[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah Dasar

Tugas UTS Apresiasi dan Bahasa Sastra Indonesia

Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah Dasar Sekolah Dasar Apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia Di Susun Oleh : Desi Tri kusumadewi 1815163470 D PGSD 2016 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Profesionalisme guru Sekolah Dasar, memiliki keragaman karakteristik, profesionalisme guru dipengaruhi oleh beberapa variabel, diantaranya, school leadership, budaya organisasi, iklim sekolah, kepribadian personality, dan motivasi. Implikasinya bahwa profesionalisme guru akan semakin meningkat apabila terdapat school leadership yang baik, budaya organisasi yang lancar, iklim sekolah yang kondusif, personality guru yang baik, dan motivasi guru yang tinggi. Maka kinerja guru akan meningkat sesuai dengan karakteristik yang disebutkan serta guru memahami tugasnya sebagai pendidik dan pembimbing dikelas dalam memanajemen kelas dengan baik dan tidak ada kendala. PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Pendidikan di Indonesia secara terstruktur menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud). Dalam proses meningkatkan pendidikan di Indonesia instrumen utama terdapat di guru sebagai pendidik disekolah. Dalam melaksanakan berbagai tugas sebagai seorang guru yang setiap hari bertemu dan berinteraksi dengan peserta didik, dan warga sekolah lainnya. Guru bertanggung jawab untuk mendidik, mengajar dan membimbing peserta didik. Fungsi pendidikan di sekolah dasar adalah menumbuhkan potensi peserta didik melalui bimbingan guru yang profesional dan bekerja secara optimal. Terkadang guru merasa malas, tidak bersemangat, jenuh atau bosan dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Guru pun beranggapan bahwa tugasnya hanya mentransfer pengetahuan yang dimilikinya dengan target tersampaikan topik-topik yang tertulis dalam kurikulum. Pada umumnya guru tidak memberi inspirasi kepada siswa untuk berkreasi dan melatih siswa untuk mandiri sehingga pelajarannya kurang menantang siswa untuk berpikir . akibatnya siswa tidak menyenangi pelajaran. Oleh karena itu, guru yang profesional akan kinerja tugasnya yang tinggi diharapkan dapat melaksanakan tugas dalam meningkatkan potensi peserta didiknya. Tugas tersebut guru dapat memanfaatkan waktu belajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat. Sehingga guru dapat memberikan konstribusi dalam belajar sebagai hasil tingkah laku dalam keterampilan, kemampuan dan pengetahuan yang ingin dicapai bersama warga sekolah terutama pada peserta didik. LITERATURE REVIEWS Meningkatkan Kinerja Guru menjadi Guru Profesional Dalam meningkatkan motivasi yang akan berpangku terhadap profesionalisme kinerja pendidik/guru, yang dapat memberikan hasil yang optimal dalam proses belajar mengajar didalam kelas kepada peserta didik. Siapa sajakah yang berkaitan langsung dalam peningkatan kinerja guru?. Dan bagaimana caranya untuk meningkatkan kinerga guru yang profesional ? berikut penjelasannya !. Kinerja adalah hasil unjuk kemampuan dari seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi wewenang dan tanggung jawab dengan indikator: 1) pemahaman tugas; 2) melaksanakan tugas; 3) bekerja sesuai dengan waktu kerja; 4) penilaian terhadap kualitas kerja; 5) menciptakan suasana kerja kondusif; dan 6) ko-munikasi dengan rekan sekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Kepala sekolah sebagai pemimpin mempunyai peranan strategis, sebagai seorang manajer, dia dapat membuat atau menciptakan suasana sekolah yang kondusif dan refresentatif bagi guru dan tenaga kependidikan untuk giat bekerja menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah, serta giat mengembangkan diri. Kepala sekolah sebagai manajer menempati posisi yang ditentukan dalam organisasi sekolah, memegang kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan, hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah sebagai pemegang jasa profesional yang sangat khusus. Kepribadian seorang guru juga mempengaruhi motivasinya, kepribadian merupakan keterampil-an kecakapan sosial. Kepribadian akan tergambar dari pola tingkah laku sehari-hari, pekerjaan yang diemban akan terpengaruh oleh kepribadian-nya. Pemimpin yang baik harus bisa memberikan dorongan yang sesuai dengan kepribadian guru, sehingga tujuan meningkatkan motivasi kerja guru dapat tercapai dan berpengaruh positif kepada profesionalismenya. Sekolah juga merupakan bentuk keorganisasian moral, berbeda dengan bentuk keorganisasian lain yang berorientasi kepada keuntungan. Hal itu membawa konsekwensi logis bagi setiap komponen sekolah untuk bersinergi, memiliki komitmen yang sama dan menerapkan norma dan nilai yang dianut sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah. Sekolah yang berjalan efektif apabila fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan) berfungsi dengan baik serta unsur-unsur penunjang tersedia dan memenuhi persyaratan. Budaya organisasi adalah kultur dan nilai – nilai yang dikembangkan oleh sebuah organisasi harus mencerminkan kemampuan organisasi tersebut dalam beradaptasi dengan ligkungannya. Nilai – nilai itu bukan sekedar dicatat dan dipajang diruang – ruang kerja, melainkan ditanam dan diberi pupuk. Nilai-nilai yang ditanam kepada semua anggota organisasi tersebut lambat laun akan berubah menjadi kebiasaan contohnya dengan kegiatan–kegiatan, ritual (pengangkatan, promosi, dan pelepasan) dan simbol-simbol (bahasa, pakaian, logo, tulisan, benda-benda), serta bukti nyata (penegakan displin, pemberian penghargaan, kegiatan sosial, dan lain-lain). Motivasi kerja adalah sesuatu yang dapat menimbulkan semangat atau dorongan bekerja individu atau kelompok terhadap pekerjaan guna mencapai tujuan. Motivasi kerja guru adalah kondisi yang membuat guru mempunyai kemauan/kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu melalui pelaksanaan suatu tugas. Motivasi guru akan menyuplai energi untuk bekerja/ mengarahkan aktivitas selama bekerja, dan menyebabkan seorang guru mengetahui adanya tujuan yang relevan antara tujuan organisasi dan tujuan pribadinya. Iklim sekolah merupakan kualitas dan frekuensi interaksi di antara guru, di antara siswa, di antara pendidik, di antara kepala sekolah dengan pembelajar, di antara staf di sekolah, di antara orang tua dan komunitas yang lebih luas. Peningkatan Kompetensi Guru Dalam meningkatkan kualitas pelayanan terhadap peserta didik, yaitu dengan meningkatkan kompetensi PTK melalui model kemitraan. Kompetensi adalah apa yang dibawa oleh seseorang ke dalam pekerjaan dalam bentuk jenis dan tingkatan perilaku yang berbeda meliputi kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Mitra adalah kawan kerja, pasangan kerja, sahabat, teman. Sedangkan kemitraan adalah perihal hubungan sebagai mitra. Model kemitraan ini dapat digunakan di bidang pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada aspek sumber daya manusia (SDM) yaitu peningkatan kompetensi PTK yaitu dengan cara memitrakan antara sekolah yang telah maju dengan sekolah yang belum maju. Modal sosial dan kolaborasi antarlembaga berimplikasi kepada pemimpin sekolah dalam membangun pasangan kerja sama. Dengan demikian, pasangan kerja sama antarsekolah baik dilakukan untuk meningkatkan kompetensi PTK dan berdampak pada kualitas pendidikan. Pelayanan adalah suatu cara melayani, membantu menyiapkan, mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang atau sekelompok orang. Penerapan model kemitraan dalam mengoptimalkan kompetensi PTK guna meningkatkan pelayanan pendidikan di SD dilaksanakan melalui langkah-langkah: (a) verifikasi awal untuk menetapkan kelayakan sebagai sekolah pengimbas dan sekolah imbas, (b) bimbingan teknis ke-1,(c) pelaksanaan OJT, (d) bimbingan teknis ke-2, (e) pelaksanaan IHT, (f) pendampingan dan pemantauan/penilaian, dan (g) diseminasi; (2) Model kemitraan dapat mengoptimalkan kompetensi PTK dalam upaya meningkatkan pelayanan pendidikan di SD. Terbukti melalui model kemitraan, hasil penilaian pengelolaan pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 terjadi peningkatan kompetensi guru dari kategori baik (76,60) menjadi sangat baik (86,03) sebanyak 9,43 %. Selain itu, (3) model kemitraan ini memiliki dampak terhadap guru dan kepala sekolah untuk mengoptimalkan kompetensinya guna meningkatkan pelayanan pendidikan di SD yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan. Pemerintah Kabupaten/Kota berperan penuh dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karenanya pemerintah Kabupaten/Kota sesuai Kepmendiknas nomor 044/U/2002 membentuk Dewan Pendidikan untuk Kabupaten/Kota sedang untuk institusi sekolah dibentuk Komite Sekolah sebagai mitra dalam memajukan kualitas pendidikan. Berdasarkan Kepmendiknas Nomor 044/U/2002 tanggal 2 April 2002 tentang acuan pembentukan komite sekolah, maka komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah. Dalam Kepmendiknas nomor 044/U/2002 disebutkan tujuan dibentuknya komite sekolah untuk: a) mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan, b) meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan di satuan pendidikan, dan c) menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam menyelenggarakan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan. Sebenarnya tugas komite sekolah khususnya di satuan pendidikan sekolah dasar sangatlah vital dalam upaya memajukan kualitas pendidikan, sebab dalam setiap gerak langkah sekolah dasar selalu di back up komite sekolah. Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) dapat diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha, dsb.) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. MBS bertujuan untuk meningkatkan semua kinerja sekolah (efektivitas, kualitas/mutu, efesiensi, inovasi, relevansi, dan pemeratan serta akses pendidikan), maka MPMBS lebih difokuskan pada peningkatan mutu. MPMBS bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada sekolah, pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdaya sekolah, dan mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan. Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses sebagai berikut: Pertama. Proses belajar mengajar yang efektivitasnya tinggi, Kedua. Kepemimpinan sekolah yang kuat, Ketiga. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib, Keempat. Pegelolaan tenaga kependidikan yang efektif, Kelima. Sekolah memiliki budaya mutu. Penyusunan RPP oleh Guru Silabus merupakan sebuah tujuan dari pembelajran dan tentunya juga memberikan arah tentang beberapa hal yang harus dicapai untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah direncanakan sebelumnya. Silabus juga berisi tentang model penilaian untuk menguji sejauh mana keberhasilan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rancangan program pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai pedoman untuk memandu jalannya proses belajar mengajar selama di kelas. RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam Silabus. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Manajemen Guru di Kelas Dalam pembelajaran dikelas guru adalah orang yang utama dalam mengendalikan suasana dikelas. Guru haruslah kreatif dan cerdas dalam menyikapi dan memberikan arahan terhadap peserta didik, agar peserta didik tidak ada yang sibuk sendri dengan dirinya, mengganggu temannya yang lgi serius belajar, dan tidak berisik. Disinilah keterampilan guru diuji sebagaimana guru tersebut sabar dan dapat mengendalikan kelas dengan baik dan tertib layaknya sedang belajar serius namun tetap harus ada selang waktu untuk istirahat agar anak tidak jenuh dalam belajar. Guru mendesain ruang kelas agar siswa ingin masuk kekelas dan bersemangat mengikuti pembelajaran. SUMMARY Dapat disimpulkan, kinerja guru yang profesional dipengaruhi beberapa faktor, antara lain : Dari kepemimpinan sekolah yang harus menunjang adanya kinerja guru dengan motivasi dirinya. Dimana pemimpin sekolah mempunyai berbagai cara dalam melatih dan membimbing guru dalam tugasnya. Lalu budaya organisasi juga memiliki peran penting dalam kinerja guru, diharuskan adanya bukti nyata terhadap guru-guru, seperti diadakan penghargaan terhadap kinerja guru, diadakan kegiatan semacam pemberian promosi, pengangkatan jabatan, pelepasan guru yang pensiun, diadakan juga kegiatan sosial, dan sebagainya. Maka kinerga guru dalam motivasi di diri guru akan meningkat dan guru pun akan bekerja secara profesional serta bertanggung jawab akan tugasnya. Guru pun harus memiliki keterampilan dalam menyusun RPP untuk pembelajaran dikelas, tidak hanya itu guru harus memilih media dalam pembelajaran dikelas agar pembelajaran tidak membosankan. Tugas guru memang banyak tetapi tidak menuntut kemungkinan untuk guru tetap mementingkan kemajuan peserta didik nya dalam belajar. Dalam pembelajaran pun guru dituntut dalam mengelola kelas dengan baik dan terkendali agar peserta didik antusias dan bersemangat mengikuti setiap pembelajaran yang berlangsung. Mengelola kelas dengan baik ialah mengetahui posisi anak duduk sesuaikan dengan badan tinggi anak, atau dengan berotasi agar semua merasakan menempati posisi didepan. Memberikan awal pembelajaran yang mengesankan supaya siswa ikut aktif dan bersemangat dalam pembelajaran. DAFTRA PUSTAKA Wuryantina, Isnaeni. 2015. Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi Berprestasi Dengan Kinerja Guru Pada Sekolah Dasar. Jurnal Pndidikan Sekolah Dasar. Edisi 2 Nurhayati. 2017. School Leadership, Personality, dan Motivasi terhadap Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. Edisi 1 Fujiaturrahman, Sukron. 2016. Iklim Sekolah dan Efikasi Diri dengan Motivasi Kinerja Guru. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. Edisi1 Sumarsih. 2016. Pengaruh Motivasi Kerja dan Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. Edisi 2 Wijayani, Deni. 2017. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Etika Profesi Guru Terhadap Kompetensi Profesional Guru untuk Mewujudkan Mutu Pembelajaran. Khazanah Akademia Samana, A. 1994. Profesionalisme keguruan. Yogyakarta: kanisius Arianto, Dwi Agung Nugroho. 2013. Pengaruh Kedisiplinan, Lingkungan Kerja dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Tenaga Pengajar. Jurnal Economia Rokhmaniyah. 2010. Optimalisasi Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) untuk Meningkatkan Pelayanan Pendidikan melalui Model Kemitraan di Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan. Kusdaryani, Wiwik, Mujiyono, Winaryo. 2008. Efektivitas Peran Komite Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Sekolah Dasar. Jurnal Media Penelitian Pendidikan Suparto, S.Adi. 2007. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah : Konsep dan Implikasinya terhadap Peningkatan Mutu Guru. Jurnal Kependidikan Interaksi Ayuningtyas, Nurina. 2017. Pengaruh Komunikasi dan Kepercayaan terhadap Komitmen Organisasi Guru Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Edisi 1 Martha, I Nengah, I Made Tegeh. 2012. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Local Content Guru dan Calon Guru Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Indonesia Asmini Karti. 2017. Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Menyusun Silabus dan RPP Melalui Supervisi Akademik yang Berkelanjutan Di Sekolah Dasar. Pedagogia : Jurnal Pendidikan Hariyadi, Slamet. 2012. Evaluasi Pemanfaatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Kegiatan Pembelajaran di Kelas pada Guru Mula Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan Sekolah Dasar Sa’bani, Faizuz. 2017. Peningkatan Kompetensi Guru dalam Menyusun RPP melalui Kegiatan Pelatihan. Jurnal Pendidikan Madrasah Sujati. 2006. Manajemen Kelas yang Efektif dalam Pembelajaran. Jurnal Dinamika Pendidikan. Sunhaji. 2014. Konsep Manajemen Kelas dan Implikasinya dalam Pembelajaran. Jurnal Kependidikan. Helsa, Agustina Hendianti. 2017. Kemampuan Manajemen Kelas Guru. Jurnal Psikologi. Azizah, Ika Nurdiana, Arini Estiati. 2017. Keterampilan Guru dalam Pengelolaan Kelas Rendah pada Pembelajaran Tematik SD. Joyful Learning Journal. Masruro, Siti. 2016. Kajian Implementasi Manajemen Pembelajaran pada Pendidikan Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Rahmi, Nurul. 2016. Persepsi Guru Tentang Manajemen Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal Administrasi Pendidikan Umaedi. 2011. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta. Nurul Umamah. 2012. Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Calon Pendidik melalui Peningkatan Kompetensi dalam Mendisain Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. Hoover, J.J. (1990). Curriculum adaption: a five-step process for classroom implementation. Journal of Intervention in School and Clinic. J. Winardi, 2007. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada. Malayu S.P. Hasibuan, 2007. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas, Jakarta : Bumi Aksara. Badin Nuur Tanjung, 2014, Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, kompensasi, dan motivasi kerja terhadap Profesionalisme guru, UNJ Syaiful Sagala,2013.Kemampuan Profesional Guru dan Teanaga Kependidikan, Bandung : Alpabeta Nashar, 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan Pembelajaran, Jakarta: Delia Press. Semiawan, C. R., 2006, Memantapkan Peran LPTK dalam Peningkatan Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Pidato Dies Natalis ke-42 Universitas Negeri Yogyakarta. Zubaidah, Enny. 2006. Guru yang Profesional. Dinamika Pendidikan 1 ?