Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
range titik leleh larutan dapat menentukan murni atau tidaknya suatu zat yang diuji ..
Apabila suatu zat dilarutkan dalam suatu pelarut, maka sifat larutan itu berbeda dari sifat pelarut murni. Contohnya, larutan urea yang berbeda sifat dengan air murni biasa. Sifat-sifat larutan yang ada, seperti rasa, warna, pH, dan kekentalan bergantung pada jenis dan konsentrasi zat yang terlarut. Pengaruh jenis zat ya ng terlarut kecil sekali sejauh zat yang terlarut itu tergolong nonelektrolit dan tidak mudah menguap. Sedangkan sifat-sifat yang tiak bergantung pada jenis zat yang terlarut tetapi hanya pada konsentrasi partikelnya disebut dengan sifat-sifat koligatif suatu larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak tergantung dari jenis zat terlarut. Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat koligatif itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan elektrolit tidak sama dengan jumlah larutan non elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Pada larutan nonelektrolit seperti gula, sifat-sifat koligatif berbanding lurus dengan molalitas larutan menurut hukum Raoult dan Henry. Larutan elektrolit memperlihatkan penurunan titik beku lebih besar. Dalam larutan elektrolit terurai menjadi ion-ion sehingga molalitas pertikel menjadi bertambah. Meskipun jumlah partikel dalam larutan elektrolit bertambah besar, tetapi perubahan sifat-sifat koligatif larutan tidak sebanding dengan perhitunagn jumlah partikel. Hal ini disebabkan terjadinya gaya tarik menaik antarionik. Ion-ion yang bermuatan positif tidak sepenuhnya merupakan satuan-satuan bebas. Setiap ion positif dari larutan akan dikelilingi oleh ion negatif, begitu pula sebaliknya. Sifat koligatif adalah sifat yang disebabkan oleh kebersamaan jumlah partikel dan bukan ukurannya. Zat terlarut mempengaruhi sifat larutan dan besar pengaruh itu bergantung pada jumlah partikel. Sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan berat molekul dari zat terlarut. Penurunan titik beku dari suatu larutan,T f berbanding lurus dengan konsentrasi molal (m) dari suatu larutan. Setiap pelarut mempunyai konstanta tertentu yang Besarnya penurunan tiitk beku larutan begantung pada konsentrasi zat terlarut. Semakin berat larutan, maka semakin rendah titk bekunya dan perubahannya hampir sebanding dengan perubahan konsentrasi. Penurunan titik beku juga bergantung pada jumlah pertikel zat terlarut dalam larutan.
Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Titik beku larutan lebih rendah dari pada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama dari pada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda. Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang). Seperti yang kita tahu bahwa titik beku pelarut murni berada pada suhu 0 o C, tapi dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0 o C lagi, melainkan akan turun menjadi dibawah 0 o C, dan inilah yang dimaksud sebagai " penurunan titik beku ". Dalam percobaan ini akan diteliti tentang perubahan titik beku pelarut murni (air suling/aquades), NaCl dan Urea, serta mencoba membuktian bahwa titik beku Urea akan lebih rendah dibandingkan aquades dan NaCl. 2.
berisi mengenai hasil laporan Praktikum Kimia Orgamik tentang Distilasi dan Titik Didih, dimulai dari tujuan, teori dasar, alat bahan, sampai pada kesimpulan
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Death in Ba`ja. Sepulchral Identity and Symbolism in an Early Neolithic Community of the Transjordanian Highlands. Household and Death in Ba`ja 2, edited by Marion Benz, Julia Gresky, Christoph Purschwitz and Hans Georg K. Gebel. bibliotheca neolithica Asiae meridionalis et occidentalis. 2024. Be...
Empirical Data and Thanatological Perspectives on Ba`ja’s Late PPNB Sepulchral Environments: a Synthesis2024 •
International Research Journal on Advanced Science Hub
Design and Development of Delivery Robot for Commercial Purpose2015 •
Frontiers in Immunology
Understanding the role of membrane cholesterol upon Epstein Barr virus infection in astroglial cells2023 •
Pontificia Universidad Católica del Perú
Ontología(s) política(s) : entre el posfundacionalismo y el vitalismo2018 •
Journal of Physics: Conference Series
Diabetic Retinopathy Identification using Deep Believe Network2019 •
International Journal of Molecular Sciences
Late Inflammation Induced by Asbestiform Fibers in Mice Is Ameliorated by a Small Molecule Synthetic Lignan2021 •
Sleep Science
Insufficient Sleep Syndrome: Is it time to classify it as a major noncommunicable disease?2018 •
Journal of The Japanese Association for Petroleum Technology
Cenozoic non-marine source rocks and sedimentary basins in China2005 •