[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan Eva Larasati Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako, Kampus Bumi Bahari Tadulako, Palu Abstract: the establishment of corporate governance is aimed to increase the wealth or owner through inancial management function because every inancial decision will inluence other decision that impact their wealth irm’s value. To achieve this aim, shareholders can delegate to management to improve shareholder value. The consequences is shareholder must monitor and control irm’s performance because manager tend to behave opportunist. The mechanism that can minimize manager to act opportunistic are monitoring and bonding. On this research, monitoring mechanism can be related the increasing ownership structure. Research population is manufacture’s company listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) because its inancial statement is already applied so that inancial problem can be easy to analysze. The sampling techniques used is purposive sampling or judgment sampling based on research’s aim. Research variables are managerial ownership, institusional ownership, dividend policies as independent variables. Debt policies are implemented as dependet variabeles. The result shows (1) managerial ownership has no signiicant affect to debt policies (2) institusional ownership has a positive and signiicant inluence to debt policies (3) dividend policies has a negative and signiicant inluence to debt policies. Keyword : manajerial ownership, institutional ownership, dividend policy, debt policy Fungsi keuangan yang utama adalah dalam hal keputusan investasi, pembiayaan, dan dividen. Kepemilikan manajerial akan menentukan dividen yang dibayarkan pada pemegang saham. Pengelolaan manajemen harus dilakukan dengan hati-hati dan tepat. Menggunakan metode kuantitatif - regresi berganda dan dengan bersumber pada Bursa Effek Indonesia yang terdiri dari 197 perusahaan, hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan; 2) kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif dan signiikan terhadap kebijakan hutang dan 3) kebijakan deviden memiliki pengaruh negatif dan signiikan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Peneliti menyarankan: 1) perusahaan hendaknya mengurangi pendanaan dari hutang sehingga dapat mengurangi inancial distress; 2) penyebaran kepemilikan saham dan 3) memperluas penelitian pada sektor industri lain untuk mencerminkan kondisi industri Indonesia. Kata kunci: kepemilikan manajerial, kepemilikan institusioanal, kebijakan deviden, kebijakan hutang Pengelolaan perusahaan bertujuan untuk memakmurkan pemiliknya melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan dengan hati-hati dan tepat, mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan yang lainnya yang berdampak terhadap nilai perusahaan (Fama dan French, 1998). Untuk mencapai tujuan tersebut, para pemegang saham (sebagai principal) bisa mempercayakan pengelolaan perusahaan kepada para profesional (pihak manajerial) untuk bekerja meningkatkan nilai kepentingan pemegang saham. Dalam perjalanannya, pihak manajemen yang berfungsi melaksanakan pengelolaan perusahaan, 103 103 JURNAL EKONOMI BISNIS, TH. 16, NO. 2, JULI 2011 memunculkan agency cost, karena perushaan harus membayar tidak sedikit untuk keprofesionalan mereka mengelola perusahaan. Rozeff (1982) berpendapat bahwa “kepemilikan manajerial yang tinggi menyebabkan dividen yang dibayarkan pada pemegang saham rendah”. Penetapan dividen rendah disebabkan manajer memiliki harapan investasi di masa mendatang yang dibiayai dari sumber internal. Distribusi saham antara pemegang saham dari luar yaitu institusional investor dan shareholders dispersion dapat mengurangi agency cost karena kepemilikan mewakili suatu sumber kekuasaan (source of power) yang berguna mendukung keberadaan manajemen atau sebaliknya (Moh’d, Perry & Rimbey, 1998). Hal ini bertentangan dengan pendapat Jensen (1992) yang mengidentiikasi bahwa peningkatan insider ownership akan mensejajarkan kepentingan antara pemegang saham dan manajer, sehingga kepemilikan manajerial bisa menggantikan peranan hutang dalam mengurangi agency cost. Fungsi keuangan yang utama menurut Weston dan Copeland (1995: 5) adalah dalam hal keputusan investasi, pembiayaan, dan dividen. Sedangkan Husnan (2002: 4) mengemukakan bahwa manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan utama, yaitu kegiatan menggunakan dana dan kegi- atan mencari dana yang keduanya sebagai kegiatan utama yang disebut sebagai fungsi keuangan. Aktivitas utama manajer keuangan adalah membuat keputusan investasi dan keputusan-keputusan pendanaan (Gitman, 2003: 12). Keputusan investasi ditentukan dua tipe gabungan dari bentuk asset, current assets dan ixed asset, sedangkan keputusan pendanaan ditentukan oleh dua tipe gabungan dari pendanaan yang digunakan perusahaan (current liabilities dan long-term funds). Riyanto (1997: 15) meninjau pendanaan perusahaan dari sumber dana itu diperoleh, yakni pembelanjaan dari luar perusahaan (external inancing) dan internal inancing. External inancing adalah bentuk pembelanjaan dimana usaha pemenuhan kebutuhan dana diambil dari sumber-sumber yang berasal dari luar perusahaan, sedangkan internal inancing adalah sumber dana yang berasal dari keuntungan laba ditahan dan depresiasi (penyusutan). Kebijakan deviden menurut Brigham, et al (1999 : 479) adalah keputusan tentang apakah akan membagi laba atau menahannya untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen. Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan yang akan diberikan kepada pemegang saham, yang diinvestasi- Perusahaan Manufaktur yang Go Publik di BEI ( 2005-2009) Tujuan : Meningkatkan Nilai Perusahaan Multiple Regression Analysis Y=β0+β1X1+β2X2+β3X3+ε Managerial Ownership (X1) Institutional Ownership (X2) Kebijakan Hutang (Y) Kebijakan Dividen (X3) Gambar 1. Model Kerangka Pikir Penelitian 104 Kesimpulan Eva Larasati, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kebijakan Dividen .... kan kembali atau ditahan dalam perusahaan. Berdasarkan uraian terdahulu dan model kerangka pikir penelitian, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: H1 : Struktur kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan kebijakan dividen berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan hutang perusahaan. H2 : Struktur kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan. H3 : Struktur kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan. H4 : Kebijakan dividen berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan. METODE Penelitian ini termasuk penelitian kausalitas. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial dan institusional serta kebijakan deviden terhadap kebijakan tentang perusahaan. Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang go publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 197 perusahaan (Indonesia Capital Market Directory, 2009). Laporan keuangan, volume perdagangan saham, harga penutupan saham dikumpulkan untuk dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi berganda. HASIL Hasil estimasi regresi berganda pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Pada Tabel 1, diketahui bah- wa nilai R2 atau Koeisien Determinasi adalah 0,137, hal ini berarti bahwa 13,7% variasi kebijakan hutang dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel bebas pada penelitian ini. Sedangkan sisanya sebesar 86,3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model. PEMBAHASAN Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan Variabel kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh yang tidak signiikan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Hal ini ditunjukkan nilai t yang diperoleh sebesar 1,044 dengan tingkat signiikansi sebesar 0,299 dimana nilai ini jauh lebih besar dari probabilitas penelitian yang 0,05. Sehingga hipotesis (H2) yang memprediksi struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan, tidak didukung. Hasil ini juga bertentangan dengan hasil yang diperoleh Jensen et al (1992) dan Moh’d et al. (1998) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang perusahaan. Hal ini mencerminkan bahwa manajer perusahaan publik di Indonesia bukanlah sebagai faktor penentu dalam pengambilan kebijakan pendanaan dari hutang karena jumlah saham yang dimiliki pihak manajer pada perusahaan manufaktur yang go publik di Indonesia masih sangat kecil. Pada tahun 2005 rata-rata saham yang dimiliki oleh manajer sebesar 8,97%, tahun 2006 hanya sebesar 5,87% atau turun sebesar 3,1% dari tahun sebelumnya (lihat tabel 2). Tahun 2007 kembali terjadi penurunan Tabel 1. Hasil Estimasi Regresi Berganda Variabel Bebas Kepemilikan Managerial Kepemilakan Institusional Kebijakan Dividen R. Square = 0.137 R = 0.370 F. Statistik = 6.120 (0.001) Konstanta Unstandardized Koeisien Beta 0.218 0.335 -0.097 Standardized Koeisien Beta 0,104 0.373 -0.174 r Parsial t – Stat Sig. t 0.096 0.330 -0.183 1.044 3.767 -2.007 0.299 0.000 0.047 = 0.268 (Sumber: Data Primer, diolah. 2009) 105 JURNAL EKONOMI BISNIS, TH. 16, NO. 2, JULI 2011 kepemilikan manajerial sebesar 0,54% menjadi 5,33% dari total saham yang beredar. Namun pada tahun 2008 terjadi peningkatan sebesar 1,66% menajadi 6,99% dan pada akhirnya pada tahun 2009 sebesar 5,98% atau turun 1,01%. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa manajer perusahaan manufaktur yang go publik di Indonesia belum merupakan faktor penentu dalam pengambilan kebijakan pendanaan dari hutang. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan Variabel kepemilikan institusional mempunyai pengaruh positif dan signiikan terhadap kebijakan hutang . Ini terlihat pada nilai t sebesar 3,767 dimana tingkat signifikansi jauh lebih kecil dibandingkan nilai probabilitas yaitu 0,000 < 0,05. Sesuai dengan hipotesis (H3) yang memprediksi struktur kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan. Hasil ini sesuai dengan temuan penelitian Crutchley (1999) menjelaskan bahwa variabel kepemilikan institusional mempunyai pengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Pada tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata emiten di Indonesia lebih dari 55% sahamnya dimiliki oleh suatu institusi, artinya perusahaan go publik di Indonesia dikendalikan melalui institusi atau badan hukum (PT) berbentuk holding company. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan Kebijakan dividen berpengaruh negatif dan signiikan terhadap kebijakan hutang perusahaan (nilai t sebesar -2,007, dengan tingkat signiikansi lebih kecil dari probabilitas penelitian yakni 0,047<0,05). Hasil ini sesuai dengan prediksi hipotesis (H4) yang mem- prediksi kebijakan dividen berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Temuan ini konsisten dengan temuan Jensen et al. (1992), Moh’d et al. (1998) juga Cruchley (1999) yang menyatakan bahwa dividen berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Temuan ini juga konsisten dengan pecking order theory yang menyatakan bahwa pendanaan investasi dengan menggunakan sumber dana dari emisi saham baru (right issue) akan merupakan kabar buruk bagi investor dan pemegang saham, karena penerbitan saham baru akan menambah jumlah lembar saham dan tidak adanya penghematan pajak dari hutang serta agency cost of equity akan meningkat sehingga laba per lembar saham akan menurun. Berdasarkan uji hipotesis dan pembahasan sebelumnya, walaupun H2 ditolak, namun pengaruh simultan ketiga variabel (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan deviden) terhadap kebijakan hutang perusahaan terdukung (H1 diterima). Hal ini ditunjukkan oleh nilai F yang diperoleh sebesar 6,120 dengan tingkat signiikansi 0,001 yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan probabilitas penelitian sebesar 0,05. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan kebijakan deviden berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Meskipun begitu kepemilikan manajerial tidak berpengaruh pada kebijakan hutang perusahaan,. Hasil ini mencerminkan bahwa manajer perusahaan publik di Indonesia bukanlah sebagai faktor penentu dalam pengambilan kebijakan pendanaan dari hutang dikarenakan jumlah saham yang dimiliki pihak manajer pada perusahaan manufaktur Tabel 2. Rekapitulasi Rasio Keuangan yang Diperoleh Tahun 2005 – 2009 Variabel Y X1 X2 X3 106 Rasio Debt Ratio Managerial Ownership Institutional Ownership Dividend Payout Ratio Rata-rata Per Tahun 2007 2008 2005 2006 50.50% 46.07% 44.23% 8.97% 58.10% 7.81% 5.87% 62.34% 27.91% 5.33% 63.64% 24.02% 2009 Rata-rata 5 Tahun 46.46% 45.33% 46.52% 6.99% 60.15% 28.44% 5.98% 61.10% 25.18% 6.63% 61.07% 22.67% Eva Larasati, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kebijakan Dividen .... yang go publik di Indonesia masih sangat kecil. Kepemilikan institusional mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Hal ini menggambarkan bahwa naiknya kepemilikan institusional akan menyebabkan kenaikan pula pada hutang perusahaan. Terakhir, kebijakan dividen berpengaruh negatif dan signiikan terhadap kebijakan hutang perusahaan.. Temuan ini menunjukkan pembayaran dividen muncul sebagai pengganti hutang di dalam struktur modal pada perusahaan manufaktur yang go publik di Indonesia. Penggunaan hutang dapat menurunkan konlik antara manajer dengan pemegang saham, tetapi akan menggeser konlik menjadi antara pemegang saham dengan debt holder. Saran Dalam pelaksanaan operasi, perusahaan sebaiknya mengurangi proporsi pendanaan dari hutang sehingga dapat mengurangi inancial distress, karena pendanaan dari hutang perusahaan menyebabkan inancial distress dan agency cost lebih besar dibandingkan dengan penghematan pajak dari beban bunga utang, akibatnya perusahaan sangat rentan terhadap gejolak perekonomi. Peneliti menyarankan perlunya perluasan penyebaran kepemilikan saham, baik melalui pasar modal, joint stock dan dana pensiun. sehingga dapat tercapai kepemilikan mayoritas yang independen dengan manajemen sesuai dengan peraturan yang ada, yang pada akhirnya mengurangi praktek-praktek yang tidak sehat yang dapat merugikan pemegang saham minoritas. Terakhir, penelitian selanjutnya perlu mengembangkan penelitian ini dengan memperluas sampel penelitian pada sektor industri yang lainnya sehingga dapat mencerminkan kondisi industri di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Brigham, E. F., and Louis C. Gapenski. 1996. Intermediate Financial Management. Fifth Edition, The Dryden Press, United State of America. Brigham E. F., Gapenski C. Louis, Daves R. Phillip.1999. Intermediate Financial Management. Sixth Edition, The Dryden Press Brace College Publisher. Brigham, E.F., and Houston F. Joel. 2001. Fundamentals of Financial Management (Manajemen Keuangan), Edisi kedelapan, alih bahasa; Dodo Suharto dan Herman Wibowo., Penerbit Erlangga, Jakarta. Crutchley, C.E., Jensen M.R.H., John S., Jahera J.S., and Raymond, J.E. 1999. Agency Problems and The Simultaneity of Financial Decision Making The Role of Institutional Ownership. International Review of Financial Analysis, 8: 2 page 177-197 Fama, E.F., and French, Kenneth.. 1998. Taxe, Financing Decision, and Firm Value, The Journal of Finance Vol LIII No. 3, June, pp 819-843. Gitman, Lawrence J., 2003, “Principlse of Managerial Finance”, Tenth Edition, Thomson Steele, Inc. Husnan S. dan Pujiastuti E. 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Jensen G.R., Solberg D.P., and Zorn T.S. 1992, Simultaneous Determination of Insider Ownership, Debt, and Dividend Policies, Journal of Financial and Quantitative Analysis (27), Page 247-263. Moh’d M.A., Perry L.G., dan Rimbey J.N. 1998. The Impact of Ownership Structure on Corporation Debt Policy: A Time-Series Cross-Sectional Analysis”, The Financial Riview, 33, pp. 85-98 Riyanto, B.1997. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Penerbit BPFE-Yogyakarta. Rozeff, M. S..1982. Growth, beta and agency costs as determinants of Dividend Payout Ratio, Journal of Financial Research 5, 249-259. Weston, Fred J. and Copalend E. Thomas. 1992. Managerial Finance (Manajemen Keuangan), Edisi kesembilan, alih bahasa A.Jaka Wasana dan Kibrandoko. Penerbit Binapura Aksara Jakarta, 1995. 107