The Implementation of PermenLHK No 21/2015 deal with the administration of forest product in gov... more The Implementation of PermenLHK No 21/2015 deal with the administration of forest product in government forest area as legal procedure in forest product administration caused by the administration procedure. The study was conducted by the evaluation of existing regulation, especially related to administration procedure in wood product from people forest. The result of the research showed that the implementation of Permen LHK No 21/2015 generallay, the implementation has not optimum and in some cases has to be revised such as the quality of the main resources, transportation letten/document “SKAU”, the condition for wood species, especially if the species unlisted in Permen LHK No 55/2006 , monitoring for the staff which are responsible for the administration process. In order to solve those problems, the local forestry service has been given the authority to set the special regulation of forest product from people forest. The economic approach on sustainability approach was one of the choice in the administration of forest product from people forest. Therefore the administration for wood product from people forest become affective and efficient.
Nipa (Nypa fruticans WURMB) classified in Palma family and grow in riptide area. This Research ai... more Nipa (Nypa fruticans WURMB) classified in Palma family and grow in riptide area. This Research aims to know active Chemical compounds in Nipa root. We Hope that this Research will provide new information about active Chemical compounds in Nipa root, so that we can improve the benefit value of Nipa as One of the medicinal herb. Nipa root samples is taken in Tanah Bumbu District, samples examined in Laboratory of F-MIPA UNLAM. The observed parameters in thus Chemical Test are the active Chemical compounds: alkaloid, steroid, triterpenoid, flavonoid, and tannin. The Content of active Chemical compound is presented in Table and concluded descriptively. The Result of active Chemical compound consist in Nipa's root shows that Alkaloid, Steroid, Triterpenoid, Flavonoid , and tannin compound is do contains in Nipa root. This active Chemical compound in Nipa root can be Led as the basic Chemical informative to utilize Nipa root as analgesics Medical for such disease. ABSTRAK. Nipah (nypa fruticans WURMB) merupakan tumbuhan yang termasuk famili Palmae dan tumbuh di daerah pasang surut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa-senyawa kimia aktif pada akar nipah. Manfaat dari penelitian ini untuk memberikan informasi baru tentang senyawa aktif yang terdapat pada akar nipah, sehingga dapat meningkatkan nilai guna dan manfaat tumbuhan nipah sebagai salah satu tanaman obat. Pengambilan sample akar nipah dilakukan Kabupaten Tanah Bumbu sedangkan pengujian sample akar nipah dilakukan di Laboratorium F-MIFA UNLAM. Parameter-parameter yang diamati pada pengujian kimia tersebut adalah senyawa-senyawa kimia aktif yaitu alkaloid, steroid, triterpenoid flavonoid, dan tanin. Data hasil uji kandungan senyawa kimia aktif ditabulasi dan disimpulkan secara diskriptif. Hasil pengujian terhadap senyawa kimia aktif yang terkandung dalam akar Nifah ini menunjukan bahwa senyawa Alkaloid, Steroid, Triterpenoid, Flavonoid , dan tanin memang dikandung oleh akar nipah. Senyawa kimia aktif yang dikandung akar nipah ini dapat dijadikan sebagai dasar pemanfaatan akar nipah untuk obat analgetik beberapa penyakit.
Forest resources have the potential multi function that can provide economic benefits, environmen... more Forest resources have the potential multi function that can provide economic benefits, environmental and social well-being of mankind. The existence of multiple functions in terms of economic, ecological and social have put Natural Resources (SDA) is an important part of many contributors to national development in realizing the overall prosperity of the people of Indonesia. The benefits derived from timber and non-timber and ecotourism. Forest products have the potential and very important role for the formation of economic activities that are labor intensive in order to create a cottage industry that a lot of absorbing manpower and strengthening the joints of the rural economy. Diversity of forest products is a major force for the provision of a wide range of green goods product, product services and the development of diversified products and services of forest resources. In line with the above efforts, it is necessary to held an international seminar on innovation and commercialization for forest products with the title “The 1st International Conference on Innovation and commercialization of the Forest Products”. Hopefully, by the seminar, researchers, bureaucracy, practitioners, industry, business and policy makers related to the business development of forest products can come together to share research experiences, ideas and concepts as well as business experience relating to innovation and the commercialization of products Forest.
Perhutanan sosial merupakan pilar utama bagi masyarakat
untuk berpartisipasi aktif dalam pengelol... more Perhutanan sosial merupakan pilar utama bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan hutan secara lestari yang mensinergikan antara sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan. Secara empiris banyak bukti menunjukkan pengelolaan hutan oleh masyarakat telah mampu meningkatkan kesejahteraan mereka, dan memperbaiki serta mempertahankan lingkungan hidup yang lebih baik. Secara teknis, perhutanan sosial berbasis agroforestri telah ter bukti d apat meng emb alikan f un gs i hutan , keanekaragaman hayati, sekaligus membuka kesempatan berusaha dan peningkatan pendapatan masyarakat. Program W-Bridge di Kalimatan Selatan salah satu model hutan kemasyaratan yang menerapkan teknologi agroforestri di hutan lindung merupakan implementasi dari Perhutanan Sosial dengan melibatkan parapihak. Dalam rangka berbagi pengalaman implementasi W-Bridge, dan memperkaya hasil-hasil penelitian dan pemikiran serta pengalaman maka Seminar Nasional Perhutanan Sosial ini dilaksanakan.
Abstrak Kawasan hutan yang berada dalam wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Kual... more Abstrak Kawasan hutan yang berada dalam wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Kuala Lupak merupakan tipe hutan rawa. Hutan rawa sebagai salah satu tipe hutan yang ada di Indonesia mempunyai peranan yang penting dan strategis karena keunikan lokasinya, karakteristik hutan dan gambutnya, kekayaan dan keanekaragaman flora dan faunanya serta fungsinya dalam ekosistem global. Walaupun demikian, kondisi kehidupan ekonomi masyarakat yang mendiami wilayah-wilayah hutan rawa pada umumnya tergolong miskin dan bergantung hidupnya dengan hutan. Konsekuensi dari rendahnya pendapatan adalah masyarakat semakin tergantung pada sumber daya lahan, semakin sulit mengembangkan potensi diri, standar minimal kebutuhan masyarakat sulit terpenuhi, dan pada akhirnya masyarakat kurang dapat berpartisipasi dalam program pembangunan. Upaya pemberdayaan masyarakat merupakan cara untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat dalam rangka pengelolaan hutan lestari dan masyarakat sejahtera. Agar kegiatan pemberdayaan dapat lebih terarah diperlukan suatu model pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan rawa bergambut. Penelitian ini bertujuan untuk (a) mengidentifikasi kondisi modal sumberdaya di wilayah KPHK Kuala Lupak, (b) mengkaji perilaku masyarakat dalam rangka pengelolaan hutan di wilayah KPHK Kuala Lupak, dan (c) merumuskan model pemberdayaan masyarakat di di wilayah KPHK Kuala Lupak dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan kelestarian hutan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kombinasi antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Pembahasan hasil analisis penelitian kuantitatif akan dapat lebih mendalam dan tidak kering jika dikombinasikan dengan hasil analisis penelitian kualitatif. Dengan kombinasi ini, akan memberikan pemahaman yang lebih luas terhadap masalah-masalah penelitian. Penelitian dilaksanakan di desa-desa di wilayah KPHK Kuala Lupak yang mempunyai karakteristik lahan hutan rawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup baik dalam pengelolaan hutan, namun dari aspek sikap (afektif) masih tergolong rendah. Untuk mengoptimalkan peran masyarakat maka model pemberdayaan harus mengarah kepada pembentukan perilaku positif masyarakat untuk mengelola sumberdaya hutan. Model ini dilakukan dengan memperkuat modal sumberdaya di satu sisi dan pelaku pemberdayaan di sisi lain. Keduanya harus dimediasi oleh proses pemberdayaan hingga dapat meningkatkan keberdayaan masyarakat. Model ini disebut dengan Model Pemberdayaan Perhutanan Sosial Berbasis Pembelajaran.
Kawasan hutan yang berada dalam wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Kuala Lupak ... more Kawasan hutan yang berada dalam wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Kuala Lupak merupakan tipe hutan rawa. Hutan rawa sebagai salah satu tipe hutan yang ada di Indonesia mempunyai peranan yang penting dan strategis karena keunikan lokasinya, karakteristik hutan dan gambutnya, kekayaan dan keanekaragaman flora dan faunanya serta fungsinya dalam ekosistem global. Walaupun demikian, kondisi kehidupan ekonomi masyarakat yang mendiami wilayah-wilayah hutan rawa pada umumnya tergolong miskin dan bergantung hidupnya dengan hutan. Konsekuensi dari rendahnya pendapatan adalah masyarakat semakin tergantung pada sumber daya lahan, semakin sulit mengembangkan potensi diri, standar minimal kebutuhan masyarakat sulit terpenuhi, dan pada akhirnya masyarakat kurang dapat berpartisipasi dalam program pembangunan. Upaya pemberdayaan masyarakat merupakan cara untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat dalam rangka pengelolaan hutan lestari dan masyarakat sejahtera. Agar kegiatan pemberdayaan dapat lebih terarah diperlukan suatu model pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan rawa bergambut. Penelitian ini bertujuan untuk (a) mengidentifikasi kondisi modal sumberdaya di wilayah KPHK Kuala Lupak, (b) mengkaji interaksi masyarakat di dalam dan sekitar hutan di wilayah KPHK Kuala Lupak dengan sumberdaya hutan, (c) mendeskripsikan implementasi program pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan di wilayah KPHK Kuala Lupak, (d) mengevaluasi program pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan di wilayah KPHK Kuala Lupak, dan merumuskan model pemberdayaan masyarakat di di wilayah KPHK Kuala Lupak Kuala Lupak dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan kelestarian hutan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kombinasi antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Pembahasan hasil analisis penelitian kuantitatif akan dapat lebih mendalam dan tidak kering jika dikombinasikan dengan hasil analisis penelitian kualitatif. Dengan kombinasi ini, akan memberikan pemahaman yang lebih luas terhadap masalah-masalah penelitian. Penelitian akan dilaksanakan di desa-desa di wilayah KPHK Kuala Lupak yang mempunyai karakteristik lahan hutan rawa. Luaran penelitian terdiri atas luaran wajib dan luaran tambahan. Luaran wajib pada tahun pertama berupa publikasi ilmiah dalam jurnal International Journal of Science and Research (IJSR) dengan Impact Factor (IF) 3.358, menjadi penyaji dalam seminar nasional, dan draft Buku Ajar.
Fauna burung Kalimantan khas berasal dari Asia dan mirip dengan yang terdapat di Semenanjung Mala... more Fauna burung Kalimantan khas berasal dari Asia dan mirip dengan yang terdapat di Semenanjung Malaya dan Sumatera, terdapat 8 jenis Hornbill, Woodpecker 18 jenis, Pyta 13 jenis. Kalimantan memiliki 420 jenis burung penetap,dan 37 jenis diantaranya merupakan jenis endemic. Keberadaan berbagai jenis satwaliar dihabitat alaminya mempnyai peran ekologis yang terkait satu dengan yang lain dan sangat penting bagi kehidupan.
The Implementation of PermenLHK No 21/2015 deal with the administration of forest product in gov... more The Implementation of PermenLHK No 21/2015 deal with the administration of forest product in government forest area as legal procedure in forest product administration caused by the administration procedure. The study was conducted by the evaluation of existing regulation, especially related to administration procedure in wood product from people forest. The result of the research showed that the implementation of Permen LHK No 21/2015 generallay, the implementation has not optimum and in some cases has to be revised such as the quality of the main resources, transportation letten/document “SKAU”, the condition for wood species, especially if the species unlisted in Permen LHK No 55/2006 , monitoring for the staff which are responsible for the administration process. In order to solve those problems, the local forestry service has been given the authority to set the special regulation of forest product from people forest. The economic approach on sustainability approach was one of the choice in the administration of forest product from people forest. Therefore the administration for wood product from people forest become affective and efficient.
Nipa (Nypa fruticans WURMB) classified in Palma family and grow in riptide area. This Research ai... more Nipa (Nypa fruticans WURMB) classified in Palma family and grow in riptide area. This Research aims to know active Chemical compounds in Nipa root. We Hope that this Research will provide new information about active Chemical compounds in Nipa root, so that we can improve the benefit value of Nipa as One of the medicinal herb. Nipa root samples is taken in Tanah Bumbu District, samples examined in Laboratory of F-MIPA UNLAM. The observed parameters in thus Chemical Test are the active Chemical compounds: alkaloid, steroid, triterpenoid, flavonoid, and tannin. The Content of active Chemical compound is presented in Table and concluded descriptively. The Result of active Chemical compound consist in Nipa's root shows that Alkaloid, Steroid, Triterpenoid, Flavonoid , and tannin compound is do contains in Nipa root. This active Chemical compound in Nipa root can be Led as the basic Chemical informative to utilize Nipa root as analgesics Medical for such disease. ABSTRAK. Nipah (nypa fruticans WURMB) merupakan tumbuhan yang termasuk famili Palmae dan tumbuh di daerah pasang surut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa-senyawa kimia aktif pada akar nipah. Manfaat dari penelitian ini untuk memberikan informasi baru tentang senyawa aktif yang terdapat pada akar nipah, sehingga dapat meningkatkan nilai guna dan manfaat tumbuhan nipah sebagai salah satu tanaman obat. Pengambilan sample akar nipah dilakukan Kabupaten Tanah Bumbu sedangkan pengujian sample akar nipah dilakukan di Laboratorium F-MIFA UNLAM. Parameter-parameter yang diamati pada pengujian kimia tersebut adalah senyawa-senyawa kimia aktif yaitu alkaloid, steroid, triterpenoid flavonoid, dan tanin. Data hasil uji kandungan senyawa kimia aktif ditabulasi dan disimpulkan secara diskriptif. Hasil pengujian terhadap senyawa kimia aktif yang terkandung dalam akar Nifah ini menunjukan bahwa senyawa Alkaloid, Steroid, Triterpenoid, Flavonoid , dan tanin memang dikandung oleh akar nipah. Senyawa kimia aktif yang dikandung akar nipah ini dapat dijadikan sebagai dasar pemanfaatan akar nipah untuk obat analgetik beberapa penyakit.
Forest resources have the potential multi function that can provide economic benefits, environmen... more Forest resources have the potential multi function that can provide economic benefits, environmental and social well-being of mankind. The existence of multiple functions in terms of economic, ecological and social have put Natural Resources (SDA) is an important part of many contributors to national development in realizing the overall prosperity of the people of Indonesia. The benefits derived from timber and non-timber and ecotourism. Forest products have the potential and very important role for the formation of economic activities that are labor intensive in order to create a cottage industry that a lot of absorbing manpower and strengthening the joints of the rural economy. Diversity of forest products is a major force for the provision of a wide range of green goods product, product services and the development of diversified products and services of forest resources. In line with the above efforts, it is necessary to held an international seminar on innovation and commercialization for forest products with the title “The 1st International Conference on Innovation and commercialization of the Forest Products”. Hopefully, by the seminar, researchers, bureaucracy, practitioners, industry, business and policy makers related to the business development of forest products can come together to share research experiences, ideas and concepts as well as business experience relating to innovation and the commercialization of products Forest.
Perhutanan sosial merupakan pilar utama bagi masyarakat
untuk berpartisipasi aktif dalam pengelol... more Perhutanan sosial merupakan pilar utama bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan hutan secara lestari yang mensinergikan antara sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan. Secara empiris banyak bukti menunjukkan pengelolaan hutan oleh masyarakat telah mampu meningkatkan kesejahteraan mereka, dan memperbaiki serta mempertahankan lingkungan hidup yang lebih baik. Secara teknis, perhutanan sosial berbasis agroforestri telah ter bukti d apat meng emb alikan f un gs i hutan , keanekaragaman hayati, sekaligus membuka kesempatan berusaha dan peningkatan pendapatan masyarakat. Program W-Bridge di Kalimatan Selatan salah satu model hutan kemasyaratan yang menerapkan teknologi agroforestri di hutan lindung merupakan implementasi dari Perhutanan Sosial dengan melibatkan parapihak. Dalam rangka berbagi pengalaman implementasi W-Bridge, dan memperkaya hasil-hasil penelitian dan pemikiran serta pengalaman maka Seminar Nasional Perhutanan Sosial ini dilaksanakan.
Abstrak Kawasan hutan yang berada dalam wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Kual... more Abstrak Kawasan hutan yang berada dalam wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Kuala Lupak merupakan tipe hutan rawa. Hutan rawa sebagai salah satu tipe hutan yang ada di Indonesia mempunyai peranan yang penting dan strategis karena keunikan lokasinya, karakteristik hutan dan gambutnya, kekayaan dan keanekaragaman flora dan faunanya serta fungsinya dalam ekosistem global. Walaupun demikian, kondisi kehidupan ekonomi masyarakat yang mendiami wilayah-wilayah hutan rawa pada umumnya tergolong miskin dan bergantung hidupnya dengan hutan. Konsekuensi dari rendahnya pendapatan adalah masyarakat semakin tergantung pada sumber daya lahan, semakin sulit mengembangkan potensi diri, standar minimal kebutuhan masyarakat sulit terpenuhi, dan pada akhirnya masyarakat kurang dapat berpartisipasi dalam program pembangunan. Upaya pemberdayaan masyarakat merupakan cara untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat dalam rangka pengelolaan hutan lestari dan masyarakat sejahtera. Agar kegiatan pemberdayaan dapat lebih terarah diperlukan suatu model pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan rawa bergambut. Penelitian ini bertujuan untuk (a) mengidentifikasi kondisi modal sumberdaya di wilayah KPHK Kuala Lupak, (b) mengkaji perilaku masyarakat dalam rangka pengelolaan hutan di wilayah KPHK Kuala Lupak, dan (c) merumuskan model pemberdayaan masyarakat di di wilayah KPHK Kuala Lupak dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan kelestarian hutan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kombinasi antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Pembahasan hasil analisis penelitian kuantitatif akan dapat lebih mendalam dan tidak kering jika dikombinasikan dengan hasil analisis penelitian kualitatif. Dengan kombinasi ini, akan memberikan pemahaman yang lebih luas terhadap masalah-masalah penelitian. Penelitian dilaksanakan di desa-desa di wilayah KPHK Kuala Lupak yang mempunyai karakteristik lahan hutan rawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup baik dalam pengelolaan hutan, namun dari aspek sikap (afektif) masih tergolong rendah. Untuk mengoptimalkan peran masyarakat maka model pemberdayaan harus mengarah kepada pembentukan perilaku positif masyarakat untuk mengelola sumberdaya hutan. Model ini dilakukan dengan memperkuat modal sumberdaya di satu sisi dan pelaku pemberdayaan di sisi lain. Keduanya harus dimediasi oleh proses pemberdayaan hingga dapat meningkatkan keberdayaan masyarakat. Model ini disebut dengan Model Pemberdayaan Perhutanan Sosial Berbasis Pembelajaran.
Kawasan hutan yang berada dalam wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Kuala Lupak ... more Kawasan hutan yang berada dalam wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Kuala Lupak merupakan tipe hutan rawa. Hutan rawa sebagai salah satu tipe hutan yang ada di Indonesia mempunyai peranan yang penting dan strategis karena keunikan lokasinya, karakteristik hutan dan gambutnya, kekayaan dan keanekaragaman flora dan faunanya serta fungsinya dalam ekosistem global. Walaupun demikian, kondisi kehidupan ekonomi masyarakat yang mendiami wilayah-wilayah hutan rawa pada umumnya tergolong miskin dan bergantung hidupnya dengan hutan. Konsekuensi dari rendahnya pendapatan adalah masyarakat semakin tergantung pada sumber daya lahan, semakin sulit mengembangkan potensi diri, standar minimal kebutuhan masyarakat sulit terpenuhi, dan pada akhirnya masyarakat kurang dapat berpartisipasi dalam program pembangunan. Upaya pemberdayaan masyarakat merupakan cara untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat dalam rangka pengelolaan hutan lestari dan masyarakat sejahtera. Agar kegiatan pemberdayaan dapat lebih terarah diperlukan suatu model pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan rawa bergambut. Penelitian ini bertujuan untuk (a) mengidentifikasi kondisi modal sumberdaya di wilayah KPHK Kuala Lupak, (b) mengkaji interaksi masyarakat di dalam dan sekitar hutan di wilayah KPHK Kuala Lupak dengan sumberdaya hutan, (c) mendeskripsikan implementasi program pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan di wilayah KPHK Kuala Lupak, (d) mengevaluasi program pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan di wilayah KPHK Kuala Lupak, dan merumuskan model pemberdayaan masyarakat di di wilayah KPHK Kuala Lupak Kuala Lupak dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan kelestarian hutan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kombinasi antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Pembahasan hasil analisis penelitian kuantitatif akan dapat lebih mendalam dan tidak kering jika dikombinasikan dengan hasil analisis penelitian kualitatif. Dengan kombinasi ini, akan memberikan pemahaman yang lebih luas terhadap masalah-masalah penelitian. Penelitian akan dilaksanakan di desa-desa di wilayah KPHK Kuala Lupak yang mempunyai karakteristik lahan hutan rawa. Luaran penelitian terdiri atas luaran wajib dan luaran tambahan. Luaran wajib pada tahun pertama berupa publikasi ilmiah dalam jurnal International Journal of Science and Research (IJSR) dengan Impact Factor (IF) 3.358, menjadi penyaji dalam seminar nasional, dan draft Buku Ajar.
Fauna burung Kalimantan khas berasal dari Asia dan mirip dengan yang terdapat di Semenanjung Mala... more Fauna burung Kalimantan khas berasal dari Asia dan mirip dengan yang terdapat di Semenanjung Malaya dan Sumatera, terdapat 8 jenis Hornbill, Woodpecker 18 jenis, Pyta 13 jenis. Kalimantan memiliki 420 jenis burung penetap,dan 37 jenis diantaranya merupakan jenis endemic. Keberadaan berbagai jenis satwaliar dihabitat alaminya mempnyai peran ekologis yang terkait satu dengan yang lain dan sangat penting bagi kehidupan.
Uploads
Papers by Hamdani Fauzi
In line with the above efforts, it is necessary to held an international seminar on innovation and commercialization for forest products with the title “The 1st International Conference on Innovation and commercialization of the Forest Products”. Hopefully, by the seminar, researchers, bureaucracy, practitioners, industry, business and policy makers related to the business development of forest products can come together to share research experiences, ideas and concepts as well as business experience relating to innovation and the commercialization of products Forest.
untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan hutan secara
lestari yang mensinergikan antara sosial budaya, ekonomi,
dan lingkungan. Secara empiris banyak bukti menunjukkan
pengelolaan hutan oleh masyarakat telah mampu
meningkatkan kesejahteraan mereka, dan memperbaiki
serta mempertahankan lingkungan hidup yang lebih baik.
Secara teknis, perhutanan sosial berbasis agroforestri telah
ter bukti d apat meng emb alikan f un gs i hutan ,
keanekaragaman hayati, sekaligus membuka kesempatan
berusaha dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Program W-Bridge di Kalimatan Selatan salah satu model
hutan kemasyaratan yang menerapkan teknologi
agroforestri di hutan lindung merupakan implementasi dari
Perhutanan Sosial dengan melibatkan parapihak. Dalam
rangka berbagi pengalaman implementasi W-Bridge, dan
memperkaya hasil-hasil penelitian dan pemikiran serta
pengalaman maka Seminar Nasional Perhutanan Sosial ini dilaksanakan.
Upaya pemberdayaan masyarakat merupakan cara untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat dalam rangka pengelolaan hutan lestari dan masyarakat sejahtera. Agar kegiatan pemberdayaan dapat lebih terarah diperlukan suatu model pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan rawa bergambut.
Penelitian ini bertujuan untuk (a) mengidentifikasi kondisi modal sumberdaya di wilayah KPHK Kuala Lupak, (b) mengkaji interaksi masyarakat di dalam dan sekitar hutan di wilayah KPHK Kuala Lupak dengan sumberdaya hutan, (c) mendeskripsikan implementasi program pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan di wilayah KPHK Kuala Lupak, (d) mengevaluasi program pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan di wilayah KPHK Kuala Lupak, dan merumuskan model pemberdayaan masyarakat di di wilayah KPHK Kuala Lupak Kuala Lupak dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan kelestarian hutan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kombinasi antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Pembahasan hasil analisis penelitian kuantitatif akan dapat lebih mendalam dan tidak kering jika dikombinasikan dengan hasil analisis penelitian kualitatif. Dengan kombinasi ini, akan memberikan pemahaman yang lebih luas terhadap masalah-masalah penelitian. Penelitian akan dilaksanakan di desa-desa di wilayah KPHK Kuala Lupak yang mempunyai karakteristik lahan hutan rawa.
Luaran penelitian terdiri atas luaran wajib dan luaran tambahan. Luaran wajib pada tahun pertama berupa publikasi ilmiah dalam jurnal International Journal of Science and Research (IJSR) dengan Impact Factor (IF) 3.358, menjadi penyaji dalam seminar nasional, dan draft Buku Ajar.
In line with the above efforts, it is necessary to held an international seminar on innovation and commercialization for forest products with the title “The 1st International Conference on Innovation and commercialization of the Forest Products”. Hopefully, by the seminar, researchers, bureaucracy, practitioners, industry, business and policy makers related to the business development of forest products can come together to share research experiences, ideas and concepts as well as business experience relating to innovation and the commercialization of products Forest.
untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan hutan secara
lestari yang mensinergikan antara sosial budaya, ekonomi,
dan lingkungan. Secara empiris banyak bukti menunjukkan
pengelolaan hutan oleh masyarakat telah mampu
meningkatkan kesejahteraan mereka, dan memperbaiki
serta mempertahankan lingkungan hidup yang lebih baik.
Secara teknis, perhutanan sosial berbasis agroforestri telah
ter bukti d apat meng emb alikan f un gs i hutan ,
keanekaragaman hayati, sekaligus membuka kesempatan
berusaha dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Program W-Bridge di Kalimatan Selatan salah satu model
hutan kemasyaratan yang menerapkan teknologi
agroforestri di hutan lindung merupakan implementasi dari
Perhutanan Sosial dengan melibatkan parapihak. Dalam
rangka berbagi pengalaman implementasi W-Bridge, dan
memperkaya hasil-hasil penelitian dan pemikiran serta
pengalaman maka Seminar Nasional Perhutanan Sosial ini dilaksanakan.
Upaya pemberdayaan masyarakat merupakan cara untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat dalam rangka pengelolaan hutan lestari dan masyarakat sejahtera. Agar kegiatan pemberdayaan dapat lebih terarah diperlukan suatu model pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan rawa bergambut.
Penelitian ini bertujuan untuk (a) mengidentifikasi kondisi modal sumberdaya di wilayah KPHK Kuala Lupak, (b) mengkaji interaksi masyarakat di dalam dan sekitar hutan di wilayah KPHK Kuala Lupak dengan sumberdaya hutan, (c) mendeskripsikan implementasi program pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan di wilayah KPHK Kuala Lupak, (d) mengevaluasi program pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan di wilayah KPHK Kuala Lupak, dan merumuskan model pemberdayaan masyarakat di di wilayah KPHK Kuala Lupak Kuala Lupak dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan kelestarian hutan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kombinasi antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Pembahasan hasil analisis penelitian kuantitatif akan dapat lebih mendalam dan tidak kering jika dikombinasikan dengan hasil analisis penelitian kualitatif. Dengan kombinasi ini, akan memberikan pemahaman yang lebih luas terhadap masalah-masalah penelitian. Penelitian akan dilaksanakan di desa-desa di wilayah KPHK Kuala Lupak yang mempunyai karakteristik lahan hutan rawa.
Luaran penelitian terdiri atas luaran wajib dan luaran tambahan. Luaran wajib pada tahun pertama berupa publikasi ilmiah dalam jurnal International Journal of Science and Research (IJSR) dengan Impact Factor (IF) 3.358, menjadi penyaji dalam seminar nasional, dan draft Buku Ajar.