[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

2021, MEKANIKA TANAH

Mekanika tanah merupakan salah satu mata kuliah dalam Teknik Sipil, yang terdiri dari pembelajaran teori dan praktikum. Praktikum ini harus didasari dengan pemahaman teori yang baik. Salah satu hal yang penting bagi taruna/i adalah mampu mengaplikasikan teori yang di dapat di dalam kelas dengan kegiatan praktikum di laboratorium. Pada isi laporan praktikum mekanika tanah ini terdiri dari laporan praktikum sondir, berat jenis, pengujian analisa butiran tanah, atterberg limit dan pengujian pemadatan tanah. Setelah melakukan pembelajaran dan praktikum ini diharapkan taruna/i benar-benar memahami terhadap tujuan, kegunaan, peralatan, benda uji. prosedur, perhitungan serta dapat melakukan analisi hasil praktikum dengan baik.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH Disusun Oleh: Nama : Suci Ryski Nur Afriyani NIT : 56192010023 Course : TR01A Matkul : Mekanika Tanah Dosen Pengampu: Virma Septiani, S.T., M.Si. PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA BANDAR UDARA POLITEKNIK PENERBANGAN PALEMBANG TAHUN 2021 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................3 A. Latar Belakang .....................................................................................................3 B. Maksud dan Tujuan ..............................................................................................3 BAB II SONDIR..........................................................................................................4 BAB III BERAT JENIS ............................................................................................9 BAB IV PENGUJIAN ANALISA BUTIRAN TANAH .........................................13 BAB V ATTERBERG LIMIT ................................................................................16 BAB VI PEMADATAN TANAH ...........................................................................22 BAB VII PENUTUP…………………………………………………………………30 A. Kesimpulan........................................................................................................30 B. Saran ..................................................................................................................30 LAMPIRAN...........…………………………………………………………………31 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………32 2 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mekanika tanah merupakan salah satu mata kuliah dalam Teknik Sipil, yang terdiri dari pembelajaran teori dan praktikum. Praktikum ini harus didasari dengan pemahaman teori yang baik. Salah satu hal yang penting bagi taruna/i adalah mampu mengaplikasikan teori yang di dapat di dalam kelas dengan kegiatan praktikum di laboratorium. Pada isi laporan praktikum mekanika tanah ini terdiri dari laporan praktikum sondir, berat jenis, pengujian analisa butiran tanah, atterberg limit dan pengujian pemadatan tanah. Setelah melakukan pembelajaran dan praktikum ini diharapkan taruna/i benarbenar memahami terhadap tujuan, kegunaan, peralatan, benda uji. prosedur, perhitungan serta dapat melakukan analisi hasil praktikum dengan baik. B. Tujuan 1. Untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras serta sifat daya dukung maupun daya lekat setiap kedalaman. 2. Untuk mengetahui jenis tanah yang di uji. 3. Untuk menentukan pembagian butiran agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan ayakan. 4. Untuk menentukan kadar air dan batas kadar air suatu tanah 5. Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah. 3 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani BAB II SONDIR 1. Kegunaan Untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras serta sifat daya dukung maupun daya lekat setiap kedalaman 2. Pelaksanaan Alat yang digunakan adalah Dutch Cone Penetrometer dengan bikonus jenis Begemann kapasitas maksimum 250 kg/cm2 3. Peralatan 1) Mesin sondir 2) Satu set (30) buah batang stang sondir lengkap dengan stang dalam yang panjangnya masing-masing 1,0 meter. 3) Manometer 2 buah : a. Kapasitas 0 – 60 kg/cm2 b. Kapasitas 0 – 250 kg/cm2 4) Satu buah bikonus dan satu buah paten konus 5) Satu set angker 6) Perlengkapan : kunci pipa, kunci plunyer, palu, kunci manometer, waterpass, dll. 7) Minyak hidrolik 4. Prosedur Pelaksanaan 4 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani 1) Pasang mesin tegak lurus ditempat yang akan diselidiki yang diperkuat dengan angker yang ditanam kedalam tanah. 2) Pasang traker, tekan stang dalam. Pada penekanan pertama ujung konus akan bergerak ke bawah sedalam 4 cm, kemudian baca manometer yang menyatakan perlawanan ujung. Pada penekanan berikutnya konus dan mantelnya bergerak kebawah 4 cm. Nilai pada manimeter yang terbaca adalah nilai tahanan ujung dan perlawanan lekat. 3) Tekan stang luar sampai kedalaman baru, penekanan stang dilakukan sampai setiap kedalaman tambahan sebanyak 20 cm. 4) Pekerjaan sondir dihentikan pada keadaan sebagai berikut : a. Jika bacaan pada manometer tiga kali berturut-turut menunjukan nilai > 150 kg/cm2 b. Jika alat sondir terangat ke atas sedangkan bacaan manometer belum menunjukan angka yang maksimum, maka alat sondir diberi pemberat. Perhitungan: a. Hambatan lekat (HL) dihitung dengan rumus : 𝐻𝐿 = (𝐽𝑃 − 𝑃𝐾) 𝐴 𝐵 PK = perlawanan penetrasi konus (qc) JP = jumlah perlawanan b. Jumlah hambatan lekat : 𝐽𝐻𝐿𝑖 = 𝛴𝐻𝐿 Dimana i : kedalaman lapisan yang ditinjau c. Grafik yang dibuat :  Perlawanan penetrasi konus PK pada setiap kedalaman  Jumlah hambatan pelekat (JHP) pada setiap kedalaman A = internal pemabacaan = 20 cm B = factor alat = 5. Keuntungan Alat Sondir : 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑜𝑛𝑢𝑠 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑟𝑎𝑘 = 10 cm  Dapat dengan cepat menetukan lapisan 5 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani  Dapat diperkirakan perbedaan lapisan  Dengan rumus empiris hasilnya dapat digunakan untuk daya dukung tiang  Cukup baik untuk digunakan pada lapisan yang berbutir halus 6. Kekurangan Alat Sondir :  Jika terdapat batian lepas bisa memberikan indikasi lapisan keras yang salah  Tidak dapat mengetahui jenis tanah secara langsung  Jika alat tidak lurus dan konus tidak bekerja dengan baik maka hasil yang diperoleh bisa meragukan. 6 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA BANDAR UDARA POLITEKNIK PENERBANGAN PALEMBANG JALAN ADI SUCIPTO SUKARAMI PALEMBANG TELP. (0711) 410930 FAX. (0711) 420385 DATA SONDIR Nomor Titik : S-1 Dikerjakan : Kelas A (absen ganjil) Pekerjaan : Sondir Tanggal : Selasa, 15 Juni 2021 Lokasi : Tanah di belakang Lab. Mektan Muka air tanah : - Kedalaman (m) 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 1,80 2,00 2,20 2,40 2,60 2,80 3,00 3,20 3,40 3,60 3,80 4,00 4,20 4,40 4,60 4,80 5,00 Perlawanan Jumlah Perlawanan Hambatan Penetrasi Perlawanan Gesekan Pelekat Konus (qc) (HP) HL=HP-qc HL x (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) 20/10 (kg/cm2) 23 26 3,23 6,46 36 47 11,23 22,46 22 49 27,23 54,46 47 52 5,23 10,46 52 77 25,23 50,46 40 70 30,23 60,46 50 60 10,23 20,46 50 70 20,23 40,46 60 80 20,23 40,46 60 70 10,23 20,46 50 70 20,23 40,46 60 80 20,23 40,46 70 90 20,23 40,46 70 90 20,23 40,46 70 90 20,23 40,46 60 90 30,23 60,46 60 80 20,23 40,46 80 90 10,23 20,46 90 110 20,23 40,46 100 110 10,23 20,46 70 90 20,23 40,46 100 120 20,23 40,46 110 120 10,23 10,46 100 120 20,23 40,46 110 130 20,23 40,46 7 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Jumlah Hambatan Pelekat (JHP) (kg/cm2) 6,23 28,69 83,15 93,61 144,07 204,53 224,99 265,45 305,91 326,37 366,83 407,29 447,75 488,21 528,67 589,13 629,59 650,05 690,51 710,97 791,89 832,35 842,81 883,27 923,73 Hambatan Setempat HS = HL/10 0,646 2,246 5,446 1,046 5,046 6,046 2,046 4,046 4,046 2,046 4,046 4,046 4,046 4,046 4,046 6,046 4,046 2,046 4,046 2,046 4,046 4,046 1,046 4,046 4,046 Suci Ryski Nur Afriyani GRAFIK SONDIR TITIK S-1 8 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani BAB III BERAT JENIS 1. Tujuan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis butiran tanah. Berat jenis tanah adalah perbandingan berat butiran tanah dan berat air suling dengan isi yang pada suhu tertentu. 2. Peralatan 1) Pikonometer dengan kapasitas minimum 50 ml 2) Desikator 3) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai suhu 110⁰C 4) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram 5) Termometer ukuran 0-50⁰C dengan ketelitian pembacaan 1⁰C 6) Saringan no.4, no.10, no,40 dan pan 7) Botol berisi air suling 8) Kompor listrik 9) Penjepit 3. Benda Uji Benda uji harus melalui saringan no.4, untuk pemeriksaan benda jenis yang akan dipakai untuk pemeriksaan analisa hydrometer, maka contoh harus dipilih yang melalui saringan no.10 atau no.40. benda uji sebanyak lebih kurang 10 gram dalam keadaan kering oven dan didinginkan dalam desikator. Benda uji yang tidak dikeringkan harus diketaui berat keringnya berdasarkan percobaan/ perhitungan kadar airnya. Titik yang akan di bor, ditentukan terlebih dahulu sepadat mungkin dengan titik sondir yang telah dilakukan. Bersihkan lokasi dari akar-akar dan rumput-rumputan. Bersihkan juga drad-drad pada stang bor. 4. Prosedur 1) Cuci piknometer dengan air suling dan keringkan. Timbang berat piknometer dan tutupnya(W1) 9 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani 2) Masukkan benda uji kedalam piknometer dan timbangan bersama tutupnya (W2). 3) Tambahkan air suling sehingga piknometer terisi dua pertiganya. Untuk tanah yang mengandung lempung diamkan benda uji terendam selama kurang lebih 24 jam. 4) Didihkan isi piknometer dengan hati-hati selama 10 menit. Miringkan botol sesekali untuk membantu mempercepat pengeluarkan udara yang tersekap. 5) Isilah piknometer dengan air suling dan biarkan piknometer beserta isinya untuk mencapai suhu ruang. Tambahkan air suling seperlunya sampai tanda batas atau sampai penuh. Tutuplah piknometer, keringkan bagian luarnya dan timbang (W3). 6) Ukur suhu dan isi piknometer dengan ketelitian 1⁰C (T). 7) Bila isi piknometer belum diketahui maka tentukan isinya dengan mengisi piknometer denga air suling yang suhunya sama dengan suhu pada langkah ke 3, dan pasang tutupnya. Keringkan bagian luarnya dan timbang. Koreksi berat terhadap suhu (W4), W4 = W2 x K. Nilai K didapat dari tabel 1. 8) Pemeriksaan dilakukan dua kali. Apabila Gs yang didapat dari dua pemerisaan berbeda lebih dari 3%, maka pemeriksaan harus diulang. 5. Perhitungan (𝑊2−𝑊1) Hitung berat jenis contoh yaitu 𝐺𝑠 = (𝑊4−𝑊1)−(𝑊3−𝑊2) Dengan : W1 = berat piknometer (gr) W2 = berat piknometer dan tanah kering (gr) W3 = berat piknometer, tanah dan air (gr) W4 = berat piknometer dan air (gr) Catatan : piknometer harus dikalibrasi sebelum digunakan. Tabel 1. Faktor Koreksi T⁰C 18 19 20 10 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah 21 22 23 24 Suci Ryski Nur Afriyani K 1,0016 1,0014 1,0012 1,001 1,0007 1,0005 1,000 3 T⁰C 25 26 27 28 29 30 31 K 1,0000 0,9997 0,9995 0,9992 0,9989 0,9986 0,998 3 Tabel 2. Berat jenis butiran tanag (Gs) untuk beragai jenis tanah Jenis Tanah Gs Sand (pasir) 2,65-2,67 Silvt sand (Lanau Berpasir) 2,67-2,70 Inorganic clay (lempung) 2,70-2,80 Organis soil (gambut) 1,00-2,60 11 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA BANDAR UDARA POLITEKNIK PENERBANGAN PALEMBANG JALAN ADI SUCIPTO SUKARAMI PALEMBANG TELP. (0711) 410930 FAX. (0711) 420385 Prodi : TRBU 01 A Dikerjakan : Absen Ganjil Akhir Lokasi : Poltekbang Palembang Tanggal : Selasa, 3 Agustus 2021 Diperiksa : No. Titik: HASIL PEMERIKSAAN BERAT JENIS Nomor Cawan 1 2 Kedalaman (m) 2–3 2–3 1. Berat Labu (gr) 32,5 32,2 55 55,4 3. Berat Tanah Kering = (W2 – W1) (gr) 23,5 23,2 4. Berat Labu + Air + Tanah (W3) (gr) 123,5 121 5. Berat Labu + Air = W4 (gr) 108,6 106,8 8,6 9 2,61 2,57 2,59 2,59 2. Berat Labu + Tanah Kering (gr) 6. Isi Tanah (W2 – W1) + (W4 – W3) 7. Berat Jenis Tanah (gr/cm3) 8. Berat Jenis Tanah Rata-Rata (gr/cm3) Berat Jenis tanah Gs = (𝑊2−𝑊1) (𝑊4−𝑊1)−(𝑊3−𝑊1) Berat Jenis Butiran Tanah (Gs) untuk berbagai jenis tanah Jenis Tanah Gs Sand (Pasir) 2,65 – 2,67 Silty Sand (Lanau Kepasiran) 2,67 – 2,70 Inorganic Clay (Lempung) 2,70 – 2,80 Organic Soil (Gambut) 1,00 – 2,60 Maka, factor Gs memenuhi syarat karena > 3%. 12 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani BAB IV PENGUJIAN ANALISA BUTIRAN TANAH 1. Tujuan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butiran agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan ayakan. 2. Peralatan 1) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. 2) Satu set ayakan dengan ukuran: no.4 (4,75 mm), no.10 (2 mm), no.20 (0,85 mm), no.40 (0,425 mm), no.100 (0,15 mm), no.200 (0,075 mm) dan pan. 3) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu yang tepat (kapasitas 110°c). 4) Mesin pengguncang saringan. 5) Nampan, kuas, sikat kuning, sendok, dan alat lainnya. Benda Uji 3. Benda Uji Benda uji untuk analisis saringan harus dalam keadaan kering. Berat minimum contoh tanah kira-kira 500 gram. 4. Prosedur 1) Benda uji dikeringkan didalam oven suhu 110°C sampai berat konstan 2) Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan paling atas. Saringan digunacang dengan tangan atau mesin penggentar selama 15 menit. 3) Timbang berat tanah yang tertahan pada masing-masing ayakan. 5. Perhitungan Lakukan perhitungan sesuai dengan kolom-kolom yang tersedia 1) Hitung jumlah berat yang tertahan pada suatu ayakan diatasnya ∑Wn (kolom 4). 2) Hitung presentase jumlah berat benda uji tertahan diatas suatu ayakan dan ayakan diatasnya terhadap berat total benda uji, Rn= 13 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah (∑wn) 𝑊𝑡 x100% (kolom 5). Suci Ryski Nur Afriyani 3) Hitung presentase lolos, Pn = 100 - Rn% (kolom 6). 4) Buat grafik antara presentase lolos (kolom 6) dengan diameter masing-masing ayakan (kolom 2). 5) Hitung koefisien keseragaman (Cu) dan koefisien kelengkungan (Ce) Cu = 𝐷60 Cu = 𝐷10 Dimana: 𝐷30² 𝐷60 𝐷10 D60 = 60% tanah mempunyai ukuran partikel < D60. D10 = 10% tanah mempunyai ukuran partikel < D10. D10 = ukuran butiran efektif. D30 = 30% tanah mempunyai ukuran partikel < D30. Grafik akumulatif antara presentase lolos dengan diameter masing-masing ayakan. Grafik ini dapat menunjukan baik buruknya sifat tanah tersebut. Laporkan Cu dan Cc dengan bilangan 1 angka dibelakang koma. D15 dan D85 dapat dilaporkan apabila tanah tersebut akan digunakan sebagai filter. Kesimpulan mengenai jenis tanah 1#Cu#15 Cu mendekati 15 tanah baik 1#CC#6 Cu mendekati 1-3 tanah baik 14 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA BANDAR UDARA POLITEKNIK PENERBANGAN PALEMBANG JALAN ADI SUCIPTO SUKARAMI PALEMBANG TELP. (0711) 410930 FAX. (0711) 420385 Proyek : Analisa Tanah Dikerjakan oleh : Kelompok Taruni Lokasi : Poltekbang Palembang Tanggal dikerjakan : Selasa, 10 Agustus 2021 Deskripsi tanah : Kedalaman : Berat tanah kering = 1000 gram Saringan Diameter Berat Kumulatif Kumulatif Butiran Tanah Tanah Tertahan (mm) Tertahan Tertahan (%) (mm) (gr) Lolos (%) No. 4 4,75 241,24 241,24 24,16 % 75,84 % No. 10 2,0 403,95 645,19 40,45 % 35,39 % No. 20 0,850 156,89 802,08 15,71 % 19,68 % No. 40 0,425 100,84 902,92 10,10 % 9,58 % No. 100 0,150 52,17 955,09 5,22 % 4,36 % No. 200 0,075 17,63 972,72 1,76 % 2,6 % - 25,86 998,58 2,6 % 0 Pan Persen Lolos Grafik Analisis Saringan 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Grafik Analisis Saringan 2,60% 1,46% 5,22% 10,10% 15,71% 40,45% 24,16% 15 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani BAB V ATTERBERG LIMIT A. Pengujian Batas Plastis 1. Tujuan Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan batas kadar air suatu tanah dimana tanah tersebut mempunyai sifat plastis. Pekerjaan dilakukan dengan cara menggiling tanah dengan tangan samapi berdiameter 3 mm dan retak. 2. Peralatan 1) Lumpang dan alu karet 2) Ayakan No. 40 (0,2 mm) 3) Gelas ukur 100 cc 4) Air suling 5) Plat kaca 6) Spatula 7) Batang pembanding diameter 3 mm 8) Cawan untuk pemeriksaan kadar air 9) Peralatan lainnya untuk pengukuran kadar air (oven, timbangan dan desikator). 3. Benda Uji Contoh tanah yang telah kering udara, atau contoh tanah tak terganggu sebanyak kirakira 50 gram. Contoh tanah dipersiapkan bersama dengan contoh tanah untuk pemeriksaan batas cair. 4. Prosedur 1) Hancurkan bongkahan contoh tanah dalam lumping untuk melepaskan butir-butir tanah satu sama lainnya. Kemudian ayak dengan saringan no. 40. 2) Campur tanah dengan sejumlah air dan aduk sampai rata. 3) Ambil adonan contoh tanah kira-kira sebesar ibu jari, kemudian geleng-gelengkan diatas plat kaca dengan telapak tangan sehingga berbentuk batang yang memanjang yang makin lama makin kecil sampai terjadi retakan atau putus-putus. 4) Bila retakan terjadi pada diameter lebih besar dari 3 mm, tambahkan air dan aduk kembali kemudian lakukan juga langkah kerja 3, sebaliknya bila retakkan terjadi pada diameter lebih kecil dari 3 mm, maka biarkan contoh tanah agak kering, kemudian lanjutkan langkah kerja 3. 16 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani 5) Bila retakan terjadi tepat pada diameter 3 m, segera masukkan batang adonan tanah tersebut kedalam cawan dan tutuplah. Selanjutnya lakukan pemeriksaan kadar air. 6) Lakukan langkah kerja no 3 dan 5 sebanyak 2 kali. 5. Perhitungan Lakukan perhitungan kadar air dan ambil angka rata-rata (PL). Bila perbedaan satu dengan yang lainnya lebih besar 5 % maka pekerjaan harus diulang. Hasil percobaan ini digabungkan dengan hasil pemeriksaan batas cair (LL) untuk menghitung index plastisitas (PI), dimana PI = LL – PL. Bila diketahui kadar air asli 𝜔n, maka dapat dihitung liquidity index (LI) LI = (𝜔𝑛−𝑃𝐿) B. Batas Cair 𝑃𝐼 1. Tujuan Menentukan kadar air dimana tanah mulai menunjukan sifat sebagai benda alir. 2. Peralatan  Magkuk cassagrande  Air bersih atau air suling kira kira 300 cm2  Lumpang dan alu karet  Saringan no. 40 (0,42 mm)  Alat pembuat alur atau grooving tool, yaitu cassagrande, grooving tool, berbentuk pipih , cocok untuk jenis tanah lebih plastis, dan ASTM grooving tool, berbentuk bengkok tebal untuk tanah kurang plastis.  Gelas ukur 500 cm2  Plat kaca  Spatula untuk mengaduk sampel  Cawan kadar air  Peralatan lainnya untuk pengukuran kadar air (Oven, Timbangan dan Desikator). 3. Benda Uji Contoh tanah yang keringkan di udara atau tanah menurut keadaan asli yang lunak sebanyak 300 gram. 17 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani 4. Prosedur 1) Hancurkan bongkah contoh tanah yang telah dikeringkan udara dalam lumping untuk melepaskan butir-butir tanah satu sama lainnya. Kemudian ayaklah dengan saringan no. 40. 2) Letakkan contoh tanah yang lolos dari ayakan no. 40 diatas plat kaca. Beri air sedikit demi sedikit dan aduk sampai rata dengan menggunakan spatula sehingga campuran menjadi adonan yang lembut. 3) Isikan adonan tanah kedalam mangkuk Cassagrande dan ratakan permukaannya. 4) Buatlah alur tepat ditengahnya dengan menggunakan Grooving Tool. 5) Lakukan putaran handel mangkuk Cassagrande sambil menghitung jumlah putaran dan memperhatikan gerakan adonan tanah pada tengah alur merapat sepanjang ½ inci (13 mm). Jumlah putaran itu disebutkan jumlah “pukulan”. 6) Perlu diperhatikan setiap penggantian adonan tanah, mangkuk Cassagrande harus dibersihkan. Langkah kerja 3 sampai 5 harus dikerjakan dengan cepat karena penguapan air selama pelaksanaan akan menjadi sumber kesalahan. 7) Ambilah adonan tanah bagian tengah mangkuk Cassagrande kira-kira sebesar ibu jari, masukkan kedalam cawan dan tutup dengan rapi sehingga tidak terjadi perubahan kadar air sampai waktu penentuan kadar air. 8) Catat nomor cawan dan jumlah pukulan yang dilakukan terhadap adonan tersebut. 9) Lakukan percobaan sedikitnya 4 kali, 2 dibawah 25 pukulan dan 2 diatas 25 pukulan. 5. Perhitungan 1) Hitung kadar air terhadap masing-masing contoh. 2) Tetapkan pasangan angka pukulan dengan kadar air. 3) Gambarkan pada grafik semi logaritma: jumlah pukulan pada axis X (skala log) dan kadar air pada axis Y (skala linier). 4) Tarik garis regresi. 18 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani 5) Kadar air yang sesuai jumlah pukulan 25 adalah batas cair tanah tersebut. Hasil percobaan kadar air yang merupakan batas cair (LL= liquid limit) dinyatakan dalam %. Dapat juga dilaporkan flow index, yaitu kemiringan garis regresi pada jumlah pukulan 10 dan 100. Pelaporan dilakukan bersama-sama dengan hasil percobaan batas plastis. 19 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA BANDAR UDARA POLITEKNIK PENERBANGAN PALEMBANG JALAN ADI SUCIPTO SUKARAMI PALEMBANG TELP. (0711) 410930 FAX. (0711) 420385 Proyek : Atterberg Limit Dikerjakan Oleh : Kelompok 4 Lokasi : Lab. Mekanika Tanah Tanggal Dikerjakan : Rabu, 25 Agustus 2021 Deskripsi Tanah: Kedalaman :- PEMERIKASAAN BATAS CAIR No. Cawan 3 4 N 88 96 Berat Cawan Kosong W1 14,44 11,00 Berat cawan + tanah basah (gr) W2 18,81 16,31 Berat cawan + tanah kering (gr) W3 17,56 14,74 Berat tanah kering (gr) W3 ̶ W1 3,12 3,74 Berat air (gr) W2 ̶ W3 1,25 1,57 40,06 41,97 Jumlah Pukulan Kadar air (W) = 𝑤2−𝑤3 𝑤3−𝑤1 x 100 Grafik LL 45 40 35 30 25 Kadar Air 20 KadarAir 15 10 5 0 88 20 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah 96 Suci Ryski Nur Afriyani PEMERIKSAAN BATAS PLASTIS No. Cawan 1 2 Berat Cawan Kosong W1 14,38 14,16 Berat cawan + tanah basah (gr) W2 15,67 15,43 Berat cawan + tanah kering (gr) W3 15,43 15,20 Berat tanah kering (gr) W3 ̶ W1 1,05 1,04 Berat air (gr) W2 ̶ W3 0,24 0,23 22,85 22,11 Kadar air (W) = Batas cair 𝑤2−𝑤3 𝑤3−𝑤1 x 100 = 41,015 % Batas Plastis = 22,48 % IP = 18,535 % 21 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani BAB VI PEMADATAN TANAH Pemadatan tanah dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan tanah dan mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan. Tingkat pemadatan tanah diukur dari berat volume kering tanah yang dipadatkan. Bila air ditambahkan kedalam tanah yang sedang dipadatkan, air tersebut akan berfungsi sebagai unsur pembasah pada partikelpartikel tanah yangakan lebih mudah bergerak satu sama lain dan membentuk keududukan yang lebih rapat. Kadar air dimana harga berat volume kering maksimum mencapai disebut kadar optimum. Pengujian di laboratorium yang umum dilakukan untuk mendapatkan berat volume kering maksimum dan kadar air optimum adalah pemadatan standard dan modified. Kedua pengujian ini dimaksudkan untuk menetukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah dengan cara memadatkan tanah didalam cetakan silinder berukuran tertentu dengan menggunakan alat penumbuk dan tinggi jatuh serta energy tumbukan berbeda. Perbedaan dari ke 2 jenis pemadatan tersebut terletak pada : 1. Standard a. Alat penumbuk 2,45 kg dan tinggi jatuh 30,5 cm serta energi tumbukan 593,7 kJ/m3 b. Jumlah lapisan 2 lapis dengan 25 tumbukan berlapis. 2. Modified a. Alat penumbuk 4,54 kg dan tinggi jatuh 45,7 cm serta energi tumbukan 2710,5 kJ/m3 b. Jumlah lapisan 5 lapisan dengan 56 tumbukan berlapis Perhitungan berat volume kering dengan menggunakan rumus : 𝛾𝑑 = 𝛾 100 + 𝜔 Dengan : γd = berat volume kering ω = kadar air (%) dari grafik berat isi tanah kering terhadap kadar air dari hasil percobaan didapat berat volume kering maksimum dan kadar air optimum yang sesuai dengan berat volume kerinf maksimum. Pada grafik tersebut ada garis zero void (ZAV) tang didapat dengan rumus : 22 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani 𝛾𝑑 = 𝐺𝑠. 𝛾𝑤 1 + 𝐺𝑠. 𝜔 Dengan : Gs = berat jenis butiran tanah γw = berat volume air grafik pemadatan tidak boleh memotong garis zero air void dan pada harga kadar air yang tinggi menjadi sejajar dengan garis tersebut. 23 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani PENGUJIAN PEMADATAN TANAH A. Pengujian Pemadatan Tanah (Standard) 1. Tujuan Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah dengan cara memadatkan tanah didalam cetakan silinder berukuran tertentu dengan menggunakan alat penumbuk 2,45 kg dan tinggi jatuh 30,5 cm serta energi tumbukan 593,7 kJ/m3. 2. Peralatan 1) Cetakan berdiameter 4” kapasitas 943 cm3 atau diameter 6” mm kapasitas 2124 cm3. 2) Alat penumbuk logam. 3) Alat untuk mengeluarkan contoh tanah. 4) Oven 5) Saringan 2”, 3⁄4, no. 4. 3. Benda Uji 1) Contoh tanah yang sudah dijemur, dihancurkan gumpalan-gumpalannya dengan palu karet. 2) Tentukan kadar air tanah tersebut. 3) Pisahkan 5 buah sampel tanah masing-masing seberat 2 kg (untuk moldɸ 4”) atau 4 kg (untuk mold ɸ 6”) lalu masukkan kedalam kantong plastic. Dengan cara sebagai berikut: Semprotkan air sedikt demi sedikit sambal diaduk-aduk dengan tangan sampai merata. Penambahan air dilakukan sampai didapat campuran tanah yang bila dikepal dnegan tangan lalu dibuka, tidak hancur dan tidak lengket ditangan. Setelah didapat campuran tanah seperti ini, catat jumlah air yang ditambahkan tadi kemudian tentukan kadar airnya. 24 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani 4) Masing-masing benda uji dimasukkan kedalam kantong plastic dan disimpan selama 12 jam atau sampai kadar airnya merata. 4. Prosedur 1) Timbang cetakan dengan keeping alasnya hingga ketelitian 1 gram. Beri tanda mold tersebut agar tidak tertukar. 2) Cetakan, alas dan leher disatukan dan ditempatkan pada landasan yang kokoh. 3) Ambil benda uji lalu dipadatkan dalam cetakan dengan cara sebagai berikut:  Pada tiap-tiap lapisan tanah dilakukan 25x pukulan dengan pemukul standar.  Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan dengan perbedaan tebal masing-masing tidak lebih dari 0,5 cm. 4) Lepaskan leher sambungan dan potong kelebihan tanah dari bagian leher dengan straight edge agar kelebihan tanah betul-betul rata dengan permukaan cetakan. 5) Timbang cetakan beserta keeping alas yang berisi benda uji dengan ketelitian 5 gram. 6) keluarkan benda uji dengan menggunakan extruder dan potong sebagian kecil dari benda uji untuk menentukan kadar airnya (𝜔). 7) Ulangi prosedur 3 sampai 6 untuk sampel lainnya. 5. Perhitungan 1) Hitung berat volume basah dengan menggunakan rumus berikut: 𝛾= 𝑊2 − 𝑊1 𝑉 Dengan: 𝛾 = berat volume basah V = volume cetakan W1 = berat cetakan + benda uji W2 = berat cetakan 2) Hitung berat volume kering dengan menggunakan rumus: 25 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani 𝛾𝑑 = 𝛾 100 + ɷ Dengan: 𝛾𝑑 = berat volume kering ɷ = kadar air (%) Gambarkan garfik berat isi tanah kering terhadap kadar air dan hasil percobaan. Kemudian gambarkan sebuah kurva yang paling mendekati titik-titik yang digambarkan dan tentukan berat volume kering maksimum ini adalah kadar air optimum. Kemudian gambarkan garis zero air void (ZAV) dengan rumus: 𝛾𝑑 = 𝐺𝑠 . 𝛾𝑤 1 + 𝐺𝑠 . ɷ Dengan: 𝐺𝑠 = berat jenis butiran tanah 𝛾𝑤 = berat volume air Grafik pemadatan tidak boleh memotong garis zero air void dan pada harga kadar air yang tinggi menjadi sejajar dengan garis tertentu. 26 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA BANDAR UDARA POLITEKNIK PENERBANGAN PALEMBANG JALAN ADI SUCIPTO SUKARAMI PALEMBANG TELP. (0711) 410930 FAX. (0711) 420385 PERCOBAAN PEMADATAN STANDARD Proyek : Pemadatan Standard Dikerjakan oleh : Kelompok 4 Lokasi : Lab. Mekanika Tanah Tanggal dikerjakan : 3 September 2021 Deskripsi Tanah :- Jumlah lapisan tanah :- Dimensi silinder : Diameter 102 mm dan 120 mm Volume cetakan :- Berat jenis butiran tanah: - Sampel No. No. Cawan 1 2 3 Berat cawan + tanah basah (W2) 63,11 74,52 59,23 Berat cawan + tanah kering (W3) 15,33 61,55 49,71 Berat cawan (W1) 11,24 13,64 14,28 Berat air (W2 – W3) 47,78 12,97 9,52 Berat tanah kering (W3 – W1) 4,09 47.91 35.43 1168,21 27,07 26,86 Kadar air (W2 – W3) (W3 – W1) x 100% Menentukan berat isi kering Kadar air perkiraan 17 % 17 % 17 % Kadar air sebenarnya 17,02 17,61 17,83 Berat tanah + cetakan 6,327 6,327 6,327 Berat cetakan 4,478 4,478 4,478 27 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani 1 Isi cetakan ( π d ) 2 4 Berat tanah (berat tanah + cetakan –berat cetakan) 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ Berat isi ( 𝐼𝑠𝑖 𝑐𝑒𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 Berat isi kering ( ZAV ) 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐼𝑠𝑖 𝑊+1 ) Kadar air optimum : 17 % Berat isi kering maksimum : 0,0000746 gr/cm2 28 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah 3121,28 1321,28 1321,28 1,849 1,849 1,849 0,00139 0,00139 0,00139 0,0000746 0,0000746 0,0000746 Suci Ryski Nur Afriyani B. Pengujian Pemadatan Tanah (Modified) 1. Tujuan Tujuan pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air kepadatan tanah dengan cara memadatkan tanah didalam cetakan silinder berukuran tertentu dengan menggunakan alat penumbuk 2710,5 kJ/m3. 2. Peralatan Sama dengan pemadatan standard. 3. Benda Uji Benda uji sama dengan percobaan standard. Kecuali jumlah contoh tanah masingmasing pemeriksaan. 4. Prosedur Sama dengan percobaan pemadatan standard, kecuali pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk modified 4,54 kg dengn tinggi jatuh 45,7 cm. Tanah dipadatkan dalam 5 lapisan dan tiap-tiap lapisan dipadatkan dengan 56 tumbukan. 5. Perhitungan Sama dengan percobaan pemadatan standard. 29 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Dari berbagai jenis praktikum mekanika tanah antara lain sondir, berat jenis, pengujian analisa butiran tanah, atterberg limit dan pengujian pemadatan tanah, dapat diketahui tujuan, kegunaan, peralatan, benda uji. prosedur, perhitungan serta dapat melakukan analisis dari hasil praktikum dengan baik. serta semoga dapat mengaplikasikkannya baik dikegiatan laboratorium maupun dilapangan. B. Saran  Selalu memperhatikan ketelitian dalam praktikum, sehingga dapat meminimalisir kesalahan.  Setelah praktikum, alat yang digunakan dikembalikan ke tempat semula dalam keadaan bersih dan tertata rapi. 30 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani LAMPIRAN 31 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani DAFTAR PUSTAKA Aulia, Tarisya. 2013. Laporan Praktikum Mekanika Tanah. Fakultas Teknik: Universitas Mulawarman. 32 | Laporan Praktikum Mekanika Tanah Suci Ryski Nur Afriyani