[go: up one dir, main page]

0% found this document useful (0 votes)
60 views26 pages

Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi, Dan Tipe Kepribadian (OCEAN) Pada Remaja

This study examines the relationship between humor, emotional intelligence and personality types among youth. It involved 1000 subjects between ages of 425 males and 575 females from several schools and universities. The study found significant relationships between agreeableness personality type and emotional intelligence, cognitive humor and emotional intelligence, and neutral humor and conscientiousness personality type. The study aims to understand how personality and emotional intelligence influence the types of humor used by youth.

Uploaded by

Novilarasati
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
60 views26 pages

Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi, Dan Tipe Kepribadian (OCEAN) Pada Remaja

This study examines the relationship between humor, emotional intelligence and personality types among youth. It involved 1000 subjects between ages of 425 males and 575 females from several schools and universities. The study found significant relationships between agreeableness personality type and emotional intelligence, cognitive humor and emotional intelligence, and neutral humor and conscientiousness personality type. The study aims to understand how personality and emotional intelligence influence the types of humor used by youth.

Uploaded by

Novilarasati
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 26

Provitae Jurnal Psikologi Pendidikan

2020, Vol. 13, No. 1, 66 – 91

Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi,

dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja

Erik Wijaya

Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Abstract

This study examines the relationship between humor, emotional intelligence and
personality types. Based on the limitations of various studies on humor it is important to
agree with intelligence as well as the type of ownership they have. This is because
considering subjects who have certain personality types will choose a different style of
humor. Personality in this case is OCEAN consists of five type, those are openness,
conscientiousness, extraversion, agreeableness dan neuroticism. Humor consist of three
types, those are cognitive humor, neutral humor, and violence humor. Likewise,
emotional intelligence possessed by individuals will determine how each of them use
humor in everyday life. Youth research subjects from several schools and universities.
The sampling method uses convenience sampling technique. Respondent in this research
is 1000, consist of male 425 subject (42,5%) and female 575 subject (57.5%). This
research produces findings that show a significant relationship between variables and
the greatest value in agreeableness personality with emotional intelligence in r = 0.265,
p = 0.000 <0.05. The next significant relationship is cognitive humor with emotional
intelligence in r = 0.083, p = 0.009 <0.05. The last significant relationship is neutral
humor with consciousness personality in r = 0.119, p = 0.000 < 0.05.

Keywords: Humor, emotional intelligence, OCEAN, youth, college student

Erik Wijaya merupakan salah satu dosen di beradaptasi dengan perubahan fisik dan
Fakultas Psikologi Universitas
Tarumanagara. Korespondensi dapat psikologis, termasuk dalam
melalui email: erikw@fpsi.untar.ac.id
menyelesaikan tugas perkembangannya
Pendahuluan
yakni pencarian identitas diri (Papalia &
Masa remaja ditandai oleh perubahan
Feldman, 2012). Masa remaja juga
yang besar diantaranya kebutuhan untuk

66
Erik Wijaya

juga merupakan masa ketika remaja usaha untuk mengatasi stres, usaha

dihadapkan pada berbagai hal dan untuk menangani stres tersebut dikenal

tantangan diantaranya adalah tuntutan dengan istilah coping. Dalam Papalia

dalam menyelesaikan tugas akademik, dan Feldman (2012), coping di

tuntutan dalam hubungan pertemanan definisikan sebagai cara berpikir atau

dan dalam relasi dengan orangtua perilaku adaptif yang bertujuan

(Papalia & Feldman, 2012). mengurangi atau atau menghilangkan

Tuntutan-tuntutan bisa dianggap stres yang timbul dari kondisi

sebuah stressor bagi remaja yang dapat berbahaya, atau menantang.

memicu munculnya stress ketika remaja Lazarus dan Folkman (Davison,

tidak berhasil untuk memenuhi tuntutan 2006), mengidentifikasi coping dalam

yang diberikan kepadanya (Papalia & dua dimensi, yang pertama coping yang

Feldman, 2012). Lazarus (dikutip dalam berfokus pada masalah (problem -

Lahey, 2007) mengatakan bahwa stres focused coping) mencakup bertindak

dapat diartikan sebagai kesenjangan secara langsung untuk mengatasi

antara tuntutan lingkungan dan masalah. Kedua adalah coping yang

kemampuan individu untuk menangani berfokus pada emosi (emotion - focused

tuntutan lingkungan atau situasi coping) merujuk pada berbagai upaya

tersebut. Suatu kondisi stres jika tidak untuk mengurangi berbagai reaksi

ditangani akan berdampak negatif pada emosional negatif terhadap stres.

diri seseorang, untuk menghindari Diketahui kebanyakan remaja cederung

kondisi negatif tersebut diperlukan suatu menggunakan emotion focused coping

67
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja

terlebih dahulu ketika berhadapan Penelitian tentang humor dengan

dengan stress. Salah satunya adalah aspek psikologis belum banyak diteliti,

dengan berhumor. namun beberapa penelitian pendahulu

Menurut Driver, humor tentang humor pernah dilakukan

merupakan sifat dari sesuatu atau suatu diantaranya penelitian dari Sitanggang

situasi yang kompleks yang (2009) yang mencoba melihat pengaruh

menimbulkan keinginan untuk tertawa tayangan humor terhadap peningkatan

(Hartanti, 2008). Secara sederhana memori dengan menggunakan metode

humor didefinisikan sebagai sesuatu eksperimen terhadap 30 orang

yang lucu. Eysenck dikutip dalam responden mendapatkan hasil bahwa

Utomo (2009) menyebutkan humor tayangan humor berdampak signifikan

adalah sesuatu yang dapat membuat pada peningkatan memori. Penelitian

tertawa. Hasanat dan Subandi (1998) yang mencoba melihat hubungan

mengatakan humor dinilai dapat humor dengan stress pernah diteliti

menimbulkan emosi positif, sebab oleh Sutedjo dan Komolohadi (2009).

humor menjadikan seseorang dapat Penelitian tersebut melibatkan 30 orang

tersenyum ataupun tertawa dan perawat dan mendapatkan hasil tidak

memunculkan emosi positif. Humor terdapat hubungan signifikan antara

dapat membuat seseorang menjadi lebih sense of humor dengan stress. Humor

rileks, tidak tegang, sehingga pikiran sebagai sebuah terapi juga pernah

pun dapat lebih berkonsentrasi untuk diteliti dalam usaha menurunkan

menyelesaikan masalah. kecemasan. Goleman (1995) yang

68
Erik Wijaya

menyebutkan kemampuan humor sehat yaitu kemampuan untuk mengenal

merupakan salah satu ciri dari seseorang dirinya sendiri secara objektif dan

yang mempunyai kecerdasan emosi memiliki kemampuan humor. Menurut

yang baik. Nilsen (dikutip dalam Hasanat, 2002)

Lebih lanjut Goleman (1995) fungsi humor dibagi menjadi empat

menyebutkan humor berhubungan fungsi, yaitu fungsi fisiologik, fungsi

dengan emosi yang menyenangkan dan psikologik, fungsi pendidikan, dan

penerimaan diri seutuhnya. Humor tidak fungsi sosial. Mindess (Hartanti, 2002)

selalu berfokus pada sesuatu di luar diri berpendapat bahwa fungsi humor yang

individu tapi juga berfokus pada diri paling penting adalah kekuatannya

sendiri. Individu tidak hanya tertawa untuk membebaskan diri dari banyak

pada sesuatu yang ada di luar dirinya rintangan dan pembatasan dalam

tetapi ia juga mampu tertawa ketika ia kehidupan sehari-hari. Humor dapat

pun membuat sesuatu yang lucu. melepas individu dari berbagai tuntutan

Hal serupa juga terjadi mengenai yang dialami dan dapat

keterkaitan humor, kecerdasan emosi membebaskannya dari perasaan

dan kepribadian. Seorang remaja inferioritas. Miller (dalam Titimaea,

diharapkan dapat menyelesaikan tugas 2006) menambahkan bahwa pendidikan

perkembangannya dan memiliki dari sekolah, keluarga, media massa,

kepribadian yang sehat. Allport (dikutip agama, dan budaya juga mempengaruhi

dalam Schultz, 2005) menyebutkan tingkat kecerdasan emosional seseorang.

salah satu ciri-ciri kepribadian yang Usia juga mempengaruhi kecerdasan

69
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja

emosional, di mana tingkat kecerdasan diketahui kepribadian yang manakah

emosional akan meningkat seiring yang berhubungan dengan humor serta

dengan bertambahnya usia (Stein, kecerdasan emosi.

Papadoglannis, Yip, & Sitarenlos, Kajian Pustaka

2008). Beberapa tipe kepribadian, Definisi Humor

seperti tipe intuiting dan feeling dalam Humor berasal dari bahasa

teori Myers Briggs Type Indivator, juga inggris yangg berarti kelucuan atau

cenderung memiliki kecerdasan kejelakaan. Humor didefinisikan oleh

emosional yang lebih tinggi (Cherniss & The Oxford English Dictionary sebagai

Goleman, 2001). kualitas tindakan, ucapan, atau tulisan

Berdasarkan hal tersebut, yang menggairahkan. Humor

peneliti tertarik meneliti lebih lanjut merupakan sebuah aspek afektif,

apakah ada hubungan kemampuan kognitif, atau estetika dari seseorang,

humor, kecerdasan emosi dan tipe stimulus, atau peristiwa yang

kepribadian individu khususnya remaja. membangkitkan, seperti hiburan,

Tipe kepribadian yang digunakan dalam sukacita, kegembiraan atau sebagai

pengukuran penelitian ini adalah tertawa, tersenyum (Wasylowich, 2011).

OCEAN (Oppeness, Conscientiousness, Dari perspektif psikologis,

Extraversion, Agreeablenes, secara teoritis dan secara operasional,

Neuroticism) merupakan pengembangan humor didefinisikan dalam beberapa

alat ukur kepribadian dari Mc Crae dan cara melibatkan kognitif, emosi,

Costa (2003). Dari penelitian ini akan perilaku, psychophysiological, dan

70
Erik Wijaya

sosial. Istilah humor dapat digunakan Dari beberapa definsi di atas,

untuk merujuk ke stimulus (misalnya, dapat disimpulkan bahwa humor adalah

sebuah film komedi), suatu proses segala sesuatu (tindakan, ucapan,

mental (misalnya, persepsi atau tulisan, peristiwa serta stimulus-

penciptaan incongruities lucu). Tertawa stimulus lainnya) yang membangkitkan

adalah ekspresi perilaku yang paling rasa senang.

umum dari pengalaman lucu dan tawa

juga biasanya dikaitkan dengan emosi Jenis Humor

yang menyenangkan (Martin, 2001). Jenis humor menurut Setiawan

Humor dapat didefinisikan (1988) dapat dibedakan menurut

secara luas sebagai pendekatan untuk kriterium bentuk ekspresi. Sebagai

diri sendiri dan orang lain yang ditandai bentuk ekspresi dalam kehidupan

dengan pandangan yang fleksibel yang individu, humor dibagi menjadi tiga

memungkinkan seseorang untuk jenis yakni (1) humor personal, yaitu

menemukan, mengekspresikan atau kecenderungan tertawa pada diri

menghargai segala sesuatu yang bersifat individu,misalnya bila individu melihat

lucu (Hood, 2009). Secara emosional, sebatang pohon yang bentuknya mirip

humor merupakan jalan untuk orang sedang buang air besar; (2) humor

menghilangkan konflik yang terpendam dalam pergaulan, misalnya senda gurau

dan menyedihkan (seperti dikutip dalam di antara teman, kelucuan yang

Rosenheim dan Golan, 1986). diselipkan dalam pidato atau ceramah di

depan umum; (3) humor dalam

71
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja

kesenian, atau seni humor. Humor rendah (yang kasar, yang terlalu

dalam kesenian masih dibagi menjadi eksplisit).

seperti berikut. Humor lakuan, Jaya Suprana mengatakan bahwa

misalnya: lawak, tari humor, dan dalam situasi yang tidak tepat, humor

pantomim lucu. Humor grafis, misalnya: bukan sesuatu yang lucu. Bahkan humor

kartun, karikatur,foto jenaka, dan patung belum tentu menyebabkan orang

lucu. Humor literatur, misalnya: cerpen tertawa, misalnya humor seks. Bagi

lucu, esei satiris, sajak jenaka, dan sebagian orang yang puritan,humor jenis

semacamnya. itu dianggap tabu dan kampungan

Humor menurut kriterium sehingga dianggap tidak lucu dan tidak

indrawi terdiri dari: (1) humor verbal; menyebabkan tertawa. Humor menjadi

(2) humor visual; (3) humor auditif. kurang ajar bila menggunakan kondisi

Humor menurut kriteri umbahan adalah: fisik orang sebagai objek. Humor yang

(1) humor politis; (2) humor seks; (3) baik adalah humor yang bisa membawa

humor sadis; (4) humor teka-teki. atau menuju kepada kebaikan.

Humor kriterium etis dapat Kemudian, Bapak Psikoanalisis Freud

dibedakan sebagai:(1) humor (dalam Suhadi, 1989), memilih humor

sehat/humor yang edukatif; (2) humor berdasarkan dua variabel, yaitu: (1)

yang tidak sehat. Humor berdasarkan motivasi ,yang berwujud komik,

kriterium estetis dapat dipisahkan tergolong sebagai lelucon yang tanpa

menjadi: (1) humor tinggi (yang lebih motivasi, karena kelucuan hanya

halus dan tak langsung); (2) humor diperoleh dari teknik melucu saja; dan

72
Erik Wijaya

humor yang tergolong lelucon dengan yang bersifat kognitif, humor netral dan

motivasi; (2) kelompok sasaran yang humor yang berbau kekerasan.

dijadikan lelucon, humor terdiri

atas:humor etnik, humor seks, dan Kecerdasan Emosi

humor politik. Sedangkan, menurut Pengertian Emosi

Pramono (1983), humor dapat Menurut Goleman (1995) emosi

digolongkan menjadi: (1) humor merujuk pada suatu perasaan dan

rmenurut penampilannya,yang terdiri pikiran yang khas, suatu keadaan

atas: humor lisan, humor tulisan/gambar biologis dan psikologis dan serangkaian

humor gerakan tubuh; (2) menurut kecenderungan untuk bertindak. Emosi

tujuan dibuatnya atau tujuan pesannya, pada dasarnya adalah dorongan untuk

humor terdiri atas: humor kritik, humor bertindak. Biasanya emosi merupakan

meringankan beban pesan, dan humor reaksi terhadap rangsangan dari luar dan

semata-mata pesan. dalam diri individu. Sebagai contoh

Pengembangan alat ukur humor emosi gembira mendorong perubahan

telah dikembangkan oleh bagian riset suasana hati seseorang, sehingga secara

dan pengukuran psikologi. Pengembang fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih

alat ukur oleh Suyasa (2010) merupakan mendorong seseorang berperilaku

hasil riset dengan melakukan analisis menangis.

faktor eksploratori yang menghasilkan Emosional adalah dorongan

adanya tiga tipe humor yaitu humor untuk bertindak rencana seketika untuk

mengatasi masalah yang ditanamkan

73
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja

secara berangsur-angsur yang terkait gembira, riang, puas, riang, senang,

dengan pengalaman dari waktu ke terhibur, bangga (5) Cinta:penerimaan,

waktu. Goleman (1995) Menyebutkan persahabatan, kepercayaan, kebaikan

Emosi berkaitan dengan perubahan hati, rasa dekat, bakti, hormat, dan

fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, kemesraan.(6)

emosi merupakan salah satu aspek Terkejut:terkesiap,terkejut (7)

penting dalam kehidupan manusia, Jengkel:hina, jijik, muak, mual, tidak

karena emosi dapat merupakan suka (8) malu: malu hati, kesal.

motivator perilaku dalam arti

meningkatkan, tapi juga dapat Aspek-Aspek Kecerdasan Emosi

mengganggu perilaku intensional Mayer dan Salovey (1990)

manusia. mendeskripsikan kecerdasan emosi ke

Goleman (1995) mengemukakan dalam empat komponen penting yang

beberapa macam emosi yang tidak disadur dari buku aslinya, yaitu

berbeda jauh dengan kedua tokoh di reflective regulation of emotions to

atas, yaitu:(1) Amarah:beringas, promote emotional and Intellectual

mengamuk, benci, jengkel, kesal hati (2) growth;understanding and analyzing

Kesedihan:pedih, sedih, muram, suram, emotion, employing emotional

mengasihani diri, putus asa (3) Rasa knowledge; emotional facilitation of

takut:cemas, gugup, khawatir, was-was, thinking; dan perception, appraisal, and

perasaan takut sekali, waspada, tidak expression of emotion.

tenang, ngeri (4) Kenikmatan:bahagia,

74
Erik Wijaya

Menurut Mayer dan Salovey informasi yang disampaikannya. (2)

(1997), aspek-aspek kecerdasan emosi Memahami dan menganalisis emosi

yaitu: (1) Refleksi regulasi emosi (menggunakan pengetahuan emosional)

(reflectively regulating emotions).(a) (understanding emotions) (a)

Kemampuan individu untuk tetap Kemampuan untuk memahami label-

terbuka terhadap perasaan yang label emosi dan mengenali hubungan

menyenangkan dan tidak menyenangkan antara kata dan emosi itu sendiri,

(b) Kemampuan individu untuk misalnya hubungan antara menyukai

merefleksikan dengan menarik atau dan mencintai (b) Kemampuan untuk

melepas dari menahan atas pemutusan menafsirkan makna bahwa hubungan

atau penggunaan informasi yang emosi menyampaikan tentang sesuatu

sifatnya emosional (c) Kemampuan hal, seperti misalnya kesedihan yang

individu untuk memantau emosi dalam sering menyertai kehilangan (c)

hubungannya dengan diri sendiri dan Kemampuan untuk memahami perasaan

orang lain, seperti mengakui bagaimana kompleks, seperti misalnya simultan

seberapa jelas, khas, berpengaruh, atau perasaan cinta dan benci, atau campuran

masuk akal dirinya dan orang lain (d) seperti kekaguman sebagai kombinasi

Kemampuan individu untuk mengelola dari rasa takut dan terkejut (d)

emosi dalam diri sendiri dan orang lain Kemampuan untuk mengenali

dengan moderator emosi negatif dan kemungkinan transisi antara emosi,

meningkatkan yang menyenangkan, seperti transisi dari kemarahan terhadap

tanpa menekan atau melebih-lebihkan kepuasan, atau dari marah sampai malu.

75
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja

(3) Emosi sebagai sarana berpikir logis emosi pada orang lain, desain, karya

(assimilating emotion in thought). (a) seni, dan lain-lain, melalui bahasa,

Emosi memprioritaskan berpikir dengan suara, penampilan, dan perilaku (c)

mengarahkan perhatian pada informasi Kemampuan untuk mengekspresikan

penting (b) Emosi cukup jelas dan emosi dengan akurat, dan

tersedia yang dapat dihasilkan mereka mengekspresikan kebutuhan

sebagai alat bantu untuk penilaian dan berhubungan dengan perasaan (d)

memori tentang perasaan (c) Mengubah Kemampuan untuk membedakan antara

ayunan emosi suasana hati perspektif ekspresi yang akurat dan tidak akurat,

individu dari optimis ke pesimis, atau tidak jujur.

mendorong pertimbangan multipel hal Menurut Stein (2009), ada

sudut pandang (d) Keadaan emosional beberapa indikator yang menunjukan

yang berbeda mendorong pada pendekat seseorang mampu mengelola kecerdasan

permasalahan yang spesifik seperti emosionalnya antara lain: (1) Berhasil

ketika kebahagiaan memfasilitasi secara mengelola situasi sulit (2)

induktif penalaran dan kreativitas, dan Mengekspresikan emosi (3) Keuntungan

(4) Persepsi, penilaian, dan ekspresi dari orang lain menghormati orang lain

perasaan (perceiving and expressing (4) Pengaruh membujuk orang lain

emotion) (a)Kemampuan untuk untuk membantu mereka keluar (5)

mengidentifikasi emosi dalam keadaan Jauhkan dingin di bawah tekanan reaksi

fisik seseorang, perasaan dan pikirannya (6) Mengenali emosi mereka kepada

(b)Kemampuan untuk mengidentifikasi orang-orang atau situasi (7) Tahu

76
Erik Wijaya

bagaimana mengatakan "hak" hal untuk keberhasilan. Sementara itu Baron

mendapatkan hasil yang tepat (8) (2000) menyebutkan bahwa kecerdasan

Mengelola diri secara efektif ketika emosi adalah suatu rangkaian emosi,

bernegosiasi (9) Mengelola orang lain pengetahuan emosi dan kemampuan-

secara efektif bila negosiasi (10) kemampuan yang mempengaruhi

Memotivasi diri untuk menyelesaikan kemampuan keseluruhan individu untuk

sesuatu (11) Tahu bagaimana menjadi mengatasi masalah tuntutan lingkungan

positif, bahkan dalam situasi sulit. secara efektif.

Steiner (1997) menjelaskan

pengertian kecerdasan emosi adalah Kepribadian

suatu kemampuan yang dapat mengerti Kepribadian adalah pola sifat

emosi diri sendiri dan orang lain, serta yang relatif permanen dan sebuah

mengetahui bagaimana emosi diri karakteristik unik yang memberikan

sendiri terekspresikan untuk konsistensi dan individualitas ke

meningkatkan maksimal etis sebagai perilaku seseorang. Sifat berkontribusi

kekuatan pribadi. Berbeda dengan terhadap perbedaan individu dalam

pendapat sebelumnya, Patton (1998) perilaku, konsistensi perilaku dari waktu

mengemukakan kecerdasan emosi ke waktu, dan stabilitas perilaku di

sebagai kemampuan untuk mengetahui seluruh situasi. Traits / ciri mungkin

emosi secara efektif guna mencapai unik, umum untuk beberapa kelompok,

tujuan, dan membangun hubungan yang atau oleh seluruh spesies, tetapi pola

produktif dan dapat meraih mereka berbeda untuk setiap individu.

77
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja

Demikianlah orang, meskipun seperti dan ramah. Individu sebaliknya akan

orang lain dalam beberapa hal, tetapi cenderung diam, pemalu, menyendiri,

tetap memiliki kepribadian yang unik. dan hilangnya kemampuan untuk

Karakteristik adalah kualitas yang unik mengekpresikan emosi secara kuat

dari individu yang meliputi atribut (Feist & feist, 2009). Extraversion

seperti temperamen, fisik, dan menyangkut perbedaan dalam preferensi

kecerdasan (Feist & Feist, 2009). untuk interaksi sosial dan aktivitas

hidup (Mc Crae & Costa, 2003).

The Big Five Theory of Personality Neuroticism. Orang yang tinggi

The Big Five Theory of dalam dimensi Neurocitism cenderung

Personality Mc Crae and Costa pertama gugup, sensitif, tegang, dan mudah

kali dipublikasikan kedalam Journal of cemas. individu yang rendah dalam

Personality (Mc Crae,1992), the dimensi ini cenderung tenang dan

Journal of Pesonality Assessment santai. Neurocitism, merupakan wilayah

(Costa, 1991). Kelima dimensi tersebut rawan individu untuk mengalami emosi

antara lain Extraversion, Neuroticism, yang tidak menyenangkan dan

Oppeness, Agreeablenes, mengganggu dan memiliki gangguan

Conscientiousness. terkait didalam pikiran dan tindakan

Extraversion. Individu yang (Mc Crae & Costa, 2003).

tinggi pada kepribadian ini memiliki Oppeness. Keterbukaan untuk

kecenderungan penuh dengan kasih merasakan pengalaman membedakan

sayang, riang, aktif berbicara, dominan, berbagai macam orang, memiliki

78
Erik Wijaya

keinginan untuk lebih dekat dan lebih kepercayaan, memiliki pemikiran yang

nyaman dalam hubungan dengan orang- keras dan keras kepala (Mc Crae &

orang sekitar dalam berbagai hal (Feist Costa, 2003).

& feist, 2009). individu yang tinggi Conscientiousness, adalah

dalam dimensi Oppeness umumnya sebuah dimensi dari perbedaan

terlihat imajinatif, menyenangkan, individual dalam organisasi dan prestasi.

kreatif, dan artistik. Sedangkan individu individu yang sangat conscientious

yang rendah dalam dimensi ini adalah orang yang patuh dan memiliki

umumnya dangkal, membosankan atau disiplin diri tapi juga ambisius dan

sederhana (Mc Crae & Costa, 2003). pekerja keras, bahkan terkadang sampai

Agreeablenes, individu yang dititik 'workaholic'. Pria dan wanita

memiliki skor agreeableness tinggi yang rendah dalam conscientiousness

cenderung percaya, murah hati, unggul, kurang bergairah, santai, dan sedikit

menerima, dan baik hati. Mereka yang menutut untuk diri sendiri maupun

memiliki skor agreeableness rendah orang lain (Mc Crae & Costa, 2003).

umumnya sering berprasangka buruk individu yang tinggi dalam dimensi

terhadap orang lain, pelit, tidak Conscientiousness umumnya berhati-

bersahabat, mudah tersinggung, dan hati, dapat diandalkan, teratur, dan

kritis terhadap orang lain (Feist & Feist, bertanggung jawab. Orang yang rendah

2009). Agreeablenes terlihat dalam dalam dimensi Conscientiousness atau

kurangnya kepedulian untuk orang lain impulsif cenderung ceroboh,

dan umumnya sentimen terhadap

79
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja

berantakan, dan tidak dapat diandalkan individu tapi juga berfokus pada diri

(Mc Crae & Costa, 2003). sendiri. Individu tidak hanya tertawa

pada sesuatu yang ada di luar dirinya

Keterkaitan Humor, Kecerdasan tetapi ia juga mampu tertawa ketika ia

Emosi dan Tipe Kepribadian pun membuat sesuatu yang lucu.

Humor sebagai sebuah terapi Hal serupa juga terjadi mengenai

juga pernah diteliti dalam usaha keterkaitan humor, kecerdasan emosi

menurunkan kecemasan. Penelitian dan kepribadian. Seorang remaja

mengenai hubungan humor dengan diharapkan dapat menyelesaikan tugas

kecerdasan emosi sudah dilakukan oleh perkembangannya dan memiliki

Wijaya dan Basaria (2014). Hal ini kepribadian yang sehat. Allport (dikutip

mengacu pada yang dikemukanan oleh dalam Schultz, 2005) menyebutkan

Goleman (1995) yang menyebutkan salah satu ciri-ciri kepribadian yang

kemampuan humor merupakan salah sehat yaitu kemampuan untuk mengenal

satu ciri dari seseorang yang dirinya sendiri secara objektif dan

mempunyai kecerdasan emosi yang baik memiliki kemampuan humor. Menurut

(Goleman, 1995). Nilsen (dikutip dalam Hasanat, 2002)

Lebih lanjut Goleman (1995) fungsi humor dibagi menjadi empat

menyebutkan humor berhubungan fungsi, yaitu fungsi fisiologik, fungsi

dengan emosi yang menyenangkan dan psikologik, fungsi pendidikan, dan

penerimaan diri seutuhnya. Humor tidak fungsi sosial. Mindess (Hartanti, 2002)

selalu berfokus pada sesuatu di luar diri berpendapat bahwa fungsi humor yang

80
Erik Wijaya

paling penting adalah kekuatannya Goleman, 2001). Berdasarkan hal

untuk membebaskan diri dari banyak tersebut, keterkaitan dari ketiga variabel

rintangan dan pembatasan dalam telah didasari oleh adanya dasar

kehidupan sehari-hari. Humor dapat pemikiran serta landasan teoretis yang

melepas individu dari berbagai tuntutan memadai.

yang dialami dan dapat

membebaskannya dari perasaan Metode Penelitian

inferioritas. Miller (dalam Titimaea, Desain dan Subjek Penelitian

2006) menambahkan bahwa pendidikan Pendekatan yang digunakan

dari sekolah, keluarga, media massa, dalam penelitian ini adalah pendekatan

agama, dan budaya juga mempengaruhi kuantitatif. Selanjutnya penelitian ini

tingkat kecerdasan emosional seseorang. pada dasarnya bertujuan untuk melihat

Usia juga mempengaruhi kecerdasan ada atau tidaknya hubungan humor

emosional, di mana tingkat kecerdasan dengan kecerdasan emosi pada remaja.

emosional akan meningkat seiring Subjek penelitian yang bertindak

dengan bertambahnya usia (Stein, sebagai partisipan dipilih dengan

Papadoglannis, Yip, & Sitarenlos, metode purposive sampling yaitu subjek

2008). Beberapa tipe kepribadian, yang dipilih berdasarkan kriteria

seperti tipe intuiting dan feeling dalam tertentu yang cocok dengan tujuan

teori Myers Briggs Type Indivator, juga penelitian. Subjek sebagai partisipan

cenderung memiliki kecerdasan adalah remaja berusia 11- 20 tahun,

emosional yang lebih tinggi (Cherniss & jenis kelamin, tingkat pendidikan,

81
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja

agama dan status sosial ekonomi tidak tersebut dibuang sehingga koefisien

dibatasi. Jumlah responden Internal consistency reliability dimensi

direncanakan sebanyak 1000 orang ini menjadi 0,624.

remaja yang akan diambil dari salah Dimensi kedua managing emotions

satu sekolah serta universitas di Jakarta. memiliki jumlah 12 butir, terdiri dari 6

butir positif dan 6 butir negatif. Pada

Pengukuran Penelitian pengujian reliabilitas ini, nilai koefisien

Uji Reliabilitas Alat Ukur Internal consistency reliability dimensi

Kecerdasan Emosi ini adalah 0,624 dan untuk uji validitas

Alat ukur kecerdasan emosi butir ternyata ada 3 butir yang memiliki

merupakan pengembangan dari teori nilai r di bawah 0,2 maka seluruh butir

Goleman (2000) dari Bagian Riset dan yang tidak valid tersebut dibuang

Pengukuran Psikologi Universitas sehingga koefisien Internal consistency

Tarumanagara. Dimensi pertama yaitu reliability dimensi ini menjadi 0,723.

self-awareness memiliki jumlah 12 Dimensi ketiga motivating oneself

butir, terdiri dari 6 butir positif dan 6 memiliki jumlah 12 butir, terdiri dari 6

butir negatif. Pada pengujian reliabilitas butir positif dan 6 butir negatif. Pada

ini, nilai koefisien Internal consistency pengujian reliabilitas ini, nilai koefisien

reliability dimensi ini adalah 0,603 dan Internal consistency reliability dimensi

untuk uji validitas butir ternyata ada 5 ini adalah 0,613 dan untuk uji validitas

butir yang memiliki nilai r di bawah 0,2 butir ternyata ada 1 butir yang memiliki

maka seluruh butir yang tidak valid nilai r di bawah 0,2 maka seluruh butir

82
Erik Wijaya

yang tidak valid tersebut dibuang valid tersebut dibuang sehingga

sehingga koefisien Internal consistency koefisien Internal consistency reliability

reliability dimensi ini menjadi 0,716. dimensi ini menjadi 0,851. Sebagai

Dimensi keempat empathy skills rangkuman dari nilai uji reliabilitas alat

memiliki jumlah 12 butir, terdiri dari 6 ukur dapat dilihat pada tabel 1.

butir positif dan 6 butir negatif. Pada Tabel 1. Gambaran Reliabilitas Alat Ukur
Kecerdasan Emosi
pengujian reliabilitas ini, nilai koefisien Dimensi Internal
consistency
Internal consistency reliability dimensi reliability Akhir
Self-awareness 0,624
Managing emotions 0,723
ini adalah 0,752 dan untuk uji validitas Motivating oneself 0,716
Empathy skills 0,835
butir ternyata ada 2 butir yang memiliki Handling relationship 0,851

nilai r di bawah 0,2 maka seluruh butir


Uji Reliabilitas Alat ukur Sense of
yang tidak valid tersebut dibuang
Humor
sehingga koefisien Internal consistency
Alat ukur sense of humor ini
reliability dimensi ini menjadi 0,835.
merupakan alat ukur dari
Dimensi kelima handling
pengembangan dari alat ukur Bagian
relationship memiliki jumlah 12 butir,
Riset dan Pengukuran Psikologi
terdiri dari 6 butir positif dan 6 butir
Universitas Tarumanagara. Dimensi
negatif. Pada pengujian reliabilitas ini,
pertama yaitu humor cognitive memiliki
nilai koefisien Internal consistency
jumlah 13 butir berupa gambar-gambar,
reliability dimensi ini adalah 0,834 dan
seluruhnya terdiri dari butir positif. Pada
ada 1 butir yang memiliki nilai r di
pengujian reliabilitas ini, nilai koefisien
bawah 0,2 maka seluruh butir yang tidak

83
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja

Internal consistency reliability dimensi untuk uji validitas butir ternyata tidak

ini adalah 0,827 dan untuk uji validitas ada butir yang memiliki nilai r di

butir ternyata tidak ada butir yang bawah 0,2 maka seluruh butir valid dan

memiliki nilai r di bawah 0,2 maka tidak ada butir yang terbuang. Sebagai

seluruh butir valid dan tidak ada butir rangkuman dari nilai uji reliabilitas alat

yang terbuang. ukur dapat dilihat pada tabel 2.

Dimensi kedua yaitu humor netral Tabel 2


Gambaran Reliabilitas Alat Ukur Humor
memiliki jumlah 11 butir berupa Dimensi Internal
consistency
gambar-gambar, seluruhnya adalah butir reliability Akhir
Humor cognitive 0,827
Humor Netral 0,821
positif. Pada pengujian reliabilitas ini, Humor superiority 0,686

nilai koefisien Internal consistency


Uji Reliabilitas Alat ukur Big Five
reliability dimensi ini adalah 0,821 dan
Personality
untuk uji validitas butir ternyata tidak
Tipe kepribadian diukur dengan
ada butir yang memiliki nilai r di
berbasis The Big Five Theory of
bawah 0,2 maka seluruh butir valid dan
Personality Mc Crae and Costa yang
tidak ada butir yang terbuang.
pertama kali dipublikasikan kedalam
Dimensi ketiga humor superiority
Journal of Personality (Mc Crae,1992).
memiliki jumlah 10 butir berupa
Ada lima dimensi atau tipe kepribadian
gambar-gambar, seluruhnya merupakan
dalam teori tersebut antara lain (1)
butir positif. Pada pengujian reliabilitas
Extraversion, (2) Neuroticism, (3)
ini, nilai koefisien Internal consistency

reliability dimensi ini adalah 0,686 dan

84
Erik Wijaya

Openness, (4) Agreeablenes, (5) seluruh butir valid dan tidak ada butir

Conscientiousness. yang terbuang.

Dimensi pertama adalah extraversion Dimensi ketiga adalah openness

memiliki jumlah 8 butir, terdiri dari 4 memiliki 10 butir pernyataan. Terdiri

butir positif dan 4 butir negatif. Pada dari 8 butir positif dan 2 butir negatif.

pengujian reliabilitas ini, nilai koefisien Pada pengujian reliabilitas ini, nilai

Internal consistency reliability dimensi koefisien Internal consistency reliability

ini adalah 0,658 dan ada 1 butir yang dimensi ini adalah 0,420 dan ada 3 butir

memiliki nilai r di bawah 0,2 maka yang memiliki nilai r di bawah 0,2 maka

seluruh butir yang tidak valid tersebut seluruh butir yang tidak valid tersebut

dibuang sehingga koefisien Internal dibuang sehingga koefisien Internal

consistency reliability dimensi ini consistency reliability dimensi ini

menjadi 0,732. menjadi 0,724.

Dimensi kedua adalah neurocitism Dimensi keempat adalah

memiliki 8 butir pernyataan. Terdiri dari agreeableness memiliki 7 butir

5 butir positif dan 3 butir negatif. Pada pernyataan. Terdiri dari 5 butir positif

pengujian reliabilitas ini, nilai koefisien dan 2 butir negatif. Pada pengujian

Internal consistency reliability dimensi reliabilitas ini, nilai koefisien Internal

ini adalah 0,760 dan untuk uji validitas consistency reliability dimensi ini

butir ternyata tidak ada butir yang adalah 0,558 dan ada 2 butir yang

memiliki nilai r di bawah 0,2 maka memiliki nilai r di bawah 0,2 maka

seluruh butir yang tidak valid tersebut

85
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja

dibuang sehingga koefisien Internal Conscientiousness 0,664

consistency reliability dimensi ini


Hasil Penelitian
menjadi 0,611.
Gambaran Subyek Penelitian
Dimensi kelima adalah
Pada bagian ini diberikan gambaran
conscientiousness memiliki 9 butir
dari subyek penelitian. Gambaran
pernyataan. Terdiri dari 5 butir positif
subyek penelitian ini pertama adalah
dan 4 butir negatif. Pada pengujian
berdasarkan jenis kelamin. Berdasarkan
reliabilitas ini, nilai koefisien Internal
data yang diperoleh mengenai jenis
consistency reliability dimensi ini
kelamin subyek penelitian, jumlah
adalah 0,602 dan ada 2 butir yang
laki-laki sejumlah 425 orang subyek
memiliki nilai r di bawah 0,2 maka
(42,5%) dan subyek perempuan
seluruh butir yang tidak valid tersebut
sebanyak 575 orang subyek (57.5%).
dibuang sehingga koefisien Internal
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
consistency reliability dimensi ini
tabel 1
menjadi 0,664. Sebagai rangkuman dari
Tabel 1. Gambaran Subyek Berdasarkan
nilai uji reliabilitas alat ukur dapat Jenis Kelamin
Persen
dilihat pada tabel 3. Jenis Kelamin Frekuensi tase
Laki-laki 425 42.5
Tabel 3 Perempuan 575 57.5
Gambaran Reliabilitas Alat Ukur Big Five Total 1000 100.0
Personality
Dimensi Internal
consistency Pengujian Hipotesis
reliability Akhir
Extraversion 0,732 Berdasarkan hasil uji korelasi dengan
Neurocitism 0,760
Openness 0,724 menggunakan Spearman Correlation
Agreeableness 0,611

86
Erik Wijaya

karena distribusi data tidak normal maka netral. Hasil lebih lengkap yang

diperoleh bahwa variabel kecerdasan menunjukkan pola hubungan antar

emosi memiliki hubungan yang paling variabel dapat dilihat pada tabel 2 dan 3

signifikan dengan humor cognitive Tabel 2


Hasil Uji Hubungan Kecerdasan Emosi
dengan nilai r = 0,083 dan p = 0,009 < dengan Humor dan Big Five Personality
Kecerdasan Emosi
0,05 jadi ada hubungan positif dan Openness r .071(*)
p .025
signifikan antara kecerdasan emosi N 1000
Conscientiousn r
.116(**)
dengan humor cognitive. Sedangkan ess
p .000
N 997
dengan variabel personality ditemukan
Extraversion r .025
p .431
hasil yang paling signifikan antara
N 1000
Agreeableness r .265(**)
kecerdasan emosi dengan agreebleness,
p .000
N 997
memiliki nilai r = 0,265 dan p = 0,000 Neurocitism r -.139(**)
p .000
< 0,05 jadi ada hubungan positif dan N 997
Humor r
signifikan antara kecerdasan emosi .083(**)
Cognitive
p .009
dengan agreebleness. Sedangkan untuk N 1000
Humor Netral r -.027
humor dan kepribadian ditemukan hasil p .386
N 1000
yang memiliki hubungan paling Humor r
.036
Superiority
signifikan adalah conscientiousness p .260
N 1000
dengan humor netral yang memiliki
* korelasi signifikan pada level 0.05 (2-
nilai r = 0,119 dan p = 0,000 < 0,05 jadi tailed).
** korelasi signifikan pada level 0.01 level
(2-tailed).
ada hubungan positif dan signifikan

antara conscientiousness dengan humor

87
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja

Tabel 3 agreeableness, neurocitism. Untuk


Hasil Uji Hubungan Humor dengan Big
Five Personality extraversion tidak memiliki hubungan
AGRE NEUR
OPEN CONS EXT E O
signifikan. Kemudian untuk neurocitism
Cognitive r -.003 .065(*) .050 .029 -.027
p .919 .040 .115 .359 .392
memiliki hubungan negatif dan
N 1000 997 1000 997 997
Neutral r .119(** .108(**
.030 .070(*) .070(*) signifikan.
) )
p .345 .000 .026 .028 .001
N 1000 997 1000 997 997
Superiority r -.020 .063(*) .049 -.052 .056
p .528 .048 .119 .098 .078 Diskusi
N 1000 997 1000 997 997
* korelasi signifikan pada level 0.05 (2- Berdasarkan hasil ditemukan hubungan
tailed).
** korelasi signifikan pada level 0.01 level signifikan antara kecerdasan emosi
(2-tailed).
dengan jenis humor cognitive pada

Kesimpulan remaja. Dengan demikian dapat dilihat

Berdasarkan hasil pengolahan data bahwa individu yang memiliki

diperoleh hasil bahwa ternyata kecerdasan emosi tinggi lebih banyak

ditemukan adanya hubungan positif dan mengembangkan humor yang dengan

signifikan antara kecerdasan emosi tipe kognitif. Tipe humor ini jika dilihat

dengan humor cognitive. dari konstruk butir nya maka dapat

Selanjutnya berdasarkan hasil dilihat humor ini hanya melihat sesuatu

pengolahan data diperoleh hasil bahwa yang lucu dengan stimulus apresiasi

ternyata ditemukan adanya hubungan pada situasi hidup sehari-hari

positif dan signifikan antara kecerdasan (pengelolaan humor terdapat sifat

emosi dengan kepribadian yaitu mengkritisi sesuatu kejadian dalam

openness, conscientiousness, hidup untuk ditertawakan).

88
Erik Wijaya

Hasil selanjutnya juga ditemukan Hasil analisis data tambahan pada

hubungan yang signifikan pada berbagai penelitian ini menemukan bahwa

tipe kepribadian dengan kecerdasan dimensi motivating oneself memiliki

emosi. Pola hubungan positif dan hubungan yang paling signifikan dengan

signifikan ditemukan antara kecerdasan humor cognitive. Selanjutnya dimensi

emosi dengan kepribadian yaitu managing emotions memiliki hubungan

openness, conscientiousness, yang paling signifikan dengan tipe

agreeableness, neurocitism, sedangkan kepribadian agreebleness. Sebagai

untuk neurocitism memiliki hubungan bagian dari temuan penelitian ini juga

negatif dan signifikan. Hasil penelitian ditemukan bahwa tipe kepribadian

ini sejalan dengan Allport (dikutip agreebleness paling banyak memiliki

dalam Schultz, 2005) menyebutkan hubungan yang signifikan dengan

salah satu ciri-ciri kepribadian yang dimensi-dimensi kecerdasan emosi.

sehat yaitu kemampuan untuk mengenal Penelitian ini memiliki beberapa

dirinya sendiri secara objektif dan keterbatasan diantaranya teknik

memiliki kemampuan humor. Selain itu sampling yang digunakan adalah

dalam teori Myers Briggs Type convenience. Dengan demikian sampel

Indivator juga ditemukan beberapa tipe di dalam penelitian ini merupakan

kepribadian, seperti tipe intuiting dan sampel remaja yang diambil dengan

feeling, juga cenderung memiliki kemudahan sehingga tidak proporsional

kecerdasan emosional yang lebih tinggi menggambarkan remaja yang ada di

(Cherniss & Goleman, 2001). Jabodetabek.

89
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja

Saran humor (secara kognitif) serta

Secara teoretis penelitian ini disesuaikan dengan tipe kepribadian

memberikan manfaat bagi masing-masing.

perkembangan ilmu psikologi terutama

ilmu psikologi perkembangan remaja Daftar Pustaka

serta psikologi pendidikan. Dengan Cherniss, C. & Goleman, D. (2001). The


emotionally intelligent workplace.
adanya penelitian ini maka secara San Fransisco, CA: Jossey-Bass.
Davison, C. G., Neale, J. M., & Kring,
teoretis bidang ilmu tersebut memeroleh A. M. (2006). Abnormal
th
psychology (11 edition). NY:
manfaat dengan adanya fakta hasil Jhon Willey and Sons, Inc.
Feist, J. & Feist, G. J. (2009). Theories
penelitian sehingga secara empiris teori- of personality (6th ed). Singapore:
McGraw Hill.
teori menjadi ada buktinya. Goleman D.(1995). Emotional
intelligence, Jakarta: Gramedia
Saran secara praktis peneliti berikan Pustaka.
Hasanat, N.U. & Subandi. (1998)
kepada para remaja bahwa remaja dapat Pengembangan alat kepekaan
terhadap humor. Jurnal Psikologi.
terus mengembangkan kecerdasan Tahun XXV No. 1, hlm 45-52.
Hartanti. (2002). Peran sense of humor
emosi serta komponen yang terkandung dan dukungan sosial pada tingkat
depresi penderita dewasa
di dalamnya salah satunya dengan cara pascastroke. Anima, Indonesian
PsychologicalJournal. 17, 2: 107-
mengembangkan humor. Tentu saja 119.
Hartanti. (2008). Apakah selera humor
kecerdasan emosi serta humor juga menurunkan stres? Sebuah meta-
analisis.Anima, Indonesian
dapat berhubungan kepribadian dari Psychological Journal. Vol. 24,
No. 1: 38-55.
remaja. Oleh karena itu, remaja Lahey, B. B. (2007). Psychology an
introduction (9th ed). Mc.Graw
senantiasa dapat mengembangkan Hill: New York.
Martin, R. A. (2001). Humor, laughter,
kecerdasan emosi dengan baik dengan and psysical health:
Methodological issues and reseach

90
Erik Wijaya

finding. Psychological Bulletin. dari


Vol.127, pp.504-519. www1.mnre.gov.ws/documents/fo
McCrae, R. R. & Costa, P. T., Jr (2003). rum/2006/6-mulipola.pdf.
The Five-Factor Model of Utomo, U. H. N. (2009). Sense of
personality across cultures. New humor: Studi psikometris tentang
York: Kluwer Academic/Plenum skala kepekaan terhadap humor
Publishers. versi a dan b. Laporan Penelitian.
Patton, P. (1998). Emotional (tidak diterbitkan). Yogyakarta:
intelligence. Alih Bahasa: Zaini Universitas Ahmad Dahlan.
Dahlan. Jakarta: Pustaka
Delapratasa.
Papalia, D. E., Duskin-Feldman, R., &
Martorell, G. (2012). Experience
human development (12th ed.).
New York, NY: McGraw-Hill.
Suhadi. (1989). Humor dalam
kehidupan. Jakarta: Gema Press.
Setiawan, A. (1990). Teori humor.
Jakarta: Majalah Astaga, No.3
Th.III, hal. 34-35.Schultz, D.
(2005). Psikologi pertumbuhan
model-model kepribadian sehat.
Yogyakarta: Kanisius.
Stein, S.J., Papadogiannis, P., Yip, J.A.,
& Sitarenios, G. (2009).
Emotional intelligence of leaders:
A profile of top executives.
Leadership & Organization
Development Journal, 30(1), 87-
101.
Sitanggang, P.A. (2009). Pengaruh
tayangan humor terhadap
peningkatan memori pada
mahasiswa psikologi universitas
sumatera utara. (Skripsi tidak
diterbitkan).
Suyasa, P. T. Y. S. (2010). Indentity
type of humor: Funy, funy and
funy. Temu Ilmiah Nasional
Psikologi, Jakarta 5 Agustus 2010.
Titimaea, M.A. (2006). Emotional
intelligence, management
concept: A contributing factor for
effective service delivery. Diunduh

91

You might also like