[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

Cerpen Bintang Kecilku

Kehidupan kota yang sibuk membuat dunia anak kecil bernama Sonya menjadi sangat kecil. Sonya adalah anak semata wayang dari kedua orang tuanya yang masih berumur 15 tahun. Meskipun orang tuanya sibuk, mereka tidak pernah lupa untuk memperhatikan Sonya. Sonya pun dipilihkan sekolah yang terbagus di kota tersebut, dimana para peserta didiknya berasal dari keluarga yang tergolong di atas mampu. Sama seperti dirinya, teman-teman Sonya pun adalah anak-anak dari keluarga yang cukup mampu sehingga mereka termasuk sederajat dengan Sonya. Sekolah yang berkelas di kota itu terkenal dengan pelayanannya yang terjamin dan menciptakan lulusan-lulusan terbaik. Ketenaran tersebut tidak lepas dari usaha para peserta didik yang saling bersaing untuk mendapatkan nilai tertinggi. Setiap peserta didik tidak akan pernah melewatkan bimbingan tambahan untuk menambah keterampilan dan pengetahuan mereka. Hal itu mereka lakukan setiap pulang sekolah atau saat libur akhir semester. Hal ini mereka lakukan demi melanjutkan ke sekolah lanjutan yang lebih baik dimana sekolah tersebut juga terkenal dengan siswanya yang pandai dalam segala hal. Pada suatu malam Sonya sedang duduk di pinggir jendela kamarnya, ia melihat langit yang memerah saat itu, kemudian tiba-tiba ia teringat ucapan gurunya tentang beda langit yang di sebut bintang. Saat itu Sonya mengikuti pembelajaran di dalam kelas, ia mendengarkan cerita dari gurunya tentang tata surya. "Anak-anak ini adalah gambar bintang yaa. Bintang adalah benda langit yang kerlap-kerlip di atas langit dan jumlahnya hingga ribuan.

Nama : Rini Purnama Sari NIM : 16020074061 Kelas : PA 2016 Bintang Besarku Kehidupan kota yang sibuk membuat dunia anak kecil bernama Sonya menjadi sangat kecil. Sonya adalah anak semata wayang dari kedua orang tuanya yang masih berumur 15 tahun. Meskipun orang tuanya sibuk, mereka tidak pernah lupa untuk memperhatikan Sonya. Sonya pun dipilihkan sekolah yang terbagus di kota tersebut, dimana para peserta didiknya berasal dari keluarga yang tergolong di atas mampu. Sama seperti dirinya, teman-teman Sonya pun adalah anak-anak dari keluarga yang cukup mampu sehingga mereka termasuk sederajat dengan Sonya. Sekolah yang berkelas di kota itu terkenal dengan pelayanannya yang terjamin dan menciptakan lulusan-lulusan terbaik. Ketenaran tersebut tidak lepas dari usaha para peserta didik yang saling bersaing untuk mendapatkan nilai tertinggi. Setiap peserta didik tidak akan pernah melewatkan bimbingan tambahan untuk menambah keterampilan dan pengetahuan mereka. Hal itu mereka lakukan setiap pulang sekolah atau saat libur akhir semester. Hal ini mereka lakukan demi melanjutkan ke sekolah lanjutan yang lebih baik dimana sekolah tersebut juga terkenal dengan siswanya yang pandai dalam segala hal. Pada suatu malam Sonya sedang duduk di pinggir jendela kamarnya, ia melihat langit yang memerah saat itu, kemudian tiba-tiba ia teringat ucapan gurunya tentang beda langit yang di sebut bintang. Saat itu Sonya mengikuti pembelajaran di dalam kelas, ia mendengarkan cerita dari gurunya tentang tata surya. “Anak-anak ini adalah gambar bintang yaa. Bintang adalah benda langit yang kerlap-kerlip di atas langit dan jumlahnya hingga ribuan. Bila malam hari bintang-bintang tersebut akan memperlihatkan gurunya” ucap gurunya. “Apakah nanti malam kita dapat melihat bintang itu ibu?” tanya Sonya sembari mengacungkan tangan. “Bisa. Kalian bisa melihatnya nanti malam sebelum kalian tidur” ucap gurunya dengan tersenyum “Apakah para bintang itu sangat indah Bu?” tanya siswa lain yang juga sangat antusias. “Iyah. Sangat indah sekali jika kalian dapat melihatnya” jawab bu guru Setelah mengingat ucapan gurunya tersebut ia melihat ke arah langit, namun.... ia tidak melihat apapun di langit sana. Ia hanya melihat kanvas hitam kemerah-merahan terbentang luas sejauh ia melihat. “Ibu guru berbohong. Di langit tidak ada bintang yang kerlap kerlip itu” ucap Sonya dalam hati. Kemudian ia berbalik menuju ke tempat tidur. Ia sudah mempersiapkan diri untuk pergi tidur dan menutup dirinya dari dalam selimut. Tak lama kemudian ia melihat ada gemerlap-gemerlap dari luar jendela kamarnya. Ia yang masih tertutup selimut segera menuju jendela karena penasaran cahaya apakah itu. Sonya meraih pengait kunci jendela dan membukanya pelan. Seketika ia takjub dengan apa yang ia lihat setelah jendelanya terbuka. Ia tidak percaya dengan apa yang dilihat matanya itu. Banyak sekali bintang di langit yang kerlap-kerlip membuai mata Sonya. Dari ribuan bintang yang bertaburan di langit ada sebuah bintang yang paling besar yang menarik perhatian Sonya. “Kenapa bintang itu paling besar ya?” batinnya. Sonya bahagia sekali melihat pemandanga itu, tak henti-hentinya melihat langit di sejauh ia memandang. Sempat terbersit dalam pikirannya bahwa ia akan pamer kepada teman-temannya bahwa dia sudah melihat langit yang penuh bintang ini. Tiba-tiba bintang terbesar yang menarik perhatian Sonya terlihat lebih besar dan lebih dekat dari sebelumnya. Semakin Sonya melihat ia sadar bahwa Bintang itu menghampirinya. Semakin dekat dan semakit dekat bintang itu ke arahnya. Sonya gugup sekali dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia bertanya-tanya apa yang harus ia lakukan saat ini dan apa yang harus ia lakukan jika bintang itu memang benar menghampirinya. Bintang besar itu semakin dekat dengan Sonya, namun samar-samar ia melihat seseorang yang berdiri di atas bintang itu. Tak lama kemudian bintang itu sudah di depan jendela kamar Sonya, dan benar adanya bahwa ada seorang anak kecil yang berdiri di atasnya. “Hai Sonya” sapa anak kecil itu sambil melambaikan tangan Sonya masih tercengang dengan kejadian itu. Ia melihat seorang anak kecil berbaju hijau dengan celana coklat gelap serta membawa tongkat itu datang dari langit bersama bintang besar itu. Kemudian Sonya mendekat... “Siapa kamu? Bagaimana kamu bisa datang dengan bintang itu? Daan.. bagaimana kamu tahu namaku?” ucap Sonya penasaran “Aku dapat melihatmu dari atas sana. Sedari tadi kau hanya melihat langit, maka dari itu aku menghampirimu” ucap anak lelaki tersebut Sonya masih terdiam dan terlihat bingung. Tiba-tiba anak lelaki tersebut berbicara kembali padanya. “Oh ya kau pasti belum tahu namaku kan. Kenalkan namaku Nero” ucap anak lelaki tersebut dengan memberikan jabatan tangan padanya. Kemudian hal itu juga dilakukan oleh Sonya, ia pun memberikan jabatan tangannya pada anak lelaki itu. Setelah mereka berkenalan dan Sonya masih dalam kebingungan, tiba-tiba bintang-bintang yang gemerlapan itu hilang satu persatu. Suasana yang awalnya terang-benderang menjadi meredup perlahan-lahan. “Baiklah saatnya aku kembali. Ingat namaku yaa. Nero” ucap anak itu “Mau pergi kemana kau?” tanya Sonya dengan cepat “Aku akan pulang ke rumahku” jawab anak itu dengan melambaikan tangan kepada Sonya. Tidak seperti kedatangannya yang perlahan-lahan, bintang itu menghilang dengan cepat di iringi runtuhnya bintang-bintang yang lain. Hingga kali ini suasana yang dirasakan Sonya bukan lagi redup, suasana menjadi sangat gelap bahkan Sonya tidak dapat melihat apapun. Tiba-tiba terdengar suara ibunya dari luar kamarnya. “Sonya, bangun Sayang” panggil ibunya sambil mengetuk pintu kamar. Sonya sadar itu benar suara ibunya, dan seketika ia menemukan dirinya masih tertutup selimut seperti semalam sebelum ia tertidur. Kemudian Sonya menyadari bahwa segala hal yang ia alami semalam hanyalah mimpi. Termasuk anak kecil itu. “Nero namanya” batin Sonya. Kemudian ia melanjutkan kegiatan sebagaimana biasa yang ia lakukan. Ia sekolah, mengerjakan tugas dan melakuka bimbingan lagi sepulang sekolah. Kegiatan tersebut membuat Sonya menjadi bosan dan cepat letih. Ia menjadi jarang mengikuti bimbingan dan duduk-duduk di taman sembari melihat langit. Karena tak ingin melupakan mimpinya itu ia mencatat setiap hal yang terjadi dalam mimpinya. Dengan begitu, Sonya merasa seperti mengalami kembali mimpi itu. Semenjak mengalami mimpi tersebut, Sonya menjadi lebih berimajinasi. Sonya mulai mengembangankan mimpinya tersebut menjadi sebuah tulisan yang diharapkan nantinya dapat diterbitkan dan ceritanya dapat dibaca oleh orang lain. Kali ini setiap kali ia bosan dengan kegiatan yang biasa ia lakukan, Sonya melanjutkan tulisannya dengan penuh imajinasi dan cerita yang di kemas dengan sangat apik. Beberapa lama Sonya menjadi terbiasa dengan hal tulis menulis, ia semakin pandai mengolah kata-kata sehingga terlihat sangat nyata bila dibaca. Melihat latar belakang Sonya yang menempuh pendidikan di sekolah yang berkualitas maka tidak diragukan lagi kemampuannya yang cepat berkembang dalam hal tulis menulis. Suatu hari di tengah-tengah saat ia menulis ia berkata pada dirinya sendiri. “Aku ingin pergi ke bulan” ucapnya sambil sedikit tertawa Judul : Bintang Besarku Tema : Kepenulisan Prosa Topik : Gadis remaja yang menjadi penulis setelah bermimpi tentang sesuatu hal yang belum pernah dilihatnya. Langkah-Langkah : Mencari ide Menemukan ide Membuat kerangka Mengembangkan kerangka Membuat judul Kerangka : Kehidupan kota yang memaksa seorang gadis remaja untuk mengikuti tuntutan kota metropolitan itu. Ada seorang gadis remaja yang bersekolah di sekolah yang berkualitas di sebuah kota. Gadis tersebut setiap hari disibukan dengan sekolah, bimbingan belajar, dan mengerjakan tugas hingga ia tak sempat untuk melihat sekelilingnya apalagi untuk berjalan-jalan Gadis itu ingin melihat bintang yang kata gurunya indah sekali. Ia tidak pernah sekalipun melihat bintang karena sibuk dengan urusan sekolahnya dan juga karena bintang memang tak pernah terlihat di kotanya karena kalah dengan terangnya lampu kota Gadis itu bermimpi bertemu bintang besar yang di atasnya berdiri seorang laki-laki kemudian berkenalan dengannya. Sejak kejadian mimpi itu ia menjadi lebih berimajinasi untuk menulis. Selain untuk mengingat kembali mimpi yang dialaminya ia juga melakukan itu karena ia bosan dengan kegiatan yang biasa ia lakukan. Dan dengan menulis tersebut ia menjadi lebih senang dengan kegiatannya.