[go: up one dir, main page]

0% found this document useful (0 votes)
172 views105 pages

Midwifery Care Standards Workshop

This document summarizes Siti Romlah's presentation on midwifery care documentation related to a final project report for a Diploma III in Midwifery. Siti Romlah has years of experience as a midwife trainer and has contributed her skills and knowledge to help other midwives. The presentation covered Ministry of Health policies on healthcare development in Indonesia, maternal and neonatal mortality trends and causes, and the quality of antenatal care services in community health centers. It also discussed relevant laws and regulations related to midwifery services.

Uploaded by

Nia W Utami
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
172 views105 pages

Midwifery Care Standards Workshop

This document summarizes Siti Romlah's presentation on midwifery care documentation related to a final project report for a Diploma III in Midwifery. Siti Romlah has years of experience as a midwife trainer and has contributed her skills and knowledge to help other midwives. The presentation covered Ministry of Health policies on healthcare development in Indonesia, maternal and neonatal mortality trends and causes, and the quality of antenatal care services in community health centers. It also discussed relevant laws and regulations related to midwifery services.

Uploaded by

Nia W Utami
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 105

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN TERKAIT

LAPORAN TUGAS AKHIR DIPLOMA III KEBIDANAN

Oleh:

Siti Romlah, MKM

Disampaikan pada acara Workshop Peningkatan Kemampuan


Teknis Bidan dalam Penerapan Standar Asuhan Kebidanan
Hotel Aryaduta Pekanbaru 30 31 Agustus 2015

PROFILE OF SPEAKER
Siti Romlah, MKM
Siti Romlah is an expert in reproductive health and she has been contribute her skill,
knowledge and experience to help many midwives to increase competencies, to build
character of personal, and to develop their personality for service excellent.
Years of experience as practitioner as midwives trainer in national conferences, seminars
and training classes be applicated to her clients.

WORKING EXPERIENCE

Sukmul hospital, Jakarta (1988- 1989)


Health office provincial of Central Sulawesi (1990 1993)
Koja hospital, Jakarta (1993 2003)
Sub directorate midwifery care, Directorate of nursing and allied health care in the ministry of health republic of
Indonesia (2004 now)
Head of division of guidance and evaluation of midwifery care in the ministry of health republic of Indonesia
(2010 now)
Trainer, fasilitator, practician and consultant especially in reproductive health and midwifery (2004 now)
Speaker for seminars and conferences in midwifery care standard and professional skills for midwives in national
scale.
Public Relation for Central Board of Assosiation of Indonesian Midwivies (PP IBI), besides those, she actives to be
personal counselor, midwives assessor and surveyor in health field.

KEBIJAKAN KEMENTERIAN
KESEHATAN DALAM
PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREN ANGKA KEMATIAN IBU INDONESIA


Target RPJMN thn 2019 : 306/100,000 KH

JUMLAH KEMATIAN IBU


Target RPJMN 2019 : 306/100 ribu KH

Trend AKI 1992 - 2012

Jumlah Kematian Ibu Nasional 2013 : 5019


Jumlah Kematian Ibu Nasional 2014 : 4513

Sumber: SDKI (BPS 1992 -2012)

TFR: SDKI 19812012

ANGKA KEMATIAN BAYI

Target RPJMN 2019 : 24/1000 KH

SDKI 1992 - 2012

Jumlah kematian bayi nasional 2013 : 27.338


Jumlah kematian bayi nasional 2014 : 27.597

ANUNG utk Perencanaan GIKIA 2016

DISKONTINUITAS PELAYANAN KESEHATAN


IBU DAN ANAK DI INDONESIA
FAKTA:
Risfaskes 2011 :
70.15% Bidan tinggal di
desa
64.86% Bidan di Desa
yang mempunyai Kit
BdD mampu
GDON:10.80%
BdD telah dilatih APN :
45.63%
47,4% puskesmas
perawatan mampu
PONED
42.6% Puskesmas
PONED tersedia
MgSO4

SDKI 2012
CPR 57.9%
Unmet need :
8.5%
Riskesdas
2013
CPR 59,3%
KBPP :
58,6%
MKJP :
10,2%

Risfaskes 2011
21% RS Pemerintah
memenuhi Kriteria
Umum PONEK
52,7% RSU
pemerintah dengan
dokter telah terlatih
PONEK
50,4% RSU
pemerintah dengan
bidan terlatih PONEK
Studi di Banten:
44% terlambat
mendapatkan
pelayanan di RS

Data Rutin 2012:


Jumlah Dukun : 110.557
Dukun bermitra : 80.791
(73%)
Riskesdas 2013 :
Pn di Faskes : 76,1%
Proporsi Pertolongan
Persalinan di rumah :
23,7%

FAKTA:
Hasil Tinjut SP 2010:
59% Kematian ada di
Rumah Sakit

FAKTA:
SP 2010- Litbangkes 2012 : 49,7% - 75,3% meninggal di
RS pemerintah dan swasta (tergantung jenis komplikasi);
17.1-37.8% di rumah sendiri
Studi di Banten: 66% terlambat mencapai fasilitas rujukan

Hasil Assesment
Yankes Ibu 2012 :
Kepatuhan terhadap
manajemen Eklampsi
70%

Kualitas Pelayanan Kesehatan Maternal di Fasilitas Kesehatan


Berdasarkan Penilaian Terhadap Tenaga Kesehatan

Kualitas pelayanan kesehatan


ibu di fasyankes (RS,
Puskesmas, BPM) secara
umum masih rendah
Kemkes, WHO, HOGSI, 2012

Kualitas Asuhan Antenatal

Kemkes, WHO, HOGSI, 2012

12

Kualitas Pelayanan Persalinan Normal

Kemkes, WHO, HOGSI, 2012

13

Ketersediaan Partograf
di Kamar Bersalin RS dan Puskesmas
Partograf

Tersedia dan sesuai dengan


standar
Tidak tersedia atau Tidak
sesuai dengan standar

RS (n=20)

11 (55%)

Puskesmas
(n=40)
23 (58%)

9 (45%)

17 (42%)

Kemkes, WHO, HOGSI, 2012

13

Penggunaan partograf yang tidak sesuai


Kemkes, WHO, HOGSI, 2012

14

PENYEBAB KEMATIAN IBU

Penyebab Kematian Ibu (November 2013)

Sumber : Data rutin direktorat Bina


kesehatan Ibu

Oxitocin = Excelorator, hormone of love


Endorpince = Natural Pain Release
Adrenaline = Menghambat

Penyebab Kematian Neonatal tahun 2012

BBLR; 34,81

Lain-lain; 31,39

BBLR
Asfiksia
Tetatus Neonatorum
Infeksi

Masala
Laktasi;
1,11

Asfiksia; 27,72

Masalah Laktasi
Lain-lain

Infeksi; 4,13
Tetatus
Neonatorum; 0,84

Laporan Rutin Direktorat Bina Kesehatan Anak tahun 2012

KUALITAS ANTE NATAL CARE DI PUSKESMAS


(KEMENKES, 2014)
90

81,3
76,8

80
70
60

75,4

75

68,3

62,9

60,3

67,4
58

50
40

31,7
30

22,3
18,8

20

10
0

PERSENTASE

PENGETAHUAN KONSEP ANTENATAL CARE (1) :


Jumlah
No

PERTANYAAN

Empat pilar safe moterhood

570

67

Upaya penapisan Asuhan Antenatal berdasarkan bukti penelitian (evidence based)

537

63,1

748

87,9

Waktu kunjungan pertama K1 yang ideal


Gangguan dalam pertumbuhan janin

430

50,5

Kenaikan tekanan darah pada ibu hamil yang harus diwaspadai

273

32,1

Standar pengukuran LILA untuk skreening KEK pada ibu Hamil


Waktu yang tepat untuk mengukur TFU pada ibu hamil dengan pita ukur
Frekuensi DJJ yang menunjukkan adanya tanda gawat janin, sehingga janin perlu
dirujuk dari fasyankes primer ke fasyankes sekunder
Status imunisasi perlindungan terhadap infeksi tetanus
dan status imunisasi Long Life

486
349
458

57,1
41
53,8

87
805
43

10,2
94,6
5,1

296

34,8

224

26,3

238

28

264

31

7
8
9
10
11
12

Jumlah tablet zat besi minimal yang harus dikonsumsi oleh ibu hamil
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan pada setiap ibu hamil
Tehnik pemeriksaan HIV yang harus dilakukan pada ibu hamil
di daerah terkosentrasi HIV dan ibu hamil risiko tinggi terinfeksi HIV

13
14

Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil


Penanganan kelainan yang ditemukan pada ibu hamil yang
harus ditangani sesuai standar dan kewenangannya

15

Stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain booster)

PENGETAHUAN KONSEP ANTENATAL CARE (2) :


Jumlah
No
16

Pertanyaan

604

71

17

Usia kehamilan seorang ibu hamil untuk mengkuti kelas ibu hamil
Tanda bahaya yang harus diwaspadai oleh ibu hamil

815

95,8

18

Indikator akses pelayanan ANC

47

5,5

19

Indikator penerapan standar kualitas pelayanan ANC terkini

496

58,3

20

Jenis pelayanan yang diakomodir dalam pelayanan ANC berkualitas

21
22
23
24
25

Pemahaman HPHT dan usia gestasi


Perkiraan tinggi TFU
Perkiraan TBJ
Taksiran partus ibu hamil
Pelayanan yang seharusnya didapatkan ibu hamil

720
398
273
347
808
465

84,6
46,8
32,1
40,8
94,9
54,6

Rata-rata
12,7 (50,8%)

Median
13

Maksimum
20

HASIL ANALISIS BIVARIAT


No

Hubungan antar variabel

Bidan dengan lama menjalani profesi bidan < 20 tahun memiliki peluang 1,442
kali untuk memiliki jawaban benar 13 daripada bidan dengan lama
menjalani profesi bidan 20 tahun
Bidan yang memiliki latarbelakang pendidikan terakhir minimal D3 memiliki
peluang 1,995 kali untuk memiliki jawaban benar 13 daripada bidan dengan
latarbelakang pendidikan terakhir < dari D3
Puskesmas kabupaten memiliki peluang 5,258 kali untuk memiliki kunjungan
antenatal care < 50 setiap bulan daripada Puskesmas daerah kota
Puskesmas kota memiliki peluang 3,066 kali untuk memiliki pemeriksaan
golongan darah ibu hamil daripada Puskesmas di kabupaten
Puskesmas kota memiliki peluang 3,498 kali untuk memiliki pemeriksaan
protein urine ibu hamil daripada Puskesmas di kabupaten
Puskesmas kota memiliki peluang 5,958 kali untuk memiliki pemeriksaan
haemoglobin ibu hamil daripada Puskesmas di kabupaten
Puskesmas Kota memiliki peluang 3,294 kali untuk memiliki alat, obat, dan
media penunjang pelayanan ANC yang lengkap (23 item) daripada Puskesmas
di kabupaten

4
5
6
7

P value
continuity
correction
0,019

Mantel
Haenszel
Common
Odds Ratio
1,072 1,941

0,007

1,228 3,241

0,000

2,931 9,443

0,000

1,712 5,490

0,001

1,746 7,011

0,000

2,554 13,904

0,004

1,497 7,248

HEALTHCARE IN THE FUTURE


INPUT
Health Center Design,
Infrastructure,
Health Manpower

1.

PROCCESS
GOOD CLINICAL GOVERNANCE

PROCCESS
GOOD CORPORATE GOVERNANCE

1. Facility management and


Safety,
2. Governance, Leadership,
Direction,
3. Staff Qualifications and
Education,
4. Management of Communication
and Information.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

OUTCOME:
SAFE and
QUALITY HEALTH CARE

Q-improvement + Safety,
Prevention and control of infections,
Access and continuity of Care,
Patient and Family Rights.
Assessment of Patients,
Care of Patients,
Anesthesia and Surgical Care,
Medication Management and Use,
Patient and Family Education.

KEBIJAKAN
PEDOMAN

MUTU

TERUKUR

STANDAR

STANDAR

PRIMA
PETUNJUK
KERJA

BIDAN

PASIEN

JKT = PAPUA
PROFESI

MASY.

SOCIAL CONTRACT
PROFESSIONALS - COMMUNITY

Self Credentialing
Self licensing

privilege

Moral responsibility
High standard of competence
Market control
Working condition

PROFESSIONALISM

William M Sullivan, Medicine under threat: Professionalism and professional identity, CMAJ 2000:162(5): 673

ISSUE PELAYANAN KESEHATAN


ISSUE PROFESI KESEHATAN
Profesionalisme kurang
Akuntabilitas kurang

ISSUE PERLINDUNGAN PASIEN


Pasien tidak terlindungi dari pemberi pelayanan
kesehatan yg kurang bertanggungjawab
Pada kecelakaan medis, kompensasi sudah
terakomodir dalam UU Perlindungan konsumen,
UU Kesehatan, UU Pelayanan Publik dan UU RS.

ETIKA

DISIPLIN

Moral~
Tuntunan

Registrasi~

HUKUM
Tuntutan~
Pidana/Perdata

PENGADUN PASIEN

Luka Operasi
Terinfeksi MRSA

SETIAP STAF KLINIS HARUS


MENCUCI TANGAN SESUAI
STANDAR WHO, DAN MENERAPKAN
FIVE MOMENT FOR HAND HYGIENE

Former doctor guilty of removing Carolyn DeWaegeneire's genitals


without consent

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG TERKAIT


DENGAN PELAYANAN KEBIDANAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

17.

UU No 8 /1999 tentang Perlidungan Konsumen (UUPK)


UU No. 36 / 2009 tentang Kesehatan
UU No. 25 /2009 dan PP No. 96/2012 tentang Pelayanan Publik
UU No. 44 /2009 tentang Rumah Sakit
UU No. 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan
RUU Kebidanan ?????
PP No. 33 tahun 2012 tentang ASI Eksklusif
PP No. 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
Kepmenpan No. 1/2008 tentang Jabatan Fungsional Bidan
Permenkes No. 369/ 2007 tentang Standar Profesi Bidan
Permenkes No. 938/ 2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan
Permenkes No. 1464/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
Permenkes No. 71/2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan
Kesehatan Nasional
Kepmenkes No. 46/2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
Permenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKN
Permenkes No, 59/2014 ttg Standar tarif pelayanan kesehatan dalam
penyelenggaraan program jaminan kesehatan,
dst....

UU Pelayanan Publik

UU Tenaga Kesehatan

Pasal 15 Penyelenggara berkewajiban:


a. menyusun & menetapkan std
pelayanan;
b. menyusun, menetapkan, &
mpublikasikan maklumat pelayanan;
c. menempatkan pelaksana yg
kompeten;
d. menyediakan sarana, prasarana,
dan/atau fasyan publik yg mdukung
tciptanya iklim pelayanan yg
memadai;
e. Mberikan pelayanan yg berkualitas
sesuai dg asas penyelenggaraan
f. melaksanakan pelayanan sesuai dg
std pelayanan;
g. Bpartisipasi aktif & mematuhi
peraturan per-UUan yg terkait dg
penyelenggaraan pelayanan publik;
h. Mberikan pertgjwban thdp
pelayanan yg diselenggarakan;
i. dst....

Pasal 66 dan 70 :
a. Setiap Nakes dlm mjlnkan praktiknya
bkewajiban mematuhi std profesi, std
pelayanan profesi dan SPO mperoleh
psetujuan dari penerima yankes & kel
atas tindakan yg akan dilakukan;
b. Mjaga kerahasiaan kesehatan
penerima yankes
c. Mbuat & menyimpan catatan
dan/atau dokumen ttg pemeriksaan,
asuhan dan tindakan yg dilakukan
d. Setiap Nakes yg melaksanakan yankes
pseorangan wajib mbuat rekam medis
penerima yankes
e. Rekam medis hrs SEGERA dilengkapi
stlh penerima yankes selesai
f. Setiap rekam medis hrs dibubuhi
nama, waktu dan ttd Nakes yg
m;berikan yankes hrs disimpan dan
dijaga kerahasiaanya
g. dst......

SEBELUM JKN

ERA JKN

Transaksi

Langsung dengan pasien

Kontrak dengan BPJS

Tarif

Ditentukan sendiri/fasilitas
kesehatan

Negosiasi dengan BPJS diwakili


asosiasi/perhimpunan

Cara pembayaran

FFS

Kapitasi, INA-CBG

Risiko finansial

Tidak ada

Ikut menanggung risiko bila


biaya meningkat

Sumber pendapatan Banyak sumber (>>pasien,


>>perusahaan, >asuradur)

Mengarah ke 1-2 sumber


pendapatan

Tempat praktik

Banyak tempat (3), pada


jam kerja & jam privat

Mengarah 1 tempat, pada jam


kerja

Penulisan resep

Bebas, asal pasien mampu

Dibatasi oleh daftar obat

Prosedur/tindakan
medis

Bebas, asal pasien mampu

Dibatasi oleh kewenangan


dalam kontrak

Cara pembayaran
dokter

FFS

Mengarah ke remunerasi

Kendali mutu-biaya

Tidak jelas

Diatur dalam kontrak

JENIS FASYANKES TINGKAT PERTAMA


DI ERA JKN
PERMENKES, 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (Ps 2 ( 2)

PUSKESMAS ATAU YANG SETARA;


PRAKTIK DOKTER;
PRAKTIK DOKTER GIGI;
KLINIK PRATAMA ATAU YANG SETARA; DAN
RUMAH SAKIT KELAS D PRATAMA ATAU YANG SETARA.

Catatan :
Bidan dimungkinkan jadi jejaring pelayanan kesehatan TINGKAT PERTAMA namun TIDAK
menjadi GATE KEEPER. Pelayanan yang diberikan mengacu pada kompetensi dan kewenangan
sesuai ketentuan

PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

Titik Berat Pelayanan kesehatan Primer UKM


Tidak ada pelayanan Spesialistik di pelayanan Primer
Pelayanan UKP, dilakukan oleh tenaga yang mempunyai kompetensi pelayanan
kedokteran keluarga
Pola Pelayanan Kesehatan tidak bersifat uniform di semua lokasi
Tidak ada pelayanan rawat inap pada pelayanan primer
Pelayanan Primer dalam mendukung PONED (lex spesialis)
Pelayanan Rawat inap hanya untuk wilayah /kondisi tertentu (lex spesialis)

ISUE
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Revitalisasi Puskesmas
Pelayanan Kedokteran keluarga
Akreditasi
Rujukan & Pengembangan Telemedicine
Pengembangan SIK Pelayanan Kesehatan Primer
Penguatan Kab/Kota
Penguatan UKM
Pembiayaan

PETA STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER


1. MASYARAKAT INDONESIA SEHAT YANG MANDIRI
Penurunan AKI, AKB, Gizi Buruk
Meningkatkan UHH

DAMPAK

OUTCOME

3. TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG PEDULI


KESEHATAN

PROSES
STRATEGIS YG
HARUS
DILAKUKAN

% kab/kota yang memiliki lebih dari 50 % UKBM


aktif
Tingkat kepedulian Masy pd Kesehatan

5. OPTIMALISASI
SISTIM RUJUKAN

6. REVITALISASI
UKM

7. PENINGKATAN
EFEKTIVITAS UKBM

8. ADVOKASI PEMBANGUNAN DAERAH BERWAWASAN KESEHATAN

9. TERWUJUDNYA SISTEM
PERENCANAAN YANG
TERINTEGRASI

10. TERWUJUDNYA
SISTEM KOLABORASI
PENDIDIKAN NAKES

11. PENGUATAN SISTEM


INSENTIF DAN PROMOSI
PARADIGMA SEHAT

12. TERWUJUDNYA
KEMITRAAN YANG
BERDAYA GUNA TINGGI

13. TERBANGUNNYA INFORMASI BERBASIS DATA DAN PENGALAMAN (Knowledge


management)
SUMBER DAYA
KESEHATAN

14. TERSEDIANYA SDM


YANG KOMPETEN DAN
BERBUDAYA KINERJA

15. TERSEDIANYA
DUKUNGAN
REGULASI YANKES
PRIMER

16.
TERSEDIANYA
SIK TERPADU

17. TERSEDIANYA SPA SESUAI


STANDART, OBAT DAN DUKUNGAN
PERBEKALAN KESEHATAN SESUAI
STANDART DAN KEBUTUHAN

18. TERSEDIANYA DANA BIDANG KESEHATAN YANG PROPORSIONAL UNTUK


UKM DAN UKP*)

2. TERWUJUDNYA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER YANG


PARIPURNA
% Fasyankes Primer yang Terakreditasi
Tingkat Kepuasan Masy pd Yankes primer
Tingkat kepuasan Nakes di Yankes Primer

4. OPTIMALISASI YANKES PRIMER


SEBAGAI GATEKEEPER

KEUANGAN

Rumah Sakit ke Depan


RS di Masa
Mendatang

Memberikan
Pelayanan
Paripurna

Kualitas layanan/mutu
Lebih peka pada kebutuhan
masyarakat
Patien Safety Oriented
Kompetitif
Menyediakan layanan baru
sesuai perkembangan iptek
Lebih efektif
Tarif lebih terjangkau
Menciptakan kepuasan
semua pihak

RS Berkelas
Dunia

36

PETA STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN


OUTCOME

HARAPAN
STAKEHOLDER

1. TERWUJUDNYA YANKES RUJUKAN PARIPURNA

SISTEM RUJUKAN YANG


TERSTRUKTUR DAN BERJENJANG

10. TERWUJUDNYA
ORGANISASI DAN MUTU
KELEMBAGAAN BUK YANG
EKSELEN

13. TERSEDIANYA SDM


YANG KOMPETEN DAN
BERBUDAYA KINERJA

7. ADVOKASI KEPADA
PEMDA & K/L TERKAIT

5. TERWUJUDNYA SISTEM
MANAJEMEN KINERJA FASYANKES
RUJUKAN SE INDONESIA

8. TERWUJUDNYA
KEMITRAAN
BERJEJARING

11. TERBANGUNNYA INFORMASI


BERBASIS DATA DAN PENGALAMAN
(Knowledge management)

14. TERSEDIANYA
DUKUNGAN
REGULASI YANKES
RUJUKAN

15. OPTIMALISASI
SISTEM INFORMASI
YANKES RUJUKAN

9. OPTIMALISASI PERAN UPT


SEBAGAI LEMBAGA PEMBINA

12. TERWUJUDNYA SISTEM


PERENCANAAN KARYAWAN DAN
KARIR YANG EFEKTIF

16. TERSEDIANYA SPA,


OBAT & PERBEKALAN
YG MEMADAI

17. TERSEDIANYA DANA BIDANG PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

4. TERWUJUDNYA REGIONALISASI

6. TERWUJUDNYA MEDIA
SOSIALISASI PELAYANAN
KESEHATAN

INPUT

3. TERWUJUDNYA KEPUASAN
STAKEHOLDER FASYANKES
RUJUKAN

2. TERWUJUDNYA
PELAYANAN KESEHATAN
RUJUKAN PRIMA

PROSES
STRATEGIS YG
HARUS
DILAKUKAN

KEUANGAN

37

FASYANKES KELAS DUNIA


DASAR PERTIMBANGAN

TUJUAN PENGEMBANGAN
FASYANKES KELAS DUNIA
1. daya saing pelayanan
Indonesia di kawasan Asia
Tenggara maupun dunia,
2. angka consumption
abroad rakyat Indonesia
dalam mencari pelayanan
kesehatan
3. profesionalisme tenaga
kesehatan di Indonesia.
4. Sistem Informasi Kesehatan

ROADMAP
REFORMASI KESMAS
SASARAN
PEMBANGUNAN
KESEHATAN TAHUN
2010 2014.

1.
2.
3.
4.
5.

UU No. 44 /2009 tentang RS.


Kesepakatan GATTS
Pasar bebas ASEAN 2015
Pasar bebas Asia Pasifik pada
tahun 2020
AKREDITASI - JCI
38

Bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang


diberikan oleh bidan
Dilakukan secara mandiri, kolaborasi, konsultasi dan
rujukan
Ditujukan untuk kesehatan reproduksi perempuan
sepanjang siklus kehidupannya, termasuk bayi dan anak
Balita.

39

STRATA UPAYA KESEHATAN


DAN LINGKUP PELAYANAN KEBIDANAN
STRATA
KETIGA
(TERTIER)
YANKEB
TERTIER

STRATA KEDUA
(SEKUNDER)
YAN KEBIDANAN SEKUNDER
STRATA PERTAMA
(PRIMER)
PELAYANAN KEBIDANAN PRIMER:
Polindes/ Poskesdes, Bidan Praktik Mandiri,
Puskesmas Pembantu, Puskesmas
40

KOMPETENSI BIDAN INDONESIA


Area Kompetensi 1 : Etik legal dan keselamatan pasien
Area kompetensi 2 : Komunikasi efektif
Area kompetensi 3 : Pengembangan diri dan
profesionalisme
Area kompetensi 4 : Landasan ilmiah praktik
kebidanan
Area kompetensi 5 : Keterampilan klinis dalam praktik
kebidanan
Area kompetensi 6 : Promosi kesehatan dan konseling
Area kompetensi 7 : Manajemen, kepemimpinan dan
kewirausahaan

Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan

WHO
Pelayanan Bermutu / Profesional
Evidence Based Medicine (EBM)

Standar

Standar Asuhan Kebidanan


(Permenkes No. 938/Menkes/SK/VIII/ 2007)
Acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan
oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, mulai dari pengkajian, perumusan
diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi
dan pencatatan asuhan kebidanan.

Bertujuan sebagai :
1. Acuan dan landasan dalam melaksanakan tindakan/kegiatan dalam lingkup
tanggung jawab bidan.
2. Mendukung terlaksananya Asuhan Kebidanan berkualitas
3. Parameter tingkat kualitas dan keberhasilan asuhan yang diberikan bidan
4. Perlindungan hukum bagi Bidan dan Klien/Pasien

44

STANDAR I : PENGKAJIAN
Pernyataan Standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien

1.
2.

3.

Kriteria Pengkajian :
Data tepat, akurat dan lengkap
Terdiri dari Data Subjektif ( hasil Anamnesa; biodata,
keluhan utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan
latar belakang sosial budaya)
Data Objektif (hasil Pemeriksaan fisik, psikologis dan
pemeriksaan penunjang

STANDAR II
PERUMUSAN DIAGNOSA DAN ATAU MASALAH
KEBIDANAN
Pernyataan standar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk
menegakan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat
Kriteria Perumusan Diagnosa & masalah kebidanan :
1. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur Kebidanan
2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
3. Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan , baik secara
mandiri, kolaborasi, dan rujukan.

STANDAR III : PERENCANAAN


Pernyataan Standar
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah
yang ditegakkan.

1.
2.
3.
4.
5.

Kriteria Perencanaan
Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien;
tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan secara komprehensif
Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.
Mempertimbangkan kondisi psikologi dan sosial budaya klien/keluarga
Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang
diberikan bermanfaat untuk klien.
Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumberdaya
serta fasilitas yang ada.

STANDAR IV : IMPLEMENTASI
Pernyataan standar
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan
secara komprehensif, efektif, efisien dan aman
berdasarkan evidence based kepada klien/pasien
dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.

STANDAR IV : IMPLEMENTASI

Kriteria:

1.

Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritualkultural


Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau
keluarganya (inform consent)
Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based
Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan
Menjaga privacy klien/ pasien
Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai
Melakukan tindakan sesuai standar
Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

2.

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

STANDAR V : EVALUASI
Pernyataan standar
Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan untuk
melihat efektifitas dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan
perubahan perkembangan kondisi klien.

Kriteria Evaluasi:
1. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan
sesuai kondisi klien
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan
/keluarga
3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
4. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien

STANDAR VI :
PENCATATAN ASUHAN KEBIDANAN
Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat,
singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang
ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan
kebidanan.

STANDAR VI :
PENCATATAN ASUHAN KEBIDANAN
Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan
1. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada
formulir yang tersedia (Rekam medis/KMS/Status pasien/buku
KIA)
2. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP
3. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa
4. O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan
5. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah
kebidanan
6. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan
antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif ;
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/ follow up dan
rujukan.

Karakteristik
VARNEY
Kerangka Fikir
(How to think)

Standar Asuhan Kebidanan


Kerangka Kerja
(How to do)

DOKUMENTASI
Akuntabilitas Profesi
(How to write)

Pengkajian

Pengkajian

S : Subyektif data
O : Obyektif data

Perumusan Diagnosa dan


Masalah

Diagnosa

A : Analisa
Diagnosa/masalah

Rumusan tindakan
antisipasi

Perencanaan

P : Penatalaksanaan

Tindakan segera
Perencanaan Komprehensif
Intervensi

Implementasi

Evaluasi

Evaluasi
Pencatatan Asuhan Kebidanan

Dokumentasi Asuhan Kebidanan


Profesional
Standar Profesi (kepmen 369 th 2007)
- Kompetensi
- Etika/kode etik

fasyankes

Mandiri
Kolaborasi
Rujukan

UU No. 36 th 2009 Kes


UU No. 44 th 2009 RS
Permenkes 1464 th 2010
Kepmenkes 938 th 2007
Kepmenkes 836 th 2005 (Ped PMK)
Kepmenkes 1457 th2003 SPM Kes
Kab/Kota
Kemenkes 129 th 2008 SPM RS

BUKTI

LAP Kematian
(Permen bersama Menkes dan
Mendagri 15 th 2010 dan 162 th 2010)

Dokumentasi
Asuhan Kebidanan
(Kepmenkes 938 Std VI)

KMS

(Permenkes 155 th 2010)

RM
(Kepmenkes 269 th 2008)

Model Dokumentasi
Asuhan Kebidanan
Model dokumentasi yang digunakan dalam
asuhan kebidanan adalah dalam bentuk
catatan perkembangan, karena bentuk asuhan
yang diberikan berkesinambungan dan
menggunakan proses yang terus menerus
(Progress Notes).

Fungsi Dokumentasi
1. Sebagai bukti yang sah atas asuhan
2. Sebagai sarana komunikasi
3. Sebagai sumber data yang memberikan
gambaran ttg kronologis kejadian dan kondisi
4. Sebagai sumber data penting untuk pendidikan
dan penelitian

Manfaat Dokumentasi
1.

Nilai hukum

2.

Jaminan mutu (quality control)

3.

Alat komunikasi

4.

Nilai administrasi

5.

Nilai pendidikan

6.

Bahan penelitian

7.

Akreditasi/audit

Yang perlu diperhatikan dalam


Dokumentasi
1. Jangan mencoret-coret tulisan yang salah.
2. Jangan memberi komentar/menulis hal yang bersifat mengkritik klien
atau tenaga kesehatan lain.
3. Koreksi terhadap kesalahan dibuat dengan segera mungkin.

4. Catat hanya fakta.


5. Semua catatan harus ditulis dengan tinta dan menggunakan bahasa
yang lugas (hindari jargon).

6. Hindari catatan yang bersifat umum, karena informasi yang spesifik


tentang klien atau tentang keadaannya akan hilang.
7. Ingat bahwa bidan bertanggung jawab atas informasi yang dicatatnya/
ditulisnya.

Prinsip2 Teknik Pencatatan


1.

Mencantumkan nama jelas pasien pada setiap lembaran

2.

Menulis dengan tinta hitam

3.

Menuliskan tanggal, jam, pemeriksaan, tindakan atau observasi yang


dilakukan

4.

Tuliskan nama jelas pada setiap pesanan, hasil observasi dan pemeriksaan
oleh orang yang melakukan.

5.

Hasil temuan digambarkan secara jelas

6.

Interpretasi data objektif harus didukung oleh observasi.

7.

Kolom tidak dibiarkan kosong tetapi dibuat tanda penutup.

8.

Bila ada kesalahan menulis, tidak diperkenankan menghapus, (ditutup, atau


di tipex)

9.

Dalam pelaksanaan harian dapat dicatat secara singkat

10. Tidak mencatat tindakan yang belum dilakukan/dilaksanakan

11. Hasil observasi atau perubahan yang nyata harus segera dicatat

BUYA HAMKA, 1968


Tiga sebab bangsa ini menjadi seperti saat ini...
1. Lain yang di maksud, lain yang dituliskan,
2. Lain yang di tulis, lain yang di kerjakan,
3. Lain yang di kerjakan, lain yang di laporkan..

The cardinal rule


in medical records:

If it isnt written down,


it didnt happen
(Sudigdo S : Workshop Pelayanan Kedokteran, Hotel Sahid, Nov 2013)

DOKUMENTASI YAD

E-MEDICAL RECORD
MENU UTAMA

FORM BIODATA PASIEN


IDENTITAS
SESUAI E-KTP
DATA BPS/PROP/KECAMATAN

ASURANSI
JAMKESMAS
GAKINDA
SKTM
ASURANSI SWASTA

CETAKAN
ANAMNESIS PASIEN

PRINT OUT :
TANDA TANGAN DPJP

FORM PEMERIKSAAN FISIK

FORM PENGISIAN
DIAGNOSIS (ICD 10)

DIAGNOSIS UTAMA
DIAGNOSIS TAMBAHAN

CODING

NAMA DIAGNOSIS

DIAGNOSIS BERDASAR ICD 10

Contoh Dokumentasi Asuhan


Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Identitas
RM : 129xxxx
Reg. 211.03.16xxxx
Nama
: Ny. S
Umur
: 38 th
Agama
: Islam
Nama suami
: Tn. E
Alamat
: Jl. Gading Raya
Cipinang

Tgl 03 Juli 2011 jam 10.00


S : Rujukan PKM Melati dengan G7P6A0 ketuban pecah 4 jam yll. HPHT lupa.
Keluar air- air warna putih keruh, bau amis, lendir darah ada, mules mules
sering, gerak janin aktif. ANC tidak teratur di PKM.
Riw. Obs :
1. 20 th, , spt, BB 3500 gr, bidan
2. 18 th, , spt, BB 3200 gr, bidan
3. 15 th, , spt, BB 3000 gr, bidan
4. 12 th, , spt, BB lupa, bidan
5. 7 th, , spt, BB 3000 gr, PKM
6. 3 Th, , spt, BB 3200 gr, PKM
7. Hamil ini
Tidak ada riwayat penyakit DM, Asma, Jantung, Hipertensi, dan tidak ada
riwayat alergi obat

O:

K/u Baik TD 130/90 mmhg, N 92 x/mnt S 36,8 C,


P 22 x/mnt, Conjungtiva merah, Mamae tdk ada
benjolan, puting susu menonjol dan sudah ada sedikit
pengeluaran colostrum. TFU 35 cm, puki, preskep,
3/5 bag, TBJ 3565 gram, DJJ 138 x/mnt. His 2x10x
30 sedang. VT Portio tipis, aksial, 4cm, selaput ket
robek, air putih keruh, Kep H II, uuk kidep
USG Janin tunggal hidup, intra uterin, presentasi kepala,
usia gestasi 39 mgg, TBJ 3500 gram

A : G7 P6 A0 39 mgg PK I aktif
Janin tunggal, hidup, intra uterin

P :
Jam .

Jam .

Jam .
Jam .

Jam .
Jam ....
Jam ..

Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, ibu


memahami
Memfasilitasi konseling KB, ibu memutuskan menjadi akseptor IUD
Memfasilitasi informed consent, ibu menyetujui tindakan pemasangan Copper
T post plasenta
Memfasilitasi persiapan alat dan pasien, ibu dalam keadaan nyaman
Melakukan observasi tanda bahaya, kemajuan persalinan dan kesejahteraan janin,
hasil terlampir
Mendampingi dokter Winarno, SpoG visit, advise Infus RL, Ceftriaxone 1 x 2 gr
Memasang infus RL kolf I 20 tpm
Melakukan skin test Ceftriaxone, reaksi (-)
Menyuntik Ceftriaxone 2 gr IV, tidak ada alergi
Memfasilitasi pemenuhan nutrisi, ibu menghabiskan porsi
Mengajarkan cara meneran & teknik relaksasi, ibu dapat melakukan
dengan baik
Memfasilitasi persalinan dengan pendampingan, ibu didampingi suami

(Paraf)
(Paraf)
(Paraf)

(Paraf)
(Paraf)

(Paraf)
(Paraf)

Jam 11.15 WIB


S : Ibu ingin meneran
O : K/u Baik, TD 130/90 mmhg, N 96 x/mnt, S 36,8 C, P 24 x/mnt
DJJ 138 x/mnt, His 4x10x45 kuat, VT : lengkap, Ket putih keruh, Kep H IV,
UUK Kidep
A : G7 P6 P0 39 mgg PK II
Janin tunggal, hidup, intra uterin

P :
Jam . Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, ibu memahami
Jam . Menolong persalinan, Jam 11.20 Bayi lhr spontan, perempuan, menangis kuat
Memfasilitasi IMD, berhasil pada menit ke 45
(Paraf)

Jam 11.20
S : Mules (+)
O : K/U Baik, TFU se pusat, kontraksi baik, Tidak terdapat janin kedua
A : P7 A0 Kala III
P :
Jam Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, ibu
memahami
Menyuntik Syntocinon 10 IU IM, tidak ada alergi
Jam Melakukan PTT, Jam 11.30 Placenta lhr spt, lengkap, berat 500 gr
Melakukan masase, kontraksi uterus baik
Jam Mengajarkan masase, ibu dapat melakukan dengan baik

(Paraf)
(Paraf)
(Paraf)

Jam 11.30 WIB


S : Ingin menjadi akseptor IUD, sudah konseling dan menandatangani informed consent
O : K/u Baik, TD 100/70 mmhg, N 88 x/mnt, S 36,5 C, P 20 x/mnt
TFU 2 JBP, Kontraksi uterus baik, Perdarahan 150 cc, Lochea rubra, Perineum Utuh,
Terpasang infus RL kolf I 20 tpm.
A : P7 A0 Kala IV Calon Akseptor IUD
P :
Jam Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, ibu memahami
Memfasilitasi persiapan alat pemasangan IUD, alat tersedia
(Paraf)
Jam Kolaborasi dengan dokter Winarno, SpOG dalam pemasangan IUD
Jam Copper T terpasang, tidak ada perdarahan, advis Syntocinon 20 IU per drip
(Paraf)
Jam Memasukkan Syntocinon 20 IU dalam infus RL kolf I/20 tpm
Melakukan observasi tanda bahaya nifas, hasil terlampir
Memfasilitasi pemenuhan nutrisi, ibu menghabiskan porsi
KIE tanda bahaya nifas, ibu memahami
(Paraf)

Jam 14.20 WIB


S : Menurut ibu, usia gestasi 8 bulan
O : tgl 30 April 2013 jam 14.20 Bayi perempuan lahir spontan tidak menangis, tonus otot lemah, air
ketuban putih keruh
A : NKB dengan asfiksia
P :
Jam 14.20 Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, keluarga mengerti
Melakukan langkah awal resusitasi, bayi belum menangis
Melakukan VTP, setelah 2 menit bayi belum menangis
Jam 14.23 Menyiapkan rujukan
Menyuntik Vitamin K1 1 mg IM, tidak ada pembengkakan
Merujuk ke RSUD M. Yunus dan melanjutkan VTP, jam 15.20 diterima oleh bidan A, bayi
mulai menangis
(Paraf dan nama jelas)

Jam 14.20 WIB


S : Menurut ibu, usia gestasi 8 bulan
O : tgl 30 April 2013 jam 14.20 Bayi perempuan lahir spontan tidak menangis, tonus otot lemah
A : NKB dengan asfiksia
P :
Jam 14.20 Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, keluarga mengerti
Melakukan langkah awal resusitasi, bayi belum menangis
Melakukan VTP, setelah 2 menit bayi segera menangis
Memantau tanda bahaya pasca resusitasi, hasil terlampir
Memfasilitasi IMD, berhasil pada menit ke 72
(Paraf dan nama jelas)

Jam 15.35 WIB


S : Menurut ibu, bayi cukup aktif dan menghisap kuat
O : KU baik, BB 2000 Gram, PB 40 Cm, LK 25 cm, LD 28 Cm A/S : 6/9
Kepala tidak ada molase, tidak ada caput suksedanium, telinga simetris, tulang rawan lunak mata
simetris, konjungtiva merah muda sklera putih, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
labiopalatoskizis, bibir kemerahan, tidak mencucu, lidah bersih, tidak ada retraksi dinding dada,
bunyi jantung normal, tidak ada bunyi wheezing dalam pernapasan, tidak ada spina bifida, tidak ada
pembesaran hepar, tali pusat segar dan tidak ada perdarahan, labia mayora dan labia minora samasama menonjol, ada lubang uretra, anus berlubang, sudah ada pengeluaran mekonium, gerakan
tangan dan kaki normal, jumlah jari lengkap, vernik kaseosa sedikit, kulit merah muda dan banyak
lanugo. Ada rooting refleks, sucking refleks, glabella refleks, swallowing refleks, dan Morro refleks (+)
A : NKB, KMK, usia 1 jam pasca resusitasi
P :
Jam 15.45 Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, keluarga mengerti
Memantau tanda bahaya pasca resusitasi, hasil terlampir
Memberikan gelang identitas, peneng terpasang di tangan kiri
Menyuntik Vit. K 1 1 mg IM, tidak ada perdarahan
Memberi Tetrasiklin zalf mata 1%, tidak ada reaksi alergi
KIE tanda bayi sakit, ibu dan keluarga memahami
Memfaslitasi konseling rujukan, keluarga bersedia di rujuk ke RSUD M. Yunus
Jam 17.00 Merujuk ke RSUD M Yunus, jam 18.00 bayi diterima oleh Bidan A
(Paraf dan nama jelas)

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Promotif dan preventif


Tindakan Asuhan
Deteksi dini
Penanganan
kegawatdaruratan
Rujukan
follow up care
Pembinaan
Pemberdayaan
PONED
Skrening
Asuhan pada yan PONEK
Asuhan Kasus komplikasi
Asuhan pd kasus kompleks

AKI
AKB

Pembiayaan

KAPITASI
FEE
FOR SERVICE

K1, K4
PN
KF1, KF LENGKAP
KN 1, KN LENGKAP
KB

Efektif dan efisien

Asuhan

DOKUMEN ASUHAN
KEBIDANAN

Provider Pelayanan Kesehatan


di Era JKN & Pasar Bebas AFTA 2015
yang diharapkan masyarakat
10% Terkait
Rekomendasi

50-75% Terkait
Keterampilan Teknis

100% Softskills

Kemampuan
berteknologi

Kemampuan
dasar

Kemampuan
memecahkan
masalah

Pemahaman
Multikultural dan
multibahasa

Kompetensi yang diperlukan


Dlm menyikapi Era JKN AFTA 2015

Kemampuan
berkomunikasi

Kemampuan
berpikir
kreatif dan
kritis

Kemampuan
interpersoonal

Keingintahuan
yang tinggi dan
kemampuan
berpikir rasional

Pemahaman
digital
SIAP JADI
Bidan
Profesional !!!

Bagaimana dengan BIDAN Kita?

Midwifery is one of the oldest professions in the


world. From the beginning of the human race,
women have needed someone to assist them in the
birthing process.
(Seller,1993)

Bidan adalah perempuan yang terpercaya


mendampingi dan menolong ibu melahirkan
normal.

BIDAN seperti apa yang kita persiapkan?

Evolusi manajerial menuju


penguasaan PROFESI
Unconscious Incompetent

Anggota profesi yg tak sadar bahwa dia tak mengerti

& tak terampil


Conscious Incompetent
Anggota profesi yg sadar bahwa dia tak faham & tak
terampil
Conscious Competent
Anggota profesi yg sadar dia mengerti dan terampil
Unconscious Competent
Anggota profesi yg tak sadar dia terampil

Walsh,2007

PERAN KITA?
Pimpinlah calon tenaga bidan Indonesia
Leadership competencies

Saat ini bidan hidup dalam situasi Kesehatan Ibu


dan Anak (KIA) yang semakin kompleks
Diperlukan skills untuk mefahami masalah dan
penyebabnya

Tak ada masalah KIA yang dapat diselesaikan


oleh satu profesi kesehatan
Kemampuan networking menjadi penting

PROFESIONALISME BIDAN SANGAT DIBUTUHKAN


DI ERA JKN & PASAR BEBAS AFTA 2015

- sebagai konselor
- sebagai pemberi layanan kebidanan
- sebagai enterpreuner

Bidan
Harus mampu memfasilitasi :
tercapainya hak setiap klien dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau

HARUS MEMILIKI KOMPETENSI


HARD SKILL & SOFT SKILL

berarti

Bidan harus memenuhi


ketentuan kode etik,
standar profesi, hak
pengguna pelayanan
kesehatan, standar
pelayanan, dan standar
prosedur operasional.

harus matang dalam :


1.
Intelektualitas,
2.
Emosionalitas dan
3.
Spiritualitas.

PENGUASAAN SOFT SKILL


SANGAT PENTING BAGI BIDAN

Akal itu seperti


parasut.
Ia berfungsi bila
hati terbuka
Minds are like parachutes. They only
function
when open.

Sir Thomas Dewar

Dibutuhkan Keajaiban dalam


Pelayanan Kebidanan
M
I
R
A
C
L
E

MANAGER
INNOVATOR

RESEARCHER
APPRENTICER

COMMUNITARIAN
LEADER

EDUCATOR

APAKAH KOMPETENSI BIDAN SAAT INI

SUDAH MEMENUHI JENJANG KUALIFIKASI


YANG DIPERSYARATKAN ?

TANTANGAN BIDAN DI ERA JKN & AFTA

APA YANG HARUS


DILAKUKAN ?

Kenali, Cintai,
Peduli, dan
berkontribusi untuk
peningkatan kualitas
bidan di Indonesia

Jadilah agen
perubahan!

Bidan harus cerdas.


IBI harus kuat, menjadi satusatunya wadah Bidan
Indonesia, mengembangkan
silaturahmi, bekerjasama.
Semua perangkat sudah
dipersiapkan, tinggal
mengembangkan.
Tolong kembangkan para
generasi penerus IBI dan
Ibu Harni Koesno
The Queen of IBI

Bidan

Take Home Message

Berjuang bersama atas nama KITA


bukan SAYA.
Budaya toleransi dalam menyikapi
keragaman dan perbedaan.
Budaya gotong royong dalam
berkolaborasi untuk menjalankan
amanah
Advokasi yang intelek, bukan dengan
demo anarkis.
Tetap bersahaja dan memberikan
pandangan yang berbasis bukti dalam
menghadapi ketidaksepahaman.

KESIMPULAN
Program pembangunan nasional diprioritaskan untuk menurunkan AKI dan AKB
melalui program pelayanan KIA-KB.

Program pelayanan KIA-KB yang telah dilaksanakan antara lain upaya MPS: Desa
Sayang Ibu Sayang Bayi/ Desa Siaga/Bidan di Desa, P4K, PPGDON, PONED, PONEK,
RSSIB dan Jampersal.
Keberhasilan program pelayanan KIA-KB sangat dipengaruhi oleh kesiapan
pelayanan kesehatan, baik di tingkat primer, sekunder, dan tersier.
Upaya pencapaian MDGs memerlukan komitmen dan aksi nyata dari berbagai lintas
program dan lintas sektoral.
Diharapkan komitmen yang kuat dari profesi BIDAN dalam upaya percepatan
penurunan AKI dan AKB melalui upaya peningkatan kualitas pelayanan Kebidanan
dengan meningkatkan kepatuhan terhadap standar profesi, standar praktik dan
standar asuhan kebidanan.

TERIMA - KASIH
together
we can achieve
what no single effort could,

and make the world a


healthier, stronger
place for us all.

You might also like