[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
LAPORAN PROJECT BASIC LEARNING “ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA GUDANG SEMESTA GROUP” Gudang Teh Operasional 9RPJ+83X, Jl. Industri I, Dusun II, Telukan, Kec. Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57552 OLEH: NAMA : LINTANG AGUSTINA PURWANTO NIS/NO. ABSEN : 16625/19 KELAS : XII AKL 3 JURUSAN : AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6 SURAKARTA 2023/2024 TAHUN 2024 PENGESAHAN LAPORAN PROJECT BASIC LEARNING “ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA GUDANG SEMESTA GROUP” Surakarta, 30 Maret 2024 Mengetahui, Pembimbing Instruktur IDUKA Joko Pramono, S.Pd, M.Si Muh Fuad Shofi NIP. 19771104 201001 1 008 a. n. Kepala SMK Negeri 6 Surakarta Waka Humas dan Industri Endang Retna Palupi S.Pd, M.Pd NIP. 19720118 199702 2 001 2 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur bagi Tuhan yang Maha Esa, juga senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Project Basic Learning (PJBL) dengan judul “ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA GUDANG SEMESTA GROUP” ini sebagaimana mestinya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Laporan Project Basic Learning (PJBL) ini berisikan tentang analisis sistem akuntansi persediaan barang dagang yang ada pada gudang Semesta Group. Dalam mengerjakan Laporan Project Basic Learning (PJBL) ini tidak sedikit penulis menghadapi kesulitan serta hambatan baik teknis maupun non teknis. Namun atas berkat dari Tuhan yang Maha Esa, juga berkat usaha, doa, semangat, bantuan, bimbingan serta dukungan yang penulis terima baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Project Basic Learning (PJBL) ini. Penulis mengucapkan terima kasih dan rasa bangga kepada orang tua tercinta, yang selalu memberikan kasih sayang dan semangat kepada penulis dan juga memberikan doa serta dukungan moril maupun materiil kepada penulis dalam mengerjakan Laporan Project Basic Learning (PJBL) ini. Terwujudnya penulisan Laporan Project Basic Learning (PJBL) ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis juga bermaksud menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah banyak membantu penulis sehingga dapat tersusunnya Laporan Project Basic Learning (PJBL), antara lain penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Yth. Ibu Dwi Titik Irdiyanti S. Si.,M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 6 Surakarta yang telah memberikan saran-saran dan izin hingga selesainya penulisan Laporan Project Basic Learning (PJBL) ini. 2. Yth. Ibu Nurkayati, S.Pd, selaku ketua program keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga SMK Negeri 6 Surakarta yang telah membantu penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan hingga tersusunnya Laporan Project Basic Learning (PJBL) ini. 3 3. Yth. Bapak Joko Pramono, S.Pd, M.Si, selaku pembimbing kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang senantiasa membimbing penulis ketika menghadapi kendala sewaktu Praktik Kerja Lapangan di Semesta Group. 4. Yth. Bapak/Ibu guru kejuruan program keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga serta segenap guru SMK Negeri 6 Surakarta yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam penulisan Laporan Project Basic Learning (PJBL) ini. 5. Segenap jajaran struktur organisasi Semesta Group yang telah banyak bekerja sama dengan penulis, baik HRD, karyawan, maupun pimpinan Semesta Group. 6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Project Basic Learning (PJBL) ini. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis pada pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan sampai penulisan dan penyusunan Laporan Project Basic Learning (PJBL), semoga dibalas setimpal oleh Tuhan yang Maha Esa. Laporan Project Basic Learning (PJBL) ini tidak luput dari kesalahan, baik dalam proses pembuatannya ataupun hasil yang penulis sajikan. Untuk itu, guna penyempurnaan Laporan Project Basic Learning (PJBL) ini, penulis selalu terbuka untuk kritik dan saran. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Project Basic Learning (PJBL) ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat berguna di masa yang akan datang. Aamiin. Surakarta, 30 Maret 2024 Penulis 4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................. 1 HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... 2 KATA PENGANTAR ........................................................................................... 3 DAFTAR ISI .......................................................................................................... 5 BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 7 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH ....................................................... 7 1.2. BATASAN MASALAH .......................................................................... 8 1.3. RUMUSAN MASALAH......................................................................... 9 1.4. TUJUAN PENELITIAN ........................................................................ 9 1.5. MANFAAT PENELITIAN .................................................................. 10 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 11 2.1. TEORI.................................................................................................... 11 2.1.1. PENGERTIAN AKUNTANSI ................................................... 11 2.1.2. PENGERTIAN PERSEDIAAN DAN JENISNYA ................... 11 2.1.3. PENGERTIAN AKUNTANSI PERSEDIAAN ........................ 12 2.1.4. METODE PENCATATAN &PENILAIAN PERSEDIAAN ... 15 2.1.5. PENYAJIAN PERSEDIAAN LAPORAN KEUANGAN ........ 19 2.2. KONSEPSIONAL ................................................................................. 21 2.3. FOKUS PENELITIAN ......................................................................... 22 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 23 3.1. JENIS PENELITIAN ........................................................................... 23 3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ........................................... 23 3.3. SUMBER DATA ................................................................................... 23 3.4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA.................................................... 24 BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 25 4.1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................. 25 4.1.1. NAMA PERUSAHAAN .............................................................. 25 4.1.2. PEMILIK PERUSAHAAN......................................................... 25 4.1.3. ALAMAT ..................................................................................... 25 5 4.1.4. BIDANG USAHA ........................................................................ 26 4.1.5. KEGIATAN AKUNTANSI PERUSAHAAN............................ 28 4.2. HASIL PROJECT PENELITIAN ....................................................... 33 BAB V PENUTUPAN ......................................................................................... 48 5.1. KESIMPULAN ..................................................................................... 48 5.2. SARAN ................................................................................................... 49 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 50 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Semakin maraknya perkembangan dunia secara globalisasi, maka dunia industri pun juga berkembang bahkan perkembangannya sangat pesat. Baik itu industri perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur. Masing-masing dari perusahan tersebut juga memiliki aspek yang penting dalam keuangan atau akuntansinya untuk perkembangan perusahaan itu sendiri. Pada perusahaan dagang ada salah satu aspek atau elemen yang sangat penting untuk dibahas ataupun dikaji, yaitu persediaan barang dagang dalam suatu perusahaan. Persediaan sendiri memiliki arti bahan atau barang yang disimpan dan akan digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi tujuan lain sebagai contoh digunakan dalam proses produksi, sebagai suku cadang dari peralatan atau mesin maupun dijual kembali (Herjanto 2015). Persediaan merupakan bagian dari aktiva lancar yang mempengaruhi posisi aktiva, utang, dan modal. Persediaan sendiri memerlukan penggolongan yang khusus untuk operasional perusahaan. Dalam perusahaan indsutri manufaktur, persediaan berupa bahan baku. Sedangkan pada perusahaan dagang, persediaan berupa persediaan barang dagang. Keberadaan persediaan akan menentukan keberhasilan dari suatu usaha, dikarenakan persediaan terdiri dari berbagai barang yang dimiliki perusahaan yang akan digunakan dalam proses produksi maupun dijual untuk konsumen. Persediaan tidak hanya berfungsi untuk bisnis, tetapi juga menjadi alat yang efektif untuk mencapai berbagai tujuan. Persediaan memiliki peranan penting dimana kegiatan operasional perusahaan akan bergantung pada ketersediaan persediaan seperti halnya ketersediaan bahan baku. Ketergantungan ini dapat menjadi suatu masalah sekaligus menjadi hal yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk menunjang kegiatan. 7 Semesta Group adalah salah satu perusahaan dagang yang berada di bidang food & beverage atau kemitraan (franchise) makanan dan minuman. Perusahaan ini memiliki ± 20 brand yang tersebar di seluruh kota-kota yang ada di Indonesia. Seperti contohnya outlet es teh, ice cream yang tengah popular saat ini, lalu ada makaroni, thai tea, dan masih banyak lagi. Omset atau laba yang diperoleh dari penjualan tersebut telah mencapai ratusan juta lebih seiring berjalannya waktu. Sebagai perusahaan dagang, Semesta Group pastinya menghadapi berbagai masalah-masalah yang terkait dengan persediaan dari barang yang diperoleh maupun yang dijualnya. Dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan, sering terjadi selisih antara persediaan secara fisik dengan jumlah yang ada di buku persediaan barang dagang yang telah tersistem tersendiri oleh sistem Semesta Group. Hal ini dikarenakan kurangnya pengawasan dan koordinasi dalam pencatatan persediaan barang dagang yang ada di gudang dengan akuntansinya. Masalah lain yang sering dihadapi yaitu kerusakan barang, pemasukan dan salah pencatatan barang yang datang, kelalaian dalam mencatat permintaan, barang yang dikeluarkan tidak sesuai dengan pesanan yang diterima, perncatatan yang memungkinkan tidak sesuai dengan standar akuntansi, dan semua kemungkinan yang dapat menyebabkan masalah pada pencatatan dan pernilaian yang sebenarnya ada di gudang Mengingat bahwa dalam persediaan sangat penting bagi perusahaan dalam mencapai efisiensi dan efektivitas, maka penulis tertarik untuk mengkaji hal tersebut dalam bentuk laporan Project Basic Learning (PJBL) dengan judul “ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA GUDANG SEMESTA GROUP”. 1.2. BATASAN MASALAH Agar pembahasan permasalahan terkait dengan analisis sistem persediaan barang dagang pada gudang Semesta Group tidak meluas dan keluar dari topik pembahasan, maka diperlukan pembatasan atas masalah-masalah yang akan dikaji secara mendalam. Analisis terhadap sistem persediaan atau alur sistem 8 persediaan tersebut meliputi pencatatan pada saat setiap terjadinya transakasi yang berhubungan dengan persediaan barang dagang seperti pembelian, penjualan, retur, dan transaksi yang berkaitan dengan keluar masuknya barang di gudang. Sedangkan untuk penilaian barang dagang yaitu proses penentuan nilai persediaan barang dagangan akhir sehingga dapat ditentukan Harga Pokok Penjualan (HPP). 1.3. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah yang akan dibahas berkaitan dengan yang sudah dijelaskan pada latar belakang di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa yang dilakukan tim gudang Semesta Group apabila barang stok habis dan tidak ada supplier yang dapat memenuhi kebutuhan? 2. Kepada siapa barang persediaan yang berada di gudang Semesta Group didistribusikan atau kepada siapa Semesta Group menjual barang persediaan secara keseluruhan? 3. Dimana lokasi kegiatan operasional gudang dan dimana ekspedisi yang dapat bekerja sama dengan gudang Semesta Group dalam pemenuhan kebutuhan pemngantaran barang yang akan dijualnya? 4. Mengapa diperlukan perencanaan yang sistematis dalam pengendalian persediaan barang dagang yang ada di gudang Semesta Group? 5. Bagaimana penerapan pengelolaan barang-barang yang ada di Semesta Group baik dalam pencatatan secara akuntansi maupun pemeliharaan persediaan barang dagang? 1.4. TUJUAN PENELITIAN Pada penelitian ini penulis memiliki tujuan yang harus dicapai khususnya dalam tema persediaan barang dagang yang akan dikaji. Tujuan tersebut yaitu sebagai berikut : 1. Memenuhi tugas Project Basic Learning (PJBL) dari sekolah yang ditugaskan selama penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL). 9 2. Mengetahui alur bisnis perusahaan Semesta Group dari beberapa aspek terutama dalam tema persediaan barang dagang. 3. Mendeskripsikan penerapan metode pencatatan dan penilaian persediaan pada gudang Semesta Group. 4. Menganalisis apakah metode pencatatan dan penilaian persediaan pada gudang Semesta Group telah sesuai dengan dengan standar akuntansi atau tidak. 5. Belajar mengenai persediaan, bagaimana mengelola barang-barang yang ada, dan bagaimana pencatatan dan penilaiannya secara akuntansi. 1.5. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang dapat dipetik ketika proses belajar secara langsung di gudang Semesta Group dan bahkan dalam pembuatan penelitian ini sangat banyak. Beberapa manfaat yang penulis rasakan selama ini yaitu sebagai berikut : 1. Dapat meningkatkan keterampilan dalam bidang pencatatan dan penilaian persediaan. 2. Mendapatkan pemahaman secara mendalam tentang bisnis beroperasi secara keseluruhan. 3. Mengasah kemampuan analitis untuk menganalisis sebuah data, mengidentifikasi, dan membuat keputusan yang didukung dengan data. 4. Menyadari pentingnya efesiensi dalam proses bisnis yang dapat diimplementasikan baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan seharihari. 5. Upaya mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat dari sekolah untuk dikembangkan lagi melalui praktik secara langsung pada perusahaan di bidang persediaan barang dagang. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TEORI Berikut ini beberapa teori dan konsep dalam penelitian yang akan dipaparkan sebagai berikut : 2.1.1. PENGERTIAN AKUNTANSI Dalam bukunya, Committee on Terminology of The American Institute of Certified Public Accountants Bastian dan Suharjono (2006), pengertian akuntansi adalah seni mencatat, menggolongkan, dan mengikhtisarkan transaksi serta peristiwa yang bersifat keuangan dengan cara yang bermakna juga dalam satuan uang serta menginvestasikan hasilnya. Akuntansi adalah proses pencatatan, pengukuran, dan pelaporan keuangan suatu entitas atau organisasi. Akuntansi juga merupakan sistem atau proses yang mencatat, mengelompokkan, meringkas, menganalisis, dan menyajikan informasi keuangan. Akuntansi melibatkan pengumpulan dan analisis data keuangan dan informasi lainnya, termasuk transaksi bisnis, pembayaran, dan arus kas. Akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Akuntansi dapat membantu para pemakai informasi dalam mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil sebuah kesimpulan. 2.1.2. PENGERTIAN PERSEDIAAN DAN JENISNYA Dalam Perusahaan Dagang, produk-produk yang tersedia di dalam gudang disebut sebagai Persediaan Barang Dagang. Persediaan Barang Dagang merupakan pendapatan utama bagi sebuah perusahaan. Persediaan Barang Dagang (Merchandise Inventory) adalah produk-produk yang dibeli oleh pemilik usaha dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan. Caranya adalah dengan menjual lagi produk tersebut kepada pelanggan tanpa mengubah ataupun mengubah bentuk fisiknya. Karena bisa memberikan manfaat bagi perusahaan, persediaan barang dagang atau merchandise inventory dikategorikan sebagai Aset Lancar. 11 Persediaan memiliki beberapa jenis tergantung dengan jenis kegiatan perusahaan yang bersangkutan, baik itu perusahaan dagang mapupun perusahaan manufaktur. Weygandt, dkk (2018: 296) menyatakan bahwa perusahaan dagang hanya perlu satu klasifikasi persediaan, yaitu persediaan barang dagang, untuk menjelaskan banyak jenis yang berbeda yang membentuk total persediaan, sedangkan pada perusahaan manufaktur beberapa persediaan mungkin belum siap untuk dijual. Akibatnya, perusahaan manufaktur biasanya mengklasifikasikan persediaan menjadi tiga kategori : a. Persediaan barang jadi (finished goods inventory) merupakan barang produksi yang selesai diproses dan siap untuk dijual. b. Persediaan dalam proses (work in process inventory) merupakan bagian persediaan barang produksi yang telah masuk proses produksi tetapi belum selesai. c. Persediaan bahan baku (raw materials) merupakan barang-barang dasar yang akan digunakan dalam produksi tetapi belum dimasukkan ke dalam proses produksi. 2.1.3. PENGERTIAN AKUNTANSI PERSEDIAAN Ada beberapa hal yang sangat penting dan perlu untuk dibahas dalam permasalahan dari akuntansi persediaan. Permasalah paling penting dari akuntansi persediaan yaitu biaya. Dimana terdapat dua variabel dalam biaya yaitu permasalahan total unit barang persediaan dan biaya yang dibebankan terhadap unit persediaan tersebut. a. Penentuan harga pokok penjualan Harga pokok persediaan adalah seluruh pengorbanan pengeluaran yang dilakukan untuk mendapatkan persediaan yang siap untuk dijual atau diproses lebih lanjut. Harga pokok historis merupakan dasar penilaian yang tepat untuk mengakui perolehan seluruh barang atau jasa serta hak pemilik. Terdapat beberapa defenisi harga pokok (cost) yang dikemukankan oleh beberapa ahli, antara lain sebagai berikut : 12  Kieso (2002:449) mengemukakan bahwa harga pokok penjualan (cost of goods sold) adalah perbedaaan antara biaya barang yang tersedia untuk dijual selama periode berjalan dengan biaya barang ada di tangan pada akhir periode.  Bekalcui (2000:179) mengemukakan bahwa cost merupakan jumlah, diukur dalam uang, kas yang dibelanjakan atau property lain yang ditransfer, penerbitan modal atau jasa yang diberikan atau utang yang terjadi, sebagai imbalan atas jasa yang diterima atau jasa yang seterus yang diterima.  Menurut hartono (2000:237) harga pokok dalam persediaan adalah jumlah seluruh pengeluaran yang terjadi atau hutang yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh barang-barang dalam keadaan siap untuk dijual.  Skousen (2001:360) mengemukakan bahwa ketika produk dijual, produk tersebut bukan lagi aset. Biaya untuk membeli atau membuat produk harus dipindahkan dari klasifikasi aset (persediaan) pada neraca dan pada laporan laba/rugi sebagai biaya-biaya pokok barang yang dijual.  Standar Akuntansi Indonesia (PSAK No. 14.2 tahun 2008) menyatakan bahwa biaya persediaan, biaya konversi persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sanpai persediaan berada dalam kokndisi dan tempat siap untuk dijual atau dipakai. Dari penyataan tentang harga pokok diatas beberapa unsur-unsur dari komponen harga pokok dan pengurangan harga pokok yang perlu di perhatikan, sebagai mana yang dikemukakan oleh Niswonger, et al (1999: 393) bahwa harga pokok persediaan barang dagang terdiri dari harga beli ditambah dengan semua pengeluaran yang terjadi sehubungan pembelian barang tersebut, termasuk biaya transportasi, biaya masuk dan ansuransi kerugian selama perjalanan. 13 b. Unsur-unsur pembentukan harga pokok Harga pokok persediaan terdiri atas semua pengorbanan dan pengeluaran, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang berkaitan dengan perolehan, penyimpanan dan penepatan barang yang siap untuk jual. Menurut soemarso (2003:386) menyatakan bahwa harga pokok Persediaan adalah semua biaya yang terjadi sampai dengan persediaan siap untuk dijual, misalnya biaya pengakutan, biaya masuk dan asuransi. Dalam menentukan unsur-unsur yang membentuk harga pokok persediaan, perlu diperhatikan konsep normalitas untuk mencapai interprestasi ekonomi yang sama, dan juga perlu dikurangi biayabiaya yang dikeluarkan untuk mengusahakan barang sampai di gudang dan siap untuk dijual atau diproses lebih lanjut. c. Biaya-biaya yang dimasukkan dalam persediaan Biaya-biaya yang dimasukkan ke dalam persediaan yaitu sebagai berikut : 1. Biaya produk Biaya-biaya yang melekat pada persediaan dan dicatat dalam akun persediaan. Biaya-biaya ini berhubungan langsung dengan transfer barang ke lokasi bisnis pembelian dan pengubahan barang tersebut ke kondisi siap dijual. 2. Biaya periode Merupakan biaya yang terkait secara tidak lansung dengan akuisisi atau produksi barang. Biaya-biaya periode seperti beban penjualan (selling expense) dan dalam kondisi yang biasa, beban umum serta administrasi (general and administrative expense) tidak di anggap sebagai bagian dari biaya persediaan. 3. Potongan pembelian (trande discount) Adanya potongan pembelian mengakibatkan harga pokok pembelian yang dibebankan kepada pelanggan lebih rendah dari harga sebenarnya. Potongan pembelian merupakan pengurangan 14 pembelian. ada dua cara untuk mencatat harga potongan yaitu dengan metode netto/bersih dan metode gross/kotor. a. Pencatatan dengan metode netto/ bersih Pencatatan dengan metode netto/ bersih yaitu pembelian dicatat sebesar nilai bersihnya (setelah dikurangi diskon) ketidakmampuan dalam mengambil potongan pembelian dalam periode diskon, sebenarnya merupakan pengeluran, jumlah tersebut harus dicatat dalam perkiraan potongan pembelian yang tidak diambil dan dilaporkan dalam suatu pos terpisah dalam perhitungan laba/rugi. b. Pada metode harga gross/kotor Pada metode harga gross/kotor potongan pembelian (trade discount) harus dilaporkan sebagai penguragan dari nilai pembelian pada perhitungan laba/rugi, kemudian persediaan saat terjadi transaksi pembelian dicatat pada perkiraan persediaan atau pembelian sebesar nilai bruto. Potongan pembelian diakui apabila potongan pembelian tersebut benar-benar diambil. 2.1.4. METODE PENCATATAN DAN PENILAIAN PERSEDIAAN Metode pencatatan persediaan terbagi menjadi dua, yaitu metode perpetual dan metode periodik. Dimana salah satu metode ini digunakan untuk menganalisis masalah yang penulis angkat. a. Metode Pencatatan Persediaan secara Permanen/Perpetual (perpetual inventory system) Menurut Hery 2013:101 mengatakan dalam sistem perpetual, catatan mengenai harga pokok dari masing-masing barang dagangan yang dibeli maupun yang dijual diselenggarakan secara terperinci. Sistem pencatatan ini akan secara terus menerus menunjukkan berapa besarnya saldo persediaan barang dagangan yang ada di gudang untuk masing-masing jenis persediaan. Dengan sistem pencatatan perpetual, hargga pokok dari barang yang dijual ditentukan setiap kali penjualan 15 terjadi. Jurnal dalam mencatat transaksi persediaan dengan menggunakan metode ini yaitu : Jurnal untuk mencatat pembelian persediaan barang dagang : Persediaan Barang Dagang Rp xxx Hutang usaha/Kas Rp xxx Untuk mencatat penjualan ada 2 ayat jurnal yang perlu dibuat sekaligus oleh penjual pada saat melakukan transaksi penjualan yaitu sebagai berikut : Kas Rp xxx Penjualan Rp xxx (Apabila penjualan barang dagangan dilakukan secara tunai) Piutang Usaha Rp xxx Penjualan Rp xxx (Apabila penjualan barang dagangan dilakukan secara kredit) Harga Pokok Penjualan Rp xxx Persediaan Barang Dagang Rp xxx Retur penjualan (sales returns) terjadi apabila perusahaan menerima kembali barang dagangan yang telah dijualnya kepada pelanggan sebagai akibat adanya kerusakan barang dagang atau barang yang dijual/dikirimnya tidak sesuai dengan kriteria/spesifikasi pesanan pelanggan, sedangkan penyesuaian/pengurangan terhadap harga jual diberikan kepada pelanggan dimana dalam hal ini perusahaan tidak menerima kembali barang dagangan yang telah dijualnya. Ayat jurnal yang dibuat oleh penjual pada saat menerima kembali barang dagangan yang telah dijualnya yaitu : Retur penjualan Rp xxx Kas Rp xxx (Apabila awalnya penjualan barang dagangan dilakukan secara tunai) 16 Retur penjualan Rp xxx Piutang Usaha Rp xxx (Apabila awalnya penjualan barang dagangan dilakukan secara kredit) Persediaan Barang Dagang Harga Pokok Penjualan Rp xxx Rp xxx (Menerima kembali barang dagangan yang telah dijualnya) Piutang Reeve (2011:348) menyatakan bahwa sistem persediaan perpetual dalam perusahaan dagang menghasilkan alat pengendalian persediaan yang efektif, dimana buku besar pembantu persediaan menjaga kuantitas persediaan pada tingkat tertentu, memungkinkan pemesanan kembali tepat pada waktunya dan mencegah pemesanan kembali dalam jumlah yang berlebihan. Hasil perhitungan fisik persediaan yang dilakukan dibandingkan dengan catatan persediaan. Akun persediaan pada awal periode akuntansi menunjukkan persediaan tersedia pada tanggal tersebut. Pembelian dicatat dengan mendebit persediaan dan mengkredit kas/utang usaha. Pada tanggal terjadinya penjualan, harga pokok penjualan dicatat dengan mendebit harga pokok penjualan dan mengkredit persediaan. b. Metode Pencatatan Fisik/Periodik (physical/periodic inventory method) Menurut Tjahjono (2010:59) bahwa sistem akuntansi dapat dibedakan menjadi dua yaitu: fisik (periodik) dan buku (perpetual). Fisik (periodik) adalah metode pencatatan persediaan yang tidak mengikuti mutasi persediaan sehingga untuk megetahui jumlah persediaan saat tertentu harus diadakan perhitungan fisik atas persediaan barang (stock opname). Metode buku (perpetual) adalah metode pencatatan persediaan yang mengikutimutasi persediaan barang setiap saat diketahui dari rekening perusahaan. Sri Dewi Anggadini (2012:226), menjelaskan pencatatan fisik/periodik (phisical/periodic inventory) merupakan pencatatan persediaan dimana : 17 a) Mutasi persediaan tidak mengunakan buku besar (inventory) melainkan memakai perkiraan purchases, purchases return, sales, sales return dansebagainya. b) Tidak memakai kartu persediaan. c) Kalkulasi biaya persediaan dengan menetapkan persediaan akhir telebih dahulu melalui perhitungan secara fisik selanjutnya dihitung cost of good sold. Jurnal dalam mencatat transaksi persediaan dengan menggunakan metode ini yaitu : Jurnal untuk mencatat pembelian persediaan barang dagang Pembelian Barang Dagang Rp xxx Hutang usaha/kas Rp xxx Dalam pembukuan perusahaaan pada akhir periode adalah barang dagang pada awal periode sehingga pada akhir periode nilainya harus dihitung kembali dengan persediaan akhir periode. Barang dagang akhir periode harus dihitung fisiknya secara langsung agar dapat menggambarkan nilai persediaan barang dagang yang sesungguhnya dalam laporan keuangan. Dalam akuntansi, terdapat tiga metode yang bisa dipakai untuk menghitung nilai persediaan. Di antaranya yaitu FIFO, LIFO, dan WAC (Weighted Average Cost). Berikut penjelasannya : 1. Metode FIFO (First In, First Out) Metode penilaian persediaan yang satu ini mengasumsikan bahwa persediaan yang diproduksi terlebih dahulu akan menjadi unit pertama yang dijual dan dipenuhi. Fungsi dari penggunaan metode ini ialah memudahkan untuk menentukan nilai inventaris berdasarkan persediaan yang ada meskipun ada perubahan pada HPP. Menurut metode penilaian First-In-First-Out (FIFO), barang-barang persediaan dijual dalam urutan yang sama dengan pembelian atau pembuatannya. 18 Metode penilaian FIFO merupakan metode penilaian persediaan yang paling umum digunakan karena sebagian besar perusahaan menjual produk mereka dalam urutan yang sama saat mereka membelinya. 2. Metode LIFO (Last In, First Out) Metode penilaian persediaan last-in-first-out (LIFO) justru merupakan kebalikan dari metode penilaian FIFO. Menurut metode LIFO, cara menghitung nilai inventaris adalah dari barang yang paling baru dibeli atau diproduksi dijual terlebih dahulu. Dengan LIFO, biaya produk terbaru yang dibeli atau diproduksi adalah yang pertama dihitung sebagai barang yang terjual. Menggunakan metode ini, biaya produk lama yang lebih rendah akan dilaporkan sebagai nilai persediaan. 3. Metode WAC (Weighted Average Cost) Dengan metode penilaian persediaan WAC, persediaan dan Harga Pokok Penjualan dihitung berdasarkan harga rata-rata semua barang yang dibeli selama suatu periode. Metode ini banyak digunakan oleh bisnis yang tidak memiliki begitu banyak variasi dalam inventaris mereka. 2.1.5. PENYAJIAN PERSEDIAAN TERHADAP LAPORAN KEUANGAN Pelaporan persediaan dalam laporan keuangan bergantung pada masing-masing bidang usaha yang digeluti oleh perusahaan. Berikut ini adalah beberapa contoh persediaan dalam laporan keuangan dari : 1) Perusahaan Jasa Perusahaan jasa melaporkan persediaan sebagai bahan baku atau perlengkapan yang diperlukan dalam proses pemberian jasa. Misalnya, seorang penjahit pakaian akan melaporkan persediaan berupa benang, jarum, dan kain yang digunakan untuk membuat pakaian. 19 2) Perusahaan Dagang Pada perusahaan dagang, persediaan umumnya dilaporkan berdasarkan harga beli atau biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang tersebut. Misalnya, untuk pedagang pakaian, maka jenis persediaan yang dilaporkan adalah pakaian jadi yang siap dipasarkan pada konsumen. 3) Perusahaan Manufaktur Dalam kasus perusahaan manufaktur, persediaan umumnya diakui dalam tiga jenis, antara lain bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi. Misalnya, perusahaan yang bergerak di bidang tekstil akan melaporkan kapas sebagai bahan baku mentah (raw material), benang atau kain sebagai barang setengah jadi, dan pakaian sebagai persediaan barang jadi yang siap untuk dipasarkan. Berdasarkan PSAK nomor 14 tentang Persediaan, persediaan umumnya diukur berdasarkan harga perolehan dan nilai realisasi netto, yang meliputi : 1) Biaya pembelian, biaya ini mencakup harga beli suatu barang, bea impor, pajak (kecuali untuk jenis pajak yang dapat ditagih kembali), biaya pengangkutan dan penanganan barang, serta biaya-biaya lain yang dapat diatribusikan serta dikurangkan dengan diskon, rabat, dan sejenisnya; 2) Biaya konversi, yakni biaya yang berkaitan secara langsung dengan volume produksi serta biaya overhead baik yang bersifat tetap maupun variabel, yang dialokasikan pada masing-masing unit barang dan, 3) Biaya lain-lain yang dikeluarkan hingga akhirnya persediaan tiba di gudang dalam kondisi yang aman tanpa adanya kerusakan. Laporan persediaan adalah ringkasan stok persediaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Laporan ini umumnya berisi tentang jumlah stok yang dimiliki, jenis produk manakah yang paling cepat terjual, dan informasi lain seputar status dan kinerja persediaan. Berikut ini merupakan beberapa jenis-jenis laporan persediaan yang umumnya disusun oleh perusahaan : 20 1) Inventory on hand Inventory on hand adalah laporan ini berisi tentang jumlah stok barang yang dimiliki oleh perusahaan, baik dalam bentuk barang jadi, barang setengah jadi, maupun bahan baku yang belum diolah. 2) Low stock Inventory low stock adalah laporan persediaan yang umumnya dibuat oleh perusahaan ritel dan memuat informasi tentang jumlah stok barang yang hampir habis. Agar laporan ini lebih efektif, biasanya perusahaan akan menyertakan titik di mana suatu item barang harus dipesan kembali untuk mencegah kehabisan stok. 3) Product Performance Report Product Performance Report adalah laporan persediaan yang memuat informasi tentang jumlah item produk yang terjual dalam kurun waktu tertentu, misalnya satu minggu atau satu bulan. 2.2. KONSEPSIONAL Agar pembahasan lebih jelas untuk dipahami dapat dilihat konsepsional yang penulis buat sebagai berikut : Akuntansi Persediaan Barang Dagang (Alur Persediaan Barang Dagang) (Menganalisis) Pencatatan dan Penilaian Persediaan pada Gudang Semesta Group Pemeliharaan dan Pengelolaan Persediaan pada Gudang Semesta Group Gambar 2 1 BAGAN KONSEPSIONAL PEMBAHASAN 1 21 Keterangan bagan: Semesta Group adalah sebuah perusahaan dagang yang memiliki aktifitas di bidang food & beverage yang memiliki banyak merek dagang makanan dan minuman. Dalam melakukan aktfitasnya atau operasionalnya Semesta Group selalu berkaitan dengan alur persediaan barang dagang yang ada di gudang. Persediaan tersebut merupakan sumber pendapatan utama bagi perusahaan. Maka dari itu dibutuhkan akuntansi persediaan barang dagang yang berupa pencatatan dan penilaian terhadap persediaan barang dagang yang ada di gudang mereka yang akurat sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan strandar. Pencatatan dan penilaian atas persediaan tersebut digunakan perusahaan untuk membantu pihak yang terkait dalam pengambilan keputusan sehingga tidak terjadi kekurangan bahkan kelebihan barang persediannya, karena hal tersebut dapat mempengaruhi laba dan rugi dari sebuah perusahaan. Dalam pencatatan dan penilaian dapat menentukan jumlah persediaan serta harga pokok penjualan yang nantinya dilaporkan dan disajikan dalam laporan laba rugi perusahaan. Tak hanya itu, persediaan barang dagang tersebut harus dipelihara dan diperhatikan pengelolaannya. Secara akuntansi dengan pemeliharaan barang di gudang Semesta Group harus saling terkait dan apabila keduanya ini tidak sinkron maka terdapat masalah yang ada di gudang dan kurangnya penerapan Standar Operasional Perusahaan. 2.3. FOKUS PENELITIAN Penelitian ini berfokuskan pada tema persediaan barang dagang berupa alur siklus dari masuknya persediaan barang dagang hingga barang keluar, pencatatan dan penilaian persediaan barang dagang yang terjadi pada gudang Semesta Group, dan proses pemeliharaan dan pengelolaan persediaan barang dagang yang ada di gudang Semesta Group. 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. JENIS PENELITIAN Data yang diterima dari penelitian di gudang Semesta Group kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis, serta menyajikan data secara deskriptif. Data yang diperoleh akan dikumpulkan dan diwujudkan secara langsung dalam bentuk deskripsi atau gambaran tentang suasana atau keadaan objek secara menyeluruh dan apa adanya. Hasil analisis ini kemudian diinterpretasikan guna memberikan gambaran yang jelas terhadap permasalahan yang diajukan. 3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini, dilakukan pada kantor Semesta Group yang beralamatkan di Jl. Sidomulyo No.1, Ngruki, Cemani, Kec. Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57552 dan gudang Semesta Group yang beralamatkan di Gudang Teh Operasional 9RPJ+83X, Jl. Industri I, Dusun II, Telukan, Kec. Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57552. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 6 bulan yaitu pada 1 Oktober 2023-30 Maret 2024. 3.3. SUMBER DATA Sumber data yang digunakan untuk penulisan penelitian ini terdiri dari Data Primer dan Data Sekunder. Data primer, yaitu data yang penulis dapatkan secara langsung dari objek penelitian yaitu pada gudang Semesta Group. Data sekunder yaitu data yang diterima dari luar objek perusahaan yaitu berasal dari beberapa referensi buku-buku, internet, hasil penelitian sebelumnya yang menyangkut tentang judul penelitian yang penulis lakukan. 23 3.4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Pada proses pengumpulan data untuk penulisan penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data dengan cara : 1. Observasi, yaitu dengan cara mengamati langsung objek yang akan diteliti yaitu gudang Semesta Group. Metode ini dimaksudkan untuk mengamati bagian-bagian yang terkait tentang akuntansi dan persediaan perusahaan. 2. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada captain/supervisor gudang Semesta Group dan beberapa karyawan yang terkait akan proses operasional gudang Semesta Group guna mengetahui lebih jelas mengenai persediaan dan informasi yang berkaitan dengan hal yang akan penulis kaji. 3. Studi literatur, yaitu mengumpulkan data dengan membaca dan mempelajari teori-teori dan literatur-literatur yang berkaitan dengan akuntansi persediaan. 3.5. TEKNIK ANALISIS DATA Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penulisan penelitian ini adalah yaitu sebagai berikut : 1. Mengumpulkan informasi untuk mengetahui gambaran umum tentang persediaan yang ada di tempat diadakannya penelitian. 2. Mengetahui struktur organisasi Semesta Group serta tugas dan tanggung jawab masing-masing. 3. Mengetahui bagian-bagian yang bertanggung jawab dalam setiap hal yang berhubungan dengan pelaporan keuangan terutama berkaitan dengan persediaan barang. 4. Menelusuri alur akuntansi persediaan dan proses pencatatan dan penilaian persediaan barang yang ada di Semesta Group serta pengelolaan dan pemeliharaan persediaan barang dagang. 5. Menarik kesimpulan. 24 BAB IV PEMBAHASAN 4.1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1.1. NAMA PERUSAHAAN Penelitian ini dilakukan pada sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang food & beverage yang bernama Semesta Group yang telah beroperasi kurang lebih selama 8 tahun berjalan. 4.1.2. PEMILIK PERUSAHAAN Semesta Group memiliki pendiri atau founder sekaligus pimpinan yaitu Bapak Labieb Faqihuddien dan dengan rekannya bernama Bapak M Dachlan Zaim. Beliau adalah rekan sekaligus sahabat dalam berbisnis. 4.1.3. ALAMAT Penelitian ini, dilakukan pada kantor Semesta Group yang beralamatkan di Jl. Sidomulyo No.1, Ngruki, Cemani, Kec. Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57552 dan gudang Semesta Group yang beralamatkan di Gudang Teh Operasional 9RPJ+83X, Jl. Industri I, Dusun II, Telukan, Kec. Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57552. Lalu terdapat kantor cabang yang bergerak pada bidang manufakur yaitu sablon design yang beralamatkan di CR73+5R, Jl. Sidoluhur, Cemani, Kec. Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57552. Gambar 4 1 Kantor Pusat Semesta 1 25 Gambar 4 2 Gudang Semesta Group 1 Gambar 4 3 Kantor Cabang Semesta Group 1 4.1.4. BIDANG USAHA Semesta Group adalah perusahaan dagang yang bergerak di bidang food & beverage/franchise kemitraan makanan dan minuman. Banyak orang melihat penjual es teh ataupun ayam cepat saji yang memiliki nama merek dagang dan memiliki banyak cabang di pinggir jalan raya, Semesta Group pun juga memiliki nama merek sendiri dalam bidang usahanya. Semesta Group telah memiliki nama merek dagang kurang lebih 20 yang aktif saat ini dan beberapa menjadi yang terlaris di akhir- 26 akhir ini bahkan peminat akan franchise-nya sangat banyak sekali dan menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Sistem dari franchise atau kemitraan ini adalah ketika ada seorang mitra yang ingin membuka usaha seperti es teh pinggir jalan, ice cream, minuman thai tea, ataupun ayam cepat saji, mitra tersebut dapat bekerja sama dengan Semesta Group dengan membeli merek dagangnya. Lalu, Semesta Group menyiapkan segala perlengkapan seperti Booth hingga bahan baku untuk dijual. Jika dari mitra tersebut tidak membeli bahan baku dari Semesta Group yang terjadi adalah akan di-blacklist karena melakukan pelanggaran terhadap kerja samanya. Maka dari itu, Semesta Group ini sangat banyak memiliki persediaan barang dagang di gudang yang setiap harinya selalu beroperasi untuk menyalurkan bahan baku di setiap mitra yang menjalankan kerja sama. Gambar 4 4 Contoh Bidang Usaha 1 27 4.1.5. KEGIATAN AKUNTANSI PERUSAHAAN a. Akuntansi Manual Aktivitas akuntansi secara manual yang terjadi pada Semesta Group pada dasarnya sesuai dengan standar akuntansi pada umumnya yang dipelajari penulis pada saat sekolah, yaitu dimulai dengan : 1. Identifikasi Transaksi Langkah pertama yang dilakukan setiap terjadinya transaksi adalah mengidentifikasi suatu peristiwa yang mempengaruhi posisi keuangan dan setiap kejadiannya harus dicatat. Setiap transaksi harus didukung dengan bukti-bukti atau dokumen yang sah dan lengkap berupa bukti kas masuk, bukti kas keluar, faktur, dan bukti pendukung lainnya. 2. Analisis Transaksi Analisa transaksi dilakukan dengan pengkajian atas dokumen/bukti transaksi untuk menentukan perkiraan aktiva, kewajiban, modal, pendapatan atau beban. Analisis ini harus sesuai dengan standar akuntansi dan standar akuntansi perusahaan. b. Akuntansi Berbasis Komputerisasi Aktivitas keuangan bahkan akuntansi pada Semesta Group sebagian besar menggunakan komputer atau berbasis komputerisasi. Perusahaan ini memilih melakukan aktivitas akuntansi secara komputerisasi karena memudahkan untuk penyimpanannya, bahkan bisa dikerjakan dimanapun berada hanya dengan menggunakan smartphone ataupun lapotop. Segala jenis laporan yang dibuat oleh pihak akuntan akan disimpan pada Could Drive secara online untuk mencegah data-data yang hilang dibandingkan melakukan aktivitasnya secara manual. Segala jenis aktivitas akuntansi yang berkaitan dengan proses penjualan, pembelian, retur, dan lain sebagainnya akan diproses pada sistem yang semesta sendiri telah mempunyai sistem yang bernama Semesta Play. Pihak-pihak yang 28 memiliki andil dalam mengakses sistem Semesta Play tersebut adalah divisi finance selaku pihak yang melaksanakan kegiatan akuntansi, divisi operational yang berada di gudang beserta jajarannya, divisi sales, dan divisi marketing. Selain menggunakan sistem yang dimiliki, Semesta Group juga memanfaatkan layanan Google yang bernama Google Spreadsheet untuk melaksanakan anggaran budgeting dari semua divisi yang akan dianggarkan oleh divisi finance. Selain itu juga, memanfaatkan Google Drive untuk menyimpan bukti-bukti transaksi yang sedang berjalan. Jadi Semesta Group sendiri lebih memanfaatkan layanan online atau secara komputerisasi yang dapat mempermudah dan menghemat biaya dalam pelaksanaannya. Gambar 4 5 Sistem Semesta Play 1 Sistem Semesta Play yang digunakan oleh berbagai divisi yang ada dalam Semesta Group dalam mengolah dan melaksanakan aktivitas perusahaan secara daring. Penggunaan sistem aplikasi ini sangat efektif dan dapat membantu kelancaran perusahaan. Sistem ini dibuat oleh Semesta Group sendiri berisikan fitur-fitur yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan kebutuhan setiap divisi yang menggunakannya. 29 Gambar 4 6 Fitur Semesta Play 1 Bebebarapa fitur seperti pembelian, penjualan, retur, laporan keuangan, dan lain sebagainya dapat dikelola secara langsung dan otomatis di Semesta Play. Fitur ini digunakan oleh semua brand makanan dan minuman yang dimiliki Semesta Group. 30 Gambar 4 7 Sistem Budgeting 1 Sistem budgeting yaitu tempat penganggaran yang dikelola oleh divisi finance yang ditujukan kepada semua divisi yang berada di Semesta Group. Sistem ini digunakan untuk mengelola seluruh kebutuhan di tiap divisi dan anggaran ini mempengaruhi laba rugi laporan keuangan nantinya. Gambar 4 8 Rekap Bukti Transaksi 1 Segala jenis transaksi yang diinput pada sistem budgeting harus memiliki bukti dan di-upload pada Google Drive yang ada karena setiap transaksi harus memiliki bukti. 31 Gambar 4 9 Buti Transaki 1 32 4.2. HASIL PROJECT PENELITIAN 4.2.1. Kebijakan Akuntansi Persediaan di Gudang Semesta Group Kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh gudang Semesta Group yang penulis pelajari adalah sebagai berikut : 1. Umum a. Dasar akrual basis dan periode akuntansi tahunan (1 Januari s.d 31 Desember). b. Setiap akhir bulan disusun berupa laporan keuangan. c. Pencatatan transaksi tersistem dengan aplikasi akuntansi Semesta Play. d. 2. Mata uang yang digunakan adalah Rupiah. Pembelian a. Pembelian persediaan barang dagang tidak diperbolehkan secara kredit, Semesta Group sendiri menghindari terjadinya riba. b. Ongkos kirim pembelian persediaan barang dagang ditanggung oleh perusahaan. c. Setiap retur pembelian diperhitungkan nilai utang dan PPN Masukan. 3. Penjualan a. Daerah penjualan ke seluruh wilayah Indonesia. Setiap penjualan dikenakan PPN 11% dan dicatat dalam akun PPN Keluaran. b. Harga barang yang tertera dijual tidak termasuk pajak dan harus diperhitungkan kembali. c. Biaya angkut penjualan ditanggung oleh pelanggan. d. Tidak menerapkan sistem kredit, karena Semesta Group menghindari terjadinya riba. e. Setiap retur penjualan diperhitungkan nilai piutang dan PPN Keluaran. 33 4. Penilaian Persediaan Barang Dagang a. Sistem pencatatan menggunakan sistem periodik yang dilakukan Stock Opname setiap akhir bulan. b. Metode penilaian menggunakan metode FIFO. 4.2.2. Alur persediaan Barang Dagang di Gudang Semesta Group Sebagai perusahaan dagang yang bergerak di bidang food & beverage, Semesta Group dalam menjalankan usahanya tentu memiliki ketentuanketentuan khusus atau prosedur-prosedur dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Semesta Group sendiri memiliki buku panduan yang digunakan untuk menjalankan usahannya yang penulis rangkum sebagai berikut : Semesta Group dalam kegiatan operasional di gudang membagi kegiatannya menjadi 3 divisi yang penulis paparkan sebagai berikut : a) Divisi Purchasing Pada divisi purchasing memiliki tugas beragam dari pemesanan produk kepada banyak supplier dan mengurusi hubungan antara pihak luar dengan gudang Semesta Group. Divisi purchasing ini memegang penuh mengenai sistem Semesta Play dimana sistem aplikasi tersebut berisikan masuk dan keluarnya persediaan. Sistem teersebut juga mengelola persediaan dari awal periode hingga akhir periode dilaksanakannya Stock Opname pada akhir bulan. Pada divisi purchasing ini juga bertugas sebagai pihak yang mengantarkan pesanan kepada ekspedisi maupun mitra sekaligus pihak yang melakukan pembelian kebutuhan gudang seperti bubble wrap, kardus, nota, bensin, dan lain sebagainya. 34 Gambar 4 10 Daftar Persediaan Barang 1 Penginputan setiap hari barang yang telah di-repack ke sistem Semesta Play adalah tugas dari admin purchasing yang didapat dari pelaporan admin inbound dalam me-repack barang dagang. Pembelian bahan baku yang dipesan oleh admin purchasing setiap barang akan habis, dan ada salah satu syarat yaitu barang gudang tidak boleh stok habis. Gambar 4 11 Bukti Pembelian Bahan Baku Persediaan Gambar 4 11 Barang Siap Kirim 1 35 Tugas dari divisi purchasing juga mengantarkan barang yang sudah dipesan dari pelanggan ke ekpedisi terdekat, barang tersebut di kirim setiap hari tepat pukul 14.30 WIB setelah penutupan pesanan harian. b) Divisi Inbound Walaupun dikepalai oleh seorang supervisor, pada divisi inbound terdapat seorang yang menagani barang yang telah masuk di gudang untuk diolah kembali. Barang-barang yang telah dipesan oleh divisi purchasing dari supplier akan di-repack menjadi barang yang kecil menyesuaikan aturan yang telah dibuat oleh gudang Semesta Group. Kegiatan di divisi inbound kebanyakan melakukan repack barang lalu di di-display dan dilaporankan kepada admin purchasing terkait berapa banyak dari jumlah keseluruhan barang yang dapat dibuatnya dan diinput pada sistem Semesta Play. Gambar 4 12 Barang Repack 1 36 Gambar 4 13 Laporan Repacking Bahan 1 c) Divisi Outbound Admin outbound akan menerima pesanan dari tim sales dan marketing yang didapat melalui pesanan dari mitra. Pada divisi outbound ini memiliki tim yang kurang lebih terdiri dari 5 orang dan ketika terdapat Sales Order (SO) Repeat Order (RO) mereka akan langsung mengambil barang yang ada di display untuk segera di packing. Semua kegiatan keluarnya persediaan yang ada di gudang yang terdapat pada divisi outbound akan disistem oleh admin outbound dan pesanan pun akan diantar oleh divisi purchasing bersama kapten/supervisor kepada ekspedisi atau mitra. Gambar 4 14 Pesanan Pelanggan 1 37 Gambar 4 15 Resi 1 Gambar 4 16 Penginputan di Sistem 1 Gambar 4 17 Kegiatan Packing Barang 1 38 Penjelasan gambar di atas : Pesanan dari berbagai pelanggan dan mitra akan diterima oleh divisi sales, pesanan dari Online Shop juga akan dikelola dengan mengatur pesanannya. Setelah mengatur pesanan terdapat resi untuk pengiriman ke ekspedisi yang harus di kirimkan ke admin gudang, Semesta Group menggunakan ekspedisi Wahana dan tergantung dengan orderan dari pelanggan tersebut. Setelah itu divisi sales juga harus memasukkan pesanan ke sistem akuntansi yaitu Semesta Play. Ketika semuannya sudah dikelola dan diinputkan maka divisi outbound melakukan tugasnya dengan packing barang tersebut. Sistem juga dikelola oleh admin gudang divisi outbound untuk mengatur status pesanannya. Barang yang sudah selesai melewati beberapa tahap tersebut diserakan kepada divisi purchasing untuk dikirimkan ke ekspedisi oleh supervisor/kepala gudang. 4.2.3. Pencatatan dan Penilaian Akuntansi Persediaan Barang Dagang di Gudang Semesta Group Semesta Group melakukan pencatatan persediaan barang dagang secara sederhana menggunakan sistem periodik. Pada setiap akhir bulan diadakan pemeriksaaan fisik barang, yang meliputi jenis barang, tipe, dan kuantitas barang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah persediaan akhir barang yang berada di gudang Semesta Group. Pada saat melakukan pemeriksaan barang/stock opname banyak sekali permasalahan yang didapat karena selisih jumlah fisik dengan sistem, ini yang menjadi tugas bagi karyawan gudang untuk memecahkan dari permsalahan tersebut. Pembelian dan penjualan barang yang berada di gudang akan dicatat pada buku dan dicatat pada sistem Semesta Play. Penilaian Harga Pokok Penjualan barang ditentukan pada akhir periode, apabila diperlakukan karena Semesta Group belum membuat laporan keuangannya. 39 Pencatatan dan penilaian akuntansi persediaan barang dagang di gudang Semesta Group sebagai berikut : Pada tanggal 1 Februari 2024 nilai awal persediaan barang dagang boba hitam di gudang Semesta Group adalah Rp 12.600.000,00. Selama bulan Februari 2024 dilakukan pembelian barang sejumlah Rp 17.600.000,00 dan pada tanggal 29 Februari 2024 setelah dilakukan pemeriksaan di gudang nilai persediaan sejumlah Rp 4.800.000,00. PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN BULAN JANUARI 2024 DENGAN SISTEM PERIODIK : Persediaan awal 1 Februari 2024 : Rp 12.600.000,00 Pembelian selama bulan Februari 2024 : Rp 17.600.000,00 Persediaan tersedia dijual : Rp 30.200.000,00 Persediaan akhir 29 Februari 2024 : (Rp 4.800.000,00) Harga Pokok Penjualan : Rp 25.400.000,00 Pada tanggal 29 Februari 2024 dilakukan perhitungan laba kotor pada boba hitam dengan menggunakan sistem periodik, yaitu : Penjualan : Rp 28.800.000,00 Harga Pokok Penjualan : Rp 25.400.000,00 Laba Kotor : Rp3.400.000,00 Untuk mencatat transaksi tersebut maka dilakukan penjurnalan sebagai berikut : a. Jurnal untuk mencatat pembelian barang dagang boba hitam secara tunai Pembelian Rp 17.600.000,00 Kas/Hutang Dagang b. Rp 17.600.000,00 Jurnal untuk mencatat penjualan barang dagang boba hitam Kas/Piutang Dagang Rp 28.800.000,00 Penjualan Rp 28.800,00 40 c. Jurnal penyesuaian persediaan Ikhtisar Laba Rugi Rp 12.600.000,00 Persediaan Rp 12.600.000,00 Persediaan Rp 4.800.000,00 Ikhtisar Laba Rugi Rp 4.800.000,00 Perhiungan harga pokok menjualan boba hitam apabila dilakukan dengan sistem perpetual menggunakan metode FIFO, yaitu : Pencatatan Penilaian Persediaan Barang Dagang Boba Hitam Metode FIFO Pembelian Tanggal Unit Harga/Unit (Rp) Harga Pokok Penjualan Total Harga Unit Harga/Unit (Rp) (Rp) Total Harga 25.500 5.100.000 03/02/2024 07/02/2024 14/02/2024 17/02/2024 21/02/2024 22/02/2024 25/02/2024 500 25.000 Unit (Rp) 01/02/2024 01/02/2024 200 Persediaan Harga/Unit (Rp) Total Harga (Rp) 360 35.000 12.600.000 360 35.000 12.600.000 200 25.500 5.100.000 285 35.000 9.975.000 200 25.500 5.100.000 130 35.000 4.550.000 200 25.500 5.100.000 75 35.000 2.625.000 155 35.000 5.425.000 130 35.000 4.550.000 0 0,00 0,00 16 25.500 408.000 184 25.500 4.692.000 184 25.500 4.692.000 500 25.000 12.500.000 0 0,00 0,00 25.000 5.850.000 0 0,00 0,00 279 25.000 6.975.000 0 0,00 0,00 242 25.000 6.050.000 12.500.000 184 25.500 4.692.000 266 25.000 6.650.000 234 -45 25.000 -1.125.000 37 25.000 925.000 41 27/02/2024 TOTAL 50 700 25.000 17.600.000 868 PEMBELIAN 1.250.000 192 25.000 4.800.000 25.400.000 192 25.000 4.800.000 HARGA POKOK PERSEDIAAN AKHIR PENJUALAN Gambar 4 18 Metode Perprtual FIFO 2 Persediaan awal 1 Februari 2024 : Rp 12.600.000,00 Pembelian selama bulan Februari 2024 : Rp 17.600.000,00 Persediaan tersedia dijual : Rp 30.200.000,00 Persediaan akhir 29 Februari 2024 : (Rp 4.800.000,00) Harga Pokok Penjualan : Rp 25.400.000,00 Pada tanggal 29 Februari 2024 dilakukan perhitungan laba kotor pada boba hitam dengan menggunakan sistem periodik, yaitu : Penjualan : Rp 28.800.000,00 Harga Pokok Penjualan : Rp 25.400.000,00 Laba Kotor : Rp3.400.000,00 Jurnalnya : a. Jurnal pembelian untuk mencatat persediaan barang masuk Persediaan barang Rp 17.600.000,00 Hutang Dagang/Kas b. Rp 17.600.000,00 Jurnal penjualan untuk mencatat persediaan barang yang keluar Piutang Dagang/Kas Rp 28.800.000,00 Penjualan Rp 28.800.000,00 Harga Pokok Penjualan Rp 25.400.000,00 Persediaan Barang 42 Rp 25.400.000,00 Perusahaan dapat mengetahui jumlah persediaan yang ada setiap saat apabila diperlukan dengan menyajikan data dari setiap transaksi pemasukan maupun pengeluaran persediaan barang secara lengkap dan akurat. Pencatatan persediaan yang dilakukan gudang Semesta Group yaitu dilakukan dengan sistem perpetual dan periodik walaupun secara kebijakan akuntansi perusahaan tersebut ditekankan menggunakan sistem periodik. Penilaian persediaan pada gudang Semesta Group menggunakan metode FIFO. 4.2.4. Pemeliharaan dan Pengelolaan Persediaan Barang Dagang di Gudang Semesta Group Persediaan pada gudang Semesta Group harus melewati tahapan pemeliharaan dan pengelolaan persediaannya hal ini dilakukan untuk mencegah dari kerugian akan barang persediaan yang tidak terawat. Kegiatan pergudangan di Semesta Group tidak dapat dipisahkan dari administrasi, pergudangan secara tertib dan benar, karena administrasi pergudangan dapat dijadikan instrumen pengawasan dan pengendalian dalam pengelolaan gudang, dengan adanya sistem administrasi pergudangan yang benar keberadaan barang setiap saat dapat dicek, baik berkaitan dengan nama, jenis, spesifikasi, jumlah dan mutasi, bukti jumlah persediaan, maupun nilai logistik yang ada di gudang. Bagi petugas gudang, administrasi pergudangan juga dapat digunakan sebagai alat pertanggung jawaban dalam pengelolaan pergudangan yang di bebankan kepadanya. Karyawan yang berada di gudang khususnya divisi purchasing harus melengkapi sistem administrasi pergudangan dengan menyediakan buku penerimaan barang, buku pengeluaran barang, surat jalan, delivery order, dan barang bukti lain yang berkaitan dengan keluar masuknya barang yang berada di gudang Semesta Group. 43 1. Penerimaan Barang Karyawan gudang Semesta Group divisi purchasing memiliki buku penerimaan barang dagang, buku tersebut berisikan informasi yang berkaitan dengan jenis dan spesifikasi barang, tanggal penerimaan, jumlah barang, harga, dan jumlah total dari barang yang diterimanya. Di samping itu setiap terjadinya penerimaan barang yang dicatat harus didukung dengan bukti-bukti seperti surat jalan, resi, ataupun faktur. Jika semua sudah memenuhi syarat barang tersebut disimpan di tempat khusus yang akan diserahkan ke divisi inbound untuk diolah/di-repack kembali. Gambar 4 19 Surat Jalan 1 Gambar 4 20 Nota Pembelian 1 44 Gambar 4 21 Faktur Pajak 1 2. Pengeluaran Barang Pada pengeluaran barang di gudang Semesta Group harus dicatat dan diinputkan pada sistem aplikasi akuntansi, selain itu admin gudang harus mempersiapkan bukti pendukung barang keluar seperti surat jalan, nota penjualan, resi dan pendukung lainnya. Akibat dari barang keluar ini admin gudang harus menghitung kembali barang secara fisik setiap jam 14.00 WIB untuk memastikan perhitungan secara fisik maupun sistem harus sama. 3. Penataan Barang Penataan barang di gudang merupakan bagian penting yang harus diperhatikan. Karyawan gudang harus memaksimalkan tata ruang gudang semaksimal mungkin agar proses pelaksanaan operasional gudang dapat berjalan dengan lancar. Ada beberapa yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut : a. Jarak Jarak antar barang dan ruang dipergunakan sebaik mungkin, barang sejenis atau barang brand tertentu diletakkan secara berdekatan, hal ini mempermudah karyawan dalam mencari dan mengambil barang yang dipesan oleh pelanggan. b. Mengalirnya Kegiatan Kegiatan pengaturan barang persediaan di gudang diurutkan dengan teratur dari satu tempat ke tempat yang lain dengan metode FIFO (first in first out) yaitu dimana barang yang masuk pertama harus keluar di urutan pertama juga. 45 4. Tempat penyimpanan Tempat penyimpanan barang persediaan di gudang Semesta Group yaitu membutuhkan rak, kardus, dan etalase bagi masingbasing barang yang disimpan dalam kategori sesuai dengan brand masing-masing. Gambar 4 22 Penataan Barang Gudang 1 Gambar 4 23 Penataan Barang Gudang 1 46 5. Pengawasan Barang Pengawasan persediaan barang dagang dilakukan secara berkala mmeliputi : a. Mengecek barang dan melaksanakan kebersihan gudang sebelum jam kegiatan operasional dimulai. b. Menjaga gudang dari atap yang bocor, air yang merembes, hewan seperti tikus, kucing, serangga, dll. c. Menghindari penempatan barang yang mempengaruhi dan menyebabkan penurunan kualitas dan kerusakan terhadap barang. d. Cek instalasi listrik secara berkala, mematikan listrik pusat ketika jam operasional sudah selesai. e. Memberikan alas pada barang agar barang tidak mudah rusak. f. Melakukan kegiatan sesuai dengan SOP seperti memakai sarung tangan, penutup kepala, dan baju khusus ketika berpegangan dengan barang persediaan. g. Menyediakan alat kebakaran di setiap sudut ruang. h. Cek barang secara berkala dari barang yang rusak, kadaluwarsa, dan tidak layak dijual. i. Mempertahankan barang tetap rapi sesuai dengan tempatnya agar mempermudah karyawan bagian outbound mengambil barang. j. Barang yang sudah sesuai dengan tempatnya atau display dilaporkan jumlahnya setiap hari kepada kepala gudang divisi purchasing. 47 BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Kebijakan akuntansi yang diterapkan pada gudang Semesta Group telah berjalan sesuai dengan strandar akuntansi persediaan perusahaan. 2. Gudang semesta Group tidak akan pernah kehabisan stok persediaan barang dagang karena telah diatur sedemikian rupa oleh karyawan atau tim gudang. 3. Pendistribusian serta penjualan barang persediaan gudang Semesta Group dijual kepada pelanggan serta mitra yang sedang menjalankan kerja sama di seluruh Indonesia. 4. Kegiatan operasional Semesta Group dilakukan di gudang tetapi melibatkan beberapa tim karyawan sales dan marketing yang berada di kantor pusat Semesta Group. 5. Metode pencatatan yang diterapkan pada Semesta Group dalam mencatat persediaan barang dagang adalah metode periodik yang dilakukan stock opname pada setiap akhir bulannnya, disamping itu juga menerapkan pencatatan secara perpetual guna mempermudah dalam memanajemen barang persediaan agar tidak terjadi kekurangan dan kelebihan pada persediaan. Selain melakukan pencatatan secara manual, Semesta Group juga melakukannya menggunakan aplikasi akuntansi yang telah tersistem keluar masuknya barang yang berada di gudang Semesta Group. 6. Metode penilaian persediaan barang di gudang Semesta Group menggunakan metode FIFO (first in first out) dimana barang yang masuk pertama kali adalah barang yang keluar pertama yang mempunyai maksud barang yang akan kadaluarsa lenoh dahulu, barang itulah yang akan lebih dahulu untuk dijual. 48 7. Pemeliharaan persediaan barang dagang di gudang Semesta Group sudah tertata dengan baik sesuai strandar yang dibuat perusahaan, akan tetapi dalam penerapannya masih harus untuk terus diperbaiki terutama dalam hal kebersihan gudang. 5.2. SARAN Saran yang dapat penulis sampaikan dalam penelitian ini adalah : 1. Tim karyawan di gudang Semesta Group perlu berhati-hati dan teliti dalam pencatatan dan pengimputan persediaan barang dagang, sehingga tidak akan lagi terjadi perselisihan antara barang fisik dengan barang yang berada di sistem aplikasi akuntansi. 2. Perlunya menjaga kebersihan gudang agar terhindar dari kekotoran, hewan, dan factor lain yang dapat menurunkan kualitas barang persediaan yang berada di gudang. 3. Adanya tim karyawan akuntansi yang sangat diperlukan di gudang untuk dapat memantau proses operasionalnya perusahaan di gudang, dan memonitoring setiap kegiatannya. 49 DAFTAR PUSTAKA (Rasun, Novita, 2015) (Timbu, 2021/2022) https://www.gramedia.com/literasi/akuntansi/ https://www.jurnal.id/id/blog/format-laporan-keuangan/ https://www.paper.id/blog/tips-dan-nasihat-umkm/persediaan-barang-dagang/ http://eprints.polsri.ac.id/7110/3/BAB%20II.pdf https://kledo.com/blog/biaya-persediaan-inventory-costing/ https://mekari.com/blog/metode-penilaian-persediaan/ https://pintu.co.id/blog/persediaan-dalam-laporan-keuangan 50