[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
Jurnal Atma Inovasia (JAI) Vol. 2, No. 5, September 2022 Sentra Wisata dan Produk Hasil Pengolahan Sampah Desa Parangtritis p-ISSN: 2775-9385 e-ISSN: 2775-9113 Sentra Wisata dan Produk Hasil Pengolahan Sampah Desa Parangtritis Deni Indra Jaya, Maria Alvalin Harvidia Puspanti, Pasifikus Agleandre Swara Refmasio, Andreanus Figo Mulia Handoyo, Ni Komang Apriliani Selumbung, Elizabeth Narastya Arruma, Gabriella Maylenia Tri Eriyana, I Gede Nyoman Oka Triatmaja, Batara Raja Damanik, Nico Nathanael Sugiarto, Api Adyantari1 Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari No.44, Janti, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Email: api.adyantari@uajy.ac.id Abstract — Tourism Center because Parangtritis Village is one of the destinations for domestic and international tourists when visiting the Special Region of Yogyakarta. Waste processing is carried out with the hope of providing knowledge and helping the community process waste. Therefore, it can be a product that can be sold to improve the economy. This village development research begins by looking for potentials and problems in Parangtritis Village, collecting data from various websites on the internet, designing work programs, and making e-books and videos. After being evaluated, it will be used to create a final report. The work program results are the potential of Parangtritis Village and the plastic processing waste into Ecobricks, which can be the primary material in producing goods and have economic value. Keywords — Ecobrick, Parangtritis, Devotion, Tourism Center Abstrak— Sebagai desa yang terkenal karena daya tarik wisatanya, Desa Parangtritis, Kabupaten Bantul memiliki banyak potensi. Terdapat 2 program kerja yang dilakukan yaitu Potensi Desa dan Pengolahan Sampah. Potensi desa berupa Sentra Wisata karena Desa Parangtritis menjadi salah satu tujuan wisatawan domestik maupun internasional ketika berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengolahan sampah dilakukan dengan harapan untuk memberikan pengetahuan dan membantu masyarakat untuk mengolah sampah agar bisa menjadi produk yang bisa dijual untuk meningkatkan perekonomian. Penelitian pengembangan desa ini dimulai dengan mencari potensi dan masalah yang ada di Desa Parangtritis, dilanjutkan dengan pengumpulan data dari berbagai website di internet, kemudian perancangan program kerja, dilanjutkan dengan pembuatan e-book dan video, dan setelah dievaluasi akan digunakan untuk membuat laporan akhir. Hasil yang dihasilkan dari program kerja yang dilakukan yaitu potensi Desa Parangtritis dan pengolahan sampah plastik menjadi Ecobrick yang dapat menjadi material dasar dalam memproduksi suatu barang dan juga memiliki nilai ekonomis. Kata Kunci— Ecobrick, Parangtritis, Pengabdian, Sentra Wisata I. PENDAHULUAN Penelitian yang berkaitan dengan pengembangan potensi desa dilaksanakan di Desa Parangtritis, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, D.I.Yogyakarta. Kegiatan yang dilakukan yaitu pengembangan potensi desa dan pengolahan sampah plastik. Luaran dari program ini diharapkan dapat mendukung masyarakat dari sisi inovasi produk dan tentunya ekonomi guna mengembangkan Desa Parangtritis lebih jauh. Desa Parangtritis merupakan sebuah desa yang berada di Kapanewon Kretek. Menurut data dari Badan Pusat Statistik [1], Desa Parangtritis adalah desa yang terluas di Kapanewon Kretek. Berpenduduk sebanyak 7.887 jiwa dan memiliki kepadatan penduduk sebesar 664 penduduk per Km2 [2]. Desa Parangtritis terkenal karena memiliki banyak tempat wisata, diantaranya yaitu Pantai Parangtritis, Pantai Parangkusumo, Gumuk Pasir Parangkusumo, dan Pemandian Air Panas Parangwedang [3]. Karena daerahnya yang terkenal sebagai tujuan wisata, Desa Parangtritis hingga tahun 2019 memiliki cukup banyak hotel yaitu sejumlah 58 hotel [1]. Adanya hotel ini sangat krusial karena merupakan tempat singgah wisatawan baik wisatawan domestik maupun internasional. Selain hotel, daerah wisata yang memadai juga sangat penting untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh Desa Parangtritis. Daerah wisata yang ramai pengunjung akan menghasilkan sampah yang cukup banyak. Dari data tahun 2017 berdasarkan keterangan dari Dinas Pariwisata, sampah yang dapat dikumpulkan pihaknya di Pantai Parangtritis saja mencapai 20 ton terutama di musim liburan, belum di pantai-pantai dan objek wisata lainnya [4]. Limbah yang terdapat di Kawasan Desa Parangtritis beragam jenisnya, hasil perhitungan pada tahun 2018 menunjukkan bahwa rata-rata sampah organik yang terkumpul di Pantai Parangtritis adalah 1.974 kg/hari. Sudah disediakan Tempat Pembuangan Sampah (TPS), tetapi karena banyaknya sampah yang terkumpul menyebabkan TPS tersebut kekurangan kapasitas, TPS di Pantai Parangtritis hanya mampu menampung sampah dari Pantai Parangendog, Parangkusumo, dan Parangtritis sendiri. Sedangkan limbah dari Pantai Depok dan lainnya dialihkan ke lahan kosong di sebelah barat Pantai Depok [5]. Melihat data-data tersebut, program kerja pengolahan sampah plastik ini dipilih untuk dilakukan. Pengolahan sampah plastik menjadi Ecobrick menjadi focus tim penulis dalam program kerja ini. Ecobrick ini berguna sebagai material dasar dalam memproduksi suatu barang, membantu mengurangi pemanasan global, dan mampu menjadi suatu komoditas yang mendatangkan keuntungan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Tujuan dari dilakukannya program kerja ini adalah untuk mengembangkan serta meningkatkan potensi desa yang sudah dimiliki Desa Parangtritis. Selain itu, program kerja yang telah dilakukan tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mendapat keuntungan secara ekonomis dan mengurangi menumpuknya sampah plastik di objek-objek wisata yang indah tersebut. II. METODE PENGABDIAN A. Pendahuluan Pelaksanaan Kegiatan Pandemi COVID-19 yang masih menjangkiti Indonesia dan membatasi ruang gerak masyarakat menyebabkan 482 p-ISSN: 2775-9385 e-ISSN: 2775-9113 Jurnal Atma Inovasia (JAI) Vol. 2, No. 5, September 2022 Sentra Wisata dan Produk Hasil Pengolahan Sampah Desa Parangtritis pelaksanaan pengabdian ini dilaksanakan secara daring. Program kerja yang dilakukan kelompok adalah pengembangan potensi desa berupa sentra wisata dan pengolahan sampah plastik. B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan dilakukan di Desa Parangtritis, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul. dilaksanakan dari tanggal 1 Oktober 2021 hingga 30 November 2021. C. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Tahapan atau proses yang dilakukan kelompok untuk menyelesaikan program pengabdian ini yaitu: 1. Identifikasi masalah Tahap ini adalah tahap paling awal yang harus dilakukan. Identifikasi masalah ini penting untuk menentukan masalah atau potensi desa yang bisa dipecahkan maupun dikembangkan oleh kelompok. 2. Pengumpulan data Setelah masalah dan potensi sudah diidentifikasi, selanjutnya adalah pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan secara daring dengan hasil berupa data sekunder yang diambil dari website resmi desa, artikel berita, dan video di internet. Metode ini digunakan karena tim penulis tidak bisa observasi langsung ke lokasi guna pengambilan data primer. Data yang berkaitan dengan pengembangan potensi desa dan pengolahan sampah plastik dikumpulkan pada tahapan ini. 3. 5. Penyusunan Laporan Setelah semua tahapan diatas dilakukan, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat laporan yang siap untuk dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan. D. Studi Literatur Setelah tahapan untuk menyelesaikan pengabdian sudah diapahami, hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah mengumpulkan literatur sebagai referensi dari topik yang akan menjadi pembahasan. Kelompok akan melakukan dua penelitian yaitu, yang pertama mengenai pengembangan potensi desa berupa tempat wisata dan hasil laut dengan membuat sentra wisata. Yang kedua yaitu pengolahan produk yang dihasilkan dari sampah laut non-biological. 1. Potensi Desa a. Pantai ini adalah tujuan wisata pantai yang paling terkenal di Yogyakarta. Pantai ini memiliki luas wilayah sebesar 951,2 Ha, yang menjadikan Pantai Parangtritis memiliki berbagai tawaran aktivitas wisata untuk pegunjung atau wisatawan, baik lokal maupun internasional. b. c. Program kerja potensi des aini menjelaskan berbagai informasi seputar Desa Parangtritis seperti sejarah, fasilitas desa, penduduk, objek wisata, dan kuliner khas desa ini. d. Program kerja buku saku yang dilakukan adalah pengolahan limbah plastik yaitu Ecobrick yang dapat digunakan sebagai material dasar dalam memproduksi suatu barang, membantu mengurangi pemanasan global, dan mampu menjadi suatu komoditas yang mendatangkan keuntungan ekonomi bagi masyarakat sekitar. 4. Evaluasi Hasil Pada tahap ini, semua hasil dari program kerja dievaluasi untuk memastikan apa yang dilakukan sesuai dengan aturan dan kaidah yang berlaku agar usulan yang diberikan layak untuk diterbitkan dan dipublikasikan kepada masyarakat umum. Pemandian Air Panas Parang Wedang Tujuan wisata Pemandian Air Panas Parang Wedang sering kali menjadi jujukan wisata para pengunjung. Berbeda dengan pemandian air panas lainnya yang terletak di dataran tinggi, Pemandian Air panas Parang Wedang terletak di dataran rendah. Hal inilah yang menjadi keunikan pemandian ini. Program Kerja Potensi Desa Program Kerja Buku Saku Pantai Parangkusumo Pantai ini berlokasi tidak jauh dari Pantai Parangtritis dan memiliki objek wisata gumuk pasir yang terbentuk dari fenomena alam berupa pasir yang tertiup angin dan membentuk gundukan. Perancangan Kegiatan Data yang telah dikumpulkan kemudian digunakan untuk membuat perancangan kegiatan yang akan dilakukan kelompok untuk memecahkan masalah dan mengembangkan potensi desa yang telah diidentifikasi sebelumnya. Pantai Parangtritis Kuliner Khas Memiliki area pantai, kuliner yang paling dicari oleh wisatawan di Desa Parangtritis adalah seafood. Uniknya, terdapat satu makanan ringan berupa rempeyek jingking yang merupakan makanan khas di Desa Parangtritis. Rempeyek jingking berbahan dasar kepiting kecil sebagai pengganti kacang yang ada pada rempeyek pada umumnya. e. Mata Pencaharian Penduduk Dengan banyaknya lokasi wisata uang ada di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul memberikan peluang sumber mata pencaharian bagi masyarakat sekitar yakni sebagai penyedia jasa wisata seperti penyewaan 483 Jurnal Atma Inovasia (JAI) Vol. 2, No. 5, September 2022 Sentra Wisata dan Produk Hasil Pengolahan Sampah Desa Parangtritis p-ISSN: 2775-9385 e-ISSN: 2775-9113 hotel, penyewaan tenda dan peralatan berkemah, jasa angkut delman dan ATV, penjual souvenir, dan penjual makanan/kuliner. 2. Pengolahan Sampah Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke pantai tak jarang menimbulkan masalah pencemaran air laut oleh sampah-sampa, terutama sampah plastik atau sampah non-biological. Masalah sampah ini terjadi di sebagian besar pantai yang ada di Indonesia. Di Desa Parangtritis, Pantai Parangtritis merupakan pantai yang paling banyak dikunjungi wisatawan dibanding pantai-pantai lain di Yogyakarta. Terletak di Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul membuat Pantai Parangtrits yang menurut wisatawan paling dekat bila diakses dari Kota Yogyakarta. Maka dari itu pengolahan sampah menjadi solusi yang cukup efektif untuk mengurangi sampahsampah laut yang berasal dari kemasan-kemasan makanan yang kebanyakan merupakan sampah plastik. Sampah-sampah plastik akan diolah menjadi suatu produk berupa produk Ecobrick sebagai pengganti batu bata pada dinding. Ecobrick merupakan botol-botol plastik yang diisi secara padat dengan sampah-sampah plastik. III. HASIL DAN PEMBAHASAN E-Book Potensi Desa Data dicari dan diambil berupa profil dan informasi seputar Kecamatan Kretek yang tersedia di website resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bantul yaitu https://bantulkab.bps.go.id/ . Profil dan informasi ini berguna untuk menggambarkan secara umum kondisi kecamatan, latar belakang penduduk, mata pencaharian penduduk, usia, pendidikan, dan geografi wilayah. Selain dari BPS Kabupaten Bantul, data diambil dari website resmi Desa Parangtritis yaitu di https://parangtritis.bantulkab.go.id/ dan dari berbagai artikel dan website di internet. Gambar 2 Profil Website Desa Parangtritis Sumber: https://parangtritis.bantulkab.go.id/ Setelah mengumpulkan berbagai macam data dari berbagai sumber tersebut, penulis membuat E-Book Potensi Desa yang berisi informasi seputar Desa Parangtritis mulai dari sejarah desa, fasilitas desa, mata pencaharian penduduk, lokasi wisata, kuliner khas, dan jasa wisata yang terdapat di Desa Parangtritis. Menurut sejarah pada awalnya Desa Parangtritis terbagi menjadi dua kelurahan yaitu Kelurahan Sono di sebelah timur dan Kelurahan Grogol di sebelah barat. Karena lahan persawahan yang luas dan objek wisata Pantai Parangtritis menyebabkan Kelurahan Sono lebih berkembang dibanding Kelurahan Grogol hingga pada tahun 1946 Desa Parangtritis terbentuk dari gabungan kedua kelurahan tersebut [2]. Perkembangan ekonomi masyarakat sekitar mulai meningkat ketika pada tahun 1980 jalan utama dan penghubung mulai diaspal dan pada tahun 1989 dibangunlah Jembatan Kretek yang melintasi Sungai Opak dan menghubungkan Desa Parangtritis dengan Desa Donotirto [2]. Fasilitas di Desa Parangtritis terbilang cukup lengkap dengan adanya berbagai lembaga seperti lembaga pemerintahan, lembaga kemasyarakatan, lembaga ekonomi, lembaga Pendidikan, dan lembaga keamanan desa. Prasarana komunikasi, olahraga, peribadatan, dan Kesehatan juga sangat memadai dengan adanya sinyal telepon seluler, berbagai lapangan olahraga, rumah ibadah, dan apotik, puskesmas, dan berbagai tenaga kesehatan [6]. Mata pencaharian penduduk Desa Parangtritis beragam mulai dari jasa angkut delman karena objek-objek wisatanya yang terkenal Sebagian besar merupakan pantai, petani karena pertanian adalah salah satu komoditas desa ini, dan wiraswasta karena desa ini memiliki 55 usaha dalam industry kecil dan menengah. Gambar 1 Profil Badan Pusat Statistika Kabupaten Bantul Sumber: https://bantulkab.bps.go.id/ Desa Parangtritis memiliki berbagai objek wisata tetapi kali ini penulis memilih tiga objek wisata yang terkenal yaitu Pantai Parangtritis, Pantai Prangkusumo, dan Pemandian Air Panas Parang Wedang. Pantai Parangtritis adalah salah satu destinasi wisata paling terkenal di Kawasan Yogyakarta, berjarak 27 Km dari pusat Kota Yogyakarta dan dapat ditempuh dalam waktu 40 menit. Memiliki luas sekitar 951,2 Ha menjadikan pantai ini sebagai pantai terluas di Yogyakarta. Karena luasnya ini Pantai Parangtritis menyediakan berbagai aktivitas wisata bagi para wisatawan. Mulai dari bermain ombak, menikmati 484 p-ISSN: 2775-9385 e-ISSN: 2775-9113 Jurnal Atma Inovasia (JAI) Vol. 2, No. 5, September 2022 Sentra Wisata dan Produk Hasil Pengolahan Sampah Desa Parangtritis sunrise dan sunset, mengelilingi pantai dengan ATV, kuda, dan delman, bermain layangan, hingga berselancar karena ombaknya yang besar menjadikan pantai ini sebagai tempat berselancar yang menyenangkan. Disediakan pula kolam kecil yang dapat digunakan anak-anak untuk bermain air jika ombak dirasa terlalu berbahaya. Di sepanjang garis pantai juga bisa ditemui banyak warung makan yang menyediakan makanan laut yang segar [7]. Gambar 5 Pemandian Air Panas Parang Wedang Sumber: Bantulpedia Gambar 3 Pantai Parangtritis Sumber: Javarove Pantai lain yang tidak kalah indahnya yaitu Pantai Parangkusumo. Ditempuh selama kurang lebih 57 menit dari Kota Jogja membuat pantai ini menjadi lokasi wisata favorit lainnya. Di pantai Parangkusumo terdapat gumuk pasir yang terbentuk karena jatuhnya pasir yang diterbangkan oleh angin. Gumuk ini kerap kali diguankan sebagai tempat untuk melakukan prewedding photoshoot ataupun sekedar berfoto ria bersama teman dan sanak saudara. Keberadaan gumuk pasir ini menjadikan Pantai Parangkusumo mendapat julukan Sahara van Java [8]. Selain gumuk pasirnya yang cantik, Pantai Parangkusumo terkenal karena legenda dan mitosnya. Konon pantai ini adalah tempat bertemunya Ratu Laut Selatan dengan Panembahan Senopati yang merupakan pendiri Kesultanan Mataram. Mitos dan keindahan yang melingkupi Pantai Parangkusumo ini menjadikannya sangat sayang untuk dilewatkan [9]. Gambar 4 Gumuk Pasir Pantai Parangkusumo Sumber: Pegipegi.com Objek wisata berikutnya adalah Pemandian Air Panas Parang Wedang. Pemandian air panas ini unik karena terletak di dataran rendah sedangkan sumber air panas pada umumnya terletak di dataran tinggi. Pemandian Air Panas Parang Wedang kerap kali dikunjungi oleh wisatawan yang berniat untuk berobat ataupun sekedar relaksasi [10]. Desa Parangtritis memiliki jajanan khas yang dapat dijadikan oleh-oleh bagi para wisatawan. Jajajan tersebut adalah rempeyek jingking. Rempeyek ini menjadi khas karena menggunakan jingking atau kepiting kecil sebagai pengganti kacang atau kedelai. Makanan ini umumnya dijajakan oleh pedagang asongan di sepanjang garis pantai. Rempeyek jingking menjadi langka karena sulitnya mendapatkan jingking itu sendiri. Jingking hanya bisa didapatkan ketika musim-musim tertentu. Gambar 6 Rempeyek Jingking Sumber: Google Image Desa Parangtritis dengan destinasi wisata pantai, gumuk pasir, dan pemandian air panas telah membuka banyak peluang mata pencaharian bagi penduduk sekitar untuk meningkatkan perekonomian. Dengan adanya sentra wisata, maka hal ini dapat semakin memfasilitasi masyarakat desa untuk kegiatan jual beli. Adanya sentra wisata juga akan mempermudah wsiatawan/pengunjung untuk mencari kebutuhan oleh-oleh dan kuliner khas yang ada di Desa Parangtritis. Sentra wisata dapat menampung kegiatan penjualan souvernir, makanan tradisional, hasil laut berupa ikan, udang, cumi-cumi, dan kepiting, serta penyedia jasa olahan hasil laut yang dimasak dan disajikan di tempat. Sehingga wisatawan dapat membeli beraneka macam oleh-oleh, makanan khas sekaligus melakukan wisata kuliner di tempat yang sama. Buku Saku Pengolahan Sampah Pengolahan sampah laut non-biological menjadi Ecobricks yang kelompok pilih sebagai tema buku saku dilatarbelakangi oleh pencemaran laut oleh sampah-sampah plastik yang semakin meningkat. 485 Jurnal Atma Inovasia (JAI) Vol. 2, No. 5, September 2022 Sentra Wisata dan Produk Hasil Pengolahan Sampah Desa Parangtritis p-ISSN: 2775-9385 e-ISSN: 2775-9113 IV. KESIMPULAN Gambar 7 Lokasi Desa Parangtritis Sumber : Peta Citra Desa Parangtritis Desa Parangtritis merupakan desa yang memiliki beberapa destinasi wisata pantai terutama Pantai Parangtritis yang paling banyak dikunjungi wisatawan luar daerah saat berkunjung ke Yogyakarta. Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke pantai tentunya akan menimbulkan masalah sampah di sekitar pantai. Dengan diolahnya sampah menjadi suatu produk, maka akan membantu mengurangi masalah pencemaran di sekitar pantai. Sampah-sampah plastik akan dikumpulkan dan diolah menjadi Ecobrick. Ecobrick berasal dari kata eco yang memiliki arti lingkungan dan brick yang berarti bata [11]. Secara umum Ecobrick merupakan penggati batu-bata sebagai dinding yang ramah lingkungan. Desa Parangtritis dengan lokasi wisata, terutama pantainya memberikan banyak potensi desa yang dapat terus dikembangkan bersama dengan peningkatan ekonomi masyarakat dari hasil penyedia jasa hotel/penginapan, penyewaan jasa penunggangan delman, penyewaan tenda dan alat berkemah, serta dengan hasil laut yang dapat diolah menjadi berbagai masakan seafood. Dari banyaknya potensi desa akan semakin berkembang dengan sentra wisata yang mewadahi kegiatan jual beli antara penduduk sekitar sebagai penjual/penyedia jasa dengan wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun, dari sekian banyaknya potensi yang dimiliki Desa Parangtritis, tidak akan maju apabila tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia yang baik, terutama penduduk sekitar, terutama demi kemajuan desa, peningkatan, serta perbaikan kualitas ekonomi masyarakat sekitar Desa Parangtritis. Ada banyak hal yang perlu menjadi perhatian dalam pengembangan potensi desa yang ada. Saat sektor pariwisata semakin meningkat dan banyak wisatawan yang datang, kebersihan dan kelestarian lingkungan terutama kelestarian laut perlu dijaga, dengan membuang sampah pada tempatnya dan tidak membuang sampah sembarangan di pantai, maupun di laut. Pengelolaan sampah-sampah laut menjadi sangat penting sebagai solusi untuk mengurangi pencemaran dan menjaga kelestarian area sekitar pantai dan juga keberlangsungan kehidupan laut di Pantai Parangtritis. UCAPAN TERIMAKASIH Gambar 8 Ecobrick Sumber : Takaitu Tidak hanya bermanfaat untuk membantu mengurangi sampah dan masalah pemanasan global, Ecobrick juga memiliki nilai ekonomis. Pembuat Ecobrick tidak hanya menghemat dengan menggunakan Ecobrick sebagai pengganti batu bata atau batako, tetapi juga dapat dijual di berbagai platform penjualan online. Ecobrick dibuat dari botol plastik umumnya berukuran 500 sampai 600 ml yang diisi dengan limbah non-biological untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali dan membantu mewujudkan slogan reduce-reuse. Dengan Ecobrick, sampah plastic yang tersimpan di dalam botol akan berguna dan mengurangi kegiatan pembakaran sampah plastik yang dalam proses pembakarannya akan menghasilkan dan melepaskan gas CO2 yang berpengaruh pada masalah pemasanan global. Terlaksananya penelitian mengenai pengembangan potensi desa melalui sentra wisata dan pengelolaan sampah dengan baik dan lancar tidak terlepas dari doa dan bantuan dari semua individu yang bekerja sama serta berusaha sebaik mungkin dalam proses penyelesaian kegiatan ini. Kami sebagai Penulis berharap informasi yang terdapat dalam jurnal ini bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5] [6] BPS Kabupaten Bantul, Kecamatan Kretek Dalam Angka 2020. 2020. Kalurahan Parangtritis, “Website Kalurahan PARANGTRITIS.” https://parangtritis.bantulkab.go.id/first (accessed Nov. 03, 2021). Wikipedia, “Parangtritis, Kretek, Bantul - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,” 2021. https://id.wikipedia.org/wiki/Parangtritis,_Kretek,_Bantul (accessed Nov. 02, 2021). Pengolah Sampah, “Sampah di Pantai Parangtritis Bisa Mencapai 20 Ton - Pengolah Sampah,” Jun. 27, 2017. https://pengolahsampah.com/sampah-di-pantai-parangtritis-bisamencapai-20-ton/ (accessed Nov. 03, 2021). S. Ma’arif, “Potensi Energi Listrik Hasil Gasifikasi Sampah Organik dari Wisatawan di Pantai Parangtritis,” in Prosiding Konferensi Nasional Engineering Perhotelan X, 2019, pp. 405– 409. N. Andarwanto, “Daftar Isian Potensi Desa dan Kelurahan,” Nov. 486 Jurnal Atma Inovasia (JAI) Vol. 2, No. 5, September 2022 Sentra Wisata dan Produk Hasil Pengolahan Sampah Desa Parangtritis [7] [8] [9] [10] [11] 2020. Dewi, “PANTAI PARANGTRITIS Tiket & Aktivitas Seru November 2021 - TravelsPromo,” Oct. 21, 2021. https://travelspromo.com/htm-wisata/pantai-parangtritis-bantul/ (accessed Nov. 12, 2021). Traveloka Team, “Pantai Parangkusumo, Keindahan Panorama Berbalut Legenda,” Jan. 12, 2020. https://www.traveloka.com/enid/explore/destination/pantai-parangkusumo-keindahanpanorama-berbalut-legenda/15863 (accessed Nov. 12, 2021). N. Yuniar, “Pantai Parangkusumo dan kisah Kanjeng Ratu Kidul - ANTARA News,” Aug. 15, 2020. https://www.antaranews.com/berita/1670838/pantaiparangkusumo-dan-kisah-kanjeng-ratu-kidul (accessed Nov. 16, 2021). JogjaKita, “Pemandian Air Hangat Parang Wedang, Badan segar Cuma dengan 4.000.” https://jogjakita.co.id/pemandian-airhangat-parang-wedang/ (accessed Nov. 12, 2021). I. Avicenna, “KKP | Kementerian Kelautan dan Perikanan,” Jun. 25, 2019. https://kkp.go.id/djprl/bkkpnkupang/artikel/11508pengelolaan-sampah-plastik-yang-mudah-dan-murah-melaluiEcobrick (accessed Nov. 15, 2021). p-ISSN: 2775-9385 e-ISSN: 2775-9113 I Gede Nyoman Oka Triatmaja, prodi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Batara Raja Damanik, prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Nico Nathanael Sugiarto, prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. PENULIS Deni Indra Jaya, prodi Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Api Adyantari, S.A., M.B.A., Dosen prodi Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Maria Alvalin Harvidia Puspanti, prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Pasifikus Agleandre Swara Refmasio, prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Andreanus Figo Mulia Handoyo, prodi Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Ni Komang Apriliani Selumbung, prodi Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Elizabeth Narastya Arruma, prodi Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Gabriella Maylenia Tri Eriyana, prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 487