Kebijakan Pemberian Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja Pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Banyuasin Tahun 2013 Dan Pasca Tahun 2013
Kebijakan Pemberian Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja Pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Banyuasin Tahun 2013 Dan Pasca Tahun 2013
Kebijakan Pemberian Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja Pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Banyuasin Tahun 2013 Dan Pasca Tahun 2013
Muhammad Rizky
ERIK DARMAWAN
MUHAMMAD RIZKY
Abstract
PENDAHULUAN
Era globalisasi telah membawa dampak terhadap tuntutan kebutuhan
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tuntutan yang telah merambah
berbagai lini kehidupan tersebut, kini kian menjadi inspirasi dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Disadari bahwa kebutuhan masyarakat dari hari ke hari
semakin kompleks dan menantang untuk dihadapi secara profesional.
Terutama dalam mewujudkan pelayanan masyarakat yang berkualitas oleh
berbagai kalangan institusi birokrasi.
Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk
mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan citacita bangsa dan
negara. Dalam rangka hal tersebut, diperlukan pengembangan dan penerapan
sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan nyata sehingga penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil
guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas KKN. Good governance yang
dimaksud adalah merupakan proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam
melaksanakan penyediaan public good and services disebut governance
(pemerintahan atau kepemerintahan), sedangkan praktek terbaiknya disebut good
governance (kepemerintahan yang baik). Good governance yang efektif
menuntut adanya alignment (koordinasi) yang baik dan integritas, profesional
serta etos kerja dan moral yang tinggi, dengan demikian penerapan konsep good
governance penyelenggaraan kekuasaan pemerintah negara merupakan tantangan
tersendiri.
Instansi pemerintahan sekarang dituntut untuk menciptakan kinerja
pegawai yang tinggi guna pengembangan pelayanan publik. Pemerintah harus
mampu membangun dan meningkatkan kinerja di dalam lingkungannya.
Keberhasilan pemerintah tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu
faktor penting adalah sumber daya manusia, karena sumber daya manusia
merupakan pelaku dari keseluruhan tingkat perencanaan sampai dengan evaluasi
yang mampu memanfaatkan sumber daya lainnya yang dimiliki oleh pemerintah.
Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Banyuasin merupakan unsur
staf pelaksana kewenangan otonomi daerah pada pelaksanaan desentralisasi yang
memiliki tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan,
administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan
administratif kepada seluruh perangkat daerah otonom. Keberhasilan pelaksanaan
kewenangan otonomi daerah di Kabupaten Banyuasin memiliki relevansi dengan
uraian tugas-tugas yang menjadi tanggungjawab aparatur yang ada di Bagian
Umum Sekretariat Daerah sesuai dengan desentralisasi kewenangan dari Bupati
Banyuasin.
Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan salah satu fungsi utama
dalam penyelenggaraan pemerintah yang menjadi kewajiban aparatur pemerintah.
Berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelola Keuangan Daerah, maka Pemerintah Daerah
Kabupaten Banyuasin melalui Keputusan Bupati Banyuasin No.
364/KPTS/III/2013 dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pegawai
Erik Darmawan
Muhammad Rizky
beban kerja terhadap peningkatan kinerja pegawai. Perlu kita pahami bahwa
sebenarnya dalam kajian studi pembangunan pada dasarnya tidaklah hanya
membahas tentang konsep-konsep pembangunan ekonomi, melainkan ada hal
yang perlu dibahas yaitu tentang pembangunan kinerja. Pembangunan kinerja
yang baik akan berhubungan dengan motivasi kerja dan disiplin. Pembangunan
kinerja yang baik akan berdampak positif terhadap pembangunan lembaga,
pembangunan daerah atau bahkan pembangunan nasional. Ditinjau dari dampak
terhadap motivasi kerja pegawai, tunjangan kesejahteraan daerah justru lebih banyak
membawa iklim kebersamaan PNS daerah. Rasa kecemburuan terhadap unit lain
yang semula menjadi pemicu demotivasi dalam bekerja, menjadi berkurang bahkan
tidak ada karena besarnya gaji dan tunjangan yang diterima pegawai di tiap unit
relatif merata. Namun apabila ditinjau dari dampak motivasi pegawai untuk meraih
prestasi kerja yang tinggi sebagai salah satu dampak yang diharapkan dari penetapan
tunjangan kesejahteraan daerah ini, terlihat bahwa harapan tersebut belum dapat
dicapai. Namun catatan absen menunjukkan bahwa tingkat kehadiran pegawai
meningkat dibanding dengan sebelum diberlakukannya tambahan penghasilan
berdasarkan beban kerja. Dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan tambahan
penghasilan perlu ditetapkan suatu pengukuran yang baku dan mengarah kepada
prestasi kerja, sehingga pegawai termotivasi untuk meningkatkan prestasi
kerjanya.
Penerapan keputusan Bupati Banyuasin No. 364/KPTS/III/2013 masih
mengalami kendala dari kesadaran Pegawai Negeri Sipil itu sendiri dengan masih
berprilaku kerja yang tidak baik. Banyak diantara pegawai yang kurang antusias
dalam bekerja, bersantai-santai disaat jam kerja, serta sering mengeluh
menghadapi tugas yang diberikan atasannya. Namun apabila ditinjau dari dampak
motivasi pegawai untuk meraih prestasi kerja yang tinggi sebagai salah satu
dampak yang diharapkan dari penetapan tunjangan kesejahteraan daerah ini,
terlihat bahwa harapan tersebut belum dapat dicapai. Namun catatan absen
menunjukkan bahwa tingkat kehadiran pegawai meningkat dibanding dengan
sebelum diberlakukannya pemberian tambahan penghasilan berdasarkan beban
kerja kepada Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten
Banyuasin.
Jumlah aparatur Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Banyuasin
yang menerima tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja sebagai berikut :
Perumusan Masalah
Sesuai pembatasan masalah yang telah dikemukakan diatas maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Faktor yang menghambat dan mendukung penerapan keputusan Bupati
Banyuasin No.364/KPTS/III/2013 pada pegawai Bagian Umum Sekretariat
Daerah Kabupaten Banyuasin?
2. Bagaimana pengaruh tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja pada
kinerja pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Banyuasin
saat dan sesudah tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja diterapkan?
REFERENSI
Kebijakan
Kebijakan adalah sebuah instrumen pemerintahan, bukan saja dalam arti
government, (hanya menyangkut aparatur negara), melainkan pula governance
yang menyentuh berbagai kelembagaan, baik swasta, dunia usaha, maupun
masyarakat madani (civil society). Kebijakan pada intinya merupakan keputusan
atau pilihan tindakan yang secara langsung mengatur pengelolaan dan
pendistribusian sumber daya alam, finansial, dan manusia demi kepentingan
publik, yakni rakyat banyak dan warga negara.
Kebijakan publik terjadi karena tindakan-tindakan pemerintah dalam
mengatasi masalah yang timbul dalam masyarakat sehingga melahirkan
keputusan-keputusan tersebut, dan secara umum dapat dirumuskan tentang
kebijakan publik sebagai :
Erik Darmawan
Muhammad Rizky
Teori Kinerja
Setiap organisasi atau lembaga menjalankan seluruh kegiatan
operasionalnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Setiap
organisasi atau lembaga tersebut terdiri dari elemen para pelaku / pegawai yang
memiliki tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan secara sendiri-
sendiri maupun berkelompok dengan tujuan untuk mengefisienkan dan
mengoptimalkan pencapaian tujuan yang akan dicapai. Para pegawai yang
terdapat dalam lembaga sangat mempengaruhi kinerja lembaga, hal ini
dikarenakan para pegawai tersebut merupakan penggerak utama bagi setiap
kegiatan yang ada dan sangat berperan aktif dalam upaya mencapai tujuannya.
Dengan kata lain tercapainya tujuan sebuah lembaga hanya dimungkinkan
karena upaya para pegawai sebagai pelaku yang terdapat pada lembaga tersebut.
Manajemen Kinerja
Secara mendasar, Manajemen kinerja merupakan rangkaian kegiatan yang
dimulai dari perencanaan kinerja, pemantauan/peninjauan kinerja, penilaian
kinerja dan tindak lanjut berupa pemberian penghargaan dan hukuman. Rangkaian
kegiatan tersebut haruslah dijalankan secara berkelanjutan. Trinanto dalam R.
Bacaal (2001) : Manajemen kinerja merupakan sebuah proses yang
berkesinambungan dan dilakukan dengan kemitraan antara seorang karyawan
dengan penyelia lansungnya.
Konsep the right man and the right place atau menempatkan seseorang
sesuai dengan tempatnya adalah salah satu kunci utama dalam menerapkan
manajemen kinerja yang jauh dari konflik. Karena salah satu faktor munculnya
konflik adalah menempatkan seorang pegawai pada posisi yang tidak sesuai
dengan bakat dan keahlian yang dimiliki, sehingga membuat pegawai tersebut
bekerja dengan motivasi yang rendah, dan ini lebih jauh mampu mempengaruhi
pada menurunnya kualitas kinerja yang akan diperoleh. Bakat dan keahlian
merupakan dua sisi mata uang yang saling berkaitan, dalam artian bisa dikaji
secara terpisah namun harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh.
Erik Darmawan
Muhammad Rizky
Pengukuran Kinerja
Pada penelitian yang akan dilakukan, maka pengertian analisis kinerja
merupakan proses pengumpulan informasi tentang bagaimana tingkat
kemampuan pencapaian hasil kerja yang dilakukan oleh pegawai Bagian Umum
Sekretariat Daerah Kabupaten Banyuasin. Tercapainya tujuan peningkatan
kinerja merupakan salah satu wujud dari keberhasilan sebuah lembaga dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Tetapi keberhasilan tersebut tidak dapat
dilihat begitu saja, diperlukan penilaian terhadap kinerja lembaga tersebut.
Penilaian terhadap kinerja juga sering disebut dengan pengukuran kinerja,
dimana pengukuran tersebut dilakukan dengan menggunakan variabel-variabel
yang bergantung pada kompleksitas faktor-faktor yang membentuk kinerja
tersebut.
Efektivitas
Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan. Dalam artian
efektivitas merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan
prosedur dari organisasi mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam pengertian
teoritis atau praktis, tidak ada persetujuan yang universal mengenai apa yang
dimaksud dengan Efektivitas. Bagaimanapun definisi efektivitas berkaitan
dengan pendekatan umum. Bila ditelusuri efektifitas berasal dari kata dasar efektif
yang artinya:
1. Ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya) seperti: manjur;
mujarab; mempan
2. Penggunaan metode/cara, sarana/alat dalam melaksanakan aktivitas
sehingga berhasil guna (mencapai hasil yang optimal)
Erik Darmawan
Muhammad Rizky
Akuntabilitas
Dilihat dari dimensi ini kinerja tidak bisa hanya dilihat dari ukuran
internal organisasi, seperti pencapai target. Kinerja sebaliknya harus dilihat dari
ukuran eksternal seperti nilai dan norma masyarakat. Lembaga Administrasi
Negara (2000:3) mengartikan Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan
pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan
tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak
yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.
Responsivitas
Responsivitas sebagai salah satu indikator untuk mengukur kinerja
pelayanan publik, secara sederhana dapat diartikan mau mendengarkan saran
(Jhon M. Echols dan H. Shadely, 1992:481). Menurut pengertian ini terlihat
adanya komunikasi dalam bentuk aspirasi atau kehendak dari satu pihak kepada
pihak lain serta memperhatikan apa yang disampaikan oleh komunikan.
Suatu organisasi yang mempunyai peran pelayanan publik dituntut
harus peka terhadap apa yang menjadi kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Responsivitas (responsivity) menurut Siagian (2000:165) adalah kemampuan
aparatur dalam mengantisipasi dan meghadapi aspirasi baru, perkembangan baru,
tuntutan baru dan pengetahuan baru, birokrasi harus merespon secara cepat agar
tidak tertinggal dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
hanya terbatas kepada PNS yang terlibat pada kegiatan proyek, pada unit kerja
teknis tertentu justru menimbukan ketimpangan dan berpotensi menyulut
kecemburuan antar PNS. Kondisi tersebut mengakibatkan demotivasi kerja
bagi sebagian besar PNS. Usaha telah dilakukan oleh beberapa pemerintah
daerah misalnya Kabupaten Solok (pada tahun 2003), Pemerintah Provinsi
Gorontalo (pada tahun 2004) dan Pemerintah Kota Pekanbaru (pada tahun 2006)
dalam mencari solusi untuk mengatasi rendahnya pendapatan PNS. Cara yang
diterapkan hampir sama yaitu dengan memberikan tambahan pendapatan secara
merata kepada seluruh pegawai, namun yang berbeda adalah syarat pemberian
tambahan pendapatan tersebut. Pemberian tambahan pendapatan tersebut
dimaksud supaya tidak menimbulkan kecemburuan diantara PNS.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan perspektif pendekatan kualitatif. Menurut
Denzin dan Lincoln (dalam Moleong 2006:5) menyatakan bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
berbagai metode yang ada.
Sumber Data
Penulis menggunakan dua macam data menurut klasifikasi berdasarkan
dari jenis dan sumbernya, yaitu :
1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan oleh orang-orang yang melakukan penelitian atau yang
bersangkutan yang memerlukannya. Data primer ini, disebut juga data asli
atau data baru. Pengumpulan data primer dilakukan dengan instrumen:
a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan datang langsung dan
bertanya kepada narasumber tentang hal yang akan diteliti
b. Observasi, yaitu kegiatan mengamati secara langsung dengan gejala-
gejala yang ditemukan di lapangan serta menjaring data yang tidak
terjangkau.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini, biasanya
diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu.
Teknik Observasi
Usaha mengumpulkan data melalui pengamatan pada berbagai fenomena
peristiwa yang terjadi di lapangan yang berkaitan dengan obyek penelitian. Data
yang diperoleh melalu teknik observasi adalah data aktual/segar dalam arti data
yang diperoleh dari terjadinya tingkah laku, yang merupakan data primer. Melalui
observasi dikenali berbagai rupa kejadian, peristiwa, keadaan, tindakan yang
mempola, kegiatan observasi tidak hanya dilakukan terhadap kenyataan-
kenyataan yang terlihat, tetapi juga terhadap yang terdengar.
Teknik Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan,
dengan meneliti laporan-laporan, dokumen-dokumen, catatan-catatan, arsip serta
kumpulan peraturan perundang-undangan yang dapat menunjang pelaksanaan
penelitian.
transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima
amanah dengan pemberi amanah, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi menciptakan tolok ukur kinerja sebagai
dasar evaluasi kinerja aparatur dan sebagai dasar pemberian reward atau
penghargaan dan sanksi.
Pemerintah Kabupaten Banyuasin telah membuat penetapan kinerja tahun
2013 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang ada.
Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Banyuasin Tahun 2013 disusun dengan
berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2013 yang telah ditetapkan sehingga
secara substansial Penetapan Kinerja Tahun 2013 tidak ada perbedaan dengan
Rencana Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Penetapan Kinerja Tahun 2013
selengkapnya terdapat pada dokumen Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten
Banyuasin Tahun 2013.
Rencana(Realisasi Rencana)
Capaian indikator kinerja = x 100
Kinerja Rencana
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan disimpulkan di atas,
maka disusunlah beberapa saran atau rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan
kinerja pegawai pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Banyuasin :
1. Perlunya menerapkan sistem insentif bagi pegawai Bagian Umum Sekretariat
Daerah Kabupaten Banyuasin guna meningkatkan kinerja dalam memberikan
pelayanan kepada publik. Sistem insentif merupakan elemen penting dalam
suatu organisasi untuk memotivasi karyawan mencapai prestasi kerja yang
diinginkan. Insentif yang diberikan kepada karyawan yang berprestasi berupa
penghargaan materi maupun nonmateri, sedangkan karyawan yang tidak
berprestasi mendapatkan disinsentif berbentuk teguran, peringatan,
penundaan/penurunan pangkat atau bahkan pemecatan.
2. Perlu kesadaran yang tinggi dari pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah
Kabupaten Banyuasin sehingga pelaksanaan tugas yang menjadi
tanggungjawabnya dapat dipahami dengan baik melalui tata tertib yang dibuat
serta peraturan-peraturan yang ada. Adanya kejelasan pemberlakuan tambahan
penghasilan pegawai berdasarkan beban kerja perlu mensyaratkan indikator
yang ingin dicapai sehingga dapat menimbulkan kesadaran pada pegawai
Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Banyuasin.
3. Perlunya peningkatan sarana prasarana penunjang pelayanan publik.
Walaupun responsivitas pelayananan publik baik tetapi tidak akan efektif
memberikan layanan yang memuaskan apabila di dalam proses pemberian
masih mengalami kendala dari fasilitas pelayanan publik.
Erik Darmawan
Muhammad Rizky
DAFTAR PUSTAKA