[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
Nama NIM Kelompok : Izza Imro’atul Hamidah : 210810102049 : Sultan Iskandar Muda Inovasi Pengusaha UMKM Untuk Berbisnis Di Tengah Masa Pandemi Diawal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan munculnya virus corona. Virus tersebut pertama kali ditemukan di Wuhan, Prvinsi Hubei, Chia. Virus corona ini sangat cepat bermutasi, sehingga penyebarannya juga sangat cepat. Virus corona bisa ditularkan melalui cairan tubuh, seperti ludah dan darah, serta melalu perantara benda yang ada disekitar kita, atau melalui udara. Selain itu, penderita covid -19 sangat sulit untuk dideteksi secara kasat mata, karena gejala yang muncul hampir sama dengan gejala demam pada umumnya. Sejak awal kemunculannya, virus corona ini telah menelan banyak korban jiwa. Akibatnya, beberapa negara di dunia menerapkan sistem lockdown. Begitu pula negara Indonesia. Pada 2 Maret 2020 untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan dua kasus pasien positif covid -19 di Indonesia. Hal ini merupakan cikal bakal bertumbuhnya covid di Indonesia, banyak sekali pasien yang terinfeksi virus corona dan setiap harinya angka positif covid di Indonesia bertambah. Karena hal itu pemerintah memberlakukan adanya PSBB (pembatasan sosial berskala besar) semua kegiatan dimasyarakat diberhentikan seketika hal ini dirasa perlu dilakukan sebagi bentuk kewaspadaan. Sampai saat ini kasus covid-19 belum juga mengalami penurunan yang signifikan, pada tanggal 11 hingga 25 Januari 2021 pemerintah Indonesia pertama kali menerapkan PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat). PPKM selama dua pekan ini dilaksanakan berdasarkan instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 1 Tahun 2021 dan diberlakukan di wilayah jawa dan Bali. PPKM sendiri memiliki beberapa kebijakan dan beberapa tahap, hingga saat ini terhitung sudah ada 4 kebijakan dan 14 tahap. Covid -19 berdampak signifikan terhadap pendidikan negara dan sektor lainnya, salah satunya sektor ekonomi. Hal ini dirasakan secarasignifikan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mengalami krisis ekonomi. Pasalnya, menurunnya daya beli masyarakat akibat pandemi covid -19 juga sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha UMKM. Krisis ekonomi yang dialami UMKM tanpa disadari dapat menjadi ancaman bagi perekonomian nasional. Saat ini UMKM mengalami berbagai permasalahan seperti penurunan penjualan, permodalan, distribusi terhambat, keuslitan bahan baku, produksi menurun dan PHK buruh, hal ini menjadi ancaman bagi perekonomian nasional. UMKM sebagai penggerak ekonomi domestik dan penyerap tenaga kerja tengah menghadapi penurunan produktivitas yang berakibat pada penurunan profit secara signifikan. Pada tahun 2021 ini, para pengusaha UMKM semakin memahami bagaimana kondisi pasa, tata kelola usaha yang sesuai terkait manajemen bisnis serta pelaporan keuangan yang semakin diperhatikan meskipun masih sangat sederhana membuktikan bahwa para pengusaha semakin berkembang dalam kemampuan berbisnis. Hal ini erat hubunganya dengan jiwa kewirausahaan yang ada pada setiap orang yang sapat memaksa mereka untuk dapat berpikir kreatif dan inovatif sehingga dapat membawa perubahan, pembaruan, kemajuan serta hadirnya tantangan baru dalam melaksanakan kegiatan bisnis. Adanya perkembangan dalam pola pikir para pengusaha ini juga dipengaruhi oleh kenaikan tingkat terpelajar dan keterampilan masyarakat kecil dan menengah, sehingga mereka memiliki dasar untuk dapat memulai suatu bisnis dan mendapatkan penghasilan. Sektor UMKM termasuk dalam kategori pasar output yang dapat menghasilkan value added bagi sebuah perekonomian. UMKM dinilai sebagai alternatif yang dapat mengurangi beban perekonomian nasional. Untuk itu sektor UMKM merupakan sebuah solusi bagi masyarakat kecil untuk dapat ikut serta sebagai pengusaha sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Akan tetapi, masalah mulai timbul dari berbagai sektor baik internal maupun eksternal. Permasalahan di sektor internal antara lain karena masyarakat miskin yang kesulitan mendapat modal, kesulitan dalam mengelola usaha karena kurangnya edukasi dan keterampilan. Sedangkan pada sektor eksternal masalah yang masih menjadi permasalahan hingga kini ialah saat munculnya pandemi covid -19 di Indonesia pada awal tahun 2020. Karena adanya pandemi ini, tentunya pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan terkait upaya pencegahan dan pemutusan rantai penyebaran virus covid -19 seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya. Akibat adanya kebijakan ini, sektor ekonomi hampir mayi total. Karena masyarakat dilarang untuk melakukan aktivitas diluar ruangan dalam waktu yang cukup lama. Sektor UMKM yang notabene masih melakukan transaksi secara manual mengalami kerugian yang cukup besar akibat dari kebijakan ini karena berkurangnya konsumen secara tidak langsung. Para pelaku UMKM dapat memanfaatkan berbagai platform yang sedang naik daun dikalangan masyarakat, diantaranya yaitu aplikasi jual beli seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, Bukalapak, dan lain-lain. Selain aplikasi tersebut, pengusaha UMKM dapat mempromosikan serta memasarkan produk mereka pada aplikasi Whatsapp, Line, Instagram, Twitter hingga Facebook. Solusi ini merupakan solusi terbaik di tengah pemberlakuan PPKM yang terus diperpanjang membuat keresahan para pelaku UMKM semakin menjadi-jadi. Untuk itu, mau tidak mau mereka harus terus berinovasi untuk dapat bertahan pada masa sulit ini. Salah satu inovasi tersebut ialah menyesuaikan dengan keadaan yang ada melalui penjualan secara online yang tidak mengharuskna pembeli untuk datang ke toko atau tempat usaha mereka. Selain itu juga sudah banyak jasa antar makanan dan antar barang secara online melalui aplikasi. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang sedang terjadi ini, para pelaku UMKM dapat terus bertahan di tengah pandemi. Selain itu, mereka dipaksa untuk tetap kreatif dalam menciptakan produk-produk yang sekiranya tetap dibutuhkan oleh masyarakat ditengah masa sulit ini. Contoh salah satu inovasi produk yang pernah ditemui ialah produk strap masker yang tentunya sangat berguna di masa pandemi ini. Meskipun ada pro dan kontra terkait penggunaan strap masker, tetapi para pengusaha tetap kebanjiran pesanan setiap harinya. Selain itu para pengusaha juga mulai berinovasi dengan menciptakan masker transparan yang sekiranya dibutuhkan masyarakat dan menjadi salah satu solusi bagi masyarakat terkait tampilan masker yang menutupi separuh dari wajah mereka. Inovasi ini tentunya sangat unik dan relevan dengan permasalahan yang ada di masyarakat sehingga menarik minat untuk membeli produk tersebut. Bertahan dalam menggeluti usaha dalam masa pandemi Covid -19 bukanlah perkara gampang. Butuh kejelian dalam menilai pasar untuk dapat terus bertahan, butuh inovasi dan juga kreatifitas serta analisa potensi dalam menjalankan usaha tersebut. Berbagai inovasi yang muncul di kalangan pengusaha UMKM ini dapat menjadi sebuah solusi serta titik terang untuk menghadapi kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid -19. Meskipun begitu, para pelaku usaha diharuskan memiliki dasar dalam hal pengetahuan maupun keterampilan agar dapat terus berinovasi ke depannya. Harapannya selain berbagai inovasi yang muncul dikalangan pengusaha UMKM, tentunya pemerintah juga harus memberikan dukungan terkait hal tersebut, seperti pelatihan usaha secara daring atau bahkan bantuan dana pinjaman sebagai modal awal para pengusaha UMKM untuk berinovasi. Tentunya dengan adanya inovasi ini diharapkan jumlah pengangguran semakin berkurang.