[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

SMP IPS

SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 MATERI PELATIHAN GURU IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMP ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2013 Pendahuluan| i SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Diterbitkan oleh: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 Copyright © 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendahuluan| ii SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt, Kurikulum 2013 secara terbatas mulai dilaksanakan tahun 2013 pada sekolah-sekolah yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan secara selektif. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya untuk merespon berbagai tantangan tantangan internal dan eksternal. Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan. Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan tantangan internal dan eksternal yang di bidang pendidikan pendidikan. Karena itu, implementasi Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan. Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Mudah-mudahan implementasi Kurikulum 2013 ini bisa berjalan dengan baik. Akhirnya, kepada semua pihak yang telah mendedikasikan dirinya dalam mempersiapkan Kurikulum 2013, saya mengucapkan banyak terima kasih. Semoga bermanfaat untuk mencerdaskan bangsa Indonesia. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh Pendahuluan| iii SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Bahan Ajar Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Modul bahan ajar ini merupakan bahan ajar wajib dalam rangka pelatihan calon instruktur, guru inti, dan guru untuk memahami Kurikulum 2013 dan kemudian dalam proses pembelajaran di sekolah. Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakannya. Pada Tahun Ajaran 2013/2014, Kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas untuk Kelas I dan IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtida’iyah (SD/MI), Kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Kelas X Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA/MAK).Pada Tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai dengan Kelas XII. Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga guru dan tenaga kependidikan lainnya sebagai pelaksana kurikulum di lapangan perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas. Pada tahun 2013 pelatihan akan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala sekolah SD/SMP/SMA/SMK, dan guru Kelas I dan IV SD, guru Kelas VII SMP untuk 9 mata pelajaran, dan guru Kelas X SMA/SMK untuk 3 mata pelajaran. Guna menjamin kualitas pelatihan tersebut, maka BPSDMPK dan PMP telah menyiapkan 14 Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, sesuai dengan kelas, mata pelajaran, dan jenjang pendidikan. Modul ini diharapkan dapat membantu semua pihak menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif kepada pejabat dan staf di jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan tinggi, konsultan, widyaiswara, pengawas, kepala sekolah, dan guru yang terlibat di dalam penyusunan modul-modul tersebut di atas. Jakarta, Juni 2013 Kepala Badan PSDMPK-PMP Syawal Gultom NIP. 19620203 198703 1 002 Pendahuluan| iv SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 DAFTAR ISI SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI GAMBARAN STRUKTUR MATERI PELATIHAN BAGIAN I PENDAHULUAN A. Tujuan Umum Pelatihan B. Indikator Umum Ketercapaian Tujuan C. Kompetensi Inti Peserta yang Harus Dicapai D. Hasil Kerja Peserta Selama Pelatihan E. Tahapan, Nara Sumber, dan Peserta Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, untuk Guru, Kepala Sekolah, F. dan Pengawas G. Penilaian H. Panduan Narasumber dan Fasilitator I. Kode Etik Narasumber J. Panduan Penggunaan Materi Pelatihan Kurikulum 2013 K. Sistematika Modul BAGIAN II SILABUS PELATIHAN A. Silabus Materi Pelatihan 0: Perubahan Mindset B. Silabus Materi Pelatihan 1: Konsep Kurikulum 2013 C. Silabus Materi Pelatihan 2: Analisis Materi Ajar D. Silabus Materi Pelatihan 3: Model Rancangan Pembelajaran E. Silabus Materi Pelatihan 4: Praktik Pembelajaran Terbimbing BAGIAN III MATERI PELATIHAN A. Materi Pelatihan 0: Perubahan Mindset B. Materi Pelatihan 1: Konsep Kurikulum 2013 1.1 Rasional 1.2 Elemen Perubahan Kurikulum 1.3 SKL, KI, dan KD 1.4 Strategi Implementasi Kurikulum 2013 C. Materi Pelatihan 2 : Analisis Materi Ajar 2.1Konsep Pembelajaran IPS 2.2 Konsep Pendekatan Scientific 2.3 Model-model Pembelajaran 2.3 Konsep Penilaian Autentik 2.4 Analisis Buku Guru dan Siswa D. Materi Pelatihan 3 : Model Rancangan Pembelajaran 3.1 Penyusunan RPP 3.2 Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar E. Materi Pelatihan 4 : Praktik Pembelajaran Terbimbing 4.1 Simulasi Pembelajaran 4.2 Peer Teaching F Pendampingan iii Iv V Vi 1 2 2 3 3 3 5 6 6 7 7 9 11 13 15 20 27 31 37 37 63 67 74 83 115 121 134 135 170 236 250 262 265 298 302 305 314 Pendahuluan| v SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 GAMBARAN STRUKTUR MATERI PELATIHAN GURU IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGIAN 1: PENDAHULUAN BAGIAN 2: SILABUS A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. Tujuan Umum Pelatihan Indikator Umum KetercapaianTujuan Kompetensi Inti Peserta yang Harus Dicapai Hasil Kerja Peserta Selama Pelatihan Tahapan, Narasumber, dan Peserta Pelatihan Struktur Pelatihan Penilaian Panduan Narasumber dan Fasilitator Kode Etik Narasumber Panduan Penggunaan Materi Pelatihan Sistematika Materi Pelatihan A. B. C. D. E. Silabus Perubahan Mindset Silabus Konsep Kurikulum 2013 Silabus Analisis Materi Ajar Silabus Model Rancangan Pembelajaran Silabus Praktik Pembelajaran Terbimbing A. Materi Pelatihan 0: Perubahan Mindset B. Materi Pelatihan 1: Konsep Kurikulum 2013 1.1 Rasional 1.2 Elemen Perubahan 1.3 SKL, KI, KD 1.4 Strategi Implementasi BAGIAN 3: MATERI PELATIHAN C. Materi Pelatihan 2: Analisis Materi Ajar 2.1 Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu 2.2 Konsep PendekatanScientific 2.3 Model-model Pembelajaran 2.4 Konsep Penilaian Autentik pada Proses danHasil Belajar 2.5 Analisis Buku Guru dan Buku SIswa D. Materi Pelatihan 3: Model Rancangan Pembelajaran 1.1 Penyusunan RPP 1.2 Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar E. Materi Pelatihan 4: Praktik Pembelajaran Terbimbing 4.1 Simulasi Pembelajaran 4.2 Peer Teaching F. Pendampingan Pendahuluan| vi SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 BAGIAN I PENDAHULUAN Pendahuluan| 1 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 BAGIAN I PENDAHULUAN Modul Pelatihan ini disiapkan untuk digunakan para Narasumber Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 sesuai dengan kelas, mata pelajaran dan jenjang pendidikan. Narasumber yang dimaksudkan adalah Narasumber Nasional, Instruktur Nasional, Guru Inti, Kepala Sekolah Inti, dan Pengawas Sekolah Inti. Modul ini memberi panduan bagi para pengguna mengenai (1) Tahapan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013; (2) Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013; (3) Panduan Narasumber; (4) Panduan Penilaian; (5) Bahan/Materi Pelatihan untuk masing-masing Mata Pelatihan. Bahan/Materi Pelatihan yang dimaksud meliputi hand-out, lembar kerja/worksheet, bahan tayang baik dalam bentuk slide power point maupun rekaman video. Sesuai dengan Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP) telah menetapkan jenjang atau tahapan pelatihan, sasaran pelatihan, dan struktur pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk tahun kalender 2013. A. Tujuan Umum Pelatihan Tujuan Umum Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut. 1. Guru mampu melaksanakan tugas sesuai dengan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian Kurikulum 2013. 2. Kepala sekolah mampu mengerahkan sumber daya yang dimiliki dalam rangka menjamin keterlaksanaan implementasi Kurikulum 2013. 3. Pengawas sekolah mampu memberikan bantuan teknis secara benar kepada sekolah dalam mengatasi hambatan selama implementasi Kurikulum 2013. B. Indikator Umum Ketercapaian Tujuan Hasil monitoring dan evaluasi implementasi Kurikulum 2013 pada akhir Tahun Ajaran 2013/2014, menunjukkan di bawah ini. 1. Tujuh puluh persen (70%) guru kelas I, IV, VII, X mampu melaksanakan tugas sesuai dengan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian Kurikulum 2013. 2. Tujuh puluh persen (70%) sekolah pelaksana Kurikulum 2013 tidak mengalami hambatan biaya, sarana, sumber daya manusia, dan kebijakan sekolah. 3. Tujuh puluh persen (70%)sekolah pelaksana Kurikulum 2013 mendapatkan bantuan secara benar dari pengawas sekolah selama implementasi Kurikulum 2013. Pendahuluan| 2 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 C. Kompetensi Inti Peserta yang Harus Dicapai Berdasarkan Indikator Ketercapaian Tujuan, maka berikut ini kompetensiinti yang harus dicapai peserta setelah mengikuti pelatihan. 1. Memiliki sikap yang terbuka untuk menerima Kurikulum 2013. 2. Memiliki keinginan yang kuat untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013. 3. Memiliki pemahamanyang mendalam tentang Kurikulum 2013 (rasional, elemen perubahan, SKL, KI dan KD, serta strategi implementasi). 4. Memiliki keterampilan menganalisis keterkaitan antara Standar Kompetensi Kelulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Buku Guru, dan Buku Siswa. 5. Memiliki keterampilan menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada Kurikulum 2013. 6. Memiliki keterampilan mengajar dengan menerapkan pendekatan Scientificsecara benar. 7. Memiliki keterampilan mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning, Project Based Learning, dan Discovery Learning. 8. Memiliki keterampilan melaksanakan penilaian autentik dengan benar. 9. Memiliki keterampilan berkomunikasi lisan dan tulis dengan runtut, benar, dan santun. D. Hasil Kerja Peserta Selama Pelatihan Setelah selesai mengikuti pelatihan, guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah mampu mewujudkan hasil kerja secara kolektif berikut ini. 1. Analisis SKL, KI, KD untuk jenjang dan mata pelajaran sesuai beban tugasnya, selama 1 semester. 2. Analisis buku siswa dan buku guru untuk jenjang dan mata pelajaran sesuai beban tugasnya, selama 1 semester. 3. Contoh RPP untuk jenjang dan mata pelajaran sesuai beban tugasnya, selama 1 semester. 4. Contoh instrumen penilaian untuk jenjang dan mata pelajaran sesuai beban tugasnya, selama 1 semester. E. Tahapan, Narasumber, dan Peserta Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Sasaran akhir dari pelatihan ini adalah guru, kepala sekolah dan pengawas. Mengingat jumlah sasaran akhir pelatihan sangat besar dan sebaran sasaran akhir pelatihan sangat luas, maka pelatihan ini menerapkan strategi pelatihan bertahap atau berjenjang. Tahapan atau jenjang pelatihan, narasumber yang akan bertugas, serta sasaran peserta dapat dijelaskan pada diagram berikut ini. Pendahuluan| 3 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Narasumber: Narasumber Nasional PELATIHAN INSTRUKTUR NASIONAL Peserta: Instruktur Nasional Narasumber: Instruktur Nasional Narasumber: Instruktur Nasional Narasumber: Instruktur Nasional PELATIHAN GURU INTI PELATIHAN KEPALA SEKOLAH INTI PELATIHAN PENGAWAS INTI Peserta: Guru Inti Peserta: Kepala Sekolah Inti Peserta: Pengawas Inti Narasumber: Guru Inti Narasumber: Kepala Sekolah Inti Narasumber: Pengawas Inti PELATIHAN GURU KELAS/MAPEL PELATIHAN KEPALA SEKOLAH PELATIHAN PENGAWAS Peserta: Guru Kelas/Mapel/BK Peserta: Kepala Sekolah Peserta: Pengawas Diagram 1. Tahapan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahapan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat pada diagram 1 di atas. Diagram tersebut menunjukan terdapat 3 tahap pelatihan yaitu:Pelatihan Tingkat Nasional, Tingkat Provinsi, dan Tingkat Kabupaten/Kota. Secara keseluruhan terdapat 7 jenis pelatihan, yakni: Pelatihan Instruktur Nasional, Pelatihan Guru Inti, Pelatihan Kepala Sekolah Inti, Pelatihan Pengawas Inti, Pelatihan Guru Kelas/ Mapel, Pelatihan Kepala sekolah, dan Pelatihan Pengawas. Pendahuluan| 4 Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMP F. Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, untuk Guru, Kepala Sekolah, dan PengawasSekolah Tabel 1: Struktur Pelatihan Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah No 0. SD/MI PERUBAHAN MINDSET SMP/MTs Kelas I Kelas IV IPA IPS Lainnya SMA/SMK /MA 2 2 2 2 2 2 MateriPelatihan 1. KONSEP KURIKULUM 2013 4 4 4 4 4 4 1.1 1.2 1.3 1.4 Rasional Elemen Perubahan SKL, KI dan KD Strategi Implementasi 0,5 0,5 2 1 0,5 0,5 2 1 0,5 0,5 2 1 0,5 0,5 2 1 0,5 0,5 2 1 0,5 0,5 2 1 2. ANALISIS MATERI AJAR 12 12 12 12 12 12 2.1 Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu Konsep Pembelajaran IPA Terpadu Konsep Pembelajaran IPS Terpadu Konsep Pendekatan Scientific Model Pembelajaran 2 2 2.2 2.3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2.4 Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar 2 2 2 2 2 2 2.5 Analisis Buku Guru dan Buku Siswa (Kesesuaian, Kecukupan, dan Kedalaman Materi) 6 6 4 4 6 6 3. MODEL RANCANGAN PEMBELAJARAN 8 8 8 8 8 8 3.1 3.2 Penyusunan RPP Perancangan Penilaian Autentik 5 3 5 3 5 3 5 3 5 3 5 3 4. PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING 22 22 22 22 22 22 4.1 4.2 Simulasi Pembelajaran Peer Teaching 8 14 8 14 8 14 8 14 8 14 8 14 PENDAMPINGAN 2 2 2 2 2 2 TES AWAL DAN TES AKHIR 2 2 2 2 2 2 TOTAL 52 52 52 52 52 52 Pendahuluan| 5 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 G. Penilaian Seusai pelatihan, panitia pelatihan akan mengumumkan hasil penilaian peserta. Penilaian meliputi tiga ranah yaitu: 1. sikap 2. pengetahuan, dan 3. keterampilan Penilaian autentik diterapkan di dalam pelatihan ini. Metode penilaian yang diterapkan di dalam penilaian ini meliputi: 1. 2. 3. 4. tes awal; tes akhir; portofolio; dan pengamatan. Setiap calon instruktur nasional, guru inti, kepala sekolah inti, dan pengawas inti dinyatakan lulus apabila mencapai nilai 75 dan memiliki kewenangan untuk melatih. H. Panduan Narasumber dan Fasilitator Narasumber memainkan peran yang sangat penting untuk menjadikan suatu pelatihan yang menarik dan menyenangkan. Jumlah narasumber yang akan bertugas sebanyak 3 (tiga) orang selama proses pelatihan. Narasumber membagi tugas secara bersama-sama dengan prinsip keadilan. Ketika seorang narasumber bertugas memberikan materi pelatihan, maka narasumber lainnya berperan sebagai fasilitator yang membantu dalam menyiapkan perangkat pelatihan, memberikan penjelasan tambahan, dan melakukan penilaian kepada peserta. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang narasumber adalah berikut ini. 1. Memahami isi modul sesuai bidang yang ditugaskan. 2. Melaksanakan pelatihan sesuai dengan modul dan mematuhi urutan dalam skenario pelatihan yang telah disusun. 3. Memberikan contoh panutan bagi peserta, baik dalam hal disiplin, berperilaku, cara memberikan pertanyaan, cara memberikan umpan balik, memberikan motivasi, maupun penguasaan materi pelatihan. 4. Memanggil nama peserta untuk mengurangi ketegangan. 5. Mengurangi penjelasan definisi, menjawab pertanyaan, dan memberikan konfirmasi, tetapi wajib melibatkan peserta secara aktif dalam mencari, menggali data, menganalisis alternatif temuan, memecahkan masalah, mengambil keputusan atau simpulan. 6. Memotivasi peserta untuk mengambil kesimpulan sendiri, menanyakan argumentasinya mengapa peserta mengambil simpulan itu, menguatkan dan menekankan simpulan itu. 7. Memberikan kesempatan yang sama kepada semua peserta baik laki-laki maupun perempuanyang memiliki keterbatasan berbicara, yang minoritas, yang pendiam, yang tua, dan sebagainya. Pendahuluan| 6 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 8. Mengaktifkan peserta untuk menjawab pertanyaan peserta lain. 9. Menghindari hal-hal berikut ini. a. b. c. d. e. Menjawab pertanyaan yang tidak dipahami maksudnya. Menjawab pertanyaan yang tidak diketahui jawabnya. Menjawab pertanyaan yang tidak perlu dijawab. Terpancing dalam perdebatan dengan peserta yang dapat mengakibatkan habisnya waktu. Berperan sebagai orang yang serba tahu. 10. Mengajukan pertanyaan yang dapat dijawab peserta sesering mungkin (jangan pertanyaan yang sulit dijawab atau terlalu mudah dijawab peserta). Tugas Narasumber yang Berperan sebagai Fasilitator 1. Menyiapkan alat, sumber, dan media belajar yang diperlukan. 2. Membagi bahan pelatihan kepada peserta sesuai haknya. 3. Melaksanakan penilaian terdiri atas: tes awal, tes akhir, dan penilaian proses, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 4. Mencatat kehadiran peserta sebagai bagian dari bahan penilaian. 5. Menyerahkan laporan tertulis setiap selesai melakukan pelatihan. I. Kode Etik Narasumber Setiap fasilitator pelatihan wajib menyetujui dan menerapkan kode etik berikut ini. 1. Menghormati kebijakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait dengan implementasi Kurikulum 2013. 2. Mengacu pada prinsip-prinsip andragogi dalam bersikap dan berperilaku. 3. Menjaga kerahasiaan semua alat penilaian yang akan digunakan. 4. Memberlakukan peserta secara adil dan tidak diskriminatif. 5. Melakukan penilaian secara objektif. J. Panduan Penggunaan Materi Pelatihan Kurikulum 2013 Jenis bahan dan lembar kerja untuk masing-masing materi pelatihan dapat dilihat berikut ini. Beberapa dokumen pelatihan digunakan sebagai acuan untuk beberapa materi pelatihan sebagaimana tercermin dalam pengkodean bahan pelatihan. Pendahuluan| 7 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tabel 2. Daftar dan Pengkodean Materi Pelatihan NO. 0. MATERI PELATIHAN PERUBAHAN MINDSET Bahan Tayang 1. Tantangan Indonesia dalam Abad ke-21 PPT-0.1 KONSEP KURIKULUM 2013 Video Bahan Tayang Hand-Out Tayangan Paparan Kurikulum 2013 oleh Mendikbud Perubahan Mindset PPT-1.1 Rasional dan Elemen Perubahan PPT-1.2 SKL, KI, KD PPT-1.3 Strategi Implementasi PPT-1.4 Naskah Kurikulum 2013 SKL, KI, dan KD Lembar Kerja/Rubrik 2. KODE V-1.1 HO-1.1/1.2/1.4 HO-1.3/2.1/ 2.5/3.1/3.2 Contoh Analisis Keterkaitan antara SKL, KI, dan KD HO-1.3 Analisis Keterkaitan SKL, KI, KD LK-1.3 Pembelajaran IPA/IPS Terpadu V-2.1/4.1 ANALISIS MATERI AJAR Video Model-model Pembelajaran Bahan Tayang Konsep Pembelajaran IPA/IPS Terpadu PPT-2.2-1 Model Pembelajaran Project Based Learning PPT-2.3-1 Model Pembelajaran Problem Based Learning PPT-2.3-2 Model Pembelajaran Discovery Learning PPT-2.3-3 SKL, KI, dan KD Konsep Pembelajaran IPA/IPS Terpadu PPT-2.4 PPT-2.5 HO-1.3/2.1/ 2.5/3.1/3.2 HO-2.1 Konsep Pendekatan Scientific HO-2.2-1 Contoh Penerapan Pendekatan scientific dalam Pembelajaran IPA/IPS Terpadu HO-2.2-2 Model Pembelajaran Project Based Learning HO-2.3-1 Model Pembelajaran Problem Based Learning HO-2.3-2 Model Pembelajaran Discovery Learning HO-2.3-3 Konsep Penilaian Autentik Lembar Kerja/Rubrik PPT-2.1 Konsep Pendekatan Scientific Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar Analisis Buku Guru dan Siswa Hand-Out V-2.3 Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran IPA/IPS Terpadu Perancangan Model Keterpaduan pada Pembelajaran IPA/IPS Analisis Buku Guru Analisis Buku Siswa Rubrik Perancangan Model Keterpaduan pada Pembelajaran IPA Rubrik Penilaian Hasil Analisis Buku Guru dan Siswa HO-2.4 HO-2.4/3.2 LK-2.1 LK-2.5-1 LK-2.5-2 R-2.1 R-2.5 Pendahuluan| 8 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 NO. 3. MATERI PELATIHAN MODEL RANCANGAN PEMBELAJARAN Bahan Tayang Hand-Out Rambu-rambu Penyusunan RPP Mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan Scientific Panduan Tugas Menelaah Rancangan Penilaian pada RPP yang Telah Dibuat SKL, KI, dan KD Rambu-rambu Penyusunan RPP Mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan Scientific Contoh RPP IPA/IPS Terpadu Lembar Kerja/Rubrik 4. KODE Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran IPA/IPS Terpadu Telaah RPP Rubrik Penilaian Telaah RPP PPT-3.1-1 PPT-3.2 HO-1.3/2.1/ 2.5/3.1/3.2 HO-3.1-1 HO-3.1-2 HO-2.3/3.2 LK-3.1/3.2 R-3.1/3.2 PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING Video Video Pembelajaran IPA/IPS Terpadu V-2.1/4.1 Bahan Tayang Strategi Pengamatan Tayangan Video PPT-4.1 Panduan Tugas Praktik Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Peer-Teaching Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Lembar Kerja/Rubrik Analisis Pembelajaran pada Tayangan Video PPT-4.2-1 PPT-4.2-2 LK-4.1 Rubrik Penilaian Analisis Pembelajaran pada Tayangan Video Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran LK-4.2 Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran R-4.2 R-4.1 Keterangan: V : Video PPT : Powerpoint Presentation HO : Hand-Out LK : Lembar Kerja R : Rubrik Catatan Pengkodean: 1. PPT-1.3 artinya bahan presentasi ini digunakan saat menyampaikan Materi Pelatihan 1 (Konsep Kurikulum), Submateri 3 (SKL,KI,KD) 2. HO-1.3/2.1/2.4/3.1/3.2 artinya hand-out ini digunakan sebagai acuan untuk beberapa materi pelatihan yaitu sebagai berikut: - Materi Pelatihan 1, submateri 3; - Materi Pelatihan 2, submateri 1 dan 4; - Materi Pelatihan 3, submateri 1 dan 2. K. Sistematika Modul Modul pelatihan implementasi kurikulum ini dibagi dalam tiga bagian berikut ini. Bagian I : Pendahuluan Bagian II : Silabus Pelatihan Bagian III : Materi Pelatihan Pendahuluan| 9 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Silabus Pelatihan| 10 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 BAGIAN II SILABUS Silabus Pelatihan| 11 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 BAGIAN II: SILABUS PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 JENJANG: SMP/MTs MATA PELAJARAN: ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013 Silabus Pelatihan| 12 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SILABUS PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 A. MATERI PELATIHAN: ALOKASI WAKTU: JENJANG: MATA PELAJARAN: NO 0.1 SUBMATERI PELATIHAN Tantangan Indonesia dalam Abad ke21 0. PERUBAHAN MINDSET 2 JP (@ 45 MENIT) SMP/MTs ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN INDIKATOR KEGIATAN PELATIHAN 1. Memiliki sikap yang terbuka untuk menerima Kurikulum 2013 1. Menunjukan sikap terbuka terhadap perubahan. 1. Tanya jawab tentang tantangan Indonesia dalam Abad ke-21. 2. Memiliki keinginan yang kuat untuk mengimpleme ntasikan Kurikulum 2013. 2. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan pelatihan. 2. Curah pendapat membandingkan antara berpikir berbasis kendala (constraintbased thinking) dengan berpikir berbasis kesempatan (opportunity- PENILAIAN ASPEK TEKNIK Sikap Terbuka untuk menerima dan mengimpleme ntasikan Kurikulum 2013. Pengamatan BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN Lembar Pengamatan Sikap JENIS Bahan Tayang DESKRIPSI Tantangan Indonesia dalam Abad ke-21 (PPT-0.1) Silabus Pelatihan| 13 WAKTU (JP) 2 SMP NO Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SUBMATERI PELATIHAN KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN INDIKATOR KEGIATAN PELATIHAN PENILAIAN ASPEK TEKNIK BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN JENIS DESKRIPSI based thinking) 3. Mendiskusikan cara baru dalam belajar. 4. Mendiskusikan 6 pendorong utama teknologi pendidikan yang harus diperhatikan 5. Tanya jawab tentang tantangan pendidikan tinggi Silabus Pelatihan| 14 WAKTU (JP) SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SILABUS PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 B. MATERI PELATIHAN: ALOKASI WAKTU: JENJANG: MATA PELAJARAN: NO 1.1 SUBMATERI PELATIHAN Rasional 1. KONSEP KURIKULUM 4 JP (@ 45 MENIT) SMP/MTs ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN Memahami secara utuh rasional Kurikulum 2013. INDIKATOR KEGIATAN PELATIHAN 1. Menerima rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan masa depan. 1. Mengamati dan menyimak tayangan paparan tentang Kurikulum 2013 oleh Mendikbud. 2. Menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan masa depan. 2. Menyimak dan melakukan tanya jawab tentang paparan rasional Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan kurikulum di Indonesia. PENILAIAN ASPEK TEKNIK Sikap Menerima latar belakang alasan perubahan Kurikulum 2013. Pengamatan Pengetahuan Memahami secara utuh rasional kurikulum 2013 . Tes Tertulis BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN Lembar Pengamatan Sikap Tes Objektif Pilihan Ganda JENIS DESKRIPSI 1. Video Tayangan Paparan Kurikulum 2013 oleh Mendikbud (V-1.1) 2. Bahan Tayang Rasional Kurikulum 2013 (PPT-1.1) 3. Hand-out Naskah Kurikulum 2013 (D-1.1/1.2/1.4) Silabus Pelatihan| 15 WAKTU (JP) 0,5 SMP NO Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SUBMATERI PELATIHAN KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN INDIKATOR 3. Menjelaskan permasalahan Kurikulum 2006 (KTSP). 4. Mengidentifikasi kesenjangan kurikulum antara kondisi saat ini dengan kondisi ideal. 5. Menjelaskan alasan pengembangan kurikulum. 1.2 Elemen Perubahan Kurikulum 2013 Memahami secara utuh elemen perubahan Kurikulum 2013. 1. Menerima empat elemen perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI, Standar Proses, dan Standar Penilaian. 2. Menjelaskan empat elemen KEGIATAN PELATIHAN PENILAIAN ASPEK TEKNIK Sikap Menerima empat elemen perubahan Kurikulum 2013 Pengamatan Pengetahuan Memahami elemen perubahan Kurikulum Tes Tertulis BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN JENIS DESKRIPSI WAKTU (JP) 3. Menyimpulkan rasional Kurikulum 2013 yang mencakup permasalahan kurikulum 2006 (KTSP), kesenjangan kurikulum antara kondisi saat ini dengan kondisi ideal, serta alasan pengembangan kurikulum. 1. Menyimak dan melakukan tanya jawab tentang empat elemen perubahan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan kurikulum. 2. Menyimpulkan Lembar Pengamatan Sikap Tes Objektif Pilihan Ganda 1. Bahan Tayang Elemen Perubahan Kurikulum 2013 (PPT-1.2) 2. Hand-out Naskah Kurikulum 2013 (D-1.1/1.2/1.4) Silabus Pelatihan| 16 0,5 SMP NO Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SUBMATERI PELATIHAN KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN INDIKATOR perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI, Standar Proses, dan Standar Penilaian. KEGIATAN PELATIHAN PENILAIAN ASPEK TEKNIK empat elemen perubahan Kurikulum 2013. 2013 dan hubungannya dengan kompetensi yang dibutuhkan pada masa depan. 1. Menyimak paparan SKL, KI, dan KD. Sikap Bekerja sama dalam kelompok dengan baik dan benar Pengamatan Keterampilan Terampil menganalisis keterkaitan SKL, KI, dan KD Penugasan BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN JENIS DESKRIPSI WAKTU (JP) 3. Menjelaskan empat elemen perubahan kurikulum dalam hubungannya dengan kompetensi yang dibutuhkan pada masa depan. 1.3 SKL, KI dan KD Memahami keterkaitan antara SKL, KI, dan KD pada Kurikulum 2013. 1. Bekerja sama dalam menganalisis keterkaitan SKL, KI, dan KD. 2. Menganalisis keterkaitan antara SKL, KI, dan KD. 2. Memberi contoh analisis keterkaitan SKL, KI, dan KD. 3. Menganalisis keterkaitan SKL, KI, dan KD Lembar Pengamatan Sikap Rubrik penilaian hasil analisis keterkaitan SKL, KI dan 1. Bahan Tayang SKL, KI, dan KD (PPT-1.3) 2. Hand-Out a. SKL, KI, dan KD (HO-1.3/ 2.1/2.5/ 3.1/3.2) b. Contoh Analisis Keterkaitan antara SKl, KI, dan KD Silabus Pelatihan| 17 2 SMP NO Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SUBMATERI PELATIHAN KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN INDIKATOR KEGIATAN PELATIHAN melalui diskusi kelompok pada format yang sudah disediakan (Tiap kelompok menganalisis keterkaitan SKL, KI, dan KD yang akan dijadikan dasar dalam membuat RPP) PENILAIAN ASPEK TEKNIK Pengetahuan Kemampuan memahami konsep SKL, KI, dan KD serta keterkaitan antara ketiga kompetensi tersebut. Tes Tertulis Sikap Berkomunikasi dengan bahasa yang santun, sistematis, dan komunikatif dalam meyampaikan Pengamatan BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN KD (R-1.3) Tes Objektif Pilihan Ganda JENIS DESKRIPSI WAKTU (JP) (HO-1.3) 3. Lembar Kerja Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD (LK-1.3 ) 4. Mempresentasi kan hasil diskusi kelompok. 5. Menilai hasil kerja kelompok lain. 1.4 Strategi Implementasi Kurikulum 2013 Memahami secara utuh strategi implementasi Kurikulum 2013. 1. Berkomunikasi dengan bahasa yang runtut dan komunikatif untuk mengidentifikasi elemen-elemen penting strategi implementasi Kurikulum 2013. 1. Diskusi kelas untuk mengidentifikasi elemen-elemen penting strategi implementasi Kurikulum 2013. 2. Merangkum dan menyimpulkan hasil diskusi Lembar Pengamatan Sikap 1. Bahan Tayang Strategi Implementasi Kurikulum (PPT-1.4) 2. Hand-out Naskah Kurikulum 2013 (D-1.1/1.2/1.4) Silabus Pelatihan| 18 1 SMP NO Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SUBMATERI PELATIHAN KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN INDIKATOR 2. Mengidentifikasi elemen-elemen penting strategi implementasi Kurikulum 2013. KEGIATAN PELATIHAN kelas. 3. Mengkomunikasi kan hasil diskusi kelas. PENILAIAN ASPEK TEKNIK BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN JENIS DESKRIPSI ide-ide. Pengetahuan Memahami elemenelemen penting strategi implementasi Kurikulum 2013. Tes Tertulis Tes Objektif Pilihan Ganda Silabus Pelatihan| 19 WAKTU (JP) SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SILABUS PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SILABUS MAATERI PELATIHAN: 2. ANALISIS MATERI AJAR C. MATERIPELATIHAN: ALOKASI WAKTU: JENJANG: MATA PELAJARAN: NO 2.1 SUBMATERI PELATIHAN Konsep Pembelajaran IPS Terpadu 2. ANALISIS MATERI AJAR 12 JP (@ 45 MENIT) SMP/MTs ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN Mendeskripsikan konsep pembelajaran IPS Terpadu PENILAIAN INDIKATOR 1. Menerima penerapan konsep pembelajaran IPS Terpadudi dan menghargai pendapat orang lain. 2. Menjelaskan konsep pembelajaran IPS Terpadu. 3. Merancang model KEGIATAN PELATIHAN 1. Mendiskusikan konsep pembelajaran IPS Terpadu. 2. Merancang model keterpaduan pada pembelajaran IPS. ASPEK TEKNIK Sikap Menerima penerapan konsep pembelajaran IPS Terpadu dan menghargai pendapat orang lain. Pengamatan Keterampilan Terampil merancang model keterpaduan Penugasan BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN Lembar Pengamatan Sikap Rubrik perancangan model keterpaduan pada JENIS DESKRIPSI 1. Bahan Tayang Konsep pembelajaran IPS Terpadu (PPT-2.1) 2. Hand out a. SKL, KI, dan KD (HO-1.3/ 2.1/2.5/ 3.1/3.2) b. Konsep pembelajaran IPS Terpadu (HO-2.1) 3. Lembar Kerja Perancangan model Silabus Pelatihan| 20 WAKTU (JP) 2 SMP NO Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SUBMATERI PELATIHAN PENILAIAN KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN INDIKATOR KEGIATAN PELATIHAN Konsep Pendekatan Scientific Mendeskripsikan konsep pendekatan scientific dalam pembelajaran IPS. 1. Menerima konsep pendekatan scientific dan menghargai pendapat orang lain. 1. Mengamati tayangan video pembelajaran IPS. 2. Menjelaskan konsep pendekatan scientific. 2. Mengkaji pendekatan scientific berdasarkan tayangan video melalui diskusi kelompok. 3. 3. Mendiskusikan contoh-contoh penerapan pendekatan scientific dalam enjelaskan penerapan pendekatan scientific dalam TEKNIK BENTUK INSTRUMEN JENIS Pengetahuan Konsep pembelajaran IPS Terpadu. Tes Tertulis Tes Objektif Pilihan Ganda Sikap Menerima konsep pendekatan scientific dan menghargai pendapat orang lain. Pengamatan Lembar pengamatan sikap Pengetahuan Konsep pendekatan scientific dan penerapannya dalam pembelajaran IPS. Tes tertulis DESKRIPSI WAKTU (JP) keterpaduan pada pembelajaran IPS (LK-2.1) pembelajaran IPS. (R-2.1) pada pembelajaran IPS. keterpaduan pada pembelajaran IPS. 2.2 ASPEK BAHAN PELATIHAN 1. Video Pembelajaran IPS (V-2.2/4.1) 2. Bahan Tayang a. Konsep pendekatan scientific (PPT-2.2-1) b. Contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran IPS (PPT-2.2-2) 3. Hand out a. Konsep pendekatan scientific (HO-2.2-1) b. Contoh Tes Objektif Pilihan Ganda Silabus Pelatihan| 21 2 SMP NO 2.3 Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SUBMATERI PELATIHAN Model Pembelajaran KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN Membedakan Model Pembelajaran Project Based Learning, Problem Based Learning, dan Discovery Learning. PENILAIAN INDIKATOR KEGIATAN PELATIHAN pembelajaran IPS. pembelajaran IPS. 1. Mengidentifikasi karakteristik model pembelajaran Project Based Learning. 2. Mengidentifikasi karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning. 3. Mengidentifikasi karakteristik model pembelajaran Discovery Learning. 1. Mengamati tayangan 3 jenis model pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based Learning, dan Discovery Learning). 2. Mengidentifikasi karakteristik 3 model pembelajaran. 3. Mengidentifikasi penerapan Pendekatan Scientific pada 3 model pembelajaran ASPEK TEKNIK BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN Sikap Menyadari manfaat penerapan tiga model pembelajaran Focus Group Discussion Panduan FGD Pengetahuan Karakteristik Project Based Learning, Problem Based Learning, dan Discovery Learning. Tes Tulis Tes Objektif Pilihan Ganda Keterampilan Menganalisis, membedakan, mengaitkan. Unjuk kerja Rubrik penilaian hasil kerja JENIS 1. Video DESKRIPSI penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran IPS (HO-2.2-2) Contoh Pembelajaran dengan 3 model pembelajaran (V-2.3) 2. Bahan Tayang a. Project Based Learning (PPT-2.3.1) b. Problem Based Learning (PPT-2.3-2) c. Discovery Learning (PPT-2.3-3) 3. Hand out a. Project Based Learning (HO-2.3.1) b. Problem Based Learning Silabus Pelatihan| 22 WAKTU (JP) 2 SMP NO Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SUBMATERI PELATIHAN PENILAIAN KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN INDIKATOR KEGIATAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN JENIS DESKRIPSI WAKTU (JP) (HO-2.3-2) c. Discovery Learning (HO-2.3-3) 2.4 Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar Mendeskripsikan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar 1. enerima penerapan konsep penilaian autentikdi sekolah/ madrasah dan menghargai pendapat orang lain. 2. Menjelaskan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar. 1. Menyajikan kegiatan interaktif untuk menyamakan persepsi tentang jenis dan bentuk penilaian autentik. 2. Mendiskusikan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar. Sikap Menerima penerapan konsep penilaian autentik di sekolah/ madrasah dan menghargai pendapat orang lain. Pengamatan Lembar pengamatan sikap Pengetahuan Konsep penilaian autentik pada pembelajaran IPS. Tes tertulis Tes Objektif Pilihan Ganda 1. Bahan Tayang a. Konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar (PPT-2.4) b. Contoh penerapan penilaian autentik pada pembelajaran IPS (PPT2.4/3.2) 2. Hand out a. Konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar (HO-2.4) b. Contoh penerapan penilaian autentik Silabus Pelatihan| 23 2 SMP NO 2.5 Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN SUBMATERI PELATIHAN Analisis Buku Guru dan Buku Siswa (Kesesuaian, Kecukupan, dan Kedalaman Materi) 1. Mengan alisis kesesuaian isi buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD. PENILAIAN KEGIATAN PELATIHAN INDIKATOR 1. Ketelitian dan keseriusan menganalisis kesesuaian buku guru dan siswa dengan SKL, KI, dan KD. 2. Mengidentifikasi kesesuaian isi buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD. 1. Peserta pelatihan menilai buku guru dan buku siswa. 2. Diskusi kelompok membahas hasil penilaian buku guru dan buku siswa. 3. Mencerma ti format analisis buku guru dan buku siswa.. ASPEK TEKNIK Sikap Teliti dan serius dalam bekerja baik secara mandiri maupun berkelompok. Pengamatan Keterampilan Terampil menganalisis buku guru dan siswa. Penugasan BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN Lembar pengamatan sikap Rubrik Penilaian Hasil Analisis Buku Guru dan Buku Siswa (R-2.5) JENIS 1. Bahan Tayang DESKRIPSI pada pembelajaran IPS (HO-2.4/3.2) Analisis buku guru dan buku siswa (PPT-2.5) 2. Hand-out SKL, KI, dan KD (HO-1.3/2.1/2.5/ 3.1/3.2) 3. Lembar Kerja a. Analisis Buku Guru (LK-2.5-1) b. Analisis Buku Siswa (LK-2.5-2) 4. Menganalisis kesesuaian buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD dalam diskusi kelompok. Silabus Pelatihan| 24 WAKTU (JP) 4 SMP NO Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN SUBMATERI PELATIHAN 2. 3. Mengan alisis buku guru dan buku siswa dilihat dari aspek kecukupan dan kedalaman materi. Mengua sai secara utuh materi, struktur, dan pola pikir keilmuan materi pelajaran. PENILAIAN KEGIATAN PELATIHAN INDIKATOR 3. Menganalisis kecukupan dan kedalaman materi buku guru dan buku siswa. 4. Menganalisis kesesuaian proses, pendekatan scientific, serta strategi evaluasi yang diintegrasikan dalam buku. 5. Menjelaskan secara utuh materi, struktur, dan pola pikir keilmuan materi pelajaran yang terdapat dalam buku siswa. 5. ASPEK TEKNIK BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN JENIS DESKRIPSI Mendeskri psikan kecukupan dan kedalaman materi buku guru dan buku siswa secara kelompok. 6. Menganalisis kesesuaian proses, pendekatan scientific, serta strategi evaluasi yang diintegrasikan dalam buku melalui diskusi kelompok. 7. Membaca isi materi, struktur, dan pola pikir keilmuan materi pelajaran yang terdapat dalam buku siswa melalui belajar mandiri. Silabus Pelatihan| 25 WAKTU (JP) SMP NO Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN SUBMATERI PELATIHAN 4. Mengua sai penerapan materi pelajaran pada bidang/ ilmu lain serta kehidupan sehari-hari. PENILAIAN INDIKATOR 6. Menerapkan materi pelajaran yang terdapat dalam buku guru dan buku siswa pada bidang/ ilmu lain serta kehidupan sehari-hari. KEGIATAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN JENIS DESKRIPSI 8. Membuat contoh-contoh penerapan materi pelajaran yang terdapat dalam buku guru dan buku siswa pada bidang/ ilmu lain serta kehidupan sehari-hari secara berkelompok. 9. Mempresentasi kan hasil analisis buku guru dan buku siswa (perwakilan kelompok). 5. Memaha mi strategi menggunakan buku guru dan buku siswa untuk kegiatan pembelajaran. 7. Menjelaskan strategi penggunaan buku guru dan buku siswa untuk kegiatan pembelajaran. 10. Menyimpulkan strategi penggunaan buku guru dan buku siswa untuk kegiatan pembelajaran. Silabus Pelatihan| 26 WAKTU (JP) SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SILABUS PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 D. MATERI PELATIHAN: ALOKASI WAKTU: JENJANG: MATA PELAJARAN: NO 3.1 SUBMATERI PELATIHAN Penyusunan RPP 3. MODEL RANCANGAN PEMBELAJARAN 8 JP (@ 45 MENIT) SMP/MTs ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN Menyusun RPP berbasis pendekatan scientific sesuai model pembelajaran IPS terpadu dengan mempertimbang kan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun intelektual PENILAIAN INDIKATOR KEGIATAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN 1. Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kreatif dalam menyusun RPP. 1. Peserta pelatihan menilai RPP yang dibawa oleh peserta lain. Sikap Tanggung jawab dan kreatif dalam menyusun RPP Pengamatan Lembar Pengamatan Sikap 2. Mengidentifikasi rambu-rambu penyusunan RPP. 2. Mendiskusikan rambu-rambu penyusunan RPP yang mengacu pada Standar Proses dan pendekatan scientific. Keterampilan Menyusun RPP yang mengacu pada Standar Proses dan pendekatan scientific Penugasan Rubrik Penilaian Telaah RPP (R-3.1/3.2) 3. Menyusun RPP Pengetahuan Tes Tertulis 3. Menyusun RPP Tes Objektif JENIS DESKRIPSI 1. Bahan Tayang a. Rambu-rambu penyusunan RPP mengacu pada Standar Proses dan pendekatan scientific (PPT-3.1-1) b. Panduan tugas telaah RPP (PPT-3.1-2) 2. Hand out a. SKL, KI, dan KD (HO1.3/2.1/2.5/ 3.1/3.2) Silabus Pelatihan| 27 WAKTU (JP) 5 SMP NO Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SUBMATERI PELATIHAN PENILAIAN KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN INDIKATOR yang sesuai dengan SKL, KI, dan KD; Standar Proses; dan pendekatan scientific. 4. enelaah RPP yang disusun kelompok lain KEGIATAN PELATIHAN yang sesuai dengan SKL, KI, dan KD; Standar Proses; dan pendekatan scientific secara berkelompok (terutama KD awal semester I) 4. Mendiskusikan format telaahRPP . ASPEK RPPyang menerapkan pendekatan scientific TEKNIK BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN JENIS DESKRIPSI b. Rambu-rambu penyusunan RPP mengacu pada Standar Proses dan pendekatan scientific (HO-3.1-1) c. Contoh RPP (HO-3.1-2) Pilihan Ganda 3. embar Kerja Telaah RPP (LK-3.1/3.2) 5. MenelaahRPP yang disusun kelompok lain sesuai format telaah RPP. 6. Merevisi RPP berdasarkan hasil telaah. 7. Mempresentasikan hasil RPP yang sudah direvisi (sampel) Silabus Pelatihan| 28 WAKTU (JP) SMP NO 3.2 Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SUBMATERI PELATIHAN KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar Merancang penilaian autentik pada proses dan hasil belajar PENILAIAN KEGIATAN PELATIHAN INDIKATOR 1. Menunjukkan sikap tanggung dan kreatif dalam menyusun rancangan penilaian autentik. 1. Mendiskusikan dan melakukan tanya jawab tentang penilaian autentik dalam bentuk tes dan nontes. 2. Mengidentifikasi kaidah perancangan penilaian autentik pada proses dan hasil belajar. 2. 3. Mengidentifikasi jenis dan bentuk penilaian pada proses dan hasil belajar sesuai karakteristik mata pelajaran IPS. endiskusikan tentang kaidah merancang penilaian autentik berbentuk tes dan nontes, termasuk portofolio. 3. engkaji penerapan penilaian autentik dalam pembelajaran IPS melalui contoh. ASPEK TEKNIK BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN Lembar Pengamatan Sikap Sikap Tanggung jawab dankreatif dalam menyusun rancangan penilaian autentik. Pengamatan Keterampilan Merancang penilaian autentik Penugasan Rubrik Penilaian Telaah RPP (R-3.1/3.2) Pengetahuan Penerapan penilaian autentik pada pembelajaran IPS. Tes Tertulis Tes Objektif Pilihan Ganda JENIS 1. ahan Tayang 2. Hand out DESKRIPSI a. Contoh penerapan penilaian autentik pada pembelajaran IPS (PPT-2.4/3.2) b. Panduan tugas menelaah rancangan penilaian pada RPP yang telah dibuat (PPT-3.2) a. SKL, KI, dan KD (HO1.3/2.1/2.5/ 3.1/3. b. Contoh penerapan penilaian autentik pada pembelajaran IPS (HO2.4/3.2) Silabus Pelatihan| 29 WAKTU (JP) 3 SMP NO Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SUBMATERI PELATIHAN KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN PENILAIAN KEGIATAN PELATIHAN INDIKATOR 4. Menelaah rancangan penilaian autentik pada proses dan hasil belajar yang ada dalam RPP. ASPEK TEKNIK BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN JENIS DESKRIPSI Telaah RPP 3. Lembar Kerja 4. (LK-3.1/3.2) Menelaah rancangan penilaian autentik pada RPP yang telah disusun. 5. Merevisi rancangan penilaian pada RPP yang telah disusun berdasarkan hasil telaah. 6. Mempresentasi kan rancangan penilaian proses dan hasil belajar yang sudah direvisi (sampel) Silabus Pelatihan| 30 WAKTU (JP) SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SILABUS PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 E. MATERIPELATIHAN: ALOKASI WAKTU: JENJANG: MATA PELAJARAN: NO 4.1 SUBMATERI PELATIHAN Simulasi Pembelajaran 4. PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING 22 JP (@ 45 MENIT) SMP/MTs ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific (mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta) dengan tetap memperhatikan karakteristik peserta didik PENILAIAN INDIKATOR 1. Ketelitian dan keseriusan dalam menganalisis simulasi pembelajaran. 2. Menganalisis simulasi pembelajaran melalui tayangan video pembelajaran. KEGIATAN PELATIHAN 1. Mengamati tayangan video pembelajaran 2. Melalui diskusi, menganalisis tayangan video pelaksanaan pembelajaran dengan fokus pada penerapan pendekatan scientificdan penilaian autentik. ASPEK TEKNIK Sikap Ketelitian dan keseriusan dalam menganalisis simulasi pembelajaran Pengamatan Keterampilan Menganalisis pembelajaran pada tayangan video. Penugasan Pengetahuan Tes Tertulis BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN Lembar Pengamatan Sikap Rubrik Penilaian Analisis pembelajaran pada tayangan video (R-4.1) JENIS DESKRIPSI 1. Video Pembelajaran IPS (V-2.2/4.1) 2. Bahan Tayang Strategi pengamatan video pembelajaran (PPT-4.1) 3. Lembar Kerja Analisis pembelajaran pada tayangan video (LK-4.1) Tes Objektif Silabus Pelatihan| 31 WAKTU (JP) 8 SMP NO Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SUBMATERI PELATIHAN PENILAIAN KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN INDIKATOR 3. Mengkonfirmasi penerapan pendekatan scientific dan penilaian autentik mengacu pada tayangan video pembelajaran. baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun, intelektual. 4.2 Peer Teaching Melaksanakan pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific (mengamati, KEGIATAN PELATIHAN 3. Merevisi RPP sehingga menerapkan pendekatan scientific dan penilaian autentik untuk kegiatan peer teaching. 4. Merevisi RPP sesuai dengan hasil analisis tayangan video pembelajaran. 1. 1. Menginformasik an panduan tugas praktik pelaksanaan pembelajaran melalui peer teaching. reatif dan komunikatif dalam melakukan peer teaching. ASPEK TEKNIK BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN JENIS DESKRIPSI WAKTU (JP) Pilihan Ganda Prinsipprinsip pendekatan scientific dan penerapan penilaian autentik dalam pembelajaran IPS. 5. Mempresentasi kan contoh RPP untuk kegiatan peer teaching. Sikap Kreatif dan komunikatif dalam melakukan peer teaching Pengamatan Penugasan Lembar Pengamatan Sikap Rubrik 1. Bahan Tayang a. 14 anduan tugas praktik pelaksanaan pembelajaran melalui peer teaching Silabus Pelatihan| 32 SMP NO Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SUBMATERI PELATIHAN KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta) dengan tetap memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun, intelektual. PENILAIAN INDIKATOR 2. Melaksanakan peer teaching yang menerapkan pendekatan scientific dan penilaian autentik menggunakan RPP yang telah disusun. KEGIATAN PELATIHAN 2. Menjelaskan garis besar instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran 3. Mempersiapkan pelaksanaan peer teaching berdasarkan RPP yang telah disusun. 4. Mempraktikkan pembelajaran melalui peer teaching secara individual. ASPEK TEKNIK BENTUK INSTRUMEN JENIS DESKRIPSI (PPT-4.2-1) b. Instrumen penilaian pelaksanaan penilaian pelaksanaan pembelajaran (R-4.2) Keterampilan Melaksanakan pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific. Pengetahuan Prinsipprinsip pendekatan scientific dan penerapan penilaian autentik dalam pembelajaran IPS. BAHAN PELATIHAN pembelajaran (PPT-4.2-2) 2. Lembar Kerja Tes Tertulis Tes Objektif Ganda Instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran (LK-4.2) 3. Menilai pelaksanaan peer teaching peserta lain. Silabus Pelatihan| 33 WAKTU (JP) SMP NO Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SUBMATERI PELATIHAN KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN PENILAIAN INDIKATOR KEGIATAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK BAHAN PELATIHAN BENTUK INSTRUMEN JENIS DESKRIPSI 5. Menilai kegiatan peer teaching menggunakan instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran 6. Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan peer teaching. Silabus Pelatihan| 34 WAKTU (JP) SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 BAGIAN III MATERI PELATIHAN 0. 1. 2. 3. 4. PERUBAHAN MINDSET KONSEP KURIKULUM 2013 ANALISIS MATERI AJAR MODEL RANCANGAN PEMBELAJARAN PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING IPS – SMP | 35 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 36 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 BAGIAN III MATERI PELATIHAN A. MATERI PELATIHAN 0: PERUBAHAN MINDSET IPS – SMP | 37 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 A. MATERI PELATIHAN 0: PERUBAHAN MINDSET a. KOMPETENSI Peserta pelatihan dapat: 1. Memiliki sikap yang terbuka untuk menerima Kurikulum 2013. 2. Memiliki keinginan yang kuat untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013. b. LINGKUP MATERI 1. Tantangan Indonesia dalam Abad ke-21 (Mengapa Kita Harus Berubah). 2. Berpikir Berbasis Kendala (Constraint-Based Thinking) dan Berpikir Berbasis Kesempatan (Opportunity Based) 3. Cara Baru dalam Belajar 4. Enam Pendorong Utama Teknologi Pendidikan yang Harus Diperhatikan. 5. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skill). c. INDIKATOR 1. Menunjukkan sikap menerima secara terbuka terhadap perubahan Kurikulum dalam rangka menghadapi tantangan Indonesia dalam Abad ke-21. 2. Menunjukkan sikap menghargai perubahan kurikulum. 3. Merespon secara positif terhadap cara baru dalam belajar. 4. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan materi pelatihan perubahan mindset. d. PERANGKAT PELATIHAN 1. Bahan Tayang: Tantangan Indonesia dalam Abad 21 (Mengapa Kita Harus Berubah) 2. ATK IPS – SMP | 38 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN MATERI PELATIHAN: ALOKASI WAKTU: JENJANG: MATA PELAJARAN: TAHAPAN KEGIATAN PERSIAPAN KEGIATAN PENDAHULUAN KEGIATAN INTI KEGIATAN PENUTUP PERUBAHAN MINDSET 2 JP (@ 45 MENIT) SMP/MTs IPS DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU Dilakukan dengan mengecek kelengkapan alat pembelajaran, seperti LCD Projector, Laptop, File, Active Speaker, dan Laser Pointer, atau media pembelajaran lainnnya. Pengkondisian Peserta Perkenalan Fasilitator menjelaskan nama, tujuan, kompetensi, indikator, alokasi waktu, dan skenario kegiatan pembelajaran materi pelatihan Konsep Kurikulum. Fasilitator memotivasi peserta, mengajak berdinamika agar saling mengenal, serius, semangat, dan bekerja sama saat proses pembelajaran berlangsung. Perubahan Mindset Tanya jawab tentang tantangan Indonesia dalam Abad ke-21 (mengapa kita harus berubah). Curah pendapat untuk membandingkan berpikir berbasis kendala (Constraint-Based Thinking) dan Berpikir berbasis kesempatan (Opportunity Based). Mendiskusikan cara baru dalam belajar. Mendiskusikan enam pendorong utama teknologi pendidikan yang harus diperhatikan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill) Membuat rangkuman materi pelatihan Konsep Kurikulum. Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran. Fasilitator mengingatkankan peserta agar membaca referensi yang relevan. Fasilitator menutup pembelajaran 15 Menit 60 Menit 15 Menit 15 menit 10 Menit 20 Menit 15 Menit IPS – SMP | 39 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 MATERI PELATIHAN: PERUBAHAN MINDSET Langkah Kegiatan Inti Pengkondisian Peserta dilanjutkan Tanya Jawab Curah Pendapat Diskusi Diskusi Dilanjutkan Tanya Jawab 30 Menit 15 Menit 10 Menit 35 Menit Pengkondisian Peserta dilanjutkan Tanya Jawab Perkenalan, fasilitator menjelaskan nama, tujuan, kompetensi, indikator, alokasi waktu, dan skenario kegiatan pembelajaran materi pelatihan Perubahan Mindset. Fasilitator memotivasi peserta, mengajak berdinamika agar saling mengenal, serius, semangat, dan bekerja sama saat proses pembelajaran berlangsung.Tanya jawab tentang Tantangan Indonesia dalam Abad ke-21 (mengapa kita harus berubah). Curah Pendapat Curah pendapat untuk membandingkan berpikir berbasis kendala (Constraint-Based Thinking) dan Berpikir berbasis kesempatan (Opportunity Based). Diskusi Diskusi cara baru dalam belajar Diskusi, Tanya Jawab, dan Penutup Mendiskusikan enam pendorong utama teknologi pendidikan yang harus diperhatikan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang keterampilan berpikir tingkat tinggi, diakhiri membuat rangkuman, refleksi, dan umpan balik. IPS – SMP | 40 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 41 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 42 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 43 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 44 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 45 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 46 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 47 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 48 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 49 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 50 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 51 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 52 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 53 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 54 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 55 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 56 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 57 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 58 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 59 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 60 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 61 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 MATERI PELATIHAN 1: KONSEP KURIKULUM 2013 1.1 Rasional 1.2 Elemen Perubahan Kurikulum 1.3 SKL, KI, dan KD 1.4 Strategi Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 62 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 B. MATERI PELATIHAN 1: KONSEP KURIKULUM a. KOMPETENSI Peserta pelatihan dapat: 1. 2. 3. 4. memahami secara utuh rasional Kurikulum 2013; memahami secara utuh elemen perubahan Kurikulum 2013; memahami keterkaitan antara SKL, KI, dan KD pada Kurikulum 2013; dan memahami secara utuh strategi implementasi Kurikulum 2013. b. LINGKUP MATERI 1. Rasional Kurikulum 2013 2. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 3. Standar Nasional Pendidikan a. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) b. Standar Isi yang berisi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) c. Standar Proses d. Standar Penilaian 4. Strategi Implementasi Kurikulum 2013 c. INDIKATOR 1. Menerima rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan masa depan. 2. Menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan masa depan. 3. Menjelaskan permasalahan Kurikulum 2006 (KTSP). 4. Mengidentifikasi kesenjangan kurikulum antara kondisi saat ini dengan kondisi ideal. 5. Menjelaskan alasan pengembangan kurikulum. 6. Menerima empat elemen perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI, Standar Proses, dan Standar Penilaian. 7. Menjelaskan empat elemen perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI, Standar Proses, dan Standar Penilaian. 8. Menjelaskan empat elemen perubahan kurikulum dalam hubungannya dengan kompetensi yang dibutuhkan pada masa depan. 9. Menganalisis keterkaitan SKL, KI, dan KD dalam bentuk kerja sama dengan yang lain. 10. Menganalisis keterkaitan antara SKL, KI, dan KD. 11. Mengidentifikasi elemen-elemen penting strategi implementasi Kurikulum 2013 dengan bahasa yang runtut dan komunikatif. 12. Mengidentifikasi elemen-elemen penting strategi implementasi Kurikulum 2013. IPS – SMP | 63 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 d. PERANGKAT PELATIHAN 1. Video tentang Rasional Kurikulum 2013 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2. Bahan Tayang a. Rasional Kurikulum 2013 b. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 c. Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD) d. Strategi Implementasi Kurikulum 2013 3. Lembar Kerja Analisis SKL, KI, dan KD 4. Dokumen Bahan Bacaan a. Rasional Kurikulum 2013 b. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 c. Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD) d. Strategi Implementasi Kurikulum 2013 5. ATK IPS – SMP | 64 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN MATERI DIKLAT: ALOKASI WAKTU: JENJANG: MATA PELAJARAN: TAHAPAN KEGIATAN PERSIAPAN KEGIATAN PENDAHULUAN KEGIATAN INTI 1. KONSEP KURIKULUM 4 JP (@ 45 MENIT) SMP/MTs IPS DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU Dilakukan dengan mengecek kelengkapan alat pembelajaran seperti LCD Projector, Laptop, File, Active Speaker, dan Laser Pointer, atau media pembelajaran lainnya. Pengkondisian Peserta Perkenalan Fasilitator menjelaskan nama, tujuan, kompetensi, indikator, alokasi waktu, dan skenario kegiatan pembelajaran materi pelatihan Konsep Kurikulum. Fasilitator memotivasi peserta, mengajak berdinamika agar saling mengenal, serius, semangat, dan bekerja sama saat proses pembelajaran berlangsung. 1.1 Rasional Penayangan VideoMendikbud tentang Paparan Kurikulum 2013 dengan menggunakan V-1.1. Pemaparan olehfasilitator tentangRasional Kurikulum 2013 dengan menggunakan PPT-1.1. Tanya jawab tentang Rasional Kurikulum 2013 yang mencakup: permasalahan kurikulum 2006 (KTSP), kesenjangan kurikulum antara kondisi saat ini dan kondisi ideal, serta alasan pengembangan kurikulum. 1.2 Elemen Perubahan Kurikulum Pemaparan oleh fasilitator tentang Elemen Perubahan Kurikulum yang mencakup SKL, SI, Standar Proses, dan Standar Penilaian dan hubungannya dengan kompetensi yang dibutuhkan pada masa depan dengan menggunakan PPT-1.2. Tanya jawab tentang Elemen Perubahan Kurikulum, kemudian fasilitator menyimpulkannya. ICE BREAKER 1.3 SKL, KI, dan KD Pemaparan olehfasilitator tentang SKL, KI, dan KD dengan menggunakan PPT-1.3 Memberi contoh analisis keterkaitan antara SKL, KI, dan KD dengan menggunakan HO-1.3. Diskusi kelompok untuk menganalisis keterkaitan SKL, KI, dan KD yang akan dijadikan dasar untuk membuat RPP dengan menggunakan LK-1.3. Presentasi hasil diskusi kelompok, sementara kelompok lainnnya memberi komentar/ tanggapan dan menilai hasil kerja kelompok. 15 Menit 25 Menit 10 Menit 10 Menit 5 Menit 20 Menit 10 Menit 10 Menit 5 Menit 60 Menit 10 Menit 5 Menit 30 Menit 15 Menit IPS – SMP | 65 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 KEGIATAN PENUTUP 1.4 Strategi Implementasi Kurikulum 2013 Pemaparan oleh fasilitatortentang Strategi Implementasi Kurikulum 2013 dengan menggunakan PPT-1.4. Diskusi kelas tentang elemen-elemen penting Strategi Implementasi Kurikulum 2013, kemudian merangkum dan menyimpulkan hasil diskusi. Mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok. Membuat rangkumanmateri pelatihanKonsep Kurikulum. Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran. Fasilitator mengingatkan peserta agar membaca referensi yang relevan. Fasilitator menutup pembelajaran 45 Menit 10 Menit 25 Menit 10 Menit 15 Menit IPS – SMP | 66 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 1.1 RASIONAL KURIKULUM IPS – SMP | 67 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 68 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 69 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 70 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 71 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 72 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 73 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 1.2 ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM Langkah Kegiatan Inti Pemaparan oleh Instruktur dengan menggunakan PPT-1.1 dan PPT-1.2 Tanya Jawab 10 Menit 10 Menit Pemaparan Instruktur menyampaikan materi tentang Elemen Perubahan Kurikulum yang mencakup 4 standar, perubahan pendekatan pembelajaran yaitu Scientific approach, bahasa sebagaicarrier of knowledge, penetapan platform untuk mata pelajaran tertentu (geografi untuk IPS, Biologi untuk IPA) dengan menggunakan PPT-1.2 Tanya Jawab Diskusi dan tanya jawab terkait dengan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup: a. Identifikasi perubahan yang penting dalam kurikulum 2013 dibandingkan kurikulum sebelumnya (struktur kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian hasil belajar) b. Manfaat adanya perubahan kurikulum Kemudian fasilitator menyimpulkannya. IPS – SMP | 74 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 75 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 76 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 77 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 78 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 79 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 80 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 81 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 82 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 1.3 SKL, KI, DAN KD Langkah Kegiatan Inti Pemaparan oleh Instruktur Memberi Contoh Analisis Keterkaitan SKL, KI, KD Kerja Kelompok Presentasi Hasil Kelompok 10 Menit 5 Menit 30 Menit 15 Menit Pemaparan Instuktur memberikan materi tentang SKL, KI, dan KD dengan menggunakan PPT1.3/2.1/2.3/3.1/3.2 Kerja Kelompok Peserta dibagi menjadi 5 kelompok, setiap kelompok diberi tugas menganalisis keterkaitan SKL, KI, KD masing-masing mapel selama 1 tahun yang akan dijadikan dasar untuk membuat RPP dengan menggunakan LK 1.3. Masing-masing kelompok mengerjakan KD yang berbeda agar peserta mendapat bahan hasil analisis semua KI dan KD selama 1 tahun. Presentasi Hasil Kerja Kelompok Masing-masing kelompok memaparkan hasil kerja kelompok. Peserta yang akan memaparkan akan ditunjuk oleh Intruktur.Sementara kelompok lainnnya memberi komentar/ tanggapan dan menilai hasil kerja kelompok lainnya. Memberi Contoh Instruktur memberikan contoh analisis keterkaitan antara SKL, KI, dan KD dengan menggunakan HO-1.3 IPS – SMP | 83 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 84 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 85 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 86 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 87 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Contoh Perumusan Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti untuk IPS Kelas VII Kompetensi Inti KD lama (KTSP 2006) 3.1 Mendeskripsikan manusia sebagai makhluk Memiliki perilaku yang sosial dan ekonomi yang bermoral dalam mencerminkan sikap memenuhi kebutuhan orang beriman, berakhlak 5.1 Mendeskripsikan perkembangan mulia, berilmu, percaya masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan diri, dan bertanggung pada masa Hindu-Budha, serta jawab dalam berinteraksi peninggalan-peninggalannya secara efektif dengan 5.2 Mendeskripsikan perkembangan lingkungan sosial dan masyarakat, kebudayaan, dan alam dalam jangkauan pemerintahan pada masa Islam di pergaulan dan Indonesia, serta peninggalankeberadaannya peninggalannya Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata Rumusan Kompetensi Dasar 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 1. Menunjukkan perilaku baik (jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/kasih sayang, dan percaya diri) dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru, sebagai perwujudan nilai dan moral Pancasila. 2. Memiliki sikap dan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah. 3. Memiliki sikap toleran terhadap keberagaman karakteristik individu (agama, suku, fisik, psikis) di rumah dan sekolah. 4. Menunjukkan perilaku kebersamaan dalam keberagaman di rumah dan sekolah 9 IPS – SMP | 88 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 89 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tabel 1: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah KOMPETENSI INTI KELAS VII KOMPETENSI INTI KELAS VIII KOMPETENSI INTI KELAS IX 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori IPS – SMP | 90 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS: VII KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 1.1 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu dengan segala perubahannya 1.2 Menghargai ajaran agama dalam berfikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia dengan mempertimbangkan kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat 1.3 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, gotong royong, 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik) 3.2 Memahami perubahan masyarakat Indonesia pada masa praaksara, masa hindu buddha dan masa Islam dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik 3.3 Memahami jenis-jenis kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat 3.4 Memahami pengertian dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi bertanggung jawab, toleran, dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh sejarah pada masa lalu. 2.2 Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, terbuka dan kritis terhadap permasalahan sosial sederhana. 2.3 Menunjukkan perilaku santun, peduli dan menghargai perbedaan pendapat dalam interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya IPS – SMP | 91 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori 4.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang hasilhasil kebudayaan dan fikiran masyarakat Indonesia pada masa praaksara, masa hindu buddha dan masa Islam dalam aspek geografis, ekonomi, budaya dan politik yang masih hidup dalam masyarakat sekarang 4.2 Menghasilkan gagasan kreatif untuk memahamijenis-jenis kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik di lingkungan masyarakat sekitar 4.3 Mengobservasi dan menyajikan bentukbentuk dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di lingkungan masyarakat sekitar KELAS VIII KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 1.1 Menghayati karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu dengan segala perubahannya 1.2 Menghayati ajaran agama dalam berfikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia dengan mempertimbangkan kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat 1.3 Menghayati karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, gotong royong, bertanggung jawab, toleran, dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh sejarah pada masa lalu. 2.2 Memiliki rasa ingin tahu, terbuka dan sikap kritis terhadap permasalahan sosial sederhana. 2.3 Menunjukkan perilaku santun, peduli dan menghargai perbedaan pendapat dalam IPS – SMP | 92 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori 3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup nasional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik) 3.2 Mendeskripsikan perubahan masyarakat Indonesia p masa penjajahan dan tumbuhnya semangat kebangsaan serta perubahan dalam aspek geografis ekonomi, budaya, pendidikan dan politik 3.3 Mendiskripsikan fungsi dan peran kelembagaan sosia budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat 3.4 Mendeskripsikan bentuk-bentuk dan sifat dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi 4.1 Menyajikan hasil olahan telaah tentang peninggalan kebudayaan dan fikiran masyarakat Indonesia pada masa penjajahan dan tumbuhnya semangat kebangsaan dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik yang ada di lingkungan sekitarnya 4.2 Menggunakan berbagai strategi untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi peran kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik di lingkungan masyarakat sekitar 4.3 Menyajikan hasil pengamatan tentang bentuk-bentuk dan sifat dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di lingkungan masyarakat sekitar 4.1 Menyajikan hasil olahan telaah tentang peninggalan kebudayaan dan fikiran masyarakat Indonesia pada masa penjajahan dan tumbuhnya semangat kebangsaan dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik yang ada di lingkungan sekitarnya 4.2 Menggunakan berbagai strategi untuk IPS – SMP | 93 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi peran kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik di lingkungan masyarakat sekitar 4.3 Menyajikan hasil pengamatan tentang bentuk-bentuk dan sifat dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di lingkungan masyarakat sekitar KELAS: IX KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 1.1 Mensyukuri karunia Tuhan YME yang telah memberikan kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk melakukan perubahan dalam aspek geografis, ekonomi, budaya dan politik 1.2 Mensyukuri adanya kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat yang mengatur kehidupan manusia dalam berfikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia 1.3 Mensykuri karunia dan rahmat Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 2.1 Memiliki perilaku cinta tanah air dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai perwujudan rasa nasionalisme 2.2 Menunjukkan kepedulian dan sikap kritis terhadap permasalahan sosial sederhana. 2.3 Memiliki rasa tanggungjawab, peduli, percaya diri dalam mengembangkan pola hidup sehat, kelestarian lingkungan fisik, budaya, dan peninggalan berharga di masyarakat 2.4 Menunjukkan perilaku santun, peduli dan menghargai perbedaan pendapat dalam interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya IPS – SMP | 94 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 3.1 Menerapkan aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam mewujudkan kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik) 3.2 Menelaah perubahan masyarakat Indonesia dari masa pergerakan kemerdekaan sampai dengan awal reformasi dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik dalam wawasan kebangsaan 3.3 Membandingkan manfaat kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara 3.4 Membandingkan landasan dari dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori 4.1 Menyajikan hasil olahan telaah tentanghasilhasil kebudayaan dan fikiran masyarakat Indonesia pada masa pergerakan kemerdekaan sampai sekarang dalam aspek geografis, ekonomi, budaya dan politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 4.2 Merumuskan alternatif tindakan nyata dalam mengatasi masalah yang kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 4.3 Merumuskan alternatif tindakan nyata dan melaksanakannya sebagai bentuk partisipasi dalam mengatasi masalah lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi sebagai akibat adanya dinamika interaksi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara IPS – SMP | 95 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 CONTOH SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VII Kompetensi Inti : KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori Kompetensi Dasar 1.1 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu dengan segala perubahannya. 1.2 Menghargai ajaran agama dalam berfikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia dengan Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar IPS – SMP | 96 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar mempertimbangkan kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat. 1.3 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya. 2.1 Meniru perilaku jujur, disiplin bertanggung jawab, peduli, santun dan percaya diri 2.2 sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa hindu Buddha dan Islam dalam kehidupannya sekarang. 2.3 Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, peduli, menghargai, dan bertanggungjawab terhadap kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik. 2.4 Menunjukkan perilaku santun, toleran dan peduli dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya. IPS – SMP | 97 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar 3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik). 4.1 Menyajikan hasil telaah aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik). Materi Pokok Keadaan Alam dan Aktivitas Penduduk Indonesia 1) Konektivitas antar ruang dan waktu 2) Letak wilayah Indonesia dan pengaruhnya bagi keadaan alam Indonesia 3) Potensi dan Sebaran sumber daya alam Indonesia 4) Penduduk Indonesia dan Pemanfaatan Sumber daya alam . Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Mengamati: • Membaca buku tentang proses terbentuknya kepulauan Indonesia. • Mengamati Peta Indonesia, lingkungan alam, dan masyarakat sekitar , membaca buku paket /ensiklopedia Indonesiatentang letak wilayah, keadaan alam, potensi sumberdaya alam Indonesia, pengaruh kondisi geografis terhadap kehidupan manusia (sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, dan politik) dan pengaruh perubahan berbagai aspek terhadap kondisi ekonomi, sosial, budaya, geografi, pendidikan, politik, dll. Tugas Individu Membuat Peta Indonesia/ Peta Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia/ Peta hasil tambang Indonesia/Peta Iklim Indonesia/dll. 10 mg x 4 jp Mempertanyakan tentang: • Bagaimana proses terbentuknya kepulauan Indonesia. • Apa pengaruh kondisi Tugas kelompok Membuat klipping tentang pengaruh perubahan berbagai aspek kehidupan terhadap kondisi ekonomi, sosial, budaya, geografi, pendidikan, politik, dll. Sumber Belajar • Peta Indonesia • Atlas Indonesia • Buku IPS untuk SMP/Mts kls VII BSE • Buku-buku dan referensi lain yang relevan • Media cetak/elektronik • Lingkungan sekitar Observasi Menilai kegiatan peserta didik selama proses pembelajaran (pada saat melakukan pengamatan, berdiskusi, presentasi). Portofolio Menilai tugas-tugas/ laporan yang dibuat peserta didik. Tes (tulis/lisan) Untuk menilai kemampuan peserta IPS – SMP | 98 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran • geografis terhadap kehidupan manusia (sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, dan politik) Apa pengaruh perubahan berbagai aspek kehidupan terhadap kondisi ekonomi, sosial, budaya, geografi, pendidikan, politik, dll. Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar didik dalam memahami konsep. Mengumpulkan: Mengumpulkan data dan informasi lanjutan terkait dengan hasil pengamatan dan pertanyaan tentang materi yang dipelajarinya baik melalui bacaanbacaan dan berbagai media cetak/elektronik. Mengasosiasikan: Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumbersumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan letak wilayah, keadaan alam, potensi sumberdaya alam Indonesia, pengaruh kondisi geografis terhadap IPS – SMP | 99 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Tugas Individu Membuat Peta Indonesia/ Peta Persebaran Flora dan Fauna Di Indonesia/ Peta Hasil Tambang 7 mg x 4 jp Sumber Belajar kehidupan manusia (sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, dan politik), dan pengaruhnya terhadap kondisi ekonomi, sosial, budaya, geografi, pendidikan, politik, dll. Mengomunikasikan: Melaporkan hasil analisis tentang letak wilayah, keadaan alam, serta potensi sumberdaya alam Indonesia , pengaruh kondisi geografis terhadap kehidupan manusia (sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, dan politik), dan pengaruhnya terhadap kondisi ekonomi, sosial, budaya, geografi, pendidikan, politik, dll.melalui kegiatan presentasi di depan kelas, tulisan dalam bentuk makalah atau tulisan di majalah dinding sekolah. 3.2 Memahami perubahan masyarakat Indonesia pada masa praaksara, masa Hindu Buddha dan masa Islam dalam aspek geografis, ekonomi, Asal-Usul Bangsa Indonesia Kehidupan sosial masyarakat Inonesia 1) Kehidupan Sosial Mengamati: • Membaca buku, mengamati gambar/peta tentang pola kehidupan dan kebudayaan pada masa • Atlas Sejarah Indonesia • Buku IPS untuk SMP/MTs kls VII BSE • Buku-buku dan referensi lain yang IPS – SMP | 100 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar budaya, pendidikan, dan politik. 4.2 Menyajikan hasil pengamatan tentang hasil-hasil kebudayaan dan fikiran masyarakat Indonesia pada masa praaksara, masa Hindu Buddha dan masa Islam dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, dan politik yang masih hidup dalam masyarakat sekarang. Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Masyarakat Indonesia Perkembangan dan proses masuknya pengaruh Hindu, Buddha, dan Islam 2) Perubahan masyarakat Indonesia pada masa praaksara, masa Hindu, Buddha dan masa Islam dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan, dan politik. pra aksara. • Membaca buku, mengamati gambar/peta tentang perkembangan, proses masuknya, dan pengaruh Hindu, Buddha, dan Islam di Indonesia, serta berbagai peninggalannya. Indonesia/Peta Iklim Indonesia/dll. Mempertanyakan tentang: • Bagaimana pola kehidupan dan kebudayaan pada masa praaksara. • Bagaimana perkembangan dan proses masuknya pengaruh Hindu, Buddha, dan Islam di Indonesia. • Apa saja peninggalan kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam di Indonesia. • Perubahan apa saja yang terjadi pada masyarakat Indonesia pada masa praaksara, masa Hindu Buddha dan masa Islam dalam Observasi Menilai kegiatan peserta didik selama proses pembelajaran (pada saat melakukan pengamatan, berdiskusi, presentasi). Tugas kelompok Membuat klipping berbagai kebudayaan pada masa pra aksara, peninggalanpeninggalan kerajaan Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia. Alokasi Waktu Sumber Belajar relevan • Media cetak/elektronik • Gambar-gambar peninggalan pada masa pra aksara, kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam. Portofolio Menilai tugastugas/laporan yang dibuat peserta didik. Tes (tulis/lisan) Untuk menilai kemampuan peserta didik dalam memahami konsep. IPS – SMP | 101 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan, dan politik. Mengumpulkan: • Mengamati gambar pada klipping yang telah dibuat peserta didik tentang berbagai kebudayaan pada masa pra aksara, peninggalanpeninggalan kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam di Indonesia. • Mengamati peta penyebaran agama Hindu, Buddha, dan islam di Indonesia. • Mengamati peta persebaran berbagai peninggalan kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam di Indonesia. • Mengidentifikasi hasilhasil kebudayaan dan fikiran masyarakat Indonesia pada masa pra aksara, masa Hindu Buddha dan masa Islam dalam aspek geografis, ekonomi, budaya dan politik IPS – SMP | 102 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar yang masih hidup dalam masyarakat sekarang. Mengasosiasikan: • Mendiskusikan hasilhasil kebudayaan dan fikiran masyarakat Indonesia pada masa praaksara, masa Hindu, Buddha, dan masa Islam dalam aspek geografis, ekonomi, budaya dan politik yang masih hidup dalam masyarakat sekarang. Mengomunikasikan: • Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas • Memajang klipping di perpustakaan. 3.3 4.3 Memahami jenis-jenis kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat. Menghasilkan gagasan kreatif untuk memahami jenis-jenis kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik di lingkungan Kelembagaan dan keragaman Sosial Budaya Indonesia 1) Bentuk-bentuk keragaman sosial dan budaya Indonesia 2) Keberagaman dan hubungannya Mengamati: Mengamati lingkungan masyarakat sekitar, membaca buku paket/ ensiklopedia Indonesia, tentang pengertian dan jenis-jenis kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam Tugas individu: Membuat peta konsep tentang jenis-jenis kelembagaan sosial. Observasi: Menilai kegiatan peserta didik selama proses pembelajaran (pada saat 6 mg x 4 jp • Buku IPS untuk SMP/MTs kls VII BSE • Buku-buku dan referensi lain yang relevan • Internet • Media cetak/elektronik • Lingkungan sekitar. IPS – SMP | 103 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar masyarakat sekitar. Materi Pokok dengan kelembagaan sosial. 3) Ciri-ciri kelembagaan sosial. 4) Jenis-jenis kelembagaan sosial (sosial, budaya, ekonomi dan politik). Pembelajaran masyarakat. Mempertanyakan tentang: Kelembagaan sosial apa saja yang ada di masyarakat ? Mengumpulkan: Mengamati lingkungan sekitar, membaca buku teks/referensi maupun browsing internet untuk mendapatkan informasi lanjutan tentang jenisjenis kelembagaan sosial. Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar melakukan pengamatan, berdiskusi, presentasi). Portofolio: Menilai tugastugas/laporan yang dibuat peserta didik. Tes (tulis/lisan): Untuk menilai kemampuan peserta didik dalam memahami konsep. Mengasosiasikan: Menganalisis informasi dan data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan. Mengomunikasikan: Melaporkan hasil analisis tentang jenis-jenis kelembagaan sosial melalui kegiatan presentasi di depan kelas, tulisan dalam bentuk makalah atau tulisan di majalah dinding sekolah. IPS – SMP | 104 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar 3.4 Memahami pengertian dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi. 4.4 Mengobservasi dan menyajikan bentukbentuk dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di lingkungan masyarakat sekitar. Materi Pokok Interaksi Manusia dengan lingkungan 1) Dinamika dan interaksi manusia dengan alam, sosial, budaya, dan ekonomi. 2) Bentuk-bentuk dan dampak interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi. Pembelajaran Penilaian Mengamati : Mengamati Peta Indonesia, lingkungan alam dan masyarakat sekitar, membaca buku paket/ensiklopedia Indonesia, tentang pengertian dan bentukbentuk dinamika interaksi manusia dengan alam, sosial, budaya, dan ekonomi. Tugas Kelompok: Membuat Peta Kepadatan Penduduk Indonesia berdasarkan data dari BPS. Mempertanyakan tentang: Contoh bentuk-bentuk interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi yang ada di masyarakat. Portofolio: Menilai tugastugas/laporan yang dibuat peserta didik. Mengumpulkan data: Mengamati lingkungan sekitar, membaca buku teks/referensi maupun browsing internet untuk menemukan contoh bentuk-bentuk interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi yang ada di masyarakat sekitar. Observasi: Menilai kegiatan peserta didik selama proses pembelajaran (pada saat melakukan pengamatan, berdiskusi, presentasi). Alokasi Waktu 12 mg x 4 jp Sumber Belajar • • • • Peta Indonesia Peta Sejarah Atlas Indonesia Buku IPS untuk SMP/MTs kls VII BSE • Buku-buku dan referensi lain yang relevan • Media cetak/elektronik • Lingkungan sekitar. Tes (tulis/lisan): Untuk menilai kemampuan peserta didik dalam memahami konsep. IPS – SMP | 105 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Mengasosiasikan: Menganalisis data yang didapat untuk mendapatkan kesimpulan. Mengomunikasikan: Mempresentasikan hasil di depan kelas, tulisan dalam bentuk makalah atau tulisan di majalah dinding sekolah. IPS – SMP | 106 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 HO-1.3 CONTOH HASIL ANALISIS SKL, KI, KD Mata Pelajaran : IPSSMP Kelas : VII Materi Ajar : MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL Domain Sikap Standar Kompetensi Lulusan Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam Dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Lingkup Materi Pembelajaran Instrumen Penilaian • Penilaian sikap denan skala sikap • Penilaian proses/ kinerja dalam diskusi dengan format penilaian diskusi • Penilaian proyek menilai laporan hasil diskusi dengan format penilaian peoyek • Tes tulis mengerjakan kuis • Penilaian sikap denan skala sikap • Penilaian kinerja dalam diskusi i dengan format penilaian diskusi • Penilaian kinerja dalam presentasi dengan format penilaian presentasi • Penilaian proyek menilai laporan hasil diskusi dengan format penilaian peoyek Tes tulis mengerjakan kuis 1. 1.4 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu dengan segala perubahannya. • Bersyukur karuniaTuhan • Masa pra aksara di Indonesia. • Mengkaji referensi manusia mahluk sosial masa praaksara • Diskusi membahas LKS dengan teknik STAD • Menyusun laporan hasil diskusi 2. Menghargai dan 2.3 Menunjukkan perilaku santun, toleran dan peduli dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya. • Interaksi soaial • Pemanfaatan lingkungan • Toleransi dan peduli . • Mengkaji referensi konsep dasar interaksi soaial dan lingkungan alam • Diskusi problem solving dalam LKS tentang pemanfaatan alam bagi mahluk sosial, teknik STAD • Menyusun laporan hasil diskusi • Presentasi laporan hasil diskusi Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya IPS – SMP | 107 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Domain Pengetahuan Keterampilan Standar Kompetensi Lulusan Memiliki pengetahuan Faktual, konseptual dan prosedural dalam Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret Sesuai dengan yang dipelajari di sekolah atau sumber lain yang sama dengan yang diperoleh dari sekolah Kompetensi Inti 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, modifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori Kompetensi Dasar Lingkup Materi Pembelajaran Instrumen Penilaian 3.4 Memahami pengertian dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi • Lingkungan alam • Bentuk interaksi sosial • mahkluk sosial masa praaksara • Permasalaha n ekonomi • Observasi lingkungan sekitar melalui tugas mandiri terstruktur • Diskusi menggunakan LKS 1 sd 4 • Menyusun laporan hasil observasi • presentasi • Penilaian sikap denan skala sikap • Penilaian kinerja dalam diskusi i dengan format penilaian diskusi • Penilaian kinerja dalam presentasi dengan format penilaian presentasi • Penilaian proyek menilai laporan hasil diskusi dengan format penilaian peoyek • Tes tulis mengerjakan kuis 4.5 Mengobservasi dan menyajikan bentukbentuk dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di lingkungan masyarakat sekitar • Bentuk dinamika interaksi Sosial • Masalah pokok ekonomi mahluk sosial • hasil budaya masa praaksara • Mengkaji referensi interaksi Sosial, Masalah pokok ekonomi mahluk sosial dan hasil budaya masa praaksara • Diskusi membahas kuis • Menyusun laporan hasil diskusi • Presentasi • Penilaian sikap denan skala sikap • Penilaian kinerja dalam diskusi i dengan format penilaian diskusi • Penilaian kinerja dalam presentasi dengan format penilaian presentasi • Penilaian proyek menilai laporan hasil diskusi dengan format penilaian peoyek • Tes tulis mengerjakan kuis IPS – SMP | 108 Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMP CONTOH 1 TEMA IPS UNTUK 1 SEMESTER NO 1 TEMA KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA • • • • 2 3 POTENSI DAN SEBARAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA PENDUDUK INDONESIA DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM • • SUB MATERI Konektivitas antar ruang dan waktu Letak wilayah dan pengaruhnya bagi keadaan alam Indonesia Keadaan alam Indonesia Keadaan sosial masyarakat Indonesia pada masa praaksara, hindu, Budha dan Islam Pengertian dan pengelompokan sumber daya alam Potensi dan sebaran sumber daya alam Indonesia • • • Keadaan penduduk Indonesia Pemanfaatan SDA oleh penduduk Indonesia Potensi alam dan mobilitas penduduk antar wilayah di Indonesia • Jenis-jenis kelembagaan sosial 4 KERAGAMAN SOSIAL DAN • Bentuk-bentuk keragaman sosial dan budaya di BUDAYA INDONESIA Indonesia • Faktor-faktor yang mempengaruhi keragaman sosial budaya • Kebudayaan memperkokoh integrasi bangsa • Keragaman budaya sebagai aset perekonomian bangsa 5 INTERAKSI MANUSIA • Pengertian interaksi manusia dan lingkungan DENGAN LINGKUNGAN • Saling keterkaitan antar komponen lingkungan • Dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan alam • Dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan ekonomi • Dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan sosial budaya Sumber: Dikembangkan dari Buku IPS Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI:2013 CONTOH 2 TEMA IPS UNTUK 1 TAHUN NO 1 TEMA BHINNEKA TUNGGAL IKA 2 MANUSIA SEBAGAI MAHKLUK SOSIAL PENJELASAN Belajar IPS hendaknya siswa diberi pengalaman mempelajari budaya dan keanekaragaman budaya. Manusia mencipta, belajar, berbagi dan beradaptasi dengan budaya. Budaya itu sendiri selalu dinamis dan berubah dari waktu ke waktu. Melalui pengalaman, mengamati, siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur , kesamaan, perbedaan budaya yang ada di Indonesia Sebagai mahkluk sosial, semua manusia memerlukan orang lain untuk bersosialisasi, berkomunikasi, dan berinteraksi sehingga tercipta interdependensi IPS – SMP | 109 Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMP 3 WAKTU, KEBERLANJUTAN DAN PERUBAHAN 4 MANUSIA, TEMPAT DAN LINGKUNGAN 5 INDIVIDU, PERKEMBANGAN DAN IDENTITAS 6 INDIVIDU, KELOMPOK DAN INSTITUSI 7 PRODUKSI, DISTRIBUSI DAN KONSUMSI 8 ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 9 GLOBALISASI Manusia berusaha memahami dan mencari akar sejarahnya kemudian menandai sendiri waktu/kapan terjadinya. Memahami kejadian sejarah tersebut seperti apa di masa lalu dan bagaimana segala sesuatunya berubah, serta mengembangkannya, sehingga dapat membantu menjawab pertanyaan penting tentang kondisi terkini Dewasa ini, siswa sangat peduli terhadap dunia, lokasi pribadi. Ketika siswa belajar tentang hal ini, mereka berusaha menciptakan pandangan hubungannya dengan spasial dan perspektif geografik, sosial, budaya, ekonomi yang diperlukan ilmu ini untuk membuat keputusan tentang hubungan antara manusia dengan lingkungannya Identitas pribadi dibentuk oleh budaya seseorang, kelompok dan pengaruh institusional, pemeriksaan/ujian berbagai tingkah laku manusia yang dapat memperluas pemahaman tentang hubungan antara norma sosial, dan memunculkan identitas pribadi. Hubungan antara proses sosial yang mempengaruhi bentuk identitas serta prinsip etika yang melandasi tindakan Institusi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap manusia. Institusi merupakan organisasi yang membentuk nilai sosial warganya. Ini sangat penting bagi siswa mengetahui bagaimana organisasi dibentuk, apa saja yang mengontrol dan mempengaruhi institusi tersebut. Bagaimana mereka mengontrol dan mempengaruhi budaya, individu. Bagaimana institusi diatur/dikelola dan diubah. Keputusan tentang kebijakan bursa,perdagangan dan ekonomi. Peran pemerintah dalam pembuatan kebijakan dari waktu ke waktu sangat banyak. Studi secara sistematis tentang saling ketergantungan dalam dunia ekonomi serta peranan teknologi dalam hal ini sangat penting Teknologi merupakan alat yang diciptakan sejak dulu. Di kehidupan yang serba modern, sangat tidak mungkin bagi manusia hidup tanpa teknologi dan Ilmu pengetahuan sebagai mendukungnya. Kenyataan bahwa interdependensi global memerlukan pemahaman tentang koneksi global yang banyak dan penting diantara masyarakat Source: Dikembangkan dari Expectations of Excellence: Curriculum Standards for Social Studies, by the National Council for the Social Studies, 1994, Washington, DC: National Council for the Social Studies. IPS – SMP | 110 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 LK – 1.3 LEMBAR KERJA ANALISIS KETERKAITAN SKL, KI, dan KD IPS KELAS VII PETUNJUK KEGIATAN ANALISIS SKL, KI DAN KD Kompetensi Tujuan Kegiatan Kelompok Kerja 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. : Memahami keterkaitan antara SKL, KI dan KD pada Kurikulum 2013 : Menganalisis keterkaitan SKL, KI dan KD : Bacalah substansi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Tahun 2013 Baca dan komparasikan dengan SKL Tahun 2006 (Permendiknas Th 2006) Bacalah KI dan KD semua mata pelajaran (tertuang dalam format kajian) Baca Tema-tema 1 tahun yang telah tersedia Lakukan analisis lingkup materi dri setiap KD dengan mengacu silabus mata pelajaran Tulislah aktivitas/kegiatan belajar siswa untuk mencapai kompetensi tersebut dengan mengacu silabus mata pelajaran Tentukan teknik dan instrumen penilaiannya dengan mengacu silabus mata pelajaran Lakukan keseluruhan mata pelajaran sampai seluruh KD terakomodasi Setelah selesai masukkan hasil ceklist ke dalam format Jaringan KD & Indikator IPS – SMP | 111 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 10. IPS – SMP | 112 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 LEMBAR KERJA ANALISIS KETERKAITAN SKL, KI, dan KD ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VII LK – 1.3 MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS : VII MATERI AJAR : Domain Sikap Standar Kompetensi Lulusan Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlakmulia, percayadiri, dan bertanggungjawab dalam berinteraksi secaraefektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Lingkup Materi Aktivitas/Kegiatan Belajar Siswa untuk Mencapai Kompetensi Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri,dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya IPS – SMP | 113 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Domain Standar Kompetensi Lulusan Kompetensi Inti Pengetahuan Memiliki pengetahuan Faktual,konseptual dan procedural dalam Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampakmata Keterampilan Memiliki kemampuan piker dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret Sesuai dengan yang dipelajari di sekolah atau sumber lain yang sama dengan yang diperoleh dari sekolah Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, modifikasi, danmembuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, danmengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dansumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori Kompetensi Dasar Lingkup Materi Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian Aktivitas/Kegiatan Belajar Siswa untuk Mencapai Kompetensi - IPS – SMP | 114 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 1.4 STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Langkah Kegiatan Inti Pemaparan oleh Instruktur Diskusi Kelas Merangkum Hasil Diskusi Kelas Refleksi dan umpan balik untuk seluruh materi pelatihan 10 Menit 20 Menit 10 Menit 15 Menit Pemaparan Paparan oleh fasilitator tentangStrategi Implementasi Kurikulum 2013 dengan menggunakan PPT1.4 Diskusi Kelas Mendiskusikan tentang elemen penting dalam implementasi kurikulum 2013, meliputi: 1. Peran guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan guru BK 2. Dukungan manajemen sekolah atau kultur sekolah dalam mensukseskan pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013 3. Dukungan dinas pendidikan kabupaten dan organisasi profesi dalam implementasi kurikulum 2013 Membuat Rangkuman Instruktur merangkum semua materi pelatihan Konsep Kurikulum yang telah disampaikan selama 4 JP sebagai kegiatan penutup. IPS – SMP | 115 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 116 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 117 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 118 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 119 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 MATERI PELATIHAN 2: ANALISIS MATERI AJAR (12 JP) 2.1 Konsep Pembelajaran Terpadu dalam IPS 2.2 Konsep Pendekatan Scientific 2.3 Model Pembelajaran 2.4 Konsep Penilaian Autentik 2.5 Analisis Buku Guru dan Siswa IPS – SMP | 120 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 C. MATERI PELATIHAN 2: ANALISIS MATERI AJAR a. KOMPETENSI Peserta pelatihan dapat: 1. Mendeskripsikan konsep pembelajaran IPS . 2. Mendeskripsikan konsep pendekatan scientific dalam pembelajaran IPS 3. Mendeskripsikan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar 4. Menganalisis kesesuaian isi buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD. 5. Menganalisis buku guru dan buku siswa dilihat dari aspek kecukupan dan kedalaman materi. 6. Menguasai secara utuh materi, struktur, dan pola pikir keilmuan materi pelajaran. 7. Menguasai penerapan materi pelajaran pada bidang/ ilmu lain serta kehidupan seharihari. 8. Memahami strategi menggunakan buku guru dan buku siswa untuk kegiatan pembelajaran. b. LINGKUP MATERI 1. 2. 3. 4. 5. c. Konsep Pembelajaran IPS Konsep Pendekatan Scientific Konsep Model Pembelajaran Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Pembelajaran Analisis Buku Guru dan Buku Siswa (Kesesuaian, kecukupan, dan Kedalaman Materi). INDIKATOR 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Menerima konsep pembelajaran IPSdan menghargai pendapat orang lain. Menjelaskan konsep pembelajaran IPS. Menjelaskan pemetaan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran IPS Menjelaskan keterkaitan antara jaringan tema, silabus, RKH, dan RPP. Menerima konsep pendekatan scientific dan menghargai pendapat orang lain. Menjelaskan konsep pendekatan scientific Menjelaskan penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran IPS. Menerima penerapan konsep penilaian autentik di sekolah/ madrasah dan menghargai pendapat orang lain. IPS – SMP | 121 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 8. Menjelaskan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar. 9. Ketelitian dan keseriusan menganalisis kesesuaian buku guru dan siswa dengan SKL, KI, dan KD. 10. Mengidentifikasi kesesuaian isi buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD. 11. Menganalisis kecukupan dan kedalaman materi buku guru dan buku siswa. 12.Menganalisis kesesuaian proses, pendekatan belajar IPS, serta strategi evaluasi yang diintegrasikan dalam buku. 13.Menjelaskan secara utuh materi, struktur, dan pola pikir keilmuan materi pelajaran yang terdapat dalam buku siswa. 14.Menerapkan materi pelajaran yang terdapat dalam buku guru dan buku siswa pada bidang/ ilmu lain serta kehidupan sehari-hari. 15.Menjelaskan strategi penggunaan buku guru dan buku siswa untuk kegiatan pembelajaran. d. PERANGKAT PELATIHAN 1. Video Pembelajaran tentang IPS 2. Bahan Tayang a. b. c. d. e. f. IPS Konsep Pendekatan Scientific Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran IPS Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar Contoh Penerapan Penilaian Hasil Belajar pada Pembelajaran IPS Analisis buku guru dan buku siswa 3. Lembar Kerja 4. Dokumen Bahan Bacaan a. b. c. IPS Konsep Pendekatan Scientific Konsep Penilaian Autentik 5. ATK IPS – SMP | 122 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN MATERI PELATIHAN: ALOKASI WAKTU: JENJANG: MATA PELAJARAN: TAHAPAN KEGIATAN 2. ANALISIS MATERI AJAR 12 JP (@45 MENIT) SMP/MTs IPS DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU PERSIAPAN Dilakukan dengan mengecek kelengkapan alat pembelajaran, seperti LCD Projector, Laptop, File, Active Speaker, dan Laser Pointer, atau media pembelajaran lainnnya. KEGIATAN Pengkondisian Peserta PENDAHULUAN Perkenalan Fasilitator menjelaskan nama, tujuan, kompetensi, indikator, alokasi waktu, dan skenario kegiatan pembelajaran materi pelatihan Analisis Materi Ajar. Fasilitator memotivasi peserta agar serius, antusias, teliti, dan bekerja sama saat proses pembelajaran berlangsung. KEGIATAN INTI 2.1 Konsep Pembelajaran Terpadudalam IPS Diskusi tentang konsep pembelajaran IPS, dilanjutkan dengan Paparan materi oleh fasilitatortentang Konsep Pembelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan bahan tayang PPT-2.1.1 dan Contoh Model Keterpaduan pada Pembelajaran IPS dengan menggunakan PPT-2.1.2 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut. Kerja kelompok merancang model keterpaduan pada pembelajaran IPS dengan menggunakan LK-2.1. ICE BREAKER 2.2 Konsep Pendekatan Scientific Mengamati tayangan video pembelajaran IPS menggunakan V2.2/4.1. Diskusi kelompok untuk mengkaji pendekatan scientific yang mengacu pada tayangan video dilanjutkan dengan contoh-contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran IPS dengan mengacu pada HO2.2. Paparan materi oleh fasilitator tentang konsep pendekatan scientific dengan menggunakan PPT-2.2-1 dan contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan PPT-2.2-2 2.3 Model Pembelajaran Mengamatitayangantigajenis model pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based Learning, danDiscovery Learning). MenerapkanFocus Group Discussionuntukmengidentifikasikarakteristiktiga model pembelajaran. KerjakelompokuntukmengidentifikasipenerapanPendekatanScientificpad atiga model pembelajaran. 2.4 Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Pembelajaran 15 Menit 90 Menit 40 Menit 45 Menit 5 Menit 90 Menit 20 Menit 50 Menit 20 Menit 90 Menit 20 menit 30 menit 40 menit 90 Menit IPS – SMP | 123 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 TAHAPAN KEGIATAN KEGIATAN PENUTUP DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU Kegiatan interaktif untuk menyamakan persepsi tentang jenis dan bentuk penilaian autentik. Diskusi tentang konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar dilanjutkan dengan Paparan materi konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar dengan menggunakan bahan tayang PPT-2.3 dan contoh penerapan penilaian autentik pada pembelajaran IPS dengan menggunakan bahan tayang PPT-2.3/3.2. ICE BREAKER 2.5 Analisis Buku Guru dan Buku Siswa (Kesesuaian, Kecukupan, dan Kedalaman Materi). Menilai buku dilakukan oleh peserta dengan bimbingan fasilitator dilihat dari aspek kesesuaian, kecukupan, dan kedalaman materi. Diskusi kelompok hasil penilaian buku dilanjutkan dengan pemaparan materitentangAnalisis Buku Guru dan Buku Siswa dengan menggunakan PPT-2.3 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut. Menyimpulkan hasil diskusi dan menyampaikan format lembar kerja yang telah disiapkan. Kerja kelompok untuk menganalisis kesesuaian buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD dengan menggunakan LK-2.3-1 dan LK -2.3-2. ICE BREAKER Diskusi kelompok untuk menganalisis kesesuaian proses, pendekatan scientific, serta strategi evaluasi yang diintegrasikan dalam buku. Kerja kelompok untuk membuat contoh-contoh penerapan materi pelajaran yang terdapat dalam buku guru dan buku siswa pada bidang/ ilmu lain serta kehidupan sehari-hari. Presentasi hasil kerja kelompok Menyimpulkan materi analisis buku oleh fasilitaor Membuat rangkumanmateri pelatihan Analisis materi Ajar. Refleksi dan umpan balik tentang proses pelatihan. Fasilitator mengingatkankan peserta agar membaca referensi yang relevan. Fasilitator menutup pembelajaran 25 Menit 60 Menit 5 Menit 150 Menit 10 Menit 20 Menit 10 Menit 40 Menit 5 Menit 20 Menit 20 Menit 10 Menit 15 Menit 15 Menit IPS – SMP | 124 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Materi Pelatihan : 2.1 Konsep Pembelajaran IPS Langkah Kegiatan Inti Penayangan Video 20 Menit Diskusi Kelompok membandingkan kedua video diselingi dengan paparan materi 25 Menit Tanya Jawab dan kesimpulan Diskusi Hasil Pemetaan KD dan Indikator Kerja Kelompok Keterkaitan Tema, silabus, RKH, RPP 5 Menit 15 Menit 20 Menit Penayangan Video Video tentang Pembelajaran Terpadu selama 10 menit. Tugas Selama Penayangan Video 1. Memperhatikan dengan cermat tayangan video 2. Mencatat secara singkat butir-butir penting proses pembelajaran tematik dan tematik terintegrasi Diskusi Kelompok Tentang Tayangan Video 1. Menganalisis masing-masing video pembelajaran IPS terpadu 2. Membandingkan pembelajaran terpadu Idalam PS dengan separated/tidak terpadu sesuai dengan apa yang diamati dalam tayangan video 3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya sambil kelompok lain memberikan tanggapan Tanya Jawab Tanya jawab tentang konsep pembelajaran IPSdilanjutkan dengan menyimpulkan Diskusi Kelompok Diskusi kelompok tentang hasil pemetaan KD dan indikator pembelajaran IPS SMP Kerja kelompoktentang keterkaitan antara jaringan tema, silabus, RKH, dan RPP dengan menggunakan LK-2.1 Penyimpulan Hasil Diskusi Kelompok Instruktur menyimpulkan hasil diskusi kelompok dengan memberikan pemahaman lebih lanjut tentang pembelajaran terpadu dalam IPS dan implementasinya. IPS – SMP | 125 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 126 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 127 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 128 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 129 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 130 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 131 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 132 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 133 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 LK - 2.1 Materi Pelatihan : 2. Analisis Materi Ajar 2.1 SUB MATERI PELATIHAN : KONSEP PEMBELAJARAN IPS TERPADU PETUNJUK KEGIATAN PERANCANGAN MODEL KETERPADUAN PADA PEMBELAJARAN IPS Kompetensi : Mendeskripsikan konsep pembelajaran IPS Terpadu Tujuan : 1. Memetakan konsep esensial pada KD mata pelajaran IPS yang dapat dipadukan (KD domain sikap, pengetahuan dan keterampilan) 2. Memetakan konsep esensial dari satu tema IPS untuk satu kali tatap muka pembelajaran 3. Merancang alternatif model keterpaduan pada penyajian satu topik IPS Langkah Kerja: 1. Silahkan Anda berkumpul dengan kelompok kegiatan analisis SKL,KI dan KD pada materi pelatihan 1 2. Cermati kembali hasil analisis SKL, KI dan KD yang telah kelompok Anda buat. 3. Buatah pemetaan konsep esensial yang teridentifikasi pada hasil analisis SKL, KI dan KD dalam bentuk mind maps ( lihat contoh pada HO - 2.1 ) 4. Berdasarkan hasil pemetaan konsep tersebut, tentukan tema IPS yang dapat disajikan pada setiap tatap muka pembelajaran 5. Buatlah pemetaan konsep yang dapat dipadukan pada masing-masing tema IPS untuk setiap tatap muka pembelajaran tersebut (lihat contoh pada HO – 2.1) 6. Berdasarkan pemetaan konsep pada setiap tema atau materi IPS yang Anda buat, rancanglah alternatif model keterpaduan yang cocok dengan pemetaan tersebut untuk penyajian pembelajarannya. Rancangan cukup dibuat dalam bentuk gambar model keterpaduan. IPS – SMP | 134 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 2.2 MATERI PELATIHAN: KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC Langkah Kegiatan Inti Penayangan Video 10 Menit Mengkaji konsep pendekatan dari HO Paparan Materi Pendekatan Scientific pada Pembelajaran IPS Diskusi Kelompok identifikasi pendekatan scientific 25 Menit 45 Menit 5 Menit Penayangan Video 1. Penayangan video pembelajaran dengan pendekatan scientific 2. Identifikasi keterampilan yang sesuai dengan pendekatan scientific pada tayangan video Mengkaji Materi 1. Peserta mengkaji tentang konsep pendekatan scientific dan contoh penerapannya pada pembelajaran IPA dari handout yang tersedia 2. Instruktur memfasilitasi diskusi di kelompok pada saat peserta mengkaji materi Paparan materi Fasilitator menyampaikan tentang Konsep Pendekatan Scientific dengan menggunakan PPT2.2.1 dan Contoh Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan PPT-2.2-2 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi. Diskusi kelompok Diskusi kelompok pembelajaran IPS tentang contoh-contoh penerapan pendekatan scientific dalam Tugas Kelompok : Mengidentifikasi contoh pendekatan scientificpada salah satu KD Pemaparan hasil diskusi kelompok 1. masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya, kelompok lain dapat dijadikan pembahas dan penanya, 2. instruktur memberikan masukan terhadap hasil diskusi kelompok 3. pada akhir diskusi instruktur menyimpulkan hasil diskusi kelompok IPS – SMP | 135 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 136 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 137 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 138 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 139 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 CONTOH APLIKASI PENDEKATAN SAINTIFIK, TEMA MANUSIA SEBAGAI MAHKLUK SOSIAL Secara sederhana langkah-langkah pembelajaran saintifik tersebut dapat diikuti seperti penjelasan berikut; (1) Mengamati fakta yang ada dapat dibagi dalam dua keadaan seperti pengamatan nyata fenomena alam atau lingkungan dan pengamatan obyek langsung. a. Pengamatan nyata fenomena alam atau lingkungan. Pengamatan seperti ini cocok untuk anak sekolah menengah pada kelas rendah dimana karakter penalarannya masih bertaraf induktif. Pengamatan langsung fenomena alam akan membantu siswa menuangkan apa yang di lihat atau amati ke dalam pengetahuan sederhana menjadi bakal pengetahuan secara lisan ataupun tertulis. Hasil tuangan dalam bahasa pengetahuan sederhana tersebut dengan mudah dapat dipahami. Misal; . fakta tentang “pengetahuan kontekstual”, yang menggambarkan tentang pola pemukiman penduduk, seperti gambar berikut: Fenomena/fakta seperti yang tampak pada gambar di atas diamati, kemudian dibahasakan secara konseptual dalam bentuk penjelasan sederhana. Berdasarkan fenomena tersebut, dapat dijelaskan tentang pola pemukiman penduduk yaitu pola pemukiman penduduk secara memanjang. Maksudnya, pola pemukiman seperti ini memiliki ciri berupa pemukiman penduduk berderet memanjang mengikuti alur jalan, sungai, rel kereta api atau pantai. Jika dihubungkan dengan tema manusia sebagai makhluk sosial, fenomena tersebut tentu saja mengarah pada kesimpulan bahwa dalam memenuhi kebutuhannya, manusia tidak dapat hidup sendiri bahkan selalu berkelompok dan membutuhkan orang lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut menyesuaikan dengan kondisi alam sekitar yang ada. Jika seseorang suka tinggal di tempat yang dekat dengan air, dia dapat memilih lokasi rumah di pinggiran atau menyusuri sungai, tetapi bagi yang suka IPS – SMP | 140 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 dengan keramaian, dia memilih lokasi untuk membangun rumahnya mengikuti jalan, dsb. Kegiatan sederhana seperti yang dijelaskan di atas dapat membantu siswa mengembangkan kreativitas berpikir secara analitis, bukan sekedar menghafalkan fakta-fakta. Proses sebelum tercapai kesimpulan pada hakekatnya hampir sama dengan penjelasan berikut b. Pengamatan objek IPS Pengamatan obyek sangat cocok untuk siswa yang mulai menerima kebenaran logis, sehingga mereka tidak mempermasalahkan suatu rangkaian kebenaran sebelumnya yang didapatkan dari penalaran yang benar, walaupun objeknya tidak nyata. Pengamatan seperti ini lebih tepat dikatakan sebagai pengumpulan dan pemahaman kebenaran pengetahuan. Fakta yang didapatkan dapat berupa definisi, grafik dan lain sebagainya. Misal; siswa diminta membayangkan kegiatan petani di sawah, kemudian diminta menjelaskan atau bercerita tentang kegiatan petani berikutnya sampai dengan hasil beras menjadi nasi dihubungkan dengan tema manusia sebagai makhluk sosial. Satu persatu siswa menyebutkan hasil pengamatannya seperti; (1) ada 6 orang di sawah sedang bekerja menanam padi, (2)orang-orang bekerja di sawah membetulkan saluran irigasi, (3) orang-orang sedang bekerja melakukan panen padi Dari hasil pengamatan obyek tersebut dapat disimpulkan tentang mahkluk sosial; Makhluk sosial adalah makhluk berkelompok dan tidak mampu hidup menyendiri. Makhluk sosial adalah makhluk yang memiliki kecenderungan menyukai dan membutuhkan kehadiran sesamanya sebagai kebutuhan dasar yang disebut kebutuhan sosial (social needs) Hasil pengamatan obyek secara sederhana tersebut jika dilanjutkan dapat berupa analisis dan menghasilkan kajian yang saling kait mengkait. Kegiatan petani dalam menggarap sawahnya untuk menanam padi sampai dengan panen adalah; (1)memerlukan pedagang benih, (2)setelah itu petani memerlukan pekerja untuk menanam padi, (3) setelah masa tanam, petani memerlukan pupuk dan pekerja, (4)pekerja untuk penyiangan gulma, (5)pekerja untuk penyemprotan hama,(6)buruh panen (7) setelah itu agar padi tersebut dapat diuangkan, petani perlu pembeli. Kegiatan mungkin dapat berhenti sampai di sini. Tetapi jika ingin menganalisis sampai dengan berupa beras dan sampai di meja berupa hidangan nasi, tentu kegiatan petani dapat dilanjutkan, (8) mereka masih memerlukan jasa orang lain lagi untuk melakukan IPS – SMP | 141 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 penyelepan padi menjadi beras, (9) dan petani memerlukan pembeli beras, (10) individu mengubah beras menjadi nasi Jadi, kegiatan pengamatan, bertanya dan mencoba sangat bagus untuk menuntun siswa membangun pengetahuan sendiri dan diharapkan mereka mampu menemukan sesuatu sampai dengan memahami nilai dari pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Dengan begitu dapat terjalin sinergi proses belajar yang sangat komunikatif dan aplikatif dengan cara memberikan pancingan-pancingan pada siswa untuk mengembangkan cara berpikir tingkat tinggi ilmiah,aktif, kreatif. Observation based learning, questioning menjadi dasar proses pembelajaaran, sehingga semua pertanyaan selalu terbuka dan mengarah pada multi jawaban (2) Menanya. Kecenderungan yang ada sekarang adalah siswa gagal menyelesaikan suatu masalah yang ada hubungannya dengan pengetahuan sosial, jika konteksnya diubah sedikit saja. Ini terjadi karena siswa cenderung menghafal fakta, konsep atau prosedur tertentu. Tidak terbangun suatu pemikiran yang divergen. Pemikiran yang divergen ini dapat dibangkitkan dari suatu pertanyaan. Untuk menggalinya dapat dilakukan dengan memanfaatkan solusi yang mereka hasilkan, dengan menanyakan alternatif-alternatif yang mungkin dari solusi itu. Dalam hal ini guru tidak boleh memberi tahu, tetapi hanya memberikan pertanyaan pancingan, sampai siswa sendiri yang menyelesaikan dan mencari alternatif yang lain. Misalnya dari analisis yang dijelaskan di atas, siswa diarahkan pada pertanyaan (1) mengapa petani perlu bekerja di sawah? (2) apa yang akan terjadi seandainya petani tidak bekerja? (3) mengapa para petani memerlukan orang lain untuk mengerjakan semua pekerjaan yang mengarah pada pekerjaan menggarap sawah, (4) bagaimana seandainya tidak ada yang membantu menggarap sawah? (5) apa yang akan terjadi seandainya tidak ada orang lain yang membantu? (6) berapa penghasilan kotor petani pasca panen?(7) berapa penghasilan bersih petani setelah dipotong biaya operasional? Alternatif-alternatif seperti itu perlu dibangun sehingga memunculkan kreativitas dan tingkatan berpikir dari yang mudah ke yang sukar. Pertanyaan dapat ditingkatkan ke hal yang lebih sulit lagi seperti; (1) apakah sawah yang digarap petani tersebut miliknya sendiri ataukah menyewa ke orang lain? (2) bagaimana petani tersebut mengatur perekonomian keluarganya? (3) bagaimana cara petani tersebut menjual hasil panen? (4) menggunakan transportasi jenis apakah petani tersebut mengangkut hasil panenya? dst. (2) Pertanyaan seperti di atas memerlukan adanya solusi (jawaban) melalui suatu penalaran. Dalam IPS permasalahan seperti ini dapat dijawab dengan mengaitkan teorema lain atau pendefinisian baru terutama bagi siswa yang sudah dapat menerima kebenaran logis. Penalaran secara umum adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. IPS – SMP | 142 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Disini penalaran dapat bermakna penyerupaan (associating) dan juga dapat bermakna akibat (reasoning). Ada dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena khusus untuk hal-hal yang bersifat umum.Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada pengamatan inderawi atau pengalaman empirik. Misalkan pengalaman hidup siswa sebagai makhluk sosial baik di rumah, di sekolah dan di masyarakat, mereka memiliki pengalaman hidup dengan orang lain. Jika di rumah, mereka hidup dengan keluarga (ayah, ibu, adik,kakak, dll), di sekolah ada Kepala Sekolah, Guru, teman sejawat, dll, di masyarakat tentu saja bergaul dengan orangorang dari berbagai kalangan Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus.Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang khusus. Penalaran dalam IPS terkait penarikan kesimpulan adalah manusia sebagai makhluk sosial pasti memerlukan orang lain. Hal ini disimpulkan dari fakta bahwa dimanapun berada tidak ada satupun manusia yang mampu hidup sendiri tanpa bantuan yang lain. Perlu diingat juga bahwa penalaran diartikan juga sebagai penyerupaan / analogi atau dalam bahasa sosial asosiasi Dengan definisi akan mewadahi atau memenuhi sistem dalam IPS itu sendiri. Dari sini diperlukan adanya langkah atau tahap berikutnya yaitu mencoba atau secara lebih luas membuktikan. (3) Mencoba. Pengertian mencoba disini dapat diartikan secara sempit seperti menunjukkan dan dapat diartikan secara luas yaitu membuktikan. Pembuktian dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara membayangkan atau dengan mempraktekkan langsung. Sebagai contoh (masih berhubungan dengan tema “manusia sebagai mahkluk sosial”), menunjukkan sekelompok manusia di dalam kelas memiliki arti bahwa manusia selalu hidup bergerombol/berkelompok atau memerlukan orang lain. Pembuktian melalui praktek dapat dilakukan dengan durasi waktu tertentu, missal selama 5 menit, siswa yang ada dalam kelas diperintahkan untuk duduk sendiri-sendiri, dan dilarang berbicara atau berkomunikasi dengan yang lain. Pengalaman seperti apa yang di dapat mereka? Contoh ini bukan merupakan pembuktian dalam IPS secara sempurna, hanya sekedar contoh tahapan/langkah dalam pendekatan ilmiah dengan tema manusia sebagai mahkluk sosial. (4) Menyimpulkan (mengaitkan dengan konsep dan aplikasi lain). Pengertian menyimpulkan disini mengandung dua pengertian, yaitu mengaitkan konsep dalam IPS itu sendiri dan mengaitkan konsep yang diperoleh dengan dunia nyata. Hasil praktek yang diperoleh oleh siswa digunakan untuk aplikasi dalam dunia nyata dikaitkan dengan pengetahuan, sehingga siswa dapat menarik kesimpulan tentang manusia sebagai mahkluk sosial yang harus berkomunikasi karena dia membutuhkan orang lain. Oleh IPS – SMP | 143 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 karenanya, agar terjalin hubungan kerjasama atau kolaborasi yang harmonis, dia harus berkomunikasi secara sopan, santun dan beretika. Itulah yang dimaksud networking atau membentuk jaringan.Akhirnya, dengan pengalaman seperti itu diharapkan dapat membentuk sikap siswa. C. Penutup Langkah-langkah dalam pendekatan ilmiiah seperti dijelaskan di atas tentu saja harus dijiwai oleh perilaku(jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Akhirnya, pemahaman, penerapan dan analisis dari pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif terkait bidang kajian IPS dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Untuk lebih membantu terciptanya pendekatan saintifik, berikut ini tahapan process skills yang juga dapat diterapkan selama pembelajaran: a. Observasi, adalah kondisi ketika siswa mengamati sesuatu, mereka menggunakan seluruh indera yang dimiliki untuk menemukan apa yang sedang dipelajari b. Membandingkan, merupakan kegiatan ketika siswa membandingkan, mereka menemukan cara kesamaan atau perbedaan c. Klasifikasi, merupakan kegiatan ketika siswa mengklasifikasi, mereka mengelompokkan menurut karakteristik/cirri-ciri umum d. Menggunakan alat, merupakan kegiatan dengan cara memberikan kesempatan pada siswa untuk menggunakan alat atau media, serta alat khusus untuk menggali lebih mendalam tentang apa yang dipelajari e. Mengkomunikasikan, merupakan kegiatan ketika siswa mengkomunikasikan temuan belajarnya, mereka mengirim dan menerima pesan f. Menyimpulkan, ketika siswa melakukan penyimpulan, mereka memberikan arti /makna terhadap hasil pengamatan atau informasi g. Analisis, ketika siswa menganalisis, mereka menemukan cara dan mengapa sesuatu dapat bekerj h. Memprediksi, ketika siswa memprediksi, mereka menduga apa yang akan terjadi kemudian tergantung kejadian yang terjadi sebelumnya i. Evaluasi, merupakan cara yang sangat bermanfaat karena ketika siswa mengevaluasi, mereka mereview atau meninjau kembali suatu informasi apa sudah berguna dan benar j. Mengembangkan kemungkinan, ketika siswa mengembangkan kemungkinan, mereka berusaha menemukan cara lain dimana sesuatu dapat digunakan atau dilakukan IPS – SMP | 144 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 145 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 146 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 147 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 148 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Langkah Kegiatan Inti Mengamati tayangan pembelajaran Diskusi Kelompok (Focus Group Discussion) Kerja Kelompok 20 Menit 30 Menit 40 Menit Mengamatitayangantigajenis model pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based Learning, danDiscovery Learning). Menerapkan Focus pembelajaran. Group Discussionuntukmengidentifikasikarakteristiktiga KerjakelompokuntukmengidentifikasipenerapanPendekatanScientificpadatiga pembelajaran. model model IPS – SMP | 149 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 150 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 151 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 152 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 153 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 154 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 155 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 156 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 HO-2.2-3 MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2013 IPS – SMP | 157 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) A. Definisi/ Konsep 1. Definisi Metode Discovery Learningadalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the student is not presented with subject matter in the final form, but rather is required to organize it him self” (Lefancois dalam Emetembun, 1986:103). Dasar ide Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas. Bruner memakai metode yang disebutnya Discovery Learning, dimana murid mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir (Dalyono, 1996:41). Metode Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilatig conceps and principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219). Sebagai strategi belajar,Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru, sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian. Problem Solving lebih memberi tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah. Akan tetapi prinsip belajar yang nampak jelas dalam Discovery Learning adalah materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi siswa sebagai peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir. IPS – SMP | 158 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Dengan mengaplikasikan metode Discovery Learning secara berulang-ulang dapat meningkatkan kemampuan penemuan diri individu yang bersangkutan. Penggunaan metode Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Mengubah modus Ekspositori siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus Discovery siswa menemukan informasisendiri. 2. Konsep Dalam Konsep Belajar, sesungguhnya metode Discovery Learning merupakan pembentukan kategori-kategori atau konsep-konsep, yang dapat memungkinkan terjadinya generalisasi. Sebagaimana teori Bruner tentang kategorisasi yang nampak dalam Discovery, bahwa Discovery adalah pembentukan kategori-kategori, atau lebih sering disebut sistem-sistem coding. Pembentukan kategori-kategori dan sistem-sistem coding dirumuskan demikian dalam arti relasi-relasi (similaritas & difference) yang terjadi diantara obyek-obyek dan kejadian-kejadian (events). Bruner memandang bahwa suatu konsep atau kategorisasi memiliki lima unsur, dan siswa dikatakan memahami suatu konsep apabila mengetahui semua unsur dari konsep itu, meliputi: 1) Nama; 2) Contoh-contoh baik yang positif maupun yang negatif; 3) Karakteristik, baik yang pokok maupun tidak; 4) Rentangan karakteristik; 5) Kaidah (Budiningsih, 2005:43). Bruner menjelaskan bahwa pembentukan konsep merupakan dua kegiatan mengkategori yang berbeda yang menuntut proses berpikir yang berbeda pula. Seluruh kegiatan mengkategori meliputi mengidentifikasi dan menempatkan contoh-contoh (obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa) ke dalam kelas dengan menggunakan dasar kriteria tertentu. Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan Discovery Learning Environment, yaitu lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif. Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan pada manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Manipulasi bahan pelajaran bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan siswa dalam berpikir (merepresentasikan apa yang dipahami) sesuai dengan tingkat perkembangannya. Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh bagaimana cara lingkungan, yaitu: enactive, iconic, dan symbolic. Tahap enaktive, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk memahami lingkungan sekitarnya, artinya, dalam memahami IPS – SMP | 159 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik, misalnya melalui gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya. Tahap iconic, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi). Tahap symbolic, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya. Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan banyak simbol. Semakin matang seseorang dalam proses berpikirnya, semakin dominan sistem simbolnya. Secara sederhana teori perkembangan dalam fase enactive, iconic dan symbolic adalah anak menjelaskan sesuatu melalui perbuatan (ia bergeser ke depan atau kebelakang di papan mainan untuk menyesuaikan beratnya dengan berat temannya bermain) ini fase enactive. Kemudian pada fase iconic ia menjelaskan keseimbangan pada gambar atau bagan dan akhirnya ia menggunakan bahasa untuk menjelaskan prinsip keseimbangan ini fase symbolic (Syaodih, 85:2001). Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan (Sardiman, 2005:145). Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented. Hal yang menarik dalam pendapat Bruner yang menyebutkan: hendaknya guru harus memberikan kesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau ahli matematika. Dalam metode Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan. Hal tersebut memungkinkan murid-murid menemukan arti bagi diri mereka sendiri, dan memungkinkan mereka untuk mempelajari konsep-konsep di dalam bahasa yang dimengerti mereka. Dengan demikian seorang guru dalam aplikasi metode Discovery Learning harus dapat menempatkan siswa pada kesempatan-kesempatan dalam belajar yang lebih mandiri. Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41). Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam metode Discovery Learning menurut Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historian, atau ahli IPS – SMP | 160 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 matematika. Melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya. Karakteristik yang paling jelas mengenai Discovery sebagai metode mengajar ialah bahwa sesudah tingkat-tingkat inisial (pemulaan) mengajar, bimbingan guru hendaklah lebih berkurang dari pada metode-metode mengajar lainnya. Hal ini tak berarti bahwa guru menghentikan untuk memberikan suatu bimbingan setelah problema disajikan kepada pelajar. Tetapi bimbingan yang diberikan tidak hanya dikurangi direktifnya melainkan pelajar diberi responsibilitas yang lebih besar untuk belajar sendiri. B. Fakta Empirik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil Pembelajaran Berdasarkan fakta dan hasil pengamatan, penerapan pendekatan Discovery Learning dalam pembelajaran memiliki kelebhihan-kelebihan dan kelemahankelemahan. 1. Kelebihan Penerapan Discovery Learning a. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilanketerampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya. b. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer. c. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil. d. Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannyasendiri. e. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri. f. Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya. g. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasangagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi. h. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah padakebenaran yang final dan tertentu atau pasti. i. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik. j. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru. k. Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri. l. Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri. m. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsic. n. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang. o. Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya. IPS – SMP | 161 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 p. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa. q. Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. r. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu. 2. KelemahanPenerapanDiscovery Learning a. Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi. b. Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya. c. Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama. d. Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian. e. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPS kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa f. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untukberpikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru. C. Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran Berikut ini langkah-langkah dalam mengaplikasikan modeldiscovery learning di kelas. a. Langkah Persiapan Metode Discovery Learning a) Menentukan tujuan pembelajaran. b) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya). c) Memilih materi pelajaran. d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi). e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa. f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik. g) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa. IPS – SMP | 162 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 b. Prosedur Aplikasi Metode Discovery Learning Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas,ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut: a)Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan) Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini Bruner memberikan stimulation dengan menggunakan teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi. Dengan demikian seorang Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa agar tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai. b) Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah) Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agendaagenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) (Syah 2004:244), sedangkan menurut permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan. Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun siswa agar mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah. c. Data Collection (Pengumpulan Data) Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis. Dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki. IPS – SMP | 163 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 d. Data Processing (Pengolahan Data) Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22). Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis e. Verification (Pembuktian) Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak. f. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi) Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu. D. Contoh dalam pembelajaran IPS Contoh 1 Hadirkan ke dalam pikiran kamu tentang bentuk rumah yang ada di sekelilingmu (Indonesia), umumnya berbentuk joglo, selasar atau rumah dengan tambahan teras (depan maupun belakang). Sebaliknya, bentuk rumah di negara maju seperti Amerika, Inggris, Kanada, dll tidak memiliki teras. Bahkan berbentuk seperti kotakkotak tanpa tambahan teras. 1. 2. 3. 4. Dalam kegiatan ini kamu diminta mendiskusikan sekaligus menjawab pertanyaan yang ada. Gunakan buku sumber atau fasilitas internet untuk mendukung jawabanmu (khususnya tentang bentuk gambar bentuk rumah). Pertanyaan: (a) mengapa bentuk rumah di negara maju seperti yang disebutkan di atas berbeda dengan yang ada di Indonesia?(b) IPS mengapa – SMP di | 164 kota-kota besar banyak dibangun apartemen ataupun rumah susun? (c) lakukan pengamatan tentang penjual makanan keliling seperti bakso, pangsit, es puter, dll kemudian lakukan wawancara dan buatkan peta sederhana tentang rute perjalanan dalam berjualan setiap hari Bagaimana penjual keliling tersebut mengatur perekonomian keluarganya? SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Contoh 2 Siapa diantara kalian yang pernah bepergian ke luar kota? Jika kamu bepergian ke luar kota, kamu akan menjumpai banyak perbedaan antara kota dan desa, baik dari segi sosial, ekonomi dan budaya. Dalam kegiatan ini kamu diminta mendiskusikan, sekaligus menjelaskan tentang permasalahan yang ada dan mewujudkan hasilnya melalui gambar, tulisan; (a) ceriterakan tentang pengalamanmu tersebut dengan cara mengidentifikasi perbedaan yang ada, (b) bagaimana cara penduduk desa-kota berinteraksi secara ekonomi, sosial dan budaya? (c) mengapa di kota banyak sekali dijumpai orang yang bukan penduduk asli kota tersebut melainkan datang dari desa terdekat? (d) buatkan laporan secara tertulis Contoh 3 Amati barang-barang yang ada di sekitarmu. Barang-barang tersebut tentunya telah mengalami (produksi) yang sangat rumitPembelajaran dan lama mulai dari pencarian E. proses pembuatan Materi Pelatihan2.3: Model bahan baku hingga siap di pasarkan dan akhirnya sampai ke kamu, bahkan mungkin sekarang sedang kamu pakai. Dalam kegiatan ini hendaknya kamu: (a) (b) (c) (d) (e) (f) Mengidentifikasi barang yang kamu sukai, kemudian Cari tau tempat atau temukan dimana lokasi barang tersebut dibuat Ukur jarak pabrik pembuat dengan lokasi kamu sekarang Hitunglah total jarak tempuh perjalanan barang tersebut, kemudian Buatkan grafik barang-barang dimaksud Buatkan laporan secara tertulis F. Sistem Penilaian Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun nontes, sedangkan penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa, maka pelaksanaan penilaian dapat menggunakan contoh-contoh format penilaian seperti tersebut di bawah ini. IPS – SMP | 165 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 1. Penilaian Tertulis Penilaian tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu berikut ini. 1. Soal dengan memilih jawaban. a. pilihan ganda b. dua pilihan (benar-salah, ya-tidak) c. menjodohkan 2. Soal dengan mensuplai-jawaban. a. isian atau melengkapi b. jawaban singkat c. soal uraian Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas karena tidak menggambarkan kemampuan peserta didik yang sesungguhnya. Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan katakatanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas. Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut: a. materi, misalnya kesesuian soal dengan indikator pada kurikulum; b. konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas. c. bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/ kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda. IPS – SMP | 166 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 2. Penilaian Diri Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, subyek yang ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan, status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian, yang berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam proses pembelajaran di kelas, berkaitan dengan kompetensi kognitif, misalnya: peserta didik dapat diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu, berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu obyek sikap tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya sebagai hasil belajar berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan teknik ini dalam penilaian di kelas sebagai berikut: a. dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri; b. peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya; c. dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan obyektif dalam melakukan penilaian. 3. Penilaian Sikap ContohFormat Penilaian Sikap Mata Pelajaran: _________ Kelompok : _________ No Nama Siswa Komitmen Tugas Semester: _________ Kelas : _________ Skor Kerja Sama Ketelitian Minat Jumlah Skor 1 2 3 4 5 .. .. IPS – SMP | 167 Nilai SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 4. Format Penilaian Kinerja Nama Siswa: ……………… NO Contoh Format Penilaian Kinerja Tanggal: ……………… Kelas: ……………… Aspek yang Dinilai Tingkat Kemampuan 1 2 3 4 1. 2. 3. Jumlah Kriteria Penskoran Kriteria Penilaian 1. 2. 3. 4. Baik Sekali Baik Cukup Kurang A: Pengelompokan yang dilakukan siswa sangat baik, uraian yang dijabarkan rinci dan diperoleh dengan menggunakan seluruh indra disertai dengan gambargambar atau diagram. Pengelompokan yang dilakukan siswa baik, uraian yang dijabarkan kurang rinci dan diperoleh dengan menggunakan sebagian besar indra dengan gambargambar atau diagram. Pengelompokan yang dilakukan siswa cukup baik, uraian yang dijabarkan tidak rinci dan diperoleh dengan menggunakan sebagian kecil indra dengan gambargambar atau diagram. Pengelompokan yang dilakukan siswa kurang baik, uraian yang dijabarkan kurang sesuai dan diperoleh dengan menggunakan sebagian besar indra dengan gambar-gambar atau diagram. B: C: D: 4 3 2 1 10 – 12 A 7– 9 B 4–6 C ≤ 3 D 5.Penilaian Hasil Kerja Siswa Nama Siswa: ………………Tanggal: ……………… Input Proses Kelas: ……………… Out Put/Hasil Nilai IPS – SMP | 168 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Daftar Pustaka Dahar, RW., 1991. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Holiwarni, B., dkk., 2008. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing pada Mata Pelajaran Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 016 Pekanbaru Kota (Laporan Penelitian). Pekanbaru: Lemlit UNRI http://darussholahjember.blogspot.com/2011/05/aplikasi-metode-discoverylearning.html (diunduh 23Mei 2013). http://ebookbrowse.com/pengertian-model-pembelajaran-discovery-learningmenurut-para-ahli-pdf-d368189396 (diunduh 23 Mei 2013). http://prismabekasi.blogspot.com/2012/10/definisi-belajar-menurut-para-ahli.html (diunduh 23 Mei 2013) Jurnal Geliga Sains 3 (2), 8-13, 2009 JProgram Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau ISSN 1978-502X. Rizqi, 2000. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guide-Discovery Learning) yang Mengintegrasikan Kegiatan Laboratorium untuk Fisika SLTP Bahan Kajian Pengukuran. Tesis, UNESA (tidak dipublikasikan). Syamsudini , 2012. Aplikasi Metode Discovery Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah, Motivasi Belajar dan Daya Ingat Siswa. Syah, M., 1996. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. IPS – SMP | 169 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 2.3 MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPS – SMP | 170 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 171 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 172 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 173 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 HO 2.2.1 MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK/ PROJECT BASED LEARNING A. KONSEP/DEFINISI Pembelajaran Berbasis Proyek(Project Based Learning=PjBL)adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyekdirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyekmemberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. Pembelajaran Berbasis Proyekdapat dikatakan sebagai operasionalisasi konsep “Pendidikan Berbasis Produksi” yang dikembangkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK sebagai institusi yang berfungsi untuk menyiapkan lulusan untuk bekerja di dunia usaha dan industri harus dapat membekali peserta didiknya dengan “kompetensi terstandar” yang dibutuhkan untuk bekerja dibidang masing-masing. Dengan pembelajaran “berbasis produksi” peserta didik di SMK diperkenalkan dengan suasana dan makna kerja yang sesungguhnya di dunia kerja. Dengan demikian model pembelajaran yang cocok untuk SMK adalah pembelajaran berbasis proyek. IPS – SMP | 174 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja; 2. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik; 3. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan; 4. peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan; 5. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu; 6. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan; 7. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan 8. situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan. Peran instruktur atau guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyeksebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa. Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Proyekantara lain berikut ini. 1. Pembelajaran Berbasis Proyekmemerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek. 2. Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki system baru. 3. Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional ,dimana instruktur memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai teknologi. 4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik bertambah. Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan lay-out ruang kelas, seperti: traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Atau buatlah suasana belajar menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat dilakukan di taman, artinya belajar tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas. IPS – SMP | 175 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 B. FAKTA EMPIRIK KEBERHASILAN Kelebihan dan kekurangan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyekdapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek a. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai. b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. c. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problemproblem yang kompleks. d. Meningkatkan kolaborasi. e. Mendorong peserta didik keterampilan komunikasi. f. untuk mengembangkan dan mempraktikkan Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber. g. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. h. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata. i. Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata. j. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran. 2. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek a. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah. b. Membutuhkan biaya yang cukup banyak. c. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas. d. Banyaknya peralatan yang harus disediakan. e. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan. f. Ada kemungkinanpeserta didikyang kurang aktif dalam kerja kelompok. IPS – SMP | 176 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 g. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek di atas seorang pendidik harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah, membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek, meminimalis dan menyediakan peralatan yang sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar, memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran. Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan keterampilan seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa. Pelajaran berbasis proyek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak-anak bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata pelajaran lainnya. Antusias peserta didik cenderung untuk mempertahankan apa yang mereka pelajari, bukan melupakannya secepat mereka telah lulus tes. C. LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan dengan diagram sebagai berikut. Diagram 1. Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek IPS – SMP | 177 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Penjelasan Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut. 1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question). Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik. 2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project. Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan emikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek. 3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule) Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara. 4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project) Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting. 5. Menguji Hasil (Assess the Outcome) Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. 6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience) Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi IPS – SMP | 178 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran. Peran guru dan peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut. 1. Peran Guru a. b. c. d. e. f. Merencanakan dan mendesain pembelajaran. Membuat strategi pembelajaran. Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa. Mencari keunikan siswa. Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian. Membuat portofolio pekerjaan siswa. 2. Peran Peserta Didik a. b. c. d. e. f. g. Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir. Melakukan riset sederhana. Mempelajari ide dan konsep baru. Belajar mengatur waktu dengan baik. Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok. Mengaplikasikanhasil belajar lewat tindakan. Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dll). CONTOH PENERAPAN 1. Pembelajaran Berbasis Proyek di Kelas VII SMP..... Contoh PjBL IPS SMP KEGIATAN PEMBELAJARAN PROYEK KELAS VII SMP .... TAHUN 2013/2014 MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER : : IPS VII /1(SATU) IPS – SMP | 179 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 A. TUJUAN PEMBELAJARAN: Setelah melakukan pengamatan dan diskusi, peserta didik dapat: 1. Menjelaskan pengertian manusia sebagai mahluk sosial dalam kehidupan sehari-hari 2. Menggali informasi tentang bentuk-bentuk dinamika interaksi manusia (hasil budaya) pada masa praaksara 3. Menjelaskan dinamika interaksi manusiadalam pemecahan masalah pokok ekonomi 4. Memberikan contoh dinamika interaksi manusiaterhadap lingkungan sekitar 5. Mengidentifikasi permasalahan manusia hubungannya dengan interaksi sosial 6. Mengidentifikasi permasalahan manusia hubungannya dengan sosial budaya 7. Menganalisis permasalahan pokok ekonomi yang dialami manusia sebagai mahluk sosial dalam kehidupan sehari-hari 8. Mengevaluasi permasalahan manusia hubungannya dengan lingkungan sekitar B. PENTUNJUK UMUM 1. Baca secara cermat sebelum anda mengerjakan tugas 2. Pelajari materi IPS yang berhubungan dengan Manusia sebagai Makhluk Sosial 3. Kerjakan sesuai dengan langkah-langkah sesuai petunjuk Guru 4. Kerjakan dengan cara diskusi dengan teknik yang ditentukan Guru 5. Konsultasikan dengan guru bila mengalami kesulitan mengerjakan tugas a. Kerjakan tugas berikut ini melalui diskusi dalam kelompokmu. b. Lakukan observasi di sekatar anda dan gunakan fasilitas internet dan buku IPS lainnya untuk mencari informasi tentang manusia sebagai mahluk sosial ! c. Lakukan analisis tentang cara masyarakat pra aksara pada masa pertanian dan masa perundagian dalam melakukan kerja sama. Jelaskan pernyataan ini menurut pendapat kelompokmu dengan menggunakan contoh-contoh hasil budaya mereka ! d. Jelaskan tentang permasalahan pokok ekonomi masyarakat yang ada di sekitarmu e. Jelaskan upaya manusia sebagai mahluk sosial dalam memanfaatkan sumber daya alam menanggulangi permasalahan rekonomi ! f. Laporkan secara tertulis hasil diskusi kelompokmu secara tertulis! Malangr, 23 September 2013 Guru Kelas VII A ...................................................... IPS – SMP | 180 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 LEMBAR KEGIATAN 1 KEGIATAN PEMBELAJARAN PROYEK KELAS VII SMP NEGERI...... TAHUN 2013/2014 MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER NAMA NOMER ABSEN : : : : IPS II /1 (SATU) …………………………………………………… …………………………………………………… PETUNJUK KHUSUS a. Gunakan fasilitas internet dan buku IPS lainnya untuk mencari informasi tentang manusia sebagai mahluk sosial ! b. Lakukan analisis tentang cara masyarakat pra aksara pada masa pertanian dan masa perundagian dalam melakukan kerja sama. dengan menggunakan contohgambar gambar hasil budaya mereka ! Tanggal kegiatan : Hasil analisis : Keterangan Gambar : 1. 2. 3. IPS – SMP | 181 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 LEMBAR KEGIATAN 2 KEGIATAN PEMBELAJARAN PROYEK KELAS VII SMP NEGERI...... TAHUN 2013/2014 MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER NAMA NOMER ABSEN : : : : IPS VII SMP …………………………………………………… …………………………………………………… PETUNJUK KHUSUS a. Lakukan observasi di sekatar anda dan gunakan fasilitas internet dan buku IPS lainnya untuk mencari informasi tentang manusia sebagai mahluk sosial ! b. Jelaskan tentang permasalahan pokok ekonomi masyarakat yang ada di sekitarmu dengan disertai gambar ! Tanggal Observasi : Hasil Observasi : Tanggal Observasi : Hasil Observasi : Gambar Gambar IPS – SMP | 182 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 LEMBAR KEGIATAN3 KEGIATAN PEMBELAJARAN PROYEK KELAS VII SMP NEGERI...... TAHUN 2013/2014 MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER : : IPS VII /1 (SATU) PETUNJUK KHUSUS Lakukan observasi di sekatar anda ,Jelaskan upaya manusia sebagai mahluk sosial dalam memanfaatkan sumber daya alam menanggulangi permasalahan ekonomi di sekitar anda! .................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................... D. SISTEM PENILAIAN Penilaian pembelajaran dengan metoda Pembelajaran Berbasis Proyek harus diakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian produk. Penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Penilaian Proyek a. Pengertian Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk IPS – SMP | 183 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: 1) Kemampuan pengelolaan Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan. 2) Relevansi Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran. 3) Keaslian Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik. b. Teknik Penilaian Proyek Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian. IPS – SMP | 184 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Contoh Teknik Penilaian Proyek Mata Pelajaran Nama Proyek Alokasi Waktu Guru Pembimbing : : : : Nama NIS Kelas : : : No. 1 2 3 ASPEK SKOR (1 - 5) PERENCANAAN : a. Persiapan b. Rumusan Judul PELAKSANAAN : a. Sistematika Penulisan b. Keakuratan Sumber Data / Informasi c. Kuantitas Sumber Data d. Analisis Data e. Penarikan Kesimpulan LAPORAN PROYEK : a. Performans b. Presentasi / Penguasaan TOTAL SKOR Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan , proses pengerjaan sampai dengan akhir proyek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai. Pelaksanaan penilaian dapat juga menggunakan rating scale dan checklist. 2. Penilaian Produk a. Pengertian Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat IPS – SMP | 185 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu: 1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk. 2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik. 3) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. b. Teknik Penilaian Produk Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. 1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal. 2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan. Contoh Penilaian Produk Mata Ajar : Nama Proyek : Alokasi Waktu : Nama Peserta didik : Kelas/SMT : No. 1 2 3 Tahapan Tahap Perencanaan Bahan Tahap Proses Pembuatan a. Persiapan Alat dan Bahan b. Teknik Pengolahan c. K3 (Keselamatan kerja, Keamanan dan Kebersihan) Tahap Akhir (Hasil Produk) a. Bentuk Fisik b. Inovasi TOTAL SKOR Skor ( 1 – 5 )* Catatan : *) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya. IPS – SMP | 186 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Daftar Pustaka Alexander, D. (2000). The learning that lies between play and academics in afterschool programs. National Institute on Out-of-School Time. Retrieved from http://www.niost.org/ Publications/papers. Admin.Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) [online]. Diakses di http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/151/hubptain-gdl-ellyikasus7509-3-babii.pdf (17 Oktober 2011). Barron, B., & Darling-Hammond, L. (2008). Teaching for meaningful learning: A review of research on inquiry-based and cooperative learning. Retrieved from http://www.edutopia. org/pdfs/edutopia-teaching-for-meaningful-learning.pdf. Buck Institute for Education. Introduction to Project Based Learning. [Online]. Diakses di http://www.bie.org/images/uploads/general/20fa7d42c216e2ec171a212e97fd4a9e.p df (18 Oktober 2011). Daniel K. Schneider. 2005. Project-based learning. [Online]. dihttp://edutechwiki.unige.ch/en/Project-based_learning (18 Oktober 2011). Diakses Florin, Suzanne. 2010. The Success of Project Based Learning. [Online]. Diakses di http://www.brighthub.com/education/k-12/articles/90553.aspx (18 Oktober 2011) Grant, M. (2009, April). Understanding projects in projectbased learning: A student’s perspective. Paper presented at Annual Meeting of the American Educational Research Association, San Diego, CA. Lucas, George .(2005). Instructional Module Project Based Learning. http://www.edutopia.org/modules/PBL/whatpbl.php. Diakses tanggal 13 Juli 2010. Markham, T. (2003). Project-Based Learning Handbook (2nd ed.). Novato, CA: Buck Institute for Education. Research summary: Project-based learning in middle grades mathematics. Retrieved from http://www.nmsa.org/Research/ResearchSummaries. ResearchSummaries/ProjectBasedLearninginMath/tabid/1570/Default.aspx. Savery, J. R. (2006). Overview of problem-based learning: Definitions and distinctions. The Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning, 1(1), 9–20. Journal of Problem-Based Learning, 3(1), 12–43. IPS – SMP | 187 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 188 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 189 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 190 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 191 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 192 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 193 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 HO 2.2.1 MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH/ PROBLEM BASED LEARNING KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2013 IPS – SMP | 194 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. A. Konsep/Definisi Definisi 1) Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). 2) Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Model pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh peserta didik yang diharapkan dapat menambah keterampilan peserta didik dalam pencapaian materi pembelajaran. IPS – SMP | 195 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Berikut ini lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL). 1) 2) 3) 4) 5) Permasalahan sebagai kajian. Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman. Permasalahan sebagai contoh. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses. Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik. Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan berikut ini. Guru sebagai Pelatih o Asking about thinking (bertanya tentang pemikiran). o Memonitor pembelajaran. Peserta Didik sebagai Problem Solver o Peserta yang aktif. o Terlibat langsung dalam pembelajaran. Masalah sebagai Awal Tantangan dan Motivasi o Menarikuntuk dipecahkan. o Menyediakan kebutuhan yang ada o Probbing ( menantang peserta didik o Membangunpembelajaran. hubungannya dengan untuk berpikir ). pelajaran yang o Menjaga agar peserta didik dipelajari. terlibat. o Mengatur dinamika kelompok. o Menjaga berlangsungnya proses. Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah: 1) Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. 2) Pemodelan peranan orang dewasa. Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Berikut ini aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan. • • • PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas. PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga peserta didik secara bertahap dapat memi peran yang diamati tersebut. PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun femannya tentang fenomena itu. IPS – SMP | 196 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 3) Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning) Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru. Pendekatan PBL mengacu pada hal-hal sebagai berikut ini. a. Kurikulum : PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena memerlukan suatu strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat. b. Responsibility : PBL menekankan responsibility dan answerability para peserta didik ke diri dan panutannya. c. Realisme : kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otentik dan menghasilkan sikap profesional. d. Active-learning : menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan peserta didik untuk menemukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri. e. Umpan Balik : diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman. f. Keterampilan Umum : PBL dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management. g. Driving Questions :PBL difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang memicu peserta didik untuk berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai. h. Constructive Investigations :sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan para peserta didik. i. Autonomy :proyek menjadikan aktifitas peserta didik sangat penting. B. Fakta Empirik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil Pembelajaran Kelebihan Menggunakan PBL (1) Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan. IPS – SMP | 197 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 (2) Dalam situasi PBL, peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. (3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. Metoda ini memiliki kecocokan terhadap konsep inovasi pendidikan bidang keteknikan, terutama dalam hal sebagai berikut : 1. peserta didik memperoleh pengetahuan dasar (basic sciences)yang berguna untuk memecahkan masalah bidang keteknikan yang dijumpainya; 2. peserta didik belajar secara aktif dan mandiri dengan sajian materi terintegrasi dan relevan dengan kenyataan sebenarnya, yang sering disebut student-centered; 3. peserta didik mampu berpikir kritis, dan mengembangkan inisiatif. Berikut adalah beberapa hasil penelitian berkaitan dengan model PBL. 1. Wagiran, dkk, 2010,Pengembangan Pembelajaran Model Problem Based Learning Dengan Media Pembelajaran Berbantuan Komputer dalam Matadiklat Measuring Bagi Peserta didik SMK (Hibah Bersaing Perguruan Tinggi), 2010: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian dirancang dalam tiga tahap dalam kurun waktu 3 tahun. Pada tahun pertama penelitian bertujuan untuk merancang, membuat dan mengembangkan media pembelajaran berbantuan komputer berikut perangkatnya dalam mendukung model pembelajaran PBL-PBK. Pada tahun kedua, penelitian ini bertujuan untuk menerapkan dan menguji model pembelajaran PBL-PBK dalam lingkup luas sekaligus melihat efektivitasnya. Pada tahun ketiga, penelitian ini memfokuskan pada tahap sosialisasi model pembelajaran PBL-PBK dalam lingkup yang lebih luas. Penelitian dirancang menggunakan pendekatan Research and Development Sumber data dalam penelitian ini meliputi kalangan industri permesinan, perumus kebijakan, kepala sekolah, guru, peserta didik, dan ahli pendidikan. Penerapan model direncanakan di 5 SMK dengan metode eksperimen. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara kuantitatif yaitu deskriptif, dan komparatif. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah diperolehnya kompetensi Measuring dan diperolehnya media pembelajaran berbantuan komputer dalam mendukung pembelajaran PBL-PBK yang teruji. Hasil evaluasi ahli tentang kualitas media dilihat dari sisi materi menunjukkan skor 3,38 (dalam kategori baik), dari kualitas tampilan menunjukkan skor 3,04 (dalam kategori baik), sedangkan dari sisi pengorganisasian materi penunjukan skornya adalah: konsistensi sebesar 2,92 (cukup baik), format sebesar 3,13 (baik), pengorganisasian sebesar 3,25 (baik), bentuk dan ukuran huruf sebesar 2,63 (cukup baik). IPS – SMP | 198 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Hasil uji kelayakan(ujicoba) kepada peserta didik menunjukkan bahwa kualitas media dilihat dari sisi materi menunjukkan skor 3,28 (dalam kategori baik), dari kualitas tampilan dan daya tarik menunjukkan skor 3,30 (dalam kategori baik), sedangkan dari sisi pengorganisasian materi penunjukan skornya adalah: sebesar 3,22 (baik) Dengan demikian media berbantuan komputer dalam matadiklat measuring layak untuk diterapkan. Media berbantuan komputer yang disusun telah memnuhi aspek kelayakan baik dari segi teoritis maupun dari segi empiris. Tedapat tiga pola implementasi pembelajaran menggunakan media berbantuan komputer yaitu: (a) sebagai media tayamg, (b) sebagai media pendukung praktek, dan (c) sebagai media pembelajaran individual dan interaktif. 2. Dian Mala Sari, Pebriyenni ., Yulfia Nora, 2013, Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belajar Peserta didik Kelas IVBdalam Pembelajaran IPS Melalui Model Problem Based Learning di SDN 20 Kurao Pagang, Faculty of Education, Bung Hatta University Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya partisipasi peserta didik kelas IVB pada pembelajaran IPS. Yang berdampak terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peningkatan partisipasi dan hasil belajar peserta didik kelas IVB dalam pembelajaran IPS melalui model PBLdi SDN 20 Kurao Pagang. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan secara partisipan. Subjek penelitian ini peserta didik kelas IVB SDN 20 Kurao Pagang. Instrumen penelitian yang digunakan lembar observasi partisipasi peserta didik, lembar observasi aktivitas guru, tes hasil belajar dan catatan lapangan. Hasil penelitian diketahui bahwa partisipasi dalam menjawab pertanyaan meningkat dari 52,5 % di siklus I menjadi 70%, di siklus II. Partisipasi peserta didik menanggapi jawaban meningkat dari 40% di siklus I menjadi 65% di siklus II, dan partisipasi peserta didik dalam presentasi meningkat dari 27,5% di siklus I menjadi 67,5% di siklus II. Hasil belajar peserta didik siklus I meningkat dari 57,25% menjadi 72,75% di siklus II. Sedangkan persentase ketuntasan belajar yang ditentukan 70%. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa partisipasi dan hasil belajar peserta didik kelas IVB dapat ditingkatkan melalui model PBL dalam pembelajaran IPS di SDN 20 Kurao Pagang. C. Langkah-langkah Operasional Imlementasi dalam Proses Pembelajaran Pembelajaran suatu materi pelajaran dengan menggunakan PBL sebagai basis model dilaksanakan dengan cara mengikuti lima langkah PBL dengan bobot atau kedalaman setiap langkahnya disesuaikan dengan mata pelajaran yang bersangkutan. 1. Konsep Dasar (Basic Concept) Jika dipandang perlu, fasilitator dapat memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan IPS – SMP | 199 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran. Lebih jauh, hal ini diperlukan untuk memastikan peserta didik memperoleh kunci utama materi pembelajaran, sehingga tidak ada kemungkinan terlewatkan oleh peserta didik seperti yang dapat terjadi jika peserta didik mempelajari secara mandiri. Konsep yang diberikan tidak perlu detail, diutamakan dalam bentuk garis besar saja, sehingga peserta didik dapat mengembangkannya secara mandiri secara mendalam. 2. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem) Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan dalam kelompoknya, peserta didik melakukan berbagai kegiatan. Pertama, brainstorming yang dilaksanakan dengan cara semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat. Setiap anggota kelompok memiliki hak yang sama dalam memberikan dan menyampaikan ide dalam diskusi serta mendokumentasikan secara tertulis pendapat masing-masing dalam kertas kerja. Selain itu, setiap kelompok harus mencari istilah yang kurang dikenal dalam skenario tersebut dan berusaha mendiskusikan maksud dan artinya. Jika ada peserta didik yang mengetahui artinya, segera menjelaskan kepada teman yang lain. Jika ada bagian yang belum dapat dipecahkan dalam kelompok tersebut, ditulis dalam permasalahan kelompok. Selanjutnya, jika ada bagian yang belum dapat dipecahkan dalam kelompok tersebut, ditulis sebagai isu dalam permasalahan kelompok. Kedua, melakukan seleksi alternatif untuk memilih pendapat yang lebih fokus. Ketiga, menentukan permasalahan dan melakukan pembagian tugas dalam kelompok untuk mencari referensi penyelesaian dari isu permasalahan yang didapat. Fasilitator memvalidasi pilihan-pilihan yang diambil peserta didik. Jika tujuan yang diinginkan oleh fasilitator belum disinggung oleh peserta didik, fasilitator mengusulkannya dengan memberikan alasannya. Pada akhir langkah peserta didik diharapkan memiliki gambaran yang jelas tentang apa saja yang mereka ketahui, apa saja yang mereka tidak ketahui, dan pengetahuan apa saja yang diperlukan untuk menjembataninya. Untuk memastikan setiap peserta didik mengikuti langkah ini, maka pendefinisian masalah dilakukan dengan mengikuti petunjuk. 3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning) Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan. Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami. IPS – SMP | 200 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Di luar pertemuan dengan fasilitator, peserta didik bebas untuk mengadakan pertemuan dan melakukan berbagai kegiatan. Dalam pertemuan tersebut peserta didik akan saling bertukar informasi yang telah dikumpulkannya dan pengetahuan yang telah mereka bangun. Peserta didik juga harus mengorganisasi informasi yang didiskusikan, sehingga anggota kelompok lain dapat memahami relevansi terhadap permasalahan yang dihadapi. 4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge) Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya. Tiap kelompok menentukan ketua diskusi dan tiap peserta didik menyampaikan hasil pembelajaran mandiri dengan cara mengintegrasikan hasil pembelajaran mandiri untuk mendapatkan kesimpulan kelompok. Langkah selanjutnya presentasi hasil dalam pleno (kelas besar) dengan mengakomodasi masukan dari pleno, menentukan kesimpulan akhir, dan dokumentasi akhir. Untuk memastikan setiap peserta didik mengikuti langkah ini maka dilakukan dengan mengikuti petunjuk. 5. Penilaian (Assessment) Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. D. Contoh Penerapan Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul. Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka. Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta IPS – SMP | 201 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat. Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran. Tabel 1: Tahapan-Tahapan Model PBL FASE-FASE Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah. PERILAKU GURU • Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yg dibutuhkan. • Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih. Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik. Membantu peserta didik mendefinisikan danmengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok. Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas dengan teman. Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja. Fase 1: Mengorientasikan Peserta Didik pada Masalah Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitasaktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh peserta didik dan juga oleh guru. serta dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi agar peserta didik dapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu sebagai berikut. 1. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi peserta didik yang mandiri. IPS – SMP | 202 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 2. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan. 3. Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang siap membantu, namun peserta didik harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan temannya. 4. Selama tahap analisis dan penjelasan, peserta didik akan didorong untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan. Tidak ada ide yang akan ditertawakan oleh guru atau teman sekelas. Semua peserta didik diberi peluang untuk menyumbang kepada penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka. Fase 2: Mengorganisasikan Peserta Didik untuk Belajar Disamping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompokkelompok peserta didik dimana masing-masing kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip pengelompokan peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika kelompok selama pembelajaran. Setelah peserta didik diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar selanjutnya guru dan peserta didik menetapkan subtopiksubtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua peserta didik aktif terlibat dalam sejumlah kegiatan penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat menghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan tersebut. Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong peserta didik untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami IPS – SMP | 203 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Guru membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyakbanyaknya dari berbagai sumber, dan ia seharusnya mengajukan pertanyaan pada peserta didik untuk berifikir tentang masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapat dipertahankan. Setelah peserta didik mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam bentuk hipotesis, penjelesan, dan pemecahan. Selama pengajaran pada fase ini, guru mendorong peserta didik untuk menyampikan semua ide-idenya dan menerima secara penuh ide tersebut. Guru juga harus mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didikberpikir tentang kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka buat serta tentang kualitas informasi yang dikumpulkan. Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artifak (Hasil Karya) dan Mempamerkannya Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya) dan pameran. Artifak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artifak sangat dipengaruhi tingkat berpikirpeserta didik. Langkah selanjutnya adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan peserta didik-peserta didik lainnya, guru-guru, orang tua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik. Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. E. Sistem Penilaian Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan IPS – SMP | 204 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaanpekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment. 1. Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usahausahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar. 2. Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya. Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain berikut ini. 1. Penilaian kinerja peserta didik. Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis karangan, melakukan suatu eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis suatu gambar. 2. Penilaian portofolio peserta didik. Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik dapat berupa hasil karya terbaik peserta didik selama proses belajar, pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi lain yang terkait kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran. Dari informasi perkembangan itu peserta didik dan guru dapat menilai kemajuan belajar yang dicapai dan peserta didik terus berusaha memperbaiki diri. Penilain dengan portofolio dapat dipakai untuk penilaian pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif. Penilaian kolaboratif dalam PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self assesment) dan peer assesment. Self assessment adalah penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai oleh peserta didik itu sendiri dalam belajar. Peer assessment adalah penilian dimana peserta didik berdiskusi untuk memberikan penilaian upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang diselesaikan sendiri maupun teman dalam kelompoknya. IPS – SMP | 205 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 3. Penilaian Potensi Belajar Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik yaitu mengukur kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau temantemannya yang lebih maju. PBL yang memberi tugas-tugas pemecahan masalah memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan dan mengenali potensi kesiapan belajarnya. 4. Penilaian Usaha Kelompok Menilai usaha kelompok seperti yang dlakukan pada pembelajaran kooperatif dapat dilakukan pada PBL. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi merugikan yang sering terjadi, misalnya membandingkan peserta didik dengan temannya. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh peserta didik sebagai hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama. Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik tersebut, penilaian ini antara lain: 1).assesment kerja, 2). assesment autentik dan 3). portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana peserta didik merencanakan pemecahan masalah, melihat bagaimana peserta didik menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya. Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan dalam situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah dalam kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan zaman dan konteks atau lingkungannya, maka di samping pengembangan kurikulum juga perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan kurikulum yang memungkinkan peserta didik dapat secara aktif mengembangkan kerangka berpikir dalam memecahkan masalah serta kemampuannya untuk bagaimana belajar (learning how to learn). Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik akan mudah beradaptasi. Dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran tersebut sesuai dengan pandangan kontruktivis yang menekankan kebutuhan peserta didik untuk menyelidiki lingkungannya dan membangun pengetahuan secara pribadi pengetahuan bermakna. Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas tiga hal : 1. bagaimana peserta didik dan evaluator menilai produk (hasil akhir) proses 2. bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui masalah 3. bagaimana peserta didik akan menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan akan masalah atau sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka belajar menyampaikan hasil-hasil penilaian atau responrespon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam, misalnya secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian formal lainnya. Sebagian dari evaluasi memfokuskan pada pemecahan masalah oleh peserta didik maupun dengan cara melakukan proses belajar kolaborasi (bekerja bersama pihak lain). IPS – SMP | 206 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Daftar Pustaka Albanese, M.A. & Mitchell, S.. (1993). Problem BasedLearning: a Review of The Literature on Outcomes and Implementation Issues. Journal of Academic Medicine Barrows, H.S. & Tamblyn, R.M.. (1980). Problem BasedLearning: an Approach to Medical Education. New York: Springer Publishing Dahlan, M.D. (1990). Model-Model Mengajar . Bandung: Diponegoro. Sugiyono, Prof. Dr. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Das Salirawati, 2009, Penerapan Problem Based Learning Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Dalam Memecahkan Masalah, Makalah Duch, J. Barbara. (1995). Problems: A Key Factor in PBL. [Online]. Tersedia : http://www.udel.edu/pbl/cte/spr96-phys.html. [21 Juli 2010]. Glazer, Evan. (2001). Problem Based Instruction. In M. Orey (Ed.), Emerging Perspectives on Learning, Teaching, and Technology [Online]. Tersedia: http://www.coe.uga.edu/epltt/ProblemBasedInstruct.htm. [17 Juni 2005]. Ibrahim, M dan Nur. (2005). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University Press Karim, S., et al. (2007). Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika serta Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dan Kecakapan Ilmiah. Proposal Hibah Kompetitif UPI 2007. Bandung: Tidak diterbitkan Major, Claire,H dan Palmer, Betsy. 2001. Assessing the Effectiveness of Problem-Based Learning in Higher Education: Lessons from the Literature. [Online]. Tersedia : http://www.rapidintellect.com/AE Qweb/mop4spr01.htm [14 Juli 2010] Melvin L. & Silberman. (1996). Active Learning: 101 Strategies to Teach any Subject. USA: Allyn & Bacon Mudjiman, Haris. 2006. Belajar Mandiri. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press) Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004: Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo Proyek DUeLike Universitas Indonesia. (2002). Panduan Pelaksanaan Collaborative Learning& Problem BasedLearning. Depok: UI Siburian, Jodion. 2010. Model Pembelajaran Sains, Jambi: Universitas Jambi Sudjana, D. (1982). Model Pembelajaran Pemecahan Masalah. Bandung : Lembaga Penelitian IKIP Bandung Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran, Jambi: Gaung Persada Press IPS – SMP | 207 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 2.4 Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Pembelajaran Langkah Kegiatan Inti Kegiatan interaktif 15 Menit Diskusi Kelompok Paparan Materi dan Tanya jawab 50 Menit 20 Menit Kegiatan interaktif untuk menyamakan persepsi tentang jenis dan bentuk penilaian autentik. Diskusi kelompok tentang konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar dengan cara mengkaji HO Penilaian Autentik dan HO Penilaian Autentik pada pembelajaran IPA. Paparan materi dan Tanya jawab tentang Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar dengan menggunakan bahan tayang PPT-2.3 untuk menyamakan persepsi tentang Penilaian Autentik dan Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran IPA dengan menggunakan bahan tayang PPT-2.3/3.2. IPS – SMP | 208 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 PENDEKATAN ILMIAH DALAM PEMBELAJARAN HO-2.2-1 A. Esensi Pendekatan Ilmiah Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran.Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning)ketimbang penalaran deduktif (deductivereasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis. B. Pendekatan Ilmiah dan Nonilmiah dalam Pembelajaran Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradidional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10 persensetelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen. Proses pembelajaran dengan berbasis pendekatan ilmiah harus dipandu dengan kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini. IPS – SMP | 209 SMP • • • • • • • Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Substansi atau materipembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapatdipertanggung-jawabkan. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya. Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai nonilmiah yang meliputiintuisi, akal sehat,prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis. • Intuisi. Intuisi sering dimaknai sebagai kecakapan praktis yang kemunculannya bersifat irasional dan individual. Intuisi juga bermakna kemampuan tingkat tinggi yang dimiliki oleh seseorang atas dasar pengalaman dan kecakapannya. Istilah ini sering juga dipahami sebagai penilaian terhadap sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara cepat dan berjalan dengan sendirinya. Kemampuan intuitif itu biasanya didapat secara cepat tanpa melalui proses panjang dan tanpa disadari. Namun demikian, intuisi sama sekali menafikan dimensi alur pikir yang sistemik. • Akal sehat. Guru dan peserta didik harus menggunakan akal sehat selama proses pembelajaran, karena memang hal itu dapat menunjukan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang benar. Namun demikian, jika guru dan peserta didik hanya semata-mata menggunakan akal sehat dapat pula menyesatkanmereka dalam proses dan pencapaian tujuan pembelajaran. • Prasangka. Sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang diperoleh semata-mata atas dasar akal sehat (comon sense) umumnya sangat kuat dipandu kepentingan seseorang (guru, peserta didik, dan sejenisnya) yang menjadi pelakunya. Ketika akal sehat terlalu kuat didomplengi kepentingan pelakunya, seringkali mereka menjeneralisasi hal-hal khusus menjadi terlalu luas. Hal inilah yang menyebabkan penggunaan akal sehat berubah menjadi prasangka atau pemikiran skeptis. Berpikir skeptis atau prasangka itu memang penting, jika diolah secara baik. Sebaliknya akan berubah menjadi prasangka buruk atau sikap tidak percaya, jika diwarnai oleh kepentingan subjektif guru dan peserta didik. IPS – SMP | 210 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 • Penemuan coba-coba. Tindakan atau aksi coba-coba seringkali melahirkan wujud atau temuan yang bermakna. Namun demikian, keterampilan dan pengetahuan yang ditemukan dengan caracoba-coba selalu bersifat tidak terkontrol, tidak memiliki kepastian, dan tidak bersistematika baku. Tentu saja, tindakan coba-coba itu ada manfaatnya bahkanmampu mendorong kreatifitas.Karena itu, kalau memang tindakan coba-coba ini akan dilakukan, harus diserta dengan pencatatan atas setiap tindakan, sampai dengan menemukan kepastian jawaban. Misalnya, seorang peserta didik mencoba meraba-raba tombol-tombol sebuah komputer laptop, tiba-tiba dia kaget komputer laptop itu menyala. Peserta didik pun melihat lambang tombol yang menyebabkan komputer laptop itu menyala dan mengulangi lagi tindakannya, hingga dia sampai pada kepastian jawaban atas tombol dengan lambang seperti apa yang bisa memastikan bahwa komputer laptop itu bisa menyala. • Berpikir kritis. Kamampuan berpikir kritis itu ada pada semua orang, khususnya mereka yang normal hingga jenius. Secara akademik diyakini bahwa pemikiran kritis itu umumnya dimiliki oleh orang yang bependidikan tinggi. Orang seperti ini biasanya pemikirannya dipercaya benar oleh banyak orang. Tentu saja hasil pemikirannya itu tidak semuanya benar, karena bukan berdasarkan hasil esperimen yang valid dan reliabel, karena pendapatnya itu hanya didasari atas pikiran yang logis semata. C. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘apa’.Hasil akhirnya adalahpeningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills)dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi IPS – SMP | 211 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan ilmiah pembelajaran disajikan berikut ini. 1. Mengamati Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini. • Menentukan objek apa yang akan diobservasi • Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi • Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder • Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi • Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar • Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya. Kegiatan observasi dalam proses pembelajaran meniscayakan keterlibatan peserta didik secara langsung. Dalam kaitan ini, guru harus memahami bentuk keterlibatan peserta didik dalam observasi tersebut. • Observasi biasa (common observation). Pada observasi biasa untuk kepentingan pembelajaran, peserta didik merupakan subjek yang sepenuhnya melakukan observasi (complete observer). Di sini peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. • Observasi terkendali (controlled observation). Seperti halnya observasi biasa, padaobservasi terkendali untuk kepentingan pembelajaran, peserta didiksama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati.Merepa juga tidak memiliki hubungan apa pun dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Namun demikian, berbeda dengan observasi biasa, pada observasi terkendalipelaku atau objek yang diamati ditempatkan pada ruang atau situasi yang dikhususkan. Karena itu, IPS – SMP | 212 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran dengan observasi terkendali termuat nilai-nilai percobaan atau eksperimen atas diri pelaku atau objek yang diobservasi. • Observasipartisipatif (participant observation). Pada observasipartisipatif, peserta didik melibatkan diri secara langsung dengan pelaku atau objek yang diamati. Sejatinya, observasi semacam ini paling lazim dilakukan dalam penelitian antropologi khususnya etnografi. Observasi semacam ini mengharuskan peserta didik melibatkan diri pada pelaku, komunitas, atau objek yang diamati. Di bidang pengajaran bahasa, misalnya, dengan menggunakan pendekatan ini berarti peserta didik hadir dan “bermukim” langsung di tempat subjek atau komunitas tertentu dan pada waktu tertentu pula untuk mempelajari bahasa atau dialek setempat, termasuk melibakan diri secara langsung dalam situasi kehidupan mereka. Selama proses pembelajaran, peserta didik dapat melakukan observasi dengan dua cara pelibatan diri. Kedua cara pelibatan dimaksud yaitu observasi berstruktur dan observasi tidak berstruktur, seperti dijelaskan berikut ini. • Observasiberstruktur. Pada observasi berstruktur dalam rangka proses pembelajaran, fenomena subjek, objek, atau situasi apa yang ingin diobservasi oleh peserta didik telah direncanakan oleh secara sistematis di bawah bimbingan guru. • Observasitidak berstruktur. Pada observasi yang tidak berstruktur dalam rangka proses pembelajaran, tidak ditentukan secara baku atau rijid mengenai apa yang harus diobservasi oleh peserta didik. Dalam kerangka ini, peserta didik membuat catatan, rekaman, atau mengingat dalam memori secara spontan atas subjek, objektif, atau situasi yang diobservasi. Praktik observasi dalam pembelajaran hanya akan efektif jika peserta didik dan guru melengkapi diri dengan dengan alat-alat pencatatan dan alat-alat lain, seperti: (1) tape recorder, untuk merekam pembicaraan; (1) kamera, untuk merekam objek atau kegiatan secara visual; (2) film atau video, untuk merekam kegiatan objek atau secara audio-visual; dan (3) alat-alat lain sesuai dengan keperluan. Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdotalberupa catatan yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. Alat mekanikalberupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. Prinsip-rinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta didik selama observasi pembelajaran disajikan berikut ini. • Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi untuk kepentingan pembelajaran. • Banyak atau sedikit serta homogenitas atau hiterogenitas subjek, objek, atau situasi yang diobservasi. Makin banyak dan hiterogensubjek, objek, atau situasi yang diobservasi, makin IPS – SMP | 213 SMP • Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 sulit kegiatan obervasi itu dilakukan. Sebelum obsevasi dilaksanakan, guru dan peserta didik sebaiknya menentukan dan menyepakati cara dan prosedur pengamatan. Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat, direkam, dan sejenisnya, serta bagaimana membuat catatan atas perolehan observasi. 2. Menanya Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyara, pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya: Apakah ciri-ciri kalimat yang efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri kalimay efektif! a. Fungsi bertanya • Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran. • Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. • Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. • Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan. • Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. • Mendorong partisipasipeserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan. • Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. • Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul. • Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain. b. Kriteria pertanyaan yang baik • Singkat dan jelas. Contoh: (1) Seberapa jauh pemahaman Anda mengenai faktor-faktor yang menyebabkan generasi muda terjerat kasus narkotika dan obat-obatan terlarang? (2) Faktor-faktor apakah yang menyebabkan generasi muda terjerat kasus narkotika dan IPS – SMP | 214 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 obat-obatan terlarang? Pertanyaan kedua lebih singkat dan lebih jelas dibandingkan dengan pertanyaan pertama. • Menginspirasi jawaban. Contoh: Membangun semangat kerukunan umat beragama itu sangat penting pada bangsa yang multiagama. Jika suatu bangsa gagal membangun semangat kerukukan beragama, akan muncul aneka persoalan sosial kemasyarakatan. Coba jelaskan dampak sosial apa saja yang muncul, jika suatu bangsa gagal membangun kerukunan umat beragama?Dua kalimat yang mengawali pertanyaan di muka merupakan contoh yang diberikan guru untuk menginspirasi jawaban peserta menjawab pertanyaan. • Memiliki fokus. Contoh: Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya kemiskinan? Untuk pertanyaan seperti ini sebaiknya masing-masing peserta didik diminta memunculkan satu jawaban. Peserta didik pertama hingga kelima misalnya menjawab: kebodohan, kemalasan, tidak memiliki modal usaha, kelangkaan sumber daya alam, dan keterisolasian geografis. Jika masih tersedia alternatif jawaban lain, peserta didik yang keenam dan seterusnya, bisa dimintai jawaban. Pertanyaan yang luas seperti di atas dapat dipersempit, misalnya: Mengapa kemalasan menjadi penyebab kemiskinan? Pertanyaan seperti ini dimintakan jawabannya kepada peserta didik secara perorangan. • Bersifat probing atau divergen. Contoh: (1) Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, apakah peserta didik harus rajin belajar?(2) Mengapa peserta didik yang sangat malas belajar cenderung menjadi putus sekolah? Pertanyaan pertama cukup dijawab oleh peserta didik dengan Ya atau Tidak. Sebaliknya, pertanyaan kedua menuntut jawaban yang bervariasi urutan jawaban dan penjelasannya, yang kemungkinan memiliki bobot kebenaran yang sama. • Bersifat validatif atau penguatan. Pertanyaan dapat diajukan dengan cara meminta kepada peserta didik yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang sama. Jawaban atas pertanyaan itu dimaksudkan untuk memvalidsi atau melakukan penguatan atas jawaban peserta didik sebelumnya. Ketika beberapa orang peserta didik telah memberikan jawaban yang sama, sebaiknya guru menghentikan pertanyaan itu atau meminta mereka memunculkan jawaban yang lain yang berbeda, namun sifatnya menguatkan. Contoh: o o o o o o Guru: “mengapa kemalasan menjadi penyebab kemiskinan”? Peserta didik I: “karena orang yang malas lebih banyak diam ketimbang bekerja.” Guru: “siapa yang dapat melengkapi jawaban tersebut?” Peserta didik II: “karena lebih banyak diam ketimbang bekerja, orang yang malas tidak produktif” Guru : “siapa yang dapat melengkapi jawaban tersebut?” Peserta didik III: “orang malas tidak bertindak aktif, sehingga kehilangan waktu terlalu banyak untuk bekerja, karena itu dia tidak produktif.” IPS – SMP | 215 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 • Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang. Untuk menjawab pertanyaan dari guru, peserta didik memerlukan waktu yang cukup untuk memikirkan jawabannya dan memverbalkannya dengan kata-kata. Karena itu, setelah mengajukan pertanyaan, guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk peserta didik untuk menjawab pertanyaan itu. Jika dengan pertanyaan tertentu tidak ada peserta didik yang bisa menjawah dengan baik, sangat dianjurkan guru mengubah pertanyaannya. Misalnya: (1) Apa faktor picu utama Belanda menjajah Indonesia?; (2) Apa motif utama Belanda menjajah Indonesia? Jika dengan pertanyaan pertama guru belum memperoleh jawaban yang memuaskan, ada baiknya dia mengubah pertanyaan seperti pertanyaan kedua. • Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif. Pertanyaan guru yang baik membuka peluang peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang makin meningkat, sesuai dengan tuntunan tingkat kognitifnya. Guru mengemas atau mengubah pertanyaan yang menuntut jawaban dengan tingkat kognitif rendah ke makin tinggi, seperti dari sekadar mengingat fakta ke pertanyaan yang menggugah kemampuan kognitif yang lebih tinggi, seperti pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kata-kata kunci pertanyaan ini, seperti: apa, mengapa, bagaimana, dan seterusnya. • Merangsang proses interaksi. Pertanyaan guru yang baik mendorong munculnya interaksi dan suasana menyenangkan pada diri peserta didik.Dalam kaitan ini, setelah menyampaikan pertanyaan, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik mendiskusikan jawabannya. Setelah itu, guru memberi kesempatan kepada seorang atau beberapa orang peserta didik diminta menyampaikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Pola bertanya seperti ini memposisikan guru sebagai wahana pemantul. c. Tingkatan Pertanyaan Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini. Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan Kognitif yang lebih rendah       Pengetahuan (knowledge) Apa... Siapa... Kapan... Di mana... Sebutkan... Jodohkan pasangkan...  Persamaan kata...  Golongkan... atau IPS – SMP | 216 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013  Berilah nama...  Dll. Pemahaman (comprehension) Penerapan (application Kognitif yang lebih tinggi Analisis (analysis) Sintesis (synthesis)                      Terangkahlah... Bedakanlah... Terjemahkanlah... Simpulkan... Bandingkan... Ubahlah... Berikanlah interpretasi... Gunakanlah... Tunjukkanlah... Buatlah... Demonstrasikanlah... Carilah hubungan... Tulislah contoh... Siapkanlah... Klasifikasikanlah... Analisislah... Kemukakan bukti-bukti… Mengapa… Identifikasikan… Tunjukkanlah sebabnya… Berilah alasan-alasan…        Ramalkanlah… Bentuk… Ciptakanlah… Susunlah… Rancanglah... Tulislah… Bagaimana kita dapat memecahkan… Apa yang terjadi seaindainya… Bagaimana kita dapat memperbaiki… Kembangkan… Berilah pendapat… Alternatif mana yang lebih baik… Setujukah anda… Kritiklah… Berilah alasan… Nilailah… Bandingkan… Bedakanlah…   Evaluasi (evaluation)          IPS – SMP | 217 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 3. Menalar a. Esensi Menalar Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar. Dari persepektif psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi antara entitas konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan antara pikiran atau kedekatan dalam ruang dan waktu. Menurut teori asosiasi, proses pembelajaran pembelajaran akan berhasil secara efektif jika terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik. Pola ineraksi itu dilakukan melalui stimulus dan respons (S-R). Teori ini dikembangan kerdasarkan hasil eksperimen Thorndike, yang kemudian dikenal dengan teori asosiasi. Jadi, prinsip dasar proses pembelajaran yang dianut oleh Thorndike adalah asosiasi, yang juga dikenal dengan teori Stimulus-Respon (S-R). Menurut Thorndike, proses pembelajaran, lebih khusus lagi proses belajar peserta didik terjadi secara perlahan atau inkremental/bertahap, bukan secara tiba-tiba. Thorndike mengemukakan berapa hukum dalam proses pembelajaran. 1) Hukum efek (The Law of Effect), di mana intensitas hubungan antara stimulus (S) dan respon (R) selama proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh konsekuensi dari hubungan yang terjadi. Jika akibat dari hubungan S-R itu dirasa menyenangkan, maka perilaku peserta didik akan mengalami penguatan. 2) Sebaliknya, jika akibat hubungan S-R dirasa tidak menyenangkan, maka perilaku peserta didik akan melemah. Menurut Thorndike, efek dari reward (akibat yang menyenangkan) jauh lebih besar dalam memperkuat perilaku peserta didik dibandingkan efek punishment (akibat yang tidak menyenangkan) dalam memperlemah perilakunya. Ini bermakna bahwa reward akan meningkatkan perilaku peserta didik, tetapi punishment belum tentu akan mengurangi atau menghilangkan perilakunya. IPS – SMP | 218 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 3) Hukum latihan (The Law of Exercise). Awalnya, hukum ini terdiri dari duajenis, yang setelah tahun 1930 dinyatakan dicabut oleh Thorndike. Karena dia menyadari bahwa latihan saja tidak dapat memperkuat atau membentuk perilaku. Pertama, Law of Use yaitu hubungan antara S-R akan semakin kuat jika sering digunakan atau berulangulang. Kedua, Law of Disuse, yaitu hubungan antara S-R akan semakin melemah jika tidak dilatih atau dilakukan berulang-ulang.Menurut Thorndike, perilaku dapat dibentuk dengan menggunakan penguatan (reinforcement). Memang, latihan berulang tetap dapat diberikan, tetapi yang terpenting adalah individu menyadari konsekuensi perilakunya. 4) Hukum kesiapan (The Law of Readiness). Menurut Thorndike, pada prinsipnya apakah sesuatu itu akan menyenangkan atau tidak menyenangkan untuk dipelajari tergantung pada kesiapan belajar individunya. Dalam proses pembelajaran, hal ini bermakna bahwa jika peserta dalam keadaan siap dan belajar dilakukan, maka mereka akan merasa puas. Sebaliknya, jika pesert didik dalam keadaan tidak siap dan belajar terpaksa dilakukan, maka mereka akan merasa tidak puas bahkan mengalami frustrasi. 5) Prinsip-prinsip dasar dari Thorndike kemudian diperluas oleh B.F. Skinner dalam Operant Conditioning atau pelaziman/pengkondisian operan. Pelaziman operan adalah bentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulangi. Merujuk pada teori S-R, proses pembelajaran akan makin efektif jika peserta didik makin giat belajar. Dengan begitu, berarti makin tinggi pula kemampuannya dalam menghubungkan S dengan R. Kaidah dasar yang digunakan dalam teori S-R adalah berikut ini. • Kesiapan (readiness). Kesiapan diidentifikasi berkaitan langsung dengan motivasi peserta didik. Kesiapan itu harus ada pada diri guru dan peserta didik. Guru harus benar-benar siap mengajar dan peserta didik benar-benar siap menerima pelajaran dari gurunya. Sejalan dengan itu, segala sumber daya pembelajaran pun perlu disiapkan secara baik dan saksama. • Latihan (exercise). Latihan merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara berulang oleh peserta didik. Pengulangan ini memungkinkan hubungan antara S dengan R makin intensif dan ekstensif. • Pengaruh (effect). Hubungan yang intensif dan berulang-ulang antara S dengan R akan meningkatkan kualitas ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik sebagai hasil belajarnya. Manfaat hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik dirasakan langsung oleh mereka dalam dalam dunia kehidupannya. • Kaidah atau prinsip “pengaruh” dalam pembelajaran berkaitan dengan kemamouan guru menciptakan suasana, memberi penghargaan, celaan, hukuman, dan ganjaran. Teori S – S ini memang terkesan robotik. Karenanya, teori ini terkesan mengenyampingkan peranan minat, kreativitas, dan apirasi peserta didik. • Oleh karena tidak semua perilaku belajar atau pembelajaran dapat dijelaskan dengan pelaziman sebagaimana dikembangkan oleh Ivan Pavlov, teori asosiasi biasanya menambahkan teori belajar sosial (social learning) yang dikembangkan oleh Bandura. IPS – SMP | 219 SMP • • • • Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Menurut Bandura, belajar terjadi karena proses peniruan (imitation). Kemampuan peserta didik dalam meniru respons menjadi pengungkit utama aktivitas belajarnya. Ada empat konsep dasar teori belajar sosial (social learning theory) dari Bandura. Pertama, pemodelan (modelling), dimana peserta didik belajar dengan cara meniru perilaku orang lain (guru, teman, anggota masyarakat, dan lain-lain) dan pengalaman vicarious yaitu belajar dari keberhasilan dan kegagalan orang lain itu. Kedua, fase belajar, meliputi fase memberi perhatian terhadap model (attentional), mengendapkan hasil memperhatikan model dalam pikiran pebelajar (retention), menampilkan ulang perilaku model oleh pebelajar (reproduction), dan motivasi (motivation) ketika peserta didik berkeinginan mengulang-ulang perilaku model yang mendatangkan konsekuensi-konsekuensi positif dari lingkungan. Ketiga, belajar vicarious, dimana peserta didik belajar dengan melihat apakah orang lain diberi ganjaran atau hukuman selama terlibat dalam perilaku-perilaku tertentu. Keempat, pengaturan-diri (self-regulation), dimana peserta didik mengamati, mempertimbangkan, memberi ganjaran atau hukuman terhadap perilakunya sendiri. Teori asosiasi ini sangat efektif menjadi landasan menanamkan sikap ilmiah dan motivasi pada peserta didik berkenaan dengan nilai-nilai instrinsik dari pembelajaran partisipatif. Dengan cara ini peserta didik akan melakukan peniruan terhadap apa yang nyata diobservasinya dari kinerja guru dan temannya di kelas. Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini. • Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum. • Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi. • Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi). • Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati • Seriap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki • Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman. • Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik. • Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan. b. Cara menalar Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalardengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Jadi, menalar secara induktif adalah proses penarikan simpulan dari kasus-kasus yang bersifat nyata secara individual atau spesifik menjadi simpulan yang bersifat umum.Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik. IPS – SMP | 220 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Contoh: • Singa binatang berdaun telinga, berkembangbiak dengan cara melahirkan. • Harimau binatang berdaun telinga, berkembangbiak dengan cara melahirkan. • Ikan Paus binatang berdaun telinga berkembangbiak dengan melahirkan. • Simpulan: Semua binatang yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataanpernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang khusus. Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat premis, sebagai proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis,sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari dua premis. Contoh : • Kamera adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi • Telepon genggam adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperas. • Simpulan: semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi. 4. Analogi dalam Pembelajaran Selama proses pembelajaran, guru dan pesert didik sering kali menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan. Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalamua menalar secara analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau persamaan. Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi deduktif. Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini. Analogi induktifdisusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan suatu ‘metode menalar’yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan. Contoh: Peserta didik Pulan merupakan pebelajar yang tekun. Dia lulus seleksi Olimpiade Sains Tingkat Nasional tahun ini. Dengan demikian, tahun ini juga,Peserta didik Pulan akan mengikuti kompetisi pada Olimpiade Sains Tingkat Internasional. Untuk itu dia harus belajar lebih tekun lagi. IPS – SMP | 221 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Analogi deklaratif merupakan suatu‘metode menalar’untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal.Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah dketahui secara nyata dan dipercayai. Contoh: Kegiatan kepeserta didikan akan berjalan baik jika terjadi sinergitas kerja antara kepala sekolah, guru, staf tatalaksana, pengurus organisasi peserta didik intra sekolah, dan peserta didik. Seperti halnya kegiatan belajar, untuk mewujudkan hasil yang baik diperlukan sinergitas antara ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 5. Hubungan Antarfenomena Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Di sinilah esensi bahwa guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai hubungan antarfenonena atau gejala, khususnya hubungan sebab-akibat. Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau beberapa fakta yang satu dengan datu atau beberapa fakta yang lain.Suatu simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat juga menjadi akibat dari satuatau beberapa fakta tersebut. Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran induksi sebab akibat terdiri dri tiga jenis. • Hubungan sebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat, hal-hal yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat. Contoh: Bekerja keras, belajar tekun, berdoa, dan tidak putus asa adalah faktor pengungkit yang bisa membuat kita mencapai puncak kesuksesan. • Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab, hal-hal yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik simpulan yang merupakan penyebabnya. Contoh : Akhir-ahir ini sangat marak kenakalan remaja, angka putus sekolah, penyalahgunaan Nakoba di kalangan generasi muda, perkelahian antarpeserta didik, yang disebabkan oleh pengabaian orang tua dan ketidaan keteladanan tokoh masyarakat, sehingga mengalami dekandensi moral secara massal. • Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan sbab-akibat 1 –akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya. Contoh: Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi. Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan keluarga yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan IPS – SMP | 222 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 anak-anak mereka tidak berkesempatan menempuh pendidikan yang baik. Dampak lanjutannya, bukan tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus berlangsung secara siklikal. 6. Mencoba Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran IPA, misalnya,peserta didik harus memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3)mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4) melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data;(6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7)membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan. Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka: (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yanga akan dilaksanakan murid (2) Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid (5) Guru membicarakan masalah yanga akan yang akan dijadikan eksperimen (6) Membagi kertas kerja kepada murid (7) Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen atau mencoba dilakukan melalui tiga tahap, yaitu, persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Ketiga tahapan eksperimen atau mencoba dimaksud dijelaskan berikut ini. a. Persiapan • • • • • Menentapkan tujuan eksperimen Mempersiapkan alat atau bahan Mempersiapkan tempat eksperimen sesuai dengan jumlah peserta didikserta alat atau bahan yang tersedia. Di sini guru perlu menimbang apakah peserta didik akan melaksanakan eksperimen atau mencoba secara serentak atau dibagi menjadi beberapa kelompok secara paralel atau bergiliran Memertimbangkanmasalah keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau menghindari risiko yang mungkin timbul Memberikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan dan tahapatahapan yang harus dilakukan peserta didik, termasuk hal-hal yang dilarang atau membahayakan. IPS – SMP | 223 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 b. Pelaksanaan • • Selama proses eksperimen atau mencoba, guru ikut membimbing dan mengamati proses percobaan. Di sini guru harus memberikan dorongan dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik agar kegiatan itu berhasil dengan baik. Selama proses eksperimen atau mencoba, guru hendaknya memperhatikan situasi secara keseluruhan, termasuk membantu mengatasi dan memecahkan masalahmasalah yang akan menghambat kegiatan pembelajaran. c. Tindak lanjut 1) 2) 3) 4) Peserta didik mengumpulkan laporan hasil eksperimen kepada guru Guru memeriksa hasil eksperimen peserta didik Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik atas hasil eksperimen. Guru dan peserta didik mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen. 5) Guru dan peserta didik memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan dan alat yang digunakan A. Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kolaboratif? Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja rupa untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi, maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tntutan belajar secara bersamasama. Hasil penelitian Vygotsky membuktikan bahwa ketika peserta didik diberi tugas untuk dirinya sediri, mereka akan bekerja sebaik-baiknya ketika bekerjasama atau berkolaborasi dengan temannya. Vigotsky merupakan salah satu pengagas teori konstruktivisme sosial. Pakar ini sangat terkenal dengan teori “Zone of Proximal Development” atau ZPD. Istilah ”Proximal” yang digunakan di sini bisa bermakna “next“. Menurut Vygotsky, setiap manusia (dalam konteks ini disebut peserta didik) mempunyai potensi tertentu. Potensi tersebut dapat IPS – SMP | 224 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 teraktualisasi dengan cara menerapkan ketuntasan belajar (mastery learning). Akan tetapi di antara potensi dan aktualisasi peserta didik itu terdapat terdapat wilayah abu-abu. Guru memiliki berkewajiban menjadikan wilayah “abu-abu”yang ada pada peserta didik itu dapat teraktualisasi dengan cara belajar kelompok. Seperti termuat dalam gambar, Vygostsky mengemukakan tiga wilayah yang tergamit dalam ZPD yang disebut dengan “cannot yet do”, “can do with help“, dan “can do alone“. ZPD merupakan wilayah “can do with help”yang sifatnya tidak permanen, jika proses pembelajaran mampu menarik pebelajar dari zona tersebut dengan cara kolaborasi atau pembelajaran kolaboratif. Ada empat sifat kelas atau pembelajaran kolaboratif. Dua sifat berkenaan dengan perubahan hubungan antara guru dan peserta didik. Sifat ketiga berkaitan dengan pendekatan baru dari penyampaian guru selama proses pembelajaran. Sifat keempat menyatakan isi kelas atau pembelajaran kolaboratif. 1. Guru dan peserta didik saling berbagi informasi. Dengan pembelajaran kolaboratif, peserta didik memiliki ruang gerak untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman personal, bahasa komunikasi, strategi dan konsep pembelajaran sesuai dengan teori, serta menautkan kondisi sosiobudaya dengan situasi pembelajaran. Di sini, peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan manajer belajar ketimbang memberi instruksi dan mengawasi secara rijid. Contoh: Jika guru mengajarkan topik “hidup bersama secara damai.” Peserta didik yang mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan topik tersebut berpeluang menyatakan sesuatu pada sesi pembelajaran, berbagi idea, dan memberi garis-garis besar arus komunikasi antar peserta didik. Jika peserta didikmemahami dan melihat fenomena nyata kehidupan bersama yang damai itu, pengalaman dan pengetahuannya dihargai dan dapat dibagikan dalam jaringan pembelajaran mereka. Mereka pun akan termotivasi untuk melihat dan mendengar. Di sini peserta didik juga dapat merumuskan kaitan antara proses pembelajaran yang sedang dilakukan dengan dunia sebenarnya. 2. Berbagi tugas dan kewenangan. Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berbagi tugas dan kewenangan dengan peserta didik, khususnya untuk hal-hal tertentu. Cara ini memungkinan peserta didik menimba pengalaman mereka sendiri, berbagi strategi dan informasi, menghormati antarsesa, mendoorong tumbuhnya ide-ide cerdas, terlibat dalam pemikiran kreatif dan kritis serta memupuk dan menggalakkan mereka mengambil peran secara terbuka dan bermakna. • • Guru sebagai mediator. Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berperan sebagai mediator atau perantara. Guru berperan membantu menghubungkan informasi baru dengan pengalaman yang ada serta membantu peserta didik jika mereka mengalami kebutuan dan bersedia menunjukkan cara bagaimana mereka memiliki kesungguhan untuk belajar. Kelompok peserta didik yang heterogen. Sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didk yang tumbuh dan berkembang sangat penting untuk memperkaya pembelajaran di kelas. Pada kelas kolaboratif peserta didikdapat menunjukkan kemampuan dan keterampilan mereka, berbagi IPS – SMP | 225 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 informasi,serta mendengar atau membahas sumbangan informasi dari peserta didik lainnya. Dengan cara seperti ini akan muncul “keseragaman” di dalam heterogenitas peserta didik. Contoh Pembelajaran Kolaboratif Guru ingin mengajarkan tentang konsep, penggolongan sifat, fakta, atau mengulangi informasi tentang objek. Untuk keperluan pembelajaran ini dia menggunakan media sortir kartu (card sort). Prosedurnya dapat dilakukan seperti berikut ini. • Kepada peserta didik diberikan kartu indeks yang memuat informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih katagori. • Peserta didik diminta untuk mencari temannya dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan katagori yang sama. • Berikan kepada peserta didik yang kartu katagorinya sama menyajikan sendiri kepada rekanhya. • Selama masing-masing katagori dipresentasikan oleh peserta didik, buatlah catatan dengan kata kunci (point) dari pembelajaran tersebut yang dirasakan penting. 3. Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif Banyak merode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif. Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini. • JP = Jigsaw Proscedure Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok. • STAD = Student Team Achievement Divisions Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Anggotaanggota dalam setiap kelompok bertindak saling membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil belajar individual maupun kelompok peserta didik. • CI = Complex Instruction Titik tekan metode ini adalam pelaksanaan suatu proyek yang berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains, matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Fokusnya adalah menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didiksebagai anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat heterogen. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok. • TAI = Team Accelerated Instruction Metodeini merupakan kombinasi antara pembelajaran kooperatif/kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap peserta didik sebagai IPS – SMP | 226 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 anggota kelompok diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada hasil belajar individual maupun kelompok. • CLS = Cooperative Learning Stuctures. Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti peran. • LT = Learning Together Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok. • TGT = Teams-Games-Tournament Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik. • GI = Group Investigation Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok. • AC = Academic-Constructive Controversy Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok mempertahankan posisi yang dipilihnya. IPS – SMP | 227 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 • CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam kelompoknya. 4. Pemanfaatan Internet Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif. Karena memang, internet merupakan salah satu jejaring pembelajaran dengan akses dan ketersediaan informasi yang luas dan mudah. Saat ini internet telah menyediakan diri sebagai referensi yang murah dan mudah bagi peserta didik atau siapa saja yang hendak mengubah wajah dunia. Penggunaan internet disarakan makin mendesak sejalan denan perkembangan pengetahuan terjadi secara eksponensial. Masa depan adalah milik peserta didik yang memiliki akses hampir ke seluruh informasi tanpa batas dan mereka yang mampu memanfaatkan informasi diterima secepat mungkin. IPS – SMP | 228 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Daftar Pustaka Allen, L. (1973). An Examination of the Ability of Third Grade Children from the Science Curriculum Improvement Study to Identify Experimental Variables and to Recognize Change. Science Education, 57, 123-151. Padilla, M., Cronin, L., & Twiest, M. (1985). The Development and Validation of the Test of Basic Process Skills. Paper Presented at the Annual meeting of the National Association for Research in Science Teaching, French Lick, IN. Quinn, M., &George, K. D. (1975). Teaching Hypothesis Formation. Science Education, 59, 289-296. Science Education, 62, 215-221. Thiel, R., & George, D. K. (1976). Some Factors Affecting the use of the Science Process Skill of Prediction by Elementary School Children. Journal of Research in Science Teaching, 13, 155-166. Tomera, A. (1974). Transfer and Retention of Transfer of the Science Processes of Observation and Comparison in Junior High School Students.Science Education, 58, 195-203. IPS – SMP | 229 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 230 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 231 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 232 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 233 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 234 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 235 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 HO-2.3-1 2.4 PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR A. Definsi dan Makna Asesmen Autentik Asesmen autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah asesmen merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Dalam kehidupan akademik keseharian, frasa asesmen autentik dan penilaian autentik sering dipertukarkan. Akan tetapi, frasa pengukuran atau pengujian autentik, tidak lazim digunakan. Secara konseptual asesmen autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun. Ketika menerapkan asesmen autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah. Untuk mendapatkan pemahaman cukup komprehentif mengenai arti asesmen autentik, berikut ini dikemukakan beberapa definisi.Dalam American Librabry Association asesmen autentik didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran. Dalam Newton Public School, asesmen autentik diartikan sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik. Wiggins mendefinisikan asesmen autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktifitas-aktifitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisa oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antarsesama melalui debat, dan sebagainya. B. Asesmen Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 Asesmen autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena, asesmen semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.Asesmen autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. Karenanya, asesmen autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai. IPS – SMP | 236 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Kata lain dari asesmen autentik adalah penilaian kinerja, portofolio, dan penilaian proyek. Asesmen autentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang sangat populer untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang miliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Asesmen autentik dapat juga diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil pembelajaran. Asesmen autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunkan standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar–salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajaran, karena memang lzim digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik. Asesmen autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik. Dalam asesmen autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. Pada asesmen autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah. Asesmen autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan. Asesmen autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. Asesmen autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remidial harus dilakukan. C. Asesmen Autentik dan Belajar Autentik Asesmen Autentik menicayakan proses belajar yang Autentik pula. Menurut Ormiston belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang dilakukan oleh peserta didik dikaitkan dengan realitas di luar sekolah atau kehidupan pada umumnya.Asesmen semacam ini cenderung berfokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual bagi peserta didik, yang memungkinkan mereka secara nyata menunjukkan kompetensi atau keterampilan yang IPS – SMP | 237 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 dimilikinya. Contoh asesmen autentik antara lain keterampilan kerja, kemampuan mengaplikasikan atau menunjukkan perolehan pengetahuan tertentu, simulasi dan bermain peran, portofolio, memilih kegiatan yang strategis, serta memamerkan dan menampilkan sesuatu. Asesmen autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik pula. Menurut Ormiston belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah.Asesmen Autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, keteampilan, dan pengetahuan yang ada. Dengan demikian, asesmen autentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka. Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan saintifik, memahahi aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang luar sekolah. Di sini, guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap pada tugas. Asesmen autentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru. Sejalan dengan deskripsi di atas, pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.” Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu seperti disajikan berikut ini. 1. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain pembelajaran. 2. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumberdaya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan. 3. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik. IPS – SMP | 238 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 4. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah. Asesmen autentik adalah komponen penting dari reformasi pendidikan sejak tahun 1990an. Wiggins (1993) menegaskan bahwa metode penilaian tradisional untuk mengukur prestasi, seperti tes pilihan ganda, benar/salah, menjodohkan, dan lain-lain telah gagal mengetahui kinerja peserta didik yang sesungguhnya. Tes semacam ini telah gagal memperoleh gambaran yang utuh mengenai sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar sekolah atau masyarakat. Asesmen hasil belajar yang tradisional bahkan cenderung mereduksi makna kurikulum, karena tidak menyentuh esensi nyata dari proses dan hasil belajar peserta didik. Ketika asesmen tradisional cenderung mereduksi makna kurikulum, tidak mampu menggambarkan kompetensi dasar, dan rendah daya prediksinya terhadap derajat sikap, keterampilan, dan kemampuan berpikir yang diartikulasikan dalam banyak mata pelajaran atau disiplin ilmu; ketika itu pula asesmen autentik memperoleh traksi yang cukup kuat. Memang, pendekatan apa pun yang dipakai dalam penilaian tetap tidak luput dari kelemahan dan kelebihan. Namun demikian, sudah saatnya guru profesional pada semua satuan pendidikan memandu gerakan memadukan potensi peserta didik, sekolah, dan lingkungannya melalui asesmen proses dan hasil belajar yang autentik. Data asesmen autentik digunakan untuk berbagai tujuan seperti menentukan kelayakan akuntabilitas implementasi kurikulum dan pembelajaran di kelas tertentu. Data asesmen autentik dapat dianalisis dengan metode kualitatif, kuanitatif, maupun kuantitatif. Analisis kualitatif dari asesmen otentif berupa narasi atau deskripsi atas capaian hasil belajar peserta didik, misalnya, mengenai keunggulan dan kelemahan, motivasi, keberanian berpendapat, dan sebagainya. Analisis kuantitatif dari data asesmen autentik menerapkan rubrik skor atau daftar cek (checklist) untuk menilai tanggapan relatif peserta didik relatif terhadap kriteria dalam kisaran terbatas dari empat atau lebih tingkat kemahiran (misalnya: sangat mahir, mahir, sebagian mahir, dan tidak mahir). Rubrik penilaian dapat berupa analitik atau holistik. Analisis holistik memberikan skor keseluruhan kinerja peserta didik, seperti menilai kompetisi Olimpiade Sains Nasional. D. Jenis-jenis Asesmen Autentik Dalam rangka melaksanakan asesmen autentik yang baik, guru harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada diri sendiri, khususnya berkaitan dengan: (1) sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaian akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan; dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori, atau proses. Beberapa jenis asesmen autentik disajikan berikut ini. IPS – SMP | 239 SMP 1. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Penilaian Kinerja Asesmen autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yangg akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Dengan menggunakan informasi ini, guru dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja peserta didik baik dalam bentuk laporan naratif mauun laporan kelas. Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja: a. Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya unsurunsur tertentu dari indikator atau subindikator yang harus muncul dalam sebuah peristiwa atau tindakan. b. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Digunakan dengan cara guru menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing peserta didik selama melakukan tindakan. Dari laporan tersebut, guru dapat menentukan seberapa baik peserta didik memenuhi standar yang ditetapkan. c. Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan menggunakan skala numerik berikut predikatnya. Misalnya: 5 = baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = kurang sekali. d. Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan cara mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa membuat catatan. Guru menggunakan informasi dari memorinya untuk menentukan apakah peserta didik sudah berhasil atau belum. Cara seperti tetap ada manfaatnya, namun tidak cukup dianjurkan. Penilaian kinerja memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus. Pertama, langkahlangkah kinerja harus dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja yang nyata untuk suatu atau beberapa jenis kompetensi tertentu.Kedua, ketepatan dan kelengkapan aspek kinerja yang dinilai. Ketiga, kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan oleh peserta didik untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran.Keempat, fokus utama dari kinerja yang akan dinilai, khususnya indikator esensial yang akan diamati. Kelima, urutan dari kemampuan atau keerampilan peserta didik yang akan diamati. Pengamatan atas kinerja peserta didik perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai keterampilan berbahasa peserta didik, dari aspek keterampilan berbicara, misalnya, guru dapat mengobservasinya pada konteks yang, seperti berpidato, berdiskusi, bercerita, dan wawancara. Dari sini akan diperoleh keutuhan mengenai keterampilan berbicara dimaksud. Untuk mengamati kinerja peserta didik dapat IPS – SMP | 240 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 menggunakan alat atau instrumen, seperti penilaian sikap, observasi perilaku, pertanyaan langsung, atau pertanyaan pribadi. Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. • Penilaian ranah sikap.Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. • Penilaian ranah keterampilan. Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. • Penilaian ranah pengetahuan. Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju secara personal. 2. Penilaian Proyek Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain. Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru. a. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan. b. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik. IPS – SMP | 241 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 c. Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis. Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk, seperti makanan, pakaian, hasil karya seni (gambar, lukisan, patung, dan lain-lain), barang-barang terbuat dari kayu, kertas, kulit, keramik, karet, plastik, dan karya logam.Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan. 3. Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri. Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran. IPS – SMP | 242 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini. a. b. c. d. e. f. g. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio. 4. Penilaian Tertulis Meski konsepsi asesmen autentik muncul dari ketidakpuasan terhadap tes tertulis yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban dan mensuplai jawaban. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebabakibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Misalnya, peserta didik tertentu melihat fenomena kemiskinan dari sisi pandang kebiasaan malas bekerja, rendahnya keterampilan, atau kelangkaan sumberdaya alam. Masing-masing sisi pandang ini akan melahirkan jawaban berbeda, namun tetap terbuka memiliki kebenarann yang sama, asalkan analisisnya benar. Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. IPS – SMP | 243 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Daftar Pustaka Ibrahim, Muslimin. 2005. Asesmen Berkelanjutan: Konsep Dasar, Tahapan Pengembangan dan Contoh. Surabaya: UNESA University Press Anggota IKAPI Coutinho, M., &Malouf, D. (1993). Performance Assessment and Children with Disabilities: Issues and Possibilities. Teaching Exceptional Children, 25(4), 63–67. Cumming, J. J., & Maxwell, G. S. (1999). Contextualizing Authentic Assessment. Assessment in Education, 6(2), 177–194. Dantes, Nyoman. 2008. Hakikat Asesmen Otentik Sebagai Penilaian Proses dan Produk Dalam Pembelajaran yang Berbasis Kompetensi (Makalah Disampaikan pada In House Training (IHT) SMA N 1 Kuta Utara).Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Gatlin, L.,& Jacob, S. (2002). Standards-Based Digital Portfolios: A Component of Authentic Assessment for Preservice Teachers. Action in Teacher Education, 23(4), 28–34. Grisham-Brown, J., Hallam, R., & Brookshire, R. (2006). Using Authentic Assessment to Evidence Children's Progress Toward Early Learning Standards. Early Childhood Education Journal, 34(1), 45–51. Salvia, J., & Ysseldyke, J. E. (2004). Assessment in Special and Inclusive Education (9th ed.). New York: Houghton Mifflin. Wiggins, G. (1993). Assessment: Authenticity, Context and Validity. Phi Delta Kappan, 75(3),200–214. IPS – SMP | 244 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Diklat Implementasi Kurikulum 2013 CONTOH PENILAIAN OTENTIK DALAM MATA PELAJARAN IPS BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN @Kemdikbud 2013 KONSEP AUTHENTIC  asesmen harus ditujukan untuk meningkatkan kualitas belajar dan pengajaran  Metode asesmen harus dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa mampu mendemonstrasikan apa yang mereka ketahui bukan mengungkap apa yang tidak diketahui 2 @Kemdikbud 2013 IPS – SMP | 245 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Lanjutan prinsip  Asesmen harus bersifat operasional untuk mencapai tujuan pembelajaran (tiga tingkatan asesmen, yaitu: rendah, menengah dan tinggi)  Kualitas alat asesmen tidak ditentukan oleh mudahnya pemberian skor secara objektif  Alat asesmen hendaknya bersifat praktis 3 @Kemdikbud 2013 TEMA: MANUSIA SEBAGAI MAHKLUK SOSIAL 1. Hasil Kinerja Kelompok:  Beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam diskusi:  Apa yang kamu ketahui tentang interaksi?  Sebagai anak sekolah, haruskah kita peduli dengan perubahan sosial, ekonomi dan budaya yang terjadi di lingkungan kita , bukankah di lingkungan kita (kota/kabupaten) sudah ada yang mengurusi?  Sebagai siswa, haruskah terpengaruh atau ikut-ikutan dengan kebiasaan dan budaya orang luar agar dapat disebut anak gaul?  Haruskah kita bekerjasama dengan negara lain agar banyak barang yang bermerek dapat diimport?  Bagaimana pendapatmu tentang penggunaan internet? 4 @Kemdikbud 2013 Rubrik Gagasan diskusi NO INTERAKSI ADALAH KEPEDULIAN TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA INTEGRITAS SISWA PANDANGAN TENTANG KERJASAMA PENGGUNAAN INTERNET 5 @Kemdikbud 2013 IPS – SMP | 246 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Rubrik Penilaian Diskusi Pertemuan 1 No. Nama Siswa Aspek Gagasan Jumlah Kerja sama Inisiatif Keaktifan Kedisiplin an Nilai Ket. Skor 1 2 3 4 6 @Kemdikbud 2013 keterangan Keterangan Skor : Kriteria Nilai Baik sekali = 4 A = 80 – 100 : Baik Sekali Baik = 3 B = 70 – 79 : Baik Cukup = 2 C = 60 – 69 : Cukup Kurang = 1 D = ‹ 60 : Kurang Nilai Skor perolehan = Skor Maksimal X 100 7 @Kemdikbud 2013 IPS – SMP | 247 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Format Laporan Individu (PR) a. Bentuk-bentuk dinamika sosial yang tercermin dalam gambar Di Rumah Di Sekolah Di Masyarakat sekitar Keterangan/Sumber 8 @Kemdikbud 2013 Kajian dan Analisis Berdasarkan Gambar dan Hubungannya dengan : Ekonomi Sosial/Budaya Lokasi/lingkungan Rencana Aksi/Penanggulangan 9 @Kemdikbud 2013 IPS – SMP | 248 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Rubrik Penilaian Diskusi Pertemuan ke 2 Tema : kelompok : Kelas /Smt.: Pertemuan : Manusia Sebagai Makhluk Sosial ................. VII/1 Ke-2 SKOR No. Urut Kategori Baik sekali A. Baik Sedang Kurang KUALITAS 1. Persiapan baik 2. Organisasi jelas 3. Memberikan informasi yang didukung oleh fakta / buku Informasi disampaikan dengan jelas Argumentasi 4. 5. 6. Pernyataan (statement) bersifat persuasif 10 @Kemdikbud 2013 IPS – SMP | 249 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 2.5 MATERI PELATIHAN : ANALISIS BUKU GURU DAN BUKU SISWA Langkah Kegiatan Inti Kerja Kelompok menilai buku siswa dan buku guru Menilai Buku Diskusi Kelompok Pemaparan Cara Menilai Buku 20 Menit 40 Menit 20 Menit 80 Menit Menyimpulkan Presentasi Kerja Kelompok Diskusi Kelompok 15 Menit 30 Menit 30 Menit 30 Menit Menilai Buku Peserta menilai buku sesuai dengan pengetahuannya dilihat dari aspek kesesuaian, kecukupan, dan kedalaman materi Diskusi kelompok Diskusi kelompok hasil penilaian buku dilanjutkan dengan pemaparan cara menganalisis buku guru dan buku siswa dengan menggunakan PPT-2.4 Kesimpulan Menyimpulkan hasil diskusi tentang dan menyampaikan format lembar kerja yang telah disiapkan. Kerja kelompok Kerja kelompok menganalisis kesesuaian buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD dengan menggunakan LK-2.4-1 dan LK -2.4-2. IPS – SMP | 250 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Diskusi kelompok Diskusi kelompok untuk menganalisis kesesuaian proses, pendekatan belajar IPA Terpadu, serta strategi evaluasi yang diintegrasikan dalam buku. Kerja kelompok Kerja kelompokmembuat contoh-contoh penerapan materi pelajaran yang terdapat dalam buku guru dan buku siswa pada bidang/ ilmu lain serta kehidupan sehari-hari. Presentasi Presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Kesimpulan Fasilitatormenyimpulkan materi analisis buku. IPS – SMP | 251 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 252 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 253 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 254 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 255 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 LK–2.4-1 LEMBAR KERJA ANALISIS BUKU GURU PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR KERJA ANALISIS BUKU GURU Kompetensi 1. Memahami strategi menggunakan buku guru dan buku siswa untuk kegiatan pembelajaran. 2. Menganalisis kesesuaian isi buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD. 3. Menganalisis buku guru dan buku siswa dilihat dari aspek kecukupan dan kedalaman materi. Tujuan 1. Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dengan SKL, KI dan KD. 2. Menganalisis keterpaduan antar mata pelajaran atau antar konsep/topik. 3. Menganalisis kesesuaian isi buku dengan konsep pendekatan scientificdan penialain autentik. 4. Merencanakan tindak lanjut dari hasil analisis . Panduan Kegiatan 1. Kerjakanlah secara berkelompok! 2. Pelajari format Analisis Buku Sswa! 3. Siapkan SKL, KI dan KD sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran! 4. Cermatilah buku siswa yang sesuai dengan materi ajar yang Anda ampu! 5. Lakukanlah analisis terhadap buku tersebut dengan menggunakan format yang tersedia! 6. Berdasarkan hasil analisis, tuliskan tindak lanjut hasil analisis sebagai berikut! a. Jika sesuai dengan kebutuhan, buku bisa digunakan dalam pembelajaran. b. Jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut yang harus dikerjakan guru sebagai pengguna buku guru tersebut. IPS – SMP | 256 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 LEMBAR KERJA ANALISIS BUKU GURU Judul buku Kelas Jenjang Tema/Topik : .................................................................................................... : .................................................................................................... : .................................................................................................... : .................................................................................................... HASIL ANALISIS NO. ASPEK YANG DIANALISIS 1. Kesesuaian dengan SKL 2. Kesesuaian dengan KI 3. Kesesuaian dengan KD 4. Kesesuaian dengan Topik 5. Kecukupan materi ditinjau dari: TIDAK SESUAI SESUAI SEBAGIAN SESUAI TINDAK LANJUT HASIL ANALISIS a. cakupan konsep/materi esensial; dan b. alokasi waktu. 6. Kedalaman materi ditinjau dari: a. Pola pikir keilmuan; dan b. Karakteristik siswa 7. Penerapan Pendekatan Scientific 8. Penilaian Autentik yang Tersedia dalam Buku Siswa IPS – SMP | 257 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 LEMBAR KERJA LK–2.4-2 ANALISIS BUKU SISWA PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR KERJA ANALISIS BUKU SISWA Kompetensi 1. Memahami strategi menggunakan buku guru dan buku siswa untuk kegiatan pembelajaran. 2. Menganalisis kesesuaian isi buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD. 3. Menganalisis buku guru dan buku siswa dilihat dari aspek kecukupan dan kedalaman materi. Tujuan 1. Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dengan SKL, KI dan KD. 2. Menganalisis keterpaduan antar mata pelajaran atau antar konsep/topik. 3. Menganalisis kesesuaian isi buku dengan konsep pendekatan scientificdan penialain autentik. 4. Merencanakan tindak lanjut dari hasil analisis . Panduan Kegiatan 1. Kerjakanlah secara berkelompok! 2. Pelajari format Analisis Buku Sswa! 3. Siapkan SKL, KI dan KD sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran! 4. Cermatilah buku siswa yang sesuai dengan materi ajar yang Anda ampu! 5. Lakukanlah analisis terhadap buku tersebut dengan menggunakan format yang tersedia! 6. Berdasarkan hasil analisis, tuliskan tindak lanjut hasil analisis sebagai berikut! a. Jika sesuai dengan kebutuhan, buku bisa digunakan dalam pembelajaran. b. Jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut yang harus dikerjakan guru sebagai pengguna buku guru tersebut. IPS – SMP | 258 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 LEMBAR KERJA ANALISIS BUKU SISWA Judul buku Kelas Jenjang Tema/Topik : .................................................................................................... : .................................................................................................... : .................................................................................................... : .................................................................................................... HASIL ANALISIS NO. ASPEK YANG DIANALISIS 1. Kesesuaian dengan SKL 2. Kesesuaian dengan KI 3. Kesesuaian dengan KD 4. Kesesuaian dengan Topik 5. Kecukupan materi ditinjau dari: TIDAK SESUAI SESUAI SEBAGIAN SESUAI TINDAK LANJUT HASIL ANALISIS c. cakupan konsep/materi esensial; dan d. alokasi waktu. 6. Kedalaman materi ditinjau dari: c. Pola pikir keilmuan; dan d. Karakteristik siswa 7. Penerapan Pendekatan Scientific 8. Penilaian Autentik yang Tersedia dalam Buku Siswa IPS – SMP | 259 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 R–2.4 RUBRIK PENILAIAN HASIL ANALISIS BUKU GURU DAN SISWA Rubrik penilaian analisis buku guru dan buku siswa digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis peserta terhadap buku guru dan buku siswa sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Langkah-langkah penilaian hasil analisis. 1. Cermati format penilaian analisis buku guru atau buku siswa serta hasil analisis peserta yang akan dinilai! 2. Berikan nilai pada setiap aspek yang dianalisis sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil analisis peserta menggunakan rentang nilai sebagai berikut! KRITERIA PERINGKAT NILAI Amat Baik ( AB) 90 < AB ≤ 100 Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa dilaksanakan Baik (B) 80 < B ≤ 90 Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis Cukup (C) 70 < C ≤ 80 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis Kurang (K) ≤ 70 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak logis 3. Setelah selesai penilaian masing-masing komponen, jumlahkan nilai seluruh komponen sehingga menghasilkan nilai hasil analisis buku guru/siswa. IPS – SMP | 260 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 MATERI PELATIHAN 3 : MODEL RANCANGAN PEMBELAJARAN (8 JP) 3.1. Penyusunan RPP 3.2. Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar IPS – SMP | 261 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 D. MATERI PELATIHAN 3: MODEL RANCANGAN PEMBELAJARAN a. KOMPETENSI Peserta pelatihan dapat: 1. menyusun RPP yang menerapkan pendekatan scientific sesuai model belajar yang relevan dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun intelektual; dan 2. merancang penilaian autentik pada proses dan hasil belajar. b. LINGKUP MATERI 1. Penyusunan RPP. 2. Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar. c. INDIKATOR 1. Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kreatif dalam menyusun RPP. 2. Mengidentifikasi rambu-rambu penyusunan RPP. 3. Menyusun RPP yang sesuai dengan SKL, KI dan KD; Standar Proses; dan pendekatan scientific. 4. Menelaah RPP. 5. Menunjukkan sikap tanggung dan kreatif dalam menyusun rancangan penilaian autentik. 6. Mengidentifikasi kaidah perancangan penilaian autentik pada proses dan hasil belajar. 7. Menelaah contoh penerapan penilaian autentik pada pembelajaran. 8. Menelaah rancangan penilaian autentik pada proses dan hasil belajar yang ada dalam RPP. 9. Merevisi rancangan penilaian pada RPP yang telah disusun. d. PERANGKAT PELATIHAN 1. Bahan Tayang a. Rambu-rambu Penyusunan RPP Mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan scientific dengan mengggunakan PPT-3.1 oleh fasilitator yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut. b. Panduan tugas telaah RPP. c. Panduan tugas menelaah rancangan penilaian pada RPP. 2. Lembar KerjaTelaah RPP 3. ATK IPS – SMP | 262 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN MATERI PELATIHAN: ALOKASI WAKTU: JENJANG: MATA PELAJARAN: TAHAPAN KEGIATAN PERSIAPAN KEGIATAN PENDAHULUAN KEGIATAN INTI 3. MODEL RANCANGAN PEMBELAJARAN 8 JP (@ 45 MENIT) SMP/MTs IPS DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU Dilakukan dengan mengecek kelengkapan alat pembelajaran, seperti LCD Projector, Laptop, File, Active Speaker, dan Laser Pointer, atau media pembelajaran lainnya. Pengkondisian Peserta Perkenalan Fasilitator menjelaskan nama, tujuan, kompetensi, indikator, alokasi waktu, dan skenario kegiatan pembelajaran materi pelatihan Model Rancangan Pembelajaran. Fasilitator memotivasi peserta agar serius, antusias, teliti, dan bekerja sama saat proses pembelajaran berlangsung. 3.1 Penyusunan RPP Saling menilai RPP yang dibawa setiap peserta. Menyimpulkan hasil penilaian RPP dengan dipandu oleh fasilitator. Diskusi rambu-rambu penyusunan RPP yang mengacu pada Standar Proses dan pendekatan scientific, dilanjutkan dengan paparan materi tentang Rambu-rambu Penyusunan RPP Mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan Scientific dengan mengggunakan PPT-3.1.1 dan Panduan Tugas Telaah RPP dengan menggunakan PPT-3.1.2 oleh fasilitator yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut. Kerja kelompok untuk menyusun RPP IPA yang sesuai dengan SKL, KI, dan KD; Standar Proses; dan pendekatan scientific (terutama KD di awal semester 1). Diskusi format telaah RPPdengan mengacu pada bahan tayangPPT-3.1.2. Kerja Kelompok untuk menelaah RPP yang disusun kelompok lain dengan menggunakan LK-3.1/3.2. Merevisi RPP yang sudah ditelaah Presentasi hasil kerja kelompok ICE BREAKER 3.2 Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar Diskusi dan tanya jawab tentang penilaian autentik dalam bentuk tes dan nontes termasuk portofolio, dilanjutkan dengan pemaparan oleh fasilitator tentang Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran IPA menggunakan PPT 2.2/3.2, dan Panduan Tugas Menelaah Rancangan Penilaian pada RPP dengan 15 Menit 205 Menit 15 menit 10 Menit 30 Menit 60 Menit 15 Menit 30 menit 20 menit 20 menit 5 Menit 120 Menit 40 Menit IPS – SMP | 263 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 TAHAPAN KEGIATAN KEGIATAN PENUTUP DESKRIPSI KEGIATAN menggunakan PPT-3.2 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut. Kerja kelompok untuk menelaah contoh penerapan penilaian autentik pada pembelajaran IPA menggunakan HO-2.2/3.2. Kerja kelompok untuk menelaah dan merevisi rancangan penilaian autentik pada RPP yang telah disusun berdasarkan panduan tugas menelaah rancangan penilaian Presentasi hasil kerja kelompok (sampel) ICE BREAKER Membuat rangkumanmateri pelatihan Model Rancangan Pembelajaran. Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran. Fasilitator mengingatkan peserta agar membaca referensi yang relevan. Fasilitator menutup pembelajaran WAKTU 30 Menit 25 Menit 20 Menit 5 Menit 15 Menit IPS – SMP | 264 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 3.1 Materi Pelatihan : Penyusunan RPP Langkah Kegiatan Inti Tugas Individu: Saling menilai RPP 15 Menit Menyimpulkan hasil penilaian RPP Diskusi Kerja Kelompok Menyusun RPP 10 Menit 30 Menit 60 menit Presentasi Revisi RPP Kerja Kelompok Menelaah RPP 20 Menit 20 Menit 30 Menit Diskusi Format telaah RPP 15 menit Menilai RPP Menilai RPP Peserta Lain a. Setiap peserta diwajibkan membawa 2 (dua) set RPP yang telah digunakan dalam proses pembelajaran sesuai mata pelajaran yang diampu. b. RPP tersebut dikumpulkan kepada instruktur untuk kemudian dibagikan kembali ke peserta untuk dinilai oleh peserta lainnya dengan menggunakan acuan pengetahuan masing-masing peserta c. Hasil penilaian dituliskan langsung pada halaman depan RPP Hasil penilaian dipresentasikan oleh peserta yang ditunjuk instruktur. Peserta lainnya menyampaikan hasil penilaian yang tidak sama dengan peserta lainnya. Instruktur mencatat hasil penilaian yang dilaporkan peserta. IPS – SMP | 265 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Menyimpulkan hasil penilaian Peserta menyimpulkan hasil penilaian RPP secara umum dan mencatat hal-hal yang harus diperbaiki dipandu oleh Instruktur. Diskusi rambu-rambu penyusunan RPP Diskusi rambu-rambu penyusunan RPP IPA Terpadu yang mengacu pada Standar Proses dan pendekatan scientific. Paparan materi tentang Rambu-rambu Penyusunan RPP mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan scientific dengan mengggunakan PPT-3.1.1 oleh fasilitator yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut. Kerja Kelompok Kerja kelompokuntuk menyusun RPP IPA Terpadu yang sesuai dengan SKL, KI, dan KD; Standar Proses; dan pendekatan scientific (terutama KD di awal semester 1). Diskusi format telaah RPPdengan mengacu pada bahan tayangPPT-3.1. Kerja Kelompok Kerja Kelompokuntuk menelaah RPP yang disusun kelompok lain dengan menggunakan LK3.1/3.2. Revisi RPP Merevisi RPP yang telah ditelaah kelompok lain menggunakan format telaah RPP Presentasi Mempresentasikan RPP yang diwakili oleh satu kelompok IPS – SMP | 266 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 267 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 268 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 269 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 270 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 271 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 272 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 273 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 274 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Tema/Topik Pertemuan Ke : Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Wagir : VII/1 : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) : Manusia Sebagai Makhluk Sosial : 1 dan 2 A. KOMPETENSI INTI: 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaan 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori B. KOMPETENSI DASAR: 1.1. Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu dengan segala perubahannya 2.3. Menunjukkan perilaku santun toleran dan peduli dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya 3.4. Memahami pengertian dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi 4.3. Menganalisis hasil observasi bentuk-bentuk dinamika interaksi manusia hubungannya dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan ekonomi di lingkungan masyarakat sekitar C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI: 1. Menjelaskan pengertian manusia sebagai mahluk sosial dalam kehidupan sehari-hari; 2. Menggali informasi tentang bentuk-bentuk dinamika interaksi manusia (hasil budaya) pada masa praaksara; 3. Menjelaskan dinamika interaksi manusiadalam pemecahan masalah pokok ekonomi; 4. Memberikan contoh dinamika interaksi manusiaterhadap lingkungan sekitar; IPS – SMP | 275 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 5. Mengidentifikasi permasalahan manusia hubungannya dengan interaksi sosial; 6. Mengidentifikasi permasalahan manusia hubungannya dengan sosial budaya; 7. Menganalisis permasalahan pokok ekonomi yang dialami manusia sebagai mahluk sosial dalam kehidupan sehari-hari; 8. Mengevaluasi permasalahan manusia hubungannya dengan lingkungan sekitar D. TUJUAN PEMBELAJARAN: Melalui diskusi siswa dapat : 1. Mendeskripsikan hasil budaya manusia pada masa praaksara sebagai makhluk sosial. 2. Mendeskripsikan proses interaksi sosial yang dilakukan manusia sebagai makhluk sosial. 3. Mencari alternatif upaya pemecahan masalah pokok ekonomi, yang dilakukan manusia sebagai mahluk sosial 4. Menganalis pemanfaatan lingkungan hubungannya dengan kegiatan manusia (ekonomi, sosial, budaya) E. MATERI AJAR: 1. Pengertian manusia sebagai mahluk sosial dalam kehidupan sehari-hari 2. Bentuk-bentuk dinamika interaksi manusia (hasil budaya ) pada masa praaksara 3. Dinamika interaksi manusiadalam pemecahan masalah pokok ekonomi 4. Dinamika interaksi manusiaterhadap lingkungan sekitar 5. Permasalahan manusia hubungannya dengan interaksi sosial 6. Mengidentifikasi permasalahan manusia hubungannya dengan sosial budaya 7. Menganalisis permasalahan pokok ekonomi yang dialami manusia sebagai mahluk sosial dalam kehidupan sehari-hari 8. Mengevaluasi permasalahan manusia hubungannya dengan lingkungan sekitar F. ALOKASI WAKTU : 4 x 40 menit G. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN: 1. Pendekatan :Saintifik 2. Metode :Diskusi dengan teknik STAD H. KEGIATAN PEMBELAJARAN KEGIATAN Pendahuluan DESKRIPSI KEGIATAN Pertemuan ke -1 ( 2 X 40 menit ) a. Persiapan psikis dan fisik dengan membuka pelajaran denganmengucapkan salam dan berdoa bersama(menghayati ajaran agama), b. Menginformasikan tujuan yang akan dicapai selama pembelajaran (rasa ingin tahu). c. Menyampaikan secara singkat garis besar materi yang akan ALOKASI WAKTU 80 menit 10 menit IPS – SMP | 276 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 KEGIATAN ALOKASI WAKTU DESKRIPSI KEGIATAN disajikan selama pembelajaran d. Memberi motivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dengan menyanyikan lagu bangun pemuda (membangun nilai kebersamaan) dilanjutkan dengan tanya jawab tentang makna lagu di hubungkan dengan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial (syair terlampir) Inti a. Membagi siswa menjadi 8 kelompok ( A, B, C, …….s/d kelompok H) masing-masing beranggotakan 4 orang. b. Pelaksanaan STAD (1). Penugasan menggunakan LKS untuk dikerjakan dalam kelompok masing masing, dengan pembagian : • Kelompok A dan E mengerjakan LKS I tentang hasil budaya masa prasejarah perwujudan manusia sebagai mahluk sosial. • Kelompok B dan F mengerjakan LKS II tentang pemecahan masalah pokok ekonomi dengan prinsip manusia sebagai mahluk sosial hubungannya dengan SDA. • Kelompok C dan G mengerjakan LKS III tentang perilaku interaksi manusia sebagai mahluk sosial. • Kelompok D dan H mengerjakan LKS IV tentang pemanfaatan lingkungan dalam kegiatan manusia sebagai mahluk sosial dan ekonomi. Penutup 60 Menit 5 menit 5 menit (2)Pelaksanaan diskusi kelompok (siswa dialog mendalam untuk saling membantu memahami materi pembelajaran dengan anggota kelompok kemudian mencatathasil diskusi ) 25 menit (3) Pelaksanaan unjuk kerja/presentasi, (kelompok A ditanggapi kelompok E, Kelompok B ditanggapi F, Kelompok C ditanggapi kelompok G, Kelompok D ditanggapi Kelompok H) (4) Pelaksanaan konfirmasi dilakukan dengan memberikan umpan balik berdasarkan hasil presentasi (5) Pengisian Quiz a. Membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran hari itu dilakukan siswa bersama guru b. Melaksanakan test secara lisan(kejujuran) c. Menugaskan peserta didik melakukan pengamatan untuk pertemuan berikutnya (PR) tentang: (1) bentuk-bentuk dinamika interaksi sosial di lingkungan sekitar (dapat dilakukan dengan berkunjung ke perpustakaan, melalui internet, dan buku sumber yang dimiliki siswa). (2) Melakukan kajian/analisis hubungannya dengan permasalahan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, (3) membuat rencana aksi untuk menanggulangi masalah yang ada, (membuat yel-yel kelompok) d. Menutup pelajaran dengan berdoa sesuai dengan agama dan 20 menit 5 menit 10 menit IPS – SMP | 277 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 KEGIATAN ALOKASI WAKTU DESKRIPSI KEGIATAN keyakinan masing-masing.(religius) Pendahuluan Pertemuan Ke-2 (2 X 40 menit) a. Memulai pembelajaran dengan berdoa bersama sesuai agama dan keyakinan masing-masing. (religius). b. Tanya jawab singkat tentang (PR) hasil penelusuran informasi tentang bentuk dinamika interaksi sosial c. Menginformasikan secara garis besar strategi pembelajaran yang akan dilakukan. d. Menginformasikan tujuan yang akan dicapai selama pembelajaran(rasa ingin tahu). e. Memberi motivasi pada siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Kegiatan Inti Penutup a. Pelaksanaan diskusi kelompok sambil mempersiapkan pembuatan laporan hasil kerja kelompok b. Guru berkeliling sambil memperhatikan kelompok yang memerlukan bantuan . c. Unjuk kerja/Presentasi kelompok seperti pertemuan sebelumnya diawali dengan meneriakkan yel-yel kelompok: d. Kelompok A ditanggapi kelompok E e. Kelompok B ditanggapi kelompok F f. Kelompok C ditanggapi kelompok G g. Kelompok D ditanggapi kelompok H h. Pelaksanaan konfirmasi dilakukan disetiap akhir presentasi i. Memberikan apresiasi dan motivasi berdasarkan aktivitas dan hasil kinerja secara individu j. Pengisian Quiz a. Membuat kesimpulan tentang materi ajar yang telah disajikan selama pembelajaran yang dilakukan peserta didik bersama guru b. Memberi penguatan dan motivasi tentang pelaksanaan tugas mandiri tidak terstruktur (TMTT). c. Melaksanakan testsecara lisan(kejujuran) d. Mengakhiri pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing (religius) 80 menit 10 menit 60 menit 20 menit 25 menit 15 menit 10 menit IPS – SMP | 278 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 I. PENILAIAN HASIL BELAJAR • Hasil kinerja peserta didik • Hasil tes lisan • Laporan pengamatan • Hasil rubrik diskusi • Tugas kelompok J. SUMBER BELAJAR: Alat : Komputer/laptop, LCD,Power Point, Internet Bahan/sumber ajar :LKS, Buku siswa , soal-soal latihan, makalah,buku guru Mengetahui, Kepala Sekolah Malang, …………….. Guru Mata Pelajaran IPS ....................................... ....................................... IPS – SMP | 279 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 LAMPIRAN 1. Sintaks STAD Siswa dikelompokkan dengan anggota 4-5 orang dengan kemampuan Heterogen • • • • Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat tugas yang lain Setiap anggota saling membantu memahami bahan pelajaran Secara individu tiap 1 atau 2 minggu diberi kuis Kuis di skor, dan tiap individu diberi skor perkembangan 2. Ringkasan Materi Sebagai makhluk sosial, manusia pasti membutuhkan orang lain. Sejak dilahirkan, manusia sangat bergantung pada orang lain, dan dalam hidup sehari-hari manusia sangat perlu berinteraksi/berhubungan dengan orang lain. Ketika meninggal juga membutuhkan orang lain untuk menguburkannya. Dilihat dari siklus hidup yang selalu berhubungan dan membutuhkan orang lain, manusia dikategorikan sebagai makhluk sosial (homo socialis). Antara manusia dengan alam lingkungan sekitar terjadi interdependensi, atau saling ketergantungan antar keduanya. Sebagai contoh; pada masa praaksara, dimana saat itu bumi dihuni oleh manusia purba, yang sangat tergantung pada alam jika dibandingkan dengan manusia sekarang. Hal ini disebabkan peradaban manusia saat itu belum tinggi sehingga dalam mempertahankam diri untuk kelangsungan hidup, manusia purba tergantung sepenuhnya kepada potensi alam sekitarnya. Dalam perkembangan jaman dan kemajuan peradaban, manusia tetap tergantung pada alam meski manusia dengan akal budinya dapat memanfaatkan alam secara maksimal sesuai dengan kebutuhannya. Manusia memerlukan alam untuk tinggal dan sekaligus untuk kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari situ terdapat kecenderungan manusia untuk memilih tempat tinggal seperti tinggal dekat dengan sumber-sumber air, jalan raya, dan daerah subur yang berlokasi dekat dengan gunungapi karena gunungapi dapat memberikan kesuburan tanah. Hal ini dapat dibuktikan bahwa fosil-fosil manusia purba pada umumnya ditemukan di lembah, sungai. Kaitan antara faktor-faktor geografi fisik terhadap sebaran budaya manusia sangat erat sekali karena keduanya saling mempengaruhi. Budaya memberikan ciri-ciri atau karakter suatu tempat dan masyarakat budaya tertentu mentransformasikan their living space atau ruang kehidupan dengan membangun struktur di atasnya, creating lines of contact and communication, tilling the land, channeling the water (membangun komunikasi serta kontak antar sesama, bercocok tanam, membuat irigasi). Kaitan dimaksud tidak dapat dipisah-pisahkan, sehingga keduanya merupakan satu kesatuan yang saling membutuhkan, dan keberadaan yang satu tanpa ada yang lain tidak memiliki makna. Manusia merupakan makhluk dengan akal budi (thinking animal) yang mampu mengadakan adaptasi, seleksi dan perubahan. Dengan teknologi, manusia berusaha agar IPS – SMP | 280 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 tidak sepenuhnya tergantung pada kekuasaan alam, sehingga akhirnya manusia mampu menguasai alam. Namun banyak bukti menunjukkan bahwa alam tidak seluruhnya dapat dikuasai oleh manusia melalui teknologi. Fenomena bencana alam seperti ledakan gunung api, banjir, melebihi keampuhan teknologi manusia. Setiap daerah, pulau ataupun negara memiliki ciri sendiri-sendiri dan tidak pernah ada yang sama persis. Ciri-ciri tersebut membentuk karakter manusia yang tinggal di daerah dimaksud atau dengan kata lain berpengaruh kepada ekonomi, budaya, cara menghidupi diri serta cara bergaul/berkomunikasi masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan yang ada serta didorong untuk mendapatkan barang kebutuhan yang diperlukan dalam kehidupan tersebut manusia memerlukan adanya kerjasama. Kerjasama antarnegara terjadi karena adanya perbedaan keadaan wilyah, kebutuhan akan barang tertentu, atau adanya ketertarikan yang sama untuk mencapai sesuatu. Dengan kata lain, kerjasama dapat terjadi di berbagai bidang, baik bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Salah satu tujuan dilakukannya kerjasama antar negara adalah untuk meningkatkan hubungan antarnegara, pememenuhan kebutuhan hidup negara tersebut. Manusia berusaha memenuhi kebutuhannya, termasuk kebutuhan sosialnya yang muncul menyertai setiap langkah dalam kehidupan manusia itu sendiri. Kebutuhan berkomunikasi dengan sesama, kegiatan-kegiatan atau berkumpul bersama, keteraturan sosial dan kontrol sosial, kebutuhan akan pendidikan, pelayanan kesehatan dan keamanan serta kegiatan bersama. Kegiatan bersama ini bertujuan untuk membangun komunikasi timbal balik yang saling menguntungkan. Tanpa komunikasi tidak akan terjadi interaksi sosial. Salah satu contoh kegiatan bersama ialah gotong-royong pada lingkungannya. Dalam memenuhi kebutuhan hidup, manusia banyak mengambil sebanyak-banyaknya SDA yang ada. Hal ini tentunya membahayakan lingkungan yang ada. Oleh karenanya pemanfaatan SDA hendaknya di atur sedemikian rupa , jika tidak alam bisa rusak. Terdapat daerah tertentu yang memiliki potensi untuk terkena bencana alam , seperti banjir, gempa, angin topan dan lain-lain. Akibat bencana tersebut , penduduk daerah yang terlanda bencana membutuhkan bantuan berupa makanan, kesehatan , tenaga untuk meringankan mereka dari penderitaan. Sebagai makhluk sosial, maka sudah seharusnya penduduk dari daerah lain yang tidak terkena musibah, dan mereka yang berkelebihan untuk memiliki kepedulian membantu pada saudara-saudara kita yang tertimpa bencana. Bantuan tersebut bisa berupa : uang, makanan, pakaian, tenaga, dan obat obatan. Disamping sebagai mahluk ciptaan Tuhan YME, manusia adalah makhluk sosial (homo socialis) yang selalu hidup bersama dengan manusia yang lainnya. Sejak dilahirkan, manusia sangat bergantung pada orang lain.Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian.Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga masyarakat, dan warga negara. IPS – SMP | 281 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Pada jaman purba, manusia purba memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap alam semesta dibandingkan dengan manusia sekarang. Mengapa demikian? peradaban manusia saat itu belum tinggi sehingga dalam mempertahankam diri untuk kelangsungan hidup, manusia purba tergantung sepenuhnya kepada potensi alam sekitarnya. Dalam perkembangan jaman dan kemajuan peradaban, manusia tetap tergantung pada alam meski manusia sekarang dengan akal budinya dapat memanfaatkan alam secara lebih maksimal sesuai dengan kebutuhannya.Sejak keberadaan manusia purba yang sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu, mereka telah menjalin kerjasama dengan membentuk suatu kelompok komunitas yang saling berinteraksi di dalam aktifitas memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya Kebersamaan itu didasari suatu kenyataan bahwa mereka tidak bisa hidup sendiii tanpa bantuan orang lain, mereka sebagai makhluk social. Manusia adalah makhluk yang sejak dahulu telah hidup berkelompok, mereka kesulitan bahkan tidak sanggup untuk hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Pada zaman praaksara, nenek moyang kita sudah mulai hidup berkelompok. Mereka bekerja sama, saling membutuhkan, saling menyayang terhadap sesama. Praktek manusia sebagai makhluk sosial mulai diterapkan, karena sadar bahwa mereka tidak bisa berdiri sendiri, tanpa bantuan dan membantu orang lain. Mereka sebagai makhluk sosial dan manusia yang berfikir. Kemampuan otak manusia yang berupa proses berpikir menyebabkan manusia dapat memilah-milah tindakan yang dapat menguntungkan kelangsungan hidupnya. Dalam rangka kelangsungan hidupnya maka manusia merupakan makhluk pembentuk kebudayaan dan manusia juga sebagai pembentuk masyarakat, karena pada hakekatnya manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri tetapi harus berkelompok. Kondisi demikian sudah diterapkan pada zaman prasejarah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan sangat banyak, antara lain seperti iklim, ketersediaan air, kesuburan tanah, bentuk-bentuk muka bumi, dan lain sebagainya. Coba kamu renungkan mengapa orang yang tinggal di lereng gunung selalu memakai pakaian yang tebal? Jawabannya adalah akibat cuaca sehingga yangbersangkutan perlu melindungi tubuh dari sengatan cuaca yang sangat dingin. Sebaliknya, orang yang tinggal di daerah padat dan panas, cenderung memakai pakaian yang tipis. Contoh yang lain, lihatlah gunung berapi yang erupsi, banyak sekali material yang berguna bagi lahan pertanian dikeluarkan melalui kawah, sehingga tanah menjadi lebih subur. Manusia memerlukan alam untuk tinggal dan sekaligus untuk kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itu, terdapat kecenderungan manusia memilih tinggal dekat dengan sumber-sumber air, jalan raya, dan daerah subur yang berlokasi dekat dengan gunungapi karena gunungapi dapat memberikan kesuburan tanah. Hal ini dapat dibuktikan melalui fosil-fosil manusia purba pada umumnya ditemukan di lembah sungai. Sementara itu, kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Nusantara, terutama di Jawa pada umumnya dekat dengan gunung berapi. Ini menunjukkan bahwa manusia dari jaman purba sampai sekarang ,sangat tergantung dari alam. Demikian pula alam memberikan sumber kehidupan bagi IPS – SMP | 282 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 manusia. Kecenderungan manusia dalam memanfaatan alam bagi kehidupan sangat dipengaruhi oleh bentuk dan pola muka bumi. Dalam ekonomi, dua hal yang selalu bertentangan yaitu sumber daya ekonomi yang terbatas berhadapan dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas.Ketidakseimbangan inilah yang menyebabkan “Masalah pokok dalam ekonomi”.Masalah pokok ekonomi itu adalah “bagaimana cukup keseimbangan antara kebutuhan dan alat-alat pemuas kebutuhan”. Sebagai makhluk social dalam memecahkan permasalahan ekonomi perlu adanya kerja sama yang saling membantu antara kelompok satu dengan kelompok lain. Permasalahan pokok ekonomi adalah kebutuhan manusia tidak terbatas sedangkan barang dan jasa sebagai alat pemuas kebutuhan sangat terbatas. Kebutuhan manusia tidak terbatas, karena kebutuhan senantiasa mengikuti kemajuan zaman, dan sifat manusia selalu merasa kurang, bahkan manusia terkadang memiliki sifat serakah. Oleh karena perlu memiki sikap peduli terhadap kepentingan umum dalam memenuhi kebutuhannya. Dan agar kebutuhan dapat lebih terbatas maka manusia perlu meningkatkan rasa syukurnya atas karunia yang diberikan oleh Tuhan TME. Barang dan jasa sangat terbatas, SDA yang merupakan bagian alat pemuas yang sangat penting , jika diambil terus menerus akan habis. Untuk itu kita perlu peduli untuk melestarikannya. 3. Lembar Kegiatan Siswa LEMBAR KEGIATAN SISWA I 1. 2. 3. 4. 5. Tema : Manusia sebagai Makhluk Sosial Mata Pelajaran : IPS Kelas/Semester : VII/ 1 Waktu Pengerjaan : 25 menit Petunjuk Belajar : a. Baca secara cermat sebelum anda mengerjakan tugas b. Pelajari materi IPS yang berhubungan dengan Manusia sebagai Makhluk Sosial c. Kerjakan sesuai dengan langkah-langkah sesuai petunjuk Guru d. Kerjakan dengan cara diskusi dengan teknik yang ditentukan Guru e. Konsultasikan dengan guru bila mengalami kesulitan mengerjakan tugas 6. Tujuan belajar yang akan dicapai: Pada kegiatan ini kamu dapat’: a. Memahami konsep dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi b. Menganalisis bentuk-bentuk hasil budaya manusia jaman praaksara hubungannya dengan lingkungan sosial, budaya, dan ekonomi IPS – SMP | 283 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 7. Informasi Bacalah dengan cermat uraian materi tentang hasil budaya masa praaksara hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial! 8. Tugas dan Langkah Kerja a. Diskripsikan tentang pengertian manusia sebagai makhluk sosial dengan disertai 5 contoh aktifitas masyarakat yang ada di sekitarmu ! b. Mengapa manusia praaksara dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sangat tergantung pada alam? c. Gunakan fasilitas internet dan atau buku IPS lainnya untuk mencari informasi tentang hasil budaya nenek moyang kita pada masa praaksara dan jelaskan proses pembuatannya! d. Lakukan analisis tentang cara masyarakat pra aksara pada masa pertanian dan masa perundagian dalam melakukan kerja sama. Jelaskan pernyataan ini menurut pendapat kelompokmu dengan menggunakan contoh-contoh hasil budaya mereka ! e. Apa yang dapat kamu pelajari dari materi ini? Jelaskan secara singkat! f. Laporkan hasil diskusi kelompokmu secara tertulis! g. Presentasikan hasil diskusimu didepan kelas ! IPS – SMP | 284 SMP 1. 2. 3. 4. 5. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 LEMBAR KEGIATAN SISWAII. Manusia sebagai Makhluk Sosial IPS VII/ 1 25 menit Judul : Mata Pelajaran : Kelas/Semester : Waktu : Petunjuk Belajar: a. Baca secara cermat sebelum anda mengerjakan tugas b. Pelajari materi IPS yang berhubungan dengan Manusia sebagai Makhluk Sosial c. Kerjakan sesuai dengan langkah-langkah sesuai petunjuk Guru d. Kerjakan dengan cara diskusi dengan teknik yang ditentukan Guru e. Konsultasikan dengan guru bila mengalami kesulitan mengerjakan tugas 6. Tujuan belajar yang akan dicapai: Dalam kegiatan ini kamu dapat: a. Menganalisis permasalahan pokok ekonomi hubungannya dengan lingkungan sosial, budaya. 7. Informasi Bacalah dengan cermat uraian materi tentang permasalahan pokok ekonomi! 8. Tugas dan Langkah Kerja a. Diskripsikan tentang pengertian manusia sebagai makhluk sosial dengan disertai 5 contoh aktifitas masyarakat yang ada di sekitarmu ! b. Mengapa orang pantai memiliki kebiasaan yang berbeda dengan orang lembah? c. Bagaimana orang pantai, lembah, dataran tinggi memenuhi kebutuhan hidupnya? d. Jelaskan tentang permasalahan pokok ekonomi masyarakat yang ada di sekitarmu e. Gunakan fasilitas internet dan atau buku sumber lainnya untuk mencari informasi tentang penyebab permasalahan pokok ekonomi beserta contoh f. Jelaskan tentang nilai apa yang kamu pelajari dari materi ini! g. Laporkan hasil diskusi kelompokmu secara tertulis! h. Presentasikan hasil diskusimu didepan kelas ! IPS – SMP | 285 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 LEMBAR KEGIATAN SISWA III 1. 2. 3. 4. 5. Judul : Manusia sebagai Makhluk Sosial Mata Pelajaran : IPS Kelas/Semester : VII/ 1 Waktu : 25 menit Petunjuk Belajar: a. Baca secara cermat sebelum anda mengerjakan tugas b. Pelajari materi IPS yang berhubungan dengan Manusia sebagai Makhluk Sosial c. Kerjakan sesuai dengan langkah-langkah sesuai petunjuk Guru d. Kerjakan dengan caraberdiskusi dengan teknik yang ditentukan Guru e. Konsultasikan dengan guru bila mengalami kesulitan mengerjakan tugas 6. Tujuan belajar yang akan dicapai: Pada kegiatan ini kamu diharapkan dapat: a. Memahami konsep dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi b. Menganalisis hubungan alam dengan kegiatan manusia dalam bidang ekonomi, sosial, budaya 7. Informasi Bacalah dengan cermat uraian materi tentang manusia sebagai makhluk sosial! 8. Tugas dan Langkah Kerja a. Deskripsikan tentang pengertian manusia sebagai makhluk sosial dengan disertai 5 contoh aktifitas masyarakat yang ada di sekitarmu ! b. Gunakan fasilitas internet dan atau buku IPS lainnya untuk mencari 5 contoh kegiatan di sekitar yang menunjukkan pentingnya interaksi manusia sebagai mahluk sosial ! c. Coba identifikasi faktor-faktor pendorong dan penghambat pelaksanaan kerja sama dan gotong royong sebagai realisasi manusia sebagai makhluk sosial ! Dengan menggunakan contoh riil yang ada di sekitarmu ! d. Ambil peta dan gunakan media tersebut untuk mempelajari Wilayah Indonesia, . Bagaimana masyarakat Indonesia berinteraksi! Di bidang pemerintahan, ekonomi dan budaya e. Jelaskan tentang kaitan antara alam dengan budaya manusia! f. Laporkan hasil diskusi kelompokmu secara tertulis! g. Presentasikan hasil diskusimu didepan kelas ! IPS – SMP | 286 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 LEMBAR KEGIATAN SISWA IV 1. 2. 3. 4. 5. Judul : Manusia sebagai Makhluk Sosial Mata Pelajaran : IPS Kelas/Semester : VII/ 1 Waktu : 25 menit Petunjuk Belajar: a. Baca secara cermat sebelum anda mengerjakan tugas b. Pelajari materi IPS yang berhubungan dengan Manusia sebagai Makhluk Sosial c. Kerjakan sesuai dengan langkah-langkah sesuai petunjuk Guru d. Kerjakan dengan cara diskusi dengan teknik yang ditentukan Guru e. Konsultasikan dengan guru bila mengalami kesulitan mengerjakan tugas 6. Tujuan belajar yang akan dicapai: Pada kegiatan ini kamu diharapkan dapat: a. Menganalisis pemanfaatan lingkungan hubungannya dengan kegiatan ekonomi, sosial, budaya 7. Informasi Bacalah dengan cermat uraian materi tentang manusia sebagai makhluk sosial! 8. Tugas dan Langkah Kerja a. Diskripsikan tentang pengertian manusia sebagai makhluk sosial dengan disertai 5 contoh aktivitas masyarakat yang ada di sekitarmu ! b. Identifikasi kegiatan masyarakat di sekitar kamu tinggal yang menunjukkan upaya manusia sebagai mahluk sosial dalam memanfaatkan lingkungan ! c. Jelaskan bagaimana sikapmu dalam mengamati kegiatan manusia dalam memanfaatkan lingkungan alam d. Bagaimana cara berpakaian orang pantai, lembah, gunung / dataran tinggi! e. Laporkan hasil diskusi kelompokmu secara tertulis! f. Presentasikan hasil diskusimu didepan kelas ! QUIZ UNTUK PERTEMUAN 1 DAN 2 Kerjakan soal-soal berikut ini ! Pertemuan ke 1 1. Sebagai makhluk social mengapa manusia yang tinggal dilembah memiliki kebiasaan yang berbeda dengan yang tinggal didaerah pegunungan? 2. Tuliskan 4 contoh aplikasi manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupan ekonomi di sekitarmu ! 3. Untuk mewujudkan manusia sebagai makhluk social, tindakan apa saja yang diperlukan? 4. Jelaskan dengan menggunakan contoh, tentang hubungan antara permasalahan pokok ekonomi dengan prinsip ekonomi ! IPS – SMP | 287 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Pertemuan ke 2 1. Buatlah analisis tentang pemanfaatan lingkungan yang dilakukan manusia? 2. Jelaskan dengan menggunakan contoh bahwa manusia pada masa pra aksara telah menunjukkan kehidupan sebagai makhluk social? 3. Sebutkan upaya manusia sebagai mahluk sosial dalam memecahkan permasalahan pokok ekonomi dengan menggunakan 5 contoh disekitarmu ! 4. Lakukan analisis bahwa manusia sebagai makhluk sosial memerlukan bantuan orang lain dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Pelajari contoh berikut : Orang Indonesia memerlukan beras sebagai makanan pokok. Beras merupakan hasil pertanian. Untuk menghasilkan beras, petani membutuhkan jasa orang lain. Contohnya : Tukang Selep Beras, Buruh Panen, Pedagang Pupuk dan obat tanaman dll. 4. Tata Tertib dan Prosedur Berdiskusi TEMA: MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL Tata Tertib Kelompok: a. Mengumpulkan semua data, informasi tentang issue dan contoh-contoh interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari melalui media massa, internet, maupun bahan ajar lainnya. b. Mengadakan pengamatan di lingkungan sekitar tempat tinggalmu. c. Membuat catatan yang dapat digunakan untuk acuan pembuktian/referensi d. Memahami posisi setiap individu dalam kelompok Prosedur dan aturan Diskusi: a. Memahami permasalahan/isu yang didiskusikan b. Mendengarkan dengan seksama, serta memperhatikan ketika kelompok lain sedang berbicara c. Saling menghormati pendapat teman d. Tidak menghina ataupun emosional dalam memberikan kritikan dan tanggapan kepada teman e. Menghindari dominasi dalam kelompok f. Gaya/cara berbicara simpati, menarik, sopan g. Cara mengkritik ataupun melontarkan tanggapan: tidak mengkritik penampil/ siapa yang berbicara tetapi mengkritisi pendapatnya Hal-hal yang harus lebih diperhatikan: a. Tiga gejala gugurnya argumen : 1) Terdapat pertentangan antara satu argumen dengan argumen yang lain 2) Pernyataan beralih dari argumen ke fitnahan 3)Terjadi pengalihan pokok pembicaraan ke topik yang tidak berhubungan IPS – SMP | 288 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 b. Hal yang mendasar dalam berdiskusi; 1) Memahami metode berpikir 2) Tetapkan tolok ukur kebenaran 3) Fokus bukan mental perang/debat 4) Balikkan logika 5) Cari akar permasalahan Kegiatan arahan: Beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam diskusi: a. Apa yang anda ketahui tentang interaksi? b. Sebagai anak sekolah, haruskah kita peduli dengan perubahan sosial, ekonomi dan budaya yang terjadi di lingkungan kita , bukankah di lingkungan kita (kota/kabupaten) sudah ada yang mengurusi? c. Sebagai siswa, haruskah terpengaruh atau ikut-ikutan dengan kebiasaan dan budaya orang luar agar dapat disebut anak gaul? d. Haruskah kita bekerjasama dengan negara lain agar banyak barang yang bermerek dapat diimport? e. Bagaimana pendapatmu tentang penggunaan internet? 5. Format Laporan Individu (PR) Di Rumah Ekonomi Bentuk-bentuk dinamika sosial dalam bentuk gambar Di Sekolah Di Masyarakat sekitar Keterangan/Sumber Kajian dan Analisis Berdasarkan Gambar dan Hubungannya dengan : Rencana Sosial/Budaya Lokasi/lingkungan Aksi/Penanggulangan IPS – SMP | 289 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 6. Rubrik Penilaian Diskusi Pertemuan 1 Aspek No. Nama Siswa Gaga Kerja san sama 1 2 3 4 Keterangan Skor : Baik sekali = 4 Baik = 3 Cukup = 2 Kurang = 1 Inisiatif Keaktif an Kedisip linan Kriteria Nilai A = 80 – 100 B = 70 – 79 C = 60 – 69 D = ‹ 60 Jumlah Skor : : : : Nilai Ket. Baik Sekali Baik Cukup Kurang Skor perolehan Nilai = X 100 Skor Maksimal IPS – SMP | 290 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Rubrik Penilaian Diskusi 1. 2. 3. 4. Pertemuan ke 2 Tema : Manusia Sebagai Makhluk Sosial kelompok : ................. Kelas /Smt.: VII/1 Pertemuan : Ke-2 Berilah tanda check ( V ) pada kolom yang sesuai dengan penilaian Anda! No. Urut A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. B. 1. 2. 3. 4. 5. C. 1. 2. Skor Kategori Baik sekali Baik Sedang Kurang KUALITAS Persiapan baik Organisasi jelas Memberikan informasi yang didukung oleh fakta / buku Informasi disampaikan dengan jelas Argumentasi Pernyataan (statement) bersifat persuasif ETIKA Menghormati argumentasi teman dan tidak emosional Saling mendengarkan dan merespon Tidak menghina (menyela pembicaraan) Tidak mendominasi pembicaraan Secara aktif ikut terlibat LAIN-LAIN Cara mengevaluasi atau mengkritik teman Membuat kesimpulan sementara berdasarkan bukti yang disampaikan kedua pihak Jumlah Keseluruhan IPS – SMP | 291 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Keterangan: Skor 4: Baik Sekali, Skor 3: Baik, Skor 2: Cukup, Skor 1: Kurang. KRITERIA: 45 ke atas = A (Baik Sekali & Berkualitas) 30-44 = B (Baik) 15-29 = C (Cukup) < 14 = D (Kurang memenuhi syarat) KOMENTAR:.. .................................................................................................................... ....................................................................................................................... 7. Tabel Penilaian Kuis Pertemuan ke 2 1. Tema : Manusia Sebagai Makhluk Sosial 2. Kelas /Smt.: VII/1 3. Tanggal : Nama Siswa Kelompok Quiz 1 Quiz 2 1. Hary 2. Isti 3. Wiwid 4. ….. A D H 100 70 Improvement Point Daftar pengelompokkan skor dan peningkatan poin. IPS – SMP | 292 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SYAIR LAGU BANGUN PEMUDI PEMUDA Karangan / Ciptaan : A. Simanjuntak Bangun pemudi pemuda Indonesia Tangan bajumu singsingkan untuk Negara Masa yang akan datang kewajibanmu lah Menjadi tanggunganmu terhadap nusa Menjadi tanggunganmu terhadap nusa Sudi tetap berusaha jujur dan ikhlas Tak usah banyak bicara trus kerja keras Hati teguh dan lurus pikir tetap jernih IPS – SMP | 293 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 LK - 3.1/3.2 LEMBAR KERJA PENELAAHAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Identitas RPP yang ditelaah: ………………………………… Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut! Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda! Komponen Hasil Penelaahan dan Skor No. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran A Identitas Mata Pelajaran 1. B. 1 2 3 Tidak Ada Kurang Lengkap Sudah Tidak Sesuai Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Tidak Sesuai Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Lengkap Satuan pendidikan,kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan. Perumusan Indikator 1. Kesesuaian dengan SKL,KI dan KD. 2. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur. 3. Kesesuaian dengan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. C. Catatan Perumusan Tujuan Pembelajaran 1. Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai. 2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar. IPS – SMP | 294 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Komponen Hasil Penelaahan dan Skor No. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran D. Pemilihan Materi Ajar 1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. 3. Kesesuaian dengan alokasi waktu. E. Pemilihan Sumber Belajar 1. Kesesuaian dengan KI dan KD. 2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific. 3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. F. Pemilihan Media Belajar 1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. 2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific. 3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. G. Model Pembelajaran 1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. 2. Kesesuaian dengan pendekatan Scientific. H. Skenario Pembelajaran Catatan 1 2 3 Tidak Sesuai Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Tidak Sesuai Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Tidak Sesuai Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Tidak Sesuai Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Tidak Sesuai Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya IPS – SMP | 295 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Komponen Hasil Penelaahan dan Skor No. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1. Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas. 2. Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan scientific. 3. Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi. 4. Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi. I. Penilaian 1. Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik. 2. Kesesuaian dengan dengan indikator pencapaian kompetensi. 3. Kesesuaian kunci jawaban dengan soal. 4. Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal. Catatan 1 2 3 Tidak Sesuai Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Jumlah Komentar terhadap RPP secara umum. ........................................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ IPS – SMP | 296 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 R-3.1/3.2 RUBRIK PENILAIAN TELAAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Rubrik penilaian RPP digunakan fasilitator untuk menilai RPP peserta yang digunakan peerteaching. Selanjutnya nilai RPP dimasukkan ke dalam nilai portofolio peserta. Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut. 1. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai! 2. Berikan nilai setiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek (√) pada kolom pilihan skor (1 ), (2) dan (3) sesuai dengan penilaian Anda terhadap RPP tersebut! 3. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan setiap komponen RPP jika diperlukan! 4. Setelah selesai penilaian, jumlahkan skor seluruh komponen! 5. Tentukan nilai RPP menggunakan rumus sbb: PERINGKAT NILAI Amat Baik A 90 < A≤ 100 Baik (B) 75 < B ≤ 90 Cukup (C) 60 < C ≤ 75 Kurang (K) ≤ 60 IPS – SMP | 297 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 3.2 Materi Pelatihan : Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar Langkah Kegiatan Inti Diskusi dan Tanya jawab Kerja Kelompok Kerja Kelompok Presentasi Merangkum dan Refleksi 40 Menit 30 Menit 25 Menit 20 Menit 20 Menit Diskusi dan tanya jawab tentang penilaian autentik dalam bentuk tes dan nontes termasuk portofolio, dilanjutkan dengan Pemaparan materi oleh fasilitator tentang Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran dengan menggunakan PPT-2.3/3.2 dan Panduan Tugas Menelaah Rancangan Penilaian pada RPP dengan menggunakan PPT-3.2 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut. Kerja kelompok untuk menelaah contoh penerapan penilaian autentik pada pembelajaranyang terdapat dalam HO-2.3/3.2. Kerja kelompok untuk merevisi rancangan penilaian pada RPP yang telah disusun. Presentasi hasil kerja kelompok. Membuat rangkuman materi pelatihan Model Rancangan Pembelajaran. Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran. Fasilitator mengingatkan peserta agar membaca referensi yang relevan. Fasilitator menutup pembelajaran. Bahan Tayang Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran dengan menggunakan PPT-2.3/3.2 dan Panduan Tugas Menelaah Rancangan Penilaian pada RPP dengan menggunakan PPT-3.2-2. IPS – SMP | 298 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 299 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 300 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 MATERI PELATIHAN 4 : PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING (24 JP) 4.1 Simulasi Pembelajaran 4.2 Peer Teaching IPS – SMP | 301 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 E. MATERI PELATIHAN 4: PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING (24 JP) a. KOMPETENSI Peserta pelatihan dapat: 1. mengkaji pelaksanaan pembelajaranyang menerapkan pendekatan scientific (mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta) dengan tetap memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun, intelektual; dan 2. melaksanakan pembelajaranyang menerapkan pendekatan scientific (mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta) dengan tetap memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun, intelektual. b. LINGKUP MATERI 1. Simulasi Pembelajaran 2. Peer Teaching c. KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN 1. Ketelitian dan keseriusan dalam menganalisis simulasi pembelajaran. 2. Menganalisis simulasi pembelajaran melalui tayangan video pembelajaran. 3. Menyimpulkan alur pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan scientific dan penilaian autentik. 4. Merevisi RPP sehingga menerapkan pendekatan scientific dan penilaian autentik untuk kegiatan peer teaching. 5. Kreatif dan komunikatif dalam melakukan peer teaching. 6. Melaksanakan peer teaching pembelajaranyang menerapkan pendekatan scientific dan penilaian autentik. 7. Menilai pelaksanaan peer teaching peserta lain. d. PERANGKAT PELATIHAN 1. Bahan Tayang a. Strategi Pengamatan tayangan video. b. Panduan tugas praktik pelaksanaan pembelajaran. c. Garis besar instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran. 2. Lembar Kerja a. Analisis pembelajaran pada tayangan video. b. Instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran (Alat Penilaian Kinerja Guru). 3. ATK IPS – SMP | 302 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN MATERI PELATIHAN: ALOKASI WAKTU: JENJANG: MATA PELAJARAN: TAHAPAN KEGIATAN PERSIAPAN KEGIATAN PENDAHULUAN KEGIATAN INTI 4. PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING 24 JP (@ 45 MENIT) SMP/MTs IPS DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU Dilakukan dengan mengecek kelengkapan alat pembelajaran, seperti LCD Projector, Laptop, File, Active Speaker, dan Laser Pointer, atau media pembelajaran lainnya. Pengkondisian Peserta Perkenalan Fasilitator menjelaskan nama, tujuan, kompetensi, indikator, alokasi waktu, dan skenario kegiatan pembelajaran materi pelatihan Praktik Pembelajaran Terbimbing. Fasilitator memotivasi peserta, mengajak berdinamika agar saling mengenal, serius, semangat, dan bekerja sama saat proses pembelajaran berlangsung. 4.1 Simulasi Pembelajaran Pemaparan Strategi Pengamatan Video Pembelajaran dengan menggunakan bahan tayang PPT-4.1 oleh fasilitator. Penayangan video pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan V-2.1/4.1. Kerja kelompok untuk menganalisis tayangan video pembelajaran dengan fokus pada penerapan pendekatan scientific dan penilaian autentik dengan menggunakan LK 4.1. Mengkonfirmasi penerapan pendekatan scientific dan penilaian autentik mengacu pada tayangan video pembelajaran. Kerja kelompok untuk merevisi RPP sesuai dengan hasil tayangan video pembelajaran. Presentasi contoh RPP yang akan digunakan dalam kegiatan peer teaching. ICE BREAKER 4.2 Peer Teaching Paparan oleh fasilitator tentang Panduan Tugas Praktik Pelaksanaan Pembelajaran melalui peer teaching dengan menggunakan PPT- 4.2-1. Paparan oleh fasilitator tentang Garis Besar Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan PPT-4.2-2. Persiapan peer teaching. Praktik peer teachingpembelajaran bahasa Indonesiasecara individual, untuk setiap peserta 30 menit dipandu fasilitator. Menilai kegiatan peer teachingmenggunakan instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran LK -4.2. 15 Menit 380 Menit 20 Menit 20 Menit 60 Menit 30 Menit 135 Menit 90 Menit 10 Menit 655 Menit 15 Menit 15 Menit 10 Menit 560 Menit IPS – SMP | 303 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 TAHAPAN KEGIATAN KEGIATAN PENUTUP DESKRIPSI KEGIATAN Refleksi terhadap pelaksanaan peer teaching. Membuat rangkuman materi pelatihanPraktik Pembelajaran Terbimbing. Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran. Fasilitator mengingatkan peserta agar membaca referensi yang relevan. Fasilitator menutup pembelajaran. WAKTU 40 Menit 15 Menit IPS – SMP | 304 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 4.1 Materi Pelatihan : Simulasi Pembelajaran Langkah Kegiatan Inti Paparan Tayangan Video Kerja Kelompok 20 Menit 20 Menit 60 Menit Presentasi Kerja Kelompok Diskusi tentang tayangan video 90 Menit 135 Menit 30 Menit Pemaparan Strategi Pengamatan Video Pembelajaran dengan menggunakan bahan tayang PPT4.1 oleh fasilitator. Penayangan video pembelajaran IPA di kelas VII dengan menggunakan V-2.1/4.1. Kerja kelompok untuk menganalisis tayangan video pembelajaran dengan fokus pada penerapan pendekatan scientific dan penilaian autentik dengan menggunakan LK 4.1. Diskusi tentang pembelajaran IPA yang berorientasi pada pendekatan scientific dan penilaian autentik. Kerja kelompok untuk merevisi RPP sesuai dengan hasil analisis tayangan video pembelajaran. Presentasi contoh RPP yang akan digunakan dalam kegiatan peer teaching. IPS – SMP | 305 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 306 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 307 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 308 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 LK - 4.1 LEMBAR KERJA ANALISIS PEMBELAJARAN DALAM TAYANGAN VIDEO PEMBELAJARAN 1. Nama Peserta : .............................................. 2. Asal Sekolah : .............................................. 3. Mata Pelajaran : .............................................. 3. Tema : .............................................. Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan Kegiatan Pendahuluan Melakukan apersepsi dan motivasi. a Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran. b Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik dalam perjalanan menuju sekolah atau dengan tema sebelumnya. c Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitan dengan tema yang akan dibelajarkan. d Mengajak peserta didik berdinamika/melakukan sesuatu kegiatan yang terkait dengan materi. Kegiatan Inti Guru menguasai materi yang diajarkan. a. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran. b. Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang diintegrasikan secara relevandengan perkembangan Iptek dankehidupan nyata . c. Menyajikan materi dalam tema secara sistematis dan gradual (dari yang mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak) Guru menerapkan strategi pembelajaran yang mendidik. a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. b. Melaksanakan pembelajaran secara runtut. c. Menguasai kelas dengan baik. d. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual. e. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect). IPS – SMP | 309 SMP f. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Aspek yang Diamati Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. a Guru menerapkan pendekatan scientific. Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana. b Memancing peserta didik untuk peserta didik bertanya. c Menyajikan kegiatan peserta didik untuk keterampilan mengamati. Menyajikan kegiatan peserta didik untuk keterampilan menganalisis. Menyajikan kegiatan peserta didik untuk keterampilan mengkomunikasikan. d f Ya Tidak Catatan Guru melaksanakan penilaian autentik. Mengamati sikap dan perilaku peserta didik dalam mengikuti pelajaran. b Melakukan penilaian keterampilan peserta didik dalam melakukan aktifitas individu/kelompok. c Mendokumentasikan hasil pengamatan skap, perilaku dan keterampilan peserta didik. Guru memanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran. a. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran. b. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran. a c. Menghasilkan pesan yang menarik. d. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran. e. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran. Guru memicu dan/atau memelihara keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran. a. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar. b. Merespon positif partisipasi peserta didik, c. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik, d. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif. e. a. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme peserta didik dalam belajar. Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar. b. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. c. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai. IPS – SMP | 310 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Aspek yang Diamati Penutup Pembelajaran Guru mengakhiri pembelajaran dengan efektif a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik. b. Ya Tidak Catatan Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan. IPS – SMP | 311 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 R - 4.1 RUBRIK PENILAIAN HASIL ANALISIS PEMBELAJARAN PADA TAYANGAN VIDEO NAMA PESERTA DIKLAT KELAS/ TANGGAL PENILAIAN Aspek :………………………………………………………….. :………………………………………………………….. :………………………………………………………….. Kriteria Mendeskripsikanhasilpengamatankegiatanawal, Pengamatan kegiataninti, Video dankegiatanpenutupdenganlengkapdanterinci yang (15-30) disertaicontohkongkrithasilpengamatan. Mendeskripsikanhasilpengamatankegiatanawal, kegiataninti, dankegiatanpenutupdenganlengkapnamunkurangteri nci.. Mendeskripsikanhasilpengamatankegiatanawal, kegiataninti, dankegiatanpenutupnamuntidaklengkap. Mendeskripsikansetiap item padalembarkerjaanalisis Lembarkerjaanali proses belajarmengajarsesuaidengankompetensidasar sispembelajaran yang disajikandalamtayangan video denganjelas, dalam Video lengkapdanbenar. (15-30) Mendeskripsikansetiap item padalembarkerjaanalisis proses belajarmengajarsesuaidengankompetensidasar yang disajikandalamtayangan video denganjelas. Hanyamenandaisetiap item padalembarkerjaanalisis proses belajarmengajarsesuaidengankompetensidasar yang disajikandalamtayangan video. Sikapselamamen Menunjukkansikapantusias, teliti, bersungguhgamati sungguhdenganpenuh rasa ingintahu yang (5-15) disertaidenganpolaberpikiranalitikdalammengamatida nberdiskusi. Menunjukkansikapantusias, teliti, bersungguhsungguhdenganpenuh rasa ingintahu danaktifdalamberdiskusi. Menunjukkansikapantusias, teliti, bersungguhsungguhdenganpenuh rasa ingintahu saja. Komentardan Simpulan (10-25) Memberikankomentar yang faktualdanterstruktursesuaidenganketerlaksanaan skenario pembelajaran yangadadalamtayangan PBM Rentangan Nilai Nilai Peserta 25 - 30 21 - 24 15 - 20 25 - 30 21 - 24 15 - 20 12 - 15 8 - 11 5-7 21 - 25 IPS – SMP | 312 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Aspek Rentangan Nilai Kriteria video pembelajaranyang terdiridaripengalaman yang dapatdiambildaritayangan video dankesimpulan. Memberikankomentar yang faktualdanterstruktursesuaidenganketerlaksanaan skenario pembelajaran yangadadalamtayangan PBM video pembelajaranyang terdiridaripengalaman yang dapatdiambildaritayangan video. Memberikankomentarsesuaidengan keterlaksanaan skenario pembelajaran yangadadalamtayangan PBM video pembelajaran. JUMLAH Nilai Peserta 16 -20 10 -15 100 ………………, ……….……………. 2013 Fasilitator, (.................................................) IPS – SMP | 313 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 4.2 Materi Pelatihan : Peer Teaching Langkah Kegiatan Inti Paparan Panduan Paparan Instrumen Penilaian Persiapan Peer Teaching 15 Menit 15 Menit 10 Menit Refleksi Praktik Peer Teaching 40 Menit 560 Menit Paparan oleh fasilitator tentang Panduan Tugas Praktik Pelaksanaan Pembelajaran melalui peer teaching dengan menggunakan PPT- 4.2-1. Paparan oleh fasilitator tentang Garis Besar Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan PPT-4.2-2. Persiapan peer teaching. Praktik peer teachingpembelajaran secara individual, untuk setiap peserta 30menit dipandu fasilitator. Menilai kegiatan peer teachingoleh fasilitator dengan menggunakan instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran LK-4.2. Refleksi terhadap pelaksanaan peer teaching. IPS – SMP | 314 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 315 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 316 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 317 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 318 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 IPS – SMP | 319 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 LK - 4.2 LEMBAR KERJA INSTRUMEN PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1. Nama Peserta : ................................................. 2. Asal Sekolah : ................................................. 3. Topik : ................................................. Aspek yang Diamati Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi 1 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya. 2 Mengajukan pertanyaan menantang. 3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran. 4 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran. Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan 1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik. 2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi. Ya Tidak Catatan Kegiatan Inti Penguasaan Materi Pelajaran 1 2 Kemampuan menyesuiakan materi dengan tujuan pembelajaran. Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata. 3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat. 4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak) Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. 2 Menfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. 3 4 Melaksanakan pembelajaran secara runtut. Menguasai kelas. IPS – SMP | 320 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Aspek yang Diamati 5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual. 6 7 Ya Tidak Catatan Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect). Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. Penerapan Pendekatan scientific 1 Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana. 2 Memancing peserta didik untuk bertanya. 3 Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba. 4 Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati. 5 Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis. 6 Memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar (proses berfikir yang logis dan sistematis). Menyajikan kegiatan peserta didik untuk berkomunikasi. 7 Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran 1 2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran. 3 4 Menghasilkan pesan yang menarik. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran. 5 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran. Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran 1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar. 2 3 Merespon positif partisipasi peserta didik. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik. 4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif. 5 Menumbuhkan keceriaan atau antuisme peserta didik dalam belajar. Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran 1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar. 2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. Kegiatan Penutup Penutup pembelajaran 1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik. 2 Memberihan tes lisan atau tulisan . IPS – SMP | 321 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Aspek yang Diamati 3 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio. 4 Ya Tidak Catatan Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan. Jumlah IPS – SMP | 322 SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 R - 4.2 RUBRIK PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan fasilitator untuk menilai kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran pada saat Peer Teaching. Selanjutnya nilai PeerTeaching dimasukkan ke dalam nilai portofolio peserta. Langkah Kegiatan 1. Berikan tanda cek (√) pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian Anda terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan pembelajaran! 2. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran! 3. Hitung jumlah nilai YA dan TIDAK ! 4. Tentukan Nilai menggunakan rumus berikut ini! Mata Pelajaran IPA PERINGKAT NILAI Amat Baik ( AB) 90 < AB ≤ 100 Baik (B) 80 < B ≤ 90 Cukup (C) 70 < C ≤ 80 Kurang (K) ≤ 70 IPS – SMP | 323