BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
Defenisi
Carsinoma adalah massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan berlebihan dan tidak ada koordinasi dengan sel normal (Wills, 1995).
Ca mammae adalah sel mammae yang mengalami proliferasi dan diferensiasi abnormal serta tumbuh secara otonom, menyebabkan infiltrasi ke jaringan sekitar sambil merusak dan menyebar ke bagian tubuh lain.
Etiologi
Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti (Price & Wilson, 1995: 1142), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya Ca mammae, yaitu:
Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca mammae (Smeltzer & Bare, 2002: 1589).
Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
Genetik
- Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic” autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).
- Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan (Reeder, Martin, 1997).
- mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor .
Faktor resiko Ca mammae, terdiri dari: (Murray,2002)
Wanita
Usia (resiko Ca mammae meningkat pada wanita yang berusia > 50 tahun)
mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2; mutasi pada gen tumor p 53
Riwayat pribadi ca mammae/kelainan mammae pada mammae sebelahnya
riwayat keluarga, ibu atau saudara perempuan kandung (+) kanker
Ras ( wanita kulit putih kebih beresiko dari wanita kulit hitam)
Riwayat penyinaran/roentgen pada daerah dada pada wakut anak-anak atau remaja sebagai terapi untuk karsinoma yang lain
Hasil biopsi mammae
- hyperplasia atipikal
- penyakit proliperatif mammae tanpa sel atipikal atauhiperplasia biasa
- perubahan fibrokistik tanpa perubahan proliferative
Nullipara
Hamil pertama sesudah usia 30 tahun
Menarche dini (usia < 12 tahun)
Menopause pada usia lanjut (. 30 tahun sesudah menarche)
Penggunaan terapi hormone pengganti jika progesteron diresepkan.
Gaya hidup, diet tinggi lemak dan protein, rendah serat.
Asupan kalori yang berlebihan terutama yang berasal dari lemak binatang dan kebiasaan makan makanan yang kurang serat meninggikan resiko terhadap berbagai keganasan seperti kanker mammae dan kanker colon, namun hal tersebut belum terbukti ( Syamsuhidayat,R & Wim de jong, 1997: 165 ) Studi terbaru menunjukkan hubungan yang lemah atau tidak menyeluruh antara diet tinggi lemak dan Kanker mamma ( Smeltzer & Bare, 2002: 1590).
Patofisiologi
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker (Maternity Nursing, 1997: 254). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:
Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel mammae (Smeltzer & Bare, 2002: 1589). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah merangasang pertumbuhan sel mammae .
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker mammae pada manusia. Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko Kanker mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun.
Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
Genetik
Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic” autosomal dominan.
Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.
Mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor .
Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak (peau d’ orange). Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan paru, pleura, otak tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan panggul).
Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.
Manifestasi Klinis
Tanda dini
Benjolan tunggal tanpa yang agak keras dengan batas kurang jelas
Benjolan biasanya terjadi pada mammae sebelah kiri bagian kuadran lateral atas.
Kelainan mammogrfi tanpa kelainan pada palpasi
Tanda lama
Retraksi kulit / retraksi areola
Retraksi atau inversi putting
Pengecilan mammae ( pengerutan)
Pembesaran mammae
Kemerahan
Edema
Fiksasi pada kulit atau dinding thorak
Tanda akhir
Tukak
Kelenjer supraklavikula dapat diraba
Metastasis tulang, paru, hati, otak, pleura/tempat lain
Stadium Klinis Kanker mammae
Tahap I : terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus limfe, tidak terdeteksi adanya metastasis
Tahap II : terdiri atas tumor yang lebih besar 2cm tetapi kurang dari 5 cm, dengan nodus limfe tidak terfiksasi positif atau negatif dan tidak terdeteksi adanya metastasis.
Tahap III : terdiri dari tumor lebih besar dari 5 cm atau tumor dengan sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau dinding, dengan nodus limfe terfiksasi positif dalam area klavikular dan tanpa bukti adanya metastasis jauh
Tahap IV : terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran dengan nodus limfe normal atau kankreosa dan adanya metastasis jauh.
Metastasis Kanker mammae
Letak Gejala dan tanda utama\
Otak Pleura
Paru
Hati
Tulang
tengkorak
vertebre
iga
tulang panjang Nyeri kepala, mual muntah, epilepsi, ataksia, paresis,
Parastesia
Efusi, sesak nafas
Biasanya tanpa gejala
Kadang-kadang tanpa gejala, massa, ikterus obstruksi
Penatalaksanaan Medis
Pemeriksaan mammae sendiri
Riwayat medis
Pemeriksaan fisik: visual dan palpasi
Mammagrafi
Aspirasi ajrum halus
Biopsi
Efek psikologis kanker mamae
Pentingnya waktu yang tersedia sejak terdignosanya kanker mammae hingga mendapat pengobatan merupan waktu yang rentang terhadap stress pada beberapa wanita, adapun faktor – aktor yang mempngaruhi resiko terjadi stress emosional antara lain :
Rasa tidak percaya diri
Informasi yang tidak lengkap
Kesulitan dalam membuat keputusan
Ketidaksesuaian jadwal untuk konsultasi denghan para ahli
Terapi Medis
Pengobatan Lokal Ca Mammae terdiri dari :
Bedah kuratif
Bedah kuratif didasarkan pada stadium klinis Ca mammae, karakteristik histologik tumor, pertimbagan lain seperti umur dan status kesehatan
Bedah kuratif ini terdiri dari :
Bedah radikal (Halsted)
Bedah radikal yang diubah (Patey)
Bedah konservatif meliputi eksisi luas, diseksi aksila dan penyinaran mammae
Bedah paliatif
Radioterapi
Radioterapi pada Kanker Mammae biasanya digunakan pada terapi kuratif dengan mempertahankan mammae dan sebagai terapi tambahan atau terapi paliatif
Pengobatan sistemik Kanker mammae
Kemoterapi
Merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada penyebaran secara sistemik dan juga sebagai terapi ajuvan. Kemoterapi diberikan pada klien yang padanya ditemukan metastasis disebuah atau beberapa kelenjer pada pemeriksaan histology pascabedah mastektomi. Tujuannya adalah untuk menghancurkan mikrometastasis didalam tubuh
Terapi hormonal
Indikasi pemberian terapi hormonal adalah bila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh. Terapi hormonal biasanya diberikan sebelum kemoterapi, karena efek terapinya lebih lama dan efek sampingnya kurang, tetapi tidak semua Kanker Mammae peka terhadap terapi hormonal. Terapi estrogen Bloker diresepkan apabila pada tumor tersebut reseptor esrtogennya positif, artinya pertumbuhan tumor / karsinoma distimulasi oleh estrogen. Contoh estrogen bloker adalah Tamoxifen (Nolvadex), Raloxifene (Evista)
Imunoterapi
Trastuzumab (Herceptin), terapi antibody monoclonal pertama yang direkomendasikan untuk karsinoma mammae. Beberapa tumor menghasilkan protein HER-2 secara berlebihan. Transtuzumab menghambat efek protein merangsang pertumbuhan sel kanker.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan dan atau keletihan, perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari: adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur mis, nyeri, ansietas, berkeringat malam, pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres tinggi.
Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja
Kebiasaan : perubahan pada tekanan darah
Integritas ego
Gejala : faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi sters (mis, merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/spritual), menyangkal diagnosis , perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah
Eliminasi
Gejala : perubahan pola eliminasi mis : diare
Tanda : perubahan pada bisisng usus, distensi abdomen
Makanan/cairan
Gejala : kebiasaan diet buruk (mis: rendah serat, tinggi lemak, adiktif, bahan pengawet) anoreksia, mual/ muntah. Intoleransi makanan. Perubahan pada berat badan hebat, kakesia, berkurangnya masa otot
Tanda : perubahan pada kelembaban/turgor kulit: edema
Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope
Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri dengan derajat bervariasi misalnya dengan ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat (tidak dihubungkan dengan proses penyakit).
Pernafasan
Gejala : merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan sseseorang merokok). Pemajanan abses.
Keamanan
Gejala : pemajanan pada kimia, toksik, karsinogen. Pemajanan matahari lama/berlebihan
Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi
Seksualitas
Gejala : masalah seksual misalnya : dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan, nuli gravida, pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini. Herpes genital.
Interaksi social
Gejala : ketidak adekuatan/ kelemahan sistem pendukung. Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasaan dirumah, dukungan atau bantuan). Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran
Pemeriksaan Diagnostik
Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi.
Biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
Penanda tumor, Mammografi
sinar X dada
Diagnosa keperawatan
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis; anoreksia
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan
Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya .
Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae berhubungan dengan kurang pemajanan informasi
Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh
Intervensi Keperawatan
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Ke Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan :
ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis, psikologis atau ekonomi.
DS:
Nyeri abdomen
Muntah
Kejang perut
Rasa penuh tiba-tiba setelah makan
DO:
Diare
Rontok rambut yang berlebih
Kurang nafsu makan
Bising usus berlebih
Konjungtiva pucat
Denyut nadi lemah
NOC:
Nutritional status: Adequacy of nutrient
Nutritional Status : food and Fluid Intake
Weight Control
S Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….nutrisi kurang teratasi dengan indikator:
Albumin serum
Pre albumin serum
Hematokrit
Hemoglobin
Total iron binding capacity
Jumlah limfosit
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
Monitor adanya penurunan BB dan gula darah
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht
Monitor mual dan muntah
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor intake nuntrisi
Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi
Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan.
Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan
Kelola pemberan anti emetik:.....
Anjurkan banyak minum
Pertahankan terapi IV line
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oval
Gangguan rasa nyaman nyeri
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Nyeri Kronis berhubungan dengan ketidakmampuan fisik-psikososial kronis (metastase kanker, injuri neurologis, artritis)
DS:
Kelelahan
Takut untuk injuri ulang
DO:
Atropi otot
Gangguan aktifitas
Anoreksia
Perubahan pola tidur
Respon simpatis (suhu dingin, perubahan posisi tubuh , hipersensitif, perubahan berat badan)
NOC:
Comfort level
Pain control
Pain level
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. nyeri kronis pasien berkurang dengan kriteria hasil:
Tidak ada gangguan tidur
Tidak ada gangguan konsentrasi
Tidak ada gangguan hubungan interpersonal
Tidak ada ekspresi menahan nyeri dan ungkapan secara verbal
Tidak ada tegangan otot
NIC :
Pain Manajemen
Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri
Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat
Kelola anti analgetik ...........
Jelaskan pada pasien penyebab nyeri
Lakukan tehnik nonfarmakologis (relaksasi, masase punggung)
Kerusakan integritas kulit
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan :
DS :
Eksternal :
Hipertermia atau hipotermia
Substansi kimia
Kelembaban
Faktor mekanik (misalnya : alat yang dapat menimbulkan luka, tekanan, restraint)
Immobilitas fisik
Radiasi
Usia yang ekstrim
Kelembaban kulit
Obat-obatan
I Internal :
Perubahan status metabolik
Tonjolan tulang
Defisit imunologi
Berhubungan dengan dengan perkembangan
Perubahan sensasi
Perubahan status nutrisi (obesitas, kekurusan)
Perubahan status cairan
Perubahan pigmentasi
Perubahan sirkulasi
Perubahan turgor (elastisitas kulit)
DO:
Gangguan pada bagian tubuh
Kerusakan lapisa kulit (dermis)
Gangguan permukaan kulit (epidermis)
NOC :
Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes
Wound Healing : primer dan sekunder
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….. kerusakan integritas kulit pasien teratasi dengan kriteria hasil:
Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
Tidak ada luka/lesi pada kulit
Perfusi jaringan baik
Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang
Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka
NIC : Pressure Management
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
Hindari kerutan pada tempat tidur
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
Monitor kulit akan adanya kemerahan
Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
Monitor status nutrisi pasien
Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
Kaji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan tekanan
Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka, karakteristik,warna cairan, granulasi, jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal, formasi traktus
Ajarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan luka
Kolaburasi ahli gizi pemberian diae TKTP, vitamin
Cegah kontaminasi feses dan urin
Lakukan tehnik perawatan luka dengan steril
Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka
Ansietas / kecemasan
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Kecemasan berhubungan dengan
Faktor keturunan, Krisis situasional, Stress, perubahan status kesehatan, ancaman kematian, perubahan konsep diri, kurang pengetahuan dan hospitalisasi
DO/DS:
Insomnia
Kontak mata kurang
Kurang istirahat
Berfokus pada diri sendiri
Iritabilitas
Takut
Nyeri perut
Penurunan TD dan denyut nadi
Diare, mual, kelelahan
Gangguan tidur
Gemetar
Anoreksia, mulut kering
Peningkatan TD, denyut nadi, RR
Kesulitan bernafas
Bingung
Bloking dalam pembicaraan
Sulit berkonsentrasi
NOC :
Kontrol kecemasan
Koping
Setelah dilakukan asuhan selama ……………klien kecemasan teratasi dgn kriteria hasil:
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
Vital sign dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
Gunakan pendekatan yang menenangkan
Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi
Dengarkan dengan penuh perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan
Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
Kelola pemberian obat anti cemas:........
Kurang pengetahuan tentang
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Kurang Pengetahuan
Berhubungan dengan : keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi.
DS : Menyatakan secara verbal adanya masalah
DO : ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai
NOC:
Kowlwdge : disease process
Kowledge : health Behavior
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. pasien menunjukkan pengetahuan tentang proses penyakit dengan kriteria hasil:
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
NIC :
Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
Gangguan body image
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Gangguan body image berhubungan dengan:
Biofisika (penyakit kronis), kognitif/persepsi (nyeri kronis), kultural/spiritual, penyakit, krisis situasional, trauma/injury, pengobatan (pembedahan, kemoterapi, radiasi)
DS:
Depersonalisasi bagian tubuh
Perasaan negatif tentang tubuh
Secara verbal menyatakan perubahan gaya hidup
DO :
Perubahan aktual struktur dan fungsi tubuh
Kehilangan bagian tubuh
Bagian tubuh tidak berfungsi
NOC:
Body image
Self esteem
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. gangguan body image
pasien teratasi dengan kriteria hasil:
Body image positif
Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
Mendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh
Mempertahankan interaksi sosial
NIC :
Body image enhancement
Kaji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap tubuhnya
Monitor frekuensi mengkritik dirinya
Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit
Dorong klien mengungkapkan perasaannya
Identifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat bantu
Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil
DAFTAR PUSTAKA
Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta
Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta:Media Aesculapius
Carpenito, Lynda Juall (2000), Buku saku diagnosa keperawatan, edisi 8, alih Bahasa Monica Ester, Jakarta, EGC
Theodore R. Schrock, M. D (1999), Ilmu Bedah, Edisi 7, Alih Bahasa Drs. Med Adji Dharma, dr. Petrus Lukmanto, Dr gunawan. Penerbit Kedokteran Jakarta, EGC
19