Provitae Jurnal Psikologi Pendidikan
2020, Vol. 13, No. 1, 66 – 91
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi,
dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja
Erik Wijaya
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara
Abstract
This study examines the relationship between humor, emotional intelligence and
personality types. Based on the limitations of various studies on humor it is important to
agree with intelligence as well as the type of ownership they have. This is because
considering subjects who have certain personality types will choose a different style of
humor. Personality in this case is OCEAN consists of five type, those are openness,
conscientiousness, extraversion, agreeableness dan neuroticism. Humor consist of three
types, those are cognitive humor, neutral humor, and violence humor. Likewise,
emotional intelligence possessed by individuals will determine how each of them use
humor in everyday life. Youth research subjects from several schools and universities.
The sampling method uses convenience sampling technique. Respondent in this research
is 1000, consist of male 425 subject (42,5%) and female 575 subject (57.5%). This
research produces findings that show a significant relationship between variables and
the greatest value in agreeableness personality with emotional intelligence in r = 0.265,
p = 0.000 <0.05. The next significant relationship is cognitive humor with emotional
intelligence in r = 0.083, p = 0.009 <0.05. The last significant relationship is neutral
humor with consciousness personality in r = 0.119, p = 0.000 < 0.05.
Keywords: Humor, emotional intelligence, OCEAN, youth, college student
Erik Wijaya merupakan salah satu dosen di beradaptasi dengan perubahan fisik dan
Fakultas Psikologi Universitas
Tarumanagara. Korespondensi dapat psikologis, termasuk dalam
melalui email: erikw@fpsi.untar.ac.id
menyelesaikan tugas perkembangannya
Pendahuluan
yakni pencarian identitas diri (Papalia &
Masa remaja ditandai oleh perubahan
Feldman, 2012). Masa remaja juga
yang besar diantaranya kebutuhan untuk
66
Erik Wijaya
juga merupakan masa ketika remaja usaha untuk mengatasi stres, usaha
dihadapkan pada berbagai hal dan untuk menangani stres tersebut dikenal
tantangan diantaranya adalah tuntutan dengan istilah coping. Dalam Papalia
dalam menyelesaikan tugas akademik, dan Feldman (2012), coping di
tuntutan dalam hubungan pertemanan definisikan sebagai cara berpikir atau
dan dalam relasi dengan orangtua perilaku adaptif yang bertujuan
(Papalia & Feldman, 2012). mengurangi atau atau menghilangkan
Tuntutan-tuntutan bisa dianggap stres yang timbul dari kondisi
sebuah stressor bagi remaja yang dapat berbahaya, atau menantang.
memicu munculnya stress ketika remaja Lazarus dan Folkman (Davison,
tidak berhasil untuk memenuhi tuntutan 2006), mengidentifikasi coping dalam
yang diberikan kepadanya (Papalia & dua dimensi, yang pertama coping yang
Feldman, 2012). Lazarus (dikutip dalam berfokus pada masalah (problem -
Lahey, 2007) mengatakan bahwa stres focused coping) mencakup bertindak
dapat diartikan sebagai kesenjangan secara langsung untuk mengatasi
antara tuntutan lingkungan dan masalah. Kedua adalah coping yang
kemampuan individu untuk menangani berfokus pada emosi (emotion - focused
tuntutan lingkungan atau situasi coping) merujuk pada berbagai upaya
tersebut. Suatu kondisi stres jika tidak untuk mengurangi berbagai reaksi
ditangani akan berdampak negatif pada emosional negatif terhadap stres.
diri seseorang, untuk menghindari Diketahui kebanyakan remaja cederung
kondisi negatif tersebut diperlukan suatu menggunakan emotion focused coping
67
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja
terlebih dahulu ketika berhadapan Penelitian tentang humor dengan
dengan stress. Salah satunya adalah aspek psikologis belum banyak diteliti,
dengan berhumor. namun beberapa penelitian pendahulu
Menurut Driver, humor tentang humor pernah dilakukan
merupakan sifat dari sesuatu atau suatu diantaranya penelitian dari Sitanggang
situasi yang kompleks yang (2009) yang mencoba melihat pengaruh
menimbulkan keinginan untuk tertawa tayangan humor terhadap peningkatan
(Hartanti, 2008). Secara sederhana memori dengan menggunakan metode
humor didefinisikan sebagai sesuatu eksperimen terhadap 30 orang
yang lucu. Eysenck dikutip dalam responden mendapatkan hasil bahwa
Utomo (2009) menyebutkan humor tayangan humor berdampak signifikan
adalah sesuatu yang dapat membuat pada peningkatan memori. Penelitian
tertawa. Hasanat dan Subandi (1998) yang mencoba melihat hubungan
mengatakan humor dinilai dapat humor dengan stress pernah diteliti
menimbulkan emosi positif, sebab oleh Sutedjo dan Komolohadi (2009).
humor menjadikan seseorang dapat Penelitian tersebut melibatkan 30 orang
tersenyum ataupun tertawa dan perawat dan mendapatkan hasil tidak
memunculkan emosi positif. Humor terdapat hubungan signifikan antara
dapat membuat seseorang menjadi lebih sense of humor dengan stress. Humor
rileks, tidak tegang, sehingga pikiran sebagai sebuah terapi juga pernah
pun dapat lebih berkonsentrasi untuk diteliti dalam usaha menurunkan
menyelesaikan masalah. kecemasan. Goleman (1995) yang
68
Erik Wijaya
menyebutkan kemampuan humor sehat yaitu kemampuan untuk mengenal
merupakan salah satu ciri dari seseorang dirinya sendiri secara objektif dan
yang mempunyai kecerdasan emosi memiliki kemampuan humor. Menurut
yang baik. Nilsen (dikutip dalam Hasanat, 2002)
Lebih lanjut Goleman (1995) fungsi humor dibagi menjadi empat
menyebutkan humor berhubungan fungsi, yaitu fungsi fisiologik, fungsi
dengan emosi yang menyenangkan dan psikologik, fungsi pendidikan, dan
penerimaan diri seutuhnya. Humor tidak fungsi sosial. Mindess (Hartanti, 2002)
selalu berfokus pada sesuatu di luar diri berpendapat bahwa fungsi humor yang
individu tapi juga berfokus pada diri paling penting adalah kekuatannya
sendiri. Individu tidak hanya tertawa untuk membebaskan diri dari banyak
pada sesuatu yang ada di luar dirinya rintangan dan pembatasan dalam
tetapi ia juga mampu tertawa ketika ia kehidupan sehari-hari. Humor dapat
pun membuat sesuatu yang lucu. melepas individu dari berbagai tuntutan
Hal serupa juga terjadi mengenai yang dialami dan dapat
keterkaitan humor, kecerdasan emosi membebaskannya dari perasaan
dan kepribadian. Seorang remaja inferioritas. Miller (dalam Titimaea,
diharapkan dapat menyelesaikan tugas 2006) menambahkan bahwa pendidikan
perkembangannya dan memiliki dari sekolah, keluarga, media massa,
kepribadian yang sehat. Allport (dikutip agama, dan budaya juga mempengaruhi
dalam Schultz, 2005) menyebutkan tingkat kecerdasan emosional seseorang.
salah satu ciri-ciri kepribadian yang Usia juga mempengaruhi kecerdasan
69
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja
emosional, di mana tingkat kecerdasan diketahui kepribadian yang manakah
emosional akan meningkat seiring yang berhubungan dengan humor serta
dengan bertambahnya usia (Stein, kecerdasan emosi.
Papadoglannis, Yip, & Sitarenlos, Kajian Pustaka
2008). Beberapa tipe kepribadian, Definisi Humor
seperti tipe intuiting dan feeling dalam Humor berasal dari bahasa
teori Myers Briggs Type Indivator, juga inggris yangg berarti kelucuan atau
cenderung memiliki kecerdasan kejelakaan. Humor didefinisikan oleh
emosional yang lebih tinggi (Cherniss & The Oxford English Dictionary sebagai
Goleman, 2001). kualitas tindakan, ucapan, atau tulisan
Berdasarkan hal tersebut, yang menggairahkan. Humor
peneliti tertarik meneliti lebih lanjut merupakan sebuah aspek afektif,
apakah ada hubungan kemampuan kognitif, atau estetika dari seseorang,
humor, kecerdasan emosi dan tipe stimulus, atau peristiwa yang
kepribadian individu khususnya remaja. membangkitkan, seperti hiburan,
Tipe kepribadian yang digunakan dalam sukacita, kegembiraan atau sebagai
pengukuran penelitian ini adalah tertawa, tersenyum (Wasylowich, 2011).
OCEAN (Oppeness, Conscientiousness, Dari perspektif psikologis,
Extraversion, Agreeablenes, secara teoritis dan secara operasional,
Neuroticism) merupakan pengembangan humor didefinisikan dalam beberapa
alat ukur kepribadian dari Mc Crae dan cara melibatkan kognitif, emosi,
Costa (2003). Dari penelitian ini akan perilaku, psychophysiological, dan
70
Erik Wijaya
sosial. Istilah humor dapat digunakan Dari beberapa definsi di atas,
untuk merujuk ke stimulus (misalnya, dapat disimpulkan bahwa humor adalah
sebuah film komedi), suatu proses segala sesuatu (tindakan, ucapan,
mental (misalnya, persepsi atau tulisan, peristiwa serta stimulus-
penciptaan incongruities lucu). Tertawa stimulus lainnya) yang membangkitkan
adalah ekspresi perilaku yang paling rasa senang.
umum dari pengalaman lucu dan tawa
juga biasanya dikaitkan dengan emosi Jenis Humor
yang menyenangkan (Martin, 2001). Jenis humor menurut Setiawan
Humor dapat didefinisikan (1988) dapat dibedakan menurut
secara luas sebagai pendekatan untuk kriterium bentuk ekspresi. Sebagai
diri sendiri dan orang lain yang ditandai bentuk ekspresi dalam kehidupan
dengan pandangan yang fleksibel yang individu, humor dibagi menjadi tiga
memungkinkan seseorang untuk jenis yakni (1) humor personal, yaitu
menemukan, mengekspresikan atau kecenderungan tertawa pada diri
menghargai segala sesuatu yang bersifat individu,misalnya bila individu melihat
lucu (Hood, 2009). Secara emosional, sebatang pohon yang bentuknya mirip
humor merupakan jalan untuk orang sedang buang air besar; (2) humor
menghilangkan konflik yang terpendam dalam pergaulan, misalnya senda gurau
dan menyedihkan (seperti dikutip dalam di antara teman, kelucuan yang
Rosenheim dan Golan, 1986). diselipkan dalam pidato atau ceramah di
depan umum; (3) humor dalam
71
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja
kesenian, atau seni humor. Humor rendah (yang kasar, yang terlalu
dalam kesenian masih dibagi menjadi eksplisit).
seperti berikut. Humor lakuan, Jaya Suprana mengatakan bahwa
misalnya: lawak, tari humor, dan dalam situasi yang tidak tepat, humor
pantomim lucu. Humor grafis, misalnya: bukan sesuatu yang lucu. Bahkan humor
kartun, karikatur,foto jenaka, dan patung belum tentu menyebabkan orang
lucu. Humor literatur, misalnya: cerpen tertawa, misalnya humor seks. Bagi
lucu, esei satiris, sajak jenaka, dan sebagian orang yang puritan,humor jenis
semacamnya. itu dianggap tabu dan kampungan
Humor menurut kriterium sehingga dianggap tidak lucu dan tidak
indrawi terdiri dari: (1) humor verbal; menyebabkan tertawa. Humor menjadi
(2) humor visual; (3) humor auditif. kurang ajar bila menggunakan kondisi
Humor menurut kriteri umbahan adalah: fisik orang sebagai objek. Humor yang
(1) humor politis; (2) humor seks; (3) baik adalah humor yang bisa membawa
humor sadis; (4) humor teka-teki. atau menuju kepada kebaikan.
Humor kriterium etis dapat Kemudian, Bapak Psikoanalisis Freud
dibedakan sebagai:(1) humor (dalam Suhadi, 1989), memilih humor
sehat/humor yang edukatif; (2) humor berdasarkan dua variabel, yaitu: (1)
yang tidak sehat. Humor berdasarkan motivasi ,yang berwujud komik,
kriterium estetis dapat dipisahkan tergolong sebagai lelucon yang tanpa
menjadi: (1) humor tinggi (yang lebih motivasi, karena kelucuan hanya
halus dan tak langsung); (2) humor diperoleh dari teknik melucu saja; dan
72
Erik Wijaya
humor yang tergolong lelucon dengan yang bersifat kognitif, humor netral dan
motivasi; (2) kelompok sasaran yang humor yang berbau kekerasan.
dijadikan lelucon, humor terdiri
atas:humor etnik, humor seks, dan Kecerdasan Emosi
humor politik. Sedangkan, menurut Pengertian Emosi
Pramono (1983), humor dapat Menurut Goleman (1995) emosi
digolongkan menjadi: (1) humor merujuk pada suatu perasaan dan
rmenurut penampilannya,yang terdiri pikiran yang khas, suatu keadaan
atas: humor lisan, humor tulisan/gambar biologis dan psikologis dan serangkaian
humor gerakan tubuh; (2) menurut kecenderungan untuk bertindak. Emosi
tujuan dibuatnya atau tujuan pesannya, pada dasarnya adalah dorongan untuk
humor terdiri atas: humor kritik, humor bertindak. Biasanya emosi merupakan
meringankan beban pesan, dan humor reaksi terhadap rangsangan dari luar dan
semata-mata pesan. dalam diri individu. Sebagai contoh
Pengembangan alat ukur humor emosi gembira mendorong perubahan
telah dikembangkan oleh bagian riset suasana hati seseorang, sehingga secara
dan pengukuran psikologi. Pengembang fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih
alat ukur oleh Suyasa (2010) merupakan mendorong seseorang berperilaku
hasil riset dengan melakukan analisis menangis.
faktor eksploratori yang menghasilkan Emosional adalah dorongan
adanya tiga tipe humor yaitu humor untuk bertindak rencana seketika untuk
mengatasi masalah yang ditanamkan
73
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja
secara berangsur-angsur yang terkait gembira, riang, puas, riang, senang,
dengan pengalaman dari waktu ke terhibur, bangga (5) Cinta:penerimaan,
waktu. Goleman (1995) Menyebutkan persahabatan, kepercayaan, kebaikan
Emosi berkaitan dengan perubahan hati, rasa dekat, bakti, hormat, dan
fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, kemesraan.(6)
emosi merupakan salah satu aspek Terkejut:terkesiap,terkejut (7)
penting dalam kehidupan manusia, Jengkel:hina, jijik, muak, mual, tidak
karena emosi dapat merupakan suka (8) malu: malu hati, kesal.
motivator perilaku dalam arti
meningkatkan, tapi juga dapat Aspek-Aspek Kecerdasan Emosi
mengganggu perilaku intensional Mayer dan Salovey (1990)
manusia. mendeskripsikan kecerdasan emosi ke
Goleman (1995) mengemukakan dalam empat komponen penting yang
beberapa macam emosi yang tidak disadur dari buku aslinya, yaitu
berbeda jauh dengan kedua tokoh di reflective regulation of emotions to
atas, yaitu:(1) Amarah:beringas, promote emotional and Intellectual
mengamuk, benci, jengkel, kesal hati (2) growth;understanding and analyzing
Kesedihan:pedih, sedih, muram, suram, emotion, employing emotional
mengasihani diri, putus asa (3) Rasa knowledge; emotional facilitation of
takut:cemas, gugup, khawatir, was-was, thinking; dan perception, appraisal, and
perasaan takut sekali, waspada, tidak expression of emotion.
tenang, ngeri (4) Kenikmatan:bahagia,
74
Erik Wijaya
Menurut Mayer dan Salovey informasi yang disampaikannya. (2)
(1997), aspek-aspek kecerdasan emosi Memahami dan menganalisis emosi
yaitu: (1) Refleksi regulasi emosi (menggunakan pengetahuan emosional)
(reflectively regulating emotions).(a) (understanding emotions) (a)
Kemampuan individu untuk tetap Kemampuan untuk memahami label-
terbuka terhadap perasaan yang label emosi dan mengenali hubungan
menyenangkan dan tidak menyenangkan antara kata dan emosi itu sendiri,
(b) Kemampuan individu untuk misalnya hubungan antara menyukai
merefleksikan dengan menarik atau dan mencintai (b) Kemampuan untuk
melepas dari menahan atas pemutusan menafsirkan makna bahwa hubungan
atau penggunaan informasi yang emosi menyampaikan tentang sesuatu
sifatnya emosional (c) Kemampuan hal, seperti misalnya kesedihan yang
individu untuk memantau emosi dalam sering menyertai kehilangan (c)
hubungannya dengan diri sendiri dan Kemampuan untuk memahami perasaan
orang lain, seperti mengakui bagaimana kompleks, seperti misalnya simultan
seberapa jelas, khas, berpengaruh, atau perasaan cinta dan benci, atau campuran
masuk akal dirinya dan orang lain (d) seperti kekaguman sebagai kombinasi
Kemampuan individu untuk mengelola dari rasa takut dan terkejut (d)
emosi dalam diri sendiri dan orang lain Kemampuan untuk mengenali
dengan moderator emosi negatif dan kemungkinan transisi antara emosi,
meningkatkan yang menyenangkan, seperti transisi dari kemarahan terhadap
tanpa menekan atau melebih-lebihkan kepuasan, atau dari marah sampai malu.
75
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja
(3) Emosi sebagai sarana berpikir logis emosi pada orang lain, desain, karya
(assimilating emotion in thought). (a) seni, dan lain-lain, melalui bahasa,
Emosi memprioritaskan berpikir dengan suara, penampilan, dan perilaku (c)
mengarahkan perhatian pada informasi Kemampuan untuk mengekspresikan
penting (b) Emosi cukup jelas dan emosi dengan akurat, dan
tersedia yang dapat dihasilkan mereka mengekspresikan kebutuhan
sebagai alat bantu untuk penilaian dan berhubungan dengan perasaan (d)
memori tentang perasaan (c) Mengubah Kemampuan untuk membedakan antara
ayunan emosi suasana hati perspektif ekspresi yang akurat dan tidak akurat,
individu dari optimis ke pesimis, atau tidak jujur.
mendorong pertimbangan multipel hal Menurut Stein (2009), ada
sudut pandang (d) Keadaan emosional beberapa indikator yang menunjukan
yang berbeda mendorong pada pendekat seseorang mampu mengelola kecerdasan
permasalahan yang spesifik seperti emosionalnya antara lain: (1) Berhasil
ketika kebahagiaan memfasilitasi secara mengelola situasi sulit (2)
induktif penalaran dan kreativitas, dan Mengekspresikan emosi (3) Keuntungan
(4) Persepsi, penilaian, dan ekspresi dari orang lain menghormati orang lain
perasaan (perceiving and expressing (4) Pengaruh membujuk orang lain
emotion) (a)Kemampuan untuk untuk membantu mereka keluar (5)
mengidentifikasi emosi dalam keadaan Jauhkan dingin di bawah tekanan reaksi
fisik seseorang, perasaan dan pikirannya (6) Mengenali emosi mereka kepada
(b)Kemampuan untuk mengidentifikasi orang-orang atau situasi (7) Tahu
76
Erik Wijaya
bagaimana mengatakan "hak" hal untuk keberhasilan. Sementara itu Baron
mendapatkan hasil yang tepat (8) (2000) menyebutkan bahwa kecerdasan
Mengelola diri secara efektif ketika emosi adalah suatu rangkaian emosi,
bernegosiasi (9) Mengelola orang lain pengetahuan emosi dan kemampuan-
secara efektif bila negosiasi (10) kemampuan yang mempengaruhi
Memotivasi diri untuk menyelesaikan kemampuan keseluruhan individu untuk
sesuatu (11) Tahu bagaimana menjadi mengatasi masalah tuntutan lingkungan
positif, bahkan dalam situasi sulit. secara efektif.
Steiner (1997) menjelaskan
pengertian kecerdasan emosi adalah Kepribadian
suatu kemampuan yang dapat mengerti Kepribadian adalah pola sifat
emosi diri sendiri dan orang lain, serta yang relatif permanen dan sebuah
mengetahui bagaimana emosi diri karakteristik unik yang memberikan
sendiri terekspresikan untuk konsistensi dan individualitas ke
meningkatkan maksimal etis sebagai perilaku seseorang. Sifat berkontribusi
kekuatan pribadi. Berbeda dengan terhadap perbedaan individu dalam
pendapat sebelumnya, Patton (1998) perilaku, konsistensi perilaku dari waktu
mengemukakan kecerdasan emosi ke waktu, dan stabilitas perilaku di
sebagai kemampuan untuk mengetahui seluruh situasi. Traits / ciri mungkin
emosi secara efektif guna mencapai unik, umum untuk beberapa kelompok,
tujuan, dan membangun hubungan yang atau oleh seluruh spesies, tetapi pola
produktif dan dapat meraih mereka berbeda untuk setiap individu.
77
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja
Demikianlah orang, meskipun seperti dan ramah. Individu sebaliknya akan
orang lain dalam beberapa hal, tetapi cenderung diam, pemalu, menyendiri,
tetap memiliki kepribadian yang unik. dan hilangnya kemampuan untuk
Karakteristik adalah kualitas yang unik mengekpresikan emosi secara kuat
dari individu yang meliputi atribut (Feist & feist, 2009). Extraversion
seperti temperamen, fisik, dan menyangkut perbedaan dalam preferensi
kecerdasan (Feist & Feist, 2009). untuk interaksi sosial dan aktivitas
hidup (Mc Crae & Costa, 2003).
The Big Five Theory of Personality Neuroticism. Orang yang tinggi
The Big Five Theory of dalam dimensi Neurocitism cenderung
Personality Mc Crae and Costa pertama gugup, sensitif, tegang, dan mudah
kali dipublikasikan kedalam Journal of cemas. individu yang rendah dalam
Personality (Mc Crae,1992), the dimensi ini cenderung tenang dan
Journal of Pesonality Assessment santai. Neurocitism, merupakan wilayah
(Costa, 1991). Kelima dimensi tersebut rawan individu untuk mengalami emosi
antara lain Extraversion, Neuroticism, yang tidak menyenangkan dan
Oppeness, Agreeablenes, mengganggu dan memiliki gangguan
Conscientiousness. terkait didalam pikiran dan tindakan
Extraversion. Individu yang (Mc Crae & Costa, 2003).
tinggi pada kepribadian ini memiliki Oppeness. Keterbukaan untuk
kecenderungan penuh dengan kasih merasakan pengalaman membedakan
sayang, riang, aktif berbicara, dominan, berbagai macam orang, memiliki
78
Erik Wijaya
keinginan untuk lebih dekat dan lebih kepercayaan, memiliki pemikiran yang
nyaman dalam hubungan dengan orang- keras dan keras kepala (Mc Crae &
orang sekitar dalam berbagai hal (Feist Costa, 2003).
& feist, 2009). individu yang tinggi Conscientiousness, adalah
dalam dimensi Oppeness umumnya sebuah dimensi dari perbedaan
terlihat imajinatif, menyenangkan, individual dalam organisasi dan prestasi.
kreatif, dan artistik. Sedangkan individu individu yang sangat conscientious
yang rendah dalam dimensi ini adalah orang yang patuh dan memiliki
umumnya dangkal, membosankan atau disiplin diri tapi juga ambisius dan
sederhana (Mc Crae & Costa, 2003). pekerja keras, bahkan terkadang sampai
Agreeablenes, individu yang dititik 'workaholic'. Pria dan wanita
memiliki skor agreeableness tinggi yang rendah dalam conscientiousness
cenderung percaya, murah hati, unggul, kurang bergairah, santai, dan sedikit
menerima, dan baik hati. Mereka yang menutut untuk diri sendiri maupun
memiliki skor agreeableness rendah orang lain (Mc Crae & Costa, 2003).
umumnya sering berprasangka buruk individu yang tinggi dalam dimensi
terhadap orang lain, pelit, tidak Conscientiousness umumnya berhati-
bersahabat, mudah tersinggung, dan hati, dapat diandalkan, teratur, dan
kritis terhadap orang lain (Feist & Feist, bertanggung jawab. Orang yang rendah
2009). Agreeablenes terlihat dalam dalam dimensi Conscientiousness atau
kurangnya kepedulian untuk orang lain impulsif cenderung ceroboh,
dan umumnya sentimen terhadap
79
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja
berantakan, dan tidak dapat diandalkan individu tapi juga berfokus pada diri
(Mc Crae & Costa, 2003). sendiri. Individu tidak hanya tertawa
pada sesuatu yang ada di luar dirinya
Keterkaitan Humor, Kecerdasan tetapi ia juga mampu tertawa ketika ia
Emosi dan Tipe Kepribadian pun membuat sesuatu yang lucu.
Humor sebagai sebuah terapi Hal serupa juga terjadi mengenai
juga pernah diteliti dalam usaha keterkaitan humor, kecerdasan emosi
menurunkan kecemasan. Penelitian dan kepribadian. Seorang remaja
mengenai hubungan humor dengan diharapkan dapat menyelesaikan tugas
kecerdasan emosi sudah dilakukan oleh perkembangannya dan memiliki
Wijaya dan Basaria (2014). Hal ini kepribadian yang sehat. Allport (dikutip
mengacu pada yang dikemukanan oleh dalam Schultz, 2005) menyebutkan
Goleman (1995) yang menyebutkan salah satu ciri-ciri kepribadian yang
kemampuan humor merupakan salah sehat yaitu kemampuan untuk mengenal
satu ciri dari seseorang yang dirinya sendiri secara objektif dan
mempunyai kecerdasan emosi yang baik memiliki kemampuan humor. Menurut
(Goleman, 1995). Nilsen (dikutip dalam Hasanat, 2002)
Lebih lanjut Goleman (1995) fungsi humor dibagi menjadi empat
menyebutkan humor berhubungan fungsi, yaitu fungsi fisiologik, fungsi
dengan emosi yang menyenangkan dan psikologik, fungsi pendidikan, dan
penerimaan diri seutuhnya. Humor tidak fungsi sosial. Mindess (Hartanti, 2002)
selalu berfokus pada sesuatu di luar diri berpendapat bahwa fungsi humor yang
80
Erik Wijaya
paling penting adalah kekuatannya Goleman, 2001). Berdasarkan hal
untuk membebaskan diri dari banyak tersebut, keterkaitan dari ketiga variabel
rintangan dan pembatasan dalam telah didasari oleh adanya dasar
kehidupan sehari-hari. Humor dapat pemikiran serta landasan teoretis yang
melepas individu dari berbagai tuntutan memadai.
yang dialami dan dapat
membebaskannya dari perasaan Metode Penelitian
inferioritas. Miller (dalam Titimaea, Desain dan Subjek Penelitian
2006) menambahkan bahwa pendidikan Pendekatan yang digunakan
dari sekolah, keluarga, media massa, dalam penelitian ini adalah pendekatan
agama, dan budaya juga mempengaruhi kuantitatif. Selanjutnya penelitian ini
tingkat kecerdasan emosional seseorang. pada dasarnya bertujuan untuk melihat
Usia juga mempengaruhi kecerdasan ada atau tidaknya hubungan humor
emosional, di mana tingkat kecerdasan dengan kecerdasan emosi pada remaja.
emosional akan meningkat seiring Subjek penelitian yang bertindak
dengan bertambahnya usia (Stein, sebagai partisipan dipilih dengan
Papadoglannis, Yip, & Sitarenlos, metode purposive sampling yaitu subjek
2008). Beberapa tipe kepribadian, yang dipilih berdasarkan kriteria
seperti tipe intuiting dan feeling dalam tertentu yang cocok dengan tujuan
teori Myers Briggs Type Indivator, juga penelitian. Subjek sebagai partisipan
cenderung memiliki kecerdasan adalah remaja berusia 11- 20 tahun,
emosional yang lebih tinggi (Cherniss & jenis kelamin, tingkat pendidikan,
81
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja
agama dan status sosial ekonomi tidak tersebut dibuang sehingga koefisien
dibatasi. Jumlah responden Internal consistency reliability dimensi
direncanakan sebanyak 1000 orang ini menjadi 0,624.
remaja yang akan diambil dari salah Dimensi kedua managing emotions
satu sekolah serta universitas di Jakarta. memiliki jumlah 12 butir, terdiri dari 6
butir positif dan 6 butir negatif. Pada
Pengukuran Penelitian pengujian reliabilitas ini, nilai koefisien
Uji Reliabilitas Alat Ukur Internal consistency reliability dimensi
Kecerdasan Emosi ini adalah 0,624 dan untuk uji validitas
Alat ukur kecerdasan emosi butir ternyata ada 3 butir yang memiliki
merupakan pengembangan dari teori nilai r di bawah 0,2 maka seluruh butir
Goleman (2000) dari Bagian Riset dan yang tidak valid tersebut dibuang
Pengukuran Psikologi Universitas sehingga koefisien Internal consistency
Tarumanagara. Dimensi pertama yaitu reliability dimensi ini menjadi 0,723.
self-awareness memiliki jumlah 12 Dimensi ketiga motivating oneself
butir, terdiri dari 6 butir positif dan 6 memiliki jumlah 12 butir, terdiri dari 6
butir negatif. Pada pengujian reliabilitas butir positif dan 6 butir negatif. Pada
ini, nilai koefisien Internal consistency pengujian reliabilitas ini, nilai koefisien
reliability dimensi ini adalah 0,603 dan Internal consistency reliability dimensi
untuk uji validitas butir ternyata ada 5 ini adalah 0,613 dan untuk uji validitas
butir yang memiliki nilai r di bawah 0,2 butir ternyata ada 1 butir yang memiliki
maka seluruh butir yang tidak valid nilai r di bawah 0,2 maka seluruh butir
82
Erik Wijaya
yang tidak valid tersebut dibuang valid tersebut dibuang sehingga
sehingga koefisien Internal consistency koefisien Internal consistency reliability
reliability dimensi ini menjadi 0,716. dimensi ini menjadi 0,851. Sebagai
Dimensi keempat empathy skills rangkuman dari nilai uji reliabilitas alat
memiliki jumlah 12 butir, terdiri dari 6 ukur dapat dilihat pada tabel 1.
butir positif dan 6 butir negatif. Pada Tabel 1. Gambaran Reliabilitas Alat Ukur
Kecerdasan Emosi
pengujian reliabilitas ini, nilai koefisien Dimensi Internal
consistency
Internal consistency reliability dimensi reliability Akhir
Self-awareness 0,624
Managing emotions 0,723
ini adalah 0,752 dan untuk uji validitas Motivating oneself 0,716
Empathy skills 0,835
butir ternyata ada 2 butir yang memiliki Handling relationship 0,851
nilai r di bawah 0,2 maka seluruh butir
Uji Reliabilitas Alat ukur Sense of
yang tidak valid tersebut dibuang
Humor
sehingga koefisien Internal consistency
Alat ukur sense of humor ini
reliability dimensi ini menjadi 0,835.
merupakan alat ukur dari
Dimensi kelima handling
pengembangan dari alat ukur Bagian
relationship memiliki jumlah 12 butir,
Riset dan Pengukuran Psikologi
terdiri dari 6 butir positif dan 6 butir
Universitas Tarumanagara. Dimensi
negatif. Pada pengujian reliabilitas ini,
pertama yaitu humor cognitive memiliki
nilai koefisien Internal consistency
jumlah 13 butir berupa gambar-gambar,
reliability dimensi ini adalah 0,834 dan
seluruhnya terdiri dari butir positif. Pada
ada 1 butir yang memiliki nilai r di
pengujian reliabilitas ini, nilai koefisien
bawah 0,2 maka seluruh butir yang tidak
83
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja
Internal consistency reliability dimensi untuk uji validitas butir ternyata tidak
ini adalah 0,827 dan untuk uji validitas ada butir yang memiliki nilai r di
butir ternyata tidak ada butir yang bawah 0,2 maka seluruh butir valid dan
memiliki nilai r di bawah 0,2 maka tidak ada butir yang terbuang. Sebagai
seluruh butir valid dan tidak ada butir rangkuman dari nilai uji reliabilitas alat
yang terbuang. ukur dapat dilihat pada tabel 2.
Dimensi kedua yaitu humor netral Tabel 2
Gambaran Reliabilitas Alat Ukur Humor
memiliki jumlah 11 butir berupa Dimensi Internal
consistency
gambar-gambar, seluruhnya adalah butir reliability Akhir
Humor cognitive 0,827
Humor Netral 0,821
positif. Pada pengujian reliabilitas ini, Humor superiority 0,686
nilai koefisien Internal consistency
Uji Reliabilitas Alat ukur Big Five
reliability dimensi ini adalah 0,821 dan
Personality
untuk uji validitas butir ternyata tidak
Tipe kepribadian diukur dengan
ada butir yang memiliki nilai r di
berbasis The Big Five Theory of
bawah 0,2 maka seluruh butir valid dan
Personality Mc Crae and Costa yang
tidak ada butir yang terbuang.
pertama kali dipublikasikan kedalam
Dimensi ketiga humor superiority
Journal of Personality (Mc Crae,1992).
memiliki jumlah 10 butir berupa
Ada lima dimensi atau tipe kepribadian
gambar-gambar, seluruhnya merupakan
dalam teori tersebut antara lain (1)
butir positif. Pada pengujian reliabilitas
Extraversion, (2) Neuroticism, (3)
ini, nilai koefisien Internal consistency
reliability dimensi ini adalah 0,686 dan
84
Erik Wijaya
Openness, (4) Agreeablenes, (5) seluruh butir valid dan tidak ada butir
Conscientiousness. yang terbuang.
Dimensi pertama adalah extraversion Dimensi ketiga adalah openness
memiliki jumlah 8 butir, terdiri dari 4 memiliki 10 butir pernyataan. Terdiri
butir positif dan 4 butir negatif. Pada dari 8 butir positif dan 2 butir negatif.
pengujian reliabilitas ini, nilai koefisien Pada pengujian reliabilitas ini, nilai
Internal consistency reliability dimensi koefisien Internal consistency reliability
ini adalah 0,658 dan ada 1 butir yang dimensi ini adalah 0,420 dan ada 3 butir
memiliki nilai r di bawah 0,2 maka yang memiliki nilai r di bawah 0,2 maka
seluruh butir yang tidak valid tersebut seluruh butir yang tidak valid tersebut
dibuang sehingga koefisien Internal dibuang sehingga koefisien Internal
consistency reliability dimensi ini consistency reliability dimensi ini
menjadi 0,732. menjadi 0,724.
Dimensi kedua adalah neurocitism Dimensi keempat adalah
memiliki 8 butir pernyataan. Terdiri dari agreeableness memiliki 7 butir
5 butir positif dan 3 butir negatif. Pada pernyataan. Terdiri dari 5 butir positif
pengujian reliabilitas ini, nilai koefisien dan 2 butir negatif. Pada pengujian
Internal consistency reliability dimensi reliabilitas ini, nilai koefisien Internal
ini adalah 0,760 dan untuk uji validitas consistency reliability dimensi ini
butir ternyata tidak ada butir yang adalah 0,558 dan ada 2 butir yang
memiliki nilai r di bawah 0,2 maka memiliki nilai r di bawah 0,2 maka
seluruh butir yang tidak valid tersebut
85
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja
dibuang sehingga koefisien Internal Conscientiousness 0,664
consistency reliability dimensi ini
Hasil Penelitian
menjadi 0,611.
Gambaran Subyek Penelitian
Dimensi kelima adalah
Pada bagian ini diberikan gambaran
conscientiousness memiliki 9 butir
dari subyek penelitian. Gambaran
pernyataan. Terdiri dari 5 butir positif
subyek penelitian ini pertama adalah
dan 4 butir negatif. Pada pengujian
berdasarkan jenis kelamin. Berdasarkan
reliabilitas ini, nilai koefisien Internal
data yang diperoleh mengenai jenis
consistency reliability dimensi ini
kelamin subyek penelitian, jumlah
adalah 0,602 dan ada 2 butir yang
laki-laki sejumlah 425 orang subyek
memiliki nilai r di bawah 0,2 maka
(42,5%) dan subyek perempuan
seluruh butir yang tidak valid tersebut
sebanyak 575 orang subyek (57.5%).
dibuang sehingga koefisien Internal
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
consistency reliability dimensi ini
tabel 1
menjadi 0,664. Sebagai rangkuman dari
Tabel 1. Gambaran Subyek Berdasarkan
nilai uji reliabilitas alat ukur dapat Jenis Kelamin
Persen
dilihat pada tabel 3. Jenis Kelamin Frekuensi tase
Laki-laki 425 42.5
Tabel 3 Perempuan 575 57.5
Gambaran Reliabilitas Alat Ukur Big Five Total 1000 100.0
Personality
Dimensi Internal
consistency Pengujian Hipotesis
reliability Akhir
Extraversion 0,732 Berdasarkan hasil uji korelasi dengan
Neurocitism 0,760
Openness 0,724 menggunakan Spearman Correlation
Agreeableness 0,611
86
Erik Wijaya
karena distribusi data tidak normal maka netral. Hasil lebih lengkap yang
diperoleh bahwa variabel kecerdasan menunjukkan pola hubungan antar
emosi memiliki hubungan yang paling variabel dapat dilihat pada tabel 2 dan 3
signifikan dengan humor cognitive Tabel 2
Hasil Uji Hubungan Kecerdasan Emosi
dengan nilai r = 0,083 dan p = 0,009 < dengan Humor dan Big Five Personality
Kecerdasan Emosi
0,05 jadi ada hubungan positif dan Openness r .071(*)
p .025
signifikan antara kecerdasan emosi N 1000
Conscientiousn r
.116(**)
dengan humor cognitive. Sedangkan ess
p .000
N 997
dengan variabel personality ditemukan
Extraversion r .025
p .431
hasil yang paling signifikan antara
N 1000
Agreeableness r .265(**)
kecerdasan emosi dengan agreebleness,
p .000
N 997
memiliki nilai r = 0,265 dan p = 0,000 Neurocitism r -.139(**)
p .000
< 0,05 jadi ada hubungan positif dan N 997
Humor r
signifikan antara kecerdasan emosi .083(**)
Cognitive
p .009
dengan agreebleness. Sedangkan untuk N 1000
Humor Netral r -.027
humor dan kepribadian ditemukan hasil p .386
N 1000
yang memiliki hubungan paling Humor r
.036
Superiority
signifikan adalah conscientiousness p .260
N 1000
dengan humor netral yang memiliki
* korelasi signifikan pada level 0.05 (2-
nilai r = 0,119 dan p = 0,000 < 0,05 jadi tailed).
** korelasi signifikan pada level 0.01 level
(2-tailed).
ada hubungan positif dan signifikan
antara conscientiousness dengan humor
87
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja
Tabel 3 agreeableness, neurocitism. Untuk
Hasil Uji Hubungan Humor dengan Big
Five Personality extraversion tidak memiliki hubungan
AGRE NEUR
OPEN CONS EXT E O
signifikan. Kemudian untuk neurocitism
Cognitive r -.003 .065(*) .050 .029 -.027
p .919 .040 .115 .359 .392
memiliki hubungan negatif dan
N 1000 997 1000 997 997
Neutral r .119(** .108(**
.030 .070(*) .070(*) signifikan.
) )
p .345 .000 .026 .028 .001
N 1000 997 1000 997 997
Superiority r -.020 .063(*) .049 -.052 .056
p .528 .048 .119 .098 .078 Diskusi
N 1000 997 1000 997 997
* korelasi signifikan pada level 0.05 (2- Berdasarkan hasil ditemukan hubungan
tailed).
** korelasi signifikan pada level 0.01 level signifikan antara kecerdasan emosi
(2-tailed).
dengan jenis humor cognitive pada
Kesimpulan remaja. Dengan demikian dapat dilihat
Berdasarkan hasil pengolahan data bahwa individu yang memiliki
diperoleh hasil bahwa ternyata kecerdasan emosi tinggi lebih banyak
ditemukan adanya hubungan positif dan mengembangkan humor yang dengan
signifikan antara kecerdasan emosi tipe kognitif. Tipe humor ini jika dilihat
dengan humor cognitive. dari konstruk butir nya maka dapat
Selanjutnya berdasarkan hasil dilihat humor ini hanya melihat sesuatu
pengolahan data diperoleh hasil bahwa yang lucu dengan stimulus apresiasi
ternyata ditemukan adanya hubungan pada situasi hidup sehari-hari
positif dan signifikan antara kecerdasan (pengelolaan humor terdapat sifat
emosi dengan kepribadian yaitu mengkritisi sesuatu kejadian dalam
openness, conscientiousness, hidup untuk ditertawakan).
88
Erik Wijaya
Hasil selanjutnya juga ditemukan Hasil analisis data tambahan pada
hubungan yang signifikan pada berbagai penelitian ini menemukan bahwa
tipe kepribadian dengan kecerdasan dimensi motivating oneself memiliki
emosi. Pola hubungan positif dan hubungan yang paling signifikan dengan
signifikan ditemukan antara kecerdasan humor cognitive. Selanjutnya dimensi
emosi dengan kepribadian yaitu managing emotions memiliki hubungan
openness, conscientiousness, yang paling signifikan dengan tipe
agreeableness, neurocitism, sedangkan kepribadian agreebleness. Sebagai
untuk neurocitism memiliki hubungan bagian dari temuan penelitian ini juga
negatif dan signifikan. Hasil penelitian ditemukan bahwa tipe kepribadian
ini sejalan dengan Allport (dikutip agreebleness paling banyak memiliki
dalam Schultz, 2005) menyebutkan hubungan yang signifikan dengan
salah satu ciri-ciri kepribadian yang dimensi-dimensi kecerdasan emosi.
sehat yaitu kemampuan untuk mengenal Penelitian ini memiliki beberapa
dirinya sendiri secara objektif dan keterbatasan diantaranya teknik
memiliki kemampuan humor. Selain itu sampling yang digunakan adalah
dalam teori Myers Briggs Type convenience. Dengan demikian sampel
Indivator juga ditemukan beberapa tipe di dalam penelitian ini merupakan
kepribadian, seperti tipe intuiting dan sampel remaja yang diambil dengan
feeling, juga cenderung memiliki kemudahan sehingga tidak proporsional
kecerdasan emosional yang lebih tinggi menggambarkan remaja yang ada di
(Cherniss & Goleman, 2001). Jabodetabek.
89
Hubungan Humor, Kecerdasan Emosi dan Tipe Kepribadian (OCEAN) pada Remaja
Saran humor (secara kognitif) serta
Secara teoretis penelitian ini disesuaikan dengan tipe kepribadian
memberikan manfaat bagi masing-masing.
perkembangan ilmu psikologi terutama
ilmu psikologi perkembangan remaja Daftar Pustaka
serta psikologi pendidikan. Dengan Cherniss, C. & Goleman, D. (2001). The
emotionally intelligent workplace.
adanya penelitian ini maka secara San Fransisco, CA: Jossey-Bass.
Davison, C. G., Neale, J. M., & Kring,
teoretis bidang ilmu tersebut memeroleh A. M. (2006). Abnormal
th
psychology (11 edition). NY:
manfaat dengan adanya fakta hasil Jhon Willey and Sons, Inc.
Feist, J. & Feist, G. J. (2009). Theories
penelitian sehingga secara empiris teori- of personality (6th ed). Singapore:
McGraw Hill.
teori menjadi ada buktinya. Goleman D.(1995). Emotional
intelligence, Jakarta: Gramedia
Saran secara praktis peneliti berikan Pustaka.
Hasanat, N.U. & Subandi. (1998)
kepada para remaja bahwa remaja dapat Pengembangan alat kepekaan
terhadap humor. Jurnal Psikologi.
terus mengembangkan kecerdasan Tahun XXV No. 1, hlm 45-52.
Hartanti. (2002). Peran sense of humor
emosi serta komponen yang terkandung dan dukungan sosial pada tingkat
depresi penderita dewasa
di dalamnya salah satunya dengan cara pascastroke. Anima, Indonesian
PsychologicalJournal. 17, 2: 107-
mengembangkan humor. Tentu saja 119.
Hartanti. (2008). Apakah selera humor
kecerdasan emosi serta humor juga menurunkan stres? Sebuah meta-
analisis.Anima, Indonesian
dapat berhubungan kepribadian dari Psychological Journal. Vol. 24,
No. 1: 38-55.
remaja. Oleh karena itu, remaja Lahey, B. B. (2007). Psychology an
introduction (9th ed). Mc.Graw
senantiasa dapat mengembangkan Hill: New York.
Martin, R. A. (2001). Humor, laughter,
kecerdasan emosi dengan baik dengan and psysical health:
Methodological issues and reseach
90
Erik Wijaya
finding. Psychological Bulletin. dari
Vol.127, pp.504-519. www1.mnre.gov.ws/documents/fo
McCrae, R. R. & Costa, P. T., Jr (2003). rum/2006/6-mulipola.pdf.
The Five-Factor Model of Utomo, U. H. N. (2009). Sense of
personality across cultures. New humor: Studi psikometris tentang
York: Kluwer Academic/Plenum skala kepekaan terhadap humor
Publishers. versi a dan b. Laporan Penelitian.
Patton, P. (1998). Emotional (tidak diterbitkan). Yogyakarta:
intelligence. Alih Bahasa: Zaini Universitas Ahmad Dahlan.
Dahlan. Jakarta: Pustaka
Delapratasa.
Papalia, D. E., Duskin-Feldman, R., &
Martorell, G. (2012). Experience
human development (12th ed.).
New York, NY: McGraw-Hill.
Suhadi. (1989). Humor dalam
kehidupan. Jakarta: Gema Press.
Setiawan, A. (1990). Teori humor.
Jakarta: Majalah Astaga, No.3
Th.III, hal. 34-35.Schultz, D.
(2005). Psikologi pertumbuhan
model-model kepribadian sehat.
Yogyakarta: Kanisius.
Stein, S.J., Papadogiannis, P., Yip, J.A.,
& Sitarenios, G. (2009).
Emotional intelligence of leaders:
A profile of top executives.
Leadership & Organization
Development Journal, 30(1), 87-
101.
Sitanggang, P.A. (2009). Pengaruh
tayangan humor terhadap
peningkatan memori pada
mahasiswa psikologi universitas
sumatera utara. (Skripsi tidak
diterbitkan).
Suyasa, P. T. Y. S. (2010). Indentity
type of humor: Funy, funy and
funy. Temu Ilmiah Nasional
Psikologi, Jakarta 5 Agustus 2010.
Titimaea, M.A. (2006). Emotional
intelligence, management
concept: A contributing factor for
effective service delivery. Diunduh
91