[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

ANALISIS EKONOMI BASIS: SEKTORAL DAN SPASIAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

Ujian Akhir Semester EP 644 – Metode Analisis Pembangunan II. ANALISIS EKONOMI BASIS: SEKTORAL DAN SPASIAL PROVINSI SULAWESI TENGAH Willy Irawan 13/355251/PEK/18311 wirawan.willy@gmail.com Magister Ekonomika Pembangunan – FEB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 2014 I. PENDAHULUAN Adanya keterbatasan dalam pembangunan baik keterbatasan sumber daya maupun dana merupakan alasan pentingnya penentuan sektor ekonomi unggulan bagi Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Dalam kurun waktu selama 6 tahun yaitu dari tahun 1997 hingga 2003 rata-rata pertumbuhan PDRB Kota Palu hanya mencapai 2,19% sedikit di bawah pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 2,7%. Angka tersebut relatif kecil dibanding dengan Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara dengan periode waktu yang sama yaitu sebesar 6,13%. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi di Kota Palu harus dilakukan dengan prioritas tertentu, yaitu memprioritaskan sektor-sektor ekonomi unggulan. Sektor-sektor ini diharapkan akan mendorong bangkitnya sektor-sektor lain secara bertahap dan akan memberikan dampak positif bagi sektor perekonomian lainnya serta mampu menjadi penggerak seluruh sektor perekonomian yang ada di Kota Palu. Dalam penelitian ini, analisis sektor ekonomi unggulan di Kota Palu dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, antara lain analisis tipologi Klassen, location quatient dan shift-share. Perhitungan akan dilakukan dengan menggunakan variabel PDRB dan tenaga kerja. II. METODOLOGI PENELITIAN Analisis tipologi Klassen digunakan untuk melihat seberapa besar sektor tertentu memberikan kontribusi terhadap total kontribusi sektor-sektor yang ada dan juga untuk mengetahui sejauh mana tingkat pertumbuhan rata-rata sektor tersebut, analisis Location Quotient digunakan untuk menentukan kebasisan suatu sektor dan analisis shift-share digunakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber pertumbuhan regional dan untuk mengamati struktur perekonomian dan pergeserannya dengan cara menekankan pada pertumbuhan sektor di daerah dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkat daerah yang lebih tinggi atau nasional. Data yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah data PDRB Kota Palu atas dasar harga konstan Tahun 1993 menurut lapangan usaha Tahun 1993 – 2003 (jutaan rupiah), PDRB Indonesia atas dasar harga kosntan Tahun 1993, PDRB Provinsi Sulawesi Tengah atas dasar harga konstan Tahun 2000 – 2003 dan jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2000 – 2003. Sumber data dalam hal ini diperoleh dari dosen pengampu mata kuliah EP 644 Metode Analisis Pembangunan (Ibu Dr. Eny Sulistyaningrum, M.A). Kriteria yang ditetapkan dalam penentuan sektor ekonomi unggulan diturunkan menjadi indikator yang lebih terukur. Sektor ekonomi 1 Ujian Akhir Semester EP 644 – Metode Analisis Pembangunan unggulan di Kota Palu ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut: a. Merupakan sektor basis di Kota Palu yang memiliki tingkat pertumbuhan PDRB atau penyerapan tenaga kerja sebanding atau lebih tinggi daripada laju pertumbuhan sektor yang sama di kab/kota lain. Kebasisan suatu sektor ditentukan dengan menggunakan static location quotient (SLQ) dengan variabel PDRB atau variabel tenaga kerja, dimana sektor dikatakan basis jika nilai SLQi > 1. Dikatakan “tinggi” apabila nilai indikator suatu sektor di Kota Palu lebih tinggi dibandingkan nilai indikator sektor yang sama di kab/kota lain. Sesuai dengan ketersediaan data, maka yang dijadikan sebagai pembanding dalam hal ini adalah nilai PDB sektor yang sama di tingkat nasional (Indonesia). b. Merupakan sektor yang tumbuh lebih pesat di dalam lingkup nasional dan memiliki tingkat pertumbuhan PDRB atau penyerapan tenaga kerja yang relatif lebih tinggi dibandingkan sektor yang sama di tingkat nasional. Dalam penelitian ini, tingkat pertumbuhan sektor dalam lingkup wilayah referensi dilihat dari nilai proportional shift (PS), sedangkan keunggulan lokasional dilihat dari nilai differential shift (DS) dengan menggunakan variabel PDRB atau tenaga kerja. Jadi, indikator yang digunakan yaitu laju kontribusi rata-rata dan pertumbuhan rata-rata selama periode penelitian. Sektor yang dikategorikan sebagai sektor 2 ekonomi unggulan adalah sektor yang mempunyai nilai proportional shift dan differential shift positif (PS > 0 dan DS > 0). III. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. - Penentuan Sektor Ekonomi Unggulan dengan Pendekatan Analisis Location Quotient Menggunakan Variabel PDRB. Metode location quotient (LQ) digunakan untuk mengetahui keunggulan relatif Kota Palu dibandingkan dengan Nasional, yaitu dengan melihat perbandingan kontribusi sektoral terhadap total PDRB. Dengan metode ini, akan ditentukan sektor ekonomi unggulan yang perlu diprioritaskan untuk dikembangkan. Indikator yang digunakan dalam analisis ini adalah nilai static location quotient (SLQ). Sektor ekonomi unggulan adalah sektor yang memiliki nilai SLQ > 1. Sektor yang memiliki nilai SLQ > 1 menunjukan bahwa sektor tersebut merupakan sektor basis di Kota Palu, artinya selain dapat memenuhi kebutuhan di Kota Palu sendiri juga memiliki potensi ekspor ke wilayah lain dalam kegiatannya karena ada surplus pada sektor yang bersangkutan. Nilai SLQ masing-masing sektor dengan menggunakan variabel PDRB Indonesia sebagai wilayah acuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Nilai SLQ tiap- tiap sektor selama kurun waktu antara tahun 1997 - 2002 secara umum tidak mengalami perubahan yang berarti. Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan sektor-sektor yang ada di Kota Palu cenderung terjadi secara alami. Ujian Akhir Semester EP 644 – Metode Analisis Pembangunan 3 Tabel 1 Nilai SLQ per Sektor Kota Palu dengan Menggunakan Variabel PDRB Tahun 1997 - 2002 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdag., Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keu. Persewaan, & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa 1997 0.158 0.550 0.433 1.959 1.385 0.921 2.123 1.057 3.153 1998 0.177 0.511 0.445 1.841 1.628 0.974 2.200 1.240 2.840 1999 0.173 0.535 0.437 1.762 1.676 0.996 2.186 1.320 2.809 2000 0.175 0.540 0.438 1.709 1.672 1.000 2.095 1.314 2.851 2001 0.174 0.567 0.445 1.622 1.672 0.984 2.027 1.309 2.852 2002 0.171 0.572 0.452 1.599 1.664 0.982 1.982 1.271 2.882 Sumber: Hasil Analisis, 2014 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2002 terdapat 5 sektor yang memiliki nilai SLQ > 1 yaitu sektor listrik, gas dan air bersih dengan nilai 1.599, sektor bangunan dengan nilai 1.664, sektor pengangkutan dan telekomunikasi dengan nilai 1.982, sektor keuangan dan jasa perusahaan dengan nilai 1.271 dan sektor jasa-jasa dengan nilai 2.882. sektor jasa-jasa merupakan sektor dengan nilai SLQ paling tinggi sehingga dapat dikatakan bahwa sektor ini merupakan sektor utama di Kota Palu. Dengan kondisi ini dapat memberikan gambaran bahwa Kota Palu sebagai ibukota dari Provinsi Sulawesi Tengah adalah kota dengan fungsi utama sebagai pelayanan, suatu indikator yang menunjukkan bahwa kota ini adalah salah satu kota yang tumbuh cukup maju di Prov. Sulawesi Tengah. Sedangkan sektor pertanian, pertambangan dan penggalian dan industri pengolahan adalah sektor non basis yang berarti bahwa sekotr tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayah Kota Palu sehingga cenderung untuk melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan di sektorsektor tersebut. Khusus untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan nilai SLQ = 1 (0,98), hal ini dapat diinterpretasikan bahwa peranan sektor tersebut dapat melayani kebutuhan Kota Palu sendiri tanpa harus melakukan impor dan juga tidak melakukan ekspor. - Penentuan Sektor Ekonomi Unggulan dengan Pendekatan Analisis Shift-Share Menggunakan Variabel PDRB. Metode ini digunakan untuk mengamati struktur perekonomian dan pergeserannya dengan cara menekankan pada pertumbuhan sektor di Kota Palu dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkat nasional. Hasil analisis ini akan digunakan untuk menentukan sektor ekonomi unggulan yang perlu untuk diprioritaskan untuk dikembangkan. Indikator yang digunakan dalam analisis ini adalah nilai differential shift (DS), yaitu untuk mengukur kinerja sektor-sektor di wilayah Kota Palu terhadap sektor-sektor yang sama pada perekonomian di wilayah nasional, dan nilai proportional shift (PS) digunakan untuk melihat pertumbuhan sektor-sektor dalam lingkup nasional terhadap sektor yang sama di Kota Palu. Sektor ekonomi unggulan adalah sektor yang memiliki nilai DS dan PS positif. Hasil perhitungan shift-sahre sebagaimana diperlihatkan oleh tabel berikut: Ujian Akhir Semester EP 644 – Metode Analisis Pembangunan 4 Tabel 2 Hasil Perhitungan Shift-Share Kota Palu (Jutaan rupiah) Pertumbuhan (R) No rn 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Total 0.0027 0.0027 0.0027 0.0027 0.0027 0.0027 0.0027 0.0027 0.0027 rin 0.011 0.007 0.013 0.065 -0.049 -0.007 0.016 -0.041 0.009 rij 0.053 0.039 0.045 0.047 -0.001 0.026 0.023 0.011 0.015 Komponen Eij 11451.167 21301.500 47235.500 11361.833 41215.833 64935.833 63897.000 37487.500 111865.73 Nij 30.918 57.514 127.536 30.677 111.283 175.327 172.522 101.216 302.037 1109.03 rn - rin 0.008 0.004 0.010 0.063 -0.051 -0.010 0.013 -0.043 0.006 Mij 93.550 86.229 494.160 713.120 -2122.374 -651.649 836.409 -1619.486 693.431 -1476.610 rin - rij 0.042 0.032 0.032 -0.018 0.047 0.033 0.007 0.052 0.006 Cij 478.781 688.300 1497.623 -207.858 1955.128 2172.426 433.283 1944.064 710.569 9672.315 Sumber: Hasil Analisis, 2014 Keterangan: • Dij = Nij + Mij + Cij adalah Dampak nyata pertumbuhan ekonomi daerah: • Nij = Eij x rn adalah Pengaruh pertumbuhan ekonomi propinsi: • Nij = Eij x rn adalah Pengaruh pertumbuhan ekonomi propinsi. • Mij = Eij (rin – rn) adalah Pergeseran proporsional (proportional shift) atau pengaruh bauran industri: • Cij = Eij (rij – rin) adalah Pengaruh keunggulan kompetitif: Analisis:  Nilai Dij yang positif menunjukkan bahwa selama tahun 1997–2002 telah terjadi kenaikan kinerja perekonomian daerah sebesar Rp 9304.735 juta rupiah, dimana kenaikan tersebut dihasilkan oleh sebagian besar sektor perekonomian kecuali sektor 5 yaitu sektor bangunan karena memiliki nilai negatif. Sektor dengan nilai di atas rata-rata yang memperlihatkan bahwa sektor tersebut menunjukkan perkembangan yang baik secara berurutan adalah sektor industri, sektor jasa-jasa lainnya, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pengangkutan dan telekomunikasi.  Pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional terhadap pertumbuhan sektoral di Kota Palu (Nij) terlihat positif.  Pertumbuhan ekonomi sektoral (rij) sebagian besar tumbuh positif kecuali sektor 5, bagian ini menunjukkan kinerja dari masingmasing sektor di Kota Palu.  Sektor dengan nilai Cij negatif mengindikasikan bahwa sektor ekonomi tersebut mengalami penurunan competitiveness relatif terhadap sektor ekonomi di tingkat nasional, dalam hal ini adalah sektor 4 yaitu sektor listrik, gas dan air minum. - Analisis Tipologi Klassen Analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah. Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan per kapita sebagai Dij 603.248 832.042 2119.319 535.939 -55.964 1696.104 1442.214 425.794 1706.037 9304.735 Ujian Akhir Semester EP 644 – Metode Analisis Pembangunan sumbu horizontal, daerah yang diamati dapat dibagi dibagi menjadi empat klasifikasi, yaitu: daerah cepat-maju dan cepat-tumbuh (high growth and high income), daerah maju tapi tertekan (high income but low growth), daerah berkembang cepat (high growth but low income), dan daerah relatif tertinggal (low growth and low income) (Aswandi dan Kuncoro, 2002, Sjafrizal, 2008). Data rata-rata pertumbuhan dan rata-rata pendapatan diolah dari raw data yang diberikan, dengan hasil pengolahan data sebagai berikut: Tabel 3 Rata-Rata Pertumbuhan Penduduk dan Pendapatan Perkapita Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2000 – 2003 (Jutaan Rupiah) No Rata-Rata Pertumbuhan 0,052947119 0,06288391 0,068543577 0,023057418 0,050892983 0,060294017 0,064687279 0,04665613 0,033176642 0,056673314 Kabupaten/Kota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Banggai Kepulauan Banggai Morowali Poso Donggala Toli-toli Buol Parigi Moutong Tojo Una-Una Palu PDRB Per Kapita 900.939,3194 1.265.067,629 1.552.330,603 1.373.774,506 1.130.064,634 1.191.634,39 1.030.407,535 1.171.520,141 1.080.676,973 1.598.440,853 Sumber: Hasil analisis, 2014 Hasil plot kedua variabel tersebut kedalam scattergram adalah sebagai berikut: Gambar 1 Tipologi Klassen terhadap Kota dan Kab Di Provinsi Sulawesi Tengah Analisis Tipologi Klassen 0.07 7 Buol 6 Toli-toli 3 Morowali 2 Banggai 0.06 10 Palu Pertumbuhan 1 Banggai Kepulauan 0.05 5 Donggala 11 Rata-Rata 8 Parigi Moutong 0.04 9 Tojo Una-Una 0.03 4 Poso 0.02 1000000.00 1200000.00 1400000.00 PDRBPerKapita Sumber: Hasil analisis, 2014 1600000.00 5 Ujian Akhir Semester EP 644 – Metode Analisis Pembangunan Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui bahwa Kota Palu berada pada kuadran daerah cepat tumbuh, bersama dengan Marowalli dan Banggal. Sedangkan wilayah yang berada pada kuadran daerah tertinggal relatif banyak yaitu Donggal, Parigi Moutong dan Tojo Una-Una. 6 VI. KESIMPULAN 1. Setelah melakukan serangkaian analisis dengan menggunakan Metode LQ dan shift share, maka hasil analisis tersebut dapat dirangkum dalam tabel berikut: Tabel 4 Hasil Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Berdasarkan Metode Location Quotient dan Shift Share No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sektor LQ Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Bank dan Lembaga Keuangan Jasa-Jasa Lainnya Shift share √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Total 0 0 1 1 1 2 2 1 2 Sumber: Hasil analisis, 2014 Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 3 sektor yang memiliki keunggulan dibanding dengan sektor lainnya, yaitu Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Pengangkutan dan Telekomunikasi dan Sektor Jasa-Jasa Lainnya. Hasil analisis tersebut dinilai cukup relevan dengan visi pembangunan Kota Palu sesuai dengan RPJMD Kota Palu Tahun 2010 – 2015 yaitu “Kota Teluk Berbasis Jasa Pariwisata, Industri dan Perdagangan Berwawasan Ekologis”. 2. Sedangkan Kota Palu berdasarkan analisis tiplogi klassen berada pada kuadran daerah cepat tumbuh, sehingga hasil analisis ini juga mendukung perwujudan visi dan misi tersebut. IV. DAFTAR PUSTAKA RPJMD Kota Palu Tahun 2007 – 2012, http://jdihkotapalu.info Richardson, H, W. 1977. Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Regional (terjemahan Paul Sitohang). Jakarta: LPFE Universitas Indonesia. Widodo, Tri. 2006. Perencanaan Pembangunan: Aplikasi Komputer (Era Otonomi Daerah). UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategik, dan Peluang. Erlangga. Jakarta.