Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Pendahuluan Konflik adalah suatu proses antara dua orang atau lebih di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya atau membuatnya menjadi tidak berdaya. Konflik itu sendiri merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat. Konflik yang dapat dikawal akan menghasilkan integrasi yang baik, namun sebaliknya integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan suatu konflik. Konflik organisasi adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat yang berpengaruh terhadap pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif mahupun pengaruh negatif. Teori konflik sosial adalah paradigma berorientasi makro dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai suatu ketidaksamaan yang menghasilkan konflik dan perubahan sosial. Unsur-unsur penting dalam perspektif ini ialah masyarakat tersusun dengan cara untuk menguntungkan beberapa individu atau organisasi dengan mengorbankan majoriti, dan faktor-faktor seperti kaum, jantina, kelas, dan umur dikaitkan dengan ketidaksamaan sosial. Untuk seorang ahli teori konflik sosial, ia adalah mengenai kumpulan dominan berbanding hubungan kumpulan minoriti. Karl Marx dianggap sebagai 'bapa' teori konflik sosial. Terdapat juga beberapa tokoh lain yang mempelopori teori ini seperti Ralf Dahrendorf dan Randall Collins.
Social change in general can be defined as a process of shifting or changing the structure/order in the society, include more innovative mindset, attitude, and social life in order to get a more dignified livelihood. The changes that occur in the community nowadays is normal symptoms. His influence could spread quickly to other parts of the world thanks to the presence of modern communication. New discoveries in the field of technology happens somewhere, it quickly can be known by other societies that are far away from the venue. Social change always brings out the dynamics that unwittingly connected with the reality of conflicts in society. This is due to social changes and social conflict is always attached to the structure of society. Quoting what was prudent Soerjono Soekanto that social change in society can change social values giving rise to difference the establishment or result in the appearance of a conflict. In view of the conflict theory states that something is constant or fixed is social conflict, rather than social change. Because the change is simply a result of the conflict. Because of the sustained conflict, then the change will also follow suit. ABSTRAK Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan di dalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dewasa ini merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat, dengan cepat dapat diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut. Perubahan sosial senantiasa memunculkan dinamika yang tanpa disadari berhubungan dengan realitas konflik dalam masyarakat. Hal ini disebabkan perubahan sosial dan konflik sosial selalu melekat pada struktur masyarakat. Mengutip apa yang dikemukakan Soerjono Soekanto bahwa perubahan sosial dalam masyarakat dapat mengubah nilai sosial sehingga menimbulkan perbedaan pendirian atau mengakibatkan munculnya konflik. Dalam pandangan teori konflik dinyatakan bahwa sesuatu yang konstan atau tetap adalah konflik sosial, bukan perubahan sosial. Karena perubahan hanyalah merupakan akibat dari adanya konflik tersebut. Karena konflik berlangsung terus-menerus, maka perubahan juga akan mengikutinya.
2017
Konflik sosial merupakan fenomena sosial yang menarik dikaji dan diteliti. Hal ini memunculkan berbagai teori konflik. Banyaknya teori konflik membutuhkan pemetaan untuk memudahkan kita dalam mengenal dan memahami berbagai teori konflik yang ada. Secara sederhana bisa dikelompokkan ke dalam 2 hal yaitu klasik dan modern. Tokoh-tokoh teori konflik sosiologi klasik adalah sebagai berikut Polybus, Ibnu Khaldun, Nicolo Machiavelli, Jean Bodin, Thomas Hobbes. Adapun tokoh sosiologi modern yang mengemukakan tentang teori konflik adalah Karl Marx, Lewis A. Coser, Ralf Dahrendorf. Teori konflik klasik cenderung memandang konflik ditinjau dari segi sifat alami manusia yang cederung saling memusuhi dan saling menguasai terutama dalam hal kekuasaan. Adapun teori konflik modern lebih bersifat kompleks dan muncul sebagai kritikan atas teori fungsionalisme structural
Teori Konflik dan Konflik Agraria di Pedesaan , 2013
PERSPEKTIF konflik selalu menempatkan bahwa kehidupan itu tidak terlepas dari konflik. Tidak ada yang abadi di dunia ini, selain konflik itu sendiri. Benar apa yang disampaikan oleh Simmel, hidup adalah konflik. Ia melekat dan menjadikan kehidupan menjadi penuh warna. Konflik melahirkan ambisi, semangat untuk menang, strategi memanangkan konflik, manajemen konflik sampai akhirnya kita merefleksikan apa hikmah dari sebuah konflik yang kita alami itu. Jika Hegel menyatakan bahwa dalam proses pembentukan pengetahuan ada sintesa, antitesa dan melahirkan sintesa baru, yakni pengetahuan. Maka dalam perspektif ini, lahir konflik, memerlukan resolusi konflik, adanya perdamaian, kemudian melahirkan konflik berikutnya. Begitu seterusnya, sehingga kita tidak antipati terhadap konflik, akan tetapi justru bersahabat dengan konflik, sehingga dengan demikian kita akan bersahabat dengan manajemen dan resolusi konflik. Terlibat dalam penyelesaian konflik agraria di satu wilayah, tetapi mengambil peran sebagai seorang ‘mediator sosial’ bukan berada pada salah satu pihak yang bertikai. Sungguh pengalaman yang luar biasa bagi saya pribadi, meskipun mungkin bagi orang lain menjadi pengalaman hidup biasa saja. Ketika diawal kita akan memutuskan untuk terlibat dalam penyelesaian konflik agraria, terbayang betapa rumitnya kasus-kasus yang melibatkan rakyat apalagi konflik agraria. ‘sakdumuk bathuk sak nyari bumi, rawe-rawe rantas malang-malang putung’, itulah slogan umum yang berkembang di kalangan rakyat, untuk menggambarkan semangat yang berkembang. Tetapi hidup harus berjalan, keputusan harus diambil dan resiko sosial mungkin akan kita panen. Melengkapi cakrawala pikir untuk untuk Indonesia yang lebih baik. Satu hal yang penting dari pengalaman di Kediri adalah sebaiknya kita “madake barang kang podho, dudu madake barang kang bedo” kira-kira bermakna sebaiknya dalam menyelesaikan masalah kita harus menyamakan “barang/sesuatu yang bisa berupa pikiran-pikiran yang sama, bukan sesuatu yang berbeda yang di persamakan”. Hal yang sama adalah kedua belah pihak ingin segera menyelesaikan masalahnya (sudah kurang lebih 12 tahun, sejak 1999an), sama-sama sudah biaya tinggi yang di keluarkan kedua belah pihak dan sama-sama menginginkan mendapatkan ‘haknya’ tanah. Dan persamaan kepentingan yang lebih besar adalah negara(pemerintah) harus tampil berwibawa, mengayomi rakyat dan pihak perusahaan. Syarat-syarat penyelesaian konflik agraria yang sudah berkembang menjadi konflik sosial diatas harus di topang adanya niat yang tulus dari semua pihak dan kerja yang sungguh-sungguh dari semua komponen. “Sopo kang nandur kebecikan, yo panen kebecikan” –siapa yang menanam kebaikan akan memanennya. Perkembangan terakhir, warga sudah mendapatkan apa yang dikehendaki yakni tanah dan sudah mendapatkan bukti kepemilikan hak (sertifikat tanah), begitu juga perkebunan mendapatkan HGU. Yang lebih penting dari itu semua adalah bagaimana rakyat bisa hidup sejahtera begitu juga perusahaan perkebunan bisa bekerja dengan baik di lahan terbatas. Tidak di pungkiri, setelah satu dasawarsa lebih hidup dalam konflik, rasa benci, curiga, menganggap pihak lain sebagai musuh dan harus di enyahkan masih sesekali terlintas didalam benak beberapa kecil orang. Tetapi nilai-nilai yang baik tetap harus di semai dan diperjuangkan. Rekonsiliasi sosial para pihak seperti didalam masyarakat sendiri (di desa-desa) serta masyarakat dengan pihak perusahaan. Harus ada aktivitas nyata, kegiatan ekonomi produktif yang bisa menjadi sarana untuk membangun saling tepo sliro, berempati tetapi tetap mendapatkan keuntungan bersama dalam peningkatan ekonomi. Lahirnya tulisan-tulisan dalam buku ini moga bisa bermanfaat, setidaknya untuk penulis pribadi dan semoga untuk perbaikan bangsa yang lebih baik.
Revista Argentina de Ciencia Politica, 2024
Las evaluaciones sobre la representación política están condicionadas por las preguntas, el enfoque y las estrategias desde donde se estudie el fenómeno. La literatura tradicional ha ignorado el género como una variable determinante de la representación, proporcionando una mirada parcial sobre su funcionamiento y sus resultados. Al mismo tiempo, la literatura más reciente, que incorpora la perspectiva feminista, presenta sesgos al tratar a las mujeres como un grupo homogéneo, al excluir a los hombres del debate y al analizar la representación como un fenómeno uni- o bidimensional. Esta investigación debate con la literatura existente sobre cómo estudiar empíricamente la representación política con perspectiva de género en contextos democráticos y plurales. Desde el neoinstitucionalismo feminista, se propone una manera multidimensional e integradora de analizar la representación, sosteniendo que las dimensiones que integran el concepto están interconectadas y que no siempre se dan como se espera teóricamente y que su estudio debe realizarse en relación a las reglas existentes para generar la representación (formal), el número de representantes (descriptiva), las oportunidades reales que tienen para ejercer el cargo (simbólica) y en relación a la materialización de los intereses que buscan impulsar (sustantiva).
Revista ALÉTHEIA – Estudos sobre História Antiga e Medievo, 2022
Trzy Bramy. Jarosławski Festiwal Historyczny 7-27 października 2023., 2023
Nursing Clio, 2019
BMC psychology, 2024
Zenodo (CERN European Organization for Nuclear Research), 2023
International Journal of Environmental Research and Public Health, 2020
International Journal of General Medicine
AIP Advances, 2013
Chiara Camoni murmur, buzz, hiss and rub, 2024
international journal of research in computer application & management, 2013
Pattern Recognition, 2017