[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
SHOFIAN NANDA ADIPRAYOGA - Tata Kelola Sumberdaya Ekonomi Maritim: Strategi Peningkatan dan Pengawasan Pariwisata Bahari Indonesia Kondisi Geografis Indonesia Menyandang predikat sebagai negara maritim membuat negara Indonesia telah menjadi sorotan dunia dengan kepemilikan wilayah laut yang sangat luas. Terlebih, tapak tilas historis bangsa Indonesia sejak berdirinya kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit dan sejumlah Kesultanan Islam di berbagai belahan nusantara menjadikan Indonesia sebagai tujuan para pelaut asing untuk dapat melakukan aktivitas perdagangan di Indonesia. Sebagai negara maritim, perairan Indonesia terdiri atas laut teritorial, perairan kepulauan dan perairan pedalaman yang luasnya kurang lebih 2,7 juta km2 atau sekitar 70% dari luas wialyahnya. Sedangkan luas wilayah daratan kurang lebih hanya 1,9 juta km2. Di samping itu, Indonesia memiliki Zona Ekonomi Eksklusif lndonesia (ZEE) seluas 3,1 km2. Dengan kepemilikan wilayah laut yang terbilang luas, bukanlah perkara mudah bagi Indonesia untuk menjaganya, sebab Indonesia sendiri adalah negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau besar dan pulau kecil serta diapit oleh dua samudera dan dua benua (Yudanto, 2010). Perairan laut menjadi suatu hal yang sangat penting disoroti oleh Indonesia, karena perairan laut menjadi jembatan bagi terhubungnya satu pulau di Indonesia dengan pulau lainnya. Kepemilikan laut yang luas tentu menjadi peluang bagi Indonesia untuk dapat memanfaatkannya guna mencapai kesejahteraan rakyat. Namun di sisi lain, kepemilikan akan laut yang luas pun akan menjadi tantangan yang perlu diantisipasi dan dikelola sehingga tidak berdampak kepada kerawanan yang timbul bagi kepemilikan laut itu sendiri (Admin. 2015). Pariwisata Bahari Sektor maritim Indonesia sampai saat ini terbilang belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Bahkan, itu pun masih terfokus pada bidang perikanan saja, karena tidak dapat dipungkiri bahwa ketika mayoritas masyarakat Indonesia berbicara maritim maka yang terlintas di benaknya adalah perikanan. Padahal potensi kekayaan maritim tidak sampai di situ saja, terdapat potensi ekonomi pariwisata bahari, jasa perhubungan, serta energi minyak dan gas bumi. Kondisi geografis Indonesia sangat berpeluang untuk dapat berkembang atau bahkan dapat menjadi suatu proyeksi utama dalam peningkatan ekonomi negara. Salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan dikelola adalah melalui sector pariwisata. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang memperhitungkan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan masa depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat setempat serta dapat diaplikasikan ke semua bentuk aktifitas wisata di semua jenis destinasi wisata, termasuk wisata masal dan berbagai jenis kegiatan wisata lainnya Menteri Republik Indonesia Pariwisata, “Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan,” dalam Peraturan Menteri Pariwisata, 2016, 1–64.. Menurut beberapa individu yang telah meneliti tentang kepariwisataan, mereka memiliki pendapat berbeda namun hampir serupa dalam menilai Pariwisata Bahari. Perbedaan tersebut bisa dimaklumi karena tiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda dan mereka menilai sesuatu juga dari hasil pengamatan yang tentunya memiliki perbedaan pula. Wisata Bahari adalah suatu kegiatan untuk menghabiskan waktu dengan menikmati keindahan dan keunikan wilayah di sepanjang pesisir pantai dan juga lautan. Secara singkat, Wisata Bahari adalah sebuah rekreasi di pantai atau lautan Anonimous, Definisi Wisata Bahari (n.d.).. Potensi Pengembangan Pariwisata Bahari Sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, Indonesia dikaruniai Tuhan berbagai macam ekosistem pesisir dan laut (seperti pantai berpasir, goa, laguna, estuaria, hutan mangrove, padang lamun, rumput laut dan terumbu karang) yang paling indah dan relatif masih belum dikembangkan (pristine, unspoiled) (Poerwanto, 2016). Diantara sepuluh ekosistem terumbu karang terindah dan tarbaik di dunia, enam berada di tanah air yakni Raja Ampat, Wakatobi, Taka Bone Rate, Bunaken, Karimun Jawa dan Pulau Weh (WTO, 2000). Ringkasnya, kawasan pesisir dan laut Indonesia merupakan tempat ideal bagi seluruh jenis aktivitas pariwisata bahari. Untuk menanggulangi sejumlah persoalan di atas, maka kita harus segera memacu laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi (di atas 7,5% per tahun) secara berkesinambungan (sustainable) dan pada saat bersamaan pertumbuhan ekonomi tersebut dibagikan kepada seluruh rakyat secara adil. Sehingga dalam jangka pendek (5 tahun mendatang) seluruh anak bangsa minimal mampu memenuhi lima kebutuhan dasarnya. Sudah tentu, semua upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan termaksud haruslah mengindahkan daya dukung lingkungan, guna menjamin pembangunan yang kita laksanakan berlangsung secara berkelanjutan (Utomo, 2015). Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan berkelanjutan hanya dapat direngkuh, jika kita mampu melakukan investasi dan usaha untuk: (1) merevitalisasi sumber-sumber pertumbuhan yang ada, dan (2) membangkitkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru (new sources of economic growth). Salah satu sumber pertumbuhan eknonomi baru Indonesia yang potensinya sangat besar adalah pariwisata bahari (marine and coastal tourism). Namun sampai saat ini pemanfaatannya masih sangat rendah. Ibarat ’raksasa ekonomi yang masih tidur’ (the sleeping giant of economy) Dahuri Rokhmin, “Pariwisata Bahari: Raksasa Ekonomi Indonesia Yang Masih Tertidur,” Pariwisata Bahari 1 (2009), https://rokhmindahuri.wordpress.com/tag/pariwisata-bahari/.. Jika mampu mengembangkan potensi bahari, maka nilai ekonomi berupa perolehan devisa, sumbangan terhadap PDB, peningkatan pendapatan masyarakat, penciptaan lapangan kerja, dan sejumlah multiplier effects sangat besar. Sebagai perbandingan adalah Negara Bagian Queensland, Australia dengan panjang garis pantai hanya 2100 km dapat meraup devisa dari pariwisata bahari sebesar US$ 2,1 milyar pada tahun 2003. Demikian juga halnya dengan Malaysia, Thailand, Maladewa, Mauritius, Jamaica, dan Negara lainnya yang telah menikmati nilai ekonomi cukup besar dari pariwisata bahari. Sampai saat ini devisa dari sektor pariwisata bahari di Indonesia baru mencapai sekitar US 1 milyar per tahun. Untuk meningkatkan kinerja sektor periwisata bahari, lima komponen utama dari sisi pengadaan (supply side) parwisata bahari, yakni objek pariwisata bahari (attractions), transportasi, pelayanan, promosi, dan informasi, harus secara terpadu diperkuat dan dikembangkan, sehingga lebih atraktif atau minmal sama dengan yang ditawarkan oleh negara-negara lain. Selain itu, sektor pariwisata bahari harus didukung oleh kebijakan ploitik-ekonomi (keuangan, ketenagakerjaan, infrastruktur, keamanan dan kenyamanan, dan kebijakan pemerintah lainnya) yang kondusif. Strategi Pengembangan Pariwisata Bahari Potensi yang di miliki Indonesia saat ini belum sepenuhnya menjadi keunggulan kompetitif (competitive advantage) bangsa Indonesia yang dapat memberikan kontribusi besar pada perekonomian nasional. Oleh karena itu agar pariwisata bahari benar-benar menjadi salah satu penopang perekonomian negara secara berkelanjutan (an economically sustainable area/ecosytem), maka pariwisata bahari harus di bangun dengan strategi yang terencana dan bervisi jangka panjang Dahuri Rokhmin, “Strategi Pengembangan Pariwisata Bahari,” Pariwisata Bahari Indonesia 2 (2009), https://rokhmindahuri.wordpress.com/tag/pariwisata-bahari/.. Strategi pertama, dalam pengelolaan pariwisata bahari tersebut pemerintah harus mengubah dari pendekatan dari sistem birokrasi yang berbelit menjadi sistem pendekatan entrepreurial. Dimana pemerintah dituntut untuk tanggap dan selalu bekerja keras dalam melihat peluang dan memanfaatkan peluang tersebut sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dalam hal ini pemerintah sebagai pemegang kebijakan harus meyiapkan sebuah regulasi/kebijakan yang mendukung pengembangan pariwisata bahari. Kebijakan tersebut antara lain, menciptkan kawasan ekonomi khusus di kawasanyang sedang mengembangkan pariwisata bahari, misalnya memberikan kebijakan bebas visa pada wisatawan yang akan berkunjung dll. Kedua, melakukan pemetaan terhadap potensi pariwisata bahari yang dimiliki, yaitu berupa nilai, karakteristiknya, infarstruktur pendukungnya dan kemampuanya dalam menopang perekonomian. Dengan demikian dapat ditentukan parawisata bahari mana yang harus segera dibangun dan mana yang hanya perlu direvitalisasi. Selain itu kita juga perlu memetakan lingkungan yang terkait dengan pariwisata bahari baik lingkungan internal maupun ekternal. Lingkungan internalnya yang perlu dipetakan adalah sejauh mana kekuatan dan kelemahan (strength and weakness) pariwisata bahari tersebut. Sedangkan Lingkungan eksternal yang perlu dipetakan adalah sosial-budaya, politik/kebijakan, ekonomi-pasar, dan kemampuan teknologi. Selain itu juga perlu di ketahui sejauh mana negara-negara lain melangkah dalam pengembangan pariwisata bahari, sehingga kita bisa belajar dari keberhasilan dan kegagalan mereka dalam mengembangkan pariwisata bahari. Ketiga, Menyusun rencana investasi dan pembangunan atas berbagai informasi yang telah kita dapatkan dari pemetaan diatas. Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan ini adalah, bahwa kita tidak hanya akan membangun sebuah pariwisata bahari saja Namun juga perlu di perhatikan faktor pendukungnya seperti akses transportasi, telekomunikasi dll. Dengan demikian rencana pengembangan pariwisata bahari dapat terukur dan tetap sasaran. Keempat, menciptakan kualitas SDM yang tangguh di bidang paraiwisata bahari, baik skill-nya, kemampuan dalam inovasi, adaptabilitas dalam menghadapi berbagai perubahan lingkungan eksternal, budaya kerja dan tingkat pendidikan serta tingkat pemahaman terhadap permasalahan strategis dan konsep yang akan dilaksanakannya. Karena di masa mendatang keunggulan SDM dalam berinovasi akan sangat penting setara dengan pentingnya SDA dan permodalan. Hal ini terkait dengan perkembangan teknologi yang pesat, khususnya teknologi informasi. Kelima, melakukan strategi pemasaran yang baik, seperti yang dilakukan negara tetangga kita Thailand yang memasarkan objek wisatannya di televisi-televisi internasional dan berbagai media seperti internet, majalah dan pameran-pameran pariwisata di tingkat internasional. Bahkan mereka menghabiskan dana sekitar US$ 1 miliyar untuk mempromosikan wisata mereka di beberapa jaringan televisi internasional. Bahkan saking kreatifnya, beberapa negara melakukan segmentasi pasar wisatawan, ini seperti yang dilakukan Hong Kong dan Thailand untuk memudahkan merencanakan pengembangan pariwisatanya dengan tidak menyamaratakan pasar wisatawannya. Didalam perwujudan suatu Wisata Bahari terdapat kriteria tertentu, diantaranya: Lokasi Lokasi ini dapat dipandang sebagai kawasan yang akan mendukung kegiatan Wisata Bahari (cukup kaya akan produk kebaharian). Lokasi cukup luas untuk dinilai sebagai kawasan yang akan menampung berbagai kegiatan yang terkait dengan Wisata Bahari. Memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap aktifitas kepariwisataan yang dapat menyangkut aktifitas peristirahatan, menikmati pemandangan alam, rekreasi, pengenalan alam dan budaya setempat bahkan untuk promosi wisata daerah setempat. Lokasi tersebut memiliki daya tarik yang cukup tinggi dilihat dari beberapa variabel penentu seperti halnya aksesibilitas, utilitas dan kenyamanan. Landscape Kontur tanah yang bervariasi Mempunyai taman laut dengan kedalaman lebih dari 70 m, dimana terdapat celah-celah dan gua-gua yang ditumbuhi berbagai jenis karang yang beraneka ragam serta hidup berbagai jenis biota laut, dari invertebrata sampai ikan konsumsi berukuran besar. Fasilitas Fasilitas Kegiatan Wisata Bahan Marina, fasilitas Utama: Dermaga / morring basah, merupakan tempat berlabuh kapal layar atau boat. Club house, merupakan tempat kegiatan anggota-anggota perkumpulan club-club, seperti club diving, layar dan selancar angin, tetapi dapat juga dikenalkan untuk wisatawan umum yang menginap atau wisatawan paket tour yang melakukan kerja sarna dengan klub tersebut. Fasilitas Taman Rekreasi Akuarium laut, sebagai tempat melihat keindahan biota laut. Ruang Rekreasi aktif (Kolam renang, Area bemain anak, Area bermain dewasa dan Area tunggang). Ruang Rekreasi pasif. (Area betjemur, Area berkemah dan Panggung terbuka) Fasilitas penginapan, digunakan untuk para wisatawan yang berkunjung dalam waktu yang cukup lama. Sarana restaurant Kafe Galeri scni Pasar seni Contoh Pengelolaan Pariwisata Bahari di Indonesia dan Dunia Wisata Bahari Pulau Mentawai – Sumatera Kepulauan Mentawai merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Barat yang memiliki potensi alam berupa hutan, sungai, rawa, serta laut yang didiami oleh berbagai suku yang memiliki tradisi unik. Kepulauan Mentawai terdiri atas Pulau Siberut, Sipora, Pagai Utara, dan Pagai Selatan. Pagai Selatan disebut juga dengan Bumi Sikerei karena masyarakat di suku tersebut dapat mengobati orang sakit dengan cara memanggil roh-roh. Pulau Siberut terletak di lepas pantai Provinsi Sumatera Barat dan apabila ingin mencapai pulau ini Anda dapat menggunakan perjalanan laut selama 10- 12 jam dari Padang. Pulau ini memiliki jumlah penduduk 30.000 jiwa dan merupakan pulau dengan penduduk terbanyak di Kepulauan Mentawai. Kepulauan Mentawai adalah salah satu lokasi yang sangat cocok untuk Anda yang ingin merasakan petualangan, keindahan budaya, dan wisata bahari yang sangat eksotis. Kepulauan Mentawai sangat dikenal di luar negeri, Kepulauan Mentawai selalu dijadikan objek wisata utama yang harus dikunjungi dalam setiap petunjuk wisata yang diterbitkan di luar negeri. Wisata bahari adalah andalan dari potensi wisata di Kepulauan Mentawai. Pulau Siberut pun memiliki satu-satunya akses pelayaran dari Padang, Sumatera Barat. Masyarakat Mentawai yang hidup dengan budaya tradisionalnya ada di Pulau Siberut bagian pedalaman yaitu Desa Madobak, Ugai, dan Matotonan. Akses yang tersedia dalam menjangkau ketiga desa tersebut hanya bisa melalui sungai atau jalan setapak dengan rute Muara Siberut- Rokdok- Madobak- Ugai- Matotonan yang memiliki jarak tempuh 5- 6 jam. Keunikan budaya, kehidupan masyarakat, peninggalan sejarah, pemandangan alam, dan gelombang ombaknya yang mencapai lima tingkat menjadikan Kepulauan Mentawai surga bagi para peselancar. Anda juga dapat berpetualang mengitari hutan hujan tropis yang masih asli. Menikmati budaya dari masyarakat sekitar hutan adalah salah satu hal mengapa Anda harus datang ke tempat ini. Masyarakat desa Madobak Desa ini menjadi salah satu daya tarik terbesar wisatawan yang ingin berkunjung ke Kepulauan Mentawai. Masyarakat di desa ini masih mempertahankan kebudayaan tradisional mereka, seperti berburu, meramu obat, dan melaksanakan upacara keagamaan yang disebut Punen Puliaijat. Dalam mengobati orang yang sakit masyarakat ini memanggil para roh, kegiatan ini dinamakan sikerei. Pantai Nyang Nyang Pulau Nyang-Nyang terletak di Kecamatan Siberut Selatan. Pulau ini menurut pengalaman para peselancara nasional maupun internasional memiliki ombak tertinggi di dunia, yaitu mencapai 4 meter. Pulau Nyang Nyang dapat dicapai menggunakan speedboat dari ibu kota kecamatan. Daerah lain yang memiliki ketinggian ombak serupa adalah Mappadegat (3-4 meter), Masosiu (1-4 meter), Masokut (1-4 meter), dan Potogat (2-3 meter). Di Pulau ini tersedia homestay yang cukup memadai bagi para wisatawan. Wisata Bahari Maldives Maldives atau Maladewa menjadi salah satu tujuan wisata populer untuk bulan madu. Tidak hanya menawarkan pantai-pantainya yang cantik, namun hamparan pasir putih nan lembut pun sangat memikat hati. Bahkan David Beckam saja mengajak keluarganya berlibur ke sini. Itu tandanya tempat ini menyimpan banyak tempat wisata, terutama wisata bahari yang memukau. Buat referensi, kali ini Pegipegi mau kasih tahu pantai-pantai tersohor yang jadi andalan Maldive untuk menarik turis mancanegara. Dikelilingi oleh terumbu karang dan laguna yang dangkal, Pulau Nika dipenuhi pancaran sinar matahari, pasir lembut serta air bening yang terlihat berkilauan. Tempat ini pun sempurna sekali untuk scuba diving, snorkeling serta mereka yang pengin ‘mandi matahari’ sambil dikelilingi suasana pantai yang begitu nyaman. Hampir tidak ada arus air laut di pantai ini, artinya perenang dan penyelam bisa menikmati lingkungan bawah laut dengan aman. Di malam harinya, travelers bisa menikmati kuliner khas Maldive yang punya citarasa berbeda. Menyingkir sejenak dari kehidupan nyata untuk menikmati pulau fantastik menjadi alasan kenapa banyak turis menjejakan kaki di Pulau Nika. Ditemukan juga di Pulau Cocoa, pantai eksotis ini menjadi langganan turis mancanegara yang ingin menikmati suasana bahari plus melewatkan waktu sambil dikelilingi pasir putih. Airnya yang jernih menjadikan tempat ini ideal untuk scuba diving. Tidak hanya itu, lokasinya yang dekat dengan Kandooma Channel dan Guraidhoo Channel memungkinkan kamu bisa menyaksikan satwa laut yang sangat bervariasi. Untuk menginap juga tidak perlu was-was karena di tempat ini tersedia Cocoa Island Resort yang menyediakan fasilitas spa dan yoga. So, tempat ini cocok banget buat kamu yang ingin bersantai sambil mencelupkan kaki dengan pemandangan samudera yang menawan. Sebagai tempat berteduh dengan suasana tropis, Vabbinvaru menawarkan pantai-pantai dengan kesan romantis serta beberapa vila cantik yang memancarkan kilau menakjubkan. Dikelilingi oleh koral dan ikan cantik berwarna-warni, pantai-pantai disana pun cocok untuk snorkeling dan scuba diving. Tidak hanya itu, restoran yang ada juga menawarkan makanan internasional lezat dan travelers bisa menyantapnya sambil dipayungi bintang-bintang yang bersinar di malam hari. So, di sini travelers akan punya banyak aktivitas sambil bersantai ria. Konservasi kehidupan laut dan penelitian yang berbasis pada keberadaan Pohon Banyan di Vabbinfaru akan membuat banyak penggemar hewan laut betah berlama-lama tinggal di Kepulauan Vabbinfaru. View yang spektakuler, aktivitas menyenangkan, makanan yang memanjakan lindah serta sempurna untuk relaksasi membuat Vabbinfaru tidak akan dilewatkan para turis yang berlibur ke Maldive. Regulasi yang Mengatur Pariwisata Bahari Untuk mengembangkan pariwisata bahari, tentu tidak bisa hanya dengan menyusun konsep saja. Diperlukan regulasi-regulasi yang dimaksudkan dapat menjadi petunjuk serta pelindungan hukum dalam pelaksanaan pengembangan pariwisata bahari. Seperti yang tertuang pada Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan yang menjelaskan tentang pelaksanaan strategi destinasi berkelanjutan, melakukan organisasi manajemen destinasi, melakukan monitoring, pelaksanaan pariwisata musiman, adaptasi terhadap perubahan iklim, inventarisasi asset dan atraksi pariwisata serta mengatur pola keselamatan dan keamanan. Demikian pula telah disusun dalam Peraturan Dirjen Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Nomor 3/PER-DJPSDKP tahun 2017 yang mengatur teknis pengawasan aktivitas pariwisata bahari dalam hal pengawasan kegiatan wisata bahari dilaksanakan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dilakukan oleh Polsus PWP3K. Menpar Arief Yahya mengemukakan tentang tiga regulasi baru saat jumpa pers Festival Bahari Raja Ampat di lantai 16, Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Jakarta. Tiga regulasi itu terkait dengan bebas visa, regulasi CAIT untuk masuk Yacht, serta untuk kapal pesiar. Negara yang akan dibebaskan kewajiban visanya adalah sebagian besar dari Eropa, beberapa dari Amerika, dan yang lainnya dari Asia dan Timur Tengah. Pembebasan visa belum diberikan untuk Australia. Alasannya, negara itu juga memberlakukan kewajiban visa bagi warga Indonesia. Regulasi yang pertama Perpres No 104/2015 tentang bebas visa, Perpres tentang bebas visa tahap kedua yang belum lama ditandatangi Presiden Jokowi memang membebaskan visa kunjungan untuk wisman dari 75 negara. Namun masih kalah jauh dari Malaysia (144 negara). Hal tersebut diharapkan Menpar dapat meningkatkan jumlah wisatawan dan untuk mencapai target jumlah wisman tahun ini sebanyak 12 juta. Menurut Arief, pembebasan visa masuk ke Indonesia ini mengikuti kebijakan sejumlah negara yang sudah sukses melakukannya. Misalnya Malaysia yang telah membebaskan visa masuk untuk 144 negara dan Thailand dengan 56 negara bebas visa. Regulasi kedua perahu wisata (yacht) atau kapal pesiar, sebelumnya, yacht yang ingin masuk ke Indonesia diharuskan mengurus izin masuk Clearance Approval for Indonesian Territory (CAIT) yang memakan waktu selama dua minggu. Menpar pun telah mempersingkat upaya pengurusan CAIT dari yang tadinya dua minggu menjadi 1 jam saja, seperti yang telah dipraktekkan oleh negara tetangga. Regulasi ketiga peraturan tentang sabotage, untuk cruise, asas sabotage adalah sebuah cruise asing yang berkapasitas besar tidak diizinkan untuk menaikan penumpang di wilayah laut Indonesia. Regulasi ketiga tersebut nantinya akan mengizinkan cruise untuk menaikan penumpang di Indonesia. Sebelumnya, wisnus hanya dapat menaiki cruise dari negara tetangga terdekat seperti Singapura. Namun dengan berlakunya regulasi ketiga tersebut, diharapkan wisata bahari di Indonesia akan semakin berkembang (www.jelasberita.com, 2015). Kesimpulan Kelima strategi ini kirannya dapat membantu bangsa ini dalam rangka memaksimalkan peran pariwisata bahari. Namun tetap saja, strategi-strategi ini tidak akan berarti jika pemerintah, investor/swasta, perbankkan dan masyarakat tidak bersatu-padu dalam membangun pariwisata bahari untuk kemakmuran rakyat. Wisata bahari merupakan sebuah tempat rekreasi yang memberi dampak positif bagi lingkungan dan juga perekonomian. Jenis rekreasi ini cukup banyak terdapat di seluruh Indonesia karena tipe negara kita adalah negara kepulauan yang disatukan oleh lautan. Referensi Admin. 2015. Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia. Website Resmi Presiden Republik Indonesia: http://presidenri.go.id/maritim/indonesia-sebagai-poros-maritim-dunia.html, diakses pada 9 April 2017. Anonimous. Definisi Wisata Bahari (n.d.). dalam https://www.academia.edu/3796826/hukum_laut_2013 diakses tanggal 3 Oktober 2018. https://www.jelasberita.com/2015/10/08/3-regulasi-untuk-memajukan-pariwisata-indonesia/ diakses tanggal 3 Oktober 2018 Pariwisata, Menteri Republik Indonesia. “Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan.” dalam Peraturan Menteri Pariwisata, 1–64, 2016. Poerwanto, Endy. 2016. Wisata Bahari, Besar Potensi Kecil Konstrubusi. Dikutip dari http://bisniswisata.co.id/wisata-bahari-besar-potensi-kecil-konstrubusi/, pada 9 April 2017. Rokhmin, Dahuri. “Pariwisata Bahari: Raksasa Ekonomi Indonesia Yang Masih Tertidur.” Pariwisata Bahari 1 (2009). dalam https://rokhmindahuri.wordpress.com/tag/pariwisata-bahari/ diakses tanggal 3 Oktober 2018 ———. “Strategi Pengembangan Pariwisata Bahari.” Pariwisata Bahari Indonesia 2 (2009). dalam https://rokhmindahuri.wordpress.com/tag/pariwisata-bahari/. diakses tanggal 3 Oktober 2018 Utomo, Trisno. 2015. Kinerja Pariwisata Bahari Indonesia Belum Optimal. Dikutip dari http://www.kompasiana.com/lhapiye/kinerja-pariwisata-bahari-indonesia-belum-optimal_5641d9ead59273300674a2ea, pada 8 April 2017 Yudanto, A. H. 2010. Wilayah Perairan Indonesia. Dikutip dari http://www.kompasiana.com/agungharyoyudanto/wilayah-perairan-indonesia_550020b9813311c91dfa7166, pada 8 April 2017 11 11