[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

Arsitektur Lingkungan

UNIVERSITAS DWIJENDRA FAKULTAS TEKNIK ARSITEKTUR Mata Kuliah : Arsitektur Lingkungan NamaMahasiswa : Haqqi Jati Kurniawan No NIM : 013.101.0.007 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Yang telah memberikan rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan paper ini dengan baik. Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah berkenan membantu dalam penyusunan makalah ini, di antaranya pada . 1. Dicky Setiawan,ST yang senantiasa membimbing dalam penyusunan paper ini. 2. Teman-teman yang senantiasa memberikan semangat dalam penyusunan paper. 3. Semua pihak yang sudah berkenan membantu penyusunan makalah ini, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Saya menyadari, bahwa di dalam penyusunan paper ini masih banyak kekurangan.Untuk itu saya berharap adanya saran dan kritikan demi penyempurnaan makalah ini.Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat.Amin. Denpasar , 5Oktober 2013 Haqqi Jati Kurniawan DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah 1.2 Permasalahan BAB II PEMBAHASAN 2.1 Penerapan Green Architecture 2.2 Penerapan Green Architecture pada projects BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 2.2 Saran BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Permasalahan lingkungan khususnya pemanasan global menjadi topic permasalahan yang mencuat akhir-akhir ini. Dalam dunia arsitektur muncul fenomena sick building syndrome yaitu permasalahan kesehatan dan ketidaknyamanan karena kualitas udara dan polusi udara dalam bangunan yang ditempati yang mempengaruhi produktivitas penghuni, adanya ventilasi udara yang buruk, dan pencahayaan alami yang kurang. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, misalnya: emisi ozon, mesin fotocopy , polusi dari perabot dan panel kayu, asap rokok, dsb. Menurut World Health Organisation (WHO), 30% bangunan gedung di dunia mengalami masalah kualitas udara dalam ruangan. Untuk itu muncul adanya konsep Green architecture atau yang sering dikenal Arsitektur Hijau Seringkali kita mendengar istilah tersebut , tetapi, sebenarnya apa yang dimaksud dengan konsep Green architecture atau yang sering dikenal Arsitektur Hijau dan bagaimana untuk mewujudkan sebuah bangunan yang agar tercemin dengan konsep itu ? Green architecture atau arsitektur hijau merupakan desain yang mempertanggungjawabkan kelestarian dari lingkungan sekitar dan mempunyai konstruksi yang ramah lingkungan. Green Architecture tidak melulu hanya mengitegrasikan fasad bangunan yang hijau dan banyak tanaman tetapi membangun sebuah bangunan yang berkelanjutan maksudnya adalah bangunan hemat energi dan ramah lingkungan. Selain karna adanya pemanasan global, penciptaan atau inovasi energi yang terbaru juga menjadi latar belakang timbulnya konsep green architecture. Sampai pada akhirnya timbul konsep Green Building. Gedung Hemat Energi atau dikenal dengan sebutan green building terus digalakkan pembangunannya sebagai salah satu langkah antisipasi terhadap perubahan iklim global. Dengan konsep hemat energy yang tepat, konsumsi energi suatu gedung dapat diturunkan hingga 50%, dengan hanya menambah investasi sebesar 5% saat pembangunannya. ”Dengan hanya menambah 5% dari biaya pembangunan gedung biasa, konsumsi energi gedung dapat diturunkan hingga 50%.” Green Building dibangun dengan perencanaan energy modern. Selain dari sisi desain yang dipertimbangkan untuk meminimalkan masuknya sinar matahari sehingga mengurangi penggunaan beban Air Conditioner (AC), pada atap gedung bisa dipasang panel surya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam gedung. Beberapa sudut pandang dapat dipertimbangkan dalam perencanaan tersebut diantaranya adalah aspek Passive Design, Active Design, Gambar 1 . Salah satu bangunan yang menggunakan konsep Green Architecture Green Mall, Jepang Sumber : Internet , 2014 Gambar 2 . Salah satu bangunan yang menggunakan konsep Green Architecture Chicago Green City , Amerika Serikat Sumber : Internet , 2014 1.2 PERMASALAHAN Penerapan Green Architecture sebagai upaya pencapai Sustainable Architecture merupakan studi untuk mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai makna penerapan Green Architecture yang timbul sebagai ekspresi bangunan. Yang sering menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara menerapkan perencanaan bangunan sejak awal berdasarkan konsep green architecture ? Bagaimana mendesain sebuah bangunan yang 'green' sekaligus memiliki estetika bangunan yang baik ? Karena bisa saja bangunan memiliki fasilitas yang mendukung konsep green, namun ternyata secara estetika terlihat kurang menarik. Dalam hal ini, peran arsitek menjadi penting. Bagaimana konsep terapan green architecture dapat mendukung konsep arsitektur berkelanjutan ? BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENERAPAN GREEN ARCHITECTURE 2.1) Memiliki Konsep High Perfomance Building & Earth Friendly. 2.1a. Dapat dilihat dari dinding bangunan, terdapat kaca di beberapa bagiannya. Fungsinya adalah untuk menghemat penggunaan elektrisiti untuk bangunan terutama dari segi pencahayaan dari lampu. 2.1b. Menggunakan energi alam seperti angin, sebagai penyejuk lingkungan. 2.1c. Bahan-bahan bangunan yang digunakan cenderung ramah pada lingkungan seperti keramik dengan motif kasar pada lantai untuk mengurangi pantulan panas yang dihasilkan dari dinding yang berkaca. 2.1d. Kolam air disekitar Bangunan berfungsi selain dapat memantulkan sinar lampu, juga dapat mereduksi panas matahari sehingga udara tampak sejuk dan lembab. 2.2) Memiliki Konsep Sustainable Pembangunannya sangat di konsepkan, menelaah lahan lingkungan wilayah yang sangat terbatas, dengan konsep alamiah dan natural, dipadukan dengan konsep teknologi tinggi, bangunan ini memungkinkan terus bertahan dalam jangka panjang karena tidak merusak lingkungan sekitar yang ada. 2.3) Memiliki Konsep Future Healthly. 2.3a. Dapat dilihat dari beberapa tanaman rindang yang mengelilingi bangunan, membuat iklim udara yang sejuk dan sehat bagi kehidupan sekitar, lingkungan tampak tenang, karena beberapa vegetasi dapat digunakan sebagai penahan kebisingan. 2.3b. Dinding bangunan curtain wall dilapisi alumunium dapat berguna untuk UV protector untuk bangunan itu sendiri. Tentunya ini semua dapat memberi efek positif untuk kehidupan. 2.3c. Pada bagian atap gedung, terdapat tangga untuk para pengguna yang akan menuju lantai atas. Ini dapat meminimalisasi penggunaan listrik untuk lift atau eskalator. 2.3d. Tentu lebih menyehatkan, selain sejuk pada atap bangunan terdapat rumput yang digunakan sebagai green roof, pengguna juga mendapatkan sinar matahari. 2.4) Memiliki Konsep Climate Supportly. Dengan konsep penghijauan, sangat cocok untuk iklim yang masih tergolongtropis (khatulistiwa). Pada saat penghujan, dapat sebagai resapan air, dan pada saat kemarau, dapat sebagai penyejuk udara. 2.5) Memiliki Konsep Esthetic Usefully. Penggunaan green roof pada kampus ini, selain untuk keindahan dan agar terlihat menyatu dengan alam, juga dapat digunakan sebagai water catcher sebagi proses pendingin ruangan alami karena sinar matahari tidak diserap beton secara langsung. Ini juga menurunkan suhu panas di siang hari dan sejuk di malam hari untuk lingkungan sekitarnya. Desainnya yang melengkung digunakan agar penyerapan matahari oleh kulit bangunan dapat di minimalisasikan. 2.2 PENERAPAN GREEN ARCHITECTURE PADA PROJECTS 2.21 . Penerapan pencahayaan alamiah pada arsitektur bangunan Studi kasus “Gedung The Interlace Residential Building di Singapura” Rumusan Masalah : 2.2.1.1 . Apa yang dimaksud dengan pencahayaan alamiah ? 2.2.1.2 . Apa yang dimaksud Arsitektur bangunan ? 2.2.1.3 . Tentang The Interlace Residential . 2.22 . Latar Belakang 2.2.1 Pencahayaan ilmiah adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurangkurangnya 1/6 dari pada luas lantai. 2.2.2 . Arsitektur bangunan adalah seni dalam mendirikan bangunan termasuk didalamnya segi perencanaan, konstruksi, dan penyelesaian dekorasinya; sifat atau bentuk bangunan; proses membangun; bangunan dan kumpulan bangunan 2.2.3 . The Interlace adalah Gambar 3 . Bangunan yang menggunakan konsep Green Architecture The Interlace Residential Building di Singapura Sumber : Internet , 2014 The Interlace, salah satu perkembangan perumahan terbesar dan paling ambisius di Singapura, menyajikan pendekatan baru yang radikal untuk hidup kontemporer di lingkungan tropis. Di desain oleh Ole Scheeren, mitra OMA , The Interlace mengadopsi tipologi perumahan baru yang melepaskan diri dari terisolasi, menara apartemen vertikal standar Singapura. Kompleks skala besar mengambil pendekatan yang lebih luas dan saling berhubungan untuk hidup melalui ruang komunal yang diintegrasikan ke greenbelt sekitarnya subur. Tiga puluh satu blok apartemen, masing-masing berdiri di enam lantai tinggi dan identik panjang, ditumpuk dalam susunan heksagonal untuk membentuk delapan halaman terbuka dan permeable besar. Formasi yang ditumpuk memungkinkan cahaya dan udara mengalir melalui arsitektur dan lanskap sekitarnya. dikembangkan oleh CapitaLand dan Hotel Properties Limited, The Interlace mencakup 170.000 m² dari luas lantai kotor dan akan rumah 1.040 unit apartemen dengan ukuran berbeda. . Gambar 4 . Bangunan yang menggunakan konsep Green Architecture The Interlace Residential Building di Singapura Sumber : Internet , 2014 2.23 . Penerapan konsep Green Architecture pada The Interlace Terlihat bahwa pada gambar bangunan disamping The Interlace menggunakan pola segi enam atau heksagonal yang ditumpuk bersusun ke atas . Dengan menggunakan pola heksagonal ini memungkinkan seluruh ruangan yang ada pada bangunan tersebut mendapat pencahayaan alami yang maksimal disetiap sisi sisi nya Pemilihan material pada The interlace ini dengan dapat dilihat dari dinding bangunan, terdapat kaca besar di semua bagiannya. Fungsinya adalah untuk menghemat penggunaan elektrisiti untuk bangunan terutama dari segi pencahayaan dari lampu yang merupakan salah satu penerapan konsep Green Architecture karena material kaca merupaka material yang tembus cahaya. Serta pemilihan warna cat ( putih ) di semua dinding dinding The Interlace dengan maksud warna putih dapat memantulkan sinar panas yang diterima oleh bangunan itu sendiri sehingga akan berakibat penghematan dalam pemakaian Air Conditioner ( AC ) BAB III PENUTUP 3.1 . KESIMPULAN Green Architecture ialah sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal. Konsep ‘Green Building’ atau bangunan hijau mengacu pada struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup bangunan , dari penentuan tapak sampai desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi pembongkaran. The Interlace adalah salah satu bangunan yang masuk jajaran 10 terbaik dalam menerapkan konsep Green Architecture atau bangunan hijau karena The Interlace didesain untuk menciptakan suatu desa modern yang baru dalam menghadapi himpitan lahan yang ada dengan cara memaksimalkan tanpa merusak lingkungan sekitar . Dari perencanaan pola hingga pemilihan segala material diperlihatkan betul agar konsep yang digunakan masuk kedalam bangunan The Interlace ini . DAFTAR PUSAKA Agenda 21 Sektoral. Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta, 2001. Heinz Frick, Seri Eko Arsitektur I, Penerbit Kanisius, Jakarta, 1998. www.google.com