Jurnal Atma Inovasia (JAI)
Vol. 2, No. 5, September 2022
Sentra Wisata dan Produk Hasil Pengolahan Sampah Desa Parangtritis
p-ISSN: 2775-9385
e-ISSN: 2775-9113
Sentra Wisata dan Produk Hasil Pengolahan Sampah Desa Parangtritis
Deni Indra Jaya, Maria Alvalin Harvidia Puspanti, Pasifikus Agleandre Swara Refmasio, Andreanus Figo Mulia Handoyo, Ni Komang
Apriliani Selumbung, Elizabeth Narastya Arruma, Gabriella Maylenia Tri Eriyana, I Gede Nyoman Oka Triatmaja, Batara Raja Damanik,
Nico Nathanael Sugiarto, Api Adyantari1
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Babarsari No.44, Janti, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Email: api.adyantari@uajy.ac.id
Abstract — Tourism Center because Parangtritis Village is one of
the destinations for domestic and international tourists when
visiting the Special Region of Yogyakarta. Waste processing is
carried out with the hope of providing knowledge and helping the
community process waste. Therefore, it can be a product that can be
sold to improve the economy. This village development research
begins by looking for potentials and problems in Parangtritis
Village, collecting data from various websites on the internet,
designing work programs, and making e-books and videos. After
being evaluated, it will be used to create a final report. The work
program results are the potential of Parangtritis Village and the
plastic processing waste into Ecobricks, which can be the primary
material in producing goods and have economic value.
Keywords — Ecobrick, Parangtritis, Devotion, Tourism Center
Abstrak— Sebagai desa yang terkenal karena daya tarik wisatanya,
Desa Parangtritis, Kabupaten Bantul memiliki banyak potensi.
Terdapat 2 program kerja yang dilakukan yaitu Potensi Desa dan
Pengolahan Sampah. Potensi desa berupa Sentra Wisata karena
Desa Parangtritis menjadi salah satu tujuan wisatawan domestik
maupun internasional ketika berkunjung ke Daerah Istimewa
Yogyakarta. Pengolahan sampah dilakukan dengan harapan untuk
memberikan pengetahuan dan membantu masyarakat untuk
mengolah sampah agar bisa menjadi produk yang bisa dijual untuk
meningkatkan perekonomian. Penelitian pengembangan desa ini
dimulai dengan mencari potensi dan masalah yang ada di Desa
Parangtritis, dilanjutkan dengan pengumpulan data dari berbagai
website di internet, kemudian perancangan program kerja,
dilanjutkan dengan pembuatan e-book dan video, dan setelah
dievaluasi akan digunakan untuk membuat laporan akhir. Hasil yang
dihasilkan dari program kerja yang dilakukan yaitu potensi Desa
Parangtritis dan pengolahan sampah plastik menjadi Ecobrick yang
dapat menjadi material dasar dalam memproduksi suatu barang dan
juga memiliki nilai ekonomis.
Kata Kunci— Ecobrick, Parangtritis, Pengabdian, Sentra Wisata
I. PENDAHULUAN
Penelitian yang berkaitan dengan pengembangan potensi
desa dilaksanakan di Desa Parangtritis, Kapanewon Kretek,
Kabupaten Bantul, D.I.Yogyakarta. Kegiatan yang dilakukan
yaitu pengembangan potensi desa dan pengolahan sampah
plastik. Luaran dari program ini diharapkan dapat mendukung
masyarakat dari sisi inovasi produk dan tentunya ekonomi
guna mengembangkan Desa Parangtritis lebih jauh.
Desa Parangtritis merupakan sebuah desa yang berada di
Kapanewon Kretek. Menurut data dari Badan Pusat Statistik
[1], Desa Parangtritis adalah desa yang terluas di Kapanewon
Kretek. Berpenduduk sebanyak 7.887 jiwa dan memiliki
kepadatan penduduk sebesar 664 penduduk per Km2 [2].
Desa Parangtritis terkenal karena memiliki banyak tempat
wisata, diantaranya yaitu Pantai Parangtritis, Pantai
Parangkusumo, Gumuk Pasir Parangkusumo, dan Pemandian
Air Panas Parangwedang [3]. Karena daerahnya yang terkenal
sebagai tujuan wisata, Desa Parangtritis hingga tahun 2019
memiliki cukup banyak hotel yaitu sejumlah 58 hotel [1].
Adanya hotel ini sangat krusial karena merupakan tempat
singgah wisatawan baik wisatawan domestik maupun
internasional. Selain hotel, daerah wisata yang memadai juga
sangat penting untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki
oleh Desa Parangtritis.
Daerah wisata yang ramai pengunjung akan menghasilkan
sampah yang cukup banyak. Dari data tahun 2017 berdasarkan
keterangan dari Dinas Pariwisata, sampah yang dapat
dikumpulkan pihaknya di Pantai Parangtritis saja mencapai 20
ton terutama di musim liburan, belum di pantai-pantai dan
objek wisata lainnya [4]. Limbah yang terdapat di Kawasan
Desa Parangtritis beragam jenisnya, hasil perhitungan pada
tahun 2018 menunjukkan bahwa rata-rata sampah organik
yang terkumpul di Pantai Parangtritis adalah 1.974 kg/hari.
Sudah disediakan Tempat Pembuangan Sampah (TPS), tetapi
karena banyaknya sampah yang terkumpul menyebabkan TPS
tersebut kekurangan kapasitas, TPS di Pantai Parangtritis
hanya mampu menampung sampah dari Pantai Parangendog,
Parangkusumo, dan Parangtritis sendiri. Sedangkan limbah
dari Pantai Depok dan lainnya dialihkan ke lahan kosong di
sebelah barat Pantai Depok [5].
Melihat data-data tersebut, program kerja pengolahan
sampah plastik ini dipilih untuk dilakukan. Pengolahan
sampah plastik menjadi Ecobrick menjadi focus tim penulis
dalam program kerja ini. Ecobrick ini berguna sebagai
material dasar dalam memproduksi suatu barang, membantu
mengurangi pemanasan global, dan mampu menjadi suatu
komoditas yang mendatangkan keuntungan ekonomi bagi
masyarakat sekitar.
Tujuan dari dilakukannya program kerja ini adalah untuk
mengembangkan serta meningkatkan potensi desa yang sudah
dimiliki Desa Parangtritis. Selain itu, program kerja yang telah
dilakukan tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat
untuk mendapat keuntungan secara ekonomis dan mengurangi
menumpuknya sampah plastik di objek-objek wisata yang
indah tersebut.
II. METODE PENGABDIAN
A. Pendahuluan Pelaksanaan Kegiatan
Pandemi COVID-19 yang masih menjangkiti Indonesia
dan membatasi ruang gerak masyarakat menyebabkan
482
p-ISSN: 2775-9385
e-ISSN: 2775-9113
Jurnal Atma Inovasia (JAI)
Vol. 2, No. 5, September 2022
Sentra Wisata dan Produk Hasil Pengolahan Sampah Desa Parangtritis
pelaksanaan pengabdian ini dilaksanakan secara daring.
Program kerja yang dilakukan kelompok adalah
pengembangan potensi desa berupa sentra wisata dan
pengolahan sampah plastik.
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan dilakukan di Desa Parangtritis, Kapanewon
Kretek, Kabupaten Bantul. dilaksanakan dari tanggal 1
Oktober 2021 hingga 30 November 2021.
C. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan atau proses yang dilakukan kelompok untuk
menyelesaikan program pengabdian ini yaitu:
1.
Identifikasi masalah
Tahap ini adalah tahap paling awal yang harus
dilakukan. Identifikasi masalah ini penting untuk
menentukan masalah atau potensi desa yang bisa
dipecahkan maupun dikembangkan oleh kelompok.
2.
Pengumpulan data
Setelah masalah dan potensi sudah diidentifikasi,
selanjutnya adalah pengumpulan data. Pengumpulan data
dilakukan secara daring dengan hasil berupa data sekunder
yang diambil dari website resmi desa, artikel berita, dan
video di internet. Metode ini digunakan karena tim penulis
tidak bisa observasi langsung ke lokasi guna pengambilan
data primer. Data yang berkaitan dengan pengembangan
potensi desa dan pengolahan sampah plastik dikumpulkan
pada tahapan ini.
3.
5.
Penyusunan Laporan
Setelah semua tahapan diatas dilakukan, maka hal
selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat laporan
yang
siap
untuk
dipublikasikan
dan
dipertanggungjawabkan.
D. Studi Literatur
Setelah tahapan untuk menyelesaikan pengabdian
sudah diapahami, hal yang perlu dilakukan selanjutnya
adalah mengumpulkan literatur sebagai referensi dari
topik yang akan menjadi pembahasan. Kelompok akan
melakukan dua penelitian yaitu, yang pertama mengenai
pengembangan potensi desa berupa tempat wisata dan
hasil laut dengan membuat sentra wisata. Yang kedua
yaitu pengolahan produk yang dihasilkan dari sampah laut
non-biological.
1.
Potensi Desa
a.
Pantai ini adalah tujuan wisata pantai yang
paling terkenal di Yogyakarta. Pantai ini
memiliki luas wilayah sebesar 951,2 Ha, yang
menjadikan Pantai Parangtritis memiliki
berbagai tawaran aktivitas wisata untuk
pegunjung atau wisatawan, baik lokal maupun
internasional.
b.
c.
Program kerja potensi des aini menjelaskan berbagai
informasi seputar Desa Parangtritis seperti sejarah,
fasilitas desa, penduduk, objek wisata, dan kuliner khas
desa ini.
d.
Program kerja buku saku yang dilakukan adalah
pengolahan limbah plastik yaitu Ecobrick yang dapat
digunakan sebagai material dasar dalam memproduksi
suatu barang, membantu mengurangi pemanasan global,
dan mampu menjadi suatu komoditas yang mendatangkan
keuntungan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
4.
Evaluasi Hasil
Pada tahap ini, semua hasil dari program kerja
dievaluasi untuk memastikan apa yang dilakukan sesuai
dengan aturan dan kaidah yang berlaku agar usulan yang
diberikan layak untuk diterbitkan dan dipublikasikan
kepada masyarakat umum.
Pemandian Air Panas Parang Wedang
Tujuan wisata Pemandian Air Panas Parang
Wedang sering kali menjadi jujukan wisata para
pengunjung. Berbeda dengan pemandian air
panas lainnya yang terletak di dataran tinggi,
Pemandian Air panas Parang Wedang terletak di
dataran rendah. Hal inilah yang menjadi
keunikan pemandian ini.
Program Kerja Potensi Desa
Program Kerja Buku Saku
Pantai Parangkusumo
Pantai ini berlokasi tidak jauh dari Pantai
Parangtritis dan memiliki objek wisata gumuk
pasir yang terbentuk dari fenomena alam berupa
pasir yang tertiup angin dan membentuk
gundukan.
Perancangan Kegiatan
Data yang telah dikumpulkan kemudian digunakan
untuk membuat perancangan kegiatan yang akan
dilakukan kelompok untuk memecahkan masalah dan
mengembangkan potensi desa yang telah diidentifikasi
sebelumnya.
Pantai Parangtritis
Kuliner Khas
Memiliki area pantai, kuliner yang paling
dicari oleh wisatawan di Desa Parangtritis adalah
seafood. Uniknya, terdapat satu makanan ringan
berupa rempeyek jingking yang merupakan
makanan khas di Desa Parangtritis. Rempeyek
jingking berbahan dasar kepiting kecil sebagai
pengganti kacang yang ada pada rempeyek pada
umumnya.
e.
Mata Pencaharian Penduduk
Dengan banyaknya lokasi wisata uang ada
di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek,
Kabupaten Bantul memberikan peluang sumber
mata pencaharian bagi masyarakat sekitar yakni
sebagai penyedia jasa wisata seperti penyewaan
483
Jurnal Atma Inovasia (JAI)
Vol. 2, No. 5, September 2022
Sentra Wisata dan Produk Hasil Pengolahan Sampah Desa Parangtritis
p-ISSN: 2775-9385
e-ISSN: 2775-9113
hotel, penyewaan tenda dan peralatan berkemah,
jasa angkut delman dan ATV, penjual souvenir,
dan penjual makanan/kuliner.
2.
Pengolahan Sampah
Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke pantai tak
jarang menimbulkan masalah pencemaran air laut
oleh sampah-sampa, terutama sampah plastik atau
sampah non-biological. Masalah sampah ini terjadi di
sebagian besar pantai yang ada di Indonesia. Di Desa
Parangtritis, Pantai Parangtritis merupakan pantai
yang paling banyak dikunjungi wisatawan dibanding
pantai-pantai lain di Yogyakarta. Terletak di
Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul membuat
Pantai Parangtrits yang menurut wisatawan paling
dekat bila diakses dari Kota Yogyakarta.
Maka dari itu pengolahan sampah menjadi solusi
yang cukup efektif untuk mengurangi sampahsampah laut yang berasal dari kemasan-kemasan
makanan yang kebanyakan merupakan sampah
plastik. Sampah-sampah plastik akan diolah menjadi
suatu produk berupa produk Ecobrick sebagai
pengganti batu bata pada dinding. Ecobrick
merupakan botol-botol plastik yang diisi secara padat
dengan sampah-sampah plastik.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
E-Book Potensi Desa
Data dicari dan diambil berupa profil dan informasi
seputar Kecamatan Kretek yang tersedia di website resmi
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bantul yaitu
https://bantulkab.bps.go.id/ . Profil dan informasi ini berguna
untuk menggambarkan secara umum kondisi kecamatan, latar
belakang penduduk, mata pencaharian penduduk, usia,
pendidikan, dan geografi wilayah. Selain dari BPS Kabupaten
Bantul, data diambil dari website resmi Desa Parangtritis yaitu
di https://parangtritis.bantulkab.go.id/ dan dari berbagai
artikel dan website di internet.
Gambar 2 Profil Website Desa Parangtritis
Sumber: https://parangtritis.bantulkab.go.id/
Setelah mengumpulkan berbagai macam data dari
berbagai sumber tersebut, penulis membuat E-Book Potensi
Desa yang berisi informasi seputar Desa Parangtritis mulai
dari sejarah desa, fasilitas desa, mata pencaharian penduduk,
lokasi wisata, kuliner khas, dan jasa wisata yang terdapat di
Desa Parangtritis.
Menurut sejarah pada awalnya Desa Parangtritis terbagi
menjadi dua kelurahan yaitu Kelurahan Sono di sebelah timur
dan Kelurahan Grogol di sebelah barat. Karena lahan
persawahan yang luas dan objek wisata Pantai Parangtritis
menyebabkan Kelurahan Sono lebih berkembang dibanding
Kelurahan Grogol hingga pada tahun 1946 Desa Parangtritis
terbentuk dari gabungan kedua kelurahan tersebut [2].
Perkembangan ekonomi masyarakat sekitar mulai
meningkat ketika pada tahun 1980 jalan utama dan
penghubung mulai diaspal dan pada tahun 1989 dibangunlah
Jembatan Kretek yang melintasi Sungai Opak dan
menghubungkan Desa Parangtritis dengan Desa Donotirto [2].
Fasilitas di Desa Parangtritis terbilang cukup lengkap
dengan adanya berbagai lembaga seperti lembaga
pemerintahan, lembaga kemasyarakatan, lembaga ekonomi,
lembaga Pendidikan, dan lembaga keamanan desa. Prasarana
komunikasi, olahraga, peribadatan, dan Kesehatan juga sangat
memadai dengan adanya sinyal telepon seluler, berbagai
lapangan olahraga, rumah ibadah, dan apotik, puskesmas, dan
berbagai tenaga kesehatan [6].
Mata pencaharian penduduk Desa Parangtritis beragam
mulai dari jasa angkut delman karena objek-objek wisatanya
yang terkenal Sebagian besar merupakan pantai, petani karena
pertanian adalah salah satu komoditas desa ini, dan
wiraswasta karena desa ini memiliki 55 usaha dalam industry
kecil dan menengah.
Gambar 1 Profil Badan Pusat Statistika Kabupaten Bantul
Sumber: https://bantulkab.bps.go.id/
Desa Parangtritis memiliki berbagai objek wisata tetapi
kali ini penulis memilih tiga objek wisata yang terkenal yaitu
Pantai Parangtritis, Pantai Prangkusumo, dan Pemandian Air
Panas Parang Wedang.
Pantai Parangtritis adalah salah satu destinasi wisata
paling terkenal di Kawasan Yogyakarta, berjarak 27 Km dari
pusat Kota Yogyakarta dan dapat ditempuh dalam waktu 40
menit. Memiliki luas sekitar 951,2 Ha menjadikan pantai ini
sebagai pantai terluas di Yogyakarta. Karena luasnya ini
Pantai Parangtritis menyediakan berbagai aktivitas wisata
bagi para wisatawan. Mulai dari bermain ombak, menikmati
484
p-ISSN: 2775-9385
e-ISSN: 2775-9113
Jurnal Atma Inovasia (JAI)
Vol. 2, No. 5, September 2022
Sentra Wisata dan Produk Hasil Pengolahan Sampah Desa Parangtritis
sunrise dan sunset, mengelilingi pantai dengan ATV, kuda,
dan delman, bermain layangan, hingga berselancar karena
ombaknya yang besar menjadikan pantai ini sebagai tempat
berselancar yang menyenangkan. Disediakan pula kolam kecil
yang dapat digunakan anak-anak untuk bermain air jika
ombak dirasa terlalu berbahaya. Di sepanjang garis pantai juga
bisa ditemui banyak warung makan yang menyediakan
makanan laut yang segar [7].
Gambar 5 Pemandian Air Panas Parang Wedang
Sumber: Bantulpedia
Gambar 3 Pantai Parangtritis
Sumber: Javarove
Pantai lain yang tidak kalah indahnya yaitu Pantai
Parangkusumo. Ditempuh selama kurang lebih 57 menit dari
Kota Jogja membuat pantai ini menjadi lokasi wisata favorit
lainnya. Di pantai Parangkusumo terdapat gumuk pasir yang
terbentuk karena jatuhnya pasir yang diterbangkan oleh angin.
Gumuk ini kerap kali diguankan sebagai tempat untuk
melakukan prewedding photoshoot ataupun sekedar berfoto
ria bersama teman dan sanak saudara. Keberadaan gumuk
pasir ini menjadikan Pantai Parangkusumo mendapat julukan
Sahara van Java [8]. Selain gumuk pasirnya yang cantik,
Pantai Parangkusumo terkenal karena legenda dan mitosnya.
Konon pantai ini adalah tempat bertemunya Ratu Laut Selatan
dengan Panembahan Senopati yang merupakan pendiri
Kesultanan Mataram. Mitos dan keindahan yang melingkupi
Pantai Parangkusumo ini menjadikannya sangat sayang untuk
dilewatkan [9].
Gambar 4 Gumuk Pasir Pantai Parangkusumo
Sumber: Pegipegi.com
Objek wisata berikutnya adalah Pemandian Air Panas
Parang Wedang. Pemandian air panas ini unik karena terletak
di dataran rendah sedangkan sumber air panas pada umumnya
terletak di dataran tinggi. Pemandian Air Panas Parang
Wedang kerap kali dikunjungi oleh wisatawan yang berniat
untuk berobat ataupun sekedar relaksasi [10].
Desa Parangtritis memiliki jajanan khas yang dapat
dijadikan oleh-oleh bagi para wisatawan. Jajajan tersebut
adalah rempeyek jingking. Rempeyek ini menjadi khas karena
menggunakan jingking atau kepiting kecil sebagai pengganti
kacang atau kedelai. Makanan ini umumnya dijajakan oleh
pedagang asongan di sepanjang garis pantai. Rempeyek
jingking menjadi langka karena sulitnya mendapatkan
jingking itu sendiri. Jingking hanya bisa didapatkan ketika
musim-musim tertentu.
Gambar 6 Rempeyek Jingking
Sumber: Google Image
Desa Parangtritis dengan destinasi wisata pantai, gumuk
pasir, dan pemandian air panas telah membuka banyak
peluang mata pencaharian bagi penduduk sekitar untuk
meningkatkan perekonomian. Dengan adanya sentra wisata,
maka hal ini dapat semakin memfasilitasi masyarakat desa
untuk kegiatan jual beli. Adanya sentra wisata juga akan
mempermudah wsiatawan/pengunjung untuk mencari
kebutuhan oleh-oleh dan kuliner khas yang ada di Desa
Parangtritis.
Sentra wisata dapat menampung kegiatan penjualan
souvernir, makanan tradisional, hasil laut berupa ikan, udang,
cumi-cumi, dan kepiting, serta penyedia jasa olahan hasil laut
yang dimasak dan disajikan di tempat. Sehingga wisatawan
dapat membeli beraneka macam oleh-oleh, makanan khas
sekaligus melakukan wisata kuliner di tempat yang sama.
Buku Saku Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah laut non-biological menjadi
Ecobricks yang kelompok pilih sebagai tema buku saku
dilatarbelakangi oleh pencemaran laut oleh sampah-sampah
plastik yang semakin meningkat.
485
Jurnal Atma Inovasia (JAI)
Vol. 2, No. 5, September 2022
Sentra Wisata dan Produk Hasil Pengolahan Sampah Desa Parangtritis
p-ISSN: 2775-9385
e-ISSN: 2775-9113
IV. KESIMPULAN
Gambar 7 Lokasi Desa Parangtritis
Sumber : Peta Citra Desa Parangtritis
Desa Parangtritis merupakan desa yang memiliki beberapa
destinasi wisata pantai terutama Pantai Parangtritis yang
paling banyak dikunjungi wisatawan luar daerah saat
berkunjung ke Yogyakarta. Banyaknya wisatawan yang
berkunjung ke pantai tentunya akan menimbulkan masalah
sampah di sekitar pantai. Dengan diolahnya sampah menjadi
suatu produk, maka akan membantu mengurangi masalah
pencemaran di sekitar pantai. Sampah-sampah plastik akan
dikumpulkan dan diolah menjadi Ecobrick.
Ecobrick berasal dari kata eco yang memiliki arti
lingkungan dan brick yang berarti bata [11]. Secara umum
Ecobrick merupakan penggati batu-bata sebagai dinding yang
ramah lingkungan.
Desa Parangtritis dengan lokasi wisata, terutama
pantainya memberikan banyak potensi desa yang dapat terus
dikembangkan bersama dengan peningkatan ekonomi
masyarakat dari hasil penyedia jasa hotel/penginapan,
penyewaan jasa penunggangan delman, penyewaan tenda dan
alat berkemah, serta dengan hasil laut yang dapat diolah
menjadi berbagai masakan seafood. Dari banyaknya potensi
desa akan semakin berkembang dengan sentra wisata yang
mewadahi kegiatan jual beli antara penduduk sekitar sebagai
penjual/penyedia jasa dengan wisatawan baik wisatawan lokal
maupun mancanegara. Namun, dari sekian banyaknya potensi
yang dimiliki Desa Parangtritis, tidak akan maju apabila tidak
diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia yang baik,
terutama penduduk sekitar, terutama demi kemajuan desa,
peningkatan, serta perbaikan kualitas ekonomi masyarakat
sekitar Desa Parangtritis.
Ada banyak hal yang perlu menjadi perhatian dalam
pengembangan potensi desa yang ada. Saat sektor pariwisata
semakin meningkat dan banyak wisatawan yang datang,
kebersihan dan kelestarian lingkungan terutama kelestarian
laut perlu dijaga, dengan membuang sampah pada tempatnya
dan tidak membuang sampah sembarangan di pantai, maupun
di laut. Pengelolaan sampah-sampah laut menjadi sangat
penting sebagai solusi untuk mengurangi pencemaran dan
menjaga kelestarian area sekitar pantai dan juga
keberlangsungan kehidupan laut di Pantai Parangtritis.
UCAPAN TERIMAKASIH
Gambar 8 Ecobrick
Sumber : Takaitu
Tidak hanya bermanfaat untuk membantu mengurangi
sampah dan masalah pemanasan global, Ecobrick juga
memiliki nilai ekonomis. Pembuat Ecobrick tidak hanya
menghemat dengan menggunakan Ecobrick sebagai
pengganti batu bata atau batako, tetapi juga dapat dijual di
berbagai platform penjualan online.
Ecobrick dibuat dari botol plastik umumnya berukuran
500 sampai 600 ml yang diisi dengan limbah non-biological
untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali
dan membantu mewujudkan slogan reduce-reuse. Dengan
Ecobrick, sampah plastic yang tersimpan di dalam botol akan
berguna dan mengurangi kegiatan pembakaran sampah plastik
yang dalam proses pembakarannya akan menghasilkan dan
melepaskan gas CO2 yang berpengaruh pada masalah
pemasanan global.
Terlaksananya penelitian mengenai pengembangan
potensi desa melalui sentra wisata dan pengelolaan sampah
dengan baik dan lancar tidak terlepas dari doa dan bantuan
dari semua individu yang bekerja sama serta berusaha sebaik
mungkin dalam proses penyelesaian kegiatan ini. Kami
sebagai Penulis berharap informasi yang terdapat dalam jurnal
ini bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat di Desa
Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
BPS Kabupaten Bantul, Kecamatan Kretek Dalam Angka 2020.
2020.
Kalurahan Parangtritis, “Website Kalurahan PARANGTRITIS.”
https://parangtritis.bantulkab.go.id/first (accessed Nov. 03, 2021).
Wikipedia, “Parangtritis, Kretek, Bantul - Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas,” 2021.
https://id.wikipedia.org/wiki/Parangtritis,_Kretek,_Bantul
(accessed Nov. 02, 2021).
Pengolah Sampah, “Sampah di Pantai Parangtritis Bisa Mencapai
20 Ton - Pengolah Sampah,” Jun. 27, 2017.
https://pengolahsampah.com/sampah-di-pantai-parangtritis-bisamencapai-20-ton/ (accessed Nov. 03, 2021).
S. Ma’arif, “Potensi Energi Listrik Hasil Gasifikasi Sampah
Organik dari Wisatawan di Pantai Parangtritis,” in Prosiding
Konferensi Nasional Engineering Perhotelan X, 2019, pp. 405–
409.
N. Andarwanto, “Daftar Isian Potensi Desa dan Kelurahan,” Nov.
486
Jurnal Atma Inovasia (JAI)
Vol. 2, No. 5, September 2022
Sentra Wisata dan Produk Hasil Pengolahan Sampah Desa Parangtritis
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
2020.
Dewi, “PANTAI PARANGTRITIS Tiket & Aktivitas Seru
November 2021 - TravelsPromo,” Oct. 21, 2021.
https://travelspromo.com/htm-wisata/pantai-parangtritis-bantul/
(accessed Nov. 12, 2021).
Traveloka Team, “Pantai Parangkusumo, Keindahan Panorama
Berbalut Legenda,” Jan. 12, 2020. https://www.traveloka.com/enid/explore/destination/pantai-parangkusumo-keindahanpanorama-berbalut-legenda/15863 (accessed Nov. 12, 2021).
N. Yuniar, “Pantai Parangkusumo dan kisah Kanjeng Ratu Kidul
- ANTARA News,” Aug. 15, 2020.
https://www.antaranews.com/berita/1670838/pantaiparangkusumo-dan-kisah-kanjeng-ratu-kidul (accessed Nov. 16,
2021).
JogjaKita, “Pemandian Air Hangat Parang Wedang, Badan segar
Cuma dengan 4.000.” https://jogjakita.co.id/pemandian-airhangat-parang-wedang/ (accessed Nov. 12, 2021).
I. Avicenna, “KKP | Kementerian Kelautan dan Perikanan,” Jun.
25, 2019. https://kkp.go.id/djprl/bkkpnkupang/artikel/11508pengelolaan-sampah-plastik-yang-mudah-dan-murah-melaluiEcobrick (accessed Nov. 15, 2021).
p-ISSN: 2775-9385
e-ISSN: 2775-9113
I Gede Nyoman Oka Triatmaja, prodi
Ekonomi Pembangunan, Fakultas Bisnis dan
Ekonomika,
Universitas
Atma
Jaya
Yogyakarta.
Batara Raja Damanik, prodi Teknik
Informatika, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Nico Nathanael Sugiarto, prodi Teknik
Informatika, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
PENULIS
Deni Indra Jaya, prodi Manajemen, Fakultas
Bisnis dan Ekonomika, Universitas Atma
Jaya Yogyakarta.
Api Adyantari, S.A., M.B.A., Dosen prodi
Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ekonomika,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Maria Alvalin Harvidia Puspanti, prodi
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Atma Jaya Yogyakarta.
Pasifikus Agleandre Swara Refmasio,
prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Andreanus Figo Mulia Handoyo, prodi
Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ekonomika,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Ni Komang Apriliani Selumbung, prodi
Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Elizabeth Narastya Arruma, prodi
Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Gabriella Maylenia Tri Eriyana, prodi Ilmu
Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Atma
Jaya Yogyakarta.
487