Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Sari – Saat ini pembangunan skala besar sedang direncanakan di sekitar wilayah Sumedang, Jawa Barat yang meliputi pembangunan Bandara Internasional Kertajati, Jalan Tol Cisumdawu, Sentra Industri Ujungjaya, dan Bendungan Cipanas. Aktivitas pembangunan tersebut dapat terkendala permasalahan geologi teknik karena berada di atas batulempung Formasi Subang. Batulempung jenis ini diketahui memiliki pengaruh signifikan dalam aktivitas rekayasa karena sifatnya yang mudah hancur (slaking) ketika mengalami kontak dengan udara dan/ atau air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik ketahanan (durability) batulempung Formasi Subang di Daerah Ujungjaya, Kabupaten Sumedang. Penelitian dilakukan melalui observasi lapangan dan pengambilan sampel batulempung segar dalam bentuk sampel tak terganggu. Selanjutnya sampel dibawa ke laboratorium dan dilakukan pengujian slake durability serta analisis mineral lempung melalui uji difraksi sinar X. Dari hasil pengujian tersebut, batulempung Formasi Subang di daerah penelitian memiliki ketahanan rendah. Kandungan mineral monmorilonit dan pirit yang ditemukan pada sampel batulempung Formasi Subang menjadi faktor penyebab rendahnya nilai ketahanan batuan tersebut. Abstract – Currently, a large-scale development is being planned around the Sumedang area, West Java, which includes the construction of the Kertajati international airport, Cisumdawu highway, Ujungjaya industrial centers, and Cipanas Dam. These development activities can be constrained by geological engineering problems because the constructions are conducted on the claystone of the Subang Formation.The type of this claystone is known to have a significant influence on the engineering activities because it easily slakes when in contact with air and water. The purpose of this study was to determine the durability characteristics of the Subang Formation claystone in the Ujungjaya Region, Sumedang Regency. The study was conducted with field observation and sampling of fresh undisturbed claystone. The samples were taken and tested for their slake durability characteristics as well as analysis of clay minerals by X-Ray Diffraction. Based on the results, claystone of Subang Formation in the study area have a low durability. The content of montmorillonite and pyrite that found in the sample into the factors causing the low value of the durability of claystone.
Asuhan persalinan pada kala I yang kurang adekuat menyebabkan terjadinya resiko pada lamanya persalinan kala II yang rata-rata 30-90 menit. Asupan nutrisi penting untuk mempertahankan cadangan glikogen yang dibutuhkan pada aktivitas fisik. Peningkatan glikogen otot akan menambah stamina 30-60 menit lebih lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi susu formula pada kala I terhadap lamanya persalinan kala II. Penelitian ini menggunakan rancangan Quasy-Experimental Design. Sampel penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin normal pada bulan Agustus-Oktober 2013 yang berjumlah 76 ibu bersalin. Analisis data menggunakan chi square test. Hasil analisis data diperoleh nilai X 2 hitung sebesar 4,517 (X 2 hitung > X 2 tabel) dan nilai p = 0,034 (p < 0,05) sehingga menunjukkan bahwa ada pengaruh konsumsi susu formula oleh ibu bersalin kala I terhadap lamanya persalinan kala II dengan koefisien kontingensi sebesar 0,237 (C < 0.5) berarti pengaruh tersebut lemah. Simpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh konsumsi susu formula oleh ibu bersalin kala I terhadap lamanya persalinan kala II. Kata Kunci : konsumsi susu formula, ibu bersalin, kala satu, lama, kala dua
Secara regional Cekungan Jawa Timur Utara terbagi atas dua lajur yaitu Lajur Rembang di sebelah utara dan Lajur Kendeng di sebelah selatan. Kedua lajur tersebut secara fisik berbeda satu sama lain. Lajur Rembang didominasi oleh batuan-batuan karbonat yang berasal dari Paparan Sunda yang berada di utaranya sedangkan Lajur Kendeng di dominasi oleh batuan vulkaniklastik yang berasal dari Pegunungan Selatan. Formasi Pelang yang oleh para peneliti terdahulu di kelompokan sebagai bagian dari Lajur Kendeng merupakan formasi berumur Oligosen Akhir – Miosen Tengah tersusun oleh napal dengan sisipan batugamping. Pada Oligosen Akhir – Miosen Awal, Pegunungan Selatan terjadi peningkatan aktivitas vulkanisme sehingga membentuk Formasi Kebobutak, Semilir, dan Nglanggeran di Jawa bagian tengah serta Formasi Besole di Jawa bagian timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau ulang posisi stratigrafi dari Formasi Pelang. Pemetaan geologi detil dan pengukuran penampang stratigrafi telah dilakukan di daerah Juwangi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Analisis laboratorium telah dilakukan dan menghasilkan: (1) Analisis Foraminifera menunjukan umur Formasi Pelang yaitu N3-N9 (Oligosen Akhir – Miosen Tengah) dan diendapkan selama fase regresi; (2) Sayatan tipis batuan tidak menunjukan adanya unsur material vulkanik. Ketidakhadiran unsur vulkanik mengindikasikan bahwa ketika diendapkan, Formasi Pelang berada jauh dari busur vulkanik Pegunungan Selatan dan lebih dekat dengan Paparan Sunda. Perihal keberadaannya sekarang di Lajur Kendeng diakibatkan oleh kegiatan tektonik kompresi yang dimulai pada Oligosen Akhir – Miosen Awal. Oleh karena itu lebih tepat apabila Formasi Pelang dikelompokan menjadi bagian dari Lajur Rembang atau transisi antara Lajur Rembang dengan Lajur Kendeng. Kata Kunci: Stratigrafi, Formasi Pelang, Lajur Kendeng, Lajur Rembang
Raras Prabowo, 2019
Abstrak Daerah penelitian termasuk dalam fisiografi Zona Pegunungan Selatan, tepatnya di Sungai Ngalang, Kecamatan Gedang Sari, Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi pola perulangan fasies dan lingkungan pengendapan Formasi Sambipitu. Formasi Sambipitu telah dikenal memiliki distribusi fasies yang beragam. Analisis fasies dilakukan berdasarkan data stratigrafi terukur, mikrofosil, fosil jejak, dan analisis Markov Chain. Metode markov chain dapat digunakan untuk analisa perulangan fasies yaitu dengan melihat matriks probabilitas transisi yang dapat memprediksi kehadiran fasies yang akan muncul selanjutnya sesuai dengan data yang ingin diketahui, yang diprediksi dengan hadirnya fasies sebelumnya. Berdasarkan analisis kandungan fosil foraminifera planktonik, satuan batuan pada lintasan ini berumur Early Miocene (N4-N5). Sedangkan fosil bentosnya menunjukkan adanya percampuran antara endapan lingkungan laut dangkal dan dalam. Dengan berkurangnya material vulkanik serta meningkatnya kehadiran baham karbonat di dalam Formasi Sambipitu, dapat diperkirakan sebagai fase penurunan dari kegiatan volkanisme di Pegunungan Selatan pada waktu itu. Berdasarkan hasil analisis markov chain melalui uji chi square dengan nilai Degree Of Freedom adalah 100 dan A adalah 0,05, didapatkan bahwa nilai X 2 hitung (240,5549 > X 2 table (124,3421). Dari data tersebut, maka hipotesa nol ditolak dan mengambil kesimpulan bahwa ada suatu pengaruh yang signifikan terhadap hadirnya suatu fasies, tergantung pada fasies sebelumnya. Abstract The research area is included in the physiography of the Southern Mountains Zone, precisely on the Ngalang River, Gedang Sari District, Gunung Kidul Regency, DIY. This study aims to reconstruct facies repetition patterns and the Sambipitu Formation depositional environment. The Sambipitu Formation has been known to have a diverse facies distribution. Facies analysis was carried out based on measured stratigraphic data, microfossils, trace fossils, and Markov Chain analysis. The Markov chain method can be used for facies looping analysis, namely by looking at the transition probability matrix that can predict the presence of facies that will appear later in accordance with the data that you want to know, which is predicted by the presence of facies before. Based on the analysis of the content of fossil planktonic foraminifera, the rock units on this track are aged Early Miocene (N4-N5). While benthic fossils show a mixture of shallow and deep marine environmental deposits. With the reduction of volcanic material and the increased presence of carbonate material in the Sambipitu Formation, it can be estimated as a decline phase of volcanic activity in the Southern Mountains at that time. Based on the results of the Markov chain analysis through the chi square test with the value of Degree Of Freedom is 100 and A is 0.05, it is found that the value of X 2 counts (240.5549> X 2 table (124,3421). From these data, the null hypothesis is rejected and concludes that there is a significant influence on the presence of a facies, depending on the previous facies.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7, 2016
Abstrak Proses diagenesis yang terjadi pada batuan memiliki hubungan yang erat dengan konsep sikuen stratigrafi. Proses diagenesis awal (eogenesis) yang terbentuk pada suatu batuan dipengaruhi oleh posisi stratigrafi batuan tersebut dalam tataan sikuen stratigrafi. Eogenesis tersebut dapat diteliti dengan menggunakan data petrografi batupasir mengenai proses diagenesis yang terdapat pada batuan, dan juga dengan melihat posisi batuan dalam tataan sikuen stratigrafi. Formasi Nanggulan yang tersingkap di Kulon Progo, Yogyakarta merupakan salah satu formasi yang dengan beberapa interval litologi batupasir. Analisis mengenai sikuen stratigrafi Formasi Nanggulan telah diteliti sebelumnya dengan menggunakan analisis batuan inti. Studi lebih lanjut mengenai Formasi Nanggulan bertujuan untuk mengetahui karakteristik batupasir dan proses diagenesisnya, serta mencari hubungan antara proses diagenesis dan sikuen stratigrafi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis petrografi dari data batuan inti dan singkapan permukaan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara diagenesis dan sikuen stratigrafi pada batupasir Formasi Nanggulan. Berdasarkan analisis petrografi terhadap diagenesis pada Formasi Nanggulan, dapat dikonfirmasi bahwa Formasi Nanggulan terdiri dari 3 system tract yaitu lowstand system tract (LST), transgressive system tract (TST), dan highstand system tract (HST). Tahapan proses diagenesis yaitu eogenesis, mesogenesis dan telogenesis telah mempengaruhi Formasi Nanggulan. Karakteristik diagenesis pada Formasi Nanggulan bervariasi sesuai dengan system tract dan marker batas sikuen pada tataan sikuen stratigrafi. Berdasaran penelitian ini dapat diketahui bahwa sikuen stratigrafi Formasi Nanggulan dapat dikonfirmasi dengan data diagenesis. Kata kunci : Batupasir, proses diagenesis, sikuen stratigrafi, dan Formasi Nanggulan. Abstract Diagenesis process that occurs in the rock has a close relationship with the concept of stratigraphic elbow. The initial diagenetic process (eogenesis) formed on a rock is affected by the stratigraphic position of the rock in the stratigraphic elbow setting. Eogenesis can be investigated by using petrography sandstones data about the process of diagenesis found in rocks, and also by looking at the position of rock in the stratigraphic elbow setting. The Nanggulan Formation unfolded in Kulon Progo, Yogyakarta is one of several formations with several sandstone lithology intervals. The analysis of the stratigraphic elbow of Nanggulan Formation has been studied previously by using core rock analysis. Further study on Nanggulan Formation aims to determine the characteristics of sandstones and diagenesisnya process, and to find the relationship between the process of diagenesis and stratigraphic elbow. The study was conducted by using petrographic analysis of core rock and surface outcrop data in order to know the relationship between diagenesis and stratigraphic elbow on Nanggulan Formation sandstone. Based on petrographic analysis of diagenesis in Nanggulan Formation, it can be confirmed that Nanggulan Formation consists of 3 system tracts namely lowstand system tract (LST), transgressive system tract (TST), and highstand system tract (HST). Stages of diagenetic process ie eogenesis, mesogenesis and telogenesis have influenced Nanggulan Formation. Characteristics of diagenesis in Nanggulan Formation vary according to the system tract and the elbow boundary markers in the stratigraphic elbow setting. Based on this research it can be seen that the Nanggulan formation stratigraphic elbow can be confirmed with diagenesis data.
Increased consumption of energy resources of oil and gas, exploration and exploitation process results performed optimally. Interpretation of subsurface using well log data combined with geological disciplines becomes very important in increasing exploration. Location of the study lies in one of the field located in the Barito basin of South Kalimantan province owned by Pertamina UTC. This research was done in the implementation of the final project addressed the subject of mapping subsurface using sequence stratigraphic approachs. The purpose of this research is to determine the type of lithology, facies and depositional environment, sequence stratigraphy, distribution of sedimentation and facies modelling Tanjung Formation in the MIR field. This research is using descriptive method and analytical methods. Descriptive method is a method that does some literature review. While the analysis method is using qualitative analysis to determine the type of lithology, stratigraphy and facies modeling sequence. This analysis uses software petrel 2009 in an analysis of well logs in the distribution of lithology, stratigraphic marker horizon correlation, subsurface mapping and facies modelling. Based on the results of the data analysis and discussion, it can be interpreted that the Tanjung Formation in the MIR field has a type silisiklastik sandstone lithology (sandstone), shale (shale) and coal (coal) with depositional environment in estuarine area. The results of the analysis of stratigraphic marker is 2 MRS (Maximum Surface Regression), 5 FS (Flooding Surface), 2 MFS (Maximum Flooding Surface) and 1 SB (Sequence Boundary) with sequence stratigraphic unit 2 Lowstand System Track (LST), 2 Transgressive System Track (TST) and Highstand System Track 1 (HST). Direction of sedimentation cycles in Tanjung Formation sequence stratigraphy approach leads to Northwest-South east (NNW-SSE). Facies models are divided into two zones: the ZR1 zone and ZR2 zone, where the zone was conducted to calibrate the rock core data. Based on core analysis Estuary facies rocks have Chanel and Tidal flat on Keywell. According to core data support and electrofasies in the study site, there are 3 facies deposition environmental: Chanel Estuary , Tidal flat and Tidal Bars.
ABSTRAK: Pangandaran merupakan Kabupaten yang terletak di Jawa Barat. Konstruksi Bendungan Sukahurip diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pasokan air baku. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah merencanakan pembangunan bendungan. Analisis hidrolik model fisik Pelimpah Bendungan Sukahurip merupakan salah satu prosedur untuk perencanaan bendungan. Tujuan dari analisis model fisik Bendungan Sukahurip adalah meneliti dan memberikan alternatif terbaik bagi peningkatan kinerja hidrolik pelimpah keseluruhan berdasarkan perencanaan awal. Analisis hidrolik model fisik Bendungan Sukahurip dilakukan berdasarkan perencanaan awal. Hasil akhir uji model fisik menunjukkan bahwa desain bendungan telah aman namun untuk keamanan gerusan perlu ditambahkan groundsill pada peredam energi hilir. ABSTRACT: Pangandaran regency is located on West Java. Sukahurip Dam will be built to fulfill community needs of raw water supply. To solve this problem, the government is planning the construction of dams. Hydrauic analysis of physical models Sukahurip Dam spillway is one of the procedures to planning the dam. The purpose of the analysis of physical models Sukahurip Dam is researching and provide the best planning alternative for the performance improvement of hydraulics spillway based on the original design. Hydraulic analysis of physical models is based on original design. The final result of physical model is indicates that the design of the dam was safe but for the safety of scouring should be groundsill added on the downstream of stilling basin.
IMPACT OF COVID 19 ON BUSINESSES , 2020
Shuddhashar, 2022
Philosophy Today, 1999
Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 2014
Routledge, 2024
Proceedings of the 2005 ACM SIGCHI International Conference on Advances in computer entertainment technology, 2005
Archives of pathology & laboratory medicine, 2016
BMC Health Services Research, 2008
Govarî zankoî germîan, 2017
European Heart Journal, 2013
Revista minelor, 2021
American Journal of Neuroradiology, 2000
British Journal of Surgery, 2021