[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1 BAB I PENDAHULUAN 2 Latar Belakang Rumusan masalah 2 BAB II PEMBAHASAN 3 Sejarah Tenis 3 Teknik Dasar Tenis Lapangan 4 Cara Memegang Raket 9 Penilaian Teknik Dasar 14 Cara Melatih Teknik Dasar 17 BAB III PENUTUP 21 Kesimpulan 21 DAFTRA PUSTAKA 22 BAB I PENDAHULUAN   Latar Belakang Olahraga adalah salah satu dari bentuk peningkatan kualitas manusia Indonesia yang diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi, serta peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebangsaan nasional. Dalam kehidupan modern ini manusia tidak dapat dipisahkan dengan olahraga. Baik untuk arena adu prestasi ataupun sebagai kebutuhan untuk menjaga hidup tetap sehat. Olahraga tenis di Indonesia sekarang juga mulai di gemari oleh para masyarakat khususnya orang – orang yang umurnya memasuki 30 tahunan ke atas. Alasan mereka memilih olahraga tenis ini karena olahraga ini termasuk olahraga yang mewah di karenakan peralatannya yang harganya mahal.Namun bagi para remaja olahraga ini masih kurang di minati di karenakan peralatanya yang harganya mahal dan olahraga tenis ini masih belum memasyarakat, serta kurangnya lapangan tenis membuat remaja menjadi tidak tertarik dan lebih memilih olahraga lainnya. Namun di kota- kota besar olahraga tenis sudah menjamur dan mampu menarik minat masyarakat sehingga olahraga ini di jadikan sebagai olahraga pilihan baik untuk olahraga prestasi maupun olahraga rekreasi. Pada umumnya, untuk berlatih olahraga tenis memerlukan keterampilan yang tinggi sehingga memburtuhkan tahap – tahap tertentu untuk mampu menguasai semua teknik dassar dalam olahraga tenis lapangan ini. Dan dalam makalah ini,kelompok kami akan mencoba memberi tips –tips bagaiman berlatih olahraga tenis yang mudah.  Rumusan masalah Mengetahui Teknik Dasar tenis lapangan Cara Memegang Raket Penilaian Teknik Dasar BAB II PEMBAHASAN A.    Sejarah Tenis Terdapat berbagai jenis permainan yang menggunakan raket yang dimainkan dewasa ini dan tenis merupakan salah satu permainan yang paling disukai. Menurut beberapa catatan sejarah, permainan menggunakan bola dan raket sudah dimainkan sejak sebelum Masehi, yaitu di Mesir dan Yunani. Pada abad ke-11 sejenis permainan yang disebut jeu de paume, yangmenyerupai permainan tenis kini, telah dimainkan untuk pertama kali di sebuah kawasan diPerancis. Bola yang digunakan dibalut dengan benang berbulu sedangkan pemukulnya hanyalahtangan.Permainan ini kemudian diperkenalkan ke Italia dan Inggris pada abad ke-13 dan mendapat sambutan hangat dalam waktu yang singkat. Banyak peminatnya ternyata di antara rakyat setempat terhadap permainan ini. Sejak itu perkembangan tenis terus meningkat kenegara-negara Eropa yang lain.Raket bersenar diperkenalkan pertama kali pada abad ke-15 oleh Antonio da Scalo,seorang pastur berbangsa Italia. Ia menulis aturan umum bagi semua permainan yangmenggunakan bola, termasuk tenis. Majalah Inggris Sporting Magazine menamakan permainan ini sebagai µtenis lapangan (lawn tennis). Dalam buku Book of Games And Sports´,yang diterbitkan dalam tahun 1801, disebut sebagai tenis panjang. Tenis pada mulanyamerupakan permainan masyarakat kelas atas. Tenis lapangan rumput yang terkenal di zaman Ratu Victoria lalu ditiru oleh golongan menengah, yang menjadikannya sebagai permainan biasa.Klub tenis pertama yang didirikan adalah Leamington di Perancis oleh J.B. Perera, HarryGem, Dr. Frederick Haynes, dan Dr. Arthur Tompkins pada tahun 1872. Pada masa itu, tenisdisebut sebagai pelota atau lawn rackets. Dalam tahun 1874 permainan tenis telah pertama kalidimainkan di Amerika Serikat oleh Dr. James Dwight dan F.R. Sears. Sementara itu, AllEngland Croquet Club pun telah didirikan pada tahun 1868. Dua tahun setelah itu dibukalahkantornya di Jalan Worple, Wimbledon. Pada tahun 1875, klub ini juga bersediamemperuntukkan sebagian dari lahannya untuk permainan tenis dan badminton. Sehubungan dengan itu, peraturan permainan tenis lapangan rumput ditulis. Amerika Serikat mendirikan klubtenis yang pertama di Staten Island. Bermula dari situlah, permainan tenis di Amerika Serikat berkembang dengan pesat sekali. Dari sana lahir banyak pemain tenis tangguh yang menguasai percaturan tenis tingkat dunia. Kejuaraan tenis pertama bermula tahun 1877. Olahraga tenis di Indonesia sekarang juga mulai di gemari oleh para masyarakat khususnya orang – orang yang umurnya memasuki 30 tahunan ke atas.Alasan mereka memilih olahraga tenis ini karena olahraga ini termasuk olahraga yang mewah di karenakan peralatannya yang harganya mahal.Namun bagi para remaja olahraga ini masih kurang di minati di karenakan peralatanya yang harganya mahal dan olahraga tenis ini masih belum memasyarakat, serta kurangnya lapangan tenis membuat remaja menjadi tidak tertarik dan lebih memilih olahraga lainnya. Namun di kota- kota besar olahraga tenis sudah menjamur dan mampu menarik minat masyarakat sehingga olahraga ini di jadikan sebagai olahraga pilihan baik untuk olahraga prestasi maupun olahraga rekreasi.Pada umumnya, untuk berlatih olahraga tenis memerlukan keterampilan yang tinggi sehingga memburtuhkan tahap – tahap tertentu untuk mampu menguasai semua teknik dassar dalam olahraga tenis lapangan ini. Tenis Lapangan merupakan salah satu cabang olahraga yang dilakukan oleh seorang atau sepasang pemain yang berhadapan dengan dibatasi oleh jaring. Untuk memainkannya diperlukan raket dan bola yang terbuat dari karet yang berisi angin dan terbungkus dari bulu kempa. Selain membutuhkan kekuatan memukul bola, juga keterampilan menempatkan bola pada sisi yang kosong, agar pihak lawan sulit mengembalikan. Tujuan orang bemain tenis antara lain adalah untuk mendapatkan kesenangan, memenuhi hasrat bergerak, memelihara kesehatan tubuh dan untuk mencapai prestasi. TEKNIK DASAR TENIS LAPANGAN 1) Pukulan Servis Servis adalah pukulan yang penting pada permainan tenis, setiap permainan dimulai dengan pukulan servis. Servis yang kuat dan penempatan bola yang baik merupakan senjata untuk melancarkan serangan pertama, bahkan sekaligus dapat langsung memperoleh angka. Cara melakukannya adalah sebagai berikut: Pegang raket dengan pegangan continental Berat badan dipindahkan ke depan pada saat melambungkan bola dan mengayun raket ke bawah. Lambungkan bola ke atas di depan sebelah kanan badan Posisi raket seperti hendak diputar dan lutut dibengkokkan Luruskan kaki ketika hendak memukul bola Pukul bola dengan posisi tangan lurus dan posisi berat badan berada di kaki depan Kaki belakang digerakkan ke depan, raket terus diayunkan ke bawah dan ke sisi Kaki belakang digerakan depan, raket terus diayunkan ke bawah dan ke sisi Jagalah keseimbangan badan 2) Pukulan Forehand Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pukulan forehand drive dan back-hand drive. Cara melakukan pukulan fore-hand drive sebagai berikut: Pada saat bola sudah mulai meninggalkan raket lawan, putar badan ke depan pada pinggul, sehingga bahu kiri menghadap ke arah net dan raket mengarah ke arah samping. Saat bola lawan melewati net dan akan jatuh ke lapangan.  Siapkan kaki kiri untuk melangkah ke depan, sedangkan kepala raket mulai di turunkan sampai setinggi pinggang, dan berakhir menuju ke arah lapangan. Pada saat bola memantul , berat badan mulai dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Bersamaan dengan itu, pukul bola di depan pinggul kiri. Setelah bola dipukul, lanjutkan gerakan lengan lurus ke depan ke arah net. Jangan sekali-kali menghentikan gerakan lanjutan ini walaupun dengan maksud memukul bola dengan pelan. 3) Pukulan Back-Hand Cara melakukan pukulan back-hand drive adalah sebagai berikut: Putar seperempat lingkaran ke arah kiri dari pegangan forehand eastern Peganglah raket kuat-kuat untuk mengendalikan pukulan dengan baik Pegangan diubah pada saat membawa raket ke samping kiri badan 4) Pukulan Voli Pukulan voli dilakukan sebelum bola jatuh ke lapangan. Pukulan voli sangat menguntungkan bila dilakukan dekat net. Baik untuk forehand maupun back hand. Cara melakukannya adalah sebagai berikut: Peganglah raket dengan pegangan continental Berat badan di kaki belakang, tariklah raket namun tidak terlalu ke belakang Langkahkan kaki kiri ke depan dan berat badan dipindahkan ke kaki depan. Pergelangan tangan di tegangkan ketika raket kontak dengan bola Ayunkan raket mengikuti pergerakan bola 5) Pukulan Lob (Melambung) Pada umumnya pukulan lob melambung melewati lawan dan jatuh dekat garis belakang. Pukulan lob digunakan untuk menghambat usaha lawan mendekati net. Cara melakukannya adalah sebagai berikut: Gunakan pegangan eastern untuk pukulan fore-hand Putarlah ke samping sambil membawa raket ke belakang Siku tangan yang memukul bola harus rileks Gerakan lanjutan dengan posisi kepala raket tinggi melebihi atas kepala dan menjaga keseimbangan kaki belakang 6) Pukulan Overhead Smash Pukulan ini biasanya digunakan untuk mematahkan bola-bola lambung (lob) yang dilakukan dekat net. Pegangan dan pelaksanaanya sama dengan pukulan servis, tetapi tanpa mengayunkan raket ke bawah dulu, melainkan langsung kepala raket dibawa ke belakang. Cara melakukan adalah sebagai berikut: Jari-jari tangan kiri memegang leher raket Putarkan ke kanan dan letakkan kaki kanan ke belakang selebar bahu Angkat raket ke posisi melontar ketika tangan kiri menunjuk kea rah bola Raket dijatuhkan pada posisi melontar Tangan kiri bebas, luruskan tangan yang memegang raket dan pukul bagian belakang bola Gerakan lanjutan raket ditarik ke atas dan kaki belakang diayunkan ke depan Akhir dari gerakan raket berada di samping kiri badan 7) Pukulan Chop/Slice Pukulan slice dilakukan dari atas ke bawah, sehingga bola berputar ke belakang. Hal ini mengakibatkan jalannya bola akan lebih lambat dan tidak akan melenting tinggi setelah mengenai lantai. Pukulan silce bermanfaat apabila dilakukan dengan tepat dan tidak terduga. Cara melakukan adalah sebagai berikut: Putar badan ke samping kiri, raket dibawa ke belakang lebih jauh dan tinggi. Lepaskan tangan kiri dan tarik raket ke samping kanan. Bola dipukul pada posisi samping badan Gerakan lanjutan mengikuti gerakan bola CARA MEMEGANG RAKET Grip (Pegangan Raket) Anggota “lawn tennis regristered profesional coaches association” (perkumpulan pelatih tennis profesional) yang telah berpengalaman menyebutkan bahwa permulaan dari permainan tennis dengan mempelajari cara memegang raket sehingga merasakan “perasaan” maksimal pada jari-jari dan tangan menyentuh senar raket.pegangan raket harus mencapai jangkauan semaksimal mungkin dan harus bisa dilenturkan. Mengerahkan segala kemampuan untuk mengembalikan pukulan-pukulan lawan yang terbaik. Menguasai dan menjinakkan kekuatan bola yang sedang bergarak dibantu oleh sebuah kelenturan. Sebagian besar pemain tingkat tinggi merasa bahwa kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan memegang raket melalui cara-cara tertentu yang khusus untuk pukulan-pukulan pertama. seringkali pemain yang baru atau belum pernah sama sekali bermain tenis terjebak pada kesalahan dasar dalam memegang raket. Saya melihat hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kebanyakan orang Indonesia yang jauh mengenal bulutangkis sebagai olahraga paling populer dimainkan di Indonesia, sehingga seringkali mengadopsi gaya pegangan raket bulutangkis. Pegangan raket bulutangkis cenderung berada di tengah gagang, sedangkan tenis cenderung berada di ujung dari gagang raket. Contohnya bisa dilihat pada gambar berikut: perbedaan ini dapat dimengerti dari kinetik ayunan dalam memukul bola atau kok dalam bulutangkis. Tenis cenderung menggunakan ayunan tangan dan pergerakan badan serta putaran bahu untuk memukul bola, sehingga raket dapat dianggap sebagai perpanjangan tangan dan merupakan satu kesatuan dengan badan. Ketika pegangan raket berada di titik tengah, maka akan merusak kestabilan raket dan keutuhan ayunan lengan itu sendiri. Lain halnya dengan bulutangkis yang memiliki raket dengan berat yang lebih ringan dari tenis. Bulutangkis lebih banyak menggunakan gerakan pergelangan tangan daripada keseluruhan lengan hinga bahu itu sendiri, sehingga pegangan di tengah gagang justru lebih memperkuat cengkerama Berikut akan dijelaskan posisi pegangan tangan di gagang tenis ditinjau dari posisi pegangan raket. mumnya gagang raket tenis berbentuk oktagonal. Kedelapan sisi tersebut dibagi menjadi sisi atas, bawah, kiri, kanan dan sudut 1, 2, 3, dan 4 (searah jarum jam) seperti yang diilustrasikan pada gambar di samping. Yang dipakai menjadi patokan dari setiap tipe grip adalah posisi dari pangkal ujung jari telunjuk kita. Selanjutnya kita tinjau beberapa grip atau pegangan raket dalam permainan tenis. 1. Forehand Continental grip  Grip ini merupakan grip klasik yang selalu digunakan oleh pemain-pemain tenis jaman dahulu ketika raket kayu masih digunakan. Posisi tangan berada tepat di atas gagang raket dan posisi pangkal telunjuk berada di sudut 1 (untuk pemain tangan kanan) atau sudut 4 (untuk pemain kidal).  Pemain pro modern yang tercatat masih menggunakan tipe ini adalah Stefan Edberg dan sebelumnya adalah John McEnroe. Grip ini sangat baik digunakan di permukaan lapangan yang cepat, seperti rumput, dan digunakan oleh pemain dengan tipe permainan ‘Service Volley’. Saat ini tidak banyak yang menggunakan tipe continental sebagai pegangan forehand utamanya karena tempo permainan yang semakin cepat dengan bola yang semakin berputar (spin). Minus grip ini adalah hanya bisa dipakai untuk pukulan mendatar (flat) dan mengiris (slice), sedangkan untuk pukulan spin agak sulit. Pemain yang memakai grip ini juga seringkali kesulitan menghadapi bola-bola top spin yang bersifat agak melambung parabolik. Akan tetapi, grip continental merupakan grip standar untuk melakukan service dan juga untuk pukulan volley serta overhead karena tangan mantap mencengkeram gagang raket. 2. Forehand Eastern grip Eastern merupakan grip yang paling mudah diaplikasikan petenis pemula. Grip ini seringkali disebut sebagai ‘pegangan berjabat tangan’. Anda dapat mencobanya dengan memulai pegangan dari leher raket, seperti menjabat tangan, lalu turun ke ujung gagang raket. Posisi dari pangkal telunjuk cenderung berada pada sisi kanan (untuk pemain tangan kanan) atau sisi kiri (untuk pemain kidal). Pegangan jenis ini dapat memberikan variasi pukulan yang lengkap, baik itu flat, slice, maupun spin. Pilihan grip ini cocok sekali bagi pemain yang sering mengandalkan permainan volley ke depan net karena anda dapat dengan mudah dan cepat menyesuaikan grip untuk pukulan volley ke depan net. Namun minus pegangan ini sekali lagi agak susah untuk menghadapi bola-bola topspin yang bersifat parabolik. Salah satu pemain pro yang merajai tenis di tahun 90’an, yaitu Pete Sampras, memakai grip ini sebagai pilihannya karena dia merupakan tipikal pemain Service Volley yang sangat nyaman memakai grip ini. 3. Forehand Semi-Western grip Grip jenis ini adalah grip yang paling banyak dipakai oleh pemain tenis modern, terutama yang memiliki tipe permainan baseliner (termasuk saya sendiri). Anda dapat mencoba grip ini dengan menempatkan pangkal jari telunjuk anda di sudut 2 (untuk pemain tangan kanan) atau 3 (untuk pemain kidal). Atau bisa juga berawal dari grip eastern kemudian tangan anda diputar searah jarum jam satu sudut ke sudut 2 atau 3. Keunggulan dari grip ini adalah anda dapat memukul spin dengan baik sehingga kemungkinan bola untuk melewati net lebih besar karena sifatnya yang parabolik. Grip ini juga dapat dipakai untuk memukul flat tetapi tidak direkomendasikan untuk memukul slice. Minus dari grip ini adalah sulit untuk mengantisipasi bola-bola rendah yang dihasilkan dari pukulan flat atau slice terutama di lapangan cepat (grass atau hard court). Beberapa contoh pemain pro yang menggunakan grip ini adalah : Andre Agassi, Roger Federer, Marat Safin. 4. Forehand Western grip  Grip jenis ini merupakan grip yang ekstrim digunakan terutama untuk memproduksi pukulan topspin. Pemain spesialis lapangan tanah liat (clay) umumnya menggunakan grip jenis ini, juga banyak pemain modern saat ini. Saya sering menyebut grip ini sebagai ‘pegangan wajan’ karena cara memegang raket ini seperti saat kita memegang gagang wajan atau panci masakan.  Caranya adalah anda menempatkan posisi pangkal telunjuk pada sisi bawah dari gagang raket. Atau anda dapat memulai dari posisi semi-western kemudian bergeser satu sudut ke sisi bawah gagang raket. Grip ini sangat baik digunakan bagi pemain yang ingin memukul bola dengan top spin yang ekstrim. Arah bola dari hasil pukulan ini dapat melambung di atas net dan turun menurut garis parabolik yang ekstrim. Grip ini juga sangat nyaman digunakan untuk mengantisipasi bola-bola tinggi yang biasanya terjadi di lapangan tanah liat. Akan tetapi, minus dari grip jenis ini adalah tidak bisa dipakai untuk melakukan pukulan flat serta slice dan juga sangat sulit untuk mengantisipasi bola-bola slice yang jatuh rendah di lapangan cepat seperti rumput (grass) atau semen (hard court). Pemain pro yang mengadopsi jenis grip ini umumnya merupakan pemain spesialis tanah liat seperti Rafael Nadal, Carlos Moya atau sebelumnya adalah Sergi Bruguera. PENILAIAN TEKNIK DASAR Jumlah pantulan maksimal adalah satu kali. Jika kita membiarkan bola memantul 2 kali atau lebih, poin untuk lawan. Diperbolehkan memukul bola sebelum memantul (ini disebut volley). Bola dinyatakan masuk jika dapat melewati net (tanpa memantul di daerah sendiri) dan jatuh di dalam garis dan atau menyentuh garis. Bola dinyatakan keluar jika tidak menyentuh garis mana pun (tentu garis permainan ganda tidak dihitung saat bermain tunggal). Penghitungan skor tenis lapangan sangat unik, berbeda dengan penghitungan skor olahraga jenis apapun. Saat kita mencetak poin, kita tidak langsung mendapat 1 game. Inilah yang membedakan penghitungan skor tenis lapangan dengan olahraga lainnya. Untuk mendapat 1 game, kita harus mencetak beberapa poin terlebih dahulu. Ini disebut poin kecil. Poin kecil dimulai dari 0-0. Jika kita mencetak poin, lalu skor kecil menjadi 15-0. Bila kita mencetak poin lagi, skor menjadi 30-0. Dan bila kita mendapat poin lagi, skor menjadi 40-0. Dan bila kita mencetak poin lagi, akan terjadi game 1-0. Dan setelah itu akan dimulai game selanjutnya. Bila skor kecil 40-40, maka dilakukan deuce. Jika server mendapat poin, wasit akan berteriak “advantage for server”, atau dalam permainan sehari-hari kita menyebutnya one in. Bila server mendapat poin lagi, baru terjadi terjadi game. Bila reserver yang mendapat poin, maka akan deuce kembali. Seterusnya. Satu set permainan, pemain harus memenangi 6 game. Jadi, pemain dianggap menang jika mendapat game minimal 6-0. Bila skor 5-5, set diakhiri bila ada pemain mencapai game 7. Bila skor 6-6, dilakukan sistem poin kecil tie-break. Berbeda dengan sebelumnya, tie-break menggunakan skor kecil 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Jika skor kecil 6-6, maka dilakukan deuce sampai tak hingga (tidak ada batas). Satu pemain melakukan service pada setiap poin kecil pada satu game. Bila terjadi game, giliran lawan melakukan service pada satu game. Terus begitu bergantian. Secara umum, berdasarkan peraturan tenis internasional, pemain akan menang bila memenangkan 2 set permainan. Sebelum permainan dimulai, dilakukan penentuan siapa yang akan melakukan servis atau memilih sisi lapangan berdasarkan undian (bisa menggunakan koin atau lainnya). Setiap awal pertandingan, pemain selalu berada di sisi sebelah kanan lapangannya masing-masing. Pemain yang melakukan servis pertama (anggap saja pemain a) harus berada di belakang garis baseline ketika melakukan servis. Servis diarahkan secara diagonal ke lapangan pemain penerima bola (anggap saja b). Bola harus terlebih dahulu memantul satu kali sebelum dipukul pemain b. Dalam permainan ganda, rekan penerima bola tidak boleh menyentuh bola servis sebelum dipukul penerima (pemain b). Pemain kehilangan poin apabila: - Bola yang dipukul keluar dari garis, - Memukul bola dua kali -Bagian tubuh pemain termasuk pakaian dan asesoris menyentuh net atau sisi lapangan lawan - Memukul bola sebelum melewati net. B.     Perhitungan skor Perhitungan skor dalam tenis lapangan adalah sebagai berikut: 0 Love 1 15 2 30 3 40 Apabila skor mencapai 40-40 dinamakan deuce. Pemain harus memenangkan dua poin lagi untuk memenangkan permainan. Pemain yang memasukan bola ketika kedudukan masih deuce mendapakatkan “ad” atau advantage (unggul). Jika pemain yang melakukan servis yang memperoleh nilai, disebut “ad in”, jika penerima yang memperoleh nilai, disebut “ad out”. Untuk memenangkan satu set, anda harus memenangkan 6 game dengan selisih 2 (kecuali menggunakan peraturan tie-break). Jadi anda dapat memenangkan pertandingan dengan skor 6-4, 6-3, 6-2, 6-1, 6-0 tetapi tidak 6-5. Jika skor mencapai 6-5, game tambahan akan dimainkan hingga salah satu pemain unggul 2 game, jadi skornya menjadi 7-5, 8-6, 10-8. Sistem tie-break digunakan untuk mencegah jumlah set yang terlalu banyak. Umumnya digunakan sistem 12 poin, jika game mencapai 6-6. Pemain pertama harus meraih 7 poin dengan selisih 2 poin dengan lawan untuk memenangkan set. Dan berakhir dengan skor 7-6. Umumnya pertandingan internasional memainkan 3 set, walau terkadang tunggal/ganda putra memainkan 5 set. Dalam permainan 3 set, pemain atau tim yang meraih 2 set terlebih dahulu menjadi pemenang. C.    Poin Seorang pemain kehilangan poin apabila: melakukan dua kali kesalahan pada servis tidak dapat memukul bola setelah lebih dari satu kali bola menyentuh tanah. memukul bola namun jatuhnya bola di luar garis permainan (out). pemain yang menerima servis memukul bola sebelum bola memantul. pemain dengan sengaja memukul bola lebih dari 2 kali sentuhan. seorang pemain menyentuh bagian dari net dengan raketnya atau dengan bagian badannya saat bola masih dimainkan. pemain memukul bola sebelum bola melintasi net. bola menyentuh bagian tubuh atau apapun yang melekat pada tubuhnya selain raket tenis. bola menyentuh raket namun pemain tidak memegangnya. pada permainan ganda, kedua pemain menyentuh bola dengan raketnya sekaligus. CARA MELATIH TEKNIK DASAR Cara Melatih Pukulan Forehand Forehand adalah pukulan yang paling mudah dilakukan. Meski mudah diperlukan latihan khusus untuk dapat menguasai teknik pukulan forehan dengan baik. Ada 3 tahap dalam melatih pukulan forehand.             Tahap 1             Tahap 1 adalah tahap awal dimana seorang atlet berlatih dengan pasangannya melakukan pukulan forehand dengan saling berdekatan di dalam lapangan tenis. Lingkaran besar dan lingkaran kecil menunjukkan dua orang yang sedang berlatih forehand. Keduanya derada dalam kotak servis dan melakukan pukulan forehand dengan tidak tadak terlalu keras sambil berlatih control bola. Pukulannya hanya cukup dilakukan ke depan lurus dengan arah pandangan pemukul. Tahap 2  Tahap ini dilakukan bila tahap 1 sudah dikatakan lulus. Yaiti dengan cara drill depan net.  Lingkaran kecil menunjukkan seorang trainer, lingkaran besar menunjukkan seorang atlet yang berlatih. Trainer harus memberikan bola pada atlet pada sisi pukulan forehand atlet. Atlet cukup memukul bola forehend kearah tengah yaitu pada trainer. Sehingga trainer dapat melakukan pukulan volley. Jika atlet dirasa sudah mampu, maka atlet mundur dibekakang garis. Hal ini dilakukan agar atlet dapat memukul lebih keras dengan kesulitan yang lebih tinggi.Setelah itu trainer melatih posisi kaki atlet dengan cara meletakkan bola dengan bervariasi. Bisa depan, bias di belakang agar atlet berlatih untuk memposisiskan tubuh untuk melakukan forehand. Tahap 3 Tahap 3 adalah tahap yang terakhir dimana seorang atlet sudah menguasai tahap 1 dan 2. Tahap 3 ini atlet dan trainer berada di belakang garis lapangan. Trainer (lingkaran kecil) harus memberikan bola pada sisi pukulan forehand atlet. Dan atlet harus mampu melakukan pukulan forehand kearah trainer. Pertama dilakukan pukulan saling silang setelah dianggap mampu baru pukulan dicoba untuk lurus.                         Dalam hal ini seorang trainer haris mampu melakukan variasi pukulan agar posisi forehand berubah ubah dan atlet bias menyeuaikan posisi kakinya. Cara Melatih Pukulan Backhand             Pukulan backhand relative lebih sulit dilakukan karena pemukul harus memutar pinggul lebih jauh daripada forehand. Tetapi cara yang tepat untuk melatih pukulan backhand. Caranya sama seperti melatih pukulan forehand. Hal ini karena perbedaan pukulan backhand dan forehand hanya terdapat pada arah ayunannya saja. Usahakan dalam melatih backhand atlet mengguanakan kedua tangannya untuk menambah daya dorong pada pukulan. Berikut tahapan melatih pukulan backhand. Tahap 1 Tahap 1 adalah tahap awal dimana seorang atlet berlatih dengan pasangannya melakukan pukulan backhand dengan saling berdekatan di dalam lapangan tenis. Lingkaran besar dan lingkaran kecil menunjukkan dua orang yang sedang berlatih backhand. Keduanya derada dalam kotak servis dan melakukan pukulan backhand dengan tidak tadak terlalu keras sambil berlatih control bola. Pukulannya hanya cukup dilakukan ke depan lurus dengan arah pandangan pemukul. Tahap 2  Tahap ini dilakukan bila tahap 1 sudah dikatakan lulus. Yaitu dengan cara drill depan net. Lingkaran kecil menunjukkan seorang trainer, lingkaran besar menunjukkan seorang atlet yang berlatih. Trainer harus memberikan bola pada atlet pada sisi pukulan backhand atlet. Atlet cukup memukul bola backhand kearah tengah yaitu pada trainer. Sehingga trainer dapat melakukan pukulan volley. Jika atlet dirasa sudah mampu, maka atlet mundur dibekakang garis. Hal ini dilakukan agar atlet dapat memukul lebih keras dengan kesulitan yang lebih tinggi.Setelah itu trainer melatih posisi kaki atlet dengan cara meletakkan bola dengan bervariasi. Bisa depan, bisa di belakang agar atlet berlatih untuk memposisiskan tubuh untuk melakukan backhand. Tahap 3 Tahap 3 adalah tahap yang terakhir dimana seorang atlet sudah menguasai tahap 1 dan 2. Tahap 3 ini atlet dan trainer berada di belakang garis lapangan. Trainer (lingkaran kecil) harus memberikan bola pada sisi pukulan backhand atlet. Dan atlet harus mampu melakukan pukulan backhand kearah trainer. Pertama dilakukan pukulan saling silang setelah dianggap mampu baru pukulan dicoba untuk lurus. Dalam hal ini seorang trainer haris mampu melakukan variasi pukulan agar posisi backhand berubah ubah dan atlet bisa menyesuaikan posisi kakinya. Cara Melatih Servis Servis adalah cara untuk memulai permainan. Selain itu servis juga dapat dijadikan senjata andalan seorang atlet dalam mendapatkan poin. Namun dibutuhkan sebuah servis yang keras dan akurat untuk mendapatkan poin melalui servis. Terkadang ada atlet yang membuang peluang melaui servis, malah karena servis seorang altet bias kecolongan pion karena melakukan double fault. Untuk itu, servis perlu dilatih karena ini adalah teknik dasar untuk bermain tenis lapangan.                         Ada beberapa tahap untuk melatih teknik dasar servis agar seorang atlet bias melakukan servis dengan keras dan akurat. Berikut cara melatihnya: Tahap 1 Pertama kali yang harus dilatih adalah koordinasi tangan ketika akan melemparkan bola untuk memulai serve. Anda harus dapat melempar bola (toss) secara konsisten pada satu tempat yang sama. Toss yang baik untuk servis adalah agak di depan kepala anda dan lemparkan bola lurus ke atas. Anda dapat melatihnya dengan menggambarkan lingkaran di lantai dan melakukan toss hingga tempat jatuhnya bola selalu berada pada tempat yang sama.Gambar diatas menunjukkan bahwa latihan pertama adalah melatih melambungkan bola keatas. Seorang atlet harus bias melambungkan bola berkali-kali dengan kekuatan dan daya dorong yang sama. Hal ini dilakukan agar atlet mudah dan hafal mengenai karakteristik bolanya.Bola harus dilempar dengan tangan yang lurus agar memudahkan atlet untuk mengukur kekuatan lemparan. Tahap 2 Tahap 2 adalah tahap untuk melakukan pukulan yang mengarah ke kotak servis lawan. Pelatih dituntut untuk mengamati pukulan dan memeri intruksi mengenai perpindahan berat badan atlet dari melempar dan saat mengayunkan raket.  Atlet harus mampu melakukan perpindahan berat badan saat melakukan servis. Lalu atlet harus melakukan pukulan agar masusk kekotak lawan. Pertama pukulan tidak perlu keras. Yang penting akurat. Jika sudah akurat barululah dipukul kencang. Jadi tahap 2 hanya untuk meningkatkan ketrampilan saja.                         BAB III PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut: Ada empat metode grip yaitu Forehand Continental grip, Forehand Eastern grip, Forehand Semi-Western grip, Forehand Western grip Cara melatih teknik dasar pukulan forehand adalah dengan saling berdekatan di dalam lapangan tenis, kemudian dengan cara drill depan net. Lalu atlet dan trainer berada di belakang garis lapangan (baseline) melakukan groundstroke dengan pukulan forehand. Cara melatih teknik dasar backhand adalah melakukan pukulan backhand dengan saling berdekatan di dalam lapangan tenis. Kemudian cara drill depan net. Setelah itu atlet dan trainer berada di belakang garis lapangan (baseline) melakukan groundstroke dengan pukulan backhand. Cara melatih servis yang pertama aalah melatih konsistensi lemparan bola. Kedua adalah melatih akurasi bola dan dilanjutkan dengan melatih pukulan keras yang akurat. DAFTAR PUSTAKA http:// searchwinds.com/redirect?id=180689. Warnadunia.com – All rights reserved. Copyright ® 2009. Segala Warna Dunia. zhonie17.wordpress.com/2009/11/06/teknik-overhead-dalam-tenis-lapangan novaperdanarozaputri.blogspot.com/2011/11/teknik-pukulan-volley-dan-lob-dalam.html prasso.wordpress.com/2007/10/30/teknik-overhead-smash/ 19