[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
KAJIAN SISTEM JARINGAN JALAN DI WILAYAH KOTA PEKANBARU Arif Manotar Panjaitan1 dan Zulkarnain A.Muis2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email: Arifmanotar_civil@yahoo.co.id 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email: Mjrayazam@yahoo.com ABSTRAK Jalan merupakan prasarana transportasi yang penting buat pendukung kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan. Evaluasi sistem jaringan jalan dilakukan guna menyelaraskan pertumbuhan penduduk dengan prasarana yang ada sehingga tidak menimbulkan konflik lalulintas dan bisa membentuk jaringan jalan yang berstandar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja jaringan jalan di Kota Pekanbaru yang dilakukan dengan 2 cara yaitu menggunakan Indeks Prasarana Jalan (IPJ) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Indeks prasarana jalan menggunakan empat variabel yang juga merupakan indikator penilaian yaitu Ketersediaan Prasarana Jalan (Ktj), Kinerja Jaringan Jalan (Knj), Beban Lalulintas (Bln) dan Pelayanan Prasarana Jalan (Pyp). Sedangkan SPM ditinjau dari Indeks Aksesibilitas dan Indeks Mobilitas. Hasil nilai (skor) IPJ dan SPM akan dibandingkan dengan beberapa wilayah. Hasil penelitian menunjukkan skor IPJ Kota Pekanbaru tahun 2010 (6,63) dikatakan baik berdasarkan nilai minimum nasional (6,00) dan nilai rata-rata nasional (5,68). Sistem jaringan jalan Kota Pekanbaru lebih baik dibandingkan Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang. SPM Kota Pekanbaru untuk indeks aksesbilitas sudah memenuhi syarat (4,08>1,50) dan indeks mobilitas masih dibawah syarat yang ada (2,87<5,00). Kata Kunci : Sistem Jaringan Jalan, Indeks Prasarana Jalan (IPJ), Standar Pelayanan Minimal (SPM). ABSTRACT Road is an important transportation facilities for human life, especially for economy, social culture, political and maintain the safety. The evaluation system of road was done to balance human life by the facilities so it can not conflict on traffic and will form the network of road standardization. This research aims to know the road network performances in Pekanbaru city by use two ways called Road Facilities Index (IPJ) and Minimum Service Standard (SPM). Road facilities index is use four variables and also indicator called Road Facilities Available (Ktj), Road Network Performance (Knj), Traffic Load (Bln) and Road Serviceability (Pyp). The SPM reviewed from Accessibility Index and Mobility Index. The result (scores) of IPJ and SPM will compare with several regions. This research result showed the IPJ score for Pekanbaru city on 2010 equals to 6,63 (good category) based on national minimum score is 6.00 and national average score is 5.68. The road system of Pekanbaru city is better than Padangsidimpuan city, Serang city and Pandegelang city. For index accessibility, SPM in Pekanbaru city already qualify (4,08>1,50) and mobility index still below of requirement (2,87<5,00). Keywords : Road network system, Road Facilities Index (IPJ), Minimum Service Standard (SPM) 1. PENDAHULUAN Pertambahan penduduk mempengaruhi perkembangan suatu kota. Hal ini mempengaruhi terjadinya perubahan fisik dari kota tersebut dan penggunaan lahan. Pertambahan penduduk juga berakibat terhadap bertambahnya jumlah pergerakan. Salah satu faktor penting untuk mencukupi kebutuhan penduduk dalam suatu kota adalah adanya sistem transportasi yang baik. Untuk menunjang sistem transportasi yang baik terutama transportasi darat, diperlukan sebuah jaringan jalan yang baik. Menurut UU No.38 Tahun 2004 jalan sebagai prasarana transportasi mempunyai peranan penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Kemudahan dalam melakukan perjalanan tergantung dari kualitas pelayanan sistem transportasi yang tersedia pada suatu kota (Wibowo, 2008). Kota Pekanbaru memiliki luas daerah 632,26 km2 dan jumlah penduduk 897.767 jiwa dengan jumlah kepadatan penduduk 1.419,9 jiwa/km². Pekanbaru memiliki 12 kecamatan dan 58 kelurahan. Pekanbaru memiliki jaringan jalan yang menghubungkan satu tempat ketempat lain. Jaringan jalan yang ada pada saat ini tidak lagi mencukupi kalau dilihat secara langsung terutama pada saat jam-jam sibuk. Berbagai hal telah dilakukan oleh instansi pemerintahan. Diantaranya dengan adanya angkutan transportasi massal yang diberi nama trans metro. Angkutan ini melayani beberapa rute yang menghubungkan satu tempat atau kecamatan ke tempat atau kecamatan yang lain. Penyediaan trans metro ini bertujuan untuk menghindari kemacetan dibeberapa ruas jalan ataupun persimpangan yang sudah sering mengalami kemacetan. Peningkatan jumlah kendaraan juga meningkat di Kota Pekanbaru seiring bertambahnya jumlah penduduk dan tingginya taraf ekonomi masyarakat di Kota Pekanbaru. Hal ini tidak seiring dengan bertambahnya ruas jalan atau meningkatnya ruas jalan di Kota Pekanbaru. Karena tidak adanya keseimbangan ini, maka terjadilah masalah lalu lintas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja jaringan jalan di Kota Pekanbaru sesuai dengan indikator-indikator berdasarkan Indeks Prasarana Jalan (IPJ) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam mengidentifikasi efisiensi dan efektifitas jaringan jalan di Kota Pekanbaru. Definisi Jalan Berdasarkan UU No. 38 Tahun 2004 tentang jalan yang dimuat dalam pasal 1 ayat (4), jalan sebagai bagian prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Sistem Jaringan Jalan Berdasarkan UU No. 38 Tahun 2004 tentang jalan pasal 1 ayat (18), sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan hierarkis. Sistem jaringan jalan merupakan abstraksi dari fasilitas transportasi yang memiliki kedudukan penting, terutama jika dihubungkan dengan penggunaan lahan akan dapat membentuk suatu pola tata guna lahan yang pada gilirannya dapat mempengaruhi rencana fisik ruang kota, serta peranannya sebagai suatu sistem transportasi yaitu untuk menampung pergerakan manusia dan kendaraan (Mujihartono, 1996). Kinerja Jaringan Jalan Dalam usaha untuk pelayanan perkembangan kebutuhan ekonomi masyarakat perlu diakomodasi oleh sistem infrastruktur yang tepat bagi masing–masing tingkat perkembangan maupun potensi yang dimiliki disetiap satuan wilayah. Pemahaman mengenai kebutuhan dan efektivitas pelaksanaan program pembangunan infrastrukutur bidang Kimpraswil tersebut mutlak diperlukan agar lebih menghasilkan manfaat bukan sebaliknya. Terutama prasarana jalan yang memainkan peran penting sebagai prasarana distribusi lalulintas barang dan manusia maupun sebagai salah satu prasarana pembentuk struktur ruang wilayah (Maulina, 2007). Evaluasi kinerja jalan membutuhkan pengukuran yang mewakili kondisi jalan. Indeks ini adalah representatif tentang kinerja jaringan jalan sesuai dengan kinerja lain. Indikator jalan tersebut adalah (Santosa dan Joewono, 2005): 1. Ketersediaan jalan (Ktj) Merupakan rasio antara total panjang jalan dengan luas area. Ketersediaan jalan memiliki satuan km/km². 2. Kinerja jalan (knj) Merupakan rasio antara panjang jalan dalam kondisi stabil dengan total panjang jalan. Kinerja jalan tidak memiliki satuan km/km. 3. Beban lalu lintas (Bln) Merupakan rasio antara total panjang jalan dengan jumlah kendaraan (smp). Indikator ini memiliki satuan km/smp. 4. Pelayanan jalan (Pyp) Merupakan rasio antara total panjang jalan dengan jumlah penduduk di wilayah itu. Satuan indeks ini km/orang. 5. Indeks jalan (IPJ) Merupakan kombinasi empat rasio, yang dapat dihitung dalam beberapa kondisi sesuai dengan bobot rasio masing-masing. Indeks Prasarana Jalan (IPJ) IPJ merupakan alat/instrumen dalam kebijakan penanganan jalan dalam studi ini. Hasil dari IPJ tersebut adalah kebijakan penanganan jalan (identifikasi kebutuhan penanganan dan input bagi kebijakan alokasi dana) dimana sasarannya adalah ketersediaan prasarana jalan dan kemantapan prasarana jalan. Evaluasi kinerja jaringan jalan dihitung dengan suatu perhitungan yang mewakili kondisi suatu jalan. Evaluasi ini memunculkan suatu nilai kinerja yang disebut Indeks Prasarana Jalan (IPJ) yang merupakan hasil pembobotan nilai setiap variabel indikator berikut ini (PT. Reka Desindo Mandiri, 2004): 1. Ketersediaan jalan : panjang total jaringan jalan perluas wilayah (km/km2) dengan notasi Ktj. 2. Kinerja jaringan jalan : panjang jalan mantap pertotal panjang jaringan jalan (%) dengan notasi Knj. 3. Beban lalulintas : panjang total jaringan jalan per jumlah kendaraan (km/smp) dengan notasi Bln. 4. Pelayanan prasarana jalan : panjang total jaringan jalan per jumlah penduduk (km/orang) dengan notasi Pyp. Dalam studi ini terdapat beberapa metode/teknik yang ditelaah, yakni : 1. Metoda kualifikasi variabel / indikator 2. Metoda pembobotan variabel / indikator Rumusan indikator Indeks Prasarana Jalan (PT. Reka Desindo Mandiri, 2004) yang digunakan dalam studi ini adalah sebagai berikut : IPJ = a*skor (Ktj) + b*skor (Knj) + c*skor (Bln) +d*skor (Pyp) (1) Dimana : Skor : sebuah fungsi dari model kualifikasi variabel / indikator Ktj : variabel / indikator ketersediaan prasarana jalan Knj : variabel / indikator kinerja jaringan jalan Bln : variabel / indikator beban lalulintas jalan Pyp : variabel / indikator pelayanan prasarana jalan a : bobot tingkat kepentingan dari variabel Ktj b : bobot tingkat kepentingan dari variabel Knj c : bobot tingkat kepentingan dari variabel Bln d : bobot tingkat kepentingan dari variabel Pyp Dimensi dari setiap variabel Indeks Prasarana Jalan (IPJ) berbeda–beda, sehingga untuk menghitung IPJ dengan memakai rumusan di atas dilakukan kualifikasi terlebih dahulu terhadap nilai variabel tersebut (scoring). Dari hasil scoring diperoleh plaform penilaian yang sama diantara setiap variabel Indeks Prasarana Jalan (IPJ), sehingga akan dapat dilakukan proses pembobotan (weighting) terhadap variabel IPJ tersebut. Konteks indikator dalam studi ini merupakan rumusan susunan variabel yang dapat digunakan untuk mengindikasi kondisi dan kinerja penyelenggaraan prasarana jalan sehingga dapat dijadikan sebagai arahan dalam penyusunan kebijakan dan program penyelenggaraan jalan dimasa datang. Rata-rata skor IPJ Nasional=5,68 masih berada di bawah ambang nilai cukup secara psikologis, yakni rata-rata IPJ=6,00. Hasil interpretasi skor IPJ diaplikasikan dalam analisis kebijakan penanganan jalan (PT. Reka Desindo Mandiri, 2004): a. Indikasi kebutuhan program penanganan jalan dari skor IPJ yang ditunjukkan suatu wilayah dilakukan dengan kaidah: - Jika skor IPJ rendah (dibawah rata-rata pulau atau nasional), maka secara umum wilayah tersebut membutuhkan program penanganan jalan yang lebih ekstensif. - Jenis kebutuhan penangan jalan untuk suatu wilayah ditentukan oleh skor dari setiap variabel: skor Knj (% mantap) digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pemeliharaan/peningkatan jalan, sedangkan skor Ktj, Bln, Pyp untuk mengidentifikasi kebutuhan pembangunan jalan. Standar Pelayanan Minimal (SPM) SPM jalan didefinisikan sebagai ukuran teknis fisik jalan yang sesuai dengan kriteria teknis yang ditetapkan, yang harus dicapai oleh setiap jaringan jalan dan ruas-ruas jalan yang ada didalamnya, dalam kurun waktu yang ditentukan, melalui penyediaan prasarana jalan (Iskandar, 2011). Ada 3 (tiga) indikator sebagai kriteria SPM jaringan jalan: 1. Aksesbilitas Aksesbilitas adalah suatu ukuran kemudahan bagi pengguna jalan untuk mencapai suatu pusat kegiatan (PK) atau simpul-simpul kegiatan di dalam wilayah yang dilayani jalan. Dievaluasi dari keterhubungan antar pusat kegiatan oleh jalan dalam wilayah yang dilayani jalan dan diperhitungkan nilainya terhadap luas wilayah yang dilayani. 2. Mobilitas Mobilitas adalah ukuran kualitas pelayanan jalan yang diukur oleh kemudahan per individu masyarakat melakukan perjalanan melalui jalan untuk mencapai tujuannya. Ukuran mobilitas adalah panjang jalan dibagi oleh jumlah orang yang dilayaninya. 3. Keselamatan Keselamatan dalam konteks pelayanan adalah keselamatan pengguna jalan melakukan perjalanan melalui jalan dengan segala unsur pembentuknya, yaitu pengguna jalan, kendaraan (sarana), dan jalan dengan kelengkapannya (bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan), serta lingkungan jalan. Studi Terdahulu Penelitian kinerja jaringan jalan dengan Indeks Prasarana Jalan (IPJ) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sudah pernah dilakukan dibeberapa daerah, diantaranya: 1. Maulida (2007), mengevaluasi kinerja jaringan jalan di wilayah Kabupaten Serang, Hasil analisis menunjukkan skor IPJ tahun 2006 untuk Kabupaten Serang adalah 3,57, sebagai pembanding adalah Kabupaten Pandeglang dengan skor IPJ 4,23. Indeks aksesibilitas dan mobilitas Kabupaten Serang lebih rendah dari SPM. Sedangkan untuk Kabupaten Pandeglang masih sesuai dengan SPM. 2. Putri (2012), mengevaluasi kinerja jaringan jalan di wilayah Kota Padangsidimpuan, Hasil analisis menunjukkan skor IPJ tahun 2009 untuk Kota Padangsidimpuan adalah 3,57. Indeks aksesibilitas dan mobilitas Kota Padangsidimpuan lebih rendah dari SPM. 3. Ebby (2005), mengkaji penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang jalan di Jawa Barat. Hasil kajiannya menunjukkan nilai SPM untuk indeks aksesbilitas Propinsi Jawa Barat tahun 2003 adalah 0,77 lebih rendah dari syarat dan indeks mobilitas Propinsi Jawa Barat tahun 2003 adalah 0,58 lebih rendah dari syarat. 2. METODE Alur penelitian: Gambar 1. Diagram alur penelitian Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah kondisi kinerja jaringan jalan kota yang terdapat di wilayah Kota Pekanbaru. Pihak yang menjadi sumber utama dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang dan Kepala Seksi dari tiga instansi pemerintah Kota Pekanbaru yaitu Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pekanbaru. Metode Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa : • Data Primer Data yang dikumpulkan langsung dari obyek yang diteliti dan berasal dari pengamatan langsung dimana peristiwa terjadi. Pelaksanaan pengumpulan data primer (kunjungan, wawancara, pengisian kuisioner) penelitian ini diperoleh dari stakeholders terkait, khususnya mengenai persepsi tentang kualifikasi variabel IPJ dan bobot kepentingan antar variabel IPJ yang akan digunakan dalam estimasi IPJ di wilayah Kota Pekanbaru. • Data Sekunder Data yang dikumpulkan dari pihak ketiga atau dari sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian ini dilakukan. Data dalam penelitian ini berupa data instansional dari sejumlah instansi terkait di wilayah Kota Pekanbaru. Data yang diperlukan antara lain: 1. Data Sosial Ekonomi: a. Data luas wilayah dan penggunaan lahan b. Data populasi penduduk dan strukturnya c. Data populasi kendaraan menurut jenis d. Data PDRB wilayah 2. Data Prasarana dan Operasi Jalan a. Panjang jalan menurut fungsi, status, kondisi 3. Data Peta a. Peta dasar kewilayahan b. Peta dasar prasarana jalan 4. Data Alokasi Dana a. Alokasi dana prasarana jalan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Indeks Prasarana Jalan Tabel 1. Variabel Ketersediaan Prasarana Jalan Nilai Ktj 0,05 km/km² 0,25 km/km² 1,25 km/km² 2,00 km/km² 5,00 km/km² Responden 1 6 Responden 2 3 Responden 3 2 Responden 4 2 Responden 5 1 Responden 6 2 Total 5 5 5 3 2 3 23 4 8 6 5 3 5 31 8 9 7 6 5 7 42 7 9 8 7 6 8 45 16 Tabel 2. Variabel Kinerja Jaringan Jalan Nilai Knj 25% 40% 60% 75% 95% Responden 1 3 2 2 8 8 Responden 2 3 3 7 7 5 Responden 3 2 4 6 7 9 Responden 4 2 3 5 6 7 Responden 5 1 2 5 6 9 Responden 6 1 4 5 6 7 Total 12 18 30 40 45 Tabel 3. Variabel Beban Lalu Lintas Nilai Bln 10 km/1000 smp 20 km/1000 smp 35 km/1000 smp 50 km/1000 smp 65 km/1000 smp Responden 1 8 Responden 2 3 Responden 3 3 Responden 4 2 Responden 5 3 Responden 6 1 Total 8 4 4 4 5 2 27 7 7 6 5 7 3 35 7 9 7 7 9 5 44 7 9 9 8 10 7 50 20 Tabel 4. Variabel Pelayanan Prasarana Jalan Nilai Pyp 0,2 km/1000 orang 0,5 km/1000 orang 1,0 km/1000 orang 2,0 km/1000 orang 5,0 km/1000 orang Responden 1 8 Responden 2 3 Responden 3 2 Responden 4 1 Responden 5 1 Responden 6 1 Total 8 3 4 2 3 2 22 7 5 6 3 5 4 30 8 6 7 5 7 5 38 7 7 8 7 9 7 45 16 Tabel 5. Urutan tingkat kepentingan variabel IPJ Variabel IPJ Ktj Knj Bln Pyp Responden 1 1 2 3 4 Responden 2 2 1 3 4 Responden 3 1 2 3 4 Responden 4 1 2 3 4 Responden 5 1 4 2 3 Responden 6 1 3 4 2 Tabel 6. Bobot kepentingan variabel IPJ Variabel IPJ Ktj Knj Bln Pyp Responden 1 10 8 6 4 Responden 2 7 9 5 3 Responden 3 10 6 5 4 Total Responden 4 7 5 7 5 Responden 5 8 6 7 7 Responden 6 1 7 7 9 Total 43 41 37 32 153 Kualifikasi Variabel Ketersediaan Prasarana Jalan No. 1 2 3 4 5 Nilai Ktj (km/km2) 0,05 0,25 1,25 2,00 5,00 Tabel 7. Rata-rata skor kualifikasi responden Keterangan 1 km jalan melayani 20 km2 wilayah 1 km jalan melayani 4 km2 wilayah 1 km jalan melayani 0,8 km2 wilayah 1 km jalan melayani 0,5 km2 wilayah 1 km jalan melayani 0,2 km2 wilayah Skor Rata – rata 2,67 3,83 5,17 7,00 7,50 KUALIFIKASI VARIABEL Ktj 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Skor y = 1.0868ln(x) + 5.6375 R² = 0.9368 0 1 2 3 Ktj (km/km2) 4 5 6 Gambar 2. Kualifikasi variabel Ktj Adapun hasil kalibrasi menghasilkan fungsi kualifikasi/skoring variabel sebagai berikut : (Skor Ktj) = 1,086 ln (nilai Ktj) + 5,637 ...... (R2 = 0,936) (2) Kualifikasi Variabel Kinerja Jaringan Jalan No 1 2 3 4 5 Tabel 8. Rata-rata skor kualifikasi responden Keterangan 25% jalan mantap, 75 % jalan tidak mantap 40% jalan mantap, 60 % jalan tidak mantap 60% jalan mantap, 40 % jalan tidak mantap 75% jalan mantap, 25 % jalan tidak mantap 95% jalan mantap, 5 % jalan tidak mantap Nilai Knj 25% 40% 60 % 75% 95% Skor Rata – rata 2,00 3,00 5,00 6,67 7,50 KUALIFIKASI VARIABEL Knj 10 y = 8.3622x - 0.0997 R² = 0.9802 Skor 8 6 4 2 0 0% 20% 40% 60% 80% Knj (%) jalan mantap 100% Gambar 3. Kualifikasi variabel Knj Adapun hasil kalibrasi menghasilkan dari fungsi skoring/kualifikasi Knj sebagai berikut : (Skor Knj) = 8,362 (nilai Knj) – 0,099 ..... (R2 = 0,980) Kualifikasi Variabel Beban Lalu Lintas No 1 2 3 4 5 Nilai Bln 5 km per 1000 smp 20 km per 1000 smp 35 km per 1000 smp 50 km per 1000 smp 65 km per 1000 smp Tabel 9. Rata-rata kualifikasi responden Keterangan 1 km jalan melayani 200 kenderaan 1 km jalan melayani 50 kenderaan 1 km jalan melayani 29 kenderaan 1 km jalan melayani 20 kenderaan 1 km jalan melayani 15 kenderaan Skor Rata – rata 3,33 4,50 5,83 7,33 8,33 (3) Skor KUALIFIKASI VARIABEL Bln 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 y = 2.6574ln(x) - 3.1395 R² = 0.9635 0 20 40 60 80 Bln (km/1000 smp) Gambar 4. Kualifikasi variabel Bln Adapun hasil kalibrasi menghasilkan fungsi skoring/kualifikasi variabel Bln sebagai berikut : (Skor Bln)= 2,657 ln (Nilai Bln) – 3,139..... (R2 = 0,963) (4) Kualifikasi Variabel Pelayanan Prasarana Jalan No 1 2 3 4 5 Tabel 10. Rata-rata skor kualifikasi responden Keterangan 1 km jalan melayani 5000 orang 1 km jalan melayani 2000 orang 1 km jalan melayani 1000 orang 1 km jalan melayani 500 orang 1 km jalan melayani 200 orang Nilai Pyp 0,2 km/1000 orang 0,5 km/1000 orang 1,0 km/1000 orang 2,0 km/1000 orang 5,0 km/1000 orang Skor Rata – rata 2,67 3,67 5,00 6,33 7,50 Skor KUALIFIKASI VARIABEL Pyp 8 7 6 5 4 3 2 1 0 y = 1.566ln(x) + 5.034 R² = 0.9901 0 2 4 Pyp (km/1000 pddk) 6 Gambar 5. Kualifikasi variabel Pyp Adapun hasil kalibrasi menghasilkan fungsi skoring/kualifikasi variabel Pyp sebagai berikut : (Skor Pyp) = 1,566 ln (nilai Pyp) + 5,034 ..... (R2 = 0,990) Bobot Kepentingan Antar Variabel IPJ Tabel 11. Bobot kepentingan antar variabel Variabel IPJ Ketersediaan Prasarana Jalan (Ktj) Kinerja Jaringan Jalan (Knj) Beban Lalulintas (Bln) Pelayanan Prasarana Jalan (Pyp) Total Manual Perhitungan IPJ a. Menghitung Nilai Ktj Urutan Kepentingan 1 2 3 4 Bobot Kepentingan 0,28 0,27 0,24 0,21 1,00 (5) Nilai Ktj = = . , , = 4,08 b. Menghitung Nilai Knj Nilai Knj = = . , . , = 68,16% c. Menghitung Nilai Bln Nilai Bln = = . , × . × . . , = 29,91 d. Menghitung Nilai Pyp Nilai Pyp = . , × . × . = . = 2,87 - Menghitung skor Ktj Skor Ktj = 1,086 ln (nilai Ktj) + 5,637 = 1,086 ln (4,08) + 5,637 = 7,16 - Menghitung skor Knj Skor Knj = 8,362 (nilai Knj) – 0,099 = 8,362 (68,16%) – 0,099 = 5,60 - Menghitung skor Bln Skor Bln = 2,657 ln (nilai Bln) – 3,139 =2,657 ln (29,91) – 3,139 = 5,89 - Menghitung skor Pyp Skor Pyp = 1,566 ln (nilai Pyp) + 5,034 = 1,566 ln (2,87) + 5,034 = 6,69 Menghitung IPJ = 0,28*skor (Ktj) + 0,27*skor (Knj) + 0,24*skor (Bln) + 0,21*skor (Pyp) = 0,28*7,16 + 0,27*5,60 + 0,24*5,89 + 0,21*6,69 = 6,63 Analisa Standar Pelayanan Minimal - Indeks aksesbilitas Tabel 12. Analisa pencapaian SPM untuk indeks aksesbilitas Luas Panjang Wilayah Jalan (km) (km2) 632,26 2.578,22 Keterangan : M = memenuhi Indeks Aksesbilitas (km/km2) Eksist Syarat 4,08 >1,5 TM = tidak memenuhi M / TM M - Indeks mobilitas Tabel 13. Analisa pencapaian SPM untuk indeks mobilitas Jumlah Panjang Indeks Mobilitas (km/1000 Penduduk Jalan (km) penduduk) M / TM (jiwa) Eksist Syarat 897.768 2.578,22 2,87 >5,0 TM Keterangan : M = memenuhi TM = tidak memenuhi Perbandingan Hasil Penelitian Dengan Penelitian Terdahulu Ktj Knj Bln Pyp IPJ Indeks Aksesbilitas Indeks Mobilitas Tabel 14. Perbandingan hasil penelitian dengan penelitian terdahulu Pekanbaru Padangsidimpuan Serang Pandeglang (2010) (2009) (2006) (2006) 7,16 6,10 4,19 2,96 5,60 0,35 3,44 6,64 5,89 2,00 3,30 4,01 6,69 5,59 3,11 3,28 6,63 3,57 3,57 4,23 4,08 0,40 0,40 1,6 (>1,5) (>1,5) (>1,5) (>1,5) 2,87 0,18 0,36 0,39 (>5,0) (>2,0) (>2,0) (>1,0) Jawa Barat (2004) 0,77 (>1,5) 0,58 (>0,5) 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil seluruh pembahasan yang telah diuraikan pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Skor Indeks Prasarana Jalan (IPJ) Kota Pekanbaru (6,63) sudah bisa dikatakan baik berdasarkan nilai minimum nasional (6,00) dan nilai rata – rata nasional (5,68). 2. Pencapaian SPM jaringan jalan di Kota Pekanbaru, untuk indeks aksesibiltas sebesar 4,08 sudah lebih besar dari persyaratan SPM yaitu > 1,5. Indeks aksesbilitas Kota Pekanbaru sudah lebih baik dari beberapa wilayah yang dijadikan perbandingan. Untuk nilai indeks mobilitas, Propinsi Jawa Barat yang merupakan penelitian pembanding memiliki nilai 0,58 dan telah memenuhi syarat (>0,5) dibandingkan dari Kota Pekanbaru, Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang. 3. Kota Pekanbaru memiliki nilai (skor) IPJ yang baik, akan tetapi dibeberapa kawasan di Kota Pekanbaru masih terdapat kemacetan. Beberapa wilayah yang merupakan pusat-pusat dari aktifitas warga sering mengalami kemacetan terutama pada saat jam sibuk. Hal ini menunjukkan bahwa variabel IPJ tidak sepenuhnya berhasil untuk menggambarkan situasi sebenarnya untuk jaringan jalan Kota Pekanbaru. Variabel IPJ yang didasarkan dari perhitungan panjang jalan kurang tepat digunakan sebagai acuan kinerja jaringan jalan karena kinerja jaringan jalan lebih ke arah kapasitas jalan untuk melayani dalam jaringan jalan tersebut. 4. Mobilitas merupakan ukuran kualitas pelayanan jalan yang diukur oleh kemudahan individu masyarakat melakukan perjalanan menuju suatu tempat. Nilai indeks mobilitas Kota Pekanbaru dalam SPM tidak memenuhi syarat. Hal ini seperti yang ada di Kota Pekanbaru. Disaat jam sibuk masih terdapat kemacetan dibeberapa jalan di Kota Pekanbaru. 5. DAFTAR PUSTAKA Iskandar, H. (2011). Kajian Standar Pelayanan Minimal Jalan untuk Jalan Umum Non-Tol. Pusat Litbang Jalan dan Jembatan, Bandung. Maulina, F. (2007). Evaluasi Kinerja Jaringan Jalan Kabupaten di Wilayah Kabupaten Serang. Tesis Program Magister Teknik Sipil Pengutamaan Rekayasa dan Manajemen Infrastruktur ITB, Bandung. Mujihartono, E. (1996). Studi Sistem Jaringan Jalan Kota Semarang. Laporan Hasil Penelitian Universitas Diponegoro, Semarang. PT. Reka Desindo Mandiri. (2004). Laporan Akhir Pengembangan Indikator Efektivitas Pelaksanaan Program Prasarana Wilayah. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Sekretariat Jenderal, Jakarta. Santosa, W. dan Joewono, TB. (2005). “An Evaluation Of Road Network Performance In Indonesia”. Proccedings of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, Vol. 5, pp. 2418-2433. Wibowo, PA. (2008). Kajian Jaringan Jalan Kota Semarang. Wahana Teknik Sipil. Sekolah Tinggi Maritim dan Transpor “AMNI”, Semarang.