Operasional amplifier Rangkaian Adder dan subtractor
Dian permana, asep sopian, bagus ubaydillah, Zeti sinta utami, shipa sefriani,
Windu, Nurul Hidayah, Rachel P.
Asisten : Nizar
Tanggal praktikum 19 februari 2013
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Awal dari penggunaan penguat operasional adalah tahun 1940-an, ketika
sirkuit elektronika dasar dibuat dengan menggunakan tabung vakum untuk
melakukan
operasi matematika seperti penjumlahan, pengurangan perkalian
dan pembagian integral dan turunan Istilah penguat operasional itu sendiri baru
digunakan pertama kali oleh John Ragazzini dan kawan-kawan dalam sebuah
karya tulis yang dipublikasikan pada tahun 1947. Dengan cepatnya perkembangan
teknologi yang saat ini merupakan hal yang sangat berpengaruh baik dalam dunia
sains, teknologi bahkan bisa masuk keranah ekonomi yang sangat pesat maka
sekiranya kita perlu memahami tentang apa nama komponen yang digunakan
dalam sebuah rangkaian elektronikaa dan bagaimana sistem aplikasi kerja dari alat
tersebut untuk memahaminya perlu diadaka praktikum dengan baik agar dapat
memahami dan membandingkan sebuah rangkaian hardware dengan simulasi.
Tujuan
1) Mengerti dan memahami rangkaian adder dan subtractor
2) Mampu menganalisis cara kerja rangkaian adder dan subtractor
Dasar Teori
Penguat operasional (Op-amp = operasional amplifier) merupakan jenis
penguat elektronika swngan sambatan (coupling) arus yang memiliki bati (faktor
penguat) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran, pada umumnya
oenguat operasional tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak
digunakan adalah seri 741, adapun bentuk gambar komparator dapat dilihat
sebagai berikut
Gambar : komparator
Aplikasi sirkuit
Terdapat banyak sekali penggunaan dari penguat operasional dalam berbagai
jenis sirkuit listrik beberapa penggunaan umum dari penguat operasional dalam
contoh sirkuit:
1) Komparator (pembanding)
2) penguat pembalik
3) Penguat non-pembalik
4) Penguat diferensial
5) Penguat penjumlah
6) Integrator
7) Diferensiator
Dari ke 7 sirkuit ini mempunyai fungsi dari setiap rangkaian yang ada, dari
semua aplikasi sirkuit yang ada semua berasal dari satu nama alat yang dinamakan
komparator adapun aplikasi sirkuit tersebut merupakan pengembangan dari
komparator, ada yang menambahkan resistor dan ada pula yang menambahkan
kapasitor, mak dari itu rangkaian sirkuit ke 7 rangkaian tersebut merupakan hasil
dari pengembangannya.
Rangkaian Adder / penjumlahan
Rangkaian penjumlahan atau
rangkaian
adder
adalah
rangkaian
penjumlahan yang dasar rangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier dan
hasil outputnya adalah dikallikan dengan penguatan seperti pada rangkaian
inverting. Pada dasarnya nilai outputnya adalah jumlah dari penguatan masingmasing dari inverting. Dengan begitu rangkaian adder memiliki persamaan :
)
(
Jika Rf=R1=R2=R3, maka :
2
3
Rangkaian Subtractor / pengurangan
Rangkaian pengurangan ini berasal dari rangkaian inverting dengan
memanfaatkan masukan non-inverting sehinga persamaannya menjadi berubahubah. Rangkaian ini terdiri dari 3 macam, yaitu :
a. Rangkaian dengan 1 op-amp
b. Rangkaian dengan 2 op-amp
c. Rangkaian dengan 3 op-amp
Rangkaian pengurang dengan 1 op-amp ini memanfaatkan kaki inverting dan kaki
non-inverting. Rangkaian ini memiliki persamaan :
)
Jika Rf=R1=R2, maka :
)
METODE PERCOBAAN
Prosedur percobaan
1) Siapkan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum.
2) periksa semua alat dan bahan yang akan digunakan dan usahakan alat
dalam keadaan baik
3) buat tabel data untuk rangkaian adder dan subtractor
4) rangkaia peralatan sesuai dengan skema alur listrik, kemudian hitung data
dengan menggunakan voltmeter.
5) Catat data dalam tabel yang telah dibuat sebelumnya
6) Setelah data di dapat kemudian dengan menggunakan software proteus
buat rangkaian alur listrik sesuai dengan yang sebelumnya
7) Bandingkan data yang ada di lapangan dan yang ada di software proteus.
Alat dan Bahan
1) kit elekronika dasar operation amplifier adder dan subtractor
2) osiloskop
3) sinyal generator
4) banana conector
5) multimeter
DATA DAN ANALISIS
Data yang didapat pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :
Tabel Adder atau penjumlahan
No.
Vin 1
Vin 2
1.
1,655
1,653
2.
1,655
10,2
Gambaran Sinyal
Vout
-3,22
Tabel Subtractor atau pengurangan
No.
Vin 1
Vin 2
Gambaran Sinyal
Vout
1.
1,655
1,653
-0,01
2.
10,2
1,655
7,10
Dengan dat simulasi menggunakan simulasi proteus didapat data untuk bentuk
signal dari output rangkaian adder dan subtractor
Gambar rangkaian adder
Adapun data untuk rangkaian adder dengan menggunakan proteus data grafik,
dengan demikian tidak adanya bentuk signal yang signipikan perubahannya
adapun besarnya tegangan yang didapat yaitu mmenggunakan 10 volt karena pada
2 volt tidak bisa menemukan grafik gambar, meski dengan merubah posisi triger
dan horizontal data yang didapat belum bisa terlihat dengan jelas. Adapun pada
rangkaian subtractor yaitu sebagai berikut :
Gambar : Rangkaian subtractor
Pada rangkaian kita bandingkan dengan menggunakan simulasi dengan
menggunakan proteus dan adapun hasil gambar yang didapat yaitu seperti diatas,
data ini dibandingkan untuk melihat bentuk sinyal dengna menggunakan resistor
10kΩ, diposisika u tuk osiloskop yang berwarna kuning merupakan data untuk
sinyal a(input pertama) yaitu untuk batrai
pada posisi a yaitu untuk yang
berwarna kuning, dan warna biru yaitu untuk posisi b (input ke 2) adapun yang
berwana ping yaitu untuk chanel c, chanel c merupakan output nilai tegangan pada
op-amp yang berbentuk sinyal digital, (bolean). Nama lain dari rangkaian
subtractor merupakan feed back negatif dimana untuk rangakaian tersebut kenapa
dikatakan dengan feed back negatif ini karean untuk rangkaian tersebut
menggunakan rangkaian resistor antara keluaran dan masukan inverting
penguatan dengan feed back negatif bergantung pada feed backnya ( berlaku pada
frekuensi rendah)
penguat ini memiliki masukan yang dibuat melalui input non-inverting. Dengan
demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan
inputnya. Untuk menganalisa rangkaian penguat op-amp non inverting, caranya
sama seperti menganalisa rangkaian inverting.
dari kedua rangkaian data proteus yang didapat dapat dianalisis bahwa untuk data
perubahan yang signifikan didapat pada rangkaian subtracor dengan data seperti
pada gambar grafik diatas, dan adapun pada praktikum hardware tidak
mendapatkan bentuk signal tapi yang pasti pada rangkaian simulasi juga tidak
mendapatkan bentuk signal, mungkin karena amplitudo yang sangat kecil jadi
data signal tidak didapat, begitu pula pada rangkaian rangkaian subtractor yang
didapat pada pengaturan horizontalnya yaitu sangat kecil sekalai yaitu sebesar 4 u.
Ini menandakan bahwa amplitudo yang sangat kecil sekali, sehingga dari analisis
saya bahwa praktikum yang telah dilakukan sudah sangat baik namun perlunya
ada perbaikan yang lebih lanjut karena ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi data yang didapat dilapangan seperti halnya pada dudukan batrai
yang
sangat
terbatas
sehingga
dengan
menggunakan
tangan
untuk
menyambungkan dengan kabel penghubung, padahal sangat jelas sekali itu akan
mempengaruhi karena arus listrik tersebut akan berubah-ubah karena sebuah
goncangan yang didapat kareana idak pasnya rangkaian tersebut. Selain itu kit
modul elektronika dasar yang tidak diketahui besarnya resistor yang digunakan
padahal untuk data yang bagus sebaiknya ada data rangkaian listrik yang pasti
disertakan besaran yang digunakan pada rangkaian tersebut, padahal itu bis
adijadikan sebagai acuan pembanding antara praktikum yang asli dan teori yang
digunakan.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa rangkaian adder adalah rangkaian penjumlahan
yang dasar rangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier , dan rangkaian
subtractor adalah rangkaian yang memanfaatkan rangkaian masukan non-inverting
tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan inputnya, data
signal yang didapat dari simulasi proteus yaitu berupa data sinyal digital, dan
rangkaian dasar dari aplikasi sirkuitnya yaitu berasal dari komparator yang di
kembangkan dengan menambahkan rangkaian tambahan seperi resisitor dan
kapasitor.
Daftar Pustaka
1. malvino, prinsip-prinsip elektronika 2, Erlangga, jakarta,1994
2. Yani Muhammad, 2005; modul diklat berjenjang, Departemen
pendidikan Nasional.
3. Jayadin ahmad, 2007; elektronika dasar , elektronic book.
4. Sanjaya, Mada. 2013; Modul elektronika Dasar : sirkuit digital
dan Operasional amplifier. Fisika sains UIN SUNAN
GUNUNG DJATI BANDUNG
5. Penguat operasional, Wikipedia bahasa Indonesia, diakses
tanggal 23 februari 2013