Jurnal Ners Volume 7 Nomor 2 Tahun 2023 Halaman 1413 – 1426
JURNAL NERS
Research & Learning in Nursing Science
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU
HAMIL DALAM MELAKUKAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BOTUNG
KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2023
Desni Roma Putra Nasution1*, Rahmat Alyakin Dachi2, Masdalina Pane3, Daniel Ginting4,
Donal Nababan5, Henny Arwina Bangun6, Sonny Priajaya Warouw 7
1,2,3,4,5,6,7
Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Direktorat Pascasarjana
Universitas Sari Mutiara Indonesia
Medan*Corresponding Author : nasutiondesni@gmail.com
Abstrak
Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) merupakan suatu keharusan selama proses kehamilannya.
Pelayanan ANC harus memenuhi minimal di tiap trimester. Tujuan penelitian adalah menganalisis fakor-faktor
apa saja yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Botung Kabupaten Padang Lawas Tahun 2023. Jenis penelitian observasional analitik
dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan dari wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Botung Kabupaten Padang Lawas Utara. Waktu penelitian pada bulan September 2022 sampai 10
April 2023. Sampel merupakan seluruh populasi ibu hamil Trimester III di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Botung sebanyak 42 orang. Berdasarkan hasil penelitian dengan uji Chi-square diketahui terdapat hubungan
antara pengetahuan (p 0,000) , jarak ( p 0,031), dukungan suami ( p 0,003) dan dukungan petugas kesehatan
(0,002) dengan kunjungan ANC pada ibu hamil. Hasil analisa multivariat dengan uji regresi logistik diketahui
bahwa faktor dominan yang sangat berhubungan dengan kunjungan ANC adalah pengetahuan (p 0,003).
Disarankan bagi ibu hamil agar dapat menambah wawasannya tentang pentingnya ANC dilakukan 2 kali
pada trimester 1, pada trimester 2 minimal 1 kali dan minimal 2 kali periksa kehamilan saat usia kehamilan
memasuki usia 9 bulan. Disarankan bagi petugas kesehatan untuk meluangkan waktunya menjelaskan tahapan
dan hasil pemeriksaan kehamilan serta konseling bagi ibu hamil agar mengetahui dampak buruk jika ANC
tidak dilakukan serta memotivasi suami agar ibu hamil untuk rutin melakukan ANC.
Kata Kunci: antenatal care, ibu hamil, perilaku
Abstract
Pregnancy check up or Antenatal Care (ANC) is a must during the pregnancy process. ANC services must meet
at least in each trimester. The aim of the study was to analyze what factors are related to the behavior of
pregnant women in carrying out ANC visits in the working area of the Tanjung Botung Health Center, Padang
Lawas Regency in 2023. This type of analytic observational study used a cross sectional approach. This
research was conducted from the working area of the Tanjung Botung Public Health Center, North Padang
Lawas Regency. The time of the study was from September 2022 to April 10 2023. The sample was the entire
population of Trimester III pregnant women in the working area of the Tanjung Botung Health Center as many
as 42 people. Based on the results of the study using the Chi-square test, it was found that there was a
relationship between knowledge (p 0.000), distance (p 0.031), husband's support (p 0.003) and health worker
support (0.002) with ANC visits to pregnant women. The results of multivariate analysis using the logistic
regression test revealed that the dominant factor that was most closely related to ANC visits was knowledge (p
0.003). It is recommended for pregnant women to be able to add insight about the importance of ANC being
carried out 2 times in the 1st trimester, at least 1 time in the 2nd trimester and at least 2 prenatal checks when
the gestational age enters the age of 9 months. It is recommended for health workers to spend their time
explaining the stages and results of prenatal care as well as counseling for pregnant women in order to know
the bad effects if ANC is not carried out and to motivate husbands so that pregnant women do ANC routinely.
Keywords: antenatal care, pregnant women, behavior
@Jurnal Ners Prodi Sarjana Keperawatan & Profesi Ners FIK UP 2023
Corresponding author :
Address : Universitas Sari Mutiara Indonesia
Email : nasutiondesni@gmail.com
Jurnal Ners Universitas Pahlawan
ISSN 2580-2194 (Media Online)
1414| FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN
KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BOTUNG KABUPATEN PADANG
LAWAS TAHUN 2023
PENDAHULUAN
Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI)
yang hampir terjadi diseluruh negara di dunia
menyebabkan kecemasan tersendiri bagi negaranegara tersebut untuk terus berupaya menurunkan
AKI di setiap tahunnya. Suistainable Development
Goal’s (SDGs) secara global menargetkan pada
tahun 2030 Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70
kematian per 100.000 kelahiran hidup (BPS, 2017)
Berdasarkan data WHO (World Health
Organization) mengenai peningkatan kesehatan
ibu yang merupakan salah satu tujuan Millenium
Development Goal’s (MDG’s) sesuai target
Nasional menurut MDGs yaitu menurunkan Angka
Kematian Ibu sebesar ¾ dari Angka Kematian Ibu
pada pada tahun 2018 menurut WHO adalah
165/100.000
kelahiran
hidup,
sedangkan
mengalami penurunan pada tahun 2015 adalah
126/100.000. (WHO,2019).
Indikator dan target program kesehatan
masyarakat dalam RPJMN(Rencana Pembangunan
Jangka Menengah) dan Rencana Strategis tahun
2020- 2024 yaitu cakupan kunjungan antenatal
sebesar 80% (Kemenkes RI, 2020). Tingginya
angka kematian ibu di Indonesia terkait dengan
banyak faktor salah satunya adalah faktor
kehamilan, dimana komplikasi saat kehamilan
tidak terdeteksi dikarenakan ibu hamil yang tidak
memanfaatkan ANC (Antenatal Care) pada
pelayanan kesehatan sehingga kehamilannya
berisiko tinggi (Kurniasari & Devi, 2016). Pada
tahun 2019 penyebab kematian ibu terbanyak
adalah perdarahan (1.280 kasus), hipertensi dalam
kehamilan (1.066 kasus) dan infeksi (207 kasus)
(Kemenkes RI, 2019).
Salah satu upaya mempercepat penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi
(AKB) dan masalah kehamilan pada ibu ibu hamil
adalah dengan melaksanakan pelayanan antenatal.
ANC merupakan pelayanan yang diberikan kepada
perempuan selama kehamilannya (Pattipeilohy,
2017). ANC juga merupakan pemeriksaan atau
pengawasan kehamilan untuk mengoptimalisasi
kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga
mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan
memberikan ASI dan pemulihan kembali
kesehatan reproduksi secara wajar. Indonesia
merupakan negara dengan angka kematian ibu dan
perinatal tertinggi yang berarti kemampuan untuk
memberikan pelayanan masih memerlukan
Jurnal Ners Universitas Pahlawan
perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih
bermutu (Kemenkes, 2020).
Pelayanan Antenatal dinilai sangat penting
dalam memastikan bahwa ibu maupun janin yang
dikandungnya akan selamat baik selama kehamilan
maupun saat persalinan. Pemeriksaan kehamilan
atau ANC bukan saja dinilai penting tetapi
merupakan suatu keharusan bagi perempuan
selama proses kehamilannya (Pattipeilohy, 2017).
Melalui ANC yang rutin baik ibu maupun tenaga
kesehatan dapat mengetahui kondisi ibu hamil dan
perkembangan janin yang ada dalam kandungan
dengan lebih detail, deteksi dini jika ditemukan
suatu ganjalan atau gangguan yang berkaitan
dengan kehamilan tersebut dapat dicegah dan
diatasi dengan segera sebelum berpengaruh tidak
baik terhadap kehamilan (Pattipeilohy, 2017).
Pelayanan Antenatal Care harus memenuhi
frekuensi minimal di tiap trimester, yaitu minimal
satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 012 minggu), minimal satu kali pada trimester
kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan
minimal dua kali pada trimester ketiga (usia
kehamilan 24 minggu sampai menjelang
persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut
dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap
ibu hamil dan janin berupa deteksi dini faktor
risiko, pencegahan dan penanganan dini
komplikasi kehamilan (Kemenkes RI, 2019).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013
dan 2018 menunjukkan terjadinya peningkatan
cakupan indikator kesehatan ibu yang direfleksikan
dari indikator empat kali kunjungan ANC (K4) dan
pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan. Proporsi pemeriksaan kehamilan K4
telah menunjukkan kenaikan dari 70% pada tahun
2013 (Riskesdas 2013) menjadi 74,1% pada tahun
2018 (Riskesdas 2018). Berdasarkan pelaporan
data rutin, cakupan kunjungan antenatal tahun 2021
sebesar 88,13% dari target 85% (Kemenkes, 2021).
Di Sumatera Utara jumlah cakupan kunjungan
pelayanan Antenatal Care kesehatan ibu hamil K1
yaitu sebesar 299.279 (89,9%) sementara untuk
cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 hanya
sebanyak 273.366 (82,1%). Cakupan tersebut
masih belum mencapai target yang ditetapkan
dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara yaitu sebesar 95 % (Kemenkes RI, 2020).
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Padang
Lawas Utara capaian program ANC di tahun 2019
untuk K1 sebesar 63,9% dan K4 sebesar 45,0%.
Pada tahun 2021 ibu hamil yang melakukan
ISSN 2580-2194 (Media Online)
1415| FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN
KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BOTUNG KABUPATEN PADANG
LAWAS TAHUN 2023
kunjungan K1 sebesar 70,3% dan K4
sebesar38,9%. Berdasarkan data profil Dinas
Kesehatan Padang Lawas tersebut dapat
disimpulkan bahwa target cakupan K1 dan K4
masih dibawah 95%.
Kunjungan antenatal care oleh ibu hamil
dipengaruhi oleh dua faktor pokok. Berdasarkan
teori Lawrence Green (1980), yakni faktor perilaku
(behavior causes) dan faktor diluar perilaku (nonbehavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri
ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor yaitu
faktor predisposisi (predisposing factors) meliputi
usia, tingkat pendidikan, paritas ibu hamil, status
pekerjaan, pengetahuan ibu hamil dan sikap ibu
hamil. Faktor pemungkin (enabling factors)
meliputi penghasilan keluarga, jarak tempat tinggal
dan media informasi. Faktor penguat (reinforcing
factors) meliputi dukungan suami/keluarga.
(Rachmawati dkk, 2017).
Penelitian yang dilakukan (Elis & Riska,
2017) mengenani gambaran karakteristik ibu hamil
tentang keteraturan ANC di RSKD ibu dan anak
pertiwi makassar, didapa hasil bahwa dari 78
kasus, mempunyai resiko tinggi sebanyak 49
(62,02%) dan yang beresiko rendah sebanyak 29
(37,18%), berdasarkan paritas yaitu mempunyai
resiko tinggi sebanyak 45 (57,69%) dan yang
beresiko rendah sebanyak 33 (42,31%) dan
menurut status ekonomi yaitu yang memiliki status
ekonomi tinggi sebanyak 38 (48,72%) dan yang
memiliki status rendah sebanyak 40 (51,28%).
Hasil penelitian (Khasanah, 2017) menunjukkan
bahwa gambaran kunjungan antenatal care di
puskesmas pondok jagung kota tangerang selatan
terdiri dari 78 kasus, mempunyai resiko tinggi
sebanyak 49 (62,02%) dan yang beresiko rendah
sebanyak 29 (37,18%), berdasarkan paritas yaitu
mempunyai resiko tinggi sebanyak 45 (57,69%)
dan yang beresiko rendah sebanyak 33(42,31%)
dan menurut status ekonomi yaitu yang memiliki
status ekonomi tinggi sebanyak 38 (48,72%) dan
yang memiliki status rendah sebanyak 40
(51,28%).
Ibu hamil perlu mendapatkan informasi yang
benar tentang pelayanan kesehatan di rumah sakit
sehingga Ibu hamil mengetahui hal-hal yang
seharusnya dilakukan dan hal-hal yang seharusnya
dihindari. Ibu hamil mempunyai hak untuk
mendapatkan informasi yang benar tentang
pelayanan kesehatan dan informasi tersebut harus
berasal dari sumber yang terpercaya.
Jurnal Ners Universitas Pahlawan
Agar Ibu hamil mendapatkan informasi yang
tepat, pelayanan kesehatan Ibu hamil hendaknya
diberikan penyuluhan di lingkungan keluarga
(Prasanti & Fitriani, 2017). Menurut hasil
penelitian Yanti Tahun 2018 menunjukan ada
hubungan antara dukungan keluarga dengan
perikau ibu hamil dalam memanfaatkan rumah
sakit (Yanti, 2018). Dukungan keluarga dalah
dukungan yang diberikan suami terhadap istri,
suatu bentuk dukungan di mana suami dapat
memberikan bantuan secara psikologis baik berupa
motivasi, perhatian dan penerimaan. Dukungan
keluarga merupakan hubungan bersifat menolong
yang mempunyai nilai khusus bagi anggota
keluarga sebagai tanda adanya ikatan- ikatan yang
bersifat positif.
ANC atau anteatal care juga merupakan
perawatan ibu dan janin selama masa kehamilan
(Tunçalp et al., 2017). Pentingnya dilakukan
kunjungan ANC, yaitu melalui ANC berbagai
informasi serta edukasi terkait kehamilan dan
persiapan persalinan bisa diberikan kebada ibu
sedini mungkin (Ariestanti et al., 2020).
Kurangnya pengetahuan mengenai tanda bahaya
kehamilan sering terjadi karena kurangnya
kunjungan ANC (Roobiati et al., 2019).
Kurangnya kunjungan ANC ini bisa menyebabkan
bahaya bagi ibu maupun janin seperti terjadinya
perdarahan saat masa kehamilan karena tidak
terdeteksinya tanda bahaya (Sulistyowati &
Trisnawati, 2021).
Data dari Puskesmas Tanjung Botung pada
Tahun 2019 kunjungan K1 sebesar 74,4% dan K4
sebesar 58,0% dari 219 orang ibu hamil. Tahun
2021 diketahui kunjungan K1 sebesar 47,3% dan
K4 sebesar 27,6% dari 366 ibu hamil.Hasil
wawancara dengan petugas KIA (Kesehatan Ibu
dan Anak) diketahui bahwa terdapat 2 (dua) ibu
hamil yang mengalami komplikasi pada saat
kehamilan dan harus di rujuk ke rumah sakit
terdekat, karena hanya pada saat K4 saja datang ke
puskesmas dengan alasan malu karena sudah
memiliki anak lebih dari 4 orang. Hal ini tentunya
akan dapat membahayakan kondisi kehamilan ibu
dan akan beresiko terhadap kematian janinnya.
Terkait dukungan suami diketahui masih belum
sepenuhnya mendukung ibu hamil dalam
melakukan ANC, hal ini diketahui dari jawaban
ibu hamil mengenai suaminya tidak pernah
mengantarkan untuk ANC dengan alasan bekerja
dan juga sudah pernah melahirkan, jadi
beranggapan tidak akan terjadi masalah dengan
ISSN 2580-2194 (Media Online)
1416| FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN
KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BOTUNG KABUPATEN PADANG
LAWAS TAHUN 2023
kehamilan isterinya. Selain itu berdasarkan
gambaran wilayah geografis Puskesmas Tanjung
Botung, untuk jarak tempuh terjauh dari desa ke
puskesmas berjarak 10 km dengan jalan
pengerasan, dan untuk kendaraan umum hanya
dengan waktu tertentu saja dapat digunakan.
Dengan kondisi tersebut tentunya menyebabkan
kunjungan ibu hamil untuk ANC juga rendah.
Tujuan penelitian Untuk menganalisis fakorfaktor yang berhubungan dengan perilaku ibu
hamil dalam melakukan kunjungan ANC di
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Botung
Kabupaten Padang Lawas Tahun 2023.
METODE
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
observasional analitik dengan menggunakan
pendekatan cross sectional. Penelitian ini
dilakukan dari wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Botung Kabupaten Padang Lawas mulai bulan
Januari sampai dengan April Tahun 2023.
Dalam penelitian ini populasi adalah ibu
hamil Trimester III di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Botung sebanyak 42 orang. Pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling, yaitu
sebanyak 42 orang ibu hamil Trimester III.
Menggunakan teknik pengumpulan data berupa
penyebaran kuesioner dan menggunakan analisis
data uji chi-square.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Karakteristik Responden
Umur
1.
2.
Berisiko
Tidak Berisiko
Jumlah
No
Paritas
1.
2.
3.
No
Frekuensi
(f)
26
16
42
Pesentase
(%)
61,9
38,1
100
Primipara
Scundipara
Multigrandipara
Jumlah
Frekuensi
(f)
10
8
24
42
Pesentase
(%)
23,8
19,0
57,1
100
Pendidikan
Frekuensi
Pesentase
Jurnal Ners Universitas Pahlawan
SD dan SMP
SMA
DIII/S1
Jumlah
No
Pekerjaan
1.
2.
Tidak Bekerja
Bekerja
Jumlah
No
Penghasilan
1.
Kurang < UMR
(Rp. 2.768.094)
≥ UMR (Rp.
2.768.094)
Jumlah
2.
(f)
19
20
3
42
(%)
45,2
47,6
7,1
100
Frekuensi
(f)
22
20
42
Pesentase
(%)
52,4
47,6
100
Frekuensi
(f)
27
Pesentase
(%)
64,3
15
36,7
42
100
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
responden mayoritas ibu hamil umurnya berisiko
sebanyak 26 orang (61,9%) dengan paritas
multipara
sebanyak
24
orang(57,1%),
berpendidikan SMA sebanyak 20 orang (47,6%),
tidak bekerja sebanyak 22 orang (52,4%) dan
berpenghasilan kurang dari UMR sebanyak 27
orang (64,3%).
Faktor Pendorong (Predisposisi) Pada Ibu
Hamil Dalam Melakukan Kunjungan ANC di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Botung
Kabupaten Padang Lawas
Tabel
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Botung Kabupaten Padang Lawas Tahun
2023
No
1.
2.
3.
2.
Distribusi
Faktor
Predisposisi
(Pengetahuan dan Sikap) Pada Ibu
Hamil Dalam Kunjungan ANC di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Botung Kabupaten Padang Lawas
Tahun 2023
No
Pengetahuan
1.
2.
Kurang
Baik
Jumlah
No
Pengetahuan
1.
2.
Negatif
Positif
Jumlah
Frekuensi
(f)
27
15
42
Persentase
(%)
64,3
35,7
100
Frekuensi
(f)
26
16
42
Persentase
(%)
61,9
38,1
100
Berdasarkan tabel 2 mayoritas ibu hamil
berpengetahuan kurang sebanyak 27 orang (66,7
ISSN 2580-2194 (Media Online)
1417| FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN
KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BOTUNG KABUPATEN PADANG
LAWAS TAHUN 2023
%) dan bersikap negatif sebanyak 26 orang
(61,9%).
Faktor Pendukung (Enabling) Pada Ibu Hamil
Dalam Melakukan Kunjungan ANC di Wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung Botung Kabupaten
Padang Lawas
Tabel 3. Distribusi Faktor Enabling (Jarak dan
Akses Informasi) Pada Ibu Hamil Dalam
Melakukan Kunjungan ANC di Wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung Botung
Kabupaten Padang Lawas Tahun 2023
No
Jarak
1.
Jauh (≥
menit)
Dekat (≤
menit
Jumlah
2.
No
1.
2.
Akses
Informasi
Kurang
Baik
Jumlah
15
Frekuensi
(f)
37
Persentase
(%)
83,3
15
7
16,7
42
100
Frekuensi
(f)
5
37
42
Persentase
(%)
11,9
88,1
100
Berdasarkan Tabel 3 faktor enabling
pmengenai jarak tempuh, mayoritas ibu hamil
yang menyatakan jarak rumah ke fasililitas
pelayanan kesehatan jauh sebanyak 35 orang
(83,3%) dan mayoritas akses informasi baik
sebanyak 37 orang (88,1%).
Faktor Pemungkin (Reinforcing) Pada Ibu
Hamil Dalam Kunjungan ANC di Wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung Botung Kabupaten
Padang Lawas
Tabel 4. Distribusi Faktor Pemungkin (Dukungan
Suami, Dukungan Teman dan
Dukungan Petugas Kesehatan) Pada
Ibu Hamil Dalam Melakukan
Kunjungan ANC di Wilayah Kerja
Puskesmas
Tanjung
Botung
Kabupaten Padang Lawas Tahun
2023
No
1.
2.
No
Dukungan
Suami
Kurang
Baik
Jumlah
Dukungan
Frekuensi
(f)
24
18
42
Frekuensi
Jurnal Ners Universitas Pahlawan
Persentase
(%)
57,1
42,9
100
Persentase
1.
2.
No
1.
2.
Teman
Kurang
Baik
Jumlah
(f)
31
11
42
(%)
73,8
26,2
100
Dukungan
Petugas
Kesehatan
Kurang
Baik
Jumlah
Frekuensi
(f)
Persentase
(%)
23
19
42
58,8
45,2
100
Berdasarkan Tabel 4 diketahui
bahwa
jawaban responden mengenai dukungan suami
mayoritas kurang yaitu sebanyak 25 orang (57,1%),
dukungan teman dengan kategori kurang sebanyak
31 (73,8%) dan dukungan petugas kesehatan dengan
kategori kurang yaitu 22 orang (52,4%).
Kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Botung
Tabel 5. Distribusi Kunjungan ANC Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Botung Kabupaten Padang
Lawas Tahun 2023
No
Jarak
1.
2.
Kurang
Baik
Jumlah
Frekuensi
(f)
27
15
42
Persentase
(%)
64,3
35,7
100
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa
mayoritas ibu hamil kurang melakukan kunjungan
ANC yaitu sebanyak 27 orang (64,3%).
Analisa Bivariat
Hubungan Faktor Predisposisi (Pengetahuan
dan Sikap) Pada Ibu Hamil dengan Kunjungan
ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Botung Kabupaten Padang Lawas Tahun 2023
Tabel 6. Distribusi Hubungan Pengetahuan Pada
Ibu Hamil dengan Kunjungan ANC di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Botung Kabupaten Padang Lawas
Tahun 2023
Pengetah
uan
Kurang
Baik
Kunjungan ANC
Kurang
Baik
f
%
f
%
23 85,2
4
14,8
4
26,7
11
73,3
Jumlah
f
27
15
%
100
100
pvalue
0,000
Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui
dari 27 orang responden yang berpengetahuan
ISSN 2580-2194 (Media Online)
1418| FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN
KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BOTUNG KABUPATEN PADANG
LAWAS TAHUN 2023
kurang, paling banyak kunjungan ANC dengan
kategori kurang yaitu 23 orang (85,2%) dan paling
sedikit kunjungan ANC dengan kategori baik yaitu
4 orang (14,8%). Hasil uji Chi-square diketahui
nilai p-value sebesar 0,000 < 0,05 artinya terdapat
hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan
ANC pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Botung Kabupaten Padang Lawas.
Tabel 7.
Sikap
Negatif
Positif
Distribusi Hubungan Sikap Pada Ibu
Hamil
dengan Kunjungan ANC di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Botung Kabupaten Padang Lawas
Tahun 2023
Kunjungan ANC
Kurang
Baik
f
%
f
%
21 80,8 5
19,2
6
37,5 10
62,5
Jumlah
f
26
16
%
100
100
pvalue
0,004
Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui
dari 26 orang responden yang bersikap negatif,
paling banyak kunjungan ANC dengan kategori
kurang yaitu 21 orang (80,8%) dan paling sedikit
kunjungan ANC dengan kategori baik yaitu 5
orang (19,2%). Hasil uji Chi-square diketahui nilai
p-value sebesar 0,004 < 0,05 artinya terdapat
terdapat hubungan antara sikap dengan kunjungan
ANC pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Botung Kabupaten Padang Lawas.
Hubungan Faktor Enabling (Jarak dan Akses
Informasi) Pada Ibu Hamil dengan Kunjungan
ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Botung Kabupaten Padang Lawas Tahun 2023
Tabel 8. Distribusi Hubungan Jarak dengan
Kunjungan ANC Pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Botung Kabupaten Padang Lawas
Tahun 2023
Jarak
Jauh
Dekat
Kunjungan ANC
Kurang
Baik
f
%
f
%
25 71,4 10
28,6
2
28,6 5
71,4
Jumlah
f
35
7
%
100
100
pvalue
Tabel 9.
Akses
Informasi
Kurang
Baik
Distribusi Hubungan Akses Informasi
dengan Kunjungan ANC Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Botung Kabupaten Padang
Lawas Tahun 2023
Kunjungan ANC
Kurang
Baik
f
%
f
%
5
100
0
0
22 59,5 15
40,5
Jumlah
f
5
37
%
100
100
pvalue
0,076
Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui
dari 37 orang responden dengan akses informasi
baik, paling banyak kunjungan ANC dengan
kategori kurang yaitu 22 orang (59,5%) dan paling
sedikit kunjungan ANC dengan kategori baik yaitu
15 orang (40,5%). Hasil uji Chi-square diketahui
nilai p-value sebesar 0,076 > 0,05 artinya tidak
terdapat hubungan antara akses informasi dengan
kunjungan ANC pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Botung Kabupaten Padang
Lawas.
Hubungan Faktor Reinforcing (Dukungan
Suami, Teman dan Petugas Kesehatan) Pada
Ibu Hamil dengan Kunjungan ANC di Wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung Botung Kabupaten
Padang Lawas Tahun 2023
Tabel 10. Distribusi Hubungan Dukungan Suami
dengan Kunjungan ANC Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Botung Kabupaten Padang
Lawas Tahun 2023
Dukunga
n Suami
Kurang
Baik
Kunjungan ANC
Kurang
Baik
f
%
f
%
20 83,3 4
16,7
7
38,9 11
61,1
Jumlah
f
24
18
%
100
100
pvalue
0,003
0,031
Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui
dari 35 orang responden dengan jarak jauh dari
tempat tinggal ke fasilitas pelayanan kesehatan
mayoritas kunjungan ANC dengan kategori kurang
yaitu 25 orang (71,4%) dan paling sedikit
kunjungan ANC dengan kategori baik yaitu 10
Jurnal Ners Universitas Pahlawan
orang (28,6%). Hasil uji Chi-square diketahui nilai
p-value sebesar 0,031 < 0,05 artinya terdapat
hubungan antara jarak dengan kunjungan ANC di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Botung
Kabupaten Padang Lawas.
Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui
dari 24 orang responden dengan dukungan suami
kurang, paling banyak kunjungan ANC dengan
kategori kurang yaitu 20 orang (83,3%) dan paling
sedikit kunjungan ANC dengan kategori baik yaitu
4 orang (16,7%). Hasil uji Chi-square diketahui
nilai p-value sebesar 0,003 < 0,05 artinya terdapat
ISSN 2580-2194 (Media Online)
1419| FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN
KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BOTUNG KABUPATEN PADANG
LAWAS TAHUN 2023
hubungan antara dukungan suami dengan
kunjungan ANC pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Botung Kabupaten Padang
Lawas.
Tabel 11. Distribusi Hubungan Dukungan Teman
dengan Kunjungan ANC di Wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung Botung
Kabupaten Padang Lawas Tahun
2023
Dukunga
n Teman
Kurang
Baik
Kunjungan ANC
Kurang
Baik
f
%
f
%
20 64,5 11
35,5
7
63,6 4
36,4
Jumlah
f
31
11
%
100
100
pvalue
0,958
Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui
dari 31 orang dukungan teman kurang, paling
banyak kunjungan ANC dengan kategori kurang
yaitu 20 orang (64,5%) dan paling sedikit
kunjungan ANC dengan kategori baik yaitu 11
orang (35,5%). Hasil uji Chi-square diketahui nilai
p-value sebesar 0,958 > 0,05 artinya tidak terdapat
hubungan antara dukungan teman dengan
kunjungan ANC pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Botung Kabupaten Padang
Lawas.
Tabel 12. Distribusi Hubungan Dukungan Petugas
Kesehatan dengan Kunjungan ANC
Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas
Tanjung
Botung
Kabupaten Padang Lawas Tahun
2023
Dukunga
n Petugas
Kesehata
n
Kurang
Kunjungan ANC
Kurang
Baik
f
%
f
%
Jumlah
f
%
19
86,4
3
22
100
Baik
8
40,0
12
20
100
13
,6
60
pvalue
0,002
Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui
dari 22 orang dukungan petugas yang kurang,
paling banyak kunjungan ANC dengan kategori
kurang yaitu 19 orang (86,4%) dan paling sedikit
kunjungan ANC dengan kategori baik yaitu 3
orang (13,6%). Hasil uji Chi-square diketahui nilai
p-value sebesar 0,002
< 0,05 artinya terdapat hubungan antara dukungan
petugas kesehatan dengan kunjungan ANC pada
Jurnal Ners Universitas Pahlawan
ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Botung Kabupaten Padang Lawas.
Analisa Multivariat
Tabel 13. Ringkasan Hasil Analisis Bivariat
Variabel Penelitian
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Variabel
Pengetahuan
Sikap
Jarak
Akses Informasi
Dukungan Suami
Dukungan Teman
Dukungan Petugas Kesehatan
P- value
0,000
0,004
0,031
0,076
0,0003
0,958
0,002
Berdasarkan tabel 13 terdapat hubungan
diantara beberapa variabel bebas antara lain
pengetahuan, sikap, jarak, dukungan suami dan
dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan
ANC pada ibu hamil. Hubungan variabel- variabel
bebas tersebut terlihat dari nilai p value atau nilai
Sig < 0,05. Adapun variabel tersebut adalah
variabel pengetahuan (p = 0,000), variabel sikap (p
= 0,000), variabel jarak (p =0,031), variabel
dukungan suami (p = 0,003) dan variabel
dukungan petugas kesehatan (p =0,002 ). Dengan
demikian disimpulkan bahwa variabel-variabel
tersebut berhubungan dengan kunjungan ANC
pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Botung Kabupaten Padang Lawas adalah
sebagai berikut :
Tabel 14. Ringkasan Hasil Analisis Bivariat
No
1.
2.
3.
4.
5.
Variabel
Pengetahuan
Sikap
Jarak
Dukungan Suami
Dukungan Petugas Kesehatan
P- value
0,000
0,004
0,031
0,0003
0,002
Hasil analisa bivariat pada variabel yang
berhubungan, kemudian dilanjutkan dengan
analisa multivariat dengan regresi logistik.
Berdasarkan tabel 14 bahwa dari hasil analisis
bivariat maka variabel dengan nilai P < 0,25 yang
masuk ke dalam model multivariat yaitu variabel
pengetahuan, sikap, jarak, dukungan suami dan
dukungan petugas kesehatan. Kemudian dilakukan
analisis regresi logistik ganda dengan metode
Backward LR, yaitu memasukkan semua variabel
independen ke dalam model, tetapi kemudian satu
per satu variabel independen dikeluarkan dari
ISSN 2580-2194 (Media Online)
1420| FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN
KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BOTUNG KABUPATEN PADANG
LAWAS TAHUN 2023
model berdasarkan kriteria kemaknaan statistik
tertentu.
Pada langkah pertama variabel independen
jarak dikeluarkan karena P value > α (0,700 >
0,25), dan langkah kedua variabel dukungan suami
dikeluarkan dengan nilai P value > α (0,697 >
0,25) serta variabel dukungan petugas P value > α
(0,670 > 0,25). Variabel yang dapat masuk dalam
model regresi logistik adalah variabel yang
mempunyai nilai P value < 0,25 yaitu varibel
independen pengetahuan P value (0,001) dan
varibel independen sikap P value (0,049).
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 15. Variabel Determinan Kunjungan ANC
Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas
No
Variabel
1.
Pengetahuan
2.
Sikap
Constanta
Nilai
B
2,539
1,624
1,805
Sig
0,003
Pvalue
0,000
0,054
0,004
0,002
6,082
Berdasarkan Tabel 15 diketahui bahwa
variabel pengetahuan merupakan faktor yang
paling kuat atau dominan terhadap kunjungan
ANC pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Botung Kabupaten Padang Lawas.
Pengetahuan merupakan faktor yang dominan pada
ibu hamil dalam melakukan ANC karena dengan
pehamaman ibu hamil yang baik tentang ANC
maka akan mengetahui manfaat bagi kesehatan diri
dan janinnya untuk mencegah terjadinya
komplikasi dalam persalinan.. Pengetahuan ibu
hamil yang baik akan lebih paham dan sadar
tentang manfaat ANC bagi kesehatan dirinya dan
keselamatan bayi yang akan di lahirkan nantinya.
PEMBAHASAN
Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan
ANC Pada Ibu Hamil di
Wilayah
Kerja
Puskesmas Tanjung Botung Kabupaten Padang
Lawas
Berdasarkan
hasil
penelitian
bahwa
pengetahuan ibu hamil mayaoritas dengan kategori
kurang. Kurangnya pengetahuan kemungkinan
disebabkan karena belum banyak menerima
informasi dari sumber yang terpercaya seperti
petugas kesehatan tentang pentingnya kunjungan
Jurnal Ners Universitas Pahlawan
ANC selama kehamilan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Notoatmojo (2012) bahwa pengetahuan
atau kognitif merupakan dominasi yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis
dalam menumbuhkan rasa percaya diri.
Pengetahuan merupakan faktor yang dapat
memudahkan seseorang atau masyarakat terhadap
apa yang dilakukan. Ibu yang akan memeriksakan
kehamilannya akan dipermudah apabila ibu
mengetahui apa manfaat memeriksakan kehamilan,
siapa dan dimana memeriksakan kehamilan
dilakukan.
Kurangnya
pemahaman
dan
pengetahuan ibu dan keluarga terhadap pentingnya
pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu
hamil.
Hasil analisa bivariat diketahui terdapat
hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan
ANC pada ibu hamil karena selama proses
kehamilan sangat penting bagi wanita untuk
mendapatkan pelayanan dari seorang profesional
yang sama atau dari team yang kecil tenaga
profesional, sebab dengan begitu maka
perkembangan kondisi mereka setiap saat akan
terpantau dengan baik. Selain itu faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan
adalah
usia,
pendidikan, pengalaman dan informasi. Usia
tersebut merupakan usia yang memiliki tingkat
berfikir lebih rasional dibandingkan dengan usia
yang masih muda. Dengan bertambahnya usia
maka, pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
akan meningkat. Paritas ibu hamil di Puskesmas
Tanjung Botung lebih tinggi pada multipara (sudah
menjalani kehamilan >1 kali). Hal ini disebabkan
karena responden yang sudah menjalani kehamilan
sebelumnya mereka sudah mengetahui bagaimana
menjaga kesehatan ibu dan janin. Selain itu,
responden yang mendapat informasi lebih banyak
dari media seperti internet dan televisi. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Saifuddin dalam
Wahyu (2018) tingkat pengetahuan ibu hamil yang
memadai akan menjadikan ibu hamil semakin
patuh dalam melaksanakan ANC, sedangkan jika
pengetahuannya kurang maka ibu hamil tidak
patuh dalam melaksanakan ANC (Sucian, 2018).
Hasil analisa multivariat diketahui bahwa
pengetahuan merupakan faktor dominan dalam
kunjungan ANC pada ibu hamil karena dengan
adanya pengetahuan maka ibu hamil akan lebih
paham dan sadar tentang manfaat ANC bagi
kesehatan dirinya dan keselamatan bayi yang akan
di lahirkan nantinya. Hal ini sejalan dengan hasil
ISSN 2580-2194 (Media Online)
1421| FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN
KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BOTUNG KABUPATEN PADANG
LAWAS TAHUN 2023
penelitian Febyanti dan Susilawati (2012) bahwa
kepatuhnya seseorang dapat terjadi jika seseorang
sadar akan manfaatnya yang didasari oleh
pengetahuan yang baik kemudian diikuti dengan
perilaku kesehatan yang baik pula. Pengetahuan
adalah salah satu faktor predisposisi terbentuknya
perilaku seseorang. Perilaku seseorang yang
terbentuk dan disadari oleh pengetahuan akan
bersifat lebih lama daripada perilaku yang tidak
disadari pengetahuan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Budiman (2014), pengetahuan seseorang
dapat diperoleh dari berbagai informasi yang
disampaikan oleh guru, orangtua, petugas
kesehatan, teman, media masa, media elektronik,
dan sebagainya. Selain itu terdapat faktor lain
yaitu pendidikan, pengalaman, pekerjaan, sosial
budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman dan
usia.
Hubungan Sikap dengan Kunjungan ANC
Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Botung Kabupaten Padang Lawas
Berdasarkan hasil penelitian sikap ibu hamil
mayoritas dengan kategori kurang. Kurangnya
sikap ibu hamil dalam melakukan ANC karena ibu
merasa tidak perlu melakukan ANC sebab sudah
mempunyai pengalaman dengan kehamilan
sebelumnya, dan juga merasa malu untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan karena sudah
memiliki banyak anak. Sikap ibu yang positif akan
mempengaruhi keinginan ibu untuk melakukan
perilaku antenatal care. Sebaliknya, sikap ibu yang
negatif akan menjadi masalah dalam melakukan
antenatal care dikarenakan banyaknya ibu yang
tidak mengetahui pentingnyamelakukan perilaku
antenatal care selama kehamilan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Azwar (2016) mengatakan sikap
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah pengalaman pribadi. Pengalaman
meninggalkan kesan kuat yang dapat menjadi
dasar pembentukan suatu sikap.
Hasil analisa bivariat diketahui tidak terdapat
hubungan antara sikap dengan kunjungan ANC.
Sikap lebih mudah terbentuk apabila pengalaman
tersebut melibatkan faktor emosional. Sikap ibu
yang positif dapat muncul melalui pengalaman
pribadi ibu dalam melakukan antenatal care pada
kehamilan sebelumnya. Hal yang sama juga di
ungkapkan Wawan (2011) bahwa sikap merupakan
reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tumbuh
Jurnal Ners Universitas Pahlawan
diawali dari pengetahuan yang diartikan sebagai
suatu hal yang baik (positif) maupun tidak baik
(negatif), kemudian diaktualisasikan ke dalam
dirinya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Mujiati, Aisyah, dan Rusmariana (2015) tentang
frekuensi kunjungan ANC pada ibu hamil
trimester III menunjukkan bahwa faktor yang
mempengaruhi kepatuhan pelaksanaan ANC
adalah paritas, ibu hamil yang sudah mempunyai
pengalaman mengalami kehamilan cenderung
tidakpatuh
melaksanakan
ANC
kerena
berpandangan bahwa perawatan ANC tidak
penting, terlebih lagi jika selama kehamilan
sebelumnya ibu tidak mengalami peristiwa
ataupun kejadian seperti perdarahan yang banyak
dan lama, tidak merasa perlu melaksanakan ANC.
Hal imi juga sejalan dengan teori dari Herlon,
Masjid dan Rasma (2017) yang menyatakan bahwa
ibu hamil yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan saat adanya keluhan selama kehamilan.
Ibu hamil yang mengalami keluhan maka ibu
hamil akan lebih sadar untuk memanfaatkan
pelayanan kesehatan sehingga kesehatan mereka
dan janin menjadi lebih baik atau tidak lebih
menjadi buruk.
Hubungan Jarak Dengan Kunjungan ANC
Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Botung Kabupaten Padang Lawas
Berdasarkan hasil penelitian mayoritas jarak
rumah dengan puskesmas jauh ( lebih dari 15
menit) untuk waktu tempuhnya. Hal ini juga
menjadi salah satu faktor yang membuat ibu hamil
tidak melakukan ANC. Namun, ada pula ibu hamil
yang tetap melakukan pelayanan antenatal care
meskipun sulit menjangkau tempat pelayanan
antenatal care. Jarak merupakan faktor yang
penting untuk dapat menjangkau fasilitas
pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian (El-Khatib et al., 2020) bahwa jarak
tempat tinggal dekat menuju tempat pelayanan
ANC memiliki peluang 1,374 kali lebih besar
untuk melakukan kunjungan ANC. sesuai standar
minimal yang ditetapkan dibandingkan ibu hamil
yang memiliki jarak tempat tinggal jauh menuju
tempat pelayanan ANC. Hal yang sama juga di
tegaskan oleh Penelitian Temesgen et al. (2021)
juga menyatakan bahwa ibu yang harus menempuh
perjalanan >90 menit untuk mencapai fasilitas
kesehatan berisiko 0,53 kali lebih rendah dalam
memanfaatkan layanan dibandingkan dengan ibu
ISSN 2580-2194 (Media Online)
1422| FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN
KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BOTUNG KABUPATEN PADANG
LAWAS TAHUN 2023
yang melakukan perjalanan <30 menit untuk
mencapai fasilitas kesehatan. Jarak tempat tinggal
berhubungan dengan waktu tempuh dan biaya.
Tempat pelayanan kesehatan dengan lokasi yang
tidak strategis atau sulit dicapai oleh ibu hamil
menyebabkan berkurangnya akses ibu hamil
terhadap pelayanan kesehatan (Setiyorini, Sijabat,
and Sari, 2021).
Hasil analisa bivariat diketahui terdapat
hubungan antara jarak tempat tinggal dengan
kunjungan ANC pada ibu hamil. Jarak tempat
tinggal ibu yang jauh dapat menurunkan motivasi
ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan karena
disebababkan faktor kelelahan saat di jalan dan
faktor lain seperti tidak ada transportasi maupun
mengeluarkan biaya untuk transportasi. Dalam
penelitian ini terdapat 64,3% ibu hamil yang tidak
melakukan kunjungan ANC. Ibu hamil yang
bertempat tinggal jauh dari fasilitas kesehatan
tetapi mau untuk melakukan kunjungan ANC
secara rutin disebabkan ibu hamil tersebut telah
mengetahui manfaat yang baik dari pemeriksaan
kehamilan secara rutin. Hali ini sesuai dengan
hasil penelitian Erlina (2013) bahwa jangkauan
pelayanan kesehatan mencakup jarak, waktu dan
biaya. Tempat pelayanan yang lokasinya tidak
strategis atau sulit dicapai oleh para ibu
menyebabkan berkurangnya akses ibu hamil
terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini juga sejalan
dengan pendapat Kozier (2016) bahwa Ibu hamil
tidak dapat melaksanakan ANC dapat menyebakan
tidak dapat diketahuinya berbagai komplikasi yang
dapat mempengaruhi kehamilansehingga tidak
dapat segera diatasi.Beberapa faktor yang menjadi
penyebab ketidakpatuhan pelaksanaan ANC yaitu,
rasa malas, jauhnya jarak antara rumah dengan
fasilitas pelayanan kesehatan, dan kurangnya
motivasi untuk melaksanakan ANC dari pelayanan
kesehatan seperti Puskesmas.
Hubungan Akses Informasi dengan Kunjungan
ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Botung Kabupaten Padang Lawas
Berdasarkan hasil penelitian pada analisa
univariat diketahui, bahwa akses informasi
mayoritas dengan kategori baik. Informasi yang
diterima terkait ANC diketahui dari petugas
kesehatan pada saat ibu hamil melakukan
pemeriksaan di trimester satu. Ibu hamil
mengetahui dan menerima penjelasan secara
Jurnal Ners Universitas Pahlawan
terperinci terkait dengan ketidak pahaman ibu
seputar kehamilannya dari petugas puskesmas.
Hasil analisa bivariat diketahui bahwa tidak
terdapat hubungan antara akses informasi dengan
kunjungan ANC pada ibu hamil. Hal ini
disebabkan bahwa ibu hamil yang mayoritas
pendidikannya SLTA sudah memahami tentang
hal-hal yang berkaitan dengan seputar kehamilan
dan juga sudah merasa berpengalaman dengan
kehamilan sebelumnya tidak melakukan ANC,
sebab
ibu
hamil
beranggapan
sudah
berpengalaman dengan kehamilan sebelumnya,
serta merasa malu karena sudah memiliki banyak
anak. Hasil analisa multivariat juga menunjukkan
bahwa akses informasi tidak merupakan faktor
dominan dalam melakukan kunjungan ANC pada
ibu hamil. Ibu hamil mudah mendapatkan
informasi tentang ANC melalui handphone
android, sehingga hal-hal seputar kehamilan lebih
mudah di dapatkan.
Hubungan
Dukungan
Suami
dengan
Kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Botung Kabupaten Padang Lawas
Berdasarkan hasil penelitian dukungan suami
mayoritas kurang untuk ibu melakukan ANC.
Kurangnya dukungan suami disebabkan karena
suami ibu hamil tidak pernah menanyakan tentang
hasil pemeriksaan kehamilan yang dilakukan, tidak
pernah menanyakan tentang hasil pemeriksaan
kehamilan yang dilakukan dan tidak pernah
mengantar ibu saat akan melakukan pemeriksaan
kehamilan. Sebagian besar ibu hamil yang
berkunjung seorang diri tanpa ditemani oleh suami
atau anggota keluarga menyatakan bahwa suami
atau anggota keluarga lainnya sibuk bekerja
sehingga tidak mempunyai waktu yang cukup
untuk selalu menemani ibu dalam melakukan
kunjungan kehamilan. Hal ini sejalan dengan
penelitian Sumiati (2012) yang menyatakan bahwa
ibu yang dukungan keluarganya baik memiliki
peluang untuk melakukan kunjungan K4 sesuai
standar dibandingkan dengan ibu yang memiliki
dukungan keluarga kurang. Dengan demikian
dapat dijelaskan bahwa dukungan keluarga sangat
memegang peranan penting dalam perilaku ibu
untuk melakukan pemeriksaan kehamilannya.
Ibu yang sedang hamil sangat membutuhkan
dukungan suami dan keluarga. Keadaan
lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan
ISSN 2580-2194 (Media Online)
1423| FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN
KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BOTUNG KABUPATEN PADANG
LAWAS TAHUN 2023
mempengaruhi
ibu
dalam
memeriksakan
kehamilannya (Nurulhidayah, 2011).
Hasil analisa bivariat diketahui bahwa
terdapat hubungan antara dukungan suami dengan
kunjungan ANC pada ibu hamil. Dukungan yang
positif dari suami akan memberikan dampak yang
positif terhadap kedatangan ibu ke fasilitas
kesehatan untuk memeriksakan kehamilan, hal ini
mungkin disebabkan kesadaran dari responden
tentang kunjungan kehamilan yang sudah tinggi.
Dukungan dari suami untuk selalu mengingatkan,
dan memfasilitasi ibu untuk melakukan kunjungan
kehamilan, menemani dan mengantar ibu ke
fasilitas pelayanan kesehatan dalam kunjungan
kehamilan cenderung mampu memudahkan dan
memotivasi ibu untuk melakukan kunjungan
kehamilan, sehingga kunjungan yang dilakukan
ibu dapat dilakukan secara disiplin dan sesuai
dengan standar kunjungan ANC yang telah
ditetapkan. Sedangkan pada ibu dengan dukungan
kurang baik, yaitu karena faktor pekerjaan dan
kesibukan dari suami maupun anggota keluarga
cenderung tidak memiliki waktu yang cukup untuk
selalu menemani ibu dalam melakukan kunjungan
kehamilan, sehingga sering peneliti menemukan
ibu yang berkunjung sendirian ke fasilitas
pelayanan kesehatan untuk melakukan kunjungan
kehamilan tidak disiplin dalam proses kunjungan
ANC selama proses kehamilan, karena ibu merasa
kesulitan dan kurang termotivasi untuk melakukan
kunjungan ANC. Hal ini sejalan dengan penelitian
Siti Rahmah (2018) menyatakan bahwa ada
hubungan antara dukungan keluarga dengan
pemanfaatan pelayanan ANC. Dan hasil penelitian
Kurnia dan Heny (2013), menyatakan bahwa
dukungan suami dalam pelaksanaan antenatal care
memiliki pengaruh terhadap kunjungan antenatal
care pada ibu hamil. Fungsi dukungan keluarga
bagi ibu hamil yakni akan mendatangkan rasa
senang, rasa aman, rasa puas, dan rasa nyaman
yang akan membuat ibu hamil akan merasa
mendapat dukungan secara emosional yang akan
mempengaruhi kesehatan jiwanya (Mahmudah,
2010). Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa ibu hamil yang kekurangan
dukungan dari keluarga yang paling dekat akan
cenderung mengalami stress pada kehamilan
(Manuaba,2010).
Hubungan
Dukungan
Teman
dengan
Kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Botung Kabupaten Padang Lawas
Jurnal Ners Universitas Pahlawan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
dukungan teman pada ibu hamil dalam kunjungan
ANC mayoritas dengan kategori kurang.
Dukungan teman yang kurang pada ibu hamil
karena tidak pernah menyarankan hal-hal yang
membantu ataupun yang memberikan motivasi
pada ibu hamil untuk membimbingnya dalam
menjaga kehamilan, tidak pernah mengingatkan
untuk memeriksakan kehamilan secara rutin ke
fasilitas kesehatan, tidak mau menemani saya pada
saat bepergian meskipun bukan ke fasilitas
kesehatan dan juga tidak membantu saya mencari
informasi terkait dengan kesehatan ibu kehamilan.
Dukungan teman yang kurang kemungkinan
karena mayoritas ibu kurang memahami akan
pentingnya pemeriksaan kehamilan di trimester III,
selain itu ibu yang multipara tentunya sudah
pernah melalui persalinan sebelumnya sehingga
dianggap sudah paham dan tidak perlu untuk
diingatkan lagi.
Hasil analisa bivariat diketahui tidak terdapat
hubungan teman sebaya dengan pelaksanaan ANC
pada ibu hamil. Hal ini dianggap bahwa mayoritas
dukungan teman sebaya tidak begitu dianggap
penting bagi ibu hamil untuk melakukan
kunjungan ANC. Dukungan teman sebaya adalah
seseorang atau sekelompok orang yang
mendapatkan perhatian,merasa dicintai, dan
dihargai juga ,menjadi bagian dari suatu jaringan
sosial dan komunitas organisasi yang dapat
memberikan dorongan, kebaikan dan saling
memperhatikan saat dibutuhkan. Dukungan teman
sebaya merupakan kebahagiaan, perhatian,
penghargaan dan bantuan yang dirasakan dari
seseorang atau komunitas (Ekasari & Yuliyana,
2012) maka dari itu dukungan teman sebaya sangat
berperan penting dalam kepatuhan pemeriksaan
kehamilan dalam upaya memberikan dorongan
dukungan, rasa semangat, dan perhatian yang
sangat berpengaruh terhadap kepatuhan pada saat
kehamilan.
Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan
dengan Kunjungan ANC di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Botung Kabupaten Padang
Lawas
Berdasarkan hasil penelitian mayoritas
dukungan petugas kesehatan mayoritas dengan
kategori kurang. Dukungan petugas kesehatan
yang kurang diketahui dari jawaban responden
mengenai petugas kurang dalam meluangkan
ISSN 2580-2194 (Media Online)
1424| FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN
KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BOTUNG KABUPATEN PADANG
LAWAS TAHUN 2023
waktunya untuk melakukan tanya jawab mengenai
keluhan ibu selama kehamilan, tidak menjelaskan
tahap-tahap dan hasil pemeriksaan kehamilan dan
kurang membantu memberikan solusi untuk setiap
keluhan atau masalah ibu hamil. Hal tersebut
menyebabkan ibu hamil tidak melakukan
kunjungan ANC. Hal ini sejalan dengan pendapat
Harun (2021) bahwa pelayanan tenaga kesehatan
yang ramah dalam memberikan penjelasan terkait
kesehatan dan memberikan semangat untuk
menjaga dan mengkontrol kondisi kehamilan
dengan baik dapat membuat ibu hamil menjadi
termotivasi untuk melakukan kunjungan ANC
dengan lengkap. Hal yang sama juga dijelaskan
pada hasil penelitian Agustiarini and Sundayani
(2020) bahwa tenaga medis khususnya bidan
berperan penting dalam memberikan konseling dan
penyuluhan seperti membentuk kelas ibu hamil
agar ibu hamil memperoleh pengetahuan tidak
hanya mengenai pemeriksaan kehamilan, tetapi
juga memperoleh informasi kontrasepsi dan pasca
persalinan dan diharapkan pengetahuan ibu hamil
bertambah.
Hasil analisa bivariat diketahui bahwa
terdapat hubungan antara dukungan petugas
kesehatan dengan kunjungan ANC pada ibu hamil.
Ibu hamil yang mendapatkan dukungan petugas
kesehatan dengan baik memiliki persentase lebih
besar dalam melakukan praktik anc dengan baik
dibandingkan dengan ibu hamil yang mendapatkan
dukungan yang buruk dari petugas kesehatan. Hal
ini sejalan dengan Nurmawati dan Indrawati
bahwa dukungan petugas berhubungan dengan
tercapainya angka cakupan anc (Indrastuti, 2019).
Alasan ini diperkuat oleh Ariyanti bahwa ada
hubungan antara tindakan petugas kesehatan yang
baik terhadap pemeriksaan kehamilan trimester III
dan berpeluang 4 kali lebih besar melakukan
pemeriksaan kehamilan dibandingkan pada ibu
hamil yang menerima tindakan petugas kesehatan
secara buruk (Ariyanti, 2018). Hal yang sama juga
dijelaskan pada hasil penelitian Islam and Masud
(2018) menyatakan bahwa ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan ANC dari tenaga medis
yang terampil berisiko 2,4 kali lebih mungkin
untuk melakukan kunjungan ANC dibandingkan
dengan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
ANC dari tenaga medis tidak terampil. Hal ini juga
sesuai dengan hasil penelitian Afriani and Merlina
(2021) juga menyatakan bahwa dukungan petugas
kesehatan memiliki hubungan yang signifikan
dengan kunjungan ANC (p value 0,001).
Jurnal Ners Universitas Pahlawan
SIMPULAN
Simpulan dari penelitian ini yaitu ada
hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan
ANC di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Botung
Kabupaten Padang Lawas dengan nilai p value
0,000. Ada hubungan antara sikap dengan
kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Botung Kabupaten Padang Lawas dengan
nilai p value 0,004. Ada hubungan antara jarak
dengan kunjungan ANC di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Botung Kabupaten Padang
Lawas dengan nilai p value 0,031.
Tidak ada hubungan antara akses informasi
dengan kunjungan ANC di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Botung Kabupaten Padang
Lawas dengan nilai p value 0,076. Ada hubungan
antara dukungan suami dengan kunjungan ANC di
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Botung
Kabupaten Padang Lawas dengan nilai p value
0,003. Tidak ada hubungan antara dukungan teman
dengan kunjungan ANC di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Botung Kabupaten Padang
Lawas dengan nilai p value 0,958. Ada hubungan
antara dukungan petugas kesehatan dengan
kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Botung Kabupaten Padang Lawas dengan
nilai
p value 0,002. Faktor pengetahuan
merupakan faktor yang dominan yang sangat
berhubungan dengan kunjungan ANC di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Botung Kabupaten
Padang Lawas dengan nilai p value sebesar 0,003.
DAFTAR PUSTAKA
Anggrita, S., Mardiatul, U. I., & Ramalida, D,
2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.
Bogor: In Media.
Ariestanti, Determinan Perilaku Ibu Hamil
Melakukan
Pemeriksaan
Kehamilan
(Antenatal Care) Pada Masa Pandemi Covid
19., Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
,
Volume 10
No.2 Tahun 2020,
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/keseha
tan/article/view/1107/73 7.
BadanPusat
Statistik.
2017. Profil
Penduduk
Indonesia
Hasil
Supas ; https://Bps.Go.Id/.
Citrawati & Laksmi 2021. Hubungan Pengetahuan
Ibu Hamil Tentang ANC Terhadap
Kunjungan
ANC
di
Puskesmas
Tampaksiring II, Jurnal Keperawatan
ISSN 2580-2194 (Media Online)
1425| FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN
KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BOTUNG KABUPATEN PADANG
LAWAS TAHUN 2023
Sriwijaya, Volume 8 No.2 Bulan Juli.
Sumber : https://ejournal.unsri.ac.id
Elis & Riska, 2017. Gambaran Karakteristik Ibu
Hamil Tentang Keteraturan ANC Di RSKD
Ibu dan Anak Pertiwi Makassar Tahun
2017. Jurnal Ilmiah Media
Bidan, 3
nomor 2,
https://uit.ejournal.id/MedBid/article/view/99
Emilia, 2021. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Ibu Terhadap Ketepatan Kunjungan
Antenatal Care di Puskesmas Bulurokeng,
http://repositori.uinalauddin.ac.id/19558/1/Najdwah%20Emilia
_70600117018.pdf.
Hasnidar, 2020. Faktor Yang Mempemgaruhi
Perilaku Ibu Hamil dalam Pemeriksaan
Kesehatan di UPT Puskesmas Lamurukung,
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada,
Volume 9 No.1, Smber : https://akpersandikarsa.e-journal.id/JIKSH
Kemenkes
RI,
2019. Profil Kesehatan
Indonesia
Tahun 2019.
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/dow
nload/pusdatin/profilkesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-indonesia2019.pdf.
Kemenkes,
2020. Kesga, Lakip. 2017.
"Angka Kematian
Ibu",http://Kesga.Kemkes.go.Id
Kemenkes, 2021. Laporan Kinerja Direktorat
Kesehatan
Keluarga
Tahun
2021.
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/
contents/others/KESGA.pdf
Khasanah, 2017. Gambaran Kunjungan Antenatal
Care Di Puskesmas Pondok Jagung Kota
Tangerang
Selatan.
http://repository.uinjkt.ac.id
Kurniasari, D., & Sari, Y. V, 2016. Faktor- Faktor
yang Mempengaruhi Kunjungan Kehamilan
di Puskesmas Kesumadadi Kabupaten
Lampung Tengah Tahun 2016. Jurnal
Kebidanan, 2(4). Lestari 2021. Hubungan
Peran Kader dengan Kepatuhan Kunjungan
Antenatal Care Pada Ibu Hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Balung Kabupaten Jember
https://staff.universitaspahlawan.ac.id/uplo
ad/publikasi/291- lampiran.pdf.
Nurfitriyani dan Puspitasari. Media Gizi Kesmas.
Published by Universitas Airlangga.
Notoatmodjo, S, 2010. Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Jurnal Ners Universitas Pahlawan
Pattipeilohy,
2018,
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi Perilaku Ibu Terhadap
Ketepatan Kunjungan Antenatal Care di
Puskesmas Rekas Kabupaten Manggarai
Barat Nusa Tenggara Timur Tahun 2017.
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Yogyakarta
Prasanti & Fitriani, 2017. Kunjungan Antenatal
Care
(ANC),
Tingkat
Pendidikan,
Pendapatan Keluarga dan Risiko Tinggi
Kahamilan (Studi di Wilayah Kerja
Puskesmas
Kedungmundu,
http://repository.unimus.ac.id/1035/2/11.%2
0BAB%201.pdf.
Rachwawati, dkk, 2017. Faktor-faktor yang
Memengaruhi Kunjungan Antenatal Care
(ANC) Ibu
Hamil. Majority,
7(November), 72–76,
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php
/majority/article/viewFile/17 48/1705.
Roobiati et al., 2019. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Tentang Tanda Bahaya
Kehamilan Trimester III Dengan Motivasi
Ibu Melakukan Antenatal Care Di Bidan
Praktik Swasta Sarwo Indah Boyolali. Jurnal
Kesehatan, 12(1), 30–39.
Sari Priyanti, Dian Irawati, & Agustin Dwi
Syalfina. (2020). Frekuensi Dan Faktor
Risiko Kunjungan Antenatal Care. Jurnal
Ilmiah Kebidanan (Scientific
Journal of
Midwifery),
6(1), 1–9.
https://doi.org/10.33023/jikeb.v6i1.564
Selvia & Amru, Efektivitas Media Promosi
Kesehatan
Terhadap
Peningkatan
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil
Melakukan Kunjungan Antenatal Care.
https://www.researchgate.net/publication/34
9495443_Efektifitas_Media_
Promosi_Kesehatan_terhadap_Peningkatan_
Pengetahuan_Sikap_dan_Per
ilaku_Ibu_Hamil_Melakukan_Kunjungan_
Antenatal_Care.
Sujanti dan Suranti, 2009. Buku Ajar Konsep
Kebidanan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Suprapti dkk, 2022. Faktor-faktor Yang
Berhubungan dengan Rutinitas Kunjungan
Ulang Ibu Hamil Dalam Pemeriksaan
Antenatal Care (ANC) Pada Masa Pandemi
Covid
19,
https://journal.stikessuakainsan.ac.id
ISSN 2580-2194 (Media Online)
1426| FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN
KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BOTUNG KABUPATEN PADANG
LAWAS TAHUN 2023
Sulistyowati, N., & Trisnawati, Y, 2021. Tingkat
Kecemasan Ibu Hamil Terhadap Kunjungan
Antenatal Care Di Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal Kebidanan, 13(01), 96–103.
Trivina 2022. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan ANC
(Antenatal Care) pada Masa Pandemi
COVID-19 di Kota Pontianak, Journal of
Public Health Volume 5 – No. 1 – April
2022.
https://jurnal.unigo.ac.id/index.php/gjph/arti
cle/view/2083/938
Tunçalp, Ӧzge, Pena-Rosas, J. P., Lawrie, T.,
Bucagu, M., Oladapo, O. T., Portela, A., &
Gülmezoglu, A. M. (2017). WHO
recommendations on antenatal care for a
positive
pregnancy
experience-going
beyond survival. Bjog, 124(6), 860–862
Wawan dan Dewi, 2011. Teori dan Pengukuran
Pengetahuan,
Sikap
dan
Perilaku
Manusia.Yogyakarta: Nuha Medika.
WHO, 2019. Maternal mortality key fact.
https://www.who.int/newsroom/factsheets/detail/maternal-mortality
Yanti, Y. E, 2018. Hubungan Pengetahuan Ibu dan
Dukungan Suami Pada Ibu Hamil Terhadap
Keteraturan Kunjungan Antenatal Care
(ANC) di Puskesmas Wates Lampung
Tengah tahun 2014. JKM (Jurnal Kebidanan
Malahayati), 1(2).
Zuhro dkk, 2022. Analisis Antenatal Care Pada Ibu
Hamil,
https://jurnal.stikesaisyiyahpalembang.ac.id/index.php/JAM/article/vie
w/828/575.
Jurnal Ners Universitas Pahlawan
ISSN 2580-2194 (Media Online)