Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari norma-norma yang mengatur perilaku dan interaksi dalam masyarakat. Norma-norma ini berfungsi sebagai pedoman dan batasan yang membantu menciptakan ketertiban, keharmonisan, dan keteraturan
2015 •
Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat menjunjung tinggi pentingnya etika, dan akhlak. Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk. Etika menurut filsafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.
Brindil.com - a. Pengertian Etika Istilah dan pengertian etika secara kebahasaan/etimologi, berasal dari bahasa Yunani adalah " Ethos " , yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Biasanya etika berkaitan erat dengan perkataan moral yang berasal dari bahasa Latin, yaitu " Mos " dan dalam bentuk jamaknya " Mores " , yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Pengertian moralitas adalah pedoman yang dimiliki setiap individu atau kelompok mengenai apa yang benar dan salah berdasarkan standar moral yang berlaku dalam masyarakat. Disamping itu etika dapat disebut juga sebagai filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang tindakan manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak, berdasarkan norma-norma tertentu. Moralitas dipertanyakan tampak (tangible) dalam perilaku tidak jujur dan tidak tampak (intangible) dalam pikiran yang bertentangan dengan hati nurani dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Moralitas yang dengan sengaja menentang hati nurani adalah soal integritas, yaitu keteguhan hati untuk berpendirian tetap mempertahankan nilai-nilai baku. Jadi pengertian etika dan moralitas memiliki arti yang sama sebagai sebuah sistem tata nilai tentang bagaimana manusia harus tetap mempertahankan hidup yang baik, yang kemudian terwujud dalam pola tingkah laku/perilaku yang konstan dan berulang dalam kurun waktu, yang berjalan dari waktu kewaktu sehingga menjadi suatu kebiasaan. Berbeda lagi antara etika dengan etiket, seperti telah dibahas etika adalah berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun, walaupun keduanya menyangkut perilaku manusia secara normatif yaitu memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang diperbolehkan dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Pengertian etiket dan etika sering dicampuradukkan, padahal kedua istilah tersebut terdapat arti yang berbeda, walaupun ada persamaannya. Istilah etika sebagaimana dijelaskan sebelumnya adalah berkaitan dengan moral (mores), sedangkan kata etiket adalah berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal. Persamaannya adalah mengenai perilaku manusia secara normatif yang etis. Artinya memberikan pedoman atau norma-norma tertentu yaitu bagaimana seharusnya seseorang itu melakukan perbuatan dan tidak melakukan sesuatu perbuatan.Istilah etiket berasal dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu
Disusun oleh: ALBERT CHRISTIAN, HAIQAL RAMANIZAR, ESTU SAE ET ORA D LABORA
Artikel ini bertujuan untuk menjadi pedoman bagi masyarakat secara keseluruhan tentang bagaimana bersikap dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam dalam bermasyarakat, dan bernegara. Hal ini dinilai sangat penting dengan melihat banyaknya fenomena dan kasus dimana pemahaman dan kesadaran warga negara yang harus memiliki moralitas dalam menjalankan segala tindakan yang bertanggung jawab atas kebaikan dan pembangunan negara semakin memudar. Pesatnya arus modernisasi dan globalisasi turut menyebabkan melemahnya kesadaran masyarakat untuk menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pedoman perilaku. Keutuhan dan persatuan etnis apalagi bangsa kita adalah bangsa yang sangat beragam dalam segala aspek agama, ras, suku, budaya, dan antar golongan.
Kemunafikan merupakan masalah serius dalam pendidikan moral. Berbagai penelitian sudah dilakukan untuk memahami karakter kemunafikan tersebut, dan faktor-faktor apa yang mempengaruhinya. Pemahaman itu penting agar dapat dilakukan upaya antisipatif untuk mengatasinya. Penelitian ini menguji hubungan Regulasi Perilaku Islami, Kesadaran Moral, dan Kemunafikan. Menarik untuk dibahas karena Islam secara detil mengatur bagaimana pemeluknya harus berperilaku. Pengaturan perilaku secara detil tersebut diduga berhubungan dengan kesadaran terhadap nilai-nilai moral, dan kesadaran moral sendiri secara empirik sudah terbukti dapat menurunkan kemunafikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Regulasi Perilaku Islami secara signifikan berhubungan positif dengan Kesadaran Moral (r = .152, p = .021), dan berhubungan negative dengan kemunafikan (r = -.205, p = .002). Regulasi Perilaku Islami dan Kesadaran Moral secara bersama-sama juga berpengaruh secara signifikan terhadap kemunafikan, F (2, 225) = 7...
Karya Ilmiah Mahasiswa S1 Sistem Informasi
Sistem Etika Sosial Dan Budaya Dalam Kehidupan Sehari-Hari2011 •
2021 •
Traditional Cultural Expressions generally refer to the intellectual creativity of a group of indigenous peoples that have potential commercial or economic value. Cultural assets can be included as intellectual property rights in the form of Traditional Cultural Expressions (EBT) created or originating from indigenous peoples, which are currently becoming popular in the world, for example works of art used by the state in an effort to promote tourism. Claims from other countries on EBT that have occurred in Indonesia by the State of Malaysia as reported by the state of Malaysia have repeatedly stated that claims have been made since 2007 namely claims against the art of Reog Ponorogo, after that claiming a local song from Maluku, Rasa Sayange, then in August 2009 the Malaysian government claimed Pendet Dance from Bali through Truly Asia and Discovery Channel in Enigmatic Malaysia. Whereas the three types of art are expressions of Indonesian traditional culture. These problems arise, the question is How are the normative provisions in Government Regulations, Ministerial Regulations and Regional Regulations which are the implementation of the Copyright Act. of the Legislation. Secondary legal materials are sourced from books, legal journals and the results of legal research and tertiary legal materials, consisting of legal materials such as legal dictionaries, encyclopedias and others. Research Conclusions, the concept of the State as the copyright holder of NRE, can hinder the inventions and innovations of indigenous peoples to be creative, especially if the requirements and principles of copyright protection will be applied, such as Requirements for tangible works and authenticity. In the context of indigenous peoples, where the work creations owned by social communities in their creative process use many elements of a kind of NRE, as a form of reflecting social identity, this type of expression work should be considered as a general original work and can be protected by copyright law. The concept of the State as the holder of copyright on EBT has the obligation to take inventory, maintain and maintain NRE, however, the implementing regulations have not yet been issued. The importance of NRE protection to prevent claims from other parties, it is necessary to carry out inventory activities, maintain and preserve them. For this reason, the Government issued Minister of Law and Human Rights Regulation Number 13 of 2007 concerning Intellectual Property Data and for the protection of the Gorontalo Provincial Government issued Regional Regulation Number 7 of 2017 concerning the protection and preservation of EBT, in accordance with its authority as confirmed in Law Number 23 of 2014.
Al-Qur'an telah banyak membahas mengenai kehidupan di bumi dari dahulu hingga saat ini, dan terbukti dari pembahasan bagaimana hidup bersosial dalam tatanan masyarakat di uraikan dengan detail di dalamnya; Qs. Al Hujurat ayat 11-13, Qs. Al Maidah ayat 2, Qs. Ali Imran ayat 102-105, dll.
TANGGUNGJAWAB MORAL DAN ETIKA LINGKUNGAN BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
TANGGUNGJAWAB MORAL DAN ETIKA LINGKUNGAN BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT2019 •
Abstrak: ujuan ajaran moral adalah pembentuk sikap moral, dan ini adalah kejadian dialogis dalam kebebasan serta sebagian besar sudah selesai dalam rabun tabun pertama hidup kita. Sedangkan tujuan etika adalah membuat orang menjadi Iebih kritis terhadap segala macam persoalan kehidupannya dalam hal ini persoalan lingkungan hidupnya. Menghadapi destruksi alam dan destruksi kemanusiaan di masyarakat, maka pendekatan etika ekologis bermula dari asumsi mengenai keterikatan yang menyatu antara semua unsur kehidupan di muka bumi. Ekologi merupakan semacam jembatan di antara ilmu-ilmu khusus dan kosmologi filosofis. Oleh karena jangkauannya dan keterarahannya, ekologi dalam arti tertentu dapat disebut kosmologi empiris. Dasar yang paling dalam untuk tanggung jawab melestarikan lingkungan hidup adalah hormat terhadap hidup. Keserakahan dan kerakusan manusia merusak alam dan lingkungan hidup dan pada gilirannya akan merusak hidup manusia sendiri dan seluruh kehidupan. Tanggung jawab ekologis sekaligus merupakan wujud tanggung jawab terhadap kehidupan sekarang maupun kehidupan bagi generasi mendatang. Kata-kata Kunci: Ekologi, Etika, Manusia. Abstract: he purpose of moral teaching is to form a moral attitude, and this is a dialogical event in freedom and most of it has been completed in the first blindness of our lives. Whereas the purpose of ethics is to make people more critical of all kinds of life problems in this case their environmental problems. Facing natural destruction and destruction of humanity in society, the ecological ethics approach stems from assumptions about the attachment that is united between all elements of life on earth. Ecology is a kind of bridge between special sciences and philosophical cosmology. Because of its reach and direction, ecology can in a sense be called empirical cosmology. The deepest foundation for the responsibility of preserving the environment is respect for life. Greed and greed of humans damage nature and the environment and in turn will damage human life itself and all life. Ecological responsibility is also a form of responsibility for the present life and life for future generations.
Marginalia. Σημειώσεις στο Περιθώριο/ Περιοδικό Κριτικής για το βιβλίο, τον πολιτισμό και την πολιτική
Εμείς, πίσω από το τείχος: για το δυστοπικό μυθιστόρημα του Γ. Ζαμιάτιν2019 •
Newsletter: Research Institute for Humanities and Social Sciences, National Taiwan University
人類世或資本世?氣候、權力、資本造成的地球危機 (Anthropocene or Capitalocene? Climate, Power, and Capital in the Making of Planetary Crisis)2019 •
Circulation. Heart failure
Comparing Sodium Intake Strategies in Heart Failure: Rationale and Design of the Prevent Adverse Outcomes in Heart Failure by Limiting Sodium (PROHIBIT) Study2015 •
Journal of Cleaner Production
A review of climate change implications for built environment: Impacts, mitigation measures and associated challenges in developed and developing countries2019 •
Journal of pediatrics & neonatology
Hypotension in Preterm Newborns and Its Short-Term Outcome: Experience of a Tertiary Care Hospital in Bangladesh2023 •
2018 •
Computer Applications in Engineering Education
A learner‐centered approach for designing visuohaptic simulations for conceptual understanding of truss structures2021 •