LAPORAN PROJECT BASIC LEARNING
“ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG
PADA GUDANG SEMESTA GROUP”
Gudang Teh Operasional 9RPJ+83X, Jl. Industri I, Dusun II, Telukan, Kec.
Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57552
OLEH:
NAMA
: LINTANG AGUSTINA PURWANTO
NIS/NO. ABSEN : 16625/19
KELAS
: XII AKL 3
JURUSAN
: AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6 SURAKARTA
2023/2024
TAHUN 2024
PENGESAHAN
LAPORAN PROJECT BASIC LEARNING
“ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG
PADA GUDANG SEMESTA GROUP”
Surakarta, 30 Maret 2024
Mengetahui,
Pembimbing
Instruktur IDUKA
Joko Pramono, S.Pd, M.Si
Muh Fuad Shofi
NIP. 19771104 201001 1 008
a. n. Kepala SMK Negeri 6 Surakarta
Waka Humas dan Industri
Endang Retna Palupi S.Pd, M.Pd
NIP. 19720118 199702 2 001
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Tuhan yang Maha Esa, juga senantiasa
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Project Basic Learning (PJBL) dengan judul “ANALISIS
SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA GUDANG
SEMESTA GROUP” ini sebagaimana mestinya, dengan segala kekurangan dan
kelebihannya.
Laporan Project Basic Learning (PJBL) ini berisikan tentang analisis sistem
akuntansi persediaan barang dagang yang ada pada gudang Semesta Group. Dalam
mengerjakan Laporan Project Basic Learning (PJBL) ini tidak sedikit penulis
menghadapi kesulitan serta hambatan baik teknis maupun non teknis. Namun atas
berkat dari Tuhan yang Maha Esa, juga berkat usaha, doa, semangat, bantuan,
bimbingan serta dukungan yang penulis terima baik secara langsung maupun tidak
langsung dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Project Basic Learning (PJBL) ini.
Penulis mengucapkan terima kasih dan rasa bangga kepada orang tua tercinta,
yang selalu memberikan kasih sayang dan semangat kepada penulis dan juga
memberikan doa serta dukungan moril maupun materiil kepada penulis dalam
mengerjakan Laporan Project Basic Learning (PJBL) ini.
Terwujudnya penulisan Laporan Project Basic Learning (PJBL) ini tidak lepas
dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis juga bermaksud menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak
terkait yang telah banyak membantu penulis sehingga dapat tersusunnya Laporan
Project Basic Learning (PJBL), antara lain penulis ucapkan terima kasih kepada :
1.
Yth. Ibu Dwi Titik Irdiyanti S. Si.,M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMK Negeri
6 Surakarta yang telah memberikan saran-saran dan izin hingga selesainya
penulisan Laporan Project Basic Learning (PJBL) ini.
2.
Yth. Ibu Nurkayati, S.Pd, selaku ketua program keahlian Akuntansi dan
Keuangan Lembaga SMK Negeri 6 Surakarta yang telah membantu penulis
dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan hingga tersusunnya Laporan
Project Basic Learning (PJBL) ini.
3
3.
Yth. Bapak Joko Pramono, S.Pd, M.Si, selaku pembimbing kegiatan Praktik
Kerja Lapangan yang senantiasa membimbing penulis ketika menghadapi
kendala sewaktu Praktik Kerja Lapangan di Semesta Group.
4.
Yth. Bapak/Ibu guru kejuruan program keahlian Akuntansi dan Keuangan
Lembaga serta segenap guru SMK Negeri 6 Surakarta yang telah membantu
dan memberikan motivasi dalam penulisan Laporan Project Basic Learning
(PJBL) ini.
5. Segenap jajaran struktur organisasi Semesta Group yang telah banyak bekerja
sama dengan penulis, baik HRD, karyawan, maupun pimpinan Semesta Group.
6.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah turut
membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Project Basic Learning
(PJBL) ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh
pihak yang telah membantu penulis pada pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
sampai penulisan dan penyusunan Laporan Project Basic Learning (PJBL), semoga
dibalas setimpal oleh Tuhan yang Maha Esa.
Laporan Project Basic Learning (PJBL) ini tidak luput dari kesalahan, baik
dalam proses pembuatannya ataupun hasil yang penulis sajikan. Untuk itu, guna
penyempurnaan Laporan Project Basic Learning (PJBL) ini, penulis selalu terbuka
untuk kritik dan saran. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Project Basic
Learning (PJBL) ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat berguna di masa
yang akan datang. Aamiin.
Surakarta, 30 Maret 2024
Penulis
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. 1
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... 2
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 3
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 7
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH ....................................................... 7
1.2. BATASAN MASALAH .......................................................................... 8
1.3. RUMUSAN MASALAH......................................................................... 9
1.4. TUJUAN PENELITIAN ........................................................................ 9
1.5. MANFAAT PENELITIAN .................................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 11
2.1. TEORI.................................................................................................... 11
2.1.1. PENGERTIAN AKUNTANSI ................................................... 11
2.1.2. PENGERTIAN PERSEDIAAN DAN JENISNYA ................... 11
2.1.3. PENGERTIAN AKUNTANSI PERSEDIAAN ........................ 12
2.1.4. METODE PENCATATAN &PENILAIAN PERSEDIAAN ... 15
2.1.5. PENYAJIAN PERSEDIAAN LAPORAN KEUANGAN ........ 19
2.2. KONSEPSIONAL ................................................................................. 21
2.3. FOKUS PENELITIAN ......................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 23
3.1. JENIS PENELITIAN ........................................................................... 23
3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ........................................... 23
3.3. SUMBER DATA ................................................................................... 23
3.4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA.................................................... 24
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 25
4.1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................. 25
4.1.1. NAMA PERUSAHAAN .............................................................. 25
4.1.2. PEMILIK PERUSAHAAN......................................................... 25
4.1.3. ALAMAT ..................................................................................... 25
5
4.1.4. BIDANG USAHA ........................................................................ 26
4.1.5. KEGIATAN AKUNTANSI PERUSAHAAN............................ 28
4.2. HASIL PROJECT PENELITIAN ....................................................... 33
BAB V PENUTUPAN ......................................................................................... 48
5.1. KESIMPULAN ..................................................................................... 48
5.2. SARAN ................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 50
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Semakin maraknya perkembangan dunia secara globalisasi, maka dunia
industri pun juga berkembang bahkan perkembangannya sangat pesat. Baik itu
industri perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur.
Masing-masing dari perusahan tersebut juga memiliki aspek yang penting
dalam keuangan atau akuntansinya untuk perkembangan perusahaan itu
sendiri.
Pada perusahaan dagang ada salah satu aspek atau elemen yang sangat
penting untuk dibahas ataupun dikaji, yaitu persediaan barang dagang dalam
suatu perusahaan. Persediaan sendiri memiliki arti bahan atau barang yang
disimpan dan akan digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi tujuan lain
sebagai contoh digunakan dalam proses produksi, sebagai suku cadang dari
peralatan atau mesin maupun dijual kembali (Herjanto 2015). Persediaan
merupakan bagian dari aktiva lancar yang mempengaruhi posisi aktiva, utang,
dan modal. Persediaan sendiri memerlukan penggolongan yang khusus untuk
operasional perusahaan. Dalam perusahaan indsutri manufaktur, persediaan
berupa bahan baku. Sedangkan pada perusahaan dagang, persediaan berupa
persediaan barang dagang.
Keberadaan persediaan akan menentukan keberhasilan dari suatu usaha,
dikarenakan persediaan terdiri dari berbagai barang yang dimiliki perusahaan
yang akan digunakan dalam proses produksi maupun dijual untuk konsumen.
Persediaan tidak hanya berfungsi untuk bisnis, tetapi juga menjadi alat yang
efektif untuk mencapai berbagai tujuan. Persediaan memiliki peranan penting
dimana kegiatan operasional perusahaan akan bergantung pada ketersediaan
persediaan seperti halnya ketersediaan bahan baku. Ketergantungan ini dapat
menjadi suatu masalah sekaligus menjadi hal yang dapat dimanfaatkan
perusahaan untuk menunjang kegiatan.
7
Semesta Group adalah salah satu perusahaan dagang yang berada di
bidang food & beverage atau kemitraan (franchise) makanan dan minuman.
Perusahaan ini memiliki ± 20 brand yang tersebar di seluruh kota-kota yang
ada di Indonesia. Seperti contohnya outlet es teh, ice cream yang tengah
popular saat ini, lalu ada makaroni, thai tea, dan masih banyak lagi. Omset atau
laba yang diperoleh dari penjualan tersebut telah mencapai ratusan juta lebih
seiring berjalannya waktu.
Sebagai perusahaan dagang, Semesta Group pastinya menghadapi
berbagai masalah-masalah yang terkait dengan persediaan dari barang yang
diperoleh maupun yang dijualnya. Dalam pelaksanaan kegiatan operasional
perusahaan, sering terjadi selisih antara persediaan secara fisik dengan jumlah
yang ada di buku persediaan barang dagang yang telah tersistem tersendiri oleh
sistem Semesta Group. Hal ini dikarenakan kurangnya pengawasan dan
koordinasi dalam pencatatan persediaan barang dagang yang ada di gudang
dengan akuntansinya.
Masalah lain yang sering dihadapi yaitu kerusakan barang, pemasukan dan
salah pencatatan barang yang datang, kelalaian dalam mencatat permintaan,
barang yang dikeluarkan tidak sesuai dengan pesanan yang diterima,
perncatatan yang memungkinkan tidak sesuai dengan standar akuntansi, dan
semua kemungkinan yang dapat menyebabkan masalah pada pencatatan dan
pernilaian yang sebenarnya ada di gudang
Mengingat bahwa dalam persediaan sangat penting bagi perusahaan dalam
mencapai efisiensi dan efektivitas, maka penulis tertarik untuk mengkaji hal
tersebut dalam bentuk laporan Project Basic Learning (PJBL) dengan judul
“ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG
PADA GUDANG SEMESTA GROUP”.
1.2. BATASAN MASALAH
Agar pembahasan permasalahan terkait dengan analisis sistem persediaan
barang dagang pada gudang Semesta Group tidak meluas dan keluar dari topik
pembahasan, maka diperlukan pembatasan atas masalah-masalah yang akan
dikaji secara mendalam. Analisis terhadap sistem persediaan atau alur sistem
8
persediaan tersebut meliputi pencatatan pada saat setiap terjadinya transakasi
yang berhubungan dengan persediaan barang dagang seperti pembelian,
penjualan, retur, dan transaksi yang berkaitan dengan keluar masuknya barang
di gudang. Sedangkan untuk penilaian barang dagang yaitu proses penentuan
nilai persediaan barang dagangan akhir sehingga dapat ditentukan Harga Pokok
Penjualan (HPP).
1.3. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang akan dibahas berkaitan dengan yang sudah
dijelaskan pada latar belakang di atas, maka dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut :
1.
Apa yang dilakukan tim gudang Semesta Group apabila barang stok habis
dan tidak ada supplier yang dapat memenuhi kebutuhan?
2.
Kepada siapa barang persediaan yang berada di gudang Semesta Group
didistribusikan atau kepada siapa Semesta Group menjual barang
persediaan secara keseluruhan?
3.
Dimana lokasi kegiatan operasional gudang dan dimana ekspedisi yang
dapat bekerja sama dengan gudang Semesta Group dalam pemenuhan
kebutuhan pemngantaran barang yang akan dijualnya?
4.
Mengapa diperlukan perencanaan yang sistematis dalam pengendalian
persediaan barang dagang yang ada di gudang Semesta Group?
5.
Bagaimana penerapan pengelolaan barang-barang yang ada di Semesta
Group baik dalam pencatatan secara akuntansi maupun pemeliharaan
persediaan barang dagang?
1.4. TUJUAN PENELITIAN
Pada penelitian ini penulis memiliki tujuan yang harus dicapai khususnya
dalam tema persediaan barang dagang yang akan dikaji. Tujuan tersebut yaitu
sebagai berikut :
1.
Memenuhi tugas Project Basic Learning (PJBL) dari sekolah yang
ditugaskan selama penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
9
2.
Mengetahui alur bisnis perusahaan Semesta Group dari beberapa aspek
terutama dalam tema persediaan barang dagang.
3.
Mendeskripsikan penerapan metode pencatatan dan penilaian persediaan
pada gudang Semesta Group.
4.
Menganalisis apakah metode pencatatan dan penilaian persediaan pada
gudang Semesta Group telah sesuai dengan dengan standar akuntansi atau
tidak.
5.
Belajar mengenai persediaan, bagaimana mengelola barang-barang yang
ada, dan bagaimana pencatatan dan penilaiannya secara akuntansi.
1.5. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat dipetik ketika proses belajar secara langsung di
gudang Semesta Group dan bahkan dalam pembuatan penelitian ini sangat
banyak. Beberapa manfaat yang penulis rasakan selama ini yaitu sebagai
berikut :
1.
Dapat meningkatkan keterampilan dalam bidang pencatatan dan penilaian
persediaan.
2.
Mendapatkan pemahaman secara mendalam tentang bisnis beroperasi
secara keseluruhan.
3.
Mengasah kemampuan analitis untuk menganalisis sebuah data,
mengidentifikasi, dan membuat keputusan yang didukung dengan data.
4.
Menyadari pentingnya efesiensi dalam proses bisnis yang dapat
diimplementasikan baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan seharihari.
5.
Upaya mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat dari sekolah
untuk dikembangkan lagi melalui praktik secara langsung pada perusahaan
di bidang persediaan barang dagang.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. TEORI
Berikut ini beberapa teori dan konsep dalam penelitian yang akan
dipaparkan sebagai berikut :
2.1.1. PENGERTIAN AKUNTANSI
Dalam bukunya, Committee on Terminology of The American Institute
of Certified Public Accountants Bastian dan Suharjono (2006), pengertian
akuntansi adalah seni mencatat, menggolongkan, dan mengikhtisarkan
transaksi serta peristiwa yang bersifat keuangan dengan cara yang
bermakna juga dalam satuan uang serta menginvestasikan hasilnya.
Akuntansi adalah proses pencatatan, pengukuran, dan pelaporan keuangan
suatu entitas atau organisasi. Akuntansi juga merupakan sistem atau proses
yang mencatat, mengelompokkan,
meringkas,
menganalisis,
dan
menyajikan informasi keuangan. Akuntansi melibatkan pengumpulan dan
analisis data keuangan dan informasi lainnya, termasuk transaksi bisnis,
pembayaran, dan arus kas. Akuntansi dapat diartikan sebagai sistem
informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan
mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Akuntansi dapat
membantu para pemakai informasi dalam mempertimbangkan berbagai
alternatif dalam mengambil sebuah kesimpulan.
2.1.2. PENGERTIAN PERSEDIAAN DAN JENISNYA
Dalam Perusahaan Dagang, produk-produk yang tersedia di dalam
gudang disebut sebagai Persediaan Barang Dagang. Persediaan Barang
Dagang merupakan pendapatan utama bagi sebuah perusahaan. Persediaan
Barang Dagang (Merchandise Inventory) adalah produk-produk yang
dibeli oleh pemilik usaha dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan.
Caranya adalah dengan menjual lagi produk tersebut kepada pelanggan
tanpa mengubah ataupun mengubah bentuk fisiknya. Karena bisa
memberikan manfaat bagi perusahaan, persediaan barang dagang atau
merchandise inventory dikategorikan sebagai Aset Lancar.
11
Persediaan memiliki beberapa jenis tergantung dengan jenis kegiatan
perusahaan yang bersangkutan, baik itu perusahaan dagang mapupun
perusahaan manufaktur. Weygandt, dkk (2018: 296) menyatakan bahwa
perusahaan dagang hanya perlu satu klasifikasi persediaan, yaitu
persediaan barang dagang, untuk menjelaskan banyak jenis yang
berbeda yang membentuk total persediaan, sedangkan pada perusahaan
manufaktur beberapa persediaan mungkin belum siap untuk dijual.
Akibatnya,
perusahaan
manufaktur
biasanya
mengklasifikasikan
persediaan menjadi tiga kategori :
a.
Persediaan barang jadi (finished goods inventory) merupakan barang
produksi yang selesai diproses dan siap untuk dijual.
b.
Persediaan dalam proses (work in process inventory) merupakan
bagian persediaan barang produksi yang telah masuk proses produksi
tetapi belum selesai.
c.
Persediaan bahan baku (raw materials) merupakan barang-barang
dasar yang akan digunakan dalam produksi tetapi belum dimasukkan
ke dalam proses produksi.
2.1.3. PENGERTIAN AKUNTANSI PERSEDIAAN
Ada beberapa hal yang sangat penting dan perlu untuk dibahas dalam
permasalahan dari akuntansi persediaan. Permasalah paling penting dari
akuntansi persediaan yaitu biaya. Dimana terdapat dua variabel dalam
biaya yaitu permasalahan total unit barang persediaan dan biaya yang
dibebankan terhadap unit persediaan tersebut.
a.
Penentuan harga pokok penjualan
Harga pokok persediaan adalah seluruh pengorbanan pengeluaran
yang dilakukan untuk mendapatkan persediaan yang siap untuk dijual
atau diproses lebih lanjut. Harga pokok historis merupakan dasar
penilaian yang tepat untuk mengakui perolehan seluruh barang atau
jasa serta hak pemilik. Terdapat beberapa defenisi harga pokok (cost)
yang dikemukankan oleh beberapa ahli, antara lain sebagai berikut :
12
Kieso (2002:449) mengemukakan bahwa harga pokok penjualan
(cost of goods sold) adalah perbedaaan antara biaya barang yang
tersedia untuk dijual selama periode berjalan dengan biaya barang
ada di tangan pada akhir periode.
Bekalcui (2000:179) mengemukakan bahwa cost merupakan
jumlah, diukur dalam uang, kas yang dibelanjakan atau property
lain yang ditransfer, penerbitan modal atau jasa yang diberikan
atau utang yang terjadi, sebagai imbalan atas jasa yang diterima
atau jasa yang seterus yang diterima.
Menurut hartono (2000:237) harga pokok dalam persediaan
adalah jumlah seluruh pengeluaran yang terjadi atau hutang yang
terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
memperoleh barang-barang dalam keadaan siap untuk dijual.
Skousen (2001:360) mengemukakan bahwa ketika produk dijual,
produk tersebut bukan lagi aset. Biaya untuk membeli atau
membuat produk harus dipindahkan dari klasifikasi aset
(persediaan) pada neraca dan pada laporan laba/rugi sebagai
biaya-biaya pokok barang yang dijual.
Standar Akuntansi Indonesia (PSAK No. 14.2 tahun 2008)
menyatakan bahwa biaya persediaan, biaya konversi persediaan
harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya
lain yang timbul sanpai persediaan berada dalam kokndisi dan
tempat siap untuk dijual atau dipakai.
Dari penyataan tentang harga pokok diatas beberapa unsur-unsur
dari komponen harga pokok dan pengurangan harga pokok yang perlu
di perhatikan, sebagai mana yang dikemukakan oleh Niswonger, et al
(1999: 393) bahwa harga pokok persediaan barang dagang terdiri dari
harga beli ditambah dengan semua pengeluaran yang terjadi
sehubungan pembelian barang tersebut, termasuk biaya transportasi,
biaya masuk dan ansuransi kerugian selama perjalanan.
13
b.
Unsur-unsur pembentukan harga pokok
Harga pokok persediaan terdiri atas semua pengorbanan dan
pengeluaran, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
berkaitan dengan perolehan, penyimpanan dan penepatan barang yang
siap untuk jual.
Menurut soemarso (2003:386) menyatakan bahwa harga pokok
Persediaan adalah semua biaya yang terjadi sampai dengan persediaan
siap untuk dijual, misalnya biaya pengakutan, biaya masuk dan
asuransi.
Dalam menentukan unsur-unsur yang membentuk harga pokok
persediaan, perlu diperhatikan konsep normalitas untuk mencapai
interprestasi ekonomi yang sama, dan juga perlu dikurangi biayabiaya yang dikeluarkan untuk mengusahakan barang sampai di
gudang dan siap untuk dijual atau diproses lebih lanjut.
c.
Biaya-biaya yang dimasukkan dalam persediaan
Biaya-biaya yang dimasukkan ke dalam persediaan yaitu sebagai
berikut :
1.
Biaya produk
Biaya-biaya yang melekat pada persediaan dan dicatat dalam
akun persediaan. Biaya-biaya ini berhubungan langsung dengan
transfer barang ke lokasi bisnis pembelian dan pengubahan
barang tersebut ke kondisi siap dijual.
2.
Biaya periode
Merupakan biaya yang terkait secara tidak lansung dengan
akuisisi atau produksi barang. Biaya-biaya periode seperti beban
penjualan (selling expense) dan dalam kondisi yang biasa, beban
umum serta administrasi (general and administrative expense)
tidak di anggap sebagai bagian dari biaya persediaan.
3.
Potongan pembelian (trande discount)
Adanya potongan pembelian mengakibatkan harga pokok
pembelian yang dibebankan kepada pelanggan lebih rendah dari
harga sebenarnya. Potongan pembelian merupakan pengurangan
14
pembelian. ada dua cara untuk mencatat harga potongan yaitu
dengan metode netto/bersih dan metode gross/kotor.
a.
Pencatatan dengan metode netto/ bersih
Pencatatan dengan metode netto/ bersih yaitu pembelian
dicatat sebesar nilai bersihnya (setelah dikurangi diskon)
ketidakmampuan dalam mengambil potongan pembelian
dalam periode diskon, sebenarnya merupakan pengeluran,
jumlah tersebut harus dicatat dalam perkiraan potongan
pembelian yang tidak diambil dan dilaporkan dalam suatu
pos terpisah dalam perhitungan laba/rugi.
b.
Pada metode harga gross/kotor
Pada metode harga gross/kotor potongan pembelian
(trade discount) harus dilaporkan sebagai penguragan dari
nilai pembelian pada perhitungan laba/rugi, kemudian
persediaan saat terjadi transaksi pembelian dicatat pada
perkiraan persediaan atau pembelian sebesar nilai bruto.
Potongan pembelian diakui apabila potongan pembelian
tersebut benar-benar diambil.
2.1.4. METODE PENCATATAN DAN PENILAIAN PERSEDIAAN
Metode pencatatan persediaan terbagi menjadi dua, yaitu metode
perpetual dan metode periodik. Dimana salah satu metode ini digunakan
untuk menganalisis masalah yang penulis angkat.
a.
Metode Pencatatan Persediaan secara Permanen/Perpetual (perpetual
inventory system)
Menurut Hery 2013:101 mengatakan dalam sistem perpetual,
catatan mengenai harga pokok dari masing-masing barang dagangan
yang dibeli maupun yang dijual diselenggarakan secara terperinci.
Sistem pencatatan ini akan secara terus menerus menunjukkan berapa
besarnya saldo persediaan barang dagangan yang ada di gudang untuk
masing-masing jenis persediaan. Dengan sistem pencatatan perpetual,
hargga pokok dari barang yang dijual ditentukan setiap kali penjualan
15
terjadi. Jurnal dalam mencatat transaksi persediaan dengan
menggunakan metode ini yaitu :
Jurnal untuk mencatat pembelian persediaan barang dagang :
Persediaan Barang Dagang
Rp xxx
Hutang usaha/Kas
Rp xxx
Untuk mencatat penjualan ada 2 ayat jurnal yang perlu dibuat
sekaligus oleh penjual pada saat melakukan transaksi penjualan yaitu
sebagai berikut :
Kas
Rp xxx
Penjualan
Rp xxx
(Apabila penjualan barang dagangan dilakukan secara tunai)
Piutang Usaha
Rp xxx
Penjualan
Rp xxx
(Apabila penjualan barang dagangan dilakukan secara kredit)
Harga Pokok Penjualan
Rp xxx
Persediaan Barang Dagang
Rp xxx
Retur penjualan (sales returns) terjadi apabila perusahaan
menerima kembali barang dagangan yang telah dijualnya kepada
pelanggan sebagai akibat adanya kerusakan barang dagang atau
barang yang dijual/dikirimnya tidak sesuai dengan kriteria/spesifikasi
pesanan pelanggan, sedangkan penyesuaian/pengurangan terhadap
harga jual diberikan kepada pelanggan dimana dalam hal ini
perusahaan tidak menerima kembali barang dagangan yang telah
dijualnya. Ayat jurnal yang dibuat oleh penjual pada saat menerima
kembali barang dagangan yang telah dijualnya yaitu :
Retur penjualan
Rp xxx
Kas
Rp xxx
(Apabila awalnya penjualan barang dagangan dilakukan secara tunai)
16
Retur penjualan
Rp xxx
Piutang Usaha
Rp xxx
(Apabila awalnya penjualan barang dagangan dilakukan secara kredit)
Persediaan Barang Dagang
Harga Pokok Penjualan
Rp xxx
Rp xxx
(Menerima kembali barang dagangan yang telah dijualnya)
Piutang Reeve (2011:348) menyatakan bahwa sistem persediaan
perpetual dalam perusahaan dagang menghasilkan alat pengendalian
persediaan yang efektif, dimana buku besar pembantu persediaan
menjaga kuantitas persediaan pada tingkat tertentu, memungkinkan
pemesanan kembali tepat pada waktunya dan mencegah pemesanan
kembali dalam jumlah yang berlebihan. Hasil perhitungan fisik
persediaan yang dilakukan dibandingkan dengan catatan persediaan.
Akun persediaan pada awal periode akuntansi menunjukkan
persediaan tersedia pada tanggal tersebut. Pembelian dicatat dengan
mendebit persediaan dan mengkredit kas/utang usaha. Pada tanggal
terjadinya penjualan, harga pokok penjualan dicatat dengan mendebit
harga pokok penjualan dan mengkredit persediaan.
b.
Metode Pencatatan Fisik/Periodik (physical/periodic inventory
method)
Menurut Tjahjono (2010:59) bahwa sistem akuntansi dapat
dibedakan menjadi dua yaitu: fisik (periodik) dan buku (perpetual).
Fisik (periodik) adalah metode pencatatan persediaan yang tidak
mengikuti mutasi persediaan sehingga untuk megetahui jumlah
persediaan saat tertentu harus diadakan perhitungan fisik atas
persediaan barang (stock opname). Metode buku (perpetual) adalah
metode pencatatan persediaan yang mengikutimutasi persediaan
barang setiap saat diketahui dari rekening perusahaan.
Sri Dewi Anggadini (2012:226), menjelaskan pencatatan
fisik/periodik (phisical/periodic inventory) merupakan pencatatan
persediaan dimana :
17
a) Mutasi persediaan tidak mengunakan buku besar (inventory)
melainkan memakai perkiraan purchases, purchases return, sales,
sales return dansebagainya.
b) Tidak memakai kartu persediaan.
c) Kalkulasi biaya persediaan dengan menetapkan persediaan akhir
telebih dahulu melalui perhitungan secara fisik selanjutnya
dihitung cost of good sold.
Jurnal dalam mencatat transaksi persediaan dengan menggunakan
metode ini yaitu :
Jurnal untuk mencatat pembelian persediaan barang dagang
Pembelian Barang Dagang
Rp xxx
Hutang usaha/kas
Rp xxx
Dalam pembukuan perusahaaan pada akhir periode adalah barang
dagang pada awal periode sehingga pada akhir periode nilainya harus
dihitung kembali dengan persediaan akhir periode. Barang dagang
akhir periode harus dihitung fisiknya secara langsung agar dapat
menggambarkan nilai persediaan barang dagang yang sesungguhnya
dalam laporan keuangan.
Dalam akuntansi, terdapat tiga metode yang bisa dipakai untuk
menghitung nilai persediaan. Di antaranya yaitu FIFO, LIFO, dan WAC
(Weighted Average Cost). Berikut penjelasannya :
1.
Metode FIFO (First In, First Out)
Metode penilaian persediaan yang satu ini mengasumsikan bahwa
persediaan yang diproduksi terlebih dahulu akan menjadi unit pertama
yang dijual dan dipenuhi. Fungsi dari penggunaan metode ini ialah
memudahkan untuk menentukan nilai inventaris berdasarkan
persediaan yang ada meskipun ada perubahan pada HPP. Menurut
metode
penilaian
First-In-First-Out
(FIFO),
barang-barang
persediaan dijual dalam urutan yang sama dengan pembelian atau
pembuatannya.
18
Metode penilaian FIFO merupakan metode penilaian persediaan
yang paling umum digunakan karena sebagian besar perusahaan
menjual produk mereka dalam urutan yang sama saat mereka
membelinya.
2.
Metode LIFO (Last In, First Out)
Metode penilaian persediaan last-in-first-out (LIFO) justru
merupakan kebalikan dari metode penilaian FIFO. Menurut metode
LIFO, cara menghitung nilai inventaris adalah dari barang yang paling
baru dibeli atau diproduksi dijual terlebih dahulu. Dengan LIFO, biaya
produk terbaru yang dibeli atau diproduksi adalah yang pertama
dihitung sebagai barang yang terjual. Menggunakan metode ini, biaya
produk lama yang lebih rendah akan dilaporkan sebagai nilai
persediaan.
3.
Metode WAC (Weighted Average Cost)
Dengan metode penilaian persediaan WAC, persediaan dan
Harga Pokok Penjualan dihitung berdasarkan harga rata-rata semua
barang yang dibeli selama suatu periode. Metode ini banyak
digunakan oleh bisnis yang tidak memiliki begitu banyak variasi
dalam inventaris mereka.
2.1.5. PENYAJIAN
PERSEDIAAN
TERHADAP
LAPORAN
KEUANGAN
Pelaporan persediaan dalam laporan keuangan bergantung pada
masing-masing bidang usaha yang digeluti oleh perusahaan. Berikut ini
adalah beberapa contoh persediaan dalam laporan keuangan dari :
1) Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa melaporkan persediaan sebagai bahan baku atau
perlengkapan yang diperlukan dalam proses pemberian jasa.
Misalnya, seorang penjahit pakaian akan melaporkan persediaan
berupa benang, jarum, dan kain yang digunakan untuk membuat
pakaian.
19
2) Perusahaan Dagang
Pada perusahaan dagang, persediaan umumnya dilaporkan
berdasarkan harga beli atau biaya yang dikeluarkan untuk membeli
barang tersebut. Misalnya, untuk pedagang pakaian, maka jenis
persediaan yang dilaporkan adalah pakaian jadi yang siap dipasarkan
pada konsumen.
3) Perusahaan Manufaktur
Dalam kasus perusahaan manufaktur, persediaan umumnya
diakui dalam tiga jenis, antara lain bahan baku, barang setengah jadi,
dan barang jadi. Misalnya, perusahaan yang bergerak di bidang tekstil
akan melaporkan kapas sebagai bahan baku mentah (raw material),
benang atau kain sebagai barang setengah jadi, dan pakaian sebagai
persediaan barang jadi yang siap untuk dipasarkan.
Berdasarkan PSAK nomor 14 tentang Persediaan, persediaan
umumnya diukur berdasarkan harga perolehan dan nilai realisasi netto,
yang meliputi :
1) Biaya pembelian, biaya ini mencakup harga beli suatu barang, bea
impor, pajak (kecuali untuk jenis pajak yang dapat ditagih kembali),
biaya pengangkutan dan penanganan barang, serta biaya-biaya lain
yang dapat diatribusikan serta dikurangkan dengan diskon, rabat, dan
sejenisnya;
2) Biaya konversi, yakni biaya yang berkaitan secara langsung dengan
volume produksi serta biaya overhead baik yang bersifat tetap maupun
variabel, yang dialokasikan pada masing-masing unit barang dan,
3) Biaya lain-lain yang dikeluarkan hingga akhirnya persediaan tiba di
gudang dalam kondisi yang aman tanpa adanya kerusakan.
Laporan persediaan adalah ringkasan stok persediaan yang dimiliki
oleh suatu perusahaan. Laporan ini umumnya berisi tentang jumlah stok
yang dimiliki, jenis produk manakah yang paling cepat terjual, dan
informasi lain seputar status dan kinerja persediaan. Berikut ini merupakan
beberapa jenis-jenis laporan persediaan yang umumnya disusun oleh
perusahaan :
20
1) Inventory on hand
Inventory on hand adalah laporan ini berisi tentang jumlah stok
barang yang dimiliki oleh perusahaan, baik dalam bentuk barang jadi,
barang setengah jadi, maupun bahan baku yang belum diolah.
2) Low stock
Inventory low stock adalah laporan persediaan yang umumnya
dibuat oleh perusahaan ritel dan memuat informasi tentang jumlah
stok barang yang hampir habis. Agar laporan ini lebih efektif,
biasanya perusahaan akan menyertakan titik di mana suatu item
barang harus dipesan kembali untuk mencegah kehabisan stok.
3) Product Performance Report
Product Performance Report adalah laporan persediaan yang
memuat informasi tentang jumlah item produk yang terjual dalam
kurun waktu tertentu, misalnya satu minggu atau satu bulan.
2.2. KONSEPSIONAL
Agar pembahasan lebih jelas untuk dipahami dapat dilihat konsepsional
yang penulis buat sebagai berikut :
Akuntansi Persediaan
Barang Dagang
(Alur Persediaan Barang
Dagang)
(Menganalisis)
Pencatatan dan Penilaian
Persediaan pada Gudang
Semesta Group
Pemeliharaan dan
Pengelolaan Persediaan
pada Gudang Semesta
Group
Gambar 2 1 BAGAN KONSEPSIONAL
PEMBAHASAN 1
21
Keterangan bagan:
Semesta Group adalah sebuah perusahaan dagang yang memiliki aktifitas
di bidang food & beverage yang memiliki banyak merek dagang makanan dan
minuman. Dalam melakukan aktfitasnya atau operasionalnya Semesta Group
selalu berkaitan dengan alur persediaan barang dagang yang ada di gudang.
Persediaan tersebut merupakan sumber pendapatan utama bagi perusahaan.
Maka dari itu dibutuhkan akuntansi persediaan barang dagang yang berupa
pencatatan dan penilaian terhadap persediaan barang dagang yang ada di
gudang mereka yang akurat sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan
yang sesuai dengan strandar.
Pencatatan dan penilaian atas persediaan
tersebut digunakan perusahaan untuk membantu pihak yang terkait dalam
pengambilan keputusan sehingga tidak terjadi kekurangan bahkan kelebihan
barang persediannya, karena hal tersebut dapat mempengaruhi laba dan rugi
dari sebuah perusahaan. Dalam pencatatan dan penilaian dapat menentukan
jumlah persediaan serta harga pokok penjualan yang nantinya dilaporkan dan
disajikan dalam laporan laba rugi perusahaan. Tak hanya itu, persediaan barang
dagang tersebut harus dipelihara dan diperhatikan pengelolaannya. Secara
akuntansi dengan pemeliharaan barang di gudang Semesta Group harus saling
terkait dan apabila keduanya ini tidak sinkron maka terdapat masalah yang ada
di gudang dan kurangnya penerapan Standar Operasional Perusahaan.
2.3. FOKUS PENELITIAN
Penelitian ini berfokuskan pada tema persediaan barang dagang berupa
alur siklus dari masuknya persediaan barang dagang hingga barang keluar,
pencatatan dan penilaian persediaan barang dagang yang terjadi pada gudang
Semesta Group, dan proses pemeliharaan dan pengelolaan persediaan barang
dagang yang ada di gudang Semesta Group.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. JENIS PENELITIAN
Data yang diterima dari penelitian di gudang Semesta Group kemudian
dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis
deskriptif kualitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan,
mengolah, menganalisis, serta menyajikan data secara deskriptif. Data yang
diperoleh akan dikumpulkan dan diwujudkan secara langsung dalam bentuk
deskripsi atau gambaran tentang suasana atau keadaan objek secara
menyeluruh dan apa adanya. Hasil analisis ini kemudian diinterpretasikan guna
memberikan gambaran yang jelas terhadap permasalahan yang diajukan.
3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini, dilakukan pada kantor Semesta Group yang beralamatkan
di Jl. Sidomulyo No.1, Ngruki, Cemani, Kec. Grogol, Kabupaten Sukoharjo,
Jawa Tengah 57552 dan gudang Semesta Group yang beralamatkan di Gudang
Teh Operasional 9RPJ+83X, Jl. Industri I, Dusun II, Telukan, Kec. Grogol,
Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57552. Waktu penelitian ini dilaksanakan
selama kurang lebih 6 bulan yaitu pada 1 Oktober 2023-30 Maret 2024.
3.3. SUMBER DATA
Sumber data yang digunakan untuk penulisan penelitian ini terdiri dari
Data Primer dan Data Sekunder. Data primer, yaitu data yang penulis dapatkan
secara langsung dari objek penelitian yaitu pada gudang Semesta Group.
Data sekunder yaitu data yang diterima dari luar objek perusahaan yaitu
berasal dari beberapa referensi buku-buku, internet, hasil penelitian
sebelumnya yang menyangkut tentang judul penelitian yang penulis lakukan.
23
3.4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pada proses pengumpulan data untuk penulisan penelitian ini, penulis
melakukan pengumpulan data dengan cara :
1.
Observasi, yaitu dengan cara mengamati langsung objek yang akan diteliti
yaitu gudang Semesta Group. Metode ini dimaksudkan untuk mengamati
bagian-bagian yang terkait tentang akuntansi dan persediaan perusahaan.
2.
Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada
captain/supervisor gudang Semesta Group dan beberapa karyawan yang
terkait akan proses operasional gudang Semesta Group guna mengetahui
lebih jelas mengenai persediaan dan informasi yang berkaitan dengan hal
yang akan penulis kaji.
3.
Studi literatur, yaitu mengumpulkan data dengan membaca dan
mempelajari teori-teori dan literatur-literatur yang berkaitan dengan
akuntansi persediaan.
3.5. TEKNIK ANALISIS DATA
Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penulisan penelitian ini
adalah yaitu sebagai berikut :
1.
Mengumpulkan informasi untuk mengetahui gambaran umum tentang
persediaan yang ada di tempat diadakannya penelitian.
2.
Mengetahui struktur organisasi Semesta Group serta tugas dan tanggung
jawab masing-masing.
3.
Mengetahui bagian-bagian yang bertanggung jawab dalam setiap hal yang
berhubungan dengan pelaporan keuangan terutama berkaitan dengan
persediaan barang.
4.
Menelusuri alur akuntansi persediaan dan proses pencatatan dan penilaian
persediaan barang yang ada di Semesta Group serta pengelolaan dan
pemeliharaan persediaan barang dagang.
5.
Menarik kesimpulan.
24
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1.1. NAMA PERUSAHAAN
Penelitian ini dilakukan pada sebuah perusahaan dagang yang
bergerak dalam bidang food & beverage yang bernama Semesta Group
yang telah beroperasi kurang lebih selama 8 tahun berjalan.
4.1.2. PEMILIK PERUSAHAAN
Semesta Group memiliki pendiri atau founder sekaligus pimpinan
yaitu Bapak Labieb Faqihuddien dan dengan rekannya bernama Bapak
M Dachlan Zaim. Beliau adalah rekan sekaligus sahabat dalam berbisnis.
4.1.3. ALAMAT
Penelitian ini, dilakukan pada kantor Semesta Group yang
beralamatkan di Jl. Sidomulyo No.1, Ngruki, Cemani, Kec. Grogol,
Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57552 dan gudang Semesta Group
yang beralamatkan di Gudang Teh Operasional 9RPJ+83X, Jl. Industri
I, Dusun II, Telukan, Kec. Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah
57552. Lalu terdapat kantor cabang yang bergerak pada bidang
manufakur yaitu sablon design yang beralamatkan di CR73+5R, Jl.
Sidoluhur, Cemani, Kec. Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah
57552.
Gambar 4 1 Kantor Pusat Semesta 1
25
Gambar 4 2 Gudang Semesta Group 1
Gambar 4 3 Kantor Cabang Semesta Group 1
4.1.4. BIDANG USAHA
Semesta Group adalah perusahaan dagang yang bergerak di bidang
food & beverage/franchise kemitraan makanan dan minuman. Banyak
orang melihat penjual es teh ataupun ayam cepat saji yang memiliki nama
merek dagang dan memiliki banyak cabang di pinggir jalan raya,
Semesta Group pun juga memiliki nama merek sendiri dalam bidang
usahanya. Semesta Group telah memiliki nama merek dagang kurang
lebih 20 yang aktif saat ini dan beberapa menjadi yang terlaris di akhir-
26
akhir ini bahkan peminat akan franchise-nya sangat banyak sekali dan
menyebar ke seluruh wilayah Indonesia.
Sistem dari franchise atau kemitraan ini adalah ketika ada seorang
mitra yang ingin membuka usaha seperti es teh pinggir jalan, ice cream,
minuman thai tea, ataupun ayam cepat saji, mitra tersebut dapat bekerja
sama dengan Semesta Group dengan membeli merek dagangnya. Lalu,
Semesta Group menyiapkan segala perlengkapan seperti Booth hingga
bahan baku untuk dijual. Jika dari mitra tersebut tidak membeli bahan
baku dari Semesta Group yang terjadi adalah akan di-blacklist karena
melakukan pelanggaran terhadap kerja samanya. Maka dari itu, Semesta
Group ini sangat banyak memiliki persediaan barang dagang di gudang
yang setiap harinya selalu beroperasi untuk menyalurkan bahan baku di
setiap mitra yang menjalankan kerja sama.
Gambar 4 4 Contoh Bidang Usaha 1
27
4.1.5. KEGIATAN AKUNTANSI PERUSAHAAN
a.
Akuntansi Manual
Aktivitas akuntansi secara manual yang terjadi pada Semesta
Group pada dasarnya sesuai dengan standar akuntansi pada umumnya
yang dipelajari penulis pada saat sekolah, yaitu dimulai dengan :
1.
Identifikasi Transaksi
Langkah pertama yang dilakukan setiap terjadinya transaksi
adalah mengidentifikasi suatu peristiwa yang mempengaruhi
posisi keuangan dan setiap kejadiannya harus dicatat. Setiap
transaksi harus didukung dengan bukti-bukti atau dokumen yang
sah dan lengkap berupa bukti kas masuk, bukti kas keluar, faktur,
dan bukti pendukung lainnya.
2.
Analisis Transaksi
Analisa transaksi dilakukan dengan pengkajian atas
dokumen/bukti transaksi untuk menentukan perkiraan aktiva,
kewajiban, modal, pendapatan atau beban. Analisis ini harus
sesuai dengan standar akuntansi dan standar akuntansi
perusahaan.
b.
Akuntansi Berbasis Komputerisasi
Aktivitas keuangan bahkan akuntansi pada Semesta Group
sebagian besar menggunakan komputer atau berbasis komputerisasi.
Perusahaan ini memilih melakukan aktivitas akuntansi secara
komputerisasi karena memudahkan untuk penyimpanannya, bahkan
bisa dikerjakan dimanapun berada hanya dengan menggunakan
smartphone ataupun lapotop. Segala jenis laporan yang dibuat oleh
pihak akuntan akan disimpan pada Could Drive secara online untuk
mencegah
data-data
yang
hilang
dibandingkan
melakukan
aktivitasnya secara manual. Segala jenis aktivitas akuntansi yang
berkaitan dengan proses penjualan, pembelian, retur, dan lain
sebagainnya akan diproses pada sistem yang semesta sendiri telah
mempunyai sistem yang bernama Semesta Play. Pihak-pihak yang
28
memiliki andil dalam mengakses sistem Semesta Play tersebut adalah
divisi finance selaku pihak yang melaksanakan kegiatan akuntansi,
divisi operational yang berada di gudang beserta jajarannya, divisi
sales, dan divisi marketing.
Selain menggunakan sistem yang dimiliki, Semesta Group juga
memanfaatkan layanan Google yang bernama Google Spreadsheet
untuk melaksanakan anggaran budgeting dari semua divisi yang akan
dianggarkan oleh divisi finance. Selain itu juga, memanfaatkan
Google Drive untuk menyimpan bukti-bukti transaksi yang sedang
berjalan.
Jadi Semesta Group sendiri lebih memanfaatkan layanan online
atau secara komputerisasi yang dapat mempermudah dan menghemat
biaya dalam pelaksanaannya.
Gambar 4 5 Sistem Semesta Play 1
Sistem Semesta Play yang digunakan oleh berbagai divisi yang
ada dalam Semesta Group dalam mengolah dan melaksanakan
aktivitas perusahaan secara daring. Penggunaan sistem aplikasi ini
sangat efektif dan dapat membantu kelancaran perusahaan. Sistem ini
dibuat oleh Semesta Group sendiri berisikan fitur-fitur yang
dibutuhkan dan disesuaikan dengan kebutuhan setiap divisi yang
menggunakannya.
29
Gambar 4 6 Fitur Semesta Play 1
Bebebarapa fitur seperti pembelian, penjualan, retur, laporan
keuangan, dan lain sebagainya dapat dikelola secara langsung dan
otomatis di Semesta Play. Fitur ini digunakan oleh semua brand
makanan dan minuman yang dimiliki Semesta Group.
30
Gambar 4 7 Sistem Budgeting 1
Sistem budgeting yaitu tempat penganggaran yang dikelola oleh
divisi finance yang ditujukan kepada semua divisi yang berada di
Semesta Group. Sistem ini digunakan untuk mengelola seluruh
kebutuhan di tiap divisi dan anggaran ini mempengaruhi laba rugi
laporan keuangan nantinya.
Gambar 4 8 Rekap Bukti Transaksi 1
Segala jenis transaksi yang diinput pada sistem budgeting harus
memiliki bukti dan di-upload pada Google Drive yang ada karena
setiap transaksi harus memiliki bukti.
31
Gambar 4 9 Buti Transaki 1
32
4.2. HASIL PROJECT PENELITIAN
4.2.1. Kebijakan Akuntansi Persediaan di Gudang Semesta Group
Kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh gudang Semesta Group
yang penulis pelajari adalah sebagai berikut :
1.
Umum
a.
Dasar akrual basis dan periode akuntansi tahunan (1 Januari s.d
31 Desember).
b.
Setiap akhir bulan disusun berupa laporan keuangan.
c.
Pencatatan transaksi tersistem dengan aplikasi akuntansi Semesta
Play.
d.
2.
Mata uang yang digunakan adalah Rupiah.
Pembelian
a.
Pembelian persediaan barang dagang tidak diperbolehkan secara
kredit, Semesta Group sendiri menghindari terjadinya riba.
b.
Ongkos kirim pembelian persediaan barang dagang ditanggung
oleh perusahaan.
c.
Setiap retur pembelian diperhitungkan nilai utang dan PPN
Masukan.
3.
Penjualan
a.
Daerah penjualan ke seluruh wilayah Indonesia. Setiap penjualan
dikenakan PPN 11% dan dicatat dalam akun PPN Keluaran.
b.
Harga barang yang tertera dijual tidak termasuk pajak dan harus
diperhitungkan kembali.
c.
Biaya angkut penjualan ditanggung oleh pelanggan.
d.
Tidak menerapkan sistem kredit, karena Semesta Group
menghindari terjadinya riba.
e.
Setiap retur penjualan diperhitungkan nilai piutang dan PPN
Keluaran.
33
4.
Penilaian Persediaan Barang Dagang
a.
Sistem pencatatan menggunakan sistem periodik yang dilakukan
Stock Opname setiap akhir bulan.
b.
Metode penilaian menggunakan metode FIFO.
4.2.2. Alur persediaan Barang Dagang di Gudang Semesta Group
Sebagai perusahaan dagang yang bergerak di bidang food & beverage,
Semesta Group dalam menjalankan usahanya tentu memiliki ketentuanketentuan khusus atau prosedur-prosedur dalam menjalankan kegiatan
perusahaan. Semesta Group sendiri memiliki buku panduan yang
digunakan untuk menjalankan usahannya yang penulis rangkum sebagai
berikut :
Semesta Group dalam kegiatan operasional di gudang membagi
kegiatannya menjadi 3 divisi yang penulis paparkan sebagai berikut :
a) Divisi Purchasing
Pada divisi purchasing memiliki tugas beragam dari pemesanan
produk kepada banyak supplier dan mengurusi hubungan antara pihak
luar dengan gudang Semesta Group. Divisi purchasing ini memegang
penuh mengenai sistem Semesta Play dimana sistem aplikasi tersebut
berisikan masuk dan keluarnya persediaan. Sistem teersebut juga
mengelola persediaan dari awal periode hingga akhir periode
dilaksanakannya Stock Opname pada akhir bulan. Pada divisi
purchasing ini juga bertugas sebagai pihak yang mengantarkan
pesanan kepada ekspedisi maupun mitra sekaligus pihak yang
melakukan pembelian kebutuhan gudang seperti bubble wrap, kardus,
nota, bensin, dan lain sebagainya.
34
Gambar 4 10 Daftar Persediaan Barang 1
Penginputan setiap hari barang yang telah di-repack ke sistem
Semesta Play adalah tugas dari admin purchasing yang didapat dari
pelaporan admin inbound dalam me-repack barang dagang.
Pembelian bahan baku yang dipesan oleh admin purchasing
setiap barang akan habis, dan ada salah satu syarat yaitu barang
gudang tidak boleh stok habis.
Gambar 4 11 Bukti Pembelian Bahan Baku Persediaan
Gambar 4 11 Barang Siap Kirim 1
35
Tugas dari divisi purchasing juga mengantarkan barang yang
sudah dipesan dari pelanggan ke ekpedisi terdekat, barang tersebut di
kirim setiap hari tepat pukul 14.30 WIB setelah penutupan pesanan
harian.
b) Divisi Inbound
Walaupun dikepalai oleh seorang supervisor, pada divisi inbound
terdapat seorang yang menagani barang yang telah masuk di gudang
untuk diolah kembali. Barang-barang yang telah dipesan oleh divisi
purchasing dari supplier akan di-repack menjadi barang yang kecil
menyesuaikan aturan yang telah dibuat oleh gudang Semesta Group.
Kegiatan di divisi inbound kebanyakan melakukan repack barang lalu
di di-display dan dilaporankan kepada admin purchasing terkait
berapa banyak dari jumlah keseluruhan barang yang dapat dibuatnya
dan diinput pada sistem Semesta Play.
Gambar 4 12 Barang Repack 1
36
Gambar 4 13 Laporan Repacking Bahan 1
c) Divisi Outbound
Admin outbound akan menerima pesanan dari tim sales dan
marketing yang didapat melalui pesanan dari mitra. Pada divisi
outbound ini memiliki tim yang kurang lebih terdiri dari 5 orang dan
ketika terdapat Sales Order (SO) Repeat Order (RO) mereka akan
langsung mengambil barang yang ada di display untuk segera di
packing. Semua kegiatan keluarnya persediaan yang ada di gudang
yang terdapat pada divisi outbound akan disistem oleh admin
outbound dan pesanan pun akan diantar oleh divisi purchasing
bersama kapten/supervisor kepada ekspedisi atau mitra.
Gambar 4 14 Pesanan Pelanggan 1
37
Gambar 4 15 Resi 1
Gambar 4 16 Penginputan di Sistem 1
Gambar 4 17 Kegiatan Packing Barang 1
38
Penjelasan gambar di atas :
Pesanan dari berbagai pelanggan dan mitra akan diterima oleh
divisi sales, pesanan dari Online Shop juga akan dikelola dengan
mengatur pesanannya. Setelah mengatur pesanan terdapat resi untuk
pengiriman ke ekspedisi yang harus di kirimkan ke admin gudang,
Semesta Group menggunakan ekspedisi Wahana dan tergantung
dengan orderan dari pelanggan tersebut. Setelah itu divisi sales juga
harus memasukkan pesanan ke sistem akuntansi yaitu Semesta Play.
Ketika semuannya sudah dikelola dan diinputkan maka divisi
outbound melakukan tugasnya dengan packing barang tersebut.
Sistem juga dikelola oleh admin gudang divisi outbound untuk
mengatur status pesanannya. Barang yang sudah selesai melewati
beberapa tahap tersebut diserakan kepada divisi purchasing untuk
dikirimkan ke ekspedisi oleh supervisor/kepala gudang.
4.2.3. Pencatatan dan Penilaian Akuntansi Persediaan Barang Dagang di
Gudang Semesta Group
Semesta Group melakukan pencatatan persediaan barang dagang
secara sederhana menggunakan sistem periodik. Pada setiap akhir bulan
diadakan pemeriksaaan fisik barang, yang meliputi jenis barang, tipe, dan
kuantitas barang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah
persediaan akhir barang yang berada di gudang Semesta Group. Pada saat
melakukan pemeriksaan barang/stock opname banyak sekali permasalahan
yang didapat karena selisih jumlah fisik dengan sistem, ini yang menjadi
tugas bagi karyawan gudang untuk memecahkan dari permsalahan
tersebut.
Pembelian dan penjualan barang yang berada di gudang akan dicatat
pada buku dan dicatat pada sistem Semesta Play. Penilaian Harga Pokok
Penjualan barang ditentukan pada akhir periode, apabila diperlakukan
karena Semesta Group belum membuat laporan keuangannya.
39
Pencatatan dan penilaian akuntansi persediaan barang dagang di
gudang Semesta Group sebagai berikut :
Pada tanggal 1 Februari 2024 nilai awal persediaan barang dagang boba
hitam di gudang Semesta Group adalah Rp 12.600.000,00. Selama bulan
Februari 2024 dilakukan pembelian barang sejumlah Rp 17.600.000,00
dan pada tanggal 29 Februari 2024 setelah dilakukan pemeriksaan di
gudang nilai persediaan sejumlah Rp 4.800.000,00.
PERHITUNGAN
HARGA
POKOK
PENJUALAN
BULAN
JANUARI 2024 DENGAN SISTEM PERIODIK :
Persediaan awal 1 Februari 2024
: Rp 12.600.000,00
Pembelian selama bulan Februari 2024
: Rp 17.600.000,00
Persediaan tersedia dijual
: Rp 30.200.000,00
Persediaan akhir 29 Februari 2024
: (Rp 4.800.000,00)
Harga Pokok Penjualan
: Rp 25.400.000,00
Pada tanggal 29 Februari 2024 dilakukan perhitungan laba kotor pada boba
hitam dengan menggunakan sistem periodik, yaitu :
Penjualan
: Rp 28.800.000,00
Harga Pokok Penjualan
: Rp 25.400.000,00
Laba Kotor
: Rp3.400.000,00
Untuk mencatat transaksi tersebut maka dilakukan penjurnalan sebagai
berikut :
a.
Jurnal untuk mencatat pembelian barang dagang boba hitam secara
tunai
Pembelian
Rp 17.600.000,00
Kas/Hutang Dagang
b.
Rp 17.600.000,00
Jurnal untuk mencatat penjualan barang dagang boba hitam
Kas/Piutang Dagang
Rp 28.800.000,00
Penjualan
Rp 28.800,00
40
c.
Jurnal penyesuaian persediaan
Ikhtisar Laba Rugi
Rp 12.600.000,00
Persediaan
Rp 12.600.000,00
Persediaan
Rp 4.800.000,00
Ikhtisar Laba Rugi
Rp 4.800.000,00
Perhiungan harga pokok menjualan boba hitam apabila dilakukan
dengan sistem perpetual menggunakan metode FIFO, yaitu :
Pencatatan Penilaian Persediaan Barang Dagang Boba Hitam Metode FIFO
Pembelian
Tanggal
Unit
Harga/Unit
(Rp)
Harga Pokok Penjualan
Total
Harga
Unit
Harga/Unit
(Rp)
(Rp)
Total
Harga
25.500
5.100.000
03/02/2024
07/02/2024
14/02/2024
17/02/2024
21/02/2024
22/02/2024
25/02/2024
500
25.000
Unit
(Rp)
01/02/2024
01/02/2024 200
Persediaan
Harga/Unit
(Rp)
Total
Harga
(Rp)
360
35.000
12.600.000
360
35.000
12.600.000
200
25.500
5.100.000
285
35.000
9.975.000
200
25.500
5.100.000
130
35.000
4.550.000
200
25.500
5.100.000
75
35.000
2.625.000
155
35.000
5.425.000
130
35.000
4.550.000
0
0,00
0,00
16
25.500
408.000
184
25.500
4.692.000
184
25.500
4.692.000
500
25.000
12.500.000
0
0,00
0,00
25.000
5.850.000
0
0,00
0,00
279
25.000
6.975.000
0
0,00
0,00
242
25.000
6.050.000
12.500.000
184
25.500
4.692.000
266
25.000
6.650.000 234
-45
25.000
-1.125.000
37
25.000
925.000
41
27/02/2024
TOTAL
50
700
25.000
17.600.000 868
PEMBELIAN
1.250.000
192
25.000
4.800.000
25.400.000 192
25.000
4.800.000
HARGA POKOK
PERSEDIAAN AKHIR
PENJUALAN
Gambar 4 18 Metode Perprtual FIFO 2
Persediaan awal 1 Februari 2024
: Rp 12.600.000,00
Pembelian selama bulan Februari 2024
: Rp 17.600.000,00
Persediaan tersedia dijual
: Rp 30.200.000,00
Persediaan akhir 29 Februari 2024
: (Rp 4.800.000,00)
Harga Pokok Penjualan
: Rp 25.400.000,00
Pada tanggal 29 Februari 2024 dilakukan perhitungan laba kotor pada boba
hitam dengan menggunakan sistem periodik, yaitu :
Penjualan
: Rp 28.800.000,00
Harga Pokok Penjualan
: Rp 25.400.000,00
Laba Kotor
: Rp3.400.000,00
Jurnalnya :
a.
Jurnal pembelian untuk mencatat persediaan barang masuk
Persediaan barang
Rp 17.600.000,00
Hutang Dagang/Kas
b.
Rp 17.600.000,00
Jurnal penjualan untuk mencatat persediaan barang yang keluar
Piutang Dagang/Kas
Rp 28.800.000,00
Penjualan
Rp 28.800.000,00
Harga Pokok Penjualan
Rp 25.400.000,00
Persediaan Barang
42
Rp 25.400.000,00
Perusahaan dapat mengetahui jumlah persediaan yang ada setiap saat
apabila diperlukan dengan menyajikan data dari setiap transaksi
pemasukan maupun pengeluaran persediaan barang secara lengkap dan
akurat. Pencatatan persediaan yang dilakukan gudang Semesta Group
yaitu dilakukan dengan sistem perpetual dan periodik walaupun secara
kebijakan akuntansi perusahaan tersebut ditekankan menggunakan sistem
periodik. Penilaian persediaan pada gudang Semesta Group menggunakan
metode FIFO.
4.2.4. Pemeliharaan dan Pengelolaan Persediaan Barang Dagang di
Gudang Semesta Group
Persediaan pada gudang Semesta Group harus melewati tahapan
pemeliharaan dan pengelolaan persediaannya hal ini dilakukan untuk
mencegah dari kerugian akan barang persediaan yang tidak terawat.
Kegiatan pergudangan di Semesta Group tidak dapat dipisahkan dari
administrasi, pergudangan secara tertib dan benar, karena administrasi
pergudangan dapat dijadikan instrumen pengawasan dan pengendalian
dalam pengelolaan gudang, dengan adanya sistem administrasi
pergudangan yang benar keberadaan barang setiap saat dapat dicek, baik
berkaitan dengan nama, jenis, spesifikasi, jumlah dan mutasi, bukti jumlah
persediaan, maupun nilai logistik yang ada di gudang. Bagi petugas
gudang, administrasi pergudangan juga dapat digunakan sebagai alat
pertanggung jawaban dalam pengelolaan pergudangan yang di bebankan
kepadanya.
Karyawan yang berada di gudang khususnya divisi purchasing harus
melengkapi sistem administrasi pergudangan dengan menyediakan buku
penerimaan barang, buku pengeluaran barang, surat jalan, delivery order,
dan barang bukti lain yang berkaitan dengan keluar masuknya barang yang
berada di gudang Semesta Group.
43
1.
Penerimaan Barang
Karyawan gudang Semesta Group divisi purchasing memiliki
buku penerimaan barang dagang, buku tersebut berisikan informasi
yang berkaitan dengan jenis dan spesifikasi barang, tanggal
penerimaan, jumlah barang, harga, dan jumlah total dari barang yang
diterimanya. Di samping itu setiap terjadinya penerimaan barang yang
dicatat harus didukung dengan bukti-bukti seperti surat jalan, resi,
ataupun faktur. Jika semua sudah memenuhi syarat barang tersebut
disimpan di tempat khusus yang akan diserahkan ke divisi inbound
untuk diolah/di-repack kembali.
Gambar 4 19 Surat Jalan 1
Gambar 4 20 Nota Pembelian 1
44
Gambar 4 21 Faktur Pajak 1
2.
Pengeluaran Barang
Pada pengeluaran barang di gudang Semesta Group harus dicatat
dan diinputkan pada sistem aplikasi akuntansi, selain itu admin
gudang harus mempersiapkan bukti pendukung barang keluar seperti
surat jalan, nota penjualan, resi dan pendukung lainnya. Akibat dari
barang keluar ini admin gudang harus menghitung kembali barang
secara fisik setiap jam 14.00 WIB untuk memastikan perhitungan
secara fisik maupun sistem harus sama.
3.
Penataan Barang
Penataan barang di gudang merupakan bagian penting yang harus
diperhatikan. Karyawan gudang harus memaksimalkan tata ruang
gudang semaksimal mungkin agar proses pelaksanaan operasional
gudang dapat berjalan dengan lancar. Ada beberapa yang harus
diperhatikan yaitu sebagai berikut :
a.
Jarak
Jarak antar barang dan ruang dipergunakan sebaik mungkin,
barang sejenis atau barang brand tertentu diletakkan secara
berdekatan, hal ini mempermudah karyawan dalam mencari dan
mengambil barang yang dipesan oleh pelanggan.
b.
Mengalirnya Kegiatan
Kegiatan pengaturan barang persediaan di gudang diurutkan
dengan teratur dari satu tempat ke tempat yang lain dengan
metode FIFO (first in first out) yaitu dimana barang yang masuk
pertama harus keluar di urutan pertama juga.
45
4.
Tempat penyimpanan
Tempat penyimpanan barang persediaan di gudang Semesta
Group yaitu membutuhkan rak, kardus, dan etalase bagi masingbasing barang yang disimpan dalam kategori sesuai dengan brand
masing-masing.
Gambar 4 22 Penataan Barang Gudang 1
Gambar 4 23 Penataan Barang Gudang 1
46
5.
Pengawasan Barang
Pengawasan persediaan barang dagang dilakukan secara berkala
mmeliputi :
a.
Mengecek barang dan melaksanakan kebersihan gudang sebelum
jam kegiatan operasional dimulai.
b.
Menjaga gudang dari atap yang bocor, air yang merembes, hewan
seperti tikus, kucing, serangga, dll.
c.
Menghindari penempatan barang yang mempengaruhi dan
menyebabkan penurunan kualitas dan kerusakan terhadap barang.
d.
Cek instalasi listrik secara berkala, mematikan listrik pusat ketika
jam operasional sudah selesai.
e.
Memberikan alas pada barang agar barang tidak mudah rusak.
f.
Melakukan kegiatan sesuai dengan SOP seperti memakai sarung
tangan, penutup kepala, dan baju khusus ketika berpegangan
dengan barang persediaan.
g.
Menyediakan alat kebakaran di setiap sudut ruang.
h.
Cek barang secara berkala dari barang yang rusak, kadaluwarsa,
dan tidak layak dijual.
i.
Mempertahankan barang tetap rapi sesuai dengan tempatnya agar
mempermudah karyawan bagian outbound mengambil barang.
j.
Barang yang sudah sesuai dengan tempatnya atau display
dilaporkan jumlahnya setiap hari kepada kepala gudang divisi
purchasing.
47
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1.
Kebijakan akuntansi yang diterapkan pada gudang Semesta Group telah
berjalan sesuai dengan strandar akuntansi persediaan perusahaan.
2.
Gudang semesta Group tidak akan pernah kehabisan stok persediaan
barang dagang karena telah diatur sedemikian rupa oleh karyawan atau tim
gudang.
3.
Pendistribusian serta penjualan barang persediaan gudang Semesta Group
dijual kepada pelanggan serta mitra yang sedang menjalankan kerja sama
di seluruh Indonesia.
4.
Kegiatan operasional Semesta Group dilakukan di gudang tetapi
melibatkan beberapa tim karyawan sales dan marketing yang berada di
kantor pusat Semesta Group.
5.
Metode pencatatan yang diterapkan pada Semesta Group dalam mencatat
persediaan barang dagang adalah metode periodik yang dilakukan stock
opname pada setiap akhir bulannnya, disamping itu juga menerapkan
pencatatan secara perpetual guna mempermudah dalam memanajemen
barang persediaan agar tidak terjadi kekurangan dan kelebihan pada
persediaan. Selain melakukan pencatatan secara manual, Semesta Group
juga melakukannya menggunakan aplikasi akuntansi yang telah tersistem
keluar masuknya barang yang berada di gudang Semesta Group.
6.
Metode penilaian persediaan barang di gudang Semesta Group
menggunakan metode FIFO (first in first out) dimana barang yang masuk
pertama kali adalah barang yang keluar pertama yang mempunyai maksud
barang yang akan kadaluarsa lenoh dahulu, barang itulah yang akan lebih
dahulu untuk dijual.
48
7.
Pemeliharaan persediaan barang dagang di gudang Semesta Group sudah
tertata dengan baik sesuai strandar yang dibuat perusahaan, akan tetapi
dalam penerapannya masih harus untuk terus diperbaiki terutama dalam
hal kebersihan gudang.
5.2. SARAN
Saran yang dapat penulis sampaikan dalam penelitian ini adalah :
1.
Tim karyawan di gudang Semesta Group perlu berhati-hati dan teliti dalam
pencatatan dan pengimputan persediaan barang dagang, sehingga tidak
akan lagi terjadi perselisihan antara barang fisik dengan barang yang
berada di sistem aplikasi akuntansi.
2.
Perlunya menjaga kebersihan gudang agar terhindar dari kekotoran,
hewan, dan factor lain yang dapat menurunkan kualitas barang persediaan
yang berada di gudang.
3.
Adanya tim karyawan akuntansi yang sangat diperlukan di gudang untuk
dapat memantau proses operasionalnya perusahaan di gudang, dan
memonitoring setiap kegiatannya.
49
DAFTAR PUSTAKA
(Rasun, Novita, 2015)
(Timbu, 2021/2022)
https://www.gramedia.com/literasi/akuntansi/
https://www.jurnal.id/id/blog/format-laporan-keuangan/
https://www.paper.id/blog/tips-dan-nasihat-umkm/persediaan-barang-dagang/
http://eprints.polsri.ac.id/7110/3/BAB%20II.pdf
https://kledo.com/blog/biaya-persediaan-inventory-costing/
https://mekari.com/blog/metode-penilaian-persediaan/
https://pintu.co.id/blog/persediaan-dalam-laporan-keuangan
50