[go: up one dir, main page]

0% found this document useful (0 votes)
69 views9 pages

Tingkat Dehidrasi

This document summarizes a study on the work climate and levels of dehydration among morning shift workers in the Injection Moulding 1 department of PT.X factory in Sidoarjo, Indonesia. The study found that the work climate exceeded safe limits at 29.5°C and 24 workers showed signs of pre-dehydration. There was a weak correlation found between work climate and dehydration levels. The document recommends the factory provide electrolytes in drinking water, increase access to drinking facilities, and educate workers on maintaining hydration in hot work environments.

Uploaded by

sofia uy
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
69 views9 pages

Tingkat Dehidrasi

This document summarizes a study on the work climate and levels of dehydration among morning shift workers in the Injection Moulding 1 department of PT.X factory in Sidoarjo, Indonesia. The study found that the work climate exceeded safe limits at 29.5°C and 24 workers showed signs of pre-dehydration. There was a weak correlation found between work climate and dehydration levels. The document recommends the factory provide electrolytes in drinking water, increase access to drinking facilities, and educate workers on maintaining hydration in hot work environments.

Uploaded by

sofia uy
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 9

13

JPH RECODE Vol. 1 No. 1 (2017)

GAMBARAN IKLIM KERJA DAN TINGKAT DEHIDRASI PEKERJA SHIFT PAGI DI BAGIAN
INJECTION MOULDING 1 PT.X SIDOARJO

Anda Desi Puspita1, Noeroel Widajati2


1
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
2
Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Email: andes.3112@gmail.com

ABSTRACT
The working environment at the Injection Moulding 1 PT.X Sidoarjo has hot work climate. The hot climate of
the work comes from the heat generated by the production machines which are numerous. The hot working climate
caused worker feels hot, a lot of sweat and can lead to dehydration. The purpose of this study was to analyze the
work climate and levels of dehydration in the morning shift workers Injection Moulding 1 PT.X Sidoarjo. This study
was an observational study with cross-sectional approach. The tools used to measure the WBGT was heatstress
monitor Questemp 36 and the level of dehydration using urine specific gravity checks. The number of samples in this
study is total population of about 31 workers who have met the criteria for inclusion are in good health, didn’t have
kidney disease and diabetes mellitus, and not menstruating or diarrhea. Data were analyzed descriptively and
presented in tables and percentages. The results showed that the working climate in the Injection Moulding 1
supreme was 29,50C (exceeds the NAV) and 24 workers have pre dehydration. There was weak correlation between
work climate and the level of dehydration (correlation coefficient: 0.204). Recommended to the company to add an
electrolyte salt in drinking water and increase workers to access drinking water facilities. The company was also
advisable to encourage workers regularly consume drinking water and to educate workers about the needs of body
fluids for hot work environment.
Keywords: dehydration, work climate

ABSTRAK

Lingkungan kerja di bagian Injection Moulding 1 PT.X Sidoarjo memiliki iklim kerja yang panas. Iklim kerja
yang panas tersebut berasal dari panas yang dihasilkan oleh mesin produksi yang jumlahnya banyak. Iklim kerja
yang panas menyebabkan pekerja terasa panas, banyak mengeluarkan keringat dan dapat mengakibatkan
terjadinya dehidrasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari iklim kerja dan tingkat dehidrasi pada pekerja
shift pagi bagian Injection Moulding 1 PT.X Sidoarjo. Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan
pendekatan cross-sectional. Alat yang digunakan untuk mengukur iklim kerja yaitu heatstress monitor Questemp 36
dan tingkat dehidrasi menggunakan pemeriksaan berat jenis urin. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu total
populasi sebanyak 31 pekerja yang telah memenuhi kriteria inklusi yaitu dalam kondisi sehat, tidak mempunyai
penyakit ginjal dan diabetes mellitus, dan tidak sedang haid atau diare. Data yang diperoleh diolah secara
deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan iklim kerja bagian
Injection Moulding 1 tertingggi sebesar 29.50C (melebihi NAB) dan 24 pekerja mengalami pre dehidrasi. Terdapat
hubungan yang lemah antara iklim kerja dengan tingkat dehidrasi (koefisien 0,204). Saran kepada perusahaan
untuk menambahkan garam elektrolit pada air minum pekerja dan meningkatkan fasilitas untuk mengakses air
minum serta menganjurkan pekerja mengkonsumsi air minum secara teratur dan memberikan edukasi kepada
pekerja tentang kebutuhan cairan tubuh untuk lingkungan kerja panas.

Kata Kunci: dehidrasi, iklim kerja

PENDAHULUAN sumber panas tertentu seperti mesin produksi, dapur


Faktor fisik dalam lingkungan industri lebih peleburan baja, dapur peleburan gelas, dapur
banyak memberikan pengaruh terhadap lingkungan pembakaran keramik, dan lain sebagainya. Oleh karena
sekitarnya dan berakibat langsung terhadap tenaga kerja, itu, umumnya di dalam industri sering kita jumpai
salah satu diantaranya adalah iklim kerja yang mencakup adanya perbedaan suhu yang besar antara satu tempat
suhu udara, kelembaban, kecepatan gerak udara dan dengan tempat yang lain, dan hal ini mengakibatkan
panas radiasi (Suma’mur, 2009). terjadinya perbedaan panas yang besar pula. Panas
Proses produksi suatu industri sering mempunyai pengaruh terhadap kesehatan tubuh manusia.
menghasilkan suhu yang tinggi, yang diperoleh dari Dalam kaitan ini, ada satu hal yang sangat penting untuk

Corresponding Author : Anda Desi Puspita,


Gambaran Iklim Kerja dan Tingkat Dehidrasi Pekerja Shift Pagi di Bagian Injection Moulding 1 PT.X Sidoarjo
14
JPH RECODE Vol. 1 No. 1 (2017)

diketahui dari pekerja yang bekerja di lingkungan tempat mengeluarkan keringat, menurunkan produktivitas kerja
kerja yang panas yaitu tentang sumber panas (Soeripto, dan kemungkinan besar dapat menyebabkan pekerja
2008). Salah satu sumber panas yaitu panas yang berasal mengalami dehidrasi. Dari hasil wawancara sebagian
dari mesin produksi. Semakin banyak mesin yang ada besar pekerja mengalami keluhan seperti pusing, badan
dalam proses produksi maka panas yang ditimbulkan cepat lelah, sering merasa ngantuk, tenggorokkan kering
juga akan semakin besar. dan keringat berlebih, sehingga mempengaruhi kinerja
Suhu lingkungan yang tinggi merangsang tubuh pekerja dibagian injection moulding 1. Keluhan tersebut
untuk berkeringat sebagai proses alamiah guna merupakan tanda-tanda awal seseorang mengalami
menurunkan suhu tubuh hingga pada suhu tubuh normal dehidrasi. Oleh karena itu peneliti semakin bersemangat
(36oC-37oC). Pengeluaran keringat yang banyak tanpa untuk melakukan penelitian terkait tingkat dehidrasi
diimbangi dengan asupan cairan yang cukup akan pekerja khususnya pekerja shift pagi dibagian injection
mengakibatkan dehidrasi yang juga bisa berakibat pada moulding 1. Pada shift pagi suhu di lingkungan kerja
timbulnya kelelahan (Tarwaka, 2004). Dehidrasi adalah akan meningkat karena terpapar langsung oleh sinar
kehilangan cairan tubuh yang berlebihan karena matahari yang dapat mempengaruhi iklim kerja dibagian
penggantian cairan yang tidak cukup akibat asupan yang injection moulding 1. Penelitian ini bertujuan untuk
tidak memenuhi kebutuhan tubuh dan terjadi mengetahui bagaimana iklim kerja dan tingkat dehidrasi
peningkatan pengeluaran air. Dehidrasi pada pekerja di pekerja di bagian injection moulding 1 serta menganalisis
tempat kerja perlu mendapatkan perhatian khusus karena hubungan iklim kerja dengan tingkat dehidrasi pada
dehidrasi dapat mempengaruhi biaya, produktivitas, dan pekerja shift pagi bagian Injection Moulding 1 PT.X
keselamatan kerja. Ada banyak manfaat yang didapat Sidoarjo.
jika tubuh terhidrasi dengan baik dan ketika sedang sibuk
bekerja, perlu dipastikan bahwa asupan cairan yang
masuk dalam tubuh cukup (Derbyshire, 2011). METODE
Penelitian di Australia pada buruh tambang Penelitian ini dilakukan dengan metode
bawah tanah dengan suhu lingkungan kerja 36,2 0C observasional dengan pendekatan cross sectional.
menunjukkan bahwa 60% pekerja memulai shift bekerja Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatf. Tempat
dalam keadaan dehidrasi (Brake, 2003). Penelitian lain di penelitian dilakukan di bagian injection moulding 1 PT.
Australia pada pekerja outdoor menunjukkan bahwa 79% X Sidoarjo. Pengumpulan data dilakukan selama satu
pekerja mengalami dehidrasi (Miller dan Bates, 2007). bulan yaitu pada bulan Mei – Juni 2015. Sampel yang
Penelitian lain digunakan adalah seluruh populasi pekerja dibagian
yang dilakukan oleh Sari (2014), pada tenaga kerja injection moulding 1 yang berjumlah 36 orang pekerja,
bagian boiler di PT. Albasia Sejahtera Mandiri, yang mana seluruh responden yang ada telah memenuhi
Semarang menunjukkan bahwa ada pengaruh yang kriteria inklusi yakni; dalam kondisi sehat, tidak
signifikan antara iklim kerja panas terhadap dehidrasi menderita penyakit ginjal dan diabetes mellitus dan tidak
dengan nilai p value sebesar 0,023 atau p ≤ 0,05. sedang mengalami haid atau diare. Jumlah responden
Penelitian mengenai tingkat dehidrasi pada pekerja yang memenuhi kriteria inklusi sebesar 31 orang pekerja.
masih jarang dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan pengukuran, kuesioner, observasi, uji laboratorium dan
mengangkat tema tersebut. pengumpulan data sekunder. Pengukuran dilakukan
PT. X Sidoarjo merupakan perusahaan yang untuk memperoleh data mengenai iklim kerja dibagian
bergerak dibidang produksi plastic packaging atau injection moulding 1. Alat yang digunakan untuk
kemasan plastik. Dalam proses produksi PT.X Sidoarjo mengukur iklim kerja ialah heatstress monitor Questemp
0
menggunakan berbagai macam jenis mesin yang 36. Kuesioner dan observasi dilakukan untuk
jumlahnya tidak sedikit, diantaranya adalah mesin memperoleh data mengenai karakteristik pekerja di
injection moulding, mesin mixer, mesin giling, mesin bagian injection moulding 1. Uji laboratorium dilakukan
stamping, chiller, compressor, dan condensing. untuk memperoleh data tingkat dehidrasi dengan
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan pemeriksaan berat jenis urin pekerja shift pagi dibagian
peneliti dengan melakukan pengukuran suhu ruang injection moulding 1. Alat yang digunakan untuk
dibagian injection moulding 1, maka diperoleh hasil pemeriksaan berat jenis urin ialah urinometer merk
yaitu suhu didalam ruangan dibagian injection moulding Urisys 1100 Roche. Kategori tingkat dehidrasi pekerja
1 sebesar 350C. Selain itu, dibagian injection moulding 1 dibedakan berdasarkan nilai berat jenis urin. Kategori
memiliki jumlah mesin produksi yang lebih banyak normal apabila nilai berat jenis urin <1,015. Pre
dibandingkan bagian yang lain yaitu terdapat 20 mesin, dehidrasi tingkat ringan apabila nilai berat jenis urin
kemungkinan besar hal tersebut yang menjadikan suhu 1,016 – 1,020. Pre dehidrasi tingkat sedang apabila nilai
panas cukup tinggi. Panas yang dikeluarkan oleh mesin berat jenis urin 1,021 – 1,025. Dehidrasi apabila nilai
dapat memapar tubuh pekerja dan menyebabkan berat jenis urin 1,026 – 1,030. Dehidrasi berat atau klinis
perubahan suhu dan tekanan panas pada tubuh pekerja, apabila nilai berat jenis urin >1,030. Data sekunder
sehingga menyebabkan pekerja terasa panas, banyak digunakan untuk memperoleh data pendukung profil

Corresponding Author : Anda Desi Puspita,


Gambaran Iklim Kerja dan Tingkat Dehidrasi Pekerja Shift Pagi di Bagian Injection Moulding 1 PT.X Sidoarjo
15
JPH RECODE Vol. 1 No. 1 (2017)

perusahaan. Variabel yang diteliti adalah karakteristik Masa Kerja


pekerja yang terdiri dari umur, masa kerja, waktu Masa kerja pekerja pada penelitian ini dibagi
istirahat dan konsumsi air minum, iklim kerja dan tingkat menjadi dua yaitu 4 - 12 tahun dan 13 - 21 tahun. Masa
dehidrasi pekerja. Teknik pengolahan data menggunakan kerja pekerja dibagain injection moulding 1 antara 4 - 12
uji statistik koefisien korelasi. Data hasil penelitian tahun sebanyak 16 orang pekerja. Sedangkan masa kerja
disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan persentase. antara 13 – 21 tahun sebanyak 15 orang pekerja.

Waktu Istirahat
HASIL Waktu istirahat pekerja dalam penelitian ini
Berdasarkan hasil kuesioner, observasi, dibedakan menjadi tiga. Waktu istirahat kurang apabila
pengukuran dan data sekunder dari perusahaan pekerja memiliki waktu istirahat < 30 menit selama 8 jam
diperoleh data dibagian injection moulding 1 sebagai kerja. Waktu istirahat cukup apabila pekerja memiliki
berikut : waktu istirahat antara 30 menit s/d 1 jam selama 8 jam
kerja. Waktu istirahat lebih apabila pekerja memiliki
Karakteristik Pekerja waktu istirahat > 1 jam selama 8 jam kerja. Pekerja
Karakteristik pekerja adalah gambaran umum yang dibagian injection moulding 1 yang memiliki waktu
berkaitan dengan individu sebagai obyek penelitian, yaitu istirahat kurang sebanyak 4 orang, yang memiliki waktu
pekerja shift pagi di bagian IM1 PT.X Sidoarjo. istirahat cukup sebanyak 19 orang dan yang memiliki
Karakteristik pekerja di bagian injection moulding 1 PT.X waktu istirahat lebih sebanyak 8 orang.
Sidoarjo ini dibagi beberapa jenis yaitu umur pekerja,
masa kerja pekerja, waktu istirahat pekerja dan konsumsi Konsumsi Air Minum
air minum pekerja. Berikut ini data mengenai Konsumsi air minum pekerja selama 8 jam bekerja
karakteristik pekerja di bagian injection moulding 1: dalam penelitian ini dibagi menjadi dua. Konsumsi air
minum yang sesuai apabila mengkonsumi air minum
Umur minimal 200 sampai dengan 300 ml tiap 30 menit sekali.
Kelompok umur pekerja dibedakan menjadi dua, Tidak sesuai jika mengkonsumsi air minum kurang dari
yaitu umur ≤ 40 tahun dan > 40 tahun. Kelompok umur 200 sampai dengan 300 ml tiap 30 menit sekali.
pekerja pada bagian injection moulding 1 ≤ 40 tahun Konsumsi air minum pekerja dibagian injection moulding
sebanyak 29 orang pekerja dan kelompok umur > 40 1 yang sudah sesuai sebanyak 6 orang pekerja. Konsumsi
tahun sebanyak 2 orang pekerja. air minum pekerja yang tidak sesuai sebanyak 25 orang
pekerja.

Iklim Kerja
Hasil pengukuran iklim kerja di bagian Hasil pengukuran berat jenis urin menunjukkan hanya
injection moulding 1 menunjukkan ISBB terendah satu pekerja yang memiliki status normal. Terdapat 24
sebesar 28,400C dan ISBB tertinggi sebesar 29,500C. pekerja yang mengalami pre dehidrasi (18 pekerja
Berdasarkan hasil pengukuran ISBB tersebut melebihi mengalami pre dehidrasi ringan dan 6 pekerja
nilai ambang batas (NAB) iklim kerja untuk kategori mengalami pre dehidrasi sedang). Sedangkan sisanya
beban kerja sedang yaitu sebesar 280C. sebanyak 6 pekerja mengalami dehidrasi.

Tingkat Dehidrasi Pekerja


Tingkat dehidrasi pekerja dibagi menjadi 3 Hubungan antara Umur Pekerja dengan Tingkat
kategori yaitu normal apabila nilai berat jenis urin Dehidrasi Pekerja
<1,015, pre dehidrasi (dehidrasi ringan apabila nilai Berikut ini hasil tabulasi silang antara umur pekerja
berat jenis urin 1,016 –0 1,020 dan dehidrasi sedang dengan tingkat dehidrasi pekerja:
apabila nilai berat jenis urin 1,021 –1,025), dan
dehidrasi apabila nilai berat jenis urin 1,026 -1,030.

Tabel 1. Persentase tingkat dehidrasi berdasarkan umur pekerja di PT.X Sidoarjo tahun 2015
Tingkat Dehidrasi
Umur Total
Normal Pre Dehidrasi Ringan Pre Dehidrasi Sedang Dehidrasi
(tahun)
N % n % N % n % n %
≤ 40 1 3,4 17 58,6 5 17,2 6 20,7 29 100
Sumber: data primer
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara umur bahwa pekerja yang memiliki umur ≤ 40 tahun
pekerja dengan tingkat dehidrasi pekerja dapat diketahui sebanyak 17 orang (58,6%) mengalami pre dehidrasi

Corresponding Author : Anda Desi Puspita,


Gambaran Iklim Kerja dan Tingkat Dehidrasi Pekerja Shift Pagi di Bagian Injection Moulding 1 PT.X Sidoarjo
16
JPH RECODE Vol. 1 No. 1 (2017)

ringan. Pekerja yang memiliki umur > 40 tahun


sebanyak 2 orang dan masing-masing mengalami pre
dehidrasi ringan satu orang (50%) dan pre dehidrasi Hubungan antara Masa Kerja dengan Tingkat
sedang satu orang (50%). Tingkat keeratan hubungan Dehidrasi Pekerja
antara umur pekerja dengan tingkat dehidrasi pekerja Berikut ini hasil tabulasi silang antara masa kerja
menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,218. pekerja dengan tingkat dehidrasi pekerja :
Terdapat hubungan yang lemah antara umur pekerja
dengan tingkat dehidrasi pekerja.

Tabel 2. Persentase tingkat dehidrasi berdasarkan masa kerja di PT. X Sidoarjo tahun 2015
Tingkat Dehidrasi
Total
Masa Kerja Normal Pre Dehidrasi Ringan Pre Dehidrasi Sedang Dehidrasi
N % n % N % n % n %
4 - 12 tahun 1 6,2 9 56,2 4 25 2 12,5 16 100

13 - 21 tahun 0 0 9 60 2 13,3 4 26,7 15 100


Koefisien Korelasi : 0,110
Sumber: data primer
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara masa pekerja menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar
kerja pekerja dengan tingkat dehidrasi pekerja dapat 0,110. Terdapat hubungan yang lemah antara masa kerja
diketahui bahwa pekerja yang telah bekerja antara 4 - 12 pekerja dengan tingkat dehidrasi pekerja.
tahun sebanyak 9 orang (56,2%) mengalami pre
dehidrasi ringan. Pekerja yang telah bekerja antara 13 - Hubungan antara Waktu Istirahat dengan Tingkat
21 tahun sebanyak 9 orang (60%) mengalami pre Dehidrasi Pekerja
dehidrasi tingkat ringan. Tingkat keeratan hubungan Berikut ini hasil tabulasi silang antara waktu istirahat
antara masa kerja pekerja dengan tingkat dehidrasi pekerja dengan tingkat dehidrasi :

Tabel 3. Persentase tingkat dehidrasi menurut waktu istirahat di PT. X Sidoarjo tahun 2015
Tingkat Dehidrasi
Total
Waktu Istirahat Normal Pre Dehidrasi Ringan Pre Dehidrasi Sedang Dehidrasi
n % n % N % n % n %
Kurang 0 0 1 25 1 25 2 50 4 100
Cukup 0 0 13 68,4 3 15,8 3 15,8 19 100
Lebih 1 12,5 4 50 2 25 1 12,5 8 100
Koefisien Korelasi : 0,238
Sumber: data primer
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara waktu memiliki waktu istirahat lebih sebanyak 4 orang (50%)
istirahat dengan tingkat dehidrasi pekerja dapat diketahui mengalami pre dehidrasi ringan. Tingkat keeratan
bahwa pekerja yang memiliki waktu istirahat kurang hubungan antara waktu istirahat pekerja dengan tingkat
sebanyak 2 orang (50%) mengalami dehidrasi. Pekerja dehidrasi pekerja menunjukkan nilai koefisien korelasi
yang memiliki waktu istirahat cukup sebanyak 13 orang sebesar 0,238. Terdapat hubungan yang lemah antara
(68,4%) mengalami pre dehidrasi ringan dan pekerja yang waktu istirahat pekerja dengan tingkat dehidrasi pekerja.

Hubungan antara Konsumsi Air Minum dengan Berikut ini hasil tabulasi silang antara konsumsi
Tingkat Dehidrasi Pekerja air minum pekerja dengan tingkat dehidrasi:

Tabel 4. Persentase tingkat dehidrasi berdasarkan konsumsi air minum pekerja di PT. X Sidoarjo tahun 2015
Tingkat Dehidrasi
Konsumsi Air Total
Normal Pre Dehidrasi Ringan Pre Dehidrasi Sedang Dehidrasi
Minum
n % N % n % n % n %
Sesuai 0 0 4 66,7 2 33,3 0 0 6 100
Tidak Sesuai 1 4 14 56 4 16 6 24 25 100
Koefisie Koefisien Korelasi : 0,092
Sumber: data primer

Corresponding Author : Anda Desi Puspita,


Gambaran Iklim Kerja dan Tingkat Dehidrasi Pekerja Shift Pagi di Bagian Injection Moulding 1 PT.X Sidoarjo
17
JPH RECODE Vol. 1 No. 1 (2017)

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara konsumsi korelasi sebesar 0,092. Terdapat hubungan yang lemah
air minum pekerja dengan tingkat dehidrasi pekerja dapat antara konsumsi air minum pekerja dengan tingkat
diketahui bahwa pekerja yang mengkonsumsi air minum dehidrasi pekerja.
yang sudah sesuai sebanyak 4 orang (66,7%) mengalami
pre dehidrasi ringan. Pekerja yang mengkonsumsi air
minum yang tidak sesuai sebanyak 14 orang (56%) juga Hubungan antara Iklim Kerja dengan Tingkat
mengalami pre dehidrasi ringan. Tingkat keeratan Dehidrasi Pekerja
hubungan antara konsumsi air minum pekerja dengan Berikut ini hasil tabulasi silang antara iklim kerja
tingkat dehidrasi pekerja menunjukkan nilai koefisien dengan tingkat dehidrasi:

Tabel 5. Persentase tingkat dehidrasi berdasarkan iklim kerja di PT. X Sidoarjo tahun 2015
Tingkat Dehidrasi
Iklim Total
Normal Pre Dehidrasi Ringan Pre Dehidrasi Sedang Dehidrasi
Kerja
n % n % n % n % n %
≤ NAB 0 0 3 75 1 25 0 0 4 100
> NAB 1 3,7 15 55,5 5 18,5 6 22,3 27 100
Koefisisen Korelasi : 0,204
Sumber: data primer

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara iklim kerja Masa kerja pekerja di bagian injection moulding 1
dengan tingkat dehidrasi pekerja di bagian injecton PT.X Sidoarjo berdasarkan hasil penelitian pada tabel 1
moulding 1 dapat diketahui bahwa pada iklim kerja yang diketahui bahwa masa kerja pekerja paling banyak yaitu
melebihi nilai ambang batas sebanyak 15 orang (55,5%) masa kerja antara 4 sampai dengan 12 tahun sebanyak 16
mengalami pre dehidrasi ringan, 5 orang (18,5%) orang atau sebesar 51,6%, sedangkan pekerja yang
mengalami pre dehidrasi sedang dan 6 orang (22,3%) memiliki masa kerja antara 13 sampai dengan 21 tahun
mengalami dehidrasi. Iklim kerja yang masih dibawah sebanyak 15 pekerja. Masa kerja pekerja di bagian
nilai ambang batas juga terdapat pekerja yang mengalami injection moulding 1 tersebut merupakan masa kerja yang
dehidrasi, yaitu sebanyak 3 orang (75%) mengalami pre panjang karena sudah lebih dari 10 tahun masa kerja.
dehidrasi ringan dan satu orang (25%) mengalami pre Semakin lama orang terpapar panas, semakin besar pula
dehidrasi sedang. Tingkat keeratan hubungan antara iklim kemungkinan untuk mendapat keluhan kesehatan
kerja dengan tingkat dehidrasi pekerja menunjukkan nilai (Siswanto, 1991).
koefisien korelasi sebesar 0,204. Terdapat hubungan yang Pekerja yang memiliki masa kerja panjang
lemah antara iklim kerja dengan tingkat dehidrasi pekerja. tentunya sudah terbiasa berada di lingkungan kerja yang
panas. Mereka sudah beraklimatisasi dengan lingkungan
kerjanya. Namun apabila proses aklimatisasi sudah
PEMBAHASAN dilakukan dengan baik tidak menjamin pekerja tersebut
Umur akan terhindari dari risiko gangguan kesehatan akibat
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini tidak bekerja di lingkungan yang panas seperti dehidrasi.
ditentukan batasan umur. Kelompok umur pekerja di Tingkat dehidrasi seseorang tidak hanya ditentukan dari
bagian injection moulding 1 kelompok umur ≤ 40 tahun lamanya orang tersebut berada atau bekerja di tempat
sebanyak 29 orang atau sebanyak 93,5% dari total yang panas. Faktor penyebab dehidrasi bermacam-
populasi. Sedangkan pekerja yang berumur > 40 tahun macam, seperti kurangnya konsumsi cairan untuk tubuh,
sebanyak 2 orang atau 6,5% dari total populasi yang ada. diet keras, dan akibat penyakit tertentu (diabetes, diare,
Tenaga kerja yang berumur dibawah 40 tahun tergolong infeksi pada kulit). Pada penelitian ini penentuan
pekerja yang masih muda yang mana masih dapat kelompok masa kerja juga kurang bervariasi seperti pada
mentolerir pengaruh suhu tinggi, karena pada usia muda penentuan kelompok umur pekerja sebelumnya. Sehingga
lebih sedikit menyerap panas dan lebih cepat perbedaan lama kerja pekerja sulit untuk diketahui karena
beraklimatisasi, tetapi juga tidak dianjurkan terlalu lama hanya beda satu angka yaitu 16 orang pekerja pada
berada ditempat kerja yang bersuhu tinggi karena akan kelompok masa kerja 4-12 tahun dan 15 orang pekerja
berakibat buruk terhadap kesehatannya. Menurut pada kelompok masa kerja 13-21 tahun.
Siswanto (1991), bahwa pekerja yang berusia lebih dari
40 tahun sebaiknya tidak ditempatkan pada tempat kerja Waktu Istirahat
yang panas, karena kelenjar keringat menunjukkan respon Waktu istirahat pekerja dalam penelitian ini
yang lebih lambat terhadap beban panas metabolik dan dibedakan menjadi tiga kategori yaitu kurang apabila
lingkungannya. istirahat < 30 menit selama 8 jam kerja, cukup apabila
istirahat antara 30 menit sampai dengan 1 jam selama 8
Masa Kerja jam kerja dan lebih jika istirahat > 1 jam. Berdasarkan

Corresponding Author : Anda Desi Puspita,


Gambaran Iklim Kerja dan Tingkat Dehidrasi Pekerja Shift Pagi di Bagian Injection Moulding 1 PT.X Sidoarjo
18
JPH RECODE Vol. 1 No. 1 (2017)

hasil kuesioner diperoleh data sebanyak 19 orang pekerja lingkungan tempat kerja panas, dengan cara seperti itu
atau 63,3% memiliki waktu istirahat yang cukup, pekerja didorong untuk minum dalam jumlah sedikit-
sebanyak 8 orang pekerja atau 25,8% memiliki waktu sedikit tetapi sering dilakukan, misalnya satu gelas setiap
istirahat yang lebih dan sebanyak 4 orang pekerja atau 20 sampai dengan 30 menit. Tenaga kerja yang hanya
12,9% memiliki waktu istirahat yang kurang. minum bila merasa haus saja tidak akan memberikan hasil
Waktu istirahat pekerja shift pagi di bagian yang memuaskan. Tenaga kerja yang belum
injection moulding 1 PT.X Sidoarjo ini pada pukul 11.00 beraklimatisasi sebaiknya mengkonsumsi air minum yang
sampai dengan 12.00 WIB. Perusahaan telah mengandung garam dengan kadar 0,2%, sedangkan
menyediakan tempat istirahat khusus untuk para pekerja. pekerja yang sudah beraklimatisasi kadar garam dalam air
Namun sedikit sekali pekerja yang memanfaatkan waktu minum sebesar 0,1%, disesuaikan dengan kondisi yang
istirahat di tempat tersebut, kebanyakan pekerja berada di dialami oleh pekerja.
kantin pada waktu istirahat. Pekerja memanfaatkan waktu
istirahat mereka untuk makan siang dan melakukan
ibadah sholat dzuhur. Iklim Kerja bagian Injection Moulding 1
Pekerja di bagian injection moulding 1 secara Menurut Kepmenaker (2011) Indesks Suhu Basah
keseluruhan telah memiliki waktu istirahat yang sudah dan bola maksimal untuk waktu kerja 75% sampai dengan
baik atau cukup yaitu antara 30 menit sampai dengan satu 100% pada beban kerja ringan adalah 300C dan untuk
jam. Menurut Suma’mur (1988), menyatakan bahwa beban kerja sedang adalah 280C. Beban kerja berat tidak
pekerjaan di lingkungan panas tidak boleh dilakukan ditolerir sama sekali untuk kerja 75% sampai dengan
secara terus-menerus tetapi harus diselingi dengan 100% sehingga tidak memiliki nilai ambang batas ISBB.
istirahat yang cukup, hal ini bertujuan untuk memberi Hasil pengukuran yang telah dilakukan di bagian IM1
kesempatan tubuh melakukan pemulihan. PT.X Sidoarjo, yaitu pengukuran suhu kering (Sk), suhu
basah alami (Sb), suhu bola/radiasi (Sg), kelembaban
Konsumsi Air Minum nisbi (Rh), menunjukkan bahwa iklim kerja di bagian IM1
Konsumsi air minum pekerja dalam penelitian ini PT.X Sidoarjo telah melebihi Nilai Ambang Batas (NAB)
dibagi menjadi dua yaitu konsumsi air minum yang sesuai yang dianjurkan untuk pekerja dengan beban kerja
apabila mengkonsumi minimal 200 ml sampai dengan sedang. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan pengaruh
300 ml tiap 30 menit sekali dan tidak baik apabila terhadap produktivitas kerja dan timbulnya gangguan
mengkonsumsi air minum kurang dari 200 ml sampai kesehatan tenaga kerja seperti dehidrasi.
dengan 300 ml tiap 30 menit sekali. Hasil kuesioner Metode iklim kerja yang digunakan adalah metode
menunjukkan sebanyak 25 orang pekerja atau 80,6% Indeks Suhu Bola Basah (ISBB). Pengukuran iklim kerja
pekerja mengkonsumsi air minum yang tidak sesuai di bagian IM1 PT.X dilakukan di tiga titik dengan tiga
dengan kebutuhan karena pekerja di bagian injection kali pengukuran yaitu pagi hari, siang hari dan sore hari,
moulding 1 PT.X mengkonsumsi air minum kurang dari hal ini dilakukan untuk melihat rerata iklim kerja di
200 sampai dengan 300 ml tiap 30 menit sekali. Pekerja bagian IM1 sepanjang hari atau selama 8 jam kerja pada
yang mengonsumsi air minum yang sudah sesuai hanya pekerja shift pagi. Pengukuran iklim kerja di bagian IM1
sebanyak 6 orang atau 19,4% pekerja saja. Tidak heran menghasilkan rerata sebagai berikut, suhu kering (Sk)
apabila pekerja shift pagi di bagian injection moulding 1 32,020C, suhu basah (Sb) 27,200C, suhu bola/radiasi (Sg)
mengalami dehidrasi. 32,910C dan kelembaban 66,6%.
Kebiasaan minum pada saat haus saja ataupun Suhu kering (Sk) di bagian IM1 PT.X Sidoarjo
sewaktu-waktu adalah tidak baik, karena mekanisme haus sebesar 32,020C telah melebihi Nilai Ambang Batas
sama sekali tidak adekuat untuk membujuk pekerja (NAB) yang dianjurkan, yaitu 21-300C. Suhu kering yang
minum sesuai dengan jumlah cairan yang hilang melalui dapat dilihat dari respon fisiologi tenaga kerja pada saat
keringat, sehingga hal ini cenderung menuju ke defisit kerja, yaitu berupa keluhan terasa panas dan gangguan
cairan. Mereka yang bekerja ditempat panas harus minum kesehatan berupa banyaknya keringat yang keluar oleh
sesering mungkin (200 sampai dengan 300 cc tiap 30 tenaga kerja terutama pada saat bekerja. Suhu panas dapat
menit sekali). Hal ini bertujuan agar cairan tubuh tetap mengurangi kelincahan dalam bergerak, memperpanjang
dalam keadaan seimbang (Siswanto, 1991). Namun waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan,
ukuran 200 sampai dengan 300 cc air tiap 30 menit sekali mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu
tersebut bukan menjadi patokan bahwa pekerja harus koordinasi saraf perasa dan motoris (Suma’mur, 2009).
minum air sebanyak itu, melainkan yang terpenting Pengukuran iklim kerja di bagian IM1 PT.X
adalah anjuran untuk minum air sesering mungkin untuk dilakukan di tiga titik dengan 3 kali pengukuran yaitu
semua ukuran walaupun tidak 200 sampai dengan 300 cc pagi hari, siang hari, sore hari. Hal ini dilakukan untuk
air. melihat rerata iklim kerja di bagian IM1 sepanjang hari
Menurut Soeripto (2008), kehilangan air sangat atau selama 8 jam kerja pada pekerja shift pagi. Hasil
banyak dari tubuh dalam bentuk keringat adalah untuk pengukuran iklim kerja di bagian IM1 PT.X Sidoarjo
tujuan pendinginan dengan cara penguapan. Air minum menghasilkan nilai ISBB terendah 28,400C dan tertinggi
harus disediakan bagi tenaga kerja yang bekerja di 29,500C, kondisi tersebut tidak nyaman karena

Corresponding Author : Anda Desi Puspita,


Gambaran Iklim Kerja dan Tingkat Dehidrasi Pekerja Shift Pagi di Bagian Injection Moulding 1 PT.X Sidoarjo
19
JPH RECODE Vol. 1 No. 1 (2017)

seharusnya ISBB yang diperkenankan untuk beban kerja sebesar 7% sampai dengan 10% dapat menurunkan
sedang yaitu maksimal 28,00C (Permenakertrans volume darah serta berakibat kegagalan fungsi ginjal saat
No.Per.13/MEN/X/201). tubuh kehilangan cairan sebesar 11% (Gustam, 2012).
Iklim kerja yang panas di bagian IM1 PT.X
Sidoarjo salah satu faktor penyebabnya ialah berasal dari Analisis Hubungan antara Umur Pekerja dengan
mesin produksi yaitu mesin injection moulding yang Tingkat Dehidrasi Pekerja
berjumlah 14 mesin, masing-masing mesin menghasilkan Umur pekerja memiliki hubungan yang lemah
panas dari proses produksi yang secara otomatis tenaga dengan tingkat dehidrasi pekerja dibagian Injection
kerja harus selalu berdekatan dengan sumber panas Moulding 1 PT. X Sidoarjo. Umur pekerja yang sebagian
tersebut. Ventilasi ruangan berupa kipas angin yang besar ≤ 40 tahun pada saat dilakukan penelitian ini tidak
jumlahnya tidak sebanding dengan luas area IM1 dan terlalu mempengaruhi tingkat dehidrasi yang dialami oleh
hanya diletakkan dititik tertentu saja, selain itu cuaca pekerja shift pagi bagian Injection Moulding 1 PT. X
panas pada siang hari juga berpotensi mengakibatkan Sidoarjo. Umur pekerja ≤ 40 tahun tergolong masih muda
iklim kerja di IM1 menjadi panas. Hal tersebut yang secara teori masih dapat mentolerir pengaruh suhu
mengakibatkan terjadinya peningkatan produksi keringat tinggi, karena pada usia muda lebih sedikit menyerap
dan seringnya tenaga kerja merasa haus. panas dan lebih cepat beraklimatisasi. Sehingga
kemungkinan untuk terjadi dehidrasi pada pekerja yang
Tingkat Dehidrasi Pekerja Shift Pagi bagian Injetion berumur ≤ 40 tahun sangat kecil kemungkinannya.
Moulding 1 Namun setelah diuji secara statistik, hal tersebut tidak
Pengukuran tingkat dehidrasi pekerja di bagian cukup kuat untuk membuktikan bahwa umur pekerja
IM1 PT.X Sidoarjo menggunakan pemeriksaan berat jenis langsung berhubungan dengan kejadian dehidrasi pada
urinn pekerja. Metode berat jenis urin dipilih karena pekerja tersebut. Hal ini karena umur bukanlah satu-
mudah dilakukan, sering digunakan, waktu analisis satunya faktor yang kuat sebagai penyebab dehidrasi pada
singkat, ketepatan baik dan rendahnya risiko bagi subyek pekerja shift pagi bagian Injection Moulding 1. Selain itu
yang diperiksa. Berat jenis urin tidak tepat bila digunakan pada variabel umur pengkatagorian jenis umur bersifat
pada subyek yang menderita diabetes mellitus, demam homogen sehingga dapat menyebabkan nilai koefisien
dan sindrom nefrotik karena dapat mempengaruhi nilai korelasi kecil. Pada dasarnya dehidrasi bisa menyerang
berat jenis urin, namun hal tersebut sudah siapa saja, dari anak kecil hingga orang tua. Namun yang
dipertimbangkan melalui pemilihan subyek melalui paling rentan terkena dehidrasi adalah anak kecil dan
kriteria inklusi. Pengambilan sampel urin dilakukan orang tua. Tubuh anak kecil mengandung banyak lemak
setelah 6 jam bekerja dengan menggunakan botol bening dan lemak hanya mengandung air lebih kurang 20 persen.
yang telah disediakan oleh peneliti. Pemeriksaan berat Sementara itu, pada tubuh orang tua, kadar air dalam
jenis urin dilakukan di laboratorium Dinas Kesehatan tubuhnya sudah semakin menurun akibat proses penuaan
Kota Surabaya. organ-organ tubuh (Handoyo, 2014).
Hasil pemeriksaan berat jenis urin menunjukkan
bahwa hanya terdapat satu pekerja yang memiliki status Analisis Hubungan antara Masa Kerja dengan
normal. Sisanya ditemukan pekerja mengalami pre Tingkat Dehidrasi Pekerja
dehidrasi (dehidrasi tingkat ringan 18 orang dan dehidrasi Masa kerja pekerja memiliki hubungan yang lemah
tingkat sedang 6 orang), sedangkan yang mengalami dengan tingkat dehidrasi pekerja di bagian Injection
dehidrasi sebesar 6 orang pekerja. Moulding 1 PT. X Sidoarjo. Semakin lama orang terpapar
Pre dehidrasi merupakan tahap awal sebelum panas, semakin besar pula kemungkinan untuk mendapat
benar-benar terjadinya kekurangan cairan atau dehidrasi, keluhan kesehatan (Siswanto, 1991). Tenaga kerja yang
yang dikategorikan menjadi dehidrasi ringan dan baru bekerja di tempat panas maka akan kesulitan untuk
dehidrasi sedang. Pada tahap dehidrasi ringan tubuh sudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tenaga kerja
mengalami kekurangan cairan sebesar 1 sampai dengan harus beradaptasi dengan cara beraklimatisai dengan suhu
2% dan mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti haus, di tempat kerja. Setiap calon tenaga kerja yang akan
lemah, lelah, sedikit gelisah, dan hilang selera makan. bekerja di lingkungan tempat kerja panas harus
Pada tahap dehidrasi sedang tubuh sudah mengalami melakukan penyesuaian fisiologis terhadap pajanan panas
kekurangan cairan sebesar 3 sampai dengan 4% dan secara bertahap. Proses penyesuaian ini tidak saja bagi
mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti kulit kering, tenaga kerja baru, tetapi juga berlaku bagi tenaga kerja
mulut dan tenggorokan kering, volume urin kurang. Pada yang sudah lama bekerja di lingkungan tempat kerja
tahap dehidrasi, tubuh sudah mengalami kekurangan panas yang sudah 9 hari atau lebih absen dari tempat
cairan 5 sampai dengan 6% dan mengalami tanda-tanda kerjanya (Soeripto, 2008).
dehidrasi seperti sulit berkonsentrasi, sakit kepala, Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
kegagalan pengaturan suhu tubuh serta peningkatan Adiningsih (2013), masa kerja dengan waktu yang cukup
frekuensi nafas. Kehilangan cairan >6% meningkatkan lama dapat diasumsikan bahwa tenag kerja sudah terampil
risiko gangguan kesehatan, seperti dapat mengakibatkan dalam melakukan pekerjaannya, jenis kegiatan yang
otot kaku dan collapse, saat tubuh kehilangan cairan dilakukan selalu sama sehingga menimbulkan kebiasaan.

Corresponding Author : Anda Desi Puspita,


Gambaran Iklim Kerja dan Tingkat Dehidrasi Pekerja Shift Pagi di Bagian Injection Moulding 1 PT.X Sidoarjo
20
JPH RECODE Vol. 1 No. 1 (2017)

Semakin lama masa kerja seseorang, maka semakin besar agar cairan tubuh tetap dalam keadaan seimbang. Namun
pemaparan panas yang diterimanya sehingga ukuran 200 sampai dengan 300 cc air tiap 30 menit sekali
mengakibatkan pekerja mengalami gangguan kesehatan tersebut bukan menjadi patokan bahwa pekerja harus
salah satunya adalah dehidrasi. Menurut Suma’mur minum air sebanyak itu, melainkan yang terpenting
(2009), menyatakan bahwa masa kerja menentukan lama adalah anjuran untuk minum air sesering mungkin untuk
paparan seseorang terhadap faktor risiko yaitu tekanan semua ukuran walaupun tidak 200 sampai dengan 300 cc
panas. air. Penelitian Andayani (2013) membuktikan bahwa
asupan cairan berpengaruh signifikan terhadap status
Analisis Hubungan antara Waktu Istirahat Pekerja hidrasi pekerja. Hanya 28,8% pekerja yang memiliki
dengan Tingkat Dehidrasi Pekerja status hidrasi baik. Sisanya mengalami pre dehidrasi
Waktu istirahat pekerja memiliki hubungan yang (dehidrasi ringan 37% dan dehidrasi sedang 15%),
lemah dengan tingkat dehidrasi pekerja dibagian Injection sedangkan yang mengalami dehidrasi sebesar 19,2%.
Moulding 1 PT. X Sidoarjo. Perbedaan waktu istirahat Subyek yang mengkonsumsi cairan sesuai kebutuhan
diantara pekerja menjadikan pekerja mengalami tingkat hanya 2,7%.
dehidrasi yang berbeda pula. Perusahaan sendiri sudah Hidrasi di tempat kerja perlu mendapatkan
menyediakan waktu istirahat yang sesuai denggan kondisi perhatian khusus karena hidrasi dapat mempengaruhi
beban kerja pekerja yaitu selama satu jam. Pekerja yang biaya, produktivitas, dan keselamatan kerja. Ada banyak
tergolong memiliki beban kerja ringan dan dilakukan manfaat yang didapat jika tubuh terhidrasi dengan baik
selama 8 jam kerja, waktu istirahat yang dianjurkan untuk dan ketika sedang sibuk bekerja, perlu dipastikan bahwa
pekerja tersebut adalah satu jam. asupan cairan yang masuk dalam tubuh cukup
Secara teori seharusnya pekerja yang memiliki (Derbyshire, 2011). Menurut Miller dan Bates (2009),
waktu istirahat cukup akan memiliki resiko gangguan memastikan bahwa pekerja memiliki asupan cairan yang
kesehatan lebih kecil dibandingkan dengan pekerja yang cukup merupakan cara intervensi yang paling efektif
memiliki waktu istirahat kurang. Namun dalam penelitian untuk menjaga kesehatan dan produktivitas pekerja
ini tidak terbukti bahwa pekerja yang memiliki waktu selama bekerja.
istirahat cukup akan berisiko mengalami dehidrasi. Hal ini
dapat terjadi karena pada pekerja yang memiliki waktu Analisis Hubungan antara Iklim Kerja dengan
istirahat cukup belum tentu memiliki tingkat konsumsi air Tingkat Dehidrasi Pekerja
minum yang sesuai. Faktor-faktor terjadinya dehidrasi Pengukuran iklim kerja di bagian Injection
pada pekerja yang bekerja di iklim yang panas tidak Moulding 1 PT.X Sidoarjo dihasilkan sebanyak 87,1%
hanya bergantung pada waktu istirahat pekerja saja, pekerja mengalami dehidrasi baik kategori dehidrasi
banyak faktor lainnya yang mempengaruhi. Sehingga ringan dan sedang, maupun kategori dehidrasi pada
tidak menutp kemungkinan bahwa pekerja yang memiliki kondisi indeks suhu basah dan bola yang melebihi nilai
waktu istirahat cukup akan terhindar dari risiko kejadian ambang batas. Terdapat pekerjaan yang dilakukan dengan
dehidrasi. posisi berdiri sehingga dapat meningkatkan beban kerja
dan mempengaruhi kondisi iklim kerja yang dapat
Analisis Hubungan antara Konsumsi Air Minum diterima. Sebanyak 55,5% pekerja mengalami pre
Pekerja dengan Tingkat Dehidrasi Pekerja dehidrasi tingkat ringan, sebanyak 18,5% pekerja
Konsumsi air minum pekerja memiliki hubungan mengalami pre dehidrasi tingkat sedang dan sebanyak
yang lemah dengan tingkat dehidrasi pekerja dibagian 22,3% pekerja mengalami dehidrasi pada kondisi iklim
Injection Moulding 1 PT. X Sidoarjo. Pekerja yang kerja yang melebihi nilai ambang batas. Suhu lingkungan
mengonsumsi air minum sesuai dengan kebutuhan tubuh yang tinggi merangsang tubuh untuk berkeringat sebagai
maka akan memiliki status hidrasi yang baik, namun proses alamiah guna menurunkan suhu tubuh hingga pada
pekerja yang asupan cairannya tidak memenuhi suhu tubuh normal (360C sampai dengan 370C).
kebutuhan dapat mengalami dehidrasi (Armstrong, 2007). Pengeluaran keringat yang banyak tanpa diimbangi
Selama musim panas atau bilamana pekerja terpapar dengan asupan cairan yang cukup akan mengakibatkan
lingkungan panas, air minum harus disesuaikan dengan dehidrasi yang juga bisa berakibat pada timbulnya
kebutuhan tenaga kerja sedemikian rupa sehingga mereka kelelahan (Tarwaka dkk,2004).
dapat minum secara teratur dan banyaknya air minum Indeks suhu bola dan basah di bagian IM1 PT.X
yang dikonsumsi 1 gelas setiap 15-20 menit (kira-kira 150 Sidoarjo menunjukkan angka sebesar antara 28,400C –
ml). Penambahan garam pada minuman pekerja sebaiknya 29,500C. Angka tersebut masih berkisar pada angka 280C
sudah betul-betul larut sebelum dibagikan dan air sehingga dirasa masih cukup nyaman meskipun
sebaiknya disimpan di tempat yang cukup dingin 100C- ditemukan pekerja yang mengalami pre dehidrasi dan
150C. dehidrasi. Hal ini terjadi karena selain merasakan panas
Ketentuan mengenai rekomendasi konsumsi air lingkungan sekitar juga menghasilkan panas dari
minum diperjelas oleh Siswanto (1991), orang yang metabolisme tubuhnya. Berdasarkan permasalahan ini
bekerja di tempat panas harus minum sesering mungkin sebaiknya perusahaan menambah ventilasi udara yang ada
(200 s.d 300 cc air tiap 30 menit sekali). Hal ini bertujuan di tempat kerja. Ventilasi udara yang ada saat ini berupa

Corresponding Author : Anda Desi Puspita,


Gambaran Iklim Kerja dan Tingkat Dehidrasi Pekerja Shift Pagi di Bagian Injection Moulding 1 PT.X Sidoarjo
21
JPH RECODE Vol. 1 No. 1 (2017)

kipas angin yang hanya terletak pada beberapa titik disediakan disesuaikan kebutuhan pekerja, hal ini
tertentu saja. Penempatan kipas angin dapat diatur bertujuan untuk menghindari tertularnya penyakit.
sedemikian rupa sehingga seluruh pekerja dapat
merasakan aliran udara segar. DAFTAR PUSTAKA
Menurut perhitungan secara statistik tingkat Adiningsih, R. 2013. Faktor yang Mempengaruhi
keeratan atau besarnya hubungan antara variabel iklim Kejadian Heat Strain pada Tenaga Kerja yang
kerja terhadap variabel tingkat dehidrasi pekerja shift pagi Terpapar Panas di PT.Aneka Boga Makmur. The
di bagian Injection Moulding 1 dapat dilihat pada Indonesian Journal Of Occupational Safety and
Symmetric Measures, yaitu pada koefisien korelasi Health. Vol 2. No. 2 Juli – Desember 2013 : 145-153.
sebesar 0,204. Berarti bahwa hubungan kedua variabel Andayani, K. 2013. Hubungan Konsumsi Cairan dengan
tersebut adalah lemah. Iklim kerja yang panas mempunyai Status Hidrasi Pekerja Industri Laki-Laki. Skripsi.
hubungan dengan tingkat dehidrasi pekerja yang bekerja Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas
di lingkungan kerja panas tersebut. Penelitian di Australia Diponegoro.
pada pekerja tambang dengan suhu lingkungan kerja Armstrong, L.E. 2007. Assessing Hydration Status: The
36,20C menunjukkan bahwa 60% pekerja shift bekerja Ellusive Gold Standart. Journal of American College
dalam keadaan dehidrasi (BJU > 1,022 g/ml). Penelitian of Nutririon. 26(5) :575-584.
lain di Australia pada pekerja outdoor menunjukkan Brake, dan Bates. 2003. Fluid Losses and Hydration
bahwa 79% pekerja mengalami dehidrasi (BJU > 1,021 Status of Industrial Workers under Thermal Stress
g/ml). Penelitian pada pekerja laundry dengan paparan Working Extended Shifts. Occup Environ Med. 60;
panas suhu 30,10C sampai dengan 33,30C menunjukkan 90-96.
bahwa 50 dari 70 sampel atau 71,7% terbukti mengalami Derbyshire, E. 2011. Hydration at Work. United
clinically dehydrated dengan BJU ≥ 1,030 g/ml. Kingdom: Natural Hydration Council.
Andayani (2013), dalam penelitiannya Gustam. 2012. Faktor Risiko Dehidrasi pada Remaja dan
mengungkapkan bahwa suhu tinggi di lingkungan kerja Dewasa. Skripsi. Departemen Gizi Masyarakat
(>300C) dapat menjadikan pekerja yang bekerja di Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.
lingkungan tersebut mengalami dehidrasi. Sebanyak Handoyo, Koko. 2014. Khasiat & Keajaiban Air Putih.
37,0% pekerja mengalami pre dehidrasi tingkat ringan, Jakarta : Dunia Sehat.
15% pekerja mengalami pre dehiddrasi tingkat sedang Miller, dan Bates. 2007. Hydration of Outdoor Workers in
dan 19,2% pekerja mengalami dehidrasi. Penelitian yang North-West Australia. Occupational Health and
dilakukan Sari (2014), memberikan hasil yang sama, yaitu Safety. 23(1): 79-87.
ada pengaruh yang signifikan (p=0,023 dan α=0,05) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
antara iklim kerja panas terhadap dehidrasi pada tenaga 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
kerja bagian boiler di PT. Albasia Sejahtera Mandiri Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja, Jakarta :
Semarang. Pengukuran ISBB di bagian boiler rata-rata Kementerian Tenaga Kerja & Transmigrasi.
sebesar 32,00C dan tenaga kerja yang mengalami Puspita, AD. 2015. Iklim Kerja dan Beban Kerja
dehidrasi sebanyak 10 responden dari 15 responden. Hasil Terhadap Tingkat Dehidrasi Pekerja Shift Pagi bagian
penelitian tersebut mendukung hasil penelitian yang Injection Moulding 1 PT.X.
dilakukan di bagian Injection Moulding 1 PT. X Sidoarjo Sidoarjo. Skripsi. Surabaya : Fakultas Kesehatan
bahwa antara iklim kerja dengan tingkat dehidrasi Masyarakat Universitas Airlangga.
memiliki hubungan. Sari, NP. 2014. Pengaruh Iklim Kerja Panas terhadap
Dehidrasi & Kelelahan Tenaga Kerja bagian Boiler di
KESIMPULAN DAN SARAN PT.Albasia Sejahtera Mandiri. Skripsi. Semarang:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah.
iklim kerja dibagian Injection Moulding 1 telah melebihi Siswanto, A. 1991. Tekanan Panas. Surabaya: Balai
NAB untuk beban kerja sedang yaitu ISBB maksimal HIPERKES dan Keselamatan Kerja.
yang dapat diterima pekerja sebesar 280C. Hasil Soeripto, M. 2008. Higiene Industri. Balai Penerbit
pengukuran tingkat dehidrasi pekerja shift pagi dibagian Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Injection Moulding 1 sebagian besar pekerja mengalami Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan & Kesehatan
pre dehidrasi ringan. Ada hubungan yang lemah antara Kerja (HIPERKES). Jakarta : CV. Sagung Seto.
iklim kerja dengan tingkat dehidrasi pekerja shift pagi Suma’mur, PK. 1988. Higiene Perusahaan dan
dibagian Injection Moulding 1. Keselamatan Kerja. Jakarta : CV Haji Mas Agung .
Saran yang dapat diberikan kepada perusahaan Tarwaka, Solichul H.A. Bakri, Lilik Sudiajeng. 2004.
antara lain penambahan minuman elektrolit (larutan Ergonomi – untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
oralit) atau penambahan garam pada air minum pekerja Produktivitas. Jakarta : Penerbit buku Kedokteran.
sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang dan
meningkatkan fasilitas perusahaan untuk mempermudah
pekerja dalam mengakses air minum, seperti penambahan
jumlah dispenser dan penambahan jumlah gelas yang

Corresponding Author : Anda Desi Puspita,


Gambaran Iklim Kerja dan Tingkat Dehidrasi Pekerja Shift Pagi di Bagian Injection Moulding 1 PT.X Sidoarjo

You might also like