupun psikologis dalam kegiatan senam
lansia di desa Bintunan kecamatan Batiknau kabupaten Bengkulu Utara provinsi
Bengkulu.
HASIL DAN PEMBAHAN
Jumlah Penduduk lansia di Desa Bintunan lansia laki-laki berjumlah 23 jiwa
dan perempuan berjumlah 40 jiwa jadi total jumlah lansia sebesar 63 jiwa. Lansia
di desa Bintunan yang bekerja sebagai petani sebanyak 19 orang dan berdagang
sebanyak 5 orang, selebihnya 39 orang lansia di desa Bintunan tidak bekerja lagi.
Lansia di desa Bintunan 55 orang tinggal di rumah sendiri dengan pasangan
ataupun hanya sendiri dan lansia yang tinggal di rumah anak hanya 8 orang.
Lansia di desa Bintunan juga mempunyai penyakit yang sering diderita, antara

7
lain yaitu Hipertensi,Asam urat, Diabetes, Pegal linu, Rabun dan juga ada yang
stroke.
Aktifitas Senam Lansia di Desa Bintunan
kegiatan senam lansia didesa Bintunan dimulai pada tanggal 21 januari
2018. Kegiatan senam lansia dibuat dari hasil kerjasama pemerintah desa dengan
bidan desa Bintunan. Awalnya mereka mengumpulkan semua lansia di kantor
desa Bintunan untuk menyampaikan kegiatan senam lansia yang akan
diselenggarakan sekali dalam sebulan dan senam tersebut dilaksanakan pada akhir
bulan atau pada minggu ke empat dan hari yang belum ditentukan, harinya akan
ditentukan dan diumumkan kepada lansia desa bintunan pada minggu ketiga.
Lansia yang telah dikumpulkan, langsung di bentuk struktur organisasi untuk para
lansia agar bisa mengkoordinir di setiap kegiatan lansia dengan sendirinya,
termasuk yaitu kegiatan senam lansia. Hasil pengamatan yang didapatkan peneliti
menunjukkan bahwa lansia yang masih aktif mengikuti kegiatan senam lansia
hingga januari 2020 sebanyak 21 lansia yang terdiri dari 3 lansia laki-laki dan 18
lansia perempuan dari 63 lansia yang ada di desa Bintunan.
Adapun kegiatan-kegiatan senam lansia yaitu:
a. Absensi
b. Timbang BB, ukur tinggi badan, cek tensi darah
c. Senam
d. Pembagian makanan tambahan
e. Pengundian pembagian hadiah

Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam Lansia


Lansia yang hadir mengikuti kegiatan senam lansia sebagian berjalan kaki
sendiri dan ada juga lansia yang berjalan kaki bersama sebagian teman lansia
lainnya menuju lokasi senam yaitu di PUSTU desa Bintunan. Lansia yang hadir
juga sebagian mengendarai sepeda motor sendiri untuk hadir ke lokasi senam
lansia, lansia yang mengendarai sepeda motor sendiri adalah lansia laki-laki yang
masih sanggup untuk mengendarai sepeda motor. Lansia lainnya yang hadir ke
lokasi kegiatan senam lansia, mereka diantar oleh anak ataupun cucu mereka
dengan menggunakan sepeda motor dan nantinya selesai senam akan dijemput

8
kembali oleh anak atau cucunya. Bagi lansia yang sudah diantar tapi tidak
dijemput lagi oleh anak atau cucunya sebagian memilih pulang berjalan kaki dan
sebagian lansia yang tidak sanggup berjalan, mereka diantar oleh ibu-ibu kader,
anak atau cucu dari lansia lainnya ataupun orang-orang yang ada di kantor desa
Bintunan, karena posisi dari PUSTU bersebelahan dengan kantor desa Bintunan.
Hasil dari pengamatan tersebut menunjukkan bahwa lansia yang hadir pada
kegiatan senam lansia memiliki motivasi yang tinggi dan motivasi tersebut bisa
muncul dari dalam diri lansia itu sendiri maupun berasal dari dorongan orang
sekitarnya. Terbukti dari mereka para lansia tetap ingin hadir walaupun harus
berjalan kaki karena tidak ada anak ataupun cucunya yang ingin mengantar ke
lokasi kegiatan senam yang dilakukan.
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, terdapat lebih dari setengah
jumlah lansia yang ada di desa Bintunan tidak mempunyai motivasi ataupun
keinginan untuk mengikuti senam lansia yang telah diadakan. Lansia yang tidak
mempunyai motivasi untuk mengikuti senam lansia salah satu penyebabnya
adalah sebagian lansia yang sudah sangat tua dan tidak sanggup beraktivitas lebih,
contohnya adalah lansia yang mengidap penyakit rabun yang sudah tidak bisa
melihat dengan baik lagi dan untuk berjalan mereka memerlukan bantuan orang
lain seperti anak cucu atau pun bantuan dari tongkatnya. Kemudian juga
dikarenakan lansia yang mengidap penyakit struk sehingga tidak mampu bergerak
lagi dan hanya bisa duduk atau terbaring saja di tempat tidur. Kemudian di desa
Bintunan terdapat juga lansia yang mengalami gangguan kejiwaaan sehingga tidak
mampu menjalin komunikasi ataupun melakukan aktivitas yang dilakukan oleh
orang yang normal.
Tetapi, dari hasil pengamatan peneliti ada juga terdapat lansia yang masih
sanggup beraktivitas lebih dan tidak mengidap penyakit yang berbahaya namun
mereka tidak mempunyai motivasi untuk mengikuti senam lansia. Lansia yang
sanggup tapi tidak mempunyai motivasi untuk mengikuti senam lansia salah
satunya dikarenakan malu, tidak ingin meninggalkan pekerjaannya.

9
Motivasi Instrinsik
Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang aktif atau berfungsinya tidak
perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, lansia
yang mempunyai motivasi mengikuti senam lansia didominasi oleh lansia yang
berjenis kelamin perempuan dan mereka tampak senang dengan adanya kegiatan
senam lansia yang telah dibuat oleh pemerintah desa bekerjasama dengan bidan
desa Bintunan ini. Mereka datang dengan penuh canda tawa, saling menyapa dan
saling bercerita. Mereka mendatangi lokasi senam lansia yang ada di PUSTU desa
Bintunan dengan berbagai akses, ada yang mengendarai sepeda motor, ada yang
diantar oleh anak ataupun cucunya dengan sepeda motor, serta ada juga lansia
yang hadir ke lokasi dengan berjalan kaki karena tidak ada anak ataupun cucunya
yang mengantar, tetapi mereka tidak peduli walaupun harus berjalan dan tidak ada
yang mengantar ke lokasi kegiatan senam lansia. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa sebagian lansia yang mempunyai motivasi mengikuti senam lansia
mempunyai motivasi yang sangat besar untuk mengikuti kegiatan senam lansia di
desa Bintunan kecamatan Batiknau kabupaten Bengkulu Utara.
Motivasi lansia yang berasal dari dalam diri lansia sendiri yaitu lansia
ingin sehat dari penyakit, ingin bertemu teman-teman, ingin mengikuti kegiatan
perlombaan senam lansia

Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif karena adanya
perangsang dari luar. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa sebagian lansia desa Bintunan yang mempunyai motivasi
mengikuti senam lansia dikarenakan mendapat dorongan ataupun perangsang dari
luar seperti dari keluarganya. Lansia yang mendapat dorongan dari keluarganya
sebagian besar hanya duduk di kursi dan melihat teman-teman lansia lansia
lainnya melakukan senam. Lansia tersebut juga sebagian besar datang menuju ke
lokasi senam diantar jemput oleh keluarganya, jika suatu hari keluarganya tidak
bisa mengantar jemput lansia tersebut seperti dikarenakan sakit ataupun
mempunyai kesibukan lainnya, maka lansia tersebut tidak akan hadir dalam

10
kegiatan senam lansia. Hasil penelitian ini mendekati hasil penelitian Pustikasari,
2019 bahwa banyak lansia yang kurang mendapat dukungan informasi Hal
tersebut disebabkan oleh keluarga yang sibuk bekerja, kurang memperhatikan
kondisi lansia, dan tidak tahu kebutuhan informasi untuk lansia karena kurangnya
waktu untuk saling bercengkrama dengan anggota keluarga dan berpersepsi lansia
tidak butuh informasi. Hal tersebut tentunya perlu dirubah, karena lansia adalah
individu yang walauapun dengan keterbatasaanya akibat perubahan proses
menua informasi seharusnya tetap harus diberikan oleh keluarga,sehingga lansaia
menjadi lebih peduli dengan kesehatan dan kondisi fisiknya dan bisa
mandiri tidak menjadi tergantung sepenuhnya kepada anggota keluarga yang lain.(
Pustikasari dkk, 2019).
Tabel 1.2
Motivasi lansia mengikuti senam lansia Informan Penelitian
Nama Informan
No Motivasi Alasan Motivasi
(Jenis Kelamin)
1 Intrisik HL P - Senang ikut senam karena ingin
sembuh dari penyakit
AS P - Badan yang sebelumnya sakit
NH P menjadi tidak sakit lagi
- Bisa bertemu dengan teman-
RM P teman
- Bisa ngobrol dan ngerumpi
SG L - Ingin mengikuti perlombaan
senam lansia
RT L - Ingin jalan-jalan bersama teman-
teman lansia
- Ingin mendapat hadiah
2 Ekstrinsik HA P - Disuruh datang oleh anaknya
agar ibunya tetap sehat dan bisa
berkonsultasi mengenai penyakit
yang diderita
3 Non SJ L - Malu datang karena kebanyakan
yang ikut senam adalah ibu-ibu
Motivasi MA L - Sibuk bekerja
- Tidak mengetahui manfaat dari
PE L
kegiatan senam lansia
Sumber : Hasil wawancara penelitian Januari-Februari 2020

11
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan terhadap
motivasi lansia dalam mengikuti senam lansia di Desa Bintunan Kecamatan
Batiknau Kabupaten Bengkulu Utara dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 aspek
motivasi lansia yang timbul dari dalam diri individu (intrinsik) dan terdapat 1
aspek motivasi lansia yang timbul dari luar diri individu lansia (ekstrinsik).
Motivasi lansia yang timbul dari dalam diri individu lansia itu sendiri
(intrinsik) untuk mengikuti senam lansia di desa Bintunan terdapat 3 aspek yaitu;
a) Motivasi lansia yang timbul dikarenakan lansia yang ingin sehat dan
sembuh dari penyakit-penyakit yang dideritanya serta sembuhnya dari
badan-badan yang sakit atau nyeri. Sehingga bekerja, beraktivitas dan
tidur pun menjadi lebih enak dan nyaman. hasil penelitian ini terdapat
kesamaan dengan penelitian kualitas hidup bahwa dapat ditarik
kesimpulan rerata nilai kualitas tidur pada kelompok yang rutin
melakukan senam lansia lebih baik secara bermakna dibandingkan
dengan kelompok yang tidak rutin melakukan senam lansia.
(Nurdianningrum dkk, 2016)
b) Motivasi lansia yang timbul dikarenakan lansia yang merasakan senang
bertemu dengan teman-teman lansia lainnya. Sehingga lansia tersebut
bisa berbagi cerita serta bercanda tawa bersama teman-teman lansia
lainnya yang juga ikut hadir dalam kegiatan senam lansia. Kebahagiaan
juga dipengaruhi oleh kehadiran orang lain, terutama yang memberikan
dukungan kepada keberadaan kita. Kebahagiaan akan terjadi pada
lansia dengan adanya peranan dukungan sosial dari lingkungan, teman,
keluarga di mana mereka tinggal, berada dan beraktivitas. Hasil
penelitian menemukan adanya korelasi positif antara dukungan sosial
terhadap kebahagiaan lansia. (Uraningsari dkk, 2016).
c) Motivasi lansia yang timbul dikarenakan lansia yang ingin mengikuti
perlombaan senam lansia yang diadakan oleh pemerintah. Sehingga
dengan ikut perlombaan, lansia bisa mendapatkan berbagai macam

12
hadiah dan lansia bisa bertemu dan melihat gerakan senam oleh lansia
uyang ada di desa lainnya serta lansia bisa menikmati perjalanan
bersama teman-teman lansia lainnya yang ada di desa Bintunan.
Motivasi lansia yang timbul dari luar diri individu atau berasal dari
dorongan lingkungan sekitarnya (ekstrinsik) untuk mengikuti senam lansia di desa
Bintunan yaitu, lansia hadir dalam kegiatan senam lansia dikarenakan
mendapatkan dorongan oleh anaknya, sedangkan lansia tersebut tidak bisa
mengikuti gerakan senam yang dilakukan oleh teman-teman lansia lainnya yang
disebabkan kaki yang tidak kuat berdiri lama dan badan yang tidak bisa bergerak
bebas. Lansia tersebut hanya bisa duduk di kursi dan hanya melihat teman-teman
lansia lainnya melakukan kegiatan senam di desa Bintunan. Berdasarkan hasil
penelitian diatas sama dengan penelitiann yang telah bahwa ada hubungan
motivasi dan dukungan keluarga lansia dalam melakukan kunjungan
posyandu lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi Tahun
2017. .( Nurzia, 2017)
Saran
Kegiatan senam lansia sangat baik dilaksanakan demi kesehatan lansia di
Desa Bintunan. Kegiatan senam lansia di Desa Bintunan tidak boleh terhenti, dan
lebih baik lagi semua lansia di Desa Bintunan dapat mengikuti senam lansia setiap
bulan. Sekarang lansia yang mengikuti senam belum seluruhnya, maka peneliti
memberi saran kepada ;
a). Kepada masyarakat terkhususnya lansia untuk mengikuti senam lansia
secara rutin. Mengingat banyak sekali manfaat senam lansia untuk
kebutuhan tubuh lansia. Diantaranya untuk menurunkan tekanan darah,
mengurangi stres dan juga senam lansia merupakan olahraga ringan dan
mudah dilakukan oleh lansia. Lansia yang mengikuti senam lansia juga
dapat bertemu teman-teman, makan makanan sehat serta mendapatkan
hadiah dari pemerintah desa.
b). Bagi pemerintah desa agar dapat mengadakan kegiatan sosialisasi dengan
mendatangkan dinas kesehatan ataupun lembaga lainnya yang sesuai
dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan serta memotivasi lansia

13
yang belum ada motivasi ataupun yang masih rendah motivasinya.
Kemudian kepada pemerintah desa agar dapat memfasilitasi transportasi
untuk lansia yang mempunyai motivasi besar untuk hadir namun
terhalang oleh kendaraan untuk pergi ke lokasi kegiatan senam. serta
Bagi pemerintah desa lebih baiknya menambahkan program yang
menarik lagi untuk kegiatan senam lansia agar mendorong lansia yang
belum termotivasi untuk senam lansia bisa termotivasi mengikuti
kegiatan senam lansia.
c). Bagi tenaga kesehatan dan kader lansia agar dapat menyediakan makanan
tambahan untuk lansia yang lebih menarik lagi dan tetap menyehatkan.
kemudian memberikan motivasi langsung dengan mendatangi rumah
para lansia dan memberikan penjelasan lebih detail lagi mengenai
kegiatan serta manfaat senam lansia ini, terutama kepada lansia yang
belum hadir mengikuti senam lansia. serta bagi tenaga kesehatan untuk
memberikan obat gratis kepada lansia yang hadir mengikuti senam lansia
dengan tujuan lansia lebih termotivasi lagi untuk mengikuti senam lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono KH. Pengaruh Senam Lansia terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia di
Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. 2014

Darmojo, B.( 2009). Geriatri : Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI.

Lilik Ma’rifatul Azizah. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Moleong, Lexy J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Depdikbud.

Nugroho.,W. 2012. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC.

Nurzia Nia, 2017, HUBUNGAN MOTIVASI DAN DUKUNGAN KELUARGA


LANSIA DALAM MELAKUKAN KUNJUNGAN POSYANDU LANSIA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG KAWAT KOTA JAMBI
TAHUN 2017, SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI, Vol. 6
No. 02 Desember 2017, hal.169)

14
Nurdianningrum Bella kusuma, Purwoko Yosef.(2016). Pengaruh Senam Lansia
terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia. Jurnal Kedokteran Diponegoro.
Volume 5, No. 4, Oktober 2016

Papalia, D. E., Old. (2001). Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika

Pustikasari Atikah, Restiana Rima, 2019, DUKUNGAN KELUARGA


TERHADAP MOTIVASI LANJUT USIA DALAM MENINGKATKAN
PRODUKTIFITAS HIDUP MELALUI SENAM LANSIA, Jurnal Ilmiah
Kesehatan Vol 11 (2),September 2019, Hal 158)

Sardiman A.M, (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Rahaja Grafindo Persada

Suadirman, Partini, Siti. (2011). Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.

Uraningsari Fitrie, Djalali M As’ad, 2016, Penerimaan Diri, Dukungan Sosial dan
Kebahagiaan Pada Lanjut Usia, Persona, Jurnal Psikologi Indonesia Januari
2016, Vol. 5, No. 01, hal 24)

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 pasal 1 dan 2 tentang Kesejahteraan


sosial.

Wahyu. 2015. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia
Penderita Hipertensi Di Posyandu Lansia Dusun Banaran 8 Playen
Gunungkidul.

Wibowo. 2018. Hubungan Keaktifan Mengikuti Senam Lansia Dengan


Keseimbangan Tubuh Pada Lansia Di Posyandu Lansia Desa Denanyar
Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Jombang : STIKES Cendekia
Medika.

15

You might also like