[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

Perancangan produk

TUGAS PERANCANGAN PABRIK PENGOLAHAN PANGAN PERANCANGAN PABRIK PERMEN ’JANKAR’ (JAJANAN KARAMEL) Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Perancangan Pabrik Pengolahan Pangan Disusun Oleh Kelompok 4: Imelda Susilo 240210090077 Hanisah Yulianda 240210090090 Endari Dewi Saraswati 240210090091 Maichel Galileo S. 240210090092 Dewa Ayu Widiasrini 240210090096 Hanna Julia Pertiwi 240210090097 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN JATINANGOR 2012 DESKRIPSI PRODUK Gambar 1. Logo permen Jankar (Sumber : dokumentasi pribadi, 2012) Permen karamel susu atau hoppies adalah sejenis permen yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar susu. Prinsip pembuatan permen karamel susu berdasarkan atas reaksi karamelisasi, yaitu reaksi kompleks yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dari gula menjadi bentuk amorf yang berwarna coklat gelap. Larutan gula dalam susu dipanaskan sampai sebagian besar air menguap sehingga cairan yang ada pada akhirnya adalah cairan gula yang lebur. Apabila keadaan ini telah tercapai dan terus dipanaskan sampai suhunya melampaui titik leburnya, maka mulailah terbentu amorf berwarna coklat tua. Produk permen caramel susu ini kami beri nama ‘Jankar’. Nama ini sendiri merupakan singkatan dari Jajanan Karamel. Nama ini dipilih untuk lebih menarik konsumen karena penyebutannya yang unik dan mudah diingat. Permen karamel susu ‘Jankar’ yang akan dibuat memiliki kelebihan yaitu menggunakan bahan baku alami, tanpa bahan pengawet sehingga sangat aman untuk dikonsumsi. Permen ini juga memiliki kualitas gizi yang lebih baik dibandingkan dengan permen jenis lain. Dari segi rasa, permen ini juga memiliki rasa khas susu karena sebagian besar bahan pembuatannya adalah susu segar tanpa penambahan bahan tambahan perasa lainnya. Kelebihan lainnya yaitu memiliki nilai jual yang tinggi karena merupakan khas pengalengan sehingga dapat dijadikan sebagai oleh-oleh. Kekurangan yang dimiliki produk ini yaitu dari segi kemasan dan umur simpan. Kemasan yang digunakan belum memiliki standar yang sesuai dan kurang menarik sehingga perlu dilakukan perbaikan seperti menggunakan kemasan primer edible film yang dapat memudahkan konsumen untuk mengonsumsinya, kemasan tersiernya dibuat agar lebih melindungi produk dari kerusakan lingkungan dan tertutup dengan rapat. Kelemahan lainnya yaitu waktu umur simpan yang lebih pendek dibandingkan dengan produk lain yaitu hanya dapat bertahan beberapa bulan saja. Hal ini dikarenakan produk tidak menggunakan bahan pengawet. Berikut merupakan gambar dari produk Jankar. Gambar 2. Permen Jankar (Sumber : dokumentasi pribadi, 2012) PEMILIHAN ALAT DAN BAHAN MATERIAL Pemilihan jenis dan spesifikasi mesin fasilitas produksi merupakan langkah penting dan sangat menentukan langkah perancangan layouts pabrik. Pemilihan spesifikasi mesin atau peralatan yang sesuai bisa dilakukan dengan memanfaatkan dokumentasi atau katalog mengenai mesin atau peralatan produksi yang bias diperoleh dari para pemasok atau para supplier. Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan bahan-bahan yang digunakan sebagai material peralatan, yaitu : Biaya bahan dan peralatan Biaya instalasi Biaya perawatan Umurnya (tahan lama) Biaya penggantian Secara umum material peralatan pada pabrik pengolahan pangan banyak terdiri dari bahan logam dan non logam. Material yang termasuk logam antara lain besi, stainless steel, hastelloy, copper dan alloynya, nikel dan alloynya, alumunium, silver dan lain-lain. Bahan konstruksi yang termasuk non logam antara lain, gelas, karbon, porselen, dan keramik, material semen dan bata, karet, plastik dan kayu. Penentuan material yang akan digunakan harus disesuaikan dengan bahan baku, jenis produk, dan kapasitas produksi yang ingin dicapai. Kapasitas produksi sangant tergantung pada kemampuan mesin atau fasilitas produksi yang terpasang. Kapasitas produksi diukur berdasarkan satuan keluaran atau output maksimum yang dihasilkan oleh proses produksi atau berdasarkan jumlah masukan atau input yang tersedia pada setiap produksi. Keputusan mengenai kapasitas produksi memerlukan studi kelayakan mengenai beberapa kapasitas yang harus dipasang dan kapan kapasitas produksi sebanyak itu diperlukan. Berikut merupakan tabel pemilihan peralatan dan bahan material. Pemilihan material atau bahan ( material selection ) pada berbagai peralatan di industri pangan adalah salah satu aspek yang penting, karena dengan pemilihan material tepat akan dapat meningkatkan penggunaan ( long service ) dari peralatan yang bersangkutan, disamping itu juga berpengaruh terhadap cost ( atau biaya ) konstruksi peralatan proses tersebut serta biaya maintanance. Tabel 1. Pemilihan Peralatan dan Bahan Material No. Operasi Kerja Operasi Kerja Mesin / Alat yang digunakan Bahan mesin Kapasitas 01 Menyaring bahan baku susu penyaring Stainless steel 10000 liter 02 Standardisasi susu Alat-alat laboratorium Kaca 1000 liter 03 Memanaskan, memasak, dan mencampurkan Mixing cooking Stainless steel 250 liter 04 Mencetak adonan permen karamel susu Mesin pencetak Stainless steel 2500 liter 05 Mengemas permen karamel susu Mesin pengemas Stainless steel 2500 liter 2.1. Material Bahan Stainless steel merupakan salah satu jenis baja dengan logam induk besi. Dalam stainless steel terdapat unsur-unsur yang dipadukan membentuk suatu alloy. Unsur-unsur yang ada dalam baja stainless steel yaitu krom, nikel, molibden, silikon dan mangan. Namun unsur dengan persentasi tertinggi adalah krom dan nikel. Baja stainless steel sebagian besar digunakan untuk membuat peralatan-peralatan rumah tangga terutama yang sering berhubungan dengan air. Stainless steel, Steel dengan kandungan chromium sekitar 12 % atau lebih disebut sebagai stainless steel. terdapat 3 jenis bahan ini yaitu : ferritic, austenic dan martensitic stainless steel. 2.2. Pemilihan alat dalam proses produksi Pada pemilihan materi/alat dalam proses produksi permen karamel susu ini digunakan alat yang berbeda dalam setiap tahapan produksinya, alat-alat yang digunakan dalam proses produksi meliputi : Steam Jacket Mixer Gambar 4. Steam Jacket Mixer (Sumber : Anonima, 2012) Mixer uap memiliki Variabel Kecepatan tidak terbatas untuk semua kondisi; Scraper dari 0-70 rpm, Agitator 0-20 rpm, agitator dan scraper mudah dibersihkan, alat terbuat dari bahan alumunium, dan pencampuran berhenti ketika bridge diangkat. Semua pipa uap ke dan dari ketel dan ketel uap harus dibersihkan secara menyeluruh dan diperiksa dari kotoran sebelum sambungan akhir untuk ketel dibuat. Umumnya, kettle membutuhkan 10-45 psi tekanan uap Jika tekanan persediaan uap melebihi 45 psi, diperlukan katup untuk mengurangi tekanan. Batch Roller Gambar 5. Batch Roller (Sumber : Anonimb, 2012) Batch Roller biasanya digunakan untuk pemanasan massa pada produk Toffee / Candy yaitu diproses lebih lanjut untuk membentuk tali tipis & terus menerus dalam Roller Batch. Roller Batch terdiri dari gulungan stanless steel yang berputar. Saat gulungan berputar, massa bergerak menuju ujung kecil gulungan secara bertahap dan membentuk tali tipis sesuai kebutuhan. Mesin ini digunakan untuk menghasilkan permen dari batch plastik toffee, karamel caramel fruit chew base atau high boiled sugar. Batch dari toffee plastik diambil dari papan, yang telah dibuat, dan ditempatkan ke dalam palung yang terbentuk oleh empat atau enam conical rollers yang berputar, dengan panjang kira-kita 2000 mm. Daerah batch rolling dipanaskan dan memiliki penutup yang berisi panas. Sumbu palung adalah beberapa derajat horisontal dan dapat disesuaikan untuk kondisi optimal, cenderung ke bagian bawah dan semakin mengecil pada akhir conical rollers. Conical rollers memiliki seruling sepanjang dengan permukaan atau knobs besar yang menonjol keluar untuk mampu menampung pada batch (80-100kg) dari toffee. Semua rol digerakan bersama-sama dan membalikkan arah rotasi setelah sejumlah putaran yang telah ditentukan. Bak atau palung ditutup dengan penutup penahan panas. Saat conical rollers berputar, karamel “bekerja”, adonan karamel bergerak menurun dan dibentuk menjadi seutas tali deangan diameter antara 30 dan 85 mm. Kemiringan bak taua palung dapat ditingkatkan dengan melepas batch. Bak atau palung dipanaskan dipanaskan pada suhu yang berbeda (85-90oC) Wrapping Machine Gambar 6. Wrapping Machine (Sumber : Anonimc, 2012) Wrapping Machine digunakan untuk membungkus permen karamel susu dalam kemasan berbentuk pillow pack. Mesin ini menggunakan metode pembungkus konvensional, untuk membungkus dengan kertas sebagai pembungkus luar dan kertas foil sebagai pembungkus dalam. Jika ada dua pembungkus, keduanya dilipat bersama. karamel diterima oleh mesin dan diletakkan di antara dua pasang rol pembentuk, yang beroperasi dengan cara yang sama dengan roper sizer. Pembungkus dipotong memanjang dengan rotary knife dan diposisikan ke sisi karamel. Karena itu, ketika karamel dipotong memanjang, mesin dapat mendorong karamel dan didorong ke sisi bahan pembungkus, ke dalam roda membungkus. Jenis mesin berjalan pada 500-1600 potongan per menit dan potongan pembung dengan ukuran 25 x 13 x 6 -38 x 25 x 16 mm. Karena sifat kompak dari mesin, pembungkus tidak mudah berubah dari satu ukuran ke ukuran yang lain. Dengan melibatkan kecepatan yang tinggi, perlu untuk roda gigi dan tuas untuk berjalan dalam oilbath yang tertutup. JUMLAH DAN KAPASITAS PRODUKSI Seiring dengan meningkatnya persaingan diantara industri manufaktur dalam mencapai tujuan utama perusahaan yaitu memperoleh keuntungan yang maksimal tetapi dengan faktor produksi yang paling minimal. Persaingan ini menjadi sangat ketat disebabkan banyaknya industri yang sama sedangkan pangsa pasar terbatas atau konsumen yang cendrung itu-itu juga.             Disamping ingin mencapai tujuan yang sama semua perusahaan berharap akan dapat berumur panjang dan selalu berkembang mencapai kemajuan yang paling maksimal. Oleh karena itu semua perusahan manufaktur dituntut selalu dapat memenuhi semua kebutuhan konsumen sesuai bidang usaha-usahanya masing-masing terutama dalam hal kualitas barang yang baik serta waktu penyelesaian   produksi dan pengiriman yang cepat.            Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut, persoalan manufaktur akan dihadapkan pada berbagai masalah salah satu diantaranya adalah  penentuan kapasitas  produksi dalam usaha manufaktur. Oleh karna itu dalam makalah ini akan di bahas tentang perencanaan kapasitas dan metode penentuan kapasitas pada usaha manufaktur. Sebuah usaha produksi baru bisa bekerja dengan baik bila dijalankan oleh produsen atau yang sering kita sebut sebagai Pegusaha (entrepreneur). Pengusaha adalah orang yang mencari peluang yang menguntungkan dan mengambil risiko seperlunya untuk merencanakan dan mengelola suatu bisnis. Tugas utama dari bagian produksi dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan secara umum adalah berusaha mencapai biaya produksi yang rendah, mutu produk yang tinggi, tanggapan yang cepat atas permintaan, dan fleksibilitas untuk membuat beragam barang yang sesuai dengan selera dan spesifikasi pelanggan (Amirullah, 2002) . Fungsi-fungsi operasi yang akan dibahas di sini meliputi; 1) perencanaan dan desain produk 2) perencanaan kapasitas produk 3) perencanaan layout pabrik 4) Perencanaan Layout Mesin-mesin Pabrik 5) Perencanaan Bahan Baku Di dalam suatu unit usaha dikenal adanya berbagai macam fungsi yang saling berkaitan antara yang satu dengan lainnya, diantaranya terdapat tiga fungsi pokok yang selalu dijumpai yaitu : 1. Pemasaran (marketing) yang merupakan ujung tombak dari unit usaha, sebab bagian ini langsung berkaitan dengan konsumen. Keterkaitan ini dimulai dari identifikasi kebutuhan konsumen (jenis dan jumlahnya) maupun pelayanan dan pengantaran produk ketangan konsumen. 2. Keuangan (finance) yang bertanggung jawab atas perolehan dana guna pembiayaan aktivitas unit usaha serta pengelolaan dana secara ekonomis sehingga kelangsungan dan perkembangan unit usaha dapat dipertahankan. 3. Produksi (operasi) yang merupakan penghasil dari produk atau jasa yang akan dipasarkan kepada konsumen. Matakala ini mencoba membahas tentang perencanaan kasitas dan metode perencanaan kapasitas. Menurut Chase dan Aquilano (1955).Chase serta Russel Taylor (2000), kapasitas merupakan jumlah keluaran yang dapat dihasilkan oleh suatu sistem produksi dalam cakrawala waktu tertentu, yaitu selama‮ ‬satu tahun atau dalam beberapa tahun mendatang.‭ Kapasitas tenaga kerja  taylor (2000) membedakan strategi perencanaan kapasitas ke dalam tiga tipe, yaitu : a.    Capacity lead strategy, suatu strategi pengembangan kapasitas yang bersifat agresif dan dimaksudkan untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan di masa yang akan datang. b.    Capacity lag strategy, suatu strategi pengembangan kapasitas yang bersifat konservatif, peningkatan kapasitas dilakukan setelah terjadi peningkatan pasar. Strategi ini bermaksud untuk memaksimumkan maslahat ekonomi investasi, namun dapat saja berakibat jelek terhadap pelayanan kepada pelanggan. c.    Average capacity strategy, strategi kapasitas rata-rata, suatu stratgi pengembangan kapasitas yang diselaraskan dengan rata-rata peningkatan estimasi permintaan. Menurut Yamit (2003), perencanaan kapasitas produksi adalah jumlah maksimum output yang dapat diproduksi dalam satuan waktu tertentu. Contoh : bus mempunyai kapasitas kursi 40 sekali jalan, pabrik pupuk mempunyai kapasitas 100.000 kg sekali produksi Kapasitas produksi dikaitkan dengan kapasitas sumber daya yang dimiliki seperti : Kapasitas tenaga kerja Kapasitas mesin Kapasitas bahan baku Kapasitas modal Berdasarkan uraian di atas, maka untuk produksi permen caramel Jankar, ditetapkan kapasitas produksi sebagai berikut: Tabel 2. Kapasitas Produksi No. Operasi Kerja Operasi Kerja Mesin / Alat yang digunakan Bahan mesin Kapasitas 01 Menyaring bahan baku susu penyaring Stainless steel 10000 liter 02 Standardisasi susu Alat-alat laboratorium Kaca 1000 liter 03 Memanaskan, memasak, dan mencampurkan Mixing cooking Stainless steel 250 liter 04 Mencetak adonan permen karamel susu Mesin pencetak Stainless steel 2500 liter 05 Mengemas permen karamel susu Mesin pengemas Stainless steel 2500 liter Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah maksimum output yang dapat diproduksi atau dihasilkan dalam satuan waktu tertentu, misalnya sebuah pesawat airbus boing 737 memiliki kapasitas tempat duduk 300 seat setiap kali trip, atau sebuah Rumah Sakit memiliki kapasitas rawat inap sebanyak 50 kamar, dan sebagainya. Kapasitas produksi tersebut ditentukan berdasarkan kapasitas sumber daya yang dimiliki antara lain : kapasitasi mesin, kapasitas tenaga kerja, kapasitas bahan baku, kapasitas modal. Kapasitas produksi juga berkaitan erat dengan skedul atau jadwal produksi yang tertuang dalam jadwal produksi induk (master production shedule), karena jadwal produksi induk mencerminkan apa dan berapa yang harus diproduksi dalam jangka waktu tertentu. Kapasitas produksi diukur dalam bentuk unit-unit fisik berdasarkan output maksimum yang dihasilkan oleh proses produksi atau berdasarkan jumlah masukan yang tersedia pada setiap periode operasi. Keputusan kapasitas produksi ditentukan juga oleh kemampuan mesin/fasilitas produksi yang terpasang. LOKASI PABRIK Menentukan alternatif lokasi pabrik yang sebaliknya dipilih maka ada dua metode pendekatan yang dikenal, yaitu: Metode Kualitatif (Ranking Procedure) Langkah-langkah analisa metode kualitatif : Mengidentifikasi faktor-faktor yang relevan dan memiliki signifikasi yang berkaitan dengan proses pemilihan lokasi pabrik, seperti : Lokasi pensuplai bahan baku Lokasi pemasaran Lokasi tenaga kerja Kondisi iklim UU dan peraturan lainnya Factory utilities dan service Pemberian bobot dari masing-masing faktor yang telah diidentifikasi berdasarkan derajat kepentingan, contoh : Lokasi pensuplai bahan baku : 20% (X1) Lokasi pemasaran : 40% (X2) Lokasi tenaga kerja : 10% (X3) Kondisi iklim : 5% (X4) UU dan peraturan lainnya : 5% (X5) Factory utilities & service : 20% (X6) Memberi skor (nilai) untuk masing-masing faktor yang diidentifikasikan sesuai skala angka (range 0 s/d 10) dari masing-masing alternatif lokasi yang dianalisa Mengalikan bobot dari masing-masing faktor dengan skor dari tiap alternatif yang ada dan menghitung total perkalian antar skor dan bobot : Zj = åXi x Yij Lokasi yang dianggap paling baik adah alternatif lokasi yang memiliki Zj terbesar. Metode Kuantitatif Metode Analisa Pusat Gravitasi (Centre of Gravity Approach) Dibuat dengan memperhitungkan jarak masing-masing lokasi sumber material atau daerah pemasaran dengan lokasi pabrik yang direncanakan. Asumsi adalah biaya produksi dan distribusi untuk masing-masing lokasi sama. Formula analisa pusat gravitasi : m = banyaknya alternatif lokasi pabrik n = banyaknya daerah pemasaran/sumber material (Xi, Yi) = koordinat lokasi dari alternatif pabrik yang akan didirikan, i = 1,2,3,….m (aj,bj) = koordinat lokasi dari daerah pemasaran yang akan didistribusikan atau lokasi sumber material dimana pabrik akan sangat tergantung, j =1,2,3,…n Wj = kebutuhan (demand) akan produk/material dari daerah pemasaran atau jumlah kapasitas suplai dari lokasi sumber Kelemahannya adalah perbedaan biaya distribusi dan produksi untuk setiap lokasi dimana dalam formula tidak diperhitungkan, untuk itu dalam mencari optimalisasi lokasi perlu memasukkan biaya produksi dan atau dalam analisa. Metode Analisa Transportasi Aplikasi metode transportasi meliputi pemecahan permasalahan-permasalahan seperti: Penetapan suplai yang cukup untuk beberrapa lokasi tujuan dari beberapa sumber tertentu pada tingkat biaya yang minimal, Pemilihan lokasi untuk fasilitas-fasilitas baru untuk memenuhi kebutuhan pasar yang akan datang, Penetapan berbagai macam bentuk atau sumber produksi guna memenuhi kapasitas produksi sesuai dengan demand yang akan datang dan biaya produksi yang minimal, khususnya yang berkaitan dengan proses subkontrak. Pemilihan lokasi pabrik yang digunakan untuk produk permen karamel “Jankar” adalah Metode Kualitatif (Ranking Procedure). Penentuan skala prioritas pada lokasi pabrik yang akan kami buat terdiri dari primer dan sekunder. Faktor primer terdiri dari bahan baku, sumber energi, air, dan transportasi. Bahan baku pada pembuatan permen karamel susu diberikan skala prioritas 30% pada pemilihan lokasi pabrik karena susu merupakan komiditas yang mudah rusak sehingga diharapkan lokasi pabrik tidak jauh dari tempat bahan baku susu berasal. Sumber energi, air, dan transportasi pada pembuatan permen karamel susu diberikan bobot sebesar masing-masing 15% karena ketiga faktor tersebut sangat krusial bagi produk kami, dengan adanya air dapat menjaga sanitasi semua komponen yang ada pada pabrik kami, sumber energi agar proses produksi dapat berjalan dengan baik, dan transportasi harus mudah agar bahan baku dapat diambil secara cepat sehingga kerusakan dapat dihindari. Faktor sekunder dari penentuan lokasi pabrik kelompok kami terdiri dari akses jalan, kedekatan dengan konsumen, kemudahan promosi dan akses IPTEK. Faktor sekunder merupakan faktor yang tidak berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap proses produksi produk kelompok kami. Akses jalan diberi bobot 10% didasarkan pada akses transportasi menuju pabrik seperti ketersediaan angkutan umum, kedekatan dengan rumah sakit jika sewaktu-waktu adanya kesalahan saat bekerja. Kedekatan dengan konsumen diberi bobot 5% hal ini akan berpengaruh terhadap dampak apa yang akan ditimbulkan bagi masyarakat, kemudahan produk untuk disebarluaskan dan dibawa kepada konsumen. Promosi dan IPTEK masing-masing diberi bobot 5% karena lokasi pabrik kami bukan bertujuan untuk sarana promosi sebagai faktor utama sehingga IPTEK tidak dibutuhkan. IPTEK dibutuhkan untuk mempermudah komunikasi yang tidak dapat dilakukan secara langsung seperti dengan cara mengirim email. Berdasarkan keterangan di atas kami menetapkan tiga alternatif lokasi pabrik permen karamel “Jankar” yaitu Bandung, Surabaya dan Jakarta. Berdasarkan faktor primer dan sekunder yang telah ditetapkan maka Bandung menjadi lokasi pabrik permen karamel “Jankar” tepatnya di Pangalengan, Kabupaten Bandung Selatan karena Bandung memiliki bobot terbesar dibandingkan dengan Jakarta dan Surabaya. TATA LETAK PABRIK Suatu pabrik pengolahan pangan akan sering dijumpai berbagai fasilitas produksi agar suatu kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar, baik berupa mesin, peralatan produksi, pegawai, dan fasilitas penunjang lainnya, sehingga pengaturan tata letak atau pengaturan dari fasilitas pabrik sangat penting dan menjadi landasan atau pedoman dalam perancangan pabrik pengolahan pangan. Tata letak pabrik yang terencana dengan baik dapat menentukan produktivitas, efisiensi, dan kelangsungan hidup suatu industri karena proses produksi berjalan dengan lancar dan pegawai bekerja dengan nyaman dan aman. Tata letak pabrik atau tata letak fasilitas pabrik adalah tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna kelancaran suatu proses produksi. Pengaturan tersebut dalam rangka memanfaatkan luas area untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material, penyimpanan material. Terdapat dua hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin (machine layout) dan pengaturan departemen yang ada di pabrik (departement layout) Tujuan utama perancangan tata letak pabrik adalah mempermudah proses manufaktur, meminimumkan pemindahan barang, memelihara keluwesan susunan dan operasi, memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggi, menekan modal peralatan, menghemat pemakaian ruang bangunan, meningkatkan keefektifan pemakaian tenaga kerja, memberikan kemudahan, keselamatan dan kenyamanan bagi para pekerja. Departemen Kerja Departemen-departemen Kerja pada Pabrik Permen Karamel “Jankar (Jajanan Karamel) adalah : Departemen PPIC (Production, Planning, Inventory, Control) Stasiun penerimaan dan penyimpanan bahan baku Mantenance station Departemen Produksi Stasiun pengolahan Stasiun pengemasan Stasiun limbah Departemen Office Stasiun QC Stasiun R & D Stasiun QA Stasiun financial / accounting Departemen warehouse Stasiun storage Pada dasarnya, yang dimaksud dengan departemen merupakan suatu kelompok atau grup beberapa stasiun kerja yang kemudian pengelompokkan atau penggabungan departemen-departemen ini akan mewujudkan suatu pabrik secara total. Adapun stasiun kerja sendiri berarti kombinasi dari mesin, tools, equipment, serta orang-orang yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Stasiun kerja ini kadang-kadang disebut juga dengan work area ataupun production center. Perancangan pabrik permen karamel Jankar kali ini terdiri dari empat buah departemen, yaitu departemen PPIC (Production, Planning, Inventory, Control), produksi, office, dan storage. Departemen yang pertama adalah departemen PPIC. Pada departemen ini, terdiri dari stasiun penerimaan bahan baku dan maintenance. Pada stasiun pertama, aktivitasnya berkaitan dengan penerimaan material atau supplies yang datang ke dalam pabrik. Setelah dilakukan aktivitas inspeksi kemudian receiving ini bertanggung jawab untuk ke gudang (storage) untuk disimpan. Penerimaan bahan terutama bergantung pada hal-hal sebagai berikut: Membongkar/ menurunkan material dari truk yang membahayakan Membongkar kotak pembungkus material yang dikirim Identifikasi dan pengecekan material yang datang Pengecekan tanda dan dengan kartu pesanan Mencatat adanya kerusakan-kerusakan yang dijumpai dari material yang datang dan menyiapkan untuk klaim Menyimpan data material yang datang untuk dipergunakan sewaktu-waktu dibutuhkan Mengirim material yang datang ke departemen lain yang membutuhkan segera atau mengirimkan untuk disimpan Stasiun selanjutnya adalah maintenance. Pada stasiun ini aktivitas yang terjadi adalah pemeliharaan suku cadang dan perbaikan mesin-mesin yang digunakakn dalam pabrik. Oleh karena itu, stasiun ini harus memiliki jadwal yang pasti untuk pengecekan kondisi alat dan juga memiliki personel yangs selalu siaga jika sewaktu-waktu terjadi kerusakan alat. Departemen selanjutnya adalah departemen khusus produksi. Departemen ini adalah departemen yang aktivitasnya melayani secara langsung kegiatan operasi produksi. Contoh seperti aktivitas pengolahan, pengemasan, dan penanganan limbah. Departemen yang ketiga adalah departemen office. Departemen ini berfungsi melayani kegiatan administratif dari seluruh pabrik. Contohnya seperti surat-menyurat, kearsipan, dan lain-lain. Departemen yang terakhir adalah departemen warehouse yang terdiri dari stasiun storage. Pada dasarnya departemen ini berfungsi untuk menyimpan material-material yang akan dibutuhkan dalam kegiatan produksi. Oleh karena itu, departemen ini harus berdekatan dengan stasiun penerimaan bahan baku dan juga departemen produksi untuk melancarkan distribusi material-material. Activity Relation Chart Gambar 7. Activity Relationship Chart Industri pada umumnya terdapat sejumlah kegiatan atau aktivitas yang menunjang jalannya suatu industri. Setiap kegiatan atau aktivitas tersebut saling berhubungan (berinteraksi) antara satu dengan lainnya, dan yang paling penting diketahui bahwa setiap kegiatan tersebut membutuhkan tempat untuk melaksanakannya. Aktifitas atau kegiatan tersebut diatas dapat berupa aktivitas produksi, administrasi, assembling, inventory, dll. Sebagaimana diketahui diatas bahwa setiap kegiatan atau aktifitas tersebut saling berhubungan antara satu dengan lainnya ditinjau dari beberapa kriteria, maka dalam perencanaan tata letak pabrik harus dilakukan penganalisaan yang optimal.Teknik yang digunakan sebagai alat untuk menganalisa hubungan antar aktifitas yang ada adalah Activity Relationship Chart. Analisa aliran material dengan aplikasi penggambaran berbagai macam peta proses cenderung untuk mencari hungungan aktivitas pemindahan material dari satu fasilitas ke fasilitas kerja yang lain dengan aspek kuantitatif sebagai tolok ukurnya. Selain faktor matrial handing cost (kuantitatif) ada pula faktor-faktor lain yang bersifat kualitatif yang harus menjadi pertimbangan dalam desain layout. Disini Activity Relationship Chart (ARC) bias dipakai untuk analisa layout berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat kualitatif. Teknik penganalisaan menggunakan ARC dikemukakan oleh Richard Muthe, adalah hubungan antar aktifitas ditunjukkan dengan tingkat kepentingan hubungan anta raktifitas tersebut yang dikonversikan dalam bentuk huruf, sebagai berikut : No. TINGKAT KEPENTINGAN KODE 1 Absolute A 2 Esential E 3 Important I 4 Ordinary O 5 Unnusual U 6 Rating X Berdasarkan gambar 2, ruang penerimaan dan penyimpanan bahan baku mutlak penting berdekatan dengan ruang pengolahan agar memudahkan dalam proses pengolahan dan menghindari terjadinya kontaminasi jika terlalu jauh jarak dari ruang penyimpanan dan ruang pengolahan, serta menghemat waktu produksi. Ruang pengolahan juga mutlak penting berdekatan dengan ruang pencetakan dan pengemasan karena produk yang akan dibuat mudah terkontaminasi sehingga langsung dilakukan pengemasan serta agar tidak mengacaukan rantai produksi jika terlalu jauh letak antar kedua ruangan tersebut. Untuk ruang pencetakan dengan pengemasan dengan ruang kantor, serta ruang kantor dengan ruang rapat letak ruangan tersebut penting berdekatan agar karyawan dapat berkoordinasi dengan baik jika terjadi gangguan selama proses produksi dan dapat langsung mengadakan rapat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Untuk ruang rapat dengan ruang pelayanan, penyimpanan produk/gudang, ruang penanganan limbah, ruang perbaikan dan perawatan, dan rest area tidak penting jika berdekatan antar ruangan-ruangan tersebut, sebaiknya diletakan terpisah dan jauh dari area pengolahan terutama untuk penanganan limbah harus terletak jauh dari area pabrik pengolahan. Inti dari aliran yang digambarkan pada gambar 2 yaitu ruang pengolahan, ruang penerimaan dan penyimpanan bahan baku, ruang pengolahan, dan ruang pencetakan mutlak penting jika terletak berdekatan untuk mempermudah dalam proses produksi dan untuk menghindari terjadinya kontaminasi. sedangkan untuk ruangan lain diposisikan penting hingga tidak penting jika harus berdekatan antar ruangan yang satu dengan ruang yang lainnya, tetapi khusus untuk penanganan limbah diletakan terpisah dan jauh dari ruangan-ruangan lain agar tidak terjadi kontaminasi dari limbah yang dihasilkan. ARD (Activity Relationship Diagram) Diagram hubungan antar aktivitas (departemen/mesin) berdasarkan tingkat prioritas kedekatan, sehingga diharapkan ongkos handling minimum. Dasar untuk ARD yaitu TSP. Jadi yang menempati prioritas pertama pada TSP harus didekatkan letaknya lalu diikuti prioritas berikutnya. Pada saat menyusun ARD ini kemungkinan terjadinya error sangat besar karena berangkat dari asumsi bahwa semua departemen berdekatan satu sama lain. Adapun yang dimaksud error disini adalah suatu keadaan dimana mesin-mesin (departemen-departemen) yang mendapat prioritas satu tidak dapat menempati posisinya untuk saling berdekatan satu sama lain tanpa ada pembatas dari departemen lain. Adapun batas error yang diijinkan dalam penempatan departemen-departemen tersebut (pembuatan ARD) adalah maksimal dua buah error. ARD (Activity Relation Diagram) Jankar disajikan pada gambar 2. Gambar 8. Diagram Space Relationship Design tata letak pabrik Jankar ini dibuat sesuai hubungan keterkaitan dan kerelevanan antara satu fasilitas kerja yang satu dengan yang lainnya dan dikelompokkan ke dalam departemen yang terkait. Hubungan letak antara penerimaan bahan baku dan penyimpanan bahan baku dengan ruang produksi pengolahan digambarkan dalam derajat keterkaitan dinyatakan absolut (2) yang menunjukkan bahwa letak antar kegiatan yang satu harus saling berdekatan dengan kegiatan yang lain dan bersebelahan. Kegiatan tersebut harus saling berdekatan dan bersebelahan dikarenakan pada saat distribusi, bahan-bahan selama dalam transportasi akan cepat mengalami kerusakan baik fisik maupun kimiawi. Oleh karena itu, saat bahan baku setelah diterima kemudian dengan cepat masuk de dalam ruang penyimpanan (ruang pendingin) untuk meminimalisir kerusakan. Bahan baku yang akan diproduksi juga harus segera masuk ke dalam ruang produksi agar cepat untuk diolah untuk menjadi bahan jadi. Hal tersebut sama halnya bersifat absolut yaitu antara produksi dengan pencetakan dan pengemasan, produksi dengan pencetakan dan pengemasan. Bahan jadi akan segera dikemas dan diletakkan ke dalam ruangan penyimpanan bahan jadi. Letak penyimpanan bahan jadi harus dekat pula dengan pengiriman agar memudahkan dalam pengangkutan. Hubungan antara kegiatan tersebut yang bersifat absolut yang sesuai dengan tujuan dan prinsip dasar menurut Risnayadi dkk. (2008) yaitu perencanaan tata letak pabrik yang berbunyi “prinsip jarak perpindahan bahan yang paling minimal”. Departemen penerimaan dan pengiriman harus memiliki lokasi sedekat mungkin dengan fasilitas transportasi yang menuju dan keluar pabrik. Menurut Risnayadi dkk. (2008), umumnya lokasi untuk perkantoran ini disediakan di depan bangunan pabrik guna mempermudah orang luar (tamu) berkunjung. Hal tersebut sesuai dengan perencanaan pabrik pengolahan keripik bayam yang letak kantor berada didepan dekat dengan parkir. Tata letak perkantoran yang baik seharusnya diawali dengan penetapan fungsi dan metode kerja yang diharapkan dari departemen tersebut, personalia yang ditugaskan untuk melaksanakan masing-masing fungsi, dan hubungan antar masing-masing fungsi atau tugas yang ada. Hubungan letak antara penerimaan bahan baku dengan penyimpanan bahan jadi, penyimpanan bahan baku dengan penyimpanan bahan jadi dan penyimpanan bahan jadi dengan QA termasuk dinyatakan kedalam ordinary yang menunjukkan letak antar kegiatan tidak harus saling berdekatan. Derajat keterkaitan yang dinyatakan kedalam ordinary, letaknya jangan terlalu berjauhan karena proses kegiatan tersebut saling mendukung walaupun secara tidak langsung dan berfungsi untuk mempermudah kegiatan. Ruang Produksi berada di sentral pabrik. Hal ini akan mendatangkan keuntungan seperti : Memudahkan pengawasan keluar masuknya barang Memudahkan aktivitas supervisi Biaya operasi akan lebih murah Memberikan service yang lebih baik dan cepat (Risnayadi dkk., 2008). Letak produksi dirancang pula letaknya dekat dengan loker sehingga saat pekerja akan memasuki ruang produksi sudah memakai baju pekerja yang dilengkapi dengan sarung tangan dan perlengkapan lainnya. Letak maintenance dengan ruang produksi bersifat extraimportant yang menunjukkan bahwa letak kegiatan berdekatan. Hal tersebut dikarenakan saat produksi mengalami kendala, operator yang berada di ruang maintenance segera mengambil tindakan untuk memperkecil kerusakan yang terjadi di ruang produksi. Maintenance diletakkan berdekatan dengan departemen produksi dengan dibuat batas pemisah yang kelihatan jelas sehingga tidak banyak orang yang tidak berkepentingan akan keluar masuk area ini (Risnayadi dkk., 2008). Hubungan letak ruangan antara ruang maintenance dengan pengiriman, ruang rapat, QA, penyimpanan bahan jadi, penerimaan bahan baku, kantin, parkir, loker, kantor dan mushola bersifat unimportant karena kegiatan-kegiatan tersebut tidak berhubungan langsung dengan produk yang akan dibuat permen karamel. Ruang maintenance dengan gudang besifat important yang menunjukkan bahwa letak antar kegiatan cukup berdekatan agar cepat untuk penanganan kerusakan dengan mengambil alat di gudang. Penanganan limbah dalam Physical Plant Service Departement memiliki hubungan keterkaitan letak yang bersifat ordinary antar kegiatan tidak harus saling berdekatan antara maintenance dan gudang serta bersifat unimportant antara penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan baku, produksi, penyimpanan bahan jadi, dapur, QA dan pengiriman. Hal tersebut dikarenakan kegiatan penangan limbah tidak berhubungan langsung dengan produk. Letak gudang bersifat penting terhadap maintenance karena gudang merupakan tempat untuk penyimpanan peralatan-peralatan yang dibutuhkan oleh departemen maintenance. Gudang dengan penanganan limbah dan Maintenance terhadap penanganan bersifat biasa saja dan tidak perlu saling berdekatan karena tidak memiliki hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Space Relationship Diagram (SRD) Penentuan Luas Bangunan Pabrik Ruang Produksi Kebutuhan luas ruang produksi dapat ditentukan dengan menghitung luasan ruangan untuk mesin/peralatan, dan juga kebutuhan luas ruang untuk pekerja dan perlengkapan kerja bagi kegiatan produksi yang dilakukan secara manual. Salah satu metode dalam menentukan kebutuhan luas ruang produksi adalah yang disebut Metode Pusat Produksi. Pusat produksi terdiri dari mesin dan semua perlengkapan untuk mendukung proses produksi, serta luasan untuk melaksanakan operasi. Alat Bantu untuk menentukan kebutuhan luas ruang tersebut adalah Lembar Kebutuhan Luasan Ruang Produksi. Berikut adalah rincian kebutuhan luasan ruangan untuk mesin/peralatan dan ruang-ruang yang ada pada ruang produksi perusahaan PT. JANKAR Tangki 1 (storage tank) : d = 3 m  Luas alas : 7.065m2 Tangki 2 (storage tank) : d = 3 m  Luas alas : 7.065m2 Tangki 3 (storage tank) : d = 3 m  Luas alas : 7.065m2 Tangki 4 (storage tank) : d = 3 m  Luas alas : 7.065m2 Tangki 5 (storage tank) : d = 3 m  Luas alas : 7.065m2 Slicer : p = 4 m, l = 2 m  Luas alas : 8 m2 Mesin Pengemas : p = 4 m, l = 2 m  Luas alas : 8 m2 Total area produksi : 51.325 m2 Pada ruang produksi terdapat area kosong yang cukup luas. Area kosong ini dapat digunakan sebagai space untuk melakukan beberapa kegiatan yang terkadang tidak diperhitungkan, misalnya banyaknya orang yang berjalan dan melakukan aktivitas di dalam ruangan tersebut, serta banyaknya mesin yang lalu lalang. Penentuan area kosong dalam sebuah ruangan sangat penting. Banyaknya orang yang beraktivitas dan banyaknya peralatan (misal trolly) berpengaruh terhadap penentuan seberapa besar area kosong yang harus disediakan. Ruang R & D Ruang R & D PT. Jankar terdiri dari ruang kerja dan laboratorium. Luas area ruang R & D adalah 8 m x 15 m. Ruang QC Ruang QC PT. Jankar terdiri dari ruang kerja dan laboratorium. Luas area ruang R & D adalah 8 m x 15 m. Ruang penerimaan bahan Ruang penerimaan bahan merupakan tempat untuk menerima bahan baku yang datang dari supplier. Di ruangan ini juga dilakukan pengecekan awal baik kualitas dan kuantitas dari bahan baku. Luas ruangan ini adalah 12 m x 5 m. Gudang Bahan Baku Dalam perusahaan PT. Jankar, susu disimpan dalam milk storage tank yang berbentuk tabung terdapat daya maksimum persediaan dalam gudang yaitu 5000 L. Mengingat kapasitas daya dukung lantai, tinggi gudang, dan faktor penanganan bahan (alat/metode yang digunakan). Tinggi storage tank kurang lebih 4 m dengan diameter 3 m. Untuk pabrik ini digunakan sebanyak 5 milk storgae tank yang berarti diperlukan sebesar 150 m luasan lantai gudang. Ruang Pengepakan : 20 m x 15 m Gudang Produk Jadi Produk disimpan dalam gudang produk jadi setelah produk dikemas dan disusun pada pallet. Posisi kardus disusun secara terbalik, hal ini dilakukan untuk mengawasi apabila ada produk yang bocor. Setiap pallet tersusun 120 kardus. Ruangan ini digunakan untuk menyimpan produk jadi sampai produk didistribusikan apabila telah mendapatkan release dari bagian QC. Selain itu ruangan ini digunakan untuk menyimpan sementara produk yang menumpuk akibat pemasaran yang telat. Pada ruangan ini terdapat pendingin yang berguna untuk menjaga susu pasteurisasi. Luas ruangan ini yaitu 600 m2. Ruang perbaikan : 2m x 15 m Locker room : 5 m x 15 m Ruang sterilisasi : 2 m x 5 m Ruang alat kebersihan : 2 m x 15 m Toilet : 7 m x 15 m Penentuan kebutuhan luas ruang penyimpanan (bahan baku atau produk) memerlukan informasi tentang jumlah jenis bahan yang disimpan, serta karakteristiknya. Karakteristik bahan secara fisik seperti volume, bobot, “bulk density”, dalam penentuan kebutuhan luas ruang penyimpanan harus dapat dikonversi menjadi satuan luas ruang yang dibutuhkan. Selain itu diperlukan juga informasi maksimum persediaan bahan/produk. Jumlah maksimum persediaan bahan/produk merupakan hasil suatu kegiatan pengendalian persediaan yang menyangkut kapasitas dan jadwal produksi, agar proses produksi yang direncanakan tidak mengalami hambatan. Penentuan luas dan dimensi ruangan disesuaikan dengan kebutuhan, termasuk di dalamnya barang apa yang harus tersedia, berapa orang yang bekerja di dalamnya serta kegiatan apa yang dilakukan. Penempatan ruangan di dalam sebuah gedung harus memperhatikan aliran bahan dan hubungan/keterkaitan antar aktivitas yang terjadi di dalamnya. Misalnya penempatan laboratorium berada di dekat dengan area produksi dengan tujuan untuk mempermudah dilakukannya pengujian mutu produk. Dalam gedung produksi dan juga gudang dibangun pilar-pilar yang berfungsi untuk memperkokoh bangunan. Penentuan lokasi dan jarak pilar-pilar ini dilakukan dengan perhitungan tersendiri. Besarnya pilar yang dibutuhkan dihitung dari 1/12 dari bentang bangunan. Ukuran ini dapat diperkecil sesuai dengan kebutuhan, tetapi jumlah pilar yang dibutuhkan menjadi lebih banyak. Jarak antar pilar dapat ditentukan berdasarkan tingkat kebutuhan. Hal yang pertimbangkan adalah seberapa besar ukuran barang atau peralatan yang akan melalui pilar tersebut. Pilar-pilar ini terbuat dari baja I dan dilapisi dengan beton yang kuat. Penentuan Luas Kantor Terdapat berbagai cara untuk menentukan berapa luasan lantai kantor yang dibutuhkan. Luas kantor dapat ditetapkan dengan menetapkan patokan standar, dimana rata-rata seorang pekerja administrasi membutuhkan kurang lebih 200 ft, sudah termasuk ruang untuk kerja dan segala perlengkapannya. Cara ini cukup baik untuk perkiraan secara kasar, akan tetapi analisis yang lebih rinci diperlukan untuk keperluan rancangan tata letak agar penggunaan luasan lantai efisien. Pada perusahaan PT Jankar., penentuan luas kantor dilakukan dengan cara modifikasi sesuai dengan struktur organisasi perusahaan yang bersangkutan serta fasilitas yang digunakan. Berikut adalah perkiraan kebutuhan area standar untuk kantor : 1. Ruang Direktur : 5 m x 4 m = 20 m2 2. Ruang Manager Purchasing : 4 m x 3 m = 16 m2 3. Ruang Manager QA : 4 m x 3 m = 16 m2 4. Ruang Manager Marketing : 4 m x 3 m = 16 m2 5. Ruang Administrasi : 13 m x 14 m = 182 m2 6. Meeting Room : 10 m x 7 m = 70 m2 7. Pantry : 6 m x 6 m = 36 m2 8. Toilet Kantor : 7 m x 6 m = 42 m2 9. Ruang Alat Kebersihan : 3 m x 6 m = 18 m2 10. Lobby : 7 m x 10 m = 70 m2 Penentuan Luas Ruang Lainnya Berikut merupakan perkiraaan kebutuhan area standar untuk ruang-ruang lainnya : Gazebo : 3 m x 2 m = 6 m2 Area Parkir Pabrik : 50 m x 30 m = 1500 m2 Area parkir kantor : 25 m x 25 m = 625 m2 Pos Satpam : 3 m x 4 m = 12 m2 Area Hijau (taman) : 1/3 dari luas keseluruhan area pabrik Ruang Instalasi Listrik : 5 m x 6 m = 30 m2 Klinik : 10 m x 10 m = 100 m2 Blok Diagram Gambar 9. Blok Plan Pabrik Permen “Jankar” Blok diagram yang kami rancang untuk pabrik permen karamel “Jankar” merupakan suatu diagram blok dengan skala tertentu yang mempresentasikan bangunan dan normalnya juga menunjukan lokasi dari dinding-dinding penyekat yang memisahkan blok satu dengan lainnya atau ruangan yang satu dengan lainnya, termasuk juga lokasi dari kolom tiap penyangga atas gedung. Lokasi detail dari mesin, peralatan dan fasilitas-fasilitas kerja biasanya tidak terdapat pada blok plan ini. Berdasarkan blok plan di atas, bisa dirancang detail layoutnya yang sesuai dengan pabrik permen “Jankar”. Analisa detail layout, prosedur dan langkah-langkah yang diambil sama dengan prosedur yang dilakukan untuk mendesain layout secara menyeluruh. Detail layout pada dasarnya adalah mengatur mesin atau fasilitas kerja yang berada di masing-masing blok yang ada, sedangkan overall layout adalah mengatur letak blok (departemen) terhadap blok lain. Di dalam detail layout kita akan berkepentingan dengan analisa aliran material dan hubungan antara blok satu dengan blok lainnya. Pertimbangan yang harus diperhatikan dalam mendesain layout adalah kemungkinan terjadinya ekspansi di masa depan ataupun adanya perubahan yang bisa terjadi. Hal terpenting dalam layout harus cukup fleksibel menghadapi perubahan dalam mendesain produk, desain proses, dan penjadwalan produksi. STUDI KELAYAKAN Studi kelayakan proyek atau bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditadak dijalankan.merupakan suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek untuk jangka waktu tertentu. Output dari suatu studi kelayakan adalah laporan tertulis, dimana dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa suatu rencana proyek/ bisnis layak/ tidak layak untuk direalisasikan. Proyek pendirian suatu pabrik pengolahan pangan juga memerlukan suatu studi kelayakan. Perancangan pabrik dan studi kelayakan pendirian suatu pabrik adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan karena untuk merancang pabrik harus tahu kelayakannya demikian juga dengan studi kelayakan untuk menilai kelayakan harus tahu bagaimana pabrik tersebut dirancang. Meskipun tidak selalu harus sama, aspek-aspek yang diteliti dan dilaporkan dalam suatu studi kelayakan proyek adalah sebagai berikut : Aspek pasar Aspek internal perusahaan yang terdiri dari : Aspek pemasaran Aspek teknik dan teknologi Aspek manajemen Aspek sumber daya manusia Aspek keuangan Aspek eksternal perusahaan (lingkungan) yang terdiri dari: Aspek politik, ekonomi dan sosial Aspek lingkungan industri Aspek yudiris Aspek lingkungan hidup ASPEK-ASPEK DALAM STUDI KELAYAKAN PROYEK Aspek Internal Proyek Aspek Pemasaran Aspek pemasaran adalah salah satu aspek internal. Aspek ini menanggapi peluang, keunggulan/kekuatan, kelemahan, tantangan, dan ancaman dan kemampuan perusahaan dapat menjual produk ke pasaran yang lebih dikenal dengan Analisis SWOT. Keunggulan/Kekuatan (strenght) Keunggulan/kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan kami mencakup : Harga terjangkau Lokasi yang cukup strategis Desain permen caramel yang unik serta memudahkan membuka dan mengonsumsi dengan kenmasan edible film Promosi yang menggoda minat masyarakat Kelemahan (waekness) Kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan kami mencakup : Brand belum dikenal Kesempatan (opportunities) Peminat permen caramel di Indonesia terus bertambah dari tahun ke tahun Belum banyak gerai-gerai permen caramel dengan kemasan edible film sehingga memudahkan dalam mengonsumsi. Tingkat permintan lebih tinggi ndaripada penawaran yang ada di Indonesia Ancaman (threath) Bersaing dengan pesaing yang sudah cukup lama terjun baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri Munculnya pesaing-pesaing baru yang ingin ikut bersaing Studi kelayakan pada aspek pemasaran mencakup 3 kajian : Penentuan segmen, target dan posisi produk pada pasar Pada pabrik kita segmen dan target mengacu pada anak-anak hingga dewasa dan masyarakat menengah sedangkan posisi produk dipasaran cukup bagus karena tidak belum banyak memiliki pesaing Kajian untuk mengetahui hal-hal utama dari konsumen potensial Sikap, prilaku dan kepuasan konsumen akan produk permen caramel yang lainnya memiliki minat yang besar karena permen caramel bagi konsumen dijadikan salah satu yang sangat diminati terutama anak-anak. Dilihat dari hasil kuisoner yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu, permen caramel yang kita produksi banyak disukai dan daya terima konsumen cukup tinggi. Menentukan strategi, kebijakan dan program pemasaran Untuk kebijakan dan program pemasaran kita menggunakan sistem on-line dan kemitraaan dengan pusat perbelanjaan modern dan tradisional serta menggunakan media elektronik dan cetak sebagai jalur promosi produk. Keputusan Strategi yang dilakukan adalah melihat kondisi kami sebagai sebuah perusahaan yang baru akan didirikan dan akan bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang telah lama bersaing, maka kami memutuskan untuk menggunakan beberapa strategi guna menjangkau segmen pasar yang menjadi target kami. Strategi yang akan digunakan yaitu: 1. Strategi Product Differentiation Strategi ini dipilih karena dari segi produk yang kami tawarkan, produk kami berbeda dengan yang ada di pasaran, tidak hanya sekedar permen caramel yang ditawarkan akan tetapi kemasan caramel yang unik dengan edible film sehingga dapat memudahkan mengonsumsinya. Bahan dasar produk kami memang susu tetapi kami mendesainnya dan menjadikannya minuman kopi yang rasanya tidak terlalu manis bahkan sedikit ada rasa mint sehingga bagi yang tidak begitu suka manisnya permen caramel, akan suka begitu mencoba produk kami. 2. Strategi Reaktif & Proaktif Strategi ini digunakan untuk menghadapi mereka yang telah menjadi market leader, kami akan menggunakan strategi reaktif, yaitu mengikuti jejak mereka yang telah menjadi market leader akan tetapi kami akan mengkombinasikan dengan strategi praoktif yaitu selalu mencari terobosan baru dengan produk-produk baru yang unik dan mampu bersaing. Dengan menerapkan sistem ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi) 3. Startegi By-pass Attack Mencari terobosan baru dengan menghasilkan produk-produk baru yang mampu bersaing dengan produk yang telah beredar di pasaran. Kami menghadapi persaingan dengan cara mempertahankan pelanggan yang ada serta mencari pelanggan yang baru, sehingga untuk menarik pelanggan, setiap bulannya kami menegeluarkan produk caramel dengan rasa dan kemasan yang baru dan unik yang akan dimodifikasi dan didesain oleh ide-ide dari para R and D. Aspek Teknis dan Produksi Deskripsi Produk dan Proses Produksi Mesin dan teknologi yang digunakan Lokasi Usaha Disain Proses Bisnis Ada sejumlah proses bisnis yang dilaksanakan oleh Jankar Shop. Pada bagian ini akan dijelaskan secara rinci proses bisnis yang berlaku. Pihak eksternal yang terlibat dalam proses bisnis di jankar adalah: 1. Pelanggan/Customer. Pelanggan jankar shop yang datang untuk membeli produk dan mendapatkan pelayanan. 2. Pemasok/Supplier (bahan baku, perlengkapan dan peralatan). Perusahaan atau individu yang menyediakan bahan, peralatan, dan barang-barang untuk diolah atau dipakai. Tata Letak (Layout) Pabrik Tata letak (layout) yang kami gunakan adalah berdasarkan line produksi (arah proses produksi), Design tata letak pabrik Jankar ini dibuat sesuai hubungan keterkaitan dan kerelevanan antara satu fasilitas kerja yang satu dengan yang lainnya dan dikelompokkan ke dalam departemen yang terkait. Hubungan letak antara penerimaan bahan baku dan penyimpanan bahan baku dengan ruang produksi pengolahan digambarkan dalam derajat keterkaitan dinyatakan absolut (2) yang menunjukkan bahwa letak antar kegiatan yang satu harus saling berdekatan dengan kegiatan yang lain dan bersebelahan. Kegiatan tersebut harus saling berdekatan dan bersebelahan dikarenakan pada saat distribusi, bahan-bahan selama dalam transportasi akan cepat mengalami kerusakan baik fisik maupun kimiawi. Oleh karena itu, saat bahan baku setelah diterima kemudian dengan cepat masuk de dalam ruang penyimpanan (ruang pendingin) untuk meminimalisir kerusakan. Bahan baku yang akan diproduksi juga harus segera masuk ke dalam ruang produksi agar cepat untuk diolah untuk menjadi bahan jadi. Hal tersebut sama halnya bersifat absolut yaitu antara produksi dengan pencetakan dan pengemasan, produksi dengan pencetakan dan pengemasan. Bahan jadi akan segera dikemas dan diletakkan ke dalam ruangan penyimpanan bahan jadi. Letak penyimpanan bahan jadi harus dekat pula dengan pengiriman agar memudahkan dalam pengangkutan. Hubungan antara kegiatan tersebut yang bersifat absolut yang sesuai dengan tujuan dan prinsip dasar menurut Risnayadi dkk. (2008) yaitu perencanaan tata letak pabrik yang berbunyi “prinsip jarak perpindahan bahan yang paling minimal”. Departemen penerimaan dan pengiriman harus memiliki lokasi sedekat mungkin dengan fasilitas transportasi yang menuju dan keluar pabrik. Menurut Risnayadi dkk. (2008), umumnya lokasi untuk perkantoran ini disediakan di depan bangunan pabrik guna mempermudah orang luar (tamu) berkunjung. Hal tersebut sesuai dengan perencanaan pabrik pengolahan keripik bayam yang letak kantor berada didepan dekat dengan parkir. Tata letak perkantoran yang baik seharusnya diawali dengan penetapan fungsi dan metode kerja yang diharapkan dari departemen tersebut, personalia yang ditugaskan untuk melaksanakan masing-masing fungsi, dan hubungan antar masing-masing fungsi atau tugas yang ada. Hubungan letak antara penerimaan bahan baku dengan penyimpanan bahan jadi, penyimpanan bahan baku dengan penyimpanan bahan jadi dan penyimpanan bahan jadi dengan QA termasuk dinyatakan kedalam ordinary yang menunjukkan letak antar kegiatan tidak harus saling berdekatan. Derajat keterkaitan yang dinyatakan kedalam ordinary, letaknya jangan terlalu berjauhan karena proses kegiatan tersebut saling mendukung walaupun secara tidak langsung dan berfungsi untuk mempermudah kegiatan. Ruang Produksi berada di sentral pabrik. Hal ini akan mendatangkan keuntungan seperti : Memudahkan pengawasan keluar masuknya barang Memudahkan aktivitas supervisi Biaya operasi akan lebih murah Memberikan service yang lebih baik dan cepat (Risnayadi dkk., 2008). Letak produksi dirancang pula letaknya dekat dengan loker sehingga saat pekerja akan memasuki ruang produksi sudah memakai baju pekerja yang dilengkapi dengan sarung tangan dan perlengkapan lainnya. Letak maintenance dengan ruang produksi bersifat extraimportant yang menunjukkan bahwa letak kegiatan berdekatan. Hal tersebut dikarenakan saat produksi mengalami kendala, operator yang berada di ruang maintenance segera mengambil tindakan untuk memperkecil kerusakan yang terjadi di ruang produksi. Maintenance diletakkan berdekatan dengan departemen produksi dengan dibuat batas pemisah yang kelihatan jelas sehingga tidak banyak orang yang tidak berkepentingan akan keluar masuk area ini (Risnayadi dkk., 2008). Hubungan letak ruangan antara ruang maintenance dengan pengiriman, ruang rapat, QA, penyimpanan bahan jadi, penerimaan bahan baku, kantin, parkir, loker, kantor dan mushola bersifat unimportant karena kegiatan-kegiatan tersebut tidak berhubungan langsung dengan produk yang akan dibuat permen karamel. Ruang maintenance dengan gudang besifat important yang menunjukkan bahwa letak antar kegiatan cukup berdekatan agar cepat untuk penanganan kerusakan dengan mengambil alat di gudang. Penanganan limbah dalam Physical Plant Service Departement memiliki hubungan keterkaitan letak yang bersifat ordinary antar kegiatan tidak harus saling berdekatan antara maintenance dan gudang serta bersifat unimportant antara penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan baku, produksi, penyimpanan bahan jadi, dapur, QA dan pengiriman. Hal tersebut dikarenakan kegiatan penangan limbah tidak berhubungan langsung dengan produk. Letak gudang bersifat penting terhadap maintenance karena gudang merupakan tempat untuk penyimpanan peralatan-peralatan yang dibutuhkan oleh departemen maintenance. Gudang dengan penanganan limbah dan Maintenance terhadap penanganan bersifat biasa saja dan tidak perlu saling berdekatan karena tidak memiliki hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Manajemen Persedian Bahan Baku dan Barang Jadi Bahan baku permen caramel adalah susu dimana bahan baku susu ini langsung diambil dari pemasok sehingga bahan baku fresh. Manajemen Persedian bahan baku di kontrol dengan adanya gudang raw material sedangkan untuk barang jadi kita menggunakan manajemen persediaan independen dimana sifat permintaan bahan baku tidak tergantung pada produksi barang lain. Pada manajemen persediaan bahan aku dan barang jadi memiliki kelayakan yaitu dengan penentuan jumlah order berdasarkan model Operation Research (RO), memiliki safety stock dengan adanya gudang sampling, adanya ineventory system, serta materials requirment planning yaitu perencanaan material. Pengawasan Kualitas Produk Pengawasan kualitas produk permen caramel ini yaitu dengan menggunakan sistem QC & QA selain itu adanya ruang sampling yang merupakan ruang dimana produk disimpan dan dilihat perubahannya selama penyimpanan, sehingga apabila produk dipasaran terjadi suatu permasalahan pabrik/produsen tidak ragu untuk memeriksa produk tersebut karena terdapat pada ruang sampling. Pengawasan kualitas dilakukan agar produk permen caramel yang kita hasilkan memiliki kualitas yang baik sehingga apabila terjadi penurunan kualitas maka peningkatan/perbaikan kualitas akan segera dilakukan sehingga mencapai tingkat yang lebih baik daripada sebelumnya. 6.1.3. Aspek Manajemen a. Struktur Organisasi Terdiri dari manajer, wakil manajer, staff pendukung manajer, project engineering, contract administrator, project controller, supervisor, koordinator produksi, quality assurance supervisor, research and development supervisor, bagian pemasaran, dan akuntan. b. Rekrutmen dan Seleksi Tahap rekrutmen dan seleksi secara umum yang akan diberlakukan di Jankar shop antara lain: 1. Pembuatan Informasi Lowongan Kerja Melalui Media 2. Menyampaikan pelamaran. Pada tahap ini, pelamar menyampaikan berkas lamaran secara lengkap sesuai permintaan perusahaan. Berkas lamaran itu nantinya akan diteliti bersama berkasberkas dari pelamar lain. 3. Seleksi administrasi 4. Pemanggilan untuk wawancara. Pada tahap ini, pelamar dipanggil untuk mengikuti wawancara dan terkadan juga psikotes. 5. Pengisian formulir untuk wawancara seleksi. Pelamar mengisi formulir yang diberikan pada saat tahap 2 diatas. Lembar isian formulir itu dibawa pada saat wawancara ke-2. 6. Wawancara yang kedua atau wawancara seleksi. Jika wawancara yang pertama bersifat umum, maka yang kedua bersifat khusus, yaitu sesuai pilihan pekerjaan yang diisikan pada formulirr yang dibagikan. Pada tahap ini, ditanyakan tentang orang yang memberi “refernsi” rekomendasi atau sesuatu informasi yang lain. Wawancara ini dapat dilakukan oleh satu orang atau lebih. 7. Seleksi kompetensi bagi pekerja non administratif. Pada tahap ini, pelamar diseleksi atas dasar kompetensinya melakukan suatu pekerjaan yang dipilihnya sendiri, dan dilihat keterampilannya. Penilaian ada pada pimpinan bagian yang memerlukan dan dilakukan di laboratorium atau tempat kerja. Bagi yang tidak diseleksi secara kompetensi, tinggal menunggu hasil wawancara. 8. Keputusan diterima atau tidak, berdasar seleksi. Pada saat ini, secara transparan pelamar diberi tahu bahwa ia diterima atau tidak dengan pemberitahuan melalui telepon, surat ataupun email. 9. Registerasi pegawai pasca seleksi. Pada tahap ini, mereka yang diterima segera melapor pada manajemen dan segera masuk ke unit-unit kerja, setelah diserahkan pada pimpinan bagian bersangkutan dan manajemen. 10. Penempatan pada unit-unit kerja. Pada tahap ini, pelamar sudah resmi menjadi pegawai dan dipekerjakan di unit kerjanya, sudah mendapat jadwal, job list, dan berbagai alat kerja lain, termasuk pakaian kerja. 11. Form evaluasi kerja 12. Pengembagan SDM/Pelatihan 13. Sistem kompensasi 14. Ketentuan tentang Pemutusan Hubungan Kerja 29 c. Sistem Informasi Manajemen Untuk mengorganisir antar bagian agar berkinerha secara efektif dan efisien, manajemen perlu menyiapkan sistem aplikasi pembantu (Software) komputer. Aplikasi yang akan digunakan antara lain: Inventory control Aplikasi yang digunakan untuk mengawasi dan mencatat perubahan stok barang. Aplikasi ini menggunakan RDBMS dengan MS Access 2003 dan berjalan pada operating system Windows seven. Sistem penggajian karyawan dan data karyawan Aplikasi ini digunakan sebagai sistem penggajian karyawan dan data karyawan. Software yang digunakan adalah Zahir Accounting Standard. Aplikasi keuangan Aplikasi ini digunakan untuk menghitung keuntungan, termasuk pembayaran pajak. Software yang digunakan adalah Zahir Acocounting Standard. Office Automation Aplikasi untuk menunjang kebutuhan sehari-hari operasional, seperti membuat surat, membuat spreadsheet, dsb menggunakan MS Office. Email System Aplikasi untuk menunjang kebutuhan sehari-hari untuk korespondens. Perencanaan proyek Pembuatan Rencana proyek Rencana proyek yang dibuat dalam pabrik kami secara bottom-up yaitu dilakukan dengan cara memberikan gambaran situasi dan kondisi yang dihadapi organisasi termasuk mengenai misi, tujuan, sasaran dan sumber daya yang dimiliki oleh pimpinan, kemudian memberikan kewenangan kepada manajemen ditingkat bawahnya untuk menyusun perencanaan. Fungsi perencanaan Fungsi perencanaan pabrik kami antara lain dapat memenuhi kebijakan umum, dapat memenuhi kebutuhan pasar akan produk permen karamel, mendatangkan keuntungan yang besar dengan sumber daya yang ada. Jangka waktu pelaksanaan Perencanaan proyek yang kami lakukan merupakan perencanaan jangka menengah berkisar 3-5 tahun kedepan yaitu perencanaan hasil pemecahan dari perencanaan jangka panjang yang disesuaikan dengan prioritas. Tingkatan manajer Perusahaan kami memilih tingkatan manajemen bersifat perencanaan operasional/fungsional yaitu perencanaan yang berfungsi untuk memperjelas makna suatu strategi utama dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik dan berjangka pendek, memiliki program-program kerja yang diimplementasikan dalam bentuk kegiatan usaha sehari-hari. Program kerja Perusahaan kami menerapkan program kerja dengan teknik PERT (Program Evaluation and Review Technique). Pada teknik ini mempunyai tiga dasar yang penting yaitu perencanaan dalam penjadwalan kerja, pengangaran dan penggunaan tenaga kerja, pengorganisasian, dan pengendaliannya. PERT dibuat dengan dua langkah penting yaitu pembuatan daftar kegiatan beserta urutan kerjanya. Anggaran Untuk mendapatkan hasil atau rincian anggaran maka perlu menggunakan suatu sistem anggaran. Sistem anggaran yang digunakan pada perusahaan kami yaitu sistem anggaran tradisional yang dibuat atau disusun berdasarkan jenis pengeluarannya. Oleh karena itu kita harus memperhitungkan anggaran produksi, bahan baku, tenaga kerja, biaya Overhead pabrik, variabel, modal, piutang dan kas. Semua nggaran perusahaan kami dapat dilhat pada aspek keuangan pada 2.1.5. Pengorganisasian Pengoragnisasian dalam perusahaan kami yaitu Penggerakkan (actuating) dan Pengendalian (Controlling) yaitu berdasarkan rencana proyek yang dilakukan yaitu bottom-up. Oleh karena itu, pengorganisasian penggerakkan yaitu pimpinan, staf dan pelaksana proyek bekerjasama dengan adanya pengendalian yaitu mencegah penyimpanan proyek, perbaiki dari penyimpangan, dan melakukan pengawasan. 6.1.4. Aspek Sumber Daya Manusia Aspek sumber daya manusia pada organisasi penggerakkan kami mengkualifikasi praktisi pada bidak teknik pengolahan pangan, ekonomi, teknik industri dan teknik mesin. Sedangkan untuk organisasi pengendalian kita membutuhkan sumber daya manusia yang berada disekitar wilayah pabrik. 6.1.5. Aspek Keuangan Aspek keuangan pabrik kami yaitu dana investasi yang didapatkan dari modal bersama para pendiri pabrik, dari para investor yang ingin menanamkan sahamnya, serta kreditur bank. Sangat diperlukan perhitungan cermat berbagai aspek keuangan meliputi kebutuhan dana, sumber dana, aliran kas, analisis sensitivitas, penilaian rencana proyek melalui metode PI; NPV; IRR; PP; dan BEP, penentuan leasing atau pembelian aktiva tetap dan pemilihan prioritas proyek. 6.2. Aspek Eksternal Proyek 6.2.1. Aspek Politik, Ekonomi dan Sosial Aspek politik, ekonomi dan sosial terhadap pabrik ini mengacu kepada lingkungan sekitar pabrik. Ekonomi dan sosial berbanding lurus dengan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dengan membantu warga sekitar menjadi sumber daya pekerja pada pabrik yang kami dirikan. 6.2.2. Aspek Lingkungan Industri Aspek lingkungan industri pabrik ini adalah kompetisi dari lingkungan luar selama pabrik berdiri, yaitu saingan bisnis yang sejenis, barang pengganti produk yang kami pasarkan, pendatang baru yang menhasilkan produk serupa, kekuatan tawar menawar pembeli, dan kekuatan tawar menawar pemasok. 6.2.3. Aspek Yuridis (legalitas) Aspek yuridis pabrik kami yaitu segala prosedur yang berkaitan dengan izin atau berbagai persyaratan lain yang harus terlebih dahulu dipenuhi. Dokumen-dokumen perusahaan yang perlu diteliti keabsahan, kesempurnaan dan keasliannya meliputi badan hukum, perizinan lokasi, perizinan usaha, sertifikat tanah maupun dokumen pendukung lainnya. 6.2.4. Aspek Lingkungan Hidup Aspek lingkungan industri yang diperhatikan dalam pabrik kami adalah terhadap limbah yang dihasilkan. Pada pabrik ini, kami mengusahakan limbah yang dihasilkan dapat diolah kembali seperti kulit kacang hijau ataupun lainnya sehingga sesuai dengan ketentuan AMDAL yang harus dipatuhi . KESIMPULAN Permen karamel susu atau hoppies adalah sejenis permen yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar susu. Prinsip pembuatan permen karamel susu berdasarkan atas reaksi karamelisasi, yaitu reaksi kompleks yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dari gula menjadi bentuk amorf yang berwarna coklat gelap. Material yang dipilih oleh pabrik permen karamel jankar adalah stainless steel merupakan salah satu jenis baja dengan logam induk besi. Pemilihan lokasi pabrik yang digunakan untuk produk permen karamel “Jankar” adalah Metode Kualitatif (Ranking Procedure). Penentuan skala prioritas pada lokasi pabrik terdiri dari primer dan sekunder. hanisahyulianda: 4. Departemen-departemen Kerja pada Pabrik Permen Karamel “Jankar (Jajanan Karamel) adalah Departemen PPIC (Production, Planning, Inventory, Control), Departemen Produksi, Departemen Office, Departemen warehouse Dari segi aspek pemasaraan, pabrik kami sudah memenuhi syarat kelayakan pabrik, hanya saja kekurangannya pabrik jauh dari sumber bahan baku. Dari segi aspek teknik dan teknologi pabrik kami sudah memenuhi syarat kelayakan pabrik. Dari segi aspek manajemen dari pabrik kami sudah memenuhi syarat kelayakan pabrik. Dari segi aspek sumber daya manusia pabrik kami sudah memenuhi syarat kelayakan pabrik. Dari segi aspek keuangan pabrik kami sudah memenuhi syarat kelayakan pabrik. Dari segi aspek politik, ekonomi dan sosial, aspek lingkungan industri, aspek yudiris, dan aspek lingkungan hidup, pabrik kami sudah memenuhi syarat kelayakan pabrik. DAFTAR PUSTAKA Anonima. 2012. Steam Jacket Mixer Available: http://www.dhimanindia.com/toffee.htm (diakses 13 Desember 2012) Anonimb. 2012. Batch Roller Machine. Available: http://www.esuppliersindia.com/pragati-engineering/batch-roller-machine-pr287745-sCATALOG-swf.html (diakses 13 Desember 2012) Anonimc.2012. Wrapping Machine Available: http://machinerytradeleads.com/tag/candy-wrapping-machines (diakses 13 Desember 2012) Hooper, J.H. 1998. Confectionary Packaging Equipment. Aspen Publishers. Risnayadi, H., B. Nurhadi, E. Mardwati. 2008. Perancangan Pabrik Pengolahan Pangan. Widya Padjadjaran, Bandung. 8 7 9 5 10 4 3 6 2 1 1 2 3 7 5 8 9 6 4 10