[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

LIPID

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA LIPID NOVALIA 2031411037 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI UNIVERSITA BANGKA BELITUNG 2015 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lipid adalah sekelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan memegang peranan yang penting dalam struktur dan fungsi sel (Tim Dosen Biokimia 2011). Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip.Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda.Walaupun demikian, para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang kelompok yang disebut lipid (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009) Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah sekelompok besar senyawa alam yang tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti heksan, kloroform, dan dietil eter. Sifat inilah yang membedakan lipid dari karbohidrat, protein, asam nukleat, dan kebanyakan molekul hayati lainnya(Tim Dosen Kimia UPT MKU, 2011) Untuk lebih memahami lipid dengan segala sifat fisikokimia dan reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi sifatnya, maka dilakukan beberapa percobaan terhadap lipid, termasuk percobaan pembentukan emulsi dan mengidentifikasi sterol (kolesterol) pada suatu bahan secara kualitatif. B. Tujuan 1. Mengetahui kelarutan lipida pelarut tertentu. 2. Mengetahui sifat asam basa minyak kelapa. TINJAUAN PUSTAKA Senyawa satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi sel ialah lipid. Senyawa lipid tidak mempunyai rumus empiris tertentu dan struktur yang serupa, tetapi terdiri atas beberapa golongan. Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipid mempunyai sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti eter, kloroform, aseton dan benzene. Berdasarkan sifat demikian, lipid dapat diperoleh dengan cara ekstraksi dari jaringan hewan atau tumbuhan menggunakan eter atau pelarut nonpolar lainnya.(Poedjiadi dan Supriyanti, 2009). Lipid merupakan komponen penting dalam membrane sel, termasuk diantaranya fosfolipid, glikolipid, dan dalam sel hewan adalah kolesterol. Fosfolipid mempunyai banyak kerangka gliserol( fosfogliserida) atau sfingosina (sfingomyelin). Serebrosida mengandung glukosa dan galaktosa dan dengan kerangka sfingosina termasuk dalam glikolipid. Kolesterol merupakan senyawa induk bagi steroid lain yang disintesis dalam tubuh. Steroid tersebut adalah hormone-hormon yang penting seperti hormone korteks adrenal serta hormone seks, vitamin D, dan asam empedu (Tim Dosen Biokimia, 2011). Lemak dan minyak merupakan bagian terbesar dan terpenting kelompok lipid, yaitu sebagai komponen makanan utama bagi organism hidup. Lemak dan minyak penting bagimanusia karena adanya sam-asam lemak esensial yang terkandung didalamnya. Fungsinya dapat melarutkan vitamin A,D,E, dan K yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kemudian, lemak dan minyak merupakan sumber energy yang lebih efisien dibandingakan karbohidrat dan protein. Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal setiap gram ( Tim Dosen Biokimia). Secara kimiawi, lemak dan minyak adalah trigliserida yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Senyawa terbentuk dari hasil kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Lipid dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan besar, yaitu: Lipid sederhana : senyawa ester asam lemak dan berbagai alcohol. Contoh : lemak atau minyak dan lilin (wax). Lipid kompleks (gabungan) : senyawa ester asam lemak yang mempunyai gugus lain disamping alcohol dan asam lemak, misalnya krbohidrat atau protein. Contoh fosfolipid, glikolipid dan lipoprotein. Derivat lipid : senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid. Contoh : asam lemak, gliserol, aldehida lemak, keton, hodrokarbon, sterol, vitamin larut lemak dan beberapa hormon. Selain menurut penggolongan diatas berdasarkan sifat kimianya lipid dapat pula dibedakan menjadi 2, yaitu lipid yang dapat disabunkan atau dapat dihidrolisis dengan basa. Contohnya: lemak atau minyak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya sterol dan terpena. Asam Lemak Asam lemak dapat dibentuk dari senyawa-senyawa yang mengandung karbon seperti asetat, asetaldehid, dan etanol yang merupakan hasil respirasi tanaman. Asam lemak dalam tanaman disintesis dalam keadaaan anaerob dengan bantuan bakteri tertentu seperti Clostridium kluyver. Asam-asam lemak yang ditemukan dialam umumnya merupakan asam-asam monokarboksilat dengan rantai yang tidak bercabang dan mempunyai jumlah atom karbon genap. Asam lemak dialam dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: 1.      Asam lemak jenuh : asam lemak yang tidak mempunyai ikatan rangkap. Contoh : asam palmitat, asam stearat, dan asam kaprat. Sumber sebagian besar pada lemak hewani. 2.      Asam lemak tidak jenuh : asam lemak yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap. Contoh : asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Sumber minyak nabati pada biji-bijian atau kacang-kacangan. Sifat fisikokimia lemak dan minyak berbeda satu sama lain, tergantung pada sumbernya. Secara umum, bentuk trigliserida lemak dan minyak sama, tetapi wujudnya berbeda. Dalam pengertian sehari-hari, disebut lemak jika berbentuk padat pada suhu kamar dan disebut minyak jika berbentuk cair pada suhu kamar. Trigliserida dapat berbentuk padat atau cair berhubungan dengan asam lemak penyusunnya. Minyak nabati sebagian besar berbentuk cair karena mengandung sejumlah asam lemak tidak jenuh seperti asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Asam-asam lemak termasuk asam lemak essensial yang dapat mencegah timbulnya gejala arteriosklerosis karena penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Sebaliknya asam lemak hewani umumnya pada suhu kamar berbentuk padat karena banyak mengandung asam lemak jenuh seperti asam stearat dan asam palmitat. Asam lemak jenuh mempunyai titik lebur lebih tinggi daripada asam lemak tidak jenuh. Lemak dan minyak yang teroksidasi akan membentuk peroksida dan hidroperoksida yang dapat terurai menjadi aldehida, keton, dan asam-asam lemak bebas. Hasil oksidasi tidak hanya mengakibatkan rasa bau yang tidak enak, tetapi dapat pula menurunkan nilai gizi karena kerusakan vitamin dan asam-asam lemak essensial dalam lemak. Reaksi oksidasi dipercepat dengan adanya cahaya, pemanasan atau katalis logam seperti Cu, Fe, Co, dan Mn (Tim Dosen Biokimia, 2011). BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 22 September 2015, pada pukul 10.20 sampai dengan 12.00. praktikum ini dilaksanakan dilaboratorium mikro, Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung. B. Alat dan Bahan Uji Kelarutan Lipida Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah minyak kelapa, alkohol 96%, NaOH 1N, larutan Na2CO3 0,5% , tabung reaksi, penjepit tabung, pipet ukur, dan pipet tetes. Uji Keasaman Minyak Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah minyak kelapa ( bagus dan tengik ), kertas lakmus merah atau biru, porselin tetes, dan pipet tetes. C. Cara kerja Uji Kelarutan Lipida 5 tabung reaksi yang bersih disiapkan dan dikeringkan. Isilah berturut-turut denga : air, alkohol 95%, eter, NaOH 1N, dan larutan Na2CO3 0,5% sebanyak 1ml. Setiap tabung ditambahkan 2 tetes minyak kelapa. Kocok sampai homogeny, lalu biarkan beberapa saat. Sifat kelarutannya diamati. Uji Keasaman Lipid Minyak kelapa diteteskan sedikit pada porselin tetes. Minyak kelapa diuji dengan kertas lakmus. Perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus di amati. Percobaan diulangi dengan menggunakan minyak kelapa tengik. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel 1. Hasil Uji Kelarutan Lipida No Uji Perlakuan Hasil 1 Uji kelarutan lipida Air Minyak baik dan tengik tidak larut, warna minyak tengik keruh. Alkohol 96% Minyak baik dan tengik tidak larut keduanya bergumpal. NaOH 1N Minyak baik tidak larut minyak tengik larut Na2CO3 0,5% Kedua minyak tidak larut, minyak baik jernih dan minyak tengik keruh. Klorofom Kedua minyak larut sempurna/ Tabel 2. Hasil Uji Keasaman Minyak No Bahan Ulangan Hasil 1 Minyak baik 1 2 3 4 5 pH 5 pH 5 pH 5 pH 5 pH 5 Minyak tengik 1 2 3 4 5 pH 5 pH 6 pH 6 pH 5 pH 5 Pembahasan Uji Kelarutan Lipida Uji kelarutan lipid ini dilakukan untuk mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu. Berdasarkan percobaan ini minyak yang digunakan ada 2 jenis yaitu minyak baik dan minyak yang sudah tengik. Adapun hasil yang didapat pada uji kelarutan lipid dengan (air + minyak baik dan minyak tengik) menunjukan bahwa kedua jenis minyak tidak larut dalam air dan pada minyak tengik didapat hasil berwarna keruh. Ketidak larutan ini disebabkan minyak yang berada dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil setelah dialakukan pengocokan, kedua larutan tersebut memisah menjadi dua lapisan. Disini air tidak dapat tercampur dengan minyak karena air merupakan senyawa yang bersifat polar sedangkan minyak bersifat nonpolar. Pada larutan (alkohol 96% + minyak baik dan minyak tengik) menunjukan bahwa pada minyak baik dan tengik tidak larut dalam alkohol tetapi kedua jenis minyak tersebut menghasilkan gumpalan atau emulsi stabil karena alkohol bersifat semipolar. Pada larutan ( NaOH 1N + minyak baik dan minyak tengik) didapat hasil minyak baik tidak larut dan pada minyak tengik larut. Larutan ( Na2CO3 0,5% + minyak baik dan minyak tengik) menunjukan minyak baik maupun minyak tengik tidak larut dalam larutan Na2CO3 0,5% dan minyak baik menghasilkan warna jernih dan minyak tengik menghasilkan warna keruh, pada minyak tengik membentuk emulsi stabil dikarenakan asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun, sabun mempunyai daya aktif permukaan sehingga tetes –tetes minyak menjadi tersebar seluruhnya. Larutan (klorofom + minyak baik dan minyak tengik ), menunjukan kedua jenis minyak tersebut larut sempurna karena klorofom dan minyak baik maupun tengik sama-sama bersifat nonpolar. Menurut teori yang ada pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam alkohol dan larutan sempurna dalam pelarut organic seperti ester, klorofom, aseton, benzena, atau pelarut nonpolar. Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda ( Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan, sehingga tetes-tetes minyak menjadi tersebar seluruhnya. Uji keasaman minyak Uji keasaman minyak dilakukan untuk mengetahui sifat asam basa minyak kelapa. Berdasarkan percobaan pada minyak baik dengan 5 kali ulangan dihasilkan yaitu pH 5, sedangkan pada minyak tengik dengan 5 kali ulangan didapat hasil ulangan yaitu pH 5 – pH 6 yang bearti sifat kedua jenis minyak tersebut bersifat netral. Hasil percobaan ini menunjukan pH yang sama antara minyak baik dan minyak tengik. Hal ini disebabkan karena minyak tengik yang digunakan pada saat praktikum belum terlalu tengik. Dimana dalam minyak tengik itu belum mengalami oksidasi yang sempurna yang dapat menyebabkan sifat kimia maupun sifat fisiknya mengalami perubahan. Sebelum mengalami tengik, minyak kelapa harus mengalami hidrolisis terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan dasar teori yang digunakan menurut (Riawan 1990) yang menyatakan bahwa penyebab ketengikan antara lain adanya auto-oksidasi, hidrolisis dan kegiatan bakteri ( jasad renik). Minyak dan lemak akan terhidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Gliserol lebih cepat tengik dari pada minyak karena gliserol mengalami dehidrasi menjadi akrolein, sedangkan assam lemak akan mengalami oksidasi menjadi keton dan aldehida. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan yang telah dilakukan adalah : Uji kelarutan lipid, lipid tidak larut dalam air, alkohol 96%, NaOH 1N, larutan Na2CO3 0,5% , tetapi larut dalam klorofom. Uji keasaman minyak, pada minyak baik dan minyak tengik memiliki nilai pH 5 sampai pH 6 yang mana bersifat netral, karena minyak tengik belum mengalami hidrolisis. Daftar pustaka Anonim. 2013. Biokimia Part Lipid. Dalam http://sahabat-ilmu-kita.blogspot.com/2013/11/biokimia-part-lipid.html. [diakses pada 29 September 2015] Lehninger, Albert L.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga. Poedjiadi dan Supriyanti FM. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:Penerbit UI-Press. Tim Dosen Biokimia. 2011. Penuntun Paktikum Biokimia. Makassar : UPT-MKU Univesitas Hasanuddin. Riawan. 1990. Kimia Dasar. Jakarta : PT. Wahyu Media.