AKTIVA TETAP
1. Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva berujud yang digunakan dalam operasi
perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal perusahaan. (Haryono Jusup, 2005; 153)
Aktiva tetap adalah aktiva berujud yan berumur lebih dari satu tahun
yang dimiliki oleh perusahaan dengan tujuan untuk dipakai dalam
perusahaan bukan untuk dijual kembali (Wit & Erhans, 2000; 82)
Aset tetap adalah aset berwujud yang (Slamet Sugiri, 2009; 137) :
a. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penydiaan barang
atau jasa, untuk direntalkan pada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif
b. diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode
2. Klasifikasi Aktiva Tetap
Aktiuva tetap biasanya digolongkan menjadi 4 kelompok yaitu (Haryono
Jusup, 2005; 155):
a. Tanah : seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya
gedung perusahaan
b. Perbaikan tanah : seperti jalan-jalan
diseputar lokasi
perusahaan, tempat parker, pagar dan saluran air bawah tanah
c. Gedung : seperti gedung yang digunakan untuk kantor, toko,
pabrik dan gudang
d. Peralatan : seperti peralatan kantor, mesin pabrik, peralatan
pabrik, kendaraan dan mebel
3. Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap
Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga
Perolehannya.
Harga perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk
mendapatkan aktiva tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain agar
aktiva siap untuk digunakan (Haryono Jusup, 2005; 155)
Harga perolehan adalah harga beli ditambah seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperolehnya dan menyiapkan aktiva tetap
tersebut sampai siap digunakan (Wit & Erhans, 2000; 82).
Misal :
Sebuah computer merk Dell dibeli dengan harga Rp. 7.500.000 dengan
potongan tunai 10 % biaya yang dikeluarkan untuk install komputer
dan pemasangan hingga siap digunakan sebesar Rp. 250.000. maka
harga perolehan komputer tersebut dapat dihitung sbb :
: 7.500.000
: 750.000 –
6.750.000
Biaya install dan pasang : 250.000
Harga beli
Potongan tunai 10 %
Harga Perolehan
7.000.000
Jurnal untuk mencatat perolehan aktiva tetap adalah
Komputer
Kas
7.000.000
7.000.000
Untuk penghitungan harga perolehan dan pencatatan keempat
klasifikasi aktiva tetap diatas dapat dibaca di buku Haryono Jusup
halaman 156 s/d 159.
Terdapat berbagai cara dalam memperoleh aktiva tetap, yang akan
mempengaruhi penentuan harga perolehan. Berbagai cara tersebut
antara lain : pembelian secara tunai; pembelian kredit; pembelian
dengan wesel bunga; pembelian gabungan (dalam satu paket);
membangun sendiri aktiva dan adanya sumbangan dari pihak lain.
a. Pembelian Tunai
Dalam pembelian secara tunai, harga perolehan adalah harga
belibersih setelah dikurangi potongan tunai ditambah dengan
pengeluaran-pengeluaran.
Misal : dibeli mesin pabrik Rp. 55.000.000, pengeluaran yang berkaitan
dengan pembelian mesin antara lain : PPN sebesar Rp. 5.500.000;
Premi asuransi sebesar Rp. 550.000 dan biaya pemasangan sebesar
Rp. 1.450.000 maka harga perolehannya :
Harga beli
PPN
Premi asuransi
Biaya pemasangan
Harga perolehan
: 55.000.000
: 5.500.000
:
550.000
: 1.450.000
62.500.000
Jurnal
Mesin pabrik
Kas
62.500.000
62.500.000
b. Pembelian dengan Kredit
Pembelian secara kredit jangka panjang pada umumnya melibatkan
bunga. Bunga dapat ditetapkan secara eksplisit dan secara implisit.
Bunga eksplisit dalam pembelian kredit adalah bunga yang ditetapkan
secara jelas/terus terang
Bunga implisit : bunga yang ditetapkan tidak secara terus terang
sehingga harus mencari terlebih dahulu bunganya.
Baik secara eksplisit maupun secara implisit bunga tidak boleh
dimasukkan dalam menghitung harga perolehan karena bunga bukan
merupakan pengorbanan untuk memperoleh aktiva tetap, tetapi
pengorbanan untuk menggunakan dana pihak lain.
Contoh bunga elsplisit
Pada tanggal
c. Pembelian dengan Menggunakan Wesel Berbunga
Dalam pembelian aktiva dengan jumlah rupiah yang besar, kadangkadang perusahaan membayarnya dengan wesel erbunga. Biasanya
pembeli diwajibkan membayar uang muka dan sisanya dibayar dengan
wesel berbunga dimana bunga wesel dibayar pada saat jatuh tempo
wesel tersebut. Harga perolehan aktiva dihitung dengan jumlah uang
muka ditambah nilai nominal wesel. Sedangkan biaya bunga
merupakan biaya pendanaan (financing cost) yang dicatat dengan
mendebet rekening biaya bunga.
Contoh :
PT FEDNY membeli peralatan pabrik dengan harga tunai 120.000.000
Uang muka yang diberikan sebesar 20.000.000 dan sisanya dibayar
dengan wesel berbunga janka waktu 1 tahun bunga 10 %. Jurnal untuk
mencatat pembelian aktiva tetap tersebut :
Peralatan pabrik
120.000.000
Kas
20.000.000
Utang wesel
100.000.000
(untuk mencatat uang muka dan penarikan utang wesel)
Pada saat jatuh tempo wesel, dibayarkan nilai nominalnya ditambah
dengan bunga sebesar 10.000.000 ( 100.000.000 x 10%) dan dicatat
dalam jurnal :
Utang wesel
Biaya bunga
Kas
100.000.000
10.000.000
110.000.000
d. Pembelian dalam satu paket (gabungan)
Pembelian dalam satu paket (gabungan) sering disebut sebagai
pembelian secara lump-sum. Harga paket (borongan)didasarkan pada
harga perolehan masing-masing aktiva tetap yang ditentukan dengan
harga pasar .
Misal:
PT LISA pada tanggal 1 januari 2010 membeli tanah, gedung dan
peralatan dengan harga total 100.000.000 dan harga pasar masingmasing sebesar 45.000.000 untuk tanah, 75.000.000 untuk gedungnya
dan 30.000.000 untuk peralatan. Hitunglah alokasi harga perolehan
masing-masing aktiva tersebut dan buatlah jurnalnya.
Golongan
Harga Pasar
% dari HP & Perhitungan
Tanah
Gedung
Peralatan
45.000.000
75.000.000
30.000.000
30 % x 100.000.000
50 % x 100.000.000
20 % x 100.000.000
150.000.000
100 %
Alokasi
30.000.000
50.000.000
20.000.000
100.000.000
Jurnal untuk mencatat pembelian aktiva tetap secara gabungan
Tanah, gedung & peralatan
Kas
100.000.000
100.000.000
Jurnal untuk mencatat alokasi harga perolehan masing-masing aktiva
Tanah
30.000.000
Gedung
50.000.000
Peralatan
20.000.000
Tanah, gedung & peralatan
100.000.000
e. Membangun sendiri
Perusahaan terkadang membangun sendiri aktiva tetapnya.
Misalkan perusahaan membangun sendiri kantornya, garasi ataupun
gudangnya. Harga perolehan aktiva yag dibangun sendiri oleh
perusahaan terdiri dari harga material atau bahan bangunan yang
dipakai, upah tenaga kerja, dan biaya lain-lain meliputi listrikdan
depresiasi aktiva tetap perusahaan yang digunakan untuk
membangun. Dimunkinkan pula adanya biaya bunga jika perusahaan
dala membangun meminjam dari pihak luar sehingga biaya bunga
dimasukkan dalam unsur harga perolehan tetapi hanya biaya bunga
selama masa konstruksi saja. Jika setelah masa konstruksi belum
lunas maka biaya bunga dibebankan sebagai biaya periodik dalam
kelompok biaya diluar usaha dalam laporan laba rugi.
Jika harga perolehan aktiva dengan membangun sendiri lebih
kecil dari (lebih rendah) dari harga aktiva sejenis, perusahaan tidak
diperkenankan mengakui adanya keuntungan akibat membangun
sendiri.
f. Sumbangan
Aktiva tetap dapat diperoleh dari sumbangan, misalnya sumbangan
dari pemerintah atau lembaga lain. Meski untuk memperoleh
sumbangan tidak ada pengorbanan yang dikeluarkan, akuntansi tetep
mencatatnya karena akuntansi merupakan alat pertanggugjawaban.
Aktiva tetap dari sumbangan didebit dan akun lawannya adalah modal
sumbangan. Nilainya adalah sebesar nilai wajar pada saat sumbangan
itu diterima.
Contoh:
Pada tanggal 27 januari 2010 PT Bejobanget menerima sumbangan
dari pemerintah daerah berupa tanah. Nilai wajar tanah dilokasi
setempat adalah 75 juta. Hitunglah harga perolehan tanah dan buatlah
jurnal yang diperlukan.
Karena nilai wajar tanah sebesar 75 juta rupiah maka harga
perolehan tanah sumbangan tersebut sebesar 75 juta rupiah juga.
Jurnal :
27/1 Tanah
75.000.000
Modal dari sumbangan
75.000.000
DEPRESIASI (PENYUSUTAN)
Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap
menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan
sistematis (Haryono Jusup, 2005; hal 162).
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan
dari suatu asset selama umur manfaatnya.
Depresiasi/ penyusutan bukan merupakan penilaian aktiva tetap tetapi
merupakan proses pengalokasian harga perolehan. Alokasi dilakukan
sepanjang umur manfaat yang dapat berupa periode waktu atau jumlah
produksi/unit yang diharapkan akan diperoleh dari aktiva tetap
tersebut.
Akumulasi depresiasi aktiva tetap menggambarkan jumlah depresiasi
yang telah dibebankan sebagai biaya, bukan menggambarkan dana
yang telah dihimpun.
a. Akuntansi untuk penyusutan
Terdapat 3 faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusutan :
1. Harga perolehan (cost)
Harga perolehan suatu aktiva meliputi seluruh pengeluaran yang
berkaitan dengan perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan.
2. Nilai residual atau nilai sisa (residual value / salvage value)
Jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat aktiva
tersebut tidak digunakan lagi
3. Masa atau umur manfaat aktiva tetap
Aktiva tetap memiliki masa manfaat terbatas. Keterbatasan tersebut
karena berbagai faktor seperti keausan, kecacatan, kemerosotan nilai,
kerusakan (kecuali tanah)
b. Metode penyusutan
Ada 4 metode penyusutan aktiva tetap yang dikenal secra umum yaitu:
1. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)
2. Metode Unit Produksi (Units-of-Production Method) atau satuan hasil
3. Metode saldo menurun (Declining Balance Method)
4. Metode jumlah angka tahun (Sum-of-the-Years-Digits Method)
1. Metode Garis Lurus
Dalam metode ini, nilai penyusutan dibebankan secara merata selama
estimasi umur aktiva.
Rumus: Harga Perolehan - Taksiran Nilai Residu
Estimasi Umur Manfaat
Contoh (1) (dipakai pada awal tahun):
Harga perolehan Mesin (rupiah)
Taksiran nilai sisa (nilai residu)
Taksiran umur manfaat (tahun)
Tanggal pemakaian
20.000
0
5
01 Jan’95
Maka besarnya penyusutan per tahun:
20.000 - 0
---------------- = 4.000 per tahun
5 thn
Jika dibuat tabel penyusutannya, akan nampak seperti dibawah ini:
Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
0
1
2
3
4
5
4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
8.000
12.000
16.000
20.000
20.000
16.000
12.000
8.000
4.000
0
Penjelasan:
Akumulasi penyusutan merupakan kumulatif dari beban penyusutan.
Akumulasi penyusutan = akumulasi penyusutan + beban penyusutan
Nilai buku = Harga perolehan - akumulasi penyusutan
atau
Nilai buku = Nilai buku - beban penyusutan
Pengecekan:
Nilai buku pada akhir estimasi umur manfaat harus sama dengan
taksiran nilai sisa.
Jika berbeda, berarti telah terjadi kesalahan.
Jurnal Penyusutan (tahun 1)
Des 31
Beban penyusutan - Mesin
4.000
Akumulasi penyusutan - Mesin 4.000
Nb: Untuk tahun ke 2 s/d ke 5 juga dibuat jurnal yang sama, nilainya
diambil dari tabel penyusutan kolom beban penyusutan.
Contoh (2) (dipakai bukan pada awal tahun)
Harga perolehan Mesin (rupiah)
Taksiran nilai sisa (nilai residu)
Taksiran umur manfaat (tahun)
Tanggal pemakaian
20.000
0
5
16 Sept’ 95
Maka besarnya penyusutan per tahun:
20.000 - 0
--------------- = 4.000 per tahun
5 thn
Beban penyusutan untuk tahun pertama (16 september s/d 31
desember 1995 = 3 bulan):
4.000 x (3/12) = 1.000
(Lihat penjelasan no 2 penyusutan diakui pada bulan terdekat)
Beban penyusutan untuk tahun terakhir pemakaian dari tanggal 1
januari 2000 s/d 31 september 2000 adalah 9 bulan :
4.000 x (9/12) = 3.000
(Lihat penjelasan no 4 penyusutan diakui pada bulan terdekat )
Jika dibuat tabel penyusutannya, akan nampak seperti dibawah ini:
Tahun
0
1
2
3
4
5
6
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
1.000
4.000
4.000
4.000
4.000
3.000
1.000
5.000
9.000
13.000
17.000
20.000
Nilai Buku
20.000
19.000
15.000
11.000
7.000
3.000
0
Jurnal penyusutan di tahun pertama (3 bulan) tahun1995:
Des 31
Beban penyusutan - Mesin
1.000
Akumulasi penyusutan - Mesin
1.000
Nb: Untuk tahun ke 2 s/d ke 6 juga dibuat jurnal yang sama, nilainya
diambil dari tabel penyusutan kolom beban penyusutan.
Penjelasan:
Prinsip akuntansi yang dipakai untuk tanggal pemakaian dan
pelepasan aktiva tetap adalah penyusutan diakui pada bulan terdekat
artinya:
1. Jika aktiva yang diperoleh pada atau sebelum tanggal 15 maka
bulan yang bersangkutan dianggap telah memiliki sepanjang bulan
bersangkutan.
2. Jika aktiva yang diperoleh setelah tanggal 15, dianggap belum
memiliki pada bulan yang bersangkutan.
3. Sebaliknya jika aktiva yang dijual pada atau sebelum tanggal 15
maka bulan yang bersangkutan dianggap tidak memiliki bulan yang
bersangkutan,
4. Jika aktiva yang dijual setelah tanggal 15, maka dianggap memiliki
bulan yang bersangkutan.
2. Metode Unit Produksi
Menghasilkan beban penyusutan yang berbeda-beda menurut jumlah
penggunaan aktiva.
Rumus:
Harga Perolehan - Taksiran Nilai Sisa
Estimasi Jam Mesin
Contoh:
Harga perolehan Mesin (rupiah)
Taksiran nilai sisa (nilai residu)
Estimasi jam mesin (jam)
20.000
0
10.000
Maka besarnya penyusutan per unit satu jam mesin:
20.000 - 0
Besarnya penyusutan = ---------------- = Rp 2 (penyusutan per jam mesin)
10.000 jam
Misalkan di tahun pertama telah digunakan sebanyak 3.000 jam maka
besarnya penyusutan adalah:
Besarnya penyusutan ditahun pertama = 3.000 jam x Rp 2 = 6.000
Jurnal
Des 31
Beban penyusutan - Mesin
6.000
Akumulasi penyusutan – Mesin
6.000
3. Metode Saldo Menurun
Menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin menurun
sepanjang umur estimasi aktiva.
Dalam metode ini nilai residu (nilai sisa) tidak diperhitungkan.
Persentase yang digunakan adalah perkalian atas tingkat garis lurus
yang dikalkulasikan untuk berbagai masa manfaat sebagai berikut:
Estimasi Masa
Manfaat Dalam
Tahun
4
5
10
20
Tarif Garis
Lurus
Tarif Garis
Lurus 1,5 kali
25 %
20 %
10 %
5%
37,5 %
30 %
15 %
7,5 %
Tarif Garis
Lurus
2 Kali
50 %
40 %
20 %
10 %
Penjelasan perhitungan
untuk estimasi masa manfaat selama 4 tahun.
Tarif garis lurusnya = (1/4) x 100% = 25%
Jika memakai 1,5 kali tarif garis lurus maka = 25% x 1,5 = 37.5%
Jika memakai 2 kali tarif garis lurus maka = 25% x 2 = 50%
Prinsip akuntansi untuk metode saldo menurun yang dipakai adalah
saldo menurun berganda, berarti memakai 2 kali tarif garis lurus.
Contoh (1): (dipakai pada awal tahun)
Harga perolehan Mesin (rupiah)
20.000
Taksiran nilai sisa (nilai residu)
0
Taksiran umur manfaat (tahun)
5
Tanggal pemakaian
01 Jan’95
Sebelum membuat tabel penyusutan, tentukan dulu tarifnya dengan
cara:
2 x Tarif Garis lurus = 2 x ((1/5) x 100%) = 2 x 20% = 40%
Tabel Penyusutan
Tahun
0
1
2
3
4
5
Beban Penyusutan
(20.000 x 40%) = 8.000
(12.000 x 40%) = 4.800
(7.200 x 40%) = 2.880
(4.320 x 40%) = 1.728
(2.592 x 40%) = 1.037
Akumulasi
Penyusutan
8.000
12.800
15.680
17.408
18.445
Nilai Buku
20.000
12.000
7.200
4.320
2.592
1.555
Penjelasan:
Estimasi nilai residu tidak dipakai dalam perhitungan tarif penyusutan,
dan dalam perhitungan penyusutan periodik. Selain itu, aktiva tidak
boleh disusutkan di bawah estimasi nilai residu.
Karena nilai buku pada akhir tahun estimasi umur manfaat harus sama
dengan taksiran nilai sisa, maka penyusutan tahun ke 5 (dibulatkan):
5
2.592
20.000
0
Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
Jadi Tabel penyusutan seutuhnya adalah:
Tahun
0
1
2
3
4
5
Beban Penyusutan
(20.000 x 40%) = 8.000
(12.000 x 40%) = 4.800
(7.200 x 40%) = 2.880
(4.320 x 40%) = 1.728
2.592
8.000
12.800
15.680
17.408
20.000
20.000
12.000
7.200
4.320
2.592
0
Jurnal Penyusutan
Des 31
Beban penyusutan - Mesin
8.000
Akumulasi penyusutan - Mesin
8.000
Beban penyusutan ditahun pertama
Nb: untuk penyusutan di tahun ke 2 s/d tahun ke 5 jurnalnya sama, dan
nilainya diambil dari tabel penyusutan kolom beban penyusutan
Contoh (2): (dipakai bukan pada awal tahun)
Harga perolehan Mesin (rupiah)
Taksiran nilai sisa (nilai residu)
Taksiran umur manfaat (tahun)
Tanggal pemakaian
20.000
0
5
01 Jul’95
Sebelum membuat tabel penyusutan, tentukan dulu tarifnya dengan
cara:
2 x Tarif Garis lurus = 2 x ((1/5) x 100%) = 2 x 20% = 40%
Tahun
0
1
2
3
4
5
6
Beban Penyusutan
(20.000 x 40%) x (6/12) = 4.000
(16.000 x 40%) = 6.400
(9.600 x 40%) = 3.840
(5.760 x 40%) = 2.304
(3.456 x 40%) = 1.382,40
(2.073,60 x 40 %) x (6/12) = 829,44
Akumulasi
Penyusutan
Nilai
Buku
4.000
10.400
14.240
16.544
17.926,40
18.755,84
20.000
16.000
9.600
5.760
3.456
2.073,60
1.244,16
Penjelasan:
Penyusutan di tahun 1 adalah untuk periode 6 bulan (1 jul - 31 Des’95)
Sedangkan penyusutan di tahun terakhir juga untuk periode 6 bulan (1
jan - 30 jun’00)
Karena nilai buku pada akhir tahun estimasi umur manfaat harus sama
dengan taksiran nilai sisa, maka penyusutan tahun ke 6 (dibulatkan) :
6
2.073,60
20.000
0
Akumulasi
Penyusutan
Nilai
Buku
4.000
10.400
14.240
16.544
17.926,40
20.000
20.000
16.000
9.600
5.760
3.456
2.073,60
0
Jadi Tabel penyusutan seutuhnya adalah:
Tahun
0
1
2
3
4
5
6
Beban Penyusutan
(20.000 x 40%) x (6/12) = 4.000
(16.000 x 40%) = 6.400
(9.600 x 40%) = 3.840
(5.760 x 40%) = 2.304
(3.456 x 40%) = 1.382,40
2.073,60
Jurnal Penyusutan
Des 31
Beban penyusutan - Mesin
4.000
Akumulasi penyusutan - Mesin
4.000
Beban penyusutan ditahun pertama
Nb: untuk penyusutan di tahun ke 2 s/d tahun ke 6 jurnalnya sama, dan
nilainya diambil dari tabel penyusutan kolom beban penyusutan
4. Metode Jumlah Angka Tahun
Menghasilkan beban penyusutan periodik yang stabil menurun selama
estimasi umur manfaat aktiva itu.
Pecahan yang semakin kecil berturut-turut diterapkan setiap tahun
pada harga pokok awal aktiva itu dikurangi estimasi nilai residu.
Dalam metode ini, harus dihitung dulu jumlah penyebutnya dengan
rumus:
(N + 1)
S= N x ----------2
S = Penyebut
N = taksiran umur manfaat
Contoh (1): (dipakai pada awal tahun)
Harga perolehan Mesin (rupiah)
16.000
Taksiran nilai sisa (nilai residu)
1.000
Taksiran umur manfaat (tahun)
5
Tanggal pemakaian
01 Jan’95
Sebelum menghitung beban penyusutan, hitung terlebih dulu
penyebutnya:
S = 5 * ((5 + 1) / 2)
S = 15
atau dengan cara lain yaitu:
S=5+4+3+2+1
S = 15
Tabel Penyusutan
Tahun
0
1
2
3
4
5
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
5.000
9.000
12.000
14.000
15.000
Nilai Buku
16.000
11.000
7.000
4.000
2.000
1.000
Pengecekan:
Nilai buku akhir tahun harus sama dengan taksiran nilai sisa.
Perhitungan Beban Penyusutan tiap tahunnya:
Tahun 1: (16.000 - 1.000) x (5/15) = 5.000
Tahun 2: (16.000 - 1.000) x (4/15) = 4.000
Tahun 3: (16.000 - 1.000) x (3/15) = 3.000
Tahun 4: (16.000 - 1.000) x (2/15) = 2.000
Tahun 5: (16.000 - 1.000) x (1/15) = 1.000
Jurnal Penyusutan
Des 31
Beban penyusutan - Mesin
5.000
Akumulasi penyusutan - Mesin
5.000
Beban penyusutan ditahun pertama
Nb: untuk penyusutan di tahun ke 2 s/d tahun ke 5 jurnalnya sama, dan
nilainya diambil dari tabel penyusutan kolom beban penyusutan
Contoh (2): (dipakai bukan pada awal tahun)
Harga perolehan Mesin (rupiah)
Taksiran nilai sisa (nilai residu)
Taksiran umur manfaat (tahun)
Tanggal pemakaian
16.000
1.000
5
01 Okt’95
Sebelum menghitung beban penyusutan, hitung terlebih dulu
penyebutnya:
S = 5 * ((5 + 1) / 2)
S = 15
atau dengan cara lain yaitu:
S=5+4+3+2+1
S = 15
Tabel Penyusutan
Tahun
0
1
2
3
4
5
6
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
1.250
4.750
3.750
2.750
1.750
750
1.250
6.000
9.750
12.500
14.250
15.000
Nilai Buku
16.000
14.750
10.000
6.250
3.500
1.750
1.000
Perhitungan:
Tahun ke 1:
(16.000 - 1.000) x (5/15) x (3/12) =
Tahun ke 2:
(16.000 - 1.000) x (5/15) x (9/12) = 3.750
(16.000 - 1.000) x (4/15) x (3/12) = 1.000 +
1.250
4.750
Tahun ke 3:
(16.000 - 1.000) x (4/15) x (9/12) = 3.000
(16.000 - 1.000) x (3/15) x (3/12) = 750 +
3.750
Tahun ke 4:
(16.000 - 1.000) x (3/15) x (9/12) = 2.250
(16.000 - 1.000) x (2/15) x (3/12) = 500 +
2.750
Tahun ke 5:
(16.000 - 1.000) x (2/15) x (9/12) = 1.500
(16.000 - 1.000) x (1/15) x (3/12) = 250 +
1.750
Tahun ke 6:
(16.000 - 1.000) x (1/15) x (9/12) =
750
Jurnal Penyusutan
Des 31
Beban penyusutan - Mesin
1.250
Akumulasi penyusutan - Mesin
1.250
Beban penyusutan ditahun pertama
Jurnal penyusutan untuk tahun ke 2 s/d tahun ke 6 sama jurnalnya dan
nilainya diambil dari tabel penyusutan kolom tabel
Latihan 1 - Metode Penyusutan
Harga Perolehan suatu aktiva sebesar Rp 32.000.000
Estimasi nilai sisa (Residu) sebesar Rp 2.000.000
Estimasi umur manfaat selama 5 tahun
Tanggal perolehan 1 Januari 1990
Di minta:
Buatlah tabel penyusutan dengan metode:
· Garis Lurus
· Saldo Menurun Berganda
· Jumlah Angka Tahun
Latihan 2 - Metode Penyusutan
Harga Perolehan suatu aktiva sebesar Rp 32.000.000
Estimasi nilai sisa (Residu) sebesar Rp 2.000.000
Estimasi umur manfaat selama 5 tahun
Tanggal perolehan 16 Maret 1990
Diminta:
Buatlah tabel penyusutan dengan metode:
· Garis Lurus
· Saldo Menurun Berganda
· Jumlah Angka Tahun
Jawaban Latihan 1
Metode Garis Lurus
Tahun
1
2
3
4
5
Beban Penyusutan
6.000.000
6.000.000
6.000.000
6.000.000
6.000.000
Akumulasi
Penyusutan
6.000.000
12.000.000
18.000.000
24.000.000
30.000.000
Nilai Buku
32.000.000
26.000.000
20.000.000
14.000.000
8.000.000
2.000.000
Motode Saldo Menurun Berganda
Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi
Penyusutan
1
2
3
4
5
12.800.000
7.680.000
4.608.000
2.764.800
2.147.200
12.800.000
20.480.000
25.088.000
27.852.800
30.000.000
Nilai Buku
32.000.000
19.200.000
11.520.000
6.912.000
4.147.200
2.000.000
Metode Jumlah Angka Tahun
Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi
Penyusutan
1
2
3
4
5
10.000.000
8.000.000
6.000.000
4.000.000
2.000.000
10.000.000
18.000.000
24.000.000
28.000.000
30.000.000
Nilai Buku
32.000.000
22.000.000
14.000.000
8.000.000
4.000.000
2.000.000
Jawaban Latihan 2
Metode Garis Lurus
Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi
Penyusutan
1
2
3
4
5
6
4.500.000
6.000.000
6.000.000
6.000.000
6.000.000
1.500.000
4.500.000
10.500.000
16.500.000
22.500.000
28.500.000
30.000.000
Nilai Buku
32.000.000
27.500.000
21.500.000
15.500.000
9.500.000
3.500.000
2.000.000
Metode Saldo Menurun Berganda
Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi
Penyusutan
1
2
3
4
5
6
9.600.000
8.960.000
5.376.000
3.225.600
1.935.360
903.040
9.600.000
18.560.000
23.936.000
27.161.600
29.096.960
30.000.000
Nilai Buku
32.000.000
22.400.000
13.440.000
8.064.000
4.838.400
2.903.040
2.000.000
Metode Jumlah Angka Tahun
Tahun
1
2
3
4
5
6
Beban Penyusutan
7.500.000
8.500.000
6.500.000
4.500.000
2.500.000
500.000
Akumulasi
Penyusutan
7.500.000
16.000.000
22.500.000
27.000.000
29.500.000
30.000.000
Nilai Buku
32.000.000
24.500.000
16.000.000
9.500.000
5.000.000
2.500.000
2.000.000
Revisi Aktiva Tetap
Bila terjadi kesalahan dalam melakukan estimasi adalah hal yang wajar
dan cenderung berulang. Jika terjadi kesalahan seperti ini maka
estimasi harus di revisi untuk menentukan jumlah sisa harga perolehan
aktiva yang belum disusutkan untuk dibebankan sebagai beban dalam
periode yang akan datang.
Contoh:
Harga perolehan aktiva tetap
Taksiran umur manfaat
Taksiran nilai sisa (residu)
Metode penyusutan
Telah disusutkan selama
Tanggal pembelian
130.000
10 tahun
10.000
Garis Lurus
5 tahun
awal tahun
Jika selama tahun ke 6 diperkirakan bahwa sisa umur aktiva adalah 10
tahun (bukan 5 tahun) dan nilai residu sebesar 5.000,- (bukan 10.000),
maka beban penyusutan untuk setiap tahun sepanjang 10 tahun
berikutnya adalah:
Perhitungan:
Sebelum revisi
130.000- 10.000
------------------------- = 12.000 per tahun
10 tahun
Tabel Penyusutan
Tahun
Beban Penyusutan
1
2
3
4
5
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
Akumulasi
Penyusutan
12.000
24.000
36.000
48.000
60.000
Setelah revisi
(70.000 - 5.000) / 10 tahun = 6.500
Nilai Buku
118.000
106.000
94.000
82.000
70.000
Tabel Penyusutan yang selengkapnya menjadi :
Tahun
Beban Penyusutan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
6.500
6.500
6.500
6.500
6.500
6.500
6.500
6.500
6.500
6.500
Akumulasi
Penyusutan
12.000
24.000
36.000
48.000
60.000
66.500
73.000
79.500
86.000
92.500
99.000
105.500
112.000
118.500
125.000
Nilai Buku
118.000
106.000
94.000
82.000
70.000
63.500
57.000
50.500
44.000
37.500
31.000
24.500
18.000
11.500
5.000
Penyusutan Aktiva Tetap yang Harga Perolehan per unitnya rendah
Prinsipnya:
1. Tidak perlu dibuatkan buku tambahan
2. Tidak diperlukan metode penyusutan
3. Metode yang dipakai adalah menghitung persediaan yang ada,
kemudian menaksir nilai wajarnya berdasarkan harga belinya, dan
selanjutnya menghapus selisihnya dari perkiraan aktiva ke
perkiraan “Beban Perkakas Kecil”.
PELEPASAN AKTIVA TETAP (DISPOSAL OF PLANT ASSETS)
Aktiva tetap yang tidak bermanfaat lagi, dapat di lepas dengan cara:
1. Pembuangan Aktiva Tetap (Discarding of Plant Assets)
2. Penjualan Aktiva Tetap (Selling of Plant Assets)
3. Pertukaran Aktiva Tetap (Exchange of Plant Assets)
1. Pembuangan Aktiva Tetap (Discarding of Plant Assets)
Contoh (1):
Harga Perolehan Peralatan
Taksiran umur manfaat
Taksiran nilai sisa (residu)
Metode penyusutan
Telah disusutkan selama
Rp 6.000
10 tahun
Rp 0
Garis lurus
10 tahun
Peralatan tersebut telah dipakai selama 10 tahun, dan sekarang
peralatan itu dibuang sebagai barang rongsokan.
Perhitungan:
Beban Penyusutan =
=
(6.000 - 0) / 10 tahun
600 / tahun
Tabel Penyusutan (Metode Garis Lurus)
Tahun
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Beban Penyusutan
600
600
600
600
600
600
600
600
600
600
Akumulasi
Penyusutan
600
1.200
1.800
2.400
3.000
3.600
4.200
4.800
5.400
6.000
Harga perolehan
Akumulasi penyusutan s/d akhir tahun ke 10
Nilai buku
Nilai Buku
6.000
5.400
4.800
4.200
3.600
3.000
2.400
1.800
1.200
600
0
6.000
6.000 0
Penjelasan:
Peralatan yang harga perolehannya sebesar 6.000 dan telah
disusutkan penuh sampai dengan 10 tahun, dengan nilai sisa adalah 0,
maka nilai buku pada akhir tahun ke 10 adalah sebesar Rp 0 atau sama
dengan nilai sisa (Lihat Tabel Penyusutan)
Jika suatu peralatan dengan nilai buku sebesar Rp 0, kemudian di
buang sebagai barang rongsokan, maka tidak terjadi kerugian ataupun
keuntungan. Dengan kata lain impas.
Akm. Penyusutan - Peralatan
Peralatan
6.000
6.000
Jurnal Pembuangan peralatan (tidak ada kerugian)
Contoh (2):
Harga Perolehan Peralatan (rupiah)
Taksiran umur manfaat
Taksiran nilai sisa (residu) (rupiah)
Metode penyusutan
Telah disusutkan selama
Rp 6.000
10 Tahun
Rp 0
Garis lurus
7 tahun
Pada akhir bulan maret tahun ke 8, peralatan tersebut dibuang sebagai
barang rongsokan.
Perhitungan:
Beban Penyusutan
=
=
(6.000 - 0) / 10 tahun
600 / tahun
Tabel Penyusutan untuk sampai dengan akhir ke 7
Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi
Penyusutan
0
1
2
3
4
5
6
7
600
600
600
600
600
600
600
600
1.200
1.800
2.400
3.000
3.600
4.200
Nilai Buku
6.000
5.400
4.800
4.200
3.600
3.000
2.400
1.800
Perhitungan penyusutan untuk 3 bulan:
Penyusutan per tahun sebesar Rp 600.
Jadi untuk 3 bulan = 600 x (3/12) = 150
Beban Penyusutan Peralatan
Akumulasi penyusutan - peralatan
Jurnal penyusutan untuk 3 bulan
150
150
Tabel penyusutan sampai dengan akhir bulan maret tahun ke 8
Tahun
Beban Penyusutan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
600
600
600
600
600
600
600
150
Akumulasi
Penyusutan
600
1.200
1.800
2.400
3.000
3.600
4.200
4.350
Nilai Buku
6.000
5.400
4.800
4.200
3.600
3.000
2.400
1.800
1.650
Harga Perolehan
Akumulasi penyusutan s/d akhir bulan maret tahun ke 8
Nilai buku
6.000
4.350 1.650
Karena peralatan masih mempunyai nilai buku sebesar Rp 1.650,
kemudian peralatan tersebut dibuang sebagai barang rongsokan,
maka terjadi kerugian sebesar nilai buku.
31/3
Akm. Penyusutan - peralatan
Kerugian atas pelepasan Aktiva Tetap
Peralatan
4.350
1.650
6.000
Jurnal Pembuangan peralatan (terjadi kerugian sebesar nilai buku)
2. Penjualan Aktiva Tetap (Selling of Plant Assets)
Sebuah peralatan yang dibeli seharga Rp 10.000,- dan disusutkan
dengan tarif tahunan 10%, telah dijual secara tunai pada tanggal 12
Oktober, yaitu pada tahun ke 8 peralatan itu dipakai. Perkiraan
akumulasi penyusutan per 31 desember tahun lalu (akhir tahun ke 7)
mempunyai saldo sebesar Rp 7.000
Jika dijual :
· Seharga Rp 2.250
· Seharga Rp 1.000
· Seharga Rp 3.000
Penjelasan:
Penyusutan dengan tarif tahunan berarti metode penyusutan yang
dipakai adalah metode garis lurus. 10%, berarti taksiran umur manfaat
selama 10 tahun (100/10), dan tanpa nilai sisa (residu)
Perhitungan:
Beban penyusutan per tahun : 10.000 x10% = 1.000
atau jika memakai metode garis lurus = (10.000 - 0) / 10 = 1.000
Jadi akumulasi penyusutan s/d akhir tahun ke 7 sebesar :
Rp 1.000 x 7 = 7.000
Untuk tahun ke 8 di pakai s/d tgl 12 oktober atau sama dengan 9
bulan.
(Lihat penjelasan penyusutan diakui pada bulan terdekat no 3)
Okt 12
Beban Penyusutan Peralatan
750
Akumulasi penyusutan - peralatan
750
Penyusutan untuk 9 bulan (1.000 x (9/12) = 750
Jadi tabel penyusutan s/d 12 oktober tahun ke 8 adalah:
Tahun
Beban Penyusutan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
750
Akumulasi
Penyusutan
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
7.750
Nilai Buku
10.000
9.000
8.000
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.250
Jika dijual seharga Rp 2.250
Perhitungan:
Harga perolehan
Akumulasi penyusutan s/d 12 okt’ tahun ke 8
Nilai buku
Harga jual
Impas (tidak rugi tidak untung)
10.000
7.750 2.250
2.250 0
Okt 12
Kas
Akumulasi penyusutan - peralatan
Peralatan
2.250
7.750
10.000
Jurnal penjualan peralatan - tidak untung tidak rugi
Jika dijual seharga Rp 1.000
Perhitungan:
Harga perolehan
Akumulasi penyusutan s/d 12 okt’ tahun ke 8
Nilai buku
Harga jual
Kerugian
Okt 12
Kas
Akumulasi penyusutan – peralatan
Kerugian pelepasan - peralatan
Peralatan
10.000
7.750 2.250
1.000 1.250
1.000
7.750
1.250
10.000
Jika dijual seharga Rp 3.000
Perhitungan:
Harga perolehan
Akumulasi penyusutan s/d 12 okt’ tahun ke 8
Nilai buku
Harga jual
Keuntungan
Okt 12
10.000
7.750 2.250
3.000 750
Kas
3.000
Akumulasi penyusutan - peralatan
7.750
Peralatan
10.000
Keuntungan pelepasan aktiva
750
3. Pertukaran Aktiva Tetap (Exchange of Plant Assets)
Contoh:
Pertukaran Aktiva Tetap Sejenis
Keuntungan yang tidak diakui (Nonrecognition of gain )
Peralatan (lama)
Harga perolehan aktiva lama
Akumulasi penyusutan per tanggal pertukaran
Nilai buku per 20 juni, tanggal pertukaran
Peralatan lama di nilai
8.000.000
6.400.000
1.600.000
2.200.000
Peralatan (baru) yang sejenis
Harga peralatan baru
Jun 20
Akumulasi penyusutan - peralatan
Peralatan (Baru)
Peralatan (Lama)
Kas
10.000.000
6.400.000
9.400.000
8.000.000
7.800.000
Perhitungan:
Harga perolehan
Akumulasi penyusutan s/d tgl pertukaran
Nilai buku
Dinilai sebesar
Keuntungan
8.000.000
6.400.000 1.600.000
2.200.000 600.000
Nb: keuntungan sebesar Rp 600.000 tidak diakui, tapi mengurangi
harga perolehan aktiva tetap yang baru. Jadi harga perolehan
aktiva tetap yang baru yaitu: 10.000.000 - 600.000 = 9.400.000
Kerugian yang diakui (Recognition of loss)
Peralatan (lama)
Harga perolehan
Akumulasi penyusutan per tanggal pertukaran
Nilai buku per 7 september, tanggal pertukaran
Peralatan lama dinilai
14.000.000
9.200.000
4.800.000
4.000.000
Peralatan (baru) sejenis
Harga perolehan
Sept 7
20.000.000
Akumulasi penyusutan - Peralatan
9.200.000
Peralatan (Baru)
20.000.000
Kerugian atas pelepasan aktiva tetap
800.000
Peralatan (Lama)
14.000.000
Kas
16.000.000
Perhitungan:
Harga perolehan
Akumulasi penyusutan s/d 7 sept
Nilai buku
Dinilai
Kerugian
14.000.000
9.200.000 4.800.000
4.000.000 800.000
DEPLESI (DEPLETION)
Alokasi periodik harga perolehan biji besi atau barang tambang lainnya
yang diambil dari bumi disebut DEPLESI
Penambangan minyak atau gas bumi, penebangan kayu, dan
penambangan batu bara, sulfur, timah atau perak merupakan contoh
pengolahan yang mengakibatkan habisnya sumber daya ini.
Sedangkan beban atas pemakaian sumber daya tersebut disebut
beban deplesi
Contoh:
Tanah yang mengandung sumber alam dibeli dengan harga Rp
6.500.000. Harga dari tanah itu sendiri setelah pengurasan sumber
daya memiliki nilai estimasi sebesar Rp 500.000. Cadangan sumber
alam diestimasikan sebanyak 2.000.000 ton. Tahun pertama telah
dilakukan penambangan sebanyak 100.000 ton.
Perhitungan:
Beban deplesi per ton : (6.500.000 - 500.000) / 2.000.000 = Rp 3 per ton
Beban deplesi untuk tahun pertama : 100.000 x 3 = Rp 300.000
Tanah
Cadangan Mineral (6.500.000-500.000)
Kas
500.000
6.000.000
6.500.000
Pembelian hak tambang
Beban deplesi
300.000
Akumulasi deplesi (Cadangan Mineral)
300.000
AKTIVA TIDAK BERWUJUD
Prinsip untuk aktiva berwujud pada dasarnya sama dengan untuk
aktiva tetap. Sedangkan masalah utamanya adalah penentuan harga
perolehan dan pengakuan beban periodik (amortisasi).
Amortisasi adalah penurunan kegunaan karena berlalunya waktu.
Contoh aktiva tak berwujud antara lain:
1. Paten
2. Hak Cipta
3. Goodwill
ad.1. Paten
Yaitu hak khusus untuk memproduksi dan menjual suatu barang
dengan satu spesifikasi tertentu atau lebih.
Hak paten dikeluarkan oleh pemerintah bagi penemunya dan berlaku
selama 17 tahun
ad.2. Hak Cipta (Copyrights)
Yaitu hak istimewa untuk menerbitkan dan menjual buku, karya seni
atau komposisi Musik Hak ini dikeluarkan oleh pemerintah dan berlaku
sampai dengan 50 tahun sampai pengarangnya wafat.
Harga perolehan hak cipta meliputi biaya yang dikeluarkan untuk
menciptakan karya tersebut ditambah biaya untuk memperoleh hak
ciptanya.
ad.3. Goodwill
Pengertian goodwill yang dipakai dalam dunia usaha yaitu aktiva tak
berwujud yang terkaIt ke suatu perusahaan sebagai hasil dari faktorfaktor yang menguntungkan seperti lokasi yang strategis, keunggulan
produk, reputasi perusahaan, dan keahlian manajemen.
Umur dari goodwill tidak boleh lebih dari 40 tahun
Untuk Aktiva tidak berwujud hanya mengenal satu metode amortisasi
yaitu metode garis lurus
Latihan 3
Penjualan Aktiva Tetap
PT KADANG GENDUT membeli sebuah mesin dengan harga perolehan
sebesar Rp 15.100 pada tanggal 1 Januari 1990. Mesin tersebut
ditaksir akan bermanfaat selama 5 tahun dengan taksiran nilai sisa
sebesar Rp 100. Pihak manajemen menetapkan metode garis lurus
untuk menyusutkan mesin tersebut. Pada tanggal 1 januari 1992,
pimpinan PT KADANG GENDUT melakukan revisi terhadap mesin itu.
Pimpinan menetapkan bahwa mesin masih dapat dipakai 5 tahun lagi
(bukannya tinggal 3 tahun) dan taksiran nilai sisanya tetap sebesar Rp
100. Pada tanggal 1 maret 1994, pimpinan memutuskan menjual mesin
tersebut dengan alasan tertentu. Jika mesin tersebut dijual sebesar:
1. Nilai buku
2. Rp 5.500
3. Rp 4.500
Diminta:
Buatlah tabel penyusutan sampai dengan tanggal penjualan
Buatlah jurnal yang diperlukan pada tanggal penjualan
Jawaban Latihan 3
Tahun
Beban Penyusutan
01/01/90
31/12/90
31/12/91
31/12/92
31/12/93
01/03/94
3000
3000
1800
1800
300
Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
15100
12100
9100
7300
5500
5200
3000
6000
7800
9600
9900
Jurnal saat penjualan (a) : Jurnal penjualan senilai nilai buku
01/ mar
Beban penyusutan - mesin
300
Akumulasi penyusutan - mesin
300
Jurnal penyusutan untuk 2 bulan
Kas
Akumulasi penyusutan - mesin
Mesin
5.200
9.900
15.100
Jurnal penjualan (b) : Jurnal penjualan senilai 5.500
01/ mar
Beban penyusutan - mesin
300
Akumulasi penyusutan - mesin
300
Jurnal penyusutan untuk 2 bulan
Kas
5.500
Akumulasi penyusutan - mesin
9.900
Mesin
15.100
Keuntungan penjualan - mesin
300
Jurnal penjualan ( c ) : Jurnal penjualan senilai
01/ mar
4.500
Beban penyusutan - mesin
300
Akumulasi penyusutan - mesin
300
Jurnal penyusutan untuk 2 bulan
Kas
Akumulasi penyusutan - mesin
Kerugian penjualan - mesin
Mesin
4.500
9.900
700
15.100
Latihan 4
Pertukaran Aktiva Tetap
PT KADANG KURUS membeli sebuah mesin dengan harga perolehan
sebesar Rp 25.100 pada tanggal 1 Januari 1990. Mesin tersebut
ditaksir akan bermanfaat selama 10 tahun dengan taksiran nilai sisa
sebesar Rp 100. Pihak manajemen menetapkan metode garis lurus
untuk menyusutkan mesin tersebut. Pada tanggal 1 januari 1993,
pimpinan PT KADANG KURUS melakukan revisi terhadap mesin itu.
Pimpinan menetapkan bahwa mesin masih dapat dipakai 10 tahun lagi
(bukannya tinggal 7 tahun) dan taksiran nilai sisanya tetap sebesar Rp
100. Pada tanggal 16 Juni 1995, pimpinan memutuskan menukar mesin
tersebut dengan mesin yang sejenis. Mesin baru yang didapat bernilai
Rp 30.000. Jika mesin lama dinilai sebesar Rp
1. Nilai buku
2. Rp 14.000
3. Rp 12.000
sisanya dibayarkan dengan kas.
Diminta:
Buatlah tabel penyusutan sampai tanggal pertukaran
Buatlah jurnal yang diperlukan pada tanggal pertukaran
Jawaban latihan 4
Tahun
01/01/90
31/12/90
31/12/91
31/12/92
31/12/93
31/12/94
16/06/95
Beban Penyusutan
2500
2500
2500
1750
1750
875
Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
25100
22600
20100
17600
15850
14100
13225
2500
5000
7500
9250
11000
11875
Jurnal saat pertukaran (a): Jurnal pertukaran - mesin lama dinilai
sebesar nilai buku
16 Juni
Beban penyusutan - mesin
875
Akumulasi penyusutan - mesin
875
Jurnal penyusutan untuk 6 bulan
Mesin (baru)
Akumulasi penyusutan - mesin
Mesin (lama)
Kas
30.000
11.875
25.100
16.775
Jurnal saat pertukaran (b) : Jurnal pertukaran - mesin lama dinilai
sebesar 14.000
16 Juni
Beban penyusutan - mesin
875
Akumulasi penyusutan - mesin
875
Jurnal penyusutan untuk 6 bulan
Mesin (baru)
Akumulasi penyusutan - mesin
Mesin (lama)
Kas
Jurnal saat pertukaran ( c ) :
01/ mar
29.225
11.875
25.100
16.000
Jurnal pertukaran - mesin lama dinilai
sebesar 12.000
Beban penyusutan - mesin
875
Akumulasi penyusutan - mesin
875
Jurnal penyusutan untuk 6 bulan
Mesin (baru)
Akumulasi penyusutan - mesin
Kerugian pertukaran - mesin
Mesin (lama)
Kas
30.000
11.875
1.225
25.100
18.000