[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
ACARA II PENGENALAN JANTAN DAN BETINA Disusun oleh : Kelompok 2 Shift 1 Shinta Anita Dewi L1C016003 Fa Izah Agnia Salim L1C016016 Oktavian Adi Nugroho L1C016028 Arrahman Surya Wijaya L1C016029 Fauzi Tri Hastono L1C016032 Intania Zahro Nurjannah L1C016050 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PURWOKERTO 2017 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengetahuan tentang organ reproduksi ikan merupakan bagian yang sangat penting dalam biologi perikanan. Dasar ini dapat digunakan dalam pengelolaan sumber daya perikanan. Pada ikan dapat dilihat sifat seksual primer dan sekunder. Sifat seksual primer ditandai dengan adanya organ yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi seperti testis dan ovarium beserta pembuluh-pembuluhnya. Sedangkan sifat seksual sekunder merupakan tanda-tanda di luar sifat seksual primer seperti adanya perbedaan bentuk dan warna (Effendi, 2002). Pemeriksaan jenis kelamin dalam budidaya sangatlah penting. Karena hal tersebut menentukan dalam proses-proses selanjutnya dalam kegiatan budidaya, termasuk dalam rekayasa untuk mendapatkan produksi ikan yang maksimum. Selain itu, identifikasi dan pembedaan jenis kelamin ini dapat digunakan untuk menguji hasil ginogenesis dan androgenesis (Jatilaksono, 2007). Penentuan perbedaan ini dapat digunakan untuk seleksu betina dalam populasi di ekologi maupun akuakultur. Perbedaan reproduktif seksual daat di prediksi dari arah besarnya seksual dimorfise dari morfologi eksternal dan internal. Ikan jantan memiliki struktur yang lebih besar yang menambah perolehan kesempatan memijah, sedangkan betina diprediksi memiliki lebih besar organ yang teraosiasi pada produksi telur (Afini, 2014). Tujuan Mengenali perbedaan jenis kelamin jantan dan betina pada ikan secara morfologi dan anatomi. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Ikan Ikan nilem merupakan ikan air tawar yang termasuk famili cyprinidae. Menurut Saanin (1968) klasifikasi ikan nilem sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Cyprinidea Genus : Ostechilus Spesies : Osteochilus hasselti Gambar 1. Ikan Nilem Ikan nilem mempunyai bentuk tubuh silindris, mulut dapat disembulkan. Posisi mulut terletak di ujung hidung (terminal). Posisi sirip perut terletak di belakang sirip dada (abdominal). Ikan nilem tergolong bersisik lingkaran (sikloid). Rahang atas sama panjang atau lebih panjang dari diameter mata, sedangkan sungut moncong lebih pendek daripada panjang kepala. Permulaan sirip punggung berhadapan dengan sisik garis rusuk ke-8 sampai ke-10. Bentuk sirip dubur agak tegak, permulaan sirip dubur berhadapan dengan sisik garis rusuk ke-22 atau ke-23 di belakang jari-jari sirip punggung terakhir. Sirip perut dan sirip dada hampir sama panjang. Permulaan sirip perut dipisahkan oleh 4 - 41/2 sisik dari sisik garis rusuk ke-10 sampai ke-12. Sirip perut tidak mencapai dubur, sirip ekor bercagak. Tinggi batang ekor hampir sama dengan panjang batang ekor dan dikelilingi oleh 16 sisik. Menurut warna sisiknya, ikan nilem dapat dibedakan menjadi 2, yaitu ikan nilem yang berwarna coklat kehitaman atau coklat hijau pada punggungnya, terang di bagian perut dan ikan nilem merah dengan punggung merah atau kemerah-merahan dengan bagian perut agak terang (Puji, 2014). Ikan Nilem dapat dipelihara dengan baik di daerah yang berketinggian 150 m – 1.000 m dari permukaan laut. Daerah yang ideal untuk budi daya ikan Nilem adalah daerah yang memiliki ketinggian 800 m dari permukaan air laut dengan temperatur air 180 C – 280 C. Ikan Nilem yang dipelihara dalam kolam mencapai panjang 25 cm dengan berat rataan 150 g (Murtidjo, 2001). 2.2 Perbedaan Jenis Kelamin Berdasarkan Sifat Seksualitas Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi yaitu ovarium dan pembuluhnya. Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina. Apabila suatu spesies ikan mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina maka spesies ikan mempunyai seksual dimorphisme (memperhatikan benda-benda yang terdapat pada tubuh ikan, atau morfologi). Apabila yang menjadi tanda itu warna maka ikan itu mempunyai seksual dichromatisme (memperhatikan warna yang terdapat pada tubuh dan bagian-bagian tubuh ikan) pada ikan jantan biasanya warnanya agak lebih cerah dan menarik daripada ikan betina (Effendi, 1997). Sifat seksual sekunder Ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina. Satu spesies ikan mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina dengan jelas, maka spesies itubersifat seksual dimorfisme. Namun, apabila satu spesies ikan dibedakan jantan dan betinanya berdasarkan perbedaan warna, maka ikan tersebut bersifat dikromatisme. Pada umumnya ikan jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan lebih menarik dari pada ikan betina (Afini ,2014) . Sifat Sekunder terbagi 2 : Permanen atau tetap, yaitu tanda ini tetap ada sebelum, selama dan sesudah musim pemijahan. Sementara, hanya muncul pada waktu musim pemijahan saja. Contoh ikan Rhodeus amarus yaitu alat yang di pakai untuk menyalurkan telur ke balvacia, adanya semacam jerawat di atas kepalanya pada waktu musim pemijahan (Pulungan, 2014). 2.3 Sifat Seksualitas Sifat seksual ikan merupakan sifat biologis dari suatu ikan untuk melakukan suatu proses reproduksi itu sendiri ada yang besifat hermaprodit (mempunyai dua jenis kelamin tetapi kadang tidak semuanya dapat digunakan dalam satu waktu), Gonokharisme yaitu sifat seksual berganda dimana pada ikan bertahap juvenile gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas status jantan dan betinanya (Effendie, 2002). Menurut Wiadnya (2011), terdapat macam-macam seksualitas ikan mulai dari hermaprodit singkroni, protandrous, protoginynous : Hermaprodit Sinkroni Dalam gonad individu terdapat sel kelamin betina dan sel kelamin jantan yang dapat masak bersama-sama dan siap dikeluarkan. Ikan jenis ini terlebih dahulu kemudian dibuahi oleh sperma dari individu yang sama. Hermaprodit Protandrous Ikan mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan ke fase betina. Ketika ikan masih muda gonadnya mempunyai daerah ovarium dan daerah testis, tetapi jaringan testis mengisi sebagian besar gonad pada bagian lateroventral. Setelah jaringan testisnya berfungsi dan dapat mengeluarkan sperma, terjadi pada masa trasisis yaitu ovariumnya membesar dan testis mengkerut. Hermaprodit Protoginynous Proses diferensiasi gonadnya berjalan dari fase betina ke fase berkembang. Ikan ini memiliki siklus reproduksinya sebagai ikan betina kemudian berubah menjadi ikan jantan. MATERI DAN METODE Materi Alat Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat bedah, baki preparat dan alat tulis. Bahan Bahan yang di gunakan dalam praktikum kali ini adalah ikan nilem. Metode Metode yang digunakan dalam praktikum ini ilaha dengan melihat morfologi ikan nilem dan melihat bagian dalamnya (anatomi). Pada morfologi ikan nilem, langkah pertama yang dilakukan ialah gambar bentuk ikan diamati dan bagian-bagian tubuh ikan disebutkan. Kedua perbedaan bentuk, warna, dan keberadaan organ reproduksi ikan tersebut diamati, dan terakhir semua data dicatat. Kemudian pada anatomi ikan nilem, pertama pembedahan di lakukan, kedua gonadnya diambil dan di gambar, untuk gonad yang sudah diamati dimasukkan dalam toples yang tersedia, beri air 9 ml dan 1 ml formalin 10%. Selanjutnya semua data pengamatan dicatat dan dideskripsikan. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman pada hari Selasa, 7 November 2017. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel 1. Sifat Seksual Primer dan Seunder Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) Jenis Kelamin Sifat Seksual Primer Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) Sifat Seksual Primer Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) Jantan Gonad berwarna putih Warna tubuh cerah Tubuh ramping Testis berpasangan dan bergerigi Operculum kasar Tubuh lebih kecil dari betina Betina Gonad berwarna Kuning Kecoklatan Warna tubuh gelap Tubuh gemuk Ovarium ganda atau tunggal Operculum halus Tubuh lebih besar dari jantan Tabel 2. Pendugaan dan Pembuktian Sifat Primer dan Sekunder Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) Ikan Ke- Pendugaan (sifat seksual sekunder ) Pembuktian (sifat seksual primer) Keterangan (sesuai/tidak sesuai) 1 Jantan Jantan Sesuai 2 Betina Betina Sesuai 3 Betina Betina Sesuai 4 Betina Betina Sesuai 5 Jantan Jantan Sesuai 6 Jantan Jantan Sesuai Pembahasan Alat kelamin yang terdapat pada individu ikan disebut gonad. Gonad memiliki pembuluh darah yang berfungsi sebagai supply (penyedia) nutrisi. Akan tetapi jika gonad itu terdapat dalam rongga tubuh ikan jantan disebut testes, sedangkan gonad yang terdapat dalam rongga tubuh ikan betina disebut ovary. Testes pada ikan terdapat dalam rongga tubuh, bentuknya sangat tergantung pada rongga tubuh yang tersedia tetapi umumnya berbentuk panjang, jumlahnya sepasang dan tergantung di sepanjang mesenteries pada rongga atas bagian tubuh. Ovari pada ikan terdapat dalam tubuh, bentuknya juga tergantung pada rongga tubuh. Namun umumnya memanjang, jumlahnya sepasang dan menggantung kepada mesenteries (mesovaria). Posisinya persis di bawah tulang punggung dan ginjal serta di samping gelembung udara. Warnanya bervariasi mulai dari transparan sampai kuning emas dan keabu-abuan (Djuanda, 1985). Perbedaan ikan jantan dan ikan betina dapat dilihat dari gonad yang dimiliki dengan cara membedah tubuh ikan (seksual primer) serta bentuk warna dan organ lengkap (seksual sekunder) untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina dapat juga dilihat dari bentuk kepala, bentuk tengkorak, sirip punggung, sirip dada, sirip ekor, sirip anus serta ukuran lubang pada kelamin. Untuk membedakan antara ikan jantan dan ikan betina selain berdasarkan ciri seksual primer juga dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap ciri seksual sekunder ikan tersebut. Pada ikan jantan permukaan perutnya agak ramping sedangkan ikan betina memiliki permukaan perut agak gemuk karena mengandung telur dalam ovarium (Pulungan, 2006). 2 3 1 4 Gambar 2. Ikan Nilem Jantan Berdasarkan hasil yang kami peroleh yaitu berdasarkan sifat seksual primer dan sifat seksual primer ikan jantan yaitu ikan ke pertama, kelima, dan keenam. Sifat seksual primer ikan nilem jantan memiliki testis (1), mengeluarkan cairan putih ketika perutnya ditekan, halus, dan berwarna putih. Sifat seksual sekunder pada ikan yaitu, pada jantan memiliki warna tubuh yang lebih cerah(3), operculum kasar (2), ukuran tubuh lebih ramping (4), ciri lain seksualitas sekunder yaitu bersifat dikromatisme yaitu ikan dapat dibedakan berdasarkan perbedaan warna, ikan jantan memiliki warna lebih cerah dibandingkan dengan ikan betina (Afini, 2014). 2 3 1 4 Gambar 3. Ikan Nilem Betina Berdasarkan hasil yang kami peroleh yaitu berdasarkan sifat seksual primer dan sifat seksual primer ikan nilem betina yaitu ikan ke dua,ketiga, dan keempat. Sifat seksual primer betina yaitu memiliki ovari (1) , mengeluarkan cairan kuning dari lubang genital, bergerigi dan berwarna kekuningan. Sifat seksual sekunder yaitu memiliki operculum lebih halus (2), warna tubuh lebih gelap (3), tubuh gemuk (4), Nilem betina mencapai fase matang gonad. Sedangkan perbedaan warna antara ikan Nilem jantan yang lebih cerah ikan Nilem betina yang lebih gelap yaitu disebut perbedaan dikromatisme (Jayadi, 2011). Ikan nilem (Osteochillus hasselti) adalah ikan yang bersifat gonokristik bukan hermaprodit. Karena hermarodit adalah kondisi dimana pada sau spesies terdapat dua sel kelamin jantan dan betina pada tubuhnya. Sedangkan gonokoristik adalah sebaliknya, yaitu keadaan dimana pada satu spesies hanya terdapat satu jenis kelamin pada tubuhnya selama daur hidupnya (Wiadnya, 2011). KESIMPULAN Kesimpulan Ikan Nilem (Osterochilus hasselti) memiliki ciri seksualitas primer berupa testis pada jantan dan ovum pada ikan betina. Sedangkan ciri seksualitas sekunder pada ikan yaitu ukuran pada ikan jantan memiliki ukuran tubuh yang lebbih kecil dibandingkan ikan betina, lalu warna ikan jantan lebih cerah dan menarik dibandingkan dengan ikan betina, lalu operculum ikan jantan memiliki operculum yang lebih kasar dibandingkan dengan ikan betina. Saran Sebaiknya ikan yang disediakan memiliki ukuran yang sama agar lebih mudah mengamati dan untuk praktikan lebih cermat dalam mengamati.