1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pemilihan strategi pembelajaran dalam proses pembelajaran perlu
dipertimbangkan karena berpengaruh dalam penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran yang diajarkan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Guru
dituntut mampu memilih strategi yang dapat membelajarkan siswa melalui proses
pengajaran yang dilaksanakan agar pengajaran dapat tercapai secara efektif dan
hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan. Interaksi belajar mengajar yang baik
terjadi apabila guru tidak mendominasi kegiatan, tetapi membantu menciptakan
kondisi yang kondusif serta memberikan motivasi dan bimbingan agar siswa dapat
mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh karena
itu dalam pembelajaran, faktor keaktifan merupakan subjek belajar yang sangat
menentukan.
Pada pelaksanaan pembelajaran biologi, dapat ditemukan guru melakukan
pengajaran dengan model satu arah. Guru cenderung memberikan informasi
tentang pengetahuan biologi. Pengajaran seperti itu menyebabkan siswa tidak
termotivasi belajar biologi. Belajar dengan model siswa hanya menerima
informasi kurang bermakna bagi siswa. Hal ini mengakibatkan siswa mudah lupa
karena hanya sebagai pendengar pasif dan tidak merangsang daya pikir siswa.
Siswa tidak terlatih untuk mengembangkan kemampuan berpikir yaitu menguasai
konsep materi, menganalisis masalah, dan menyimpulkannya. Banyak siswa yang
2
menganggap biologi sebagai pelajaran hafalan, siswa tidak dapat melihat
hubungan antar materi pelajaran yang telah dipelajari dengan materi berikutnya.
Mereka
harus
mengingat-ingat
informasi
atau
penjelasan
guru
dan
menceritakannya kembali pada waktu ulangan atau ujian. Sehingga hal tersebut
berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa (Rustaman, dkk., 2003:2).
Kurangnya pengakuan dan penghargaan terhadap perbedaan individu
siswa, pembelajaran yang kurang dapat menumbuhkan kesadaran akan makna
belajar, dan pembelajaran yang masih bersifat teacher centered merupakan factorfaktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa (Marpaung, 2001:2).
Selain itu, faktor penyebab mengapa hasil belajar rendah dan belum memuaskan,
yaitu dalam proses pembelajaran pendidikan kecakapan hidup siswa khususnya
kecakapan perseorangan dan kecakapan sosial jarang dilatih dan jika dilatih hanya
tarafnya sedikit (Jalmo, 2006:1).
Masalah yang sama dapat terlihat pada hasil belajar biologi di SMA Negeri 7
Medan. SMA Negeri 7 Medan memiliki jumlah kelas XI sebanyak 8 kelas,
dengan kelas IPA sebanyak 5 kelas. Rendahnya hasil belajar kognitif, dapat
dilihat berdasarkan nilai rata-rata hasil tes ulangan harian siswa pada pokok
bahasan sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan yaitu 59. Rata-rata
nilai tersebut masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah
yaitu 65. Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat pemahaman siswa
terhadap materi tersebut. Nilai Rata-rata Ulangan Harian Semester II dari
Beberapa Pokok Bahasan Biologi Kelas XI IA Tahun Pelajaran 2009/2010 di
SMA Negeri 7 Medan dapat dilihat pada Tabel 1.1.
3
Tabel 1.1. Nilai Rata-rata Ulangan Harian Semester II dari Beberapa Pokok Bahasan
Biologi Kelas XI IA Tahun Pelajaran 2009/2010 di SMA Negeri 7 Medan
Pokok Bahasan
Nilai Rata-rata
Sistem Pencernaan Makanan
59
Sistem Pernapasan
67
Sistem Ekskresi
65
Sistem Regulasi Pada Manusia
65
Sistem Reproduksi
70
Sumber: Data Nilai Siswa
Dari hasil pengamatan di SMA Negeri 7 Medan kecakapan sosial siswa
kurang terlatih, ini dilihat dari proses pembelajaran yang umumnya dilakukan
siswa kurang untuk bertanya, menjawab, apalagi untuk menyampaikan ide-ide.
Siswa kurang terampil dalam mengomunikasikan konsep dan fakta-fakta biologi
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam kelas di mana diskusi
kelas hanya didominasi oleh 3-4 orang siswa, sedangkan yang lainnya cenderung
berlaku multiple D (Datang, Duduk, Dengar, Diam). Siswa sulit bekerja sama
dalam kelompok dan cenderung bersifat individualis, hal ini dibuktikan dengan
didominasinya kegiatan kelompok oleh 1-2 orang siswa.
Kecakapan sosial diperlukan dalam kehidupan karena dalam kehidupan
sehari-hari tidak lepas dari berhubungan dengan sesama manusia dan penuh
dengan problema kehidupan. Kecakapan sosial harus dimiliki setiap siswa,
sehingga siswa butuh pengalaman belajar dan partisipasi aktif dalam kelompok
kecil yang membantu belajar keterampilan sosial penting, mengembangkan sikap
demokratis. Adanya kecakapan sosial dalam diri siswa diharapkan bermanfaat
bagi perkembangan dan pertumbuhan institusi-institusi masyarakat, seperti
keluarga, kelompok masyarakat, dan pendidikan (Padil, 2009).
4
Bertolak pada permasalahan yang muncul dari berbagai aktivitas
pembelajaran di atas, maka perlu adanya kegiatan pembelajaran yang disajikan
dengan cara mendorong keaktifan, mampu meningkatkan solidaritas, dan
mengoptimalkan keterlibatan siswa. Dengan belajar aktif, melalui partisipasi
dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu
kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif sehingga akan
membentuk life skill sebagai bekal hidup dan penghidupannya (Erman, 2010:1).
Penelitian ini akan mengkaji pengaruh strategi pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan menggunakan peta konsep.
STAD dikembangkan oleh Robert Slavin merupakan strategi pembelajaran
kooperatif yang sederhana, mudah diterapkan dalam pembelajaran pada umumnya
dan cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran
kooperatif. Kelebihan dari strategi ini adalah mendorong siswa berdiskusi, saling
bantu menyelesaikan tugas, menguasai dan pada akhirnya menerapkan
keterampilan yang diberikan. Siswa menjadi lebih bertanggung jawab baik secara
individu maupun secara kelompok, dalam diri siswa terbentuk sikap
kebergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok menjadi lebih optimal.
Melalui pembelajaran kooperatif ini siswa belajar untuk memiliki suatu
kecakapan hidup seperti yang dicanangkan dalam KTSP yaitu kecakapan sosial
(Anam, 2000:1).
5
Strategi pembelajaran STAD menitikberatkan pada pengelompokkan
siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda ke dalam kelompokkelompok kecil sehingga siswa dapat saling bantu antar anggota dalam
kelompoknya untuk mencapai kemajuan kelompok. Kepada siswa diajarkan
keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dalam
kelompok, seperti menjelaskan kepada teman sekelompoknya, menghargai
pendapat teman, berdiskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang
lebih lemah. Strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menciptakan
interaksi yang saling asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru
dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Siswa lebih mudah menemukan serta
memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan
masalah-masalah yang dihadapi dengan teman-temannya (Nurhadi dan Senduk,
2003:60).
Selain itu untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
biologi adalah dengan menggunakan peta konsep. Cara belajar menggunakan
bantuan peta konsep merupakan cara untuk meningkatkan hasil belajar (Nakhleh,
1996). Dalam pembelajaran dengan peta konsep, siswa dapat membangun
hubungan antar konsep-konsep materi pokok, secara individu maupun kelompok.
Siswa akan selalu terpacu untuk menemukan hubungan antara konsep-konsep, di
tiap tingkatan, dari yang paling umum hingga tingkat yang paling spesifik.
Dengan peta konsep, siswa membangun pemahaman mereka secara konseptual,
sehingga dapat meraih hasil belajar kognitif yang lebih tinggi dalam pembelajaran
yang bermakna (Corebima, 2007). Siswa dapat memahami pembelajaran lebih
6
mudah karena di dalam pembuatan peta konsep terjadi pengulangan, adanya
hubungan (asosiasi), intensitas dan keterlibatan langsung setiap individu.
Pembelajaran dengan peta konsep memberikan kemudahan memahami satu materi
dengan pola dan gaya tersendiri yang dimiliki oleh setiap siswa. Peta konsep
dapat menunjukkan secara visual berbagai cara yang dapat ditempuh dalam
menghubungkan pengertian konsep di dalam permasalahannya, sehingga terjadi
keterkaitan antara konsep dalam bentuk proposisi (Supriono, 2008:88).
Jamiah (2007:49) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif model
STAD dan penyusunan peta konsep, ternyata efektif dapat meningkatkan nalar
matematika pada mahasiswa. Kemudian Supriono (2008:88) melaporkan bahwa
model pembelajaran kooperatif peta konsep dapat meningkatkan motivasi dan
hasil belajar siswa. Sedangkan Suwarna (2009:184) menyimpulkan bahwa siswa
dengan kemampuan memori tinggi dan rendah pada pembelajaran metode STAD
melalui teknik peta konsep lebih baik dibandingkan dengan teknik puzzle terhadap
prestasi belajar.Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti berpendapat perlu
untuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh strategi pembelajaran kooperatif
tipe STAD dengan menggunakan peta konsep terhadap hasil belajar biologi dan
kecakapan sosial siswa SMA Negeri 7 Medan.
7
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah yang ditemukan, yaitu: (1) rendahnya hasil belajar
biologi siswa terutama pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia dan
hewan; (2) siswa cenderung menghafalkan konsep biologi seperti apa yang
tertuang dalam buku tanpa paham maksud konsep tersebut; (3) strategi
pembelajaran yang masih berpusat pada guru mengakibatkan siswa menjadi pasif
dan kurang terampil berkomunikasi dalam kegiatan belajar mengajar di dalam
kelas; (4) siswa kurang terampil dalam mengomunikasikan konsep dan fakta-fakta
biologi; (5) siswa sulit bekerja sama dalam kelompok dan cenderung bersifat
individualis; dan (6) siswa kurang termotivasi di dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas.
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka perlu pembatasan masalah
agar penelitian lebih efektif dan efisisen, yaitu : (1) pembelajaran yang digunakan
dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
menggunakan peta konsep, dan strategi pembelajaran tradisional; (2) materi
pelajaran biologi berdasarkan kurikulum KTSP 2006 pada kelas XI semester
genap yaitu sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan; (3) hasil
belajar siswa yang diukur adalah pada ranah kognitif; dan (4) kecakapan sosial
siswa yang diukur adalah kecakapan komunikasi dan kecakapan bekerjasama.
8
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1.
Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan peta konsep di kelas XI
SMAN 7 Medan?
2.
Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kooperatif tipe STAD
dan peta konsep di kelas XI SMAN 7 Medan?
3.
Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran tradisional
di kelas XI SMAN 7 Medan?
4.
Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan peta
konsep dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dan peta konsep
di kelas XI SMAN 7 Medan?
5.
Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan peta
konsep dengan pembelajaran tradisional di kelas XI SMAN 7 Medan?
6.
Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dan peta konsep dengan
pembelajaran tradisional di kelas XI SMAN 7 Medan?
7.
Apakah terdapat perbedaan kecakapan sosial siswa yang dibelajarkan dengan
strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan peta konsep di kelas XI
SMAN 7 Medan?
9
8.
Apakah terdapat perbedaan kecakapan sosial siswa yang dibelajarkan dengan
strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kooperatif tipe STAD
dan peta konsep di kelas XI SMAN 7 Medan?
9.
Apakah terdapat perbedaan kecakapan sosial siswa yang dibelajarkan dengan
strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran tradisional
di kelas XI SMAN 7 Medan?
10. Apakah terdapat perbedaan kecakapan sosial siswa yang dibelajarkan dengan
peta konsep dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dan peta
konsep di kelas XI SMAN 7 Medan?
11. Apakah terdapat perbedaan kecakapan sosial siswa yang dibelajarkan dengan
peta konsep dengan pembelajaran tradisional di kelas XI SMAN 7 Medan?
12. Apakah terdapat perbedaan kecakapan sosial siswa yang dibelajarkan dengan
strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dan peta konsep dengan
pembelajaran tradisional di kelas XI SMAN 7 Medan?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1.
Perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan peta konsep di kelas XI SMAN 7 Medan.
2.
Perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan kooperatif tipe STAD dan peta konsep di kelas
XI SMAN 7 Medan.
10
3.
Perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran tradisional di kelas XI SMAN 7
Medan.
4.
Perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan peta konsep dengan
strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dan peta konsep di kelas XI
SMAN 7 Medan.
5.
Perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan peta konsep dengan
pembelajaran tradisional di kelas XI SMAN 7 Medan.
6.
Perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan peta konsep dengan pembelajaran tradisional di
kelas XI SMAN 7 Medan.
7.
Perbedaan kecakapan sosial siswa yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan peta konsep di kelas XI SMAN 7
Medan.
8.
Perbedaan kecakapan sosial siswa yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kooperatif tipe STAD dan peta
konsep di kelas XI SMAN 7 Medan.
9.
Perbedaan kecakapan sosial siswa yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran tradisional di kelas
XI SMAN 7 Medan.
10. Perbedaan kecakapan sosial siswa yang dibelajarkan dengan peta konsep
dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dan peta konsep di kelas
XI SMAN 7 Medan.
11
11. Perbedaan kecakapan sosial siswa yang dibelajarkan dengan peta konsep
dengan pembelajaran tradisional di kelas XI SMAN 7 Medan.
12. Perbedaan kecakapan sosial siswa yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan peta konsep dengan pembelajaran
tradisional di kelas XI SMAN 7 Medan.
1.6. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah
pemikiran untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam mendukung teori-teori
yang telah ada berhubungan dengan strategi pembelajaran kooperatif dan peta
konsep. Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
masukan kepada guru biologi agar lebih mencermati dalam menentukan strategi
pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Hasil
penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai landasan empirik sebagai acuan bagi
peneliti berikutnya.