[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
Jurnal Al-Qardh, Vol.7, No.1, Juli 2022, hlm. 1-15 Analisis Persaingan Pasar, Faktor Internal dan Eksternal Bank terhadap Efesiensi Bank Syariah di Indonesia Abdul Aziz Sahrullah1, Noven Suprayogi2* 1 Program Studi Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia 2 Departemen Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia *Corresponding author: noven.suprayogi@feb.unair.ac.id Article history Received, 31 March 2022 Revised, 07 April 2022 Accepted, 19 July 2022 Abstract The present study aims to analyze the efficiency of several sharia banks in Indonesia. The study also aims to analyze several other factors that may influence efficiencies, such as market competition, internal factors, and external factors. The study is conducted using a quantitative approach and analyzes the data using two different steps. The first step measures the efficiency using DEA and the second step analyzes the efficiency using data panel regression. The data is collected using purposive technique sampling and using 11 different sharia banks as the main data of the study. The study shows that ROA has a significant negative influence on the sharia bank’s efficiency. A similar influence is also found in the relationship between HHI and GDP. Furthermore, several variables have a negative influence and are caused by the influence of NPF ratio, FDR ratio, inflation, and interest rate. Hence, the negative influence that is found indicates that the market structure tends to become an oligopoly where the competition of the sharia bank can be y examined. Keywords: Market Competition, Internal Factors, External Factors, Efficiency Cite this article: Sahrullah, Abdul Aziz., Suprayogi, Noven., (2022). Analisis Persaingan Pasar, Faktor Internal dan Eksternal Bank terhadap Efesiensi Bank Syariah di Indonesia , Jurnal Al-Qardh, 7(1), 1-17. https://doi.org/10.23971/jaq.v7i1.3958 pISSN: 2354 - 6034 eISSN: 2599 - 0187 Pendahuluan Efisiensi merupakan indikator kinerja bank yang penting karena mencerminkan daya saing perbankan. Oleh karena itu, manjemen bank perlu mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat efisiensi pada perusahaan sektor perbankan 1. Selain itu, efisiensi merupakan alat utama dalam mengukur kinerja perusahaan 2 dan juga merupakan aspek penting untuk diperhatikan guna mewujudkan kinerja keuangan yang 1 Muljawan, D., Hafidz, J., Astuti, R. I., dan Oktapiani, R. (2014). Faktor-Faktor Penentu Efisiensi Perbankan Indonesia serta Dampaknya Tehadap Perhitungan Suku Bunga Kredit. Working paper Bank Indonesia wp/2/2014. Bank Indonesia 2 Andhyka, B., Nisa, C., dan Puwoko, B. (2017). Penggunaan BUKU dan Kepemilikian dalam menganalisis Efisiensi Perbankan di Indonesia. Al Tirajah, 3(2), pp.1-22 1 Analisis Persaingan Pasar, Faktor Internal dan Eksternal Bank Terhadap Efesiensi Bank Syariah di Indonesia sehat dan berkelanjutan dalam industri perbankan3. Oleh karena itu, analisis efisiensi khususnya pada bank syariah juga penting untuk mengetahui apakah setiap bank syariah memiliki kinerja yang efisien. Efisien pada dasarnya diartikan sebagai rasio output terhadap input, dan jika output lebih banyak dari per unit input menunjukkan efisiensi yang lebih besar, sedangkan output maksimum per unit input mencerminkan efisiensi optimal 4 . Dengan demikian, efisiensi merupakan langkah-langkah untuk menentukan bagaimana perusahaan memaksimalkan produksi dan keuntungan sambil meminimalkan biaya. Sehingga, proses produksi dapat dikatakan efisien bila pada penggunaan input sejumlah tertentu dapat mengahasilkan output yang maksimal, atau untuk menghasilkan sejumlah output tertentu menggunakan input yang paling minimal. Dalam hal ini, perusahaan dapat dikatakan efisien bila dengan jumlah input tertentu dapat menghasilkan jumlah output yang lebih banyak, atau jumlah output tertentu bisa menggunakan input yang lebih sedikit.5 Salah satu alat analasis efisiensi yang digunakan oleh para peneliti adalah Data Envelopment Analysis (DEA)67. DEA ialah statistik non parametric yang menciptakan batas produksi yang mengidentifikasi perangkat yang digunakann sebagai membantu menemukan penyebab dan solusi jalan keluar dari ketidakefisiensienan dan dapat mengetahui input dan output mana yang menyebabkan kinerja baik atau buruk. Konsep ukur yang dimiliki tidak bersifat teknis atau ekonomis, artinya analisis DEA hanya memperhitungkan nilai absolute dari suatu variabel 8 . Serta, memiliki dua model pendekatan, yaitu pendekatan orientasi input dan pendekatan orientasi output. Dalam hal ini, pendekatan yang dapat menjelaskan hubungan input dan output, yaitu pendekatan produksi, pendekatan intermediasi, dan pendekatan aset9. Studi ini memilih pendekatan intermediasi karena pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang tepat untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karena lembaga keuangan memiliki krakteristik sebagai financial intermediation.10 Melihat kondisi pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia semakin pesat, diiringi dengan semakin lengkapnya peraturan bagi bank syariah. Berikut adalah tabel perkembangakn bank syariah: 3Marsondang, A., Purwanto, B., Mulyati, H. (2019). Pengukuran Efisiensi Serta Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal Bank yang Memengaruhinya. Jurnal Manjemen dan Organisasi(JMO), vol 10 No. 1, Hal.48-62 4Othman, F. M., Mohd-Zamil, N. A., Rasid, S. Z. A., Vakilbashi, A., dan Mokhber, M. (2016). Data Envelopment Analysis: A Tool of Measuring Efficiency in Banking Sector. International Journal of Economics and Financial Issues, 6(3), pp.911-916 5Ibid 6Abbas, M., Azid, T., Azrin, M, H, Hj Besar. (2016). Efficiency, effectiveness and perfromance profile of Islamic and conventional banks in Pakistan. Humanomic, 32 (1), pp.2-18 7Marsondang, A., Purwanto, B., Mulyati, H. (2019). Loc.cit. 8Ibid 9 Candra, Sendyvia,.& Yulianto, Agung. (2015). Analisis Rasio Keuangan Terhadap Tingkat Efisiensi Bank Umum Syairah (Two Stage SFA). Accounting Analysis Journal, 4(4), pp. 6 10Marsondang, A., Purwanto, B., Mulyati, H. (2019). Loc.cit. 2 Jurnal Al-Qardh, Vol.7, No.1, Juli 2022, hlm. 1-15 Tabel 1 Pertumbuhan perbankan syariah Indonesia Tahun 2015-2019 Jenis Perbankan Tahun syariah BUS 2015 2016 2017 2018 Total Aset (dalam Rp. 213.423 Rp. 254.184 Rp. 288.027 Rp. 316.691 Miliar Rupiah) Jumlah Pembiayaan Rp. 150.225 Rp. 159.200 Rp. 169.721 Rp. 177.744 (dalam Miliar Rupiah) 12 13 14 14 Jumlah Bank 97,01% 96,22% 94,91% 89,18% BOPO Sumber : Statistik Perbankan Syariah Desember 2016 – Desember 2020 , dan data diolah. 2019 Rp. 350.364 Rp. 198.594 14 84,45% Tabel diatas menjelaskan bahwa pertumbuhan bank syariah meningkat setiap tahunnnya. Diikuti dengan peningkatan total aset, jumlah pembiyaan, dan bertambahnya jumlah bank syariah di wiliyah Indonesia. Serta, rasio BOPO yang menunjukan operasional bank syaraih semakin efisien. Studi kali ini ingin mengkaji tingkat efisiensi perusahaan bank syariah, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik yang bersifat makro maupun mikro. Konsep efisiensi berasal dari konsep mikroekonomi, teori konsumen dan teori produksen11. Teori konsumen berusaha untuk memaksimalkan utilitas dan kepuasan dari sudut pandang individu, dan teori produksen berussaha untuk memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan biaya dari sudut pandang produsen. Seperti, studi sebelumnya Abbas et al (2016), Marsondang et al (2019), Rabbaniyah & Afandi (2019), yang telah melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dan menunjukan hasil yang berbeda-beda. Studi ini menguji ulang variabel persaiangan pasar, faktor internal dan faktor eksternal terhadap efisiensi bank syariah di Indonesia. Metode Penelitian Studi ini menggunakan pendekatan kuatitatif. Penelitian kuantitatif adalah spesifik dan realtif tidak mengalami perubahan karena sudah mengacu pada teori yang digunakan. Alat analisis menggunakan non-parametrik dengan tool Baxia Frontier Analyst series 4, dan teknik analisi data menggunakan teknik analisis data panel (pool) dengan tool Eviews 10. Sedangkan, data yang diambil berdasarkan laporan tahunan bank umum syariah tahun 2015-2019 sebelum terjadinya merger, dan perhitungan variabel input dan ouput digunakan untuk mengukur efisiensi setiap bank syariah. Studi ini menganalisa dengan cara dua tahap. Pertama pengukuran nilai efisiensi pada setiap bank syariah periode 2015-2019 menggunakan metode DEA, tahap kedua metode regresi data panel digunakan juga untuk menguji hipotesa dalam penelitian ini. Adapun persamaan regresi data panel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 𝐸𝐹𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 (𝑅𝑂𝐴)𝑖𝑡 + 𝛽2 (𝐿𝑇𝐴)𝑖𝑡 + 𝛽3 (𝐺𝐷𝑃)𝑖𝑡 + 𝛽4 (𝐻𝐻𝐼)𝑖𝑡 + 𝜇𝑖𝑡 Keterangan: EF = skor DEA (tingkat efisiensi) 11Ascarya dan Yumanita. (2007). Comparing the Efficiency of Islamic Banks in Malaysia and Indonesia: Makalah dipresentasikan pada “IIUM International Conference on Islamic Banking and Finance (IICiBF): Research and Development: The Bridge between Ideals and Realities”, IIUM, Kuala Lumpur, 23-25 April, 2007 3 Analisis Persaingan Pasar, Faktor Internal dan Eksternal Bank Terhadap Efesiensi Bank Syariah di Indonesia ROA LTA GDP HHI = Profitabilitas = Makroekonomi = Pertumbuhan ekonomi = Persaingan pasar Penulis memilih menggunakan pendekatan intermediasi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Efisiensi, sedangkan variabel idependennya adalah profitabilitas, makroekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan persaingan pasar. Berikut adalah definisi variabel operasional dalam penelitian ini dengan landasan penelitian dari Abbas et al (2016) dan Rabbaniyah dan Afandi (2019): 1. Variabel dependen Efisiensi terdiri dari Input dan Output: a. Total aset tetap diperoleh dari pengurangan biaya perolehan dan akumulasi penyusutan yang terdapat di setiap laporan tahunan bank syariah 2015-2019. b. Total dana pihak ketiga (DPK) diperoleh dari setaip laporan tahunan bank syariah 2015-2019 yaitu dana dari bukan bank dan simpanan dari deposito, tabungan, dan giro. c. Biaya operasional diperoleh dari beban usaha atau beban operasional bank yang terdapat di setiap laporan tahunan bank syariah 2015-2109. d. Total pembiayaan diperoleh dari setiap laporan tahunan bank syariah 2015-2019 dari piutang murabahah, pinjaman qard, pembiyaan mudharabah, dan pembiyaan musyarakah. 2. Variabel independen sebagai berikut: a. Return On Assets (ROA) diperoleh berdasarkan laporan tahunan 20152019 setiap bank syariah. b. Loan To Assets Ratio (LTA) diproleh dari pembagian pembiayaan dan total aset setiap bank syariah tahun 2015-2019. c. Gross Domestic Product (GDP) sebagai variabel makro ekonomi yang diduga mempengaruhi tingkat efisiensi perbankan. Perhiutngan didapat dari webside Asian Development Bank (ADB) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). d. Herfindahl-Hirschman Indeks (HHI) adalah pengukuran konsentrasi pasar yang diperoleh dari deposito setiap bank syariah dibagi dengan total deposito dari tahun 2015-2019 dengan dikuadratkan sehingga menemukan hasil dari HHI tersebut Table 2 Variabel input dan Variabel output Pendekatan Intermediasi Input Total aset tetap Total dana pihak ketiga Biaya operasional Sumber: Rabbaniyah & Afandi (2019) Output Total pembiayaan Secara matematis, formulasi DEA dapat dirumuskan sebagai berikut1213: 12Hikmah, I. F. (2020). Analisis Tingkat Efisiensi Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) di Indonesia: Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga 13Ascarya dan Yumanita. (2007). Loc. Cit. 4 Jurnal Al-Qardh, Vol.7, No.1, Juli 2022, hlm. 1-15 Efisiensi DMU = p ∑k=1μKYkj m ∑𝒾=1 ν𝒾X𝒾j Keterangan: DMU = Unit Pengambilan Keputusan (UPK) n = UPK yang akan dievaluasi m = input-input yang berbeda p = output-otput yang berbeda Xij = jumlah input I yang dikonsumsi UPKj Ykj = jumlah output K yang diproduksi oleh UPK Penelitian ini menggunakan jenis sumber data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia sebelum adanya proses merger yaitu Bank Mandiri Syariah, BNI Syariah, dan BRI Syariah. Penelitian ini menggunakan teknik Purposive sampling artinya metode pengambilan sampel dilakukan secara tidak acak akan tetapi didasarkan pada krtiteria tertentu. Berdasarkan kriteria pengambilan sampel tersebut, maka sampel yang terpilih yaitu 11 Bank Umum Syariah yang menjadi sampel dan digunakan pada penelitian ini. 1. Bank syariah merupakan BUS yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 2. Bank syariah mempublikasi laporan keuangan tahun 2015-2019 pada website resmi bank tersebut. 3. Terdapat kesamaan variabel input dan output pada BUS terpilih sebab metode yang penulis gunakan mensyaratkan demikian Tabel 4 Daftar Website Resmi BUS NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nama Bank Umum Syariah Bank Bca Syariah Bank Bjb Syariah Bank Bni Syariah Bank Bri Syariah Bank Btpn Syariah Bank Mega Syariah Bank Muamalat Bank Panin Syariah Bank Syariah Bukopin 10 Bank Syariah Mandiri 11 Bank Victoria Syariah Sumber: Webside Resmi Bank Umum Syariah Situs Resmi https://www.bcasyariah.co.id/ http://bjbsyariah.co.id/annual-report https://www.bnisyariah.co.id/id-id/ https://www.brisyariah.co.id/ https://www.btpnsyariah.com/ https://www.megasyariah.co.id/ https://www.bankmuamalat.co.id/hubunganinvestor/laporan-tahunan Panin Bank Syariah Bank Syariah Pilihan dengan Pelayanan Terbaik di Indonesia | Bank Syariah Bukopin https://www.mandirisyariah.co.id/ Bank Victoria Syariah Tinjauan Pustaka Konsep Efisiensi Konsep efisiensi berasal dari konsep ekonomi mikro, teori konsumen dan teori produsen. Teori konsumen adalah untuk mengoptimalkan utilitas dan kepuasan dari sudut pandang individu, sedangkan teori produsen berusaha untuk mengoptimalkan keuntungan atau menekan baiya dari sudut pandang produsen. Teori batas produksi produsen menggambarkan hubungan antara input dan output dari suatu proses produksi. Batas produksi ini mewakili output maksimum dengan setiap input. Ini juga mengacu 5 Analisis Persaingan Pasar, Faktor Internal dan Eksternal Bank Terhadap Efesiensi Bank Syariah di Indonesia pada teknologi yang digunakan dalam unit bisnis atau industri. Unit usaha yang beroperasi di sisi produksi secara teknis efisien 14 Gambar 1 Garis Batas Produksi Sumber: Ascarya dan Yumanita (2007) Efisiensi sendiri adalah salah satu parameter kinerja yang menurut teori mendasari seluruh kinerja suatu organisasi dengan mengacu pada filosofi “kemampuan menghasilkan output yang optimal dengan inputnya yang ada, adalah merupakan ukuran kinerja yang diharapkan”15. Selain itu, efisiensi terbagi menjadi 3 jenis yaitu, pertama Technical Efficiency yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mencapai tingkat produksi paling maksimum dengan menggunakan sejumlah input-input tertentu, kedua Allowcative Efficiency atau yang lebih dikenal dengan efisiensi Pareto. Efisiensi jenis ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan inputnya dengan mempertimbangkan struktur harga dan teknologi, dan yang terakhir Economic Efficiency yang merupakan kombinasi antara efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. Terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan input dan output16. Berikut adalah definisinya: 1. Pendekatan Produksi (production approach) menganggap lembaga keuangan sebagai produsen dari akun deposito (deposit account) dan kredit pinjaman (credit account) lalu mendefinisikan output sebagai jumlah tenaga kerja, pengeluaran modal pada aset-aset tetap (fixed asset) dan material lainnya. 2. Pendekatan Intermediasi (intermediation approach) memandang sebuah lembaga keuangan sebagai intermediator, yaitu merubah dan mentransfer asetaset financial dari unit-unit surplus menjual unit-unit deficit. Dalam hal ini input-input institusional seperti biaya tenaga kerja, modal dan pembiyaan bunga pada deposito, lalu dengan output yang diukur dalam bentuk kredit pinjaman (loans) dan investasi financial (financial invesment). Akhirnya pendekatan ini melihat fungsi primer sebuah institusi financial sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). 3. Pendekatan Aset (Asset approach) mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Dalam pendekatan aset, output bener-bener didefinisikan ke dalam bentuk aset. Studi ini memilih pendekatan intermediasi. Karena pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk mengevaluasi kinerja perbankan, karena karakteristik perbankan sebagai financial intermediation yang mengumpulkan dana dari unit surplus dan mendistribusikan kepada unit defisit 17 . Variabel input-output yang 14Ascarya dan Yumanita. (2007). Loc. Cit. Muliaman D. Wimboh Santoso, Eugenia Mardanugraha, dan Dhaniel Ilyas. (2003). Analisis Efisiensi Industri Pebankan Indonesia: Penggunaan Metode Non Parametrik Data Envelopment Analysis (DEA). Working Paper Series Bank Indonesia 16Candra, Sendyvia,.& Yulianto, Agung. (2015). Analisis Rasio Keuangan Terhadap Tingkat Efisiensi Bank Umum Syairah (Two Stage SFA). Accounting Analysis Journal, 4(4), pp. 6 17Marsondang, A., Purwanto, B., Mulyati, H. (2019). Loc.cit. 15 Hadad, 6 Jurnal Al-Qardh, Vol.7, No.1, Juli 2022, hlm. 1-15 digunakan pada studi ini adalah total aset tetap, total dana pinak ketiga, dan biaya operasional sebagai variabel input, serta total pembiayaan sebagai variabel output. Konsep efisiensi bagi bank syariah sangat penting bahkan sejalan dengan konsep syariah di dalam penerapannya yakni memiliki tujuan mencapai dan menjaga Maqasyid Syariah18. Maka, dalam Islam juga menganjurkan efisiensi, mulai dari efisiensi waktu, keuangan, perbuatan maupun perkataan yang tidak bermanfaat untuk ditinggalkan. Pengukuran efisiensi dapat dilakukan dengan tiga pendekatan 19 , yaitu Pendekatan Rasio adalah pendekatan yang paling sering digunakan dalam menghitung tingkat efisiensi, Pendekatan Regresi, pendekatan ini menggunakan sebuah model dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tertentu, Pendekatan frontier dalam mengukur efisiensi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu metode parametrik dan non-parametrik. Data Envelopment Anlysis (DEA) ialah suatu pendekatan non-parametrik yang pada dasarnya merupakan teknik berbasis linear programming dan teknik analisis yang biasanya digunakan untuk membantu mengidentifikasi kinerja teknik perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya. Teknik DEA terdapat sekumpulan Decision Making Unit (DMU) yang melakukan kegiatan atau tugas yang sama. Jika DMU dinyatakan efisien apabila memiliki bobot sama dengan 1 (nilai efisiensi 100%), sebaliknya jika bobotnya kurang dari 1 maka DMU yang bersangkutan dianggap tidak efisien 20 . Terdapat dua model DEA yang pertama CCR dengan asumsi CRS yang dikembankan oleh Charmes, Cooper dan Rhodes pada tahun 1978 bahwa perubahan proposional pada tingkat input akan menghasilkan perubahan proposional yang sama pada tingkat output. Kedua, model CCR diperluas oleh Bankers, Charnes, dan Cooper pada tahun 1984, kemudian dikenal dengan model BBC dengan asumsi VRS bahwa rasio antara penambahan input dan output tidak sama. Jadi, penambahan input sebesar satu persen tidak akan menyebabkan output meningkat sebesar satu persen, akan tetapi bisa lebih keci (decreasing return scale) atau lebih besar dari satu persen (increasing return to scale). Hasil dari DEA dengan VRS disebut juga dengan Efisieni Teknik (Pure Technical Efficiency). DEA merupakan tool paling penting dan paling banyak digunakan untuk mengukur kinerja entitas di berbagai bidang, seperti menganalisis kinerja perbankan. Khusunya tentang analisis kinerja bank syariah menggunakan DEA ialah metode yang paling populer21. Bank dituntut memiliki kinerja yang baik, maka efisiensi merupakan aspek penting untuk mengukur kinerja bank, dan dapat ditingkatkan dengan cara menurunkan biaya dalam proses produksi. Bank bisa dikatakan efisien dan sehat tergantung pada kelangsungan operasionalnya, sedangkan kelangsungkan operasional pada sektor perbankan Indonesia tergantung pada kemampuan setiap lembaga bank dalam mempertahankan daya saing yang tinggi, dimana tergambar dari tingkat efisiensi operasionalnya serta kemampuan bank dalam mengahadapi berbagai rintangan yang 18 Wulandari, Sri Farhatin & Ryandono,M. Nafik Hadi. (2020). Determinan Efisiensi Perbankan di Indonesia (Studi Empiris pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2018). Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan, Vol 7, No. 12, pp 2436-2452 19 Muharram, H. & Rizki, Pusvitasari. (2007). Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah dengan Metode Data Envelopment analysis. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 2(3), pp.80-166 20 Huri, Mumu Daman & Indah Susilowati. (2004). Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan dengan Metode Data Envelopment Analysis (Studi kasus: Bank-Bank yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002). Jurnal Dinamika Pembangunan (jdp), Volume 1(2), pp. 95-110. 21Abbas, M., Azid, T., Azrin, M, H, Hj Besar. (2016). Loc. Cit 7 Analisis Persaingan Pasar, Faktor Internal dan Eksternal Bank Terhadap Efesiensi Bank Syariah di Indonesia muncul, baik itu dari faktor internal maupun faktor eksternal 22 Hal ini didukung oleh penelitian Fatmawati & Aji (2018), Suwignyo & Musdholifah (2019), Abbas et al (2016). Maka faktor internal yang dipakai pada studi ini ialah Return On Asset (ROA), Loan To Asset ratio (LTA). Faktor eksternal menurut studi terdahulu seperti Garcia (2012), Muljawan et al (2014) menyatakan bahwa GDP memiliki pengaruh positif terhadap efisiensi. Sebaliknya, Andries (2013) mengatakan GDP memiliki pengaruh negatif terhadap efisiensi bank. Lalu Fatmawati & Aji (2018), dan Suwignyo & Musdholifa (2019) menyatakan GDP tidak memiliki pengaruh signifikian terhadap efisiensi. Begitu juga, Abbas et al (2016) GDP tidak memiliki pengaruh signifikan mesikipun hubungannya positif, dan mengatakan bahwa meskipun efisiensi berkaintan dengan faktor internal bank, tapi faktor eksternal bank juga penting. Maka Groos Domestic Product (GDP) digunakan pada studi ini sebagai proyeksi faktor eksternal bank. Dalam hal ini, peningkatan persaingan dapat memaksa bank untuk beroperasi lebih efisien supaya dapat bertahan23. Di sisi lain, konsentrasi merupakan indikator dari struktur pasar24. Apabila tingkat konsentrasi dalam suatu industry tinggi, maka tingkat persaingan antar perusahaan dalam industri tersebut rendah, maka struktur pasar mengarah kepada monopoli. Sedangkan, apabila tingkat konsentrasi rendah maka struktur pasarnya mengarah ke bentuk oligopoli karena tingkat persaingan antar perusahaan dalam industrinya semakin tampak. Konsentrasi pasar di proyeksikan oleh Herfindahl-Hirschman Index (HHI), hal ini sejalan dengan penelitian Abbas et al (2016). Studi ini di dukung oleh beberapa peneltian terdahulu diantaranya, Abbas et al (2016), Rabbaniyah & Afandi (2019), Marsondang et al (2019), Ismail et al (2013), Mokhtar et al (2008), dan Fatin dan Nafik (2020). Hipotesis Fatmawati & Aji (2018), dan Afrizal (2015) menyatakan bahwa profitabilitas (ROA) berpengaruh signifikan dan positif terhadap efisiensi bank. Sedangkan, Abbas et al (2016) menyatakan sebaliknya bahwa ROA memliki pengaruh negatif terhadap efisinsiensi bank. Begitu pula dengan hasil penelitian Mesa et al (2013) dan Garcia (2012). H1:Return On Assets berpengaruh signifikan terhadap efisiensi bank syariah. Martono (2004:82) mengatakan bahwa LTA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditaas bank yang menunjukan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan total aset yang dimiliki. Abbas et al (2016) hasil penelitiannya menunjukan LTA berpengaruh signifikan positif terhadap efisiensi bank. H2:Loan To Asset ratio berpengaruh signifkan terhadap efisiensi bank syariah. Garcia (2012) dan Muljawan et al (2014) hasil penelitian mereka menunjukan bahwa GDP memiliki pengaruh positif terhadap tingkat efisiensi. Hasil studi lain juga menyatakan bahwa pertumbuhan GDP berpengaruh signifikian positif terhadap efisiensi khususnya pada bank syariah (Sufian & Majid, 2008; Noor & Ahamd, 2011; Hassan & 22Fatmawati, R. & Aji, T. S (2018) Anlisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Efisiensi Bank Umum Konvensional di Indonesai Periode 2012-2016 dengan Menggunakan Two Stage Data Envelopment Analysis. Jurnal Ilmu Manjemen, Vol.6 No.4, pp. 367-375 23 Mokhtar, H. S. A., Abdullah, N., Alhabshi, S. M. (2008). Efficiency and Competition of Islamic banking in Malaysia. Humanomics, Vol.24 No.1, pp.28-48 24 Naylah, M. (2010). Pengaruh Struktur Pasar Terhadap Kinerja Industri Perbankan Indonesia. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro 8 Jurnal Al-Qardh, Vol.7, No.1, Juli 2022, hlm. 1-15 Bashir, 2003 dalam Abbas et al, 2016). Sebaliknya, Andries (2013) menyatakan bahwa pertumbuhan GDP berpengaruh negatif terhadap tingkat efisiensi bank. H3: Gross Domestic Product berpengaruh signifikan terhadap tingkat efisiensi bank syariah. Abbas et al (2016) hasil penelitiannya menunjukan bahwa indeks herfindahl (HI) tidak signifikan terhadap efisiensi dan memiliki koefisiensi yang negatif. Luis et al,(2019) dalam literatur penelitiannya menerangakan bahwa hubungan antara kinerja bank dan konsentrasi dalam peningkatan efisiensi. Menurut pendekatan teoritis, hanya perusahaan yang paling efisien yang bertahan, sehingga struktur pasar dengan konsentrasi tinggi disebabkan oleh proses efisiensi. H4:Market concentration berpengaruh signifikan terhadap Efisiensi Bank Syariah. Hasil dan Diskusi Subjek penelitian ini adalah Bank Syariah di Indonesia berdasarkan laporan tahunan di website resmi BUS terkait. Objek penelitiannya adalah tingkat efisiensi kinerja bank syariah. Penilaian tingkat efisiensi mencakup hasil perhitungan nilai efisiensi beserta keterangan variabel inefisien, faktor internal dan eksternal, dan persaingan pasar. Studi ini menggunakan penelitian terdahulu sebagai perbandingan dan rujukan seperti penelitian Abbas et al (2016), serta kontribusi input/ouput. Penilitian dilakukan dengan mengelola data laporan keuangan masing-masing BUS. Studi ini menganalisis dengan cara dua tahap, pertama perhitungan efisiensi variabel input dan output bank syariah menggunakan metode analsisi DEA melalui aplikasi Banxia Frontier Analyst series 4, dan kedua skor efisiensi diregresi pada variabel faktor internal, faktor eksternal, dan persaingan pasar menggunakan metode analisis regresi data panel melalui aplikasi Eviews 10. Berikut adalah hasil statistic deskriptif dalam penelitian ini: Tabel 5 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Variabel Observasi 55 Efisiensi 55 ROA 55 LTA 55 GDP 55 HHI Sumber: Eviews 10, data diolah (2021). Min 10.90000 -10.77000 0.517406 4.900000 9.23E-05 Max 100.0000 13.60000 1.098881 5.300000 0.110145 Mean 91.69091 1.008182 0.665020 5.060000 0.016526 Std. deviation 16.30995 3.800142 0.086324 0.136897 0.028866 Berdasarkan tabel di atas menggambarkan efisiensi dengan jumlah observasi 55 sampel, terdapat nilai minimum sebesar 10,90 dan nilai maksimum sebesar 100 dari tahun 2015-2019, dengan nilai rata-rata sebesar 91,69 dan standar deviasi yaitu 16,30. Efisiensi merupakan variabel Y dan variabel utama dalam penelitian ini. Sedangkan, ROA dengan observasi 55 sampel, terdapat nilai minimum -10,77 dan nilai maksimum sebesar 13,6 dari tahun 2015-2019, dengan nilai rata-rata sebesar 1,008 dan standar deviasi yaitu 3,80. LTA dengan jumlah observasi 55 sampel, terdapat nilai minimum sebesar 0,51 dan nilai maksimum 1,09 dari tahun 2015-2019. Nilai rata-rata sebesar 0,66 dan standar deviasi yaitu 0,08. Produk domestik bruto (GDP) dari 55 sampel data memiliki nilai minimum sebesar 4,90, dan nilia maksimum sebesar 5,30 dari tahun 2015-2019, diketahui nilai rata-rata 5,06 dengan nilai standar deviasi 0,13. Kemudian HHI dengan jumlah sampel 55 data, memiliki nilai minimum 9,23 dengan nilai maksimum sebesar 0,11 dari periode 2015-2019, diketahui memiliki rata-rata sebesar 9 Analisis Persaingan Pasar, Faktor Internal dan Eksternal Bank Terhadap Efesiensi Bank Syariah di Indonesia 0,016 dengan standar deviasi sebesar 0,02. Berikut adalah untuk menjelaskan perolehan nilai efisiensi setiap DMU (Nama BUS), terdapat rujukan penilaian untuk menggambarkan DMU yang efisien dan tidak efisien, berikut adalah pengelompokan peniliannya: Tabel 6 Kategori Efisien dan Inefisien Definition Full Efficient Intesity of Eficiency 1 Definition The highest efficiency level of 100% Not Effcient <1 Not efficient less than 100% Very Strong Expected 0.8-0,99 Inefficiency but still highly expected to be efficient Strong Expected 0,6-0,79 Inefficiency but still very likely to be optimized Passable Expected 0,4-0,59 Average inefficiency Weak Efficient 0,2-0,39 Low inefficiency Very Weak Efficient 0,0-0,19 Very inefficiency Sumber: Modifikasi model kategori (Thomas & Deci, 2020 dalam Hikmah, 2020) Tabel 7 Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Berdasarkan Tahun Score 2015 2016 2017 100 55.4 59 Bank Bca Syariah 100 100 80.7 Bank Bjb Syariah 100 98.2 100 Bank Bni Syariah 100 100 86.2 Bank Bri Syariah 100 100 96.6 Bank Btpn Syariah 99.5 99.7 96.2 Bank Mega Syariah 100 100 100 Bank Muamalat 100 95.8 83.7 Bank Panin Syariah 100 97 87.6 Bank Syariah Bukopin 100 100 100 Bank Syariah Mandiri 93.2 100 100 Bank Victoria Syariah Sumber: Banxia Frontier Analyst series 4, data diolah (2021). NAMA BUS 2018 68.1 92.6 97.8 90.4 100 98.3 80.8 89.8 100 99.8 98 2019 54.7 100 96.9 100 100 100 81.5 100 99.7 100 100 Tabel 8 Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Berdasarkan Input/Output Tahun 2015-2019 Nama Bank Bank Bca Syariah Bank Bjb Syariah Bank Bni Syariah Bank Bri Syariah Bank Btpn Syariah Bank Mega Syariah Bank Muamalat Bank Panin Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri Bank Victoria Syariah Rata-Rata Score 99.5 96.3 88.5 84.0 100 100 91 100 97 86.4 100 94.8 Sumber: Banxia Frontier Analyst series 4, data diolah (2021). 10 Jurnal Al-Qardh, Vol.7, No.1, Juli 2022, hlm. 1-15 Gambar 2 Total Potensial Improvement Sumber: Banxia Frontier Analyst seri 4, data diolah (2021). Berdasarkan Tabel 7 menunjukan hasil estimasi penelitian DEA menggunakan pendekatan intermediasi. Perbankan syariah yang dikatakan efisien dengan angka 100%. Pada tahun 2015 terdapat 9 bank syariah yang efisieni diantaranya Bank BCA Syariah, Bank BJB Syariah, Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah, Bank BTPN Syariah, Bank Muamalat, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin, dan Bank Syariah Mandiri. Sedangkan, Bank Victoria Syariah dan Bank Mega Syariah tidak dikatakan efisiensi meskipun memiliki skor 99,5% dan 93,2%. Begitu juga pada tahun 2016 terdapat 6 bank syariah yang dikatan efisien, sedangkan bank syariah lainnya dikatan tidak efisien, tahun 2017 terdapat 4 bank syariah yang dikatan efisien,bank syariah yang liannya tidak dapat dikatan efisien, tahun 2018 terdapat 1 bank syariah yang dikatan efisien, dan tahun 2019 terdapat 8 bank syariah yang dikatakan efisien. Table 4.2 di atas menunjukan hasil analisis dari total 11 BUS, terdapat 4 BUS yang dikatan efisien ialah Bank BTPN Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Victoria Syariah. Sedangkan, terdapat 7 BUS lainnya yang berada pada kondisi <100% dengan kondisi non efficiency. Bank syariah tersebut adalah Bank BCA Syariah, Bank BJB Syariah, Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah, Bank Muamalat, Bank Syariah Bukopin, dan Bank Syariah Mandiri meskipun skor efisiensinya diantara 80%90%, meskipun termasuk kategori tidak efisien tetapi masih dapat diharapkan akan efisien. Kesimpulannya total sebanyak 4 BUS dari sampel 11 BUS berada pada kondisi 100% dengan kondisi full efficiency, sedangkan rata tingkat efisiensi pada 11 BUS pada tahun 2015-2019 menggunakan pendekatan intermediasi sebesar 94,8% dengan definisi Very Strongh Expected. Berdasarkan Gambar 2 bahwa untuk mencapai tingkat efisiensi optimal maka BUS harus mengurangi total aset tetap sebesar 58%, total DPK sebesar 13,96%, total biaya operasional sebesar 28,04% dari sisi input, sedangkan dari sisi output total pembiayaan tidak perlu ditingkatkan. Tahap selanjutnya melakukan regresi data panel. Regresi data panel adalah perpaduan antara data time series dengan cross section, melihat kelebihan data panel maka mempunyai keterlibatan yang tidak mewajibkan untuk melakukan uji asumsi klasik yaitu multikolonearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan normalitas dalam data panel 25 . Berdasarkan hasil dari kedua metode estimasi yaitu uji chow, dan uji 25Gujarati, Damodar. (2012). Dasar-Dasar Ekonometrika Buku 2 Edisi 5. Jakarta: Penerbit Salemba. 11 Analisis Persaingan Pasar, Faktor Internal dan Eksternal Bank Terhadap Efesiensi Bank Syariah di Indonesia hausman, maka Fixed Effect Model (FEM) terpilih sebagai model estimasi regresi data panel paling baik terkait objek penelitian ini, yaitu persaingan pasar, faktor internal dan faktor eksternal terhadap efisiensi bank syariah di Indonesia tahun 2015-2019. Dengan demikian, persamaan model regresi data panel dapat ditulis kembali, yakni: 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 104,1671 − 0,148234 + 0,548478 − 10,81948 − 101,5792 + 𝜇𝑖𝑡 Tabel 9 Uji Chow Test Effect Test Statistic Cross-section F 4.801257 Sumber: Eviews 10, data diolah (2021) d.f. (24,96) Prob. 0.0000 Tabel 10 Uji Hausman Test Test Summary Chi-Sq.Statistic Cross-section random 23.525170 Sumber: Eviews 10, data diolah (2021) Chi-Sq.d.f. 4 Prob. 0.0001 Berikut adalah hipotesis dari Uji Chow: H0 = Common effect model (CEM) lebih baik dari fixed effext model (FEM) H1 = Fixed effect model (FEM) lebih baik dari common effect model (CEM) Apabila nilai cross section f < 0,05 maka menolak H0 dan menerima H1. Tetapi, apabila nilai cross section f> 0,05 maka menerima H0 dan menolak H1. Berikut adalah hipotesis dari Uji Hausman: H0: Random effect model (REM) lebih baik dari fixed effect model (FEM) H1: Fixed effect model (FEM) lebih baik dari common effect model (CEM) Apabila nilai cross section random > 0,05 maka menerima H0 dan menolak H1. Tetapi, apabila nilai cross section random < 0,05 maka menolak H0 dan menerima H1. Berdasarkan hasil olah data menggunakan eviews 10 diketahui nilai cross section f senilai 0,0000. Artinya, nilai cross section f < 0,05 maka hasil dari uji chow ialah menolak H0 dan menerima H1, sehingga penelitian ini lebih baik menggunakan model fixed effect model (FEM). Lalu, hasil olah data uji hausman menggunakan Eviews 10 diketahui nilai cross section random senilai 0,0001. Artinya, nilai cross section random< 0,05 maka hasil dari uji hausman ialah menolak H0 dan menerima H1 sehingga pada penelitian ini lebih baik menggunakan fixed effect model (FEM). Tabel 11 Fixed Effect Model Variabel C ROA LTA GDP HHI Coefficient 104.1671 -0.148234 0.548478 -10.81948 -101.5792 R-square 0.897265 Adjusted R-square 0.867300 S.E. of regression 2.058116 F-statistic 29.94425 Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber: Eviews 10, data diolah (2021) Std.Error 6.156385 0.028795 1.109978 1.657923 4.345695 Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat t-Statistic 16.92018 -5.147940 0.494134 -6.525921 -23.37466 Prob. 0.0000 0.0000 0.6223 0.0000 0.0000 204.6722 98.11759 406.6408 2.316896 12 Jurnal Al-Qardh, Vol.7, No.1, Juli 2022, hlm. 1-15 Berdasarkan hasil analisis regresi data panel yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ROA mememiliki pengaruh signifikan dan negatif terhadap efisiensi bank syariah. Karena berdasarkan rasio NPF dan tingkat persentase FDR nya. NPF adalah tingkat pembiayaan bermasalah, dan batas normal NPF tidak boleh lebih dari 5%. Artinya, semakin besar persentase gagal bayar, profit yang didapat oleh bank syariah menurun. Pertumbuhan NPF bank syariah mengalami fluktuasi seiring bertambahnya waktu. Tetapi, dalam tahun-tahun tertentu persentase NPF melebihi batas normal yang telah di tentukan. Seperti, Bank BJB Syariah tahun 2015-2017, Bank BRI Syariah Tahun 2017-2019, Muamalat Tahun 2015 dan 2019, Bank Panin Syariah tahun 2017, Bank Syariah Bukopin tahun 2016-2019, Bank Syariah Mandiri tahun 2015, dan terakhir Bank Victoria Syariah tahun 2015-2016. Hal ini, mengambarkan bahwa di tahun-tahun tersebut porsi pembiyaan yang bermasalah cukup besar sehingga dapat mempengaruhi profitabilitas bank syariah. Sedangkan, FDR adalah besarnya jumlah pembiyaan yang disalurkan oleh bank. Batas normalnya tidak boleh lebih dari 100% jika melebihi maka terlalu banyak pembiayaan yang disalurkan dan berisiko, dan tidak boleh kurang dari 65% jika kurang dari itu maka bank tidak efektif menyalurkan dananya. Pertumbuhannya juga mengalami fluktuasi seiring bertambahnya waktu. Tetapi, terdapat bank di periode tertentu persentase FDR nya melebihi batas yang di tentukan. Seperti, Bank BJB Syariah tahun 2015 FDR nya 104,75% dan Bank Victoria Syariah tahun 2016 FDR nya 100,66%. Maksudnya, Bank Syariah tersebut efektif dalam menyalurkan dana nya untuk meningkatkan profitabilitasnya namun tidak efisien karena rendahnya kemampuan likuiditasnya di sebabkan adanya pinjaman yang berpotensi gagal bayar. Begitu pula dengan bank-bank syariah di periode berikutnya termasuk juga Bank BJB syariah dan Bank Victorian Syariah, dimana persentase FDR di bawah seratus persen mengambarkan bahwa bank-bank tersebut masih memiliki potensi untuk bertumbuh karena memiliki deposit yang besar dan tinggal melakukan pencarian untuk pinjaman yang disalurkan dalam bentuk pembiyaan. Hal ini, di dukung oleh penelitian Abbas et al (2016), Garcia (2012), dan Mesa et al (2013). LTA menunjukan tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi bank syariah. Hal ini, mungkin dikarenakan jumlah pembiyaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang lain jadi tidak semerta-merta mempengaruhi efisiensi. Selanjutnya, GDP menunjukan hasil yang signifikan dan negatif terhadap efisiensi bank syariah. Hal ini, dikarenakan adanya pengaruh dari kebijakan bank sentral atas tingkat suku bunga terhadap inflasi. Ini, di dukung oleh penelitian lain seperti Andries (2011), Frimpong et al (2014), Maserto (2014), dan data pertumbuhan inflasi dan suku bunga Indonesia yang di sajikan di Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2015-2019. HHI atau konsentrasi pasar hasil unji analisisnya menunjukan signifikan dan negatif terhadap efisiensi bank syariah. Hal ini, sejalan dengan hasil dari penelitian Abba et al (2016). Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa secara parsial, variabel yang hubungan secara statistik signifikan terhadap efisiensi bank syariah di Indonesia adalah ROA, GDP, dan HHI, Sedangkan variabel LTA tidak signifikan terhadap efisiensi bank syariah. Lalu, secara simultan dapat di simpulkan bahwa variabel ROA, LTA, GDP, dan HHI memiliki hubungan secara signifikan terhadap efisiensi bank syariah di Indonesia. Dengan demikian, profitabilitas memiliki hubungan negatif karena bank umum syariah terdapat bank syariah kecil yang pendapatannya mengandalkan pembiayaan, hal ini berbeda dengan bank-bank syariah besar yang pendapatannya tidak hanya dari pembiyaan, melaikan dari produk-produk syariah lainnya yang mereka 13 Analisis Persaingan Pasar, Faktor Internal dan Eksternal Bank Terhadap Efesiensi Bank Syariah di Indonesia tawarkan kepada nasabahnya. Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan negatif, karena adanya pengaruh dari kebijakan bank sentral atas tingkat suku bunga terhadap inflasi Persaingan pasar memiliki hubungan negatif terhadap efisiensi dimana menggambarkan struktur pasar oligopoli dimana persaingan kelihatan tampak di industri perbankan syariah. Daftar pustaka Abbas, M., Azid, T., & Azrin, M. (2016). Efiiciency, Effectiveness and performance profile of Islamic and conventional banks in Pakistan. Humanomic 32 (1) , 2-18. Andhyka, B., Nisa, C., & Puwoko, B. (2017). Penggunaan Buku dan Kepemilikan dalam Menganalisis Efisiensi Perbankan di Indonesia. Al Tirajah 3(2) , 1-22. Andries, A. (2011). The Determinants of Bank Efficiency and Productivitiy Growth in the Central and Eastern European Banking System. Eastern European Economic, 49 (6) , 3859. Ascarya, & Yumanita. (2007). Comparing the Efficiency of Islamic Banks in Malaysia and Indonesia. IIUM International COnference on Islamic Banking and FInance (IICiBF): Research and Development: The BRidge between Ideals and Realities (pp. -). Kuala Lumpur: IIUM. Bank BCA. (2020, 09 22). Laporan Tahunan. Retrieved 09 22, 2020, from bcasyariah.co.id: http://bcasyariah.co.id/annual-report Bank BNI. (2020, 09 21). Laporan Tahunan. Retrieved 09 21, 2020, from Bnisyariah.co.id: https://www.bnisyariah.co.id/id-id/ Bank BRI. (2020, 09 22). Laporan Tahunan. Retrieved 09 22, 2020, from Brisyariah.co.id: https://www.brisyariah.co.id/ Bank BTN. (2020, 09 22). Laporan Perusahaan. Retrieved 09 22, 2020, from Bankbtnsyariah.co.id: https://www.brisyariah.co.id/ Bank BTPN. (2020, 09 22). Laporan Tahunan. Retrieved 09 22, 2020, from btpnsyariah.com: http://btpnsyariah.co.id/annual-report Bank Bukopin. (2020, 09 22). Laporan Keuangan. Retrieved 09 22, 2020, from Syariahbukopin.co.id: http://syariahbukopin.co.id/annual-report Bank Indonesia. (2020, 09 22). Retrieved 09 2020, 2020, from http://bi.go.id Bank Mandiri. (2020, 09 21). Laporan Tahunan. Retrieved 09 21, 2020, from MandirisiSyariah.co.id: https://www.mandirisyariah.co.id/ Bank Mega. (2020, 09 22). Laporan Tahunan. Retrieved 09 22, 2020, from Megasyariah.co.id: http://megasyariah.co.id/ Bank Muamalat. (2020, 09 22). Laporan Tahunan. Retrieved 09 22, 2020, from BankMuamalat.co.id: https://www.bankmuamalat.co.id/hubungan-investor/laporantahunan BJB Syariah. (2020, 09 22). Annual Report. Retrieved 09 22, 2020, from bjbsyariah.co.id: http://bjbsyariah.co.id/annual-report Cadra, S., & Yulianto, A. (2015). Analisis Rasio Keuangan Terhadap Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah (Two Stage SFA. Accounting Analysis Journal 4 (4) , 6. Fatmawati, R., & Aji, T. (2018). Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Efisiensi Bank Umum Konvensional di Indonesia Periode 2012-2016 dengan Menggunakan Two Stage Data Envelopment Analysis. Jurnal Ilmu Manajemen 6(4) , 367-375. Frimpong, K., Gan, C., & Hu, B. (2014). Cost Efficiency of Ghana's Banking Industry: A Panel Data Analysis. The International Journal of Business and Finance Research 8(2) , 69-86. Garcia, J. (2012). Determinants of Bank Efficiency in Mexico: a two-stage analysis. Bristol: Center for Global Finance , 1-30. Gujarati, D. (2012). Dasar-Dasar Ekonometrika Buku 2 Edsi 5. Jakarta: Salemba. 14 Jurnal Al-Qardh, Vol.7, No.1, Juli 2022, hlm. 1-15 Hadad, M., Santoso, W., Mardanugraha, E., & Ilyas, D. (2003). Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Non-Parametrik Data Envelopment Analuysis (DEA). Working Paper Series Bank Indonesia , -. Hikmah, I. (2020). Analisis Tingkat Efisiensi Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) di Indonesia. Surabaya: Universitas Airlangga. Huri, M., & Susilowati, I. (2004). Pengukuran Efisiensi Realtif Emiten Perbankan dengan Metode Data Envelopment Analysis (Studi Kasus: Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002). Jurnal Dinamika Pembangunan 1(2) , 95-110. Ismail, F., Majid, M., & Ab-Rahim, R. (2013). Efficiency of Islamic and Conventional Banks in Malaysia. Journal of Financial Reporting and Accounting 11(1) , 92-107. Marsondang, A., Purwanto, B., & Mulyati, H. (2019). Pengukuran Efisiensi Serta Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal Bank yang Mempengaruhinya. Jurnal Manajemen Organisasi 10 (1) , 48-62. Martono. (2004). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonisia. Mokhtar, H., Abdullah, N., & Alhabshi, S. (2008). Efficiency and Competition of Islamic Banking in Malaysia. Humanomics 24 (1) , 28-48. Muljawan, D., Hafidz, J., Astuti, R., & Oktapiani, R. (2014, 2 -). Faktor-Faktor Penentu Efisiensi Perbankan Indonesia serta Dampaknya Terhadap Perhitungan Suku Bunga Kredit. Working Paper Bank Indonesia , pp. -. Naylah, M. (2010). Pengaruh Struktur Pasar Terhadap Kinerja Industri Perbankan Indonesia. Semarang: Universitas Diponegoro. OJK. (1, 10 2020). Statistik Perbankan Syariah - Juli 2020. Retrieved 10 2020, 1, from OJK.go.id: https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/statistik-perbankansyariah/Pages/Statistik-Perbankan-Syariah---Juli-2020.aspx Othman, F., Mohd-Zamil, N., Rasid, S., Vakilbashi, A., & Mokhber, M. (2016). Data Envelopment Analysis: A Tool of Measuring Efficiency in Banking Sector. International Journal of Economics and Financial Issues 6 (3) , 911-916. Rabbaniyah, L., & Afandi, A. (2019). Analisis Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia: Metode Stochastic Frontier Analysis. Conference on Islamic Management Accounting and Economics (pp. 200-211). -: CIMAE. Sarmanu. (2004). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Statistika. Surabaya: Airlangga University Press. Suwignyo, A., & Musdholifah, M. (2019). Analisis Faktor Penentu efisiensi Bank Syariah di Indonesia dengan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Ilmu Manajemen 7 (1) , 172-183. 15