[go: up one dir, main page]

0% found this document useful (0 votes)
110 views11 pages

Tri Fajariani Fauzia, Lintang Ratri Rahmiaji: Memahami Pengalaman Body Shaming Pada Remaja Perempuan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 11

MEMAHAMI PENGALAMAN BODY SHAMING PADA REMAJA

PEREMPUAN

Tri Fajariani Fauzia, Lintang Ratri Rahmiaji


Departemen Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro

Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang Kotak Pos 1269


Telepone (024) 7465407 Faksimile (024) 7465407
Laman : http://www.fisip.undip.ac.id email : fisip@undip.ac.id
2019

ABSTRACT

This research was motivated by the number of cases or the phenomenon of body
shaming in society. There were 966 cases of physical insult or body shaming which is
handled by the police from across Indonesia throughout 2018. A total of 347 cases
were completed either through law enforcement or mediation approach between
victims and perpetrators.
The purpose of this research is to know and understand body shaming
experienced by adolescent girls. The theory used in this research is the Theory of
Socialized Anxiety and Theory of Social Phenomenology. Interpretive paradigm and
data analysis technique refers to the method of Clark Moustakas phenomenology.
Subjects were young women who have or are experiencing body shaming.
The results of this study indicate that the body shaming behavior common to all
informants since middle school age and tend to be done by a school friend. The
intensity of body shaming tends to rise with age and the emerging awareness of the
body and appearance. The shape of body shaming is dominated by color, shape and
size of the body in the form of verbal communication and even some up in the form of
physical violence. Kind of Body shaming Experienced, such informants got body
shaming speech in a crowded place and gets a body shaming accompanied by
physical violence. Even body shaming of a male friend or lover puts more stress on
the informant, with comment form unattractive body or face. Body shaming pressure
and bring shame that lowers body confidence. Informants be easily sensitive to a
variety of things, such as in choosing clothes, refused an invitation to leave the house,
until further closing and self-limiting.
Informants in this study perform verification effort to avoid the body shaming
back with body treatments, a program of diet, exercise, and learn makeup. Resistance
of body shaming led to the concept of body positivity, but they still take measures
changes in the body'seperti dress, Forming a good body, and sensitive on matters
relating to the body. Experiencing body shaming and doing body-positivity may not
be completed even though they can take the fight. When the informant has been doing
body positivity did not rule out the possibility they feel insecurity on his back and
make changes in order to prevent the occurrence of body shaming.

Keywords: body shaming, teens, perempuani, body shame, body positivity


PENDAHULUAN Istilah body shaming ditujukan
untuk mengejek mereka yang memiliki
Pada era modern kini didukung penampilan fisik yang dinilai cukup
perkembangan teknologi dan media berbeda dengan masyarakat pada
komunikasi seperti internet, umumnya. Contoh body shaming adalah
memunculkan berbagai tren yang penyebutan dengan gendut, pesek,
berkembang pesat di masyarakat. cungkring, dan lain sebagainya yang
Terutama tren seputar gaya hidup di berkaitan dengan tampilan fisik.
kalangan remaja diantaranya mengenai (https://journal.iaimnumetrolampung.ac.
kecantikan, perawatan tubuh, dan id/index.php/jf/article/download/143/16
seputar kesehatan. Maraknya 2)
penggunaan media sosial dikalangan Body shaming atau mengomentari
remaja pun turut memunculkan banyak kekurangan fisik orang lain tanpa
iklan atau akun seputar kecantikan, disadari sering dilakukan orang-orang.
perawatan tubuh, maupun kesehatan. Meski bukan kontak fisik yang
Hal tersebut menjadi salah satu faktor merugikan, namun body shaming sudah
yang mendorong para remaja untuk termasuk jenis perundungan secara
mengikuti tren agar tidak ketinggalan. verbal atau lewat kata-kata. Bahkan
Terkait soal tubuh, gaya hidup menjelma dalam komunikasi sehari-hari tidak
menjadi suatu komoditas dan jarang terselip kalimat candaan yang
dikonsumsi oleh mereka yang berujung pada body shaming. Perilaku
menganggap bahwa konsep perawatan body shaming dapat menjadikan
tubuh sebagai suatu kesadaran (Ibrahim seseorang semakin merasa tidak aman
& Suranto, 1998 : 374). dan tidak nyaman terhadap penampilan
Pada masa remaja terjadi fisiknya dan mulai menutup diri baik
perubahan yang cepat baik secara fisik terhadap lingkungan maupun
maupun secara psikologis. Menurut orang-orang.
Papalia dan Olds (dalam Budiargo, Sisi lain dengan adanya boody
2015:3), masa remaja adalah masa shaming, turut memunculkan istilah
dimana ada perubahan atau transisi dari body positivity, yang merupakan bentuk
anak - anak dan dewasa yang diawali apresiasi manusia terhadap bentuk tubuh
pada usia 12 tahun dan akan berakhir yang dimilikinya serta bagaimana
pada usia awal 20-an tahun. Pada usia mereka menerima bentuk tubuh dengan
remaja itulah fenomena seputar gaya apa adanya. Istilah tersebut kini menjadi
hidup mudah dan cepat berkembang sebuah gerakan sosial yang mendorong
serta banyak diikuti oleh remaja agar semua orang memiliki penilaian
perempuan. Usia remaja dimana yang positif mengenai tubuh mereka,
merupakan masa transisi yang menerima bentuk tubuh mereka sendiri
menjadikan remaja mudah mengikuti dan juga tubuh orang lain tanpa ada
dan terbawa arus perubahan. pandangan yang menghakimi.
Dari tren seputar gaya hidup yang (https://kumparan.com/@kumparanstyle
banyak berkembang di kalangan remaja, /8-perempuan-bicara-tentang-body-posit
tidak sedikit yang kemudian ivity-27431110790558943).
memunculkan tindak perundungan bagi Terdapat 966 kasus penghinaan fisik
mereka yang tidak mengikuti atau atau body shaming yang ditangani polisi
dianggap masyarakat tidak sesuai dari seluruh Indonesia sepanjang 2018.
dengan tren. Tindakan perundungan Sebanyak 347 kasus di antaranya selesai,
yang terjadi dalam hal ini terkait dengan baik melalui penegakan hukum maupun
tampilan fisik seseorang atau lebih pendekatan mediasi antara korban dan
dikenal dengan istilah body shaming. pelaku.
(https://news.detik.com/berita/d-432199 untuk menjadi korban bullying atau
0/polisi-tangani-966-kasus-body-shamin bahkan pelaku. Menurutnya, fase remaja
g-selama-2018 merupakan masa pencarjan jati diri yang
Komisi Perlindungan Anak terkadang, hal ini tak disikapi secara
Indonesia (KPAI) menyatakan positif sehingga menyebabkan anak
tindakan bullying atau perundungan di menjadi korban atau pelaku bullying.
dunia pendidikan menempati urutan Terkait dengan fenomena body shaming
keempat dalam kasus kekerasan anak pada remaja perempuan, maka penelitian
yang terjadi di Indonesia. Itu ini ditujukan untuk mengetahui
berdasarkan data dari lembaga dunia bagaimana pengalaman remaja
Unicef. Data Unicef tahun 2014 perempuan yang mengalami body
menyatakan delapan dari 10 anak shaming.
mengalami bullying dan
kasus bullying di Indonesia menempati Remaja
urutan atau posisi keempat dalam kasus
kekerasan anak. Remaja, yang dalam bahasa aslinya
(http://www.kpai.go.id/berita/kpai-perun disebut adolescene, berasal dari bahasa
dungan-urutan-keempat-kasus-kekerasa latin adolescere yang artinya “tumbuh
n-anak ). atau tumbuh untuk mencapai
Menurut data Komisi Perlindungan kematangan”. Perkembangan lebih
Anak Indonesia (KPAI), sejak tahun lanjut, istilah adolescene sesungguhnya
2011 hingga 2016 ditemukan sekitar 253 memiliki arti yang luas, mencakup
kasus bullying, terdiri dari 122 anak kematangan mental, emosional, sosial,
yang menjadi korban dan 131 anak dan fisik. Hurlock (1991) mengatakan
menjadi pelaku. Hingga Juni 2017, bahwa secara psikologis, remaja adalah
Kementerian Sosial menerima laporan suatu usia dimana individu menjadi
sebanyak 967 kasus; 117 kasus terintegrasi kedalam masyarakat dewasa,
diantaranya adalah kasus bullying. suatu usia dimana anak tidak merasakan
Jumlah ini di luar kasus bullying yang bahwa dirinya berada di bawah tingkat
tidak dilaporkan. Pada tahun 2018 data orang yang lebih tua, melainkan merasa
KPAI menyebutkan dari total 455 kasus sama, atau paling tidak sejajar. (Ali &
pada data bidang pendidikan bahwa Asrori, 2008:9).
kasus bullying atau perundungan Seperti yang dinyatakan Atkinson
terdapat 161 kasus dan di antaranya 41 (dalam Hurlock, 1996) masa remaja
kasus adalah kasus anak pelaku merupakan masa yang berada pada tahap
kekerasan dan bullying, sekitar 228 perkembangan psikologis yang potensial
kasus kekerasan dan selebihnya kasus sekaligus rentan. Masa remaja adalah
tawuran pelajar dan kasus anak korban masa krisi identitas yang harus dapat
kebijakan. Kondisi ini bahkan semakin dipecahkan sebelum usia 20 atau
mengkhawatirkan saat mengetahui jika pertengahan usia 20 agar individu dapat
pelaku perundungan, baik perundungan menjalankan tugas kehidupannya
tradisional (verbal dan fisik)maupun dengan baik, memiliki consistent sense
cyber bullying didominasi oleh remaja. of self atau standar internal untuk
(https://kumparan.com/@kumparanstyle menilai, sehingga tidak akan mengalami
/kasus-bullying-meningkat-pelaku-dido kebingungan identitas (Sastriyani,
minasi-oleh-remaja) 2008:99).
Disampaikan psikolog anak dan Dikatakan bahwa remaja tidak
remaja dari EduPsycho Research memiliki posisi yang jelas , mereka
Institute, Yasinta Indrianti M Psi, fase sudah tidak termsauk dalam golongan
remaja memang sangat rentan bagi anak anak-anak, tetapi juga belum secara
penuh diterima dalam golongan dewasa. a. Overt bullying (Intimidasi terbuka),
Remaja merupakan masa peralihan meliputi bullying secara fisik dan
diantara anak dan dewasa. Oleh karena secara verbal, misalnya dengan
itu, remaja sering kali dikenal dengan mendorong hingga jatuh, memukul,
fase “mencari jati diri”. mendorong dengan kasar, memberi
Pada tahun 1974, World Health julukan nama, mengancam dan
Organization atau dikenal dengan istilah mengejek dengan tujuan untuk
WHO, memberikan definisi tentang menyakiti.
remaja yang lebih bersifat konseptual. b. Indirect bullying (Intimidasi tidak
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) langsung) meliputi agresi relasional,
juga membagi kurun usia remaja dalam dimana bahaya yang ditimbulkan
dua bagian, yaitu remaja awal dan oleh pelaku bullying dengan cara
remaja akhir. Dimana remaja awal menghancurkan hubungan -
dengan rentang usia 10-14 tahun dan hubungan yang dimiliki oleh korban,
remaja akhir dengan rentang usia 15-20 termasuk upaya pengucilan,
tahun. Muangman (1980), dalam definisi menyebarkan gosip, dan meminta
oleh WHO tersebut dikemukakan tiga pujian atau suatu tindakan tertentu
kriteria, yaitu, biologis, psikologis, dan dari kompensasi persahabatan.
sosial-ekonomi, sehingga secara lengkap Perundungan dengan cara tidak
definisi tersebut berbunyi sebagai langsung sering dianggap tidak
berikut, remaja adalah suatu masa terlalu berbahaya jika dibandingkan
dimana : dengan perundungan secara fisik,
1. Individu berkembang dari saat dimaknakan sebagai cara bergurau
pertama kali ia menunjukkan antar teman saja. Padahal relational
tanda-tanda seksual sekundernya bullying lebih kuat terkait dengan
sampai saat ia mencapai distress emosional daripada
kematangan seksualnya. perundungan secara fisik.
2. Individu mengalami perkembangan c. Cyberbullying (Intimidasi melalui
psikologis dan pola identifikasi dari dunia maya), seiring dengan
anak-anak menjadi dewasa. perkembangan dibidang teknologi,
3. Terjadi peralihan dari siswa memiliki media baru untuk
ketergantungan sosial-ekonomi yang melakukan bullying, yaitu melalui
penuh kepada keadaan yang relatif sms, telepon maupun internet.
lebih mandiri. (Sarwono, 2013:11). Cyberbullying melibatkan
penggunaan teknologi informasi dan
Perundungan (Bullying) Body komunikasi, seperti e-mail, telepon
Shaming seluler dan peger, sms, website
pribadi yang menghancurkan
Menurut Coloroso (2003) dalam reputasi seseorang, survei di website
(O'Brennan, Bradshaw & Sawyer, 2009) pribadi yang merusak reputasi orang
bullying atau perundungan adalah lain, yang dimaksudkan adalah
tindakan bermusuhan yang dilakukan untuk mendukung perilaku
secara sadar dan disengaja yang menyerang seseorang atau
bertujuan untuk menyakiti, seperti sekelompok orang, yang ditujukan
menakuti melalui ancaman agresi dan untuk menyakiti orang lain, secara
menimbulkan teror. berulang-ulang kali.
(ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id). Perilaku perundungan dapat berupa
Menurut Bauman (2008), tipe-tipe fisik (pukulan, tendangan, gigitan,
bullying adalah sebagai berikut : dorongan, cekikan) atau verbal
(penamaan yang buruk, ejekan/celaan,
olokan, ancaman, menyebarkan rumor relatif rendah dan juga akan
yang tidak menyenangkan), keduanya mempengaruhi aspek-aspek
merupakan bentuk dari perundungan kehidupannya baik kehidupan pribadi
secara langsung. Sedangkan bentuk ataupun kehidupan sosialnya
perundungan tidak langsung berupa (https://psychology.binus.ac.id/2015/09/
menunjukkan sikap yang tidak 20/6924/).
bersahabat, menunjukkan raut muka Body shaming atau mengomentari
bermusuhan, atau menjauhkan korban kekurangan dari fisik orang lain dapat
dari kelompoknya (Sciarra, 2004). dikategorikan dalam perundungan secara
Dalam kajian kesehatan mental, perilaku verbal atau lewat kata-kata. Secara
menyakiti orang lain tidak bisa dianggap sederhana, body shaming dapat diartikan
remeh karena perilaku tersebut termasuk sebagai sikap atau perilaku yang
bagian dari conduct disorder (Morcillo, negatif terhadap berat badan, ukuran
dkk., 2014; Notosoedirdjo & Latipun, tubuh, dan penampilan seseorang.Istilah
2007) body shaming juga merujuk pada istilah
(https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view body image yang menurut kamus
File/15441/15174). psikologi (Chaplin, 2005) citra tubuh
Tipe bully secara verbal umumnya atau biasa disebut body image adalah ide
bertujuan untuk merendahkan harga diri seseorang mengenai penampilannya
korban. Seperti dengan mengatakan dihadapan orang lain. Body image ini
hal-hal buruk terkait atribut fisik tentu sangat dipengaruhi oleh tingkat
seseorang seperri gemu, kurus, hitam, kepercayaan diri masing-masing orang.
pendek, dan lain sebagainya. (https://www.hipwee.com/list/ayo-kita-b
Perundungan secara verbal ini sulit erhenti-untuk-melakukan-body-shaming
untuk diketahui tanda-tandanya karena -mulai-sekarang/)
tidak ada tanda fisik yang terlihat. Jenis Bentuk-bentuk body shaming sendiri
perundungan verbal lebih mengena antara lain yaitu :
kepada sisi psikologis yang bisa dingat 1. Fat Shaming
oleh seseorang seumur hidupnya. Ini adalah jenis yang paling populer dari
Perundungan secara verbal mudah body shaming . Fat shaming adalah
ditemui dan terjadi dimana-mana. komentar negatif terhadap orang-orang
Seperti tindakan memaki, mengejek, yang memiliki badan gemuk atau plus
menggosip, membodohkan dan size.
mengkerdilkan. Baik itu dalam konteks 2. Skinny / Thin Shaming
disengaja ataupun tidak. Baik dilakukan Ini adalah kebalikan dari fat shaming
dalam konteks bercanda atau pun serius. tetapi memiliki dampak negatif yang
Perundungan verbal bisa terjadi baik di sama. Bentuk body shaming ini lebih
lingkungan keluarga, pertemanan, atau diarahkan kepada perempuan, seperti
bahkan yang lebih parah adalah di dengan mempermalukan seseorang yang
lingkungan pendidikan. Verbal abuse, memiliki badan yang kurus atau terlalu
terjadi ketika orangtua, pengasuh, teman kurus.
atau lingkungan disekitarnya sering 3. Rambut Tubuh / Tubuh berbulu
melontarkan kata-kata yang Yaitu bentuk body shaming dengan
merendahkan, memojokkan, menghina seseorang yang dianggap
meremehkan, atau mencap dengan label memiliki rambut-rambut berlebih di
negatif, yang membuat semua hinaan tubuh, seperti di lengan ataupun di kaki.
tersebut mengkristal dalam diri orang Terlebih pada perempuan akan dianggap
tersebut. Setelah dampak tersebut tidak menarik jika memiliki tubuh
mengkristal dalam diri seseorang, maka berbulu.
rasa percaya diri yang dimiliki akan 4. Warna Kulit
Bentuk body shaming dengan atau tidak normal secara ideal. Body
mengomentari warna kulit juga banyak shaming banyak menimpa perempuan di
terjadi. Seperti warna kulit yang terlalu usia remaja atau usia-usia sekolah
pucat atau terlalu gelap. menengah seperti SMP atau SMA dan
berasal dari lingkungan terdekat yaitu
METODE PENELITIAN teman sekolah, namun tidak jarang juga
dari tetangga atau bahkan saudara.
Penelitian ini menggunakan metode Setiap individu memiliki
penelitian kualitatif deskripif dan pengalaman body shaming yang
pendekatan fenomenologi. Dimana berbeda-beda. Seperti dikatai bulat,
fenomenologi menggunakan gemuk, cungkring, tepos, jerawatan,
pengalaman langsung sebagai cara untuk hitam, tiang, dan panggilan buruk lain.
memahami dunia. Seseorang Bentuk umum body shaming lebih
mengetahui pengalaman atau peristiwa banyak mencela pada ukuran dan bentuk
dengan cara mengujinya secara sadar badan, berat dan tinggi badan, serta
melalui perasaan dan persepsi yang warna kulit. Body shaming umumnya
dimiliki orang bersangkutan. berupa ujaran secara verbal, namun pada
Fenomenologi menjadikan pengalaman kasus tertentu dapat merambah pada
sebenarnya sebagai data utama dalam cyberbullying dan juga kekerasan fisik.
memahami realitas. Teori-teori dalam Pengalaman body shaming ada yang
tradisi fenomenologis berasumsi bahwa meningkat bahkan ada yang menurun.
orang-orang secara aktif Hal yang mendasarinya pun beragam,
menginterpretasi pengalaman- seperti perubahan lingkungan sekolah
pengalamannya dan mencoba dengan naik jenjang sekolah lebih tinggi
memahami dunia dengan pengalaman yaitu dari SMP ke SMA atau dari SMA
pribadinya. Oleh karena itu, ke perguruan tinggi, perubahan
fenomenologi merupakan cara yang lingkungan tempat tinggal,
digunakan manusia untuk memahami bertambahnya usia, mulai mengenal dan
dunia melalui pengalaman langsung. menjalin suatu hubungan relasi romantik,
(Littlejohn, 2014:57). serta saat perempuan mulai
Penelitian ini mendeskripsikan memperhatikan penampilan.
pemaknaan umum mengenai tindakan Pada remaja perempuan yang
body shaming dari sudut pandang mengalami body shaming mereka akan
korban berupa pengalaman dari setiap memiliki pemikiran dimana orang akan
korban body shaming. Teknik lebih diterima jika sesuai standar
pengumpulan data dilakukan dengan masyarakat. Ada yang beranggapan
cara wawancara secara mendalam perempuan cantik adalah perempuan
terhadap subjek penelitian (indepth dengan tubuh lansging dan tinggi, serta
interview). pada remaja perempuan usia wajah putih dan bersih. Remaja
17-23 tahun yang pernah dan atau perempuan yang mengalami body
sedang mengalami perlakuan body shaming juga ada yang memiliki
shaming. pemikiran bahwa mereka dapat diterima
jika mereka cantik. Serta muncul pula
HASIL DAN PEMBAHASAN anggapan jika laki-laki pun akan lebih
tertarik pada perempuan yang cantik dan
Esensi Memahami Pengalaman Body langsing ideal. Pengalaman body
Shaming pada Remaja Perempuan shaming meninggalkan bekas ingatan
Body shaming dialami oleh hampir dan luka yang berbeda pada tiap
semua perempuan, terutama pada individu yang mengalaminya. Setiap
perempuan yang dianggap berbeda dan individu memiliki pengalaman body
shaming yang paling membekas dalam dan tidak nyaman bagi individu dalam
hidup mereka. Pada remaja perempuan berpenampilan atau bahkan dalam
khusunya, seperti adaptasi baru di menunjukkan eksistensinya. Remaja
lingkungan sekolah yang baru. Adanya perempuan yang mengalami body
intimidasi tidak langsung yang shaming ada yang merasa buruk pada
mengarah pada body shaming karena diri sendiri, serta semakin merendahkan
merasa berbeda dengan lainnya saat diri. Berbagai macam perubahan emosi
berada di tempat yang baru dengan turut dirasakan korban body shaming,
teman-teman yang baru pula. Bagi terlebih para remaja perempuan yang
remaja perempuan, mendapat perlakuan dianggap mudah terbawa perasaan dan
body shaming dari laki-laki atau bahkan emosional. Diawali rasa malu, kemudian
dari kekasih turut memberi kesan buruk. kesal dan marah, lalu sakit hati
Terlebih saat berada di tempat yang kemudian individu menjadi mudah
ramai atau pada keadaan tidak hanya merasa sensitif dan mudah terseinggung.
korban yang mendengar komentar body Pada remaja perempuan dengan karakter
shaming, namun orang lain juga ekstrovert yang mudah bergaul dan
mendengarnya. Mendapat body shaming terbuka pada orang lain, mengalami
yang disertai kekerasan fisik juga penurunan kepercayaan diri yang
memberi ingatan yang membekas lama merambat pada sikap yang sensitif dan
bagi korbannya. lebih berhati hati dalam melakukan
Mengalami perlakuan body shaming berbagai hal, seperti memilih pakaian,
memunculkan rasa tertekan, down, dan atau berdandan. Pada remaja perempuan
terbebani, pada korbannya. Sebagian introvert, mereka menjadi semakin tidak
besar remaja perempuan yang percaya diri, selalu menyalahkan diri
mengalami body shaming langsung dari sendiri, kemudian muncul rasa tidak
laki-laki mengalami tekanan lebih besar aman pada diri sendiri, sehingga
dan rasa trauma dalam diri tiap individu. semakin membatasi diri dan mengalami
Komentar yang diterima tiap individu kesulitan dalam penyesuaian diri dari
beragam, mulai dari komentar tubuh lingkungan sosialnya.
yang kurang menarik serta wajah yang Mengalami perlakuan body shaming
dianggap jelek dan tidak cantik, tubuh menjadikan individu melakukan
yang terlalu tambun atau gemuk. perubahan untuk menghindari body
Bahkan ucapan tersebut tidak hanya shaming kembali. Proses perubahan
terjadi sekali. Saat individu berada di yang dilakukan berbeda-beda mengikuti
tempat dan waktu lain mereka bisa body shaming seperti apa yang diterima
kembali mengalami hal serupa dari korbannya. Mulai dari membaca-baca
laki-laki yang berbeda lagi. maupun melihat video-vedeo berkaitan
Mendapat perlakuan body shaming dengan gaya hidup, kecantikan,
pertama kali tidak banyak yang bisa perawatan tubuh, tata rias, hingga
dilakukan oleh korbannya. Tidak sedikit memiliki role model untuk diikuti
remaja perempuan yang mengalami penampilannya, kemudian melakukan
body shaming memilih untuk diam, program diet demi menyempurnakan
memendam sendiri, dan tidak berusaha penampilan. Ada juga individu yang
membalasnya. Bahkan cenderung pasrah merubah pola hidupnya dengan diet
pada ucapana body shaming yang ketat dimulai dari merubah atau
dilayangkan padanya, hingga akhirnya memperbaiki pola makan, melakukan
sikap terrsebut memunculkan konsep olahraga, serta belajar merias diri. Selain
diri yang buruk dan menjurus pada sikap itu ada juga yang menggunakan
menyalahkan diri sendiri. Hal tersebut obat-obatan maupun suplemen tertentu
kemudian memunculkan rasa tidak aman demi meningkatkan berat badan serta
melakukan olahraga demi memperoleh dilakukan informan disatu sisi
hasil memuaskan dan tidak mendapat merupakan hal positif karena
komentar orang lain lagi mengenai mendorong semangat mereka untuk
fisiknya. Mengalami body shaming tidak bangkit dan tidak terpuruk akibat body
membuat indidu lantas melakukan shaming. Namun disisi lain perlawanan
perubahan. Disamping itu ada juga yang tersebut juga dapat menjadi hal yang
tidak melakukan banyak hal untuk buruk. Individu melakukan pembelaan
berubah dan memilih diam dan pasrah diri maupun refleksi diri dengan
dengan keadaannya karena merasa membalikan ucapan mereka secara tidak
belum siap menghadapi resiko atau efek langsung mereka juga melakukan body
buruk yang mungkin muncul dari shaming pada orang lain. Bahkan
perubahan yang dilakukan. Dalam memunculkan keinginan untuk
menghadapi perlakuan body shaming membandingkan dirinya dengan orang
tidak sedikit para remaja perempuan yang menghinanya. Yang pada akhirnya
yang pernah dan / atau sedang menjadi justru akan memunculkan body shaming
korban memilih diam karena merasa yang lain.
akan sia-sia jika menanggapinya. Pada pengalaman body shaming,
Namun ada juga yang memilih diam akhirnya individu akan mengalami suatu
karena merasa ucapan body shaming proses untuk dapat menghargai dan
yang dilontarkan benar adanya dan mengapresiasi tubuh sendiri apa adanya
individu menyalahkan diri sendiri, atau disebut dengan body positivity.
hingga tidak sanggup membalasnya atau Meski dapat dikatakan menerima apa
bahkan takut untuk membalas dan adanya dan belajar menghargai tubuh,
mendapat perlakuan yang lebih buruk. namun banyak remaja perempuan yang
Mengahadapi body shaming melawan body shaming masih
membutuhkan proses dan tidak cepat melakukan kegiatan yang bertujuan
berakhir. Body shaming meninggalkan merubah atau memperbaiki penampilan
jejak yang membekas pada diri maupun tubuh mereka. Seperti tidak
korbannya. Korban akan mengalami perlu menahan diri dalam hal makanan
body shame, dengan merasa malu dan lagi karena takut gemuk, namun masih
tidak puas pada tubuhnya sendiri. mencoba tampil cantik dan menarik
Hingga memunculkan rasa tidak aman dengan menggunakan make up.
pada korbannya. Pada titik tertentu Menganggap pengalaman body shaming
individu melakukan proses perlawanan menjadi motivasi namun masih merasa
pada body shaming yang menimpanya, sensitif akan hal-hal berkaitan dengan
berupa pengabaian, pembelaan diri, dan bentuk maupun ukuran badan. Ada juga
refleksi diri. Perlawanan-perlawanan yang merasa kesal saat mendapat body
tersebut muncul sebagai titik balik shaming namun tidak melakukan
informan setelah merasakan body shame. perubahan apapun pada penampilan
Informan yang merasa malu atas maupun tubuhnya. Serta ada yang
tubuhnya melakukan perubahan pada merasa tidak masalah dengan tubuhnya
diri mereka. namun tetap merasa harus memiliki
Dibutuhkan waktu yang lama untuk tubuh yang bagus.
dapat menyikapi dan memunculkan Pada akhirnya pengalaman body
perlawanan terhadap body shaming yang shaming hingga melakukan Body
dialami. Mulai dari anggapan bahwa Positiviti sendiri merupakan suatu
menanggapi kritikan orang lain tidak proses yang memakan waktu lama dan
dapat merubahnya secara langsung atau proses yang berkelanjutan dan tidak
tidak ingin memperpanjang masalah dan berakhir. Dimana tidak dapat
tidak ada gunanya. Perlawanan yang diselesaikan semudah itu dan sesingkat
itu. Meskipun setiap individu merasa tubuh dan makanan, menolak ajakan
sudah dapat menanggapi body shaming keluar rumah, hingga menutup dan
namun tetap ada hal yang dilakukan membatasi diri. Informan melakukan
sebagai perubahan untuk menghindari perubahan seputar gaya hidup,
body shaming kembali. Mengalami body melakukan perawatan tubuh, diet,
shaming dan melakukan body positivity berolahraga, dan belajar merias diri.
belum tentu selesai meski mereka sudah Namun ada juga yang tidak melakukan
dapat melakukan perlawanan. upaya apapun dan memilih mendiamkan
komentar-komentar yang ditujukan
padanya.
PENUTUP Perlawanan yang dilakukan disatu
sisi merupakan hal positif karena
A. Kesimpulan mendorong individu untuk tidak
terpuruk akibat body shaming, disisi lain
Setelah dilakukan penelitian juga dapat menjadi hal yang buruk.
dengan menggunakan pendekatan Individu melakukan pembelaan diri
fenoneologi terkait memahami dengan membalikan ujaran body
pengalaman body shaming pada remaja shaming yang diterima, namun hal
perempuan, dari hasil penelitian pada tersebut justru menjadikan mereka juga
keempat informan diperoleh kesimpulan melakukan body shaming pada orang
bahwa keseluruhan informan dalam lain. Perlawanan body shaming
penelitian ini mengalami perlakuan body memunculkan konsep body positivity,
shaming sejak SMP dan SMA serta namun pada informan yang melawan
berasal dari lingkungan teman sekolah. body shaming, mereka masih melakukan
Bentu-bentuk body shaming yang upaya-upaya perubahan tubuh seperti
diterima seperti dihina gemuk, berdandan, membentuk tubuh yang
berjerawat, hitam, dan panggilan buruk bagus, dan sensitif pada hal-hal
lain terkait tubuh hingga pada kasus berkaitan dengan tubuh. Disaat informan
tertentu dapat merambah kekerasan fisik. telah melakukan body positivity tidak
Informan juga beranggapan bahwa menutup kemungkinan mereka kembali
orang akan lebih diterima jika sesuai merasa insecurity pada tubuhnya dan
standar masyarakat, seperti memiliki melakukan perubahan sebagai upaya
tubuh langsing, tinggi, dan wajah putih. pencegahan terjadinya body shaming.
Serta anggapan jika laki-laki akan lebih
tertarik pada perempuan yang cantik dan B. Implikasi
langsing ideal. 1. Teoritis
Pengalaman body shaming Secara teoritis penelitian ini diharapkan
informan seperti mendapat ujaran body dapat memberikan wawasan dan
shaming di tempat ramai dan mendapat penjelasan tentang studi fenomenologis
body shaming yang disertai kekerasan memahami pengalaman body sahming di
fisik. Bahkan body shaming dari teman kalangan reamja perempuan dari sudut
laki-laki atau dari kekasih memberi pandang korban. Penelitian ini
tekanan lebih pada informan, dengan menemukan bahwa body sahming
komentar berupa tubuh tidak menarik banyak dialami oleh remaja perempuan
dan wajah tidak cantik. Body shaming dengan mendapat komentar buruk pada
memunculkan body shame yang tubuh dan penampilannya. Body
menurunkan kepercayaan diri, menjadi shaming memberikan dampak negatif
sensitif dan lebih berhati-hati dalam dan positif pada korbannya tergantung
melakukan berbagai hal, seperti dalam pada bagaimana cara menyikapi dan
memilih pakaian, sensitif mengenai menanggapi body sahming. Tidak hanya
pada remaja perempuan namun juga DAFTAR PUSTAKA
dapat terjadi pada anak-anak, laki-laki, Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori.
maupun dewasa. (2008). Psikologi Remaja
2. Praktis (Perkembangan Peserta Didik).
Penelitian ini dapat digunakan oleh Jakarta : PT Bumi Aksara.
masyarakat agar dapat lebih mengetahui Basrowi dan Suwandi. (2008).
gambaran pengalaman body shaming, Memahami Penelitian Kualitatif.
dampak yang ditimbulkan, serta Jakarta : PT Rineka Cipta.
bagaimana menyikapi dan menanggapi Budiargo, Dian. (2015). Berkomunikasi
perlakuan body sahming. Penelitian ini Ala Net Generation. Jakarta : PT
diharapkan dapat menjadi acuan bagi Elex Media Komputindo.
masyarakat agar lebih memahami Bungin, M. Burhan. (2008). Sosiologi
pentingnya body shaming serta menjadi Komunikasi. Jakarta : Kencana
sumber informasi bagi individu yang Prenada Media Group.
mengalami pengalaman serupa untuk Bungin, M. Burhan. (2013). Sosiologi
menemukan solusi yang tepat serta Komunikasi. Jakarta : Kencana
untuk melatih body positivity pada tiap Prenada Media Group.
individu. Djamal, M. (2015). Paradigma
3. Sosial Penelitian Kualitatif. Yogyakarta :
Secara sosial penelitian ini diharapkan Pustaka Pelajar.
dapat memberikan pengetahuan bagi Elíasdóttir, Eva Lind Fells. (2016). Is
masyarakat agar mereka lebih sadar dan Body Shaming Predicting Poor
memberi perhatian lebih terkait perilaku Physical Health and Is There A
body shaming yang banyak terjadi di Gender Difference?. Skripsi.
kalangangan remaja perempuan. Reykjavik University.
Penelitian ini mengharapkan agar Ibrahim, Idi Subandi dan Hanif Suranto.
masyarakat dapat mulai menerima (1998). Wanita dan Media :
perbedaan apapun serta tidak mudah Konstruksi Ideologi Gender
menghakimi orang lain karena dalam Ruang Publik Orde Baru.
perbedaan yang dimiliki. Bandung : PT Rosdakarya.
Laksana, Muhibudin Wijaya. (2015).
C. Saran Psikologi Komunikasi. Bandung : CV
Diharapkan problema body shaming Pustaka Setia.
dapat terselesaikan dengan baik dan Littlejohn, Stephen W dan Karen A.
benar. Seerta masyarakan dapat menjadi Foss. (2014). Teori Komunikasi :
memberi perhatian lebih pada Theories of Human
kasuk-kasus body shaming. Penelitian Communication (Edisi 9).
selanjutnya, dapat digali lebih dalam Jakarta : Salemba Humanika.
tentang body shaming. Tidak hanya pada Mercer, Jenny dan Debbie Clayton.
remaja perempuan namun juga pada (2012). Psikologi Sosial. Jakarta :
remaja laki-laki, ataupun dari kategori Penerbit Erlangga.
usia lain seperti anak-anak maupun Morissan dan Andy Corry W. (2009).
dewasa. Disamping itu, pada penelitian Teori Komunikasi. Jakarta : Ghalia
ini hanya diambil dari pengalaman dan Indonesia.
sudut pandang korban. Sehingga akan Rakhmat, Jalaluddin. (2012). Psikologi
lebih baik lagi pada penelitian Komunikasi. Badung : PT Remaja
selanjutnya jika digabungkan dari kedua Rosdakarya.
sudut pandang yaitu korban dan pelaku. Santrock, John W. (2007a). Remaja
(Edisi 11 Jilid 2). Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Santrock, John W. (2007b). http://eprints.ums.ac.id/35608/1/02.%20
Perkembangan Anak. (Edisi 11 Naskah%20Publikasi.pdf
Jilid 2). Jakarta : Penerbit https://glitzmedia.co/post/leisure/journal
Erlangga. /body-shaming-tindakan-bullying
Sarwono, Sarlito W. (2012). Psikologi -verbal-yang-mengganggu-psikol
Remaja. Jakarta : PT Rajagrafindo ogis-anda
Persada. https://journal.iaimnumetrolampung.ac.i
Sastriyani, Siti Hariti. (Eds). (2005). d/index.php/jf/article/download/1
Women in Public Sector 43/162
(Perempuan di Sektor Publik). https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view
Yogyakarta : Pusat Studi Wanita File/15441/15174
Universitas Gadjah Mada dan http://journal.unair.ac.id/download-fullp
Tiara Wacana. apers-kmntsd5d3f3f83efull.pdf
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian http://jurnalkesmas.ui.ac.id/kesmas/articl
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. e/view/245
Bandung : Alfabeta. Cv. https://kumparan.com/@kumparanstyle/
Tantiani, T. (2007). kasus-bullying-meningkat-pelaku-didom
PerilakuMakanMenyimpangpada inasi-oleh-remaja
AnakRemaja di http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312
Jakarta.Tesis.Universitas 977-S43102-Hubungan%20antara.pdf
Indonesia. https://life.idntimes.com/inspiration/pink
Vialini, Greytha. (2013). Pemaknaan a-wima/alasan-kenapa-kamu-har
Tubuh Ideal (Studi Deskriptif us-berhenti-body-shaming/full
Tetang Pemaknaan Tubuh Ideal (https://news.detik.com/berita/d-432199
bagi Komunitas XL ‘ SO). 0/polisi-tangani-966-kasus-body-shamin
Skripsi. Universitas Airlangga. g-selama-2018
Wahyuni, Sari. (2012). Qualitative https://psychology.binus.ac.id/2015/09/2
research Method : Theory and 0/6924/
Practice. Jakarta : Salemba https://skemman.is/bitstream/1946/2565
Empat. 2/1/BSc%20thesis%20%20Eva%
West, Richard dan Lynn H. Turner. 20Lind%20Fells%20.pdf
(2008). Pengantar Teori http://www.academia.edu/27059703/Ba
Komunikasi Analisis dan gaimana_dinamika_psikologis_w
Aplikasi (Edisi 3 Buku 1). anita_
Jakarta : Salemba Humanika. yang_mengalami_body_shame
Yusuf, Muri A. (2014). Metode http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes
Penelitian Kualitatif, Kuantitatif https://www.haibunda.com/psikologi/d-
& Penelitian Gabungan. Jakarta : 3700873/apa-dampaknya-kalau-a
Prenadamedia Group. nak-diejek-bentuk-tubuhnya
Sumber Internet https://www.hipwee.com/list/ayo-kita-be
https://academiccommons.columbia.edu/. rhenti-untuk-melakukan-body-sh
../2011_vol2_pg23... aming-mulai-sekarang/
http://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id/i
ndex.php/candrajiwa/article/view
File/114/105
http://cewekbanget.grid.id/Love-Life-An
d-Sex-Education/Eating-Disorder
-Dialami-38-Orang-Indonesia?pa
ge=2

You might also like