Jurnal Al-Qardh, Vol.7, No.1, Juli 2022, hlm. 1-15
Analisis Persaingan Pasar, Faktor Internal dan Eksternal Bank
terhadap Efesiensi Bank Syariah di Indonesia
Abdul Aziz Sahrullah1, Noven Suprayogi2*
1
Program Studi Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
2
Departemen Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
*Corresponding author: noven.suprayogi@feb.unair.ac.id
Article history
Received, 31 March 2022
Revised, 07 April 2022
Accepted, 19 July 2022
Abstract
The present study aims to analyze the efficiency of several sharia banks in Indonesia.
The study also aims to analyze several other factors that may influence efficiencies, such
as market competition, internal factors, and external factors. The study is conducted
using a quantitative approach and analyzes the data using two different steps. The first
step measures the efficiency using DEA and the second step analyzes the efficiency
using data panel regression. The data is collected using purposive technique sampling
and using 11 different sharia banks as the main data of the study. The study shows that
ROA has a significant negative influence on the sharia bank’s efficiency. A similar
influence is also found in the relationship between HHI and GDP. Furthermore, several
variables have a negative influence and are caused by the influence of NPF ratio, FDR
ratio, inflation, and interest rate. Hence, the negative influence that is found indicates
that the market structure tends to become an oligopoly where the competition of the
sharia bank can be y examined.
Keywords: Market Competition, Internal Factors, External Factors, Efficiency
Cite this article:
Sahrullah, Abdul Aziz., Suprayogi, Noven., (2022). Analisis
Persaingan Pasar, Faktor Internal dan Eksternal Bank terhadap
Efesiensi Bank Syariah di Indonesia , Jurnal Al-Qardh, 7(1), 1-17.
https://doi.org/10.23971/jaq.v7i1.3958
pISSN: 2354 - 6034
eISSN: 2599 - 0187
Pendahuluan
Efisiensi merupakan indikator kinerja bank yang penting karena mencerminkan
daya saing perbankan. Oleh karena itu, manjemen bank perlu mengetahui faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi tingkat efisiensi pada perusahaan sektor perbankan 1. Selain
itu, efisiensi merupakan alat utama dalam mengukur kinerja perusahaan 2 dan juga
merupakan aspek penting untuk diperhatikan guna mewujudkan kinerja keuangan yang
1 Muljawan,
D., Hafidz, J., Astuti, R. I., dan Oktapiani, R. (2014). Faktor-Faktor Penentu Efisiensi
Perbankan Indonesia serta Dampaknya Tehadap Perhitungan Suku Bunga Kredit. Working paper Bank
Indonesia wp/2/2014. Bank Indonesia
2 Andhyka, B., Nisa, C., dan Puwoko, B. (2017). Penggunaan BUKU dan Kepemilikian dalam
menganalisis Efisiensi Perbankan di Indonesia. Al Tirajah, 3(2), pp.1-22
1
Analisis Persaingan Pasar, Faktor Internal dan Eksternal Bank Terhadap Efesiensi Bank
Syariah di Indonesia
sehat dan berkelanjutan dalam industri perbankan3. Oleh karena itu, analisis efisiensi
khususnya pada bank syariah juga penting untuk mengetahui apakah setiap bank syariah
memiliki kinerja yang efisien. Efisien pada dasarnya diartikan sebagai rasio output
terhadap input, dan jika output lebih banyak dari per unit input menunjukkan efisiensi
yang lebih besar, sedangkan output maksimum per unit input mencerminkan efisiensi
optimal 4 . Dengan demikian, efisiensi merupakan langkah-langkah untuk menentukan
bagaimana perusahaan memaksimalkan produksi dan keuntungan sambil meminimalkan
biaya. Sehingga, proses produksi dapat dikatakan efisien bila pada penggunaan input
sejumlah tertentu dapat mengahasilkan output yang maksimal, atau untuk menghasilkan
sejumlah output tertentu menggunakan input yang paling minimal. Dalam hal ini,
perusahaan dapat dikatakan efisien bila dengan jumlah input tertentu dapat
menghasilkan jumlah output yang lebih banyak, atau jumlah output tertentu bisa
menggunakan input yang lebih sedikit.5
Salah satu alat analasis efisiensi yang digunakan oleh para peneliti adalah Data
Envelopment Analysis (DEA)67. DEA ialah statistik non parametric yang menciptakan
batas produksi yang mengidentifikasi perangkat yang digunakann sebagai membantu
menemukan penyebab dan solusi jalan keluar dari ketidakefisiensienan dan dapat
mengetahui input dan output mana yang menyebabkan kinerja baik atau buruk. Konsep
ukur yang dimiliki tidak bersifat teknis atau ekonomis, artinya analisis DEA hanya
memperhitungkan nilai absolute dari suatu variabel 8 . Serta, memiliki dua model
pendekatan, yaitu pendekatan orientasi input dan pendekatan orientasi output. Dalam
hal ini, pendekatan yang dapat menjelaskan hubungan input dan output, yaitu
pendekatan produksi, pendekatan intermediasi, dan pendekatan aset9. Studi ini memilih
pendekatan intermediasi karena pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang
tepat untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karena lembaga
keuangan memiliki krakteristik sebagai financial intermediation.10
Melihat kondisi pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia semakin pesat, diiringi
dengan semakin lengkapnya peraturan bagi bank syariah. Berikut adalah tabel
perkembangakn bank syariah:
3Marsondang,
A., Purwanto, B., Mulyati, H. (2019). Pengukuran Efisiensi Serta Analisis Faktor Internal
dan Faktor Eksternal Bank yang Memengaruhinya. Jurnal Manjemen dan Organisasi(JMO), vol 10 No.
1, Hal.48-62
4Othman, F. M., Mohd-Zamil, N. A., Rasid, S. Z. A., Vakilbashi, A., dan Mokhber, M. (2016). Data
Envelopment Analysis: A Tool of Measuring Efficiency in Banking Sector. International Journal of
Economics and Financial Issues, 6(3), pp.911-916
5Ibid
6Abbas, M., Azid, T., Azrin, M, H, Hj Besar. (2016). Efficiency, effectiveness and perfromance profile of
Islamic and conventional banks in Pakistan. Humanomic, 32 (1), pp.2-18
7Marsondang, A., Purwanto, B., Mulyati, H. (2019). Loc.cit.
8Ibid
9 Candra, Sendyvia,.& Yulianto, Agung. (2015). Analisis Rasio Keuangan Terhadap Tingkat Efisiensi
Bank Umum Syairah (Two Stage SFA). Accounting Analysis Journal, 4(4), pp. 6
10Marsondang, A., Purwanto, B., Mulyati, H. (2019). Loc.cit.
2
Jurnal Al-Qardh, Vol.7, No.1, Juli 2022, hlm. 1-15
Tabel 1 Pertumbuhan perbankan syariah Indonesia Tahun 2015-2019
Jenis Perbankan
Tahun
syariah
BUS
2015
2016
2017
2018
Total Aset (dalam
Rp. 213.423
Rp. 254.184
Rp. 288.027
Rp. 316.691
Miliar Rupiah)
Jumlah
Pembiayaan
Rp. 150.225
Rp. 159.200
Rp. 169.721
Rp. 177.744
(dalam Miliar
Rupiah)
12
13
14
14
Jumlah Bank
97,01%
96,22%
94,91%
89,18%
BOPO
Sumber : Statistik Perbankan Syariah Desember 2016 – Desember 2020 , dan data diolah.
2019
Rp. 350.364
Rp. 198.594
14
84,45%
Tabel diatas menjelaskan bahwa pertumbuhan bank syariah meningkat setiap
tahunnnya. Diikuti dengan peningkatan total aset, jumlah pembiyaan, dan bertambahnya
jumlah bank syariah di wiliyah Indonesia. Serta, rasio BOPO yang menunjukan
operasional bank syaraih semakin efisien. Studi kali ini ingin mengkaji tingkat efisiensi
perusahaan bank syariah, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik yang bersifat
makro maupun mikro.
Konsep efisiensi berasal dari konsep mikroekonomi, teori konsumen dan teori
produksen11. Teori konsumen berusaha untuk memaksimalkan utilitas dan kepuasan dari
sudut pandang individu, dan teori produksen berussaha untuk memaksimalkan
keuntungan atau meminimalkan biaya dari sudut pandang produsen. Seperti, studi
sebelumnya Abbas et al (2016), Marsondang et al (2019), Rabbaniyah & Afandi (2019),
yang telah melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi
dan menunjukan hasil yang berbeda-beda. Studi ini menguji ulang variabel persaiangan
pasar, faktor internal dan faktor eksternal terhadap efisiensi bank syariah di Indonesia.
Metode Penelitian
Studi ini menggunakan pendekatan kuatitatif. Penelitian kuantitatif adalah
spesifik dan realtif tidak mengalami perubahan karena sudah mengacu pada teori yang
digunakan. Alat analisis menggunakan non-parametrik dengan tool Baxia Frontier
Analyst series 4, dan teknik analisi data menggunakan teknik analisis data panel (pool)
dengan tool Eviews 10. Sedangkan, data yang diambil berdasarkan laporan tahunan
bank umum syariah tahun 2015-2019 sebelum terjadinya merger, dan perhitungan
variabel input dan ouput digunakan untuk mengukur efisiensi setiap bank syariah.
Studi ini menganalisa dengan cara dua tahap. Pertama pengukuran nilai efisiensi pada
setiap bank syariah periode 2015-2019 menggunakan metode DEA, tahap kedua metode
regresi data panel digunakan juga untuk menguji hipotesa dalam penelitian ini. Adapun
persamaan regresi data panel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
𝐸𝐹𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 (𝑅𝑂𝐴)𝑖𝑡 + 𝛽2 (𝐿𝑇𝐴)𝑖𝑡 + 𝛽3 (𝐺𝐷𝑃)𝑖𝑡 + 𝛽4 (𝐻𝐻𝐼)𝑖𝑡 + 𝜇𝑖𝑡
Keterangan:
EF
= skor DEA (tingkat efisiensi)
11Ascarya
dan Yumanita. (2007). Comparing the Efficiency of Islamic Banks in Malaysia and Indonesia:
Makalah dipresentasikan pada “IIUM International Conference on Islamic Banking and Finance (IICiBF):
Research and Development: The Bridge between Ideals and Realities”, IIUM, Kuala Lumpur, 23-25
April, 2007
3
Analisis Persaingan Pasar, Faktor Internal dan Eksternal Bank Terhadap Efesiensi Bank
Syariah di Indonesia
ROA
LTA
GDP
HHI
= Profitabilitas
= Makroekonomi
= Pertumbuhan ekonomi
= Persaingan pasar
Penulis memilih menggunakan pendekatan intermediasi. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah Efisiensi, sedangkan variabel idependennya adalah
profitabilitas, makroekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan persaingan pasar. Berikut
adalah definisi variabel operasional dalam penelitian ini dengan landasan penelitian dari
Abbas et al (2016) dan Rabbaniyah dan Afandi (2019):
1. Variabel dependen Efisiensi terdiri dari Input dan Output:
a. Total aset tetap diperoleh dari pengurangan biaya perolehan dan
akumulasi penyusutan yang terdapat di setiap laporan tahunan bank
syariah 2015-2019.
b. Total dana pihak ketiga (DPK) diperoleh dari setaip laporan tahunan
bank syariah 2015-2019 yaitu dana dari bukan bank dan simpanan dari
deposito, tabungan, dan giro.
c. Biaya operasional diperoleh dari beban usaha atau beban operasional
bank yang terdapat di setiap laporan tahunan bank syariah 2015-2109.
d. Total pembiayaan diperoleh dari setiap laporan tahunan bank syariah
2015-2019 dari piutang murabahah, pinjaman qard, pembiyaan
mudharabah, dan pembiyaan musyarakah.
2. Variabel independen sebagai berikut:
a. Return On Assets (ROA) diperoleh berdasarkan laporan tahunan 20152019 setiap bank syariah.
b. Loan To Assets Ratio (LTA) diproleh dari pembagian pembiayaan dan
total aset setiap bank syariah tahun 2015-2019.
c. Gross Domestic Product (GDP) sebagai variabel makro ekonomi yang
diduga mempengaruhi tingkat efisiensi perbankan. Perhiutngan didapat
dari webside Asian Development Bank (ADB) dan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).
d. Herfindahl-Hirschman Indeks (HHI) adalah pengukuran konsentrasi
pasar yang diperoleh dari deposito setiap bank syariah dibagi dengan
total deposito dari tahun 2015-2019 dengan dikuadratkan sehingga
menemukan hasil dari HHI tersebut
Table 2 Variabel input dan Variabel output Pendekatan Intermediasi
Input
Total aset tetap
Total dana pihak ketiga
Biaya operasional
Sumber: Rabbaniyah & Afandi (2019)
Output
Total pembiayaan
Secara matematis, formulasi DEA dapat dirumuskan sebagai berikut1213:
12Hikmah,
I. F. (2020). Analisis Tingkat Efisiensi Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) di Indonesia:
Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga
13Ascarya dan Yumanita. (2007). Loc. Cit.
4
Jurnal Al-Qardh, Vol.7, No.1, Juli 2022, hlm. 1-15
Efisiensi DMU =
p
∑k=1μKYkj
m
∑𝒾=1
ν𝒾X𝒾j
Keterangan:
DMU = Unit Pengambilan Keputusan
(UPK) n = UPK yang akan dievaluasi
m = input-input yang berbeda
p = output-otput yang berbeda
Xij = jumlah input I yang dikonsumsi UPKj
Ykj = jumlah output K yang diproduksi oleh UPK
Penelitian ini menggunakan jenis sumber data sekunder. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia sebelum adanya
proses merger yaitu Bank Mandiri Syariah, BNI Syariah, dan BRI Syariah. Penelitian
ini menggunakan teknik Purposive sampling artinya metode pengambilan sampel
dilakukan secara tidak acak akan tetapi didasarkan pada krtiteria tertentu. Berdasarkan
kriteria pengambilan sampel tersebut, maka sampel yang terpilih yaitu 11 Bank Umum
Syariah yang menjadi sampel dan digunakan pada penelitian ini.
1. Bank syariah merupakan BUS yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2. Bank syariah mempublikasi laporan keuangan tahun 2015-2019 pada website
resmi bank tersebut.
3. Terdapat kesamaan variabel input dan output pada BUS terpilih sebab metode
yang penulis gunakan mensyaratkan demikian
Tabel 4 Daftar Website Resmi BUS
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nama Bank Umum Syariah
Bank Bca Syariah
Bank Bjb Syariah
Bank Bni Syariah
Bank Bri Syariah
Bank Btpn Syariah
Bank Mega Syariah
Bank Muamalat
Bank Panin Syariah
Bank Syariah Bukopin
10
Bank Syariah Mandiri
11
Bank Victoria Syariah
Sumber: Webside Resmi Bank Umum Syariah
Situs Resmi
https://www.bcasyariah.co.id/
http://bjbsyariah.co.id/annual-report
https://www.bnisyariah.co.id/id-id/
https://www.brisyariah.co.id/
https://www.btpnsyariah.com/
https://www.megasyariah.co.id/
https://www.bankmuamalat.co.id/hubunganinvestor/laporan-tahunan
Panin Bank Syariah
Bank Syariah Pilihan dengan Pelayanan Terbaik
di Indonesia | Bank Syariah Bukopin
https://www.mandirisyariah.co.id/
Bank Victoria Syariah
Tinjauan Pustaka
Konsep Efisiensi
Konsep efisiensi berasal dari konsep ekonomi mikro, teori konsumen dan teori
produsen. Teori konsumen adalah untuk mengoptimalkan utilitas dan kepuasan dari
sudut pandang individu, sedangkan teori produsen berusaha untuk mengoptimalkan
keuntungan atau menekan baiya dari sudut pandang produsen. Teori batas produksi
produsen menggambarkan hubungan antara input dan output dari suatu proses produksi.
Batas produksi ini mewakili output maksimum dengan setiap input. Ini juga mengacu
5
Analisis Persaingan Pasar, Faktor Internal dan Eksternal Bank Terhadap Efesiensi Bank
Syariah di Indonesia
pada teknologi yang digunakan dalam unit bisnis atau industri. Unit usaha yang
beroperasi di sisi produksi secara teknis efisien 14
Gambar 1 Garis Batas Produksi
Sumber: Ascarya dan Yumanita (2007)
Efisiensi sendiri adalah salah satu parameter kinerja yang menurut teori
mendasari seluruh kinerja suatu organisasi dengan mengacu pada filosofi “kemampuan
menghasilkan output yang optimal dengan inputnya yang ada, adalah merupakan ukuran
kinerja yang diharapkan”15. Selain itu, efisiensi terbagi menjadi 3 jenis yaitu, pertama
Technical Efficiency yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mencapai
tingkat produksi paling maksimum dengan menggunakan sejumlah input-input tertentu,
kedua Allowcative Efficiency atau yang lebih dikenal dengan efisiensi Pareto. Efisiensi
jenis ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan inputnya dengan
mempertimbangkan struktur harga dan teknologi, dan yang terakhir Economic
Efficiency yang merupakan kombinasi antara efisiensi teknis dan efisiensi alokatif.
Terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan input dan
output16. Berikut adalah definisinya:
1. Pendekatan Produksi (production approach) menganggap lembaga keuangan
sebagai produsen dari akun deposito (deposit account) dan kredit pinjaman
(credit account) lalu mendefinisikan output sebagai jumlah tenaga kerja,
pengeluaran modal pada aset-aset tetap (fixed asset) dan material lainnya.
2. Pendekatan Intermediasi (intermediation approach) memandang sebuah
lembaga keuangan sebagai intermediator, yaitu merubah dan mentransfer asetaset financial dari unit-unit surplus menjual unit-unit deficit. Dalam hal ini
input-input institusional seperti biaya tenaga kerja, modal dan pembiyaan bunga
pada deposito, lalu dengan output yang diukur dalam bentuk kredit pinjaman
(loans) dan investasi financial (financial invesment). Akhirnya pendekatan ini
melihat fungsi primer sebuah institusi financial sebagai pencipta kredit pinjaman
(loans).
3. Pendekatan Aset (Asset approach) mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga
keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Dalam pendekatan aset,
output bener-bener didefinisikan ke dalam bentuk aset.
Studi ini memilih pendekatan intermediasi. Karena pendekatan intermediasi
merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk mengevaluasi kinerja perbankan, karena
karakteristik perbankan sebagai financial intermediation yang mengumpulkan dana dari
unit surplus dan mendistribusikan kepada unit defisit 17 . Variabel input-output yang
14Ascarya
dan Yumanita. (2007). Loc. Cit.
Muliaman D. Wimboh Santoso, Eugenia Mardanugraha, dan Dhaniel Ilyas. (2003). Analisis
Efisiensi Industri Pebankan Indonesia: Penggunaan Metode Non Parametrik Data Envelopment Analysis
(DEA). Working Paper Series Bank Indonesia
16Candra, Sendyvia,.& Yulianto, Agung. (2015). Analisis Rasio Keuangan Terhadap Tingkat Efisiensi
Bank Umum Syairah (Two Stage SFA). Accounting Analysis Journal, 4(4), pp. 6
17Marsondang, A., Purwanto, B., Mulyati, H. (2019). Loc.cit.
15 Hadad,
6
Jurnal Al-Qardh, Vol.7, No.1, Juli 2022, hlm. 1-15
digunakan pada studi ini adalah total aset tetap, total dana pinak ketiga, dan biaya
operasional sebagai variabel input, serta total pembiayaan sebagai variabel output.
Konsep efisiensi bagi bank syariah sangat penting bahkan sejalan dengan konsep
syariah di dalam penerapannya yakni memiliki tujuan mencapai dan menjaga Maqasyid
Syariah18. Maka, dalam Islam juga menganjurkan efisiensi, mulai dari efisiensi waktu,
keuangan, perbuatan maupun perkataan yang tidak bermanfaat untuk ditinggalkan.
Pengukuran efisiensi dapat dilakukan dengan tiga pendekatan 19 , yaitu
Pendekatan Rasio adalah pendekatan yang paling sering digunakan dalam menghitung
tingkat efisiensi, Pendekatan Regresi, pendekatan ini menggunakan sebuah model dari
tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tertentu, Pendekatan
frontier dalam mengukur efisiensi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu metode
parametrik dan non-parametrik.
Data Envelopment Anlysis (DEA) ialah suatu pendekatan non-parametrik yang
pada dasarnya merupakan teknik berbasis linear programming dan teknik analisis yang
biasanya digunakan untuk membantu mengidentifikasi kinerja teknik perusahaan dalam
menggunakan sumber dayanya. Teknik DEA terdapat sekumpulan Decision Making
Unit (DMU) yang melakukan kegiatan atau tugas yang sama. Jika DMU dinyatakan
efisien apabila memiliki bobot sama dengan 1 (nilai efisiensi 100%), sebaliknya jika
bobotnya kurang dari 1 maka DMU yang bersangkutan dianggap tidak efisien 20 .
Terdapat dua model DEA yang pertama CCR dengan asumsi CRS yang dikembankan
oleh Charmes, Cooper dan Rhodes pada tahun 1978 bahwa perubahan proposional pada
tingkat input akan menghasilkan perubahan proposional yang sama pada tingkat output.
Kedua, model CCR diperluas oleh Bankers, Charnes, dan Cooper pada tahun 1984,
kemudian dikenal dengan model BBC dengan asumsi VRS bahwa rasio antara
penambahan input dan output tidak sama. Jadi, penambahan input sebesar satu persen
tidak akan menyebabkan output meningkat sebesar satu persen, akan tetapi bisa lebih
keci (decreasing return scale) atau lebih besar dari satu persen (increasing return to
scale). Hasil dari DEA dengan VRS disebut juga dengan Efisieni Teknik (Pure
Technical Efficiency). DEA merupakan tool paling penting dan paling banyak
digunakan untuk mengukur kinerja entitas di berbagai bidang, seperti menganalisis
kinerja perbankan. Khusunya tentang analisis kinerja bank syariah menggunakan DEA
ialah metode yang paling populer21.
Bank dituntut memiliki kinerja yang baik, maka efisiensi merupakan aspek
penting untuk mengukur kinerja bank, dan dapat ditingkatkan dengan cara menurunkan
biaya dalam proses produksi. Bank bisa dikatakan efisien dan sehat tergantung pada
kelangsungan operasionalnya, sedangkan kelangsungkan operasional pada sektor
perbankan Indonesia tergantung pada kemampuan setiap lembaga bank dalam
mempertahankan daya saing yang tinggi, dimana tergambar dari tingkat efisiensi
operasionalnya serta kemampuan bank dalam mengahadapi berbagai rintangan yang
18 Wulandari,
Sri Farhatin & Ryandono,M. Nafik Hadi. (2020). Determinan Efisiensi Perbankan di
Indonesia (Studi Empiris pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2018). Jurnal Ekonomi
Syariah Teori dan Terapan, Vol 7, No. 12, pp 2436-2452
19 Muharram, H. & Rizki, Pusvitasari. (2007). Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah dengan
Metode Data Envelopment analysis. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 2(3), pp.80-166
20 Huri, Mumu Daman & Indah Susilowati. (2004). Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan
dengan Metode Data Envelopment Analysis (Studi kasus: Bank-Bank yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
Tahun 2002). Jurnal Dinamika Pembangunan (jdp), Volume 1(2), pp. 95-110.
21Abbas, M., Azid, T., Azrin, M, H, Hj Besar. (2016). Loc. Cit
7
Analisis Persaingan Pasar, Faktor Internal dan Eksternal Bank Terhadap Efesiensi Bank
Syariah di Indonesia
muncul, baik itu dari faktor internal maupun faktor eksternal 22 Hal ini didukung oleh
penelitian Fatmawati & Aji (2018), Suwignyo & Musdholifah (2019), Abbas et al
(2016). Maka faktor internal yang dipakai pada studi ini ialah Return On Asset (ROA),
Loan To Asset ratio (LTA). Faktor eksternal menurut studi terdahulu seperti Garcia
(2012), Muljawan et al (2014) menyatakan bahwa GDP memiliki pengaruh positif
terhadap efisiensi. Sebaliknya, Andries (2013) mengatakan GDP memiliki pengaruh
negatif terhadap efisiensi bank. Lalu Fatmawati & Aji (2018), dan Suwignyo &
Musdholifa (2019) menyatakan GDP tidak memiliki pengaruh signifikian terhadap
efisiensi. Begitu juga, Abbas et al (2016) GDP tidak memiliki pengaruh signifikan
mesikipun hubungannya positif, dan mengatakan bahwa meskipun efisiensi berkaintan
dengan faktor internal bank, tapi faktor eksternal bank juga penting. Maka Groos
Domestic Product (GDP) digunakan pada studi ini sebagai proyeksi faktor eksternal
bank. Dalam hal ini, peningkatan persaingan dapat memaksa bank untuk beroperasi
lebih efisien supaya dapat bertahan23. Di sisi lain, konsentrasi merupakan indikator dari
struktur pasar24. Apabila tingkat konsentrasi dalam suatu industry tinggi, maka tingkat
persaingan antar perusahaan dalam industri tersebut rendah, maka struktur pasar
mengarah kepada monopoli. Sedangkan, apabila tingkat konsentrasi rendah maka
struktur pasarnya mengarah ke bentuk oligopoli karena tingkat persaingan antar
perusahaan dalam industrinya semakin tampak. Konsentrasi pasar di proyeksikan oleh
Herfindahl-Hirschman Index (HHI), hal ini sejalan dengan penelitian Abbas et al
(2016). Studi ini di dukung oleh beberapa peneltian terdahulu diantaranya, Abbas et al
(2016), Rabbaniyah & Afandi (2019), Marsondang et al (2019), Ismail et al (2013),
Mokhtar et al (2008), dan Fatin dan Nafik (2020).
Hipotesis
Fatmawati & Aji (2018), dan Afrizal (2015) menyatakan bahwa profitabilitas
(ROA) berpengaruh signifikan dan positif terhadap efisiensi bank. Sedangkan, Abbas et
al (2016) menyatakan sebaliknya bahwa ROA memliki pengaruh negatif terhadap
efisinsiensi bank. Begitu pula dengan hasil penelitian Mesa et al (2013) dan Garcia
(2012).
H1:Return On Assets berpengaruh signifikan terhadap efisiensi bank syariah.
Martono (2004:82) mengatakan bahwa LTA adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditaas bank yang menunjukan kemampuan bank untuk memenuhi
permintaan kredit dengan total aset yang dimiliki. Abbas et al (2016) hasil penelitiannya
menunjukan LTA berpengaruh signifikan positif terhadap efisiensi bank.
H2:Loan To Asset ratio berpengaruh signifkan terhadap efisiensi bank syariah.
Garcia (2012) dan Muljawan et al (2014) hasil penelitian mereka menunjukan
bahwa GDP memiliki pengaruh positif terhadap tingkat efisiensi. Hasil studi lain juga
menyatakan bahwa pertumbuhan GDP berpengaruh signifikian positif terhadap efisiensi
khususnya pada bank syariah (Sufian & Majid, 2008; Noor & Ahamd, 2011; Hassan &
22Fatmawati,
R. & Aji, T. S (2018) Anlisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Efisiensi
Bank Umum Konvensional di Indonesai Periode 2012-2016 dengan Menggunakan Two Stage Data
Envelopment Analysis. Jurnal Ilmu Manjemen, Vol.6 No.4, pp. 367-375
23 Mokhtar, H. S. A., Abdullah, N., Alhabshi, S. M. (2008). Efficiency and Competition of Islamic
banking in Malaysia. Humanomics, Vol.24 No.1, pp.28-48
24 Naylah, M. (2010). Pengaruh Struktur Pasar Terhadap Kinerja Industri Perbankan Indonesia. Tesis.
Semarang: Universitas Diponegoro
8
Jurnal Al-Qardh, Vol.7, No.1, Juli 2022, hlm. 1-15
Bashir, 2003 dalam Abbas et al, 2016). Sebaliknya, Andries (2013) menyatakan bahwa
pertumbuhan GDP berpengaruh negatif terhadap tingkat efisiensi bank.
H3: Gross Domestic Product berpengaruh signifikan terhadap tingkat efisiensi bank
syariah.
Abbas et al (2016) hasil penelitiannya menunjukan bahwa indeks herfindahl (HI)
tidak signifikan terhadap efisiensi dan memiliki koefisiensi yang negatif. Luis et
al,(2019) dalam literatur penelitiannya menerangakan bahwa hubungan antara kinerja
bank dan konsentrasi dalam peningkatan efisiensi. Menurut pendekatan teoritis, hanya
perusahaan yang paling efisien yang bertahan, sehingga struktur pasar dengan
konsentrasi tinggi disebabkan oleh proses efisiensi.
H4:Market concentration berpengaruh signifikan terhadap Efisiensi Bank Syariah.
Hasil dan Diskusi
Subjek penelitian ini adalah Bank Syariah di Indonesia berdasarkan laporan
tahunan di website resmi BUS terkait. Objek penelitiannya adalah tingkat efisiensi
kinerja bank syariah. Penilaian tingkat efisiensi mencakup hasil perhitungan nilai
efisiensi beserta keterangan variabel inefisien, faktor internal dan eksternal, dan
persaingan pasar. Studi ini menggunakan penelitian terdahulu sebagai perbandingan dan
rujukan seperti penelitian Abbas et al (2016), serta kontribusi input/ouput. Penilitian
dilakukan dengan mengelola data laporan keuangan masing-masing BUS. Studi ini
menganalisis dengan cara dua tahap, pertama perhitungan efisiensi variabel input dan
output bank syariah menggunakan metode analsisi DEA melalui aplikasi Banxia
Frontier Analyst series 4, dan kedua skor efisiensi diregresi pada variabel faktor
internal, faktor eksternal, dan persaingan pasar menggunakan metode analisis regresi
data panel melalui aplikasi Eviews 10. Berikut adalah hasil statistic deskriptif dalam
penelitian ini:
Tabel 5 Hasil Statistik Deskriptif Variabel
Variabel
Observasi
55
Efisiensi
55
ROA
55
LTA
55
GDP
55
HHI
Sumber: Eviews 10, data diolah (2021).
Min
10.90000
-10.77000
0.517406
4.900000
9.23E-05
Max
100.0000
13.60000
1.098881
5.300000
0.110145
Mean
91.69091
1.008182
0.665020
5.060000
0.016526
Std. deviation
16.30995
3.800142
0.086324
0.136897
0.028866
Berdasarkan tabel di atas menggambarkan efisiensi dengan jumlah observasi 55
sampel, terdapat nilai minimum sebesar 10,90 dan nilai maksimum sebesar 100 dari
tahun 2015-2019, dengan nilai rata-rata sebesar 91,69 dan standar deviasi yaitu 16,30.
Efisiensi merupakan variabel Y dan variabel utama dalam penelitian ini. Sedangkan,
ROA dengan observasi 55 sampel, terdapat nilai minimum -10,77 dan nilai maksimum
sebesar 13,6 dari tahun 2015-2019, dengan nilai rata-rata sebesar 1,008 dan standar
deviasi yaitu 3,80. LTA dengan jumlah observasi 55 sampel, terdapat nilai minimum
sebesar 0,51 dan nilai maksimum 1,09 dari tahun 2015-2019. Nilai rata-rata sebesar
0,66 dan standar deviasi yaitu 0,08. Produk domestik bruto (GDP) dari 55 sampel data
memiliki nilai minimum sebesar 4,90, dan nilia maksimum sebesar 5,30 dari tahun
2015-2019, diketahui nilai rata-rata 5,06 dengan nilai standar deviasi 0,13. Kemudian
HHI dengan jumlah sampel 55 data, memiliki nilai minimum 9,23 dengan nilai
maksimum sebesar 0,11 dari periode 2015-2019, diketahui memiliki rata-rata sebesar
9
Analisis Persaingan Pasar, Faktor Internal dan Eksternal Bank Terhadap Efesiensi Bank
Syariah di Indonesia
0,016 dengan standar deviasi sebesar 0,02. Berikut adalah untuk menjelaskan perolehan
nilai efisiensi setiap DMU (Nama BUS), terdapat rujukan penilaian untuk
menggambarkan DMU yang efisien dan tidak efisien, berikut adalah pengelompokan
peniliannya:
Tabel 6 Kategori Efisien dan Inefisien
Definition
Full Efficient
Intesity of Eficiency
1
Definition
The highest efficiency level of
100%
Not Effcient
<1
Not efficient less than 100%
Very Strong Expected
0.8-0,99
Inefficiency but still highly
expected to be efficient
Strong Expected
0,6-0,79
Inefficiency but still very likely
to be optimized
Passable Expected
0,4-0,59
Average inefficiency
Weak Efficient
0,2-0,39
Low inefficiency
Very Weak Efficient
0,0-0,19
Very inefficiency
Sumber: Modifikasi model kategori (Thomas & Deci, 2020 dalam Hikmah, 2020)
Tabel 7 Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Berdasarkan Tahun
Score
2015
2016
2017
100
55.4
59
Bank Bca Syariah
100
100
80.7
Bank Bjb Syariah
100
98.2
100
Bank Bni Syariah
100
100
86.2
Bank Bri Syariah
100
100
96.6
Bank Btpn Syariah
99.5
99.7
96.2
Bank Mega Syariah
100
100
100
Bank Muamalat
100
95.8
83.7
Bank Panin Syariah
100
97
87.6
Bank Syariah Bukopin
100
100
100
Bank Syariah Mandiri
93.2
100
100
Bank Victoria Syariah
Sumber: Banxia Frontier Analyst series 4, data diolah (2021).
NAMA BUS
2018
68.1
92.6
97.8
90.4
100
98.3
80.8
89.8
100
99.8
98
2019
54.7
100
96.9
100
100
100
81.5
100
99.7
100
100
Tabel 8 Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah
Berdasarkan Input/Output Tahun 2015-2019
Nama Bank
Bank Bca Syariah
Bank Bjb Syariah
Bank Bni Syariah
Bank Bri Syariah
Bank Btpn Syariah
Bank Mega Syariah
Bank Muamalat
Bank Panin Syariah
Bank Syariah Bukopin
Bank Syariah Mandiri
Bank Victoria Syariah
Rata-Rata
Score
99.5
96.3
88.5
84.0
100
100
91
100
97
86.4
100
94.8
Sumber: Banxia Frontier Analyst series 4, data diolah (2021).
10
Jurnal Al-Qardh, Vol.7, No.1, Juli 2022, hlm. 1-15
Gambar 2 Total Potensial Improvement
Sumber: Banxia Frontier Analyst seri 4, data diolah (2021).
Berdasarkan Tabel 7 menunjukan hasil estimasi penelitian DEA menggunakan
pendekatan intermediasi. Perbankan syariah yang dikatakan efisien dengan angka
100%. Pada tahun 2015 terdapat 9 bank syariah yang efisieni diantaranya Bank BCA
Syariah, Bank BJB Syariah, Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah, Bank BTPN
Syariah, Bank Muamalat, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin, dan Bank
Syariah Mandiri. Sedangkan, Bank Victoria Syariah dan Bank Mega Syariah tidak
dikatakan efisiensi meskipun memiliki skor 99,5% dan 93,2%. Begitu juga pada tahun
2016 terdapat 6 bank syariah yang dikatan efisien, sedangkan bank syariah lainnya
dikatan tidak efisien, tahun 2017 terdapat 4 bank syariah yang dikatan efisien,bank
syariah yang liannya tidak dapat dikatan efisien, tahun 2018 terdapat 1 bank syariah
yang dikatan efisien, dan tahun 2019 terdapat 8 bank syariah yang dikatakan efisien.
Table 4.2 di atas menunjukan hasil analisis dari total 11 BUS, terdapat 4 BUS yang
dikatan efisien ialah Bank BTPN Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Panin Syariah,
Bank Victoria Syariah. Sedangkan, terdapat 7 BUS lainnya yang berada pada kondisi
<100% dengan kondisi non efficiency. Bank syariah tersebut adalah Bank BCA Syariah,
Bank BJB Syariah, Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah, Bank Muamalat, Bank
Syariah Bukopin, dan Bank Syariah Mandiri meskipun skor efisiensinya diantara 80%90%, meskipun termasuk kategori tidak efisien tetapi masih dapat diharapkan akan
efisien. Kesimpulannya total sebanyak 4 BUS dari sampel 11 BUS berada pada kondisi
100% dengan kondisi full efficiency, sedangkan rata tingkat efisiensi pada 11 BUS pada
tahun 2015-2019 menggunakan pendekatan intermediasi sebesar 94,8% dengan definisi
Very Strongh Expected. Berdasarkan Gambar 2 bahwa untuk mencapai tingkat efisiensi
optimal maka BUS harus mengurangi total aset tetap sebesar 58%, total DPK sebesar
13,96%, total biaya operasional sebesar 28,04% dari sisi input, sedangkan dari sisi
output total pembiayaan tidak perlu ditingkatkan.
Tahap selanjutnya melakukan regresi data panel. Regresi data panel adalah
perpaduan antara data time series dengan cross section, melihat kelebihan data panel
maka mempunyai keterlibatan yang tidak mewajibkan untuk melakukan uji asumsi
klasik yaitu multikolonearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan normalitas dalam
data panel 25 . Berdasarkan hasil dari kedua metode estimasi yaitu uji chow, dan uji
25Gujarati,
Damodar. (2012). Dasar-Dasar Ekonometrika Buku 2 Edisi 5. Jakarta: Penerbit Salemba.
11
Analisis Persaingan Pasar, Faktor Internal dan Eksternal Bank Terhadap Efesiensi Bank
Syariah di Indonesia
hausman, maka Fixed Effect Model (FEM) terpilih sebagai model estimasi regresi data
panel paling baik terkait objek penelitian ini, yaitu persaingan pasar, faktor internal dan
faktor eksternal terhadap efisiensi bank syariah di Indonesia tahun 2015-2019. Dengan
demikian, persamaan model regresi data panel dapat ditulis kembali, yakni:
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 104,1671 − 0,148234 + 0,548478 − 10,81948 − 101,5792 + 𝜇𝑖𝑡
Tabel 9 Uji Chow Test
Effect Test
Statistic
Cross-section F
4.801257
Sumber: Eviews 10, data diolah (2021)
d.f.
(24,96)
Prob.
0.0000
Tabel 10 Uji Hausman Test
Test Summary
Chi-Sq.Statistic
Cross-section random
23.525170
Sumber: Eviews 10, data diolah (2021)
Chi-Sq.d.f.
4
Prob.
0.0001
Berikut adalah hipotesis dari Uji Chow:
H0 = Common effect model (CEM) lebih baik dari fixed effext model (FEM)
H1 = Fixed effect model (FEM) lebih baik dari common effect model (CEM)
Apabila nilai cross section f < 0,05 maka menolak H0 dan menerima H1. Tetapi, apabila
nilai cross section f> 0,05 maka menerima H0 dan menolak H1.
Berikut adalah hipotesis dari Uji Hausman:
H0: Random effect model (REM) lebih baik dari fixed effect model (FEM)
H1: Fixed effect model (FEM) lebih baik dari common effect model (CEM)
Apabila nilai cross section random > 0,05 maka menerima H0 dan menolak H1. Tetapi,
apabila nilai cross section random < 0,05 maka menolak H0 dan menerima H1.
Berdasarkan hasil olah data menggunakan eviews 10 diketahui nilai cross section f
senilai 0,0000. Artinya, nilai cross section f < 0,05 maka hasil dari uji chow ialah
menolak H0 dan menerima H1, sehingga penelitian ini lebih baik menggunakan model
fixed effect model (FEM). Lalu, hasil olah data uji hausman menggunakan Eviews 10
diketahui nilai cross section random senilai 0,0001. Artinya, nilai cross section
random< 0,05 maka hasil dari uji hausman ialah menolak H0 dan menerima H1 sehingga
pada penelitian ini lebih baik menggunakan fixed effect model (FEM).
Tabel 11 Fixed Effect Model
Variabel
C
ROA
LTA
GDP
HHI
Coefficient
104.1671
-0.148234
0.548478
-10.81948
-101.5792
R-square
0.897265
Adjusted R-square
0.867300
S.E. of regression
2.058116
F-statistic
29.94425
Prob(F-statistic)
0.000000
Sumber: Eviews 10, data diolah (2021)
Std.Error
6.156385
0.028795
1.109978
1.657923
4.345695
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
t-Statistic
16.92018
-5.147940
0.494134
-6.525921
-23.37466
Prob.
0.0000
0.0000
0.6223
0.0000
0.0000
204.6722
98.11759
406.6408
2.316896
12
Jurnal Al-Qardh, Vol.7, No.1, Juli 2022, hlm. 1-15
Berdasarkan hasil analisis regresi data panel yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa ROA mememiliki pengaruh signifikan dan negatif terhadap efisiensi bank
syariah. Karena berdasarkan rasio NPF dan tingkat persentase FDR nya. NPF adalah
tingkat pembiayaan bermasalah, dan batas normal NPF tidak boleh lebih dari 5%.
Artinya, semakin besar persentase gagal bayar, profit yang didapat oleh bank syariah
menurun. Pertumbuhan NPF bank syariah mengalami fluktuasi seiring bertambahnya
waktu. Tetapi, dalam tahun-tahun tertentu persentase NPF melebihi batas normal yang
telah di tentukan. Seperti, Bank BJB Syariah tahun 2015-2017, Bank BRI Syariah
Tahun 2017-2019, Muamalat Tahun 2015 dan 2019, Bank Panin Syariah tahun 2017,
Bank Syariah Bukopin tahun 2016-2019, Bank Syariah Mandiri tahun 2015, dan
terakhir Bank Victoria Syariah tahun 2015-2016. Hal ini, mengambarkan bahwa di
tahun-tahun tersebut porsi pembiyaan yang bermasalah cukup besar sehingga dapat
mempengaruhi profitabilitas bank syariah. Sedangkan, FDR adalah besarnya jumlah
pembiyaan yang disalurkan oleh bank. Batas normalnya tidak boleh lebih dari 100%
jika melebihi maka terlalu banyak pembiayaan yang disalurkan dan berisiko, dan tidak
boleh kurang dari 65% jika kurang dari itu maka bank tidak efektif menyalurkan
dananya. Pertumbuhannya juga mengalami fluktuasi seiring bertambahnya waktu.
Tetapi, terdapat bank di periode tertentu persentase FDR nya melebihi batas yang di
tentukan. Seperti, Bank BJB Syariah tahun 2015 FDR nya 104,75% dan Bank Victoria
Syariah tahun 2016 FDR nya 100,66%. Maksudnya, Bank Syariah tersebut efektif
dalam menyalurkan dana nya untuk meningkatkan profitabilitasnya namun tidak efisien
karena rendahnya kemampuan likuiditasnya di sebabkan adanya pinjaman yang
berpotensi gagal bayar. Begitu pula dengan bank-bank syariah di periode berikutnya
termasuk juga Bank BJB syariah dan Bank Victorian Syariah, dimana persentase FDR
di bawah seratus persen mengambarkan bahwa bank-bank tersebut masih memiliki
potensi untuk bertumbuh karena memiliki deposit yang besar dan tinggal melakukan
pencarian untuk pinjaman yang disalurkan dalam bentuk pembiyaan. Hal ini, di dukung
oleh penelitian Abbas et al (2016), Garcia (2012), dan Mesa et al (2013).
LTA menunjukan tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi bank syariah.
Hal ini, mungkin dikarenakan jumlah pembiyaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
lain jadi tidak semerta-merta mempengaruhi efisiensi. Selanjutnya, GDP menunjukan
hasil yang signifikan dan negatif terhadap efisiensi bank syariah. Hal ini, dikarenakan
adanya pengaruh dari kebijakan bank sentral atas tingkat suku bunga terhadap inflasi.
Ini, di dukung oleh penelitian lain seperti Andries (2011), Frimpong et al (2014),
Maserto (2014), dan data pertumbuhan inflasi dan suku bunga Indonesia yang di sajikan
di Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2015-2019. HHI atau konsentrasi pasar hasil
unji analisisnya menunjukan signifikan dan negatif terhadap efisiensi bank syariah. Hal
ini, sejalan dengan hasil dari penelitian Abba et al (2016).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa secara parsial, variabel
yang hubungan secara statistik signifikan terhadap efisiensi bank syariah di Indonesia
adalah ROA, GDP, dan HHI, Sedangkan variabel LTA tidak signifikan terhadap
efisiensi bank syariah. Lalu, secara simultan dapat di simpulkan bahwa variabel ROA,
LTA, GDP, dan HHI memiliki hubungan secara signifikan terhadap efisiensi bank
syariah di Indonesia. Dengan demikian, profitabilitas memiliki hubungan negatif karena
bank umum syariah terdapat bank syariah kecil yang pendapatannya mengandalkan
pembiayaan, hal ini berbeda dengan bank-bank syariah besar yang pendapatannya tidak
hanya dari pembiyaan, melaikan dari produk-produk syariah lainnya yang mereka
13
Analisis Persaingan Pasar, Faktor Internal dan Eksternal Bank Terhadap Efesiensi Bank
Syariah di Indonesia
tawarkan kepada nasabahnya. Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan negatif,
karena adanya pengaruh dari kebijakan bank sentral atas tingkat suku bunga terhadap
inflasi Persaingan pasar memiliki hubungan negatif terhadap efisiensi dimana
menggambarkan struktur pasar oligopoli dimana persaingan kelihatan tampak di
industri perbankan syariah.
Daftar pustaka
Abbas, M., Azid, T., & Azrin, M. (2016). Efiiciency, Effectiveness and performance profile of
Islamic and conventional banks in Pakistan. Humanomic 32 (1) , 2-18.
Andhyka, B., Nisa, C., & Puwoko, B. (2017). Penggunaan Buku dan Kepemilikan dalam
Menganalisis Efisiensi Perbankan di Indonesia. Al Tirajah 3(2) , 1-22.
Andries, A. (2011). The Determinants of Bank Efficiency and Productivitiy Growth in the
Central and Eastern European Banking System. Eastern European Economic, 49 (6) , 3859.
Ascarya, & Yumanita. (2007). Comparing the Efficiency of Islamic Banks in Malaysia and
Indonesia. IIUM International COnference on Islamic Banking and FInance (IICiBF):
Research and Development: The BRidge between Ideals and Realities (pp. -). Kuala
Lumpur: IIUM.
Bank BCA. (2020, 09 22). Laporan Tahunan. Retrieved 09 22, 2020, from bcasyariah.co.id:
http://bcasyariah.co.id/annual-report
Bank BNI. (2020, 09 21). Laporan Tahunan. Retrieved 09 21, 2020, from Bnisyariah.co.id:
https://www.bnisyariah.co.id/id-id/
Bank BRI. (2020, 09 22). Laporan Tahunan. Retrieved 09 22, 2020, from Brisyariah.co.id:
https://www.brisyariah.co.id/
Bank BTN. (2020, 09 22). Laporan Perusahaan. Retrieved 09 22, 2020, from
Bankbtnsyariah.co.id: https://www.brisyariah.co.id/
Bank BTPN. (2020, 09 22). Laporan Tahunan. Retrieved 09 22, 2020, from btpnsyariah.com:
http://btpnsyariah.co.id/annual-report
Bank Bukopin. (2020, 09 22). Laporan Keuangan. Retrieved 09 22, 2020, from
Syariahbukopin.co.id: http://syariahbukopin.co.id/annual-report
Bank Indonesia. (2020, 09 22). Retrieved 09 2020, 2020, from http://bi.go.id
Bank Mandiri. (2020, 09 21). Laporan Tahunan. Retrieved 09 21, 2020, from
MandirisiSyariah.co.id: https://www.mandirisyariah.co.id/
Bank Mega. (2020, 09 22). Laporan Tahunan. Retrieved 09 22, 2020, from Megasyariah.co.id:
http://megasyariah.co.id/
Bank Muamalat. (2020, 09 22). Laporan Tahunan. Retrieved 09 22, 2020, from
BankMuamalat.co.id:
https://www.bankmuamalat.co.id/hubungan-investor/laporantahunan
BJB Syariah. (2020, 09 22). Annual Report. Retrieved 09 22, 2020, from bjbsyariah.co.id:
http://bjbsyariah.co.id/annual-report
Cadra, S., & Yulianto, A. (2015). Analisis Rasio Keuangan Terhadap Tingkat Efisiensi Bank
Umum Syariah (Two Stage SFA. Accounting Analysis Journal 4 (4) , 6.
Fatmawati, R., & Aji, T. (2018). Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap
Efisiensi Bank Umum Konvensional di Indonesia Periode 2012-2016 dengan
Menggunakan Two Stage Data Envelopment Analysis. Jurnal Ilmu Manajemen 6(4) ,
367-375.
Frimpong, K., Gan, C., & Hu, B. (2014). Cost Efficiency of Ghana's Banking Industry: A Panel
Data Analysis. The International Journal of Business and Finance Research 8(2) , 69-86.
Garcia, J. (2012). Determinants of Bank Efficiency in Mexico: a two-stage analysis. Bristol:
Center for Global Finance , 1-30.
Gujarati, D. (2012). Dasar-Dasar Ekonometrika Buku 2 Edsi 5. Jakarta: Salemba.
14
Jurnal Al-Qardh, Vol.7, No.1, Juli 2022, hlm. 1-15
Hadad, M., Santoso, W., Mardanugraha, E., & Ilyas, D. (2003). Analisis Efisiensi Industri
Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Non-Parametrik Data Envelopment Analuysis
(DEA). Working Paper Series Bank Indonesia , -.
Hikmah, I. (2020). Analisis Tingkat Efisiensi Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) di Indonesia.
Surabaya: Universitas Airlangga.
Huri, M., & Susilowati, I. (2004). Pengukuran Efisiensi Realtif Emiten Perbankan dengan
Metode Data Envelopment Analysis (Studi Kasus: Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta Tahun 2002). Jurnal Dinamika Pembangunan 1(2) , 95-110.
Ismail, F., Majid, M., & Ab-Rahim, R. (2013). Efficiency of Islamic and Conventional Banks in
Malaysia. Journal of Financial Reporting and Accounting 11(1) , 92-107.
Marsondang, A., Purwanto, B., & Mulyati, H. (2019). Pengukuran Efisiensi Serta Analisis
Faktor Internal dan Faktor Eksternal Bank yang Mempengaruhinya. Jurnal Manajemen
Organisasi 10 (1) , 48-62.
Martono. (2004). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonisia.
Mokhtar, H., Abdullah, N., & Alhabshi, S. (2008). Efficiency and Competition of Islamic
Banking in Malaysia. Humanomics 24 (1) , 28-48.
Muljawan, D., Hafidz, J., Astuti, R., & Oktapiani, R. (2014, 2 -). Faktor-Faktor Penentu
Efisiensi Perbankan Indonesia serta Dampaknya Terhadap Perhitungan Suku Bunga
Kredit. Working Paper Bank Indonesia , pp. -.
Naylah, M. (2010). Pengaruh Struktur Pasar Terhadap Kinerja Industri Perbankan Indonesia.
Semarang: Universitas Diponegoro.
OJK. (1, 10 2020). Statistik Perbankan Syariah - Juli 2020. Retrieved 10 2020, 1, from
OJK.go.id: https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/statistik-perbankansyariah/Pages/Statistik-Perbankan-Syariah---Juli-2020.aspx
Othman, F., Mohd-Zamil, N., Rasid, S., Vakilbashi, A., & Mokhber, M. (2016). Data
Envelopment Analysis: A Tool of Measuring Efficiency in Banking Sector. International
Journal of Economics and Financial Issues 6 (3) , 911-916.
Rabbaniyah, L., & Afandi, A. (2019). Analisis Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia:
Metode Stochastic Frontier Analysis. Conference on Islamic Management Accounting
and Economics (pp. 200-211). -: CIMAE.
Sarmanu. (2004). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Statistika. Surabaya:
Airlangga University Press.
Suwignyo, A., & Musdholifah, M. (2019). Analisis Faktor Penentu efisiensi Bank Syariah di
Indonesia dengan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal
Ilmu Manajemen 7 (1) , 172-183.
15